• Tidak ada hasil yang ditemukan

LKP : Desain Micro Cell Sebagai Pengganti Macro Cell.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LKP : Desain Micro Cell Sebagai Pengganti Macro Cell."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DESAIN MICRO CELL SEBAGAI PENGGANTI MACRO CELL

Nama : ANDI MUHAMMAD MAHATHIR

Nim : 10.41020.0057 Program : S1 (Strata Satu) Jurusan : Sistem Komputer

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER

SURABAYA

2013

STIKOM

(2)

i ABSTRAK

Perkembangan zaman mampu memudahkan kita untuk menjangkau ketidakmungkinan, misalnya seperti mudahnya kita dalam memperoleh informasi yang akan kita butuhkan karena hanya dalam beberapa menit informasi itu mudah kita dapat. Selain informasi, dengan mudah kita mampu berkomunikasi antar sesama manusia walaupun terpisah dengan jarak yang demikian jauhnya. Namun dalam memperoleh informasi dan berkomunikasi, kita membutuhkan media, dan media itu disebut media telekomunikasi yang berupa alat seperti telepon celluler, gadget, dan untuk penghubung media komunikasi memerlukan BTS (Base Tranceiver Station). BTS yang ada saat ini masih mengandalkan tower yang tinggi untuk menempatkan BTS tersebut

Kebutuhan akan akses komunikasi yang sangat cepat, tidak lepas dari peran pemerintah khususnya Dinas Komunikasi dan Informasi Kota Surabaya. Pada laporan kerja praktek ini membahas proses pendesainan pembangunan teknologi yang disebut dengan Micro Cell. Saat ini Dinkomifo sedang melakukan persiapan untuk menerapkan teknologi Microcell.

Kata kunci: BTS, Micro Cell, Dinkominfo

STIKOM

(3)

iv

BAB II. GAMBARAN UMUM Dinkominfo Surabaya ... 5

(4)

v

3.1.1. Pengertian Komunikasi ... 14

3.2. Macro Cell ... 15

3.3. Pengertian BTS (Base Transceiver Station) Macro Cell ... 16

3.3.1. Jenis Tower BTS Macro Cell ... 16

4.1.3. Desain Micro Cell yang terintegrasi dengan PJU ... 27

(5)

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Grafik PNS Dinkominfo Berdasarkan Eselon ... 6

Gambar 2.2 Grafik PNS Dinkominfo Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 6

Gambar 2.3 Struktur Organisasi ... 11

Gambar 3.1 Tower pada rooftop sebuah gedung ... 17

Gambar 3.2 Tower di atas tanah ... 17

Gambar 3.3 Tower 4 kaki ... 18

Gambar 3.4 Tower 3 kaki ... 19

Gambar 3.5 Tower berbentuk pipa ... 20

Gambar 3.6 Coverage dari masing-masing jenis teknologi ... 21

Gambar 4.1 Peta Surabaya beserta posisi Macro Cell ... 25

Gambar 4.2 Lokasi jalan Basuki Rahmat di depan gedung Bumi Surabaya ... 26

Gambar 4.3 Lokasi jalan Diponegoro ... 26

Gambar 4.4 Tiang PJU dengan antenna Micro Cell ... 27

Gambar 4.5 Tiang PJU tanpa antenna Micro Cell ... 28

Gambar 4.6 Tinggi PJU dengan Micro Cell ... 29

Gambar 4.7 Antenna pemancar Micro Cell ... 30

Gambar 4.8 Tampak atas antenna pemancar Micro Cell ... 30

Gambar 4.9 Urip Sumoharjo ... 31

Gambar 4.10 Jalan Basuki Rahmat arah ke Tunjungan Plaza ... 32

Gambar 4.11 Jalan Basuki Rahmat dari Urip Sumoharjo ... 32

Gambar 4.12 Jalan Mayjend. Sungkono arah ke bunderan tol ... 33

STIKOM

(6)

vii

Gambar 4.13 Jalan Mayjend. Sungkono dari jalan Adityawarman ... 33 Gambar 4.14 Jalan Wonokromo ke arah Ahmad Yani ... 34 Gambar 4.15 Jalan Wonokromo ke arah Kebon Binatang ... 34

STIKOM

(7)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Fasilitas/Sarana ... 7

STIKOM

(8)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Balasan dari Instansi ... 37

Lampiran 2 Form Acuan Kerja Praktek 1 ... 38

Lampiran 3. Form Garis Besar Rencana Kerja Mingguan 1 ... 39

Lampiran 4. Form Log Harian Kerja Praktek 1 ... 40

Lampiran 5. Form Kehadiran Kerja Praktek 1 ... 41

Lampiran 6. Bimbingan Kerja Praktek ... 42

STIKOM

(9)

  1  BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan berkembangnya dunia teknologi informasi dan telekomunikasi, kebutuhan akan kecepatan dan kestabilan akses internet ataupun telekomunikasi menjadi hal yang penting. Untuk hanya sekedar menelepon teman, memeriksa email baru, membuka sebuah website, ataupun melakukan panggilan video dengan orang yang berada di benua lain.

