• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Curah Hujan dan Hari Hujan Terhadap Produksi Tanaman Tembakau Deli ( Nicotiana tabacum L.) di Kebun Klumpang PTPN II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Curah Hujan dan Hari Hujan Terhadap Produksi Tanaman Tembakau Deli ( Nicotiana tabacum L.) di Kebun Klumpang PTPN II"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1. Data Total dan Rataan Produksi Daun Tembakau (ton/tahun) Tembakau di PTPN II Kebun Klumpang Kec. Hamparan Perak Kab. Deli Serdang selama 3 tahun (2012 s/d 2014)

Bulan Tahun Rataan

2012 2013 2014

Sem. 1 (juli) 98,934 84,302 97,673 63,636

Sem.2 (des) 17,927 30,922 16,350 21,733

Total 116,861 115,224 114,023 85,369

Sumber: Data admnistrasi kebun (Data diolah)

Lampiran 2. Uji Korelasi pada Komponen Produksi Daun Tembakau di PTPN II Kebun Klumpang Kec. Hamparan Perak Kab. Deli Serdang selama 3 Tahun (2012 s/d 2014)

Daun Pasir Daun Kaki 1 Daun Kaki 2

(2)

39

Lampiran 3. Data Curah Hujan (mm/bulan) di PTPN II Kebun Klumpang Kec. Hamparan Perak Kab. Deli serdang selama 3 tahun (2012 s/d 2014)

Bulan Tahun

Lampiran 4. Data Hari Hujan (hari/bulan) di PTPN II Kebun Klumpang Kec. Hamparan Perak Kab. Deli serdang selama 3 tahun (2012 s/d 2014)

(3)

Lampiran 5. Uji Kolgomorov-Smirnov di Kebun PTPN II Kebun Klumpang Kec. Hamparan Perak Kab. Deli Serdang pada 3 Tahun (2012 s/d 2014)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 6

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation 2,16603554E4

Most Extreme Differences Absolute ,190

Positive ,134

Negative -,190

Kolmogorov-Smirnov Z ,465

Asymp. Sig. (2-tailed) ,982

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Lampiran 6. Nilai Signifikansi Uji Heteroskedastisitas pada Absolute

(4)

41

Lampiran7. Uji Multikolinearitas Nilai VIF dan Tolerance di PTPN. 2 Kebun Klumpang Kec. Hamparan Perak Kab. Deli Serdang Selama 3 Tahun (2012 s/d 2014)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 310329,784 78025,756

Curah Hujan -230,755 64,592 -1,066 ,692 1,445

Hari Hujan -773,803 545,109 -,424 ,692 1,445

a. Dependent Variable: Produksi Tembakau

Lampiran 8. Uji Autokorelasi di PTPN II Kebun Klumpang Kec. Hamparan Perak Kab. Deli Serdang pada 3 Tahun (2012 s/d 2014)

Model Summaryb

Model

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,841a ,607 ,512 27963,399 2,283

(5)

Lampiran 9. Interpretasi nilai R pada analisis korelasi

Nilai R Interpretasi

0,00 Tidak ada korelasi

0,01-0,20 Sangat lemah

0,21-0,40 Lemah

0,41-0,60 Agak lemah

0,61-0,80 Cukup

0,81-0,99 Kuat

1,00 Sangat Kuat

Sumber: Husain dan Setiadi, 1995

Lampiran 10. Uji Autokorelasi Durbin-Watson Perak selama 3 Tahun (2012 s/d 2014)

Model Summaryb

Model

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,841a ,607 ,512 27963,399 2,283

(6)

43

Lampiran 11. Uji–T Parsial Analisis Linear Berganda di PTPN II Kebun Klumpang Kec. Hamparan Perak Kab. Deli Serdang selama 3 Tahun (2012 s/d 2014)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1574919,295 189579,778 1,583 ,211

Curah Hujan -230,755 166,112 -,543 -,708 ,530

Hari Hujan -773,803 5749,788 -,315 -,411 ,709

a. Dependent Variable: Produksi Tembakau

Lampiran 12. Uji–F Simultan Analisis Linear Berganda di PTPN II Kebun Klumpang Kec. Hamparan Perak Kab. Deli Serdang selama 3 Tahun (2012 s/d 2014)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 6,532E9 2 3,266E9 6,611 ,080a

Residual 1,482E9 3 4,941E8

Total 8,015E9 5

(7)

Lampiran 13. Uji Analisis Korelasi antar Variabel di PTPN II Kebun Klumpang Kec. Hamparan Perak Kab. Deli serdang selama 3 tahun (2012 s/d 2014)

Correlations

Produksi

Tembakau Curah Hujan Hari Hujan

Produksi Tembakau Pearson Correlation 1 -,831* -,811*

Sig. (2-tailed) ,075 ,060

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Lampiran 14. Uji Analisis regresi linier berganda antar Variabel di PTPN II Kebun Klumpang Kec. Hamparan Perak Kab. Deli serdang selama 3 tahun (2012 s/d 2014)

Coefficientsa

a. Dependent Variable: Produksi Tembakau

Lampiran 15. Tabel Residual Analisis Linear Berganda pada Tanaman Tembakau

Tahun 2012 s/d 2014

Tahun 2012 2013 2014

(8)

36

DAFTAR PUSTAKA

Anggarwulan, E., W. Mudyantini, 2005. Pengaruh Ketersediaan Air terhadap Pertumbuhan dan Kandungan Bahan Aktif Saponin Tanaman Ginseng Jawa (Talinum paniculatum Gaertn.). Biofarmasi 3 (2): 47-51

Anggraini, E. 2009. Pemanfaatan Mikoriza Untuk Meningkatkan Pertumbuhan Dan Produksi Tembakau Deli (Nicotiana Tabacum L.) Pada Kondisi Cekaman Kekeringan. Thesis. Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan

Boer, R. 2003. Penyimpangan Iklim di Indonesia. Jurnal Ilmu – Ilmu Pertanian 1(1) : 60 – 69

Budiarto, H., 2007. Tantangan dan peluang Agribisnis Tembakau Cerutu. Prosiding Lokakarya Nasional Agribisnis Tembakau. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. Surabaya.

Cahyono, B. 1998. Tembakau Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Penerbit Kanisius, Yogyakarta

Departemen Pertanian. 1994. Prosiding Seminar Pengembangan Tembakau Burley. Malang

Gunawan, A. 2004. Evaluasi Pertumbuhan Beberapa Varietas Tanaman Tembakau (Nicotiana tabacumL.). Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.

(9)

Hanum, C. 2013. Klimatologi Pertanian. USU Press. Medan.

Indriani, O., A. Wiresyamsi dan Sukmawati. 2011. Penetapan Pola Tanam Berdasarkan Model ArimaDi Kecamatan Praya Timur Lombok Tengah. Jurnal Agroteksos, vol. 21 (1) : 11-18

Matnawi. H. 1997. Budidaya Tembakau Bawah Naungan. Penerbit Kanisius, Yogyakarta. hlm. 9-16.

Maulidiana, N. 2008. Identifikasi Sistem Budidaya Tembakau Deli di PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Kebun Helvetia. Skripsi Universitas Sumatera Utara, Medan.

Nasution, W. A., 2008. Pengaruh Bio VA-MIKORIZA dan Pemberian Arang

Terhadap Jamur Phytium spp. Pada Tanaman Tembakau Deli (Nicotiana tabacumL.) di Rumah Kaca. Skripsi. Universitas Sumatera

Utara. Medan.

Rohmania, A. 2013. Mengenal Budidaya Tembakau. Universitas Brawijaya Press, Malang

Sholeh, M. 2012. Keterkaitan antara Kondisi Iklim dan Perencanaan Tanam Tembakau Virginia. Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat, Malang

Simbolon, N. M. 2007. Respon Tanaman Tembakau Deli (Nicotiana tabacumL. ) Pada Beberapa Tingkat Pemberian Air Dengan pH Yang Berbeda. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Steenis, C. G. G. J. 1997. Flora. PT. Pradnya Paramita. Jakarta. 485 hal.

