• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPEMIMPINAN DALAM MUHAMMADIYAH (BAGIAN 4: TANTANGAN DAN AGENDA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEPEMIMPINAN DALAM MUHAMMADIYAH (BAGIAN 4: TANTANGAN DAN AGENDA)"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

12 12 - 24 RABIULAWAL 1432 H

B I N G K A I

KEPEMIMPINAN D

KEPEMIMPINAN D

KEPEMIMPINAN D

KEPEMIMPINAN D

KEPEMIMPINAN DALAM

ALAM

ALAM

ALAM

ALAM

MUHAMMADIY

MUHAMMADIY

MUHAMMADIY

MUHAMMADIY

MUHAMMADIYAH

AH

AH

AH

AH

(BAGIAN 4: TANTANGAN DAN AGENDA)

K

epemimpinan Muhammadiyah saat ini maupun ke depan

di seluruh tingkatan memiliki tantangan yang tidak ringan, baik dalam menghadapi masalah lokal, nasional, maupun global yang serba kompleks. Namun manakala dikerjakan secara kolektif-kolegial dan tersistem maka tidak ada yang tidak dapat dipecahkan dan diagendakan untuk kemajuan Persyarikatan Muhammadiyah. Karena itu, tidak perlu terlalu dirisaukan mengenai figur kepemimpinan Muhammadiyah mendatang. Berbagai sosok dengan kualitas yang beragam baik yang menonjol kualitas cendekiawan, ulama-khusus keagamaan, adminstrator, kalangan profesional, maupun praktisi organisasi semuanya dapat saling komplementer atau saling melengkapi dalam satu bangunan sistem kepemimpinan kolektif-kolegial Muhammadiyah. Hal penting yang diperlukan ialah menyatukan secara sinergi seluruh potensi dan kualitas kepemimpinan itu secara tersistem, optimal, bersinergi, dan kohesif sehingga melahirkan kekuatan kepemimpinan kolektif-kolegial yang progresif dan produktif.

Sebagaimana tercermin dalam hasil keputusan Muktamar ke-46 tantangan Muhammadiyah sangatlah besar. Dalam hal organisasi diperlukan pengembangan kualitas tatakelola, termasuk tatakelola keuangan, dan hubungan dengan berbagai pihak sesuai prinsip dakwah. Dalam hal program baik umum maupun perbidang diperlukan realisasi visi strategis lima tahun yang bertumpu pada mobilisasi dan revitalisasi yang bersifat peningkatan dan pengembangan. Dalam revitalisasi gerakan difokuskan pada penguatan Cabang dan Ranting, anggota dan kader, pendidikan, dan kualitas amal usaha yang unggul. Dalam menghadapi isu-isu strategis diperlukan pemahaman, penyikapan, dan langkah yang cerdas. Dalam pemikiran harus mengembangkan Islam yang berkemajuan dan orientasi gerakan pencerahan yang membebaskan, memberdayakan, dan memajukan sebagaimana Pernyataan Pikiran Muhammadiyah Abad Kedua. Para pimpinan Muhammadiyah harus memahami keputusan Muktamar yang penting dan strategis tersebut, sehingga tidak berjalan sendiri berdasarkan kemauan dan pemahaman sendiri.

Muhammadiyah di tengah dinamika zaman yang sarat tantangan yang harus dihadapi, memerlukan kualitas dan dinamika kepemimpinan yang memiliki komitmen yang tinggi, ikhlas, kata sejalan dengan tindakan, berpikiran maju, dan berkhidmat untuk memimpin secara optimal dan penuh pertanggungjawaban. Pemimpin Muhammadiyah baik secara individu maupun kolektif di berbagai tingkatan harus mengintegrasikan diri ke dalam sistem gerakan Persyarikatan, sehingga tidak seperti lokomotif yang lepas

