• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Rasio Likuiditas pada PT PLN (Persero) Area Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Rasio Likuiditas pada PT PLN (Persero) Area Medan"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS PADA PT PLN (PERSERO) AREA MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh:

ANANDA MALA LESTARI 112101047

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan

Pendidikan Pada Program Diploma III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

NAMA : ANANDA MALA LESTARI

NIM : 112101047

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

JUDUL : ANALISIS RASIO LIKUIDITAS PADA

PT PLN (PERSERO) AREA MEDAN

Tanggal Juli 2014 DOSEN PEMBIMBING

Frida Ramadini, SE, MM NIP. 19741012 200501 2 003

Tanggal Juli 2014 KETUA PROGRAM STUDI D-III Manajemen Keuangan

Dr. Yeni Absah, SE, M.Si NIP. 19741123 200012 2 001

Tanggal Juli 2014 DEKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(3)

Puji dan syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya yang telah diberikan sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Tugas akhir yang berjudul “Analisis Rasio Likuiditas pada PT PLN (Persero) Area Medan” ini ditujukan sebagai salah satu syarat dalam rangka memperoleh gelar Diploma dari Program D-III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Penulisan tugas akhir ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa doa, bimbingan, pengarahan, bantuan, kerja sama semua pihak yang telah turut membantu saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Oleh karena itu, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak antara lain :

1. Bapak Prof. Dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), Sp.A(K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi D-III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 4. Ibu Frida Ramadini, SE, MM selaku dosen pembimbing yang telah banyak

memberikan masukan dan arahan dalam penyelesaian tugas akhir ini. 5. Bapak dan Ibu Dosen/Pengajar, Pembimbing & Penasehat Akademik di

(4)

kerjasamanya selama saya magang dan mengadakan riset dalam rangka penyelesaian tugas akhir.

7. Teristimewa buat ayahanda, Syamsul Bahri dan ibunda, Etty Suriyati yang senantiasa melimpahkan kasih sayang, didikan, perhatian, dukungan moral maupun materi, dan doanya kepada saya.

8. Ketiga abang saya, Angga Pratama Syahputra, Ari Fikri Akbar, dan Ansari Bobi Nugraha, adik saya, Ade Maulana Putra, serta kakak ipar saya, Nursholati Chairi Zananda, SH.

9. Teman-teman seperjuangan @dydas serta teman-teman satu program studi D-III Manajemen Keuangan. Terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya.

Saya menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan di dalam penyajian dan penyampaian laporan ini, sungguh hanya Allah yang memiliki kesempurnaan. Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata, semoga laporan magang ini dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak.

Medan, Juli 2014

Peneliti,

(5)

Halaman

KATA PENGANTAR ………... i

DAFTAR ISI ………..….... iii

DAFTAR TABEL ……….. v

DAFTAR GAMBAR ………. vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………... 1

B. Rumusan Masalah ……….. 3

C. Tujuan Penelitian ………... 4

D. Manfaat Penelitian ………. 4

BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan ………. 5

B. Struktur Organisasi ………. 9

C. Uraian Pekerjaan ………. 11

D. Kinerja Terkini ……… 22

BAB III PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan ……….. 23

1. Tujuan Laporan Keuangan ……… 24

2. Sifat Laporan Keuangan ……… 24

3. Keterbatasan Laporan Keuangan ……….. 25

(6)

1. Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan …… 33

C. Analisis Rasio Keuangan ……… 34

1. Jenis-Jenis Rasio Keuangan ……….. 35

2. Analisis Rasio Likuiditas ……….. 36

D. Pembahasan …...……….. 40

E. Persentase Rasio Likuiditas ………. 44

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……….. 47

B. Saran ……….... 48

(7)

Nama Judul Halaman Tabel 3.1 Current Ratio ……… 41 Tabel 3.2 Quick Ratio ……….. 42

Tabel 3.3 Cash Ratio ……… 43

Tabel 3.4 Rasio Likuiditas Berdasarkan

(8)

Nama Judul Halaman Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT PLN (Persero)

(9)

A. Latar Belakang

Berkembangnya dunia usaha yang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi baik yang bergerak dalam bidang perdagangan, jasa, maupun industri. Setiap perusahaan yang didirikan masing-masing mempunyai maksud dan tujuan tertentu. Pada umumnya tujuan utama sebuah perusahaan adalah untuk mendapatkan laba atau keuntungan agar dapat mengembangkan dan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan sampai masa yang akan datang. Tujuan tersebut akan tercapai tentunya apabila setiap tingkat operasional perusahaan dilakukan secara teliti dan akurat.

Perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, selalu berkaitan erat dengan masalah keuangan. Untuk mengukur berhasil tidaknya usaha yang dijalankan perusahaan, efek tidaknya dana yang diinvestasikan bagi perkembangan perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan.

(10)

yang ada dalam laporan keuangan, dan salah satu analisa yang populer dikalangan akademisi dan praktisi adalah analisa rasio likuiditas, yakni rasio yang digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan untuk membayar utang atau kewajibannya.

Analisis rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek (Kasmir, 2008 : 129). Hal ini berarti apabila perusahaan ditagih, perusahaan akan mampu untuk memenuhi utang tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo. Dapat dikatakan bahwa kegunaan rasio ini adalah untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban (utang) pada saat ditagih.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 1994, status PLN berubah menjadi perusahaan umum listrik negara (umum), perubahan status tersebut dimaksudkan untuk dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan peningkatan pendapatan PT PLN (Persero), mengingat peranan listrik yang sangat penting dalam pembangunan nasional khususnya untuk meningkatkan kesejahteraan dan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat. Hakekat dari ketentuan tersebut adalah bahwa perusahaan PT PLN (Persero) dalam melakukan operasionalnya diberi wewenang dan tanggung jawab mengelola dalam bidang energi listrik. Tujuan PLN dalam melaksanakan tugas tersebut adalah dalam rangka turut membangun ekonomi, ketahanan nasional serta mempertinggi derajat masyarakat Indonesia sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pengusahaan tenaga listrik.

(11)

Penjualan tenaga listrik merupakan masalah yang harus dikelola dan dilaksanakan secara baik dan tertib sesuai peraturan yang berlaku, sehingga dapat dipertanggungjawabkan setiap saat dengan benar dan akurat, karena hal itu merupakan aset dan pendapatan utama PLN disamping pendapatan di luar penjualan listrik. Pengelola keuangan yang dijalankan oleh perusahaan tergantung pada kemampuan dan kemandirian perusahaan. Untuk itu diperlukan suatu perencanaan dan sistem keuangan yang baik, khususnya dalam pengelolaan likuiditasnya, karena akan memengaruhi kinerja dari usahanya. Semakin likuid kondisi keuangan maka semakin baik dan leluasa pula perusahaan menjalankan dan meneruskan usahanya, dan sebaliknya jika perusahaan mengalami masalah likuiditas alias tidak likuid, maka akan mengganggu dan menghambat kinerja usaha perusahaan itu sendiri.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan analisis rasio likuiditas, yaitu untuk mengetahui tingkat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya pada tahun 2011-2012 atas laporan keuangan pada PT PLN (Persero) Area Medan. Dalam hal ini peneliti membuat suatu penelitian dengan judul: “Analisis Rasio Likuiditas pada PT PLN (Persero) Area Medan”.

