PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK FUNDING PADA BMT UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
SKRIPSI Oleh:
Gesang Udi Waluyo NPM: 20110730107
FAKULTAS AGAMA ISLAM PRODI MUAMALAT
PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK FUNDING PADA BMT UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I) Strata Satu
pada Prodi Muamalat Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Oleh:
Gesang Udi Waluyo
NPM: 20110730107
FAKULTAS AGAMA ISLAM PRODI MUAMALAT
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Gesang Udi Waluyo
NIM : 20110730107
Program Studi: Ekonomi dan Perbankan Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Produk Funding Pada BMT UMY”
” ini merupakan karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta, 26 November 2016
MOTTO
"Sesuatu mungkin mendatangi mereka yang mau menunggu,
namun
hanya didapatkan oleh mereka yang bersemangat
mengejarnya"
(Abraham Lincoln)
Hasil tidak akan menghianati proses,
nikmati proses itu dengan penuh keyakinan dan harapan
(Penulis)
Our passion is our strength
PERSEMBAHAN
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayahnya yang telah memberikan kesehatan, kekuatan, dan kesabaran sehingga
saya dapat menyelesaikan karya tulis ini.
Saya persembahkan rasa cinta kepada keluarga saya, kepada yang tersayang
Bapak Slamet Suyadi dan Ibu Sukilah yaitu kedua orang tua yang selalu
memberikan dukungan, semangat, dan do’a tanpa henti. Kedua orang tua saya yang
berusaha keras demi cita-cita anak-anaknya supaya bisa terwujud. Semoga kelak
bisa menjadi anak yang dibanggakan kedua orangtua.Serta kepada keluarga besar
dan saudara-saudara yang turut memberikan semangat serta do’a.
Terimakasih kepada sahabat satu perjuangan selama di bangku kuliah, Paijo
(Rizky Zul), Jati, Adit, Dendi, Galuh yang selalu berjuang bersama-sama berbagi
cerita dan selalu memberikan solusi terbaik. Terimakasih kepada teman-teman
KKN 21, Ferry, Fitria, Bowo, Fikri, Asri, Eva, Renis, Yudit, Eki, Robin, Aji, Iqbal,
Adi, Iwid dan yang telah memberikan kebersamaan yang tidak akan terlupakan.
Semoga kita semua bisa terus mencapai apa yang dicita-citakan. Terimakasih
kepada teman-teman Kontrakan, Ahmad Rasyid Gandi, Dwi Anggoro Deskianto,
Yusuf Sudrajat, kalian semua menyenangkan!
Untuk teman-teman Key in Bersamasekaligus teman lintas angkatan EPI,
Paijo, Galuh, Jati, Adit, Dendi, Meita, Indah, Ayunda, Alvionita, Atmojo, Fuji,
semangatskripsi. Semoga ilmunya berguna dan diberi kelancaran dalam
meneruskan gelar Sarjana Ekonomi Islam.
Akhir kata semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semuanya.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
NOTA DINAS ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN ... v
MOTTO ... vi
HALAMAN PENGESAHAN ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xvi
ABSTRAK ... xviii
ABSTRACK ... xix
TRANSLITERASI ... xx
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 9
E. Sistematika Penulisan ... 10
B. Kerangka Teori... 17
1. Pemasaran ... 17
a. Pengertian Pemasaran ... 17
b. Konsep Pemasaran ... 18
c. Pemasaran Dalam Islam ... 19
2. Perilaku Konsumen ... 23
a. Pengertian Perilaku Konsumen ... 23
b. Faktor-Faktor Perilaku Konsumen ... 23
c. Pengambilan Keputusan ... 28
3. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) ... 29
a. Produk ... 31
b. Harga ... 33
c. Lokasi ... 35
d. Promosi ... 36
e. Karyawan ... 40
f. Proses ... 41
g. Bukti Fisik ... 42
4. Pengertian BMT ... 43
a. Pengertian ... 43
b. Tujuan ... 43
c. Penghimpunan Dana ... 48
d. Sumber Dana BMT ... 48
f. Produk BMT UMY ... 53
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 56
B. Sifat Penelitian ... 56
C. Subyek dan Objek Penelitian ... 56
D. Populasi dan Sampel ... 57
E. Teknik Pengumpulan Data ... 58
1. Angket ... 58
F. Definisi Operasional Variabel ... 59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum BMT UMY ... 76
1. Sejarah Berdirinya BMT UMY ... 76
2. Profil BMT UMY ... 76
3. VisidanMisi BMT UMY ... 78
4. Produk-Produk BMT UMY ... 81
B. KarakteristikResponden ... 84
1. Jenis Kelamin ... 84
2. Usia Responden ... 85
3. PendidikanResponden ... 86
4. Pekerjaan Responden ... 86
5. Lama Menjadi Nasabah... 87
6. Produk Simpanan Responden ... 88
1. Uji Validitas ... 88
2. Uji Reliabilitas ... 92
D. UjiAsumsiKlasik ... 93
1. Uji Normalitas ... 93
2. Uji Heteroskedastisitas ... 94
3. Uji Autokorelasi ... 95
4. Uji Multikolinearitas ... 96
5. Uji Linearitas ... 97
E. Metode Analisis ... 98
1. Regresi Linear Berganda ... 98
2. UjiDeterminasiGanda (R2) ... 100
3. Uji F (Simultan) ... 102
4. Uji t (Parsial) ... 103
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 112
B. Saran ... 115
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Perkembangan BMT ... 5
Tabel 1.2 Target Pencapaian BMT ... 5
Tabel 1.4. Data Perkembangan BMT ... 6
Tabel 3.1 Skala Likert ... 68
Tabel 4.1 Jenis Kelamin Nasabah ... 87
Tabel 4.2 Usia Responden ... 88
Tabel 4.3 Pendidikan Responden ... 88
Tabel 4.4 Pekerjaan Responden ... 89
Tabel 4.5 Lama Menjadi Nasabah ... 90
Tabel 4.6 Produk Simpanan Yang Digunakan ... 90
Tabel 4.7 Uji Validitas Variabel Produk ... 91
Tabel 4.8 Uji Validitas Variabel Harga ... 92
Tabel 4.9 Uji Validitas Variabel Lokasi ... 92
Tabel 4.10 Uji Validitas Variabel Promosi ... 93
Tabel 4.11 Uji Validitas Variabel Karyawan ... 93
Tabel 4.12 Uji Validitas Variabel Proses ... 94
Tabel 4.13 Uji Validitas Variabel Bukti Fisik ... 94
Tabel 4.14 Uji Validitas Variabel Keputusan Membeli ... 95
Tabel 4.15 Uji Reliabilitas ... 95
Tabel 4.16 Uji Normalitas ... 96
Tabel 4.18 Uji Autokorelasi ... 98
Tabel 4.19 Uji Multikolinearitas ... 99
Tabel 4.20 Uji Linearitas ... 100
Tabel 4.21 Uji Analisis Regresi ... 101
Tabel 4.22 Uji Determinasi Ganda (R2) ... 103
Tabel 4.23 Uji F (Simultan) ... 104
ABSTRAK
PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK FUNDING
(Studi kasus pada BMT Universitas Muhammadiyah Yogyakarta) Oleh : Gesang Udi Waluyo
NPM : 20110730107
