• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Tugas dan Tanggung Jawab Pendidik SD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB II PEMBAHASAN 2.1 Tugas dan Tanggung Jawab Pendidik SD"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tugas dan Tanggung Jawab Pendidik SD.

Guru Sekolah Dasar memiliki banyak tugas dan tanggung jawab, baik terikat oleh dinas maupun luar dinas. Atau dalam bentuk pengabdian. Apabila dikelompokkan, terdapat tiga jenis tugas guru Sekolah Dasar. Yaitu tugas dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan, dan tugas dalam bidang kemasyarakatan.

Kinerja peran guru dalam pengembangan pribadi siswa harus dimulai dari dirinya sendiri. Sebagai pribadi, guru merupakan perwujudan diri dengan seluruh keunikan karakteristik yang sesuai dengan posisinya sebagai pemangku profesi keguruan. Kepribadian merupakan landasan utama perwujudan diri sebagai guru yang efektif, baik dalam melaksanakan tugas profesionalnya di lingkungan pendidikan dan di lingkungan kehidupan lainnya. Hal ini mengandung makna bahwa seorang guru harus mampu mewujudkan pribadi yang efektif untuk dapat melaksanakan fungsi dan tanggung jawabnya sebagai guru. Untuk itu, ia harus mengenal dirinya sendiri secara tepat dan mampu mengembangkannya ke arah terwujudnya pribadi yang sehat dan paripurna. (Mohamad Surya. 2013 : 194)

Guru Sekolah Dasar merupakan suatu profesi yang artinya suatu jabatan atau keahlian yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Jenis pekerjaan ini mestinya tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang diluar bidang kependidikan walaupun kenyataannya masih terdapat dilakukan orang diluar kependidikan. Tugas dan tanggung jawab guru Sekolah Dasar sebagai profesi meliputi mendidik mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada peserta didik.

▸ Baca selengkapnya: tugas dan tanggung jawab seksi organisasi persit

(2)

Masyarakat menempatkan kedudukan guru Sekolah Dasar pada tempat yang lebih terhormat di lingkungannya, karena dari seorang guru Sekolah Dasar diharapkan dapat memperoleh ilmu pengetahuan. Ini berarti bahwa guru Sekolah Dasar berkewajiban mencerdaskan bangsa menuju kepada pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berdasarkan Pancasila. (Hamzah B. Uno. 2009 : 20-21)

Di antara semua tugas dan tanggung jawab diatas, yang paling mendasar adalah peran guru sebagai hamba Allah SWT. Sebagai hamba Allah, guru harus benar-benar menyadari bahwa keberadaannya di muka bumi ini adalah sebagai khalifah dan harus tetap berbakti dalam bentuk melaksanakan ibadah kepada-Nya. Jabatan guru harus dijadikan sebagai amanat dan kepercayaan Allah SWT. Yang harus diwujudkan dengan pengabdian kepada Allah melalui berbagai wujud ibadah baik hablumminannas-hubungan baik dengan sesama manusia maupun hablumminallah, yakni hubungan yang baik dengan Allah. Guru harus menyadari bahwa jabatannya sebagai guru sesungguhnya merupakan amanah yang harus dipertanggungjawabkan baik di dunia maupun di akhirat. Dalam hubungan ini guru harus memiliki kualitas ketakwaan yang tinggi agar mampu melaksanakan tugasanya dengan sebaik-baiknya. Guru juga harus sebagai suri teladan dalam melaksanakan berbagai ibadah keagamaan baik fardhu maupun sunnah. Dengan berlandaskan kesadaran ini, maka guru akan melaksanakan tugas profesionalnya secara ikhlas yang dilandasi dengan tujuan untuk memperoleh keridhaan Allah SWT.

Setiap guru Sekolah Dasar harus memenuhi persyaratan sebagai manusia yang bertanggung jawab dalam bidang pendidikan. Guru Sekolah Dasar sebagai pendidik bertanggung jawab untuk mewariskan nilai-nilai dan norma-norma kepada generasi berikutnya sehingga terjadi proses konservasi nilai, karena melalui proses pembelajaran diusahakan terciptanya nilai-nilai baru.

Setiap tanggung jawab memerlukan sejumlah kemampuan, dan setiap kemampuan dapat dijabarkan lagi dalam kemampuan yang lebih khusus, antara lain:

1. Tanggung jawab moral, yaitu setiap guru Sekolah Dasar harus memiliki kemampuan dalam bentuk menghayati perilaku dan etika yang sesuai dengan moral Pancasila dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

(3)

mampu menjadi model para siswa, mampu memberikan nasehat, menguasai teknik-teknik pemberian bimbingan dan layanan, serta mampu membuat dan melaksanakan evaluasi dan lain-lainnya.

3. Tanggung jawab guru Sekolah Dasar dalam bidang kemasyarakatan, yaitu turut serta mensukseskan pembangunan dalam masyarakat. Untuk itu guru Sekolah Dasar harus mampu dalam membimbing, mengabdi, dan melayani masyarakat.

