• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Kantor Otoritas Bandar Udara Terhadap Pengawasan Keselamatan Penerbangan (Studi Kasus Pada Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah II Kualanamu Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Kantor Otoritas Bandar Udara Terhadap Pengawasan Keselamatan Penerbangan (Studi Kasus Pada Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah II Kualanamu Medan)"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, M. Khoirul dan Oetojo S, Asianti. 2004. Aplikasi Sistem Informasi. Amir, Jasuf. 1999. Auditing Pendekatan Terpadu. Yogyakarta: PEMBARUAN.

Badudu J.S dan Zain, Sutan Mohammad. 1996. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Bodar, George. 2000. Sistem Informasi. Jakarta: Salemba.

Donnelly, Gibson. 1996.Organisasi, Prilaku, Struktur, Proses. Jakarta: Erlangga.

Dahlan, Alwi, dkk. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Herujito, Yayat M. Publisher, : Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia

Handayaningrat, Soewarno. (1985). Sistem Birokrasi Pemerintah.Jakarta: CV Mas Agung.

Handoko. (2001). Efektivitas Organisasi. Jakarta: Erlangga

Hartono, Jogiyanto. (2004). Pengenalan Komputer Dasar Ilmu Komputer, Pemograman,

Sistem Informasi dan Intelegensi Buatan. Yogyakarta: AND

Indrajit, Richardus Eko. (2002). Electronic Government, Strategi Pembangunan dan

Kertodipuro, Sarwoto. (1985). Dasar-dasar Organisasi dan Manajemen. Jakarta: Ghalia

Indonesia.

Kountur, Ronny. (2004). Metode Penelitian. Jakarta: PPM.

(2)

Mahmudi. (2005). Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Martadisastra, Ukasah. (2002). Azas-Azas Manajemen Konsep dan Aplikasinya. Bandung:

Dinamika.

Manajemen Bagi Pemerintahan di Era Otonomi Daerah SIMDA.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Moenir, H.A.S. (2006). Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

M. Manullang, 1977. Dasar-dasar Manajemen. Medan: Monara.

Muljono, Teguh Pudjo. (2001). Manajemen penerbangan indonesia. Yogyakarta: BPFE.

Ratminto, Atik. (2006). Manajemen Pelayanan : Pengembangan Model Konseptual,

Penerapan Citizen’s Charter dan Standar Pelayanan Minimal. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Sutopo dan Suryanto, Adi. 2003. Pelayanan Prima. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Republik Indonesia.

Sedarmayanti. (1995). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: Ilham Jaya

Siagian, Sondang P. (2005). Manajemen Stratejik. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Sirait, Alfonsus. (1991). Manajemen. Jakarta: Erlangga.

Steers, M Richard. (1985). Efektivitas Organisasi Perusahaan. Jakarta: Erlangga.

Sugiyono. (2005). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABET.

(3)

Kencana.

Susanto, Azhar.(2004). Sistem Informasi Manajemen:Konsep dan Pengembangan.

Bandung:Lingga Jaya.

Supriyono. (2000). Sistem Pengendalian Manajemen. Jakarta: Erlangga.

Sutanta. (2003). E-Government. Jakarta: Erlangga

Sutarbi, Tata. (2005). Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: ANDI.

Suwatno. (2001). Asas-Asas Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Suci Press.

Undang-Undang Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan Undang-Undang

Undang-Undang nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan Negara

PERMENHUB nomor 41 tahun 2011 tentang organisasi dan tata kerja kantor otoritas bandara udara .

PERMENHUB nomor 168 tahun 2015 tentang organisasi dan tata kerja kemenhub

PERMENHUB nomor 22 tahun 2015 tentang peningkatan fungsi dan pengendalian pengawasan oleh kantor otoritas bandara

(4)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1 Sejarah Kantor Otoritas Bandara Kualanamu Wilayah II Medan

(5)

pembangunan kantor yang permanen juga telah selesai membuat Kantor Otoritas Bandara memiliki kantor tetap dan tidak akan berpindah lagi seperti kantor sebelumnya. Kepala kantor otoritas bandara KNIA dipimpin oleh Bapak Moh.Pramitohaji Soekarno. Pada tahun 2015, pimpinan kantor otoritas bandara juga digantikan oleh Bapak Ir.Novie Riyanto, M.SEA, Namun hanya selang waktu sebulan Bapak Ir.Novie Riyanto, M.SEA digantikan lagi oleh Bapak Nasir Usman. Kemudian pada pertengahan tahun 2015, pimpinan Kantor Otoritas Bandara dipimpin oleh Bapak Herson, S.H. Hingga saat ini Kantor Otoritas Bandara Kualanamu membawahi Bandara di 4 provinsi yang ada di Sumatera yakni Aceh, Sumatera Utara, Riau dan Kepulauan Riau. Sejak diberlakukan Peraturan Menteri Nomor 41 Tahun 2011, beban kerja Kantor Otoritas Bandara Kualanamu semakin bertambah. Sebagai suatu regulator di bandara, kantor otoritas bandara memiliki wewenang untuk menilai kinerja Angkasa Pura sebagai operator di bandara. Kantor otoritas bandara mengawasi apakah Angkasa Pura sudah menjalankan tugas dan fungsi sesuai dengan peraturan yang telah dibuat oleh Pemerintah. Kantor Otoritas bandara juga berhak menegur Angkasa Pura apabila tidak menjalankan fungsi sesuai dengan peraturan yang telah dibuat oleh pemerintah.

Kantor OtoritasBandar Udara Internasional KNIA yang selanjutnya dikenal dengan Otbandara Kualanamu adalah organisasi yang dibentuk oleh Menteri Perhubungan Republik Indonesia dalam sebuah Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 41 Tahun 2011. Organisasi dan Tata Kerja Kantor Otoritas Bandar Udara meliputi 10 (sepuluh) Otbandara di Indonesia yaitu :

1. Otbandara Internasional Jakarta Soekarno-Hatta 2. Otbandara KNIA-Medan

(6)

4. Otbandara Ngurah Rai-Denpasar 5. Otbandara Hasanuddin-Makassar 6. Otbandara Minangkabau

7. Otbandara Balikpapan

8. Otbandara Samratulangi-Sulut 9. Otbandara Manokwari

10. Otbandara Mopah-Papua

Kantor Otbandara dibentuk dalam rangka meningkatkan daya guna danhasil guna fungsi pemerintahan serta pelayanan kepada masyarakat pada BandarUdara yang dikelola oleh Badan Usaha Kebandarudaraan dalam hal ini PT.(Persero) Angkasa Pura.

3.2 Dasar Hukum

a. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan. b. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

c. PERMENHUB Nomor 41 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Otoritas Bandara Udara.

d. PERMENHUB Nomor 168 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kemenhub. e. PERMENHUB Nomor 22 Tahun 2015 tentang Peningkatan Fungsi dan Pengendalian

Pengawasan oleh Kantor Otoritas Bandara.

f. PERMENHUB Nomor K.P. 430 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kemenhub Tahun 2015-2019.

(7)

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 41 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Otoritas Bandar Udara.

3.3 Visi Dan Misi Direktorat Jenderal Perhubungan Udara 3.3.1 Visi

Terwujudnya penyelenggaraan transportasi udara yang handal, berdaya saing, dan memberikan nilai tambah dalam mendukung ketahanan nasional.

3.3.2 Misi

1. Meningkatkan pelayanan jasa transportasi udara untuk mewujudkan koneksivitas nasional.

2. Meningkatkan keselamatan, keamanan dan kehandalan transportasi udara dalam upaya peningkatan pelayanan jasa transportasi udara.

3. Peningkatan penyelenggaraan penelitian, pengembangan dan penerapan IPTEK dalam rangka pengembangan teknologi informasi yang ramah lingkungan.

4. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia dan reformasi kelembagaan dan regulasi.

Tujuan yang hendak dicapai Direktorat Jenderal Perhubungan Udara adalah :

1. Mewujudkan keselamatan dan keamanan penyelenggaraan pelayanan transportasi udara.

(8)

3. Mewujudkan peningkatan kapasitas pelayanan sarana dan prasarana transportasi udara.

4. Meningkatkan profesionalisme SDM transportasi udara terhadap pembangunan nasional yang berkelanjutan.

5. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik.

(9)

3.5 Tugas Pokok dan Fungsi

Pelaksanaan pengaturan pengendalian dan pengawasan terhadap keselamatan, keamanan, kelancaran serta kenyamanan penerbangan di Bandar udara; bidang fasilitas, pelayanan dan pengoperasian bandar udara, penggunaan lahan daratan dan/atau perairan Bandar udara sesuai dengan rencana induk Bandar udara; penggunaan kawasan keselamatan operasi penerbangan (KKOP) dan daerah lingkungan kerja (DLKr) serta daerah lingkungan kepentingan Bandar udara (DLKP); pelaksanaan standar kinerja operasional pelayanan Bandar udara, angkutan udara, keamanan penerbangan, pesawat udara dan navigasi penerbangan; pelaksanaan pelestarian lingkungan Bandar udara; di bidang angkutan udara, kelaikudaraan dan pengoperasian pesawat udara, pelaksanaan ketenteuan mengenai organisasi perawatan pesawat udara, serta sertifikat kompetensi dan lisensi personel pengoperasian pesawat udara, bidang keamanan kegiatan pemerintahan di Bandar udara. Pelaksanaan koordinasi kegiatan pemerintahan di Bandar udara; pemberian sertifikat kelaikudaraan standar lanjutan untuk pesawat udara bukan kategori transport atau bukan niaga dan pelaksanaan urusan administrasi dan kerumahtanggaan kantor otoritas Bandar udara.

