• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT PADA PENDERITA KANKER (Studi pada Perawat di Ruang 22Instalasi Rawat Inap 1 Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar Malang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT PADA PENDERITA KANKER (Studi pada Perawat di Ruang 22Instalasi Rawat Inap 1 Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar Malang)"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENERAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT PADA PENDERITA KANKER

( Studi Pada Perawat di Ruang 22 Instalasi Rawat Inap 1 Rumah Sakit Dr Saiful Anwar Malang )

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan Memperoleh Sarjana (S-1) Komunikasi

Oleh :

Cristin Rahmadani

201010040311285

Dosen Pembimbing :

1. Sugeng Winarno S.Sos. MA 2. Isnani Dzuhrina S.sos. M.Adv

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)
(3)

iii

KATA PENGANTAR

Assalammualaikum wr.wb

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsinya dengan judul PENERAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT PADA PENDERITA KANKER (Studi pada Perawat di Ruang 22 Instalasi Rawat Inap 1 Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar Malang). Shalawat serta salam tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita ke Dienul Islam.

Dengan harapan yang sangat besar kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas Muhammadiyah Malang dalam mengenal sisi lain dari komunikasi. Selama penulisan skripsi banyak pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini sampai selesai. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu terutama kepada yang terhormat:

1. Dr. Muhadjir Effendy, M.Ap selaku Rektor di UMM yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Dr. Asep Nurjaman, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Sugeng Winarno, S.Sos., MA selaku pembimbing satu, yang telah

membimbing dengan sabar dan memberikan dorongan untuk

menyelesaikan skripsi ini.

4. Isnani Dzuhrina, S.Sos., M.Adv selaku pembimbing dua, yang telah

memberikan semangat dan bimbingan dengan sabar untuk menyelesaikan

skripsi ini.

5. Bapak M. Himawan Sutanto, M.Si selaku wali dosen yang memberikan

(4)

iv

6. Seluruh Bapak/Ibu dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang, terima kasih telah memberikan pengetahuannya kepada penulis, sehingga memudahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik

7. Dr. dr. Budi Siswanto, Sp,OG (K) selaku Direktur Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar Malang yang telah membantu dan memberikan ijin penelitian kepada peneliti.

8. Mastutik, selaku pembimbing penelitian di Instalasi Rawat Inap 1 Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar Malang, yang telah memberikan semangat dan pengarahan kepada peneliti dalam melakukan penelitian.

9. Dr.Susanthyi Djajalaksana,Sp.P (K), selaku Koordinator & Pelatihan Instalasi Rawat Inap 1 RSUD. Dr Saiful anwar Malang yang telah memberikan ijin penelitian.

10.Keenam Perawat di Ruang 22 Instalasi Rawat Inap 1 Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar Malang yang telah bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini.

11.Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan serta nasehat baik langsung maupun lewat doa, serta materi yang telah diberikan demi terselesaikan pendidikan saya dan penelitian saya ini.

12.Teman hidupku yang selalu mendukung dan mendoakan dalam kelancaran proses proses perkuliahan dan pengerjaan skripsi.

13.Teman-temanku Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang angkatan 2010 semuanya keluarga kedua Lestarikos, yang tidak bisa namanya disebutkan satu persatu yang selalu memberikan semangat, dan doa agar skripsi ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Penulis menyadari dengan rendah hati bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak terutama bagi jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas Muhammadiyah Malang.

