BANGKITAN PERGERAKAN DI KECAMATAN LUBUK PAKAM
DENGAN METODE KLASIFIKASI SILANG
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan
Memenuhi Syarat untuk Menempuh Ujian
Sarjana Teknik Sipil
Disusun oleh:
SAMUEL M NAINGGOLAN 080404075
BIDANG STUDI TRANSPORTASI
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan anugrah, berkat dan karunia-Nya hingga telah menyelesaikan tugas akhir ini. Tugas akhir ini disusun untuk diajukan
sebagai syarat dalam ujian sarjana teknik sipil bidang studi transportasi pada fakultas teknik Universitas Sumatera Utara Medan. Adapun judul tugas akhir ini adalah :“Bangkitan Perjalanan di Kecamatan Lubuk Pakam Dengan Metode Klasifikasi Silang”.
Penulis juga menyadari bahwa tugas akhir ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh karena itu
penulis membuka diri terhadap kritik dan saran untuk penyempurnaan tugas akhir ini. Penulis berharap tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi ilmu pengetahuan di bidang teknik sipil.
Pada kesempatan ini dengan rasa tulus dan kerendahan hati, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih serta penghargaan yang sebesar besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan selaku ketua Departemen Teknik Sipil Fakultas
Teknik USU serta selaku dosen pembanding yang telah memberikan kritikan dan nasehat
yang membangun.
2. Bapak Ir. Syahrizal, MT selaku sekretaris Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
USU.
3. Bapak Medis Surbakti, ST, MT selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir
ini.
4. Bapak Ir. Indra Jaya Pandia, MT selaku dosen pembanding yang telah memberikan
kritikan dan nasehat yang membangun.
5. Bapak Irwan Suranta Sembiring, S.T M.T. selaku dosen pembanding yang telah
memberikan kritikan dan nasehat yang membangun.
6. Bapak/Ibu Dosen Staf Pengajar Jurusan teknik Sipil Universitas Sumatera Utara.
7. Bapak Posma P Nainggolan SH MH dan Edith Rina Aditya SH adalah orang tua dari
8. Maria Yosephine Silalahi SS yang memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi
9. Seluruh pegawai administrasi yang telah memberikan bantuan dan kemudahan dalam penyelesaian administrasi, Kak Lince, Bang Zul, dan lain – lain.
Walaupun dalam menyusun Tugas akhir ini penulis telah berusaha untuk mengkaji dan menyampaikan
materi secara sistematis dan terstruktur, tetapi tentunya Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Kritik dan saran yang membangun tentulah sangat penulis harapkan di kemudian hari.
Medan, 10 Februari 2014
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan ...ii
Kata Pengantar ...iii
Abstrak ...vi
Daftar Isi ...vii
Daftar Tabel ...xi
Daftar Grafik ...xiii
Daftar Gambar ...xiv
BAB I PENDAHULUAN ...1
I.1. Latar Belakang ...1
I.2.Rumusan Masalah ...2
I.3. Tujuan Penelitian ...3
I.4. Keaslian Penelitian ...4
I.5. Manfaat Penelitian ………...7
I.6. Ruang Lingkup Penelitian ………...7
I.5. Metodologi Penelitian ………...8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...10
II.1. Perencanaan Kota ...10
II.2. Perencanaan Transportasi ...12
II.2.1. Bangkitan Perjalanan (Trip Generation)...13
II.2.2. Distribusi Perjalanan (Trip Distribution) ...16
II.2.3. Pemilihan Moda (Moda Split) ...16
II.2.4. Pembebanan Jaringan (Trip Assignment) ...19
II.3. Permodelan Bangkitan Perjalanan ...19
II.3.2. Model Analisa Regresi Linier …………...20
BAB III METODE PENELITIAN ...23
III.1. Definisi ………...23
III.2 Bagan Alir Penelitian ...24
III.3 Metode Pengumpulan Data...28
III.4 Metode Penentuan dan Pengambilan Sampel ...29
III.5 Pengumpulan Data…...31
III.6 Analisis Klasifikasi Silang...32
III.7 Analisis Regresi Linear Berganda...34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...36
IV.1 Lokasi Penelitian ………...36
IV.2 Populasi dan Sampel Penelitian...38
IV.2.1 Hasil Tinjauan Survey...42
IV.2.1.a Kelurahan Lubuk Pakam Pekan ...43
IV.2.1.b Kelurahan Lubuk Pakam III………...44
IV.2.1.c Kelurahan Lubuk Pakam I/II...45
IV.2.1.d. Kelurahan Sekip ………...46
IV.2.1.e Kelurahan Pagar Jati...47
IV.2.2 Data Jumlah Anggota Keluarga...48
IV.2.3 Data Jumlah Anggota Keluarga Bekerja...49
IV.2.4 Data Jumlah Anggota Keluarga Bersekolah... 50
IV.2.5 Data Penghasilan Rata-Rata Keluarga Perbulan...51
IV.2.6 Data Jumlah Kepemilikan Sepeda Motor...52
IV.2.7 Data Jenis Kendaraan………...55
IV.3 Pengolahan Data………...56
IV.3.1 Analisa Kategori Silang ………..……...56
IV.3.1.1 Penentuan Kategori …………...58
IV.3.2 Analisa Regresi…………..……….…………..……...60
IV.3.2.1 Analisa Korelasi…..………...60
IV.3.2.2 Persamaan Regresi…..………...66
IV.4 Resume Model Regresi yang Didapat...78
IV.5 Hasil Metode Klasifikasi Silang dan Regresi Linier...78
BAB V Kesimpulan dan Saran ...79
V.1 Kesimpulan ...80
V.2 Saran ...92
Daftar Pustaka ...xv
ABSTRAK
Perkembangan suatu kawasan dinilai dari sektor ekonominya baik melalui usaha industrialisasi besar sampai rumah tangga akan memberikan pengaruh kepada kawasan tersebut. Semakin tinggi kegiatan perekonomian suatu kawasan, maka nilai guna dari kawasan itu sendiri akan semakin meningkat. Dengan menilai potensi tersebut, tentunya akan timbul keinginan dari masyarakat untuk mempunyai tempat tinggal. Semakin banyaknya masyarakat yang tinggal akan menimbulkan peningkatan jumlah bangkitan pergerakan lalu lintas.
Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan tingkat bangkitan pergerakan dengan menggunakan metode klasifikasi silang dan metode analisa regresi liniera maka akan didapat perhitungan jumlah perjalanan berbasis rumah tangga. Beberapa data yang akan digunakan di dalam penelitian ini diperoleh dari beberapa instansi pemerintah dan juga melalui survey langsung ke rumah warga penghuni Kecamatan Lubuk Pakam dengan metode pengambilan sampel acak sederhana. Lalu akan kita bandingkan nilai
Analisa yang pertama dengan menggunakan klasifikasi silang, setiap variabel bebas dibagi atas 4 kelas, kelas 1,2,3,4, jumlah kategori yang terbentuk adalah 4096 kategori . Setelah melalui survey langsung didapat 53 jenis kategori yang menghasilkan 596.98 pergerakan / hari dan untuk keseluruhan populasi Kecamatan Lubuk Pakam menghasilkan 94457.160 pergerakan / hari. Analisa yang kedua menggunakan regresi linier, yang menghasilkan persamaan regresi yang terbaik adalah : Y = 0.107 + 0.823 X1 R² = 0,705 dan Y
= 0.349 + 0.667 X2 R² = 0,505. Dari hasil persamaan regresi yang terbaik, dengan
memasukkan nilai variabel jumlah keluarga (X1) dan jumlah pendapatan rata – rata (X2)
kedalam persamaan, maka didapat nilai pergerakan dari persamaan Y = 0.107 + 0.823 X1
sebesar 38024.10 pergerakan / hari dan pada persamaan Y = 0.349 + 0.667 X2 . maka nilai
X2 diganti dengan nilai uji, didapat jumlah pergerakan sebesar 49207,97 pergerakan/hari.
