• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan Hijauan di Pematang Sawah di Desa Cihideung Udik, Cibitung Tengah, dan Situ Udik, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemanfaatan Hijauan di Pematang Sawah di Desa Cihideung Udik, Cibitung Tengah, dan Situ Udik, Kabupaten Bogor, Jawa Barat"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN HIJAUAN DI PEMATANG SAWAH DI

DESA CIHIDEUNG UDIK, CIBITUNG TENGAH, DAN

SITU UDIK, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

REVILLYDITA DWI MAHARANI PUTRI

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pemanfaatan Hijauan di Pematang Sawah di Desa Cihideung Udik, Cibitung Tengah, dan Situ Udik, Kabupaten Bogor, Jawa Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

REVILLYDITA DWI MAHARANI PUTRI. Pemanfaatan Hijauan di Pematang Sawah di Desa Cihideung Udik, Cibitung Tengah dan Situ Udik, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dibimbing oleh ASEP TATA PERMANA dan MUHAMMAD AGUS SETIANA.

Pematang sawah memiliki potensi yang cukup besar untuk hijauan pakan ternak. Hijauan yang tumbuh di sekitar pematang sawah sudah banyak dimanfaatkan oleh peternak, terlihat dari masyarakat sekitar yang mengarit di pematang sawah. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi hijauan di pematang sawah sebagai sumber hijauan pakan ternak dan pemetaan potensi hijauan lokal serta mengevaluasi perubahan pematang sawah. Penelitian ini menggunakan metode analisis komposisi botani, analisis vegetasi, kapasitas peningkatan populasi ternak ruminansia, dan pemetaan wilayah. Hasil dari analisis komposisi botani menunjukkan bahwa hijauan Eleusine indica (L.) Gaertn., Ageratum conyzoides L., dan Axonopus compressus (Sw.) P. Beauv. menempati 3 peringkat utama. Hasil dari analisis vegetasi jenis Eleusine indica (L.) Gaertn. mendominasi di 3 desa tersebut. Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan di pematang sawah di Desa Cihideung Udik, Cibitung Tengah, dan Situ Udik adalah Brachiaria mutica (Forsk.) Stapf., Pennisetum purpureum Schumaker., dan Eleusine indica (L.) Gaertn. merupakan jenis hijauan yang potensial untuk hijauan pakan.

Kata kunci: analisis komposisi botani, geografis informasi sistem, hijauan makanan ternak, pematang sawah

ABSTRACT

REVILLYDITA DWI MAHARANI PUTRI.The Utilization of Forage along dike in Rice Field in the of Villages Cihideung Udik, Cibitung Tengah and Situ Udik, Bogor District, West Java. Supervised by ASEP TATA PERMANA and MUHAMMAD AGUS SETIANA.

Dike in is considerable as forage potency. Forage growing around the dike in has been used by farmers, depend on people who sickling in the dike in. This study aimed to evaluate the potential of forage in dike in as forage source and potency local forage mapping also to evaluate the dike in changes. This study used botanical composition analysis, vegetation analysis, capacity improvement of ruminant livestock population, and area mapping. The results of botanical composition showed that Eleusine indica (L.) Gaertn., Ageratum conyzoides L., and Axonopus compressus (Sw.) P. Beauv. were the top three. The conclusion of the research conducted in the dike in at Cihideung Udik, Cibitung Tengah, and Situ Udik village are Brachiaria mutica (Forsk.) Stapf., Pennisetum purpureum Schumaker., and Eleusine indica (L.) Gaertn. are potential as forages source. Keywords: botanical composition, geographic information system, forage

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan

pada

Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan

PEMANFAATAN HIJAUAN DI PEMATANG SAWAH DI

DESA CIHIDEUNG UDIK, CIBITUNG TENGAH, DAN

SITU UDIK, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

REVILLYDITA DWI MAHARANI PUTRI

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Pemanfaatan Hijauan di Pematang Sawah di Desa Cihideung Udik, Cibitung Tengah, dan Situ Udik, Kabupaten Bogor, Jawa

Barat

Nama : Revillydita Dwi Maharani Putri NIM : D24090009

Disetujui oleh

Ir Asep Tata Permana, MSc Pembimbing I

Ir Muhammad Agus Setiana, MS Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Panca Dewi MHK, MSi Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Agustus sampai Oktober 2013 ini ialah potensi hijauan pakan, dengan judul Pemanfaatan Hijauan di Pematang Sawah di Desa Cihideung Udik, Cibitung Tengah, dan Situ Udik, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pematang sawah sudah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sebagai sumber hijauan pakan. Ternak yang dipelihara oleh petenak di tiga desa sebagian besar adalah domba.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, namun demikian semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

METODE 2

Lokasi dan Waktu Penelitian 2

Bahan dan Alat 2

Prosedur Penelitian 2

Analisis Data 3

HASIL DAN PEMBAHASAN 5

Gambaran Umum Wilayah 5

Karakteristik Peternak 7

Komposisi Botani di Pematang Sawah 7

Analisis Vegetasi di Pematang Sawah 13

Kapasitas Peningkatan Populasi Ternak Ruminansia 16

SIMPULAN DAN SARAN 17

Simpulan 17

Saran 17

DAFTAR PUSTAKA 18

LAMPIRAN 22

RIWAYAT HIDUP 23

(10)

DAFTAR TABEL

1 Perhitungan analisis vegetasi 4

2 Sumber hijauan makanan ternak dan nilai konversi kesetaraan 5 3 Karakteristik peternak menurut umur, pendidikan, dan pekerjaan

utama 7

4 Komposisi botani Desa Cihideung Udik 8

5 Komposisi botani Desa Cibitung Tengah 8

6 Komposisi botani Desa Situ Udik 11

7 INP vegetasi di Desa Cihideung Udik 13

8 INP vegetasi di Desa Cibitung Tengah 14

9 INP vegetasi di Desa Situ Udik 14

10 Indeks dominansi, keanekaragaman, kekayaan, dan kemerataan jenis 15

11 Indeks kesamaan komunitas (IS) 15

12 Hasil kapasitas peningkatan populasi ternak ruminansia 16 13 Potensi produksi hijauan dan kapasitas tampung di pematang sawah 16 14 Persentase luas pematang dibandingkan dengan luas sawah 17