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh bauran pemasaran (marketing mix) yang meliputi: produk, harga, lokasi, prmosi, karyawan, proses, bukti fisik terhadap keputusan pembelian produk funding (simpanan mudharabah, simpanan mudharabah berjangka, simpanan pendidikan, simpanan walimah, simpanan aqiqah/qurban, simpanan haji/umrah) pada BMT Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan data pimer. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh nasabah funding pada BMT Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang berjumlah 3000 nasabah, sedangkan jumlah sample berjumlah 100 responden yang diambil menggunakan teknik quota sample. Alat analisi yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian ini secara parsial menunjukkan variabel bauran pemasaran (marketing mix) dengan dimensi produk, harga, lokasi, promosi, karyawan, proses dan bukti fisik berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian nasabah. Faktor yang lebih dominan yang merupakan pendorong keputusan pembelian adalah karyawan (people), hal ini dibuktikan dengan nilai beta sebesar 0,224. Nilai beta karyawan (people) lebih besar dari lainnya, hal ini dapat diketahui dari nilai beta produk sebesar 0,223, harga sebesar 0,153, lokasi sebesar 0,169, promosi sebesar 0,158, proses 0,136 dan bukti fisik sebesar 0,174. Secara simultan bauran pemasaran (marketing mix) memiliki nilai signifkansi 0,000. Sehingga dapat disimpulkan variabel bauran pemasaran (marketing mix) yang terdiri dari produk, harga, lokasi, promosi, karyawan, proses dan bukti fisik berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk funding pada BMT Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
ABSTRACT
THE EFFECTS OF MARKETING MIX TOWARDS THE DECISION TO PURCHASE PRODUCTS
(A case study at BMT of Muhammadiyah University of Yogyakarta) By Gesang Udi Waluyo
NPM 20110730107
This research was aimed to analyze the effects of marketing mix consisting of: products, price, location, promotion, employees, process, and physical evidence toward the decision to purchase funding products (mudharabah saving, mudharabah term saving, education saving, walimah saving, aqiqah/qurban saving, Hajj/umrah saving) at BMT of Muhammadiyah University of Yogyakarta. This research employed quantitative approach using primary data. The population consisted of all funding customers at the BMT of Muhammadiyah University of Yogyakarta or as many as 3000 customers, while the samples consisted of 100 respondents taken using quota sample technique. The analysis instrument was double linear regression. The research result partially shows that the variable of mix marketing using the dimension of product, price, location, promotion, employees, process and the physical evidence have positive and significant effects towards customers’ purchase decision. The more dominant factor that drives customers’ purchase decision is employees (people), as it is proven with beta value which is as much as 0.224. The beta value of employees (people) is bigger than others as the product beta value is 0.223, price is 0.153, location is 0.169, promotion is 0.158, process is 0.136, and physical evidence is 0.174. Simultaneously, marketing mix has significant value of 0.000. So, it can be concluded that marketing mix consisting of product, price, location, promotion, employees, process, and physical evidence affects the customers’ decision to purchase funding products at BMT of Muhammadiyah University of Yogyakarta.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan dalam dunia bisnis saat ini mengalami pertumbuhan
yang begitu memuaskan, baik bisnis yang bergerak dibidang manufaktur
maupun jasa. Pada sektor jasa, dinamika ini dapat dilihat dari semakin
berkembangnya berbagai bentuk Lembaga Keuangan Syariah seperti Bank
Syariah, Pengadaian Syariah, Asuransi Syariah serta Lembaga Keuangan
Mikro Syariah seperti Baitul Mal wa Tamwil (BMT) (Andiana, 2014).
Dengan semakin berkembangnya bentuk Lembaga Keuangan Syariah
maka pemasaran mempunyai peranan yang sangat penting bagi dunia usaha.
Untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup, berkembang dan
mendapatkan laba, suatu perusahaan harus sukses dalam pemasaran.
Pelaksanaan pemasaran tidak cukup jika hanya berorientasi pada produk
dan teknologi saja, namun harus diperluas sampai pada konsumen. Hal ini
perlu dilakukan karena banyak produk yang dibuat perusahaan tidak
bertahan lama bahkan ditolak pasar karena perusahaan membuat produk
tanpa terlebih dahulu mengetahui apa yang dibutuhkan pasar (Muhammad,
2005: 219).
Kegiatan pemasaran adalah suatu kegiatan yang selalu harus
dilakukan dalam organisasi tidak terkecuali perbankan. Pentingnya kegiatan
dan keinginan masyarakat pengguna jasa perbankan (Danupranata, 2013:
39).
Bauran pemasaran merupakan strategi kombinasi yang dilakukan oleh
berbagai perusahaan dalam bidang pemasaran. Hampir semua perusahaan
melakukan strategi ini guna mencapai tujuan pemasarannya, apalagi dalam
kondisi persaingan yang demikian ketat saat ini (Kasmir, 2010: 119).
Penggunaan bauran pemasaran dalam dunia perbankan dilakukan dengan
menggunakan konsep-konsep yang sesuai dengan kebutuhan bank. Dalam
praktiknya konsep bauran pemasaran untuk produk yang berupa barang
maupun jasa.
Menurut Kotler dalam (Kasmir, 2010: 119) konsep bauran pemasaran
(marketing mix) terdiri dari empat P (4P), yaitu: product (produk), price
(harga), place (tempat/lokasi), dan promotion (promosi) sedangkan menurut
Boom dan Bitner menambah dalam bisnis jasa, bauran pemasaran
disamping 4P ada tambahan dengan 3P, yaitu: people (orang/karyawan),
procces (proses jasa) dan physical evidence (bukti fisik). Dari penjelasan
tersebut dapat disimpulkan secara keseluruhan penggunaan konsep bauran
pemasaran untuk produk jasa menjadi 7P.
Selain penggunaan konsep bauran pemasaran untuk membentuk
karakteristik jasa yang ditawarkan kepada konsumen maka perusahaan
harus bisa memahami perilaku konsumen. Secara sederhana perilaku
konsumen mengacu pada perilaku yang ditunjukkan oleh para individu
(2010: 51) perilaku konsumen yaitu perilaku individu/kelompok dalam
mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghentikan pemakaian produk, jasa,
ide dan atau pengalaman tertentu.