DAFTAR TABEL
Tabel IV.1 Kelurahan yang terdapat di Kecamatan Lubuk Pakam...………..……… 38
Tabel IV.2 Jumlah Pergerakan Pada Data Pendahuluan………...……....….39
Tabel IV.3 Anggota Keluarga Keluarga… ………...…….48
Tabel IV.4 Jumlah Anggota Keluarga Bekerja ………...……..…………..….……….49
Tabel IV.5 JumlahAnggota Keluarga Bersekolah………...…….….….50
Tabel IV.6 Penghasilan Rata-Rata………..….……….…....51
Tabel IV.7 Jumlah Kepemilikan Sepeda Motor..………..………52
Tabel IV.8 Jumlah Kepemilikan Mobil Pribadi …..………...………….……..53
Tabel IV.9 Waktu Perjalanan……….……….……...54
Tabel IV.10 Jenis Kendaraan………. ………...55
Tabel IV.11 Pembagian Kelas Analisa Kategori………...……….…..…….57
Tabel IV.12 Data Analisa Kategori……. ……..………...…58
Tabel IV.13 tingkat hubungan antar variabel ………...….60
Tabel IV.14 Korelasi Antar Variabel…… ……….……..…..…61
Tabel IV.15 Korelasi Hubungan variable Y dengan X ……….…….…….……..62
Tabel IV.16 Tingkat Hubungan X1 dengan Xn ……….………..64
Tabel IV.17 Tingkat Hubungan X2 dengan Xn ……….………..64
Tabel IV.18 Tingkat Hubungan X3 dengan Xn ……….………..64
Tabel IV.19 Tingkat Hubungan X4 dengan Xn ………..64
DAFTAR GRAFIK
Grafik IV.1 Jumlah anggota keluarga ... 48
Grafik IV.2 Jumlah Anggota keluarga bekerja ...49
Grafik IV.3 Jumlah Anggota Keluarga Bersekolah …...50
Grafik IV.4 Penghasilan Rata-Rata ……..………...….………...51
Grafik IV.5 Jumlah Kepemilikan Sepeda Motor …………..………...……52
Grafik IV.6 Jumlah Kepemilikan Mobil……...………..………...……..53
Grafik IV.7 Waktu Perjalanan .….……….………...…...54
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1 Bangkitan perjalanan zona asal dan zona tujuan...13
Gambar II.2 Zona asal dan zona tujuan………...16
Gambar III.1 Diagram alir metode penelitian……... …...25
Gambar II.3 Pembebanan jaringan antara zona i dengan j...….…………...30
Gambar IV.1 Peta Kabupaten Deli Serdang. ………..………....…………...……...36
Gambar IV.2 Peta ruas jalan Kecamatan Lubuk Pakam …………....…………...……...42
Gambar IV.3 Kelurahan Lubuk Pakam Pekan..……..………....…………...……...43
Gambar IV.4 Kelurahan Lubuk Pakam III...………..………....…………...……...44
Gambar IV.5 Kelurahan Lubuk Pakam I/II...………….…………....…………...……...45
Gambar IV.6 Kelurahan Sekip…………...………..………....…………...……...46
ABSTRAK
Perkembangan suatu kawasan dinilai dari sektor ekonominya baik melalui usaha industrialisasi besar sampai rumah tangga akan memberikan pengaruh kepada kawasan tersebut. Semakin tinggi kegiatan perekonomian suatu kawasan, maka nilai guna dari kawasan itu sendiri akan semakin meningkat. Dengan menilai potensi tersebut, tentunya akan timbul keinginan dari masyarakat untuk mempunyai tempat tinggal. Semakin banyaknya masyarakat yang tinggal akan menimbulkan peningkatan jumlah bangkitan pergerakan lalu lintas.
Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan tingkat bangkitan pergerakan dengan menggunakan metode klasifikasi silang dan metode analisa regresi liniera maka akan didapat perhitungan jumlah perjalanan berbasis rumah tangga. Beberapa data yang akan digunakan di dalam penelitian ini diperoleh dari beberapa instansi pemerintah dan juga melalui survey langsung ke rumah warga penghuni Kecamatan Lubuk Pakam dengan metode pengambilan sampel acak sederhana. Lalu akan kita bandingkan nilai
Analisa yang pertama dengan menggunakan klasifikasi silang, setiap variabel bebas dibagi atas 4 kelas, kelas 1,2,3,4, jumlah kategori yang terbentuk adalah 4096 kategori . Setelah melalui survey langsung didapat 53 jenis kategori yang menghasilkan 596.98 pergerakan / hari dan untuk keseluruhan populasi Kecamatan Lubuk Pakam menghasilkan 94457.160 pergerakan / hari. Analisa yang kedua menggunakan regresi linier, yang menghasilkan persamaan regresi yang terbaik adalah : Y = 0.107 + 0.823 X1 R² = 0,705 dan Y
= 0.349 + 0.667 X2 R² = 0,505. Dari hasil persamaan regresi yang terbaik, dengan
memasukkan nilai variabel jumlah keluarga (X1) dan jumlah pendapatan rata – rata (X2)
kedalam persamaan, maka didapat nilai pergerakan dari persamaan Y = 0.107 + 0.823 X1
sebesar 38024.10 pergerakan / hari dan pada persamaan Y = 0.349 + 0.667 X2 . maka nilai
X2 diganti dengan nilai uji, didapat jumlah pergerakan sebesar 49207,97 pergerakan/hari.
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Transportasi merupakan proses yang pembahasannya menekankan pada pergerakan
penduduk atau barang atau jasa atau pikiran untuk tujuan khusus (dari daerah asal ke daerah
tujuan) dalam ruang lingkup geografi dan melibatkan alat-alat, jaringan transportasi,
pelayanan transportasi dan sistem transportasi lainnya (Yunus 1994).
Di Kota yang sedang mengalami pertumbuhan penduduk, diperlukan perencanaan
transportasi yang akurat. Perencanaan ini akan memerlukan sejumlah tatanan, mulai dari
proses awalnya yaitu latar belakang masalah yang terjadi. Dari masalah yang ada maka akan
diidentifikasi untuk selanjutnya dilakukan analisa secara menyeluruh mengenai masalah
yang ada dalam kota yang sedang mengalami perkembangan tersebut. Peramalan
(Forecasting) kejadian yang akan terjadi di masa mendatang tentunya menjadi salah satu
solusi yang nantinya akan diterapkan dalam perencanaan transportasi.
Menurut data pertumbuhan ekonomi pada tahun 2012 provinsi Sumatera Utara
mencapai 6,30% Peningkatan tersebut terjadi pada semua sektor ekonomi dengan
pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan sebesar
12,67 persen. sektor ekonomi yang mengalami pertumbuhan adalah sektor pengangkutan dan
komunikasi sebesar 9,65 persen, disusul sektor perdagangan, hotel, dan restoran 8,52 persen,
sektor bangunan 8,03 persen, sektor jasa-jasa 7,55 persen, sektor pertambangan dan
penggalian 6,25 persen, sektor pertanian 3,36 persen, sektor listrik, gas dan air bersih 3,05
persen, dan sektor industri pengolahan sebesar 2,68 persen (Badan Pusat Statistik Sumatera
Utara) . Peningkatan dari masing masing sektor ini tentunya sangat dipengaruhi juga oleh
Lubuk Pakam adalah sebuah kota
satu pusat proyek pengembangan Mebidang (Medan-Binjai-Deli Serdang). Kecamatan Lubuk
Pakam dengan yang dipilih dalam penelitian ini merupakan daerah yang memiliki luas wilayah : 31,19 Km² ,dengan penduduknya yang memiliki tingkat sosial ekonomi yang bervariatif. Berdasarkan data yang didapat dari Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk di
kecamatan Lubuk Pakam pada tahun 2000 adalah sebanyak 71236 jiwa, dan meningkat pada
tahun 2005 sebanyak 88.738 jiwa, dengan persentase pertumbuhan penduduk sebesar 5.61 %
(Wikipedia).
Kecamatan Lubuk Pakam saat ini terus mengalami perkembangan, muncul beberapa
permukiman baru dibangun oleh para pengembang (developer). Semakin banyak pemukiman
maka tentunya berdampak pada pengembangan transportasi. Maka karena itu sangat menarik
untuk meninjau keberadaan kawasan permukiman di wilayah Kecamatan Lubuk Pakam,
khususnya dari sisi bangkitan pergerakan (Trip Generation).
Adanya bangkitan pergerakan dari penduduk di pemukiman Kecamatan Lubuk Pakam
yang mayoritas beraktivitas bekerja ,sekolah, berbelanja dan kebutuhan lainnya dapat
mempengaruhi terhadap kapasitas jalan di Kecamatan Lubuk Pakam. Untuk memenuhi
kebutuhan dan memperhitungkan beban lalu lintas , diperlukan studi tentang bangkitan
pergerakan dari penghuni permukiman tersebut sehingga nantinya untuk pembangunan
kawasan permukiman yang baru atau yang akan datang dapat diketahui seberapa besar
pengaruhnya terhadap kapasitas jaringan jalan di Kecamatan Lubuk Pakam.
metode klasifikasi silang dan metode regresi linier.Dari hasil perhitungan kedua metode
tersebut akan diketahui seberapa besar faktor sosio ekonomi terhadap pergerakan individu ,
sehingga didapat jumlah dan model bangkitan pergerakan.
I.2 Rumusan Masalah
Transportasi merupakan kegiatan memindahkan objek dari suatu tempat ke tempat
lainnya di mana di tempat lain ini objek tersebut lebih bermanfaat atau dapat berguna untuk
tujuan tujuan tertentu (fidel miro ,2005). Kegiatan transportasi ini tentunya harus didukung
oleh sarana dan pra sarana transportasi yang baik, sehingga mewujudkan kelancaran dan
keamanan. Dewasa ini, pertumbuhan ekonomi sosial dan politik yang signifikan menjadikan
kawasan di tengah kota menjadi daerah dengan lalu lintas yang sangat padat. Masyarakat
dengan tujuan bekerja , sekolah maupun berdagang menjadi faktor nomor satu pendistribusi
volume lalu lintas . Distribusi volume lalu lintas yang padat bukan hanya dari pertumbuhan
ekonomi , tetapi peningkatan jumlah penduduk juga menjadi salah satu faktor utama .
Volume lalu lintas yang padat tentunya harus dibarengi dengan sarana dan prasarana
transportasi menunjang dan sistem yang mengaturnya juga harus ketat dalam menjalankan
peraturan.