Berikut beberapa tugas pokok dan fungsi masing-masing jabatan di kantor otoritas Bandar udara :

1. Kepala Bagian Tata Usaha

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi:

(10)

b. pelaksanaan urusan perbendaharaan, akuntansi, verifikasi, pengelolaan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP), pengelolaan Barang Milik Negara (BMN);

c. pelaksanaan administrasi penerbitan izin pergerakan orang dan kendaraan di daerah keamanan terbatas (SecurityRestricted Area/SRA) pada bandar udara yang diusahakan dan menjadi tempat kedudukan Kantor Otoritas Bandar Udara;

d. pelaksanaan urusan kepegawaian;

e.pelaksanaan urusan hukum. hubungan masyarakat, surat menyurat, kearsipan dan dokumentasi, pelayanan informasi publik, perlengkapan serta rumah tangga;

f. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan.

1.1 Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan

Subbagian Perencanaan dan Keuangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana strategis, rencana kerja dan program kegiatan, pengelolaan data dan informasi, urusan perbendaharaan, akuntansi, verifikasi, pengelolaan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP), pengelolaan Barang Milik Negara (BMN), administrasi penerbitan izin pergerakan orang dan kendaraan di daerah keamanan terbatas (Security Restricted Area/SRA) serta evaluasi dan pelaporan.

1.2 Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

(11)

Bidang Pelayanan dan Pengoperasian Bandar Udaramempunyai tugas melaksanakan penyiapan pengaturan, pengendalian dan pengawasan di bidang fasilitas dan peralatan bandar udara, pelayanan dan pengoperasian bandar udara, penyiapan pengendalian dan pengawasan penggunaan lahan daratan dan/atau perairan bandar udara sesuai dengan rencana induk bandar udara, penggunaan Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) dan Daerah Lingkungan Kelja (DLKr) serta Daerah lingkungan Kepentingan Bandar Udara (DLKP), pelestarian lingkungan bandar udara, fasilitas dan peralatan navigasi penerbangan, pelaksanaan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan standar kinerja operasional pelayanan peralatan, fasilitas, pelayanan dan pengoperasian bandar udara dan navigasi penerbangan dan pengoperasian bandar udara serta sertifikat kompetensi dan lisensi personel bandar udara dan navigasi penerbangan.

3. Bidang Pelayanan dan Pengoperasian Bandar Udara

Bidang Pelayanan dan Pengoperasian Bandar Udaramenyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan bahan pcngaturan, pengawasan dan pengendalian fasilitas dan peralatan bandar udara;

b. penyiapan bahan pengawasan dan pengendalian fasilitas dan peralatan navigasi penerbangan;

c. penyiapan bahan pengawasan dan pengendalian pelayanan dan tariff jasa kebandarudaraan serta jasa terkait bandar udara;

d. penyiapan bahan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan rencana induk bandar udara;

(12)

f. penyiapan bahan pelaksanaan pengaturan, pengendalian dan pengawasan pelaksanaan standar kinerja operasional pelayanan bandar udara; dan

g. penyiapan bahan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan Standar Operasional Prosedur (SOP), sertifikat kompetensi dan lisensi personel bandar udara dan navigasi penerbangan.

3.1 Seksi Fasilitas dan Pelayanan Bandar Udara

Seksi Fasilitas dan Pelayanan Bandar Udara mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengaturan fasilitas, peralatan dan pelayanan bandar udara serta penyiapan bahan pengawasan dan pengendalian peralatan dan fasilitas bandar udara dan navigasi penerbangan, tarif jasa kebandarudaraan serta jasa terkait bandar udara serta pelaksanaan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan standar kinerja operasional fasilitas, peralatan dan pelayanan bandar udara dan navigasi penerbangan.

3.2 Seksi Pengoperasian Bandar Udara

Seksi Pengoperasian Bandar Udara mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan rencana induk bandar udara, pelestarian lingkungan, sertifikat kompetensi dan lisensi personel Bandar udara dan navigasi penerbangan.

4. Bidang Keamanan, Angkutan Udara dan Kelaikudaraan

(13)

barang berbahaya, pelayanan darurat, serta pengawasan kelaikudaraan dan pengoperasian pesawat udara, pelaksanaan ketentuan mengenai organisasi perawatan pesawat udara, sertifikat kompetensi dan lisensi personel keamanan penerbangan, penanganan pengangkutan barang berbahaya dan pelayanan darurat, pengoperasian pesawat udara, pelaksanaan Standar Operasional Prosedur (SOP), standar kinerja operasional pelayanan keamanan penerbangan, penanganan pengangkutan barang berbahaya, pelayanan darurat, kegiatan angkutan udara dan pengoperasian pesawat udara, pemberian sertifikat kelaikudaraan standar lanjutan (continous airworthinesscertificate) untuk pesawat udara bukan kategori transport (nontransport category) atau bukan niaga (non commercial) serta pelaksanaan dan koordinasi fasilitasi kegiatan penerbangan internasional (Facilitation/FAL).

5. Bidang Keamanan, Angkutan Udara dan Kelaikudaraan

Bidang Keamanan, Angkutan Udara dan Kelaikudaraan menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan bahan pengaturan, pengendalian dan pengawasan angkutan udara dan kegiatan usaha penunjang angkutan udara;

b. penyiapan bahan pengendalian dan pengawasan tarif jasa angkutan udara dan penunjang angkutan udara;

c. penyiapan bahan pelaksanaan dan koordinasi fasilitasi kegiatan penerbangan internasional (Facilitation/FAL);

(14)

e. penyiapan bahan pengendalian dan pengawasan kegiatan usaha jasa penanganan pengangkutan barang berbahaya (RegulatedAgent);

f. penyiapan bahan pelaksanaan pengujian, penilaian dan pemeriksaan usulan izin serta pengawasan pergerakan orang dan kendaraan di daerah keamanan terbatas (Security RestrictedArea/SRA) pada bandar udara yang diusahakan dan menjadi tempat kedudukan Kantor Otoritas Bandar Udara;

g. penyiapan bahan pengawasan kelaikudaraan dan pengoperasian pesawat udara, pelaksanaan ketentuan mengenai organisasi perawatan pesawat udara, pelaksanaan Standar Operasional Prosedur (SOP) angkutan udara, pesawat udara, pelayanan keamanan penerbangan, penanganan pengangkutan barang berbahaya dan pelayanan darurat, serta sertifikat kompetensi dan lisensi personel pengoperasian pesawat udara, keamanan penerbangan, penanganan pengangkutan barang berbahaya dan pelayanan darurat, serta pelaksanaan standar kinerja operasional pelayanan keamanan penerbangan dan pelayanan darurat, angkutan udara dan kegiatan usaha penunjang angkutan udara serta pengoperasian pesawat udara; dan

h. penyiapan bahan pemberian sertifikat kelaikudaraan standar lanjutan (contino us airworthiness certificate) untuk pesawat udara bukan kategori transport (non transport category) atau bukan niaga (non commercial).

6. Seksi Keamanan Penerbangan dan Pelayanan Darurat

(15)

Standar Operasional Prosedur (SOP) keamanan penerbangan, penanganan pengangkutan barang berbahaya dan standar kinerja operasional keamanan penerbangan, pelayanan darurat, sertifikat kompetensi dan lisensi personil keamanan penerbangan, PKP-PK dan salvage serta pengujian, penilaian dan pemeriksaan usulan izin serta pengawasan pergerakan orang dan kendaraan di daerah keamanan terbatas (Security Restricted Area/SRA) pada Bandar udara yang diusahakandan menjadi tempat kedudukan Kantor Otoritas Bandar Udara.

7. Seksi Angkutan Udara, Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara

(16)

BAB IV

PENYAJIAN DATA

Dalam bab ini penulis akan memaparkan berbagai data yang telah berhasildihimpun selama penulis melakukan penelitian selama kurang lebih dalam waktu tiga bulan.Data yang disajikan berikut merupakan data dari berbagai teknik pengumpulan databaik primer maupun sekunder.Hasil dari penyajian data ini tidak bersifat baku, dimana penyajiannyaseluruhnya sesuai dengan yang didapat di lapangan, melainkan penulis mencobamelakukan sedikit perubahan agar maksud yang hendak disampaikan dapatdipahami, namun tentu dengan tidak mengubah hasil akhir dari penelitian itusendiri.

Data yang disajikan dalam bab ini selanjutnya akan menjadi bahan analisispenulis terhadap fenomena yang sedang diteliti yang akan diuraikan pada babselanjutnya, sekaligus menjadi bukti dari fakta fenomena itu sendiri.Berikut ini adalah penyajian data-data yang diperoleh melalui metodewawancara dengan berbagai informan baik dari informan kunci yaitu pihakinternal Kantor otoritas Bandara KNIA-Medan maupun informanutama yaitu masyarakat.

Adapun daftar pertanyaan dalam wawancara ini disesuaikan dengandefenisi operasional dalam penelitian, yang juga merupakan kunci guna menjawabfenomena yang diteliti.