DAFTAR GAMBAR

1 Peta lokasi Kecamatan Ciampea, Tenjolaya, dan Cibungbulang 6

2 Peta pengamatan Desa Cihideung Udik 9

3 Peta Pengamatan Desa Cibitung Tengah 10

4 Hijauan dominan di pematang sawah (a) E. indica (L.) Gaertn., (b)

A.conyzoides L., (c) A.compressus (Sw.) P. Beauv. 11

5 Peta Pengamatan Desa Situ Udik 12

DAFTAR LAMPIRAN

1 Perhitungan komposisi botani di Desa Cihideung Udik 20 2 Perhitungan komposisi botani di Desa Cibitung Tengah 20 3 Perhitungan komposisi botani di Desa Situ Udik 21 4 Contoh perhitungan potensi produksi hijauan dan kapasitas tampung

di pematang sawah 21

5 Perhitungan jumlah ternak (ST) di pematang sawah 21

6 Perhitungan konversi luas pematang 22

7 Kuesioner peternak 22

(11)

PENDAHULUAN

Indonesia sebagai negara agraris memiliki sumber daya alam yang melimpah. Pertanian merupakan salah satu mata pencaharian utama masyarakat Indonesia, tercatat bahwa pada tahun 2013 jumlah rumah tangga usaha pertanian di Indonesia mencapai 26 135 469 unit (BPS 2013). Akan tetapi, seiring dengan berkembangnya zaman lahan untuk pertanian semakin menyempit digantikan oleh pembangunan perumahan penduduk dan gedung-gedung. Tercatat bahwa pada tahun 1996 luas sawah di Indonesia mencapai 8.52 juta ha (Abdurahman 2005) namun mengalami penyusutan pada tahun 2011 luas sawah Indonesia menjadi 8.09 juta ha (BPS 2012), sehingga terjadi penyusutan sebesar 2.87% pertahun.

Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten yang memiliki sektor pertanian yang cukup besar. Tercatat bahwa pada tahun 2013 rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bogor mencapai 204 437 unit (BPS 2013). Pertanian adalah suatu kegiatan manusia yang termasuk di dalamnya yaitu bercocok tanam, peternakan, perikanan, dan juga kehutanan. Sawah adalah suatu bentuk pertanian yang dilakukan di lahan basah dan memerlukan banyak air baik sawah irigasi, sawah lebak, sawah tadah hujan, maupun sawah pasang surut (Godam 2009). Pada tahun 2011 terdapat 48 196 ha sawah yang ada di Kabupaten Bogor (BPS 2012). Areal sawah memiliki pematang yang digunakan sebagai batas wilayah, sebagai penahan air dan sebagai jalan untuk aktivitas petani, di area ini ditumbuhi berbagai macam hijauan yang jarang digunakan oleh petani. Peternakan yang merupakan subsektor pertanian dapat memanfaatkan hijauan tersebut sebagai sumber pakan ternak. Hal ini dikarenakan lahan untuk membudidayakan tanaman pakan mulai berkurang.

Faktor sumberdaya lahan berkaitan erat dengan usaha pengembangan ternak ruminansia sebagai tempat hidup dan sebagai penghasil hijauan makanan ternak (Suratman et al. 1998). Menurut Reksohadiprodjo (1985) hijauan pakan adalah segala bahan makanan yang tergolong pakan kasar yang berasal dari permanen bagian vegetatif tanaman yang berupa bagian hijau yang meliputi daun, batang, kemungkinan juga sedikit bercampur bagian generatif, utamanya sebagai sumber makanan ternak ruminansia. Pakan utama ternak ruminansia merupakan hijauan pakan. Namun kendala utama penyediaan hijauan pakan adalah semakin terbatasnya lahan yang dapat digunakan untuk tanaman hijauan makanan ternak. Selain itu, sebagian besar petani lebih memilih menanami lahannya dengan tanaman pangan dibandingkan tanaman hijauan pakan. Pengoptimalan dalam pemanfaatan lahan seperti pematang sawah merupakan salah satu alternatif usaha penyediaan hijauan pakan.

(12)

2

Oleh karena itu dilakukan penelitian untuk melihat hijauan yang tumbuh di pematang sawah dan pemanfaatannya untuk sumber hijauan pakan. Serta data hasil yang didapatkan dibuat dalam bentuk peta dengan menggunakan geographic system information (GIS). GIS adalah sistem komputer yang mengumpulkan, memeriksa, mengintegrasikan, dan menganalisis informasi-informasi yang berhubungan dengan permukaan bumi (Prahasta 2009) serta sebagai acuan pengembangan peta sehingga mudah direvisi menurut keadaan waktu (Bettinger et al 2004).

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi hijauan di pematang sawah sebagai sumber hijauan pakan ternak dan pemetaan potensi hijauan lokal serta mengevaluasi perubahan pematang sawah.

METODE

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di pematang sawah di Desa Cihideung Udik, Cibitung Tengah, dan Situ Udik, Kabupaten Bogor. Penentuan lokasi berkaitan dengan lokasi bendung irigasi. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan pada bulan Agustus sampai Oktober 2013.

Bahan dan Alat

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuadran berukuran 0.5 m x 0.5 m, sabit, pisau/gunting, kantong sampel, alat tulis, timbangan, oven 60 ºC, koran, kardus, tali, alkohol 70%, kertas buram, lem kertas, karton putih, dan label. Bahan yang digunakan adalah sampel hijauan pakan, kuesioner, dan peternak sebagai responden.

Prosedur Penelitian Pemetaan Wilayah

Pemetaan wilayah didapatkan dengan melakukan penyusuran jalur penelitian menggunakan global posititioning system (GPS). Denah lokasi desa didapatkan dari kantor desa setempat. Data geografis yang telah didapatkan kemudian diolah menggunakan software Arcgis 10 dan menghasilkan data berupa peta potensi hijauan pakan.

