• Tidak ada hasil yang ditemukan

LKP: Proses Editing Pada Program Televisi "Ramadhan Dress Up" BBSTV.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LKP: Proses Editing Pada Program Televisi "Ramadhan Dress Up" BBSTV."

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

UP” BBS TV SURABAYA

Oleh

Nama

: Fariz Noer Rachmawan

NIM

: 10.51016.0038

Program Studi

: DIV Komputer Multimedia

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER SURABAYA

2013

STIKOM

(2)

ii

UP” BBS TV SURABAYA

Laporan Kerja Praktek oleh Fariz Noer Rachmawan ini telah diperiksa, diuji dan

disetujui

Surabaya, Oktober 2013

Disetujui:

Mengetahui:

Ketua Program Studi DIV Komputer Multimedia

Karsam MA., P.hD NIDN. 0705076802 Pembimbing

Sutikno, S.Kom. NIK: 020417

Penyelia

Bpk Irwan

HR & GS Superintendent

STIKOM

(3)

iii

umum pekerjaan editing adalah berkaitan dengan proses pasca produksi.

Perkembangan televisi saat ini sudah sangat maju, hal ini terbukti dari banyaknya stasiun televisi-televisi lokal yang bermunculan. Akibatnya, stasiun televisi dituntut semakin kreatif dalam membuat program tayangan.

Program acara di stasiun televisi lokal memiliki nilai tersendiri bagi masyarakat. Karena program di stasiun televisi lokal biasanya mengangkat kejadian-kejadian atau fenomena yang sedang terjadi di wilayah tempat siaran. Di Surabaya sendiri terdapat beberapa stasiun televisi lokal seperti JTV, SBO TV, Arek TV, Surabaya TV, TV Sembilan, MHTV, BBS TV dan BCTV. Sebagai sebuah televisi lokal yang bersifat biro, BBS TV punya keistimewaan yaitu memiliki program-program yang diproduksi sendiri. Salah satu program yang diproduksi oleh BBS TV adalah Ramadhan Dress Up. Ramadhan Dress Up ini merupakan salah satu program lokal yang mengangkat Bagaimana cara Dress Up yang baik dengan memakai jilbab. Penulis berkesempatan untuk melakukan Kerja Praktek di BBS TV Surabaya, dan di awal penulis ditempatkan di bagian Editor. Sehingga penulis dapat mengetahui secara lebih jelas mengenai proses pengolahan dan penayangan suatu program.

Setelah mengetahui bagaimana Program tersebut diolah dan ditayangkan di lapangan, maka penulis mempunyai sebuah gambaran tentang apa yang akan dikerjakan dalam Kerja Praktek. Sehingga dalam penulisan laporan Kerja Praktek ini penulis mengambil judul “Proses editing pada program televise “Ramadhan Dress Up” BBS TVSurabaya.

Kata Kunci: Editing, Program, Ramadhan Dress Up BBS TV Surabaya

STIKOM

(4)

iv

penyertaan-Nya sehingga penyusunan Laporan Kerja Praktek dengan judul

“Proses Editing Pada Program Televisi “Ramadhan Dress Up” BBS TV Surabaya” dapat diselesaikan dengan baik.

Penyelesaian laporan Kerja Praktek ini tidak terlepas dari bantuan berbagai

pihak yang memberikan masukkan dan dukungan baik secara langsung maupun

tidak langsung. Untuk itu Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Allah S.W.T yang telah memberi kelancaran dan kemudahan.

2. Kedua Orang tua yang banyak mendukung hingga saat ini.

3. Seluruh saudara yang senantiasa mendoakan dan mendukung selama proses

penyusunan Laporan Kerja Praktek.

4. Bapak Sutikno, S.Kom. selaku dosen pembimbing Kerja Praktek.

5. Bpk. Karsam MA., Ph.D selaku Ketua Program Studi DIV Komputer

Multimedia.

6. Bpk. Wahyu A. Priambodo Selaku GM di BBS TV Surabaya yang bersedia

memberikan tempat bagi penulis untuk melakukan Kerja Praktek.

7. Bpk. R. Irwan Priambodo yang bersedia memberikan tempat bagi penulis

untuk melakukan Kerja Praktek.

8. Ibu Maria Novitasari, S.ST selaku PPKP di STIKOM Surabaya.

STIKOM

(5)

v

10. Mas Septiawan dan seluruh rekan-rekan khususnya editor BBS TV Surabaya.

11. Teman-teman baru yang bertemu di tempat Kerja Praktek.

12. Teman-teman khususnya yang sayang yang telah membantu dan memberikan

semangat.

13. Dan lain sebagainya yang mungkin belum disebutkan satu persatu di sini.

Demikian Laporan Kerja Praktek ini disusun jika terdapat kesalahan dalam

penulisan, maupun penyusunan Laporan Kerja Praktek ini penulis mohon kritik

dan saran. Sehingga Laporan Kerja Praktek ini menjadi lebih baik. Semoga

Laporan Kerja Praktek ini dapat bermanfaat bagi teman-teman yang membaca

khususnya bagi teman-teman Jurusan DIV Komputer Multimedia STIKOM

Surabaya, terima kasih.

Surabaya, Oktober 2013

Penulis

STIKOM

(6)

vi

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ……….. x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 3

1.3. Batasan Masalah ... 3

1.4. Tujuan Penelitian ... 4

1.5. Manfaat ... 4

1.6. Pelaksanaan ... 5

1.7. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

2.1. Definisi editing ... 8

2.2. Produksi Program Televisi ... 9

2.3. Program Ramadhan Dress Up ... 11

2.4. Program Feature ... 12

STIKOM

(7)

vii

2.6.1. Jenis-Jenis Televisi ……… 17

2.6.2. Perkembangan Televisi di Indonesia ……… 18

2.6.3. Perkembangan Televisi Lokal ……….. 21

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA ... 23

3.1. Metode Penelitian ... 23

3.1.1 Analisa Data ... 25

3.2. Metode Perancangan Karya ... 25

3.2.1. Pasca Produksi ... 25

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 31

4.1. Sekilas Sejarah dan Profil BBS TV Surabaya ... 31

4.2. Visi dan Misi BBS TV ... 32

BAB V IMPLEMENTASI KARYA ... 35

5.1. Persiapan ... 35

5.1.1. Script Ramadhan Dress Up ………... 35

5.2. Pasca Produksi ... 38

BAB VI PENUTUP ... 44

6.1. Kesimpulan ... 44

6.2. Saran ... 45

DAFTAR PUSTAKA ... 46

LAMPIRAN ... 48

STIKOM

(8)

viii

Halaman

Gambar 1 ... 27

Proses Editing ……….. 27

Gambar 2 ... 28

Proses Renderring ………..……….. 28

Gambar 3 ... 29

Proses Setting Export ….……….. 29

Gambar 4 ... 30

Proses Export .……….. 30

Gambar 4.1. Logo BBS TV Surabaya ………. 33

Gambar 4.2. Logo BBS TV Surabaya Baru ……… 33

Gambar 4.3 Peta Wilayah Jangkauan BBS TV Surabaya ……… 34

STIKOM

(9)

ix

Tabel 5.1.1. Rundown Ramadhan Dress Up ... 35

STIKOM

(10)

x

Lampiran 1 Form Surat Penerimaan Kerja Praktek ... 48

Lampiran 2 Form Acuan Kerja ... 49

Lampiran 3 Form Garis Besar Rencana Kerja ... 50

Lampiran 4 Form Log Harian 1 ... 51

Lampiran 5 Form Log Harian 2 ... 52

Lampiran 6 Form Kehadiran Kerja Praktek 1 ... 53

Lampiran 7 Form Kehadiran Kerja Praktek 2 ... 54

Lampiran 8 Form Keterangan Akhir Kerja Praktek ………... 55

Lampiran 9 Kartu Bimbingan (depan) ... 56

Lampiran 10 Kartu Bimbingan (belakang) ... 57

STIKOM

(11)

iii

umum pekerjaan editing adalah berkaitan dengan proses pasca produksi.

Perkembangan televisi saat ini sudah sangat maju, hal ini terbukti dari banyaknya stasiun televisi-televisi lokal yang bermunculan. Akibatnya, stasiun televisi dituntut semakin kreatif dalam membuat program tayangan.