4 .1 Peranan Kantor Otoritas Bandar Udara 4.1.1 Fungsi Kantor Otoritas Bandar Udara

(17)

operasi penerbangan (KKOP) dan daerah lingkungan kerja (DLKr) serta daerah lingkungan kepentingan Bandar udara (DLKP); pelaksanaan standar kinerja operasional pelayanan Bandar udara, angkutan udara, keamanan penerbangan, pesawat udara dan navigasi penerbangan; pelaksanaan pelestarian lingkungan Bandar udara; di bidang angkutan udara, kelaikudaraan dan pengoperasian pesawat udara, pelaksanaan ketenteuan mengenai organisasi perawatan pesawat udara, serta sertifikat kompetensi dan lisensi personel pengoperasian pesawat udara, bidang keamanan kegiatan pemerintahan di Bandar udara seperti keterangan yang disampaikan olehBapak Herson, S.H selaku KepalaKantor Otoritas Bandara Wilayah II KNIA –Medan yang menjelaskan usaha kantor otoritas terkait meningkatkan fungsi pada kantor Otband yang menyatakan bahwa :

”Usaha yang dilaksanakan dalam meningkatkan fungsi Kantor Otoritas Bandar Udara Kualanamu-Medan yakni, peningkatan kualitas SDM melalui training-training dan kompetensi terkait dengan fungsi dan tugas masing-masing bidang yang ada. Pengajuan anggaran guna mendukung kegiatan-kegiatan. Serta melakukan koordinasi antar Kantor Otoritas Bandar Udara yang ada di Indonesia.”(Hasil wawancara pada tanggal 2 April 2016)

Dijelaskan bahwa melalui peningkatan pelatihan dalam bentuk workshop dapat meningkatkan kualitas SDM pada kantor otoritas Bandara Kualanamu, berbeda dengan pendapat Bapak Agung Pracayanto, S.T, M.Si, selaku Kepala Bidang Keamanan, Angkutan Udara dan Kelaikudaraan Bandar Udara KNIA yang menyatakan :

(18)

kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. Sejalan dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang penerbangan, dimana Kantor Otoritas Bandar Udara kedepannya diharapkan segera terealisasi menjadi otoritas bandar udara. Otoritas bandar udara adalah lembaga pemerintah yang diangkat oleh menteri dan memiliki kewenangan untuk menjalankan dan melakukan pengawasan terhadap terpenuhinya ketentuan peraturan perundang-undangan untuk menjamin keselamatan, keamanan, dan pelayanan penerbangan (pasal 1 ayat 45 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009). Untuk mencapai hal tersebut Kntor Otoritas Bandar Udara Kualanamu-Medan banyak mengikuti diskusi-diskusi dengan pihak terkait mengenai pembahasan seputar otoritas bandara.” (Hasil wawancara pada tanggal 6 April 2016)

Pendapat berbeda juga dijelaskan oleh Bapak Robert M.H, S.IPEM selaku Kasi Angud, Kelaikudaraan dan pengoperasian pesawat Udara yang menjelaskan tentang fungsi kantor otband sesuai dengan tugas pokok dan fungsi sesuai undang-undang nomor 41 tahun 2011 pada pengoprasian udara menjelaskan bahwa :

(19)

Berbeda dengan pengoprasian bandara udara, selain melakukan pengawsan dan pemeriksaan yang terkoneksi pada bandara. Kantor otoritas bandara juga melaksanakan pemeriksanaan pada kartu pengenal area pada bandara seperti yang dikemukana oleh Bapak Sigit Y.P Munthe, ST, M.M selaku Kasi Pengoperasian Bandar Udara yang menyatakan bahwa :

“Untuk pelaksanaan pengawasan GSE/STKP dan pergerakan pada NPA/RPA yakni memeriksa apakah orang-orang menggunakan PAS atau tidak, apakah PAS digunakan pada area sesuai dengan area yang tertera pada PAS orang-orang/pekerja di Bandar Udara. Kemudian apakah Kendaraan yang beroperasi di Bandar Udara memiliki stiker/platform, apakah pengemudi kendaraan memiliki izin mengemudi pada NPA/RPA, dan apakah operator penerbangan memiliki STKP atau tidak.” (Hasil wawancara pada tanggal 20 April 2016) Kantor otoritas bandara juga melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan kinerja pada kantor otband yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja kantor otoritas bandara dalam melakukan pengawasan dan keselamatan penerbangan seperti yang dikemukakan oleh Bapak Herson, S.H selaku KepalaKantor Otoritas Bandara Wilayah II KNIA–Medan yang menyatakan bahwa :

”Kebutuhan Kantorotoritas Bandar Udara Kualanamu-Medan dalamupaya peningkatan fungsi yakni SDM yang berkualitas, peralatan yangmemadai, dan regulasi yang mendukung.”(Hasil wawancara pada tanggal 2 April 2016)

(20)

Keamanan, Angkutan Udara dan Kelaikudaraan Bandar Udara KNIA yang menyatakan tentang hal yang dibutuhkan untuk meningkatkan fungsi kantor otband yakni :

”Yang sangat dibutukan dalam usaha meningkatkan fungsi Kantor Otoritas Bandar Udara Kualanamu-Medan adalah SDM berkualitas. Sebab dilihat dari jumlah SDM yang ada di bidang Keamanan, Keselamatan dan Kelancaran Penerbangan (K3P) sangat terbatas. Untuk Keamanan Angkutan Udara dan Kelaikudaraan Bandar Udara KNIA, terdiri dari 1 orang ketua kelompok dan 5 orang anggota. Untuk Kelompok Pelaksanaan Pengawasan GSE/STKP dan Pergerakan Pada NPA/RPA, terdiri dari 1 orang ketua kelompok dan 2 orang anggota. Dan untuk Kelompok Pelaksana Pengawasan Angkutan Udara, terdiri dari 1 orang ketua kelompok dan 4 orang anggota. Dari jumlah pegawai yang ada di bidang K3P saat ini,dirasa masih kurang untuk melaksanakan kegiatan pengawasan di Bandar Udara Kualanamu-Medan yang dapat dikatakan memiliki area cukup luas.”(Hasil wawancara pada tanggal 6 April 2016)

Menurut peraturan menteri tahun 2011 tentang tata organisasi kantor otoritas bandara dijelaskan tugas pokok dan fungsi pada setiap bidang yang ada. Tentunya Fungsi untuk meningkatkan peran kantor otoritas bandara berbeda pada setiap bidangnya seperti halnya yang di kemukakan olehBapak Robert M.H, S.IPEM selaku Kasi Angud, Kelaikudaraan dan pengoperasian pesawat Udara yang menyatakan bahwa :

(21)

Dijelaskan diatas bahwa kantor otoritas bandara telah memiliki ahli dalam dunia penerbangan yang merupakan lulusan dari pergruruan tinggi terbaik kantor otoritas bandara dibentuk melalui PM 41 Tahun 2011 yang telah menggantikan peran kantor administrator bandara. Dalam tugasnya kantor otband juga berkordinasi dengan banyak pihak untuk memudahkan kinerja kantor otband yang cukup luas cakupannya seperti yang dijelaskan oleh Bapak Herson, S.H selaku KepalaKantor Otoritas Bandara Wilayah II KNIA –Medan yang menyatakan bahwa :

”Koordinasi dengan instansi lainnya cukup baik dan dapat diterima semuakalangan, antara lain dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, PemkoMedan, Pangkalan TNI-AU Medan, Kepolisian maupun kalangan BUMNdan Swasta yang terkait dengan kegiatan penerbangan pada Bandar Udara Kualanamu-Medan.”(Hasil wawancara pada tanggal 2 April 2016)

Menurut pendapat ketua kantor otband kordinasi telah dilakukan hingga kepada aparat TNI untuk tetap saling menjaga dan saling berkordinasi . hal yang sama di ungkapkan olehBapak Agung Pracayanto, S.T, M.Si, selaku Kepala Bidang Keamanan, Angkutan Udara dan Kelaikudaraan Bandar Udara KNIA yang menyatakan bahwa :

”Mengenai koordinasi, Kantor Otoritas Bandar Udara Kualanamu-Medan menjalin koordinasi dengan instansi lain seperti, pihak arlines,Angkasa Pura II, Imigrasi, Bea Cukai, Karantina, TNI-AU dan KepolisianSumatera Utara.”(Hasil wawancara pada tanggal 6 April 2016)

(22)

dan juga berkordinasi dengan pihak teknisi dari pusat mengenai teknis lapangan Bandar udara KNIA medan seperti yang di jelaskan oleh Bapak Robert M.H, S.IPEM selaku Kasi Angud, Kelaikudaraan dan pengoperasian pesawat Udara

”Jika ada ditemukan kesalahan pada prosedur pengoperasian pesawatudara, Kantor Otoritas Bandara Kualanamu melasanakan koordinasidengan bagian teknisi pesawat yang kemudian mereka berkoordinasikepada pimpinan di Jakarta.”(Hasil wawancara pada tanggal 12 April 2016)

Selain berkordinasi dengan pemerintah pusat dan teknisi pusat untuk keperluan keamanan . kantor otband juga berkordinasi dengan pihak keamanan bandara yang selalu siap untuk mengamankan bandara dalam waktu 24 jam seperti yang dijelaskan oleh Bapak Sigit Y.P Munthe, ST, M.M selaku Kasi Pengoperasian Bandar Udara yang menyatakan bahwa :

”Untuk Pelaksanaan pengawasan pada GSE/STKP dan pergerakan padaNPA/RPA, pihak Kantor Otoritas Bandar Udara melakukankoordinasi dengan pihak security Bandar Udara yang berada dibawahNaungan Angkasa Pura II, untuk memeriksa setiap orang dan kendaraanterhadap penggunaan PAS dan Platform yang mana pihak bandara ini selalu siap 24 jam untuk pengamanan.”(Hasil wawancara pada tanggal 20 April 2016)

4 .2 Tugas Kantor Otoritas Bandar Udara

(23)

terhadap konsumen yang berada pada bandara seperti yang dikemukakan oleh Bapak Herson, S.H selaku KepalaKantor Otoritas Bandara Wilayah II KNIA –Medan yang menyatakan bahwa :

”Program-program yang dilaksanakan dalam pelaksanaan tugas seperti, melakukan pemantauan di lapangan, melakukan SIDAK bersama, melakukan ramp check, dan melakukan sosialisasi terhadap masyarakat maupun unsur-unsur yang terkait dengan peraturan terbaru tentang penerbangan.”(Hasil wawancara pada tanggal 2 April 2016)