B. Rumusan Masalah

(12)

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah “untuk mengetahui tingkat rasio likuiditas pada PT PLN (Persero) Area Medan, selama tahun 2011 s.d tahun 2012”.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian diharapkan tidak hanya bagi peneliti, namun juga bagi perusahaan dan pihak lainnya.

a. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi untuk dipergunakan sebagai bahan masukan khususnya dalam bidang keuangan untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu dengan membandingkannya untuk beberapa periode.

b. Bagi peneliti, untuk menambah dan memperluas wawasan dalam bidang keuangan khususnya mengenai analisis rasio likuiditas suatu perusahaan.

(13)

A. Sejarah Perusahaan

1. Listrik sebelum Kemerdekaan dan di awal Kemerdekaan sampai Tahun 1965

Sejarah kelistrikan di Sumatera Utara bukanlah baru. Kalau listrik mulai ada di Wilayah Indonesia tahun 1893 di daerah Batavia (Jakarta sekarang), maka 30 tahun kemudian (1923) listrik mulai ada di Medan. Sentralnya dibangun di tanah pertapakan Kantor PLN Cabang Medan yang sekarang di Jl. Listrik No. 12 Medan, dibangun oleh NV NIGEM/OGEM perusahaan swasta di Belanda, kemudian menyusul pembangunan kelistrikan di Tanjung Pura dan Pangkalan Brandan (1924), Tebing Tinggi (1927), Sibolga (NV ANIWM) Brastagi dan Tarutung (1929), Tanjung Balai tahun 1931 (milik Gameenta Kotapraja), Labuhan Bilik (1936) dan Tanjung Tiram (1937).

Masa penjajahan Jepang, Jepang hanya mengambil alih pengelolaan Perusahaan Listrik milik swasta Belanda tanpa mengadakan penambahan mesin dan perluasan jaringan. Daerah kerjanya dibagi menjadi Perusahaan Listrik Sumatera Utara, Perusahaan Listrik Jawa dan seterusnya sesuai struktur organisasi pemerintahan tentara Jepang waktu itu.

(14)

swasta Belanda dari tangan Jepang. Perusahaan listrik yang sudah diambil alih itu diserahkan kepada Pemerintah RI dalam hal ini Departemen Pekerjaan Umum. Untuk mengenang peristiwa ambil alih itu, maka dengan penetapan Pemerintah No.1 SD/45 ditetapkan tanggal 27 Oktober sebagai Hari Listrik.

Sejarah memang membuktikan kemudian bahwa dalam suasana yang semakin memburuk dalam hubungan Indonesia-Belanda, tanggal 3 Oktober 1953 keluar Surat Keputusan Presiden No. 163 yang membuat ketentuan Nasionalisasi Perusahaan Listrik milik swasta Belanda sebagai bagian dari perwujudan pasal 33 ayat (2) 1945. Setelah aksi ambil alih itu, sejak tahun 1955 di Medan berdiri Perusahaan Listrik Negara Distribusi Cabang Sumatera Utara (Sumatera Timur dan Tapanuli) yang mula-mula dikepalai R. Sukarno (merangkap Kepala di Aceh), tahun 1959 dikepalai oleh Ahmad Syaifullah. Setelah BPU PLN berdiri dengan SK Menteri PUT No. 16/1/20 pada tahun 1961, maka organisasi kelistrikan dirubah. Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat dan Riau menjadi PLN Eksploitasi I.

(15)

dengan hak, wewenang dan tanggung jawab membangkitkan, menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik ke seluruh Wilayah Negara RI.

Dalam SK Menteri tersebut PLN Eksploitasi I Sumatera Utara diubah menjadi PLN Elsploitasi II Sumatera Utara. Kemudian menyusul Peraturan Menteri PUTL No. 013/PRT/75 yang merubah PLN Eksploitasi menjadi PLM Wilayah. PLN Eksploitasi II menjadi PLN Wilayah II Sumatera Utara. Sesuai Keputusan Menteri Pertambangan dan energi No. 4564.K/702/M.PE/1993, tanggal 17 Desember 1993 telah dibentuk Tim Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum Listrik Negara menjadi PT PLN (Persero).

2. Dari Eksploitasi I menjadi Eksploitasi II

Sebagai tindak lanjut dari pembentukan PLN Eksploitasi I Sumatera Utara tersebut, maka dengan keputusan Direksi PLN No. Kpts 009/DIRPLN/66 tanggal 14 April 1996,PLN Eksploitasi I dibagi menjadi 4 cabang dan satu sektor, yaitu:

a. Cabang Medan b. Cabang Binjai c. Cabang Sibolga

d. Cabang Pematang Siantar

(16)

Menteri tersebut PLN Eksploitasi I Sumatera Utara diubah menjadi PLN Eksploitasi I Sumatera Utara.

3. Dari Eksploitasi II menjadi Elsploitasi II

Kemudian menyusul peraturan Menteri Perusahaan Umum Tenaga Listrik (PUTL) No. 013/PRT/75 yang merubah PLN Eksploitasi menjadi PLN Wilayah. PLN Eksploitasi II menjadi PLN Wilayah II Sumatera Utara. 4. Dari PERUM Menjadi PERSERO

Dengan keluarnya Peraturan Pemerintah No. 231/1994 tanggal 16 Juni 1994, maka ditetapkan status PLN sebagai Persero. Adapun yang membelakangi perubahan status tersebut adalah untuk mengantisipasi kebutuhan listrik yang terus meningkat dewasa ini. Di mana pada abad 21 nanti, PLN tidak mampu menghadapi tantangan yang ada. PLN harus mampu menggunakan tolak ukur internasional, dan harus mampu berswadaya tinggi, dengan manajemen yang berani transparan, terbuka, disentralisasi, profit centre dan cost centre.

Untuk mencapai tujuan PLN meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendorong perkembangan industri pada PJPT II yang tangungjawabnya cukup besar dan berat, kerjasama dan hubungan yang harmonis dengan instansi dan lembaga yang terkait, perlu dibina dan ditingkatkan terus.