Program acara di stasiun televisi lokal memiliki nilai tersendiri bagi masyarakat. Karena program di stasiun televisi lokal biasanya mengangkat kejadian-kejadian atau fenomena yang sedang terjadi di wilayah tempat siaran. Di Surabaya sendiri terdapat beberapa stasiun televisi lokal seperti JTV, SBO TV, Arek TV, Surabaya TV, TV Sembilan, MHTV, BBS TV dan BCTV. Sebagai sebuah televisi lokal yang bersifat biro, BBS TV punya keistimewaan yaitu memiliki program-program yang diproduksi sendiri. Salah satu program yang diproduksi oleh BBS TV adalah Ramadhan Dress Up. Ramadhan Dress Up ini merupakan salah satu program lokal yang mengangkat Bagaimana cara Dress Up yang baik dengan memakai jilbab. Penulis berkesempatan untuk melakukan Kerja Praktek di BBS TV Surabaya, dan di awal penulis ditempatkan di bagian Editor. Sehingga penulis dapat mengetahui secara lebih jelas mengenai proses pengolahan dan penayangan suatu program.

Setelah mengetahui bagaimana Program tersebut diolah dan ditayangkan di lapangan, maka penulis mempunyai sebuah gambaran tentang apa yang akan dikerjakan dalam Kerja Praktek. Sehingga dalam penulisan laporan Kerja Praktek ini penulis mengambil judul “Proses editing pada program televise “Ramadhan Dress Up” BBS TVSurabaya.

Kata Kunci: Editing, Program, Ramadhan Dress Up BBS TV Surabaya

STIKOM

(12)

vi

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ……….. x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 3

1.3. Batasan Masalah ... 3

1.4. Tujuan Penelitian ... 4

1.5. Manfaat ... 4

1.6. Pelaksanaan ... 5

1.7. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

2.1. Definisi editing ... 8

2.2. Produksi Program Televisi ... 9

2.3. Program Ramadhan Dress Up ... 11

2.4. Program Feature ... 12

STIKOM

(13)

vii

2.6.1. Jenis-Jenis Televisi ……… 17

2.6.2. Perkembangan Televisi di Indonesia ……… 18

2.6.3. Perkembangan Televisi Lokal ……….. 21

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA ... 23

3.1. Metode Penelitian ... 23

3.1.1 Analisa Data ... 25

3.2. Metode Perancangan Karya ... 25

3.2.1. Pasca Produksi ... 25

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 31

4.1. Sekilas Sejarah dan Profil BBS TV Surabaya ... 31

4.2. Visi dan Misi BBS TV ... 32

BAB V IMPLEMENTASI KARYA ... 35

5.1. Persiapan ... 35

5.1.1. Script Ramadhan Dress Up ………... 35

5.2. Pasca Produksi ... 38

BAB VI PENUTUP ... 44

6.1. Kesimpulan ... 44

6.2. Saran ... 45

DAFTAR PUSTAKA ... 46

LAMPIRAN ... 48

STIKOM

(14)

viii

Halaman

Gambar 1 ... 27

Proses Editing ……….. 27

Gambar 2 ... 28

Proses Renderring ………..……….. 28

Gambar 3 ... 29

Proses Setting Export ….……….. 29

Gambar 4 ... 30

Proses Export .……….. 30

Gambar 4.1. Logo BBS TV Surabaya ………. 33

Gambar 4.2. Logo BBS TV Surabaya Baru ……… 33

Gambar 4.3 Peta Wilayah Jangkauan BBS TV Surabaya ……… 34

STIKOM

(15)

ix

Tabel 5.1.1. Rundown Ramadhan Dress Up ... 35

STIKOM

(16)

x

Lampiran 1 Form Surat Penerimaan Kerja Praktek ... 48

Lampiran 2 Form Acuan Kerja ... 49

Lampiran 3 Form Garis Besar Rencana Kerja ... 50

Lampiran 4 Form Log Harian 1 ... 51

Lampiran 5 Form Log Harian 2 ... 52

Lampiran 6 Form Kehadiran Kerja Praktek 1 ... 53

Lampiran 7 Form Kehadiran Kerja Praktek 2 ... 54

Lampiran 8 Form Keterangan Akhir Kerja Praktek ………... 55

Lampiran 9 Kartu Bimbingan (depan) ... 56

Lampiran 10 Kartu Bimbingan (belakang) ... 57

STIKOM

(17)

1 1.1 Latar Bela kang Masalah

Editing adalah proses menggerakkan dan menata video shot/hasil rekaman

gambar menjadi satu rekaman gambar yang baru dan enak untuk dilihat. Secara

umum pekerjaan editing adalah berkaitan dengan proses pasca produksi. Mengedit

video tidaklah semudah yang dibayangkan, dibutuhkan ketelitian dan ketekunan

untuk memperhatikan setiap gerakan dan audio yang keluar dari video tersebut.

Ada banyak alasaan untuk melakukan pengeditan dan pendekatan editing sangat

bergantung dari hasil yang diinginkan, yang terpenting adalah ketika melakukan

pengeditan, pertama adalah menetapkan tujuan melakukan editing.

Kata televisi berasal dari kata tele (jauh) dari bahasa Yunani dan vision atau

visio yang berarti pengelihatan (tampak) dari bahasa Latin, jadi televisi berarti

tampak atau dapat dilihat dari jauh dapat juga diartikan alat komunikasi jarak jauh

yang menggunakan media visual atau pengelihatan. Secara sederhana dapat

mendefinisikan televisi sebagai media massa yang menampilkan siaran berupa

gambar dan suara dari jarak jauh(sumber: http://id.m.wikipedia.org/wiki/Televisi).

Kehadiran televisi dalam tahun 1960-an sempat mengundang penelitian, studi,

dan perbincangan. Salah seorang pengamat televisi waktu itu, Marshall McLuhan

dalam bukunya, Understanding MediaThe Extensions of Man menyatakan

bahwa, the medium is the message. Bahwa medium yang dipakai untuk

menyam-paikan informasi dan pesan, membentuk format pesan itu sendiri. McLuhan

men-STIKOM

(18)

ganggap media sebagai perluasan manusia, dan bahwa media yang berbeda-beda

mewakili pesan yang berbeda-beda. Media telah menyatu dalam kehidupan

manu-sia secara lebih cepat daripada sebelumnya, juga memperpendek jarak diantara

bangsa. Pengaruh media dengan adanya kemajuan teknologi menjadi sangat

dahsyat bagi umat manusia.

Analogi dari peryataan McLuhan kalau melihat kondisi sekarang, dapat

dika-takan sebagai technology is the message. Teknologi itulah yang menghasilkan

medium baru atau melahirkan the new media. Adanya kemajuan teknologi, media

menjadi sangat maju selanjutnya akan disebut teknologi informasi dan

komuni-kasi. Media telah berubah menjadi subyek komunikasi yang interaktif dan

men-jadi sahabat baru manusia.

Perkembangan televisi saat ini sudah sangat maju, hal ini terbukti dari

banyaknya stasiun televisi lokal yang bermunculan. Akibatnya, stasiun televisi

dituntut semakin kreatif dalam membuat program tayangan. Program tayangan

yang sering menjadi pesaing diantara televisi-televisi lokal adalah program berita.

Di Surabaya terdapat beberapa stasiun televisi lokal seperti JTV, SBO TV,

Surabaya TV, TV Sembilan, MHTV, BBS TV dan KOMPAS TV. Sebagai sebuah

stasiun televisi lokal BBS TV Surabaya sudah tayang perdana sejak 1 september

2008. Sebagai sebuah televisi lokal yang bersifat biro, BBS TV Surabaya punya

keistimewaan yaitu memiliki program-program yang diproduksi sendiri. Salah

satu program yang di produksi oleh BBS TV Surabaya adalah Ramadhan Dress

Up. Ramadhan Dress Up ini merupakan salah satu program lokal yang

mengangkat seputar bagaimana cara dress up yang sesuai dengan model saat ini

STIKOM

(19)

terutama di bidang hijab atau berkerudung. Program ini merupakan program acara

baru di BBS TV Surabaya, yang hanya tayang pada bulan ramadhan dan baru

tayang tiga episod.

Dari pemaparan tersebut penulis berkesempatan untuk melakukan Kerja

Praktik di BBS TV Surabaya, dan di awal penulis ditempatkan di bagian editor

program khususnya pada program “Ramadhan Dress Up”. Sehingga penulis

dapat mengetahui secara lebih jelas mengenai proses pengolahan editing sebuah

program televisi.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang di atas yang berjudul “Proses Produksi Editing

Program “Ramadhan Dress Up” di BBS TV Surabaya”. Maka rumusan masalah

yang diangkat, yaitu:

1. Bagaimana mengedit program acara BBS TV Surabaya ?

2. Bagaimana mengedit program acara “Ramadhan Dress Up” BBS TV Sur

a-baya ?