Malang, 25 April 2014

Penulis

(5)

v DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iv

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... x

LEMBAR PERSEMBAHAN ... xii

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR TABEL ... xviii

BAB I PENDAHULUAN……….. .. 1

1.1. Latar Belakang………... .. 1

1.2. Rumusan Masalah……….. .. 8

1.3. Tujuan………... ... 8

1.4. Manfaat……….. .. 8

1.4.1. Manfaat Akademis……… ... 8

1.4.2. Manfaat Praktis……….. ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……….. ... 10

2.1. Komunikasi Terapeutik... ... 10

2.1.1. Pengertian Komunikasi terapeutik………... ... 10

2.1.2. Tujuan Komunikasi Terapeutik………... 11

2.1.3. Jenis Komunikasi………... . 16

2.1.4. Tekhnik Komunikasi Terapeutik……… . 20

2.1.5. Prinsip Dasar Komunikasi Terapeutik……… 28

2.1.6. Tahapan Komunikasi Terapeutik……… 31

2.1.7. Cara mencapai kondisi Komunikasi Terapeutik……… . 34

(6)

vi 2.2. Kanker

2.2.1. Pengertian Kanker………. .. 39

2.2.2. Faktor-Faktor Pemicu Kanker………... .. 39

2.2.3. Kondisi Psikologi Penderita Kanker……….. . 42

2.3. Dasar Teori……… 43

2.3.1. Teori Interaksi Simbolik……….. ... 45

2.4. Penelitian Sebelumnya……… .. 47

BAB 3 METODE PENELITIAN………. 48

3.1. Pendekatan Penelitian………. .. 48

3.2. Tipe Penelitian………. .. 48

3.3. Tempat dan Waktu Penelitian……… ... 48

3.4. Subyek Penelitian………. . 49

3.5. Instrumen Penelitian………. . 50

3.6. Tekhnik Pengumpulan Data……… .. 50

3.6.1. Wawancara……… .. 51

3.6.2. Observasi……….. ... 51

3.6.3. Dokumentasi………. .. 51

3.7. Tekhnik Analisis Data……… ... 51

3.7.1. Data Reduktion ( Data Reduksi)……… . 51

3.7.2. Data Display (Penyajian Data)………. ... 52

3.7.3. Conclusion Drawing/ Verivication……… . 52

3.8. Tekhnik Keabsahan Data………. . 53

BAB 4 GAMBARAN OBJEK PENELITIAN………. 55

4.1. Gambaran Umum Instalasi Rawat Inap 1……… ... 55

4.2. Gambaran Ruang 22 Instalasi Rawat Inap 1……… ... 60

BAB 5 PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA……… 65

5.1. Data Subjek berdasarkan lama bekerja……….. ... 65

5.2. Profil Subjek Penelitian………... .. 67

5.3. Penyajian Data dan Pembahasan……….. ... 70

5.3.1 Pemahaman Komunikasi Terapeutik……… ... 70

(7)

vii

5.3.3. Klasifikasi pasien kanker ……… ... 79

5.3.4. Tahapan dalam proses Komunikasi Terapeutik……… 84

5.3.7. Kendala dalam Proses Komunikasi Terapeutik……… .. 118

5.3.8. Implikasi Teori……… 126

BAB 6 PENUTUP……… 129

6.1. Kesimpulan………. 120

6.2. Saran……… 131

6.2.1. Saran Akademis……….131

6.2.3. Saran Praktis……….. 132

DAFTAR PUSTAKA……… 133

(8)

viii

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 4.1 Alur Pelayanan Ruang Instalasi Rawat Inap 1... 56

GAMBAR 4.2 Denah Wilayah Ruangan Penelitian Ruang 22 (IRNA 1) ... 57

GAMBAR 4.3 Denah Blok RS Dr. Saiful Anwar Malang ... 58

GAMBAR 4.4 Struktur Organisasi Ruang 22 IRNA 1 ……… 64

GAMBAR 5.1 Model Komunikasi Scramm 3……….. 95

GAMBAR 5.2 Penerapan Model Komunikasi Scramm 3……… 96

GAMBAR 5.3 Model Komunikasi Kesehatan………... 113

(9)

ix

DAFTAR TABEL

TABEL 4.1 Tenaga Medis Dokter Ruang 22 IRNA 1 ... 61

TABEL 4.2 Petugas Prakarya Ruang 22 IRNA 1 ... 61

TABEL 4.3 Tenaga Medis Perawat Ruang 22 IRNA 1 ... 62

(10)

x

DAFTAR PUSTAKA

Chyntia, Erlyn. 2009. Akhirnya Sembuh dari Kanker Payudara. Yogyakarta. Maximus.