Pembuatan Herbarium dan Identifikasi Hijauan Pakan

(13)

3 Identifikasi hijauan pakan dilakukan dengan mengamati jenis hijauan dengan sumber pustaka terkait untuk memperoleh nama latin dan lokal hijauan.

Pengumpulan Data (Wawancara dan Kuisioner)

Pengumpulan data berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari observasi lapang dan wawancara. Observasi lapang dilakukan dengan cara pengumpulan data dengan mengamati keadaan langsung lahan penelitian, objek penelitian, dan pengukuran langsung di lapang. Wawancara dilakukan menggunakan kuesioner dan responden diambil dari data sensus peternak yang berada disekitar area sawah yaitu di Desa Cihideung Udik 5 orang, Cbitung Tengah 4 orang, dan Situ Udik 20 orang. Data sekunder diperoleh dari pustaka dan instansi pemerintah setempat.

Analisis Data Analisis Komposisi Botani Rumput Lapang

Analisis komposisi botani yang dilakukan adalah analisis metode Dry Weight Rank menurut Mannetje dan Haydock (1963). Metode ini digunakan untuk melihat komposisi botani padang rumput atas dasar bahan kering tanpa melakukan pemotongan dan pemisahan spesies hijauan.

Bingkai kuadran yang digunakan untuk analisis ini terbuat dari kawat berukuran 0.5 m x 0.5 m. Kuadran dilempar secara acak sebanyak 25 kali, kemudian semua spesies yang ada dicatat dan dilakukan perkiraanperhitungan persentase spesies yang menduduki peringkat pertama, kedua, dan ketiga dengan pengali tetapan koefisien berturut-turut yaitu 8.04, 2.41, dan 1. Dari 25 kali pelemparan diambil sampel 4 kuadran untuk dipotong menggunakan sabit lalu ditimbang dan dioven kemudian dihitung produksinya untuk dianalisis daya tampung ternak.

Analisis Vegetasi

Teknik pengambilan data jumlah individu dilakukan dengan metode analisis vegetasi yang dilakukan di pematang sawah.

Indeks Nilai Penting (INP)

(14)

4

d. Frekuensi Relatif (FR) FR = F

x 100%

e. INP = KR+FR

Tabel 1 Perhitungan analisis vegetasi

Perhitungan Rumus Keterangan

ID

∑ ( N)

ID = Indeks dominansi jenis ni = INP jenis i

S = Jumlah jenis yangditemukan N = Jumlah total individu

(Magurran 1988)

E H

E = Indeks kemerataan jenis

H’ = Indeks a = Jumlah jenis yang terdapat

padakomunitas a

b = Jumlah jenis yang terdapat padakomunitas b

(Soerianegara dan Indrawan 1998)

Analisis Kapasitas Peningkatan Populasi Ternak Ruminansia

Kapasitas peningkatan populasi ternak ruminansia (KPPTR) merujuk pada metode Nell dan Rollinson (1974) yang merupakan metoda komparatif yang membatasi hanya pada sumber-sumber hijauan pakan yang tercatat luas atau ukurannya dalam laporan statistik.

(15)

5 Tabel 2 Sumber hijauan makanan ternak dan nilai konversi kesetaraan Sumber Hijauan Nilai konversi kesetaraan (Sumber pembaku) Padang rumput permanen (PRP) 15 ton BK ha-1tahun-1

Sawah bera (SB) luas SB setara dengan 20% PRP Galengan sawah (GS) luas GS setara dengan 3% PRP Tegalan (TG) luas TG setara dengan 1% PRP Perkebunan (PK) luas PK setara dengan 5% PRP 1. Analisis daya dukung (ST)

Daya Dukung =

-K -K - -

2. Analisis KPPTR efektif (ST) = Daya dukung – Populasi riil

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Wilayah

Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat yang beribukota Cibinong. Kabupaten Bogor terdiri atas 40 kecamatan yang dibagi atas 16 kelurahan dan 410 desa. Luas wilayah Kabupaten Bogor mencapai 298 838 304 ha dengan koordinat 6º 8’ ” sampai 6º47’ ” L º ’4 ”

7º ’ ” BT. Kabupaten Bogor memiliki batas wilayah yaitu, sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Tangerang (Provinsi Banten), Kota Depok, Kota Bekasi, dan Kabupaten Bekasi, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Karawang, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Sukabumi, dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Lebak (Provinsi Banten). Kabupaten Bogor dibagi menjadi tiga wilayah yaitu Wilayah Timur, Wilayah Barat, dan Wilayah Tengah. Wilayah Barat atau yang biasa dikenal dengan Bogor Barat terdiri dari 14 kecamatan dan 166 desa (DisKab Bogor 2012).

Desa Cihideung Udik adalah sebuah desa yang berada di Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor dengan luas 284 ha memiliki 15 RW dan 48 RT dengan jumlah penduduk 14 217 Jiwa. Batas wilayah desa ini yaitu sebelah utara berbatasan dengan Desa Cihideung Ilir, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Tenjolaya, sebelah timur adalah Kecamatan Dramaga, dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Bojong Jengkol. Desa ini memiliki sawah dengan luas 171.5 ha Jumlah ternak di desa ini adalah 383 ekor, terdiri dari kambing 379 dan kerbau 4 ekor. Mata pencaharian penduduk di desa ini mayoritas sebagai petani dan buruh tani (Pemerintahan Desa Cihideung Udik 2013).

(16)

6

Desa ini memiliki sawah dengan luas 50.7 ha. Jumlah ternak di desa ini adalah 233 ekor, terdiri dari sapi potong 12, kerbau 5, dan kambing 216 ekor. Mata pencaharian penduduk di desa ini mayoritas adalah sebagai buruh industri dan buruh tani (Pemerintahan Desa Cibitung Tengah 2012).

