• Tidak ada hasil yang ditemukan

Performa Ternak Domba Ekor Tipis yang Diberi Pakan Wafer Komplit Limbah Sayuran Pasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Performa Ternak Domba Ekor Tipis yang Diberi Pakan Wafer Komplit Limbah Sayuran Pasar"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PERFORMA TERNAK DOMBA EKOR TIPIS YANG DIBERI

PAKAN WAFER KOMPLIT LIMBAH SAYURAN PASAR

NUKE ANGLIA PRAMESTI

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Performa Ternak Domba Ekor Tipis yang Diberi Pakan Wafer Komplit Limbah Sayuran Pasar adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

menunjang kebutuhan protein hewani masyarakat. Wafer komplit limbah sayuran pasar adalah salah satu produk hasil teknologi pakan yang memiliki nilai nutrisi yang lebih baik dibandingkan dengan pakan konvensional (hijauan dan dedak padi). Sebanyak 15 ekor domba ekor tipis diberikan wafer komplit limbah sayuran pasar pada taraf yang berbeda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan pengaruh pemberian wafer pakan komplit limbah sayuran pasar pada taraf yang berbeda terhadap produktivitas domba ekor tipis. Parameter yang digunakan adalah konsumsi pakan, pertambahan bobot badan harian, konversi pakan, dan Income Over Feed Cost (IOFC). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan wafer komplit limbah sayuran pasar mampu meningkatkan bobot badan domba, namun tidak mempengaruhi konsumsi pakan domba. Wafer komplit limbah sayuran pasar yang diberikan sebesar 100% kepada domba memiliki nilai konversi pakan terendah. Namun, pemberian 25% wafer komplit limbah sayuran pasar dapat memberikan nilai IOFC tertinggi.

Kata kunci : domba, konsumsi, konversi pakan, pakan komplit, wafer ABSTRACT

NUKE ANGLIA PRAMESTI. Performance of Thin-Tailed Sheep that is given Wafer Complete Feed of Vegetable Waste. Supervised by YULI RETNANI and KUKUH BUDI SATOTO.

Thin-tailed sheep is one of local sheep that can help to support the needs of society’s animal protein. Wafer complete feed of waste vegetable market is one of the feed results of technology that has nutritional value better than feeding a conventional feed (forage and rice bran). A number of 15 thin-tailed sheep was given wafer complete feed of waste vegetable market at different levels. The purpose of this study was to compare the effect of wafer complete of vegetable waste treatment on different levels to the productivity of thin-tailed sheep. Parametes measured were feed consumption, daily weight gain, feed conversion, and income over feed cost (IOFC). The results obtained were treatment with wafer complete of vegetable waste were able to increase the sheep’s body weight, but didn’t effect on sheep’s daily consumption. Wafer complete feed of waste vegetable market that was given 100% to the sheep had the lowest feed conversion. Meanwhile, level of 25% wafer complete feed had the highest value of IOFC.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan

pada

Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan

PERFORMA TERNAK DOMBA EKOR TIPIS YANG DIBERI

PAKAN WAFER KOMPLIT LIMBAH SAYURAN PASAR

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2013

(6)
(7)
(8)

Judul Skripsi : Performa Ternak Domba Ekor Tipis yang Diberi Pakan Wafer Komplit Limbah Sayuran Pasar

Nama : Nuke Anglia Pramesti NIM : D24090147

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Yuli Retnani, MSc Pembimbing I

Ir Kukuh Budi Satoto, MS Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Idat Galih Permana, MSc Agr Ketua Departemen

(9)
(10)

PRAKATA

Puji dan syukur atas kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala serta karuniaNya penulis ucapkan sehingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni hingga September 2012 dengan judul Performa Ternak Domba Ekor Tipis yang Diberi Wafer Komplit Limbah Sayuran Pasar.