Ghofar, Abdul. 2009. Cara Mudah mengenal & Mengobati Kanker. Yogyakarta. Flamingo.

Hidayat A. Aziz Alimul. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta. Salemba Medika.

Liliweri, Alo.2007. Dasar-dasar komunikasi kesehatan.Yogyakarta : Pustaka pelajar

Lubis, Lumongga, Namora. 2009. Dukungan sosial untuk penderita kanker, Perlukah?. Medan: USU Press

Machfoedz, Mahmud. 2009. Komunikasi keperawatan (Komunikasi Terapeutik). Yogyakarta. Ganbika

Mundakir. 2006. Komunikasi Keperawatan Aplikasi Dalam Pelayanan. Yogyakarta. Graha Ilmu

Mundakir. 2008. Komunikasi Keperawatan Aplikasi dalam Pelayanan. Yogyakarta. Graha Ilmu.

Nasir, Abdul. 2009. Komunikasi dalam keperawatan Teori dan aplikasi. Jakarta : Salemba Medika

Ningrum, Nurma. E.S 2012.Pengaruh Komunikasi Terapeutik Perawat Terhadap Tingkat Stres Pasien Penderita Kanker. Program Sarjana Ilmu Komunikasi. Universitas Muhammadiyah Malang.

Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian : Skripsi, Tesis, Disertai, Dan Karya Ilmiah. Kencana prenada Media Group

Sheldon Lisa Kennedy, 2009. Komunikasiuntuk keperawatan berbicara dengan pasien edisi kedua I. Erlangga.

Sugiono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Suryani, 2006. Komunikasi Terapeutik : Teori dan Praktik. Buku kedokteran EGC

Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Grahmedia Widiasarana Indonesia.

Non Buku

(11)

xi

http://www.academia.edu/5511812/BUku_Panduan_Hari_Kanker_Sedunia_2013 Diakses pada 19, Desember 2013 Pukul 19.20 WIB

khairat mexwell Motivasi pada penderita kanker payudara

http://nurkhairat.blogspot.com/2014/01/motivasi-sembuh-pada-penderita-kanker.html

Diakses pada 26 Maret 2014 Pukul 11.04

http://www.rsusaifulanwar.jatimprov.go.id/about.html

Diakses pada 26 Maret 2014 Pukul 12.00

www.ayahbunda.co.id

Diakses pada 10 April 2014 Pukul 19.35

Dwi Yulianingtyas, Umpan balik/ feedback komunikasi

http://dwiyulianingtias.blogspot.com/2013/06/umpan-balik-feedback-feedback-adalah.html

Diakses pada tanggal 10 April 2014 13.00

Basuki Pramana Kanker Payudara

http://www.kerjanya.net/faq/3850-kanker-payudara.html

Diakses pada tanggal 15 April 2014 pukul 14.26

http://www.medicalera.com

Diakses pada tanggal 15 April 2014 pukul 15.00

Omri 2010 masalah psikologi pada penderita kanker

http://rumahkanker.com/perawatan/perawatanpsikis/68-psikologi-penderita-kanker

(12)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Komunikasi merupakan alat yang efektif untuk mempengaruhi tingkah laku

manusia, sehingga komunikasi dikembangkan dan dipelihara secara terus

menerus. Komunikasi bertujuan untuk memudahkan, melancarkan, melaksanakan

kegiatankegiatan tertentu dalam rangka mencapai tujuan optimal, baik komunikasi

lingkup pekerjaan maupun hubungan antar manusia (Mundakir,2006:109).