dari gerbongnya, serta senantiasa menjaga keseimbangan dan kepentingan organisasi dari berbagai tarikan kepentingan dan dinamika dari luar. Pemimpin Muhammadiyah harus mampu memobilisasi dan mengembangkan seluruh potensi Persyarikatan secara optimal, sehingga meletakkan kebesaran organisasi di atas segalanya. Pemimpin Muhammadiyah harus tetap istiqamah menjaga prinsip-prinsip gerakan Muhammadiyah yang selama ini menjadi kekuatan idealisme yang memelihara kelangsungan organisasi Islam ini, termasuk menegakkan khittah dan kepribadian secara konsisten tanpa terjebak pada kepentingan-kepentingan politik sesaat. Pemimpin Muhammadiyah di seluruh tingkatan harus bersifat transformasional (membawa pada perubahan ke arah kemajuan) demi memajukan Persyarikatan sehingga mampu memberi kemaslahatan yang optimal bagi kemajuan umat, bangsa, dan dunia kemanusiaan.

Mesikupun kepemimpinan Muhammadiyah bercorak kolektif-kolegial dan bersifat sistem, tidak kalah pentingnya harus didukung oleh kualitas para personal pimpinan yang lebih unggul. Diperlukan para personal pimpinan yang berkomitmen tinggi, bekerja keras, berpikiran maju dan inovatif, responsif terhadap perkembangan, serta mampu mengembangkan organisasi secara dinamis sesuai dengan hukum-hukum perubahan dan tantangan-tantangan zaman. Personal Pimpinan Muhammadiyah di seluruh tingkatan memerlukan penguatan dan pengembangan kualitas dalam memimpin gerakan sebagaimana layaknya pemimpin organisasi Islam modern yang besar. Memimpin Muhammadiyah haruslah serba melintasi sejalan dengan luasnya usaha dan daya jelajah Muhammadiyah. Urusan memimpin Muhammadiyah tidak sekadar mengaji atau mengurus pengajian sebagaimana sering dipersepsikan secara sempit. Karena Muhammadiyah merupakan gerakan Islam yang luas dan besar seluas ranah gerakan dakwah dan tajdid di berbagai bidang kehidupan. Memimpin Muhammadiyah memerlukan kapasitas dan kualitas yang multiaspek dengan orientasi kepemimpinan yang mencerahkan, yakni membebaskan, memberdayakan, dan memajukan kehidupan sebagaimana terkandung dalam pesan utama Pernyataan Pikiran Muhammadiyah Abad Kedua.

Agenda Pimpinan

Muhammadiyah saat ini dan ke depan sarat agenda. Masalah keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan universal menjadi agenda besar Muhammadiyah. Hasil Muktamar ke-46 mendaftar sejumlah masalah strategis yakni tentang Kemiskinan

DR. H HAEDAR NASHIR, M.SI.

De

m

o (Vi

si

t ht

tp:

//www.pdfspl

itm

erge

r.c

om

(2)

13

SUARA MUHAMMADIYAH 04 / 96 | 16 - 28 FEBRUARI 2011

B I N G K A I

Kepemimpinan, Komoditisasi Agama, Konservatifisme dan Formalisme Agama, Kemajemukan Agama, Keadilan Gender, Revitalisasi Karakter Bangsa, Pemberantasan Korupsi, Reformasi Lembaga Penegakan Hukum, Perlindungan dan Kesejahteraan Pekerja, Sistem Suksesi Kepemimpinan Nasional, Reformasi Birokrasi, Krisis Kemanusiaan Modern, Krisis Pangan dan Energi , Krisis Ekonomi Global, Krisis Lingkungan dan Perubahan Iklim, Islamofobia, Migrasi Global, dan Dialog Antar Agama dan Peradaban.