Kecamatan Lubuk Pakam merupakan wilayah yang berada di jalur lalu lintas antar
sumatera. Awalnya wilayah ini belum mengalami perkembangan di bidang perkonomian dan
perindustrian. Pada kecamatan Lubuk Pakam, semakin banyak usaha home industry maupun
perdagangan yang tumbuh di wilayah ini. Jumlah penduduk yang tinggal di kecamatan Lubuk
Pakam pun semakin bertambah. Banyak lahan yang kosong dikonversi menjadi kawasan
rumah penduduk. Kawasan rumah penduduk beragam, mulai dari perumahan kelas bawah
menengah sampai kelas elite.
Masing masing kawasan rumah penduduk memberikan jumlah perjalanan yang
rumah tangga. Semakin besarnya jumlah penduduk tentunya juga memberikan dampak yang
besar juga pada jumlah bangkitan perjalanan. Maka diperlukan perencanaan transportasi yang
tepat untuk kawasan yang sedang berkembang sehingga terjadi tatanan yang baik di
kecamatan ini. .
Permodelan bangkitan yang dilakukan dalam penelitian ini dapat menjadi refrensi
untuk menentukan strategi pengembangan sistem sarana dan prasarana transportasi di
kecamatan Lubuk Pakam. Permodelan memberikan pandangan akan tinggi rendahnya
perjalanan yang dilakukan oleh rumah tangga .
Dengan pertimbangan tersebut maka perlu adanya perhitungan akan tingkat
bangkitan pergerakan yang dihasilkan oleh suatu kawasan permukiman sebagai bahan
refrensi yang nantinya akan digunakan untuk pengembangan tingkat pelayanan jalan.
I.3 Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan dari penelitian ini adalah
1. Mendapatkan faktor faktor yang mempengaruhi bangkitan pergerakan di kecamatan
Lubuk Pakam
2. menentukan bangkitan pergerakan dengan menggunakan metode klasifikasi silang dan
akan didapat perhitungan jumlah perjalanan berbasis rumah tangga. Perjalanan dengan
basis rumah tangga disini maksudnya adalah perjalanan yang diawali dari rumah dan
diakhiri di rumah atau salah satunya diawali dari rumah dan diakhiri di zona yang tidak
ada sangkut pautnya dengan rumah serta sebaliknya diawali dari zona yang tidak ada
I.4 Keaslian Penelitian
Penelitian yang serupa dengan penelitian ini dan telah dilakukan oleh beberapa orang antara
lain :
1. Tesis Analisa karakteristik bangkitan dan pola perjalanan penduduk perumahan
pinggiran kota (studi kasus perumahan bumi pucang gading demak) dengan hasil
chi square dapat diketahui bahwa penduduk bumi pucang gading demak dalam
melakukan perjalanan dipengaruhi oleh 3 variabel yaitu kepemilikan kendaraan ,
lokasi tujuan perjalanan dan penghasilan pendapatan. Penduduk yang
menggunakan angkutan umum terhitung 13,67 % , bis 13,02 %, sepeda motor
33,92 % , sementara pengguna sepeda motor yang sudah bekerja terhitung 63,8 %.
Bagi penduduk yang bersekolah, 30 % diantaranya lebih memilih untuk berjalan
kaki dan bagi penduduk dengan tujuan perjalanan berbelanja 27,6 %
menggunakan MUP dan 23,9 % menggunakan bis
2. Jurnal Analisis pola perjalanan transportasi penduduk daerah pinggiran,
Bambang sugiyarto dengan hasil penduduk daerah pinggiran, terdapat sebanyak
36,5 % penduduk Ngaliyan golongan I yang tujuan perjalanan sehari – harinya
tersebar ke berbagai kecamatan di kota Semarang dengan nilai korelasi r = 0,400
yang berarti jenis pekerjaan dari penduduk Ngaliyan pengaruhnya kecil terhadap
tujuan perjalanan. Hal ini ditunjang dengan nilai chisqure = 14,058 ; df = 24
(chi-square tabel = 36,415) yang berarti tidak ada keterkaitan antara jenis pekerjaan
dengan tujuan perjalanan. Sedangkan bagi penduduk Mijen, sebanyak 57,7 %
penduduk Mijen golongan I tujuan perjalanan sehari – harinya hanya di sekitar
pekerjaan penduduk Mijen pengaruhnya kecil terhadap tujuan perjalanan. Hal ini
ditunjang dengan nilai chi-square = 17,877 ; df = 20 (chi-square tabel = 31,410)
yang berarti tidak ada keterkaitan antara jenis pekerjaan dengan tujuan perjalanan.
3. Pemodelan Bangkitan Perjalanan Permukiman di Perumahan Bukit Jatisari BSB
Semarang dengan hasil Berdasarkan hasil analisis kategori yang dilakukan pada
data kuesioner 301 responden menghasilkan bangkitan perjalanan zona
Perumahan Bukit Jatisari sebesar 2,20 perjalanan per hari, dengan kepadatan
permukiman 73 rumah/ha menghasilkan trip rate zona per satuan luas 160,76 /ha.
Potensi perjalanan yang diprediksi dari zona Perumahan Bukit Jatisari ialah
sebesar 6331,42 perjalanan per hari.
4. Tesis Karakteristik dan pola pergerakan penduduk batam (Imam setiyohadi)
dengan hasil diketahui Penduduk di Nongsa sebanyak 23 % sebaran
pergerakannnya menuju ke industry Kabil dan menuju pusat kota (Nagoya) 12
%.hal ini berbeda dengan Penduduk di Kecamatan Sekupang sebanyak 29 % di
wilayah Sekupang , Disamping itu tujuan perjalanan yang lain ke luar pulau
Batam yaitu dikepulauan sekitar Pulau Batam yang terdapat pusat kegiatan
industri sebanyak 2 %, Sedangkan penduduk Sei Beduk sebanyak 29 % menuju ke
daerah Muka Kuning dan menuju ke Batam Centre 14 %.Demikian halnya
penduduk di Kecamatan Lubuk Baja (pusat kota) sebanyak 32% menuju ke
Nagoya sebagai pusat CBD. Sedangkan Penduduk yang berada di pusat kota( Kec
Lubuk Baja) moda yang digunakan untuk melakukan perjalanan sebagian besar
sebagian besar menempuh jarak 1 – 5 km (52 %) hingga 5 – 10 km ( 27 %)
dengan waktu tempuh rata-rata ( 10 menit ) sampai dengan ( 20-30 menit).
5. Jurnal Cross classification trip production model for the city of Alexandria
(Mounir Mahmoud Moghazy Abdel-Aal) dengan hasil variabel yang paling
berpengaruh pada bangkitan yaitu kepemilikan mobil, dan ditaksir adanya
peningkatan jumlah perjalanan pada tahun 2002 sebesar 10% sejak tahun 1982,
dengan perjalanan motor meningkat 40% dan perjalanan
6. Tesis Karakteristik dan tingkat bangkitan lalu lintas rumah sakit di semarang
(Emir Kartarajasa) dengan hasil RS. Dr. Kariadi (kelas A), volume bangkitan lalu
lintas sebesar 784 kend/jam dan 1.306 orang/jam. RS. St. Elizabeth (kelas B), volume bangkitan lalu lintas sebesar 353 kend/jam dan 590 orang/jam. RS. Sultan Agung (kelas C), volume bangkitan lalu lintas sebesar 219 kend/jam dan
405 orang/jam. Pada kasus ini kecenderungan orang lebih memilih rumah sakit dengan pelayanan dan biaya yang murah.
7. Jurnal Prediction Analysis of trip production using cross classification technique
(Abdul Khalik Al-taei) dengan hasil, didapat bahwa pada variabel jumlah anggota
keluarga sangat berkaitan dengan jumlah perjalanan masing masing keluarga dan
jumlah perjalanan dari kendaraan. Beberapa data diantaranya, bangkitan
8. Comparative assessment of trip generation category analysis and regression
modeling techniques dengan hasil didapat bahwa keluarga dengan jumlah
pendapatan kurang dari 1000 RM dan memiliki 1 kendaraan melakukan 2 kali
perjalanan per hari. Dan keluarga dengan pendapatan menengah dan memiliki 1
kendaraan melakukan 3 kali perjalanan dalam 1 hari.
I.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
• Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang
terkait dalam memperbaiki dan meningkatkan pelayanan jalan.
• Sebagai bahan acuan bagi pemerintah daerah Lubuk Pakam untuk merancang
kebijakan dalam pengembangan wilayah permukiman
• Keseluruhan dari hasil studi ini, diharapkan dapat dapat menambah wawasan
penulis dan pembaca.
I.6 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini mempunyai ruang lingkup dan batasan masalah sebagai berikut :
1. Lokasi penelitian berada di Kecamatan Lubuk Pakam
2. Menggunakan metode analisa klasifikasi silang dengan memperhitungkan
pergerakan yang meninggalkan kawasan
3. Parameter yang digunakan dalam pembuatan model bangkitan pergerakan rumah
tangga yaitu tipe jumlah anggota keluarga, jumlah anggota keluarga yang
bersekolah, jumlah anggota keluarga yang bekerja, jumlah penghasilan, jenis
4. Permodelan bangkitan pergerakan dikelompokkan berdasarkan tingkat
penghasilan rumah tangga dengan kategori kelas rendah , menengah dan tinggi.