Di dunia kesehatan komunikasi merupakan hal penting dilakukan. Pada

profesi keperawatan, komunikasi menjadi lebih bermakna karena metode utama

dalam mengimplementasikan proses keperawatan. Komunikasi tersebut yaitu

komunikasi terapeutik. Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang

direncanakan secara sadar dan bertujuan dan kegiatanya difokuskan untuk

kesembuhan pasien, dan merupakan komunikasi profesional yang mengarah pada

tujuan untuk penyembuhan pasien (Heri purwanto,1994) dalam Mundakir

(2006:116). Suasana yang menggambarkan komunikasi terapeutik adalah apabila

dalam berkomunikasi dengan klien, perawat mendapatkan gambaran yang jelas

tentang kondisi klien yang sedang dirawat, mengenai tanda dan gejala yang

ditampilkan serta keluhan yang dirasakan. Gambaran tersebut akan menjadi acuan

dalam menentukan masalah keperawatan dan tindakan keperawatan yang akan

dilakukan, dengan harapan tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan keluhan

dan masalah keperawatan yang dialami klien atau bisa dikatakan bahwa tindakan

(13)

2

Menurut As Homby (1974) yang dikutip oleh Nurjannah, I (2001) mengatakan

bahwa terapeutik merupakan kata sifat yang dihubungkan dengan seni dari

penyembuhan. Hal ini mengambarkan bahwa dalam menjalani proses komunikasi

terapeutik, seorang perawat melakukan kegiatan dari mulai pengkajian,

menentukan masalah keperawatan, menentukan rencana tindakan, melakukan

tindakan keperawatan sesuai dengan yang telah direncanakan sampai pada

evaluasi yang semuanya itu bisa dicapai dengan maksimal apabila terjadi proses

komunikasi yang efektif dan intensif. Hubungan take and give antara perawat dan

klien menggambarkan hubungan memberi dan menerima, Karena data akurat

yang berasal dari klien merupakan pemberian yang berharga dan tak ternilai

karena akan dipakai sebagai acuan dalam memberikan perawatan. Dengan

demikian, komunikasi terapeutik merupakan hubungan perawat-klien yang

drancang untuk memfasilitasi tujuan terapi dalam pencapaian tingkatan

kesembuhan yang optimal dan efektif. Harapanya dengan adanya kegiatan

komunikasi yang terapeutik, lama hari rawat klien menjadi lebih pendek dan

dipersingkat (Nasir,2009:142).

Berkaitan dengan hal itu ,Bidang keperawatan sebagai salah satu bentuk

pelayanan, membutuhkan komunikasi untuk menciptakan hubungan antara

perawat dengan pasien, untuk mengenal kebutuhan pasien, dan menentukan

rencana tindakan serta kerja sama dalam memenuhi kebutuhan tersebut.

Terciptanya sebuah komunikasi yang baik akan menumbuhkan rasa percaya

pasien kepada perawat bahwa pasien akan dirawat dengan sebaik-baiknya dan

(14)

3

menceritakan keluhanya sangat diperlukan dalam proses keperawatan sehingga

perawat mampu membantu dalam proses penyelesaian keluhan apa yang

dirasakan baik secara fisik maupun psikologis. .

Namun fenomena yang terjadi adalah bahwa minimnya komunikasi dan

interaksi antara perawat dengan pasienya. Perawat hanya akan masuk ke kamar

pasien untuk menemani dokter ketika melakukan pemeriksaan, mengganti infuse,

merawat luka, memberikan suntikan, memberikan obat misalnya menunggu

apabila keluarga datang kepada perawat karena perawat lebih sibuk mengerjakan

dokumen kesehatan. Seharusnya perawat melakukan pelayanan yang lebih

komunikatif serta bersifat edukasi tentang kesehatan yang sangat diperlukan untuk