Pengguna membutuhkan koneksi telepon dan internet yang yang stabil, bukan hanya koneksi internet yang asal tersambung dengan server. Pengguna juga membutuhkan koneksi yang tidak mudah putus dan optimal di berbagai tempat dan berbagai keadaan.

Saat ini pengguna smartphone sudah mulai meningkat, dan penggunaan Macro Cell sebagai sarana pengiriman data sudah mulai kurang optimal. Selain itu bentuk dan ukurannya yang cukup besar sangat mengganggu estetika. Dan pada daerah perkotaan yang banyak terdapat gedung – gedung dengan dinding tebal mengurangi tingkat sinyal yang dapat diterima pengguna. Setidaknya ada lebih dari 350 tower Macro Cell yang terdapat di Kota Surabaya (dinkominfo.surabaya.go.id).

Maka dari itu munculah sebuah gagasan untuk beralih ke teknologi Micro Cell dan menghentikan pembangunan Macro Cell. Dengan menggunakan Micro Cell daerah yang tidak terjangkau sinyal dapat diatasi, dan kemampuan transfer data yang lebih dapat diandalkan. Tidak hanya cakupan jangkauan sinyal yang lebih merata, tetapi juga lebar bandwith dapat ditingkatkan dengan sangat signifikan. Karena Micro Cell dapat

STIKOM

(10)

  2 

mendukung konektivitas LTE/4G yang sedang berkembang saat ini. Selain itu ukuran Micro Cell yang jauh lebih kecil dari Macro Cell dapat mengurangi polusi pemandangan yang mengganggu estetika saat ini.

Dengan adanya perencanaan pemasangan Micro Cell di Kota Surabaya ini, instansi pemerintahan tepatnya Dinas Komunikasi dan Informatika Surabaya mempunyai tanggung jawab untuk mengurus segala sesuatu yang terkait dengan Micro Cell. Mulai dari BTS Hotel yang menyambungkan beberapa Micro Cell, pemasangan kabel fiber optic tambahan, sampai desain Micro Cell.

Pada kerja praktek ini mengerjakan desain antenna Micro Cell

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat ditemukan suatu masalah. Yaitu bagaimana membuat desain Micro Cell yang dapat menggantikan tower Micro Cell sehingga mengurangi polusi pemandangan yang mengganggu estetika dan memperluas coverage jaringan seluler di Kota Surabaya.

(11)

  3  1.4 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai adalah terwujudnya sebuah desain Micro Cell yang akan diterapkan oleh pemerintah Kota Surabaya

1.5 Kontribusi

Beberapa hal yang dapat diperoleh dari kegiatan kerja praktek di Dinas Komunikasi dan Informatika Surabaya antara lain:

1. Meningkatkan pengalaman dalam ruang lingkup kerja nyata. Dalam hal ini jaringan telekomunikasi.

2. Terwujudnya pengerjaan desain penerapan teknologi Micro Cell

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan kerja praktek digunakan untuk menjelaskan penulisan laporan per bab. Sistematika penulisan kerja praktek dapat dijelaskan pada alinea dibawah ini:

BAB I : PENDAHULUAN

Menjelaskan tentang latar belakang masalah, inti dari permasalahan yang disebutkan pada perumusan masalah. Pembatasan masalah yang menjelaskan tentang batasan – batasan dari sistem yang dibuat agar tidak menyimpang dari ketentuan yang ditetapkan. Tujuan dari kerja praktek, kemudian dilanjutkan dengan membuat sistematika penulisan laporan kerja praktek.

STIKOM

(12)

  4 

BAB II : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Menjelaskan tentang gambaran umum Dinas Komunikasi dan Informatika Surabaya. Gambaran umum ini digunakan untuk menjelaskan kepada pembaca tentang sejarang dan struktur organisasi Dinas Komunikasi dan Informatika Surabaya.

BAB III : LANDASAN TEORI

Berisikan tentang landasan teori yang menjelaskan tentang teori – teori penunjang. Yang berisi tentang penjabaran yang akan dijadikan sebagai acuan analisa dan pemecahan permasalahan yang dibahas, sehingga memudahkan penulis dalam menyelesaikan masalah.

BAB IV : PEMBAHASAN

Bagian ini memuat uraian tentang pembahasan laporan selama kerja praktek mengenai pembuatan desain dari sketsa sampai desain yang sudah jadi lengkap dengan spesifikasi yang diinginkan.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Berisikan kesimpulan dan saran sehubungan dengan adanya kemungkinan pengembangan sistem dan desain pada masa yang akan datang.

STIKOM

(13)

5

BAB II

GAMBARAN UMUM DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA SURABAYA

2.1 Uraian Tentang Perusahaan

Dinas Komunikasi dan Informatika adalah Dinas yang mempunyai tugas

melaksanakan kewenangan daerah di bidang pengelolaan Teknologi Informasi

dan Komunikasi serta melaksanakan tugas pembantuan yang diberikan oleh

pemerintah dan pemerintah provinsi dimana dalam setiap kegiatannya selalu

berhubungan dengan pembangunan dan pengembangan system informasi,

pengembangan dan pemeliharaan jaringan komputer antar bidang, pengelolaan

produksi informasi dan publikasi, pengelolaan dan pengembangan komunikasi

publik, yang mana pada setiap kegiatan-kegiatan tersebut terbagi menjadi 3

bidang serta 1 Sekretariat dan dikepalai oleh kepala bidang dari setiap bidangnya.