5. Pemisahan PT PLN (Persero) Wilayah II dan PT PLN (Persero) Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara

(17)

kelistrikan, kemampuan pasokan listrik dan indikasi-indikasi pertumbuhan lainnya. Untuk mengantisipasi pertumbuhan dan perkembangan kelistrikan Sumatera Utara di masa-masa mendatang serta sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas palayanan jasa kelistrikan.

Maka berdasarkan syarat keputusan No. 078.K/023.DIR/1996 tanggal 9 Agustus 1996 dibentuk organisasi baru dibidang jasa pelayanan kelistrikan yaitu PT PLN (Persero) Penbangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara. Dengan pembentukan organisasi baru PLN Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara yang terpisah dari PLN Wilayah II, maka fungsi-fungsi Pembangkitan dan Penyaluran yang sebelumnya dikelola PLN Wilayah II berpindah tanggungjawab pengelolaannya ke PLN Pembangkitan dan Penyaluran Sumbagut. Sementara itu PLN Wilayah II berkonsentrasi pada distribusi dan penjualan tenaga listrik.

B. Struktur Organisasi

Struktur organisasi di PT PLN (Persero) Area Medan berbentuk bagan di mana wewenang berjalan menurut garis lurus dari pimpinan tertinggi dipegang oleh seorang Manajer Cabang yang dibantu oleh staf, pegawai, dan karyawan. Jadi, setiap atasan mempunyai bawahan terteintu dan setiap bawahan menerima perintah baik secara lisan maupun tulisan dari seorang atasan kepada siapa yang bertanggung jawab. Dengan demikian, diharapkan adanya kesatuan dalam gerak dan langkah untuk mencapai tujuan perusahaan.

(18)

Gambar 2.1

STRUKTUR ORGANISASI PT PLN (PERSERO) AREA MEDAN

(19)

C. Uraian Pekerjaan

Uraian pekerjaan dan tugas pokok pada PT PLN (Persero) Area Medan, yaitu:

1. Manajer Cabang

Bertanggung jawab atas pengelolaan usaha melalui optimalisasi seluruh sumber daya secara efisien, efektif dan sinergis. Pengelolaan perusahaan pembangkit, pendistribusian dan penjualan tenaga listrik dalam jumlah dan mutu yang memadai secara efisien, meningkatkan mutu dan keandalan serta pelayanan pelanggan, dan memastikan terlaksananya Good Corporate Governance (GCG) di PT PLN (Persero) Area Medan.

Rincian tugas pokok sebagai berikut:

a. Melakukan kegiatan pengusahaan pembangkit (skala kecil) secara efisien, hemat energi, handal dan ramah lingkungan

b. Mengusulkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Wilayah Sumatera Utara

c. Memastikan program Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Wilayah Sumatera Utara, dilaksanakan sesuai penetapan direksi

2. Fungsional Ahli

Bertanggung jawab atas evaluasi pencapaian target kinerja dan memberikan masukan pada manajemen untuk meningkatkan hasil kinerja. Rincian tugas pokok sebagai berikut:

(20)

b. Merancang langkah-langkah strategis untuk mencapai target kerja c. Mengawasi baca meter

d. Mengawasi penjualan rekening

3. Asisten Manajer (Asman) Jaringan

Bertanggung jawab atas rencana dan pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi, Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB) dan Pembangkitan Tenaga Listrik Mikro Hidro (PLTMH) untuk menjamin mutu dan keandalan jaringan distribusi. Hasil/Output pendistribusian energi listrik yang kontiniu dan andal.

Rincian tugas pokok sebagai berikut:

a. Menyusun Program Rencana Kerja (PRK) untuk kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi

b. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi, PDKB, serta PLTMH

c. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan anggaran Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi

d. Melakukan analisa dan evaluasi kinerja operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi termasuk PDKB

e. Melakukan monitoring dan evaluasi kinerja proteksi distribusi dan pelayanan teknik

f. Melakukan verifikasi dan validasi aset distribusi secara periodic g. Mengkoordinasikan penyusunan dan mengendalikan pelaksanaan

(21)

h. Melakukan koordinasi dalam rangka operasi dan pemeliharaan Jaringan Distribusi dengan Rayon/instansi terkait termasuk PFK i. Menyusun pola operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi yang

efisien

4. Asman Transaksi dan Energi Listrik

Bertanggung jawab dalam kegiatan transaksi energi pelanggan dan Area/Rayon/Unit terkait, pengendalian susut dan pemeliharaan meter transaksi untuk memenuhi standar operasional yang berlaku. Hasil/Output laporan transaksi energi listrik, susut, dan pemeliharaan meter transaksi. Rincian tugas pokok sebagai berikut:

a. Mengkoordinasikan dan mengevaluasi pelaksanaan manajemen billing

b. Mengkoordinasikan dengan AP2T (Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat) terkait dengan proses billing

c. Menyusun biaya operasi dan investasi serta data pendukung RKAP d. Memonitoring dan mengendalikan realisasi penggunaan anggaran

SKKI/SKKO

e. Mengkoordinasikan kegiatan operasional di bagian transaksi energy f. Mengevaluasi dan mengendalikan susut, PJU, P2TL, AMR,

pemeliharaan APP, pemeliharaan meter transaksi dan hasil ukur meter transaksi

g. Menyusun rencana program pemeliharaan meter transaksi

(22)

i. Mengkoordinasikan dan mengevaluasi pemasangan dan pemeliharaan AMR

j. Merencanakan dan mengevaluasi pekerjaan pemeliharaan APP dan hasil penerapan metrologi secara berkala

k. Memonitoring dan mengevaluasi manajemen APP l. Mengkoordinasikan kegiatan Wiring dan Setting APP

m. Mengkoordinasikan dengan bagian dan instansi yang berwenang untuk kegiatan P2TL

5. Asman Administrasi dan Niaga

Bertanggung jawab atas kelancaran pengelolaan dan pengendalian kegiatan bidang administrasi dan keuangan yang meliputi sumber daya manusia, kesekretariatan, anggaran, keuangan dan akuntansi untuk mendukung laporan keuangan yang akurat dan tepat waktu serta mencapai target kinerja sesuai tujuan perusahaan.

