• Tidak ada hasil yang ditemukan

PA : Sistem Pengarsipan Untuk Menunjang Kinerja Pegawai Pada Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Sidoarjo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PA : Sistem Pengarsipan Untuk Menunjang Kinerja Pegawai Pada Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Sidoarjo."

Copied!
146
0
0

Teks penuh

(1)

KABUPATEN SIDOARJO

PROYEK AKHIR

Nama : NOVIA AYU EFENDI NIM : 08.39015.0014

Program : DIII (Diploma Tiga)

Jurusan : Komputerisasi Perkantoran dan Kesekretariatan

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

(2)

KABUPATEN SIDOARJO

PROYEK AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Ahli Madya Komputer

Oleh:

Nama : NOVIA AYU EFENDI NIM : 08.39015.0014

Program : DIII (Diploma Tiga)

Jurusan : Komputerisasi Perkantoran dan Kesekretariatan

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

(3)

dipersiapkan dan disusun oleh Novia Ayu Efendi NIM : 08.39015.0014

Telah diperiksa, diuji dan disetujui oleh Dewan Penguji pada : Juni 2011

Susunan Dewan Penguji Pembimbing

I. Ristanti Akseptori, S.S NIDN: 0717028601

_________________________

II. Widji Ambarwati, S.Sos NIK: 19720804 199803 2 007

_________________________

Penguji

I. Titik Lusiani, M.Kom, OCA NIDN: 0714077401

__________________________

II. Marya Mujayana, S.S NIDN: 0727038201

__________________________

Proyek Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya

Titik Lusiani, M.Kom, OCA

Kepala Prodi DIII Komputerisasi Perkantoran dan Kesekretariatan SEKOLAH TINGGI

(4)

viii

Pengarsipan merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh instansi/organisasi sehubungannya dengan kegiatan administrasi. Tujuan penulisan laporan Proyek Akhir ini adalah untuk mengetahui pengelolaan kearsipan pada Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Sidoarjo. Metode yang digunakan dalam penulisan ini laporan Proyek Akhir adalah menggunakan observasi, interview dan studi literatur. Hasil observasi dan interview didapatkan bahwa pengelolaan kearsipan di Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Sidoarjo kurang baik, karena sistem pengarsipan disana masih menggunakan sistem manual dan belum tertata dengan rapi, sehingga dapat mengalami kesulitan dalam penyimpanan surat-surat dan penemuan kembali surat-surat di bagian Bagian Umum dan Kepegawaian Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga. Dari permasalahan diatas, maka penulis membuat sistem pengarsipan secara elektronik untuk memperbaiki sistem yang telah ada sebelumnya. Pengembangan sistem pengarsipan secara elektronik diharapkan dapat meningkatkan kinerja pergawai.

(5)

x

Halaman

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan ... 3

1.5 Manfaat ... 4

1.6 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II ... 7

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 7

2.1 Gambaran Umum Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga ... 7

2.1.1 Sejarah Perusahaan ... 7

2.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 8

2.1.3 Logo Perusahaan ... 8

(6)

xi

2.1.7 Fungsi dan Tugas Pokok ... 12

2.2 Gambaran Umum Divisi Bagian Umum dan Kepegawaian ... 14

2.2.1 Sejarah Singkat Bagian Umum dan Kepegawaian ... 14

2.2.2 Struktur Organisasi Bagian Umum dan Kepegawaian ... 15

2.2.3 Tugas Bagian Umum dan Kepegawaian ... 16

2.2.4 Urutan Pangkat Penggolongan Pegawai Negeri ... 16

2.2.5 Jadwal Pelaksanaan Proyek akhir ... 18

2.2.6 Lokasi dan Tempat Pelaksanaan Proyek akhir ... 18

BAB III ... 19

LANDASAN TEORI ... 19

3.1 Arsip ... 19

3.1.1 Tujuan Arsip ... 20

3.1.2 Kegunaan Arsip ... 21

3.1.3 Penggolongan Arsip ... 22

3.1.4 Jenis Arsip ... 23

3.1.5 Pengorganisasian Arsip ... 24

3.1.6 Penataan Arsip ... 26

3.1.7 Sistem Penyimpanan Arsip ... 27

3.2 Pemusnahan Arsip ... 32

3.2.1 Prosedur Pemusnahan ... 32

3.2.2 Peralatan Kearsipan ... 33

(7)

xii

3.3.3 Penggolongan Surat ... 38

3.3.4 SQL ... 38

3.3.5 Type Data Field ... 40

3.3.6 Teknik Peningkatan Kinerja. ... 44

BAB IV ... 48

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 48

4.1. Penanganan Surat Masuk ... 50

4.2. Menyortir Surat ... 51

4.3. Mengklasifikasi Surat ... 52

4.4 Penomoran Pada Surat Keluar ... 53

4.5. Prosedur Lembar Disposisi ... 55

4.6. Prosedur Agenda ... 57

4.7. Sistem Penyimpanan ... 62

BAB V... 129

KESIMPULAN DAN SARAN ... 129

5.1 Kesimpulan ... 129

5.2 Saran ... 130

(8)

xiii

Tabel 3.1 Tipe Data Field ... 41

Tabel 3.2 Tipe Data Number ... 43

Tabel 4.1 Agenda Surat Masuk ... 58

(9)

xiv

Gambar 2.1 Logo Perusahaan ... 8

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga ... 10

Gambar 2.3 Struktur Organisai Divisi Bagian Umum dan Kepegawaian ... 15

Gambar 4.1 Arus Surat Masu ... 51

Gambar 4.2 Arus Surat Keluar ... 54

Gambar 4.3 Lembar Disposisi ... 56

Gambar 4.4 Ordner ... 63

Gambar 4.5 Query Design ... 64

Gambar 4.6 SQL ... 65

Gambar 4.7 Query Design Surat... 66

Gambar 4.8 Pembuatan Tabel Surat ... 67

Gambar 4.9 Hasil Pembuatan Tabel Surat ... 68

Gambar 4.10 Query Design Tabel Jenis Surat ... 68

Gambar 4.11 Pembuatan table Jenis Surat ... 69

Gambar 4.12 Hasil Pembuatan Tabel Jenis Surat... 70

Gambar 4.13 Query Design Tabel Sifat Surat ... 71

Gambar 4.14 Pembuatan tabel sifat surat ... 71

Gambar 4.15 Hasil Pembuatan Table Sifat Surat ... 72

Gambar 4.16 Query Design Bentuk Surat... 73

Gambar 4.17 Pembuatan Table Bentuk Surat ... 73

(10)

xv

Gambar 4.21 Hasil Pembuatan Table Departemen ... 76

Gambar 4.22 Relationship ... 78

Gambar 4.23 Pengisian Tabel Surat ... 80

Gambar 4.24 Konfirmasi Penambahan Data ... 81

Gambar 4.25 Hasil Pengisian Pada Tabel Surat ... 81

Gambar 4.26 Pengisian Tabel Sifat Surat. ... 82

Gambar 4.27 Konfirmasi Penambahan Data ... 82

Gambar 4.28 Hasil Pengisian Tabel Sifat Surat ... 83

Gambar 4.29 Pengisian Tabel Jenis Surat. ... 83

Gambar 4.30 Konfirmasi Penambahan Data ... 84

Gambar 4.31 Hasil Pengisian Tabel Jenis Surat ... 84

Gambar 4..32 Pengisisan Tabel Bentuk Surat ... 85

Gambar 4.33 Konfirmasi Penambahan Data ... 85

Gambar 4.34 Hasil Pengisian Tabel Bentuk Surat ... 86

Gambar 4.35 Pengisian Tabel Departemen ... 86

Gambar 4.36 Konfirmasi Penambahan Data ... 87

Gambar 4.37 Hasil Pengisian Tabel Departemen ... 87

Gambar 4.38 Form Wizard... 88

Gambar 4.39 pembuatan Form ... 88

Gambar 4.40 Selected Field ... 89

Gambar 4.41 Layout Form ... 89

(11)

xvi

Gambar 4.45 Action Buton ... 92

Gambar 4.46 Pembuatan Action Buton ... 92

Gambar 4.47 Pembuatan Action Buton ... 93

Gambar 4..48 Pembuatan Action Buton ... 93

Gambar 4.49 Hasil Pembuatan Action Buton ... 94

Gambar 4.50 Form View... 95

Gambar 4.51 Hasil Pembuatan Form Surat ... 95

Gambar 4.52 FormInput data Surat ... 96

Gambar 4.53 Form Input Data Jenis Surat ... 97

Gambar 4.54 Form Input data Sifat Surat ... 98

Gambar 4.55 Form Input data Bentuk Surat ... 99

Gambar 4.56 Form Input data Departemen ... 100

Gambar 4.57 Report wizard ... 101

Gambar 4.58 Report Wizard ... 102

Gambar 4.59 Report Wizard ... 102

Gambar 4.60 Report Wizard ... 103

Gambar 4.61 Report Wizard ... 103

Gambar 4.62 Report Wizard ... 104

Gambar 4.63 Modify Report ... 105

Gambar 4.64 Report Surat ... 106

Gambar 4.65 Report Jenis Surat ... 106

(12)

