• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara Usia Kehamilan dengan Pruritus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan antara Usia Kehamilan dengan Pruritus"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

Nama Lengkap : Dear Putri Saptanova Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 7 Nopember 1994 Warga Negara : Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Jl. Bajak V gg. Bahagia/H. Ramli no. 6 Medan

Email : gapunyalagi@yahoo.co.id

Riwayat Pendidikan:

1. TK Al-Itihadiyah Medan (1999-2000) 2. SD N 060853 Medan (2000-2006) 3. SMP N 1 Medan (2006-2009) 4. SMA N 5 Medan (2009-2012)

5. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (2012-sekarang) Riwayat Organisasi:

(2)

Lampiran 2

FORMULIR PENJELASAN MENJADI PARTISIPAN PENELITIAN

Saya yang bernama Dear Putri Saptanova adalah mahasiswi Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang “Hubungan antara Usia Kehamilan dengan Pruritus.” Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara usia kehamilan (trimester kehamilan) dengan gatal pada ibu hamil. Proses pengambilan data melalui pengisian kuisioner, dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara umum berhubungan dengan rasa gatal yang dialami selama kehamilan.

Untuk keperluan tersebut saya mengharapkan partisipasi ibu untuk menjadi partisipan dalam penelitian ini dan bersedia mengisi kuisioner dengan jujur dan apa adanya. Identitas pribadi dan semua informasi yang ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya akan digunakan untuk keperluan penelitian ini. Partisipasi ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela sehingga ibu bebas untuk mengundurkan diri tanpa ada sanksi apapun.

Atas perhatian dan kesediaan ibu menjadi partisipan dalam penelitian ini saya ucapkan terima kasih.

Medan, September 2015

Peneliti Partisipan

(3)

Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama :

Umur : Alamat : Menyatakan bahwa:

1. Saya telah mendapat penjelasan segala sesuatu mengenai penelitian Hubungan antara Usia Kehamilan dengan Pruritus.

2. Setelah saya memahami penjelasan tersebut, dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari siapapun bersedia ikut serta dalam penelitian ini dengan kondisi:

a. Data yang diperoleh dari penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya dan hanya dipergunakan untuk kepentingan ilmiah.

b. Apabila saya inginkan, saya boleh memutuskan untuk keluar/tidak berpartisipasi lagi dalam penelitian ini tanpa harus menyampaikan alasan apapun.

Medan, September 2015

Peneliti Partisipan

(4)

Lampiran 4

KUESIONER 1. Berapa usia kehamilan anda saat ini?

1-3 bulan 4-6 bulan 7-9 bulan

2. Apakah ada merasa gatal selama kehamilan? Ya Tidak

3. Kalau ada, pada bulan keberapa terasa paling gatal? 1-3 bulan 4-6 bulan 7-9 bulan

4. Selama kehamilan, kapan waktu terjadinya gatal?

Pagi Siang Malam

Jawaban boleh lebih dari satu

5. Apakah rasa gatal yang dialami selama kehamilan mengganggu aktifitas? Ya Tidak

6. Jika ya bagaimana rasa gatal selama kehamilan mengganggu aktifitas? mengganggu tidur

mengganggu pekerjaan rumah

mengganggu waktu luang/bersosialisasi Jawaban boleh lebih dari satu

(5)

Jawaban boleh lebih dari satu

9. Pada bagian tubuh manakah gatal dirasakan? Kepala Telapak kaki Wajah Telapak tangan Dada Jari-jari tangan

Perut Bagian tubuh yang bersentuhan dengan baju Punggung Bokong

(6)

Lampiran 5

TABEL VALIDITAS KUESIONER

Reliability Statistics

Cronbach's

(7)

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p1 Pearson Correlation 1 -,704** ,617* ,639* ,473 ,732** ,470 ,690** ,690** ,617*

Sig. (2-tailed) ,007 ,025 ,019 ,103 ,004 ,105 ,009 ,009 ,025

N 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13

p2 Pearson Correlation -,704** 1 -,380 -,457 -,106 -,361 -,145 -,352 -,352 -,380

Sig. (2-tailed) ,007 ,200 ,116 ,731 ,226 ,637 ,238 ,238 ,200

N 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13

p3 Pearson Correlation ,617* -,380 1 ,891** ,867** ,843** ,762** ,617* ,617* 1,000**

Sig. (2-tailed) ,025 ,200 ,000 ,000 ,000 ,002 ,025 ,025 ,000

N 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13

p4 Pearson Correlation ,639* -,457 ,891** 1 ,682* ,782** ,679* ,371 ,371 ,891**

Sig. (2-tailed) ,019 ,116 ,000 ,010 ,002 ,011 ,212 ,212 ,000

N 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13

p5 Pearson Correlation ,473 -,106 ,867** ,682* 1 ,837** ,814** ,659* ,659* ,867**

Sig. (2-tailed) ,103 ,731 ,000 ,010 ,000 ,001 ,014 ,014 ,000

N 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13

p6 Pearson Correlation ,732** -,361 ,843** ,782** ,837** 1 ,904** ,732** ,732** ,843**

Sig. (2-tailed) ,004 ,226 ,000 ,002 ,000 ,000 ,004 ,004 ,000

(8)

p7 Pearson Correlation ,470 -,145 ,762** ,679* ,814** ,904** 1 ,725** ,725** ,762**

Sig. (2-tailed) ,105 ,637 ,002 ,011 ,001 ,000 ,005 ,005 ,002

N 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13

p8 Pearson Correlation ,690** -,352 ,617* ,371 ,659* ,732** ,725** 1 1,000** ,617*

Sig. (2-tailed) ,009 ,238 ,025 ,212 ,014 ,004 ,005 ,000 ,025

N 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13

p9 Pearson Correlation ,690** -,352 ,617* ,371 ,659* ,732** ,725** 1,000** 1 ,617*

Sig. (2-tailed) ,009 ,238 ,025 ,212 ,014 ,004 ,005 ,000 ,025

N 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13

p10 Pearson Correlation ,617* -,380 1,000** ,891** ,867** ,843** ,762** ,617* ,617* 1

Sig. (2-tailed) ,025 ,200 ,000 ,000 ,000 ,000 ,002 ,025 ,025

N 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13

(9)

Count Linear-by-Linear Association 5,389 1 ,020 N of Valid Cases 76

a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,93.

UsiaKehamilan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak 38 50,0 50,0 50,0

(10)

KelainanKulit

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)

33

DAFTAR PUSTAKA

Adriaansz, G. dan Hanafiah, T.M., 2010. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Edisi 4. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo.

Ambros-Rudolph, C.M., 2011. Dermatoses of Pregnancy - Clues to Diagnosis,

Fetal Risk and Therapy. Ann Dermatol, 23(3): 265–275.