Hal yang sama juga dijelaskan oleh Bapak Agung Pracayanto, S.T, M.Si, selaku Kepala Bidang Keamanan, Angkutan Udara, dan Kelaikudaraan Bandar Udara KNIA yang menyatakan bahwa:

”Sebagai bentuk pelaksanaan tugas, yakni melaksanakan pengawasanterhadap operasional Bandar Udara Kualanamu-Medan, Kantor OtoritasBandar Udara untuk 3 (tiga) kelompok di K3P melaksanakan ramp check.”(Hasil wawancara pada tanggal 6 April 2016)

Selain itu pelaksanaan kegiatan seperti inspeksi dan sidak juga dilakukan bekerjasama dengan pihak TNI AU untuk membantu sidak pada lokasi bandara KNIA Medan seperti yang dijelaskan oleh Bapak Sigit Y.P Munthe, ST, M.M selaku Kasi Pengoprasian Bandar Udara yang menjelaskan bahwa :

(24)

yangdilakukan secara acak bersama TNI-AU.”(Hasil wawancara pada tanggal 20 April 2016)

Berbeda dengan ibu Yani Kurniawati, S.Pd yang merupakan anggota Administrasi dan Hukum Bandar Udara KNIA Deli Serdang yang menjelaskan bahwa :

”Sebagai perpanjangan tangan dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, maka Kantor Otoritas Bandar Udara Kualanamu-Medan melakukan pengawasan kepada pihak Airlines. Mengawasi apakah peraturan-peraturan yang ada dilaksanakan dengan baik. Jika ditemukan kesalahan saat dilakukan pengawasan terhadap angkutan udara, maka izin terbang dari Airlines yang bersangkutan akan dicabut. Pesawat akan dilarang terbang saat itu juga dan hal tersebut segera dilaporkan kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Udara untuk kemudian ditindaklanjuti.”(Hasil wawancara pada tanggal 21 April 2016)

Terkait hasil dari program-program yang dilaksanakan Kantorotoritas Bandar Udara Kualanamu-Medan juga bertujuan untuk melihat sejauh mana kinerja dan peran kantor otoritas bandara dalam pengawasan keselamatan penerbangan seperti yang dijelaskan oleh Bapak Herson, S.H selaku KepalaKantor Otoritas Bandara Wilayah II KNIA – Medan bahwa :

(25)

menunjang kegiatan penerbangan yang secure dan safety.”(Hasil wawancara pada tanggal 2 April 2016)

Berbeda dengan penjelasan dari ibu Yani Kurniawati, S.Pd anggota Administrasi dan Hukum Bandar Udara KNIA Deli Serdang menjelaskan bahwa :

”Untuk pengawasan angkutan udara, program pengawasan terlaksanahampir 100% dan hasil pengawasan tersebut dilaporkan kepada DirektoratJenderal Perhubungan Udara.”

Terkait sarana dan prasarana yang mendukung kelancaranpelaksanaan tugas Kantorotoritas Bandar Udara Kualanamu-Medan juga sangat perlu untuk menunjang kinerja dan fungsi kantor otoritas bandara dalam menjalankan fungsi pengawasannya seperti yang dijelaskan oleh Bapak Herson, S.H selaku KepalaKantor Otoritas Bandara Wilayah II KNIA –Medan yang menyatakan bahwa :

”Untuk sarana dan prasarana yang dimiliki, untuk saat ini dirasa cukupnamun kemajuan teknologi penerbangan tidak pernah berhenti, untuk ituKantorotoritas Bandar Udara Kualanamu-Medan terus mengikutiperkembangan dengan mengadakan peralatan-peralatan yang terkaitdengan pelaksanaan tupoksi.”

Menurut penjelasan diatas keberadaan kantor otoritas bandara saat ini sudah cukup baik dari sebelumnya . tentunya kebutuhan setiap bidang berbeda terkait permasalahan fasilitas seperti yang dijelaskan oleh Bapak Agung Pracayanto, S.T, M.Si , selaku Kepala Bidang Keamanan, Angkutan Udara dan Kelaikudaraan Bandar Udara KNIA yang menyatakan bahwa :

(26)

patroli yang sudah cukup baik membantu para personil bandara untuk dapat beroprasi dengan maksimal.”(Hasil wawancara pada tanggal 6 April 2016)

Penjelasan diatas menjelaskan bahwa kebutuhan mobil patroli sangat perlu untuk memudahkan pegawai melakukan patroli di sekitar bandara KNIA Medan hal yang serupa dijelaskan juga oleh Bapak Robert M.H, S.IPEM selaku Kasi Angud, Kelaikudaraan dan pengoperasian pesawat Udara yang menyatakan bahwa :

”Mengenai sarana dan prasarana untuk pelaksanaan pengawasan pesawatudara sampai saat ini sudah cukup mengingat juga fasilitas dan kualitas bangunan yang masih baru serta mobil patrol yang cukup untuk meninjau langsung ke lapangan, karena pada bidang kami lebih sering terjun langsung ke lapangan dari pada di kantor.”(Hasil wawancara pada tanggal 12 April 2016)

Berbeda dengan penjelasan ibu Yani Kurniawati, S.Pd anggota Administrasi dan Hukum Bandar Udara KNIA Deli Serdang yang menjelaskan tentang posisi bangunan permanen yang jauh lebih baik dari sebelumnya yang telah dimiliki oleh kantor Otoritas Bandara saat ini yang menyatakan bahwa :

(27)

4 .3 Wewenang Kantor Otoritas Bandar Udara

Terkait kekuatan kewenangan yang dimiliki Kantorotoritas Bandar Udara Kualanamu-Medan Dalam pasal 2 Keputusan Menteri Perhubungan No KM . 41 tahun 2011, Kantor Otoritas Bandar Udara Mempunyai tugas penyelenggaraan pengawasan dan pengendalian di bidang keamanan, keselamatan dan kelancaran penerbangan serta keamanan dan ketertiban di bandar udara sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 2, seperti yang jelaskan oleh Bapak Herson, S.H selaku KepalaKantor Otoritas Bandara Wilayah II KNIA –Medan yang menyatakan bahwa :

” Sesuai dengan KM 41 Tahun 2011 tentang Kantor otoritas Bandar Udara, maka kewenangan kantor otoritas Bandar Udara adalah melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap kegiatan penerbangan di masing-masing Bandar Udara. Setiap temuan yang ada, akan dilaporkan ke Direktur Jenderal Perhubungan Udara sebagai otoritas tertinggi di bidang penerbangan.”(Hasil wawancara pada tanggal 2 April 2016)

Berbeda dengan penjelasan yang dijelaskan oleh Bapak Robert M.H, S.IPEM selaku Kasi Angud, Kelaikudaraan dan pengoperasian pesawat Udara yang menjelaskan mengenai kendala kewenangan yang dimiliki oleh pihak kantor otoritas bandara yang menjelaskan bahwa :

(28)

apabila ditemukan kesalahan atau penyimpangan di Bandar Udara oleh karena itu kewenangan yang terbatas membuat otoritas bandara hanya bisa merekomendasikan maskapai yang didapati membuat kesalahan untuk diberikan sanksi oleh dirjen Hubud di Jakarta.”(Hasil wawancara pada tanggal 12 April 2016)

Selain keterbatasan kewenangan kantor otoritas bandara juga hanya ditugaskan untuk merekomendasikan pihak yang bermasalah yang tidak mematuhi peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah melalui Undang-Undang seperti yang dijelaskan oleh Bapak Sigit Y.P Munthe, ST, M.M selaku Kasi Pengoperasian Bandar Udara yang menyatakan bahwa :

“Kantor otoritas bandara hanya memberikan rekomendasi kepada Dirjen Huhud apabila di temui kesalahan dan penyimpangan terhadap peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.”(Hasil wawancara pada tanggal 20 April 2016) Terkait benturan kewenangan Kantor otoritas BandarUdara dengan kewenangan instansi lainnya juga dirasakan oleh pihak kantor otoritas bandara yang masih menjadi masalah untuk segera diselesaikan, namun benturan itu juga jarang terjadi karena masing-masing bidang sudah memiliki tugas pokok dan fungsi untuk menjalankan tugas masing- masing seperti yang dijelaskan oleh Bapak Herson, S.H selaku KepalaKantor Otoritas Bandara Wilayah II KNIA –Medan

”Sampai saat ini benturan kewenangan tidak ada, karena masing-masinginstansi sudah berada pada rule masing-masing.”(Hasil wawancara pada tanggal 2 April 2016)

(29)

dalam menjalankan wewenangnya juga dirasakan oleh pihak kantor otoritas khususnya dalam kordinasi dan komunikasi antar bidang yang juga sesekali terjadi kesalahan dan juga masyarakat yang sulit untuk mengetahui tentang peraturan penerbangan akan keselamatan, seperti yang dijelaskan oleh Bapak Herson, S.H selaku KepalaKantor Otoritas Bandara Wilayah II KNIA–Medan yang menyatakan bahwa :

”Kendala-kendala yang dihadapi Kantorotoritas Bandar Udara Kualanamu-Medan dalam menjalankan kewenangannya diminimalisasi dengan dilakukannya sosialisasi, dengan sosialisasi diharapkan unsure-unsur ataupun pihak yang terkait dengan penerbangan dapat mengerti dan paham tentang tugas dan wewenang Kantorotoritas Bandar Udara Kualanamu-Medan. Demikian juga dengan masyarakat di sekitar bandar udara diberikan pemahaman, misalnya batas ketinggian banggunan, bahaya Sinar Laser yang saat ini sedang marak dan bahaya jika masyarakat mematuhi rambu-rambu bandara yang telah ditetapkan.”(Hasil wawancara pada tanggal 2 April 2016)

