Lampiran 1. Data Titik Koordinat, Ketinggian Tempat dan vegetasi Pada Tanah Andisol
Kode sampel Titik koordinat Ketinggian Tempat (m)
Vegetasi
X Y
T1 98o52'56.2 ̎ 2o52'5.0 ̎ 1054 Teh
T2 98o53'18.0 ̎ 2o51'37.6 ̎ 1050 Teh
T3 98o52'47.0 ̎ 2o51'17.4 ̎ 1051 Teh
T4 98o53'14.4 ̎ 2o50'32.2 ̎ 1053 Teh
T5 98o51'42.8 ̎ 2o50'3.6 ̎ 1047 Teh
T6 98o52'42.8 ̎ 2o50'14.3 ̎ 1051 Teh
T7 98o50'40.9 ̎ 2o49'17.2 ̎ 1127 Teh
T8 98o50'44.5 ̎ 2o48'49.8 ̎ 1128 Teh
T9 98o50'10.6 ̎ 2o48'21.9 ̎ 1100 Teh
T10 98o50'39.5 ̎ 2o48'31.0 ̎ 1102 Teh
T11 98o50'27.3 ̎ 2o48'43.5 ̎ 1101 Teh
T12 98o50'52.0 ̎ 2o48'9.9 ̎ 1097 Teh
K1 98o52'29.2 ̎ 2o49'31.6 ̎ 1085 Kopi
K2 98o52'53.9 ̎ 2o49'27.1 ̎ 1088 Kopi
K3 98o52'21.4 ̎ 2o49'13.1 ̎ 1090 Kopi
K4 98o52'12.1 ̎ 2o48'49.1 ̎ 1093 Kopi
K5 98o52'19.1 ̎ 2o48'49.1 ̎ 1096 Kopi
K6 98o52'32.9 ̎ 2o48'33.9 ̎ 1097 Kopi
K7 98o50'52.8 ̎ 2o47'27.4 ̎ 1051 Kopi
K8 98o50'30.2 ̎ 2o47'41.1 ̎ 1055 Kopi
K9 98o50'5.9 ̎ 2o47'45.9 ̎ 1057 Kopi
K10 98o50'10.3 ̎ 2o47'29.7 ̎ 1048 Kopi
K11 98o50'15.8 ̎ 2o47'14.9 ̎ 1049 Kopi
K12 98o50'31.0 ̎ 2o46'59.0 ̎ 1047 Kopi
K13 98o51'53.7 ̎ 2o47'55.9 ̎ 982 Kopi
K14 98o51'28.6 ̎ 2o47'20.4 ̎ 983 Kopi
K15 98o51'50.8 ̎ 2o47'31.5 ̎ 983 Kopi
K16 98o51'44.9 ̎ 2o46'56.8 ̎ 984 Kopi
K17 98o51'23.1 ̎ 2o47'3.0 ̎ 1007 Kopi
K18 98o52'7.0 ̎ 2o47'14.8 ̎ 1010 Kopi
K19 98o50'7.7 ̎ 2o45'17.2 ̎ 1047 Kopi
K20 98o49'2.0 ̎ 2o46'24.8 ̎ 1047 Kopi
K21 98o49'17.5 ̎ 2o46'30.8 ̎ 1048 Kopi
K22 98o50'18.8 ̎ 2o45'1.0 ̎ 1029 Kopi
K23 98o49'45.9 ̎ 2o45'29.8 ̎ 1027 Kopi
H1 98o51'55.9 ̎ 2o44'37.1 ̎ 1120 Cabai
H2 98o52'6.6 ̎ 2o44'10.0 ̎ 1122 Cabai
H3 98o52'51.7 ̎ 2o44'2.3 ̎ 1111 Cabai
H4 98o53'2.4 ̎ 2o47'11.7 ̎ 1125 Cabai
H5 98o53'18.7 ̎ 2o46'14.1 ̎ 1131 Kacang Panjang
H6 98o53'39.4 ̎ 2o46'50.3 ̎ 1148 Kacang Panjang
H7 98o53'8.3 ̎ 2o46'38.5 ̎ 1165 Cabai
H8 98o52'34.7 ̎ 2o46'35.5 ̎ 1198 Cabai
H9 98o53'48.2 ̎ 2o45'59.0 ̎ 1250 Cabai
H10 98o54'20.0 ̎ 2o46'45.5 ̎ 1099 Cabai
H11 98o54'25.9 ̎ 2o46'18.2 ̎ 1096 Cabai
H12 98o54'10.4 ̎ 2o46'3.8 ̎ 1098 Cabai
H13 98o55'9.5 ̎ 2o45'52.7 ̎ 1096 Cabai
H14 98o53'50.8 ̎ 2o45'31.6 ̎ 1094 Sawi
H15 98o54'46.2 ̎ 2o46'36.7 ̎ 1101 Sawi
H16 98o57'3.5 ̎ 2o48'44.6 ̎ 1099 Sawi
H17 98o56'39.1 ̎ 2o48'34.9 ̎ 1097 Cabai
H18 98o56'40.7 ̎ 2o48'22.9 ̎ 1100 Cabai
H19 98o56'24.6 ̎ 2o48'17.1 ̎ 914 Cabai
Lampiran 2. Data Titik Koordinat, Ketinggian Tempat dan vegetasi Pada Tanah Inceptisol
Kode sampel Titik koordinat Ketinggian
Tempat (m)
Vegetasi
X Y
K1 98o50'46.1 ̎ 2o45'16.9 ̎ 1028 Kopi
K2 98o52'19.9 ̎ 2o45'33.1 ̎ 1013 Kopi
K3 98o52'7.4 ̎ 2o44'59.9 ̎ 1012 Kopi
Lampiran 3. Kriteria Penilaian Bahan organik tanah Sifat Kimia
Tanah
Sangat Rendah
Rendah Sedang Tinggi Sangat
Tinggi B. Organik
Total (%)
<1.00 1.0-2.0 2.01-3.00 3.01-5.00 >5.00 C. Organik <1.00 1.0-2.0 2.01-3.00 3.01-5.00 >5.00 Sumber: Pusat Penelitian Tanah Bogor (1981)
Lampiran 4. Kriteria Indeks Plastisitas Tanah
Indeks Plastisitas Kriteria/sifat
0 Non plastis
<7 Plastisitas rendah
7-17 Plastisitas sedang
>17 Plastisitas tinggi
Lampiran 5. Peta Administrasi Kecamatan Pamatang Sidamanik
Lampiran 8. Analisis Kerapatan Isi Tanah di Kecamatan Pamatang Sidamanik Kode sampel tanah Kerapatan isi (BD)
(g/cm3) Kriteria
T1 (Andisol) 0,83 Rendah
T2 (Andisol) 0,86 Rendah
K1 (Andisol) 0,66 Rendah
K2 (Andisol) 0,59 Rendah
K1( Inceptisol) 0,71 Rendah
K2 (Inceptisol 0,69 Rendah
H1 (Andisol) 0,73 Rendah
Lampiran 9. Analisis Sidik Ragam Variabel Tetap Bahan Organik Pada tanah Andisol
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean Square F Sig. R2
Regresi 8,842 1 8,842 1,012 0,319b 0,018
Residual 471,861 54 8,738
Total 480,703 55
a. Variabel Terikat: Indeks Plastisitas b. Predictors: (Konstanta), Bahan Organik
Lampiran 10. Koefisien Variabel Tetap Bahan Organik Pada Tanah Andisol Model Koefisien di bawah
standar
Koefisien standar
t Sig.