Sebagai lembaga pemerintahan yang mempunyai tanggung jawab besar

dan bergerak di dalam lingkungan Pemerintah Kota Surabaya, maka

DINKOMINFO mempunyai tugas pokok dan fungsi yang besar dalam

membangun Teknologi Informasi dan Komunikasi ( TIK ) di Kota Surabaya.

Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Surabaya saat ini berkedudukan dan

menempati kantor dengan alamat Jl. Jimerto No. 25 – 27 lantai V Kantor Pemkot

Surabaya, telephone Telp. (031) 5312144 Pesawat 384; 527; 278; 175; 164; 232;

275;292 dan Fax. ( 031 ) 5450154.

Dalam melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsinya, Dinas Komunikasi

dan Informatika Kota Surabaya didukung oleh 52 (Lima Puluh Dua) PNS. Untuk

STIKOM

(14)

6

mencapai efisiensi dan efektifitas kinerja, dilakukan pembagian tugas bagi Pejabat

Eselon, sesuai dengan Peraturan Walikota Surabaya No. 42 Tahun 2011.

Berikut data jumlah Pegawai Dinas Komunikasi dan Informatika Kota

Surabaya berdasarkan eselonisasi ditunjukkan pada gambar 2.1 dan Tingkat

Pendidikan sebagaimana gambar 2.2 berikut:

(dinkominfo.surabaya.go.id)

Gambar 2.1 Gambar grafik PNS Dinkominfo berdasarkan eselon

(dinkominfo.surabaya.go.id)

Gambar 2.2 Gamnbar grafik PNS Dinkominfo berdasarkan tingkat pendidikan

STIKOM

(15)

7

Sedangkan bila ditinjau dari aspek sarana dan prasarana untuk

mendukung Kinerja Pengelolaan dan Pelayanan Kegiatan Komunikasi dan

Informatika, bahwa sebagaimana kondisi yang ada, fasilitas yang dimiliki Dinas

Komunikasi dan Informatika Kota Surabaya sebagaimana ditunjukkan tabel 2.1

berikut :

FASILITAS UTAMA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA SURABAYA

(dinkominfo.surabaya.go.id)

Tabel 2.1 Tabel Fasilitas/Sarana

STIKOM

(16)

8

2.2 Sejarah Dinkominfo

Pada awalnya Badan Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (BAPETIKOM) berdiri pada bulan November 2005. Karena ada Peraturan baru dalam rangka pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun

2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, maka di laksanakan langkah– langkah

penyelarasan dan penataan kembali organisasi perangkat daerah yang ada sebagai

upaya penguatan peraturan, akuntanbilitas kinerja kelembagaan Perangkat Daerah.

Bahwa untuk mengoptimalkan pelayanan kepada masyarakat melalui

langkah-langkah sebagai mana dimaksud diatas, telah di bentuk Organisasi

Perangkat Daerah sesuai karakteristik, kebutuhan danpotensi, kemampuan

keuangan Daerah serta ketersediaan sumber daya aparatur Peraturan Daerah

nomor 8 tahun 2008 pada tanggal 15 Desember 2008.

Dalam Peraturan Daerah tersebut, Badan Pengelolaan Teknologi

Informasi dan Komunikasi ditetapkan dan berubah menjadi Dinas Komunikasi

dan Informatika. Secara umum DINKOMINFO membawahi 51 PNS yang terbagi

dalam 4 bidang yaitu :

1. Sekretariat

2. Bidang Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi (SKDI)

3. Bidang Aplikasi dan Telematika (APTEL)

4. Bidang Posdan Telekomunikasi (POSTEL)

Sedangkan DINKOMINFO sendiri adalah Dinas yang mempunyai tugas

melaksanakan kewenangan daerah di bidang pengelolaan Teknologi Informasi

dan Komunikasi serta melaksanakan tugas pembantuan yang diberikan oleh

Pemerintah danatau Pemerintah Provinsi dimana dalam setiap kegiatannya selalu

STIKOM

(17)

9

berhubungan dengan Pembangunan dan Pengembangan Sistem Informasi,

Pengembangan dan Pemeliharaan Jaringan Komputer Antar Bidang, Pengelolaan

Produksi Informasi dan Publikasi, Pengelolaan dan Pengembangan Komunikasi

Publik, yang mana pada setiap kegiatan-kegiatan tersebut terbagi menjadi 3

bidang yang dibawahi oleh kepala bidang dari setiap bidangnya. Sebagai Lembaga

pemerintahan yang mempunyai tanggung jawab besar dan bergerak di dalam

lingkungan Pemerintah Kota Surabaya maka tidak menutup kemungkinan

DINKOMINFO mempunyai tugas pokok dan fungsi yang besar dalam

membangun Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Kota Surabaya.