3. Apa saja yang harus dipersiapkan saat akan melakukan editing sebuah

program acara “Ramadhan Dress Up” BBS TV Surabaya?

1.3Batasan Masalah

Dari rumusan masalah di atas, maka batasan masalah yang akan dikerjakan

dalam kerja Praktik ini adalah:

1. Mengedit program acara BBS TV Surabaya.

STIKOM

(20)

2. Mengedit sebuah program acara “Ramadhan Dress Up” BBS TV Surabaya

sehingga dapat menjadi tontonan yang menarik bagi seluruh pemirsa.

3. Memberi atau menambahkan bumper, effect atau transisi, backsound,

penam-bahan CG nama dan tema program “Ramadhan Dress Up” BBS TV Sur

a-baya.

1.4Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam kerja Praktik ini adalah:

1. Untuk mengimplementasikan proses editing pada program acara “Ramadhan

Dress Up”.

2. Dapat memberikan tontonan yang bermanfaat bagi pemirsa khususnya kota

Surabaya.

3. Mengetahui bagaimana cara mengedit sebuah program acara “Ramadhan

Dress Up” BBS TV Surabaya.

1.5 Manfaat 1. Teoritis

a. Mengetahui tentang bagaimana cara proses editing yang layak untuk

di-tonton bagi pemirsa.

b. Mendapatkan banyak pembelajaran dalam dunia pertelevisian khususnya

di bidang editing sebuh Program TV.

c. Mendapatkan ilmu tentang proses editing yang benar dan apa saja yang

harus dipersiapkan untuk mengedit sebuah tayangan gambar.

STIKOM

(21)

2. Praktis

a. Program yang ditayangkan diharapkan dapat diterima oleh masyarakat.

b. Dapat bermanfaat bagi pihak khususnya BBS TV sendiri.

b. Bisa menjadi tayangan yang menginspirasi masyarakat Jawa Timur.

1.6 Pelaksanaan

Kerja Praktik ini dilaksanakan di BBS TV Surabaya pada Production

De-partement, yang beralamat di Jl. Raya Dukuh Kupang no. 109-129. Waktu

pelak-sanaannya dari tanggal 8 Juli sampai tanggal 8 september Tahun 2013 dari hari

Senin sampai Jum’at mulai dari pukul 08.00 WIB – 17.00 WIB, tetapi dengan

menyesuaikan keadaan dan kebutuhan, terkadang penulis juga masuk pada hari

sabtu dan untuk membantu proses editing program Fashion Icons dari pukul 09.00

WIB – 16.00 WIB.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Laporan Kerja Praktik ini akan disusun sebagai

beri-kut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada Bab I ini ada beberapa materi yang akan dijelaskan, yaitu:

1.1 Latar Belakang Masalah

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Batasan Masalah

STIKOM

(22)

1.4 Tujuan

1.5 Manfaat

1.6 Pelaksanaan

1.7 Sistematika Penulisan

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada Bab II ini akan dijabarkan tentang berbagai macam teori yang menjadi

dasar dalam perancangan karya pada Kerja Praktik ini.

BAB III : METODE PERANCANGAN

Pada Bab III ini akan dijabarkan metode penelitian yang sesuai untuk

mendu-kung metode peranangan karya yang akan dikerjakan pada Kerja Praktik ini.

BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab IV ini berisi penjelasan umum tentang gambaran perusahaan tempat

Ker-ja Praktik ini, yaitu gambaran umum tentang BBS TV Surabaya.

BAB V : IMPLEMENTASI KARYA

Bab V ini merupakan hasil implementasi hasil karya dari metode perancangan

pada Bab III.

BAB VI : PENUTUP

Pada Bab VI ini akan dijelaskan beberapa hal, meliputi:

STIKOM

(23)

6.1 Simpulan

Bagian ini akan dijelaskan inti sari dari seluruh kegiatan selama Kerja Pratek,

khususnya akan dijabarkan secara singkat dari masalah yang diangkat atau yang

dikerjakan.

6.2 Saran

Bagian ini akan dijelaskan tentang kelebihan dan kekurangan selama

kegia-tan Kerja Praktik berlangsung.

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka berisi tentang daftar referensi yang digunakan sebagai dasar

dalam pelaksanaan Kerja Praktik, bisa berupa buku, koran, majalah, e-book dan

lain-lain. Hari-sukabumi.blogspot.com (definisi editing)

STIKOM

(24)

8

Bab ini diawali dengan masalah kemudian dilanjutkan dengan penyelesaian.

Misal:

2.1 Definisi Editing

Editing ialah proses menggerakkan dan menata video shot/hasil rekaman

gambr menjadi suatu rekaman gambar yang baru dan enak untuk dilihat. Secara

umum pekerjaan editing ialah berkaitan dengan proses pasca produksi, seperti

titl-ing, colour correction, sound mixtitl-ing, dsb.

Istilah editing telah dikenal luas dan banyak orang memberi pemahaman

sendiri. Namun dalam pelajaran ini kita sepakat editing berkaitan dengan

kerja-kerja dibawah ini:

1. Menata, menambahkan atau memindahkan klip video atau klip audio.

2. Menerapkan colour correction, filter dan peningkatan yang lain.

3. Membuat transisi antar klip.

2.1.1Tujuan Editing

Ada banyak alasan kita melakukan pengeditan dan pendekatan editing

san-gat bergantung dari hasil yang kita inginkan. Secara umum, tujuan editing adalah

sebagai berikut:

1. Memindahkan klip video yang tak dikehendaki.

2. Memilih gambar dank lip yang baik.

3. Menciptakan arus.

STIKOM

(25)

4. Menambahkan efek, grafik, music dll.

5. Mengubah gaya dan suasana hati dan langkah dari gambar.

6. Memberi sudut yang menarik bagi hasil rekaman.

Ada beberapa metode dalam pengeditan video dan masing-masing metode

ini mempunyai proses yang berbeda. Meski saat ini, metode non linear editing

masih banyak digunakan, utamanya para editor professional, ada baiknya bagi kita

mempelajari berbagai metode yang sudah ada.

2.2 Produksi Program Televisi

Dalam bukunya yang berjudul Teknik Produksi Program Televisi(Wibowo

Fred, 2007;7) memberikan pengertian bahwa dalam memproduksi program

televi-si seorang produser dihadapkan pada 5 hal sekaligus yang memerlukan pemikiran

mendalam yakni materi produksi, sarana produksi, biaya produksi(Financial),

Or-ganisasi pelaksana produksi dan tahapan pelaksanaan produksi.

1. Materi Produksi

Bagi seorang produser, materi produksi dapat berupa apa saja. Seorang

produser proffesional dengan cepat mengetahui apakah materi atau bahan yang

ada dihadapannya akan menjadi materi yang baik atau tidak. Seorang produser

saat berhadapan dengan suatu karya cipta seperti musik, atau lukisan, gagasannya

mulai tergerak. Berawal dari hal-hal seperti itulah mulai muncul ide atau tema

yang kemudian diwujudkan menjadi treatment. Treatment adalah langkah

pelak-sanaan perwujudan gagasan menjadi program. Oleh karena itu treatment pada

se-tiap program berbeda-beda. Dari treatment akan diciptakan sebuah naskah atau

STIKOM

(26)

script dan langsung dilaksanakan produksi program. Dari sinilah penyempurnaan

konsep program dapat dilaksanakan sehingga menghasilkan naskah atau program

yang berkualitas atau baik.

2. Sarana Produksi

Sarana yang menjadikan penunjang terwujudnya ide menjadi konkret,

yai-tu hasil produksi. Tenyai-tu saja diperlukan kualitas alat standar yang mampu

meng-hasilkan gambar dan suara yang bagus. Ada tiga perlengkapan yang diperlukan

saat atau sebagai alat produksi, yaitu perekam gambar, peralatan perekam suara,

dan pencahayaan.

3. Biaya Produksi

Dalam sebuah produksi program tentunya diperlukan perencanaan biaya

untuk menunjang jalannya sebuah produksi. Oleh karena itu, biaya produksi dapat

didasarkan pada dua kemungkinan yaitu financial oriented dan quality oriented.

a. Financial Oriented

Perencanaan biaya produksi yang didasarkan pada kemungkinan keuangan

yang ada. Kalau keuangan terbatas berarti tuntunan tuntunan tertentu untuk

kebu-tuhan produksi harus pula dibatasi, missal tidak menggunakan artis yang

pem-bayarannya mahal, konsumsi yang tidak terlalu mewah, dsb.

b. Quality Oriented

Perencanaan biaya produksi yang didasarkan atas tuntunan kualitas hasil

produksi yang maksimal. Dalam hal ini tidak ada masalah keuangan. Produksi

dengan orientasi budget semacam ini biasanya prestige. Produksi yang diharapkan

mendatangkan keuntungan besar, baik dari segi nama maupun finansial.