Ardiani, A.K., 2013. Perbedaan Curah Saliva pada Wanita Hamil Trimester 1, Trimester 2, dan Trimester 3. Fakultas Kedokteran Universitas

Diponegoro.

Aslam, M., Hafeez, R., Ijaz, S, et al., 2008. Vulvovaginal Candidiasis in

Pregnancy. Biomedica vol. 24: 54-55.

Bregman, H., Melamed, N., Koren, G., 2013. Treatment of dermatoses unique to pregnancy. Can Fam Physician, 59(12): 1290-1294.

Chaudhary, P.R., Thomas, E.A., dan Williams, A., 2014. Dermatological Diseases during Pregnancy. Journal of Evolution of Medical and Dental

Sciences, 3: 3090-3096.

Depkes RI, 1995. Dalam: Siregar, N.S., 2012. Hubungan Pelaksanaan Antenatal Care dengan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi pada Ibu Hamil di

Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan. Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Djajakusumah, T.S., 2011. Penatalaksanaan Pruritus Anogenital. Dermatoses & STIs Associated with Travel to Tropical Countries: 293-208.

(17)

Dorland, W.A.N., 2011. Hartono, Y.B., ed. 2011. Kamus Saku Kedokteran Dorland. Edisi 28. Jakarta: ECG

Freddberg, I.M., Elsen, A.Z., Wolff, K., et al., 2003. Fitzpatrick’s Dermatology General Medicine, 6th edition. New York: McGraw-Hill.

Gambling, D.R. dan Douglas, M. J., 2011. Obstretric Anesthesia and Uncommon Disorder. Michigan: Saunders.

Geenes, V. dan Williamson, C., 2009. Intrahepatic cholestasis of pregnancy. World J Gastroenterol, 15(17): 2049-2065

Hollingworth, T., 2008. Differential Diagnosis in Obstetrics and Gynaecology: An A-Z. 1st edition. London: CRC Press.

Huilaja, L., Mäkikallio, K., Tasanen, K., 2014. Gestational Pemphigoid. Orphanet Journal of Rare Disease, 9:136.

Karnath, B.M., 2005. Pruritus: A Sign of Underlying Disease. Hospital Physician: 25-29.

Katta, R., 2000. Lichen Planus. Am Fam Physician, 61(11):3319-3324.

Kurnia, N., 2009. Menghindari Gangguan Saat Melahirkan & Panduan Lengkap Mengurut Bayi. Yogyakarta: Panji Pustaka.

Leffell, D. J., 2000. Skin and Pregnancy.Yale School of Medicine dermatology; Chapter 28: 350-358.

Manuaba, I.B.G., 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC.

Moses, S., 2003. Pruritus. American Family Physician, 68(6):1135-1142.

(18)

35

Pooler, C., 2009. Porth Pathophysiology: Concepts of Altered Health States. 1st edition. USA: Lippincott Williams & Wilkins.

Prawihardjo, S., 2010. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Edisi 4. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Rachimhadhi, T., 2010. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Edisi 4. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Reamy, B. V., 2011. A diagnostic Approach to Pruritus. American Family Physician: vol. 84, No. 2. University of Nebraska Medical Center Omaha, Nebraska.

Reich, A. dan Szepietowski, J.C., 2007. Mediators of Pruritus in Psoriasis. Mediators Inflamm, volume 2007.

Roger D., Vaillant L., Fognon A., et al.,1994. Specific pruritic disease of pregnancy. Arch Dermatol: 734-739.

Rudolph, C.M., et al., 2006. J Am Acad Dermatol. Dalam: Afshar, Y. dan Esakoff, T.F. 2014. Dermatoses of Pregnancy: 45

Sastroasmoro, S., dan Ismael, S., 2011. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto.

Singh, F. dan Rudikoff, D., 2003. HIV Associated Pruritus: Etiology and Management. Am J Clin Dermatol 4(3):1 77-88.

Stulberg, D. L. dan Wolfrey, J., 2004. Pityriasis Rosea. Am Fam Physician, 69(1):87-91.

(19)

Weisshaar, E. dan Dalgard, F., 2009. Epidemiology of Itch: Adding to the Burden

of Skin Morbidity. Acta Derm Venereol, 89: 339–350.

Welsh, B., Howard, A., Cook, K., 2004. Vulval itch. Aust Fam Physician, 33(7): 50 5-10

Wiknjosastro, G. H., (2010). Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Edisi 4. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Yonova, D., 2007. Pruritus in Certain Internal Diseases. Hippokratia 11(2): 67-71.

Yosipovitch, G., Goon, A. T., Wee, J., Chan, Y. H., Zucker, I., Goh, C. L., 2002. Itch characteristics in Chinese patients with atopic dermatitis using a new

questionnaire for the assessment of pruritus. Int J Dermatol 41: 212–216.

Yosipovitch, G., Ansari, N., Goon, A., Chan, Y. H., Goh, C.L., 2002. Clinical characteristics of pruritus in chronic idiopathic urticaria. Br J Dermatol

(20)

14

Usia Kehamilan Pruritus

BAB 3

KERANGKA KONSEP PENELITIAN, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

Terdapat hubungan antara usia kehamilan dengan pruritus, semakin tinggi usia kehamilan semakin tinggi kejadian pruritus.

3.3 Definisi Operasional

Variabel Definisi Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala Terikat

Kuesioner Satu pertanyaan pada

(21)

Variabel Definisi Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala

Kuesioner Satu pertanyaan pada

kuesioner tentang

Kuesioner Satu pertanyaan pada

kuesioner tentang

Kuesioner Satu pertanyaan pada

kuesioner tentang

Kuesioner Satu pertanyaan pada

kuesioner tentang pruritus

1: Tidak 2: Ya

(22)

16

Variabel Definisi Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala Bebas

Usia kehamilan

Ukuran lama waktu janin berada dalam rahim

Kuesioner Satu pertanyaan pada

kuesioner tentang pruritus

1: trimester pertama 2: trimester kedua 3: trimester ketiga

(23)

17 BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara analitik untuk mengetahui hubungan antara usia kehamilan dengan pruritus.

Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dan pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi atau kuesioner.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1 Lokasi penelitian

Penelitian dilaksanakan di Klinik Bersalin Kecamatan Medan Amplas Kota Medan. Pemilihan lokasi tersebut didasarkan belum pernah dilaksanakannya penelitian hubungan usia kehamilan dengan pruritus di Kecamatan Medan Amplas Kota Medan.

4.2.2 Waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan mulai bulan Agustus sampai dengan bulan November tahun 2015.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1 Populasi Penelitian

Populasi penelitian adalah seluruh ibu hamil di klinik bersalin Kecamatan Medan Amplas Kota Medan.

