• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKAR KONFLIK DAN MODEL RESOLUSI ( Studi Kasus Konflik Internal Tenaga Pendidik Di SMK PGRI 3 Tanggul – Jember )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "AKAR KONFLIK DAN MODEL RESOLUSI ( Studi Kasus Konflik Internal Tenaga Pendidik Di SMK PGRI 3 Tanggul – Jember )"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

AKAR KONFLIK DAN MODEL RESOLUSI

( Studi Kasus Konflik Internal Tenaga Pendidik

Di SMK PGRI 3 Tanggul – Jember )

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Magister

Program Studi Magister Sosiologi

Disusun oleh :

Diajukan oleh:

Muhammad Taftayani Yuniarto NIM . 201110270211001

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)
(3)
(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmaanirrohiim…

Syukur Alhamdulillah atas berkat rahmat, hidayah dan inayah-Nya, maka penulis dapat menyusun dan menyelesaikan penulisan tesis untuk Program Studi Magister Sosiologi ini dengan lancar.

Penulisan tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagai syarat guna memperoleh gelar Magister Sosiologi, pada program Pasca Sarjana, Universitas Muhammadiyah Malang.

Tesis ini berjudul “Akar Konflik dan Model Resolusi (Studi Kasus Konflik

Internal Tenaga Pendidik Di SMK PGRI 3 Tanggul Jember) ”. Kami sadari bahwa

penulisan tesis ini jauh dari sempurna, hal ini disebabkan karena rendahnya pengetahuan dan terbatasnya ilmu yang dimiliki penulis. Oleh karena itu tegur sapa dan sumbang saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.

Penulisan ini dapat berjalan lancar berkat bantuan banyak pihak, untuk itu dengan hati yang setulus-tulusnya penulis sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan kepada yang terhormat:

1. Ibu Sri Himawati dan Bapak Wardan Ardjoputro (alm) tercinta yang telah membesarkanku dan banyak mengajarkan makna kehidupan, mengantarkanku

sampai di akhir pendidikanku serta selalu mendo’akan dan memberi

(6)

2. Istri Velly Evellyantin dan anak-anakku M. Rayhan Tazakka, M. Tsaqif Alfarisi, dan M. Nabil Attaqiy yang senantiasa memberikan dukungan baik moril maupun materiil dan setia mendampingiku selama penyelesaian studi ini.

3. Bapak Dr. Wahyudi, M. Si. Selaku pembimbing utama dan Ibu Dr. Tri Sulistyaningsih selaku pembimbing pendamping, yang dengan sabar telah banyak memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan tesis ini. 4. Bapak Rinikso Kartono, M.si Selaku Ketua Program Studi Magister Sosiologi

Pasca Sarjana dan seluruh Dosen Universitas Muhammadiyah Malang.

5. Para Dosen, beserta staf administrasi Program Pasca sarjana Universitas Muhammadiyah Malang, yang telah banyak membantu wawasan, pengetahuan dan membimbing penulis selama studi.

6. Teman-teman satu angkatan terutama kelas Jombang yang telah banyak membantu penulis dalam proses kuliah dan menyelesaikan Tesis ini.

7. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Tesis ini yang tak sempat disebut satu persatu.

Akhir kata semoga Allah SWT selalu melimpahkan taufik dan hidayah-Nya serta membalas segala amal baik semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tesis ini. Amiiin.

Malang, Januari 2014

(7)

DAFTAR ISI

HalamanJudul ... i

HalamanPengesahan ... ii

HalamanPersetujuanPenguji ... iii

HalamanPernyataan... iv

Manfaat / Kegunaan Penelitian ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN TINJAUAN TEORITIS ... 13

Penelitian Terdahulu ... 13

Kajian Pustaka ... 15

Tinjauan Teoritis ... 17

1. Teori Konflik ... 17

2. Teori Model Resolusi Konflik ... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 33

Jenis Penelitian ... 33

Penentuan Lokasi Penelitian ... 34

Penentuan Subjek Penelitian ... 35

(8)

1. Profil SMK PGRI 3 Tanggul Jember ... 45

2. Konflik Internal ... 52

3. AkarKonflik Internal ... 56

4. Model Resolusi Konflik Internal ... 65

Analisis Data ... 79

BAB V PENUTUP ... 90

Kesimpulan ... 90

Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 94

LAMPIRAN ... 97 Biodata Subjek Penelitian

Gambar / Foto Dokumen Sekolah B.