Domba ekor tipis dipilih karena berpotensi untuk dikembangkan. Domba ini termasuk domba lokal yang banyak dipelihara oleh peternak. Di lain sisi, limbah sayuran pasar merupakan salah satu limbah yang berpotensi untuk menjadi pakan ternak dengan adanya proses yang lebih lanjut, yaitu wafer. Sehingga diharapkan, dengan pemberian wafer yang berbahan baku limbah sayuran pasar ini mampu meningkatkan performa domba ekor tipis.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya ilmiah ini masih belum sempurna. Kritik dan saran yang membangun penulis harapkan agar karya ilmiah ini menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Semoga karya ilmiah ini dapat memberikan informasi dalam dunia peternakan dan bermanfaat bagi pembaca dan penulis.

Bogor, Oktober 2013

(11)

DAFTAR ISI

Pembuatan pakan wafer komplit limbah sayuran pasar 3

Prosedur pemeliharaan 3

Konsumsi Total Digestible Nutrient (TDN) 5

Pertambahan bobot badan 5

Konsumsi Total Digestible Nutrient (TDN) 7

(12)

DAFTAR TABEL

1 Formulasi ransum 2

2 Komposisi nutrien perlakuan 2

3 Rataan konsumsi bahan kering harian domba (g ekor-1 hari-1) 6 4 Rataan konsumsi protein kasar harian domba (g ekor-1 hari-1) 7 5 Rataan konsumsi Total Digestible Nutrient harian domba (g ekor-1 hari-1) 8 6 Rataan dari pertambahan bobot badan domba selama 8 minggu

pemeliharaan (g ekor-1 hari-1) 8

7 Konversi pakan 9

8 Perhitungan IOFC (Rupiah) 9

DAFTAR LAMPIRAN

1 Lampiran 1 Anova hasil sidik ragam konsumsi bahan kering 11 2 Lampiran 2 Anova hasil sidik ragam konsumsi protein 11 3 Lampiran 3 Uji lanjut Duncan konsumsi protein kasar 11 4 Lampiran 4 Anova hasil sidik ragam Total Digestible Nutrient (TDN) 12

(13)
(14)

1

PENDAHULUAN

Pertumbuhan yang lambat dan penghasil daging yang sedikit merupakan salah satu ciri dari domba lokal Indonesia. Domba ekor tipis merupakan salah satu domba lokal yang memiliki ciri-ciri tersebut. Hal ini merupakan salah satu faktor yang dapat menghambat usaha peternakan yang mampu mempengaruhi pendapatan peternak. Lambatnya pertumbuhan yang terjadi pada domba lokal dapat disebabkan karena rendahnya kualitas dan ketersediaan hijauan. Salah satu alternatif yang dapat digunakan sebagai pakan ternak adalah limbah sayuran pasar. Ketersediaannya yang melimpah dan memiliki nilai ekonomis apabila diubah menjadi pakan ternak yang murah dan berguna.

Teknologi yang dapat mengolah limbah sayuran pasar menjadi pakan ternak adalah teknologi dengan pengepresan yang menghasilkan produk berupa wafer (Retnani et al. 2010a). Wafer merupakan produk hasil pengepresan menggunakan mesin kempa dengan teknik pencampuran bahan. Bahan pakan yang digunakan adalah limbah sayuran pasar. Limbah sayuran pasar merupakan sisa-sisa, hasil penyiangan, maupun bagian dari sayuran ataupun buahan yang tidak dimanfaatkan untuk konsumsi manusia (Saenab 2010).Waferpakan sumber serat yang berasal dari limbah sayuran pasar tradisional merupakan pakan alternatif untuk mengganti hijauan pakan pada saat musim kemarau (Saenab dan Retnani 2011). Limbah sayuran pasar yang digunakan berupa klobot jagung, daun kembang kol, dan limbah kecambah tauge. Klobot jagung memiliki kandungan serat sebesar 32% yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan sumber serat (Retnani et al. 2010b). Daun kembang kol merupakan bagian sayuran yang umumnya tidak dimanfaatkan untuk konsumsi manusia. Meski demikian, hasil analisa menunjukkan bahwa tepung daun kembang kol mempunyai kadar protein yang cukup tinggi, yaitu 25.18 g per 100 g dan kandungan energi metabolis sebesar 3523 kcal kg-1. Limbah kecambah tauge dapat menjadi salah satu pakan sumber energi, dengan kandungan energi metabolis sebesar 3737 kcal kg-1 (Saenab 2010). Komposisi pada wafer tersebut dibuat sedemikian rupa agar menyerupai komposisi hijauan pakan sehingga dapat memenuhi kebutuhan nutrisi domba dan dapat mengatasi kelangkaan hijauan pada musim kemarau. Selain itu, diharapkan juga dengan pemberian wafer komplit limbah sayuran pasar ini produktivitas domba dapat meningkat.