5. Metode pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner dan wawancara
langsung ke pemukiman warga.
I.7 Metodologi Penelitian
1. Studi Literatur
Studi literatur ini meliputi pengambilan teori-teori dari beberapa sumber bacaan
seperti buku, jurnal ilmiah, tesis, dan sumber-sumber internet yang berkait
dengan tugas akhir ini.
2. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode populasi. Metode ini
mengumpulkan informasi dengan jalan mencatat seluruh objek pengamatan yaitu
orang (penduduk) yang melakukan perjalanan. Kelebihan dari metode ini adalah
tingkat kesalahan data yang diperoleh mendekati nilai nol (0) atau tanpa
kesalahan.
Adapun data yang yang diperlukan dalam penelitian ini berupa data primer dan
data sekunder :
• Data primer, yaitu data yang diperoleh dengan melakukan survey langsung ke
lapangan meliputi :
- Data pendapatan rata-rata setiap rumah tangga di daerah penelitian
- Foto dokumentasi kondisi daerah penelitian
• Data sekunder, yaitu data lapangan yang bersumber dari instansi yaitu Badan
Pusat Statistik kecamatan Lubuk Pakam antara lain : data penduduk , peta
3. Teknik Pengolahan data :
Setelah data data diperoleh , maka tahap selanjutnya adalah pengolahan data
dengan menggunakan metode klasifikasi silang dan juga analisis regeresi linier.
Metode klasifikasi silang adalah metode yang digunakan dalam perhitungan
bangkitan pergerakan penduduk , yang dimana dalam metode ini pergerakan hanya
berbasis rumah. Metode ini menempatkan setiap objek yang memiliki sifat yang
homogen dengan objek lainnya kedalam satu kelompok. metode ini pertama kali
digunakan The Puget Sound Regional Transportation Study pada tahun 1964. Parameter awal yang dipakainya dalam menentukan bangkitan perjalanan yaitu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Perencanaan Kota
Pengertian perencanaan merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai
beserta cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. Ciri pokok dari sebuah perencanaan adalah
serangkaian tindakan yang sistematis atau berurutan yang bertujuan untuk memberikan
jawaban akan permasalahan di masa yang akan datang. Dikarenakan ciri dari perencanaan
merupakan serangkaian tindakan yang sistematis maka berikut ini merupakan tahapan
tahapan yang dilakukan dalam perencanaan yaitu :
1. Identifikasi pada persoalan perencanaan
2. Perumusan tujuan umum dan sasaran khusus hingga target-target yang kuantitatif;
3. Proyeksi keadaan di masa akan datang;
4. Pencarian dan penilaian berbagai alternative;
5. Menyusun rencana yang akan dipilih
Kota merupakan kawasan permukiman yang secara fisik ditunjuk oleh kumpulan
rumah-rumah yang mendominasi tata ruangnya dan memiliki berbagai fasilitas untuk
mendukung kehidupan warganya secara mandiri (Wikipedia, 2013). Seiring bertambahnya
waktu, kota akan mengalami pertumbuhan dan juga perkembangan. Kota yang telah
berkembang maju mempunyai peranan dan fungsi yang lebih luas lagi antara lain sebagai
• Sebagai pusat produksi (production centre).
• Sebagai pusat perdagangan (centre of trade and commerce).
• Sebagai pusat pemerintahan
• Sebagai pusat kebudayaan
Perkembangan kota di sini dinyatakan dalam kuantitas yaitu seperti bertambahnya
jumlah penduduk. Dengan semakin besarnya jumlah penduduk yang menghuni suatu kota
maka diperlukan perencanaan tata ruang kota . definisi dari perencanaan tata ruang kota
adalah merupakan
penyebara
ruang terdiri dari semua tingkat
Wikipedia, 2013) . Perencanaan kota harus memperhatikan beberapa aspek
yang terjadi di kota itu sendiri, beberapa di antaranya adalah :
1. Perkembangan dan permasalahan yang terjadi di kota,
2. Usaha untuk melakukan pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi
di tiap wilayah
3. Keperluan akan daya dukung dari lahan sehingga dapat menampung
pertumbuhan di lingkungan, menetapkan beberapa kawasan kota yang
strategis
II.2 Perencanaan Transportasi
Dewasa ini, kota dengan perkembangan jumlah penduduk yang begitu signifikan
memberikan dampak langsung pada perencanaan transportasi, sehingga diperlukan adanya
hubungan yang berkesinambungan antara perencanaan kota dan perencanaan transportasi.
Perencanaan transportasi harus difokuskan kepada alat alat transportasi yang telah digunakan
pada saat ini dan sarana dan prasaran jalan. Perlu adanya dilakukan riset kembali untuk
mengkaji metode lama yang sudah digunakan selama ini sehingga dapat menampung
banyaknya pengguna transportasi itu sendiri.
Menurut (Ofyar Z Tamin, 1997) Transportasi diselenggarakan dengan tujuan:
a. Mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan yang selamat, aman, cepat,
lancar,tertib dan teratur.
b. Memadukan transportasi lainnya dalam suatu kesatuan sistem transportasi
nasional.
c. Menjangkau seluruh pelosok wilayah daratan untuk menunjang
pemerataan perturnbuhan dan stabilitas serta sebagai pendorong,
penggetak dan penunjang pembangunan nasional.
Perencanaan transportasi memberikan jawaban kepada para ahli dan orang orang
yang berkepentingan dalam perencanaan transportasi untuk memberikan kebijakan
transportasi berikut ini merupakan empat tahapan dalam perencanaan transportasi.( Ofyar Z
II.2.1 Bangkitan perjalanan (Trip Generation)
Bangkitan perjalanan dapat diartikan sebagai banyaknya jumlah perjalanan /
pergerakan lalu-lintas yang dibangkitkan oleh suatu zona (kawasan) naik sebagai asal
maupun tujuan atau jumlah perjalanan yang dibangkitkan oleh aktifitas pada akhir perjalanan
di zona non pemukiman (perdagangan, pertokoan, pendidikan dsb.) .( Ofyar Z Tamin, 1997).
Menurut Morlock (1998) , banyaknya perjalanan pada tahun rencana nanti , sangat
ditentukan oleh karakteristik tata guna lahan/ petak-petak lahan serta karakteristik
sosioekonomi tiap-tiap kawasan tersebut yang terdapat dalam ruang lingkup wilayah kajian
tertentu, seperti area kota, regional/provinsi atau nasional.
Secara sederhana jumlah perjalanan dari tata guna lahan dapat dibentuk dalam model
fungsional berikut :
Qtrip = f (TGL) ……… (Pers. 1.1)
Di mana :
Qtrip : jumlah perjalanan yang timbul dari suatu tata guna lahan per satuan
waktu
f : fungsi matematik
TGL : karakteristik dan sosioekonomi tata guna lahan dalam wilayah yang dikaji
Bangkitan perjalanan
Zona asal (Trip Production) zona tujuan (Trip Attraction)
Gambar II.1 Bangkitan perjalanan zona asal dan zona tujuan
Dari gambar di atas dapat diterangkan bahwa ada 2 hal yang berkaitan mengenai bangkitan
perjalanan, yaitu :
1. Trip production merupakan banyaknya perjalanan yang dihasilkan oleh zona asal , dengan lain pengertian merupakan perjalanan arus lalu lintas yang
meninggalkan suatu lokasi tata guna lahan
2. Trip attraction merupakan banyaknya perjalanan yang tertarik ke zona tujuan, dengan lain pengertian merupakan perjalanan arus lalu lintas yang
menuju atau dating ke suatu lokasi atau tata guna lahan.
Bangkitan Perjalanan berbasis rumah (home based trip generation) pertama kali
digunakan dan dikembangkan The Puget Sound Regional Transportation Study pada tahun
1964 (Miro, 2005) , berikut ini merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya
pergerakan :
1. Peningkatan pendapatan
Dengan semakin tingginya pendapatan seseorang, maka akan semakin meningkat
juga kebutuhannya, dan untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka akan
melakukan perjalanan.
2. Kepemilikan kendaraan
Kepemilikan kendaraan bermotor setiap rumah tangga dapat mempengaruhi
jumlah perjalanan yang dilakukan setiap anggota keluarga. Bila setiap anggota
keluarga memiliki kendaraan bermotor, maka jumlah perjalanan yang dilakukan
3. Struktur rumah tangga
Struktur rumah tangga yang memiliki jumlah anggota keluarga yang aktif atau
dengan kata lain memiliki kegiatan perjalanan berupa pendidikan maupun
pekerjaan cemderung untuk melakukan perjalanan, dengan semakin banyaknya
anggota keluarga maka jumlah perjalanan dalam rumah tangga tersebut juga
semakin banyak.
4. Jarak pemukiman terhadap pusat kegiatan
Menurut penelitian yang telah dilakukan terdahulu, pemukiman yang terletak di
tengah kota ataupun wilayah strategis yang dimana menjadi pusat kegiatan
ekonomi , sosial dan politik, melakukan perjalanan lebih banyak bila
dibandingkan dengan pemukiman yang terletak di daerah pinggiran kota.
Beberapa faktor seperti kemacetan, jarak tempuh dan waktu yang diperlukan
menjadi alasan bagi penduduk wilayah pinggiran untuk lebih sedikit melakukan
perjalanan.