Sementara itu keputusan Muktamar yang tidak kalah pentingnya untuk dilaksanakan pertama, Keputusan Umum yakni Masalah-masalah Organisasi yang intinya menuntut adanya penataan dan pengembangan kualitas tatakelola organisasi, keuangan, amal usaha, kepemimpinan, dan hubungan ke luar. Termasuk menjalin hubungan yang baik dengan pemerintah. Kedua, menyangkut Program Muhammadiyah (Umum dan Perbidang) yang mengandung visi lima tahun ke depan. Ketiga, Pernyataan Pikiran Muhammadiyah Abad Kedua, yang harus dijadikan kerangka pandangan seluruh anggota dalam memasuki masa depan dengan orientasi gerakan pencerahan. Keempat, Revitalisasi Kader dan Anggota, Revitalisasi Cabang dan Ranting, serta Revitalisasi Pendidikan, yang harus dijadikan pegangan sekaligus dilaksanakan dalam ikhtiar memajukan gerakan.

Karena demikian besar dan berat agenda yang harus dijalankan pasca Muktamar Satu Abad maka betapa berat dan besar pula tugas Pimpinan Muhammadiyah dari Pusat hingga Ranting. Tugas utama pimpinan yang memperoleh amanat bukan memberikan ceramah atau pengajian, kalaupun hal itu penting. Pimpinan Muhammadiyah memiliki peran dan tugas penting untuk memimpinkan pelaksanaan Muktamar sehingga terlaksana dalam satu periode. Peran dan tugas memimpinkan yakni memotivasi, mengarahkan, membimbing, menunjukkan cara, mengelola, mengatur, mengontrol, mengevaluasi, membukakan jaringan, mensinergikan, hingga mencontohkan bagaimana amanat Muktamar itu dijalankan. Pimpinan Muhammadiyah harus menyeimbangkan antara tugas pelayanan umat dengan melakukan regulasi organisasi dan pelaksanaan program hingga menjalankan fungsi-fungsi strategis keumatan, kebangsaan, dan dunia kemanusiaan universal.

Di sinilah pentingnya setiap anggota Pimpinan Muhammadiyah di mana pun memahami keputuasn-keputusan Muktamar mau-pun hasil musyawarah lainnya dan bagaimana cara melaksana-kannya. Bacalah, simaklah, dan cermatilah setiap butir keputusan Muktamar dan musyawarah lainnya untuk kemudian bagaimana melaksanakannya secara kolektif dan tersistem sesuai dengan job-kerja masing-masing dalam satu kesatuan, selain tugas umum selaku pimpinan organisasi besar seperti Muhammadiyah. Memimpinkan Muhammadiyah tidak dapat berdasarkan selera masing-masing. Cara melaksanakannya pun harus berada dalam koridor organisasi secara sistem, bukan perorangan sesuai minat masing-masing. Inilah cara berorganisasi.

Karena demikian berat agenda pimpinan, maka seyogyanya para Pimpinan Muhammadiyah memusatkan perhatian pada pelaksanaan amanat secara serius dan tersistem. Bahas dan pilihlah kebijakan mana yang terpenting dari yang penting, yang penting dari yang rutin. Tidak kalah penting menyatukan langkah secara bersama dalam semangat kolektif-kolegial yang menjadi

ciri dan watak kepemimpinan Muhammadiyah. Musyawarahkan setiap langkah penting, jangan berjalan sendirian. Lokomotif yang baik, ialah yang mampu membawa gerbong dalam satu rangkaian gerak yang menyatu dan berirama dalam satu alur, jalur, dan tujuan yang sama. Pemimpin yang bijak dan umat yang taat serta penuh pengkhidmatan merupakan perpaduan yang utama dalam kepemimpinan suatu gerakan Islam sebagaimana Muham-madiyah.

Pemimpin atau Pimpinan Muhammadiyah juga memerlukan kecerdasan dan kearifan dalam memimpinkan organisasi. Pemimpin juga harus mau mendengar kritik, masukan, dan saran siapapun sehingga mampu menunaikan amanat dengan baik. Rusaknya negara karena pemimpin tidak mau atau alergi kritik atau masukan. Dengan menutup kritik, masukan, dan saran maka pimpinan akan kehilangan kontrol ketika melakukan kekeliruan atau kesalahan yang diyakininya benar. Sesempurna apa pun langkah selalu terbuka celah kelemahan, seunggul apa pun kualitas pimpinan akan selalu ada kelemahan. Karena itu, jadikan kritik atau masukan sebagai wujud penciptaan keseimbangan sekaligus penyelamatan dari keliru atau salah jalan. Insya Allah roda kepemimpinan dan organisasi akan berjalan sebagaimana mestinya, di samping memperoleh manfaat dan diberkahi Allah SwT.

