i
ANAK YANG BERHADAPAN DENGAN HUKUM DALAM KASUS TINDAKAN KEKERASAN
DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN ANAK KELAS IIA BLITAR
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Ilmu Kesejahteraaan Sosial (S.Sos)
Oleh:
Siti Imroatus Solekhah 201010030311006
PROGRAM STUDI ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil ‘alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya kepada hambanya selalu.
Sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi sebagai pra-syarat akademis untuk
lulus di Universitas Muhammadiyah Malang. Dan tak lupa kepada junjungan kita
Nabi Agung Muhammad SAW, yang dengan segala kerelaan dan keikhlasannya
menyebarkan agama islam sehingga dapat mengubah peradapan dunia yang
sebelumnya di huni kaum jahiliyah kini menjadi kaum yang lebih bermoral.
Peneliti mencoba mengangkat judul penelitian skripsi tentang “Anak Yang
Berhadapan Dengan Hukum Khususnya Kasus Kekerasan Di Lembaga
Pemasyarakatan Anak Klas IIA Blitar” dalam skripsi ini peneliti ingin mengupas
tentang latar belakang anak melakukan tindak pidana kekerasan dengan
menggunakan jenis penelitian studi kasus, yaitu kajian rinci atas suatu latar atau
peristiwa yang melatarbelakangi anak melakukan tindak pidana kekerasan.
Karena peran Anak disini merupakan generasi penerus perjuangan bangsa yang
nantinya dipersiapkan untuk masa depan negara yang lebih maju, makmur,
sejahtera dan berkeadilan.
Dengan terselesainya skripsi ini, yang merupakan jerih payah Peneliti secara
maksimal, tentunya melibatkan peran serta dan partisipasi dari segala pihak. Maka
dari itu, Peneliti ucapkan rasa terimakasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak
yang dengan segala keikhlasnnya turut serta dalam penyelesaian skripsi ini
vii
1. Kepada pimpinan Universitas Muhammadiyah Malang Rektor, Dr.
Muhadjir Effendy, MAP; Pembantu Rektor I, Prof. Dr. H. Bambang
Widagdo, M.M; Pembantu Rektor II Drs. H Fauzan; dan Pembantu
Rektor III Dr. Hj. Diah Karmiyati, M.Si. Terimakasih yang
sebesar-besarnya atas dedikasinya yang tinggi telah bekerja dengan keras
sebagai pemangku kebijakan di Universitas.
2. Kepada Dosen Pembimbing I, Drs. Rinikso Kartono, M.Si dan Dosen
Pembimbing II, Dra. Juli Astutik, M.Si, saya ucapkan beribu terima
kasih atas segala kesabaran, pengertian dan kesediaanya dalam
memberikan bimbingan hingga terselesainnya skripsi ini.
3. Kepada Kedua Orang tua, Ayahanda tercinta Maryono yang telah
menjadi uswatun hasanah bagi kehidupan keluarganya, menjadi imam keluarga yang baik, sabar dan penuh kasih sayang. Ibunda tercinta,
Sulastri yang telah menjadi embun kedamaian jiwa keluarganya,
menjadi pelindung dan penanam bibit-bibit semangat dan yang selalu
mengajarkan kesabaran dan keikhlasan serta yang tak pernah lelah
mengingatkan kebesaran dan kuasa Allah dalam menata niat suci
untuk menuntut ilmu sehingga penulis dapat mencapai menggapai
cita-cita. Kepada Adik-adik terkasih, Muhammad Moza Diyak
Abdurrahman, Maulida Nadhif Mumtaza dan Muhammad Ahsinil
Umam yang telah memberikan warna di kehidupan keluarga. Kepada
viii
Aisyah Fahima, Muhammad Rizky „Ainul Yakin, Faiz Hamdan
Choirurohmi yang menjadi malaikat kecil dalam keluarga.
Kepada Kakak-kakak tersayang, Maryati, Eli Sumarsih dan Kakak
iparku Dwin Dedy Asmoro dan Chusnul Ibad yang telah memberikan
pengalaman dan kasih sayang kepada segenap keluarga.
