BAHASA MALANGAN SEBAGAI ALAT KRITIK SOSIAL DISURAT KABAR
LOKAL(Analisis Isi Rubrik Ebes Ngalam diHarian Pagi Malang PostEdisi
10 Juni – 4 Juli 2009).
Oleh: Slamet Iswahyudi ( 05220335 )
Communication Science Dibuat: 20100904 , dengan 6 file(s).
Keywords: Bahasa malangan, Kritik sosial, Analisis Isi
ABSTRAKSI
Bahasa merupakan alat dan medium untuk arti penting atau signifikansi atau makna yang diproduksi secara simbolik untuk mengeksplorasi sebuah kajian budaya. Bahasa yang dimaksud dalam kajian budaya adalah ‘bahasa seharihari’ bukan bahasa logis. Bahasa bukanlah sebuah kehadiran metafisik, tetapi sebuah alat yang digunakan manusia untuk mengkoordinasikan tindakantindakannya dalam hubungan sosial. Dalam rubrik Ebes Ngalam dalam Harian Pagi Malang Pos, ialah sebuah rubrik yang dikemas dalam percakapan yang menggunakan bahasa Walikan / bahasa Malangan, yang berisi pesan kritik sosial yang menyindir dengan bahasa bahasa yang khas. Rubrik yang dikemas dalam percakapan bahasa malangan ini dengan gaya bahasa seloroh, nakal, dan santai itu, bertujuan agar mudah dimengerti oleh khalayak
pembacanya. Dalam bahasa ini, terdapat beberapa kata yang berusaha menyampaikan sebuah kritik sosial yang ditujukan kepada pihakpihak tertentu. Bahasa semacam ini tentu saja
dibutuhkan masyarakat, dimana bahasa tidak hanya menjadi alat komunikasi dan penyampaian pesan, tetapi mampu berperan sebagai alat kritik. Melalui ‘bahasa malangan’ ini menarik peneliti untuk meneliti kritik sosial yang muncul tiap kalimat dalam rubrik tersebut dan mencoba untuk mengarah pada pentingnya kritik sosial dalam masyarakat.
Berangkat dari pemikiran diatas, peneliti tertarik untuk mengungkap lebih jauh lagi kedalam bentuk penelitian dengan judul “Bahasa Malangan Sebagai Alat Kritik Sosial diSurat Kabar Lokal”. Dimana tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tema dan target kritik sosial dirubrik Ebes Ngalam.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis isi. Ruang lingkup penelitian ini adalah rubrik Ebes Ngalam edisi 10 Juni – 4 Juli 2009 dalam Harian Pagi Malang Pos. Dalam penelitian ini unit analisis yang digunakan adalah unit analisis item kalimat dalam rubrik Ebes Ngalam. Item kalimat yang dipilih berupa rubrik Ebes Ngalam edisi 10 Juni – 4 Juli 2009 untuk selanjutnya dianalisis. Sedangkan satuan ukur berkenaan dengan frekuensi kemunculan struktur kategori pada unit analisis. Struktur kategori dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu, yang pertama kategori berdasarkan “Sasaran” yakni meliputi, Lembaga Pemerintah, Masyarakat, Atlet Olahraga, dan Instansi atau Perusahaan, dan yang kedua kategori berdasarkan “Tema” yakni meliputi, Sosial, Pendidikan, Olahraga, dan Ekonomi.
Olahraga sebanyak 3 kali (13%) dan setelah itu sasaran Masyarakat sebanyak 1 kali (5%). Sedangkan untuk kategori berdasarkan “Tema” kritik, tema yang paling sering muncul adalah Pendidikan dan Olahraga yang samasama muncul sebanyak 9 kali (41%) selanjutnya diikuti oleh tema sosial sebanyak 3 kali kemunculan (13%) dan tema Ekonomi sebanyak 1 kali (5%). Hal ini seperti yang telah disimpulkan di atas bahwa dengan banyaknya kritik yang tertuju pada lembaga pemerintah dan instansi atau perusahaan, diharapkan dengan adanya rubrikrubrik seperti Ebes Ngalam ini dapat memperbaiki kinerjanya. Selain itu, untuk para pekerja media diharapkan dapat melakukan kontrol terhadap jalannya pemerintahan.
ABSTRACT
Keywords: Language malangan, social criticism, content analysis
Language is a tool and medium for the importance or significance or symbolic meaning produced to explore a cultural studies. The language referred to in cultural studies is 'everyday language' is not a logical language. Language is not a metaphysical presence, but a tool used in humans to coordinate their actions in social relationships. In the rubric Ebes ngalam in Malang Daily Morning Post, is a rubric that is packaged in a conversation using the language Walikan / Malangan language, which contains a message of social critics who insinuated with distinctive languages. Rubrics are packed in the conversation this malangan language with the language style prank, naughty, and relaxed, aim to be easily understood by the reading public. In this language, there are some words that try to convey a social criticism addressed to certain parties. Such language is of course required by the community, where language is not just a means of communication and delivery of messages, but the capability to act as a tool of criticism. Through the 'language malangan' It attracts researchers to examine the social criticism that appears every sentence in the column and try to lead on the importance of social criticism in the community. From the fact above, researchers are interested in to reveal any further into the form of research with the title "Language as a Tool of Social Critic Malangan diSurat Local News." Where the purpose of this study is to identify themes and targets of social criticism dirubrik Ebes ngalam. The method used in this study is the method of content analysis. The scope of this study is the rubrics Ebes ngalam edition of June 10 to July 4, 2009 in Malang Daily Morning Post. In this research unit is the unit of analysis used an item analysis of the sentence within the rubric of Ebes ngalam. Item sentence that is chosen to be the rubric Ebes ngalam edition June 10 to July 4, 2009, for further analysis. While the unit of measurement with respect to frequency of
occurrence of category structure on the unit of analysis. Category structure in this study were divided into two, namely, the first category is based on "Target", which comprises, Government Institutions, Society, Sports Athlete, and the Agency or Company, and the second category is based on "Themes" which includes, Social, Education, Sports, and Economics.