(10)

13

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Klumpang Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, yang akan dilaksanakan pada bulan juli 2015 sampai dengan selesai.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metoda dasar metoda deskriptif (descriptive

analysis) kuantitatif maupun kualitatif. Data dikumpulkan, disusun, dijelaskan,

(11)

bulanan terhadap produksi tembakau yang dianalisis dengan fungsi matematis sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + E

Y : produksi tembakau

a : intersep dari garis pada sumbu Y b : koefisien regresi linier

X1 : curah hujan bulanan selama 3 tahun X2 : hari hujan bulanan selama 3 tahun E : eror

Peubah Amatan

Peubah amatan yang diamati adalah data sekunder berupa data-data dari Kebun KlumpangPT. Perkebunan Nusantar II yang terdiri atas:

Produksi Tembakau (ton/ha)

Data produksi daun tembakau (ton/ha) yang digunakan berdasarkan data produksi tembakau bulanan selama 3 tahun yakni 2012,2013 dan2014. Data produksi tembakau meliputi :

Produksi Daun Pasir (ton/ha)

Data produksi daun pasir pada tembakau (ton/ha) yang digunakan berdasarkan data produksi tembakau bulanan selama 3 tahun yakni pada tahun 2012,2013, dan 2014.

ProduksiDaun Kaki I (ton/ha)

(12)

15

Produksi Daun Kaki II (ton/ha)

Data produksi daun Kaki II pada tembakau (ton/ha) yang digunakan berdasarkan data produksi tembakau bulanan selama 3 tahun yakni pada tahun 2012,2013, dan 2014.Semua data dikumpulkan dari seluruh divisi kebunklumpangdi PT.Perkebunan Nusantara II. Data produksi tembakau dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linear berganda dan analisis korelasi.

Produksi tembakau banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor tersebut tidak berdiri sendiri untuk memberikan pengaruh terhadap produksi yang dihasilkan kebun. Berdasarkan ketersediaan data di kebun, maka data komponen produksi yang digunakan yaitu data produksi dauntembakau per tingkat tanam yang dihasilkan. Komponen produksi ini dianalisis dengan menggunakan analisis korelasi.

Curah Hujan (mm)

Data curah hujan yang digunakan berdasarkan data pengukuran curah hujan bulanan selama 3 tahun yakni 2012,2013, dan 2014. Data ini dikumpulkan dari seluruh divisi kebunKlumpangdi PT.Perkebunan Nusantara II. Data curah hujan dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linear berganda dan analisis korelasi.

Hari Hujan (hari)

(13)

Nusantara II. Data hari hujan dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linear berganda dan analisis korelasi.

PELAKSANAAN PENELITIAN

Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan dengan menelusuri dan menelaah studi pustaka yang berkaitan dengan curah hujan dan hari hujan, serta produksi tembakau.

Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan terdiri dari data sekunder. Pengumpulan data sekunder meliputi data sekunder untuk laporan umum dan data sekunder untuk keperluan analisis. Metode pengambilan data sekunder ini diperoleh dari studi literatur tentang kebun Klumpang di kantor divisi. Data sekunder untuk analisis disesuaikan dengan kelengkapan data pada administrasi kebun. Data sekunder untuk laporan umum meliputi keadaan umum perusahaan, letak geografis, keadaan tanah dan iklim kebun. Data sekunder untuk keperluan analisis ini diambil data bulanan selama 3 tahun yakni pada tahun 2012, 2013 dan 2014 meliputi data curah hujan,data hari hujan, dan data produksi tembakau.

Pengolahan Data dan Analisis Data

(14)

17

antara variabel bebas dan terikat. Pengolahan data dibantu dengan software SPSS.v.18for windows.

Analisis data bersifat deskriptif dengan menggunakan bantuan statistik untuk melihat hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Analisis data dilakukan untuk memperoleh hasil pengolahan data. Data yang telah diperoleh tersebut dianalisis dengan menggunakan persamaan regresi linear berganda untuk mengetahui pengaruh curah hujan dan hari hujan bulanan yang mempengaruhi produksi tembakau dan hubungan kedua variabel bebas dan terikat berdasarkan data yang diperoleh dari administrasi kebun.

Berdasarkan hipotesis yang diajukan, untuk menguji hipotesis digunakan Uji-T (parsial), Uji-F (serempak) dan R2. Uji hipotesis menggunakan uji dua arah dengan tingkat signifikan (α) sebesar 5%. Teknik analisis data dengan

menggunakan analisis regresi berganda dengan model persamaan berikut ini: Y = a + b1X1 + b2X2 + E

Model yang digunakan dalam membuat suatu persamaan regresi linier berganda ini, dapat terjadi beberapa keadaan yang dapat menyebabkan estimasi koefisien regresi tidak lagi menjadi penduga koefisien tak bisa terbaik, sehingga diperlukan beberapa asumsi mendasar yang perlu diperhatikan dengan melakukan uji asumsi klasik.

Uji Asumsi Klasik

(15)

Jika keseluruhan syarat tersebut terpenuhi berarti model analisis telah layak digunakan.

Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel tidak bebas dan variabel bebas memiliki data yang terdistribusi normal atau tidak. Data yang terdistribusi normal menunjukkan bahwa tidak terdapat nilai ekstrim yang nantinya dapat mengganggu hasil data penelitian. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Dalam pembahasan ini akan digunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi dan nilai One Sample Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 5% atau 0,05.

Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan varians dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala heteroskedastisitas atau biasa disebut homoskedastisitas. Metode pengujian yang yang digunakan ialah uji Glejser. Uji Glejser dilakukan dengan meregresikan nilai absolute residual terhadap variabel independen lainnya. Jika nilai ß signifikan maka mengindikasikan terdapat heteroskedastisitas dalam model.

(16)

19

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai varian inflation factor (VIF) dan nilai Tolerance pada model regresi. Model regresi yang baik ialah tidak terjadi multikolinearitas yang dibuktikan dengan nilai VIF <10 dan nilai Tolerance> 0.1.

Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin Watson (d) dibandingkan dengan nilai Tabel Durbin Watson. Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam model regresi. Metode uji Durbin-Watson (uji DW) dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL) maka hipotesis nol ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi.

2. Jika d terletak antara dU dan (4-dU), maka hipotesis nol diterima, yang berarti tidak ada autokorelasi.

3. Jika d terletak antara dL dan dU atau diantara (4-dU) dan (4-dL), maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.

Pengujian Hipotesis

(17)

ditolak. Nilai koefisien determinasi (R2) digunakan untuk melihat besarnya persentase pengaruh variabel bebas terhadap nilai variabel terikat. Nilai R2semakin mendekati nol memperlihatkan semakin kecil pengaruh semua variabel bebas terhadap nilai variabel terikat sedangkan nilai R2 semakin mendekati satu memperlihatkan semakin besar pula pengaruh semua variabel bebas terhadap nilai variabel terikat. Uji hipotesis secara parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai T-hitung dengan nilai T-tabel. Uji hipotesis secara serempak digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel independen secara keseluruhan terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel. Hipotesis yang diajukan dalam analisis ini ialah:

H0: bi = 0 H1: bi ≠ 0,

bi = koefisien regresi variabel ke-i

Pengambilan keputusan untuk melihat apakah hipotesis H0 diterima atau ditolak. Hipotesis H0 ditolak membuktikan bahwa variabel bebas yang digunakan berpengaruh nyata terhadap produksi tembakau.

Penarikan Kesimpulan

(18)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Data rataan produksi daun tembakau (ton) terlampir pada Lampiran 1, curah hujan (mm/bulan) terlampir pada Lampiran 3, dan hari hujan (hari/bulan) terlampir pada Lampiran 4 selama 3 tahun (2012 s.d 2014) di PTPN II Kebun Klumpang Kabupaten Deli Serdang pada tanaman tembakau.

Dari hasil uji regresi linear berganda yang didapat dari data rataan produksi daun tembakau (ton), curah hujan (mm/bulan) dan hari hujan (hari/bulan) selama 3 tahun (2012 s.d 2014) pada tanaman tembakau terlampir pada Lampiran 4. Hasil ini menunjukkan bahwa jumlah curah hujan dan banyaknya hari hujan berpengaruh nyata meningkatkan produksi daun tembakau.