5. Kepadatan daerah pemukiman
Daerah pemukiman dengan jumlah penduduk yang padat, tentunya akan memiliki
jumlah perjalanan yang semakin banyak.
6. Aksesibilitas
Apabila daerah pemukiman memiliki akses yang mudah untuk melakukan
perjalanan menuju daerah pusat kegiatan, maka akan semakin besar pula
seperti jalan tol , ataupun monorail yang sudah di aplikasikan di beberapa negara,
sehingga memudahkan warganya untuk melakukan kegiatan.
II.2.2 Distribusi perjalanan (Trip Distribution)
Distribusi perjalanan merupakan jumlah atau banyaknya perjalanan/yang bermula dari
suatu zona asal yang menyebar ke banyak zona tujuan atau sebaliknya jumlah
perjalanan/yang dating mengumpul ke suatu zona tujuan yang tadinya berasal dari sejumlah
zona asal.
Tij
Gambar II.2 Zona asal dan zona tujuan
I adalah zona asal dimana perjalanan bermula
J adalah zona tujuan dimana perjalanan menuju ke zona tersebut
Tij adalah perjalanan yang dilakukan
II.2.3 Pemilihan moda (Modal Split)
Tahapan ketiga dalam perencanaan transportasi ini adalah tahapan pemilihan moda
transportasi, yang dimana tahapan ini merupakan pengembangan dari tahap sebelumnya yaitu
distribusi perjalanan dan bangkitan perjalanan. Dalam tahapan ini , adalah menentukan model
dari perilaku orang banyak terutama para pengguna jasa transportasi dalam memilih layanan
transportasi yang akan digunakan untuk melakukan perjalanan, tentunya dalam pemilihan
tersebut banyak sekali aspek pertimbangan dari masing masing pengguna.
Aspek yang dinilai dari layanan transportasi itu sendiri yaitu sebagai berikut :
• Jarak geografis yang ditempuh
• Jaringan dan aksesibilitas dari moda transportasi
• Fasilitas yang menunjang bagi para pengguna transportasi
• Kecepatan tempuh dari moda transportasi
• Biaya transportasi, pertimbangan akan biaya transportasi di dapat dari
nilai ekonomis yang bila menggunakan layanannya.
• Kapasitas yang dapat mengangkut para pengguna transportasi,
`
Faktor yang mempengaruhi pemilihan moda dapat dikelompokkan menjadi 4, yaitu
sebagai berikut :
1. Ciri-ciri dari pengguna jalan itu sendiri dengan faktor sebagai berikut :
a. Kepemilikan surat izin mengemudi (SIM) : beberapa kalangan di
masyarakat dengan pendidikan yang rendah lebih memilih untuk tidak
mengendarai kendaraan pribadinya dikarenakan harus memiliki surat izin
mengemudi.
b. Kepemilikan kendaraan pribadi : masyarakat dengan tingkat ekonomi
menengah ke atas , akan lebih memilih untuk memakai kendaraan pribadi
dibanding dengan memakai alat transportasi umum, dikarenakan dengan
alasan kenyamanan.
c. Struktur rumah tangga
d. Pendapatan : tentu saja bila pendapatan semakin besar, maka peluang
2. Ciri-ciri pergerakan dengan faktor sebagai berikut :
a. Tujuan pergerakan
b. Waktu terjadinya pergerakan
c. Jarak perjalanan
3. Ciri-ciri dari fasilitas moda transportasi dengan faktor sebagai berikut :
a. Waktu perjalanan : bila waktu perjalanan yang ditempuh suatu moda
transportasi semakin kecil, maka akan menjadi pertimbangan bagi
pengguna moda transportasi untuk lebih memilih moda tersebut.
b. Biaya transportasi : biaya transportasi yang semakin ekonomis , akan
dipilih bagi pengguna moda transportasi
c. Ketersediaan ruang dan tarif parkir : bila ketersediaan ruang parkir
semakin minim dan tarif parkir mahal, maka para pengguna moda
transportasi lebih memilih untuk tidak menggunakan kendaraan
pribadinya, dan berlaku sebaliknya bila ketersediaan ruang parkir luas
dan tarif parkir yang murah akan menarik pengguna moda untuk
bertransportasi menggunakan kendaraan pribadi.
4. Ciri-ciri kota : jarak antara pusat kota dengan wilayah pemukiman
penduduk adalah pertimbangan terakhir bagi pengguna moda transportasi
untuk memutuskan moda transportasi apa yang memberikan efisiensi, biaya
ekonomis, dan waktu tempuh nya cepat, karena apabila semakin jauh jarak
pusat kota dengan wilayah pemukiman, maka para pengguna (user) akan
Terdapat 4 tahapan analisis dalam menentukan proporsional suatu moda transportasi
dengan aspek tinjauan pelaku perjalanan yang menggunakan dua moda atau lebih :
• Tahapan pertama, pengidentifikasian beberapa variabel yang
diasumsikan berpengaruh secara berarti terhadap perilaku perjalanan
dalam menjatuhkan pilihan alternative alat angkutan yang dipakai untuk
bepergian
• Memodelkan nilai kepuasan si pelaku perjalanan untuk beberapa pilihan
alternative alat angkutan yang dipakai melalui model analisis regresi
linear buat mendapatkan angka kepuasan menggunakan masing masing
moda angkutan
• Memodelkan peulang masing masing alternatif pilihan moda angkutan
yang akan dipakai melalui beberapa model pilihan moda angkutan
seperti “binary model” di antaranya logit biner, probit, multinomial logit
atau gunarson dengan cara mengeksponenkan nilai kepuasan masing
masing moda angkutan yang sudah kita dapatkan di tahapan kedua
• Yang terakhir barulah didapati angkata proporsi (dalam %) peluang atau
pangsa pasar masing masing moda angkutan untuk dipilih dari sejumlah
calong pengguna moda tertentu sebagai perkiraan serta angka
II.2.4 Pembebanan jaringan (Trip Assignment)
Pada tahapan ke – 4 bertujuan untuk memodelkan perilaku pelaku perjalanan dalam
memilih rute yang menurutnya rute terbaik. Rute yang dikatakan terbaik , dimana rute
tersebut memiliki waktu tempuh yang cepat, bernilai ekonomis.
II.3 Permodelan Bangkitan Perjalanan
Definisi dari permodelan adalah aktivitas meringkas dan menyederhanakan kondisi
realistis (nyata) (Fidel miro,2004), sedangkan model memiliki definisi alat bantu yang dapat
digunakan untuk mencerminkan dan menyederhanakan suatu realita secara terukur (Tamin
,1997). Model bangkitan perjalanan pada umumnya memperkirakan jumlah perjalanan sesuai
dengan maksudnya berdasarkan karakteristik-karakteristik penggunaan tata guna lahan dan
sosioekonomi pada setiap zona.
II.3.1 Model Analisa Klasifikasi Silang
Model yang pertama kali dikembangkan Puget Sound study ini merupakan
metode yang berdasarkan pada keterkaitan antara terjadinya pergerakan dengan atribut rumah
tangga. Asumsi dasar dari analisis ini adalah tiap bangkitan pergerakan dapat dikatakan stabil
dalam waktu tertentu untuk stratifikasi rumah tangga tertentu. Keuntungan dari analisis
klasifikasi silang adalah tidak adanya ketergantungan kepada sistem zona wilayah ,asumsi
dasarnya adalah bangkitan pergerakan dikatakan stabil dalam ukuran waktu untuk setiap
Analisa klasifikasi silang merupakan metode empirik yang berfungsi untuk
mengestimasi jumlah perjalanan berdasarkan rumah tangga yang akan dinyatakan sebagai
sebuah fungsi. The Puget Sound Regional Transportation Study (1964) yang pertama kali menggunakan metode ini yang mengidentifikasi 3 variabel utama , yaitu
1. Ukuran rumah tangga
2. Jumlah kepemilikan kendaraan
3. Pendapatan rumah tangga
Metode ini digunakan untuk mendapatkan angka perkiraan bangkitan perjalanan (lalu
lintas) pada kawasan permukiman.. Metode ini berasumsi bahwa jumlah perjalanan rata-rata
yang dihasilkan dari setiap rumah tangga dinyatakan stabil. Metode ini harus melalui 4
tahapan yaitu sebagai berikut (Black, 1981) :
Berikut ini adalah tahapan pengolahan data dengan metode klasifikasi silang
a. tahap pertama : penentuan faktor ataupun variabel yang mempengaruhi jumlah
perjalanan setiap rumah tangga. Variabel yang dipakai yaitu jumlah anggota keluarga,
jumlah pendapatan, jumlah kepemilikan kendaraan, jumlah anggota keluarga bekerja,
jumlah anggota keluarga bersekolah.
b. tahap kedua : setelah mendapatkan data dari masing masing variabel, maka kita
mengalokasikan pelaku perjalanan yang mempunyai sifat homogen dengan pelaku
perjalanan lainnya kedalam satu kelompok. Ini dibutuhkan dalam penentuan model
bangkitan pergerakan dari masing masing kelompok, sehingga nantinya dapat
c. tahap ketiga : penentuan rata-rata perjalanan tiap rumah tangga dengan cara
membagikan jumlah perjalanan pada masing – masing zona (kelompok) dengan
jumlah total rumah tangga yang terdapat dalam zona tersebut
d. tahap akhir : pada tahap ini menentukan jumlah perjalan masing masing zona dengan
cara mengalikan jumlah perjalanan rata-rata dengan jumlah rumah tangga pada satu
zona (kelompok). keseluruhan jumlah perjalanan dari masing masing zona
dijumlahkan maka didapat jumlah perjalanan yang dihasilkan pada wilayah penduduk
per hari pada tahun rencana.
