• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Hubungan Asupan Energi dan Aktivitas Fisik dengan Status Gizi Siswa-Siswi SMP Muhammadiyah 1 Surakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Hubungan Asupan Energi dan Aktivitas Fisik dengan Status Gizi Siswa-Siswi SMP Muhammadiyah 1 Surakarta."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Remaja merupakan kelompok peralihan dari masa anak-anak

menuju dewasa dan kelompok yang rentan terhadap

perubahan-perubahan yang ada disekitarnya, khususnya pengaruh pada masalah

konsumsi makanan. Kebiasaan remaja terhadap makanan sangat

beragam seperti bersifat acuh terhadap makanan, lupa waktu makan

karena padatnya aktivitas, makan berlebih, makan makanan cepat saji,

tanpa memperhatikan kecukupan gizi yang dibutuhkan (Moehji, 2003).

Status kesehatan remaja perlu dipelihara dan ditingkatkan untuk

menghasilkan generasi penerus bangsa yang sehat, tangguh dan

produktif serta mampu bersaing. Remaja yang sehat menjadi aset

bangsa yang sangat berharga bagi kelangsungan pembangunan di masa

mendatang (Depkes RI, 2009).

Siswa SMP merupakan golongan masa remaja. Nafsu makan yang

besar selama masa remaja harus dipenuhi dengan mengkonsumsi

makanan yang bergizi baik dan seimbang. Diet yang terdiri atas

beranekaragam jenis makanan akan memastikan kecukupan gizi anak

remaja (Waryana, 2010). Pertumbuhan dan perkembangan yang optimal

dapat dicapai dengan asupan zat-zat gizi yang seimbang dan sesuai

dengan kebutuhan remaja. Timbulnya masalah gizi, baik berupa masalah

gizi lebih maupun gizi kurang disebabkan ketidakseimbangan antara

(2)

Indonesia mengalami masalah gizi ganda yang besar, yaitu gizi

kurang dan gizi lebih, yang berdampak negatif. Pola makan bergizi yang

tidak seimbang menyebabkan munculnya kekurangan dan kelebihan gizi.

Gizi kurang timbul karena asupan gizi di bawah kebutuhan, sedangkan

gizi lebih terjadi karena asupan gizi melebihi kebutuhan (Nakita, 2010

dalam Pusungulaa, 2013). Terjadinya gangguan gizi, baik gizi kurang

maupun gizi lebih, dapat mengakibatkan pertumbuhan yang tidak

optimal. Kekurangan zat gizi akan menyebabkan tubuh mudah terkena

infeksi dan jatuh sakit, sedangkan kelebihan zat gizi akan meningkatkan

resiko penyakit degeneratif di masa yang akan datang (Ramadani, 2010

dalam Yolanda, 2014).

Menurut Mourbas (2001), pola makan remaja akan menentukan

jumlah zat-zat gizi yang diperlukan oleh remaja untuk pertumbuhan dan

perkembangannya. Jumlah makanan yang cukup sesuai dengan

kebutuhan akan menyediakan zat-zat gizi yang cukup pula bagi remaja

guna menjalankan kegiatan fisik yang sangat meningkat. Hasil Penelitian

Reppi dkk (2015), menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara

asupan energi dan status gizi (p=0,000) dan koefesien korelasi r=0,567.

Hubungan antara asupan energi dengan status gizi tergolong sedang

dengan arah korelasi positif. Peningkatan asupan energi akan

meningkatkan nilai status gizi kearah obesitas.

Faktor yang mempengaruhi status gizi selain asupan makanan ke

dalam tubuh yaitu aktivitas fisik. Asupan energi yang berlebih dan tidak

diimbangi dengan pengeluaran energi yang seimbang (dengan kurang

(3)

berat badan. Timbulnya masalah gizi lebih karena perubahan gaya hidup

yang mengakibatkan terjadinya pola makan masyarakat yang berubah,

yang merujuk pada pola makan tinggi kalori, lemak dan kolesterol, dan

tidak diimbangi dengan aktivitas fisik (Hidayati dkk, 2010).

Berat badan lebih adalah suatu kelainan kompleks pengaturan

nafsu makan dan metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa

faktor biologik yang spesifik. Secara fisiologis, berat badan lebih adalah

suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau

berlebihan pada jaringan adipose sehingga dapat mengganggu

kesehatan (Sudoyo, 2007).