(15)

2

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pengaruh pemberian wafer pakan komplit limbah sayuran pasar pada taraf yang berbeda terhadap produktivitas domba ekor tipis.

METODE

Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 15 ekor ternak domba ekor tipis jantan dengan rata-rata bobot badan 25.15 ± 6.17 kg. Pakan yang digunakan adalah hijauan, dedak padi, dan wafer komplit imbah sayuran pasar yang terdiri dari daun kembang kol, limbah kecambah tauge, klobot jagung, bungkil kelapa, urea, molasses, premix, dan CaCO3 (Retnani et al. 2010a). Formulasi ransum yang diberikan dapat dilihat pada tabel 1, sedangkan komposisi nutrien ransum dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 1 Formulasi ransum (%)

Bahan Pakan Perlakuan

Tabel 2 Komposisi Nutrien Perlakuan Perlakuan komplit limbah sayuran pasar; R4: 25% pakan konvensional + 75% wafer pakan komplit limbah sayuran pasar; R5: 100% wafer pakan komplit limbah sayuran pasar;

Alat

(16)

3 Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di peternakan rakyat yang terletak di daerah Cilangkap-Jakarta Timur selama 8 minggu dari bulan Juli hingga September 2012. Pembuatan wafer dan analisis sampel dilakukan di Laboratorium Industri Pakan dan Laboratorium Ilmu dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Prosedur Percobaan

Pembuatan Pakan Wafer Komplit Limbah Sayuran Pasar

Pembuatan wafer komplit limbah sayuran pasar meliputi beberapa tahapan yang diilustrasikan pada diagram berikut:

Gambar 1 Diagram alir pembuatan wafer komplit limbah sayuran pasar Prosedur Pemeliharaan

Domba ekor tipis dipelihara dalam kandang individu yang berukuran 2x1x0.50 m3. Tempat makan domba berupa wadah plastik yang berukuran 30x30x15 cm3 dan tempat minum domba berupa ember plastik. Pada saat minggu ke-0, domba diberikan obat cacing untuk menghindari adanya penyakit pada domba selama penelitian. Pemberian pakan yang dilakukan kepada domba ekor tipis sesuai dengan perlakuan yang diperoleh. Untuk perlakuan R1, domba diberikan hijauan sebanyak 2 kg dan dedak padi sebanyak 1 kg. Untuk perlakuan R2, hijauan yang diberikan sebanyak 1.5 kg, dedak padi sebanyak 0.75 kg, dan wafer komplit limbah sayuran pasar sebanyak 0.75 kg. Domba dengan perlakuan R3 memperoleh hijauan, dedak padi dan wafer komplit limbah sayuran pasar berturut-turut sebanyak 1 kg, 0.5 kg, dan 1.5 kg. Untuk perlakuan R4, hijauan yang diberikan sebanyak 0.5 kg, dedak padi sebanyak 0.25 kg, dan wafer komplit limbah sayuran pasar sebanyak 2.25 kg. Untuk perlakuan R5, domba diberikan hanya wafer komplit limbah sayuran pasar sebanyak 3 kg.

(17)

4

Perhitungan Konsumsi Pakan

Untuk menghitung konsumsi pakan, domba diberikan hijauan di pagi hari (08.00 WIB) dan dedak di siang hari (12.00 WIB) sesuai dengan perlakuan. Pada saat akan diberikan dedak di siang hari, sisa dari hijauan ditimbang untuk mengetahui sisa pakan hijauan. Kemudian pada saat sore hari, dedak yang bersisa ditimbang dan digantikan dengan wafer sesuai perlakuan. Keesokan harinya, wafer yang bersisa ditimbang pada pagi hari sebelum diberikan rumput lapang. Untuk perlakuan 5 yaitu perlakuan yang domba diberikan wafer sepanjang hari, pada pagi hari wafer diberikan ke domba dengan jumlah setengah dari seluruh kebutuhan wafer dalam sehari. Kemudian setengah lagi diberikan waktu sore hari. Keesokan harinya, sisa wafer ditimbang dan dicatat untuk mengetahui berapa sisa wafer dari yang dikonsumsi.