2.3Visi dan Misi

Adapun visi dan misi dari Dinas Komunikasi dan Informatika Surabaya

ini adalah sebagai berikut:

2.3.1 Visi

Visi Dinas Komunikasi dan Informatika Surabaya adalah :

“TERCIPTANYA SISTEM INFORMASI PEMERINTAH KOTA YANG

TERPADU MELALUI TEKNOLOGI INFORMASI & KOMUNIKASI”.

Pernyataan visi diatas mempunyai penjelasan bahwa terwujudnya Kota

Surabaya sebagai pusat perdagangan dan jasa dalam merespon semua

peluang dan tuntutan global, didukung oleh penyelenggaraan komunikasi

dan informatika yang efektif dan efisien.

STIKOM

(18)

10

2.3.2 Misi

Misi Dinas Komunikasi dan Informatika Surabaya adalah :

1. Meningkatkan kapasitas pelayanan informasi dan pemberdayaan potensi

masyarakat dalam rangka mewujudkan masyarakat berbudaya informasi.

2. Meningkatkan kerjasama kemitraan & pemberdayaan lembaga

komunikasi & informatika pemerintah & masyarakat.

3. Meningkatkan daya jangkau infrastruktur komunikasi & informatika

untuk memperluas aksesbilitas masyarakat terhadap informasi dalam

rangka mengurangi kesenjangan informasi.

4. Meningkatkan sumber daya manusia di bidang komunikasi &

informatika menuju profesionalisme

STIKOM

(19)

11

2.4 Struktur Organisasi

Adapun struktur organisasi dari Dinas Komunikasi dan Informatika

Surabaya tersebut ditunjukkan pada gambar 2.3:

(dinkominfo.surabaya.go.id)

Gambar 2.3 Struktur Organisasi

STIKOM

(20)

12

2.5Tanggung Jawab dan Wewenang Bidang Pos dan Telekomunikasi

Bidang Pos dan Telekomunikasi mempunyai tugas melaksanakan

sebagian tugas Dinas Komunikasi dan Informatika di bidang pos dan

telekomunikasi.

Rincian tugas Bidang Pos dan Telekomunikasi sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 123, sebagai berikut:

1. Pemrosesan teknis perizinan/rekomendasi sesuai Bidangnya.

2. Penertiban jasa titipan untuk kantor agen.

3. Pengawasan/pengendalian terhadap penyelenggaraan telekomunikasi yang

cakupan areanya kota, pelaksanaan pembangunan telekomunikasi dan

penyelenggaraan warung telekomunikasi, warung seluler atau sejenisnya.

4. Penanggungjawab panggilan darurat telekomunikasi.

5. Pengendalian dan penertiban terhadap pelanggaran standarisasi pos dan

telekomunikasi.

6. Pelaksanaan fasilitasi pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan pos dan

telekomunikasi serta penggunaan frekuensi radio di daerah perbatasan

dengan negara tetangga.

(1) Seksi Pos dan Standarisasi mempunyai fungsi :

1. Menyiapkan bahan penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di

bidang pos dan standarisasi.

STIKOM

(21)

13

2. Menyiapkan bahan pelaksanaan rencana program dan petunjuk teknis di

bidang pos dan standarisasi.

3. Menyiapkan bahan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi

lain di bidang pos dan standarisasi.

4. Menyiapkan bahan pengawasan dan pengendalian di bidang pos dan

standarisasi.

5. Menyiapkan bahan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

6. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pos dan

Telekomunikasi sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(2) Seksi Spektrum Frekuensi, Telekomunikasi dan Standarisasi Postel mempunyai fungsi:

1. Menyiapkan bahan penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di

bidang spektrum frekuensi telekomunikasi dan standarisasi postel.

2. Menyiapkan bahan pelaksanaan rencana program dan petunjuk teknis di

bidang spektrum frekuensi telekomunikasi dan standarisasi postel.

3. Menyiapkan bahan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi

lain di bidang spektrum frekuensi telekomunikasi dan standarisasi postel.

4. Menyiapkan bahan pengawasan dan pengendalian di bidang spektrum

frekuensi telekomunikasi dan standarisasi postel.

5. Menyiapkan bahan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

6. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pos dan

Telekomunikasi sesuai dengan tugas dan fungsinya.

STIKOM

(22)

  14  BAB III LANDASAN TEORI

3.1 Telekomunikasi

3.1.1 Pengertian Telekomunikasi

Telekomunikasi adalah teknik pengiriman atau penyampaian informasi dari suatu tempat ke tempat lain (http://www.satriakurnia.com/telecomunication.php). Dalam

kaitannya dengan ‘telekomunikasi’ bentuk komunikasi jarak jauh dapat dibedakan atas tiga macam :

1. Komunikasi Satu Arah (Simplex). Dalam komunikasi satu arah pengirim

dan penerima informasi tidak dapat menjalin komunikasi yang berkesinambungan melalui media yang sama. Contoh : Pager, televise,

dan radio.