B Std. Error Beta
(Konstanta) 6,271 1,103 5,683 0,000
Bahan
Organik 0,288 0,287 0,136 1,006 0,319
a. Variabel Terikat: Indeks Plastisitas
Lampiran 11. Analisis Sidik Ragam Variabel Tetap Kadar Air Pada tanah Andisol
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean Square F Sig. R2
Regresi ,252 1 ,252 ,028 0,867b 0,001
Residual 480,452 54 8,897
Lampiran 12. Koefisien Variabel Tetap Kadar Air Pada Tanah Andisol Model Koefisien di bawah
standar
Koefisien Standar
T Sig.
B Std. Error Beta
(Konstant
a) 7,172 0,898 7,985 0,000
Kadar Air 0,014 0,085 0,023 0,168 0,867
a. Variabel terikat: Indeks Plastisitas
Lampiran 13. Analisis Sidik Ragam Variabel Tetap Kadar Liat Pada tanah Andisol
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean Square F Sig. R2
Regresi 4,807 1 4,807 0,545 0,463b 0,010
Residual 475,896 54 8,813
Total 480,703 55
Lampiran 14. Koefisien Variabel Tetap Kadar Air Pada Tanah Andisol Model Koefisien di bawah
Standar
Koefisien Standar
t Sig.
B Std. Error Beta
(Konstant
a) 8,058 1,091 7,387 0,000
Kadar
Lampiran 15. Analisis Sidik Ragam Variabel Tetap Bahan Organik Pada tanah Inceptisol
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean Square F Sig. R2
Regresi 16,454 1 16,454 48,256 0,020b 0,960
Residual 0,682 2 0,341
Total 17,136 3
a. Variabel Terikat: Indeks Plastisitas b. Konstanta Bahan Organik
Lampiran 16. Analisis Sidik Ragam Variabel Tetap Kadar Air Pada tanah Inceptisol
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean Square F Sig. R2
Regresi 5,270 1 5,270 0,888 0,445b 0,308
Residual 11,865 2 5,933
Total 17,136 3
a. Variabel terikat: Indeks Plastisitas b. Konstanta Kadar Air
Lampiran 17. Koefisien Variabel Tetap Kadar Air Pada Tanah Inceptisol Model Koefisien di bawah
Standar
Koefisien Standar
T Sig.
B Std. Error Beta
Konstanta 7,667 1,790 4,284 0,050
Lampiran 18. Analisis Sidik Ragam Variabel Tetap Kadar Liat Pada tanah Inceptisol
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean Square F Sig. R2
Regresi 0,002 1 0,002 0,000 0,988b 0,0001
Residual 17,133 2 8,567
Total 17,136 3
a. Variabel terikat: Indeks Plastisitas b. Konstanta Kadar Liat
Lampiran 19. Koefisien Variabel Tetap Kadar Air Pada Tanah Inceptisol Model Koefisien di bawah
standar
Koefisien Standar
t Sig.
B Std. Error Beta
Konstanta 6,524 5,831 1,119 0,380
Kadar
Liat -0,003 0,209 -0,012 -0,016 0,988
Lampiran 20. Analisis Faktor Analisis Faktor
Total Penjelasan Variansi Total
Komponen Initial Eigenvalues Extraction Sums of
Squared Loadings Total % Variansi Kumulatif % Total % Variansi 1. Bahan
organik 1,645 54,818 54,818 1,645 54,818
2. Kadar
air ,921 30,699 85,517
3. Kadar
liat ,434 14,483 100,000
Penjelasan Variansi Total
Komponen Extraction Sums of Squared Loadings
Kumulatif %
1. Bahan organik 54,818
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, S. 1989. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press. Bogor
BPS. 2013. Simalungun Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Kabupaten Simalungun.
BPS. 2014. Kecamatan Pamatang Sidamanik Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Kabupaten Simalungun.
Braja, M.D., Endah N., dan Mochtar IB .1993.. Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. 2014. Tanah Andosol di Indonesia Karakteristik, Potensi, Kendala, dan Pengelolaannya untuk Pertanian. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Bogor.
Foth, H.D. 1994. Dasar- Dasar Ilmu Tanah Edisi Ke Enam. Erlangga. Jakarta. Hakim., Nurhajati., Nyakpa., Y. Lubis. 1986. Dasar- Dasar Ilmu Tanah.
Lampung. Universitas Lampung.
Hanafiah, K.A. 2005. Dasar- Dasar Ilmu Tanah. Divisi Buku Perguruan Tinggi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Hardjowigeno, S. 1995. Ilmu Tanah. Jurusan Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Akadernika Pressindo. Jakarta. 286 hal. Hardiyatmo, H. C. 2010. Mekanika Tanah 1 (Edisi 5). Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta.
Kurnia, U., F. Agus, A. Adimihardja dan A. Darioh. 2006. Sifat Fisik Tanah dan Metode Analisisnya. Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian. Bogor. Lubis, K. L. 2015. Pengantar Fisika Tanah. USU Press. Medan
Moradi, S. 2013. Impacts Of Organic Carbon On Consistency Limits In Different Soil Textures. International Journal of Agriculture and Crop Sciences. Department of Agriculture, Payame Noor Universtiy. Teheran. Vol. 5 (12).
Mukhlis, Sarifuddin dan H. Hanum. 2011. Kimia Tanah Teori dan Aplikasi. USU - Press. Medan
Pujiyanto. 2007. Penyediaan Bahan Organik Dilaksanakan Perkebunan Kopi dan Kakao. Warta Kopi dan Kakao. 13 (2) 115- 123.
Pramuhadi, G dan Dymaz G.Y.A. 2006. Kekuatan Geser Tanah Pada Berbagai Dosis Pupuk Organik Granular. J. Agrotek Vol.5 (2) : 49-66. IPB Bogor.
Supriyadi,S. 2008. Kandungan Bahan Organik Sebagai Dasar Pengelolaan Tanah di Lahan Kering Madura. Fakultas Pertanaian Unijoyo. Jurnal Embriyo. Vol. 5 (2).
Tan, K. H. 1992. Dasar-Dasar Ilmu Kimia Tanah. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Thiyyakkandi, S and S. Annex. 2011. Effect of Organic Content on Geotechnical Properties of Kuttanad Clay. EJGE. Vol 16: 1653-1663. Bund.U.
Wesley, L. D. 1973. Mekanika Tanah. Badan Penerbit Pustaka Utama. Jakarta. Wiryasa, N. G. A., I,N. S dan Agus, S. W. 2008. Pemanfaatan Lumpur Lapindo
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Percobaan
Penelitian ini dilaksanakan pada lahan beberapa vegetasi di Kecamatan Pamatang Sidamanik Kabupaten Simalungun, Laboratorium Fisika Tanah dan Laboratorium Kimia Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara pada bulan Mei 2015 sampai dengan Agustus 2015.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah peta lokasi penelitian skala 1: 100.000 digunakan sebagai peta dasar, sampel tanah yang diambil pada beberapa vegetasi, natrium pirofosfat untuk pengukuran kadar liat tanah, kalium dikromat (K2Cr2O7) untuk pengukuran bahan organik tanah dan bahan kimia
lainnya yang berhubungan dengan analisis laboratorium.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Pengambilan data dilakukan secara sampling dengan metode random sampling sebanyak 60 sampel dengan 6 sampel setiap desa.
