• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN DEFISIT NEUROLOGIS TERHADAP PROGNOSIS PASIEN POST TERAPI MENINGITIS AKUT DI RSU HAJI SUKOLILO SURABAYA PERIODE 1 JANUARI 2007 – 30 SEPTEMBER 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN DEFISIT NEUROLOGIS TERHADAP PROGNOSIS PASIEN POST TERAPI MENINGITIS AKUT DI RSU HAJI SUKOLILO SURABAYA PERIODE 1 JANUARI 2007 – 30 SEPTEMBER 2011"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Defisit neurologis adalah kelainan fungsional area tubuh karena penurunan fungsi otak, medulla spinalis, saraf perifer dan otot. Tanda–tanda defisit neurologis merupakan proses terjadinya suatu penyakit seperti tumor otak, infark, meningitis maupun ensefalitis. Manifestasi klinik dari defisit neurologi ditentukan dari letak anatominya seperti pada lobus frontalis dengan manifestasi klinik hemiparesis, monoparesis, kejang fokal tipe grandmall bahkan aphasia Broca sedangkan pada batang otak didapatkan manifestasi klinik berupa tanda – tanda hilangnya fungsi motorik dan sensori dari traktus dan nucleus saraf kranialis yang terkena (Bradley, 2008).

Penelitian yang dilakukan di rumah sakit Massachusetts Belanda pada bulan Oktober 1998 sampai April 2002 dari 63 pasien meningitis terdapat 62 pasien (98 %) mengalami prognosis yang buruk karena memiliki satu atau lebih faktor resiko yaitu gejala fokal neurologis, kesadaran menurun dan kejang (De Beek, 2004).

Sedangkan penelitian di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta pada bulan Januari 1997 – Desember 2005 menunjukkan hubungan peningkatan angka mortalitas dengan kejadian penurunan kesadaran dan gejala fokal neurologis lainnya, dari 273 pasien 41% nya memiliki prognosis yang buruk akibat adanya defisit neurologis saat masuk rumah sakit (Hendrik dan Jofizal, 2006).

(2)

2

dewasa dan lebih dari 30% pada anak-anak. Dari beberapa kasus meningitis di Jawa Timur terdapat beberapa defisit neurologis seperti gangguan nervus kranialis II, IV, VI sebanyak 50% dan cerebral palsy sebanyak 20% yang pada umumnya disebabkan karena terlambatnya penanganan yang dapat memperburuk prognosis. Terjadinya defisit neurologis pada pasien meningitis biasanya timbul akibat proses inflamasi dari pembuluh darah cerebral berupa kejang, paresis nervus kranialis, lesi cerebral fokal, dan hydrasefalus (Iskandar Japardi, 2009).

Meningitis di negara berkembang seperti Indonesia masih menjadi masalah yang serius. Pada tahun 2005 dari 1000 kelahiran, terdapat 36 kasus meningitis setiap tahunnya. Di Jawa Timur, meningitis merupakan penyakit penyebab kematian bayi dan anak tertinggi ke lima sesudah diare. Dari 2000 responden anak dan balita, 1300 responden (65%) terdapat Streptococcus pneumonia di tenggorokannya selain itu dari 4,6 juta kelahiran hidup hanya 0,6%

yang mendapat vaksin meningitis di Indonesia dan semua itu merupakan faktor resiko terjangkitnya meningitis pada anak (Hardiono, 2010).

Pada usia dewasa resiko terjadinya meningitis juga disebabkan oleh penyebaran hematogen namun meningitis pada usia dewasa lebih sering pada orang yang mengalami kekebalan tubuh yang menurun seperti pada pasien usia lanjut atau pada pasien dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV) atau Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) (Wahyuningsih, 2010).

(3)

3

infeksi Streptococcus pneumonia memiliki prognosis yang buruk atau tingkat mortalitas yang lebih tinggi.(Zoons. Dkk,2008).