2. Komunikasi Dua Arah (Duplex). Dalam komunikasi dua arah pengirim dan penerima informasi dapat menjalin komunikasi yang

berkesinambungan melalui media yang sama. Contoh : telepon dan VOIP. 3. Komunikasi Semi Dua Arah (Half Duplex). Dalam komunikasi semi dua

arah, pengirim dan penerima informasi berkomunikasi secara bergantian namun tetap berkesinambungan. Contoh : Walkie Talkie dan FAX.

Perangkat telekomunikasi bertugas menghubungkan pemakainya dengan pemakai

lain. Kedua pemakai ini bisa berjarak dekat dan bisa berjarak jauh. Kalau menilik arti harfiah dari telekomunikasi (tele = jauh, komunikasi = hubungan dengan pertukaran

informasi) memang teknik telekomunikasi dikembangkan manusia untuk menembus

STIKOM

(23)

  15 

perbedaan jarak yang jauhnya bisa tak terbatas menjadi perbedaan waktu yang sekecil mungkin.

Perbedaan jarak yang jauh dapat ditempuh dengan waktu yang sekecil mungkin dengan cara merubah semua bentuk informasi yang ingin disampaikan oleh pengirim kepada penerima menjadi bentuk gelombang elektromagnetik. Gelombang

elektromagnetik dapat bergerak dengan kecepatan yang sangat tinggi, yakni diruang hampa adalah seratus ribu KM per detik.

Jaringan telekomunikasi adalah segenap perangkat telekomunikasi yang dapat menghubungkan pengguna dengan pengguna lain, sehingga kedua penggua tersebut dapat saling bertukar informasi (dengan cara bicara, menulis, menggambar, atau mengetik)

pada saat itu juga.

3.2 Macro Cell

Macro Cell adalah sel pada jaringan telepon mobile yang menghasilkan/memancarkan sinyal radio yang terhubung oleh selular base station

bertenaga tinggi (http://stakeholders.ofcom.org.uk/sitefinder/glossary/jargon/). Umumnya, Macro Cell menghasilkan sinyal yang jauh lebih luas daripada Micro Cell.

Antenna yang terdapat pada Macro Cell menempel dengan tiang besar yang tertancap

ditanah, rooftop, dan struktur bangunan lainnya. Dengan ketinggian yang dapat dengan mudah menyebar ke seluruh bangunan dan medan. Macro Cell memiliki output puluhan

watt.

STIKOM

(24)

  16 

3.3 Pengertian BTS (Base Transceiver Station) Macro Cell

BTS (Base Transceiver Station) berfungsi menjembatani perangkat komunikasi

pengguna dengan jaringan menuju jaringan lain

(http://www.idt.com/application/wireless-infrastructure/wireless-base-station-bts). Satu cakupan pancaran BTS dapat disebut Cell. Komunikasi seluler adalah komunikasi

modern yang mendukung mobilitas yang tinggi. Dari beberapa BTS kemudian dikontrol oleh satu Base Station Controller (BSC) yang terhubungkan dengan koneksi microwave

ataupun serat optik.

Meskipun istilah BTS dapat diterapkan ke salah satu standar komunikasi nirkabel, biasanya dan yang umumnya terkait dengan teknologi komunikasi mobile seperti GSM

yang beroperasi di frekuensi 900 MHz dan CDMA yang beroperasi di frekuensi 800 MHz/1900 MHz.

3.3.1 Jenis Tower BTS Macro Cell

Tower BTS adalah menara yang terbuat dari rangkaian besi atau pipa, baik segi

empat, segi tiga, atau hanya berupa pipa panjang, yang bertujuan untuk menempatkan antenna dan radio pemancar maupun penerima gelombang telekomunikasi dan informasi.

Tower BTS Macro Cell sebagai sarana komunikasi dan informatika, berbeda dengan Tower SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi) Listrik PLN dalam hal

konstruksi. Tower BTS Macro Cell komunikasi dan informatika memiliki derajat

keamanan tinggi terhadap manusia dan makhluk hidup di bawahnya, karena memiliki radiasi yang sangat kecil. Sehingga aman bagi masyarakat dibawah maupun disekitarnya.

STIKOM

(25)

  17 

Tower Macro Cell juga dibedakan berdasarkan jenis lokasinya, ada 2 jenis (dinkominfo.surabaya.go.id) yaitu:

1. Rooftop : Tower yang berdiri di atas sebuah gedung.

(http://steelintheair.com/different-types-of-cell-tower-leases-explained.html)

Gambar 3.1 Tower pada rooftop sebuah gedung.

2. Greenfield : Tower yang berdiri langsung di atas tanah)

(http://www.indiamart.com/rohan-infotech/tower.html

Gambar 3.2 Tower di atas tanah

STIKOM

(26)

  18 

Sedangkan jika diklasifikasi berdasarkan bentuk, tower dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Tower dengan 4 kaki (Rectangular)

Tower 4 kaki sangat jarang roboh, karena memiliki kekuatan tiang

pancang serta sudah dipertimbangkan konstruksinya. Tower ini mampu

menampung banyak antenna dan radio pemancar. Tipe tower ini banyak dipakai oleh perusahaan – perusahaan bisnis komunikasi yang bonafid.