Pelaksanaan Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini dilakukan beberapa tahap. Adapun tahapan kegiatan yang dilaksanakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
Persiapan
Persiapan yang dilakukan sebelum pelaksanaan pekerjaan di lapangan, terlebih dahulu dilakukan usulan penelitian, pengadaan peralatan, pengadaan peta, studi literatur dan penyusunan rencana kerja di lapangan.
Pelaksanaan
Pekerjaan dimulai dengan survei atau pengecekan lapang, pelaksanaan pengambilan data dengan menggunakan GPS dengan berpedoman pada peta dasar.
Analisis Parameter
Pengambilan Contoh Tanah Terganggu dengan bor tanah atau cangkul. Parameter yang diukur antara lain:
1. Kadar Liat dengan menggunakan metode Hydrometer. 2. Bahan Organik dengan menggunakan metode Walkey-Black 3. Indeks Plastisitas berdasarkan metode Casagrande.
Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan pada lahan beberapa vegetasi dengan kedalaman 0-30 cm di Kecamatan Pamatang Sidamanik, Kabupaten Simalungun. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 60 sampel.
Gambar 2. Peta Titik Pengambilan Sampel Tanah Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder atau data lapangan yang terdiri atas jenis tanah, luas areal pertanaman dan serta sistem pengolahan tanah yang diperoleh dari BPS, PTPN IV Tobasari, Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan dan wawancara langsung dengan petani.
Pengolahan Data
Y= ax + b
Y = Variabel terikat ( indeks plastisitas ) a = koefisien regresi linear sederhana b = intersep dari garis pada sumbu Y
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Kadar Bahan Organik, Kadar Air dan Kadar Liat Pada Lahan Kopi
Hasil analisis bahan organik, kadar air, kadar liat tanah pada tanah Andisol dengan vegetasi kopi di Kecamatan Pamatang Sidamanik disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 3. Kadar Bahan Organik, Kadar air dan Kadar liat Tanah pada Tanah Andisol dengan vegetasi kopi di Kecamatan Pamatang Sidamanik.
Vegetasi Kopi (K)
Bahan Organik Kadar air Kadar liat --% --
K1 2,914 (Sedang) 11,3 28
K2 3,548 (Tinggi) 3,5 24
K3 4,562 (Tinggi) 12 12
K4 3,168 (Tinggi) 10,5 16
K5 2,407 (Sedang) 12,6 20
K6 3,548 (Tinggi) 7,1 20
K7 5,703 (Sangat Tinggi) 1,3 10
K8 4,752 (Tinggi) 1,9 12
K9 4,435 (Tinggi) 12 28
K10 3,421 (Tinggi) 9 30
K11 2,978 (Sedang) 12,6 22
K12 2,914 (Sedang) 25 18
K13 6,97 (Sangat Tinggi) 1,9 8
K14 3,295 (Tinggi) 19,5 26
K15 2,534 (Sedang) 16,1 24
K16 1,647 (Rendah) 18,2 32
K17 1,52 (Rendah) 17,4 32
K18 3,168 (Tinggi) 15,2 44
K19 2,534 (Sedang) 1,7 16
K20 3,421 (Tinggi) 11,7 24
K21 1,647 (Rendah) 14,7 8
K22 4,942 (Tinggi) 8,9 12
K23 5,196 (Sangat Tinggi) 1,8 24
Rataan 3,53 (Tinggi) 10,6 21,3
terendah pada sampel K16 dan K21 yakni 1,647%. Kadar air tertinggi terdapat pada
sampel K14 19,5 % dan terendah pada sampel K7 yakni 1,3 % sedangkan Kadar
Liat tertinggi terdapat pada sampel K18 yakni 44 % dan terendah pada sampel K13
dan K21 yakni 8 %.
Tabel 4. Kadar Bahan organik, Kadar air dan Kadar Liat tanah pada Tanah Inceptisol dengan vegetasi kopi Pamatang Sidamanik.
Vegetasi
Kopi (K) Bahan Organik
Kadar air Kadar Liat -- % --
K1 0,633 (Sangat rendah) 1,3 38
K2 1,647 (Rendah) 1,2 22
K3 0,95(Sangat rendah) 15,4 28
K4 0,253 (Sangat rendah) 19,1 20
Rataan 0,87 (Sangat rendah) 9,25 27
Dari Tabel 4 diketahui bahwa kadar bahan organik, kadar air dan kadar liat inceptisol dengan vegetasi kopi rata-rata secara berturut-turut yakni 0,87 %, 9,25 % dan 27 %. Kadar bahan organik tertinggi terdapat pada sampel K2 yakni 1,647
% dan terendah pada sampel K4 yakni 0,253%. Kadar air tertinggi terdapat pada
sampel K4 19,1 % dan terendah pada sampel K2 yakni 1,2 % sedangkan Kadar
Liat tertinggi terdapat pada sampel K1 yakni 38 dan terendah pada sampel K4
yakni 20 %.
Kadar Bahan Organik, Kadar Air dan Kadar Liat Pada Lahan Teh
Hasil analisis bahan organik, kadar air, kadar liat tanah pada tanah andisol dengan vegetasi teh di Kecamatan Pamatang Sidamanik disajikan pada tabel berikut ini:
T6 10,7 % dan terendah pada sampel T4 yakni 5,9 % sedangkan Kadar Liat
tertinggi terdapat pada sampel T6 yakni 40% dan terendah pada sampel T2 yakni
14 %.
Tabel 5. Kadar Bahan Organik, Kadar air dan Kadar liat Tanah Pada Tanah Andisol dengan vegetasi teh di Kecamatan Pamatang Sidamanik.
Vegetasi Teh (T)
Bahan Organik Kadar air Kadar Liat
--%--
T1 8,327 (sangat tinggi) 8,6 16
T2 6,97 (sangat tinggi) 7,4 14
T3 4,562 (tinggi) 7,5 18
T4 3,928 (tinggi) 5,9 28
T5 3,295 (tinggi) 7,4 22
T6 1,394 (rendah) 10,7 40
T7 2,914 (sedang) 6,1 32
T8 2,407 (sedang) 5,3 34
T9 2,914 (sedang) 4,7 36
T10 3,168 (tinggi) 10,4 36
T11 2,661 (sedang) 8,7 30
T12 3,675 (tinggi) 7,2 20
Rataan 3,855 (tinggi) 7,5 27
Kadar Bahan Organik, Kadar Air dan Kadar Liat Pada Lahan Hortikultura
Hasil analisis bahan organik, kadar air, kadar liat tanah pada tanah Andisol dengan vegetasi hortikultura di Kecamatan Pamatang Sidamanik disajikan pada tabel 6:
Dari Tabel 6 diketahui bahwa kadar bahan organik, kadar air dan kadar liat andisol bevegetasi hortikultura rata-rata secara berturut-turut yakni 3,53 %, 10,6 % dan 21,3%. Kadar bahan organik tertinggi terdapat pada sampel K13 yakni 6,97
% dan terendah pada sampel K16 dan K21 yakni 1,647%. Kadar air tertinggi
terdapat pada sampel K14 19,5 % dan terendah pada sampel K7 yakni 1,3 %
sedangkan Kadar Liat tertinggi terdapat pada sampel K18 dan terendah pada
Tabel 6. Kadar Bahan Organik, Kadar air dan Kadar liat Tanah pada tanah Andisol dengan vegetasi hortikultura di Kecamatan Pamatang Sidamanik.