Dalam konsep perbankan memahami perilaku yang menyebabkan
seseorang mau menjadi nasabah sangat penting. Faktor individual dan
lingkungan, seperti psikologi, personal, sosial dan kultur dapat menentukan
perilaku nasabah. Selain itu faktor internal bank, seperti produk-produk
yang ditawarkan, harga/biaya, promosi yang dilakukan dan lokasi atau
saluran distribusi juga dapat mempengaruhi seseorang menjadi nasabah
bank (Danupranata, 2013: 48).
Menurut riset yang dilakukan oleh firma jasa profesional
multinasional yang berpusat di London, Inggris yaitu lembaga riset Ernest
and Young (E&Y) mempelajari keluhan nasabah yang disampaikan melalui
jejaring sosial. Hasilnya ternyata tidak begitu memuaskan, dari 2, 2 juta
nasabah yang berbagi testimoni selama mereka menggunakan produk jasa
keuangan syariah menunjukan tingkat kepuasan yang biasa saja. Padahal
mereka sudah bertahun-tahun menggunakan jasa perbankan syariah.
Kesimpulan ini diperoleh lembaga Ernest and Young (E&Y) setelah
menganalisis testimoni layanan perbankan syariah di Arab Saudi, Bahrain,
Kuwait dan Uni Emirat Arab (UEA), Malaysia, Turki, Qatar, Oman dan
termasuk Indonesia melalui jejaring sosial (www. republika. co. id). Dengan
adanya riset yang dilakukan oleh lembaga Ernest and Young (E&Y).
memahami konsumen dan menentukan langkah-langkah serta kebijakan
perusahaan.
Dari beberapa industri keuangan syariah yang ada selain perbankan
syariah yang bergerak di sektor jasa adalah koperasi jasa keuangan syariah
Baitul Maal wa Tamwil (BMT). BMT adalah lembaga keungan mikro yang
mendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil dengan berlandaskan
syariah. Keberadaan dari BMT di Indonesia, tak lepas dari peran dari
berbagai pihak khususnya regulator, asosiasi, pengelola, anggota dan
masyarakat. Bahkan keberadaan dari BMT juga menjadi alternatif financial
inclusion ketika masyarakat tidak mampu mengakses keuangan karena
keterbatasan dan beberapa prasyarat yang harus dipenuhi dalam sistem
perbankan. Pemerintah melalui Kementrian Koperasi dan UKM
menyatakan koperasi jasa keuangan syariah (KJKS) dalam bentuk Baitul
Mal wa Tanwil (BMT) berkembang sangat signifikan. Hal ini tidak lepas
dari perkembangan kinerja dari BMT secara nasional di tahun ini telah
mencapai asset sebesar Rp. 4,7 triliun dan jumlah pembiayaan BMT saat ini
mencapai angka sebesar Rp. 3,6 triliun.
(http://www.repubika.co.id/berita/ekonomi/syariahekonomi/15/03/22/nlmh
lb-aset-bmt-indonesia-capai-rp-47-triliun diakses pada 20 November 2016).
Di Yogyakarta pertumbuhan asset BMT terus menunjukan trend
positif dan signifikan hingga mencapai Rp. 900 Milyar. Ketua asosiasi BMT
se-Indonesia (Absindo) kota Yogyakarta, Saifu Rijal mengatakan :
murabahah (jual-beli). Nilai asset keseluruhan BMT tersebut menurutnya sudah jauh lebih tinggi dibandingkan kondisi pada tahun 2011 yang hanya di kisaran Rp. 400 Milyar. “Pertumbuhan asset BMT rata-rata 40% pertahun dan potensinya di Yogyakarta masih cukup tinggi. Peningkatan jumlah anggota juga cukup signifikan. Kami
targetkan asset bisa mencapai Rp. 1 Triliuan pada 2016”
(http://jogja.tribunnews.com/2015/11/11/aset-bmt-di-yogya-tumbuh-hingga-rp-900-miliar diakses pada 04 April 2016).
BMT UMY adalah salah satu BMT yang ada di Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY). Sejak berdiri empat tahun yang lalu perkembangan BMT
milik UMY menunjukan perkembangan yang memuaskan.Berikut data
perkembangan BMT UMY :
Tabel 1.1 Data Perkembangan BMT UMY Tahun 2012-2015
Tahun 2012 2013 2014 2015
Anggota 70 1550 2600 3000
Asset 4,7 M 10,6 M 14,3 M 18,7 M
(Sumber : Laporan Keuangan Tahun 2015)
Tabel 1.2 Target Pencapaian BMT UMY
Tahun 2016
Tahun Asset Simpanan
2016 25,1 M 23,4 M
Tabel 1.3 Data Perkembangan Simpanan BMT UMY
(Sumber : Laporan Keuangan Tahun 2015)
Berdasarkan laporan rapat akhir tahun 2015 total asset mencapai 18,7
Milyar, naik 30%. Kontribusi terbesar peningkatan asset dari produk funding
(simpanan mudharabah, mudharabah berjangka, pendidikan, walimah, aqiqah,
haji/umrah)sebesar 16,02 Milyar,naik 31%. Kontribusi kenaikan simpanan BMT
UMY berasal dari simpanan mudharabah dan simpanan mudharabah berjangka,
tetapi pada tahun 2015 simpanan mudharabah berjangka mengalami penurunan
dari 3,4 Milyar pada tahun 2014, menjadi 2,9 Milyar pada tahun 2015,
sedangkan target pencapaian dana simpanan BMT UMY pada tahun 2016
sebesar 23,4 M. Supaya target pencapaian dana simpanan dapat mencapai target
yang diharapkan, BMT UMY terus berupaya untuk mempertahankan nasabah
dan memperluas pangsa pasar, sehingga BMT UMY harus mengetahui apa yang
lain. Oleh karena itu seorang manager harus dapat menentukan strategi
pemasaran yang berorientasi pada konsumen dengan cara mengnalisa apa yang
menjadi keinginan dan kebutuhan konsumen. Hal ini dikarenakan konsumen
memiliki keanekaragaman baik dalam perilaku maupun orientasinya.