A. B.

(9)

Daftar Tabel

A. Tabel 1.1 ContohKasusKonflik Internal Sekolah ... ...…… 6 B. Tabel 4.1 Pelaksanaan Dialog dalamPenyelesaianKonflik Di SMK PGRI 3

(10)

Daftar Gambar

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Bernard Raho, SVD,(2007), Teori Sosiologi Modern, Jakarta: Prestasi Pustaka

Fisher, Simons, dkk, (2004), Mengelola Konflik: Keterampilan dan Strategi untuk Bertindak, Jakarta : The British Council Indonesia

Gerungan, W.A. (1986), PsikologiSosial, Bandung: Eresco.

I.B. Wirawan, (2012), Teori-Teori Sosial dalam Tiga Paradigma FaktaSosial, Definisi Sosial, Perilaku Sosial, Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Koentjaraningrat,(1991), Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: Gramedia. LexyJ.Moleong, (2010), Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosdakarya. Mike S. Arifin (1994), Penelitian Kualitatif Bidang Ilmu Sosial dan Keagamaan,

Malang: Kalimasadha Press.

Miles, Mathew B. dan Huberman,A. Michel, (1992), Analisis Data Kualitatif, Jakarta: Universitas Indonesia.

Mohammad Nazir, (2005), Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia.

Muhammad Idrus. (2009), Metode Penelitian Ilmu Sosial ,Pendekatan Kualitatifdan Kuantitatif, Jakarta: Erlangga.

Novri Susan, (2010), Pengantar Sosiologi Konflik dan Isu-Isu Konflik Kontemporer, Jakarta: Kencana Predana Media Group

Rachmad K. Dwi Susilo, (2008), 20 Tokoh Sosiologi Modern : Biografi Para Peletak Sosiologi Modern, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Ritzer, Geogerdan Goodman, Douglas J.(2007), Teori Sosiologi Modern, Jakarta: Prenada Media Group

Suharsimi Arikunto, (2002), Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta. Surjono Soekanto,(2009), Sosiologi Suatu Pengantar, Malang: Rajawali Press.

(12)

PustakadariLembaga :

PPLP DASMEN PGRI Provinsi Jawa Timur (2003), Pedoman Pengelolaan Tenaga Kependidikan Dilingkungan Sekolah PGRI di Jawa Timur, Surabaya : PPLP DASMEN PGRI Provinsi Jawa Timur

DokumenSekolah

Sejarah SMK PGRI 3 Tanggul Jember Profil Sekolah 2012-2013

Notulen Rapat/ Dialog, 3 September 2012 Notulen Rapat/ Dialog, 13 September 2012 Notulen Rapat/ Dialog, 14 September 2012 Notulen Rapat/ Dialog, 17 September 2012 Notulen Rapat/ Dialog, 11 Desember 2012 Notulen Rapat/ Dialog, 12 Januari 2013

Internet :

Sejarah PGRI, http://dediagussetiawan.wrdpress.com/2009/12/13/sejarah-pgri/

Diakses tanggal 26 september 2013

Undang- Undang Nomor 8 tahun 1974 tentang Pokok-pokok kepegawaian

www.dikti.go.id/files/atur/pns/UU08-1974.pdf diakses tanggal 26

september 2013.

UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

http://wrks.itb.ac.id/app/images/files_produk_hukum/uu_14_2005.pdf

diakses tanggal 26 september 2013

Siswa SD Terlantar Gara-gara Konflik Guru-Kepala Sekolah,

(13)

Konflik di SMP Mardi Putera Dipicu Ketidakpuasan Oknum Guru,

http://news.detik.com/surabaya/read/2013/09/07/114918/2352100/475/ko

nflik-di-smp-mardi-putera-dipicu-ketidakpuasan-oknum-guru diakses

tanggal 23 September2013

Sudah Sepekan Siswa SMA Womulyo Mogok

Belajarhttp://regional.kompas.com/read/2012/09/17/23222964/function.f opendiakses 26 September 2013

Cagar Budaya Bangunan SMA 17 Di Minta Di Kembalikan Seperti Semula, diakses

tanggal 26 September 2013

dari http://www.harianjogja.com/baca/2013/05/21/cagar-budaya-bangunan-sma-17-diminta-dikembalikan-seperti-semula-4084464

Walikota Turunkan Tim Tangani Konflik SMAN 1, diakses 26 Sseptember 2013 dari

http://krjogja.com/m/read/143051/page/tentang_kami.kr

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Lembaga pendidikan sekolah merupakan organisasi yang berorientasi dibidang pendidikan yang memiliki tanggung jawab penuh dalam pengembangan dan transfer ilmu pengetahuan di dunia pendidikan. Dalam pengelolaannya organisasi ini seringkali harus berhadapan dengan konflik internal.Banyaknya tugas-tugas sekolah seringkali mengabaikan persoalan-persoalan yang disebabkan karena kurangnya komunikasi antara pimpinan sekolah (kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan bendahara sekolah) dengan bawahan (guru).Dalam upaya mencapai visi dan misi sekolah seringkali Pimpinan Sekolah melakukan inovasi di sekolah, yang terkadang menimbulkan berbagai masalah di intern sekolah,termasuk konflik yang timbul sebagai akibat dari banyaknya permasalahan dan perubahan di sekolah.

(15)

Sebenarnya penelitian tentang konflik internal organisasi ini pernah dilakukan sebelumnya oleh M. Ibnu Ahmad pada tahun 2008 dengan judul tesisnya “Konflik Kepemimpinan Perguruan Tinggi (Studi Kasus Dualisme

Kepemimpinan Universitas Darul Ulum Jombang). Fokus penelitian ini pada dualisme kepemimpinan Universitas Darul Ulum (UNDAR) Jombang, yaitu munculnya dua rektor dan dua yayasan, pada akta 1998 yayasan diketuai oleh H. Lukman Hakim dan yayasan akte 2000 yang diketuai oleh Ma’muratus Sya’diyah

yang berujung pada meja pengadilan. Studi tentang konflik kepemimpinan Perguruan Tinggi ini dilaksanakan di Undar Jombang dengan menggunakan pendekatan kualitatif-fenomogik rancangan studi kasus. Hasil dari penelitian ini adalah sumber-sumber paling banyak menyebabkan konflik di UNDAR Jombang adalah sebagai berikut :

1. Kebijakan/ keputusan sepihak, 2. Perebutan kekuasaan,

3. Ketidakseimbangan kekuasaan, 4. Masalah keuangan/ dana,

5. Salah satu pihak merasa dirugikan, 6. Budaya paternalistik

7. Rendahnya komitmen pemimpin (inkonsistensi).

(16)

memiliki perbedaan dalam kultur dan kondisi sosialnya dengan menggunakan teori sosiologi khususnya teori konflik yang berkembang sebagai bahan analisanya.

Menurut Dahrendorf bahwa wajah masyarakat tidak selalu dalam kondisi terintegrasi, harmonis, dan saling memenuhi, tetapi ada wajah lain yang memperlihatkan konflik dan perubahan. Menurut Dahrendorf pelembagaan melibatkan dunia kelompok-kelompok terkoordinasi (ICAs/imperatively coordinated associations) yang mewakili peran-peran organisasi yang dapat dibedakan.Organisasi ini dikarakteri oleh hubungan kekuasaan (power), dengan beberapa kelompok peranan mempunyai kekuasaan memaksakan dari yang lainnya.( Novri Susan, 2010: 55).

Menurut Randall Collins bahwa penting membicarakan konflik sebagai bagian fundamental dari masyarakat.Baik pada tingkatan individu atau kelompok, konflik merupakan sesuatu yang sulit dihindari. Sebab, setiap manusia memiliki motif sendiri-sendiri yang tidak jarang berbenturan antar satu sama lain. Perbenturan kepentingan, baik dikehendaki ataupun tidak, menjadi salah satu penyebab konflik. (Rachmad K. Dwi Susilo, 2008:286).