xvii

Gambar 4.69 Pencarian Departemen ... 107

Gambar 4.70 Enter Parameter Value Departemen ... 108

Gambar 4.71 Hasil Pencarian yang Mengandung Huruf Depan ... 108

Gambar 4.72 Hasil Pencarian ... 109

Gambar 4.73 Enter Parameter Value Departemen ... 109

Gambar 4.74 Hasil Pencarian yang Mengandung Huruf Depan ... 110

Gambar 4.75 Hasil Pencarian ‘Penyuluhan’ ... 110

Gambar 4.76 Enter Parameter Value Jenis Surat ... 111

Gambar 4.77 Hasil Pencarian ‘Surat Dinas’ ... 111

Gambar 4..78 Hasil Pencarian ‘Surat Tugas’ ... 112

Gambar 4.79 Enter Parameter Value Surat ... 112

Gambar 4.80 Hasil Pencarian nomor surat huruf depan 600 ... 113

Gambar 4.81 Hasil Pencarian nomor surat mengandung huruf 6 ... 113

Gambar 4.82 Menu ... 114

Gambar 4.83 Input Data ... 114

Gambar 4.84 Form Surat ... 115

Gambar 4.85 Form Bentuk Surat ... 116

Gambar 4.86 Form Sifat ... 116

Gambar 4.87 Form Jenis Surat ... 117

Gambar 4.88 Form Departemen ... 117

Gambar 4.89 Form Pencarian ... 118

(13)

xviii

Gambar 4.93 Hasil Pencarian Jenis Surat ... 120

Gambar 4.94 pencarian Isi Surat ... 120

Gambar 4.95 Hasil Pencarian Isi Surat ... 121

Gambar 4.96 Pencarian Surat ... 121

Gambar 4.97 Hasil pencarian Surat ... 122

Gambar 4.98 Menu ... 123

Gambar 4.99 Menu Input Data Surat ... 123

Gambar 4.100 Menu Pencarian ... 124

Gambar 4.101 Form Design ... 124

Gambar 4.102 pembuatan Form Menu ... 125

Gambar 4.103 Command Button Wizard ... 125

Gambar 4.104 Categories and Action ... 126

Gambar 4.105 Command Button ... 126

Gambar 4.106 Pembuatan Menu INPUT DATA ... 127

Gambar 4.107 Hasil Pembuatan Menu Input Data ... 128

(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Setiap pekerjaan dan kegiatan kantor, baik pemerintah maupun swasta memerlukan penyimpanan, pencatatan serta pengolahan surat, baik kedalam maupun keluar dengan sistem tertentu dan dapat dipertanggung jawabkan. Kegiatan ini disebut dengan istilah Administrasi Kearsipan. Kearsipan sebagai salah satu kegiatan perkantoran merupakan hal yang sangat penting dan tidak mudah. Arsip yang dimiliki oleh organisasi harus dikelola dengan baik sebab keunggulan pada bidang kearsipan akan sangat membantu tugas pimpinan serta membantu mekanisme kerja dari seluruh karyawan instansi yang bersangkutan dalam pencapaian tujuan secara lebih efisien dan efektif. Informasi yang diperlukan melalui arsip dapat menghindari salah komunikasi, mencegah adanya duplikasi pekerjaan dan membantu mencapai efisiensi kerja.

(15)

pelaksanaan dan penyelenggaraan kehidupan kebangsaan serta untuk menyediakan bahan pertanggungjawaban tersebut bagi kegiatan pemerintah. (Pasal 2 Undang-Undang No 7 Tahun 1971) Arsip sebagai pusat ingatan dan sebagai sumber informasi tertulis harus tersedia apabila diperlukan agar kantor dapat memberikan pelayanan yang efektif. Oleh karena itu suatu kantor dalam mengelola kearsipannya harus memperhatikan sistem kearsipan yang sesuai dengan keadaan organisasinya dalam mencapai tujuannya. Efektivitas pengelolaan kearsipan dipengaruhi pula oleh pegawai yang bekerja pada unit kearsipan, sarana atau fasilitas yang dipergunakan dan dana yang tersedia untuk pemeliharaan arsip. Faktor manusia dalam unit kerasipan sangatlah penting peranannya, sebab manusia di unit kearsipan ini harus terampil dalam teknis kearsipan, sehingga mampu menggerakkan instansinya untuk mencapai arah/tujuan yang telah direncanakan dan ditetapkan sebelumnya.

Pengarsipan ini akan ditetapkan dalam kegiatan proyek akhir Komputerisasi Perkantoran dan Bagian Umum dan Kepegawaianan di bagian Bagian Umum dan Kepegawaian Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Sidoarjo. Tidak hanya pengarsipan tetapi juga beberapa mata kuliah yang telah ditempuh pada semester satu sampai dengan lima, kegiatan ini diharapkan dapat membekali mahasiswa dalam dunia kerja.

(16)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana pengelolaan kearsipan pada Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Sidoarjo”

1.3 Batasan Masalah

Agar pembahasan tidak menyimpang dari perumusan masalah di atas, perlu adanya batasan masalah pada laporan Proyek Akhir berupa Proyek akhir pada divisi Bagian Umum dan Kepegawaian Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Sidoarjo, yaitu : Menjalankan keseluruhan dari proses pengarsipan surat masuk dan keluar mulai dari menerima surat masuk, mengagenda surat, menyortir surat sampai dengan penyimpanan surat tersebut.

1.4 Tujuan

Berdasarkan pada perumusan masalah diatas, maka tujuan yang akan dicapai dalam penyusunan laporan Proyek Akhir ini adalah:

a) Penyimpanan surat dengan rapi

b) Menciptakan sistem penyimpanan, pengamanan, dan pemeliharaan kearsipan pada bagian Bagian Umum dan Kepegawaian

(17)

1.5 Manfaat

Sistem pengarsipan ini bermanfaat untuk bagian Umum dan Kepegawaian pada Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga, karena dapat mempermudah penyimpanan dan pencarian arsip.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan laporan Proyek Akhir adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab pertama pendahuluan membahas tentang beberapa hal mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan proyek akhir, manfaat proyek akhir, dan sistematika penulisan yang sesuai dengan pelaksanaan proyek akhir, yang digunakan dalam pengumpulan data yang sebenarnya.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

(18)

bagian Umum dan Kepegawaian Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Sidoarjo.

BAB III LANDASAN TEORI

Bab ketiga landasan teori membahas mengenai teori - teori yang berhubungan langsung dengan hal yang dikerjakan di divisi Bagian Umum dan Kepegawaian Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Sidoarjo, yang berhubungan dan menunjang dengan hal yang dikerjakan di tempat proyek akhir meliputi dari pengertian surat, fungsi surat, pengorganisasian surat, pengertian arsip, tujuan kerasipan, kegunaan arsip, penggolongan arsip, jenis arsip, pengorganisasian arsip, penataan arsip, system penyimpanan arsip, pemusnahan serta peralatan kearsipan, dimana teori-teori penunjang yang digunakan adalah

berbagai buku untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab keempat Hasil dan Pembahasan membahas tentang hasil dan pembahasan masalah sesuai data yang sebenarnya pada divisi Bagian Umum dan Kepegawaian Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Sidoarjo.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Bagian ini berisi judul dan pengarang buku penunjang yang digunakan sebagai acuan dalam penulisan laporan proyek akhir.

LAMPIRAN

(20)

7 BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Gambaran Umum Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga

2.1.1 Sejarah Perusahaan

Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Sidoarjo adalah unsur pelaksana Pemerintah Daerah Kabupaten Sidoarjo yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekertaris Daerah.

Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Sidoarjo sebagai salah satu perangkat daerah bertekad dan berkewajiban untuk menyusun dokumen Rencana Strategis tersebut berdasarkan tugas pokok dan fungsi yang melekat pada Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Sidoarjo.

(21)

2.1.2 Visi dan Misi Perusahaan

Visi :

Terwujudnya sistem jaringan jalan yang mantap untuk menuju masyarakat Sidoarjo yang Mandiri, Sejahtera dan Madani.

Misi :

Meningkatkan jaringan jalan sebagai pendorong pengembangan wilayah. Mengembangkan jaringan jalan yang berwawasan lingkungan.

Meningkatkan sistem kerjasama dengan masyarakat dan swasta dalam pengembangan jaringan jalan.

2.1.3 Logo Perusahaan

(22)

9 2.1.4 Lokasi Perusahaan

Lokasi Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Sidoarjo, yaitu:

a. Nama Perusahaan : Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Sidoarjo.

Alamat Perusahaan : Jl. Sultan Agung No. 17A Sidoarjo.

Telp : (031) 8921942

Fax : (031) 8921942

Email : Binamarga_sda@yahoo.com

2.1.5 Struktur Organisasi

Struktur organisasi memiliki peran yang cukup penting dalam menentukan pembagian tugas dan wewenang dari setiap bagian. Demikian juga halnya dengan suatu perusahaan, agar proses kerjanya dapat berjalan dengan baik maka struktur organisasi harus sesuai dengan tujuan dan tugas-tugas perusahaan.