Rincian tugas pokok sebagai berikut:

a. Mengelola peningkatan Integritas Layanan Publik (ILP)

b. Mengkoordinasikan dan mengevaluasi pengelolaan tenaga kerja c. Mengkoordinasikan pengelolaan kegiatan administrasi umum,

SDM dan pelanggan d. Memonitor data pelanggan

e. Memverifikasi dan validasi terhadap kelengkapan transaksi pembayaran

(23)

g. Mengkoordinir dan mengelola Anggaran Investasi, Anggaran Operasi dan Cash Budget

h. Mengevaluasi kontrak perjanjian dengan pihak ketiga

i. Menyusun kebutuhan rencana diklat dan evaluasi hasil diklat

j. Melakukan monitoring operasional kendaraan dinas, fasilitas kantor dan pemeliharaan Gedung

k. Mengkoordinasikan proses pelanggaran disiplin pegawai

l. Mengevaluasi fasilitas/sarana kerja, permintaan perlengkapan K3/APK, tunjangan kecelakaan kerja dan permohonan SPPD

m. Memonitor realisasi anggaran

6. Sub. Bagian Spv. Operasi Distribusi

Bertanggung jawab dalam merencanakan dan melaksanakan pengoperasian jaringan distribusi sesuai SOP untuk menjamin keandalan, keamanan, mutu dan efisiensi penyaluran tenaga listrik.

Rincian tugas pokok sebagai berikut:

a. Menyusun Program Rencana Kerja (PRK) Operasi

b. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan Operasi Jaringan Distribusi sesuai SOP

c. Melaksanakan pemutakhiran data aset distribusi secara berkala d. Melakukan pengendalian pengoperasian jaringan distribusi

e. Mengendalikan dan monitoring pelaksanaan operasional pelayanan teknik

(24)

g. Mengevaluasi kinerja operasi

7. Sub. Bagian Spv. Pemeliharaan Distribusi

Bertanggung jawab dalam merencanakan dan melaksanakan pemeliharaan jaringan distribusi untuk meningkatkan keandalan, keamanan, mutu dan efisiensi jaringan distribusi.

Rincian tugas pokok sebagai berikut:

a. Merencanakan penyusunan Program Rencana Kerja (PRK)

b. Melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pemeliharaan jaringan distribusi sesuai SOP dan anggaran yang ditetapkan

c. Merencanakan kebutuhan meterial operasi dan pemeliharaan untuk meningkatkan keandalan dan keamanan jaringan distribusi termasuk PRK

d. Melaksanakan koordinasi dengan rayon dan bagian terkait dalam pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan jaringan distribusi

e. Menyiapkan peralatan kerja untuk operasi dan pemeliharan jaringan distribusi

8. Sub. Bagian Spv. PDKB

Bertanggung jawab dalam mengelola pekerjaan PDKB untuk meningkatkan keandalan, keamanan, mutu dan efisiensi jaringan distribusi. Rincian tugas pokok sebagai berikut:

(25)

c. Mengusulkan Surat Perintah Pekerjaan dalam Keadaan Bertegangan (SP2B) dan Surat Penunjukan Pengawas Pekerjaan dalam Keadaan Bertegangan (SP3B) kepada Kepala Operasi

d. Melaksanakan inventarisasi dan mengusulkan peremajaan peralatan PDKB

e. Memonitor masa berlaku dan mengusulkan sertifikat kompetensi/brevet personil PDKB

f. Mengusulkan revisi SOP atau mengajukan SOP baru ke komisi PDKB

g. Melaporkan penyelesaian pekerjaan kepada Kepala Operasi

9. Sub. Bagian Spv. Transaksi dan Energi

Bertanggung jawab atas kegiatan pemeliharaan meter transaksi untuk akurasi pengukuran pemakaian energi listrik.

Rincian tugas pokok sebagai berikut:

a. Memonitor program pemeliharaan meter transaksi yang disebabkan oleh meter rusak, buram, macet dan tua

b. Memonitor pelaksanaan pemasangan dan pemeliharaan AMR c. Merencanakan kebutuhan Kwh meter untuk pemeliharaan

d. Memonitor pelaksanaan hasil penerapan metrologi secara berkala e. Menyiapkan data pendukung RKAP untuk kebutuhan

pemeliharaan meter transaksi

(26)

g. Melaksanakan pengujian alat ukur, pembatas dan kelengkapannya untuk material baru atau bekas andal

h. Memastikan hasil sampling penerapan APP-baru hasil Metrologi dan rekondisi pihak ketiga

i. Memonitor manajemen segel APP

10. Sub Bagian Spv. Pengendalian Sumut

Bertanggung jawab atas kegiatan pengendalian susut jaringan, menertibkan PJU/reklame liar dan pelaksanaan P2TL

Rincian tugas pokok sebagai berikut:

a. Memonitor pelaksanaan penekanan susut dan berkoordinasi dengan bagian atau rayon terkait

b. Memetakan dan melaporkan perkembangan susut Area dan Rayon secara berkala

c. Melakukan updating data PJU secara berkala

d. Melakukan koordinasi dan pengawasan hasil P2TL yang telah dilakukan dengan bagian atau rayon terkait

e. Melakukan evaluasi kinerja pihak ketiga berdasarkan SLA

f. Membuat target operasi serta memonitor pelaksanaan P2TL secara rutin

g. Memastikan kelengkapan P2TL sesuai aturan

h. Melaksanakan komunikasi dengan bagian terkait dan Instansi berwenang untuk pelaksanaan P2TL

(27)

11. Sub. Bagian Spv. Pemeliharaan APP

Bertanggung jawab atas kegiatan pengendalian dan keakuratan APP. Rincian tugas pokok sebagai berikut:

a. Memastikan antara data pelanggan dan APP terpasang b. Membuat laporan hasil berita acara pemeriksaan

c. Berkoordinasi dengan bagian terkait tentang kelainan APP d. Memvalidasi data kelainan APP

e. Memeriksa pemakaian energi listrik pelanggan prabayar secara berkala

f. Memeriksa dan mengecek pemakaian energi listrik pelanggan prabayar secara berkala

12. Sub. Bagian Spv. Pelayanan Pelanggan

Bertanggung jawab atas terlaksananya kegiatan fungsi pelayanan pelanggan, administrasi pelanggan, dan pengelolaan pendapatan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan pengamanan pendapatan

Rincian tugas pokok sebagai berikut:

a. Melaksanakan dan mensupervisi fungsi pelayanan pelanggan sesuai proses bisnis

b. Melaksanakan kunjungan pelanggan potensial (TM/TT)

c. Menyiapkan rencana Tingkat Mutu Pelayanan secara periodik dan menindak lanjuti pencapaian TMP

d. Melaksanakan kegiatan Riset Pasar dan Menyusun Data Potensi Pasar (Captive Power)