Pertambahan Bobot Badan

Domba ditimbang berat badannya sebelum dilakukan penelitian (minggu ke-0) dengan menggunakan timbangan sederhana yang terdiri dari karung dan timbangan. Kemudian, setiap 2 minggu sekali domba ditimbang kembali untuk melihat apakah ada pertambahan bobot badan yang dihasilkan hingga minggu ke-8 penelitian.

Konversi Pakan

Konversi pakan adalah salah satu indikator untuk mengetahui banyak pakan yang dibutuhkan untuk setiap kenaikan 1 kg bobot badan atau 1 unit bobot badan. Konversi pakan diperoleh dari konsumsi BK domba dibagi dengan pertambahan bobot badan harian yang terjadi pada domba.

IOFC (Income Over Feed Cost)

Keuntungan yang diperoleh oleh peternak selama memelihara ternak dapat dihitung menggunakan IOFC, yaitu berdasarkan harga beli, harga jual ternak, serta biaya pakan untuk ternak selama pemeliharaan. Nilai IOFC diperoleh dengan cara harga jual domba dikurangi dengan harga beli domba, setelah itu nilai yang diperoleh dari pengurangan tersebut dikurangi lagi dengan total biaya pakan selama pemeliharaan.

Analisa data Perlakuan

Penelitian ini menggunakan 5 perlakuan sebagai berikut : R1 : 100% pakan konvensional (hijauan + dedak padi)

R2 : 75% pakan konvensional + 25% wafer komplit limbah sayuran pasar R3 : 50% pakan konvensional + 50% wafer komplit limbah sayuran pasar R4 : 25% pakan konvensional +75% wafer komplit limbah sayuran pasar R5 : 100% wafer komplit limbah sayuran pasar

Perlakuan Rancangan Percobaan

(18)

5 Yij = μ + i + βj +εij

Keterangan :

Yij = nilai pengamatan perlakuan ke- i, kelompok ke-j μ = nilai rata-rata

I = pengaruh perlakuan ke-i Βj = pengaruh kelompok ke-j

εij = galat perlakuan ke-i, perlakuan ke-j

Analisis data untuk penelitian ini menggunakan ANOVA (sidik ragam) dan jika perlakuan berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji jarak Duncan (Steel dan Torrie 1993).

Peubah yang diamati

Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah: 1. Konsumsi Bahan Kering

Konsumsi bahan kering = konsumsi pakan x kadar BK pakan (%) 2. Konsumsi Protein Kasar

Konsumsi protein kasar = konsumsi bahan kering x kadar PK pakan (%) 3. Konsumsi Total Digestible Nutrient (TDN)

Konsumsi TDN = konsumsi bahan kering x kadar TDN pakan 4. Pertambahan Bobot Badan

PBBH (gr/hari) =

5. Konversi Pakan Konversi pakan =

6. IOFC (Income Over Feed Cost)

IOFC = (Harga jual – Harga beli) – Biaya Pakan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Konsumsi Pakan

Konsumsi pakan adalah jumlah pakan yang dimakan oleh ternak yang akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok dan produksi. Konsumsi pakan meliputi konsumsi bahan kering, konsumsi protein kasar, dan konsumsi TDN (Total Digestible Nutrient).

Konsumsi Bahan Kering

Konsumsi bahan kering merupakan salah satu faktor yang sangat penting, karena kapasitas mengonsumsi pakan secara aktif merupakan faktor pembatas Bobot Badan Awal (g) – Bobot Badan Akhir (g)

Lama Penggemukan (hari) Konsumsi BK (g)

(19)

6

yang mendasar pada pemanfaatan pakan (Devendra dan McLeroy 1992). Rataan konsumsi bahan kering pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.