4. Kepada Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Bapak Dr. Asep
Nurjaman, M.Si yang telah memberikan kebijakan dan kebiksanaan
kepada fakultas.
5. Kepada Ketua Prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial Bapak Dra. Oman
Sukmana, M.Si dengan kerasnya dalam menjadikan prodi kesos
semakin maju.
6. Kepada Dosen wali Ilmu Kesejahteraan Sosial Angkatan 2010, Bapak
Zaenal Abidin, S.Sos, M.Si yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan kepada anak didiknya selama ini.
7. Dosen Ilmu Kesejahteraan Sosial yang telah memberikan ilmunya
kepada peneliti, Ibu Su‟adah, Ibu Juli Astutik, Ibu Hesti Puspitosari,
Bapak Zaenal Abidin, Bapak Masduki, Bapak Hutri Agutino, Bapak
Ahmad Habib, Bapak Rinikso Kartono, Bapak Fauzik Lendriyono,
Bapak Luthfi Jayadi K.
8. Kepada Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas IIA Blitar beserta
staf-stafnya terutama kepada Ibu Yuni Soepardi, S.Sos sebagai Kasubsi
Bimkemaswat yang selama ini mendampingi dan memberikan
ix
9. Kepada Subyek Penelitian, Mawan dan Wibowo yang telah membantu
peneliti dalam melengkapi data-data selama penelitian.
10. Kepada Teman-teman Ilmu Kesejahteraan Sosial angkatan 2010 yang
telah menemani dalam suka maupun duka selama masa-masa kuliah
sampai sekarang, Enik, Wardha, Lidya, Natia, Ocha, Agil, Intan,
Andika, Supri, Brainer, P. Dar, Ocik, Inna, Fikri, Netty.
11. Kepada Teman-teman KKN 26 Duwet Krajan Tumpang yang telah
berbagi ilmu dan pengalamannya selama masa-masa KKN dan sampai
sekarang, Dilla, Kia, Agfa, Hendra, Mecky, Charis.
12. Kepada Teman-teman Kos BCT G-24 yang telah menjadi sahabat
yang baik dalam segala situasi sampai saat ini Devi dan Ayu.
Malang, 28 April 2014
Peneliti,
x
B. Konsepsi Anak Yang Berhadapan Dengan Hukum...9
1. Batasan Anak dalam Perspektif Hukum...9
xi
C. Faktor-faktor Penyebab Anak Melakukan Tindakan Pidana Atas Kejahatan
...12
D. Pelanggaran Tindak Kekerasan yang Dilakukan Anak dalam Perspektif Hukum...15
1. Definisi Kekerasan...15
2. Kejahatan Kekerasan Menurut Kriminologi...15
3. Bentuk-bentuk Kekerasan...16
E. Anak yang Berhadapan dengan Hukum dalam Perspektif Kesejahteraan Sosial...18
1. Kesejahteraan Anak...18
2. Sistem Pengadilan Anak...19
3. Perlindungan Anak...20
F. Problematika Munculnya Anak yang Berhadapan dengan Hukum...22
1. Memahami Konsep Juvenile Delinkuensi...22
2. Perkelahian Antar Kelompok...23
3. Teori Kriminologi...23
4. Teori Imitasi atau Teori Tiruan...25
5. Tipe Kepribadian Manusia...28
a. Tipe Kepribadian Terbuka (ekstrover)...28
b. Tipe Kepribadian Tertutup (introver)...28
6. Teori Perkembangan Dan Terbentuknya Perilaku Agresi...29
xii
1. Lokasi Penelitian... 33
2. Jenis dan Sumber Data... 33
3. Subyek Penelitian... 34
4. Teknik Pengambilan Data Wawancara...35
5. Teknik Analisa Data... 36
1) Tahap Reduksi Data... 36
2) Tahap Display Data...37
3) Tahap Verifikasi dan Penarikan Kesimpulan... 37
6. Teknik Keabsahan Data...38
1) Validitas...38
2) Triangulasi...38
a) Triangulasi Sumber...39
b) Triangulasi Teknik...39