Seiring masih tingginya angka mortalitas penyakit meningitis di Jawa Timur akibat terjadinya defisit neurologis dan RSU Haji Sukolilo Kota Surabaya salah satu rumah sakit jejaring Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang sehingga diharapkan dapat sebagai wacana mengenai defisit neurologis terhadap prognosis pasien meningitis di sana maka dilakukanlah penelitian mengenai hubungan defisit neurologis terhadap prognosis pasien post terapi meningitis akut di RSU Haji Sukolilo Kota Surabaya.

1.2 Rumusan Masalah

Adakah hubungan antara defisit neurologis terhadap prognosis pasien post terapi meningitis akut di RSU Haji Sukolilo Kota Surabaya pada periode 1 Januari 2007 – 30 September 2011 ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan adanya hubungan defisit neurologis dan prognosis pasien post terapi meningitis akut di RSU Haji Sukolilo Kota Surabaya.

1.3.2 Tujuan Khusus

(4)

4

Untuk mengetahui hubungan antara kejang terhadap prognosis pasien post terapi meningitis akut di RSU Haji Sukolilo Kota Surabaya pada periode 1 Januari 2007 – 30 September 2011

Untuk mengetahui hubungan antara paresis nervus kranialis terhadap prognosis pasien post terapi meningitis akut di RSU Haji Sukolilo Kota Surabaya pada periode 1 Januari 2007 – 30 September 2011.

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Akademis

Meningkatkan pengetahuan tentang defisit neurologis pada pasien meningitis.

Menambah pemahaman tentang hubungan defisit neurologis terhadap prognosis pasien meningitis.

Sebagai dasar pertimbangan lebih lanjut pengendalian defisit neurologis penderita meningitis untuk mencegah terjadinya prognosis yang buruk.

Sebagai dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan defisit neurologis terhadap prognosis pasien meningitis.

1.4.2 Manfaat Klinik

Sebagai dasar untuk melakukan penanganan yang cepat dan tepat untuk memperbaiki prognosis pasien meningitis yang datang dengan defisit neurologis.

(5)

5

1.4.3 Manfaat Masyarakat

Sebagai dasar pengetahuan untuk mengenal gejala meningitis di lingkungan sekitar agar tidak sampai terjadi defisit neurologis yang berdampak pada prognosis yang buruk.

(6)

KARYA TULIS AKHIR

HUBUNGAN DEFISIT NEUROLOGIS TERHADAP PROGNOSIS

PASIEN POST TERAPI MENINGITIS AKUT

DI RSU HAJI SUKOLILO SURABAYA

PERIODE 1 JANUARI 2007 – 30 SEPTEMBER 2011

OLEH:

PRIMA HARI NASTITI

08020042

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(7)

ii

HUBUNGAN DEFISIT NEUROLOGIS TERHADAP PROGNOSIS

PASIEN POST TERAPI MENINGITIS AKUT

DI RSU HAJI SUKOLILO SURABAYA

PERIODE 1 JANUARI 2007 – 30 SEPTEMBER 2011

KARYA TULIS AKHIR

Diajukan kepada

Universitas Muhammadiyah Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

dalam Menyelesaikan Program Sarjana Fakultas Kedokteran

Oleh:

PRIMA HARI NASTITI

08020042

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

FAKULTAS KEDOKTERAN

(8)

LEMBAR PENGESAHAAN

LAPORAN HASIL PENELITIAN

Telah disetujui sebagai hasil penelitian untuk memenuhi persyaratan Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Malang 11 November 2011

Pembimbing I

dr. Rahayu Gunaryo, Sp.S

Pembimbing II

dr. Irma Suswati, M.Kes.