4.3.2 Sampel Penelitian

(24)

18

Adapun kriteria inklusi dan eksklusi dalam pemilihan sampel penelitian ini adalah:

a. Kriteria Inklusi

Bersedia menjadi sampel penelitian dengan menandatangani lembar persetujuan setelah penjelasan (informed consent).

b. Kriteria Eksklusi

1. Pasien yang mengalami pruritus sebelum kehamilan terjadi dan masih berlangsung selama kehamilan.

2. Pasien yang tidak mengkonsumsi obat-obatan antihistamin dan antialergi.

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode consecutive sampling yaitu semua subjek yang datang secara berurutan dan

memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subyek yang diperlukan terpenuhi (Sastroasmoro dan Ismael, 2011).

4.3.3 Besar Sampel

(25)

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Berdasarkan perhitungan diatas, maka besar sampel yang diperlukan adalah 75,15 orang dan dibulatkan menjadi 76 orang.

4.4 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah data primer. Data primer diperoleh melalui dokumentasi atau pembagian kuesioner pada ibu hamil di klinik bersalin Kecamatan Medan Amplas Kota Medan.

4.5 Metode Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan melalui dokumentasi atau kuesioner dianalisis dengan menggunakan program Statistical Package for Social Science (SPSS).

(26)

20 BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 HASIL PENELITIAN 5.1.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Klinik Bersalin Kecamatan Medan Amplas Kota Medan.

5.1.2 Karakteristik Responden

Responden yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah ibu hamil yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi penelitian. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 76 orang. Karakteristik yang diamati adalah umur dan usia kehamilan.

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Rentang Umur Ibu Hamil Frekuensi Persentase (%)

20-24 tahun 21 27,5

25-29 tahun 33 43,4

30-34 tahun 15 19,7

35-39 tahun 6 7,9

>40 tahun 1 1.3

Total 76 100,0

(27)

Tabel5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Kehamilan

Usia Kehamilan Frekuensi Persentase (%)

Trimester 1 13 17,1

Trimester 2 27 35,5

Trimester 3 36 47,9

Total 76 100

Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat bahwa usia kehamilan responden yang terbanyak adalah trimester 3 memiliki jumlah sebanyak 36 responden (47,9%) serta usia kehamilan responden yang paling sedikit adalah trimester 1 memiliki jumlah sebanyak 13 responden (17,1%).

5.1.3 Gambaran Kejadian Pruritus Berdasarkan Usia Kehamilan Gambaran kejadian pruritus pada kehamilan dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 5.3 Gambaran Kejadian Pruritus pada Kehamilan

Pruritus Frekuensi Persentase (%)

Ya 53 69,7

Tidak 23 30,3

Total 76 100

(28)

22

Tabel 5.4 Gambaran Kejadian Pruritus Berdasarkan Usia Kehamilan

Variabel Frekuensi Persentase (%)

Pruritus Usia Kehamilan dan 28 ibu hamil pada trimester 3 (36,8%).

5.1.4 Waktu Harian Pruritus pada Ibu Hamil

Waktu harian pruritus pada ibu hamil dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5.5 Waktu Harian Pruritus

Waktu Harian Frekuensi Persentase (%)

(29)

Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat waktu harian pruritus tersering adalah malam hari yang dialami oleh 24 ibu hamil (45,4%). Pada siang hari, pruritus dialami 9 ibu hamil (16,9%) sedangkan hanya 1 ibu hamil yang mengalami pruritus pada pagi hari (1,9%).

5.1.5 Lokasi Tersering Terjadinya Pruritus pada Ibu Hamil Gambaran lokasi pruritus dapat dilihat dalam tabel berikut

Tabel 5.6 Lokasi Pruritus

Lokasi Pruritus Frekuensi Persentase (%)

Dada 1 1,9

(30)

24

5.1.6 Aktifitas yang Terganggu akibat Pruritus pada Ibu Hamil Aktifitas yang terganggu akibat pruritus pada ibu hamil dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 5.7 Aktifitas yang Terganggu akibat Pruritus

Aktifitas Frekuensi Persentase (%)

Terganggu 38 50,0

Tidak Terganggu 38 50,0

Total 76 100

Berdasarkan tabel 5.7, dapat dilihat bahwa responden yang mengalami gangguan pada aktifitas sebanding dengan responden yang tidak mengalami gangguan aktifitas yaitu 38 responden (50,0%).

Tabel 5.8 Jenis Aktifitas yang Terganggu akibat Pruritus

Aktifitas Frekuensi Persentase (%)

(31)

Sebanyak 38 responden yang mengalami gangguan pada aktifitas (50,0%) dapat dilihat pada tabel 5.8 terdapat 18 responden yang mengalami gangguan tidur (47,4%), 5 responden yang mengalami gangguan pekerjaan rumah (13,1%), dan 4 responden yang mengalami gangguan waktu luang/sosialisasi (10,5%).

5.1.7 Kelainan Objektif yang Berhubungan dengan Pruritus pada Ibu Hamil

Kelainan objektif yang berhubungan dengan pruritus pada ibu hamil dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 5.9 Kelainan Objektif yang Berhubungan dengan Pruritus

Kelainan Objektif pada Kulit

Frekuensi Persentase (%)

Ada 27 35,5

Tidak 49 64,5

Total 76 100

Berdasarkan tabel 5.9, dapat dilihat bahwa terdapat 27 responden yang mengalami kelainan objektif pada kulit (35,5%).

(32)

26

Tabel 5.10 Jenis Kelainan Objektif Akibat Pruritus

Kelainan Objektif

5.1.8 Hubungan antara Usia Kehamilan dengan Pruritus.

(33)

Tabel 5.11 Hubungan antara Usia Kehamilan dengan Pruritus signifikansi lebih kecil dari pada 0.05 (0.025 < 0.05), maka Ho ditolak dan Ha gagal ditolak. Hasil ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara usia kehamilan dengan pruritus.

5.2 PEMBAHASAN

5.2.1 Gambaran Kejadian Pruritus Berdasarkan Usia Kehamilan Berdasarkan penelitian, pada trimester 3 ibu hamil mengalami pruritus terbesar yaitu 28 ibu hamil (36,8%) dan trimester 1 ibu hamil mengalami pruritus terkecil yaitu 5 ibu hamil (6,5%).

Hasil tersebut sesuai dengan teori penyebab pruritus pada kehamilan. Pada kehamilan terjadi perubahan padaukuran uterus. Uterus akan semakin membesar seiring bertambahnya usia kehamilan (Prawirohardjo, 2008). Hal ini diikuti juga dengan peningkatan regangan

(34)

28

5.2.2 Lokasi Tersering Terjadinya Pruritus

Berdasarkan penelitian, lokasi paling sering terjadinya pruritus pada ibu hamil adalah perut yaitu sebanyak 22 ibu hamil (41,4%). Keluhan pada perut, paha, bokong dan kemaluan juga cukup banyak ditemui yaitu sebanyak 10 ibu hamil (18,8%).