Alasan memilih BMT UMY karena BMT UMY memiliki beberapa
keunggulan diantaranya : Aman, yang berarti berada dibawah naungan amal
usaha muhammadiyah yang berpengalaman dan kredibel serta terpercaya, yang
berarti lahir dalam komunitas akademisi yang mengedepankan profesionalisme
kerja dengan SDI yang berkualitas. Serta mempunyai visi dan misi “Menjadi
BMT unggulan dibidang jasa keuangan syaria berbasis pemberdayaan alumni
dan amal usaha”
Ada beberapa faktor yang menjadi alasan suatu BMT bisa mendapat
tempat di hati masyarakat, salah satunya dengan penggunaan bauran pemasaran
(marketing mix) dengan mengunakan konsep-konsep yang sesuai dengan
kebutuhan perusahaan, seperti: bagaimana sebuah BMT mampu menciptakan
dan menawarkan suatu produk yang berkualitas dan memuaskan konsumen,
menetapkan harga yang kompetitif, melakukan promosi yang efektif, tempat
yang mudah dijangkau oleh konsumen, melayani konsumen dengan cepat dan
memuaskan dengan sumber daya manusia yang berkualitas
Dari latar belakang masalah serta alasan pentingnya analisis bauran
pemasaran jasa yang terdiri dari produk, harga, lokasi, promosi, karyawan,
tertarik untuk mengambil judul “PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAPKEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK FUNDING PADA BMT UMY”.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah faktor-faktor variabel bauran pemasaran (marketing mix) yang
terdiri dari produk, harga, lokasi, promosi, karyawan, proses, bukti fisik
berpengaruh secara parsial terhadap keputusan nasabah dalam membeli
produk simpanan (funding) pada BMT UMY?
2. Apakah faktor-faktor variabel bauran pemasaran (marketing mix) yang
terdiri dari produk, harga, lokasi, promosi, karyawan, proses, bukti fisik
berpengaruh secara simultan terhadap keputusan nasabah dalam
membeli produk simpanan (funding) pada BMT UMY?
3. Diantara variabel bauran pemasaran (marketing mix) yang meliputi
produk, harga, lokasi, promosi, karyawan, proses, bukti fisik manakah
yang paling dominan mempengaruhi konsumen dalam melakukan
pengambilan keputusan pembelian.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan diatas maka
tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk menjelaskan dan menganalisis variabel bauran pemasaran
(marketing mix) yang mempengaruhi secara parsial terhadap keputusan
2. Menganalisis faktor-faktor variabel bauran pemasaran (marketing mix)
yang berpengaruh secara simultan terhadap keputusan konsumen
membeli produk simpanan (funding) padaBMT UMY.
3. Menganalisis variabel bauran pemasaran (marketing mix) yang paling
dominan mempengaruhi keputusan membeli produk simpanan
(funding) padaBMT UMY.
D. Kegunaan Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa memberikan beberapa manfaat
antara lain:
1. Kegunaan Praktis
Penelitian ini bermanfaat untuk dijadikan referensi tambahan bagi
pengembangan ilmu yang berkaitan dengan marketing mix dan
keputusan membeli pada karyawan BMT maupun lembaga keuangan
syariah..
2. Kegunaan Teoritik
Penelitian ini bermanfaat untuk dijadikan bahan pertimbangan bagi
BMT maupun lembaga syariah untuk meningkatkan kerja karyawan
agar lebih produktif..
E. Sistematika Pembahasan
Sistematika penulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang
alur dari awal hingga kesimpulan akhir. Secara garis besar penelitian ini,
dibagi menjadi 5 bab, yaitu secra singkat dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pada bab ini memuat uraian berisi latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian serta sistematika
pembahasan.
BAB II Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori
Pada bab ini memeuat tentang uraian tinjauan pustaka terdahulu dan
kerangka teori yang relevan dan terkait dengan tema skripsi yaitu berupa
artikel ilmiah, hasil penelitian maupun buku.
BAB III Metodologi Penelitian
Pada bab ini memuat secara rinci metode penelitian yang digunakan peneliti
beserta justifikasi atau alasannya: jenis penelitian, desain, lokasi, populasi
dan sampel, metode pengumpulan data, definisi konsep dan variabel serta
analisis data yang digunakan.
BAB IV Hasil dan Pembahasan
Pada bab ini berisi (1) hasil penelitian. Kualifikasi bahasa disesuaikan
dengan pendekatan, sifat penelitian dan rumusan masalah atau fokus
penelitiannya. (2) pembahasan, sub bahasan (1) dan (2) dapat digabung
menjadi satu kesatuan atau dipisah menjadi sub bahasan tersendiri.
BAB IV Penutup
Bab terakhir berisi kesimpulan, saran-saran atau rekomendasi. Kesimpulan
menyajikan secara ringkas seluruh penemuan penelitian yang ada
hubungannya dengan masalah penelitian. Kesimpulan diperoleh
berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data yang telah diuraikan pada
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka
1. Detha Alfrian Fajri, Wilopo, Zainul Arifin (2013) dalam bentuk jurnal
Administrasi Bisnis Vol 6. No. 2 Desember 2013 dengan judul
“Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Keputusan Menabung
(Survey Pada Nasabah Bank Muamalat Cabang Malang)” dalam
penelitian ini peneliti peneliti menggunakan bauran pemasaran
(marketing mix) dengan 7P untuk mengetahui apakah berpengaruh
terhdap keputusan nasabah menabung di Bank Muamalat Cabang
Malang. Penelitian tersebut menggunakan metode kuantitatif deskriptif.
Hasil dari penelitian tersebut menunjukan bahwa bauran pemasaran jasa
secara simultan (bersama-sama) memeberikan kontribusi terhadap
keputusan menabung pada bank muamalat.Sedangkan secara parsial
(masing masing variabel) yang paling dominan berpengaruh terhadap
keputusan menabung di bank muamalat adalah variabel produk.
2. Hafrizal Okta Ade Putra (2012) dalam bentuk jurnal Manajemen dan
Kewirausahaan Vol 3. No. 1 Januari 2012 dengan judul “Pengaruh
Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Keputusan Pembelian Kartu Perdan
Prabayar XL di Kota Padang”. Hasil dari penelitian ini produk, harga,
lokasi, dan bukti fisik tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan
distribusi, karyawan dan proses berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian kartu perdana prabayar XL di Kota Padang.
3. Tri Harsini Wahyuningsih, Ralina Transistari (2015) dalam bentuk jurnal
Bisnis dan Ekonomi Vol. 6 No. 1 Juni 2015 dengan judul “Pengaruh
Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Produk Asuransi
Pada Wanita Pekerja di Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil penelitian
secara simultan memberikan kontribusi terhadap keputusan
menggunakan produk asuransi oleh wanita pekerja di provinsi DIY.
Sedangkan secara parsial yang paling dominan berpengaruh terhadap
keputusan menggunakan produk asuransi oleh wanita pekerja di provinsi
DIY adalah physical evidence (bukti fisik).