(28)

f. Melaksanakan supervisi untuk penyempurnaan layanan PB/PD di Rayon

g. Memastikan proses PB/PD dan SPJBTL Pelanggan Potensial sesuai kewenangannya

h. Memonitor penerbitan SIP / SPJBTL

i. Memonitor Mutasi Data Induk Langganan dan memelihara Arsip Induk Langganan

j. Memonitor Laporan penagihan lain-lain (multi guna, P2TL, BP) k. Memonitor dan mensupervisi pengendalian piutang pelanggan l. Memonitor proses pemutusan sementara, bongkar rampung,

piutang ragu-ragu dan usulan penghapusan piutang

13. Sub. Bagian Spv. Keuangan Dan Admnistrasi

Bertanggung jawab atas proses administrasi SDM, kegiatan Kesekretariatan, proses Akuntansi dan Keuangan untuk menjamin terpenuhinya tertib administrasi yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Rincian tugas pokok sebagai berikut:

a. Melaksanakan pengelolaan tenaga kerja b. Melaksanakan pengelolaan K3

c. Melaksanakan investigasi kejadian kecelakaan kerja, kebakaran, kebanjiran dan musibah lain terkait dengan K3

d. Melaksanakan pengelolaan sarana kerja dan administrasi perkantoran

(29)

g. Menyiapkan data pendukung RKAP untuk bagian Keuangan dan Administrasi

h. Melaksanakan rekonsiliasi data dengan fungsi terkait atas Pendapatan, Bank, Hutang-Piutang, Persekot Dinas dan PUMP-KPR/BPRP

i. Menyiapkan rincian biaya di Rayon untuk rencana alokasi dana operasional

Rayon Belawan : Jl. Medan-Belawan km 20,5 Telp (061) 6940847 KANTOR PLN TERDEKAT

Rayon Labuhan : Jl. Medan-Belawan Telp (061) 6857934

Rayon Medan Timur : Jl. Pasar III No.54 Krakatau Telp (061) 6618120 Rayon Medan Kota : Jl. Listrik No.8 Medan Telp (061) 4144205 Rayon Medan Selatan : Jl. Sakti Lubis No.20 Medan Telp (061) 7861911 Rayon Medan Baru : Jl. Sei Batu Gingging No.9 Telp (061) 8213885 Rayon Johor : Jl. Karya Wisata Telp (061) 7871778

Rayon Helvetia : Jl. Kemuning Raya Helvetia Telp (061) 8453039 Rayon Sunggal : Jl. Bunga Raya Sunggal Telp (061) 8456064

Visi PT PLN (Persero) Area Medan

(30)

Misi PT PLN (Persero) Area Medan

1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham 2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas

kehidupan masyarakat

3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi

4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan

Motto PT PLN (Persero) Area Medan

Motto perusahaan adalah: “Listrik untuk kehidupan yang lebih baik (Electricity for a Better Life)”.

D. Kinerja Terkini

Kinerja usaha yang dilakukan pada PT PLN (Persero) Area Medan adalah sebagai berikut:

1. Pelanggan

2. Produk dan layanan 3. Proses bisnis internal

4. Sumber Daya Manusia (SDM) 5. Keuangan dan pasar

(31)

A. Laporan Keuangan

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009 : 1), “laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dengan berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan keuangan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan”.

Menurut Sundjaja (2003 : 68) laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antar data keuangan/aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data-data/aktivitas tersebut. Menurut Kasmir (2010 : 7) laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Menurut Harahap (2002 : 7) laporan keuangan adalah produk atau hasil akhir dari suatu proses akuntansi. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya.

(32)

1. Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2010 : 11) terdapat 8 tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan, yaitu:

a. memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini,

b. memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini,

c. memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu,

d. memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu,

e. memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan,

f. memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode,

g. memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan,

h. informasi keuangan lainnya.

2. Sifat Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2010 : 12) laporan keuangan memiliki dua sifat yaitu: 1. bersifat historis, artinya bahwa laporan keuangan dibuat dan disusun

(33)

2. bersifat menyeluruh, artinya laporan keuangan dibuat selengkap mungkin. Maksudnya, laporan keuangan disusun sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

3. Keterbatasan Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2010 : 16) ada 5 keterbatasan laporan keuangan yang dimiliki perusahaan antara lain:

1. pembuatan laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah (historis), di mana data yang diambil dari data masa lalu,

2. laporan keuangan dibuat umum, artinya untuk semua orang, bukan hanya untuk pihak tertentu saja,

3. proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran-taksiran dan pertimbangan-pertimbangan tertentu,

4. laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi situasi ketidakpastian,

5. laporan keuangan selalu berpegang teguh kepada sudut pandang ekonomi dalam memandang peristiwa-peristiwa yang terjadi bukan kepada sifat formalnya.

4. Pihak-Pihak yang Memerlukan Laporan Keuangan

(34)

1. Investor

Investor sebagai penanam modal berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan.

2. Karyawan

Karyawan menggunakan laporan keuangan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan kerja.

3. Pemberi pinjaman

Pemberi pinjaman menggunakan data keuangan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan tersebut dalam membayar kembali utang dan bunganya pada saat jatuh tempo.

4. Pemasok dan kreditur usaha lainnya

Pemasok dan kreditur usaha lainnya membutuhkan informasi keuangan untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan di bayar pada saat jatuh tempo.

5. Pelanggan

Pelanggan memerlukan informasi mengenai kelangsungan aktivitas perusahaan, teutama jika ada perjanjian jangka panjang dengan, atau tergantung pada perusahaan.

6. Pemerintah

(35)

7. Masyarakat

Masyarakat dapat membantu menyediakan informasi kecenderungan dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitas.

8. Manajemen perusahaan

Manajemen perusahaan memperhatikan dan memenuhi segala peraturan penyusunan laporan keuangan, memberikan kepuasan baik kepada kreditur maupun pemilik serta memantau keadaan perusahaan.

Menurut Kasmir (2010 : 19) ada 5 pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan yang meliputi pemilik, manajemen, kreditor, pemerintah, dan investor.

1. Pemilik

Kepentingan bagi pemilik perusahaan terhadap hasil laporan keuangan yang telah dibuat adalah:

a. untuk melihat kondisi dan posisi keuangan pada saat ini,

b. untuk melihat pekembangan dan kemajuan perusahaan dalam suatu periode,

(36)

2. Manajemen

Bagi pihak manajemen laporan keuangan yang dibuat merupakan cermin kinerja mereka dalam suatu periode tertentu. Berikut ini nilai penting laporan keuangan bagi manajemen, yaitu:

a. manajemen dapat menilai dan mengevaluasi kinerja mereka dalam suatu periode, apakah telah mencapai target-target atau tujuan yang telah ditetapkan atau tidak,

b. manajemen juga akan melihat kemampuan mereka mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki perusahaan yang ada selama ini,

c. laporan keuangan dapat digunakan untuk melihat kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan saat ini sehingga dapat menjadi dasar pengambilan keputusan di masa yang akan datang, d. laporan keuangan dapat digunakan untuk mengambil keputusan

keuangan ke depan berdasarkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan, baik dalam hal perencananan, pengawasan, dan pengendalian ke depan sehingga target-target yang diinginkan dapat tercapai.