Pemberian wafer komplit limbah sayuran pasar secara bertaraf tidak mempengaruhi konsumsi bahan kering dari domba ekor tipis. Konsumsi harian bahan kering domba berkisar antara 1454 sampai 1624 g ekor-1 hari-1. Data yang tercantum pada tabel 3 menunjukkan bahwa konsumsi bahan kering domba yang mendapat perlakuan wafer rata-rata lebih rendah dibandingkan dengan domba yang tidak diberikan wafer komplit limbah sayuran pasar. Perbedaan konsumsi bahan kering diakibatkan oleh beberapa faktor. Menurut Parakkasi (1999), faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi dari faktor hewan adalah bobot badan atau besarnya tubuh, bobot badan dewasa, jenis kelamin, umur, faktor genetik, dan jenis bangsa.

Tabel 3 Rataan konsumsi bahan kering harian domba (g ekor-1 hari-1) Konsumsi BK Perlakuan komplit limbah sayuran pasar; R4: 25% pakan konvensional + 75% wafer pakan komplit limbah sayuran pasar; R5: 100% wafer pakan komplit limbah sayuran pasar;

Berdasarkan %BB, konsumsi bahan kering menurun dengan bertambahnya wafer komplit limbah sayuran pasar dalam ransum, dari 6.01% pada R1 menjadi 5.46%, 5.63%, 5.36%, dan 5.05% untuk R2, R3, dan R4. Menurunnya konsumsi bahan kering domba diduga karena kandungan serat kasar yang semakin tinggi seiring dengan bertambahnya wafer komplit limbah sayuran pasar dalam ransum. Meskipun konsumsi bahan kering dalam %BB menurun, namun konsumsi bahan kering domba telah memenuhi standar NRC (2006) yang menyatakan bahwa kebutuhan bahan kering dalam ransum untuk domba dengan bobot badan 10 sampai 20 kg adalah 3 sampai 4%.

Konsumsi Protein Kasar

Protein adalah salah satu molekul kompleks yang terdiri dari nitrogen. Kebutuhan ternak akan nitrogen biasanya disebutkan dalam bentuk protein kasar. Protein yang diberikan pada domba dihitung berdasarkan kandungan protein kasar dalam pakan dan kebutuhan domba tersebut (Purwono 2006). Domba membutuhkan sejumlah protein untuk pertumbuhan, untuk penggantian jaringan tubuh dan cairan, dan untuk pertumbuhan wol (Kammlade 1947).

(20)

7 terkandung dalam ransum perlakuan. Pada penelitian ini, konsumsi protein kasar domba lebih besar dibandingkan NRC (2006) yang menyatakan bahwa pada domba dengan bobot 20 sampai 30 kg dengan pertambahan bobot badan harian sebesar 100 g ekor-1 hari-1 sampai 200 g ekor-1 hari-1 membutuhkan konsumsi protein kasar sebesar 76 g ekor-1 hari-1 sampai 137 g ekor-1 hari-1.

Tabel 4 Rataan konsumsi protein kasar harian domba (g ekor-1 hari-1) Konsumsi PK Perlakuan komplit limbah sayuran pasar; R4: 25% pakan konvensional + 75% wafer pakan komplit limbah sayuran pasar; R5: 100% wafer pakan komplit limbah sayuran pasar;

Huruf-huruf pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang tidak sama berbeda nyata pada taraf uji 5% (uji Duncan)

Kandungan protein kasar dalam ransum semakin meningkat seiring dengan bertambahnya wafer komplit limbah sayuran pasar yang terkandung dalam ransum. Pada perlakuan R1, kandungan protein kasar sebesar 16.93% dari bahan kering. Perlakuan R2, R3, R4, dan R5 berturut-turut kandungan protein kasarnya sebesar 18.40%, 19.46%, 20.84%, dan 23.07% dari bahan kering. Kandungan protein kasar semakin meningkat seiring dengan bertambahnya wafer yang diberikan kepada domba. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan R5 mengandung protein yang lebih banyak dibandingkan perlakuan yang lainnya sehingga lebih banyak protein yang dapat dicerna oleh domba.

Konsumsi Total Digestible Nutrient (TDN)

Total Digestible Nutrient (TDN) suatu bahan makanan dinyatakan dengan bagian bahan makanan yang dimakan dan tidak diekskresikan dalam feses (Anggroidi 1990). Sedangkan menurut Kammlade (1947), TDN adalah total energi zat makanan pada ternak yang disetarakan dengan energi dari karbohidrat dan protein. Rataan konsumsi TDN pada domba selama 8 minggu pemeliharaan dapat dilihat pada tabel 5.