Vegetasi Hortikultura (H)
Bahan Organik Kadar Air Kadar Liat -- % --
H1 4,752 (tinggi) 8,9 20
H2 4,689 (tinggi) 9,3 20
H3 3,738 (tinggi) 11,2 22
H4 2,534 (sedang) 4,2 32
H5 2,788 (sedang) 10,1 24
H6 4,118 (tinggi) 12,9 28
H7 2,281 (sedang) 7,9 20
H8 2,217 (sedang) 10,7 48
H9 2,154 (sedang) 8,4 24
H10 3,421 (tinggi) 8,5 20
H11 3,548 (tinggi) 7,2 24
H12 2,281 (sedang) 11 32
H13 2,154 (sedang) 9,2 22
H14 3,168 (tinggi) 7,3 32
H15 3,802 (tinggi) 13,2 16
H16 3,548 (tinggi) 16,4 16
H17 4,182 (tinggi) 11,4 8
H18 3,168 (tinggi) 6,1 22
H19 4,942 (tinggi) 4 16
H20 4,562 (tinggi) 8,3 10
H21 5,829 (sangat tinggi) 7,6 14
Rataan 3,648 (tinggi) 9,2 22,4
Indeks Plastisitas Tanah Pada Lahan Kopi
Hasil analisis indeks plastisitas tanah pada tanah Andisol dan Inceptisol dengan vegetasi kopi di Pamatang Sidamanik disajikan pada tabel 7:
Dari Tabel 7 diketahui bahwa indeks plastisitas tanah andisol dengan vegetasi kopi rata-rata yakni 6,2 % dan pada tanah inceptisol 6,4 %. Indeks plastisitas tanah tertinggi pada tanah andisol dengan vegetasi kopi terdapat pada sampel K12 yakni 12,355 % dan terendah pada sampel K11 yakni 2,985%. Indeks
Tabel 7. Indeks Plastisitas Tanah pada Tanah Andisol dan Inceptisol dengan vegetasi kopi di Pamatang Sidamanik.
Indeks Plastisitas (%)
Vegetasi Andisol Kriteria Inceptisol Kriteria Kopi (K)
K1 6,955 Rendah 5,695 Rendah
K2 6,95 Rendah 9,165 Sedang
K3 6,33 Rendah 7,32 Sedang
K4 5,905 Rendah 3,545 Rendah
K5 4,74 Rendah -
K6 4,545 Rendah -
K7 10,585 Sedang -
K8 9,32 Sedang -
K9 4,48 Rendah -
K10 3,675 Rendah -
K11 2,775 Rendah -
K12 12,355 Sedang -
K13 6,97 Rendah -
K14 3,895 Rendah -
K15 11,765 Sedang -
K16 8,315 Sedang -
K17 11,235 Sedang -
K18 2,985 Rendah -
K19 8,305 Sedang -
K20 6,62 Rendah -
K21 7,015 Sedang -
K22 10,095 Sedang -
K23 6,77 Rendah -
Rataan 6,267 Rendah 6,4 Rendah
Indeks Plastisitas Tanah Pada Lahan Teh
Hasil analisis indeks plastisitas tanah pada tanah andisol dengan vegetasi teh di Pamatang Sidamanik disajikan pada tabel 8:
Dari Tabel 8 diketahui bahwa indeks plastisitas tanah andisol dengan vegetasi teh rata-rata yakni 6,7 %. Indeks plastisitas tanah tertinggi pada tanah andisol dengan vegetasi teh terdapat pada sampel T3 yakni 9,075 % dan terendah
Tabel 8. Indeks Plastisitas Tanah pada Tanah Andisol dengan vegetasi teh di Pamatang Sidamanik.
Vegetasi Teh (T) Indeks Plastisitas (%) Kriteria
T1 8,23 Sedang
T2 6,8 Rendah
T3 9,075 Sedang
T4 6,45 Rendah
T5 5,86 Rendah
T6 5,315 Rendah
T7 7,25 Sedang
T8 6,9 Rendah
T9 8,545 Sedang
T10 4,55 Rendah
T11 6,305 Rendah
T12 5,14 Rendah
Rataan 6,7 Rendah
Indeks Plastisitas Tanah Pada Lahan Hortikultura
Hasil analisis indeks plastisitas tanah pada tanah andisol dengan vegetasi hortikultura di Pamatang Sidamanik disajikan pada tabel berikut ini
Tabel 9. Indeks Plastisitas Tanah pada Tanah Andisol dengan vegetasi hortikultura di Pamatang Sidamanik.
Vegetasi Hortikultura (H) Indeks plastisitas (%) Kriteria
H1 7,91 Sedang
H2 4,57 Rendah
H3 3,345 Rendah
H4 9,195 Sedang
H5 10,825 Sedang
H6 5,905 Rendah
H7 2,28 Rendah
H8 4,425 Rendah
H9 10,115 Sedang
H10 10,75 Sedang
H11 5,155 Rendah
H12 9,735 Sedang
H13 13,12 Sedang
H14 8,72 Sedang
H15 9,74 Sedang
H16 5,09 Rendah
H17 5,445 Rendah
H18 4,62 Rendah
Dari Tabel 9 diketahui bahwa indeks plastisitas tanah andisol dengan vegetasi hortikultura rata-rata yakni 7,9 %. Indeks plastisitas tanah tertinggi pada tanah andisol dengan vegetasi teh terdapat pada sampel H21 yakni 16,305 % dan
terendah pada sampel H7 yakni 2,28 %.
Analisis Hubungan Antara Bahan Organik, Kadar air dan Kadar Liat dengan Indeks Plastisitas Tanah
Analisis Regresi
Hubungan antara bahan organik, kadar air dan kadar liat dengan indeks plastisitas tanah pada tanah andisol dan inceptisol dengan vegetasi kopi, teh dan hortikultura di kecamatan Pamatang Sidamanik disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 10. Hubungan Indeks Plastisitas dengan Bahan Organik Tanah Pada Beberapa Vegetasi dan Ordo Tanah Pamatang Sidamanaik.
Tanah Hubungan Linear r2
Andisol Y= 0,288X + 6,271 0,018
Inceptisol Y= 3,964X + 2,979 0,96
Dari Tabel 10 diperoleh bahwa hubungan indeks plastisitas dengan bahan organik pada tanah andisol dan inceptisol Pamatang Sidamanik yakni semakin tinggi kadar bahan organik (X) maka semakin tinggi nilai indeks plastisitas tanah (Y). Pada tanah Inceptisol R2 = 0,96, sehingga terdapat hubungan yang erat antara bahan organik dengan indeks plastisitas meskipun hubungannya tidak terlalu erat.