3. Kreditor

(37)

diperlukan. Terdapat 3 kepentingan pihak kreditor atas laporan keuangan.

a. Pihak kreditor tidak ingin usaha yang dibiayainya mengalami kegagalan dalam hal pembayaran kembali pinjaman tersebut (macet), oleh karena itu sebelum mengucurkan kreditnya, terlebih dulu melihat kemampuan perusahaan untuk membayarnya. Ukuran kemampuan perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan yang telah dibuat.

b. Pihak kreditor juga perlu pemantau terhadap kredit yang sudah berjalan untuk melihat kepatuhan perusahaan membayar kewajibannya, oleh karena itu kelayakan usaha yang akan dibiayai dan besarnya jumlah pinjaman yang disetujui akan tergambar dari laporan keuangan yang dibuat.

c. Pihak kreditor juga tak ingin kredit atau pinjaman yang diberikan justru menjadi beban nasabah dalam pengembaliannya apabila ternyata kemampuan perusahaan di luar dari yang diperkirakan. 4. Pemerintah

Pemerintah juga memiliki nilai penting atas laporan keuangan yang dibuat perusahaan. Arti penting laporan keuangan bagi pihak pemerintah adalah:

a. untuk menilai kejujuran perusahaan dalam melaporkan seluruh keuangan perusahaan yang sesungguhnya,

(38)

terlihat jumlah pajak yang harus dibayar kepada negara secara jujur dan adil.

5. Investor

Investor adalah pihak yang hendak menanamkan dana di suatu perusahaan. Dalam hal ini investor akan melihat prospek usaha ini sekarang dan masa yang akan datang. Prospek yang dimaksud adalah keuntungan yang akan diperolehnya (dividen) serta perkembangan nilai saham ke depan, setelah itu barulah investor dapat mengambil keputusan untuk membeli saham suatu perusahaan atau tidak.

5. Jenis Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2010 : 28) dalam praktiknya, secara umum ada 5 macam jenis laporan keuangan yang biasa disusun, yaitu neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas, dan laporan catatan atas laporan keuangan.

1. Neraca

Neraca (balance sheet) merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu. Arti dari posisi keuangan dimaksudkan adalah posisi jumlah dan jenis aktiva (harta) dan pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu perusahaan.

2. Laporan Laba Rugi

(39)

dan sumber-sumber pendapatan yang diperoleh. Tergambar juga jumlah biaya dan jenis-jenis biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu. Dari jumlah pendapatan dan jumlah biaya ini terdapat selisih yang disebut laba atau rugi. Jumlah pendapatan lebih besar dari jumlah biaya, perusahaan dikatakan laba. Sebaliknya jika jumlah pendapatan lebih kecil dari jumlah biaya, perusahaan dikatakan rugi. 3. Laporan Perubahan Modal

Laporan perubahan modal merupakan laporan yang berisi jumlah dan jenis modal yang dimiliki pada saat ini. Laporan ini juga menjelaskan perubahan modal dan sebab-sebab terjadinya perubahan modal di perusahaan. Laporan perubahan modal jarang dibuat bila tidak terjadi perubahan modal. Hal ini berarti laporan ini baru dibuat bila memang ada perubahan modal.

4. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap kas. Laporan arus kas disusun berdasarkan konsep kas selama periode laporan. Laporan kas terdiri dari arus kas masuk (cash in) dan arus kas keluar (cash out) selama periode tertentu.

5. Laporan Catatan atas Laporan Keuangan

(40)

memerlukan penjelasan tertentu. Hal ini perlu dilakukan agar pihak-pihak yang berkepentingan tidak salah dalam menafsirkannya.

Menurut Harahap (2002 : 9) ada beberapa jenis laporan, yaitu:

1. daftar neraca yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada saat tanggal tertentu,

2. perhitungan laba rugi yang menggambarkan jumlah hasil, biaya dan laba/rugi perusahaan pada suatu periode tertentu,

3. laporan sumber penggunaan dana, 4. laporan arus kas,

5. laporan kegiatan keuangan,

6. catatan penjelasan laporan keuangan,

7. daftar lainnya sebagai penunjang laporan utama, seperti: daftar laba ditahan, daftar perubahan modal, daftar perhitungan harga pokok.

B. Analisis Laporan Keuangan

(41)

Dengan mengetahui kelemahan ini, manajemen akan dapat memperbaiki atau menutupi kelemahan tersebut. Kekuatan yang dimiliki perusahaan harus dipertahankan atau bahkan ditingkatkan. Kekuatan ini dapat dijadikan modal selanjutnya ke depan. Dengan adanya kelemahan dan kekuatan yang dimiliki, akan tergambar kinerja manajemen selama ini.

Pada akhirnya bagi pihak pemilik dan manajemen, dengan mengetahui posisi keuangan dapat merencanakan dan mengambil keputusan yang tepat tentang apa yang harus dilakukan ke depan. Perencanaan ke depan dengan cara menutupi kelemahan yang ada, mempertahankan posisi yang sudah sesuai dengan yang diinginkan dan berupaya untuk meningkatkan lagi kekuatan yang sudah diperolehnya selama ini. Analisis laporan keuangan perlu dilakukan dengan cermat, dengan menggunakan metode dan teknik analisis yang tepat sehingga hasil diharapkan benar-benar tepat pula. Kesalahan dalam memasukkan angka atau rumus akan berakibat pada tidak akuratnya hasil yang hendak dicapai, kemudian hasil perhitungan tersebut dianalisis dan diinterpretasikan sehingga diketahui posisi keuangan yang sesungguhnya. Kesemuanya ini harus dilakukan secara teliti, mendalam, dan jujur.

1. Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2010 : 68) ada 6 tujuan dan manfaat bagi berbagai pihak dengan adanya analisis laporan keuangan, yaitu:

(42)

b. untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan,

c. untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki,

d. untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini,

e. untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal,

f. dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai.

C. Analisis Rasio Keuangan

Menurut Harahap (2002 : 27) rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan sedangkan menurut Ridwan dan Inge (2003 : 128) analisis rasio adalah suatu metode perhitungan dan interpretasi rasio keuangan untuk menilai kinerja dan status perusahaan. Data dasar untuk analisis rasio adalah laporan laba rugi dan neraca pada suatu periode tertentu yang akan dievaluasi.

(43)

angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun beberapa periode.