(21)

8 komplit limbah sayuran pasar; R4: 25% pakan konvensional + 75% wafer pakan komplit limbah sayuran pasar; R5: 100% wafer pakan komplit limbah sayuran pasar;

Walaupun total konsumsi TDN domba menurun, akan tetapi persentase TDN dalam ransum meningkat dengan meningkatnya kandungan wafer dalam ransum. Persentase TDN dari perlakuan R1, R2, R3, R4, dan R5 adalah sebesar selama 8 minggu pemeliharaan.Pertambahan bobot badan yang terjadi sangat beragam antar perlakuan selama 8 minggu penelitian. Pertambahan bobot badan pada setiap perlakuan tidak berbeda nyata, walaupun PBB domba dengan ransum kontrol jauh lebih rendah dibandingkan dengan ransum yang mengandung wafer. PBB domba ransum kontrol sebesar 40.48 g, sedangkan PBB yang mengandung wafer komplit limbah sayuran pasar 85.71 sampai 128.57 g. Penyebab rendahnya PBB ransum kontrol belum jelas diketahui, tetapi perbedaan bobot badan domba yang beragam pada saat awal penelitian.

Tabel 6 Rataan pertambahan bobot badan domba selama 8 minggu pemeliharaan (g ekor-1 hari-1)

Bobot Badan Perlakuan

R1a R2 R3 R4 R5

Awal (kg) 24.80±7.46 25.67±7.23 25.60±7.46 24.73±7.75 24.93±6.43 Akhir (kg) 27.07±6.87 32.87±4.91 32.07±10.16 29.53±6.12 34.00±1.00 komplit limbah sayuran pasar; R4: 25% pakan konvensional + 75% wafer pakan komplit limbah sayuran pasar; R5: 100% wafer pakan komplit limbah sayuran pasar.

(22)

9 lingkungan, kondisi ternak dan tata laksana. Pertumbuhan pada awalnya berlangsung lambat dan meningkat dengan cepat, kemudian kembali lebih lambat pada saat hewan mendekati dewasa tubuh. Hal ini berlaku untuk semua hewan (Goodwin 1974).

Konversi Pakan

Konversi adalah salah satu indikator untuk mengetahui efisiensi penggunaan ransum yaitu berapa banyak pakan yang dibutuhkan untuk setiap kenaikan 1 kg bobot badan atau 1 unit bobot badan. Nilai konversi pakan yang besar menunjukkan bahwa jumlah pakan yang dibutuhkan untuk menaikkan 1 unit bobot badan lebih banyak. Nilai konversi pakan dapat dilihat pada tabel 4. Ransum R1 (kontrol) memiliki nilai konversi pakan yang paling besar yaitu 38.50 dibandingkan dengan ransum yang mengandung wafer komplit limbah sayuran pasar yaitu 9 sampai 16. Hal ini menunjukkan bahwa untuk menaikkan 1 unit bobot badan dibutuhkan 38.50 kg pakan untuk ransum kontrol, sedangkan ransum perlakuan hanya membutuhkan 9 sampai 16 kg pakan untuk kenaikan 1 unit bobot badan. komplit limbah sayuran pasar; R4: 25% pakan konvensional + 75% wafer pakan komplit limbah sayuran pasar; R5: 100% wafer pakan komplit limbah sayuran pasar.

Income Over Feed Cost (IOFC)

Hasil perhitungan IOFC tercantum pada tabel 8. Tabel 8 Perhitungan IOFC (Rupiah)

Perlakuan komplit limbah sayuran pasar; R4: 25% pakan konvensional + 75% wafer pakan komplit limbah sayuran pasar; R5: 100% wafer pakan komplit limbah sayuran pasar.

(23)

10

Salah satu alternatif untuk mengetahui besarnya pendapatan berdasarkan biaya pakan adalah dengan menghitung IOFC atau yang disebut Income Over Feed Cost, yaitu selisih dari nilai jual ternak dengan biaya pakan. Faktor yang dapat berpengaruh penting dalam perhitungan IOFC adalah pertambahan bobot badan selama pemeliharaan, konsumsi pakan dan harga pakan (Mulyaningsih 2006).