Terkait tindakan yang diambil Kantorotoritas Bandar Udara Kualanamu-Medan jika penyedia jasa penerbangan tidak memenuhistandar keselamatan penerbangan nasional maka pihak kantor otoritas bandara akan member peringatan kepada setiap maskapai yang tidak memenuhi persyaratan dan peraturan yang telah disusun oleh pemerintah seperti yang dijelaskan oleh Bapak Herson, S.H selaku KepalaKantor Otoritas Bandara Wilayah II KNIA–Medan yang menyatakan bahwa :

(30)

sebagai pengarah agar para maskapai dan perusahaan yang mencari keuntungan di bandara tidak keluar dari batas yang telah ditentukan, sangat disayangkan apabila jika tidak terdapat kantor otoritas di bandara tentu akan banyak terjadi masalah dan kinerja pada bandara menjadi tidak teratur. pemberian sanksi bagi maskapai yang melanggar akan di rekomendasikan ke dirjen perhubungan udara untuk di beri sanksi agar mengarah pada peraturan yang telah di tentukan pemerintah.”(Hasil wawancara pada tanggal 2 April 2016)

Peringatan akan diberikan kepada maskapai yang tidak memenuhi peraturan yang telah ditentukan oleh pemerintah melalui UU No.1 Tahun 2009 Pasal 10) tentang keselamatan penerbangan dan bahkan pihak otoritas bandara berhak untuk memberhentikan pengoprasian maskapai seperti yang dijelaskan oleh Bapak Agung Pracayanto, S.T, M.Si, selaku Kepala Bidang Keamanan, Angkutan Udara dan Kelaikudaraan Bandar Udara KNIA yang menyatakan bahwa :

(31)

4.4 Pengawasan Keselamatan Penerbangan 4.4.1 Audit

Terkait mengenai audit yang sering dilaksanakan , Audit adalah pemeriksaan yang terjadwal, sistematis, dan mendalam, terhadap prosedur, fasilitas, personil, dan dokumentasi organisasi penyedia jasa penerbangan untuk melihat tingkat kepatuhan terhadap ketentuan dan peraturan yang berlaku dan biasanya audit dilaksanakan oleh dirjen perhubungan udara pusat yang didampingi oleh pihak kantor otoritas bandara seperti yang dijelaskan oleh Bapak Herson, S.H selaku KepalaKantor Otoritas Bandara Wilayah II KNIA–Medan yang menyatakan bahwa :

”Kantor Otoritas Bandar Udara tidak melaksanakan audit, audit dilaksanakan oleh Direktotrat Jenderal Perhubungan Udara. Dalam pelaksanaannya, Kantor Otoritas Bandar Udara mendampingi tim dari pusat. Dasar pelaksanaan audit diambil dari hasil laporan-laporan yang disampaikan Kantor Otoritas Bandar Udara dan memantau hasil audit yang sebelumnya.”(Hasil wawancara pada tanggal 2 April 2016)

Penjelasan berbeda utarakan oleh bapak Robert M.H, S.H, IPEM selaku Kasi Angud, Kelaikudaraan dan pengoprasian pesawat Udara tentang Peraturan Menteri Perhubungan No.KM 8 Tahun 2010 tentang penjadwalan audit yang telah ditetapkan yang menyatakan bahwa :

(32)

yang merupakan tugas dari Kantor Otoritas Bandar Udara. Untuk Kantor Administrasi Bandar Udara Kualanamu audit yang sering dilaksanakan adalah audit terjadwal yakni 3 (tiga) kali dalam 1 (satu) bulan.”(Hasil wawancara pada tanggal 12 April 2016)

4 .4.2 Inspeksi

Terkait tingkat keseringan inspeksi dilaksanakan, Inspeksi, adalah pemeriksaan sederhana terhadap pemenuhan standar suatu produk akhir objek tertentu petunjuk pelaksanaan inspeksi diatur lebih lanjut oleh keputusan Direktur Jenderal, penjadwalan inspeksi juga telah ditentukan seperti yang dijelaskan oleh Bapak Herson, S.H selaku KepalaKantor Otoritas Bandara Wilayah II KNIA–Medan yang menyatakan bahwa :

”Inspeksi dilakukan secara acak, bisa 2 (dua) kali dalam sebulan tapiwaktunya tidak ditentukan, hal ini dilakukan guna menghindari bocornyainformasi sehingga para pelanggar dapat menghindar terlebih dahulu namun akhir-akhir ini sudah sangat sering dilakukannya inspeksi agar pelayanan bandara semakin baik dan terjaga.”(Hasil wawancara pada tanggal 2 April 2016)

Terkait sanksi yang diberikan apabila ditemukan kesalahan saat inspeksi juga telah ditetapkan melalui undang-undang nomor 1 tahun 2009 pasal 421 seperti yang dijelaskan oleh Bapak Herson, S.H selaku KepalaKantor Otoritas Bandara Wilayah II KNIA– Medan yang menyatakan bahwa :

(33)

di bandar udara, tanpa memperoleh izin dari otoritas bandar udara. Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 210 dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah).”(Hasil wawancara pada tanggal 2 April 2016)

Pendapat berbeda dijelaskan oleh Bapak Sigit Y.P Munthe, ST, M.M selaku Kasi Pengoperasian Bandar Udara mengenai sanksi kesalahan saat penggunaan PAS seperti peryataan berikut :

”Mengenai sanksi yang diberikan terkait pelanggaran terhadap kesalahan penggunaan PAS dan sebagainya saat inspeksi, maka PAS akan dicabut. Kemudian akan diberi PAS sementara yang memiliki jangka waktu berlaku selama 7 (tujuh) hari dan kemudian diberi pengarahan kepada orang-orang/pekerja di bandara untuk kemudian mengurusnya ke Kantor Otoritas Bandar Udara Kualanamu-Medan.”(Hasil wawancara pada tanggal 2 April 2016)

4.4.3 Pengamatan (Surveilance)

Terkait tingkat kepatuhan penyedia jasa penerbangan dilihatdari pengamatan yang dilakukan juga menjadi pekerjaan pihak kantor otoritas bandara . saat ini tingkat kepatuhan penyedia jasa terbilang baik seperti yang dijelaskan oleh Bapak Herson, S.H selaku KepalaKantor Otoritas Bandara Wilayah II KNIA–Medan yang menyatakan bahwa :

(34)

beberapa maskapai masih terbilang baik untuk pemenuhan peraturan yang ditetapkan pemerintah. Apabila terdapat pelanggaran yang di lakukan oleh pihak maskapai maka kantor otoritas bandara akan member peringatan dalam bentuk rekomendasi sanksi ke dirjen perhubungan udara.”(Hasil wawancara pada tanggal 2 April 2016)

Terkait kecenderungan kinerja keselamatan penerbangansetelah dilakukan evaluasi terhadap data, laporan dan informasi yang dilakukan pihak kantor otoritas bandara seperti yang dijelaskan oleh Bapak Agung Pracayanto, S.T, M.Si , selaku Kepala Bidang Keamanan, Angkutan Udara dan Kelaikudaraan Bandar Udara KNIA yang menyatakan bahwa :

”Mengenai kecenderungan kinerja akan budaya keselamatan penerbangandapat dikatakan aman. Keberadaan semua orang diketahui, hal ini dilihatdari apakah orang-orang atau kendaraan yang berada di NPA/RPAmenggunakan PAS atau memiliki stiker/platform pada kendaraan.”(Hasil wawancara pada tanggal 2 April 2016)

Terkait kesadaran penyedia jasa penerbangan di Bandar UdaraKualanamu-Medan akan pentingnya budaya keselamatan . dijelaskan oleh ibu Yani Kurniawati, S.Pd anggota Administrasi dan Hukum Bandar Udara KNIA Deli Serdang yang menyatakan bahwa :

(35)

terhadap apa-apa yang dapat menyebabkan kesalahan terhadap penerbangan. Orang-orang yang memberikan informasi berkaitan dengan keselamatan penerbangan akan diberi penghargaan, mengingat seringkali orang-orang takut memberi informasi karna takut akan terlibat dan berurusan dengan pihak yang berwajib. Mereka juga memiliki nomor khusus untuk melayani pengaduan dari customers langsung kepada pimpinan mereka.”(Hasil wawancara pada tanggal 2 April 2016)

Terkait sanksi yang diberikan kepada penyedia jasapenerbangan yang melakukan kesalahan dari pengamatan yang dilakukan berhak di catat oleh pihak kantor otoritas bandara sesuai dengan wewenang kantor otband seperti yang dijelaskan oleh Bapak Herson, S.H selaku KepalaKantor Otoritas Bandara Wilayah II KNIA–Medan yang menyatakan bahwa :

”Sanksi yang diberikan berupa peringatan, dengan catatan agar segeradilengkapi hal-hal yang masih kurang. Peringatan yang dimaksud adalah pemberian rekomendasi sanksi kepada dirjen hubud dan apabila mengulangi kesalahan maka sanksi tegas berupa pencabutan izin usaha akan dilakukan kepada maskapai yang melanggaran peraturan.”(Hasil wawancara pada tanggal 2 April 2016)

Selain itu pendapat berbeda juga dijelaskan oleh Bapak Sigit Y.P Munthe, ST, M.M selaku Kasi Pengoperasian Bandar Udara yang menjelaskan bahwa :

(36)

selama 7 (tujuh) hari dan kemudian diberi pengarahan kepada orang-orang/pekerja di bandara untuk kemudian mengurusnya ke Kantor Otoritas Bandar Udara Kualanamu-Medan.”(Hasil wawancara pada tanggal 2 April 2016) Terkait kesadaran penyedia jasa penerbangan di Bandar UdaraKualanamu-Medan akan pentingnya budaya keselamatan dijelaskan oleh Bapak Sigit Y.P Munthe, ST, M.M selaku Kasi Pengoperasian Bandar Udara yang menyatakan bahwa :