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA A. Penyajian Data... 43
1. Identitas Subyek Penelitian... 43
2. Latar Belakang Anak yang Berhadapan dengan Hukum... 44
a. Arti Masalah Menurut Anak... 44
b. Pengalaman Traumatik... 47
c. Pengaruh Langsung Terhadap Kejahatan yang Dilakukan Oleh Anak... 49
d. Kehidupan Anak dalam Kelompok... 51
xiii
f. Keseharian Anak... 61
g. Kondisi Sosial Masyarakat... 65
h. Sikap Anak dan Orang tua dalam Menyelesaikan Masalah...66
B. Analisis Data... 69
1. Arti Masalah Menurut Anak...69
2. PengalamanTraumatik...81
3. Pengaruh Langsung Terhadap Kejahatan yang Dilakukan Oleh Anak ...82
4. Kehidupan Anak dalam Kelompok... 83
5. Kehidupan dalam Keluarga... 86
6. Keseharian Anak... 91
7. Kondisi Sosial Masyarakat... 97
8. Sikap Anak dan Orang tua dalam Menyelesaikan Masalah... 98
9. Anak yang Berhadapan dengan Hukum dalam Perspektif Kesejahteraan Sosial... 100
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 104
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Fenomena memprihatinkan yang terjadi pada bangsa ini adalah
meningkatnya angka kejahatan. Berdasarkan data yang diperoleh dari Ketua
Komnas Perlindungan Anak, yaitu Arist Merdeka Sirait dalam wawancara dengan
detikNews tanggal 10 Januari 2012. Bahwa periode tahun 2010-2011 terdapat
sekitar 7000 lebih anak yang berhadapan dengan hukum, sejumlah 6.726 anak
sudah divonis, selebihnya masih dalam proses persidangan. Sebagai pembanding,
pada periode sebelumnya yaitu tahun 2008-2009 hanya terdapat 4000 anak,
mereka menjalani penahanan di 14 Lapas di Indonesia. Dari data yang diperoleh
tersebut dalam kurun waktu 1 tahun ada peningkatan anak yang berkonflik dengan
hukum sebanyak 57,14%. Dapat diketahui bahwa semakin tahun tingkat kejahatan
yang ada di Indonesia tidak semakin berkurang, namun berbanding terbalik
adanya yaitu semakin bertambah. (Sumber: DetikNews “Aparat harus bedakan
Kejahatan & Kenakalan Anak” (Online) http://kabar-duniia
kita.blogspot.com/2012/01/arist-merdeka-aparat-harus-bedakan.html (diakses
tanggal 10 Januari 2012).
Meningkatnya angka pelaku kejahatan pada kelompok usia anak-anak
menunjukkan adanya indikasi peningkatan jumlah anak yang melakukan tindak
pidana yang justru memberikan dampak maupun pengaruh bagi prosentase
2
peradilan dan mendapatkan pembinaan di dalam lembaga pemasyarakatan.
Berbagai motif kejahatan yang beragam tersebut kemungkinan kejahatan tersebut
terjadi. Tidak lagi memandang siapa itu yang melakukannya, baik orang tua
terhadap anak, istri maupun mertuanya, tidak pula menutup kemungkinan anak
juga melakukan tindak kejahatan yang juga dilakukan oleh orang dewasa pada
umumnya. Seperti, pembunuhan, pencurian, perampokan, psikotropika,
ketertiban, dan lain sebagainnya. Bahkan dimanapun kondisi tersebut terjadi,
seperti, di rumah, sekolah, pasar, jalan raya, dan lain-lain. Segala sesuatu akan
terjadi ketika adanya kesempatan dan sesuatu yang memicu timbulnya kejahatan.
Salah satu contoh kejahatan yang marak terjadi saat ini adalah kejahatan dengan
kekerasan, terlebih pelaku kejahatan tersebut adalah anak-anak.