Desa Situ Udik adalah salah satu desa di wilayah Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor dengan luas 370.150 ha memiliki 3 Dusun, 12 RW dan 43 RT dengan jumlah penduduk 14 352 Jiwa. Batas wilayah desa ini yaitu sebelah utara berbatasan dengan Desa Situ Udik Kecamatan Cibungbulang, sebelah timur berbatasan dengan Desa Cimayang dan Desa Gunung Menyan Kecamatan Pamijahan, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Pasarean Kecamatan Pamijahan, dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Karacak dan Desa Karya Sari Kecamatan Leuwiliang. Desa ini memiliki sawah dengan luas 170 ha. Jumlah ternak di desa ini adalah 1184 ekor, terdiri dari kerbau 34, kambing 25, domba 390, dan sapi perah 735 ekor. Mata pencaharian penduduk di desa ini mayoritas sebagai peternak dan petani (Pemerintahan Desa Situ Udik 2012).

(17)

7

Karakteristik Peternak

Karakteristik peternak di Desa Cihideung Udik, Cibitung Tengah, dan Situ Udik berdasarkan umur, pendidikan dan pekerjaan utama yang didapatkan dari hasil wawancara disajikan pada Tabel 3. Responden yang diambil untuk wawancara adalah para peternak yang berada di sekitar lahan sawah yaitu peternak di RT 01 RW 10 di Desa Cihideung Udik, RT 04 RW 01 di Desa Cibitung Tengah, dan RT 02 RW 05 di Desa Situ udik.

Hasil wawancara didapatkan bahwa rata-rata umur peternak berkisar antara 30 sampai 50 tahun yaitu 25 orang dan peternak yang berumur >50 tahun yaitu 4 orang. Pendidikan para peternak sebagian besar lulusan SD yaitu 25 orang dan yang lulusan SMP hanya 4 orang. Hal ini menunjukkan tingkat pendidikan masih tergolong rendah. Rendahnya tingkat pendidikan dan kurangnya penyuluhan tentang peternakan mempengaruhi tingkat keterampilan khusus dan pengetahuan peternak. Peternak di ketiga desa yang memiliki pekerjaan utama sebagai petani ada 25 orang dan hanya 4 orang yang bekerja sebagai PNS. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pekerjaan utama peternak adalah sebagai petani dan beternak hanya merupakan kegiatan sampingan dan ketika Idul Adha ternak akan dijual untuk membeli ternak kembali .

Tabel 3 Karakteristik peternak menurut umur, pendidikan, dan pekerjaan utama

Parameter Jumlah responden di desa (%)

Cihideung Udika Cibitung Tengahb Situ Udikc Umur

a: Jumlah responden 5 orang, b: jumlah responden 4 orang, c: jumlah responden 20 orang.

Komposisi Botani di Pematang Sawah

(18)

8

mengandung protein lebih tinggi dibandingkan dengan rumput (Hasan 2012). Rumbah adalah tanaman selain kacangan dan rumput. Jenis hijauan yang terdapat pada Desa Cihideung Udik, Cibitung Tengah dan Situ Udik disajikan pada Tabel 4, 5, dan 6.

Tabel 4 Komposisi botani Desa Cihideung Udik

No. Nama latin Nama lokal Kelompok % Jenis

6. Cyperus kyllingia Endl. Babawangan Rumbah 7.18

7. P.purpureum Schumaker. Rumput gajah Rumput 3.12

8. Manihot utilissima Pohl. Singkong Rumbah 3.12

9. Borreria sp. Gempurwatu Rumbah 2.81

Komposisi botani yang dilakukan di Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea dengan metode Dry Weight Rank menurut Mannetje dan Haydock (1963) menghasilkan data Tabel 4. Hijauan yang mendominasi areal pematang sawah yang berada di Desa Cihideung Udik sebagai peringkat pertama adalah A. compressus (Sw.) P. Beauv. sebesar 25.29%, di peringkat kedua adalah E.indica (L.) Gaertn. sebesar 22.17%, dan di peringkat ketiga adalah P.repens L. sebesar 19.36%. Peta pengamatan Desa Cihideung Udik dapat dilihat di gambar 2.

Tabel 5 Komposisi botani Desa Cibitung Tengah

No. Nama latin Nama lokal Kelompok % Jenis

1. E.indica (L.) Gaertn. Rumput belulang Rumput 40.05

2. A.conyzoides L. Jukut bau Rumbah 22.52

3. Bidens vulgata E. Greene. Susuukan Rumbah 19.04

4. B.mutica (Forsk.) Stapf. Lamata Rumput 9.20

5. Nephrolepis exaltata Boston Fern.

Pakis Rumbah 3.25

6. Hyptis capitata Jacq. Palang pinggang Rumbah 2.30

7. Ludwigia perennis L. Momotoran Rumbah 1.35

8. P. purpureum Schumaker. Rumput gajah Rumput 0.95

9. P.repens L. Jajahean Rumput 0.95

10. A.compressus (Sw.) P. Beauv. Lelempeng Rumput 0.39

(19)

9 106º4 ’ ’’E 106º4 ’ ’’E 106º4 ’ ’’E 106º4 ’ ’’E 106º4 ’ ’’E 106º44’ ’’E 106º44’ ’’E

106º4 ’ ’’E 106º4 ’ ’’E 106º4 ’ ’’E 106º4 ’ ’’E 106º4 ’ ’’E 106º44’ ’’E 106º44’ ’’E

*komposisi botani diambil dari lima besar

Gambar 2 Peta pengamatan Desa Cihideung Udik

6

º

’’

6

º

’’

6

º3

5

’’

6

º

4

’’

6

º

4

’’

6

º

(20)

10

6

º

7

’’

6

º

7

’’

6

º

’’

106º4 ’ ’’E 106º4 ’ ’’E 106º4 ’ ’’E 106º4 ’ ’’E

106º4 ’ ’’E 106º4 ’ ’’E 106º4 ’ ’’E

106º4 ’ ’’E

*komposisi botani diambil dari lima besar

(21)