4. Lisnawati (2013) dalam bentuk skripsi yang berjudul “Pengaruh Bauran
Pemasaran Terhadap Keputusan Anggota Dalam Menggunakan Produk
Pembiayaan Murabahah (Studi Pada Produk Jasa Keuangan Mikro di
BMT Mitraman). Hasil penelitian dapat disimpulkan antara lain: Secara
simultan menunjukan nilai F hitung 40,233 dengan signifikansi
0,000<0,05 yakni 7 faktor bauran pemasaran berpengaruh secara positif
secara bersama-sama terhadap kepuasan anggota dan saling berkaitan.
Dan secara parsial dengan menggunakan uji t bahwa faktor yang paling
berpengaruh terhadap keputusan nasabah adalah faktor proses dengan
nilai signifikansi 0,003 dan t hitung 3,124. Hal ini karena proses yang
ada di BMT Mitrama prosedur pencairan uang tidak terlalu sulit. Dan
hitung 2,133 yang atinya faktor bukti fisik tidak begitu berpengaruh
terhadap keputusan anggota menggunakan pembiayaan murabahah.
5. Heni Husni Muasyaroh (2014) dalam bentuk skripsi yang berjudul
“Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Minat Nasabah Menggunakan
E-Banking PT BNI Syariah. Dalam hasil penelitian ini dapat disimpulkan
antara lain: Bahwa dari lima variabel: produk, tarif, promosi, proses dan
layanan. Dari uji F dapat diperoleh F hitung sebesar 19,575 dengan
tingkat probabilitas signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi dapat digunakan dan
ada pengaruh secara bersama-sama dari produk, tarif, promosi, proses
dan layanan terhadap minat nasabah. Berdasarkan hasil pengujian
koefisien determinasi diperoleh Adjusted R2 sebesar 0,484 yang berarti
bahwa kontribusi produk, tarif, promosi, proses dan layanan secara
simultan berpengaruh terhadap minat nasabah sebesar 48, 4%. Secara
parsial hanya variable proses dan tarif yang berpengaruh positif terhadap
minat nasabah menggunakan e-banking.Sedangkan variabel produk,
promosi dan layanan tidak berpengaruh terhadap minat nasabah.
6. Yasin Muhammad Habibi (2015) dalam bentuk skripsi yang berjudul
Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen
di Kosudgama Yogyakarta. Hasil penelitian ini menyimpulkan pengujian
hipotesis 1 menunjukan bahwa variable produk, harga, tempat dan
promosi secara simultan terhadap keputusan membeli dengan nilai
bahwa variabel produk memiliki pengaruh terhadap keputusan
pembelian konsumen di Kosudgama Yogyakarta dengan signifikansi
sebesar 0,004.Hasil pengujian hipotesis 3 menunjukan bahwa variabel
harga memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen di
Kosudgama Yogyakarta dengan signifikansi sebesar 0,018.Hasil
pengujian hipotesis 4 menunjukan bahwa variabel tempat memiliki
pengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen di Kosudgama
Yogyakarta dengan signifikansi sebesar 0,024.Hasil pengujian hipotesis
5 menunjukan bahwa variabel promosi memiliki pengaruh terhadap
keputusan pembelian konsumen di Kosudgama Yogyakarta dengan
signifikansi sebesar 0,035. Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa terdapat pengaruh diantara
variabel produk, harga, tempat dan promosi terhadap keputusan
pembelian konsumen di Kosudgama Yogyakarta.
7. Junitrianto Kantohe dan M. Karuntu (2014) dalam jurnal EMBA Vol.2
No.1 Maret 2014 yang berjudul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Konsumen Dalam Berbelanja Pada Fiesta Pasar Swalayan Manado. Hasil
penelitian menunjukkan variabel keragaman produk, harga, lokasi,
suasana toko, layanan eceran, dan bauran promosi berpengaruh secara
parsial dan simultan terhadap keputusan membeli.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah bahwa
penelitian ini mengkonfirmasi apakah hasil penelitian sebelumnya berlaku
simpanan mudharabah berjangka, simpanan pendidikan, simpanan
aqiqah/qurban, simpanan walimah dan simpanan haji/umrah dengan cara
meneliti faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi nasabah dalam
menggunakan produk simpanan (funding). Kemudian yang membedakan
penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak pada teknik pengambilan
sampel, peneliti terdahulu menggunakan teknik purposive sampling dalam
teknik pengambilan sampel yang bertujuan untuk memilih sampel yang
minimal sudah lebih dari 3 bulan menjadi nasabah, sedangkan dalam
penelitian ini hanya menggunakan teknik quota sampling subyek dalam
penelitian adalah semua nasabah simpanan (funding) untuk kemudian yang
dijadikan sampel berjumlah 100 responden. Selain itu yang membedakan
penelitian ini dengan terdahulu terletak pada obyek penelitian.
B. Kerangka Teoritik
1. Pengertian Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok
yang dilakukan perusahan untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya,untuk berkembang dan mendapatkan laba.
Definisi pemasaran menurut Philip Kotler dirumuskan sebagai
berikut:
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaandan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain (Kotler dalam Kasmir, 2010: 53).
Dari pengertian tersebut dapa diutaikan bahwa pemasaran
nasabahnya terhadap produk dan jasa. Untuk mengetahui kebutuhandan
keinginan konsumen, maka setiap perusahaan perlu melakukan riset
pemasaran, karena dengan melakukan riset pemasaran inilah bisa
diketahui keinginan dan kebutuhan konsumen yang sebenarnya
(Kasmir, 2010: 53)
2. Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran merupakan orientasi manajemen yang
menekankan bahwa kunci pencapaian tujuan organisasi terdiri dari
kemampuan perusahaan/organisasi menentukan kebutuhan dan
keinginan pasar yang dituju (sasaran) dan kemampuan
perusahaan/organisasi tersebut memenuhinya dengan kepuasan yang
diinginkan secara lebih efektif dan efisien dari para saingan (Assauri,
77: 2011) Ada tiga landasan konsep pemasaran, yaitu:
a. Konsumen dapat dikelompokan ke dalam segment pasar yang
berbeda tergantung dari kebutuhan dan keinginannya.
b. Konsumen dalam suatu segment pasar tertentu lebih menyenangi
atau tertarik akanapa yang ditawarkan perusahaan/organisasi yang
dapat langsung memenuhi kepuasan dankeinginan tertentu dari
mereka.