(23)
(24)

2.1.6 Urutan Struktur Organisasi

a. Unsur Pimpinan : Kepala Dinas

b. Unsur Staf : Bagian Umum dan Kepegawaian, terdiri dari: 1. Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan.

2. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian. 3. Sub Bagian Keuangan.

c. Unsur Pelaksana : Bidang Bina Teknik, terdiri dari: 1. Seksi Perencanaan Umum dan Teknis.

2. Seksi Pengendalian dan Pemanfaatan. 3. Seksi Pengolahan Data.

d. Bidang Pembangunan dan Peningkatan, terdiri dari: 1. Seksi Pembangunan Jalan.

2. Seksi Peningkatan Jalan.

3. Seksi Pembangunan dan Peningkatan Jembatan. e. Bidang Pemeliharaan, terdiri dari :

1. Seksi Pemeliharaan Jalan; 2. Seksi Pemeliharaan Jembatan; 3. Seksi Peralatan.

f. Unit Pelaksana Teknis Dinas. 1. Kepala UPT Dinas

2. Sub Bagian Bagian Umum dan Kepegawaian 3. Jabatan Fungsional.

(25)

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.

2.1.7 Fungsi dan Tugas Pokok

a. Fungsi:

Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga mempunyai tugas melaksanakan urusan Pemerintahan daerah bidang Pekerjaan Umum Bina Marga. Dalam melaksanakan tugasnya, Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga mempunyai fungsi:

1. Perumusan kebijakan teknis di bidang Pekerjaan Umum Bina Marga. 2. Menyusun rencana dan pembinaan umum sesuai kebijakan yang

ditetapkan Bupati.

3. Melaksanakan kegiatan sesuai program dan kebijakan di bidang pembangunan dan pemeliharaan jalan serta jembatan.

4. Perumusan kebijakan teknis di bidang Pekerjaan Umum Bina Marga. 5. Menyusun rencana dan pembinaan umum sesuai kebijakan yang

ditetapkan Bupati.

(26)

b. Tugas Pokok dan Fungsi Khusus

1. Tugas Kepala Dinas mempunyai tugas memimpin, melaksanakan koordinasi, pengawasan, evaluasi dan penyelenggaraan kegiatan bidang Pekerjaan Umum Bina Marga.

2. Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan mempunyai tugas: a. Mengumpulkan dan mengolah data dalam rangka penyusunan

dokumen perencanaan program dan kebijakan teknis. b. Menerima dan mengkoordinasi tindak lanjut pelayanan

permohonan perijinan (front office) dan pengaduan masyarakat di bidang Pekerjaan Umum Bina Marga.

c. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan Dinas, serta melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Sekertaris sesuai dengan bidang tugasnya.

3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas:

a. Melaksanakan pelayanan surat menyurat, kearsipan, perpustakaan dan dokumentasi.

b. Melaksanakan pengelolaan barang. c. Melaksanakan administrasi kepegawaian.

(27)

2.2 Gambaran Umum Divisi Bagian Umum dan Kepegawaian

2.2.1 Sejarah Singkat Bagian Umum dan Kepegawaian

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu sub bagian yang merupakan tempat yang dipilih untuk melaksanakan proyek akhir. Sebagai salah satu perangkat Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Sidoarjo dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan propinsi Jawa Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 9) juga sudah beberapa kali mengalami perubahan Organisasi dan terakhir berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4741) yang kemudian ditindak lanjuti dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 21 tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Sidoarjo.

(28)

2.2.2 Struktur Organisasi Bagian Umum dan Kepegawaian

(29)

2.2.3 Tugas dan Tanggung Jawab Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Bagian Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Sidoarjo antara lain:

1. Pengadministrasian umum yang melaksanakan pelayanan surat menyurat, kearsipan, perpustakaan dan dokumentasi.

2. Pengolah data kepegawaian yang melaksanakan administrasi kepegawaian. 3. Pengadministrasian dan pengelolaan barang.

2.2.4 Urutan Pangkat Penggolongan Pegawai Negeri

Penggolongan Pegawai Negeri: Tingkat SMP : IA

Tingkat SMA : 2A Tingkat D3 : 2B Tingkat SI : 3A Tingkat S2 : 3B

a. Golongan 1 terdiri dari: Golongan 1A : Juru Muda

Golongan 1B : Juru Muda Tingkat I Golongan 1C : Juru

(30)

b. Golongan 2 terdiri dari:

Golongan 2A : Pengatur Muda

Golongan 2B : Pengatur Muda Tingkat I Golongan 2C : Pengatur

Golongan 2D : Pengatur Tingkat I

c.Golongan 3 terdiri dari:

Golongan 3A : Penata Muda

Golongan 3B : Penata Muda Tingkat I Golongan 3C : Penata

Golongan 3D : Penata Tingkat I

d.Golongan 4 terdiri dari: Golongan 4A : Pembina

Golongan 4B : Pembina Tingkat I Golongan 4C : Pembina Utama Muda Golongan 4D : Pembina Utama Madya Golongan 4E : Pembina Utama

(31)

2.2.5 Jadwal Pelaksanaan Proyek akhir

Pelaksanaan proyek akhir dilaksanakan pada: Tanggal : 7 Maret 2011 – 31 Mei 2011 Hari : Senin – Jumat

Jam : 08.00 WIB – 15.30 WIB

Ketentuan proyek akhir dari Program Studi DIII Komputerisasi Perkantoran dan Kesekretarian STIKOM Surabaya dimulai tanggal 7 Maret 2011 pelaksanaan proyek akhir itu dilakukan pada hari senin – jumat.

2.2.6 Lokasi dan Tempat Pelaksanaan Proyek akhir

Lokasi dan tempat pelaksanaan proyek akhir adalah sebagai berikut: Lokasi : Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Sidoarjo

Jalan Sultan Agung No. 17 A Sidoarjo.

Divisi bagian Umum dan Kepegawaian bagian Kearsipan.

(32)

BAB III

LANDASAN TEORI

Laporan proyek disusun menggunakan beberapa teori penunjang yang

dipakai pada saat Proyek Akhir di bagian Kearsipan Dinas Pekerjaan Umum Bina

Marga Kabupaten Sidoarjo. Beberapa teori penunjang yang berkaitan dan

diaplikasikan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan adalah Sistem

pengarsipan surat.

3.1 Arsip

Menurut Wursanto (1995:18) arsip adalah segala kertas surat, buku, film,

microfilm, rekaman, suara, gambar dan peta, bagan, atau dokumen asli yang lain

dalam segala cara penciptaan dan dihasilkan atau diterima oleh suatu badan

sebagai bukti atas tujuan organisasi, fungsi, kebijaksanaan, keputusan, prosedur,

pekerjaan atau kegiatan pemerintahan yang lain atau karena pentingnya informasi

yang terkandung di dalamnya.

Sedangkan menurut Mardiana dan Setiawan (1994:33) arsip dapat diartikan

suatu t bukti, dokumen, atau warkat yang bertalian dengan bukti keterangan suatu

keluarga, perusahaan, masyarakat atau bangsa.

Menurut Mulyono (1985:5) dalam kutipannya dalam bahasa Bel yang

(33)

penyimpanan. Tempat untuk menyimpan catatan-catatan dan bukti-bukti kegiatan

yang lain. Kumpulan catatan atau bukti kegiatan yang berjudul tulisan,

gambar, grafik, dan sebagainya. Bahan-bahan yang disimpan sebagai bahan

pengingat.

Menurut Undang-undang No. 7 tahun 1971 arsip adalah: Surat-surat yang

dibuat dan diterima oleh lembaga-lembaga dan bahan-bahan pemerintah dalam

bentuk apapun, baik dalam keadaan tunggal maupun kelompok dalam rangka

pelaksanaan kegiatan pemerintah.

Surat-surat yang dibuat dan diterima oleh lembaga-lembaga dan

bahan-bahan swasta atau kelompok dalam rangka pelaksanaan kehidupan kebangsaan.

Sedangkan menurut Amsyah (2003:16) arsip adalah setiap catatan yang

tertulis, tercetak atau ketikan dalam bentuk huduf, angka atau gambar yang

mempunyai arti dan tujuan tertentu sebagai bahan komunikasi dan informasi yang

terekam pada kerjtas ( kartu, formulis), kerjtas film ( slide, film-strip, micro film),

media computer, kertas photo copy dan lain-lain.