Untuk tahapan akhir ini menentukan jumlah perjalanan yang dihasilkan di wilayah
penelitian per hari pada tahun rencana :
Qpi =∑��=1��������Tci . Hci……… (Pers. 1.2)
Dimana :
Qpi = perkiraan jumlah perjalan yang dihasilkan wilayah tempat penelitian
Tci = rata rata tingkat perjalanan tiap rumah tangga dalam tiap zona
Hci = Perkiraan jumlah anggota di wilayah tempat penelitian
(F.Miro,2004 )
Setelah pengolahan data dengan menggunakan metode klasfikasi silang, selanjutnya
menentukan model bangkitan pergerakan dengan menggunakan analisis regresi berganda.
Pengerjaan analisis ini akan dibantu dengan menggunakan program SPSS versi 17 dan
Metode ini pada dasarnya memiliki beberapa keuntungan yaitu
1. Pengelompokan klasifikasi silang tidak tergantung pada system zona di daerah kajian
2. Tidak ada asumsi awal yang harus diambil mengenai bentuk hubungan
3. Hubungan tersebut berbeda-beda untuk setiap kategori.
Sedang kelemahan dari analisis kategori ini adalah
1. Tidak ada pengujian statistik untuk menguji keabsahan model
2. Tidak ada cara yang efektif dalam memilih variable.
II.3.2 Model Analisa Regresi Linear
Metode Analisa Regresi Linear adalah alat analisis statistik yang menganalisis
faktor-faktor penentu yang menimbulkan suatu kejadian atau kondisi tertentu yang diamati,
sekaligus menguji sejauh manakah kekuatan faktor-faktor penentu yang dimaksud
berhubungan dengan kondisi yang ditimbulkan / diciptakannnya . faktor penentu ataupun
dapat disebut variabel di dalam analisa regresi linear dibagi menjadi 2 bagian yaitu variabel
bebas dan variabel tidak bebas, yang di mana variabel bebas adalah sebagai berikut :
1. Jumlah keluarga
2. Jumlah keluarga yang masih mengenyam pendidikan
3. Jumlah keluarga yang bekerja
4. Pendapatan
5. Kepemilikan kendaraan ( mobil atau motor)
Berikut ini adalah tahapan dalam membuat model bangkitan perjalanan dengan
menggunakan analisis regresi linear berganda :
1. tahapan pertama adalah memilih variabel bebas yang mempunyai nilai korelasi
tertinggi dengan variabel tidak bebas. Apabila terdapat korelasi antara variabel
bebas dengan sesamanya, maka akan diseleksi nilai korelasi yang terbesar yang
akan mewakili salah satu variabel bebas.
2. Tahapan selanjutnnya adalah memasukan variabel bebas dan tidak bebas ke dalam
persamaan : Y = a + b1 x1 + b2 x2 + … + bn xn + e
Lalu tentukan kombinasi mana yang terbaik yang dapat menghasilkan nilai
determinan terbesar.
3. Hitung parameter dari persamaan regresi yang dibentuk dari beberapa variabel
bebas :
a. Nilai R2
b. Tanda (+/-) bagi setiap variabel
c. Hubungan yang kuat untuk bagi setiap variabel (nilai korelasi)
d. Uji-t
e. Uji-F
f. Uji Validasi
g. Uji linearitas
Ada 2 (dua) bentuk metode analisis regresi linear , yaitu :
1. Analisis regresi linear sederhana
Analisis ini hanya menghubungkan variabel tidak bebas dengan 1 (satu) buah
variabel bebas yang mempengaruhi naik turunnya variabel tak bebas yang diamati
dngean asumsi studi, variabel-variabel lainnya tidak mempengaruhi perubahan pada
variabel terikat atau tidak kita masukkan ke dalam model.
Bentuk persamaan dari analisis regresi linear sederhana adalah sebagai berikut :
Y = a + bx + e ……… (Pers. 1.3)
Di mana :
Y = Variabel tidak bebas yang diramalkan besarnya, atau dengan kata
lain jumlah perjalanan yang dilakukan
X = Variabel bebas yang berpengaruh pada jumlah perjalanan
a = Parameter konstanta yang memiliki arti bila x sama dengan 0 (nol)
maka Y=a
b = Parameter koefisien yang akan meramalkan jumlah perjalanan
e = Nilai kesalahan yang mewakili seluruh faktor yang dianggap tidak
mempengaruhi
2. Analisis regresi linear berganda
Pada analisis regresi linear berganda menghubungkan 1 (satu) variabel tidak bebas
dengan 2 (dua) atau lebih variabel-variabel bebas yang dianggap mempengaruhi
Bentuk persamaan analisis regresi linear berganda adalah sebagai berikut :
Y = a + b1 x1 + b2 x2 + … + bn xn + e………(Pers. 1.4)
Di mana :
Y = variabel tidak bebas yang akan diramalkan nilainya
atau dengan kata lain berupa jumlah perjalanan dari titik
asal ke tujuan yang diperkirakan.
x1, …. xn = variabel-variabel bebas yang dimasukkan kedalam
model persamaan yang mungkin berpengaruh kepada
nilai jumlah perjalanan.
a = konstanta yang memiliki artian apabila seluruh
variabel bebas tidak menunjukkan perubahan atau
bernilai sama dengan nol maka jumlah perjalanan akan
diperkiran bernilai sama dengan a
b1b2,….,bn = koefisien yang nilainya akan digunakan untuk
meramalkan jumlah perjalanan, atau dapat disebut
BAB III
METODE PENELITIAN III.1 Definisi
Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau jalan yang
ditempuh.. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan, sedangkan definisi
dari penelitian adalah pemeriksaan , penyelidikan akan suatu objek secara menyeluruh dan
teliti . Menurut Nasir (1988:51) metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan
peneliti untuk mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang diajukan .
Pendapat lain mengenai metode penelitian seperti yang dikemukakan oleh Winarno (1994)
metode penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan dengan teknik yg teliti dan
sistematik.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian studi kasus, yang di
mana meneliti lebih dalam akan permasalahan yang terjadi di lapangan. Berikut ini
merupakan beberapa jenis dari metode penelitian yang dilakukan dalam menyelesaikan
sebuah penelitian yaitu:
1. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala,
peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang. Penelitian deskriptif memusatkan
perhatian kepada masalah-masalah actual sebagaimana adanya pada saat penelitian
berlangsung. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat berupa variabel
tunggal (satu variabel) ataupun dapat lebih dan satu variabel.
2. Penelitian Studi kasus pada dasarnya mempelajari secara intensif seseorang individu
atau kelompok yang dipandang mengalami kasus tertentu. Metode ini mempelajari
data yang akurat, dan observasi langsung akan permasalahan yang diteliti.
Kekurangan dari metode ini adalah data yang didapat dari suatu subyek penelitian
belum tentu bersifat sama dan dapat digunakan dengan subyek penelitian lainnya.
3. Penelitian eksperimen mempunyai arti yaitu metode sistematis yang berfungsi
membentuk hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat. Penelitian
eksperimen merupakan metode inti dari model penelitian yang menggunakan
pendekatan kuantitatif. Dalam metode eksperimen, peneliti harus melakukan tiga
persyaratan yaitu kegiatan mengontrol, kegiatan memanipulasi, dan observasi
III.2 Bagan Alir Penelitian
Dalam menyelesaikan penelitian ini, diperlukan kerangka dan tahapan dalam
pemecahan masalah, ini diperlukan agar dapat mengetahui arah dari penelitian ini sehingga
Latar Belakang
TINJAUAN PUSTAKA
Pengumpulan bahan dan studi literatur
PENGOLAHAN DATA
• Menentukan jumlah bangkitan pergerakan dengan analisis kategori silang
• Menentukan model analisis regresi linear berganda (SPSS)
ANALISIS DATA
Menentukan nilai bangkitan dan model bangkitan terbaik dengan determinan terbesar
KESIMPULAN
DATA PRIMER :
• Jumlah anggota keluarga
• Jumlah pendapatan
• Jumlah kepemilikan kendaraan (sepeda motor)
• Jumlah kepemilikan kendaraan (mobil)
• Jumlah anggota keluarga bekerja
• Jumlah anggota keluarga sekolah
• Jumlah pergerakan dalam satu hari
DATA SEKUNDER :
• Jumlah populasi Kelurahan Lubuk Pakam Pekan
• Peta Kecamatan Lubuk Pakam
• Peta jaringan jalan Kecamatan Lubuk Pakam
Dari bagan alir penelitian pada gambar 3.1 , berikut ini merupakan penjelasan singkat
dari tahapan pengerjaan penelitian :
1. Mengidentifikasi latar belakang masalah
Tahapan awal dari sebuah penelitian adalah suatu masalah. Bergerak dari
masalah yang ada maka peneliti dapat menyusun arah penelitiannya, sehingga
tidak lari dari tujuan awalnya.