Dari hasil uji korelasi pada curah hujan (mm/tahun), hari hujan (hari/bulan) dengan produksi daun tembakau (ton) selama 3 tahun (2012 s.d 2014) pada tanaman tembakau terlampir pada Lampiran 5. Hasil ini menunjukkan hubungan yang kuat antara variabel curah hujan dengan hari hujan yang berpengaruh terhadap pencapaian produksidaun tembakau.

Komponen produksi daun tembakau

(19)

Berikut disajikan data komponen produksi di PTPN II Kebun Klumpang Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang selama 3 (2012 s.d 2014) pada Tabel 1.

Tabel 1. Komponen produksi (ton) di PTPN II Kebun Klumpang Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang selama 3 tahun (2012 s.d 2014)

Tahun Produksi Daun Pasir Daun Kaki 1 Daun Kaki 2

2012 51,672 60,021 5,168

2013 47,566 52,644 15,014

2014 54,566 54,433 5,024

Hasil uji korelasi pada komponen-komponen produksi daun tembakau di di PTPN II Kebun Klumpang Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang selama 3 tahun (2012 s.d 2014) dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Uji Korelasi pada komponen – komponen produksi daun tembakau selama 3 tahun (2012 s.d 2014)

Variabel Statistik Uji Variabel

Daun Pasir Daun Kaki 1 Daun Kaki 1 Pearson Corelation

Sig. (2-tailed)

0,342 0,777 Daun Kaki 2 Pearson Corelation

Sig. (2-tailed)

-0,923 0,252

-0,678 0,525

Dari Tabel 2 diketahui bahwa nilai pearson corelation (koefisien korelasi) yang menunjukkan korelasi yang lemah dan bernilai positif (searah) antara variabel daun pasir dengan daun kaki 1 yaitu sebesar 0,3421 sedangkan variabel daun pasir dengan daun kaki 2 (-0,923), dan variabel daun kaki 1 dengan daun kaki 2 (0,525) berlawanan arah atau bernilai negatif.

(20)

23

Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikan lebih kecil dari 5% (Sig > α 0,05),korelasi terlemah pada komponen produksi daun tembakau pada daun kaki 2 dengan daun pasir sebesar -0,923.

Produksi Daun Tembakau (ton), Curah Hujan (mm) dan Hari Hujan (hari) pada Tanaman Tembakau Selama 3 Tahun (2012 s.d 2014)

Pencapaian produksi daun tembakau yang diharapkan tidak terlepas dari pengaruh komponen-komponen iklim. Berdasarkan ketersediaan data pada PTPN II Klumpang Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang, adapun komponen-komponen iklim yang dapat mempengaruhi produksi ialah curah hujan (mm/tahun) dan hari hujan (hari/bulan).

Berikut disajikan data produksi, curah hujan dan hari hujan di PTPN II Klumpang selama 3 tahun (2012 s.d 2014) pada Tabel 3, 4 dan 5.

Tabel 3. Rataan produksi daun tembakau (ton) selama 3 tahun (2012 s.d 2014)

Bulan Tahun Rataan

2012 2013 2014

Sem. 1 (Juli) 98,934 84,302 97,673 93,636

Sem. 2 (Des.) 17,927 30,922 16,35 21,733

(21)

Tabel 4. Rataan curah hujan (mm/bulan) selama 3 tahun (2012 s.d 2014)

(22)

25

Rataan Produksi Daun (ton), Curah Hujan (mm/bulan) dan Hari Hujan (hari/bulan) Pada Tanaman Tembakau Selama 3 Tahun (2012 s.d 2014)

Pola curah hujan tahunan mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman tembakau. Curah hujan yang tinggi mendorong peningkatan pertumbuhan vegetatif tanaman. Untuk melihat hubungan curah hujan dan hari hujan terhadap produksi daun pada tanaman tembakau selama 3 tahun (2012 s.d 2014) dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Rataan produksi daun, curah hujan dan hari hujan pada tanaman tembakau selama 3 tahun (2012 s.d 2014)

Bulan Rataan

Produksi daun (ton) Curah Hujan (mm) Hari Hujan (hari) Sem.1 (Juli) 93,636 733,63 51,67

Sem.2 (Des) 21,733 1061,33 60

Total 115,369 1794,96 111,67

Dari Tabel 6 dapat diketahui bahwa total rataan produksi daun pada tanaman tembakau selama 3 tahun (2012 s.d 2014) sebesar 115,369 ton. sedangkan total rataan curah hujan sebesar 1794,96 mm dan total rataan hari hujan sebesar 111,67.

Uji Asumsi Klasik

Dilakukan untuk mengetahui apakah persamaan regresi berganda layak atau tidak untuk digunakan. Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikolinearitas, dan uji autokorelasi.

Uji Normalitas

(23)

Berikut disajikan hasil uji normalitas antara variabel produksi daun tembakau dengan curah hujan dan hari hujan pada data tanaman tembakau selama 3tahun (2012 s.d 2014).

Tabel 7. Nilai Kolmogorov-Smirnov dan signifikan pada uji normalitas tanaman tembakau selama 3 tahun (2012 s.d 2014)

Variabel Nilai Kolmogrov- smirnov Sig.

Produksi Tembakau 0,608 0,854

Curah Hujan 0,690 0,728

Hari Hujan 0,645 0,799

Persyaratan uji normalitas adalah data dinyatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (Sig > α 0,05). Untuk persamaan regresi

pada tanaman tembakau selama 3 tahun (2012 s.d 2014) untuk variabel produksi tembakau diperoleh nilai Kolmogorov-Smirnov dan nilai signifikansi yaitu 0,608 (α = 0,854), variabel curah hujan dan hari hujan diperoleh nilai kolmogorov -smirnov sebesar 0,690 (α = 0,728) dan 0,645 (α = 0,799) yang berarti data telah terdistribusi dengan normal.

Uji Heteroskedastisitas

(24)

27

model persamaan regresi linear berganda pada tanaman tembakau selama 3 tahun (2012 s.d 2014) .

Tabel 8. Nilai signifikansi pada uji heteroskedastisitas tanaman tembakau selama 3 tahun (2012 s.d 2014)

Tahun Variabel Sig.

2012 s/d 2014

Konstanta 1,00

Curah hujan 1,00

Hari hujan 1,00

Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas diatas menunjukkan bahwa variabel curah hujan memiliki nilai signifikansi pada tanaman tembakauselama 3 tahun (2012 s.d 2014 ) yaitu sebesar 1,00 sedangkan variabel hari hujan memiliki nilai signifikansi sebesar 1,00. Variabel curah hujan dan hari hujan memiliki nilai signifikansi lebih besar 0,05 dalam model ini sehingga memiliki sebaran varian yang sama (homogen). Dengan kata lain, tidak terdapat heteroskedastisitas dalam model ini.

Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai varian inflation factor (VIF) dan nilai Tolerance pada model regresi. Model regresi yang baik ialah tidak terjadi multikolinearitas yang dibuktikan dengan nilai VIF < 10 dan nilai Tolerance> 0.1.

(25)

Tabel 9. Uji multikolinearitas nilai VIF dan Tolerance tanaman tembakau selama 3 tahun (2012 s.d 2014)

Tahun Variabel Tolerance VIF

2012 s.d 2014 Curah hujan 0,110 9,082

Hari hujan 0,110 9,082

Berdasarkan hasil uji multikolinearitas diatas diperoleh nilai VIF sebesar 9,082 untuk variabel curah hujan dan hari hujan< 10 dan nilai Tolerancesebesar 0,110 > 0,1 untuk kedua variabel yang diuji dapat disimpulkan bahwatidak terjadi multikolinearitas dalam model persamaan regresi tersebut.

Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi.

Berikut disajikan nilai Durbin Watson model regresi linie berganda pada produksi daun tanaman tembakau selama 3 tahun (2012 s.d 2014).

Tabel 10. Uji autokorelasi nilai Durbin watson pada tanaman tembakau selama 3 tahun (2012 s.d 2014)

Tahun Nilai Durbin Watson

d dL dU

2012 s/d 2014 1,977 0,610 1,400

Pada model persamaan regresi pada tanaman tembakau di tahun 2012 s/d 2014, diperoleh nilai Durbin Watson (d) ialah 1,977 dengan nilai dL = 0,103 dan nilai dU = 1,400.