Tabel 11. Hubungan Indeks Plastisitas dengan Kadar air Tanah Pada Beberapa Vegetasi dan Ordo Tanah Pamatang Sidamanik.
Tanah Hubungan Linear r2
Andisol Y= 0,014X + 7,172 0,001
Inceptisol Y= -0,137X + 7,667 0,308
tanah (Y) sedangkan pada tanah inceptisol semakin tinggi kadar air (X) maka semakin rendah nilai indeks plastisitas tanah (Y). Pada tanah inceptisol R2 = 0,308, sehingga terdapat hubungan yang erat antara kadar air dengan indeks plastisitas meskipun tidak terlalu erat.
Analisis Faktor
Analisis faktor dilakukan untuk mengetahui faktor yang paling mempengaruhi indeks plastisitas tanah. Hasil analisis faktor bahan organik, kadar air dan kadar liat dengan indeks plastisitas tanah.
Tabel 12. Analisis pengaruh bahan organik, kadar air dan kadar liat terhadap indeks plastisitas tanah
Faktor Pengaruh terhadap indeks
plastisitas (%)
Bahan organik 54,818
Kadar air 30,699
Kadar Liat 14,483
Dari Tabel 12 diketahui bahwa bahan organik merupakan faktor yang paling mempengaruhi indeks plastisitas tanah yakni 54, 818 % sedangkan yang paling rendah mempengaruhi adalah kadar liat yakni 14,483 %.
Pembahasan
(2011) yang menyatakan bahwa akumulasi bahan organik merupakaan karakterisitik khas Andisol. Di Andisol banyak humus terakumulasi dan sangat tidak mobil dalam waktu ratusan tahun.
Dari data analisis, kadar bahan organik pada Inceptisol dengan vegetasi kopi yakni rata-rata 0,87 % dan menurut Pusat Penelitian Tanah Bogor (1981) tergolong kriteria sangat rendah. Hal ini terjadi karena Inceptisol tersebut berada pada kemiringan lereng > 30 % sehingga pencucian dan erosi terhadap lapisan atas tingg. Hal ini sesuai pernyataan Arsyad (1989) yang menyatakan bahwa semakin curam lereng juga memperbesar kecepatan aliran permukaan yang dengan demikian memperbesar energi angkut aliran permukaan.
Berdasarkan hasil analisis, Andisol di Kecamatan Pamatang Sidamanik memiliki kadar air tanah rata-rata berkisar antara 7- 10 %. Kadar air ini optimum untuk pertumbuhan tanaman karena berada di kedalaman perakaran efektif tanaman. Hal ini sesuai pernyataan Hakim dkk (1986) yang menyatakan bahwa diantara sifat-sifat tanah yang berpengaruh terhadap jumlah air yang tersedia adalah daya hisap (matrik dan osmotik) kedalaman tanah dan pelapisan tanah.
Dari analisis tanah diperoleh bahwa kadar liat Andisol Pamatang Sidamanik dengan beberapa vegetasi yakni rata-rata 21-27 %. Hal ini karena kandungan liat yang rendah pada Andisol sehingga Andisol memiliki struktur gembur dan mudah dilakukan pengolahan tanah. Hal ini sesuai dengan pernytaan Hakim dkk (1986) yang menyatakan bahwa luas permukaan liat ini tidak saja disebabkan oleh pecahan yang kecil, tetapi juga oleh bentuk lempeng dan adanya permukaan dalam di samp[ing permukaaan luar.
Dari analisis tanah diperoleh bahwa kadar liat Inceptisol Pamatang Sidamanik dengan vegetasi kopi yakni rata-rata 27 %. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hakim dkk (1986) yang menyatakan bahwa luas permukaan liat ini tidak saja disebabkan oleh pecahan yang kecil, tetapi juga oleh bentuk lempeng dan adanya permukaan dalam di sampling permukaaan luar.
Dengan analisis regresi, dapat diketahui bahwa hubungan bahan organik pada tanah Andisol dan Inceptisol yakni semakin tinggi bahan organik maka semakin tinggi indeks plastisitas tanah. Hal ini disebabkan adanya hubungan linear kandungan bahan organik dengan batas cair dan batas plastis tanah Andisol dan Inceptisol. Semakin tinggi kandungan bahan organik maka semakin tinggi indeks plastisitas. Hal ini sesuai dengan pernyataan Moradi (2013) bahwa karbon organik tanah memiliki hubungan linear dengan batas cair, batas plastis dan indeks plastis.
tinggi dan kadar air tanah berhubungan erat dengan besarnya tegangan air dalam tanah. Besarnya tegangan air menunjukkan besarnya tenaga yang diperlukan untuk menahan air tersebut dalam tanah. Tanah bertekstur liat, karena lebih halus maka mempunyai luas permukaan lebih besar sehingga kemampuan menahan air tinggi.
Dengan analisis regresi, diketahui bahwa hubungan indeks plasitisitas dengan kadar liat pada tanah andisol dan inceptisol yakni semakin tinggi kadar liat maka semakin rendah indeks plastisitas tanah. Hal ini dikarenakan kadar liat berpengaruh terhadap batas cair dan batas plastis tanah. Tanah andisol dan inceptisol memiliki kadar liat berkisar antara 20-30% sehingga indeks plastis tanah rendah hingga sedang. Hal ni sesuai pernyataan Wesley (1973) bahwa liat terdiri dari butiran-butiran yang sangat kecil dan menunjukkan sifat plastisitas dan kohesi. Kohesi menunjukkan bahwa bagian-bagian bahan itu melekat satu sama lainya, sedangkan plastisitas adalah sifat yang memungkinkan bentuk bahan itu dirubah-rubah tanpa perubahan.
Indeks plastisitas Andisol rendah karena memiliki batas cair dan batas plastis tinggi serta kaya humus dan liat alofanik sehingga dalam pengolahan tanah tersebut tidak terlalu sulit. Hal ini berpengaruh terhadap sifat fisik dari tanah tersebut. Hal ini sesuai pernyataan Mukhlis (2011) yang menyatakan bahwa Andisol selalu mengandung banyak bahan-bahan non kristalin yang mempengaruhi konsistensi dan secara nyata menyumbang perkembangan sifat fisika tanah yang baik untuk budidaya dan pertumbuhan akar tanaman. Sealin itu, Andisol juga kaya humus dan atau liat alofanik agak lekat hingga tidak lekat dan agak plastis hingga tidak plastis.
Dari analisis faktor diperoleh bahwa bahan organik merupakan faktor yang paling mempengaruhi indeks plastisitas tanah sehingga semakin tinggi kadar bahan organik dalam tanah maka semakin tanah semakin gembur dan mudah diolah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Thiyyakkandi and Annex (2011) bahwa pada kedua tanah (alami dan kering oven) dengan kandungan bahan organik alami diperoleh batas cair dan batas plastis meningkat secara linear dengan meningkatnya kandungan bahan organik tanah.
Kadar air tanah, bahan organik dan kadar liat merupakan faktor yang mempengaruhi indeks plastisitas tanah. Namun, dari analisis data hanya bahan organik yang memiliki hubungan dengan indeks plastisitas tanah. Hal ini terjadi karena ordo tanah yang sebagian besar adalah Andisol dan beragam vegetasi hingga bahan organik tinggi dan mudah dilakukan pengolahan tanah.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Indeks plastisitas tanah dari lahan yang ditanami beberapa vegetasi termasuk kriteria rendah.