(http://mer-telecom.com/telecom_towers) Gambar 3.3 Tower 4 kaki

STIKOM

(27)

  19  2. Tower dengan 3 kaki (Triangle)

Tower 3 kaki dibagia 2 macam: Pertama, tower tiga kaki besi pipa

berdiameter 9 cm keatas. Tower ini juga mampu menampung banyak antenna dan radio. Kedua, tower tiga kaki besi pipa berdiameter 2 cm ke

atas. Beberapa kejadian robohnya tower jenis ini karena memakai besi

dibawah 2 cm. Ketinggian maksimal tower jenis ini yang direkomendasikan adalah 60 meter. Ketinggian rata – ratanya dalah 40

meter.

(wwwen.zte.com.cn/en/products/power/infrastructure/tower/201102/t20110216_ 352292.html)

Gambar 3.4 Tower 3 kaki

3. Tower dengan 1 kaki (Pole)

Tower satu kaki dibagi 2 macam. Pertama tower yang terbuat dari pipa

atau plat baja tanpa spanner, diameter antara 40 – 50 cm, tinggi mencapai 42 meter, yang dikenal sebagai monopole. Tower kedua lebih cenderung

untuk dipakai secara personal. Tinggi tower pipa ini sangat disarankan

STIKOM

(28)

  20 

tidak melebihi 20 meter (jika lebih dari itu, tower akan melengkung). Teknis penguatannya dengan spanner. Kekuatan pipa sangat bertumpu

pada spanner. Tower ini bias dibangun pada areal yang dekat dengan pusat transmisi/NOC = Network Operation Systems (maksimal 2 km), dan tidak memiliki angina kencang, serta benar – benar diproyeksikan dalam

rangka emergency biaya.

(http://www.indiamart.com/laasmapower/high-mast-lighting-system.html) Gambar 3.5 Tower berbentuk pipa.

STIKOM

(29)

  21  3.4 Micro Cell

Micro Cell adalah sel pada jaringan telepon mobile yang terhubung dengan selular

base station bertenaga rendah, menghasilkan sinyal yang lebih kecil daripada macro cell

(http://stakeholders.ofcom.org.uk/sitefinder/glossary/jargon/). Micro cell biasanya digunakan di daerah dengan kepadatan pengguna yang tinggi, seperti mall, areal kantor,

dll. Agar suatu daerah yang memiliki populasi pengguna yang padat dapat dilayani dengan baik, maka daerah tersebut tidak dapat hanya dilayani dengan macro cell yang

hanya mengandalkan coverage luas saja. Tapi harus dibagi – bagi menjadi beberapa daerah coverage yang lebih kecil yang disebut micro cell. Dengan pembagian ini, maka kapasitas kanal dapat ditingkatkan. Sehingga daerah padat pengguna tersebut dapat

dilayani dengan baik. Keuntungan lain micro cell adalah daya transmisinya tidak terlalu besar, karena wilayah coverage-nya juga tidak terlalu jauh. Maksimal hanya dapat

memancarkan sinyal sejauh radius 500 meter.

(http://misnt.indstate.edu/harper/UMTS.html)

Gambar 3.6 Coverage dari masing-masing jenis teknologinya.

STIKOM

(30)

  22  3.4.1 Spesifikasi Micro Cell

• Memiliki tinggi antara 18 – 20 meter

• Jarak antara micro cell yang satu dengan yang lainnya maksimum 1 kilo

meter

• Lebih diutamakan meletakkannya pada daerah padat penduduk

• Maksimal 3 provider pada satu micro cell

3.5 Kelebihan dan kekurangan Macro Cell Kelebihan:

1. Jangkauan sinyal luas

2. Cepat dalam pelebaran wilayah coverage jika ingin ditambah 3. Penerapan lebih efekti pada daerah tidak padat penduduk

Kekurangan:

1. Memakan banyak tempat

2. Resiko rubuh

3. Membutuhkan daya besar

3.6 Kelebihan dan kekurangan Micro Cell Kelebihan:

1. Ukuran bandwith bisa jauh lebih besar

2. Lebih banyak kanal yang digunakan dalam satu waktu lebih banyak 3. Kualitas sinyal pada daerah sekitar gedung – gedung besar lebih reliable

4. Sinyal yang lebih stabil

5. Membutuhkan daya yang kecil

STIKOM

(31)

  23  6. Tidak banyak membutuhkan tempat

Kekurangan:

1. Proses pemasangan yang membutuhkan waktu cukup lama karena banyaknya jumlah

2. Penerapan hanya efekti pada daerah padat penduduk

3. Jangkauan hanya kurang dari radius 500 meter

STIKOM

(32)

  24  BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Identifikasi Masalah

Semakin banyaknya pertumbuhan tower – tower telekomunikasi oleh para

provider telekomunikasi menjadikan ancaman bagi tatanan suatu kota. Sehingga jika

dilihat dari atas gedung banyak sekali terlihat berdirinya tower, bahkan yang diatas

gedung atau yang diatas tanah. Untuk mengatasi hal ini pemerintah mempunyai suatu

rencana rancangan yang akan diterapkan di kota Surabaya untuk mengurangi

pertumbuhan tower tersebut dengan layanan yang memuaskan.