”Dari hasil pemantauan yang dilakukan Kator Otoritas Bandar Udara Kualanamu-Medan, pihak penyediaan jasa penerbangan dirasa sudahsadar akan pentingnya budaya keselamatan penerbangan. Hal ini dapat dilihat dari manajemen kendali mutu yang diterapkan perusahaan penerbangan Lion Air yang disebut dengan Ramp Safety Awarness. Dimana setiap orang harus peduli terhadap apa-apa yang dapat menyebabkan kesalahan terhadap penerbangan. Orang-orang yang memberikan informasi berkaitan dengan keselamatan penerbangan akan diberi penghargaan, mengingat seringkali orang-orang takut memberi informasi karna takut akan terlibat dan berurusan dengan pihak yang berwajib. Mereka juga memiliki nomor khusus untuk melayani pengaduan dari customers langsung kepada pimpinan mereka.”(Hasil wawancara pada tanggal 2 April 2016)

4.5 Wawancara Pengguna JasaPenerbanganBandar Udara Kualanamu- Medan

(37)

dunia penerbangan seperti yang dijelaskan oleh Bapak Rizal Efendi yang menyatakan bahwa :

”Kantor Otoritas Bandar Udara saat ini telah cukup partisipatif dalam upaya menciptakan keselamatan pe

nerbangan. Berdasarkan penjelasan saudara mengenai jadwal rutin yang dimiliki Kantor Otoritas Banda Udara Kualanamu dalam melaksanakan inspeksi baik pengawasan terhadap pesawat udara maupun pengawasan terhadap pergerakan orang di sisi udara, saya rasa itu telah membuktIkan bahwa Kantor Otoritas cukup partisipatif dalam upaya menciptakan keselamatan penerbangan khususnya pada Kantor Otoritas Bandar Udara Kualanamu-Medan.”(Hasil wawancara pada tanggal 2 April 2016)

Penjelasan diatas menjelaskan bahwa peran kantor otoritas bandara sangat partisipatif dalam menjalankan wewenang dan tugasnya di KNIA Medan . berbeda dengan penjelasan Ibu Lina Siahaan yang menjelaskan mengenai kualitas keselamatan penerbangan berdasarkan hasil kerja kantor otoritas bandara dijelaskan sebagai berikut :

(38)

berdasarkan keterangan saudara mengenai kewenangan yang dimiliki Kantor Otoritas Bandar Udara yang terbatas takutnya akan menghalangi peningkatan kualitas keselamatan penerbangan di Bandara Kualanamu-Medan ini.”(Hasil wawancara pada tanggal 2 April 2016)

Pejelasan diatas menjelaskan mengenai peran dan tugas kantor otoritas bandara yang bekerja baik dalam menjalankan pengawasan penerbangan di bandara . berikut dijelaskan tentang tingkat kecelakaan yang terjadi di bandara KNIA Medans setelah adanya peran dari kantor otoritas bandara dalam mengawasi kinerja maskapai dan pihak bandara yang dijelaskan oleh bapak John Sembiring yang menyatakan bahwa :

”Tingkat kecelakaan penerbangan di Bandar Udara Kualanamu menurut saya dapat dikatakan cukup rendah. Apalagi setelah dibentuknya Kantor Otoritas Bandar Udara yang memiliki tugas sebagai pelaksana pengawasan dan pengendalian dibidang kemanan, keselamatan dan kelancaran penerbangan (K3P) serta keamanan,dan ketertiban di bandar udara (K2B). Dengan adanya kegiatan pengawasan yang dilakukan, saya atau siapapun akan lebih nyaman dan percaya menggunakan jasa transportasi penerbangan. Kedepannya saya harap agar Kantor Otoritas Bandar Udara Kualanamu-Medan tidak hanya sebagai pengawas namun juga dapat memberikan sanksi tegas atau reaksi yang cepat terhadap setiap pelanggaran yang ditemukan di lapangan.”(Hasil wawancara pada tanggal 2 April 2016)

(39)

kegiatan penerbangan yang terjadi di bandara. Berikut ini seorang konsumen salah satu pihak maskapai menjelaskan mengenai fungsi audit dan inspeksi serta pemantauan yang dilakukan oleh pihak kantor otoritas bndara yang dijelaskan oleh dengan Ibu Ewi Tan yang menyatakan bahwa :

”Menurut saya audit, inspeksi, pengamatan dan pemantauan yang dilakukan Kantor Otoritas Bandar Udara Kualanamu-Medan sudah cukup efektif dalam upaya menciptakan keselamatan penerbangan. Setelah dilakukan hal-hal tersebut tentu saja pihak penyedia jasa penerbangan akan meningkatkan kualitas penerbangan mereka dengan demikian hasil akhirnya adalah terciptannya keselamatan penerbangan. Saya harap kedepannya Kantor Otoritas Bandar Udara Kualanamu-Medan dapat lebih baik lagi.”(Hasil wawancara pada tanggal 5 April 2016)

Selain masyarakat pengguna jasa penerbangan pihak kantor otoritas bandara juga berkordinasi dengan pihak maskapai penerbangan yang merupakan penyedia jasa layanan penerbangan. Seperti yang dijelaskan oleh Bapak Boby Selaku Human Capital PT. Garuda Indonesia T.bk Sumatera Utara terkait koordinasi PT. Garuda Indonesia dengan Kantor Otoritas Bandarayang menyatakan bahwa :

(40)
(41)

BAB V ANALISA DATA

5.1 Peran Kantor Otoritas Bandar Udara

5.1.1 Fungsi Kantor Otoritas Bandar Udara

(42)
(43)

Pelaksanan Pengawasan GSE/STKP danPergerakan Pada NPA/NPA, upaya yang dilakukan dalam meningkatkanfungsi Kantor Otoritas Bandar Udara Kualanamu Medan yaknimemeriksa apakah orang-orang yang bekerja di Bandar Udara Kualanamumenggunakan PAS atau tidak, memeriksa apakah PAS yang dimilikidigunakan sesuai dengan area yang tertera pada PAS, Kemudianmemeriksa apakah kendaraan yang beroperasi di Bandar Udara memilikistiker/platform sebagai tanda untuk kendaraan yang boleh beroperasi padadaerah-daerah tertentu, memeriksa pengemudi kendaraan apakah memilikiizin mengemudi pada NPA/RPA. Dan memeriksa apakah operatorpenerbangan memiliki STKP (Sertifikat Tanda Kecakapan Personil) atautidak.Dan untuk bidang Pengawasan Angkutan Udara dan kelikudaraan , upaya yangdilakukan dalam meningkatkan fungsi Kantor Otoritas Bandar UdaraKualanamu Medan yakni, memeriksa izin terbang setiap penerbangan yangdilakukan, apakah semua dokumen sudah sesuai dengan prosedur yangditetapkan atau tidak. Melaksanakan pengawasan pelaksanaan rutepenerbangan meliputi, jadwal penerbangan, flight number, registrasi dantipe pesawat, mengawasai apakah terjadi delay atau tidak terhadap jadwalpenerbangan dan apakah ada kompensasi yang diberikan pihak airlineskepada penumpang yang mengalami penundaan keberangkatan, apakahflight number pesawat udara yang akan melakukan penerbangan tercatatdengan benar dan mengawasi apakah pesawat udara beregistrasi atautidak, serta melaksanakan pengawasan terhadap penggunaan hak angkutoleh perusahaan angkutan udara asing.

5.1.2 Tugas Pokok Kantor Otoritas Bandar Udara

(44)
(45)

bentuk koordinasi yang dilakukandiantaranya merupakan koordinasi dengan instansi terkait dalam upayapelaksanaan pengawasan penerbangan. Kantor Otoritas BandarUdara melakuan koordinasi dengan instansi terkait mengenai usaha-usahapencegahan terhadap terjadinya kesalahan-kesalahan yang mungkin timbuldalam kegiatan penerbangan, dan pemberian teguran terhadap pihak-pihakyang terbukti melakukan kesalahan dalam pelaksanaan kegiatankebandarudaraan. Sebab Kantor Otoritas Bandar Udara tidakmemiliki kewenangan untuk memberikan sanksi tegas kepada pihak-pihakyang sudah terbukti melakukan kesalahan tersebut melainkan hanya merekomendasikan pihak yang melakukan pelanggaran kepada dirjen hubud untuk diberi sanksi tegas.

5.1.3 Wewenang Kantor Otoritas Bandar Udara

(46)
(47)
(48)

berlaku segera dimiliki oleh Kantor Otoritas Bandar Udarasejalan dengan perubahan nama menjadi Otoritas Bandar Udara.

5.2 Pengawasan Keselamatan Penerbangan 5.2.1 Audit

(49)

kepadaKantor Otoritas Bandar Udara.

5.2.2 Inspeksi

Aspek pengawasan kselamatan penerbangan yang selanjutnya yaituinspeksi yang merupakan pemeriksaan sederhana terhadap pemenuhanstandar suatu produk akhir objek tertentu.Masih berdasarkan informasi yang didapat dari informan yangsama, diketahui bahwa inspeksi dilakukan secara acak bisa dilakukan 2(dua) kali dalam sebulan yang mana waktu pelaksanaannya tidakditentukan untuk menghindari bocornya informasi agar para pelanggartidak dapat menghidar terlebih dahulu. Kecenderungan kesalahan yangsering ditemukan saat inspeksi di Bandar Udara Kualanamu Medan, untukpenguna PAS pada umumnya PAS yang digunakan sudah expired,ditemukan orang yang merokok pada sisi udara, dan orang yangberkendaraan melebihi batas kecepatan.Hal tersebut diatas menunjukkan seberapa besar peran KantorOtoritas Bandar Udara dalam upaya melaksanakan pengawasankeselamatan penerbangan, yang mana hasil dari kinerja mereka langsungdirasakan oleh masyarakat pengguna jasa penerbangan. Tentu saja tugasdan fungsi yang mereka jalankan seharusnya ditopang dengan kekuatankewenangan yang mereka miliki pula.