2. Bahan organik memiliki hubungan sangat erat dengan indeks plastisitas dan bahan organik merupakan faktor paling besar yang mempengaruhi indeks plastisitas tanah.
Saran
TINJAUAN PUSTAKA
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kecamatan Pamatang Sidamanik merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Simalungun. Kecamatan ini berbatasan dengan Kecamatan Panei/Dolok Pardamean di sebelah utara dan Kecamatan Jorlang Hataran di sebelah selatan. Kemudian di sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Girsang Simpangan Bolon dan di sebelah timur dengan Kecamatan Sidamanik.
Luas wilayah Kecamatan Pamatang Sidamanik adalah 137,80 km2. Kecamatan ini terdiri dari 10 desa/nagori yakni Sipolha Horison, Pematang Tambun Raya, Sihaporas, Jorlang Huluan, Bandar Manik, Sait Buttu Saribu, Pematang Sidamanik, Sarimattin, Simattin dan Gorak ( BPS, 2014 ).
Kecamatan Pamatang Sidamanik merupakan daerah dengan ketinggian antara 950 - 1100 meter di atas permukaan laut sehingga baik untuk pengembangan tanaman pertanian dan perkebunan. Produk perkebunan yang banyak dihasilkan antara lain teh sedangkan produk pertaniannya antara lain cabai.
Apabila pengolahan lahan penanaman tanaman teh telah selesai dilakukan, tanah perlu diratakan kembali. Dalam kurun waktu 1,5 atau 2 bulan setelah tanaman ditanam, gulma mulai tumbuh dan perlu disiangi. Penyiangan dengan cara manual perlu diulangi 1 bulan kecuali ada serangan hama dan penyakit. Untuk Tanaman Baru penyiangan di ulang 20 hari sekali.
Pemupukan tanaman teh dapat diberikan melalui 2 cara, yaitu dengan disebar di sekitar tanah dan melalui daun. Pupuk makro dengan jumlah yang cukup besar lebih efektif diberikan lewat tanah. Tanaman teh mempunyai daerah perakaran aktif pada jarak 30-40 cm dari batang utama dengan kedalaman 5-10 cm. Pada daerah akar aktif terjadi penyerapan hara yang intensif maka jarak penempatan pupuk harus 30- 40 cm dari batang perdu teh.
Untuk menjaga lahan tanaman teh dari erosi maka dilakukan penanaman pohon pelindung tetap dan sebaiknya ditanam 1 tahun sebelum atau bersamaan waktu tanaman teh ditanam. Ada 2 macam tanaman pelindung yaitu tanaman pelindung sementara dan tetap. Tanaman pelindung sementara dipakai jenis Crotalaria sp dan Tephrosia sp. Tanaman bersifat ganda karena menambah
Tabel 1. Rincian luas lahan cabai dan produksinya di beberapa desa Kecamatan Pamatang Sidamanik
No Desa/ Nagori Tanaman Cabai
Luas areal (Ha) Produksi/tahun (ton)
1. Pamatang Tambun Raya 15 250
2. Jorlang Huluan 8 -
3. Gorak 3 4,2
4 Sarimattin 1,5 30
5. Sihaporas 5 -
6. Saitbuttu Saribu 20 750
7. Sipolha Horison 5 12,5
8 Pematang Sidamanik 8 -
Sumber : Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Kehutanan dan Ketahanan Pangan Kecamatan Pamatang Sidamanik
Pengolahan lahan cabai di Kecamatan Pamatang Sidamanik umumnya dilakukan dengan menggunakan alat yang sederhana seperti cangkul. Lahan petanaman kemudian dibentuk bedengan. Beberapa petani menggunakan mulsa dalam pertanaman. Hal ini dilakukan untuk mempermudah perawatan, efisensi unsur hara dan mengurangi terjadinya erosi. Selain itu, beberapa petani mengolah lahan dengan menggunakan sistem guludan dan tumpang sari dengan beberapa tanaman. Hal ini dilakukan untuk efisiensi lahan dan hasil yang diperoleh lebih bervariasi.
Kadar Air Tanah
Tanah dengan kadar air lebih tinggi dari batas cair maka akan dapat melekat pada alat pengolah tanah dan apabila kadar airnya bertambah lagi maka tanah bersama air akan mengalir (Hardjowigeno, 1995).
[image:34.595.122.506.111.298.2]kadar air ini, sejumlah tanah basah dikeringkan dalam oven pada suhu antara 100oC sampai 110oC untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air yang terkandung dalam tanah basah (Hakim, dkk., 1986).
Banyaknya kandungan air dalam tanah berhubungan erat dengan besarnya tegangan air dalam tanah. Besarnya tegangan air menunjukkan besarnya tenaga yang diperlukan untuk menahan air tersebut dalam tanah. Air dapat menyerap atau ditahan oleh tanah karena adanya gaya-gaya adhesi, kohesi dan gravitasi, karena air higroskopik dan air kapiler. Tanah tanah bertekstur liat, karena lebih halus maka setiap satuan berat (gram) mempunyai luas pemukaan yang lebih besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara lebih tinggi (Hardjowigeno, 2003).
Faktor-faktor kadar dan ketersedian air tanah sebenarnya pada setiap koefisien umumnya bervariasi terutama pada tekstur tanah. Kadar air tanah bertekstur liat > lempung > pasir misalnya pada tegangan 1/3 atm (kapasitas lapang) kadar air tanah pada masing-masing adalah sekitar 55 %. Hal ini terkait dengan pengaruh tekstur terhadap koloid tanah, ruang pori dan luas permukaan adsorbsi, yang makin halus teksturnya dan makin banyak, sehingga makin besar kapasitas simpan airnya. Hasilnya berupa peningkatan kadar dan ketersediaan air tanah ( Hanafiah, 2005).
Bahan Organik
tanaman, baik berupa daun, batang/cabang, ranting, buah maupun akar, sedangkan sumber sekundernya berupa jaringan organik fauna termasuk kotorannya serta mikroflora (Hanafiah, 2009).
Pengukuran plastisitas pada profil tanah yang berbeda menunjukkan batas plastis yang berbeda antara horizon lapisan atas dan lapisan dibawahnya. Pengaruh ini jelas berhubungan dengan keberadaan bahan organik pada horizon permukaan (Lubis, 2015).
Kandungan bahan organik tanah akan mempengaruhi porositas tanah sehingga mempengaruhi besar densitas dan kadar air tanah, konsistensi (Braja et al, 1993). Bertambahnya kandungan bahan organik akibat bertambahnya dosis POG menyebabkan bertambahnya porositas tanah sehingga meningkatkan kemampuan tanah memegang molekul air yang ditandai dengan bertambahnya kadar air tanah pada batas plastis dan batas cair (Pramuhadi dan Dymaz, 2006).
Kuantitas dan kualitas input bahan organik akan berpengaruh pada kandungan bahan organik tanah. Substrat organik dengan C/N rasio sempit (<25) menyebabkan dekomposisi berjalan cepat, sebaliknya pada bahan dengan C/N lebar maka mendorong immobilisasi, pembentukan humus, akumulasi bahan organik, dan peningkatan struktur tanah (Supriyadi, 2008).