3.1.1 Tujuan Arsip

Tujuan kearsipan ialah untuk menjamin keselamatan bahan pertanggung

jawaban nasional tentang perencanaan, pelaksanaan dan penyelenggaraan

kehidupan kebangsaan serta untuk menyediakan bahan pertanggungjawaban

tersebut bagi kegiatan perusahaan dan organisasi. Memberikan pelayanan dalam

[image:33.612.99.511.289.521.2]
(34)

akurat, relevan, dan tepat waktu secara efisien (PASAL 3 UU NO. 7 TAHUN

1971)

3.1.2 Kegunaan Arsip

Arsip adalah catatan tertulis, gambar, atau rekaman yang memuat sesuatu

hal atau yang digunakan sebagai pengingat. Menurut Mulyono ( 2003:6), arsip

mempunyai 4 kegunaan yaitu:

a. Guna Informasi

Arsip yang disimpan merupakan bank data yang dapat dijadikan rujukan

pencarian informasi atau sumber ingatan apabila diperlukan.

b. Guna Yuridis

Arsip yang dimiliki suatu kantor atau organisasi memiliki fungsi sebagai

pendukung legalitas atau bukti-bukti apabila diperlukan.

c. Guna Sejarah

Arsip memiliki informasi masa lalu dan menyediakan informasi untuk masa

yang akan datang

d. Guna Ilmu Pengetahuan

Arsip juga sebagai bahan informasi untuk orang lain yang membutuhkan dan

juga sebagai penambahan pengetahuan. Berbagai kegunaan arsip sangat

terkain dengan seberapa lama akan disimpan. Arsip tidak selamanya harus

disimpan, tetapi suatu periode arsip perlu disusut. Arsip perlu disimpan terus

(35)

3.1.3 Penggolongan Arsip

Untuk penataan arsip dengan baik, maka arsip perlu dikelompokkan dalam

empat golongan arsip. Hal ini memudahkan penilaian dalam penyimpanan

maupun penyusutan bagi arsip yang tidak memiliki nilai guna. Menurut Ignasius

(1991;27) ada 4 (empat) golongan arsip adalah sebagai berikut:

a. Arsip Non-esesial

Arsip Non-esesial yaitu arsip yang tidak memerlukan pengelolaan dan tidak

mempunyai hubungan dengan hal-hal yang penting, sehingga tidak perlu

disimpan dalam waktu yang lama. Arsip ini paling lama penyimpanannya

satu tahun.

b. Arsip yang diperlukan

Arsip yang diperlukan yaitu arsip yang masih mempunyai nilai guna, tetapi

sifatnya sementara dan kadang-kadang masih digunakan atau dibutuhkan.

Oleh Karena itu arsip yang diperlukan masih perlu disimpan antara 2-3

tahun.

c. Arsip Penting

Arsip penting yaitu arsip yang mempunyai nilai hukum, pendidikan,

keuangan, dokumentasi, dan sejarah. Arsip yang demikian masih diperlukan

untuk membantu kelancaran pekerjaan. Apabila arsip yang hilang sulit

diganti dan memang sulit mencari penggantinya.

d. Arsip Vital

Arsip vital yaitu arsip yang bersifat permanen, langsung disimpan untuk

(36)

3.1.4 Jenis Arsip

Arsip timbul karena kegiatan suatu organissasi, berdasarkan golongan arsip

perlu disimpan dalam waktu tertentu. Arsip sementara samapai 1 tahun, 1-5 tahun,

5-10 tahun dan sebagian kecil dari jumlah arsip perlu disimpan secara abadi. Arsip

yang disimpan pada bagian pengolah adalah arsip-arsip frekuensi penggunaannya

cukup tinggi. Arsip yang disimpan di unit kearsipan adalah arsip-arsip yang

frekuensi penggunaannya sangat rendah. Menurut Mulyono (2003), berdasarkan

frekuensi penggunaan arsip sebagai bahan informasi di bedakan jenis arsip seperti

berikut:

a. Arsip Aktif (Dinamis Aktif)

Arsip aktif yaitu arsip yang secara langsung masih digunakan dalam proses

kegiatan kerja. Arsip ini disimpan di unit pengolah, karena sewaktu-waktu

diperlukan sebagai bahan informasi harus dikeluarkan dari tempat

penyimpanan. Jadi dalam jangka waktu tertentu arsip ini sering keluar

masuk tempat penyimpanan.

b. Arsip Inaktif ( Dinamis Inaktif)

Arsip Inaktif yaitu arsip yang penggunaannnya tidak langsung sebagai

bahan informasi. Arsip ini disimpan di unit kearsipan dan jarang

dikeluarkan dari temapat penyimpanannya, bahkan tidak pernah keluar dari

tempat penyimpanan dalam waktu lama. Jadi arsip inaktif hanya

(37)

c. Arsip Dinamis

Arsip dinamis yaitu arsip yang digunakan secara langsung dalam

perencanaan, pelaksanaan penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada

umumnya atau dipergunakana secara langsung dalam penyelenggaraan

administrasi Negara (pasar 2 ayat a UU No. 7 tahun 1971). Arsip ini

senantiasa masih berubah baik nilai maupun arti seseuai dengan fungsinya.

d. Arsip Statis

Arsip statis yaitu arsip yang tidak dipergunakan secara langsung untuk

perencanaan, penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya

maupun untuk penyelenggaraan sehari-hari administrasi Negara (pasal 2

ayat b UU No. 7 tahun 1971). Arsip statis sebagai arsip sudah mencapai

taraf nilai abadi.

3.1.5 Pengorganisasian Arsip

Di dalam pengorganisasian arsip harus diperhatikan pengaturan arsip dan

penanggung jawabannya dengan jelas, agar pembagian tugas dan wewenang

dalam pengelolaan penyimpanan arsip dapat dilakukan dengan tertib.

Menurut Sugiarto dan Wahyono (2005:22), ada beberapa pengorganisian

arsip dalam kantor, yaitu:

a. Sentralisasi

Sentralisasi adalah sistem pengelolaan arsip yang dilakukan secara terpusat

dalam suatu organisasi, dengan kata lain penyimpanan arsip dipusatkan di suatu

(38)

semua surat-surat kantor yang sudah selesai diproses akan disimpan disentral

arsip. Sistem ini lebih menguntungkan bila diterapkan pada organisasi yang

relative kecil:

Keuntungan dari sentralisasi arsip ini adalah:

a. Ruang atau tempat penyimpanan, tenaga dan peralatan arsip dapat

dihemat.

b. Tidak ada duplikasi arsip, karena kantor hanya menyimpan satu arsip.

c. Sistem penyimpanan dari berbagai arsip dapat diseragamkan.

Kerugian dari sentralisasi arsip adalah:

a. Tidak semua jenis arsip dapat disimpan dengan satu sistem penyimpanan

yang sama.

b. Unit kerja yang memerlukan arsip akan memakan waktu lebih lama untuk

memperoleh arsip yang diperlukan.

b. Desentralisasi

Desentralisasi adalah pengelolaan dan penyimpanan arsip dilakukan pada

setiap unit kerja dalam suatu unit organisasi, dengan kata lain semua unit kerja

mengelola dan menyimpan arsipnya masing-masing.

Keuntungan dari desentralisasi adalah:

a. Keperluan akan arsip mudah terpenuhi, karena berada dalam unit kerja

sendiri.

b. Penangan arsip lebih mudah dilakukan, Karen arsip sudah dikenal baik.

(39)

a. Penyimpanan arsip tersebar di berbagai lokasi dan dapat menimbulkan

duplikasi arsip yang disimpan.

b. Kantor harus mempunyai dan menyediakan peralatan dan perlengkapan

arsip disetiap unit kerja, sehingga penghematan pemakaian peralatan dan

perlengkapan sukar dijalankan.

c. Kombinasi Sentralisasi dan Desentralisasi

d. Untuk mengatasi kelemahan dari Sentralisasi dan Desentralisasi amkan

digunakan kombinasai dari dua cara tersebut. Di dalam penanganan arsip

secara kombinasi, arisp masih aktif dipergunakan atau disebut arsip aktif

dikelola di unit kerja masing-masing pengolah dan arsip yang kurang

digunakan atau arsip inaktif dikelola disentral arisp. Dengan demikian,

penyimpanan arsip aktif dilakkan secara desentralisasi dan arsip inaktif

dilakukan secara sentralisasi

3.1.6 Penataan Arsip

Menata arsip artinya mengatur, menyusun arsip-arsip dengan kode

klasifikasi yang telah dibuat menurut sistem penyimpanan yang efektif dan

efisien.

Menurut Abubakar (1990:67), pelaksanaan penataan arsip terdiri dari:

Arsip harus disortir terlebih dahulu

a. Meneliti arsip apakah sudah di disposisi/belum

b. Setelah arsip yang ada hubungannya disatukan.

(40)

d. Menentukan indeks

Kode adalah alat untuk mengenali masalah yang ada dalam arsip dan

disamping itu juga sebagai alat penentu dimana letak arsip itu di dalam urutan

hubungan masalah pada susunan seluruh arsip dalam simpanan. Kode ini juga

menentukan adanya urutan sistematis dari masalah-masalah arsip dan kartu

kendali dalam file.

Mengindeks adalah mennetukan urutan unit-unit atau bagian-bagian dari

kata tangkap yang akan disusun menurut abjad. Kata tangkap dapat berupa nama

orang, nama badan, nama tempat, istilah subyek, atau angka tergantung pada

sistem penyimpanan yang dipergunakan. (Amsyah 2003:121).