Hasil penelitian Dieny (2007), menunjukkan adanya hubungan

antara aktivitas fisik dengan status gizi pada subyek dengan r= -0,305

dan p= 0,037, artinya semakin tinggi aktivitas fisik subjek, maka status

gizinya semakin rendah. Sebagian besar subyek dengan aktivitas fisik

yang cukup mempunyai status gizi normal, hal ini dikarenakan dengan

beraktivitas fisik dapat membantu dalam meningkatkan metabolisme

tubuh yang menyebabkan cadangan energi yang tertimbun dalam tubuh

berupa zat lemak dapat terbakar sebagai kalori.

Aktivitas fisik atau disebut juga aktivitas eksternal merupakan suatu

rangkaian gerak tubuh yang menggunakan tenaga. Aktivitas fisik yang

dilakukan sehari-hari yaitu berjalan, berlari, berolahraga, mengangkat dan

memindahkan benda, mengayuh sepeda, dan lain sebagainya. Setiap

kegiatan fisik menentukan energi yang berbeda menurut lamanya

(4)

Menurut data Riskesdas (2013), prevalensi gemuk pada remaja

13-15 tahun di Indonesia terdiri dari gemuk 8,3%, sangat gemuk (obesitas)

2,5% dan prevalensi kurus 7,8%, dan sangat kurus 3,3%. Data tersebut

dapat disimpulkan bahwa di Indonesia masih terdapat masalah gizi

remaja.

Berdasarkan data sekunder Dinas Kesehatan Surakarta tahun

2014, terdapat Sekolah Menengah Pertama dengan prevalensi gizi lebih

tertinggi di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta dengan persentase gemuk

30%, normal 65% dan kurus 5% dibandingkan 6 SMP di wilayah kerja

Puskesmas Gajahan. Selain itu, hasil dari survey pendahuluan yang

dilakukan oleh peneliti pada bulan September 2015, subjek penelitian

menggunakan data kelas VIII sejumlah 30 siswa. Didapatkan persentase

gemuk 20%, normal 70% dan kurus 10%. Berdasarkan latar belakang

tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

hubungan asupan energi dan aktivitas fisik dengan status gizi siswa-siswi

SMP Muhammadiyah 1 Surakarta.

B. Rumusan Masalah

Perumusan masalah pada penelitian ini adalah “Apakah ada

hubungan asupan energi dan aktivitas fisik dengan status gizi siswa-siswi

(5)

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan asupan energi dan aktivitas fisik dengan

status gizi siswa-siswi SMP Muhammadiyah 1 Surakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan asupan energi siswa-siswi SMP Muhammadiyah

1 Surakarta.

b. Mendeskripsikan aktivitas fisik siswa-siswi SMP Muhammadiyah 1

Surakarta.

c. Mendeskripsikan status gizi siswa-siswi SMP Muhammadiyah 1

Surakarta.

d. Menganalisis hubungan asupan energi dengan status gizi

siswa-siswi SMP Muhammadiyah 1 Surakarta.

e. Menganalisis hubungan aktivitas fisik dengan status gizi

siswa-siswi SMP Muhammadiyah 1 Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Responden

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

siswa-siswi SMP Muhammadiyah 1 Surakarta tentang hubungan asupan

energi dan aktivitas fisik dengan status gizi.

2. Bagi Pihak Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

memberikan masukan untuk pengaturan asupan gizi dan aktivitas fisik

(6)

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup materi pada penelitian ini dibatasi pada

pembahasan mengenai hubungan asupan energi dan aktivitas fisik

dengan status gizi siswa-siswi SMP Muhammadiyah 1 Surakarta.

Referensi

Dokumen terkait

LUKISAN MERUPAKAN SUATU KARYA SENI / YANG MENJADI MEDIA CURAHAN PERASAAN DARI SANG PELUKIS // LAIN LAGI YANG. DIALAMI OLEH JAYA

Mengingat pajak daerah merupakan salah satu dari dari sumber pendapatan asli daerah yang dapat memberikan sumbangan yang cukup besar, namun setelah dikeluarkannya

[r]

the original $27 .8 million FID effort to strengthen village - based credit systems, trairdng funds, technical assistance, commodities and regional training

Pengujian aplikasi e-commerce toko buku on-line ini secara off line, atau diuji menggunakan local host pada komputer stand alone dan apabila sudah sukses dilakuakan pada local

Dari ket iga j enis karang yang dit ransplant asikan, t ingkat kelangsungan hidup pada akhir pengam at an paling besar dim iliki oleh

contextual teaching & learning approach dalam senam irama tanpa alat dapat meningkatkan hasil kompetensi peserta didik kelas XI A SMK Analis Kesehatan

Hasil uji t arik di Laborat orium Bahan Fakult as Teknik Program St udi Teknik Sipil Universit as M uhammadiyah Surakart a menunjukkan bahw a pembubut an berpegaruh t