5.2.3 Pengamatan (Surveilance)

(50)

dilakukanKantor Otoritas Bandar Udara Kualanamu Medan bahwa kenyataanyang ditemukan dilapangan untuk tingkat kepatuhan penyedia jasapenerbangan masih memenuhi ketentuan dan peraturan yang berlaku, baikdari segi prosedur, fasilitas, personel dan dokumentasi organisasi.Kenyataan bahwa penyedia jasa penerbangan di Bandar UdaraKualanamu Medan masih memenuhi ketentuan dan peraturan yang berlakutentu saja tidak terlepas dari kinerja aparatur Kantor Otoritas BandarUdara Kualanamu Medan dalam melaksankan tugas dan fungsinyasebagaimana yang telah ditetapkan pada KM 41 Tahun 2011. Hanya sajatugas dan fungsi tersebut butuh wewenang yang kuat untuk lebihmemaksimalkan lagi kinerja aparatur pada khususnya yang akhirnya akanmemaksimalkan kinerja Kantor Otoritas Bandar Udara KualanamuMedan pada umumnya.

5.2.4 Pemantauan (Monitoring)

(51)

Udara Kualanamu Medan dalam upaya pelaksanaanpengawasan keselamatan penerbangan. Dan menunjukkan betapapentingnya kewenangan yang kuat yang harus dimiliki suatu instansi.

5.3 Peranan Kantor Otoritas Bandar Udara Dalam Pengawasan Keselamatan Penerbangan

(52)
(53)
(54)

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang Peranan KantorOtoritas Bandar Udara dalam Pengawasan Keselamatan penerbangan diKantor Otoritas Bandar Udara Kualanamu Wilayah II Medan kesimpulannya adalah sebagai berikut:

1. Kantor Otoritas Bandar Udara memiliki peranan dalam pengawasankeselamatan penerbangan karena dalam Keputusan Menteri No. KM 41 Tahun 2011 tertulis jelas mengenai tugas, fungsi dan kewenangan KantorOtoritas Bandar Udara sebagai pelaksana teknis di lingkunganDirektorat Jenderal Perhubungan Udara. Hanya saja kewenangan yangdimiliki saat ini belum terlalu kuat jika dibandingkan dengan beban tugasdan fungsi yang menjadi tanggungjawabnya. Kewenangan untukmengambil tindakan jika ditemukan kesalahan dalam kegiatankebandarudaraan masih dimiliki Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.Sejalan dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009mengenai penerbangan, sudah ditetapkan dan diharapkan akan segeraterwujud mengenai kekuatan kewenangan Kantor Administrator BandarUdara yang kemudian akan berubah nama menjadi Otoritas Bandar Udara.

(55)

ditahun-yang dilaksanakan Kantor Otoritas Bandar UdaraKualanamu Medan guna mendukung keselamatan penerbangan akan berjalandengan lancar dan sesuai harapan masyarakat. Ini artinya kewenanganyang dimiliki Kantor Otoritas Bandar Udara Kualanamu Medan semakinkuat.

3. Berbagai kendala yang dihadapi Kantor Otoritas Bandar Udara KNIA Medan antara lain adalah kordinasi dengan pihak pemerintah daerah yang masih banyak belum mengenal peranan penting kantor otoritas Bandar udara. Banyak masyarakat juga hanya mengetahui PT.Angkasa Pura yang sering disamakan dengan kantor Otoritas Bandara. Padahal sejatinya kantor Otoritas bandara merupakan regulator serta perwakilan pemerintah pada setiap Bandar udara yang memiliki fungsi pengawasan terhadap kegiatan yang berlangsung di Bandar udara. Sedangkan PT.Angkasa Pura merupakan operator darat bandara yang mengoprasikan Bandar udara sesuai dengan aturan yang telah di tetapkan oleh pemerintah pusat.

6.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka penulis menyadaribetapa penting dan berartinya keberadaan Kantor Otoritas Bandar Udaradalam mewujudkan terciptanya penerbangan yang aman, nyaman dan selamatkepada masyarakat. Oleh karena itu penulis menyarankan :

1. Untuk mengatasiaccident/incident penerbangan yang terjadi di Indonesia, daripada pemerintahmembentuk tim-tim khusus atau tim lainnya, seharusnya pemerintahmemaksimalkan lembaga/instansi yang sudah ada, yaitu Kantor OtoritasBandar Udara.

(56)

3. Kordinasi antara pihak kantor otoritas bandara dan instansi yang lain harus tetap terjalin baik agar tidak ada kesalahan dalam penyampaian informasi. Terutama kordinasi kepada pihak pangkalan TNI yang berada di Lanud Sowendo Medan harus tetap terjaga karena dua bandara ini saling berkaitan untuk penerbangan komersil atau penerbangan pribadi , khususnya saat datang pejabat tinggi Negara .

(57)

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1 Bentuk Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan bentuk penelitian deskriptif dengan analisis data kualitatif. Menurut Nawawi (2005:64) bahwa bentuk deskriptif yaitu bentuk penelitian yang memusatkan perhatian pada masalah-masalah atau fenomena yang bersifat aktual pada saat penelitian dilakukan, kemudian menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya diiringi dengan interpretasi yang rasional dan akurat.

2.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan Kantor Otoritas Bandara Internasional Kuala Namu Wilayah II Kabupaten Deli Serdang.

2.3 Informan Penelitian

(58)

(1) Informan kunci (key informan), yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian, yang pada penelitian ini adalah Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara KualaNamu Deli Serdang.

(2) Informan utama, yaitu mereka terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti.

(3) Informan tambahan, yaitu mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang sedang diteliti. Pada penelitian ini yang menjadi informan tambahan adalahKepala bidang Keamanan, Angkutan Udara dan Kelaikudaraan, Kasi Pengoperasian Bandar Udara, Kasi Angkutan Udara dan pengoperasian pesawat udara, Kasubag umum dan kepegawaian, dan Kepala Bidang Pelayanan dan Pengoperasian Bandara.

2.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Teknik Pengumpulan Data Primer

Teknik pengumpulan data primer adalah pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data primer dilakukan dengan instrumen sebagai berikut :

(59)

b. Observasi adalah kegiatan mengamati secara langsung objek penelitian dengan mencatat gejala-gejala yang ditemukan di lapangan untuk melengkapi data-data yang diperlukan sebagai acuan yang berkenaan dengan topik penelitian.

2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder

Teknik pengumpulan data sekunder adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui studi bahan-bahan kepustakaan yang perlu untuk mendukung data primer. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan instrumen sebagai berikut:

a. Studi Kepustakaan yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku- buku, karya ilmiah, pendapat para ahli yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.

b. Studi Dokumentasi yaitu pengumpulan data yang diperoleh dengan menggunakan catatan-catatan tertulis yang ada di lokasi penelitian serta sumber-sumber lain yang menyangkut masalah yang diteliti dengan instansi terkait.

2.5 Teknik Analisis Data

Sesuai dengan metode penelitian, teknik analisis data yang digunakan penulisan dalam penelitian ini menggunakan analisa data kualitatif. Analisa data kualitatif adalah analisis terhadap data yang diperoleh berdasarkan kemampuan nalar penelitian dalam menghubung-hubungkan fakta, data dan informasi. Jadi teknik analisis data kualitatif yaitu dengan menyajikan hasil wawancara dan melakukan analisis terhadap masalah yang ditemukan dilapangan sehingga diperoleh gambaran yang jelas tentang objek yang diteliti dan kemudian menarik kesimpulan.

(60)
(61)

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang Masalah

Industri penerbangan adalah salah satu industri global yang sangat berpengaruh kepada percepatan pembangunan dan akses antar wilayah di seluruh dunia. Keselamatan merupakan prioritas utama di dunia penerbangan. Dalam Pasal 1 ayat 48 Undang Undang Penerbangan Nomor 1 Tahun 2009 tentang penerbangan, keselamatan penerbangan adalah suatu keadaan terpenuhinya persyaratan keselamatan dalam pemanfaatan wilayah udara, pesawat udara, bandar udara, angkutan udara, navigasi penerbangan, serta fasilitas penunjang dan fasilitas umum lainnya.

(62)

Penggunaan pesawat yang lebih muda juga meningkatkan keselamatan penerbangan karena kondisinya relatif lebih baik. Sayangnya, kebanyakan pesawat yang saat ini digunakan oleh maskapai penerbangan domestik adalah pesawat yang sudah cukup berumur, bahkan banyak yang sudah beroperasi lebih dari 20 tahun. Soalnya, hampir semua maskapai tidak memiliki armada sendiri, tapi menyewa pesawat dari perusahaan lain yang biasanya sudah tua.