Hasil tersebut sesuai dengan teori peregangan kulit dapat menyebabkan gatal (Kurnia, 2009). Perut dan paha merupakan bagian yang mengalami peregangan kulit selama kehamilan. Sedangkan lokasi pada kemaluan juga sesuai dengan teori bahwa vulval itch merupakan hal yang biasa pada kehamilan. Menurut penelitian dijumpai 75% dari seluruh ibu hamil mengalami minimal satu kali episode vulval itch (Weish, Howard, dan Cook, 2004). Salah satu penyebab terjadinya vulval itch adalah level hormon progesteron dan estrogen yang meningkat sehingga menyebabkan terjadinya kolonisasi Kandida. (Aslam, et al. 2008).

5.2.3 Waktu Harian Pruritus pada Ibu Hamil

Berdasarkan penelitian, sebanyak 1 ibu hamil mengalami pruritus pada pagi hari (1,9%), 9 ibu hamil pada siang hari (16,9%), dan 24 ibu hamil pada malam hari (45,4%). Sebanyak 9 ibu hamil yang mengalami pruritus pada pagi, siang dan malam (16,9%).

Sebuah penelitian di China menyatakan bahwa 65% pruritus paling sering dialami pada malam hari (Yosipovitch, et al. 2002). Hal ini sebanding dengan studi yang dilakukan di Singapura yang menyatakan bahwa 68% pruritus paling sering dialami pada sore dan malam hari (Yosipovitch, et al. 2002)

5.2.4 Aktifitas yang Terganggu akibat Pruritus pada Ibu Hamil

(35)

Atopic eruption of pregnancy adalah suatu kondisi yang dapat terjadi

pada kehamilan yang memiliki tanda rasa gatal yang dapat mengganggu tidur (Ambros-Rudolph, 2011). Insidensi atopic of pregnancy diperkirakan 1 diantara 5 sampai 20 kehamilan (Huilaja, Mäkikallio dan Tasanen, 2014).

5.2.5 Kelainan Objektif yang Berhubungan dengan Pruritus pada Ibu Hamil

Berdasarkan penelitian terdapat 27 responden yang mengalami kelainan objektif pada kulit (35,5%) dan 49 responden yang tidak mengalami kelainan objektif pada kulit (64,5%). Dengan kelainan objektif pada kulit terbanyak adalah ruam merah disertai kulit kering pada 11 ibu hamil (40,8%).

Menurut Gambling dan Douglas (2011), pruritus yang disertai ruam erat dikaitkan dengan polimorphic eruption of pregnancy, eczema, pruritic folliculitis, dan phemphigoid gestation.

5.2.6 Hubungan antara Usia Kehamilan dengan Pruritus.

Berdasarkan penelitian, terdapat hubungan bermakna (p<0,05) antara usia kehamilan dengan pruritus. Pada dasarnya pruritus merupakan sensasi tidak nyaman pada kulit yang menimbulkan keinginan untuk menggaruk (Djajakusumah, 2011).

Menurut penelitian sebelumnya, Shivkumar (2014) pruritus merupakan hal yang paling sering dikeluhkan pada kehamilan sekitar 58,2% ibu hamil. Dengan presentase 46,5% pruritus terjadi pada trimester ketiga, 37,5% pada trimester kedua dan 16% pada trimester pertama (Chaudhary, Thomas, dan Williams, 2014).

(36)

30

tumbuh pada minggu 13-16 kehamilan yaitu sekitar trimester kedua dan mulai berkurang pada minggu ke-33 sampai minggu ke-36 yaitu trimester ketiga.

Faktor lain penyebab pruritus pada kehamilan juga erat dikaitkan dengan kejadian kandidiasis. Kejadian ini terjadi disebabkan oleh perubahan hormonal pada kehamilan (Aslam, et al. 2008). Selain itu, intrahepatic cholestasis of pregnancy juga terjadi dikarenakan perubahan hormonal pada

kehamilan. Kehamilan menyebabkan suatu defek pada ekskresi garam empedu menghasilkan peningkatan asam empedu di serum. Menurut penelitian, intrahepatic cholestasis of pregnancy terjadi pada 20% ibu hamil. Biasanya ditemukan 20% terjadi pada trimester kedua dan 80% terjadi pada trimester ketiga (Geenes dan Williamson, 2009).

(37)

31 BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan uraian dari pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan bermakna antara usia kehamilan dengan pruritus.

2. Gambaran kejadian pruritus berdasarkan usia kehamilan adalah 6,5% pada trimester 1, 26,3% pada trimester 2, dan 36,8% pada trimester 3.

3. Waktu harian pruritus pada ibu hamil terbanyak yaitu pada malam hari sebesar 45,4%.

4. Lokasi paling sering terjadinya pruritus pada ibu hamil adalah perut sebesar 41,4%

5. Aktifitas yang terganggu akibat pruritus pada ibu hamil sebesar 50%.

6. Kelainan objektif yang berhubungan dengan pruritus pada ibu hamil sebesar 35,5%.

6.2 Saran

Beberapa hal yang dapat disarankan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan antara lain:

1. Ibu hamil, khususnya pada trimester ketiga, harus lebih mempelajari dan memahami tentang penyebab terjadinya pruritus pada kehamilan sehingga dapat dilakukan pencegahan.

(38)

32

3. Tenaga kesehatan perlu memberikan edukasi dan konseling mengenai pruritus pada ibu hamil serta cara-cara pencegahan dan penatalaksaannya agar tidak terjadi kelainan objektif pada kulit ibu hamil.

(39)

4 BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kehamilan

2.1.1 Definisi Kehamilan

Kehamilan adalah suatu proses pembuahan dalam rangka melanjutkan keturunan yang terjadi secara alami menghasilkan janin yang tumbuh di dalam rahim ibu (Depkes RI, 1995). Kehamilan merupakan pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba, 1998). Masa kehamilan di mulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional terhitung mulai dari terakhir haid (Sarwono, 2010).

2.1.2 Perubahan Kulit selama Kehamilan

Seiring berkembangnya janin, tubuh sang ibu juga mengalami perubahan-perubahan yang dimaksudkan untuk keperluan tumbuh dan kembang sang bayi. Kulit merupakan salah satu bagian tubuh ibu yang mengalami perubahan. Perubahan tersebut difasilitasi oleh adanya perubahan kadar hormon estrogen dan progesteron selama kehamilan.

(40)

5

juga dapat ditemukan. Kedua kondisi ini kemungkinan disebabkan oleh hiperestrogenemia kehamilan.

Pada trimester kedua terjadi peningkatan Melanocyte Stimulating Hormone (MSH) yang menyebabkan perubahan cadangan melanin pada daerah

epidermal dan dermal.