11 Tabel 6 Komposisi botani Desa Situ Udik

No. Nama latin Nama lokal Kelompok % Jenis

1. E.indica (L.) Gaertn. Rumput belulang Rumput 63.33

2. A. compressus (Sw.) P. Beauv. Lelempeng Rumput 23.67

3. A.conyzoides L. Jukut Bau Rumbah 7.01

4. L.perennis L. Momotoran Rumbah 4.12

5. N.exaltata Boston Fern. Pakis Rumbah 0.93

6. B.vulgata E. Greene. Susuukan Rumbah 0.93

Komposisi botani yang dilakukan di Desa Situ Udik Kecamatan Cibungbulang dengan metode Dry Weight Rank menurut Mannetje dan Haydock (1963) menghasilkan data Tabel 6. Hijauan yang mendominasi di areal pematang sawah yang berada di Desa Situ Udik sebagai peringkat pertama adalah E.indica (L.) Gaertn. sebesar 63.33%, peringkat kedua adalah A.compressus (Sw.) P. Beauv. sebesar 23.67%, dan di peringkat ketiga adalah A.conyzoides L. sebesar 7.01%. Peta pengamatan Desa Situ Udik dapat dilihat di gambar 5.

E.indica (L.) Gaertn., A.conyzoides L., dan A.compressus (Sw.) P. Beauv. merupakan jenis hijauan yang sering muncul di komposisi botani. E.indica (L.) Gaertn. merupakan satu spesies tersebar di daerah sub tropik terutama Asia Selatan dan Asia Pasifik termasuk Indonesia. Rumput ini hidup pada tempat-tempat yang cukup sinar matahari tapi tidak pada tanah yang terlalu kering, biasanya tumbuh di daerah sepanjang irigasi, tepi jalan, di kebun, dan di antara tanaman pangan (pematang sawah) (Putu Sukmabuana et al. 2005). A.conyzoides L. merupakan tumbuhan herba menahun, tumbuh tegak dengan tinggi sekitar 30 sampai 90 cm dan mempunyai daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungannya sehingga mudah tumbuh dimana saja dan sering dianggap sebagai gulma bagi para petani. Meskipun tanaman ini sering dipandang sebagai gulma, namun A.conyzoides L. dapat pula digunakan sebagai obat, pestisida, dan herbisida, bahkan digunakan untuk pupuk dimana dapat meningkatkan hasil produksi tanaman padi (Sukamto 2007). Menurut Sao et al. (2007) A.compressus (Sw.) P. Beauv. merupakan tanaman penutup yang berfungsi sebagai pencegah erosi pada tanah saat banjir dan memiliki kegunaan lain yaitu dapat menekan pertumbuhan rumput liar, meningkatkan struktur tanah, baik dalam penyerapan air, dan meningkatkan daya ikat air. A.compressus (Sw.) P. Beauv. palatabel bagi ruminansia kecil seperti kambing dan domba (Hasan 2012).

Gambar 4 Hijauan dominan di pematang sawah (a) E. indica (L.) Gaertn., (b) A.conyzoides L., (c) A.compressus (Sw.) P. Beauv.

(22)

12

(b)

106º4 ’ ’’E 106º4 ’ ’’E

106º4 ’ ’’E 106º4 ’ ’’E

6

º

’’

6

º3

7

’’

6

º3

7

’’

*komposisi botani diambil dari lima besar

Gambar 5 Peta Pengamatan Desa Situ Udik

106º4 ’ ’’E

(23)

13

Analisis Vegetasi di Pematang Sawah

Tabel 7 menunjukkan bahwa vegetasi yang paling dominan di pematang sawah Desa Cihideung Udik adalah jenis rumput A.conyzoides L. dengan INP sebesar 38.28% dan kodominannya adalah jenis rumput C.kyllingia Endl. dengan INP sebesar 37.34%. Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi dari masyarakat tumbuh tumbuhan, dengan analisis vegetasi dapat diperoleh informasi kualitatif dan kuantitatif. Data kuantatif didapat dari hasil penjabaran pengamatan petak contoh dilapangan, sedangkan data kualitatif di dapat dari hasil pengamatan berdasakan pengamatan yang luas (Setiadi et al 1989).

Parameter kuantitatif dalam analisis vegetasi yang biasa digunakan dalam analisis vegetasi adalah kerapatan dan frekuensi. Kerapatan adalah nilai yang menunjukkan jumlah individu dari jenis-jenis yang menjadi anggota suatu komunitas tumbuhan dalam luasan tertentu dan kerapatan relatif adalah persentase dari jumlah individu jenis yang bersangkutan di dalam komunitasnya. Frekuensi adalah jumlah petak contoh dimana ditemukannya jenis tersebut dari sejumlah petak contoh yang dibuat (Kusmana 1997).

Indeks Nilai Penting (INP) merupakan besaran yang menunjukkan kedudukan suatu jenis terhadap jenis lain di dalam suatu komunitas. Nilai dari indeks ini diturunkan dari nilai kerapatan relatif dan frekuensi relatif. Semakin besar nilai indeks berarti jenis yang bersangkutan semakin besar berperan di komunitas tersebut (Setiadi et al 1989). Keragaman jenis hijauan yang ditemukan di Desa Cihideung Udik, Desa Cibitung Tengah, dan Desa Situ Udik terdiri dari 19 spesies (Tabel 7, 8, dan 9).

Tabel 7 INP vegetasi di Desa Cihideung Udik No Nama latin Nama lokal Jumlah

(24)

14

Tabel 8 menunjukkan bahwa hijauan pakan yang paling dominan di pematang sawah Desa Cibitung Tengah adalah jenis rumput E.indica (L.) Gaertn. dengan INP sebesar 51.03% dan kodominannya adalah jenis rumput A.conyzoides L. dengan INP sebesar 34.81%.