Indeks Plastisitas Tanah
keadaan fisik tanah melalui perubahan kadar air. Batas antara perbedaan kondisi plastis berdasarkan kadar air tersebut disebut batas Atterberg (Kurnia ,dkk., 2006).
Menurut Atterberg (1911), indeks plastisitas adalah selisih batas cair dan batas plastis. Indeks plastisitas merupakan interval kadar air dimana tanah masih bersifat plastis. Karena itu, plastisitas menunjukkan sifat keplastisan tanah. Jika tanah mempunyai PI tinggi, maka mengandung banyak butiran lempung. Jika PI rendah, seperti lanau, sedikit pengurangan kadar air berakibat tanah menjadi kering (Hardiyatmo, 2010).
Pemeriksaan batas-batas Atterberg diperlukan untuk memperoleh garis besar sifat-sifat tanah yang digunakan. Sifat tersebut dapat dilihat dari batas cair, batas plastis dan batas susut. Batas susut tanah merupakan batas dimana jika terjadi pengurangan air lebih lanjut tidak menyebabkan berkurangnya volume tanah atau kadar air batas antara semipadat dengan padat (Wiryasa, dkk., 2008) Padat Semipadat Plastis Cair
Batas susut Batas plastis Batas cair
Gambar Hubungan antara Kadar Air dengan Batas Atterberg (Wiryasa, dkk., 2008).
Batas cair adalah jumlah air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah. Batas plastis adalah kadar air dimana gulungan tanah mulai tidak dapat digulung lagi (Hardjowigeno, 1995).
Tabel 2 . Nilai Indeks plastisitas
PI Sifat
0 Non Plastis
< 7 Plastisitas Rendah
7-17 Plastisitas sedang
>17 Plastisitas tinggi
Sumber : Hardiyatmo, 2010. Kadar Liat
Kandungan bahan organik cenderung meningkat dengan meningkatnya kandungan liat. Ikatan antara liat dan bahan organik melindungi bahan tersebut dari aksi dekomposisi oleh mikroba tanah. Tingginya kandungan liat juga berpotensi tinggi untuk formasi agregat. Agregat makro akan melindungi bahan organik dari mineralisasi lebih lanjut. Pada kondisi iklim yang sama kandungan bahan organik tanah bertekstur halus (berliat) bisa mencapai 2- 4 kali kandungan bahan organik di tanah ( Supriyadi, 2008).
Partikel- partikel liat bersama air perkolasi bergerak dari horizon A dan ditumpukkan (deposit) dizona horizon B. Dengan demikian, kandungan liat ini pada horizon ini adalah tinggi. Terdapatnya kulit-kulit liat (clay skin) atau cutan atau mantel pada permukaan agregat tanah dan pada ruang pori-pori Bt membuktikan transkolasi liat itu memegang peranan penting dalam perkembangan tekstur profil tanah. Tanah dengan 25 % liat misalnya, maka liat monmorillonit akan lebih plastis dibandingkan dengan tanah yang mengandung 70 % liat yang terdiri dari oksida-oksida berair dari besi dan aluminium (Hakim, dkk., 1986).
maupun posirif. Pada kondisi biasa liat memperoleh muatan negatif dan pada kondisi tertentu permukaan tepi liat yang patah memperoleh muatan positif ( Tan, 1992).
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Hasil pertanian dan perkebunan di Indonesia sebagian besar dialokasikan untuk komoditas ekspor, sehingga dapat memberikan devisa bagi negara maupun daerah penghasil. Kecamatan Pamatang Sidamanik Kabupaten Simalungun merupakan salah satu daerah penghasil komoditas perkebunan diantaranya teh dan palawija (cabai).
Umumnya petani di Kecamatan Pamatang Sidamanik melakukan pengolahan tanah sebelum bertanam. Lahan diolah secara intensif terutama untuk budidaya tanaman palawija. Namun, dalam jangka panjang pengolahan tanah secara intensif dapat berpengaruh menurunkan kualitas tanah, yaitu merusak permukaan tanah.
Sifat tanah yang berhubungan dengan pengolahan tanah adalah sifat fisika tanah yaitu tekstur, struktur, warna tanah, konsistensi, permeabilitas, dan kerapatan lindak (Foth, 1994). Drainase dan kapasitas penyimpanan air, plastisitas, kemudahan ditembus akar dan aerasi semua berkaitan erat dengan kondisi fisik tanah.
Menurut Kurnia, dkk (2006), penetapan plastisitas tanah khususnya diarahkan untuk mengetahui berat atau ringannya pengolahan tanah terutama jika dilakukan menggunakan mesin pengolah tanah, seperti traktor.
Berdasarkan hasil penelitian Moradi (2013), bahwa penurunan kandungan bahan organik berpengaruh signifikan terhadap penurunan batas plastis tanah. Tekstur tanah berpengaruh signifikan terhadap indeks plastis. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diperoleh hubungan positif antara karbon organik tanah dengan batas cair, batas plastis dan indeks plastis yang ditemukan linear signifikan.
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang evaluasi kadar air tanah, bahan organik dan liat serta kaitannya terhadap indeks plastisitas tanah pada beberapa vegetasi di Kecamatan Pamatang Sidamanik Kabupaten Simalungun.
Tujuan percobaan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar air tanah dengan indeks plastisitas, bahan organik dengan indeks plastisitas dan liat terhadap indeks plastisitas tanah pada beberapa vegetasi di Kecamatan Pamatang Sidamanik, Kabupaten Simalungun.
Kegunaan Percobaan
a. Sebagai bahan informasi dalam pengolahan tanah beberapa vegetasi dan bagi pihak yang membutuhkan.
ABSTRAK
Kecamatan Pamatang Sidamanik merupakan salah satu daerah penghasil komoditas perkebunan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar air tanah dengan indeks plastisitas, bahan organik dengan indeks plastisitas dan liat dengan indeks plastisitas pada beberapa vegetasi. Penelitian ini dilakukan metode survei. Sampel diambil dengan metode acak berdasarkan jenis vegetasi dengan parameter yang diukur yaitu Kadar Air Tanah, Bahan Organik, Kadar Liat Tanah dan Indeks Plastisitas Tanah. Data diuji dengan analisis regresi dan analisis faktor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis regresi linear bahan organik dengan indeks plastisitas memiliki hubungan yang erat dan analisis faktor bahan organik merupakan faktor paling besar yang mempengaruhi indeks plastisitas tanah yakni 54, 818 %.
ABSTRACT
District of Pamatang Sidamanik was one of area as producer plantantion comodity. This research were to know the relation of soil water content with index plasticity, soil organic matter with index plasticity and clay content with index plasticity at several vegetation. This research was conducted with survey method. These samples taken with random method based on vegetation on the soil. The parameters were determine are soil water content, soil organic matter, clay content and soil index of plasticity. Data was analyzed by regression and faktor analyze. The result from this research showed that regression linear analysis from
soil organic matter with index of plasticity has tight relation (r2 =0,98) and faktor
analiysis from soil organic matter was the greatest fajtor that effecting soil index plasticity that as 54,818 %.