IOFC pada perlakuan yang ditambahkan wafer komplit limbah sayuran pasar (R2, R3, R4, dan R5) lebih tinggi 2 sampai 3 kali dibandingkan dengan ransum kontrol. IOFC pada R1 rendah karena disebabkan oleh tingginya nilai konversi pakan seperti yang tercantum pada tabel 7. Dengan melihat nilai IOFC pada setiap perlakuan dapat disimpulkan bahwa nilai IOFC atau keuntungan terbesar yang diperoleh adalah dari perlakuan R2, dimana domba diberikan pakan 75% pakan konvensional dan 25% wafer pakan komplit limbah sayuran pasar.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Performa ternak domba ekor tipis yang diberi pakan wafer komplit limbah sayuran pasar dapat meningkatkan bobot badan domba. Pemberian wafer komplit limbah sayuran pasar memiliki nilai konversi pakan yang kecil dan mampu memberikan nilai IOFC yang besar.

Saran

Saran pada penelitian ini adalah mencoba untuk mencari domba yang memiliki bobot badan yang tidak memiliki perbedaan yang jauh sehingga data yang dihasilkan tidak memiliki standar deviasi yang tinggi. Selan itu, pemberian wafer komplit limbah sayuran pasar kepada ternak domba lebih baik dalam ukuran yang lebih kecil sehingga domba mampu mengonsumsi keseluruhan wafer komplit limbah sayuran pasar.

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi R. 1990. Ilmu Makanan Ternak. Jakarta (ID): PT Gramedia.

Banerjee GC. 1982. A Textbook of Animal Husbandry. Ed ke-5. New Delhi (IN): Oxford and IBH Publishing Co.

Devendra C, McLeroy GB. 1992. Sheep Breeds. Devendra C, McLeroy GB, editor. London (GB): Longman Group Ltd.

Dwi Purnomo. 2006. Penampilan produksi domba ekor tipis jantan dengan rasio pakan rumput lapang dan ampas tahu yang berbeda [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Goodwin HD. 1974. The Production and Management of Sheep. Lectures Animal Husbandry. London (GB): Glouches for College of Agriculture.

Freer M, Dove H. 2002. Sheep Nutrition. Canberra (AU): CABI Publishing.. Mulyaningsih T. 2006. Penampilan domba ekor tipis (ovis aries) jantan yang

(24)

11 [NRC] National Research Council. 2006. Nutrient Requirement of Small

Ruminants. Ed ke-6. Washington (US): National Academy Press.

Parakkasi A. 1999. Ilmu Nutrisi Dan Makanan Ternak Ruminan. Jakarta (ID): UI Pr.

Retnani Y, Sondhy K, Lilis K, Andi S. 2010a. Pemanfaatan wafer limbah sayuran pasar untuk ternak domba. Seminar nasional teknologi peternakan dan veteriner [internet]. [Waktu dan tempat pertemuan tidak diketahui]. Jakarta (ID). [diunduh 2013 mei 13]. Tersedia pada: http://www.peternakan. litbang.deptan.go.id/fulteks/semnas/pro10-74.pdf.

Retnani Y, Furqaanida N, Pratas RG, Rofiq MN. 2010b. Pemanfaatan klobot jagung sebagai wafer ransum komplit untuk domba. [internet]. [Waktu dan tempat pertemuan tidak diketahui]. Jakarta (ID). [diunduh 2013 mei 23] Tersedia pada: ojos.unud.ac.id/index.php/ mip/article/view/1737/1051. Saenab A. 2010. Evaluasi Pemanfaatan Limbah Sayuran Pasar sebagai Pakan

Ternak Ruminansia di DKI Jakarta. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta. Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta (ID)

Saenab A, Retnani Y. 2011. Beberapa model teknologi pengolahan limbah sayuran pasar sebagai pakan alternatif pada ternak (kambing/domba) di perkotaan [internet]. [Waktu dan tempat pertemuan tidak diketahui]. Jakarta (ID). [diunduh 2013 September 29]. Tersedia pada: http://peternakan.litbang.deptan.go.id/fullteks/lokakarya/prork11-12.pdf. Steel RGD, Torrie JH. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika. Terjemahan. Ed