c. Tugas organisasi adalah untuk meneliti dan memilih pasar yang
dituju (sasaran) dan berusaha mengembangkan usaha-usaha
penawaran dan program-program pemasaran sebagai kunci untuk
3. Pemasaran Dalam Perspektif Islam
a. Konsep Pemasaran Dalam Islam
Dalam syariah marketing, bisnis yang disertai
keihklasan semata-mata hanya untuk mencari keridhaan Allah,
maka seluruh bentujuan transaksinya ditujukan agar menjadi
ibadah dihadapan Allah SWT. Hal ini akan menjadi bibit dan
modal besar baginya untuk menjadi bisnis yang besar, yang
memiliki spiritual brand, yang memiliki kharisma, keungulan
dan keunikan yang tak tertandingi. Hal ini seperti yang
tercantum dalam Al Quran suratAl Baqarah (2): 265 yaitu:
”Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan
hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk
keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang
terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat,
maka kebun itu kan menghasilkan buahnyadua kali
lipat.Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka ujan
gerimis (pun memadai). Dan Allah maha melihat apa
b. Karakteristik Syariah Marketing
Pemasaran dalam Islam merupakan salah satu bentuk
muamalah yang dibenarkan dalam Islam, seperti dalam segala
proses transakinya terpelihara dari hal-hl yang terlarang oleh
ketentuan syariah. Adapun terdapat empat karakteristik syariah
marketing yang dapat menjadi panduan bagi para pemasar
sebagai berikut (Kertajaya dan Muhammad, 2006: 28):
1) Teistis (Rabbaniyah)
Salah satu ciri khas syariah marketing yang tidak dimiliki
dalam pemasaran konvensional yang dikenal selama ini
adalah sifatnya yang religius.
2) Etis (Akhlaqiyyah)
Keistimewaan yang lain dari syariah marketingselain
karena teistis (rabbaniyah), juga karenasangat
mengedepankan masalah akhlak dalam seluruh aspek
kegiatanya.
3) Realistis (Al-Waqi’iyyah)
Syariah marketing bukanlah konsep yang eksklusif, fanatis,
anti-modernitas, dan kaku. Syariah marketing adalah
konsep pemasaran yang fleksibel, sebagaimana keluasan
4) Humanistis (Al- Insaniyyah)
Keistimewaan syariah marketing yang lain adalah sifatnya
yang humanistis universal. Humanistis adalah bahwa
syariah diciptakan untuk manusia agar derajadnya
terangkat, sifat kemanusiaannya terjaga dan terpelihara,
serta sifat-sifat kehewanannya dapat terkekang dengan
pandun syariah
c. Sifat Pemasaran Islam
Sesuai dengan ajaran syariah, maka sifat pemasaran
Islam adalah sebagai berikut (Kertajaya dan Muhmmad,
2006:120):
1) Shiddiq (Benar dan Jujur)
Shiddiq adalah sifat Nabi Muhmmad SAW,
artinya benar dan jujur. Dalam pemasaran sifat
shiddiq haruslah menjiwai seluruh perilakunya
dalam melakukan pemasaran, dalam artian selalu
jujur baik kepada company (pemegang saham),
customer (nasabah), competitor (pesaing), maupun
kepada people (karyawan) sehingga bisnis itu
benar-benar dijalankan dengan prinsip-prinsip kebenar-benaran
2) Amanah (Terpercaya)
Amanah artinya dapat dipercaya,
bertanggung jawab dan kredibel. Sifat amanah
memainkan peran yang fundamental dalam bisnis
ekonomi dan bisnis, karena tanpa kredibilitas dan
tanggung jawab, kehidupan bisnis dan ekonomi akan
hancur.
3) Fathanah (Cerdas)
Fathanah dapat diartikan sebagai intelektual,
kecerdikan atau kebijaksanaan. Dalam bisnis,
implikasi ekonomi sifat fathanah adalah bahwa
segala aktivitas dalam manajemen suatu perusahaan
haruslah dengan kecerdasan, dengan
mengoptimalkan semua potensi dan akal yang ada
untuk mencapai tujuan.
4) Tabligh ( Komunikatif)
Implementasinyaa dalam kegiatan pemasaran
adalah bahwa seorang pemasar harus mampu
menyampaikan keunggulan-keunggulan produknya
dengan jujur tidak harus berbohong dan menipu
pelanggan serta dapat mengkomunikasikannya
4. Perilaku Konsumen
a. Pengertian Perilaku Konsumen
Perilaku Konsumen dapat didefinisikan sebagai studi tentang
unit pembelian dan proses pertukaran yang melibatkan
perolehan, konsumsi dan pembuangan barang, jasa, pengalaman,
serta ide-ide (John C Mowen dan M. Minor, 2001: 6)
b. Faktor-faktor yang Mempegaruhi Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen dipengaruhi oleh banyak faktor.
Faktor-faktor itu akan membantu perusahaan didalam mengembangkan,
menetapkan harga, promosi serta dalam mendistribusikan
produknya dengan lebih baik. Faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen menurut Philip Kotler (Kotler, 2000: 223)
adalah sebagai berikut:
1) Faktor Budaya
Faktor-faktor budaya mempunyai pengaruh yang paling
meluas dan mendalam terhadap perilaku konsumen. Adapun
faktor budaya ini dibagi menjadi:
a) Kultur
Kultur adalah determinan paling fundamental dari
keinginan dan perilaku seseorang. Dan kenyataannya,
memang banyak perilaku manusia yang ditentukan oleh
kebudayaan dan akan selalu berubah setiap waktu sesuai
b) Sub Kultur
Setiap kultur terdiri dari sub-sub kultur yang lebih
kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi
anggotanya yang lebih spesifik. Sub kultur mencangkup
kebangsaan, agama, kelompok ras, dan daerah geografis.
c) Kelas Sosial
Sebenarnya mayoritas semua masyarakat manusia
memperlihatkan stratafikasi sosial. Stratafikasi
kadang-kadang berupa suatu sistem kasta dimana anggota dari
kasta yang berbeda dibesarkan untuk peranan-peranan
tertentu dan tidak dapat mengubah keanggotaan kasta
mereka. Kelas-kelas sosial menunjukkan preferensi
produk dan merek dalam bidang tertentu seperti pakaian,
perabotan rumah, kegiatan pada waktu luang dan
kendaraan.
2) Faktor Sosial
a) Kelompok Acuan
Kelompok acuan sesorang terdiri dari kelompok
yang mempunyai pengaruh langsung atau pengaruh tidak
langsung terhadap pendirian atau perilaku seseorang.