Selain nilai-nilai dan akhkak Islam yang menjadi fondasi, para pimpinan maupun anggota Muhammadiyah perlu bersikap sesuai Kepribadian Muhammadiyah. Kepribadian Muhammadiyah menggariskan sepuluh sifat yakni: (1) Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan, (2) Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah Islamiyah, (3) Lapang dada, luas pandangan, dengan memegang teguh ajaran Islam, (4) Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan, (5) Mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan, serta dasar dan falsafah negara yang sah, (6) Amar ma’ruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan yang baik, (7) Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud islah dan pembangunan, sesuai dengan ajaran Islam, (8) Kerjasama dengan golongan Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan agama Islam serta membela kepentingannya, (9) Membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain dalam memelihara dan membangun negara mencapai masyarakat adil dan makmur yang diridlai Allah, dan (1) Bersifat adil serta korektif ke dalam dan ke luar dengan bijaksana.

Hal yang tidak kalah pentingnya dalam memimpin ialah ke-ikhlasan. Bahwa segala hal yang dilakukan tidak lain wujud ibadah untuk meraih ridla dan karunia Allah secara tulus hati lillahi ta’ala.

Memimpin itu amanat maka tunaikanlah dengan sepenuh hati. Tapi keikhlasan itu bukanlah retorika atau sebatas keindahan lisan, yang paling penting dalam tindakan secara konsisten. Ikhlas itu tidak cukup diceramahkan kepada orang lain, tetapi dipraktikkan dalam tindakan. Ujian ikhlas itu manakala ada masalah, tidak mem-peroleh posisi, dan kehilangan sesuatu yang menyenangkan da-lam organisasi yang diterima dengan lapang hati. Hal yang penting dan luhur berlaku dalam tradisi Muhammadiyah guna mewujud-kan keikhlasan dan pengkhidmatan ialah prinsip “jangan mencari atau meminta jabatan, tetapi manakala diberikan maka jangan ditolak dan tunaikanlah dengan amanah”. Inilah, wujud keikhlasan yang otentik, yang lahir dalam spirit kata sejalan dengan tindakan dari para Pimpinan Muhammadiyah.l

De

m

o (Vi

si

t ht

tp:

//www.pdfspl

itm

erge

r.c

om

Referensi

Dokumen terkait

Para PNS lingkungan Kecamatan dan Kelurahan wajib apel pagi setiap hari senin di Halaman Kantor Kecamatan Kebayoran Baru, dan akan diberikan teguran kepada yang tidak ikut apel

Maka pendekatan visual dalam perancangan buku pop up ini adalah dengan menggunakan pendekatan visual yang berupa gambar ilustrasi kartun yang sederhana dan tidak

Agar sistem hidrolik bekerja secara optimal, maka perlu dilakukan perancangan dan perhitungan spesifikasi komponen yang akan digunakan pada silinder tilting,

[r]

penderita penyakit gizi buruk, dengan cara menentukan status gangguan gizi terlebih dahulu yang terdiri dari 4 status gangguan gizi, dengan jumlah gejala sebanyak

Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini ialah distribusi kandungan TSS paling tinggi terdapat pada bulan Februari di stasiun tiga yaitu 45 mg/l sementara distribusi kandungan

Meskipun demikian sebelum pengamatan, dilakukan pendugaan jenis kelamin masing-masing individu berdasarkan ciri-ciri morfologi, yaitu warna paruh, bentuk paruh, bentuk

Sesuai dengan karakteristik awal tadi bahwa polietilen glikol sangat larut dalam air dan tidak diserap oleh tubuh manusia sehingga tingkat osmotik zat ini lebih baik dan