(25)

12

LAMPIRAN

Lampiran 1 Anova hasil sidik ragam konsumsi bahan kering

JK db KT F Sig

Perlakuan 54447.878 4 13611.969 1.864 0.210

Galat 58420.793 8 7302.599

Total 112868.68 15

Keterangan: JK: jarak kuadrat, db: derajat bebas, KT: kuadrat tengah, sig: signifikan

Lampiran 2 Anova hasil sidik ragam konsumsi protein kasar

JK db KT F Sig

Perlakuan 10672.971 4 2668.243 8.320 0.006

Galat 2565.594 8 320.699

Total 1417251.029 15

Lampiran 3 Uji Lanjut Duncan konsumsi protein kasar

Perlakuan N Subset for alpha = .05

1 2 3

1 3 2.64

2 3 2.94 2.94

4 3 3.03 3.03

3 3 3.31

5 3 3.38

Sig. .069 .581 .051

Lampiran 4 Anova hasil sidik ragam konsumsi Total Digestible Nutrient (TDN)

JK db KT F Sig

Perlakuan 16623.470 4 4155.868 1.532 .281

Galat 21696.233 8 2712.029

(26)

13

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 5 April 1991 di Jakarta. Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Hari Wartono dan Ibu Sudarti. Penulis menempuh pendidikan di SMAI PB Soedirman pada tahun 2006 dan diselesaikan pada tahun 2009. Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor pada tahun 2009 melalui jalur SNMPTN (Seleksi National Masuk Perguruan Tinggi Negeri) dan di terima di Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Penulis aktif sebagai anggota Biro Public Relation BEM (Badan

Eksekutif Mahasiswa) D’STALLION Fakultas Peternakan pada tahun 2010-2011. Pada tahun 2011-2012 penulis juga aktif sebagai Ketua Biro Public Relation BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) D’OREAMNOS Fakultas Peternakan. Penulis mengikuti lomba tingkat nasional Kompas Kampus dan Tupperware pada tahun 2012 dan 2013. Penulis pernah mengikuti magang di Universiti Teknologi Mara (UiTM) Perlis Malaysia pada tahun 2013. Dalam bidang akademik, penulis pernah menjadi Asisten Praktikum mata kuliah Formulasi Ransum pada tahun 2013.

UCAPAN TERIMA KASIH

Gambar

Gambar 1  Diagram alir pembuatan wafer komplit limbah sayuran pasar
Tabel 4  Rataan konsumsi protein kasar harian domba (g ekor-1 hari-1
Tabel 8  Perhitungan IOFC (Rupiah)

Referensi

Dokumen terkait

1) penyusunan program kerja dan rencana anggaran Bidang Kelembagaan, Pelatihan Produktivitas dan Transmigrasi. 2) pengkoordinasian dan penyiapan bahan perumusan kebijakan

Dari hasil analisis GC-MS ketiga jenis minyak atsiri dari tiga jenis tumbuhan Rutaceae yang dilaporkan di atas, jelas terlihat bahwa ketiganya memiliki komponen kimiayangjauh

Dalam motivasi ganda tersebut, kebugaran jasmani dan rohani tetap menjadi pilihan, dipadukan atau divariasikan dengan motivasi lain, sehingga kalau dijumlahkan (ganda

Diharapkan dengan memanfaatkan sampah sayur dan buah didapatkan hasil etanol yang lebih optimum melalui proses pretreatment , hidrolisis enzim menggunakan kapang

Parameter-parameter yang dapat mempengaruhi perhitungan jam penggunaan guna membantu pengambilan keputusan beli-sewa backhoe dalam program ini , antara lain merk dan tipe

(c) Ada siswa SMAN 2 Bengkulu yang tidak lulus ujian nasional (d) Ada hewan berkaki empat yang berkembang biak dengan

Pemangkasan pucuk pada ruas ke-15 memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah benih per buah, bobot kering benih per buah, dan bobot kering benih per tanaman, dibandingkan dengan

Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan Staphylococus aureus dan Escherichia coli Dengan Metode Difusi