STIKOM

(27)

4. Organisasi Pelaksanaan Produksi

Suatu produksi program televise melibatkan banyan orang misalnya crew

artis dan fungsionaris. Polisi aparat setempat dimana lokasi shooting dilaksanakan

dan pejabat bersangkut paut dengan masalah perijinan. Sehingga diperlukan suatu

organisasi pelaksanaan produksi yang tersusun rapi. Dalam hal ini produser

diban-tu oleh production manager, ia mendampingi sutradara dalam mengendalikan

or-ganisasi. Produser pelaksana membawahi bendahara yang mengatur keuangan.

Lalu ada sekretariat yang bertugas dan berhubungan dengan surat menyurat,

kon-trak dan perijinan. Tanggung jawab pelaksanaan dari organisasi yang bersifat

di-lapangan dipikul oleh bagian yang disebut unit manager. Bidang yang langsung

dibawah oleh unit manager, misalnya perijinan, transportasi, konsumsi dan

ako-modasi. Properti, kostum dan make-up.

2.3 Program “Ramadhan Dress Up”

Ramadhan Dress up merupakan suatu program baru di BBS TV dan

tayang setiap bulan ramadhan. Berbagai sajian tentang cara-cara berhijab yang

baik dan benar dan terutama mengarah kepada fashion, semua ada di program ini.

Program ini secara detail membahas tentang berbusana muslim yang baik

khusus-nya untuk para perempuan. Narasumber yang hadir ialah yang sudah

berpengala-manan dan tentunya sudah mahir dalam fashion berhijab ini. Program ini sangat

bagus dan menarik sekali untuk diikuti. Khususnya untuk para pecinta hijab

dija-wa timur atau Surabaya.

STIKOM

(28)

2.4 Program Feature

Suatu program yang membahas suatu pokok bahasan atau tema

diung-kapkan lewat berbagai pandangan yang saling melengkapi, mengurai, menyoroti

secara kritis, dan disajikan dengan berbagai format. Dalam satu feature, ssatu

po-kok bahasan boleh disajikan dengan merangkai beberapa format program

sekali-gus. Misalnya, wawancara, show, vox-pop, puisi, music, nyanyian, sandiwara

pendek atau fragmen. Feature merupakan satu program yang merupakan

gabun-gan antara unsure documenter, opini dan ekspresi.

2.5 Media massa

Dalam bukunya yang berjudul Agenda Setting (Apriadi Tamburaka, 2012:

13) memberikan pengertian mengenai media massa sebagai berikut:

“Media massa merupakan sarana penyampaian komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara massal dan

dapat diakses oleh masyarakat secara luas pula”

Menurut kutipan tersebut istilah media massa mengarah pada alat atau cara

yang terorganisasi untuk berkomunikasi secara terbuka kepada banyak orang

dalam jarak waktu yang ringkas. Media massa bukan sekedar alat, melainkan juga

institusional dalam masyarakat sehingga terjadi proses pengaturan terhadap alat

itu oleh warga masyarakat melalui kekuasaan yang ada maupun melalui

kepakatan-kesepakatan lain.

Sebagai bentuk komunikasi masa, media massa memiliki karakter yang bisa

kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, seperti:

STIKOM

(29)

1. Publisitas, yakni bahwa media massa adalah produk pesan dan informasi

yang disebarluaskan kepada publik, khalayak, atau orang banyak.

2. Universalitas, yaitu bahwa pesannya bersifat umum dan tidak dibatasi pada

tema-tema khusus, berisi segala aspek kehidupan, dan semua peristiwa di

berbagai tempat, juga menyangkut kepentingan umum karena sasaran dan

pendengarnya merupakan masyarakat umum.

3. Perioderitas, yaitu waktu terbit atau tayangnya bersifat tetap atau berkala

misalnya harian, mingguan atau bulanan.

4. Kontinuitas, berkesinambungan atau terus-menerus sesuai dengan periode

mengudara atau jadwal terbit.

5. Aktualitas, berisi hal-hal baru seperti informasi-informasi baru, peristiwa

terbaru, tips baru, dan sebagainya. Aktualitas juga berarti kecepatan

penyampaian informasi kepada publik.

2.5.1 Jenis Media massa

Media massa menurut jenisnya dibagi menjadi 3, yaitu:

1. Media Cetak

Merupakan media yang memakai sarana cetak untuk menyampaikan

informasi-informasinya. Media cetak ini contohnya adalah surat kabar atau

majalah. Berikut ini ciri-ciri dari media cetak:

a. Pesan yang disampaikan memuat unsur reproduksi sperti simbol verbal,

gambar, dan warna.

STIKOM

(30)

b. Unsur umpan balik yang ada juga bersifat verbal (surat pembaca, kritik)

dan non verbal (penjualan).

c. Isi pesan yang ada utamanya bersifat informatif.

d. Bisa berfungsi sebagai public sphere, menjadi ruang public bagi

penyampaian gagasan dan opini, yang disampaikan oleh masyarakat

dalam bentuk tulisan.

e. Wilayah jangkauannya masih didominasi oleh masyarakat perkotaan.

2. Media Audio

Media massa yang memakai sarana audio atau suara untuk menyampaikan

informasi-informasinya. Media audio ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Unsur reproduksi utamanya adalah suara (audio).

b. Secara relatif dapat dibawa kemana-mana, meski tak semudah media cetak.

c. Tidak dapat didengar secara berulang-ulang, kecuali direkam dan didengarkan

kembali.

d. Pesan bersifat serempak (laporan langsung).

e. Proses komunikasinya menggunakan unsur umpan balik, baik verbal dan

nonverbal.

f. Kehidupannya juga ditunjang kebanyakan oleh banyak iklan, yang jelas bukan

dari penjualan.

3. Media Audio-Visual

Merupakan media yang merupakan penggabungan dari media cetak atau

visual dengan media audio. Media ini memiliki ciri-ciri seperti berikut:

STIKOM

(31)

a. Pesan disampaikan melalui unsur reproduksi yang bersifat verbal, warna,

suara, dan gambar.

b. Pesan tidak dapat diulang karena tampilan pesan secara sekilas sehingga cepat

berlalu (tidak bisa di tinjau ualang), bila ingin memutar ulang harus direkam

terlebih dahulu.

c. Bersifat serempak.

d. Industri komunikasi audio-visual ditunjang oleh iklan, iuran, dan subsidi

pemerintah.

e. Karakter publik dan pengaturan yang ketat.

f. Berisi anekaragam bentuk informasi dan pesan (berita, hiburan, pendidikan,

dan lain-lain).

2.6 Televisi

Televisi merupakan sarana telekomunikasi terkenal yang berfungsi sebagai

penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu layar hitam putih ataupun

layar berwarna. Kata televisi adalah penggabungan dari kata tele ("jauh")

dari bahasa Yunani dan visio ("penglihatan") dari bahasa Latin, sehingga televisi

dapat didefinisikan sebagai alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan media

visual/penglihatan. Televisi secara tidak formal dapat disebut dengan TV, tivi,

teve, atau tipi. Dikutip dari Berkarier di Dunia Broadcast (Indah Rahmawati dan

Dodoy Rusnandi, 2011: 3).

Televisi juga merupakan sebuah media komunikasi yang menyediakan berbagai

informasi, dan menyebarkannya kepada khalayak umum. Dalam Baksin (2006: 16)

STIKOM

(32)

mendefinisikan bahwa: “Televisi merupakan hasil dari produk teknologi tinggi

(hi-tech) yang mampu menyampaikan berbagai informasi dalam bentuk audiovisual

gerak”. Menurut ensiklopedia Indonesia dalam Parwadi (2004: 28) lebih luas lagi

dinyatakan bahwa: “Televisi adalah sistem pengambilan gambar, penyampaian, dan

penyuguhan kembali gambar melalui tenaga listrik. Gambar tersebut ditangkap

dengan kamera televisi, diubah menjadi sinyal listrik, dan dikirim langsung lewat

kabel listrik kepada pesawat penerima”.

Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa televisi merupakan sistem

penyampaian informasi dalam bentuk audio dan visual. Jika media televisi

dibandingkan dengan media radio, yang dimana radio hanya bisa menyampaikan

informasi dalam bentuk audio, maka media televisi jauh lebih unggul karena

khalayak umum dapat menyaksikan visual serta mendengarkan audio. Tetapi

bukan berarti bahwa visual lebih penting daripada audio. Karena bila dalam suatu

acara televisi khalayak umum hanya dapat menyaksikan visualnya saja tanpa

mendengarkan audio atau sebaliknya, maka akan terjadi suatu kebosanan. Dalam

Undang-Undang No. 32 Tentang Penyiaran tahun 2002, disebutkan bahwa:

“Media komunikasi massa dengar pandang, yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara dan gambar secara umum, baik terbuka maupun tertutup, berupa program yang teratur dan ber-kesinambungan.”

Dari pengertian mengenai televisi di atas jelas disebutkan bahwa televisi

merupakan sebuah media informasi yang menyajikan sebuah tayangan yang

bersifat audio visual. Untuk itulah audio dan visual dalam media telivisi harus

saling melengkapi. Sehingga dalam proses siaran atau proses produksi sebuah

STIKOM

(33)

acara televisi membutuhkan tempat atau lembaga penyiaran yang memiliki

banyak sumber daya manusia yang mempunyai keahlian dalam bidang penyiaran.

2.6.1 Jenis-Jenis Televisi

Jenis televisi terbagi ke dalam beberapa jenis menurut kamus istilah televisi

dan film yang dikutip oleh Ilham Z (2010: 256-257) yaitu:

1. Televisi Digital

Merupakan jenis televisi yang menggunakan modulasi digital dan sistem

kompresi untuk menyiarkan sinyal video, audio dan data ke pesawat televisi.

2. Televisi Analog

Merupakan jenis televisi yang mengkodekan informasi gambar dengan

menvariasikan voltase dan frekuensi dari sinyal.

3. Televisi Berlangganan

Merupakan jenis televisi yang menggunakan satelit, jadi pesawat penerima

dilengkapi dengan alat dekoder yang berfungsi sebagai penerima sinyal dari

satelit dan dilaksanakan dengan sistem sewa dan membayar iuran tiap

bulannya (berlangganan).

4. Televisi Lokal

Merupakan jenis televisi yang jangkauannya terbatas di suatu daerah.

5. Televisi komunitas

Merupakan jenis televisi yang didirikan oleh komunitas tertentu, bersifat

indipenden dan tidak komersial dengan daya pancar yang rendah, dan luas

STIKOM

(34)

jangkuan frekuensi wilayahnya terbatas, serta hanya untuk melayani

kepentingan komunitasnya.

2.6.2 Perkembangan Televisi di Indonesia

Indonesia patut bersyukur pernah dipimpin oleh seorang pemimpin yang

visioner. Dialah putra sang fajar, Soekarno. Di bawah kepemimpinannya, upaya

pengenalan dan memasyarakatkan Televisi sebagai jendela informasi mulai

dikembangkan. Proyek ini dimulai ketika Indonesia menjadi tuan rumah dalam

penyelenggaraan pesta olah raga terbesar di kawasan Asia yang dikenal dengan

Asian Games, pada waktu itu adalah Asian Games yang ke-IV. Pembangunan

stasiun Televisi berikut pemancarnya, meliput kegiatan tersebut. Tanggal 25 Juli

1961 merupakan momen bersejarah. Menteri Penerangan atas nama pemerintah

mengeluarkan SK Menpen No. 20/SK/M/1961 tentang Pembentukan Panitia

Persiapan Televisi (P2T). Inilah cikal bakal berdirinya TVRI di Indonesia.

Tanggal 17 Agustus 1962, Televisi negara yang kemudian berganti nama

menjadi TVRI mulai melakukan siarannya untuk kali yang pertama. Siaran

pertamanya tersebut merupakan siaran percobaan dari halaman Istana Merdeka

Jakarta yang meliput acara HUT Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang ke-17.

Baru pada tanggal 24 Agustus 1962, TVRI melakukan siaran secara resmi

dengan menyiarkan secara langsung upacara pembukaan SEA Games IV dari

stadion utama Gelora Bung Karno. TVRI kemudian disempurnakan badan

hukumnya oleh negara dengan menerbitkan Keppres No. 215/1963 tentang

STIKOM

(35)

Pembentukan Yayasan TVRI dengan Pimpinan Umum Presiden RI, tanggal 20

Oktober 1963.

Selanjutnya, Orde Baru bertekad menciptakan pembangunan ekonomi yang

kuat dan kehidupan politik yang terkontrol. TVRI di bawah kekuasaan orde ini

ditempatkan menjadi mikrofon penyampai aspirasi pemerintah. Acara yang

ditayangkan TVRI harus disesuaikan dengan norma, kehendak, dan sistem nilai

yang diproduksi rezim. Walaupun di permukaan kehidupan tampak tenang, di

balik itu sesungguhnya rakyat merasa tertekan. Ketenangan yang tampak

merupakan ketenangan yang dihasilkan dari teror. Seniman yang bisa muncul di

layar TVRI hanya seniman yang berafiliasi secara politik dengan rezim. Bagi

yang berseberangan jangan harap bisa muncul di TVRI. Kita mungkin masih ingat

dengan kasus pelarangan Rhoma Irama bernyanyi di TVRI.

Di akhir ’80-an, ketika projek modernisasi yang diterapkan rezim mulai

menampakkan hasil, di Indonesia mulai banyak anggota masyarakat yang

terdidik, hal ini telah memunculkan lapisan baru di masyarakat Indonesia, yakni

kelas menengah. Kelas ini mulai merasa jenuh dengan tayangan yang diproduksi

TVRI yang menjadi partisan rezim. Kelas ini mulai menuntut keberagaman isi.

Pemerintah mengakomodasi keinginan publik yang disuarakan kelas menengah

ini. Pada 28 Oktober 1987, pemerintah melalui Departemen Penerangan c.q.

Direktur Televisi/Direktur Yayasan TVRI memberikan izin prinsip kepada RCTI

untuk memulai siaran dengan No. 557/DIR/TV/1987. Itu pun harus menggunakan

dekoder. Baru pada 1 Agustus 1990 dengan izin prinsip Dirjen RTF No.

1217D/RTF/K/VIII/1990, RCTI bersiaran tanpa dekoder.

STIKOM

(36)

Di Surabaya, pemerintah juga memberi izin kepada SCTV. Izin prinsip

kepada SCTV diberikan Departemen Penerangan c.q. Dirjen RTF dengan No.

415/RTF/IX/1989. Pemerintah juga memberikan izin kepada TPI pada 1 Agustus

1990 dengan izin siaran nasional. Izin prinsipnya dikeluarkan Departemen

Penerangan c.q. Dirjen RTF dengan No. 1271B/RTF/K/VIII/1990. TPI dalam

memancarluaskan siarannya memanfaatkan antena transmisi dan fasilitas yang

dimiliki TVRI di daerah. Itu karena TPI merupakan TV yang dikelola Siti

Hardiyanti Rukmana atau biasa disapa Mbak Tutut.

ANTV ikut meramaikan siaran TV Indonesia sejak diberikan izin prinsip

No. 2071/RTF/K/1991 pada 17 September 1991. Siarannya dimulai di Lampung.

Baru pada 30 Januari 1993, dengan izin prinsip Departemen Penerangan c.q.

Dirjen RTF No. 207RTF/K/I/1993 ANTV bersiaran secara nasional.

Sementara itu, Indosiar mengudara dengan izin prinsip dari Departemen

Penerangan c.q. Dirjen RTF dengan No. 208/RTF/K/I/1993, sebagai penyesuaian

atas izin prinsip pendirian No. 1340/RTF/K/VI/1992, tanggal 19 Juni 1992.

Sehingga pada 1992, ada lima TV yang bersiaran nasional. Barulah pada 1998

pemerintah melalui Keputusan Menteri Penerangan No. 384/SK/Menpen/1998

mengizinkan berdirinya lima TV baru, yakni Metro TV, Lativi, TV7, Trans TV,

dan Global TV.

Walaupun pemerintah mengizinkan pendirian TV swasta, bukan berarti

siapa pun dibebaskan untuk memilikinya. Barulah ketika reformasi terjadi di

Indonesia pada 1998, benteng pertahanan rezim jebol. TV beramai-ramai

menyuarakan aspirasi masyarakat dan menguliti kebusukan rezim.