3.1.7 Sistem Penyimpanan Arsip

Sistem penyimpanan arsip adalah sistem yang digunakan dalam

penyimpanan warkat agar kemudahan kerja penyimpanan dapat diciptakan dan

penemuan warkat yang sudah disimpan dapat dilakukan dengan cepat bersama

warkat tersebut sewatku-waktu diperlukan (Amsyah, 2003:71)

Sistem penyimpanan pada prinsipnya adalah menyimpan berdasarkan kata

tangkap dari dokumen yang disimpan baik berupa huduf maupun angka yang

disusun menurut urutan tertentu.

Menurut Amsyah (2003:72), jenis-jenis sistem penyimpanan arsip adalah

sebagai berikut:

(41)

Sistem abjad adalah suatu sistem filing (penyimpanan dan penerimaan

kembali) berdasarkan abjad. Berarti cara menyimpan arsip diurutkan menurut

abjad, yaitu dari huduf A sampai Z.

Sistem abjad umumnya dipilih sebagai sistem penyimpanan arsip karena:

a. Nama biasanya sebagai rujukan pertama dalam pencarian dokumen sehingga

dokumen-dokumen cenderung dicari atau diminta melalui nama orang atau

lembaga.

b. Dokumen-dokumen dari nama yang sama akan berkelompok di bawah satu

nama dan satu tempat.

c. Dokumen berasal dari banyak koresponden dengan nama yang bervariasi.

d. Unit kerja atau sekretaris biasanya hanya menyimpan dokumen yang

berhubungan dengan fungsi atau tugas masing-masing. Sehingga isi dokumen

lebih cenderung mengenai masalah yang sama (misalnya: Produksi,

keuangan, dsb). Untuk situasi tersebut susunan nama lebih membantu.

e. Nama lebih mudah diingat oleh siapapun.

Dari uraian diatas jelas bahwa arsip berfungsi sebagai urat nadi sebuah

organisasi pemerintah maupun swasta karena tanpa adanya sistem kearsipan yang

baik disatu sisi tidak mungkin organisasi dapat berkembang dan disisi yang lain

arsip sebagai dasar untuk mengambil keputusan dimasa kini dan masa yang akan

datang. Kenyataan ini disebabkan arsip sarat akan nilai-nilai tentang data dan

(42)

2. Sistem Geografis

Sistem geografis adalah sistem penyimpanan berdasarkan kepada

pengelompokkan menurut nama tempat. Sistem ini sering disebut juga sistem

nama tempat. Sistem ini timbul karena adanya kenyataan bahwa

dokumen-dokumen tertentu lebih mudah dikelompokkan menurut tempat asal

pengirimannya atau nama tempat tujuan dibandingkan dengan nama badan, nama

individu, ataupun isi dokumen bersangkutan.

Sistem ini akan lebih tepat digunakan untuk:

a. Organisasi atau Perusahaan yang memiliki cabang atau tempat, misalnya

bank, asuransi, kurir dan sebagainya.

b. Organisasi atau Perusahaan yang memiliki usaha menyangkut dengan

lokasi-lokasi. Misalnya perusahaan pengembangan perumahan yang

membuka lokasi perumahan diberbagai lokasi, perusahaan distributor di

suatu wilayah.

Instansi pemerintah yang melayani masyarakat berdasarkan kewilayahan.

c. Kantor kecamatan yang menyimpan dokumen dari berbagai kelurahan,

kantor kabupaten yang menyimpan dokumen dari berbagai kecamatan.

d. Perusahaan multinasional yang memiliki mitra atau hubungan dengan

berbagai Negara.

3. Sistem Subyek

Sistem subyek adalah sistem penyimpanan doumen yang berdasarkan

(43)

pokok masalah, masalah, pokok surat, atau subyek. Dengan kata lain merupakan

suatu sistem penyimpanan yang didasarkan pada isi dokumen dan kepentingan

dokumen.

Sistem penyimpanan subyek ini lebih tepat digunakan:

a. Pada kantor yang pengelolaan arsipnya dilakukan secara sentralisasi

(terpusat) sehingga ada kecenderungan penyimpanan dokumen yang

terdiri dari pokok masalah.

b. Pada penyimpanan data took serba ada yang memiliki data tentang

berbagai jenis barang yang dijual dan sebagainya.

4. Sistem Nomor

Sistem nomor adalah sistem penyimpanan dokumen yang berdasarkan

kode nomor sebagai pengganti dari nama orang atau nama badan. Hampir sama

dengan sistem penyimpanan abjad yang penyimapanan dokumen berdasarkan

nama, sistem nomor pun penyimpanan dokumen berdasarkan nama, hanya disini

diganti kode nomor. Sistem penyimpanan ini tepat digunakan untuk:

a. Penyimpanan berkas atau dokumen yang kata panggilnya menggunakan

nomor, misalnya perusahaan asuransi sesuai urutan nomor, misalnya

perusahaan asuransi urutan nomor polis, bank penyimpanan data nasabah

(44)

b. Penyimpanan surat-surat keputusan dalam suatu organisasi, hal itu

dikarenakan surat keputusan lebih mudah dikenal dengan nomor surat

keputusan.

c. Pada lembaga pendidikan yang meyimpan dokumen siswanya berdasarkan

nomor induk siswa.

d. Penyimpanan faktur transaksi yang diurutkan berdasarkan nomor faktur.

5. Sistem Kronologis

Sistem penyimpanan kronologis adalah sistem yang didasarkan pada urutan

waktu. Waktu disini dapat dijabarkan sebagai tanggal, bulan, decade, ataupun

abjad. Dalam sistem ini dokumen diurutkan pada urutan tanggal, bulan, dan tahun

dokumen itu disimpan. Dari segi peletakan dan penyimpanan, sistem ini mudah

dilaksanakan karena hanya didasarkan pada urutan tanggal, bulan serta tahun.

Tetapi dalam hal penemuan kembali dokumen yang disimpan, sistem ini kurang

begitu efektif karena biasanya permintaan dokumen jarang dilakukan berdasarkan

kata panggil. (cation)tanggal.

Menurut Ignasius (1991:190), sistem penyimpanan arsip yang dijalankan

dapat dikatakan baik apabila mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Mudah dilaksanakan

2. Mudah dimengerti

3. Ekonomi/ hemat biaya

4. Tidak memakan tempat

5. Mudah didapat

(45)

7. Fleksibel/luwes

8. Dapat mencegah kerusakan dan kehilangan arsip

9. Mempermudah pengawasan

3.2 Pemusnahan Arsip 3.2.1 Prosedur Pemusnahan

Pemusnahan arsip adalah tindakan atau kegiatan untuk menghancurkan arsip

secara fisik dan identitas yang melekat di arsip. Pemusnahan arsip dilakuan secara

total sehingga tidak dapat dikenal lagi baik isi maupun bentuknya.

1. Cara Pemusnahan

Menurut Mulyono (2003:102) untuk memusnahkan arsip dapat dilakukan

dengan 3 cara, yaitu:

a. Pembakaran

Pemusnahan dengan cara pembakaran adalah lazim dilakukan, karena

pelaksanaannya mudah. Tetapi pemusnahan arsip dengan cara pembakaran

ini akan memakan waktu lama dan sangat berbahaya kalau pembakaran

dengan jumlah banyak.

b. Pencacahan

Arsip yang sudah dicacah berwujud potongn-potongan kertas yang sama

sekali tidak dapat dikenali lagi identitas arsip yang bersangkutan. Cara

(46)

dengan mencacah arsip dapat dilakukan secara bertahap, artinya harus

selesai pada saat itu

Dengan demikian pemusnahannya dapat dilakukan secara rutin dan tidak

perlu waktu khusus dan sebaiknya memiliki mesin pencacah kertas sehingga

tidak ada selembar arsippun yang dibuang di tempat sampah masih

berwujud lembaran yang dapat dikenal identitasnya.

c. Penghancuran

Pemusnahan dengan cara ini adalah memusnahkan arsip dengan

menuangkan bahan kimia di atas tumpukn arsip. Cara ini agak berbahaya

arena bahan kimia yang digunakan (biasanya soda api) dapat melukai kalau

percikannya mengenai badan. Dengan demikian apabila penghancuran

dilakukan pada tempat tertentu, apakah di suatu lubang atau bak. Maka tidka

perlu ditunggu arsip pasti akan hancur.