Pada trimester ketiga umumnya dapat muncul garis-garis kemerahan, kusam pada kulit dinding abdomen dan kadang kadang juga muncul pada daerah payudara dan paha. Perubahan warna tersebut sering disebut sebagai striae gavidarum. Pada wanita multipara, selain striae kemerahan itu seringkali ditemukan garis garis mengkilat keperakan yang merupakan sikatrik dari striae kehamilan sebelumnya (Ardiani, 2013).

2.2 Pruritus

2.2.1 Definisi Pruritus

Pruritus dapat didefinisikan sebagai sensasi tidak nyaman pada kulit yang menimbulkan keinginan untuk menggaruk (Djajakusumah, 2011).

2.2.2 Patofisiologi Pruritus

(41)

terlebih lagi pada serabut saraf C mekanoinsensitif yang hanya 0,5m/detik. Hal ini menjelaskan mengapa seseorang dapat merasakan rasa gatal beberapa saat setelah stimulus terjadi. Bandingkan saat tangan kita terkena benda panas.

Pruritogen menyebabkan ujung serabut saraf C pruritoseptif teraktivasi. Serabut saraf C tersebut kemudian menghantarkan impuls sepanjang serabut saraf sensoris. Terjadi input eksitasi di Lamina-1 kornu dorsalis susunan saraf tulang belakang. Hasil dari impuls tersebut adalah akson refleks mengeluarkan transmiter yang menghasilkan inflamasi neurogenik (substansi P, Calcitonin Gene-Related Peptide, neurokinin A, dan lain-lain). Setelah impuls melalui pemrosesan di korteks serebri, maka akan timbul suatu perasaan gatal dan tidak enak yang menyebabkan hasrat untuk menggaruk bagian tertentu tubuh.

Gatal dapat timbul apabila pruritoseptor terangsang dan reseptor lainnya tidak terangsang. Tidak mungkin pada penghantaran sinyal, terdapat dua reseptor sekaligus yang terangsang oleh satu stimulus. Saat pruriseptor terangsang, seseorang akan mulai merasakan sensasi gatal sehingga timbul hasrat untuk menggaruk. Saat menggaruk, polimodal nosiseptor akan terangsang sehingga pruritoseptor akan berhenti terangsang. Hal ini memberikan penjelasan mengapa ketika seseorang menggaruk tubuhnya yang gatal, maka rasa gatal akan menghilang. Setelah garukan dihentikan, yang artinya polimodal nosiseptor berhenti terangsang, pruritoseptor sangat mungkin untuk kembali terangsang sehingga gatal akan timbul kembali.

(42)

7

2.3 Pruritus dengan Kehamilan

2.3.1 Faktor-Faktor Penyebab Pruritus pada Kehamilan 2.3.1.1Berhubungan dengan Kehamilan

a. Kelainan Kulit pada Kehamilan

Akibat kehamilan akan terjadi beberapa macam kelainan kulit yaitu pemphigoid gestationis, Polimorphic Eruption of Pregnancy (PEP), Intrahepatic Cholestasis of Pregnancy (ICP) dan Atopic Eruption of Pregnancy (AEP)

(Pãunescu, et al., 2008).

Gambar 2.1 Algoritma Pruritus pada Kehamilan

Dikutip dari: Rudolph, C.M., et al., 2006. J Am Acad Dermatol. Dalam: Afshar, Y. dan Esakoff, T.F. 2014. Dermatoses of Pregnancy:45.

1) Pemphigoid gestationis

Pemphigoid gestationis atau yang biasa dikenal sebagai herpes gestasional merupakan suatu penyakit autoimun yang jarang. Insidennya diperkirakan 1 diantara 50.000 sampai 60.000 kehamilan dan penyakit ini berhubungan dengan haplotypes Human Leukocyte Antigen DR3 dan DR4. Faktor risiko meningkat

(43)

Pemphigoid gestationis ditandai dengan rasa sangat gatal sebelum lesi kulit muncul. Lesi kulit berupa bulosa di daerah abdomen khususnya daerah umbilikus, tetapi bisa menyebar ke seluruh permukaan kulit (Pãunescu, et al., 2008).

Setelah melahirkan, pemphigoid gestationis dapat berulang. Biasanya rekurensi dapat terjadi selama menstruasi dan penggunaan alat kontrasepsi. Bila pemphigoid gestationis berulang, gejala yang timbul akan semakin parah (Huilaja, Mäkikallio dan Tasanen, 2014).

2) Polimorphic eruption of pregnancy

Polymorphic eruption of pregnancy atau biasa dikenal sebagai pruritic

urticarial papules and plaques of pregnancy adalah keadaan inflamasi yang dapat

sembuh sendiri. Insidensinya 1:160 kehamilan dan kondisi ini biasanya dikaitkan dengan berat badan ibu yang terlalu berlebihan.

Polymorphic eruption of pregnancy biasanya terdapat pada sekitar

abdomen dengan gejala timbul lesi berupa urtikaria dan papula yang bergabung menjadi plak yang sangat gatal (Reamy, 2011).

3) Atopic eruption of pregancy

Atopik selalu berkaitan dengan sistem imun dan lemahnya fungsi barier kulit sehingga dapat menyebabkan kulit kering dan sensitif. Insidensinya diperkirakan 1 diantara 5 sampai 20 kehamilan (Huilaja, Mäkikallio dan Tasanen, 2014).

(44)

9

Tabel 2.1 Penyebab tersering pruritus pada kehamilan

Itching related to pregnancy Itching unrelated to

pregnancy

Rashes in pregnancy Rashes from skin disease Polymorphic eruption of

pregnancy

Atopic eczema

Pemphigoid gestationalis Eczema (other causes; e.g.

contact)

Prurigo of pregnancy Psoriasis

Pruritic folliculitis of

changes of pregnancy Metabolic causes Hyperthyroidism/

hypothyroidism

Hyperthyroidism/ hypothyroidism

Cholestasis Liver disease

Renal impairment Renal impairment

Iron deficiency Iron deficiency

Other causes

Dikutip dari Differential Diagnosis in Obstetrics and Gynaecology:An A-Z (Hollingworth, 2008)

b. Kelainan Kulit akibat Perubahan metabolik pada Kehamilan

Beberapa kelainan kulit akibat perubahan metabolik adalah hipertiroid/hipotiroid, cholestasis, renal impairment,dan defisiensi zat besi.

1) Hipertiroid/Hipotiroid, renal impairment, defisiensi zat besi

(45)

pruritus dalam kehamilan. Begitu juga pada renal impairment dan kekurangan zat besi (Hollingworth, 2008).

2) Intrahepatic cholestasis of pregnancy

Intrahepatic cholestasis of pregnancy dikenal juga sebagai obstetric

cholestasis yaitu suatu bentuk reversibel dari hormon yang merangsang terjadinya cholestasis. Hal ini biasa disebabkan oleh genetik dimana terdapat suatu defek pada ekskresi garam empedu menghasilkan peningkatan asam empedu di serum. Hal ini menyebabkan rasa yang sangat gatal terutama pada telapak tangan dan telapak kaki ibu (Pãunescu, et al., 2008).