1. Jenis-Jenis Rasio Keuangan

Menurut Kasmir (2010 : 110) terdapat enam rasio keuangan yang sering digunakan dalam analisis laporan keuangan yaitu meliputi rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, rasio pertumbuhan, dan rasio penilaian.

a. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Rasio likuiditas yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utang (kewajiban) jangka pendeknya yang jatuh tempo.

b. Rasio Leverage (Leverage Ratio)

Rasio leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Hal ini berarti besarnya jumlah utang yang digunakan perusahaan untuk membiayai kegiatan usahanya jika dibandingkan dengan menggunakan modal sendiri.

c. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)

(44)

sediaan, penagihan piutang, dan lainnya) atau rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. d. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan yang ditunjukkan dari laba yang dihasilkan dari penjualan atau dari pendapatan investasi.

e. Rasio Pertumbuhan (Growth Ratio)

Rasio pertumbuhan merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisi ekonominya di tengah pertumbuhan perekonomian dan sektor usahanya. Dalam rasio pertumbuhan yang dianalisis adalah pertumbuhan penjualan, laba bersih, pendapatan per saham dan dividen per saham.

f. Rasio Penilaian (Valuation Ratio)

Rasio penilaian merupakan rasio yang memberikan ukuran kemampuan manajemen menciptakan nilai pasar usahanya di atas biaya investasi seperti:

a. rasio harga saham terhadap pendapatan, b. rasio nilai pasar saham terhadap nilai buku.

2. Analisis Rasio Likuiditas a. Pengertian Rasio Likuiditas

Fred Weston menyebutkan bahwa rasio likuiditas (liquidity ratio)

(45)

dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Hal ini berarti apabila perusahaan ditagih, perusahaan akan mampu untuk memenuhi utang tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo.

b. Tujuan dan Manfaat Rasio Likuiditas

Menurut Kasmir (2010 : 132) ada 9 tujuan dan manfaat yang dapat dipetik dari hasil rasio likuiditas.

a. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih. Hal ini berarti, kemampuan untuk membayar kewajiban yang sudah waktunya dibayar sesuai jadwal batas waktu yang telah ditetapkan (tanggal dan bulan tertentu).

b. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan. Hal ini berarti, jumah kewajiban yang berumur di bawah satu tahun atau sama dengan satu tahun, dibandingkan dengan total aktiva lancar. c. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban

jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan sediaan atau piutang. Dalam hal ini aktiva lancar dikurangi sediaan dan utang yang dianggap likuiditasnya lebih rendah. d. Untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan

yang ada dengan modal kerja perusahaan.

(46)

f. Sebagai alat perencanaan ke depan, terutama yang berkaitan dengan perencanaan kas dan hutang.

g. Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu dengan membandingkannya untuk beberapa periode.

h. Untuk melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan, dari masing-masing komponen yang ada di aktiva lancar dan hutang lancar. i. Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki

kinerjanya, dengan melihat rasio likuiditas yang ada pada saat ini.

Bagi pihak luar perusahaan, seperti pihak penyandang dana (kreditor), investor, distributor, dan masyarakat luas, rasio likuiditas bermanfaat untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban kepada pihak ketiga.

c. Jenis Rasio Likuiditas

Jenis-jenis rasio likuiditas yang dapat digunakan perusahaan untuk mengukur kemampuan ada tiga, yaitu rasio lancar (current ratio), rasio cepat (quick ratio), dan rasio kas (cash ratio).

a. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan

(47)

yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo.

Rumus dari current ratio:

b. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Rasio cepat merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan

perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai sediaan (inventory). Hal ini berarti nilai sediaan diabaikan, dengan cara dikurangi dari nilai total aktiva lancar. Hal ini dilakuan karena sediaan dianggap memerlukan waktu relatif lebih lama untuk diuangkan, apabila perusahaan membutuhkan dana cepat untuk membayar kewajibannya dibandingkan dengan aktiva lancar lainnya.

Rumus dari quick ratio:

c. Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasio Kas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur

(48)

kas atau yang setara dengan kas seperti rekening giro atau tabungan di bank (yang dapat ditarik setiap saat). Dapat dikatakan rasio ini menunjukkan kemampuan sesungguhnya bagi perusahaan untuk membayar utang-utang jangka pendeknya.

Rumus dari Cash Ratio:

D. Pembahasan

Berdasarkan laporan keuangan pada PT PLN (persero) Area Medan yaitu neraca dan laporan laba rugi selama dua tahun, mulai dari tahun 2011 s.d tahun 2012, maka selanjutnya peneliti melakukan analisis dan evaluasi terhadap tingkat rasio likuiditas pada PT PLN (persero) Area Medan sebagai berikut:

1. Rasio Lancar (Current Ratio)

Menurut Kasmir (2008 : 134) “Rasio lancar atau current ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan.” Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo.

(49)

Tabel 3.1 Current Ratio Komponen Laporan

Keuangan 2011 2012

Current Assets 75.541.381.102 73.124.490.220 Current Liabilities 21.791.344.847 32.805.711.709

347%

223%

(50)

2. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Menurut Munawir (2002 : 74) “Rasio cepat merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena persediaan memerlukan waktu yang relatif lama untuk direalisir menjadi uang kas dan menganggap bahwa piutang dapat direalisir menjadi kas, walaupun kenyataannya mungkin persediaan lebih likuid dari pada piutang.”

Rumus untuk menghitung rasio cepat atau quick ratio dapat digunakan sebagai berikut:

Tabel 3.2 Quick Ratio Komponen Laporan

Keuangan 2011 2012

Current Assets 75.541.381.102 73.124.490.220 Inventory 32.935.761.175 41.039.574.317 Current Liabilities 21.791.344.847 32.805.711.709

195%

(51)

Quick ratio pada tahun 2011 sebesar 195%, sedangkan pada

tahun 2012 quick ratio diperoleh sebesar 98%. Dari hasil analisis, terlihat bahwa quick ratio mengalami penurunan dari tahun 2011 ke tahun 2012 sebesar 97%. Hal ini disebabkan oleh aktiva lancar yang mengalami penurunan dari tahun 2011 ke tahun 2012 dan inventory yang mengalami kenaikan dari tahun 2011 ke tahun 2012. Sedangkan untuk current liabilities mengalami kenaikan dari tahun 2011 ke tahun 2012 sebesar 66,4%. Penurunan rasio ini sangat berpengaruh bagi perusahaan sehingga perusahaan kesulitan untuk membayar utang-utang jangka pendeknya.

3. Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasio kas atas aktiva lancar menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk membayar utang perusahaan yang harus segera terpenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan. Rasio ini lebih mencerminkan kemampuan perusahaan untuk melunasi utang lancarnya lebih tepat waktu.