Mengetahui, Fakultas Kedokteran

Dekan,

(9)

iv Karya Tulis Akhir oleh Prima Hari Nastiti ini telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji Pada tanggal : 11 November 2011

Tim Penguji

dr. Rahayu Gunaryo, Sp.S , Ketua

dr. Irma Suswati, M.Kes , Anggota

dr. Pertiwi Febriana C, MSc., Sp.A , Anggota

(10)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya atas rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Hubungan Defisit Neurologis Terhadap Prognosis Post Terapi Meningitis Akut di RSU Haji Kota Surabaya”. Latar belakang kami mengambil judul tersebut adalah masih tingginya angka mortalitas penyakit meningitis di Jawa Timur akibat terjadinya defisit neurologis dan RSU Haji Sukolilo Kota Surabaya salah satu rumah sakit jejaring Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang sehingga diharapkan dapat sebagai wacana mengenai defisit neurologis terhadap prognosis pasien meningitis di sana maka dilakukanlah penelitian mengenai hubungan defisit neurologis terhadap prognosis pasien post terapi meningitis akut di RSU Haji Sukolilo Kota Surabaya.

Penulisan Tugas Akhir ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. dr. Irma Suswati, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang serta segenap jajaran pembantu dekan I, pembantu dekan II pembantu dekan III , memberi banyak masukkan serta memberi dukungan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

(11)

vi

2. dr. Irma Suswati, M.Kes, selaku Pembimbing II yang telah banyak membantu, membimbing dan mendukung kami dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. 3. dr. Pertiwi Febriana C, MSc., Sp.A selaku Penguji I yang telah membantu kami

dalam mengevaluasi Tugas Akhir ini.

4. Prof. Soebektiningsih, Sp.Par.K yang telah membantu mengevaulasi abstrak pada penelitian ini dalam bahasa Inggris.

4. Segenap staff RSU Haji Kota Surabaya yang telah memberikan izin penelitian serta saran dalam proses penelitian.

5. Segenap Dosen dan Staf Tata Usaha (TU) yang telah banyak membantu dan memberi banyak kemudahan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

6. Orang tuaku tercinta, Ganef Hari Sulistiono dan Endarti yang telah memberi banyak dukungan dan doa yang tiada henti. Semua saudara saudaraku, terutama kakakku Gandy Hari Sarasnanda serta suamiku Arif Rahman yang telah membantu dalam proses penulisan dan telah memberi support dan hiburan kepada kami.

8. Teman-teman satu perjuangan di FK’08 yang telah memberi support dan telah banyak bertukar pikiran mengenai Tugas Akhir ini.

9. Semua pihak yang telah membantu penulis mulai dari awal hingga akhir penulisan Tugas Akhir ini.

Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis membuka diri atas segala saran, kritik membangun dari segala pihak. Semoga Tugas Akhir ini membawa manfaat bagi setiap orang yang membacanya.

Malang, 19 Oktober 2011

(12)

ABSTRAK

Prima, Hari Nastiti. 2011. Hubungan Defisit Neurologis Terhadap Prognosis Pasien Post Terapi Meningitis Akut Di RSU Haji Sukolilo Surabaya Periode 1 Januari 2007 – 30 September 2011. Tugas akhir, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang, Pembimbing: (1) Rahayu Gunaryo, (2) Irma Suswati.

Latar Belakang: Meningitis di negara berkembang seperti Indonesia masih menjadi masalah yang serius. Hasil studi klinik di Jawa Timur pada tahun 2006 memperlihatkan insidens dari defisit neurologis meningitis lebih dari 50% kasus pada orang dewasa dan lebih dari 30% pada anak-anak. Penelitian sebelumnya menunjukan bahwa defisit neurologis fokal berupa kejang memiliki prognosis yang lebih buruk seperti juga pada pasien yang memiliki faktor predisposisi berupa umur terlalu muda atau terlalu tua, takikardi, Glas Glow Coma Scale (GCS) yang rendah pada saat masuk rumah sakit, hal ini dipengaruhi oleh luasnya iskemia otak akibat proses inflamasi.

Tujuan: Mengetahui hubungan antara defisit neurologis dan prognosis pasien post terapi meningitis akut di RSU Haji Sukolilo Kota Surabaya.

Metode: Observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dengan teknik total sampling. Dianalisa dengan uji Spearmann.