4. Tanggung jawab guru Sekolah Dasar dalam bidang keilmuan, yaitu guru selaku ilmuan bertanggung jawab dan turut serta memajukan ilmu. Terutama yang telah menjadi spesialisasinya dengan melaksanakan penelitian dan pengembangan.

Guru Sekolah Dasar sebagai pendidik dan pengajar harus mendidik kestabilan emosi, ingin memajukan peserta didik, bersikap realitas, bersikap jujur dan terbuka, peka terhadap perkembangan terutama inovasi pendidikan. Untuk mencapai semua itu, guru Sekolah Dasar harus memiliki dan menguasai berbagai jenis bahan pelajaran, menguasai kurikulum dan metode pembelajaran. (A. Tabrani Rusyan dan Karbun Jaswianto. 2000 : 36)

2.2 Profesionalisasi, Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan SD

Profesionalisasi adalah suatu proses menuju kepada perwujudan dan peningkatan profesi dalam mencapai suatu kriteria yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. Dengan profesionalisasi, para guru secara bertahap diharapkan akan mencapai suatu derajat kriteria profesional sesuai dengan standar yang telah ditetapkan menurut Undang-undang nomor 14 tahun 2005 yaitu berpendidikan akademik S-1 atau D-IV, memiliki kompetensi, dan telah lulus Sertifikasi Pendidikan. Pada dasarnya profesionalisasi merupakan suatu proses berkesinambungan melalui berbagai program pendidikan, baik pendidikan prajabatan (preservice), maupun pendidikan dalam jabatan (in-service). ( Mohamad Surya. 2013 : 353)

(4)

mengajarnya dengan berhasil. Adapun kompetensi yang harus dimiliki seorang guru, yaitu. (Hamzah B. Uno. 2009 : 18)

1. Kompetensi Pedagogis

Kompetensi pedagogis merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi :

- Pemahaman wawasan atau landasan pendidikan - Pemahaman terhadap peserta didik

- Perancangan pembelajaran 2. Kompetensi Pribadi

Beberapa kompetensi guru yang semestinya ada pada seorang guru, yaitu memiliki kepribadian yang bertanggung jawab, beriman dan bertakwa. berakhlak mulia, bijaksana, dan demokratis

3. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial yang dimiliki seorang guru adalah menyangkut kemampuan berkomunikasi dengan peserta didik dan lingkungan mereka (seperti orang tua, tetangga, dan sesama teman).

4. Kompetensi Profesioanal Mengajar

Kompetensi profesional merupakan kemampuan guru dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni atau budaya. Seperti:  Merencanakan sistem pembelajaran

 Melaksanakan sistem pembelajaran  Mengevaluasi sistem pembelajaran

 Mengembangkan sistem pembelajaran (Trianto. 2010 : 54-55)

Sedangkan kompetensi guru yang telah dibakukan oleh Dirjen Dikdasmen Depdiknas (1999) sebagai berikut.

6. Menilai hasil dalam PBM yang telah dilaksanakan

7. Menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran 8. Menyelenggarakan program bimbingan

9. Berinteraksi dengan sejawat dan masyarakat

10. Menyelenggarakan administrasi sekolah. (Hamzah B. Uno. 2009 : 20)

(5)

35 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2006 tentang Standar Nasional Pendidikan, antara lain : (1) Kepala Sekolah, (2) Tenaga Administrasi, (3) Tenaga Perpustakaan, (4) Tenaga Laboratorium, (5) Tenaga Kebersihan.

Salah satu tugas dari tenaga kependidikan adalah melaksanakan pengawasan proses pendidikan pada satuan pendidikan. Menurut Undang- Undang Kepegawaian, ada dua jenis jabatan dalam Pegawa Negeri Sipil, yakni jabatan struktural dan jabatan fungsional. Jabatan struktural ialah jabatan manajer yang disusun pada sruktur organisasi serta dibawahi oleh satu jabatan atasan dan membawahi beberapa struktur bawahan. Adapun jabatan fungsional ialah jabatan profesi yang disusun untuk menerapkan fungsi tertentu suatu organisasi, yang didasarkan pada tingkat keahlian dan keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan fungsi dan profesinya. (Trianto. 2010 : 29-30

2.3 Kode Etik Guru.

Keguruan merupakan suatu jabatan profesional karena pelaksanaannya menuntut keahlian tertentu melalui pendidikan formal yang khusus, serta tanggung jawab tertentu dari para pelaksananya. Suatu profesi merupakan posisi yang dipegang oleh orang-orang yang mempunyai dasar pengetahuan dan keterampilan dan sikap khusus tertentu dan mendapat pengakuan dari masyarakat sebagai suatu keahlian. Keahlian tersebut menuntut dipenuhinya standar persiapan profesi melalui pendidikan khusus, dan dilandasi oleh bidang keilmuan tertentu yang secara terus-menerus dikembangakan melalui penelitian, serta pengalaman kerja dalam bidang tersebut. Selanjutnya keanggotaan dalam organisasi profesi menuntut keikutsertaan secara aktif dalam ikatan profesi dan dalam usaha-usaha pengembangan profesi melalui penelitian dan pelayanan.