2.3.1.2Tidak Berhubungan dengan Kehamilan a. Kulit kering (xerosis)

Penderita kulit kering sering mengeluhkan sensasi yang sangat gatal dan mengganggu. Lokasi yang terasa gatal terutama pada daerah ekstremitas. Tidak jarang juga pada daerah punggung, abdomen dan pinggang (Pooler, 2009).

b. Vulval itch

Vulval itch dapat disebabkan oleh infeksi Candida. Perubahan hormonal

pada kehamilan menyebabkan terjadinya kolonisasi Candida. Selama kehamilan, level hormon progesteron dan estrogen mengalami kenaikan. Progesteron memiliki efek menekan neutrofil sebagai aktifitas anti-Candida, sedangkan estrogen menurunkan kemampuan sel epitel vagina untuk menghambat pertumbuhan Candida albican, juga menghambat imunoglobin untuk menghasilkan sekresi vagina (Aslam, et al. 2008).

c. Skabies

(46)

11

ekskoriasi kulit. Gejala yang lebih spesifik adalah ditemukan terowongan sepanjang 2-15mm pada permukaan kulit yang berseberangan (Reamy, 2011).

d. Urtikaria

Urtikaria adalah reaksi vaskular lapisan dermis bagian atas yang ditandai dengan gambaran sementara bercak yang agak menonjol dan lebih merah atau lebih pucat dari pada kulit sekitarnya dan seringkali disertai dengan rasa gatal yang hebat (Dorland, 2011). Urtikaria sering terjadi pada populasi, sekitar 25%. Histamin merupakan mediator utama penyebab terjadinya urtikaria meskipun imunohistokimia lainnya juga ikut berperan penting dalam terjadinya kasus kronis (Reamy, 2011).

e. Psoriasis

Sekitar 80% pasien psoriasis dilaporkan mengalami siklus pruritus, dimana pruritus yang terjadi semakin parah pada malam hari sehingga mengganggu tidur. Pruritus biasanya dirasakan menyeluruh dan tidak dibatasi oleh bagian plak psoriasis (Reamy, 2011)

Patogenesis terjadinya pruritus pada psoriasis masih belum diketahui. Teori yang paling sering didiskusikan adalah inervasi yang terganggu dan ketidakseimbangan neuropati pada kulit penderita psoriasis. Hal lain yang merupakan penyebab pruritus adalah peningkatan interleukin 2 atau abnormalitas vaskularisasi. Data terakhir dikatakan bahwa pruritus bisa dirangsang oleh sistem opioid, prostanoid, interleukin 31, serotonin ataupun protease (Reich dan Szepietowski, 2007).

f. Dermatitis Kontak

(47)

g. Penyakit Ginjal Kronik dan Liver Disease

Menurut data, lebih dari 50% pasien dengan penyakit ginjal kronis mengalami pruritus. Presentase meningkat pada pasien yang mengalami dialisis sekitar 80%. Pruritus yang dirasakan biasanya menyeluruh tetapi bisa juga terlokalisasi pada bagian punggung (Reamy, 2011). Pada liver disease, pruritus disebabkan oleh sekresi garam empedu yang terganggu. Pruritus dapat dirasakan pada seluruh anggota tubuh tetapi bagian telapak tangan dan telapak kaki merupakan bagian yang paling gatal (Reamy, 2011).

h. Liken Planus

Liken planus adalah kondisi inflamasi pada mukokutaneus. Gejala khas pada liken planus adalah 6P yaitu pruritus, poligonal, planar (flat-topped), papul berwarna ungu, dan plak. Pruritus yang dirasakan pada liken planus cukup mengganggu, biasanya pruritus dikaitkan dengan atopik dermatitis (Katta, 2000)

i. Atopik Ekzema

Atopik ekzema atau yang sering disebut dengan dermatitis atopik adalah penyakit kronis dengan inflamasi yang disertai pruritus. Patogenesis atopik ekzema sebenarnya belum diketahui tetapi kelainan pada kulit ini adalah hasil dari defek fungsi pertahanan kulit, abnormalitas imun dan agen infeksi serta lingkungan. Defek fungsi pertahanan kulit dikaitkan dengan flaggrin gene dan defisiensi molekul lemak (ceramide). Defek ini mengakibatkan kulit kehilangan air secara transepidermal. Abnormalitas imun berkontribusi dalam peningkatan infeksi virus dan bakteri. Faktor ini menyebabkan aktifnya sel T pada kulit. Sel T yang aktif melepaskan kemokin dan sitokin proinflamasi (interleukin 4,5 dan Tumor Necrosis Factor) sehingga Ig E diproduksi. Produksi Ig E menyebabkan

pruritus dan inflamasi pada kulit (Watson dan Kapur, 2011).

j. Pitiriasis Rosea

(48)

13

panjang sejajar dengan garis lipatan kulit (Dorland, 2011). Penyebab Pitiriasis rosea belum diketahui secara pasti. Tidak ada gejala yang spesifik tetapi salah satu gejala yang khas adalah pruritus. Pruritus yang dirasakan bisa bervariasi tetapi 25% pasien mengeluhkan pruritus ringan sampai berat (Stulberg dan Wolfrey, 2004)

k. Hiper/hipotiroid dan Defisiensi Zat Besi

Pruritus dapat terjadi pada pasien hipertiroid. Hal ini mungkin terjadi karena sifat hangat dan lembab yang selalu menyertai kulit pasien hipertiroid. Faktanya penyebab pasti pruritus pada hipertiroid masih belum diketahui. Pruritus yang berkenaan dengan hipertiroid juga bisa dikarenakan kolestasis dan jaundice pada sebagian kasus. Pruritus juga terdapat pada pasien hipotiroid meskipun angka kejadiannya sedikit. Pada pasien hipotiroid, pruritus dihubungkan dengan kejadian xerosis (Karnath, 2005). Defisiensi zat besi juga bisa menyebabkan pruritus tetapi patogenesisnya masih belum diketahui (Yonova, 2007).

l. Dermatofitosis

Infeksi Dermatofita dapat menyebabkan pruritus lokal dan ruam yang ditandai dengan central-healing. Tinea pedis (athlete’s foot) biasanya terjadi diantara jari-jari kaki yang kering. Infeksi Tinea juga bisa terjadi di beberapa bagian tubuh, termasuk tungkai tubuh, selangkangan dan kulit kepala (Reamy, 2011).

m. HIV yang Berhubungan dengan Kulit

(49)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap pasangan yang sudah menikah berharap ingin memiliki keturunan, terutama bagi seorang wanita. Keturunan tidak semata-mata hadir begitu saja, tetapi didapatkan melalui proses yang panjang mulai dari kehamilan hingga melahirkan.