Hasil Penelitian: Terdapat hubungan yang signifikan antara status kesadaran (0,000 < 0,05) dan defisit neurologis kejang dengan prognosis pasien post terapi meningitis akut juga memiliki hubungan yang signifikan (0,015 < 0,05). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara defisit neurologis paresis nervus kranialis dengan prognosis pasien post terapi meningitis akut (0,996 > 0,05). Kesimpulan: Terdapat hubungan antara defisit neurologis dan prognosis pasien post terapi meningitis akut di RSU Haji Surabaya.

(13)

viii ABSTRACT

Prima, Hari Nastiti. 2011. The Correlation between Neurologic Deficit and Prognosis of Acute Meningitis Post Therapy Patient in General Hospital Haji Sukolilo Surabaya during January 1st-September 31st Period. Final assignment. Faculty of Medicine University of Muhammadiyah Malang, Adviser: (1) Rahayu Gunaryo, (2) Irma Suswati

Background: In developing country such as Indonesia, meningitis is a serious problem. In the year 2006, in East Java showed the incidence of neurologic deficit was more than 50% cases in adults and more than 30% in children. Previous research showed that focal neurologic deficits as seizure should a worse prognosis as well as in patient whose predisposing factor a younger and elderly patient, tachycardia, low Glasgow Coma Scale (GCS), this is caused broad ischemia of the brain resulted from inflammation process.

Objective: To know the correlation of neurologic deficit to the prognosis of acute meningitis post therapy patient in General Hospital of Haji Sukolilo Surabaya Method: Analytic observation with cross sectional approach. Sample were total sampling technique. Analyzed with Spearman test.

Result: In General Hospital Haji Sukolilo Surabaya, there was a significant correlation between consciousness (0,000 < 0,05) and seizure neurologic deficit with prognosis of acute meningitis post therapy patient also had a significant correlation (0,015 < 0,05), while cranial nerve palsy neurologic deficit had no significant correlation to prognosis of acute meningitis post therapy patient in General Hospital of Haji Sukolilo Surabaya (0,996 > 0,05).

(14)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

LEMBAR PENGUJIAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

DAFTAR SINGKATAN ... xv

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.3.1 Tujuan Umum ... 3

1.3.2 Tujuan Khusus ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.4.1 Manfaat Akademis ... 4

1.4.2 Manfaat Klinik ... 4

1.4.3 Manfaat Bagi Masyarakat ... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defisit Neurologis ... 6

2.1.1 Definisi ... 6

2.1.2 Epidemiologi ... 6

2.1.3 Etiologi ... 7

2.1.4 Patogenesis ... 7

2.1.5 Gejala Klinik ... 11

(15)

x

2.2.1 Definisi ... 17

2.2.2 Epidemiologi ... 17

2.2.3 Etiologi ... 18

2.2.4 Patogenesis ... 20

2.2.5 Gejala Klinik ... 21

2.2.6 Diagnosis ... 25

2.2.7 Terapi ... 26

2.2.8 Prognosis ... 32

2.2.9 Pencegahan ... 33

2.3 Hubungan Defisit Neurologis dan Prognosis Meningitis ... 33

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 37

3.2 Hipotesis ... 38

BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian ... 39

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 39

4.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ... 39

4.3.1 Populasi ... 39

4.3.2 Sampel ... 39

4.3.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ... 39

4.3.4 Teknik Sampling ... 40

4.3.5 Variabel Penelitian ... 40

4.3.5.1 Variabel Bebas ... 40

4.3.5.2 Variabel Tergantung ... 40

4.3.6 Definisi Operasional ... 40

4.4 Alat dan Bahan Penelitian ... 42

4.5 Prosedur Penelitian ... 43

4.5.1 Kerangka Operasional ... 43

4.5.2 Prosedur Pengumpulan Data ... 43

4.6 Analisa Data ... 43

(16)

5.1.1 Karakteristik Responden ... 45

5.2 Hasil Penelitian dan Uji Hipotesis ... 46

5.2.1 Tabulasi Silang ... 46

5.2.2 Hasil Analisa Data dengan Menggunakan Uji Spearman ... 49

BAB 6 PEMBAHASAN ... 51

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ... 57

7.1 Kesimpulan ... 57

7.2 Saran ... 57

(17)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Klasifikasi kejang ... 14