STIKOM

(37)

Lengsernya kepemimpinan Soeharto berikut orde yang dibangunnya telah

membawa perubahan besar di dunia pertelevisian Indonesia. Yang berkuasa atas

siaran televisi bukan lagi pemerintah dan aparatusnya tetapi bergeser ke pemilik

modal dan saham. Merekalah yang menentukan format dan isi siaran yang akan

ditayangkan televisi, dan mereka hanya berorientasi pada akumulasi modal dan

cenderung memkirkan keuntungan yang akan mereka dapat. Sehingga mereka tak

pernah peduli apakah siaran yang diproduksi televisi bermanfaat atau tidak. Tidak

hanya itu, perubahan besar di dunia pertelevisian Indonesia juga mengalami

perkembangan. Perkembangan itu antara lain berdirinya stasiun-stasiun televisi

lokal di berbagai daerah di luar Jakarta.

2.6.3 Perkembangan Televisi Lokal

Pada masa reformasi, terjadi pertumbuhan televisi di daerah-daerah menjadi

begitu pesat, dan pertumbuhan tersebut merata di berbagai daerah di Indonesia.

Televisi-televisi yang berdiri dan berkembang di berbagai daerah di Indonesia

tesebut sering disebut televisi lokal, atau stasiun televisi lokal.

Definisi televisi lokal sendiri adalah stasiun penyiaran yang memiliki

wilayah siaran terkecil yang mencakup satu wilayah kota atau kabupaten.

Undang-undang penyiaran menyebutkan, bahwa stasiun penyiaran lokal dapat

didirikan di lokasi tertentu dalam wilayah Republik Indonesia dengan jangkuan

siaranterbatas pada lokasi tersebut. Ini berarti syarat atau kriteria suatu stasiun

dikategorikan sebagai penyiaran lokal adalah lokasi sudah ditentukan dan

jangkuan siarannya terbatas.

STIKOM

(38)

Berikut ini merupakan beberapa stasiun televisi lokal yang ada di berbagai

daerah di Indonesia:

1. Aceh: Aceh TV, TVRI Aceh, Koetaraja TV.

2. Medan: TV Medan, Deli Medan, DAAI Medan, Spacetoon Medan.

3. Bandung: TVRI Jawa Barat, Bandung TV, Depok TV, CB Channel, CT

Channel, Garuda TV, IMTV, Green TV IPB, Jatiluhur TV, Megaswara TV,

MQTV, Parijz van Java TV, Spacetoon Bandung, Radar Cirebon TV (RCTV),

STV Bandung, TVB Bekasi, TV Nusantara.

4. Bali: TVRI Bali, Indo TV, Alam TV, Bali Music Channel, Dewata TV, Bali

TV.

5. Surabaya: TV 9 Surabaya (Tempo TV), TVRI Jawa Timur, Arek TV,

JTV (Jawa Pos Televisi), SBO TV, Surabaya TV, MNTV (B-Channel), BBS TV,

MHTV (Sindo TV), BCTV (Kompas TV).

Walaupun stasiun televisi-televisi lokal memilik nama dan segmentasi pasar yang

berbeda-beda, namun mereka tetap memilik satu kesamaan yaitu setiap stasiun

televisi selalu memiliki sebuah program berita.

STIKOM

(39)

23

3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

kualitatif, sehingga dapat menjadi dasar dan sumber dalam penyusunan laporan.

Diharapkan dengan metode kualitatif penelitian ini dapat menghasilkan

data yang sifatnya deskriptif, seperti hasil wawancara, catatan lapangan, gambar,

rekaman video dan lain-lain.

Metode penelitan kualitatif ini diperlukan kedekatan dengan orang-orang

yang ahli di bidangnya, sehingga mendapatkan pemahaman yang jelas mengenai

keadaan dan kenyataan di lapangan.

Beberapa teknik pengambilan data yang digunakan dalam penyusunan

laporan ini adalah:

1. Observasi

Metode observasi merupakan suatu cara pengumpulan data dengan

mengadakan pengamatan langsung terhadap suatu obyek dalam suatu periode

tertentu dan mengadakan pencatatan secara sistematis tentang hal-hal tertentu

yang diamati.

STIKOM

(40)

2. Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan metode pengumpulan data dengan cara mencari

referensi, literatur atau bahan-bahan teori yang diperlukan dari berbagai sumber

wacana yang berkaitan dengan penyusunan laporan.

Studi pustaka dalam penyusunan laporan ini dilakukan dengan cara

mengumpulkan data melalui internet, mencari buku yang membahas penyiaran

televisi, serta buku tentang pertelevisian.

3. Wawancara

Menurut Prabowo (1996) wawancara adalah metode pengambilan data

dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah

dengan bercakap-cakap secara tatap muka, karena itu metode ini memerlukan

kedekatan dengan narasumber.

Metode wawancara ini dilakukan oleh penulis guna mencari informasi

ten-tang sebuah penyiaran dari beberapa narasumber:

1. Bapak Wawan, beliau adalah salah satu Produser di BBS TV Surabaya. Beliau

juga menjelaskan tentang tata cara mengedit suatu program, karena tidak

semua gambar layak untuk ditayangkan.

2. Septiawan, beliau salah satu Editor BBS TV Surabaya. Beliau menjelaskan

mengenai program dan sekaligus menjadi pembimbing selama penulis

melakukan KP.

STIKOM

(41)

3.1.1 Analisis Data

Proses analisa data dimulai dengan membaca seluruh sumber (hasil-hasil

metode penelitian) yang masih bersifat acak, kemudian dipelajari dan ditelaah.

Langkah berikutnya yaitu mengukur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi

kode, dan mengkategorikannya dalam sekumpulan informasi yang memungkinkan

adanya penarikan kesimpulan dari hasil wawancara dan dokumentasi tersebut.

Kemudian dianalisis agar mudah dipahami, setelah itu dilanjutkan dengan

pencatatan, pengertian dan penyutingan yang akhirnya dikelompokkan dalam

ciri-ciri yang sama (diverifikasikan) lalu disimpulkan. Jika masih terdapat data yang

penting dan belum dimasukkan, maka dilakukan kembali dimulai dari

pengumpulan data, pemeriksaan data, dan seterusnya. Ini merupakan proses yang

simultan dari satu tahap ke tahap lainnya.

3.2 Metode Peracancangan Karya 3.2.1 Pasca Produksi

Pada tahap ini proses pra produksi dan produksi sudah dilakukan beberapa

hari sebelum proses editing berlangsung. Proses selanjutnya akan dilakukan

pen-geditan gambar, penatan gambar dan audio hasil liputan diluar studio. Pada proses

pengolahan editing, tugas seorang editor kali ini adalah memberi efek transisi dan

pemberian CG nama, tema dan lokasi liputan tersebut. Seringkali pada proses

editing diperlukan juga yaitu VO (Voice Over) yang bertujuan untuk penjelasan

materi sebelum masuk ke opening segmen. Mengedit sebuah program acara tidak

semudah seperti mengedit gambar. Karena dalam proses editing suatu program

STIKOM

(42)

acara dibutuhkan ketelitian dan keseriusan, agar hasil yang dihasilkan memuaskan

dan layak untuk ditayangkan.

1. Voice Over ( VO )

Voice Over adalah rekaman suara yang dilakukan melalui alat perekam. VO

bertujuan agar pada saat program tersebut diputar atau ditayangkan memiliki

ke-san tersendiri bagi khalayak yang menyaksikan program tersebut. VO dilakukan

bersamaan dengan diputarnya VT. VT ialah sebuah rekaman video yang

didalam-nya belum terdapat backsound atau apapun, Setelah VO dimasukkan kedalam VT,

dan Ditambah dengan backsound, Maka VT tersebut lebih enak didengar dan

dili-hat. Serta gambar lebih hidup dan enak untuk ditonton.

2. Mengedit Video

Langkah selanjutnya adalah proses editing, setelah naskah selesai di edit

oleh produser dan hasil dari proses dubbing selesai dilakukan maka kemudian

produser membawa naskah dan hasil dubbing ke ruang editor.

Tugas editor adalah mengedit video, memberi CG nama dan tema atau

epi-sode sesuai dengan naskah yang sudah disiapkan oleh produser sebelumnya dan

juga menentukan hasil editan. Jenis VO, maka editor akan mengecilkan suara dan

hanya mementingkan gambar. Maka editor akan lebih mementingkan suara.