3.2.2 Peralatan Kearsipan

Peralatan yang dipergunakan dalam bidang kearsipan pada dasarnya

sebagian besar sama dengan alat-alat yang dipergunakan dalam bidang

ketatausahaan pada umumnya, peralatan yang dipergunakan terutama untuk

penyimpanan arsip, minimal terdiri dari:

a. Map

Map yaitu berupa lipatan kertas atau karton manila yang dipergunakan

untuk menyimpan arsip. Jenisnya terdiri dari map biasa yang sering

(47)

(snelhechter), map tebal yang lebihdikenal dengan sebutan ordner atau

brieforner. Penyimpanan ordner lebih baikdirak atau lemari, bukan di

dalam filing cabinet dan posisi penempatannya bias tegak. Sedangkan

Stopmap folio dan snelhechter penyimpanannya dalam posisimendatar,

atau tergantung (bila yang dipakai snelhechter gantung) di dalam filing

cabinet, sedangkan portapel sebaiknya disimpan dalam almari karena

dapatmemuat banyak lembaran arsip.

b. Folder

Folder merupakan lipatan kertas tebal/karton manila berbentuk segi empat

panjang yang gunanya untuk menyimpan atau menempatkan arsip, atau

satu kelompok arsip di dalam filing cabinet. Bentuk folder mirip seperti

stopmap folio,tetapi tidak dilengkapi daun penutup, atau mirip seperti

snelhechter tetapi tidak dilengkapi dengan jepitan. Biasanya folder

dilengkapi dengan tab, yaitu bagianyang menonjol dari folder yang

berfungsi untuk menempatkan kode-kode, atauindeks yang menunjukkan

isi folder yang bersangkutan.

c. Guide

adalah lembaran kertas tebal tau karton manila yang dipergunakan sebagai

penunjuk dan atau sekat/pemisahdalam penyimpanan arsip. Guide© 2003

Digitized by USU digital library 8terdiri dari dua bagian, yaitu tab guide

yang berguna untuk mencantumkan kode kode, t-t atau indeks klasifikasi

(pengelompokan) dan badan guide itusendiri.Jumlah guide yang

diperlukan dalam sistem filing adalah sebanyak pembagian

(48)

menempatkan tajuk (heading) subyek utama (main subyek), guide kedua

untuk menempatkan sub-subyek, guide ketiga untuk yang lebih khusus

lagi, demikian seterusnya.

d. Filing Cabinet

Filing cabinet (file cabinet) adalah perabot kantor berbentuk persegi empat

panjang yang diletakkan secara vertikal (berdiri) dipergunakan untuk

menyimpan berkas-berkas atau arsip. Filing cabinet mempunyai sejumlah

laci yang memiiki gawang untuk tempat rnenyangkutkan folder gantung

(bila arsip ditampung dalam folder gantung). Filing cabinet terdiri

berbagai jenis, ada yang berlacitunggal, berlaci g, horizontal plan file

cabinet, drawer type filing cabinet,lateral filing cabinet, dsb.

e. Almari Arsip

Almari arsip adalah almari yang khusus digunakan untuk menyimpan

arsip. Bentuk dan jenisnya bervariasi, namun berkas atau arsip yang

disimpan dalam almari arsip sebaiknya disusun/ditata secara vertical

lateral (vertikal berderet kesamping), sehingga susunan arsip di dalam

almari arsip sama dengan susunan arsip yang disusun ditata di dalam rak

arsip.

f. Berkas Kotak (Box file)

Berkas atau box file adalah kotak yang dipergunakan untuk menyimpan

berbagai arsip (warkat). Setiap berkas kotak sebaiknya dipergunakan untuk

menyimpan arsip yang sejenis, atau yang berisi hal-hal yang sama.

Selanjutnya berkas kotak ini akan ditempatkan pada rak arsip, disusun

(49)

g. Rak Arsip

Rak arsip adalah sejenis almari tak berpintu, yang merupakan tempat

untuk menyimpan berkas-berkas atau arsip. Arsip ditempatkan dirak susun

secara vertikal lateral yang dimulai selalu dari posisi kiri paling atas

menuju kekanan,dan seterusnya kebawah

h. Rotary Filling

Rotary Filling adalah peralatan yang dapat berputar, dipergunakan untuk

menyimpan arsip-arsip (terutama berupa kartu).

i. Cardex (Card Index)

Cardex adalah alat yang dipergunakan untuk menyimpan arsip yang

berupa kartu dengan mempergunakan laci-laci yang dapat ditarik keluar

memanjang. Kartu-kartu yang akan disipan disebelah atas kartu diberi

kode agar lebih mudah dilihat.

j. File yang dapat dilihat (Visible reference record file)

Visible reference record file adalah alat yang dipergunakan untuk

menyimpan arsip-arsip yang bentuknya berupa leflet, brosur

3.3 Surat

Menurut Saiman (2002:75), “Surat adalah alat komunikasi tertulis yang

berasal dari satu pihak dan ditujukan kepada pihak yang lain untuk menyampaikan

warta atau pesan. Bahasa yang digunakan dalam surat harus menggunakan

kata-kata yang bersifat umum dan jelas, dapat dimengerti maksud dan tujuannya serta

(50)

berisi pernyataan dari penulisannya dan dibuat dengan tujuan penyampaian

informasi kepada pihak lain”, dapat disebut sebagai surat.

3.3.1 Fungsi Surat

Menurut Sunarto dan Rahmawati, surat mempunyai beberapa fungsi, antara

lain:

a. Menjadi bukti tertulis bahwa komunikasi tertulis sudah terjadi dan sudah

dilakukan.

b. Menjadi wakil lembaga atau pribadi yang mengirimkannya.

c. Menjadi pegangan untuk bertindak dan titik tolak kegiatan.

d. Menjadi catatan atau dokumentasi dan bahan ingatan atas hal yang sudah

dibicarakan.

3.3.2 Pengorganisasian Surat

Prosedur pengelolaan surat keluar yang baik meliputi: pengelompokan surat,

membuka surat, pemeriksaan surat, pencatatan surat dan pendistribusian surat,

sedangkan untuk surat keluar meliputi: pembuatan konsep, persetujuan konsep,

(51)

3.3.3 Penggolongan Surat

Penggolongan surat menurut wujudnya:

a. Surat Pribadi adalah alat komunikasi tertulis untuk menyampaikan berita

atau informasi yang dibuat atau dikirim oleh seseorang, baik kepada

perorangan juga maupun kepada organisasi atau lembaga.

b. Surat Dinas atau Resmi adalah alat komunikasi tertulis untuk

menyampaikan berita atau informasi yang berisi tentang hal-hal yang

berhubungan dengan kedinasan atau kegiatan dinas sebuah instansi

pemerintah.

c. Surat Dagang atau Niaga adalah alat komunikasi tertulis untuk

menyampaikan berita atau informasi yang berisi tentang hal-hal yang

berhubungan dengan penawaran barang-barang atau berhubungan dengan

kegiatan dagang.

3.3.4 SQL

Yang dimaksud dengan SQL query pada Microsoft Access adalah query

yang diciptakan dengan menggunakan pernyataan-pernyataan SQL. Bahasa ini

merupakan str yang digunakan untuk mengakses basis data relasional.

Troels Arvin (26-05-2007) secara umum, SQL terdiri dari dua bahasa, yaitu

(52)

a. Data Definition Language (DLL)

DDL (Data Definition Language ) merupakan bahasa definisi data yang

digunakan untuk membuat, mengubah, dan menghapus struktur data asli (hold

data), yang berkaitan dengan database itu sendiri, table, dan elemen lain yang

merupakan bagian dari database seperti domain, index, triggers, stored procedure,

role, dan shadow. Semua definisi objek akan dilakukan dengan keyword

CREATE, ALTER, dan DROP. Sebagai contoh CREATE TABLE untuk membuuat

table. ALTER TABLE untuk memodifikasi table yang sudah ada. DROP TABLE

untuk menghapus table.

b. Data Manipulation Language (DML)

DML (Data Manipulation Language) merupakan bahasa manipulasi data

yang digunakan untuk memanipulasi data dengan data struktur. Empat pokok

statement DML yaitu INSERT, UPDATE, DELETE, dan SELECT.

Fungsi dari keempat statement DML, ysitu:

1. SELECT : Untuk menampilkan data

2. INSERT : Untuk menambahkan data baru

3. UPDATE : Untuk mengubah data yang sudah ada

(53)

3.3.5 Type Data Field

Field-field dalam sebuah tabel haruslah ditentukan tipe datanya agar Access

mengetahui bagaimana data tersebut dapat diolah dan memperlakukan data dalam

field itu. Oleh karena itu sangat penting bagi untuk memahami berbagai tipe data

field yang ada. Bahkan pengetahuan mengenai hal ini akan bermanfaat ketika

merancang berbagai macam tabel dalam sebuat database. Tipe data

(54)
[image:54.612.105.513.149.702.2]

Tabel 3.1 Tipe Data Field

Tipe Data Keterangan Ukuran

Teks Merupakan tipe data bawaan yang akan

dipilihkan oleh Microsoft Access ketika suatu

field baru diciptakan. Tipe ini digunakan

untuk menyatakan teks atau data yang bisa

mengandung huruf, angka, dan

karakter-karakter yang lain seperti t * dan &. Contoh

pemakaian antara lain untuk nama orang,

alamat, bahkan untuk angka yang tidak

dimasukkan untuk dihitung (nomor telepon)

Maksimum

terdiri atas 255

karakter

Memo Merupakan tipe data teks yang berukuran

besar

Dapat

mencapai

65.535

karakter

Number Merupakan tipe data untuk suatu nilai

bilangan yang bisa dihitung. Ada

bermacam-macam pilihan lebih lanjut untuk nilai

ini.Tabel 3.2 memperlihatkan detil untuk tipe

ini.

1,2,4,8, atau 16

byte tergantung

tipe detilnya

Date/time Nilai jam dan tanggal dimulai dari tahun 100

sampai dengan 9999

(55)

Tipe Data Keterangan Ukuran

Currency Merupakan tipe data untuk nilai uang.