Beberapa tahun terakhir ini memang terjadi beberapa kecelakaan penerbangan di Indonesia yang disamping menelan korban jiwa juga harta benda yang tidak sedikit jumlahnya. Berdasarkan data statistik kecelakaan penerbangan yang terjadi, baik nasional maupun internasional, 80 persen kecelakaan disebabkan oleh faktor manusia, sedangkan sisanya akibat faktor lain seperti mesin dan media. Lebih jauh dapat dijelaskan bahwa kecelakaan sering terjadi akibat kesalahan, kelalaian, kealpaan, dan keteledoran yang dilakukan oleh pelaku/operator yang bertugas menerbangkan dan memelihara serta mendukung kesiapan pesawat terbang. Faktor penyebab kecelakaan pesawat terbang dapat dijelaskan sebagai berikut. Pertama, manusia merupakan unsur yang terlibat langsung dalam pengoperasian pesawat terbang, sehingga sangat mungkin sebagai penyebab terjadinya kecelakaan. Kedua, material/mesin merupakan gabungan dari berbagai unsur yang menyangkut peralatan, sarana, dukungan dan semua fasilitas yang terkait dengan pengoperasian penerbangan, termasuk pesawat terbang itu sendiri. Ketiga, media merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan ruang udara sebagai sarana dan lingkungan yang digunakan dalam pengoperasianpesawat terbang yang menyangkut cuaca, angin, iklim, awan dan semua aspek yang berkaitan dengan alam. Keempat, tindakan tak aman (unsafe action) dan kondisi tak aman (unsafe condition).

(63)

keselamatan pada industri penerbangan kita. Budaya keselamatan adalah sesuatu yang mesti diberdayakan bukan asal-asalan atau sekedar memenuhi persyaratan aturan, artinya harus ada komitmen dari pimpinan puncak hingga staf pelaksana yang ada di lapangan, mereka harus benar-benar menyadari pentingnya keselamatan penerbangan.

Departemen Perhubungan (Dephub) merupakan Kementerian Perhubungan dalam pemerintahan Indonesia yang membidangi urusan transportasi. Dephub dipimpin oleh seorang menteri perhubungan (Menhub). Tugas pokok Departemen Perhubungan adalah merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standarisasi di bidang perhubungan udara.Sedangkan fungsi Departemen Perhubungan adalah:

1. Perumusan kebijakan Departemen Perhubungan di bidang angkutan udara, keselamatan penerbangan, sertifikasi kelaikan udara, teknik bandar udara, fasilitas elektronika dan listrik penerbangan.

2. Pelaksanaan kebijakan di bidang angkutan udara, keselamatan penerbangan, sertifikasi kelaikan udara, tehnik bandar udara, fasilitas elektronik dan listrik penerbangan.

3. Perumusan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di bidang perhubungan udara. 4. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi.

5. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.

Departemen perhubungan terdiri dari 4 Direktorat Jenderal:

(64)

3. Direktorat Jenderal perhubungan udara 4. Direktorat Jenderal perkeretaapian

Visi Direktorat Jenderal Perhubungan Udara adalah terwujudnya penyelenggaraan transportasi udara yang andal, berdaya saing, dan memberikan nilai tambah. Penjelasan visi Direktorat Jenderal Perhubungan Udara secara garis besar adalah:

1. ANDAL: Mempunyai keunggulan dan memenuhi aspek ketersediaan, ketepatan waktu, kelaikan, keselamatan dan keamanan dalam menyelenggarakan transportasi udara;

2. BERDAYA SAING: Efektif, efisien, berkualitas, ramah lingkungan, berkelanjutan, SDM yang profesional, mandiri dan produktif;

3. NILAI TAMBAH: Dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung.

Sedangkan misi Direktorat Jenderal Perhubungan Udara :

1. Memenuhi standar keamanan, keselamatan penerbangan dan pelayanan. Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.

2. Menyediakan sarana, prasarana dan jaringan transportasi udara yang andal, optimal dan terintegrasi.

3. Mewujudkan iklim usaha jasa transportasi udara yang kompetitif dan berkelanjutan (sustainable).

4. Mewujudkan kelembagaan yang efektif, efisien didukung oleh SDM yang profesional dan peraturan perundang-undangan yang komprehensif serta menjamin kepastian hukum).

(65)

1. Terjaminnya kualitas pelayanan, kenyamanan, keselamatan, keamanan, dan kepastian hukum dalam penyelenggaraan transportasi udara.

2. Terwujudnya pertumbuhan Sub Sektor Transportasi udara yang stabil sehingga dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan (sustainable growth )

3. Terwujudnya peningkatan perolehan devisa dari penyelenggaraan jasa transportasi udara, sehingga dapat ikut memberikan kontribusi terhadap pemantapan neraca pembayaran nasional.

4. Terwujudnya kontinuitas pelayanan jasa transportasi udara yang terjangkau ke seluruh pelosok tanah air, sehingga dapat ikut mendorong pemerataan pembangunan, kelancaran distribusi, stabilitas harga barang dan jasa, serta menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia .

5. Meningkatnya kualitas dan profesionalisme SDM Ditjen Perhubungan Udara bertaraf internasional dan terbentuknya kelembagaan yang optimal dan efektif sehingga dapat mendukung terwujudnya penyelenggaraan transportasi udara yang andal dan berdaya saing. 6. Sarana pendidikan bagi masyarakat untuk menghargai profesionalisme dan peningkatan

kualitas hidup manusia.

(66)

1. Membangun sebuah konsistensi sikap/kebiasaan yang mempunyai nilai dan mendukung manajemen keselamatan yang efektif dan penerapan just culture, termasuk kepatutan, pelaporan yang terbuka, menggalakkan saling berbagi informasi dan menyatakan setiap saat bahwa keselamatan berada pada posisi yang tinggi.

2. Menyampaikan dengan jelas kepada semua operator penerbangan, organisasi- organisasi dan orang-orang yang mempunyai tugas-tugas penting dalam keselamatan mengenai akuntabilitas dan tanggung jawab mereka.

3. Memastikan bahwa semua orang yang bekerja pada industri penerbangan mematuhi regulasi-regulasi dan cukup terlatih, mempunyai lisensi dan dibekali dengan informasi keselamatan yang dibutuhkan untuk memenuhi tanggung jawab mereka dalam keselamatan.

4. Menjalankan sebuah pendekatan sistem yang komprehensif pada manajemen keselamatan termasuk pembuat undang-undang dan aturan-aturan operasional tertentu, sebuah laporan keselamatan yang efektif dan sistem komunikasi,pengawasan pada risiko agar berada pada posisi serendah mungkin yang dapat dilakukan dan menyampaikan isu keselamatan dengan cepat dan efisien.

5. Menjalankan semua kegiatan pengawasan baik yang berbasis kinerja maupun yang berorientasi kepatuhan pada aturan, didukung oleh hasil analisa dan alokasi sumber daya yang diutamakan berdasarkan risiko keselamatan untuk memastikan level pengawasan disesuaikan dengan risiko-risiko yang ada, dan

(67)

dan mengajari industri tentang konsep manajemen keselamatan dan bekerja sama dengan industri untuk mencari solusi yang efektif dalam menangani masalah keselamatan

Dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil guna fungsi pemerintahan serta pelayanan kepada masyarakat pada beberapa bandar udara yang diselenggarakan oleh Badan Usaha Kebandarudaraan, maka berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.41 tahun 2011, dibentuklah Kantor Otoritas Bandar Udara. Menurut Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 41 tahun 2011 pasal 1 ayat 1, Kantor Otoritas Bandar Udara adalah unit pelaksana teknis dilingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Departemen Perhubungan yang berada dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Perhubungan Udara. Kantor Otoritas Bandar Udara mempunyai tugas pelaksanaan pengaturan, pengendalian, dan pengawasan penggunaan Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) dan Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) serta Daerah Lingkungan Kepentingan Bandar Udara (DLKP); sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Peranan Kantor Otoritas Bandar Udara dalam Pengawasan Keselamatan Penerbangan (Studi Pada Kantor Otoritas Bandar Udara Internasional Wilayah II Kualanamu Deli Serdang)”.

1.2 Perumusan Masalah

(68)

adalah “Bagaimana Peranan Kantor Otoritas Bandar Udara Kualanamu Wilayah II Deli Serdang dalam Pengawasan Keselamatan Penerbangan?”

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui peranan Kantor Otoritas Bandar Udara KualaNamu Wilayah II Deli Serdang dalam pengawasan keselamatan penerbangan.

2. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi Kantor Otoritas Bandar Udara KualaNamu Wilayah II Deli Serdang dalam menjalankan perannya.

1.4 Manfaaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan penulis dari penelitian ini adalah:

1. Secara subjektif

Penelitian diharapkan bermanfaat untuk melatih, meningkatkan dan mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah, sistematis dan metodologi penulis dalam menyusun suatu wacana baru dalam memperkaya khazana ilmu pengetahuan dan wawasan khususnya mengenai peranan Kantor Otoritas Bandar Udara dalam pengawasan keselamatan penerbangan.

2. Secara praktis

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pembahasan dan perancangan Model Balanced Scorecard IBI Darmajaya yang telah dikemukakan, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahan organik yang terbaik sebagai pembawa untuk pertumbuhan dan peningkatan kepadatan propagul Trichoderma viride strain T1sk ( TV

Informasi dari hasil penelitian analisa vegetasi hutan mangrove Parit Belida yang dituangkan ke dalam buku tiga dimensi dinilai sangat efektif sebagai media

Unjuk kerja Unjuk kerja Unjuk kerja Tes identifikasi Uji prosedur Tes identifikasi  tunjukkanlah salah satu dari berbagai ragam piranti lunak yang termasuk dalam kelompok pengolah

Namun, apabila hilal tidak kelihatan pada hari tersebut, para ulama berbeza pendapat terhadap kaedah yang perlu digunakan untuk menetapkan awal bulan Hijrah iaitu sama ada

Perasan air jeruk nipis (citrus aurantifolia) memiliki efektivitas terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, dibuktikan dengan didapatkannya perbedaan rerata

Yuke Lutfi Bahtiar, Fredy Tri Prastyo, Mesin Pengepres Plastik Menggunakan Pneumatik. Program Studi D3 Teknik Mesin

Pada tahap perencanaan disusunlah tujuan yang ing in dicapai dari media yang akan dikembangkan, yaitu untuk memudahkan guru BK dan siswa untuk melakukan konseling di