Editor akan memasukkan hasil dubbing, mengecilkan suara sekitar (atmo) dan

mementingkan gambar. Pada Saat melakukan Proses editing perlu juga

memper-hatikan kalimat-kalimat apa saja yang dikatakan oleh presenter atau host, apabila

ada kalimat yang tidak laying, maka bagian itu harus di cut, agar tidak terjadi

ke-salahan dalam penayangan nanti. Setelah Proses editing selesai, maka materi atau

STIKOM

(43)

hasil jadi dari editan tersebut dikirim ke MCR. MCR Bertugas untuk menyusun

sebuah jalannya suatu program maupun promo. Penyiaran akan dilakukan oleh

bagian MCR dan sekaligus bertanggung jawab atas apa yang disiarkan dan harus

sesuai dengan rundown penyiaran yang sudah disediakan.

Berikut ini adalah gambaran dari proses yang dilakukan selama proses

edit-ing program “Ramadahan Dress Up” berlangsung:

Proses Editing: Tahap Pertama

Pada tahap ini, seorang editor melakukan editing berupa pemberian CG

na-ma, tema dan lokasi yang sesuai pada tayangan atau video tersebut. Juga

membe-rikan Bumper opening dan closing segmen. Pada saat di akhir acara, seorang

edi-tor harus memberikan juga credit tittle dan copyright.

GAMBAR 1: EDITING

STIKOM

(44)

PROSES EDITING: Tahap kedua

Pada tahap kedua, jika pada tahap pertama telah dilakukan semua, maka

yang harus dilakukan berikutnyab adalah proses rendering. Dapat dilihat pada

gambar dibawah ini.

GAMBAR 1.2: PROSES RENDER

STIKOM

(45)

PROSES EDITING: Tahap Ketiga

Pada tahap ketiga, dilakukan proses export video atau finishing. Dapat

dili-hat pada gambar dibawah ini.

GAMBAR 1.3: SETTING EXPORT VIDEO

STIKOM

(46)

PROSES EDITING: Tahap Keempat/terakhir

Pada tahap terakhir ini, proses export video sedang berlangsung. Setelah

proses export selesai, video tersebut dikirim kemudian langsung bisa ditayangkan

dan dinikmati oleh masyarakat.

GAMBAR 1.4: PROSES EXPORT VIDEO

STIKOM

(47)

31 4.1 Sekilas Sejarah dan Profil BBS TV Surabaya

PT. Bama Berita Sarana Televisi (BBS TV) adalah sebuah stasiun televisi

swasta lokal yang memperoleh ijin mengudara secara lokal di Surabaya.

Usa-hanya dibawah kepemilikan BBS GRUP. Sejak 1 September 2008 mulai siaran

resmi. Pada bulan oktober 2009 BBS TV telah mendapat IPP (Izin

Penyelengga-raan Penyiaran), berdasarkan keputusan Mentri Komunikasi dan Informatika R.I

Nomor : 371/KEP/M.KOMINFO/10/2009.

BBS TV akan selalu berusaha memberikan sarana kepada masyarakat

Sura-baya dan sekitarnya untuk dapat mengkonsumsi informasi yang bermutu dalam

bidang ekonomi, politik, hukum, sosial, pendidikan, agama dan hiburan yang

si-fatnya informatif, edukatif namun, tetap menjadi sebuah produk kreatif yang

mampu menghibur khalayaknya melalui media televisi.

BBS TV bisa dinikmati di channel 46 UHF dengan coverage area wilayah

Surabaya dan sekitarnya. Selain Surabaya adapun beberapa kota yang dapat

di-jangkau oleh BBS TV yakni Surabaya, Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Sidoarjo,

Lamongan dan Pasuruan. Meskipun terlihat baru, BBS TV serius menggarap

bis-nis televise local. Di BBS TV Surabaya sendiri memiliki beberapa program yang

merupakan program unggulan yakni, Flashback, pafiliun jomblo, Dari Hati

Yu-kem, CANTIK , Fashion Icons, Ramadhan Dress Up, Karomah, Kiki Kaka dan

masih banyak yang lainnya.

STIKOM

(48)

Logo BBS TV berbentuk lingkaran elipse yang menandakan keseimbangan antara

kehidupan adat istiadat dari berbagai pelosok daerah di Indonesia sebagai simbol

panutan kehidupan serta budaya masyarakat Indonesia. Jalur Rotasi disebelah kanan

menandakan jalur-jalur yang akan ditempuh berlandaskan pada kebenaran dan agama.

Huruf dari jenis myriad pro yang mencerminkan karakter abadi, sederhana, klasik,

namun akrab dan mudah dikenal. BBS TV menggunakan 2 warna dalam logonya yaitu

biru dan putih. Warna biru melambangkan sebuah stabilitas, kepercayaan, cerdas, damai

dan spiritual. Warna putih melambangkan sebuah awal baru, kesucian dan ketepatan.

4.2 Visi dan Misi BBS TV 1. Visi

Menjadikan BBS TV sebagai saluran televisi lokal terdepan yang menyajikan

be-rita, pendidikan, informasi dan hiburan, secara professional, bertanggung jawab dan

bermutu serta mendidik kepada masyarakat dengan tidak meninggalkan budaya daerah

dan aturan yang berlaku.

2. Misi

Mengajak masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif dan menjadikannya

seba-gai bagian dari pengembangan televisi yang tidak terpisahkan dengan tidak

meninggal-klan aspek agama, sosial, politik dan budaya.

STIKOM

(49)

Gambar 4.1 Logo BBS TV Surabaya

Gambar 4.2 Logo BBS TV Surabaya Baru

STIKOM

(50)

a. Wilayah Jangkauan BBS TV Surabaya

Gambar 4.3 Peta Wilayah Jangkauan BBS TV Surabaya

Jangkauan siarannya bertahap akan meliputi kota Surabaya, Gresik,

Bang-kalan, Mojokerto, Sidoarjo, Lamongan dan Pasuruan.

STIKOM

(51)

35

BAB V

IMPLEMENTASI KARYA

Pada bab ini penulis akan menjelaskan proses pasca produksi, seperti yang

telah terencana pada bab sebelumnya. Berikut ini proses pasca produksi dan

rundown yang sudah tersedia untuk penanyangan program Ramadhan Dress Up

BBS TV Surabaya, sebagai berikut:

5.1Persiapan

Setelah semua kelengkapan dalam proses produksi telah selesai, maka

selanjutnya adalah proses pasca produksi. Dalam tahap ini seorang produser

memberikan script yang sudah dibuat sebelumnya untuk diserahkan oleh seorang

editor, sebelumnya produser harus menjelaskan persegmen tentang script tersebut,

agar seorang editor mampu melakukan pengeditan dengan baik dan lancar.

Beri-kut ini adalah script program acara Ramadhan Dress Up:

5.1 1SCRIPT RAMDHAN DRES UP

RUNDOWN : RAMADHAN DRESS UP EPS 2

Time : 21.00 – 22.00 MINGGU

EPSIODE : 2

PRESENTER :EMBRAN NAWAWI

GUEST : JENAHARA

LOKASI Hardist external

Cameramen : Ghofur, CHEPY

STIKOM

(52)

NO Insert Visual konten

Voice Over Keterangan

Seg 1

SEG 1 CAM 1

SEG 1 CAM 2

SEG 1 CAM 3

INSYA ALLAH | Dipopulerkan oleh maher zain ROZAQ BAND PRESENTER :EMBRAN NAWAWI

NO Insert Visual

konten

Voice Over Keterangan

Seg 2

SEG 2 CAM 1

SEG 2 CAM 2

SEG 2 CAM 3

JENAHARA | FASHION DESIGNER PRESENTER :EMBRAN NAWAWI

NO Insert Visual

konten

Voice Over Keterangan

Seg 3

SEG 3 CAM 1

SEG 3 CAM 2

SEG 3 CAM 3

(53)

NO Insert Visual konten

Voice Over Keterangan

Seg 4

SEG 4 CAM 1

SEG 4 CAM 2

SEG 4 CAM 3

JENAHARA | FASHION DESIGNER PRESENTER :EMBRAN NAWAWI

NO Insert Visual

konten

Voice Over Keterangan

Seg 5

SEG 5 CAM 1

SEG 5 CAM 2

SEG 5 CAM 3

JENAHARA | FASHION DESIGNER PRESENTER :EMBRAN NAWAWI

NO Insert Visual

konten

Voice Over Keterangan

Seg 6

SEG 6 CAM 1

SEG 6 CAM 2

SEG 6 CAM 3

(54)

NO Insert Visual konten

Voice Over Keterangan

Seg 7

SEG 7 CAM 1

SEG 7 CAM 2

SEG 7 CAM 3

Text.