(17)

Konflik dapat dikatakan sebagai suatu oposisi atau pertentangan pendapat antara orang-orang, kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi,yang disebabkan oleh adanya berbagai macam perkembangan dan perubahan dalam bidang manajemen, serta munculnya perbedaan pendapat, keyakinan ide, dan lain sebagainya.Kehadiran konflik biasanya diawali dengan munculnya bibit konflik, sehingga para pemimpin baik formal maupun informal bertanggung jawab untuk mengidentifikasi sumber dan tipe-tipe konflik secara dini, menganalisis akibat yang harus ditanggung, serta mengidentifikasi kekuatan dan kelemahannya untuk menentukan langkah preventif secara tepat.

Konflik dapat diibaratkan “pedang bermata dua”, di satu sisi dapat

bermanfaat bila digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan, di sisi lain dapat merugikan dan mendatangkan bencana jika digunakan untuk bertikai. Demikian halnya dilingkungan sekolah, meskipun kehadiran konflik sering menimbulkan ketegangan, tetapi terkadang diperlukan untuk kemajuan sekolah. Sekolah merupakan gudang intelektual, tempat nilai dan norma dikembangkan, tetapi masih sering kali terjadi konflik dilingkungan sekolah.

Untuk menghindari konflik di lingkungan sekolah, Persatuan Guru Republik Indonesia telah membuat rumusan kode etik guru yang merupakan tindak lanjut dari Undang- Undang Nomor 8 tahun 1974 tentang Pokok-pokok kepegawaian. Pasal 28 menyatakan bahwa “Pegawai Negeri Sipil mempunyai

kode etik sebagai pedoman sikap, tingkah laku perbuatan di dalam dan diluar kedinasan”. Kode etik ini merupakan pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan

(18)

Nopember 1973 di Jakarta diantaranya pada point tujuh berbunyi “Guru

menciptakan dan memelihara hubungan sesama guru baik berdasarkan lingkungan kerja maupun di dalam antar hubungan keseluruhan”.

Kemudian pemerintah mempertegas lagi dengan mengeluarkan Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Di dalam UU No. 14 tahun 2005 ini mencantumkan pasal 43 yang berbunyi:

1. Untuk menjaga dan meningkatkan kehormatan dan martabat guru dalam pelaksanaan tugas keprofesionalan, organisasi profesi guru membentuk kode etik.

2. Kode etik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi norma dan etika yang mengikat perilaku guru dalam pelaksanaan tugas

keprofesionalan.

Kode etik guru merupakan pedoman bersikap dan berperilaku yang mengejawantah dalam bentuk nilai-nilai moral dan etika dalam jabatan sebagai guru pendidik putera-puteri bangsa, tetapi kenyataannya dilingkungan sekolah masih sering terjadi konflik. Berikut ini adalah tabel contoh kasus konflik yang terjadi dilingkungan sekolah:

Tabel. 1.1

Tabel Contoh KasusKonflik Internal Sekolah

Sekolah Tahun Keterangan

SMAN 1 Wonomulyo, Polewali Mandar, Sulawesi Barat

2012 Kepala Sekolah VS guru

SMA “17” Yogyakarta 2012-2013 Pihak Sekolah VS Ahli Waris

SMAN 1 Salatiga 2012 Kepala Sekolah VS guru SDN Doule, Kec. Rumbia,

Kab. Bombana

2013 Kepala Sekolah VS guru

(19)

Banyaknya konflik di lembaga pendidikan di atas menyebabkan penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang konflik internal di lembaga pendidikan khususnya konflik di Sekolah Menengah Kejuruan Persatuan Guru Republik Indonesia 3 Tanggul Jember (selanjutnya ditulis SMK PGRI 3 Tanggul Jember) antara pimpinan sekolah dengan sebagian dewan guru, konflik yang dilandasi kekecewaan beberapa guru terhadap kebijakan pimpinan sekolah yang dipandang merugikan beberapa guru SMK PGRI 3 Tanggul Jember.