Dalam tahap pembahasan ini yang dilakukan adalah menunjukkan hasil desain

antenna Micro Cell yang terintegrasi dengan PJU (Penerangan Jalan Umum) dari

kerja praktek yang dilakukan di Dinas Komunikasi dan Informatika Surabaya. Dalam

kasus ini hasil yang didapat adalah foto sebelum pengimplementasian Micro Cell di

wilayah tertentu yang direncanakan dan desain sesudah pengimplementasian.

Pemotretan dilakukan di sepanjang jalan Ahmad Yani, Diponegoro, Basuki

Rahmat, Praban, Panglima Sudirman, dan H.R. Muhammad. Karena sekitar di jalan

protokol itulah tingkat pengguna cukup tinggi.

STIKOM

(33)

  25  4.1.1 Peta Surabaya dengan jumlah tower

(net.surabaya.go.id)

Gambar 4.1 Peta Surabaya beserta posisi Macro Cell

Gambar 4.1 menggambarkan peta Surabaya yang terdiri dari 31 kecamatan

dan 163 kelurahan dengan luas kota 374,8 km2 dan lebih dari 460 BTS eksisting di

Kota Surabaya. Dengan banyaknya tower yang berdiri di daerah protokol,

mengganggu pemandangan apabila dilihat dari atas gedung. Dengan ini pemerintahan

mempunyai terobosan untuk memanfaatkan teknologi Micro Cell yang sudah

diterapkan di Kota Jakarta dan Bandung.

4.1.2 Kondisi PJU saat ini

Ada 10 lokasi yang rencananya akan menjadi titik penempatan antenna Micro

Cell yang akan diintegrasikan menjadi satu dengan PJU (Penerangan Jalan Umum),

dan juga beberapa kondisi bentuk dan lokasi tower saat ini yang ada di Kota

Surabaya. Berikut kondisi PJU di beberapa jalan yg rencananya menjadi titik

penempatan Micro Cell.

STIKOM

(34)

  26 

Gambar 4.2 lokasi Jalan Basuki Rahmat didepan gedung Bumi Surabaya

Pada gambar 4.2 foto berlokasi di pusat Kota Surabaya dengan bentuk trotoar

jalan yang telah dibangun. Sehingga terlihat bagus dan luas bagi pejalan kaki. Pada

trotoar inilah nantinya akan ditempatkan PJU dengan antenna Micro Cell.

Gambar 4.3 lokasi Jalan Diponegoro

Pada gambar 4.3 foto berlokasi di Jalan Diponegoro, di jalan ini bentuk

karakteristik jalannya ada dua sis yang dipisah dengan pepohonan. Pada jalan ini

bentuk trotoar terlihat tidak terawat, sehingga tidak ada jalur bagi pejalan kaki.

STIKOM

(35)

  27 

Sehingga kesulitan untuk menerapkan pemasangan Micro Cell, tetapi saat ini

sedang ada pembangunan untuk melebarkan trotoar di jalan ini. Selanjutnya akan

dijelaskan pada pembahasan.

4.1.3 Desain Micro Cell yang terintegrasi dengan PJU

Rencananya tiang Micro Cell akan dijadikan satu dengan PJU di trotoar.

Dengan begitu dapat mengurangi penggunaan dan menggantikan BTS yang ada pada

sekitar lokasi di titik tersebut.

PJU ini dikategorikan menjadi 2 jenis, yaitu:

1. PJU dengan Micro Cell, terdapat 2 jenis:

• Di sepanjang trotoar.

• Di pembatas tengah jalan

 

(36)

  28 

2. PJU tanpa Micro Cell

• Di sepanjang trotoar

• Di pembatas tengah jalan

Gambar 4.5 tiang PJU tanpa antenna Micro Cell

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengimplementasian Micro Cell

Untuk menerapkan teknologi Micro Cell yang akan diterapkan di Surabaya,

harus ada prosedur dan cara menerapkan teknologi tersebut. Pemerintah Kota

Surabaya bersama Dinkominfo (Dinas Komunikasi dan Informatika) bagian Postel

(Pos Telekomunikasi) bekerja sama untuk membangun dan menerapkan teknologi

tersebut.

Pemerintah kota pada akhirnya memilih dan berkonsentrasi penuh

menerapkan seperti di Korea Selatan, dan di Indonesia sendiri seperti Jakarta dan

Bandung. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk desainnya adalah:

a. Standar tinggi antenna

b. Bentuk antenna Micro Cell

STIKOM

(37)

  29  4.2.2 Hal-hal yang perlu diperhatikan

1. Antenna Micro Cell ini akan digunakan oleh operator seluler, mereka

menginginkan tinggi antenna-nya setinggi kurang lebih 18 – 20 meter,

ditunjukkan pada gambar 4.6. Dengan setinggi itu coverage yang dipancarkan

akan optimal. Namun luas coverage area-nya masih jauh dibawah tower

Macro Cell, maka dari itu akan banyak dipasang antenna tersebut dalam satu

lokasi.

Gambar 4.6 tinggi PJU Micro Cell

Gambar 4.6 adalah desain pekerjaan selama KP dengan pertimbangan

bimbingan dari penyelia di POSTEL, yaitu tinggi PJU 9 meter dan antenna Micro

Cell setinggi 18 meter dari permukaan tanah.