Fashion show by design jenahara

5.2Pasca Produksi a. Voice Over (VO)

VoiceOver adalah rekaman suara yang dilakukan melalui alat perekam. VO

bertujuan agar padasaat program tersebut diputar atau ditayangkan memiliki kesan

tersendiri bagi khalayak yang menyaksikan program tersebut.VO dilakukan

ber-samaan dengan diputarnya VT.VT ialah sebuah rekaman video yang

didalamnya-belum terdapat backsound atau apapun, Setelah VO dimasukkan kedalam VT, dan

ditambah dengan backsound, Maka VT tersebut lebih enak didengar dan

dili-hat.Serta gambar lebih hidup dan enak untuk ditonton.

b. MengeditVideo

Langkah selanjutnya adalah proses editing, setelah naskah selesai di edit

oleh produser dan hasil dari proses dubbing selesai dilakukan maka kemudian

produser membawa naskah dan hasil dubbing ke ruang editor.

Tugas editor adalah mengedit video, memberi CG namadantemaatau episode

sesuai dengan naskah yang sudah disiapkan oleh produser sebelumnyadan juga

menentukan hasil editan. Jenis VO, maka editor akan mengecilkan suara dan

hanya mementingkan gambar. Maka editor akan lebih mementingkan suara.

STIKOM

(55)

Editor akan memasukkan hasil dubbing, mengecilkan suara sekitar (atmo) dan

mementingkan gambar.PadaSaatmelakukan Proses editing

perlujugamemperhati-kankalimat-kalimatapasaja yang dikatakanoleh presenter atau host,

apabilaadaka-limat yang tidak laying, makabagianituharus di cut, agar

tidakterjadikesalahanda-lampenayangannanti. Setelah Proses editing selesai,

makamateriatauhasiljadida-rieditantersebutdikirimke MCR. MCR

Bertugasuntukmenyusunsebuahjalannyasu-atu program maupun promo.Penyiaranakandilakukanolehbagian MCR

dansekali-gusbertanggungjawabatasapa yang disiarkandanharussesuaidengan rundown

pe-nyiaran yang sudahdisediakan.

Berikutiniadalahgambarandari proses yang dilakukanselama proses editing

berlangsung:

c. Proses Editing: TahapPertama

Padatahapini, seorang editor melakukan editing berupapemberian CG nama,

temadanlokasi yang sesuaipadatayanganatau video tersebut. Jugamemberikan

Bumper opening dan closing segmen.Padasaat di akhiracara, seorang editor

ha-rusmemberikanjuga credit tittle dan copyright.

STIKOM

(56)

GAMBAR 1: EDITING

STIKOM

(57)

PROSES EDITING: Tahapkedua

Padatahapkedua,jikapadatahappertamatelahdilakukansemua, maka yang

ha-rusdilakukanberikutnyabadalah proses

render-ing.Dapatdilihatpadagambardibawahini.

GAMBAR 1.2: PROSES RENDER

STIKOM

(58)

PROSES EDITING: TahapKetiga

Padatahapketiga, dilakukan proses export video atau finishing.

Dapatdilihat-padagambardibawahini.

GAMBAR 1.3: SETTING EXPORT VIDEO

STIKOM

(59)

PROSES EDITING: TahapKeempat/terakhir

Padatahapterakhirini, proses export video sedangberlangsung. Setelah proses

export selesai, video

tersebutdikirimdanlangsungbisaditayangkandandinikmati-olehmasyarakat.

GAMBAR 1.4: PROSES EXPORT VIDEO

STIKOM

(60)

44 PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Beberapa kesimpulan yang dapat penulis ambil dari “Proses Produksi Program

“Ramadhan Dress Up” di BBS TV Surabaya ini adalah:

1. Tidaklah Mudah untuk melakukan proses editing pada program acara khususnya

“Ramadhan Dress Up” begitu pula dengan program-program yang lainnya.

dibutuhkan skill khusus untuk melakukan proses editing ini. Dasar dari editing

ini harus mengetahui lebih dahulu software apa yang digunakan dan harus

mengetahui naskah program acara tersebut. Apabila tidak ada naskah yang

tersedia, maka proses editing akan sulit untuk dilakukan atau dikerjakan.

2. Seorang editor harus sudah mempersiapkan apa saja yang dibutuhkan untuk

proses editing yaitu, komputer, software yang akan digunakan, naskah, VT (jika

dalam naskah tersebut terdapat VT, maka editor juga harus mempersiapkan VT

tersebut), VO (jika dalam VT tidak ada VO, maka editor harus memberikan

instrumen atau backsound agar saat pemutaran VT lebih enak didengar).

3. Agar tontonan yang ditayangkan berkualitas atau layak tayang, sebaiknya

tayangan tersebut berdurasi sesuai dengan rundown, agar tayangan yang lain

kebagian jam tayang, dan pemirsa dapat menikmati tayangan berikutnya dengan

baik. Dan dalam proses editing sebaiknya memasukkan unsure-unsur yang

dibutuhkan saja atau yang sesuai dengan naskah.

STIKOM

(61)

Adapun saran penulis setelah melakukan kerja praktik di BBS TV Surabaya:

1. Perlunya dilakukan briefing dan evaluasi setiap sebelum dan sesudah produksi.

2. Pembaharuan alat, sehingga dapat membantu kelancaran proses produksi

khususnya waktu live on-air.

3. Bagi mahasiswa atau teman-teman SMK yang baru melakukan Kerja Praktik

perlu disediakan orang yang khusus untuk mengajari dasar-dasar pemakaian alat

sebelum mereka memegang alat tersebut.

4. Untuk teman-teman yang sedang melakukan Kerja Praktik, lakukanlah

sebaik-baiknya dan berikan hasil yang paling maksimal.

STIKOM

(62)

46

Baksin, Askurifai. 2006. JurnalistikTelevisi: TeoridanPraktik. Bandung: SimbiosaRekatama Media.

Grossberg, Lawrence. 2006. Mediamaking: Mass Media in a Popular Culture. Thousand Oaks: SAGE.

Indah Rahmawati,danDodoyRusnandi. 2011. Berkarier di Dunia Broadcast. Bekasi: Laskar Aksara.

Morissan. 2004. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Bogor: Ghalia Indonesia.

Parwadi, Redatin. 2004. Televisi Daerah Diantara Himpitan Kapitalisme Televisi. Pontianak: Untan Press.

Sumadiria. 2005. Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature: Panduan Praktis Jurnalis Profesional. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Tamburaka, Apriadi. 2012. Agenda Setting Media Massa. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Wibowo, Fred. 2007,7. TekhnikProduksi Program Televisi.

Zoebazary, Ilham. 2010. Kamus Istilah Televisi dan Film. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sumber Internet:

Televisi.Sumber: http://id.m.wikipedia.org/wiki/Televisi Diakses 8 November 2012

Daftar Stasiun Televisi Lokal di Indonesia.

http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_stasiun_televisi_lokal_di_Indonesia Diakses 4 Agustus 2012

Definisi Multimedia. Internet.

http://www.satriamultimedia.com/artikel_apa_itu_multimedia.html. Diakses 5 September 2012

Sejarah Perkembangan Televisi 1. Internet.

http://wa2npo3nya.blogspot.com/2008/01/menurut-saya-iklan-yang-tidak-sesuai.html

Diakses 4 Agustus 2012

STIKOM

(63)

Diakses 4 Agustus 2012

Undang-Undang Penyiaran nomor 32 Tahun 2002. http://www.kpi.go.id/ download/regulasi/UU

Diakses 10 Oktober 2012

STIKOM

(64)

Lampiran 1 Form Surat Penerimaan Kerja Praktek

STIKOM

(65)

Lampiran 2 Form Acuan Kerja

STIKOM

(66)

Lampiran 3 Form Garis Besar Rencana Kerja

STIKOM

(67)

Lampiran 4 Form Log Harian 1

STIKOM

(68)

Lampiran 5 Form Log Harian 2

STIKOM

(69)

Lampiran 6 Form Kehadiran Kerja Praktek 1

STIKOM

(70)

Lampiran 7 Form Kehadiran Kerja Praktek 2

STIKOM

(71)

Lampiran 8 Form Keterangan Akhir Kerja Praktek

STIKOM

(72)

Lampiran 9 Kartu Bimbingan (depan)

STIKOM

(73)

Lampiran 10 Kartu Bimbingan (belakang)

STIKOM

Referensi

Dokumen terkait