kesembuhan pasien, serta memberikan asuhan keperawatan, penyuluhan

kesehatan sebagai upaya prefentif dan promotif yang tidak boleh dikesampingkan,

selain upaya kuratif dan rehab medik yang diberikan oleh tim medis. Pasien dan

keluarganya selalu mengharapkan dan menanti informasi yang berkaitan dengan

masalah kesehatan serta perkembangan kondisi yang dialami dengan komunikasi

yang efektif, pelayanan yang ramah,cepat dan profesional. Dan fenomena tersebut

didukung oleh penelitian sebelumya Pengaruh komunikasi teraputik perawat pada

penderita kanker di RSUD Dr Saiful Anwar ( Studi pada pasien IRNA 1 RS Dr

Saiful Anwar) Oleh Nurma Eka Setiana Ningrum dalam hasil penelitianya bahwa

Pengaruh komunikasi terapeutik dikatageorikan sebagai pengaruh yang sangat

lemah. Dalam koofisien determinasi, menunjukkan komunikasi terapeutik perawat

(15)

4

dari faktor lain. Faktor lain tersebut diduga yaitu lama perawatan di rumah sakit,

dukungan keluarga, serta usia pasien.

Menurut Namora didalam bukunya (2009:7) menyatakan bahwa manusia

mempunyai sifat holistik, dalam artian manusia adalah makhluk fisik yang

sekaligus psikologis, yang mana kedua aspek ini saling berkaitan satu sama lain

dan saling mempengaruhi. Sehingga apa yang terjadi kondisi fisik manusia akan

mempengaruhi pula kondisi psikologinya, dengan kata lain setiap penyakit yang

dialami seseorang tidak hanya menyerang manusia secara fisik saja, tetapi juga

dapat membawa masalah-masalah bagi kondisi psikologinya. Hal ini dapat dilihat

dari pasien penderita kanker dimana ketika dokter mendiagnosis seseorang

menderita penyakit yang berbahaya seperti kanker, secara umum ada 3 bentuk

respon emosional yang bisa muncul pada pasien penyakit kronis seperti kanker

yaitu penolakan, kecemasan dan depresi ( Taylor,1998), Kecemasan merupakan

respon umum yang terjadi seteah penyakit kanker terdiagnosis. Selain itu pasien

kanker akan mengalami kondisi psikologis yang tidak menyenangkan, misalnya

merasa kaget, cemas, takut, bingung, sedih, panik atau merasa sendiri dan

dibayangi kematian. Kecemasan meningkat ketika individu membayangkan

terjadinya perubahan dalam hidupnya di masa depan akibat dari penyakit yang

diderita ataupun akibat dari proses penanganan, misalnya proses radiasi dan

obat-batan yang digunakan untuk membunuh sel kanker ternyata dapat mengakibatkan

kerusakan tubuh bahkan berpotensi untuk menyebabkan hilangnya fungsi tubuh

yang tidak dapat diperbaiki ( Burish,1987). Selain itu beban biaya yang harus

(16)

5

terbebani sehingga dalam kondisi demikian seseorang akan mengalami kehilangan

identitas diri dan kehilangan control atas tubuh (Namora, 2009:7).

Didalam penanganan seorang penderita kanker ada 2 bentuk penanganan

yaitu penanganan secara medis guna untuk membunuh sel kanker dan mencegah

adanya penumbuhan sel kanker lainya. Selain itu peran komunikasi interpersonal

antara staf medis dengan pasien juga berperan penting. Pelaksanaan komunikasi

terapeutik bertujuan membantu pasien memperjelas dan mengurangi beban

pikiran dan perasaan untuk dasar tindakan guna mengubah situasi yang ada

apabila pasien percaya pada hal-hal diperlukan. Disamping itu juga mengurangi

keraguan serta membantu dilakukanya tindakan yang efektif, mempererat

interaksi kedua pihak yakni antara pasien dan perawat secara profesional dan

proporsional dalam rangka membantu penyelesaian masalah pasien

(Machfoedz,2009:105). Jadi asumsinya bahwa jika melalui komunikasi terapeutik

dilakukan dengan efektif diharapkan terjadi perubahan dalam diri klien. Klien

yang tadinya tidak bisa menerima diri apa adanya atau merasa rendah diri, setelah

berkomunikasi terapeutik dengan perawat akan mampu menerima dirinya. Karena

komunikasi merupakan suatu dasar tindakan dalam proses penanganan seorang

pasien.