(26)

29

autokorelasi negatif. Oleh karena itu, pada persamaan regresi pada tanaman tembakau selama 3 tahun (2012 s.d 2014) dapat disimpulkan adanya autokorelasi positif karena d lebih besar dari nilai dL dan dU. Dari keempat uji asumsi tersebut menyatakan bahwa persamaan regresi pada tanaman tembakau selama 3 tahun (2012 s.d 2014) telah memenuhi syarat.

Analisis Data

Analisis produksi daun tembakau selama 3 tahun (2012 s.d 2014) di PTPN II Kebun Klumpang Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear berganda dan analisis korelasi. Analisis linear berganda untuk mengetahui apakah variabel curah hujan dan hari hujan akan memberikan pengaruh terhadap produksi tembakau. Analisis korelasi berguna untuk melihat kuat-lemahnya hubungan antara variabel bebasdan terikat. Alat bantu untuk mengolah data menggunakan SPSS.v.18 for windows.

(27)

Tabel 11. Uji analisis korelasi terhadap produksi daun pada tanaman tembakau selama 3 tahun (2012 s.d 2014)

Tahun Variabel Statistik Uji

Variabel

Curah Hujan Pearson

Correlation -0.926**

- -

Sig. (2-tailed) 0.008 Hari hujan Pearson

Correlation

-

0.943**

-

Sig. (2-tailed) 0.005

Keterangan: * = berbeda sangat nyata pada taraf uji 5% ** = berbeda sangat nyata pada taraf uji 1%

Hasil uji analisis korelasi Pearson diatas, tanaman tembakau selama 3 tahun (2012 s.d 2014) menunjukkan hubungan keeratan yang kuat dan searah antara variabel curah hujan dan hari hujan yaitu 0,943. Hubungan yang kuat memperlihatkan antara variabel curah hujan dan hari hujan terhadap pencapaian produksi daun tembakau. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi lebih kecil dari 1% (Sig < α 0,01) sedangkan korelasi antara produksi tembakau dengan hari hujan

memperlihatkan hubungan yang kuat namun berlawan arahyang dapat dilihat dari nilai signifikansi lebih kecil dari 5% (Sig < α 0,05). Korelasi curah hujan juga memperlihatkan hubungan yang erat namun berlawan arah terhadap pencapaian produksi tembakau.

(28)

31

Tabel 12. Model pengujian analisis regresi linear berganda pada tanaman tembakau selama 3tahun (2012 s.d 2014)

Tahun Variabel Koefisien regresi Sig.

2012 s.d 2014

Konstanta 130011,192 0,396

Curah hujan -349,363 0,084

Hari hujan 4216,149 0,397

Berdasarkan hasil analisis diatas, dapat dibentuk persamaan regresi yang dihasilkan oleh variabel curah hujan dan hari hujan dalam memprediksi produksi daun tembakau selama 3 tahun (201 s.d 2014) sebagai berikut ini:

Y = 130011,192 – 349,363 curah hujan + 4216,149 hari hujan + E

Model persamaan untuk tembakau selama 3 tahun (2012 s.d 2014) dapat diartikan bahwa setiap penambahan satu satuan nilai curah hujan akan menurunkan nilai produksi daun tembakau sebesar 0.084 satuan dan setiap penambahan satu satuan nilai hari hujan juga akan meninkatkan nilai produksi daun tembakau sebesar 0.397 satuan.

Pengujian Hipotesis

Dalam pengujian hipotesis nilai koefisien korelasi (R), koefisien determinasi (R2), dan koefisien determinasi terkoreksi (Adjusted R2). Koefisien korelasi (R) digunakan untuk melihat besarnya hubungan antar variabel bebas dan variabel terikat. Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan serentak variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat.

Hubungan Curah Hujan (mm/tahun) dan Hari Hujan (hari/bulan) pada

Produksi Tanaman Tembakau selama 3 tahun (2012 s/d 2014)

(29)

di PTPN II Klumpang Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 13. Nilai koefisien persamaan regresi linear berganda pada tanaman tembakau selama 3 tahun (2012,2013,dan 2014)

Tahun Nilai Koefisien

R R2 Adjusted R2

2012 s/d 2014 0.945 0.892 0.820

Pada Tabel 7 dapat diperoleh bahwa pada tanaman tembakau selama 3 tahun (2012 s.d 2014) nilai koefisien (R) sebesar 94,5 %, koefisien determinasi (R2) sebesar 89,2 %, dan koefisien determinasi terkoreksi (Adjusted R2) sebesar 82,0 %. Nilai koefisien (R) sebesar 94,5 % menunjukkan besarnya hubungan variabel curah hujan dan hari hujan terhadap variabel produksi daun tembakau selama 3 tahun (2012 s.d 2014) ialah kuat (dilihat pada Tabel 11). Koefisien determinasi (R2) menandakan bahwa 89,2% variasi produksi daun tembakau dapat dijelaskan oleh variasi variabel curah hujan dan hari hujan yang terjadi dan sisanya sebesar 10,8% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukan ke dalam model.

Berikut disajikan interpretasi nilai R pada analisis korelasi pada Tabel 11. Tabel 14. Interpretasi nilai R pada analisis korelasi

Nilai R Interpretasi

0,00 Tidak ada korelasi

0,01-0,20 Sangat lemah

0,21-0,40 Lemah

0,41-0,60 Agak lemah

0,61-0,80 Cukup

0,81-0,99 Kuat

1,00 Sangat Kuat

(30)

33

Pengaruh Curah Hujan (mm/tahun) dan Hari Hujan (hari/bulan) pada

Produksi Tanaman Tembakau selama 3 tahun (2012 s.d 2014)

Uji t-parsial dilakukan dengan membandingkan nilai t-hitung dengan nilai t-Tabel. Berikut disajikan uji t-parsial pada tanaman tembakau selama 3 tahun (2012 s.d 2014) PTPN II Kebun Klumpang Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 15. Uji t-parsial curah hujan dan hari hujan terhadap produksi pada tanaman tembakau selama 3 tahun (2012 s.d 2014)

Peubah Tahun 2012 s.d 2014

t-hitung t-tabel Sig. Curah hujan -2.550 2,919 0,084

Hari hujan -0.985 0,397

Dasar Pengambilan keputusan adalah jika t-hitung > t-tabel, maka H0 ditolak yang berarti bahwa variabel independent berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent, tetapi jika t-hitung < t-tabel, Maka H0 diterima yang berarti, bahwa variabel independent tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent.

Jika nilai signifikansi pada uji t (parsial) lebih kecil dari alpha 5% atau (Sig < α 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa variabel independent berpengaruh

nyata terhadap variabel dependent dan sebaliknya.

(31)

Berikut disajikan analisis sidik ragam untuk persamaan regresi linear berganda variabel curah hujan dan hari hujan pada tanaman tembakau selama 3 tahun (2012 s.d 2014)

Tabel 16. Uji f-simultan curah hujan dan hari hujan terhadap produksi daun pada tanaman tembakau selama 3 tahun (2012 s.d 2014)

Tahun Sumber

Keterangan: n = tidak berbeda nyata

Dasar Pengambilan keputusan adalah jika nilai F hitung > F tabel, maka berarti variabel independen secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependent sedangkan sebaliknya jika nilai F hitung < F tabel, maka variabel independent secara simultan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependent.

Jika nilai signifikansi pada uji F lebih kecil dari alpha 5% atau (Sig < α

0,05), maka dapat disimpulkan F-hitung berpengaruh nyata pada taraf kepercayaan 95% dan sebaliknya.