(6)

pedoman dalam menjalankan tugas dan aktifitas suatu profesi. Pola tatanan itu seharusnya diikuti dan ditaati oleh setiap orang yang menjalankan profesi tersebut.

Kode etik profesional diperlukan dengan beberapa alasan, antara lain:

1. Untuk melindungi profesi sesuai dengan ketentuan dan kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan perundang-undangan yang berlaku. Kode etik ini akan memberikan kemungkinan profesi dapat mengatur dirinya sendiri dan melaksanakan fungsinya secara otomatis dalam kendali perundang-undangan yang berlaku.

2. Untuk mengontrol terjadinya ketidaksepahaman dan persengketaan dari para pelaksana. Dengan demikian, kode etik dapat menjaga dan meningkatkan stabilitas internal dan eksternal profesi.

3. Melindungi para praktisi dalam masyarakat terutama dalam kaitan kasus-kasus malpraktik (praktik-praktik yang salah). Bila kegiatan praktik sesuai dengan garis-garis etika, maka perilaku praktik dapat dianggap memenuhi standar.

4. Melindungi klien dari praktik-praktik menyimpang orang-orang yang tidak berwenang secara profesional.

Meskipun kode etik itu dijadikan sebagai pedoman atau standar pelaksanaan kegiatan profesi, namun kode etik ini masih memiliki beberapa keterbatasan, antara lain:

1. Beberapa isu tidak dapat diselesaikan dengan kode etik; 2. Ada beberapa kesulitan dalam menerapkan kode etik; 3. Kadang-kadang timbul konflik dalam lingkup kode etik;

4. Ada beberapa isu legal dan etika yang tidak dapat digarap oleh kode etik;

5. Ada beberapa hal yang dapat diterima dalam waktu atau tempat tertentu, mungkin tidak cocok dalm waktu atau tempat lain;

6. Kadang-kadang ada konflik antara kode etik dengan ketebtuan hukum; 7. Kode etik sulit untuk menjangkau lintas budaya;

8. Kode etik sulit untuk menembus berbagai situasi;

(7)

dijabarkan secara khusus dalam konsep dan kegiatan layanan keguruan dalam berbagai tatanan. (Mohamad Surya. 2013 : 369-371)

Berikut ini rumusan selengkapnya kode etik guru Indonesia.

KODE ETIK GURU INDONESIA

Guru indonesia menyadari, bahwa pendidikan adalah bidang pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Bangsa dan negara serta kemanusiaan pada umumnya. Guru Indonesia yang berjiwa Pancasila dan setia pada UUD 1945 turut bertanggung jawab atas terwujudnya cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945. Oleh karena itu, Guru Indonesia terpanggil untuk menuaikan karyanya dengan mempedomani dasar-dasar sebagai berikut:

1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila.

2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional. 3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta

didik sebagai bahan bimbingan dan pembinaan.

4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar-mengajar.

5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.

6. Gur secara pribadi dan bersama-sama, mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya.

7. Guru memelihara hubungan profesi, semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial.

8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.

Referensi

Dokumen terkait

11 Muhammad Said Ibrahim VI A MI ULA Anggit Hidayat SW فهكلا 28 sd SW فهكلا 97 7 SW كلملا 1 sd SW ةعقاولا 96 11 Mencapai target Mencapai target.. 12

Pemberian pelayanan publik oleh aparatur pemerintah kepada masyarakat merupakan implikasi dari fungsi aparat negara sebagai pelayan masyarakat sehingga

Seperti jembatan gantung, jembatan kabel-penahan ditahan dengan menggunakan kabel. Namun, yang membedakan jembatan kabel-penahan dengan jembatan gantung adalah bahwa

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aplikasi pupuk organik diperkaya berpengaruh nyata terhadap pertambahan jumlah daun dan jumlah cabang primer, tetapi tidak

Perlakuan terbaik terdapat pada perlakuan D dengan penyemprotan probiotik yang mengandung bakteri Saccharomyces cerevisiae, Lactobacillus acidophilus, Bacillus subtilis,

Tahap pertama adalah identifikasi aset yang harus dilakukan pada level rincian yang sesuai sehingga memberikan cukup informasi untuk penilaian risiko.. Level

Dalam kesempatan ini, seperti yang sudah kami janjikan di bagian pendahuluan, kami akan mengajak pembaca menyelam ke dalam samudra pemikiran beberapa tokoh Gereja

NPが FQの照合子となった際の FQの認可条件 =1照合条件 J という 2つの原理か ら成り立っている。 照合子条件とは、