Berdasarkan Riset kesehatan Dasar ( Riskesdas ) tahun 2007, prevelensi

tumor / kanker di Indonesia adalah 4,3 per 100 penduduk dan kanker merupakan

penyebab kematian no 7 ( 5,7 % ) setelah stroke , TB, hipertensi,cedera , perinatal

dan DM. Menurut statistik rumah sakit dalam system informasi Rumah Sakit

(17)

6

rawat inap di seluruh RS di Indonesia (16,85%), disusul kanker leher rahim

(11,78%), kanker hati dan saluran empedu intrahepatik (9,69%), Leukemia

(7,42%), dan Limfoma non Hodgkin (6,69%)( Dep. Kes RI, 2013:3).Menurut

laporan WHO 2003 , terdapat lebih dari 10 juta kasus penderita baru penyakit

kanker. Prediksi peningkatan setiap tahun kurang lebih 20 % sehingga

diperkirakan pada tahun 2020 jumlah penderita baru penyakit kanker akan

mencapai hamper 20 juta penderita per tahun, dan diperkirakan 84 juta orang akan

meninggal ( Direktorat Jendral PP dan PL Kementerian Kesehatan,2013:3)

Oleh karena itu perawat sebagai komponen penting dalam proses

keperawatan dan orang yang terdekat dengan pasien harus mampu berkomunikasi

baik secara verbal dan non verbal dalam membantu kesembuhan pasien. Seorang

perawat profesional selalu berusaha untuk berperilaku terapeutik, yang berarti

bahwa setiap interaksi yang dilakukan memberikan dampak kesembuhan yang

memungkinkan pasien untuk memperoleh kepuasan dari pelayanan yang

diberikan oleh seorang perawat. Perawat harus memiliki tanggung jawab secara

moral tinggi yang didasari atas sikap peduli dan penuh kasih sayang, serta

perasaan ingin membantu orang lain untuk tumbuh dan berkembang. Dengan

adanya komunikasi memberikan motivasi untuk sembuh menjadi suatu kekuatan

para penderita untuk tetap bertahan memperbaiki hidupnya dan tidak mudah putus

asa dalam menghadapi penyakitnya. Motivasi dengan intensitas yang cukup yang

diakukan oleh pihak keluarga, staf medis akan memberikan arah pada individu

(18)

7

Terkait dengan data dan uraian diatas yang menjadi menarik untuk diteliti

adalah Bagaimana penerapan komunikasi terapeutik perawat pada penderita

kanker dalam upaya memotivasi kesembuhan pasien. Dimana komunikasi ini

memiliki tujuan sebagai upaya memotivasi kesembuhan pasien, sedangkan pasien

penderita kanker merupakan pasien yang tidak dapat sembuh, hal inilah yang

menjadi salah satu faktor pasien penderita kanker mengalami penurunan harga diri

dan mengalami gangguan seperti kecemasan, depresi dan stres. Untuk itu peneliti

melakukan penelitian lebih mendalam tentang bagaimana penerapan komunikasi

terapeutik perawat pada penderita kanker dalam upaya memotivasi kesembuhan

pasien di RSUD Dr Saiful Anwar Malang.

Latar belakang peneliti memilih Rumah Sakit Umum Dr Saiful Anwar

Malang sebagai tempat penelitian, Hal ini dikarenakan bahwa penelitian ini

merupakan penelitian lanjutan dari penelitian sebelumnya yang dilakukan di

RSUD Dr Saiful Anwar dengan judul penelitian Pengaruh komunikasi terapeutik

perawat pada penderita kanker di RSUD Dr Saiful Anwar ( Studi pada pasien

IRNA 1 RS Dr Saiful Anwar) Oleh Nurma Eka Setiana Ningrum. Dengan

demikian menjadi menjadi hal menarik untuk peneliti mengambil penelitian dari

segi perawat untuk mengetahui bagaimana penerapan komunikasi terapeutik

perawat pada penderita kanker sebagai upaya memotivasi kesembuhan pasien.