(32)

35

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Curah hujan berpengaruh tidaj nyata terhadap peningkatan produksi daun pada tanaman tembakau di Kebun Klumpang PT.Perkebunan Nusantara II 2. Hari hujan berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan produksi daun

pada tanaman tembakau di kebun klumpang pt. Perkebunan Nusantara II 3. Korelasi antara curah hujan pada produksi tanaman tembakau menunjukan

semakin tinggi curah hujan semakin menurun produksi daun pada tanaman tembakau

4. Korelasi antara hari hujan pada produksi tanaman tembakau menunjukan semakin tinggi hari hujan semakin menurun produksi daun pada tanaman tembakau

5. Korelasi antara curah hujan dan hari hujan pada produksi tanaman tembakau menunjukan korelasi yang kuat namun berlawan arah

Saran

(33)

Tembakau termasuk golongan tanaman semusim, dalam dunia pertanian tergolong dalam tanaman perkebunan. Tembakau diklasifikasikan sebagai berikut divisi Spermatophyta dengan subdivisi Angiospermae dengan kelas Dicotyledoneae. Tanaman tembakau memiliki ordo Solanales dengan famili Solanaceae serta memiliki genus Nicotiana dengan spesies Nicotiana tabacum L (Steenis, 1997).

Tanaman tembakau merupakan tanaman berakar tunggang yang tumbuh tegak lurus ke pusat bumi. Akar tunggangnya dapat menembus tanah sam pai kedalaman 5 cm, sedangkan akar serabutnya ke samping. Selain itu, tanaman tembakau juga memiliki bulu bulu akar. Perakaran akan berkembang baik jika tanahnya gembur, mudah menyerap air, dan subur (Hanum,2013).

Batang tanaman tembakau berbentuk agak bulat, batangnya agak lunak tetapi kuat; makin ke ujung semakin kecil. Ruas-ruas batang mengalami penebalan yang ditumbuhi daun; batang tanaman tidak bercabang atau sedikit bercabang. Pada setiap ruas batang selain ditumbuhi daun juga ditumbuhi tunas yang disebut tunas ketiak daun. Diameter batang sekitar 5 cm. Fungsi batang, selain sebagai tempat tumbuh daun dan organ-organ lainnya juga untuk jalan pengangkutan zat hara (makanan) dari akar ke daun dan sebagai jalan menyalurkan zat asimilasi keseluruh bagian tanaman (Gunawan, 2004).

(34)

5

menyirip, bagian tepi daun agak bergelombang dan licin. Ketebalan daun ynag berbeda-beda, tergantung varietas budidaya. Daun tumbuh berselang-seling mengelilingi batang tanaman. Daun memiliki mulut daun yang terletak merata. Jumlah daun dalam satu tanaman 28-32 helai (Cahyono, 1998).

Bunga tembakau termasuk bunga majemuk yang berbentuk seperti terompet, benang sari berjumlah lima buah, warna bunga dalam satu helai ada yang kemerah-merahan dan putih . Bunga tembakau akan mekar secara berurutan dari yang paling tua ke paling muda. Tanaman tembakau dapat mengadakan penyerbukan sendiri walaupun tidak menutup kemungkinan terjadi penyerbukan silang. Bunga ini berfungsi sebagai alat penyerbukan sehingga dapat dihasilkan biji-biji untuk perkembangbiakan (Budiarto, 2007).

Bakal buah terdapat pada bagian dasar bunga, biji-bijinya sangat kecil, dengan jumlah mencapai ribuan perbatang, sehingga untuk kebutuhan pembibitan tidak kesulitan. Benih tembakau dapat dihasilkan dari kebun sendiri, dengan memelihara bunga hingga berbuah sampai tua untuk keperluan penanaman pada musim berikutnya (Matnawi, 1997).

(35)

Syarat Tumbuh

Tanah

Tanaman tembakau memiliki sistem perakaran yang relatif dangkal, namun sangat peka terhadap drainase yang kurang baik, sehingga persediaan air yang cukup didalam tanah sangat diperlukan. Tanaman tembakau dapat tumbuh baik pada pH 5,5 – 6,5 pada umumnya tanah yang mudah meluluskan air lebih sesuai untuk pertanaman tembakau, namun tanah tersebut harus mempunyai kapasitas menahan air yang cukup (Gunawan, 2004).

Jenis tanah yang cocok untuk tembakau deli adalah Andisol atau Inceptisol berkadar humus tinggi Tipe tanah yang berstruktur remah, sedikit berpori dengan aerasi yang baik lebih cocok untuk pertumbuhan tembakau deli. Dengan tipe tanah semacam ini ada harapan besar untuk mendapatkan hasil daun yang tipis, elastis dan warna krosok lebih cerah (Anggraini, 2009).

Pada dasarnya tembakau menghendaki tanah yang subur dan gembur serta mengandung humus yang cukup. Selanjutnya tanah diusahakan agar tidak cepat menjadi kering jika beberapa waktu tidak ada hujan. Sebaliknya tanah juga diusahakan tidak terlalu basah apabila beberapa kali ada hujan lebat karena pada keadaan demikian tanaman tembakau tidak akan tahan (Gunawan, 2004).

Iklim

(36)

7

yang cocok untuk pertumbuhan tembakau pada umumnya berkisar antara 21 - 32,30C. (Nasution, 2008).

Penyinaran cahaya matahari sangat diperlukan tanaman ini dalam proses fotosintesis untuk menghasilkan bagian vegetatif (batang, daun, cabang, dan perakaran), generatif (bunga, buah dan biji). Kurangnya penyinaran matahari menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan produksi (Sudaryono, 2004).

Suhu juga sangat berpengaruh terhadap tanaman tembakau. Suhu berpengaruh terhadap tanaman tembakau terutama pada masa pembibitan dan masa menjelang panen. Menurut Gunawan (2004) pada masa perkecambahan suhu optimal antara 23,90C- 26,70C perkecambahan dan pertumbuhan lambat sekali, demikian juga apabila suhu diatas 350C akan mematikan benih di persemaian. Suhu juga berpengaruh terhadap waktu panen tembakau. Tembakau mulai dipanen umur 100-120 hari dann pada suhu rata-rata 26,70C dapat dipanen pada umur 80-90 hari sesudah tanam.

Curah Hujan

Hujan adalah presipitasi berwujud cairan, berbeda dengan presipitasi non-cair seperti salju, atau es. Hujan merupakan proses kondensasi uap air di atmosfer menjadi butir air yang cukup berat untuk jatuh dan biasanya di daratan. Dua proses yang mungkin bersamaan dapat mendorong udara semakin jenuh menjelangnhujan, yaitu pendinginan udara atau penambahan uap air ke udara (Hanum, 2013).

(37)

tembakau tidak dapat tumbuh baik. Sedang pada daerah yang terlalu kering tanpa adanya kemungkinan pangairan menyebabkan tanaman merana. Kebutuhan distribusi hujan selama pertumbuhan agak berbeda untuk masing-masing jenis tembakau (Rohmania, 2013).

Tanaman tembakau yang mendapatkan air lebih dapat mengembangkan luas daun yang lebih besar. Penghentian pemberian air pada umur 60 hari yaitu pada saat keadaan cuaca sangat kering dan panas dimana panen daun tembakau dilakukan pada umur 71 hari mengakibatkan evapotranspirasi yang tinggi pada keadaan demikian tanaman kurang mampu mempertahankan daun dibagian bawah sehingga daun mengering (Anggraini, 2009).

(38)

9

Hari Hujan

Dalam bidang klimatologi pertanian dilakukan pencatatan hujan harian (jumlah curah hujan) setiap periode 24 jam dan jumlah hari hujan. Berdasarkan pengertian klimatologi, satu hari hujan ialah periode selama 24 jam terkumpul curah hujan setinggi 0,5 mm atau lebih. Apabila kurang dari ketentuan tersebut, maka hari hujan dianggap nol meskipun curah hujan tetap diperhitungkan (Hanum, 2013).

Iklim adalah salah satu sumber daya alam yang sangat penting dalam kegiatan pertanian, termasuk tanaman tembakau. Defisit air diatas 500 mm per tahun dapat mengurangi produktivitas hingga 70% kecuali jika diberi irigasi. Curah hujan yang memadai (diatas 5 mm) per hari hujan merata sepanjang pertumbuhan dan kering selama 2-3 bulan sebelum tebang adalah tempat yang paling cocok untuk tembakau (Hakim, 2010).

Hujan yang ada di Indonesia semakin ke timur semakin berkurang baik jumlah maupun distribusinya. Panjang musim hujan di Indonesia bervariasai ntara1 0 – 110 hari atau 640 - 4115 mm, sedangkan panjang musim kemarau antara 50 - 350 hari. Daerah lombok memiliki musim kemarau terpanjang 300 - 350 hari, sedangkan yang terpendek daerah Jawa Barat basian selatan (Boer, 2003).