Keakuratan sampai 15 digit di sebelah kiri t

pecahan dan 4 digit disebelah kanan t

pecahan.

8 byte

Auto Number Menyatakan data yang hanya memiliki dua

kemungkinnan nilai saja. Contoh, benar atau

salah, pria atau wanita.

4 byte

Yes/No Menyatakan data yang hanya memiliki dua

kemungkinan nilai saja. Contoh, benar atau

salah, pria atau wanita

1 bit

OLE Object Menyatakan data objek seperti lembar kerja

Excel, dokumen Word yang dihubungkan

atau dilekatkan ke Microsoft Access

Sampai 1

Gigabyte

Hyperlink Menyatakan data alamat hyperlink (misalnya

digunakan sebagai alamat Web atau untuk

melompat ke word)

Sampai 2048

Karakter

Lookup Wizard Memungkinkan berhubungan dengan nilai

pada tabel lain melalui fasilitas kotak dasar

(list box) atau kotak kombo (combo box)

Biasanya 4

(56)
[image:56.612.103.530.153.507.2]

Tabel 3.1 Tipe Data Number

1. Key Field

Ada tiga field kunci sejenis yang dapat menghubungkan semua tabel yaitu:

1. Candidate Key (kunci kandidat) adalah suatu atribut atau satu set

minimal atribut yang mengidentifikasikan secara unik kejadian spesifik

dari entities.

2. Primary Key (kunci primer) adalah atribut yang dipilih sebagai sesuatu

yang unik pada relasi. Sebuah kumpulan field biasa menjadi sebuah key

untuk suatu relasi jika : Tidak ada 2 baris data yang mempunyai nilai

Tipe Bilangan Keterangan Ukuran

Byte Bilangan bulat dari 0 sampai 255 1 byte

Decimal Bilangan real dari -1028 -1 sampai 1028 -1 12 byte

Integer Bilangan bulat -32.768 sampai 32.767 2 byte

Long Integer Bilangan bulat dari 2.147.483.648 sampai

2.147.483.647

4 byte

Double Digunakan untuk mengisi perhitungan

decimal (float0

8 byte

Replication ID Unruk membentuk pengenal yang unik dalam

suatu field yang dijadikan kunci primer

(57)

sama pada semua field key dan jika ada lebih dari 1 key untuk relasi,

maka 1 tersebut dipilih oleh (DBA) menjadi primary key.

3. Foreign Key (kunci tamu) adalah sebuah field dalam satu relasi yang

digunakan untu me “refer” (menunjuk) ke suatu baris (tuple) pada relasi

yang lain (harus berkorespondensi dengan primary kkey pada relasi yang

kedua) seperti logical pointer.

2. Entity Relationship

Relation atau relasi adalah persekutuan atau hubungan antara dua entitas

atau lebih. Ada beberapa tipe relasi yang baisanya terdapat dalam sebuah

database, yaitu:

1. Relasi One To One artinya hubungan antara tabel satu dengan tabel yang

lain adalah satu banding satu.

2. Relasi One To Many / Many To One artinya hubungan antara tabel satu

dengan tabel lain adalah satu banding atau banyak banding satu.

3. Relasi Many To Many artinya hubungan antara tabel satu dengan tabel yang

lain banyak berbanding banyak, maka akan terdapat dua buah kunci tamu

pada tabel penghubungnya.

3.3.6 Teknik Peningkatan Kinerja.

Produktivitas perkantoran dapat ditingkatkan dengan meningkatkan output

(58)

perkantoran, efisiensi proses kerja, dan kenyamanan lingkungan tempat mereka

bekerja secara langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi kinerja pegawai

dalam menyelesaikan tugas yang dibebankan. Beberapa teknik yang dapat

meningkatkan kinerja pegawai yang disarikan dari pendapat Gomez-Mejia , dkk

(2004), Quible (2001), dan Robbins (2003), yaitu:

1. Pembagian Kerja adalah teknik di mana dua orang berbagai pekerjaan yang

pada dasarnya merupakan satu perkerjaan secara utuh. Teknik ini

menghasilkan beberapa keuntungan, seperti mengurangi ketidak hadiran

kerja karena karyawan dapat terus bekerja meskipun situasi kurang

memungkinkan dibandingkan mereka bekerja secara full-time.

2. Penyederhanaan Kerja, teknik ini menghilangkan tugas yang membosankan

dan berulang maupun proses kerja yang tidak memberikan nilai tambah bagi

pekerjaan yang dibebankan.

3. Rotasi Kerja, penggunaan rotasi kerja sebagai teknik untuk meningkatkan

produktivitas akan memungkinkan pegawai bertukar pekerjaan dengan

pegawai yang lain selama periode waktu tertentu. Secara psikologis, rotasi

kerja juga memiliki dampak positif, yaitu meningkatnya produktivitas

pegawai yang menggunakannya sebagai cara sementara untuk mengetahui

pekerjaan lain.

4. Peningkatan Kerja, teknik ini dalam jangka panjang akan memberikan hasil

terbaik bagi perusahaan, karena memungkinkan pegawai mendapatkan

tingkat tanggung jawab dan kontrol yang lebih besar atas pekerjaan mereka

(59)

mereka lakukan. Secara garis besar, ini merupakan teknik pemberdayaan

pegawai dengan memberikan lebih banyak kesempatan kepada mereka

untuk mengalami keberhasilan, pengenalan, dan pengembangan pekerjaan

sehingga pegawai merasa lebih tertantang untuk meningkatkan kinerjanya.

Pemberdayaan memberikan karyawan izin, keahlian, dan tanggung jawab

dalam pengembalian keputusan ketika menjalankan pekerjaannya.

5. Intensif dan Penghargaan, meningkatnya intensif maupun penghargaan yang

diberikan kepada pegawai administrasi akan meningkatkan produktivitas

mereka, karena biasanya intensif yang akan diberikan dihubungkan dengan

tingkat kinerja yang dapat mereka hasilkan.

Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam menerapkan

perencanaan intensif yang akan diberikan (Quible, 2001), yaitu:

a. Sistem kompensasi harus mudah dimengerti,

b. Intensif harus didistribusikan dengan cepat setelah tingkat

produktivitas karyawan yang telah ditentukan sebelumnya tercapai,

c. Intensif harus meningkat sesuai dengan peningkatan produktivitas

yang dicapai,

d. Intensif harus cukup besar untuk memotivasi kinerja karyawan.

e. Kontinuitas intensif harus dapat dipertahankan guna menjaga motivasi

karyawan administrasi.

Untuk membantu karyawan agar tetap sadar akan keuntungan peningkatan

(60)

program intensif terrsebut, karena kesenjangan informasi akan mengakibatkan

kurang tertariknya karyawan pada program yang dijalankan. Berikut ini adalah

intensif dan penghargaan yang dapat diberikan oleh perusahaan (Sykes, 2001):

a. Secara informal, dengan memberikan penghargaan atas pencapaian prestasi

oleh seorang karyawan atau suatu tim dalam rapat pegawai mingguan atau

menempelkan ucapan selamat pada papan pengumuman.

b. Secara khusus, dengan memberikan penghargaan kepada karyawan teladan

bulan ini atau memberikan tiket berlibur gratis ke daerah wisata apabila

karyawan tidak pernah absen dalam waktu 1 tahun.

c. Secara formal, dengan mengadakan kontes atau lomba mengetik tercepat di

departemen administrasi pada momen 17-an atau memberikan training

(61)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Terdapat permasalahan yang menimpa yaitu sistem pengarsipan yang

kurang baik. Sehingga dapat mengalami kesulitan dalam penyimpanan surat-surat

dan penemuan kembali surat-surat di bagian Bagian Umum dan Kepegawaian

Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga.

Proyek akhir dilakukan 90 hari kerja aktif dalam kurun waktu ± 8 jam/hari.

Untuk mengatasi permasalahan yang ada diatas, maka diperlukan langkah-langkah

sebagai berikut;

1. Penanganan surat masuk.

2. Menyortir surat.

3. Mengklasifikasi surat.

4. Menyimpan arsip.

Metodologi yang digunakan dalam menyelesaikan Laporan Proyek Akhir

adalah sebagai berikut:

1. Studi Observasi

pengamatan terhadap proses kerja yang berlangsung di DINAS

PEKERJAAN UMUM BINA MARGA KABUPATEN SIDOARJO.

(62)

Mencari informasi lebih lanjut kepada Direktur maupun staff yang ada di

perusahaan.

3. Studi Literatur

Mencari dan membaca dari literatur dan buku-buku yang dapat menunjang

tugas Proyek Akhir di bagian Umum dan Dinas Pekerjaan Umum Bina

Marga Kabupaten Sidoarjo.