Rumus untuk menghitung rasio atas aktiva lancar dapat digunakan sebagai berikut:

Tabel 3.3 Cash Ratio Komponen Laporan

Keuangan 2011 2012

Cash or Cash

(52)

72%

0,01%

Cash ratio pada tahun 2011 sebesar 72%, sedangkan pada

tahun 2012 cash ratio diperoleh sebesar 0,01%. Dari hasil analisis, terlihat bahwa cash ratio mengalami penurunan dari tahun 2011 ke tahun 2012 sebesar 71,99%. Hal ini disebabkan oleh penurunan cash yang cukup besar pada tahun 2012 menjadi Rp 3.702.152 dan disertai pula naiknya current liabilities sebesar 66,4%. Penurunan rasio ini juga sangat berpengaruh bagi perusahaan sehingga perusahaan kesulitan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

E. Persentase Rasio Likuiditas

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, maka rasio likuiditas pada PT PLN (Persero) Area Medan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Rasio Likuiditas Berdasarkan Angka Tahun (2011-2012)

Keterangan 2011 2012

Rasio Likuiditas

Current Ratio 347% 223%

Quick Ratio 195% 98%

(53)

1. Current Ratio

Pada tahun 2011 current ratio diperoleh sebesar 347%, sedangkan pada tahun 2012 current ratio diperoleh sebesar 223%. Dari hasil analisis, terlihat bahwa current ratio perusahaan pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 124% dibandingkan pada tahun 2011. Hal ini disebabkan oleh penurunan aktiva lancar dari tahun 2011 ke tahun 2012. Sedangkan untuk current liabilities pada tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 66,4%.

Current ratio perusahaan untuk tahun yang dianalisis belum memenuhi

syarat untuk perusahaan jasa karena current ratio yang baik yaitu 100% (1:1), sebaiknya perusahaan menghindari utang lancar yang berlebihan agar perusahaan menjadi likuid.

2. Quick Ratio

Quick ratio pada tahun 2011 sebesar 195%, sedangkan pada tahun 2012

quick ratio diperoleh sebesar 98%. Dari hasil analisis, terlihat bahwa quick

ratio mengalami penurunan dari tahun 2011 ke tahun 2012 sebesar 97%. Hal

ini disebabkan oleh aktiva lancar yang mengalami penurunan dari tahun 2011 ke tahun 2012 dan persediaan mengalami kenaikan dari tahun 2011 ke tahun 2012. Sedangkan untuk current liabilities mengalami kenaikan dari tahun 2011 ke tahun 2012 sebesar 66,4%. Quick ratio perusahaan untuk tahun yang dianalisis belum memenuhi syarat untuk perusahaan jasa karena quick ratio yang baik yaitu 100% (1:1), sebaiknya perusahaan menghindari

(54)

3. Cash Ratio

Cash ratio pada tahun 2011 sebesar 72%, sedangkan pada tahun 2012

cash ratio diperoleh sebesar 0,01%. Dari hasil analisis, terlihat bahwa cash

ratio mengalami penurunan dari tahun 2011 ke tahun 2012 sebesar 71,99%.

(55)

Dari analisis dan evaluasi yang telah dilakukan pada BAB III, maka peneliti memberi kesimpulan terhadap perkembangan keuangan PT PLN (Persero) Area Medan dan saran-saran yang mungkin berguna dalam usaha peningkatan operasional PT PLN (Persero) Area Medan.

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dilihat dari current ratio PT PLN (Persero) Area Medan pada tahun 2011 ke tahun 2012, PT PLN mengalami penurunan yaitu dari 347% ke 223% di tahun 2012. Maka dapat disimpulkan terjadi penurunan current ratio sebesar 124%. Ini menunjukkan menurunnya kemampuan

perusahaan dalam membayar utang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia.

(56)

3. Dilihat dari cash ratio PT PLN (Persero) Area Medan pada tahun 2011 dan tahun 2012, PT PLN juga mengalami penurunan dari 72% menjadi 0,01% di tahun 2012. Maka dapat disimpulkan terjadi penurunan cash ratio sebesar 71,99%. Terjadinya penurunan cash ratio yang cukup besar

ini disebabkan karena turunnya total kas atau setara kas pada tahun 2012 menjadi Rp 3.702.152 dan disertai pula naiknya current liabilities pada tahun tersebut. Penurunan rasio ini juga sangat berpengaruh bagi perusahaan sehingga perusahaan kesulitan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan berkaitan dengan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk current ratio dan quick ratio, sebaiknya PT PLN mengurangi total current assets yang ada.

2. Untuk quick ratio, sebaiknya PT PLN mengurangi total persediaan agar current liabilities dapat terpenuhi.

(57)

DAFTAR PUSTAKA

Harahap, Sofyan Syafri, Teori Akuntansi Laporan Keuangan, Cetakan Ketiga, Bumi Aksara, Jakarta, 2002.

IAI. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba Empat. Irawati, Susan, 2005, Manajemen Keuangan, Pustaka, Bandung.

Kasmir, 2008. Analisis Laporan Keuangan, Raja Grafindo Persada, Jakarta. Kasmir, Analisis laporan Keuangan, Cetakan Ketiga, Rajawali Pers, Jakarta,

2010.

Munawir, S, 2002, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Cetakan Ketigabelas, Liberty, Yogyakarta.

Sundjaja, Ridwan S, Inger Barlian, Manajemen Keuangan 1, Edisi Kelima, Cetakan Pertama, Intan Sejati, Klaten, 2003.

Sutrisno, 2001, Manajemen Keuangan, Teori Konsep dan Aplikasi, Edisi Pertama, Ekonesia, Yogyakarta.

Gambar

Gambar 2.1
Tabel 3.1 Current Ratio
Tabel 3.2 Quick Ratio
Tabel 3.3 Cash Ratio
+2

Referensi

Dokumen terkait

Keadaan ini menunjukkan bahwa alat penukar kalor tipe shell and tube yang dianalisa wajib dibersihkan karena memiliki kualitas yang kurang baik, dimana nilai

Universitas Udayana yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat dan fasilitas yang memadai dalam menempuh pendidikan tinggi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Dari hasil pengamatan yang diperoleh pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa laju tumbuh daun sejak embrio dalam biji kacang merah Phaseolus vulgaris, samapai mencapai

Pada Tugas Akhir ini dibuat suatu program untuk mengklasifikasi jenis tumor pada kelenjar tiroid secara otomatis dengan menggunakan software Matlab R2009a

Pengembangan tebal berbanding lurus dengan daya serap air karena setiap penambahan komposisi perekat akan terjadi penurunan nilai pengembangan tebal, seperti

mendapatkan nilai tertinggi dapat dilihat pada hasil ketersediaan tenaga pelaksana dengan nilai 230 kategori “A”, untuk urutan kedua pada hasil kerja dengan nilai 210 kategori

Kandungan propolis yang bervariasi dari keenam jenis propolis menunjukkan bahwa propolis berasal dari lebah madu dari tumbuhan yang berbeda dan tergantung dengan lokasi

Adakah informasi tentang abu batubara dari public relations/pegawai PLTU Suralayaa. Tidak, lanjut