EVALUASI KADAR AIR TANAH, BAHAN ORGANIK DAN LIAT SERTA KAITANNYA TERHADAP INDEKS PLASTISITAS TANAH PADA BEBERAPA VEGETASI DI KECAMATAN PAMATANG SIDAMANIK
KABUPATEN SIMALUNGUN
SKRIPSI
OLEH:
CANDRA SETIADI 110301148
AGROEKOTEKNOLOGI-ILMU TANAH
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
EVALUASI KADAR AIR TANAH, BAHAN ORGANIK DAN LIAT SERTA KAITANNYA TERHADAP INDEKS PLASTISITAS TANAH PADA BEBERAPA VEGETASI DI KECAMATAN PAMATANG SIDAMANIK
KABUPATEN SIMALUNGUN
SKRIPSI
OLEH:
CANDRA SETIADI 110301148
AGROEKOTEKNOLOGI-ILMU TANAH
Skripsi sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
Judul Penelitian : Evaluasi Kadar Air Tanah, Bahan Organik dan Liat serta Kaitannya Terhadap Indeks Plastisitas Tanah Pada Beberapa Vegetasi di Kecamatan Pamatang Sidamanik Kabupaten Simalungun.
Nama : Candra Setiadi
NIM : 110301148
Program Studi : Agroekoteknologi
Minat : Ilmu Tanah
Disetujui oleh: Komisi Pembimbing
Ketua Anggota
(Dr. Kemala Sari Lubis, SP, MP.) (Ir. Purba Marpaung, S.U.) NIP: 197008311995102001 NIP: 195402051980031003
Mengetahui:
Ketua Program Studi Agroekoteknologi
ABSTRAK
Kecamatan Pamatang Sidamanik merupakan salah satu daerah penghasil komoditas perkebunan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar air tanah dengan indeks plastisitas, bahan organik dengan indeks plastisitas dan liat dengan indeks plastisitas pada beberapa vegetasi. Penelitian ini dilakukan metode survei. Sampel diambil dengan metode acak berdasarkan jenis vegetasi dengan parameter yang diukur yaitu Kadar Air Tanah, Bahan Organik, Kadar Liat Tanah dan Indeks Plastisitas Tanah. Data diuji dengan analisis regresi dan analisis faktor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis regresi linear bahan organik dengan indeks plastisitas memiliki hubungan yang erat dan analisis faktor bahan organik merupakan faktor paling besar yang mempengaruhi indeks plastisitas tanah yakni 54, 818 %.
ABSTRACT
District of Pamatang Sidamanik was one of area as producer plantantion comodity. This research were to know the relation of soil water content with index plasticity, soil organic matter with index plasticity and clay content with index plasticity at several vegetation. This research was conducted with survey method. These samples taken with random method based on vegetation on the soil. The parameters were determine are soil water content, soil organic matter, clay content and soil index of plasticity. Data was analyzed by regression and faktor analyze. The result from this research showed that regression linear analysis from
soil organic matter with index of plasticity has tight relation (r2 =0,98) and faktor
analiysis from soil organic matter was the greatest fajtor that effecting soil index plasticity that as 54,818 %.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Adapun judul dari skripsi ini adalah ” Evaluasi Kadar Air Tanah, Bahan Organik dan Liat serta Kaitannya Terhadap Indeks Plastisitas Tanah
Beberapa Vegetasi di Kecamatan Pamatang Sidamanik, Kabupaten
Simalungun “. Skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Dr. Kemala Sari Lubis, SP, MP. selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Ir. Purba Marpaung, SU. selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak membantu dan membimbing dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
Medan, Januari 2016
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...i
ABSTRACT ...ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ...v
DAFTAR LAMPIRAN ...vi
PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1
Tujuan Penelitian ... 2
Kegunaan Penelitian ... 2
TINJAUAN PUSTAKA Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 3
Kadar Air Tanah ... 5
Bahan Organik ... 6
Indeks Plastisitas Tanah ... 7
Kadar Liat ... 9
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ... 11
Bahan dan Alat ... 11
Metode Penelitian ... 12
Pelaksanaan Penelitian ... 12
Persiapan ... 12
Pelaksanaan ... 12
Analisis Parameter ... 12
Pengambilan sampel ... 13
Pengumpulan data ... 13
Pengolahan dan Analisis Data ... 13
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ... 15 Kadar Bahan Organik, Kadar Air dan Kadar Liat Pada Lahan Kopi . 16
Indeks Plastisitas Tanah Pada Lahan Kopi ... 19 Indeks Plastisitas Tanah Pada Lahan Teh ... 20 Indeks Plastisitas Tanah Pada Lahan Hortikultura ... 21 Hubungan Antara Bahan Organik dengan indeks plastisitas, Kadar Air dengan indeks plastisitas dan Kadar Liat dengan Indeks plastisitas Tanah ... 21 Analisis Faktor ... 22 Pembahasan ... 22 KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ... 28 Saran ... 28
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Hal
1. Rincian luas lahan cabai dan produksinya di beberapa desa di Kecamatan Pamatang Sidamanik
5
2. Nilai Indeks plastisitas 9
3. Kadar Bahan Organik, Kadar air dan Kadar liat Tanah pada Tanah Andisol dengan vegetasi kopi di Kecamatan Pamatang Sidamanik
15
4. Kadar Bahan organik, Kadar air dan Kadar Liat tanah pada Tanah Inceptisol dengan vegetasi kopi Pamatang Sidamanik.
16 5. Kadar Bahan Organik, Kadar air dan Kadar liat Tanah Pada
Tanah Andisol dengan vegetasi teh di Kecamatan Pamatang Sidamanik
17
6. Kadar Bahan Organik, Kadar air dan Kadar liat Tanah pada tanah Andisol dengan vegetasi hortikultura di Kecamatan Pamatang Sidamanik.
18
7. Indeks Plastisitas Tanah pada Tanah Andisol dan Inceptisoldengan vegetasi kopi di Pamatang Sidamanik.
18 8. Indeks Plastisitas Tanah pada Tanah Andisol dengan
vegetasi teh di Pamatang Sidamanik.
19 9. Indeks Plastisitas Tanah pada Tanah Andisol dengan
vegetasi hortikultura di Pamatang Sidamanik.
20 10. Hubungan Indeks Plastisitas dengan Bahan Organik Tanah
Pada Beberapa Vegetasi di Tanah Andisol dan Inceptisol Pamatang Sidamanaik.
21
11. Hubungan Indeks Plastisitas dengan Kadar air Tanah Pada Beberapa Vegetasi di Tanah Andisol dan Inceptisol Pamatang Sidamanik.
21
12 Analisis pengaruh bahan organik, kadar air dan kadar liat terhadap indeks plastisitas tanah
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Hal
1. Data Titik Koordinat, Ketinggian Tempat dan vegetasi Pada Tanah Andisol
31 2. Data Titik Koordinat, Ketinggian Tempat dan vegetasi
Pada Tanah Inceptisol
32 3. Kriteria Penilaian Bahan organik tanah dan Indeks
plastisitas tanah
33
4 Peta Administrasi Pengambilan Sampel Tanah, Peta Kemiringan Lereng dan Peta Jenis Tanah
34
5 Analisis Kerapatan Isi Tanah di Kecamatan Pamatang Sidamanik
36
6. Analisis Regresi 37