Untuk mengantisipasi konfik yang terjadi dilingkungan sekolah PGRI, PPLP PGRI Jawa Timur sendiri ini sudah membuat pedoman pengelolaan tenaga kependidikan di lingkungan sekolah PGRI di Jawa Timur dengan Nomor Surat Keputusan 30/SK/PPLP/III/2003. Terkait dengan kewajiban guru di lingkungan PGRI di atur dalam pasal 21 pada point tujuh “Setiap tenaga kependidikan wajib

memelihara dan meningkatkan keutuhan, kekompakan, persatuan dan kesatuan korps tenaga dalam lingkungan PPLP Dasmen PGRI”. Dengan kode etik ini guru

diharapkan mampu menjaga hubungan yang harmonis antar tenaga kependidikan khususnya guru.

(20)

“tipe-tipe konflik terdiri dari tanpa konflik, konflik laten, konflik terbuka dan konflik permukaan. Tanpa konflik menggambarkan situasi yang relatif stabil dan damai. Konflik laten adalah suatu keadaan yang didalamnya terdapat banyak persoalan, sifatnya tersembunyi dan perlu diangkat ke permukaan agar bisa ditangani. Konflik terbuka adalah situasi ketika konflik sosial telah muncul ke permukaan berakar dalam dan nyata dan memerlukan tindakan mengatasinya.Konflik di permukaan memiliki akar yang dangkal atau tidak berakar dan muncul hanya karena kesalahpahaman dan dapat diatasi dengan komunikasi”.

Pada realitas sosialnya konflik internal di SMK PGRI 3 Tanggul Jember sulit dihindari. Munculnya konflik ini awalnya bersifat laten. Hal ini ditandai oleh munculnya kecurigaan dalam pengelolaan keuangan sekolah terhadap pimpinan sekolah.Pimpinan sekolah dianggap kurang mampu dalam mengelola keuangan sekolah.Tidak adanya pembahasan Rencana Anggaran dan Pendapatan Sekolah dengan dewan guru, tidak adanya laporan penggunaan uang sekolah menjadi bahan pembicaraan guru-guru dan karyawan di SMK PGRI 3 Tanggul Jember.

(21)

sekolah yang terdiri beberapa guru yang menuntut mundur kepala sekolah Jojon Surjono.

Tuntutan mundur kubu kontra kepala sekolah terus berlangsung, Pada tanggal 13 September 2012 dari PPLP Dasmen PGRI kabupaten Jember Poniman melakukan supervisi dan audit di SMK PGRI 3 Tanggul Jember. Kemudian pada tanggal 14 September 2012 dari Dinas pendidikan Kabupaten Jember, Tatang Prijanggono (Kepala bidang SMP-SMA-SMK), Nur Hamid (Kepala Seksi SMK) dan Jamhariyadi (Kepala Seksi Subsidi Sarana Prasarana Pendidikan Menengah datang kesekolah untuk melakukan pembinaan terhadap guru dan karyawan SMK PGRI 3 Tanggul Jember.Kemudian pada tanggal 17 September 2012 dari PPLP Dasmen PGRI Poniman dan Anton (Sekretaris PPLP Dasmen PGRI kabupaten Jember) datang ke SMK PGRI 3 Tanggul Jember untuk memberikan arahan untuk menyelesaikan konflik internal di SMK PGRI 3 Tanggul Jember.

(22)

kepala sekolah. Tuntutan ini disertai ancaman kalau dalam waktu satu minggu tuntutan tidak dipenuhi, maka mereka akan melakukan tindakan konfrontasi bersama guru, karyawan, komite sekolah, wali murid dan seluruh siswa SMK PGRI 3 Tanggul Jember.

Konflik internal di SMK PGRI 3 Tanggul Jember menarik perhatian penulis, karena konflik seperti ini pernah terjadi ditahun 2006 antara Kepala Sekolah Mulyono dengan sebagian besar dewan guru dan karyawan. Konflik ini muncul disebabkan karena kekecewaan dewan guru dan karyawan terhadap kepala sekolah, yang diikuti demontrasi besar-besaran guru, karyawan dan siswa SMK PGRI 3 Tanggul Jember ketika itu.Konflik internal ini berakhir dengan ditariknya Kepala sekolah Mulyono oleh dinas pendidikan.Kemudian atas rekomendasi PPLP PGRI diganti oleh Kepala Sekolah PLH Poniman.