Sebagian merupakan kelompok primer, seperti keluarga,
teman, tetangga, dan rekan kerja, yang mana orang
mereka. Seseorang juga termasuk dalam kelompok
sekunder, seperti kelompok keagamaan, profesi dan
kelompok asosiasi perdagangan, yang mana cenderung
bersifat lebih formal dan mempunyai interaksi yang tidak
begitu rutin.
b) Keluarga
Anggota keluarga merupakan kelompok primer yang
paling berpengaruh. Orientasi keluarga terdiri dari orang
tua seseorang. Dari orang tua, seseorang mendapatkan
suatu orientasi terhadap agama, politik, dan ekonomi
serta suatu rasa ambisi pribadi, penghargaan pribadi dan
cinta. Hal ini juga erat kaitannya dalam hubungan
suami-istri yang masing-masing yang mempunyai peranan
tersendiri.
c) Peran dan Status
Seseorang berpartisipasi dalam banyak kelompok
sepajang hidupnya. Posisi orang dalam setiap kelompok
dapat didefinisikan dalam istilah peran dan status.
Orang-orang memilih produk-produk yang
mengkomunikasikan peran dan status mereka dalam
masyarakat.
3) Faktor Pribadi
Usia dan tahap siklus hidup sangat mempengaruhi
perilaku konsumen. Orang-orang membeli barang dan
jasa yang berbeda sepanjang hidupnya terkait dengan
faktor usia dan tahapan siklus hidupnya.
b) Pekerjaan
Pekerjaan sesorang juga mempengaruhi pola
konsumsinya. Perbedaan kelas pekerjaan ini
mengakibatkan adanya variasi dari kelas-kelas produk
untuk menyesuaikan kelas-kelas konsumennya.
c) Keadaan Ekonomi
Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan
ekonomi seseorang. Keadaan ekonomi meliputi
pendapatan yang dapat dibelanjakan, tabungan dan
kekayaan, hutang, kekuatan untuk meminjam dan
pendirian terhadap belanja dan menabung.
d) Gaya Hidup
Orang-orang yang berasal dari sub kultur kelas sosial
dan pekerjaan yang sama mungkin saja mempunyai gaya
hidup yang berbeda. Gaya hidup seseorang adalah pola
hidup seseorang di dunia yang diungkapkan dalam
e) Kepribadian dan Konsep Pribadi
Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda.
Kepribadian sebagai karakteristik psikologis yang
berbeda dari seseorang yang menyebabkan tanggapan
yang relatif konsisten dan tetap terhadap lingkungannya.
4) Faktor Psikologis
a) Motivasi
Seseorang mempunyai banyak kebutuhan pada setiap
waktu tertentu. Sebagian kebutuhan bersifat biogenik
(biologis) dan sebagian lainnya bersifat psikogenik
(psikologis).
b) Persepsi
Seseorang yang termotivasi adalah siap untuk
bertindak. Bagaimana seseorang benar-benar bertindak
dipengaruhi oleh persepsi dia mengenai situasi tertentu
dan persepsi masing-masing orang terhadap sesuatu
mungkin sama mungkin juga tidak.
c) Pengetahuan
Pengetahuan menjelaskan perubahan dalam perilaku
suatu individu yang berasal dari pengalaman.
Pengetahuan seseorang dihasilkan melalui suatu proses
yang saling mempengaruhi dari dorongan, stimuli,
d) Kepercayaan dan Sikap Pendirian
Melalui bertindak dan belajar orang-orang
memperoleh kepercayaan dan pendirian. Hal ini
kemudian mempengaruhi perilaku pembelian mereka.
c. Pengambilan Keputusan Untuk Membeli
Perilaku konsumen berusaha memahami bagaimana
konsumen mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan
menghabiskan produk dan jasa. Konsumen yang melakukan
keputusan setiap hari/pada periode tertentu tidak menyadari
bahwa konsumen tersebut telah mengambil keputusan.
Untuk memahami bagaimana konsumen sesungguhnya
mengambil keputusan pembelian, pemasar harus
mengidentifikasi siapa yang membuat dan melakukan input
kedalam keputusan pembelian.. Pihak itu bisa saja berperan
sebagai inisiator, pemberi pengaruh, pengambil keputusan,
pembeli dan pengguna (Kotler, 2006: 252).
Pengambilan keputusan dalam membeli dapat dirtikan
sebagai sutu proses penilaian dan pemilihan dari berbagai
alternatif sesuai dengan kepentingan tertentu, dengan
menetapkan suatu pilihan yang dianggp paling menguntungkan
dan mengambil keputusan yang telah dianggap paling baik.
keputusan terdiri beberpa tahap, ada yang membagi dalam empat
tahap atau enam tahap, tetapi intinya adalah sama (Swastha dan
Handoko, 2000: 106) membagi proses keputusan dalam
membeli menjadi lima tahap, yaitu:
1) Menganalisa kebutuhan dan keinginan.
2) Pencarian informsi.
3) Alternative pembelian.
4) Keputusan untuk membeli.
5) Perilaku sesudah pembelian.
5. Bauran pemasaran (Marketing Mix)
Bauran pemasaran (marketing mix) menurut Kotler dan
Armstrong (2008: 62) adalah kumpulan alat pemasaran taktis
terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons
yang diinginkan dipasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari
semua hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi
permintaan produknya.
Bauran pemasaran merupakan strategi kombinasi yang
dilakukan oleh berbagai perusahaan dalam bidang pemasaran.
Hampir semua perusahaan melakukan strategi ini guna mencapai
tujuan pemasarannya, apalagi dalam kondisi persaingan yang
demikian ketat saat ini (Kasmir, 2010: 119). Penggunaan bauran
pemasaran dalam dunia perbankan dilakukan dengan menggunakan
praktiknya konsep bauran pemasaran untuk produk yang berupa
barang maupun jasa.
Menurut Kotler dalam Kasmir, 2010: 119) konsep bauran
pemasaran (marketing mix) terdiri dari empat P (4P), yaitu: Product
(Produk), Price (Harga), Place (Tempat/lokasi), dan Promotion
(Promosi) sedangkan menurut Boom dan Bitner menambah dalam
bisnis jasa, bauran pemasaran disamping 4 P ada tambahan dengan
3P, yaitu: People (Orang/Karyawan), Procces (Proses Jasa) dan
Physical Evidence (Bukti Fisik). Dari penjelasan tersebut dapat
disimpulkan secara keseluruhan penggunaan konsep bauran
pemasaran untuk produk jasa menjadi 7P.
Kegiatan yang dimaksud dalam marketing mix jasa adalah terdiri
dari keputusan yang menyangkut 7 variabel, yaitu:
a. Produk (Product)
Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar
untuk mendapatkan perhatian, dimiliki, digunakan atau
dikonsumsi yang meliputi barang secara fisik, jasa, kepribadian,
tempat, organisasi dan gagasan atau buah pikiran ( Assauri,
2011: 139). Sedangkan menurut Tjiptono, Produk adalah
pemahaman subyektif dari produsen atau ‘sesuatu’ yang bisa
ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi
memalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen
diciptakan dan dapat ditawarkan karena dicari, diminati, dibeli,
digunakan oleh konsumen untuk memenuhi kebutuhan.