2. Teori Pendukung
Teori-teori yang berkaitan dengan masalah akan membantu untuk memberikan
arahan bagi peneliti. Teori pendukung dapat diambil dari buku buku refrensi,
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.
3. Desain dan kerangka penelitian
Pada desain dan kerangka penelitian akan dibahas mengenai tempat dan waktu
penelitian , model penelitian yang dipakai, tahapan tahapan pengerjaan dari
penelitian itu sendiri. Kerangka ini diperlukan agar peneliti tidak melenceng
dari tujuan awal penelitian.
4. Pengumpulan data
Data data terkait diperlukan untuk menyelesaikan penelitian tersebut. Data
yang didapat langsung di lapangan melalui survey langsung ataupun dari
instansi pemerintah yang telah melakukan survey terdahulu.
5. Pengolahan dan analisis data
Dalam penelitian ini pengolahan data akan menggunakan program Microsoft
excel untuk membantu mencari jumlah bangkitan yang dihasilkan melalui
regresi linear berganda. Selanjutnya pada analisa data akan dilakukan pada
model analisis regresi linear berganda, yang dimana model yang dihasilkan
analisis regresi linear berganda akan dianalisa melalui beberapa pengujian
berikut :
• Koefisien korelasi
• Koefisien determinasi (R2)
• Uji-F
• Uji-t
• Uji Validasi
• Uji Linearitas
6. Kesimpulan
Tahap akhir penelitian adalah didapat jumlah bangkitan yang dihasilkan di
Kecamatan Lubuk Pakam, dan model analisis regresi linear berganda yang
terbaik dengan nilai determinan terbesar.
III.3 Metode Pengumpulan Data
Data memiliki definisi sekumpulan informasi yang benar dan nyata dan dapat
dijadikan kajian . Metode pengumpulan yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode
sampel acak sederhana. Metode ini mengumpulkan sejumlah n sampel dari puplasi hingga N
yang dimana setiap kemungkinan sampel mempunyai probabilitas yang sama untuk diseleksi.
Nilai yang diperoleh dari cara sampling ini tentunya memiliki nilai kesalahan yang masih
dalam batasan yang dapat diterima secara statistik dan logika, tetapi kelebihan yang dimiliki
Dalam penelitian ini diperlukan dua jenis data yaitu :
Data primer :
• Jumlah anggota keluarga
• Jumlah pendapatan
• Jumlah kepemilikan kendaraan (sepeda motor)
• Jumlah kepemilikan kendaraan (mobil)
• Jumlah anggota keluarga bekerja
• Jumlah anggota keluarga sekolah
• Jumlah pergerakan dalam satu hari
Data sekunder :
• Jumlah populasi Kelurahan Lubuk Pakam Pekan
• Peta Kecamatan Lubuk Pakam
• Peta jaringan jalan Kecamatan Lubuk Pakam
Untuk mendapatkan data primer maka diperlukan survey langsung ke perumahan warga
dengan menggunakan kuisioner. Berikut ini merupakan beberapa bagian dari isi kuisioner
yang akan dipakai dalam pengumpulan data :
1. Tujuan perjalanan
Pada tujuan perjalanan, data yang didapat merupakan arah perjalanan yang
dilakukan dalam satu hari yang berawal dari rumah. Tujuan perjalanan yang
dilakukan yaitu tempat bekerja , sekolah , maupun lainnya.
Moda yang dipakai dalam perjalanan satu hari yaitu kendaraan pribadi (mobil ,
motor) atau kendaraan umum.
3. Waktu perjalanan
Dalam hal waktu perjalanan yang dimaksud adalah waktu untuk memulai dan
mengakhiri perjalanan.
III.4 Metode Penentuan dan Pengambilan Sampel
Untuk menentukan jumlah sampel tentunya harus benar-benar dapat
merepresentasikan dari total jumlah populasi yang ada di wilayah penelitian. Dengan
pertimbangan akan populasi rumah tangga yang terbatas dan wilayah survey yang tidak
tersebar, maka dipergunakan teknik penarikan sampel dengan acak sederhana. Sebagai
pendahuluan pengambilan sampel , diambil sebanyak 30 data sampel dari wilayah penelitian
yang selanjutnya data tersebut dapat diolah untuk menetukan berapa besar sampel yang akan
diambil. Besarnya sampel yang diambil ditentukan dengan menggunakan rumus berikut ini :
Se (x) = ��
� ………. (Persamaan 2.1)
Dimana : Se (x) = Standar error dari rata rata sampel
Se = Sampling error (5%)
Z = Tingkat kepercayaan (95%)
Dari hasil standar error yang diperoleh maka selanjutnya penentuan jumlah sampel adalah
sebagai berikut :
Se (x) = �²
[��(�)]² , untuk populasi yang tidak terbatas Se (x) = �
�+(�′�)
n = jumlah populasi terbatas : adalah populasi yang mempunyai batas kuantitatif
secara jelas karena memiliki karakteristik yang terbatas. Contoh: mahasiswa
angkatan 2008.
n’ = jumlah populasi tidak terbatas : populasi yang anggotanya tidak ditemukan
batas-batasnya, sehingga tidak dapat dinayakan nilai kuantitatifnya.Contoh:
jumlah yang profesinya sebagai pedagang. Populasi demukian objeknya hanya
dapat dinyatakan secara kualitas dengan menyatakan berdasarkan karakteristik
secara umum.
III.5 Pengumpulan Data
Setelah menentukan jumlah sampel yang akan diambil, selanjutnya dilakukan
pengumpulan data di lapangan dengan menggunakan kuisioner yang telah disiapkan. Survey
yang dilakukan menggunakan metode wawancara langsung ke rumah warga. Objek dari
survey ini adalah personil yang mendiami rumah di kawasan perumahan Kecamatan Lubuk
Pakam Pekan. Adapun beberapa langkah dalam pelaksanaan survey dan pengumpulan data
sebagai berikut :
• Menetapkan secara jelas sasran survei (lokasi)
• mengidentifikasi populasi dan kelompok yang akan diambil sampelnya.
• Mengidentifikasi data yang spesifik yang berkaitan dengan maksud survei
• Menentukan tingkat ketelitian yang diperlukan dari hasil survei
• Menetukan metoda survei yang digunakan Membagi populasi kedalam satu sampling
dan membuat daftar unit (pendapatan, umur, tujuan, maksud perjalanan, jenis
• Menguji kembali metoda survei untuk menjamin bahwa prosedur dan survei sudah
benar
• Membuat pengawasan yang baik dalam pelaksanaan survei
• menyimpan data dan hasil untuk acuan mendatang
Adapun peralatan yang digunakan dalam pengumpulan data ini berupa kuisioner dan
alat tulis, selanjutnya data yang telah dikumpulkan akan diolah dan dibantu dengan
menggunakan program Microsoft excel untuk membantu mencari nilai jumlah bangkitan
dengan menggunakan analisis kategori silang dan program SPSS yang dimana merupakan
program untuk membantu dalam analisa statistik dari data yang diperoleh untuk mendapatkan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Lokasi Penelitian
Gambar 4.1 Peta Kabupaten Deli Serdang
Kabupaten Deli Serdang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara
dan secara geografis Kabupaten ini terletak pada 2º 57’ - 3º 16’ Lintang Utara dan 98º 33’ -
99º 27’ Bujur Timur dengan Ibukota Kabupaten yang terletak di Kecamatan Lubuk Pakam.
Kota atau wilayah sebagai tempat penelitian ini terkhususnya pada Kelurahan Lubuk Pakam
Pekan. Kecamatan Lubuk Pakam memiliki luas ± 31,19 km2 (3.119 Ha), yang terdiri dari 13
desa/kelurahan 105 dusun dengan Ibukota Kecamatan terletak di Jalan Tengku Raja Muda
Lubuk Pakam. Data sensus penduduk terakhir tahun 2011, Kecamatan Lubuk pakam
memiliki jumlah penduduk 81.708 jiwa, dengan jumlah penduduk laki laki 26.400 jiwa ,
jumlah penduduk perempuan 27.427 jiwa dan anak-anak 27.881 jiwa (Badan Pusat Statistik).