Tabel 8 INP vegetasi di Desa Cibitung Tengah No Nama latin Nama lokal Jumlah

KR: kerapatan relatif, FR: frekuensi relatif, INP: indeks nilai penting

Tabel 9 menunjukkan bahwa hijauan pakan yang paling dominan di pematang sawah Desa Situ Udik adalah jenis rumput E.indica (L.) Gaertn. dengan INP sebesar 127.55% dan kodominannya adalah jenis rumput L.perennis L. dengan INP sebesar 36.73%.

Tabel 9 INP vegetasi di Desa Situ Udik No. Nama latin Nama lokal Jumlah

KR: kerapatan relatif, FR: frekuensi relatif, INP: indeks nilai penting.

(25)

15 Tabel 10 Indeks dominansi, keanekaragaman, kekayaan, dan kemerataan jenis

No. Pematang sawah di desa ID H’ R1 E dan Situ Udik adalah 0.15, 0.15, dan 0.46. Hal ini menunjukkan bahwa nilai (ID) di tiga desa ini tergolong rendah karena nilai (ID) dibawah satu sehingga mengindikasikan jenis hijauan yang ada di tiga desa tersebut tersebar pada banyak jenis. Nilai (ID) merupakan suatu parameter untuk menyatakan tingkat dominansi spesies dalam suatu komunitas. Nilai (ID) tinggi yaitu penguasaan terpusat pada satu jenis, tetapi jika nilai (ID) rendah maka dominansi terpusat pada beberapa spesies (Indriyanto 2006).

Indeks k H’ Desa Cihideung Udik, Cibitung Tengah, dan Situ Udik adalah sebesar 2.02, 2.00, dan 1.03 yang tergolong dalam kategori sedang, yaitu keanekaragaman, penyebaran jumlah individu tiap spesies dan kestabilan komunitas sedang. N H’ merupakan pengukuran stabilitas komunitas, yaitu kemampuan suatu komunitas untuk menjaga dirinya tetap stabil meskipun ada gangguan pada komunitas tersebut (Indriyanto 2006). Menurut Magguran (1988) keanekaragaman jenis di klasifikasikan menjadi tiga angkatan,

H’> , >H’< , H’<1.

Indeks kekayaan (R1) di tiga desa adalah <3.5 yang menunjukkan kekayaan

jenis tergolong rendah, perbedaan nilai ini dipengaruhi oleh jumlah jenis di areal tersebut, yaitu di Desa Cihideung Udik 10 jenis, Desa Cibitung Tengah 9 jenis, dan Desa Situ Udik 4 jenis. Nilai (R1) adalah indeks yang menunjukkan kekayaan

jenis suatu komunitas, dimana besarnya nilai ini dipengaruhi oleh banyaknya jenis dan jumlah individu pada areal tersebut. Menurut Magurran (1988), besaran R1<3,5 menunjukkan kekayaan jenis tergolong rendah, R1= 3.5 sampai 5.0

menunjukkan kekayaan jenis tergolong sedang dan R1>5.0 tergolong tinggi.

Kemerataan jenis (E) di Desa Cihideung Udik, Desa Cibitung Tengah, dan Desa Situ Udik adalah 0.88, 0.91, dan 0.53 yang tergolong dalam indeks kemerataan tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa sebaran individu antar spesies di Desa Cihideung Udik, Cibitung Tengah, dan Situ Udik relatif merata. Nilai (E) adalah derajat kelimpahan jenis yang terdistribusi secara merata pada jumlah spesies yang ada di areal tersebut. Menurut Magurran (1988), nilai E rendah jika E < 0.3, nilai E sedang jika E= 0.3-0.6, dan nilai E tinggi jika E> 0.6.

Tabel 11 Indeks kesamaan komunitas (IS) No. Pematang sawah di desa yang dibandingkan IS (%) 1. Cihideung Udik dan Cibitung Tengah 52.60

2. Cihideung Udik dan Situ Udik 23.53

3. Cibitung Tengah dan Situ Udik 50.00

(26)

16

Hasil perhitungan indeks kesamaan komunitas (IS) menunjukkan bahwa kesamaan komunitas vegetasi di tiga desa sangat berbeda karena menurut Kusmana dan Istomo (1997) nilai (IS) < 75% dianggap berbeda. Nilai (IS) digunakan untuk mengetahui kesamaan relatif komposisi jenis dari dua komunitas yang dibandingkan (Soerianegara dan Indrawan 1988).

Kapasitas Peningkatan Populasi Ternak Ruminansia

Hasil perhitungan KPPTR di Desa Cihideung Udik, Cibitung Tengah, dan Situ Udik menggunakan metode Nell dan Rollinson (1974) disajikan pada Tabel 12. KPPTR Efektif pada tiga desa bernilai negatif, hal ini menunjukkan bahwa lahan untuk hijauan di tiga desa tidak dapat mencukupi kebutuhan ternak tersebut.

Tabel 12 Hasil kapasitas peningkatan populasi ternak ruminansia Pematang sawah di desa Daya dukung (ST) Jumlah ternak

(ST)

Berdasarkan perhitungan dengan metode Nell dan Rollinson (1974),ST: satuan ternak.

Tabel 13 menunjukkan bahwa pematang sawah di Desa Cihideung Udik mampu menampung ternak sebanyak 10.10 ST, di Desa Cibitung Tengah mampu menampung ternak sebanyak 1.28 ST, dan di Desa Situ Udik mampu menampung ternak sebanyak 5.91 ST. Jumlah ternak yang ada di sekitar pematang sawah di Desa Cihideung Udik sebanyak 1.86 ST, di Desa Cibitung Tengah sebanyak 2.79 ST, dan di Desa Situ Udik sebanyak 3.26 ST. Hal ini menunjukkan bahwa hijauan yang berada di pematang sawah Desa Cihideung Udik dan Situ Udik mencukupi untuk kebutuhan ternak disekitar, namun di Desa Cibitung Tengah belum mampu mencukupi kebutuhan hijauan ternak yang berada di sekitarnya, maka dari itu peternak di Desa Cibitung Tengah perlu mengarit hijauan di tempat lain.