Alasan lain peneliti mengambil RSUD Dr Saiful Anwar Malang adalah bahwa

Rumah sakit ini merupakan rumah sakit milik Pemerintah Daerah Provinsi Jawa

Timur yaitu terletak di kota Malang. RSSA ini telah terakreditasi A di kota

(19)

8

Jawa Timur (http://www.rsusaifulanwar.jatimprov.go.id/about.html). Terlepas

dari hal itu , secara geografis lokasi penelitian ini dekat dengan peneliti sehingga

memudahkan peneliti dalam melakukan proses peneltian.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan oleh peneliti diatas,

maka rumusan masalah yang dapat ditarik adalah bagaimana penerapan

komunikasi terapeutik perawat pada penderita kanker dalam upaya memotivasi

kesembuhan pasien

1.3. Tujuan

Mengacu pada rumusan masalah yang ditemukan, maka tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan komunikasi terapeutik perawat

pada pasien penderita kanker sebagai upaya memotivasi kesembuhan pasien.

1.4. Manfaat penelitian

1.4.1. Manfaat Akademis

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menambah

informasi dan wawasan kepada mahasiswa jurusan imu komunikasi

Universitas Muhammadiyah Malang khususnya dan mahasiswa jurusan

lain pada umumnya mengenali ruang lingkup komunikasi dalam bidang

pengetahuan mengenai komunikasi terapeutik perawat pada penderita

kanker dalam upaya memotivasi kesembuhan pasien penderita kanker di

(20)

9

Selain itu juga penelitian ini diharapkan mampu menjadi tambahan

referensi atau acuan bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian sejenis.

4.2 Manfaat praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini dapat digunakan oleh Rumah

Sakit Saiful Anwar terutama untuk Ruang 22 Instalasi Rawat Inap I secara

khusus atau lembaga kesehatan / Rumah sakit yang menangani pasien

penderita kanker sebagai masukan dan pertimbangan maupun informasi

guna penyempurnaan sistem kerja terutama dibidang komunikasi

Referensi

Dokumen terkait

Kelelahan yang diakibatkan aktivitas yang terlalu banyak atau kelelahan yang diakibatkan karena olahraga juga akan mempengaruhi kadar SGOT.. Aktivitas fisik yang terlalu

Bangunan masih sederhana, merupakan hasil swadaya masyarakat komplek yang dikumpulkan sedikit demi sedikit, masih banyak kekurangan dimana-mana dalam hal sarana dan

Serangkaian kegiatan penelitian yang dilakukan pada tahun 2015 berhasil memperoleh: (1) 3010 aksesi plasma nutfah terkoleksi dan terkarakterisasi yang dimanfaatkan untuk

Bila Devi sibuk mengurus rumah, Karso tidak segan untuk membantu Devi mengasuh anak.Selain itu, Karso merasa bahwa Devi lebih tegas dalam mengatur anak daripada

Bentuk atau design visualisasi dari company profile yang menggunakan warna -warna dasar orange dan dipadukan dengan design artwork yang terbuat dari perpaduan

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, dengan ini menyetujui untuk memberikan ijin kepada pihak Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknik Universitas Muria Kudus

Kedua, ditinjau dari dimensi task identity yaitu tingkatan dimana pekerjaan membutuhkan penyelesaian secara “seluruh” atau sebagian yang dapat diidenfikasi yaitu melakukan

Sudah menjadi rahasia umum pada masyarakat bahwa, kebanyakan perencanaan wilayah dan kota yang disusun oleh kita semua tidak berada dalam konteks