4. Pembuatan Laporan

Setelah melakukan Proyek Akhir selama 3 (tiga) bulan di bagian Umum dan

Kepegawaian, penulis harus menyusun laporan Proyek Akhir yang

merupakan syarat menyelesaikan Studi DIII Komputerisasi Perkantoran dan

Kesekretariatan STIKOM Surabaya

Jadwal pelaksanakan Proyek Akhir :

Hari : Senin s.d. Jumat

Tanggal : 07 Maret s.d. 31 Mei 2011

Dalam kurun waktu tersebut penulis harus dapat memenuhi syarat

mengikuti Proyek Akhir minimal 1 (satu) bulan dan maksimal 3 (tiga) bulan

dengan mengisi form absensi atau kehadiran yang di ketahui oleh pimpinan

(63)

4.1. Penanganan Surat Masuk

Untuk menangani surat masuk, tugas pertama yang harus dilakukan adalah

mensortir/mengelompokkan surat-surat bagi pimpinan berdasarkan tingkat

kepentingan surat yang kebanyakan berupa surat-surat dinas dari perorangan.

prosedur pencatatan dan pendistribusian surat di Dinas Pekerjaan Umum Bina

Marga Kabupaten Sidoarjo yang menggunakan tiga prosedur yaitu pencatatan dan

penomoran pada agenda surat, pemberian nomor pada lembar disposisi, dan

prosedur penyimpanan. Ketika surat datang atau diterima, maka surat disortir atau

dikelompokkkan menurut jenis surat, kemudian surat tersebut ditulis di agenda

surat dan ditulis di lembar disposisi. Kemudian lembar disposisi tersebut

diteruskan kepada pimpinan untuk diperiksa dan diberi t tangan kemudian

disimpan atau arsip. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar 4.1.

Surat-surat yang penting dapat diketahui dengan cara meneliti asal sumber

dan perihal surat tersebut. Sumber dapat dilihat dari si pengirim, hal surat dengan

ini dapat diketahui bahwa surat tersebut tergolong penting tidaknya serta bersifat

(64)
[image:64.792.115.668.113.413.2]

Gambar 4.1 Arus Surat Masuk

A B

D

C

F E

Pimpinan Lembar

Disposisi Lembar

Disposisi Surat

Masuk Surat

Masuk

Agenda Surat

Masuk Agenda Surat

Masuk

(65)

Keterangan:

a. Surat Masuk

b. Agenda Surat Masuk

c. Lembar Disposisi

d. Diteruskan pada pimpinan

e. Sekertaris mengambil dan menyimpan

f. File/Arsip tempat untuk menyimpan file tersebut.

Surat yang baru masuk kemudian dikumpulkan dan disortir, kemudian

surat-surat tersebut ditulis pada agenda surat masuk. Setelah itu ditulis dan diberi

nomor pada lembar disposisi, setelah ditulis pada lembar disposisi maka

diteruskan pada pimpinan untuk diperiksa dan diberi t tangan, kemudian oleh

sekertaris disimpan bersama lembar disposisinya dan diarsipkan.

Setelah semua surat dibaca dan dipisahkan antara surat yang penting dari

semua surat yang ada, maka mulai memproses surat-surat yang lebih penting

dahulu dan menyisihkan untuk sementara surat-surat yang kurang penting.

4.2. Menyortir Surat

Menyortir surat dilakukan setelah surat dikumpulkan, kemudian surat yang

ada disortir berdasarkan nama surat untuk membedakan antara surat yang satu

dengan surat yang lainnya, sehingga surat yang telah dikumpulkan dapat disortir

(66)

4.3. Mengklasifikasi Surat

Setelah penyortiran surat telah dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah

mengklasifikasikan surat. Dalam mengklasifikasikan surat memuat tentang semua

daftar surat mulai perihal surat dan jenis surat. Dalam mengklasifikasi surat,

penulis memberikan kode pada setiap surat sebagai pedoman dalam pengarsipan.

Kode Pokok yang berlaku di Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga

Kabupaten Sidoarjo adalah:

a. 000 : Umum

b. 100 : Pemerintahan

c. 200 : Politik

d. 300 : Keamanan

e. 400 : Kesejahteraan

f. 500 : Perekonomian

g. 600 : P.U dan Ketenagaan

h. 700 : Pengawasan

i. 800 : Kepegawaian

(67)

4.4 Penomoran Pada Surat Keluar

Penomoran pada lembar penerus Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga

Kabupaten Sidoarjo memiliki kriteria berbeda di setiap divisi/bagian. Pada Dinas

Pekerjaan Umum Bina Marga adalah sebagai berikut:

No. 622 / 279 / 404. 3.12 / 2011

A B C D

Keterangan:

a. Kode Surat Keluar

b. No urat surat

c. Kode Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga

d.Tahun Pembuatan Surat

Untuk kode surat, 620 termasuk dalam kode pekerjaan umum dan

ketenagaan, dimana 622 adalah sub kode tentang jalan luar kota. Sidoarjo adalah

sebuah kabupaten yang tidak menangani jalan untuk luar kota misalnya madiun

dan lain-lain. Jalan luar kota adalah jalan yang menghubungkan sidoarjo dengan

(68)
[image:68.792.140.687.160.423.2]

Gambar 4.2 Arus Surat Keluar

A B C

E D

Pimpinan Surat

Masuk Surat

Keluar

Agenda Surat

Masuk Agenda Surat

Keluar

(69)

Keterangan:

a. Surat Keluar

b. Agenda Surat Keluar

c. Pimpinan

d. Sekertaris

e. File Arsip

Sistematika penyimpanan surat keluar sama saja dengan penyimpanan surat

masuk. Jadi surat yang dikirim atau surat keluar harus ditulis pada agenda surat

keluar dahulu, kemudian diteruskan pada pimpinan untuk diperiksa setelah itu

sekertaris menimpannya pada file arsip.

4.5. Prosedur Lembar Disposisi

Dalam menindaklanjuti suatu surat, perlu dikendalikan dengan

menggunakan lembar disposisi yang akan membantu penerima surat untuk

mengetahui status suatu surat apakah penting, biasa atau rahasia. Pada Dinas

Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Sidoarjo menggunakan lembar disposisi

untuk mempermudah pendistribusian surat masuk. Sehingga hanya dengan

melihat lembar disposisi surat dapat segera didistribusikan dan ditindaklanjuti.

Lembar disposisi diikutsertakan bersama surat dalam arsip, karena sekaligus

(70)
[image:70.612.108.511.109.503.2]

Dibawah ini adalah contoh lembar disposisi:

Gambar 4.3 Lembar Disposisi

Pengisian lembar disposisi dilakukan berdasarkan data-data berikut ini:

a. Surat Dari, untuk mencatat siapa pengirim surat tersebut.

b. Tanggal Surat, untuk mencatat tanggal surat tersebut.

c. Nomor Surat, untuk mencatat nomor surat masuk tersebut.

d. Diterima tanggal, digunakan untuk mencatat tanggal terima surat.

e. Nomor Agenda, digunakan untuk mencatat no.urut yang sesuai di buku

(71)

f. Diteruskan Kepada, untuk mengetahui surat didistribusikan kepada siapa,

misalnya kepada SEKDA (Sekertaris Daerah).

g. Isi Disposisi, digunakan untuk komentar Pimpinan dan untuk memberi t

surat tersebut akan didistribusikan.

4.6. Prosedur Agenda

Setelah surat dicatat pada lembar disposisi, maka dapat dilakukan

pencatatan pada agenda surat masuk dan surat keluar (tanpa menggunakan lembar

disposisi). Adapun cara pengisian agenda surat masuk dan surat keluar seperti

berikut:

A. Agenda Surat Masuk

Agenda surat masuk berisi kolom-kolom keterangan yaitu tanggal diterima

surat, nomor urut, nomor berkas, alamat pengirim, tanggal, nomer, perihal, nomor

(72)
[image:72.792.80.719.205.422.2]

Tabel Agenda Surat Masuk

Tabel 2.1 Agenda Surat Masuk

Agenda Surat Masuk

Nomor

Urut

Nomor

Berkas

Alamat

Pengirim

DARI SURAT MASUK Nomor

Petunjuk

Nomor

Paket

Gambar

gambar, grafik, dan sebagainya. Bahan-bahan yang disimpan sebagai bahan
Tabel 3.1 Tipe Data Field
Tabel 3.1 Tipe Data Number
Gambar 4.1 Arus Surat Masuk
+7

Referensi

Dokumen terkait

tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Kementerian. Pendidikan

Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang dismenorea dengan perilaku penanganan dismenorea pada siswi SMK YPKK I Sleman Yogyakarta. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan

Dengan pengalaman yang diperoleh dalam pelaksanaan praktek mengajr diharapkan menjadi suatu awal belajar mahasisiwa untuk menjadi seorang pendidik yang dapat memberikan

Kategori     E   adalah  pinjaman  bermasalah  akibat  dari  penyelewengan  dana  di  antaranya:  pemotongan pada  saat 

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH1.

[r]

Canadian Mathematics Competition An activity of the Centre for Education in Mathematics and Computing, University of Waterloo, Waterloo, Ontario.. Gauss Contest

Sistem ini mampu melakukan proses enrollment pada penerimaan siswa baru SMP Negeri di Kabupaten Bangkalan, diantaranya proses pendaftaran, pengolahan data kriteria