Tabel 13 Potensi produksi hijauan dan kapasitas tampung di pematang sawah

Pematang

(27)

17 Tabel 14 menunjukkan bahwa rata-rata luas pematang sawah di Desa Cihideung Udik, Cibitung Tengah, dan Situ Udik adalah sebesar 1.4% dari luas sawah, hal ini berbeda dengan metode Nell & Rollinson (1974) yang menyatakan bahwa luas pematang sawah adalah sebesar 3% dari luas sawah. Hal ini dimungkinkan terjadi akibat keterbatasan lahan untuk lahan pertanian.

Tabel 14 Persentase luas pematang dibandingkan dengan luas sawah

Pematang sawah di desa Luas Pematang (%)

Cihideung Udik 1.41

Cibitung Tengah 0.87

Situ Udik 1.85

Berdasarkan perhitungan dan pengamatan di lapangan.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Lahan pematang sawah di Desa Cihideung Udik, Cibitung Tengah dan Situ Udik berpotensi sebagai hijauan pakan terutama dimanfaatkan ternak domba dan kambing. Hijauan yang sering muncul di komposisi botani adalah E.indica (L.) Gaertn., A.conyzoides L. dan A.compressus (Sw.) P. Beauv. Pemetaan dari ketiga desa lebih banyak introduksi dari E.indica (L.) Gaertn. Terjadi perubahan pematang sawah di Desa Cihideung Udik, Cibitung Tengah, dan Situ Udik yaitu sebesar 1.4% dari luas sawah.

Saran

(28)

18

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman A, Wahyunto, Shofiyati R. 2005. Kriteria biofisik dalam penetapan lahan sawah abadi di pulau jawa.J Litbang Pertanian.24(4):131.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2012. Luas sawah di Indonesia [Internet]. Jakarta (ID): Badan Pusat Statistik.[diunduh 21 Januari 2014]. Tersedia pada

http://www.bps.go.id/pdb.php.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. Jumlah Usaha Pertanian menurut wilayah dan Pelaku Usaha Tahun 2013 [Internet]. Jakarta (ID): Badan Pusat Statistik. [diunduh 23 Februari 2014]. Tersedia pada http://www.bps.go.id/pdb.php. Bettinger P, Wing MG. 2004. Geographic Information Systems (Applications in

Forestry and Natural Resources Management). Amerika Serikat (US): McGraw-Hill.

Bulo D. 2004. Beberapa Kajian Teknologi Hijauan Pakan untuk Mendukung Pengembangan Ternak Ruminansia. Prosiding Seminar Nasional Klinik Teknologi Pertanian Sebagai Basis Pertumbuhan Usaha Agribisnis Menuju Petani Nelayan Mandiri.Manado, 9-10 Juni 2004. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Bogor. Hlm 973-980. [DisKab Bogor] Dinas Kabupaten Bogor. 2012. Profil wilayah Kabupaten Bogor

2012. Bogor (ID): Dinas Kabupaten Bogor.

Godam. 2009. Definisi/Pengertian Pertanian, Bentuk & Hasil Pertanian Petani- Ilmu Geografi [Internet]. Jakarta (ID): ILMU. hlm 1; [diunduh 27 Februari 2014]. Tersedia pada :http://www.organisasi.org/1970/01/definisi-pengertian-pertanian-bentuk-hasil-pertanian-petani-ilmu-geografi.html. Hasan S. 2012. Hijauan Pakan Tropik. Bogor (ID): IPB Pr.

Indriyanto.2006. Ekologi Hutan. Jakarta (ID): Bumi Aksara. Kusmana C. 1997. Metode Survey Vegetasi. Bogor (ID) :IPB Pr

Magurran AE. 1988. Ecological Diversity and Its Measurenments. London Univ. England.

Mannetje L, Haydock KP. 1963. The dry weight rank method for the botanical analysis of pasture. J British Grassl Soc. 18 (4):268-275.

Nell AJ, Rollinson DHL. 1974. The Requirement and Availability of Livestock Feed in Indonesia. Jakarta (ID): UNDP Project INS/72/009

Pemerintahan Desa Cihideung Udik. 2012. Profil dan monografi Desa Cihideung Udik Tahun 2012. Bogor (ID): Kantor pemerintahan Desa Cibitung Tengah. Pemerintahan Desa Cibitung Tengah. 2012. Profil dan monografi Desa Cibitung

Tengah 2012. Bogor (ID): Kantor pemerintahan Desa Cibitung Tengah. Pemeritahan Desa Situ Udik.2010-2011. Profil dan monografi Desa Situ Udik

Tahun 2010-2011.Bogor (ID): Kantor pemerintahan Desa Cibitung Tengah. Prahasata E. 2009. Sistem Informasi Geografis Konsep-konsep Dasar (Perspektif

Geodesi & Geomatika).Bandung (ID): Informatika.

Reksohadiprodjo S. 1985. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropik. Ed ke-2.Yogyakarta (ID) : BFEE.

(29)

19 Soerianegara I, Indrawan A. 1988.Ekologi Hutan Indonesia. Bogor (ID):

Laboratorium Ekologi Hutan. Fakultas Kehutanan IPB.

Setiadi D, Muhadiono I, dan Yusron A. 1989. Penuntun Praktikum Ekologi. Bogor (ID): IPB Pr.

Stone BC. 1983. A guide to collecting Pandanceae (Pandanus, Freycinetia, Sararanga). Ann Missouri Bot Gard.70:137-140.

Sukmabuana P, Tjahaja PI, Suhulman, Oetami RH. 2005. Validasi Model Perpindahan Radiocaesium dari Tanah ke Rumput Belulang (Eleeusine indica). Prodising Seminar Nasional Sains dan Teknik Nuklir P3TKN-BATAN Bandung.

Sukamto. 2007. Babadotan (Ageratum conyzoides L) Tanaman Multi Fungsi. Warta Puslitbangbun vol.13 No.3 Desember 2007.www.balitro.litbang. deptan.go.id. [diakses tgl 28 Juni 2012].