Kebanyakan dari penduduk Kecamatan ini hidup dari bertani, bercocok tanam dan memiliki LOKASI
peternakan. Kecamatan lubuk pakam berada pada ketinggian 0 s/d 8 meter dari permukaan
laut, yang dimana kawasan ini letaknya dekat dengan daerah pesisir pantai. Daerah
Kecamatan Lubuk Pakam ber-iklim sedang yang terdiri dari musim hujan dan musim
kemarau, kedua musim ini dipengaruhi ole kedua arah angin yang terdiri dari angin laut dan
angin gunung. Curahan hujan yang menonjol di daerah Kecamatan Lubuk pakam terjadi di
bulan Maret, April, Juni s/d Desember Curah hujan rata-rata pertahun adalah 4.186,6
milimeter dengan curah hujan tertinggi terjadi pada Bulan September sampai dengan
bulan desember dengan curah hujan berkisar antara 12 sampai dengan 521 mm/bulan dan
musim kemarau hanya pada bulan Januari, Pebruari dan Mei. Berikut ini merupakan
batasan-batasan wilayah dari kecamatan Lubuk Pakam, yaitu :
Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Beringin
Timur : Berbatasan dengan Kecamatan Pagar Merbau
Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Pagar Merbau
Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Morawa
Kota Lubuk Pakam sebagai ibu kota dari Kabupaten Deli Serdang mempunyai
pengembangan wilayah yang cukup dominan dengan beberapa kota satelitnya seperti
Tanjung Morawa, Perbaungan, Galang dan lain lain. Berdasarkan PP No.7/1984 Pasal 1
dijelaskan bahwa pusat pemerintahan Kecamatan Lubuk pakam ini adalah berkedudukan di
IV.2Populasi dan Sampel Penelitian
Jumlah populasi di Kecamatan Lubuk pakam adalah sebanyak 18.987 rumah tangga
yang tersebar di 13 Kelurahan di Kecamatan Lubuk Pakam. Berikut ini data jumlah populasi
dari masing masing kelurahan :
NO DESA / KELURAHAN LUAS (KM²) JUMLAH RUMAH
Tabel IV.1 Kelurahan yang terdapat di Kecamatan Lubuk Pakam
Dari jumlah populasi , tentunya diperlukan penarikan sampel yang akan dibutuhkan
dalam perhitungan jumlah pergerakan. Tahap awal penarikan sampel adalah mengambil data
pendahuluan sebagai penentu jumlah sampel yang diperlukan. Data pendahuluan pada
populasinya yang terhingga maka rata-rata dari 30 data pendahulan tersebut akan mendekati
distribusi normal. Dari jumlah 30 data pendahuluan ini, kita berikan kesempatan secara rata
pada ke tiga belas kelurahan yang ada di Kecamatan Lubuk Pakam.
Nomor Jumlah
Total Pergerakan Perhari = 146
Tabel IV.2 Jumlah pergerakan pada data pendahuluan
Dari sampel uji sebanyak 30 data yang diambil dari ke tiga belas kelurahan dimaksudkan
Jumlah Pergerakan / Keluarga / Hari
N Minimum Maximum Mean Standar Deviasi
95 % dan sampling error tidak lebih dari 5 % dari sampel mean. Dari tingkat kepercayaan
sebesar 95 % didapat nilai standar error 1,96. Berikut ini adalah perhitungan untuk
menentukan jumlah data yang akan diambil :
Sampling error (Se) = 5 % x mean produksi perjalanan
= 5 % x 4.8667
= 0.2433
Se(x) = �� ��
= 0.243�1.96
= 0.124
Dengan menggunakan formulasi slovin (1960) jumlah sampel yang diperlukan adalah sebagai
berikut :
dari perhitungan di atas, jumlah data yang akan diambil yang harus dipenuhi adalah
sebanyak 118 data.
Beberapa pendapat para ahli dalam menentukan jumlah penelitian dengan populasi sebanyak
18987 adalah sebagai berikut :
1. Menurut Krejcie dan Morgan (1970) dalam Uma Sekaran (1992) membuat daftar
yang dapat dipakai dalam menentukan jumlah sampel, dengan populasi sebanyak
2. Menurut Gay dan Diehl (1992) jumlah sampel penelitian yang bersifat deskriptif
adalah sebagai berikut :
n = 10 % x 18987
= 1898 rumah tangga
3. Menurut Roscoe (1975) jumlah sampel penelitian dengan jumlah populasi lebih besar
dari 30 sampel adalah sebesar 10 % dari jumlah populasi.
Dari beberapa pendapat dari para ahli yang telah dijelaskan, dengan keterbatasan waktu
dan tenaga maka penulis menggunakan hasil perhitungan dari rumus slovin dengan jumlah
sampel sebanyak 120 sampel. Pengambilan sampel dilakukan secara acak pada 13 Kelurahan
IV.2.1 Hasil Tinjauan Survey
Gambar 4.2 Peta Ruas Jalan Kecamatan Lubuk Pakam
Dengan menentukan 120 sampel yang akan diambil dari ke tiga belas kelurahan,
maka dengan teknik acak sederhana, diberikan kesempatan yang sama untuk ke tiga belas
kelurahan pada Kecamatan Lubuk Pakam, dengan kurang lebih 9 sampel yang dapat
mewakili satu kelurahan. Berikut ini merupakan beberapa contoh hasil survey di masing
masing kelurahan :
IV.2.1.a Kelurahan Lubuk Pakam Pekan
Gambar 4.3 Kelurahan Lubuk Pakam Pekan
Pada kelurahan Lubuk Pakam Pekan beberapa sampel yang diambil terletak di Jalan Bakaran
IV.2.1.b Kelurahan Lubuk Pakam III
Gambar 4.4 Kelurahan Lubuk Pakam III
IV.2.1.c Kelurahan Lubuk Pakam I / II
Gambar 4.5 Kelurahan Lubuk Pakam I/II
Masih berdekatan dengan kelurahan Lubuk Pakam III, kelurahan Lubuk Pakam I /II ini
IV.2.1.d Kelurahan Sekip
Gambar 4.6 Kelurahan Sekip
Kelurahan Sekip merupakan salah satu daerah yang menjadi akses untuk menuju pantai labu,
IV.2.1.e Kelurahan Pagar Jati
Gambar 4.7 Kelurahan Pagar Jati
Kelurahan Pagar Jati yang beralamat di jalan Pematang siantar ini terletak di samping jalan
IV.2.2 Data Jumlah Anggota Keluarga
Dari hasil perolehan melalui survey langsung ke rumah warga dengan menggunakan
kuisioner maka diperoleh jumlah anggota keluarga adalah sebagai berikut :
Tabel IV . 3 Jumlah Anggota Keluarga Jumlah Anggota Keluarga
1 – 2 orang 3 – 4 orang 5 – 6 orang ≥ 7 orang
14.2 % 35.8 % 41.7 % 8.3 %
Grafik IV.1 Jumlah Anggota Keluarga
14%
36% 42%
8%
Jumlah Anggota Keluarga
1-2 org
3-4 org
5-6 org
IV.2.3 Data Jumlah Anggota Keluarga Bekerja
Data yang didapat hasil dari survey jumlah anggota keluarga yang bekerja adalah sebagai
berikut :
Tabel IV . 4 Jumlah Anggota Keluarga Bekerja Jumlah Anggota Keluarga
1 – 2 orang 3 – 4 orang 5 – 6 orang ≥ 7 orang
34.2% 52.5 % 13.3 % 0
Grafik IV.2 Jumlah Anggota Keluarga Bekerja
34%
53% 13% 0%
Jumlah Anggota Keluarga Bekerja
0-2 org
3-5 org
6-8 org
IV.2.4 Data Jumlah Anggota Keluarga Bersekolah
Data yang didapat hasil dari survey jumlah anggota keluarga yang bersekolah adalah sebagai
berikut :
Tabel IV . 5 Jumlah Anggota Keluarga Bersekolah Jumlah Anggota Keluarga Bersekolah
1 – 2 orang 3 – 4 orang 5 – 6 orang ≥ 7 orang
72.5% 27.5 % 0 % 0
Grafik IV.3 Jumlah Anggota Keluarga Bersekolah 72%
28%
0% 0%
Jumlah Anggota Keluarga Bersekolah
0-2 org
3-5 org
6-8 org
IV.2.5 Data Penghasilan Rata-Rata Keluarga Perbulan
Data yang didapat hasil dari survey penghasilan rata-rata keluarga perbulan adalah sebagai
berikut :
Tabel IV.6 Penghasilan Rata-Rata Penghasilan Rata-Rata
Rp. 500.000 – 1 juta Rp. 2 – 3 juta Rp. 4 – 5 juta ≥ 6 juta
10% 31.7 % 41.6 % 16.7 %
Grafik IV.4 Penghasilan Rata-Rata
10%
32%
41%
17%
Penghasilan Rata-Rata
Rp. 500.000 – 1 juta
Rp. 2 – 3 juta
Rp. 4 – 5 juta
IV.2.6 Data Jumlah Kepemilikan Sepeda Motor
Data yang didapat hasil dari survey jumlah kepemilikan sepeda motor adalah sebagai berikut
:
Tabel IV.7 Jumlah Kepemilikan Sepeda Motor Jumlah Kepemilikan Sepeda Motor
0 – 1 unit 2– 3 unit 4 – 5 unit ≥ 6 unit
37.5 % 52.5% 10 % 0
Grafik IV.5 Jumlah Kepemilikan Sepeda Motor 37%
53%
10% 0%
Jumlah Kepemilikan Sepeda Motor
0 – 1 unit
2– 3 unit
4 – 5 unit
IV.2.7 Data Jumlah Kepemilikan Mobil Pribadi
Data yang didapat hasil dari survey jumlah kepemilikan sepeda motor adalah sebagai berikut
:
Tabel IV .8 Jumlah Kepemilikan Mobil Pribadi Jumlah Kepemilikan Mobil Pribadi
0 – 1 unit 2– 3 unit 4 – 5 unit ≥ 6 unit
70 % 30 % 0 0
Grafik IV.6 Jumlah Kepemilikan Mobil Pribadi 70%
30%
0% 0%
Jumlah Kepemilikan Mobil Pribadi
0 – 1 unit
2– 3 unit
4 – 5 unit