Tabel 2.2 Tingkat kesadaran ... 16

Tabel 2.3 Karakteristik gejala dan tanda meningitis ... 21

Tabel 2.4 Antibiotik empiris pada pasien meningitis ... 28

Tabel 2.5 Antibiotik rekomendasi menurut hasil kultur ... 28

Tabel 4.1 Definisi Operasional GCS Pada Pasien Meningitis ... 41

Tabel 4.2 Definisi Operasional Kejang Pada Pasien Meningitis ... 41

Tabel 4.3 Definisi Operasional Paresis Nervus Kranialis Pada Pasien Meningitis ... 42

Tabel 4.4 Definisi Operasional Prognosis Pada Pasien Meningitis ... 42

Tabel 5.1 Karakteristik Data Dasar Pasien Meningitis ... 45

Tabel 5.2 Tabulasi Silang Defisit Neurologis Gabungan Antara Status Kesadaran dan Kejang dengan Prognosis ... 47

Tabel 5.3 Tabulasi Silang Defisit Neurologis Gabungan Antara Status Kesadaran dan Paresis Nervus Kranialis dengan Prognosis ... 48

(18)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Patofisiologi Defisit Neurologis Pada Meningitis ... 8

Gambar 2.2 Patofisiologi penurunan kesadaran ... 10

Gambar 2.3 Gejala klinik menurut anatomi otak ... 11

Gambar 2.4 Penyebab kejang ... 13

Gambar 2.5 Patogenesis meningitis ... 20

Gambar 2.6 Karakteristik Cairan SerebroSpinal ... 26

Gambar 2.7 Luas Iskemia dan Gambaran Manifestasi Klinik Meningitis ... 35

Gambar 5.1 Tabulasi silang antara Status Kesadaran dan Kejang dengan Prognosis di Rumah Sakit Haji Kota Surabaya ... 48

(19)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Pasien Meningitis 1 Januari 2008-31 September 2011

(20)

DAFTAR SINGKATAN

AIDS : Acquired Immunodeficiency Syndrome ARAS : Activating Reticular Ascending System CDC : Center for Disease Control and Prevention CT – SCAN : Computed Tomography Scan

EBV : Epstein barr Virus

EEG : Electro Enchephalography

ELISA : Enzyme Linked Immunosorbent Assay GABA : Gamma Amino Butirat Acid

GCS : Glas Glow Coma Scale

HiB : Haemophillus influenza type B HIV : Human Immunodeficiency Virus HSV – 1 : Herpes Simplex Virus – 1 HSV – 2 : Herpes Simplex Virus – 2

ILAE : International League Against Epilepsy of Epileptic Seizure KLB : Kejadian Luar Biasa

LCMV : Lymphocytic Chorio Meningitis Virus MRI : Magnetic Resonance Imaging

(21)

xvi

DAFTAR PUSTAKA

Adams, Victors, 2005, Principles of Neurology, United States of America, Mc.Graw Hill.

Anna, Tjandrajani, 2009, Meningitis Bakteri Akut pada Anak dan Dewasa, Medical Jurnal Indonesia, Vol.9 viewed 11 Oktober 2011,< http://www.bacmeningitis.html>

Benvie, 2009, Kejang dalam Ilmu Kesehatan Anak, Jakarta, Buku Kedokteran EGC.

Bradley WG, Daroff RB, Fenichel GM, Jankovic J, 2008, Diagnosis of neurological disease. In: Bradley WG, Daroff RB, Fenichel GM, Jankovic J, eds. Bradley: Neurology in Clinical Practice. 5th ed. Philadelphia, Pa: Butterworth-Heinemann Elsevier; 2008:chap 1.

Casadevall A, Steenbergen JN, Nosanchuk JD, 2003. ‘Ready made’ virulence and ‘dual use’ virlence factors in pathogenic environmental fungi-the Crytococcus neoformans paradigm, Curr Opin Microbiol, 327 – 337. Corwin, Elizabeth, 2009, Handbook of Pathophisiology, Jakarta, Buku

Kedokteran EGC.