Kehamilan adalah keadaan mengandung embrio atau fetus yang bertumbuh di dalam tubuh setelah penyentuhan sel telur dengan spermatozoon (Dorland, 2011). Lama kehamilan normal biasanya berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional terhitung mulai dari terakhir haid (Adriaansz dan Hanafiah, 2010). Akan tetapi secara medis kehamilan dihitung mulai dari proses pembuahan sel telur wanita oleh spermatozoa pria (Rachimhadhi, 2010).

Ibu hamil mengalami fluktuasi hormon yang bisa menyebabkan perubahan kulit. Perubahan kulit yang terjadi ketika seorang ibu hamil antara lain hiperpigmentasi, melasma, linea nigra, stretch marks, varises dan pruritus (Leffell, 2000).

Tidak sedikit wanita mengalami masalah pruritus saat kehamilan. Berdasarkan penelitian, sekitar 18% wanita hamil mengalami pruritus (Weisshaar dan Dalgard, 2009). Di Perancis melalui sebuah studi prospektif dari 3192 wanita hamil hanya 1.6% yang mengalami pruritus (Roger, et al., 1994). Di India dari 200 wanita hamil, pruritus merupakan gejala yang paling sering ditemukan yaitu sekitar 61.5%. (Chaudhary, Thomas, dan Williams, 2014).

(50)

2

kering juga dapat menyebabkan pruritus (Hollingworth, 2008). Selain itu perubahan fisiologis pada ibu hamil menginduksi terjadinya kandidiasis vulvovaginal yang juga memiliki manifestasi berupa pruritus (Aslam, et al. 2008). Pruritus mungkin dianggap hal biasa, tapi jika terus-menerus terjadi pada masa kehamilan mungkin akan mengganggu aktivitas keseharian seperti sukar tidur dan menyebabkan bekas pada kulit akibat garukan.

Berdasarkan semua perubahan-perubahan yang dialami oleh wanita hamil diatas, penulis memfokuskan untuk meneliti bagaimana hubungan antara usia kehamilan dengan pruritus.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana hubungan antara usia kehamilan dengan pruritus?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Menganalisis hubungan antara usia kehamilan (trimester kehamilan) dengan pruritus pada ibu hamil.

1.3.2 Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui gambaran kejadian pruritus berdasarkan usia kehamilan di klinik bersalin Kecamatan Medan Amplas Kota Medan.

2. Mengetahui waktu harian (pagi, siang dan malam) pruritus pada ibu hamil di klinik bersalin Kecamatan Medan Amplas Kota Medan. 3. Mengetahui lokasi (bagian tubuh) paling sering terjadinya pruritus

pada ibu hamil di klinik bersalin Kecamatan Medan Amplas Kota Medan.

4. Mengetahui aktifitas yang terganggu akibat pruritus pada ibu hamil di klinik bersalin Kecamatan Medan Amplas Kota Medan.

(51)

1.4 Manfaat Penelitiaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam: 1. Bidang akademik atau ilmiah

Sebagai masukan informasi mengenai hubungan antara usia kehamilan dengan pruritus.

2. Bidang pelayanan masyarakat

Meningkatkan wawasan dan pengetahuan terkait hubungan antara usia kehamilan dengan pruritus.

3. Bidang pengembangan penelitian

(52)

ii ABSTRAK

Tidak sedikit wanita yang mengalami masalah pruritus pada kehamilan. Pruritus pada kehamilan diinduksi oleh estrogen dan ada hubungannya dengan kolestasis. Perubahan metabolik, kondisi kulit kering dan kelainan kulit seperti kandidiasis juga bisa mencetuskan pruritus pada kehamilan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara usia kehamilan (trimester kehamilan) dengan pruritus pada ibu hamil.

Desain penelitian ini adalah observasional-analitik potong lintang. Sampel data pada penelitian ini adalah ibu hamil yang mengunjungi klinik bersalin, dengan jumlah sampel 76 ibu hamil. Data dalam penelitian ini merupakan data primer yang diperoleh dari kuesioner. yang disebarkan langsung kepada responden. Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan uji Chi Square.

Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara usia kehamilan dengan pruritus (p<0,05). Pruritus terjadi pada 69,7% wanita hamil. Gambaran pruritus terbanyakpada trimester 3 yaitu sebesar 47,4%, lokasi tersering pada perut sebesar 41,4%, serta kelainan objektif pada kulit terjadi pada 35,5% ibu hamil.

(53)

iii

candidiasis can also trigger pruritus. This research aims to analyze the relationship between gestational age (trimester) and pruritus.

This research method using an analytic-cross sectional research design. The sample used in this study are pregnant women who visited maternity hospital, with a total sample of 76. The data in this research is the primary data obtained from the questionnare which is distributed directly to responden. The hypothesis in this study were tested using the Chi Square test.

The result of this research shows significant relationship between gestational age and pruritus (p<0,05). Pruritus was present in 69,7% pregnant women. It could be described, third trimester had the highest incidence 47,4%, the abdomen was the most common sites 41,4%, and the specific disorder of skin was seen in 35,5% of pregnancy.

(54)

HUBUNGAN ANTARA USIA KEHAMILAN

DENGAN PRURITUS

Oleh :

DEAR PUTRI SAPTANOVA 120100252

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(55)

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh :

DEAR PUTRI SAPTANOVA 120100252

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(56)
(57)

ii

Perubahan metabolik, kondisi kulit kering dan kelainan kulit seperti kandidiasis juga bisa mencetuskan pruritus pada kehamilan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara usia kehamilan (trimester kehamilan) dengan pruritus pada ibu hamil.

Desain penelitian ini adalah observasional-analitik potong lintang. Sampel data pada penelitian ini adalah ibu hamil yang mengunjungi klinik bersalin, dengan jumlah sampel 76 ibu hamil. Data dalam penelitian ini merupakan data primer yang diperoleh dari kuesioner. yang disebarkan langsung kepada responden. Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan uji Chi Square.

Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara usia kehamilan dengan pruritus (p<0,05). Pruritus terjadi pada 69,7% wanita hamil. Gambaran pruritus terbanyakpada trimester 3 yaitu sebesar 47,4%, lokasi tersering pada perut sebesar 41,4%, serta kelainan objektif pada kulit terjadi pada 35,5% ibu hamil.

(58)

iii ABSTRACT

Pruritus is a common problem during pregnancy. Pruritus during pregnancy is induced by esterogen and cholestasis. Metabolic changes, dry skin, and skin disorder like candidiasis can also trigger pruritus. This research aims to analyze the relationship between gestational age (trimester) and pruritus.

This research method using an analytic-cross sectional research design. The sample used in this study are pregnant women who visited maternity hospital, with a total sample of 76. The data in this research is the primary data obtained from the questionnare which is distributed directly to responden. The hypothesis in this study were tested using the Chi Square test.