(39)

Gambaran Umum Perusahaan

Sejarah Perusahaan

Berdasarkan hasil wawancara langsung dari staf perusahaan PT Perkebunan Nusantara II Kebun Klumpang Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara maka diperolehdata gambaran umum perusahaan sebagai berikut:

Kebun Tembakau Klumpang adalah salah satu unit/kebun perusahaan perseroan (persero) PT Perkebunan Nusantara II yang terletak di Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara, yang berjarak ± 25 km dari Kota Madya Medan..

Tahun 2010 areal kebun penanaman tembakau deli di PTPN II antara lain kebun Buluh Cina, Kelumpang, Kelambir Lima, Helvetia dan Sampali. Namun sebagian kebun yang menanam tembakau berganti dengan tanaman sawit dan penggarapan lahan secara sepihak oleh rakyat. dan sampai tahun 2012 kebun-kebun yang menanam tembakau hanya tinggal 3 perkebun-kebunan yaitu Kebun Helvetia, Kebun Buluh Cina dan Kebun Klumpang

Visi, Misi, dan Nilai Budaya Perusahaan

Visi Dari perusahaan perkebunan menjadi perusahaan multi usaha berdaya saing tinggi.

Misi Mengoptimalkan seluruh potensi sumber daya dan usaha, memberikan kontribusi optimal, menjaga kelestarian, dan pertambahan nilai.

(40)

11

Letak dan Batas Geografis

Menurut letak geografis Kebun Tembakau Klumpang terletak di Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara, jarak Kebun TembakauKlumpang ke Kota Medan ± 25 km. Kebun tembakau Helvetia terdiri dari Kebun Tembakau Helvetia, Kebun Klumpang dan Kebun Buluh Cina.

Adapun perbatasan areal perkebunan PTPN – II Kebun Klumpangadalah : Lahan perkebunan tembakau berada di daerah Helvetia yang berbatasan langsung dengan kota Medan. Luas lahan Helvetia saat ini adalah ± 2.102,63 Ha. Termasuk areal yang digunakan untuk perumahan, kantor kebun dan lainnya. Lahan kebun Klumpangberada di desa yaitu Desa Manggala dan Desa Helvetia. Kebun berada di tengah dua sungai yaitu sungai Bederak dan Sungai Deli. sungai Bederak yang menjadi sumber pengairan utama bagi pembudidayaan tembakau deli dan sungai Deli di sebelah barat kebun Helvetia berbatasan dengan areal kebun Klumpang yang di pisahkan dengan aliran sungai Bederak. Sebelah utara berbatasan dengan daerah Anam Ratus dan areal yang digunakan untuk landasan pesawat. Sebelah timur berbatas dengan Jalan Raya Marelan dan sebelah selatan berbatasan dengan bekas lahan kebun tembakau yang sudah berubah fungsi menjadi kawasan perumahan.

Keadaan Tanah dan Iklim

(41)
(42)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tembakau merupakan salah satu komoditas non migas yang penting di Indonesia karena sebagai sumber devisa dan pendapatan negara dalam aktivitas ekonomi dan cukup banyak menyerap tenaga kerja. Indonesia merupakan salah satu penghasil tembakau dengan mutu yang terbaik. Salah satu tembakau yang terkenal di pasar global adalah tembakau Deli yang merupakan komoditas daerah Sumatera Utara. Mengingat bahwa tembakau Deli merupakan komoditi

yang di ekspor secara tetap dan merupakan sumber devisa negara (Departemen Pertanian, 1994).

Produksi pertanian sangat tergantung pada empat faktor utama yaitu: keadaan tanaman, keadaan tanah, iklim dan kecerdasan manusia (petani). Keadaan tanah dan tanaman sampai pada batas tertentu dapat diubah dan dikuasai oleh manusia, sedangkan iklim adalah faktor alami tidak dapat diubah dan sangat sukar ditanggulangi karena sangat fluktuatif dan melibatkan banyak aspek yang majemuk didalamnya (Indriani, et. al., 2011).

Kebutuhan air minimal tanaman tembakau adalah sebesar volume yang dipakai untuk evapotranspirasi tanaman tembakau selama pertumbuhan (umur sekitar 120 hari). Hal ini terkait dengan penguapan (evapotranspirasi) tanaman tembakau sekitar 1,5−2 ,0 mm/hari pada umur 0−2 minggu; 3,5−4,0 mm/hari

(2−7 minggu); 5,0−6,0 mm/hari (7−10 minggu); 4,5−5,0 mm/hari.

(10−14 minggu); dan 3,5−4,0 mm/hari (14−17 minggu). Kebutuhan air tanaman

(43)

pada awal pertumbuhan sangat dibutuhkan, namun apabila curah hujan berlebih menyebabkan lengas tanah tinggi, perakarantanaman busuk dan berakibat kematian tanaman tembakau. Apabila curah hujan berlebih pada fase pemasakan daun dan saat panen akan menyebabkan mutu tembakau turun (Sholeh, 2012).

Tanaman tembakau juga sangat tergantung dengan air. Masalah air sangat berperan penting dalam pertumbuhan tanaman tembakau. Curah hujan yang dibutuhkan antara tembakau yang satu dengan yang lainnya tidak sama. Misalnya tembakau Deli menghendaki curah hujan berkisar antara 1500 – 2000 mm/tahun. Artinya untuk setiap tahunnya areal daerah tembakau harus dapat mendapatkan siram air hujan sebanyak 1500 – 2000 mm. Untuk pengelolahan tembakau cerutu mulai pengolahan tanah sampai pemetikan daun yang diinginkan dibutuhkan 4 bulan kering. Jenis tembakau cerutu biasanya dipetik pada waktu musim hujan sedang pengolahan tanah dan penanamannya di usahakan padawaktu musim kemarau (Simbolon, 2007).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Nofria Maulidiana (2008) di PT. Perkebunan Nusantara II kebun Helvetia, ruang lingkup permasalahan sistem budidaya tembakau Deli yang diidentifikasikan terdiri atas adanya pengembangan kota yang terus mengurangi ketersediaan faktor produksi di kawasan Helvetia, faktor iklim yang semakin sulit diprediksi, penurunan kesuburan tanah dan pengolahan tanah yang tidak sempurna.

(44)

3

Pada tanah berat apabila drainase tidak baik, adanya hujan akan menggenangi lahan. Genangan air di sekitar perakaran tembakau akan menyebabkan tanaman layu, karena akar tanaman mengalami kerusakan (Sholeh, 2012)

Tujuan Penelitian

Untuk mempelajari pengaruh curah hujan dan hari hujan terhadap produksi tanaman tembakau (Nicotiana tabacum L.) Di PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Klumpang.

Hipotesis Penelitian

Adanya pengaruh nyata curah hujan dan hari hujan terhadap produksi tanaman tembakau (Nicotiana tabacum L.) Di PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Klumpang.

Kegunaan Penelitian

− Sebagai bahan informasi kepada perusahaan PT. Perkebunan Nusantara II Kebun klumpangtentang pengaruh curah hujan dan hari hujan terhadap produksi tanaman tembakau (Nicotiana tabacum L.)

− Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas

(45)

serta hubungan korelasi keduanya terhadap produksi Tanaman Tembakau tahun 2012 – 2014 di PTPN II Kebun Klumpang Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang. Dilaksanakan di PTPN II Kebun Klumpang Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang pada bulan Mei 2014 sampai dengan Februari 2015. Dilakukan dengan metode survei mengunakan data primer yang tersedia di administrasi kebun. Data primer untuk keperluan analisis meliputi data produksi Daun Tembakau; data komponen produksi Tembakau berupa komponen Daun Pasir, Daun Kaki satu, dan Daun Kaki dua ; data curah hujan; data hari hujan bulanan pada tahun 2012, 2013, dan 2014 di Kebun Klumpang. Metode analisis yang digunakan ialah analisis regresi linear berganda dan analisis korelasi. Model diuji kelayakannya dengan uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikolinearitas, serta uji autokorelasi dengan menggunakan alat bantu statistik SPSS.v.18 for windows.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel curah hujan dan hari hujan berpengaruh nyata pada alpha 5% (Sig > α 0.05) terhadap peningkatan produksi Daun Tembakau Pada Tahun 2012 – 2014. Hal ini dikarenakan curah hujan yangmerata sepanjang tahun danoptimal untuk pertumbuhan dan produksi Tembakau. Dari hasil uji asumsi klasik yang dilakukan dapat simpulkan bahwa persamaan regresi pada tanaman tembakau pada tanaman tahun 2012 – 2014 telah memenuhi syarat. Hasil korelasi pada tanaman tahun 2012 - 2014 dengan analisis dua arah pada taraf uji 1% dan 5% menunjukkan variabel curah hujan dan hari hujan memiliki hubungan yang kuat, nyata dan (positif) searah. Nilai korelasi curah hujan dan hari hujan ialah 0,943 (0,005) dengan nilai signifikansi < α 0.01. Sedangkan variabel produksi tembakau dengan curah hujan dan hari hujan memiliki hubungan kuat namun berlawanan arah(negatif) dengan nilai korelasi -,0926 (0,008) dengan signifikansi < α 0.01 dan -0,0811 (0,050) dengan signifikansi < α 0.05.

(46)

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of rainfall and rainy days as well as the correlation of both on Tobacco Crop production in 2012 - 2014 in PTPN II Divisi of Klumpang Hamparan Perak District of Deli Serdang. Conducted in PTPN II Gardens Klupangdivisi of Hamparan Perak District of Deli Serdang Regency in May 2014 to February 2015. Conducted using a survey used primary data available in the divisi administration. Primary data for the purposes of analysis covering the Tobacco Leaf production data; Tobacco production component data in the form of component Leaves Sand, leaves Leg one, and leaves two legs; rainfall data; Data monthly rainy days in 2012, 2013, and 2014 in the Divisi of Helvetia. The analytical method used is multiple linear regression analysis and correlation analysis. The model was tested for feasibility with classic assumption test including normality test, heteroscedasticity test, multicolinearity test, and autocorrelation test by using statistical tools SPSS.v.18 for windows.

The results showed that variable rainfall and rainy day have a real effect

on alpha 5% (Sig> α 0.05) to increased production of Leaf Tobacco In 2012 - 2014. This is because the rainfall is evenly distributed throughout the year and than optimal for growth and Tobacco production. From the test results performed classical assumption can conclude that the regression equation in tobacco plants in crop years 2012 - 2014 has been qualified. Correlation results in crop years 2012 - 2014 with two-way analysis at the level of 1% and 5% test showed variable rainfall and rainy days have a strong relationship, real and (positive) direction. Correlation value of rainfall and rainy days in a row is 0.943 (0,005)with a

significance value <α 0:01. Variable tobacco production with rainfall and rainy days have a strong relationship but (negative)direction with value correlation -0,926 (0,008) with significance < α 0.01 and -0,811 (0,050) with significance < α 0.05

(47)

SKRIPSI

APRIANTO / 100301233

BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(48)

PENGARUH CURAH HUJAN DAN HARI HUJAN TERHADAP PRODUKSI TANAMAN TEMBAKAU (Nicotiana tabacum L.) DI KEBUN KLUMPANG

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II

SKRIPSI

APRIANTO / 100301233

BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana di Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(49)

klumpang PTPN II

Nama : Aprianto

NIM : 100301233

Program studi/minat : Agroekoteknologi/BPP

Disetujui, Komisi Pembimbing

Ir. Ratna Rosanti Lahay, MP. Ir. Irsal, MP.

Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing

Mengetahui,

(50)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh curah hujan dan hari hujan serta hubungan korelasi keduanya terhadap produksi Tanaman Tembakau tahun 2012 – 2014 di PTPN II Kebun Klumpang Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang. Dilaksanakan di PTPN II Kebun Klumpang Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang pada bulan Mei 2014 sampai dengan Februari 2015. Dilakukan dengan metode survei mengunakan data primer yang tersedia di administrasi kebun. Data primer untuk keperluan analisis meliputi data produksi Daun Tembakau; data komponen produksi Tembakau berupa komponen Daun Pasir, Daun Kaki satu, dan Daun Kaki dua ; data curah hujan; data hari hujan bulanan pada tahun 2012, 2013, dan 2014 di Kebun Klumpang. Metode analisis yang digunakan ialah analisis regresi linear berganda dan analisis korelasi. Model diuji kelayakannya dengan uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikolinearitas, serta uji autokorelasi dengan menggunakan alat bantu statistik SPSS.v.18 for windows.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel curah hujan dan hari hujan berpengaruh nyata pada alpha 5% (Sig > α 0.05) terhadap peningkatan produksi Daun Tembakau Pada Tahun 2012 – 2014. Hal ini dikarenakan curah hujan yangmerata sepanjang tahun danoptimal untuk pertumbuhan dan produksi Tembakau. Dari hasil uji asumsi klasik yang dilakukan dapat simpulkan bahwa persamaan regresi pada tanaman tembakau pada tanaman tahun 2012 – 2014 telah memenuhi syarat. Hasil korelasi pada tanaman tahun 2012 - 2014 dengan analisis dua arah pada taraf uji 1% dan 5% menunjukkan variabel curah hujan dan hari hujan memiliki hubungan yang kuat, nyata dan (positif) searah. Nilai korelasi curah hujan dan hari hujan ialah 0,943 (0,005) dengan nilai signifikansi < α 0.01. Sedangkan variabel produksi tembakau dengan curah hujan dan hari hujan memiliki hubungan kuat namun berlawanan arah(negatif) dengan nilai korelasi -,0926 (0,008) dengan signifikansi < α 0.01 dan -0,0811 (0,050) dengan signifikansi < α 0.05.

(51)

the correlation of both on Tobacco Crop production in 2012 - 2014 in PTPN II Divisi of Klumpang Hamparan Perak District of Deli Serdang. Conducted in PTPN II Gardens Klupangdivisi of Hamparan Perak District of Deli Serdang Regency in May 2014 to February 2015. Conducted using a survey used primary data available in the divisi administration. Primary data for the purposes of analysis covering the Tobacco Leaf production data; Tobacco production component data in the form of component Leaves Sand, leaves Leg one, and leaves two legs; rainfall data; Data monthly rainy days in 2012, 2013, and 2014 in the Divisi of Helvetia. The analytical method used is multiple linear regression analysis and correlation analysis. The model was tested for feasibility with classic assumption test including normality test, heteroscedasticity test, multicolinearity test, and autocorrelation test by using statistical tools SPSS.v.18 for windows.

The results showed that variable rainfall and rainy day have a real effect

on alpha 5% (Sig> α 0.05) to increased production of Leaf Tobacco In 2012 - 2014. This is because the rainfall is evenly distributed throughout the year and than optimal for growth and Tobacco production. From the test results performed classical assumption can conclude that the regression equation in tobacco plants in crop years 2012 - 2014 has been qualified. Correlation results in crop years 2012 - 2014 with two-way analysis at the level of 1% and 5% test showed variable rainfall and rainy days have a strong relationship, real and (positive) direction. Correlation value of rainfall and rainy days in a row is 0.943 (0,005)with a

significance value <α 0:01. Variable tobacco production with rainfall and rainy days have a strong relationship but (negative)direction with value correlation -0,926 (0,008) with significance < α 0.01 and -0,811 (0,050) with significance < α 0.05

(52)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Langkat pada tanggal 30 Juni 1991 dari ayah M. Arifin dan ibu Rosni Penulis merupakan putra keempat dari lima bersaudara.

Tahun 2009 penulis lulus dari SMA Dharmawangsa dan pada tahun 2010 masuk ke Fakultas Pertanian USU melalui jalur Seleksi masuk perguruan tinggi medan (SMPTN). Penulis memilih minat Budidaya Pertanian dan Perkebunan Program Studi Agroekoteknologi.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis ikut dalam kegiatan organisasi kemahasiswaan yaitu Himpunan Mahasiswa Agroekoteknologi (Himagrotek).

(53)

berkat kasih dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal ini tepat pada waktunya.