2. Bentuk antenna dari Micro Cell ini sendiri didesain berbentuk melingkar,

ditunjukkan pada gambar 4.8. Seakan-akan antenna ada pada semua sisi dari

tiang. Hal ini dilakukan agar antenna yang sifatnya sectoral mencakup seluruh

area. 

STIKOM

(38)

  30 

Gambar 4.7 antenna pemancar Micro Cell.

Gambar 4.8 tampak atas dari antenna pemancar Micro Cell

Penjelasan dari gambar 4.7 bentuk antenna seharusnya seperti antenna

sectoral yang ada pada tower yang sudah ada, tetapi pada desain digambarkan

melingkar. Dikarenakan agar seolah-olah antenna melingkar pada tiang. Lalu warna

yang ada pada tiang ini dimaksudkan dari jenis-jenis operator seluler, misalnya

operator telkomsel ditandakan dengan warna merah. Pada satu tiang Micro Cell dapat

digunakan hingga 3 operator.

STIKOM

(39)

  31 

Gambar 4.8 adalah coverage yang didapatkan, melingkar sehingga mencakup

semua sudut. Sifat antenna sectoral adalah mengirimkan sinyal yang berbanding lurus

dengan arah antenna-nya.

4.2.3 Hasil

Setelah semua konsep penerapan Micro Cell dipelajari, selanjutnya yaitu

pemilihan tempat dimana Micro Cell akan ditempatkan di jalan-jalan kota Surabaya.

Dinkominfo Kota Surabaya berkeinginan menerapkan di pusat kota terlebih dahulu.

Untuk merealisasikan di pusat kota, berarti penerapan penggalian dan pemasangan

kabel dilakukan di jalan protokol Kota Surabaya.

Berikut adalah beberapa jalan protokol di Surabaya yang sudah difoto dan

didesain beserta Micro Cell-nya oleh kami selaku mahasiswa yang melakukan kerja

praktek di Dinkominfo Kota Surabaya.

Keterangan dari gambar:

A. Ilustrasi fiber optic yang ditanam

B. Gambar antenna Micro Cell

Gambar 4.9 Urip Sumoharjo  

B  A 

STIKOM

(40)

  32 

Gambar 4.10 jalan Basuki Rahmat arah ke Tunjungan Plaza

Gambar 4.11 jalan Basuki Rahmat dari jl. Urip Sumoharjo B

 

B  

STIKOM

(41)

  33 

Gambar 4.12 Mayjend. Sungkono arah ke bunderan Tol

Gambar 4.13 Mayjend. Sungkono dari jl. Adityawarman A 

STIKOM

(42)

  34 

Gambar 4.14 Wonokromo ke arah Ahmad Yani

Gambar 4.15 Wonokromo ke arah Kebon Binatang

A  B 

STIKOM

(43)

35

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang di dapat selama kerja praktek pada Dinas Komunikasi

dan Informatika Surabaya adalah:

1. Micro Cell yang dapat menggantikan tower Micro Cell sehingga

mengurangi polusi pemandangan yang mengganggu estetika dan

memperluas coverage jaringan seluler di Kota Surabaya.

2. Jika Pemerintah Kota Surabaya bersama Dinkominfo berhasil menerapkan

konsep Micro Cell. Akan sangat mempunyai banyak keuntungan, baik

disisi masyarakat Surabaya, Pemerintah Kota dan Provider.

3. Desain ini akan diimplementasilkan terlebih dahulu di jalan-jalan

protokol, seperti jl. Ahmad Yani, Basuki Rahmat, Mayjend. Sungkono,

Wonokromo, Urip Sumoharjo, Darmo.

4. Antenna Micro cell ini tingginya 18 meter dari tanah yang terpasang diatas

PJU yang tingginya 9 meter dari tanah.

(44)

36

DAFTAR PUSTAKA

BTS,

http://www.idt.com/application/wireless-infrastructure/wireless-base-station-bts diakses pada tanggal 15 Oktober 2013

Dinkominfo, http://dinkominfo.surabaya.go.id/index.php diakses pada Tanggal 1

September 2013.

Dynastya., & Haryo S. (2013). Model Lokasi Menara BTS ditinjau dari Faktor-faktor

penentu lokasi Menara BTS di Surabaya,dari jurnal. Surabaya. Institute Sepuluh

November (ITS).

Mobile Phones, http://stakeholders.ofcom.org.uk/sitefinder/glossary/jargon

diakses pada tanggal 15 Oktober 2013

Telekomunikasi, http://www.satriakurnia.com/telecomunication.php diakses

pada tanggal 15 Oktober 2013.

STIKOM

Gambar

Gambar 2.2 Gamnbar grafik PNS Dinkominfo berdasarkan tingkat pendidikan
Gambar 3.2 Tower di atas tanah
Gambar 3.6 Coverage dari masing-masing jenis teknologinya.
Gambar 4.8 adalah coverage yang didapatkan, melingkar sehingga mencakup
+4

Referensi

Dokumen terkait