The result of this research shows significant relationship between gestational age and pruritus (p<0,05). Pruritus was present in 69,7% pregnant women. It could be described, third trimester had the highest incidence 47,4%, the abdomen was the most common sites 41,4%, and the specific disorder of skin was seen in 35,5% of pregnancy.

(59)

iv

memberikan rahmat dan anugerah-Nya serta senantiasa memberikan kesehatan, kesempatan, dan kekuatan bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini. Penelitian dengan judul “Hubungan antara Usia Kehamilan dengan Pruritus” ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Dalam penelitian ini, penulis banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tiada terhingga, yaitu kepada:

1. Prof. Dr. Gontar A Siregar, Sp PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. dr. Nelva K. Jusuf, Sp KK (K) selaku Dosen Pembimbing, terima kasih atas semua waktu dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis selama proses penelitian ini.

3. Dr. dr. H. R. Yusa Herwanto, M.Ked(ORL-HNS), Sp THT-KL (K) selaku Dosen Penguji I dan dr. Mustafa Mahmud Amin, M.Ked (KJ) Sp KJ selaku Dosen Penguji II, terima kasih atas semua waktu dan saran yang telah diberikan kepada penulis.

4. Kedua orangtua yang tidak henti-hentinya memberi dukungan moral dan materil, nasehat serta doanya kepada penulis beserta kakak yang aku cintai dan sayangi.

5. Teman-teman yang selalu memberikan semangat dan bantuannya.

(60)

v

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan-kekurangan dalam penelitian ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi kesempurnaan penelitian ini. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan di bidang Kedokteran.

Medan, 7 Desember 2015

(61)

vi

2.1.2 Perubahan Kulit selama Kehamilan ... 4

2.2Pruritus ... 5

2.2.1 Definisi Pruritus ... 5

2.2.2 Patofisiologi Pruritus ... 5

2.3Pruritus dengan Kehamilan ... 7

2.3.1 Faktor-Faktor Penyebab Pruritus pada Kehamilan ... 7

2.3.1.1Berhubungan dengan Kehamilan ... 7

2.3.1.2Tidak Berhubungan dengan Kehamilan ... 10

BAB 3 KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFENISI OPERASIONAL ... 14

3.1Kerangka Konsep Penelitian ... 14

3.2Hipotesis ... 14

(62)

vii

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 17

4.1Rancangan Penelitian ... 17

4.2Lokasi dan Waktu Penelitian ... 17

4.3Populasi dan Sampel Penelitian ... 17

4.3.1 Populasi Penelitian ... 17

4.3.2 Sampel Penelitian ... 17

4.3.3 Besar Sampel ... 18

4.4Metode Pengumpulan Data ... 19

4.5Metode Analisis Data ... 19

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 20

5.1Hasil Penelitian ... 20

5.1.1 Lokasi Penelitian ... 20

5.1.2 Karakteristik Responden ... 20

5.1.3 Gambaran Kejadian Pruritus Berdasarkan Usia Kehamilan .... 21

5.1.4 Waktu Harian Pruritus pada Ibu Hamil ... 22

5.1.5 Lokasi Tersering Terjadinya Pruritus pada Ibu Hamil ... 23

5.1.6 Aktifitas yang Terganggu akibat Pruritus pada Ibu Hamil ... 24

5.1.7 Kelainan Objektif yang Berhubungan dengan Pruritus pada Ibu Hamil ... 25

5.1.8 Hubungan antara Usia Kehamilan dengan Pruritus ... 26

5.2Pembahasan ... 27

5.2.1 Gambaran Kejadian Pruritus Berdasarkan Usia Kehamilan .... 27

5.2.2 Waktu Harian Pruritus pada Ibu Hamil ... 28

5.2.3 Lokasi Tersering Terjadinya Pruritus pada Ibu Hamil ... 28

5.2.4 Aktifitas yang Terganggu akibat Pruritus pada Ibu Hamil ... 28

5.2.5 Kelainan Objektif yang Berhubungan dengan Pruritus pada Ibu Hamil ... 29

5.2.6 Hubungan antara Usia Kehamilan dengan Pruritus ... 29

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 31

6.1Kesimpulan ... 31

6.2Saran ... 31

(63)

viii

Tabel 2.1 Penyebab tersering pruritus pada kehamilan ... 9

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur ... 20

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Kehamilan ... 21

Tabel 5.3 Gambaran Kejadian Pruritus pada Kehamilan ... 21

Tabel 5.4 Gambaran Kejadian Pruritus Berdasarkan Usia Kehamilan ... 22

Tabel 5.5 Waktu Harian Pruritus ... 22

Tabel 5.6 Lokasi Pruritus ... 23

Tabel 5.7 Aktifitas yang Terganggu akibat Pruritus ... 24

Tabel 5.8 Jenis Aktifitas yang Terganggu akibat Pruritus ... 24

Tabel 5.9 Kelainan Objektif yang Berhubungan dengan Pruritus ... 25

Tabel 5.10 Jenis Kelainan Objektif Akibat Pruritus ... 26

(64)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(65)

x Lampiran 2 Lembar Penjelasan

Lampiran 3 Lembar Persetujuan Lampiran 4 Kuesioner

Gambar

Gambaran pruritus
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur
Tabel 5.3 Gambaran Kejadian Pruritus pada Kehamilan
Tabel 5.5 Waktu Harian Pruritus
+7

Referensi

Dokumen terkait

The primary objectives of this meeting were (1) to update participants on the current global and regional status of seasonal, avian and other novel influenza subtypes; (2)

- Apabila Tenaga Ahli DPR RI/Staf Administrasi Anggota pindah/ganti anggota, data-data yang bersangkutan dapat menggunakan data yang sudah ditransfer menjadi

Total PPA yang wajib dibentuk atas aset produktif Persentase kredit kepada UMKM terhadap total kredit Persentase kredit kepada Usaha Mikro Kecil (UMK) terhadap total

Prioritas pertama adalah penyempurnaan sistem dan disiplin kerja yang ada saat ini untuk mengatasi persoalan yang terkait dengan keterlambatan penerbitan. SOP yang sudah ada

Komisi Pemenuhan Pelayanan dan Pemerataan Penempatan Spesialis dan Subspesialis/ Committee on Fulfillment of.. Service &amp; Equity plocement Delfi

Hasil penelitian Maftukhah (2013) kepemilikan manajerial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal, hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan yang sebagian

Mengkritik realita politik saat ini yang didominasi oleh politik sekuler yang jauh dari nilai-nilai Islam dan cenderung menghalalkan segala cara. Sekuler yang dimaksudkan di

Kejahatan (crime) merupakan tingkah laku yang melanggar hukum dan melanggar norma-norma sosial, sehingga masyarakat menentangnya. rumusan permasalahan penelitian