Konflik tahun 2006 yang dimulai tanggal 10 Juli 2006, konflik ini bermuara pada tuntutan mundur dari guru dan karyawan terhadap kepala Sekolah SMK PGRI 3 Tanggul Jember Mulyono, yang dipicu dengan beredar dan diterimanya surat bernomor 01/C.6/PPLP/2006 dari PPLP Dasmen PGRI Kabupaten Jember yang ditanda tangani Ketua H. Abdul Halis AK, tertanggal 30 Juni 2006 tentang ucapan terima kasih yang memuat materi point “ Selanjutnya apabila tenaga Saudara pada tahun diklat 2006-2007 masih kami butuhkan maka

akan dipanggil melalui Kepala SMK PGRI 03 Tanggul Jember pada pembagian

tugas mengajar”. Materi tersebut ternyata dipahami sebagai tindakan memecat

(23)

kepala sekolah dengan dewan guru dan karyawan ketika itu yang berujung dengan digantikannya Kepala Sekolah Mulyono, oleh Poniman.

Dengan melihat kondisi tersebut di atas bahwa konflik yang sekarang terjadi di SMK PGRI 3 Tanggul Jember bisa terjadi juga di lembaga pendidikan yang lain dan bisa juga muncul kembali di tahun-tahun mendatang ketika ada beberapa kebijakan kepala sekolah atau pimpinan sekolah yang dipandang kurang menguntungkan oleh dewan guru atau karyawan. Atas dasar tersebut penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam menjadi sebuah penelitian dengan mengambil judul “AKAR KONFLIK DAN MODEL RESOLUSI ( Studi Kasus Konflik Internal Tenaga Pendidik Di SMK PGRI 3 Tanggul - Jember) ”.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah akar dari konflik internal antar tenaga pendidik di SMK PGRI 3 Tanggul Jember?

2. Bagaimana model resolusi yang diimplementasikan untuk mengatasi konflik tersebut?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui latar belakang timbulnya konflik internal di SMK PGRI 3 Tanggul Jember antara Pimpinan Sekolah dengan Dewan Guru.

2. Untuk mengetahui model resolusi untuk mengatasi konflik tersebut. D. Manfaat/ Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan teoritis

(24)

2. Kegunaan praktis

(25)

Gambar

Gambar / Foto
Tabel Contoh KasusKonflik Internal Sekolah

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Hasil kajian menunjukkan tidak terdapat perbezaan yang bererti (signifikan) motivasi ekonomi dari segi keseluruhan di antara industri-industri yang terlibat. Walau

Menurut Ardi Winoto (2008:3) dalam bukunya “ Mikrokontroler adalah Sebuah sistem microprocessor dimana didalamnya sudah terdapat CPU, ROM, RAM, I/0, clock dan

Tugas Akhir karya Seni ini bertujuan untuk mengkonsep visualisasi tokoh Sakera dari Madura sebagai media informasi dan edukasi nasional yang di dalamnya berisi

seperti: (a) Operating profit adalah keuntungan yang diperoleh dari penerimaan dikurang biaya tidak tetap; (b) Tingkat keuntungan absolut adalah keuntungan bersih yang

(1) Dalam rangka pelaksanaan kebijakan di bidang keuangan daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (4), Pemerintah Daerah diberikan kewenangan untuk melakukan

kalangan pejabat tinggi, PJK dan pengusaha. Namun jika masyarakat juga mengerti akan pencucian uang maka masyarakat akan mengetahui dampak yang ditimbulkannya dan

Plasma nutfah kacang tunggak yang peka ter- hadap cekaman lahan masam adalah aksesi nomor 27 (Kacang Dadap) dan 38 (Kacang Tolo merah) yang hanya menghasilkan biji berturut-turut 10%