Judul dari Usulan Penelitian ini adalah “Pengaruh Curah Hujan dan

Hari Hujan Terhadap Produksi Tanaman Tembakau (Nicotiana tabacum L.)

Di KebunKlumpang PT. Perkebunan Nusantara II” yangmerupakansalah satu

syarat untuk dapat melaksanakan penelitian pada Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ir. RatnaRosantiLahay, MP selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Ir. Irsal, MP selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah membimbing penulis selama menulis usulan penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa usulan penelitian ini masih memerlukan penyempurnaan karena sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga usulan penelitian ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Maret 2016

(54)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 3

Hipotesis Penelitian ... 3

Kegunaan Penelitian... 3

Visi,Misi, dan Nilai Budaya perusahaan ... 10

Letak dan Batas Geografis ... 11

Keadaan Tanah dan Iklim ... 11

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ... 13

Metode Penelitian... 13

Peubah Amatan ... 14

Produksi Tembakau ... 14

Curah Hujan ... 15

Hari Hujan ... 15

PELAKSANAAN PENELITIAN Studi Kepustakaan ... 16

(55)

Uji Multikolinearitas ...18

Uji Autokorelasi ...19

Pengujian Hipotesis ... 19

Penarikan Kesimpulan ... 20

HASIL DAN PEMBAHASAN Komponen Produksi Daun Tembakau ... 21

Produksi Daun Tembakau (ton),Curah Hujan (mm/bulan),Hari Hujan (hari/bulan) pada tanaman tembakau selama 3 tahun (2012 s.d 2014) ... 23

Rataan Daun Tembakau (ton),Curah Hujan (mm/bulan),Hari Hujan (hari/bulan) pada tanaman tembakau selama 3 tahun (2012 s.d 2014) ... 25

Uji Asumsi Klasik ... 25

Uji Normalitas ... 25

Uji Heteroskedastisitas ... 26

Uji Multikoliniearitas ... 27

Uji Autokorelasi ... 28

Hubungan Daun Tembakau (ton),Curah Hujan (mm/bulan),Hari Hujan (hari/bulan) pada tanaman tembakau selama 3 tahun (2012 s.d 2014) ... 29

Analisis Data ... 29

Pengaruh Daun Tembakau (ton),Curah Hujan (mm/bulan),Hari Hujan (hari/bulan) pada tanaman tembakau selama 3 tahun (2012 s.d 2014) ... 30

Pengujian Hipotesis ... 30

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 35

Saran ... 35

(56)

DAFTAR TABEL

1. Komponen produksi di PTPN II kebun Klumpang Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli serdang selama tiga tahun (2012 s/d 2014) ... 2. Uji Korelasi Pada Komponen – komponen produksi daun Tembakau ... 3. Rataan Produksi daun tembakau (ton) selama tiga tahun (2012 s/d 2014) . 4. Rataan curah hujan (mm/bulan) selama tiga tahun ( 2012 s/d 2014) ... 5. Rataan hari hujan (hari/bulan) selama tiga tahun (2012 s/d 2014) ... 6. Rataan produksi daun,curah hujan,dan hari hujan pada tanaman

tembakauselama tiga tahun (2012 s/d 2014) ... 7. Nilai Kolomogrov-Smirnov pada uji Normalitas tanaman tembakau

selama tiga tahun (2012 s/d 2014) ... 8. Nilai signifikansi pada uji Heteroskedasitas pada tanaman tembakau

selam tiga tahun (2012 s/d 2014) ... 9. Uji Multikolinieritas nilai VIF dan tolerance tanaman tembakau selama

tiga tahun (2012 s/d 2014)... 10.Uji Autokorelasi nilai Durbin-Watson pada tanaman tembakau selama

tiga tahun (2012 s/d 2014)... 11.Uji analisis korelasi terhadap produksi daun pada tanaman tembakau

selama tiga tahun (2012 s/d 2014) ... 12.Model pengujian analisis linier berganda pada tanaman tembakau selama

tiga tahun (2012 s/d 2014)... 13.Nilai koefesien persamaan regresi linier berganda pada tanaman

tembakau selama tiga tahun ( 2012 s/d 2014) ... 14.Interpretasi nilai R pada analisis korelasi ... 15.Uji t (parsial) curah hujan dan hari hujan terhadap produksi daun pada

tanaman tembakau selama tiga tahun ( 2012 s.d 2014) ... 16.Uji f (serempak) curah hujan dan hari hujan terhadap produksi daun pada

(57)

1. Komponen produksi di PTPN II kebun Klumpang Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli serdang selama tiga tahun (2012 s/d 2014) ... 38 2. Uji Korelasi Pada Komponen – komponen produksi daun Tembakau ... 38 3. Rataan Produksi daun tembakau (ton) selama tiga tahun (2012 s/d 2014) . 39 4. Rataan curah hujan (mm/bulan) selama tiga tahun ( 2012 s/d 2014) ... 39 5. Rataan hari hujan (hari/bulan) selama tiga tahun (2012 s/d 2014) ... 40 6. Nilai Kolomogrov-Smirnov pada uji Normalitas tanaman tembakau

selama tiga tahun (2012 s/d 2014) ... 40 7. Nilai signifikansi pada uji Heteroskedasitas pada tanaman tembakau

selam tiga tahun (2012 s/d 2014) ... 41 8. Uji Multikolinieritas nilai VIF dan tolerance tanaman tembakau selama

tiga tahun (2012 s/d 2014)... 41 9. Uji Autokorelasi nilai Durbin-Watson pada tanaman tembakau selama

tiga tahun (2012 s/d 2014)... 42 10.Nilai koefesien persamaan regresi linier berganda pada tanaman

tembakau selama tiga tahun ( 2012 s/d 2014) ... 42 11.Interpretasi nilai R pada analisis korelasi ... 43 12.Uji t (parsial) curah hujan dan hari hujan terhadap produksi daun pada

tanaman tembakau selama tiga tahun ( 2012 s/d 2014) ... 43 13.Uji f (serempak) curah hujan dan hari hujan terhadap produksi daun pada

tanaman tembakau selama tiga tahun (2012 s/d 2014) ... 44 14.Uji analisis korelasi terhadap produksi daun pada tanaman tembakau

selama tiga tahun (2012 s/d 2014) ... 44 15.Model pengujian analisis linier berganda pada tanaman tembakau selama

Gambar

Tabel 1. Komponen produksi (ton) di PTPN II Kebun Klumpang Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang selama 3 tahun (2012 s.d
Tabel 3. Rataan produksi daun tembakau (ton) selama 3 tahun (2012 s.d 2014)
Tabel 4. Rataan curah hujan (mm/bulan) selama 3 tahun (2012 s.d 2014)
Tabel 6. Rataan produksi daun, curah hujan dan hari hujan pada tanaman tembakau selama 3 tahun (2012 s.d 2014)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menghasilkan gambar tersebut diperlukan sebuah algoritma rekonstruksi, di dalam algoritma tersebut terdapat perhitungan matematika yaitu transformasi Fourier yang digunakan

LOKASI POSKO LEBARAN 2017 PROVINSI JAWA TENGAH. LOKASI POSKO LEBARAN 2017 PROVINSI JAWA

Daftar PTS Pembinaan yang Didelete dari Daftar 243 (Nama tidak bisa ditelusuri/tidak ada lagi di menu hapus, Jumlah Dosen Tetap=0, Mhs=0, Rasio 1:0) per 07 April 2016 pukul 08:00

08.00 WIB di Kantor Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, dan waktu yang sama (menyesuaikan dengan waktu setempat) di Perguruan Tinggi seluruh

Pengembangan buku elektronik yang dilakukan melalui Penerbitan Naskah Buku sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 huruf a harus memiliki angka standar buku. internasional

Ekonomi Eksklusif dalam Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut 1982 (United Natiors Conuention on tle Law of tle Sea 1982/ UNCLOS 1982), Pemerintah

Reviewers rate proposals’ alignment to basic Scientiic Merit criterias as described in Section 5: DIPI Scientiic Review Guidelines as excellent, good, fair, or poor and

Subjek penelitian pada tahap I (kuantitatif) adalah siswa kelas VII B SMP Negeri 10 Semarang sebagai kelas penelitian yang menggunakan pembelajaran Meaningful Instructional Design