Kenyataanya telah banyak sekali dijumpai kasus-kasus kriminalitas yang
telah terjadi saat ini, banyaknya pemberitaan di media massa yang mengabarkan
banyaknya tindak kejahatan yang setiap hari terjadi. Hal tersebut bukan lagi
menjadi hal yang tabu, namun telah biasa diperdengarkan dan ditonton khalayak
umum. Kasus kejahatan yang terjadi tidak hanya satu atau dua macam saja,
namun beragamnya kasus kejahatan dapat terjadi. Saat ini telah banyak kasus
kriminalitas yang dilakukan oleh anak-anak, anak-anak yang seharusnya menjadi
penerus generasi bangsa dengan menempuh pendidikan setinggi-tingginya. Satu
contoh kasus yang terjadi dan akan peneliti kaji dalam penelitian ini adalah
adanya kasus yang terjadi dikalangan anak-anak yang merupakan warga binaan
yang berada di Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas IIA Blitar. Responden yang
3
tinggalnya sehingga ia sekarang menjalani proses pemidanaan di Lapas tersebut
untuk mempertanggungjawabkan perbuatan yang ia lakukan.
Menurut KOMPAS.com mengungkapkan bahwa kekerasan hampir tidak
pernah habis diberitakan. Terlepas dari motif pelakunya, kekerasan identik dengan
gangguan jiwa. Logikanya, jika memiliki jiwa yang sehat, tentu orang tidak akan
sampai hati melakukan kekerasan terhadap sesamanya. Kendati demikian,
menurut Direktur Bina Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan RI dr Eka Viora,
Sp.KJ. Kasus kekerasan belum tentu selalu dipicu oleh gangguan jiwa.
Sebaliknya, kekerasan bahkan bisa hanya dipicu oleh ketidakpuasan terhadap
situasi yang terjadi. "Kekerasan erat kaitannya dengan fenomena ketidakpuasan
terhadap situasi. Jika situasi yang terjadi tidak sesuai dengan harapannya,
seseorang bisa frustrasi dan cenderung tidak bisa mengendalikan emosi," jelasnya.
(Sumber: Kartika, Unovia “Kasus Kekerasan Tidak Selalu Dipicu Gangguan
Jiwa”(Online)http://health.kompas.com/read/2013/10/09/1124552/Kasus.Kekeras
an.Tak.Selalu.Dipicu.Gangguan.Jiwa (diakses 21 Januari 2014)
Menurut pemaparan diatas, indikasi terjadinnya kekerasan yang dilakukan
oleh anak-anak hampir sama kasusnya dengan orang dewasa, pada umumnya
mereka melakukan kekerasan dengan alasan adannya ketidakpuasan yang terjadi
terhadap situasi yang dinilai mengganggu dan tidak menyenangkan, baik itu yang
terjadi di lingkungan sekitar maupun yang melanda hubungan antar pribadi antara
pelaku dan korban kejahatan. Bentuk kekerasan yang dilakukan seperti, memukul
hingga luka-luka secara beramai-ramai, menonjok muka korban bahkan sampai
4
Alasan lain yang terjadi juga di indikasi adanya konflik intern, seperti
adanya tindak perilaku yang merugikan pelaku maupun masyarakat sekitar
maupun ulah asusila sehingga menyebabkan timbulnya emosi dan reaksi
kejahatan yang berujung pada kekerasan dan menghilangkan nyawa seseorang.
Upaya balas dendam tersebut tidak terlepas dari segala perbuatan-perbuatan yang
terus-menerus dilakukan seseorang dan meresahkan baik itu tingkah laku kriminal
maupun hal-hal amorill.
Selain hal tersebut diatas, lemahnya pengawasan dari orang tua dan
penanaman pendidikan karakter sejak dini merupakan faktor paling penting bagi
pengaruh perkembangan kepribadian anak. Kebebasan yang terlalu longgar yang
diberikan orang tua juga menjadikan hal tersebut terjadi. Kesibukan-kesibukan
bekerja yang kemudian juga dapat dijadikan pelampiasan si anak karena
merasakan ketidak nyamanan di rumah dan lebih suka beraktifitas di luar.
Pengaruh-pengaruh lingkungan yang mudah sekali meracuni pribadi anak bahkan
dapat membentuk karakter anak juga sangatlah rentan dengan
kenakalan-kenakalan remaja seperti, sex bebeas, balap motor liar, mabuk-mabukan bahkan
kemungkinan mengkonsumsi narkoba dan sebagainnya.