(30)

20

Lampiran 1 Perhitungan komposisi botani di Desa Cihideung Udik Perhitungan

a. Konversi ranking 1 = rangking 1 x 8.04 b. Konversi ranking 2 = rangking 2 x 2.41 c. Konversi ranking 3 = rangking 3 x 1

d. Jumlah = Konversi ranking 1 + konversi rangking 2 + konversi rangking 3 e. % Jenis = J

x 100%

Lampiran 2 Perhitungan komposisi botani di Desa Cibitung Tengah

(31)

21 Lampiran 3 Perhitungan komposisi botani di Desa Situ Udik

No Jenis Hijauan Ranking Konversi Jumlah %

Lampiran 4 Contoh perhitungan potensi produksi hijauan dan kapasitas tampung di pematang sawah

Panjang pematang (m) x Lebar pematang (m) d. Total produksi hijauan (kg tahun-1) =

Luas pematang sawah (m2) x produksi hijauan tersedia (kg ha-1 tahun-1) Kapasitas tampung (ST) =

,9

(32)

22

Lampiran 6 Perhitungan konversi luas pematang Perhitungan

1. Mulai kapan menjadi peternak : 2. Beternak pekerjaan tetap/sambilan: 3. Mengapa memilih beternak : 4. Status kepemilikan :

5. Jumlah ternak :

6. Jenis ternak :

C. Hijauan Makanan Ternak

1. Sumber hijauan :

2. Kendala mendapatkan hijauan : 3. Sumber hijauan alternatif :

(33)

23 3. Dalam setahun berapa kali panen :

4. Sawah pernah/tidak gagal, kenapa, tindakan yang dilakukan bila gagal: 5. Mulai kapan bertani :

6. Sebelumnya pernah menanam apa selain padi : 7. Kalau ada, apa dan sudah berapa lama :

8. Bila musim berganti, tanaman apa saja yang ditanam selain padi : Lampiran 8 Hijauan pakan yang ada di pematang sawah

A.conyzoides L. A.compressus (Sw.) P. Beauv.

B.vulgata E.Greene.

(34)

24

B.mutica (Forsk.) Stapf. C.esculenta (I.) Schott.

C.kyllingia Endl. E.indica (L.) Gaertn.

(35)

25

L.perennis L. M.utilissima Pohl.

M.pudica L.var. tetranda (Wild) DC. N.exaltata Boston Fern.

(36)

26

dhitaputri.dp@gmail.com

RIWAYAT HIDUP

Penulis merupakan anak kedua dari pasangan Bapak Ismed Villya dan Ibu Retno Ekaningsih yang dilahirkan di Jakarta 23 Desember 1991. Pada tahun 2009 penulis lulus dari SMA Negeri 36 Rawamangun dan pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswi di Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Selama mengikuti studi penulis aktif di Agriaswara ketika TPB, dan beberapa kepanitian yang diadakan oleh BEM TPB. Setelah masuk jurusan penulis mengikuti organisasi yang ada di fakultas yaitu BEM-D

sebagai bendahara di Departemen BOS (Olahraga dan Seni) pada tahun 2010-2012 dan mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di fakultas. Penulis juga pernah mendapat beasiswa (BBM). Prestasi yang dicapai penulis yaitu penerima dana untuk program kreatifitas mahasiswa (PKMK-K) yang berjudul Rumput Gajah sebagai Bisnis Penyediaan Hijauan Pakan Berkelanjutan pada tahun 2013.

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillaahirabbil’alamiin. Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan nikmat-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Terima kasih penulis ucapkan kepada dosen pembimbing akademik dan pembimbing skripsi Ir Asep Tata Permana, MSc dan Ir Muhammad Agus Setiana, MS. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Dr Iwan Prihantoro, SPt MSi selaku dosen penguji seminar pada tanggal 23 Januari 2014 serta kepada Dr Ir Asep Sudarman, MRur Sc selaku dosen penguji dari INTP, Bramada Winiar Putra, SPt MSi selaku dosen penguji dari IPTP, dan Dr Sri Suharti SPt MSi selaku panitia sidang pada tanggal 15 April 2014. Ungkapan terima kasih penulis juga sampaikan kepada pihak staf kantor Pemerintahan Sumber Daya Air dan Pengairan Kabupaten Bogor, kantor Desa Cihideung Udik, Cibitung Tengah, dan Situ Udik serta Bapak Jumadi dan Bapak Badri selaku staf Pekerja Umum di UPT Leuwiliang bagian pengairan yang telah banyak membantu penulis selama penelitian, serta staf, dosen, dan teman-teman di Lab Agrostologi.

Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada orang tua penulis (Bapak Ismed Villya dan Ibu Retno Ekaningsih), kakak penulis (Mas Reza), dan adik

Gambar

Tabel 1  Perhitungan analisis vegetasi
Gambar 1  Peta lokasi Kecamatan Ciampea, Tenjolaya, dan Cibungbulang
Tabel 3  Karakteristik peternak menurut umur, pendidikan, dan pekerjaan utama
Tabel 5  Komposisi botani Desa Cibitung Tengah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian prebiotik MOS melalui pengkayaan artemia dapat meningkatkan sintasan larva udang vaname.. Pemberian prebiotik dengan dosis 6

akan ditempuh oleh organisasi dalam usaha pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasional yang sekaligus berusaha memuaskan berbagai kebutuhan para

Studi kelayakan pengembangan usaha Warnet Persada Ciputat ini bertujuan untuk mengetahui layak atau tidaknya pengembangan usaha pembukaan cabang baru yang akan dilakukan dan

Pengembangan Desain Didaktis Geometri Dimensi Tiga Dalam Kelas Inklusif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu.

[r]

Bandung: Pusat Informasi Ilmiah Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran/RS Dr.. Hasan

Terumbu karang (coral reef) merupakan ekosistem yang khas terdapat dilaut-laut