De Beek, 2004, Seizure and Other Deficits Neurology of Bacterial Meningitis in

Adult, viewed 09 September 2011,

http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJM199012133232402

Ellenby, Miles, 2006, Typical Cerebrospinal Fluid Findings in Various Type of Meningitis, Philadelphia, Pa: Butterworth-Heinemann Elsevier; 2008:chap 17.

Ganiem, 2009, HIV-1 Associated CNS Conditions-Meningitis, viewed 12 January 2011, <http://emedicine.medscape.com/article/1167551>

Gillroy, 2000, Basic of Neurology Third Edition, United States of America, Mc. Graw Hill.

Hardiono, 2010, Meningitis pada Anak, IDAI, Jakarta.

Harsono, 2003, Kapita Selekta Neurologi, Edisi Kedua. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

(22)

Mochammad, Bahrudin, 2008, Dasar – Dasar Neurologi, Malang, UMM Press, 263 – 286 .

Moses, Scott, 2010, Family Practice Notebook, viewed 14 Oktober 2010, <http://emedicine .medscape.com/article/17453891>

Nelson, 1994, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Vol.2, EGC, Jakarta, pp. 136 – 156.

Nia, Kania, 2007, Kejang pada Anak, FK UNAIR.

Rajesh, 2010, CSF – Adenosine Deaminase (ADA) Activity in Various Type in Meningitis, viewed 28 Aprl 2011 http://medind.nic.in /jac/t01/i4/jact01i4p285.pdf.

Razonable, 2010, Epidemiology of Meningitis, American Academy of Neurology, 115 – 116.

Shah, 2009, Meningitis and Prognosis, Dalam : Pediatric Practice Infectious Disease, Mc. Graw Hill, Philadelphia, pp, 8 – 10.

Sharpless, 2010, Neurological Effect of Meningitis, Symposium Meningitis 2010,viewed 28 April 2011, <http://www.meningitis.org?health-professionals/symposium>.

Silbernagl, 2007, Patofisiologi Kesadaran, Dalam : Teks dan Atlas Berwarna Patofisiologi, EGC, Jakarta, pp, 324 – 343.

Susilo, 1984, Infeksi Intrakranial, <http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/10>. Solomon, 2003, West Nile Enchephalitis, BMJ 326 : 865.

Triant, 2003, Meningitis Virus, < http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/10 >. Tureen, Jay, 2006, Meningitis, Dalam :Abraham M.Rudholph, Buku Ajar Pediatri

Rudolph, Vol.1, edisi 20, EGC, Jakarta, pp, 610 – 614.

Wahyuningsih, 2010, Meningitis pada Pasien Immunocompromised viewed 12 January 2011, <http://emedicine.medscape.com/article/1167551>

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian “Pengaruh Frekuensi dan Periode Pemberian Pakan yang Berbeda Terhadap Efisiensi Penggunaan Energi pada Ayam Buras Super Umur 3-12 Minggu yang Dipelihara

Penyajian data paling sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah berbentuk teks naratif dari catatan lapangan, catatan lapangan seringkali membingungkan peneliti

Kinerja pekerja merupakan kombinasi dari hasil kerja, perilaku kerja, Kinerja pekerja merupakan kombinasi dari hasil kerja, perilaku kerja, dan sifat pribadi yang ada hubungannya

Berdasarkan peningkatannya pemahaman taktik catur babak tengah skak mat diperoleh nilai sebesar 62,16% dan peningkatan pemahaman taktik catur babak tengah

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penyarungan buah terlihat dapat melindungi buah dari hama penggerek buah, namun penyarungan buah menyebabkan buah yang

Hasil dari penelitian recovery ion Hg 2+ dari limbah cair dengan metode presipitasi sulfida dan hidroksida diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam upaya

Artikel merupakan tulisan lepas berisi opini seseorang yang megupas tuntas suatu suatu masalah tertentu yang sifatnya faktual, aktual atau kontroversial dengan tujuan