Salah satu contoh yang terjadi di kota Blitar, pada kasus kekerasan yang
dilakukan oleh anak-anak tidak dilakukan secara individu atau perorangan.
Namun, kebanyakan kasus yang terjadi dilakukan secara berkelompok dengan
pengeroyokan bersama-sama. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh teman sebaya
yang setiap harinnya senang bergerombol dan melakukan segala hal dengan
5
lebih senang melakukan hal itu secara kelompok karena di usia remaja anak lebih
suka “genk” atau membentuk sebuah komunitas atau kelompok kebanggaannya.
Bagi anak-anak nakal tersebut bisa dijatuhkan hukuman atau sanksi berupa
tindakan atau pidana apabila terbukti melanggar perundang-undangan hukum
pidana, seperti yang diamanatkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang
Pengadilan Anak. Dalam Pasal 22 Undang-undang ini ditegaskan bahwa terhadap
anak nakal dapat dijatuhi pidana dan tindakan. Dalam hal ini, ada diantara pidana
dan tindakan tersebut yang memungkinkan anak nakal, yang setelah dijatuhi
pidana disebut dengan anak pidana, untuk ditempatkan di Lembaga
Pemasyarakatan, yaitu pidana penjara, kurungan, dan tindakan menyerahkan
kepada negara untuk mengikuti pendidikan, pembinaan, dan latihan kerja.
Lembaga Kemasyarakatan Anak Klas IIA Blitar memiliki visi dan misi
yang bertujuan untuk memberikan dan memenuhi segala kebutuhan hak hak-hak
anak di dalam Lapas. Visi tersebut adalah memulihkan kesatuan hubungan hidup,
kehidupan dan penghidupan Warga Binaan Pemasyarakatan sebagai Individu,
anggota masyarakat dan makhluk Tuhan Yang Maha Esa (Membangun Manusia
Mandiri) dan mengembangkan Lapas Anak yang ramah anak, bebas dari
Pemerasan, Kekerasan dan Penindasan. Misi penunjang dari Lapas ini adalah
pertama, melaksanakan pelayanan dan Perawatan Tahanan, Pembinaan dan Bimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan. Kedua, menempatkan anak sebagai subyek dalam menangani permasalahan tentang anak. Ketiga, publikasi tentang hak anak dan perlindungan anak yang bermasalah dengan hukum. Keempat,
6
Mengenai jumlah anak didik yang di bina dalam Lembaga Pemasyarakatan
Klas IIA Blitar terdapat sejumlah 168 warga binaan yang terdiri dari 7 kota yang
ada di wilayah Jawa Timur yaitu Surabaya, Malang, Besuki, Madura, Bojonegoro,
Madiun dan Kediri. Terdapat sejumlah kasus pidana yang terdapat di Lapas ini
diantaranya adalah pelanggaran terhadap ketertiban sejumlah 2 orang,
pembunuhan sejumlah 8 orang orang, pencurian sejumlah 12 orang, perampokan
sejumlah 2 orang, psikotropika sejumlah 15 orang, perlindungan anak sejumlah
126 anak, senjata api dan senjata tajam sejumlah 1 orang dan penggaran jenis
lainnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan, maka masalah dalam
penelitian ini adalah :
Apa yang melatarbelakangi anak yang berhadapan dengan hukum
khususnya kasus kekerasan?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan diatas maka tujuan yang
ingin diketahui dalam penelitian ini adalah:
Untuk mendeskripsikan latar belakang pelaku kekerasan anak di Lembaga
7 D. Kegunaan Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan ilmu
pengetahuan terhadap perkembangan disiplin ilmu bagi
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang, khususnya
bagi Mahasiswa Prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial yang
berkaitan dengan berbaga permasalahan sosial kesejahteraan
anak.
b. Dapat dijadikan sebagai referensi dan wawasan ilmu
pengetahuan bagi peneliti lain yang mengambil konsentrasi di
bidang Anak.
2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi
Lembaga Pemasyarakatan Anak Blitar dalam memberikan
pembinaan bagi warga binaan pemasyarakatan.
b. Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan dalam memberikan pembinaan warga