Untuk mengantisipasi agar produk yang diluncurkan sesuai
dengan tujuan yang diharapkan, maka dalam peluncuran produk
diperlukan strategi-strategi tertentu. Menurut Kasmir (2010:
107) ada 4 strategi produk yang dilakukan untuk
mengembangkan suatu produk bank, yaitu:
1) Penentuan Logo dan Motto
Logo merupakan ciri khas dari suatu bank,
sedangkan moto merupakan serangkaian kata-kata berisikan
misi dan visi suatu bank dalam melayani masyarakat. Logo
dan moto jga sering disebut sebagai ciri dari suatu produk.
Pertimbangan membuat logo dan moto adalah sebagai
berikut:
a) Memiliki arti (dalam arti positif)
b) Menarik perhatian
c) Mudah diingat
2) Menciptakan merek
Tujuan dari menciptakan merek adalah agar mudah
dikenal dan diingat oleh pembeli. Merek merupakan sesuatu
untuk mengenal barang atau jasa yang ditawarkan.
Pengertian merek sering diartikan sebagai nama, simbol,
Penciptaan merek harus mempehatikan faktor-faktor, yaitu:
a) Mudah diingat
b) Terkesan hebat dan moderen
c) Memiliki arti (arti positif)
d) Menarik perhatian
3) Menciptakan kemasan
Kemasan merupakan suatu pembungkus dari suatu
produk. Dalam dunia perbankan, karena lebih diartikan
kepada pemberian pelayanan atau jasa kepada nasabah,
selain itu sebagai pembungkus bisa berupa buku tabungan,
cek, giro bilyet, ATM, atau kartu kredit.
4) Keputusan label
Label merupakan sesuatu yang lengket dengan
produk yang ditawarkan dan meupakan bagian dari kemasan.
Dalam label dijelaskan siapa yang membuat, dimana dibuat,
kapan dibuat, cara menggunakanya, waktu kadaluarsa,
komposisi isi dan informasi lainnya.
b. Harga (Price)
Menurut Kotler dan Armstrong (2008: 63) harga adalah
jumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk
memperoleh produk. Sebuah perusahaan menegosiasikan harga
dengan masing-masing pelanggan, menawarkan diskon,
Tindakan ini dilakukan untuk menyesuaikan harga dengan
situasi persaingan yang ada dan membawa produk agar sejalan
dengan persepsi pembeli.
Jadi disimpulkan yang dimaksud dengan harga adalah
jumlah uang yang harus dibayarkan konsumen untuk membeli
produk agar bisa memperoleh produk tersebut.
Penentuan harga merupakan aspek penting dalam kegiatan
pemasaran.Bagi perbankan, khususnya perrbankan yang
berdasarkan prinsip syariah,harga disebut juga sebagai bagi
hasil. Jika bagi bank konvensional yaitu bunga, biaya
administrasi, biaya sewa, biaya iuran dan lain sebagainya
(Kasmir, 2010: 135). Dengan diketahui penentuan harga, maka
akan menjadi mudah. Penentuan harga oleh suatu bank
dimaksudkan dngan berbagai tujuan yang ingin dicapai. Dalam
penetapan harga, perushaan memiliki tujuan, diataranya yaitu:
1) Utuk bertahan hidup
Dalam kondisi tertentu, terutama dalam kondisi
persaingan yang tinggi,bank dapat menentukan harga
semurah mungkin dengan maksud produk atau jasa yang
ditawarkan laku dipasaran.
2) Untuk memaksimalkan laba
Mengharapkan penjualan meningkat sehingga laba
3) Untuk memperbesar market share
Penentuan harga ini dengan harga yang murah
sehingga diharapkan jumlah nasabah meningkat dan
diharapkan pula nasabahberalih ke produk yang ditawarkan.
4) Mutu produk
Untuk memberikan kesan bahwa produk atau jasa
yang ditawarkan memiliki kualitas yang tinggi dan biasanya
harga ditentukan setinggi mungkin.
5) Karena pesaing
Penentuan harga dengan melihat harga pesaing,
tujuannya agar harga yang ditawarkan jangan melebihi harga
pesaing.
c. Lokasi (Place)
Tempat/lokasi meliputi kegiatan perusahaan yang membuat
produk tersedia bagi pelanggan (Kotler dan Armstrong, 2008:
63).
Yang dimaksud lokasi bank menurut Kasmir (2010: 145) adalah
tempat diperjualbelikannya produk cabang bank dan pusat
pengendalian perbankan. Ada beberapa macam lokasi kantor
bank, yaitu lokasi kantor pusat, cabang utama, cabang pembantu,
kantor kas dan lokasi mein-mesin Anjungan Tunai Mandiri
satu kebijakan penting. Bank yang lokasinya strategis sangat
memudahkan nasabah dalam berurusan dengan bank.
Jadi saluran distribusi dapat disimpulkan sebagai tempat atau
lokasi untuk didirikanna suatu perbankan agar masyarakat
mengetahui. Lokasi suatu bank haruslah strategis supaya
nasabah maupun masyarakat dapat dengan mudah melakukan
transaksi.
Dalam pemilihan dan penentuan lokasi suatu bank, perlu
diperhatikan beberapa dan perlu dipertimbangkan, yaitu:
1) Dekat dengan kawasan industry/pabrik.
2) Dekat dengan perkantoran.
3) Dekat dengan pasar.
4) Dekat dengan perumahan/masyarakat.
5) Mempertibangkan jumlah pesaing yang ada disuatu lokasi
bank.
Selain itu, memilih lokasi tergantung dari keperluan, Kasmir
(2010: 148) menyebutkan setidaknya ada 6 lokasi yang
dipertimbangkan untuk keperluan suatu perusahaan, yaitu:
1) Lokasi kantor pusat
2) Lokasi kantor wilayah
3) Lokasi kantor cabang utama
4) Lokasi kantor cabang pembantu
6) Mesin-mesin ATM
d. Promosi (promotion)
Promosi adalah sejenis komunikasi yang memberikan
penjelasan yang meyakinkan calon konsumen tentang barang
dan jasa. Tujuan promosi adalah memperoleh perhatian,
mendidik, mengingatkan, dan meyakinkan calon konsumen
(Alma, 2009: 13).Promosimenurut Tjiptono (2008: 219)
merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan program
pemasaran. Bagaimanapun kualitas produk, apabila konsumen
belum pernah mendengar dan tidak yakin bahwa produk akan
berguna bagi mereka maka mereka tidak pernah akan
membelinya.
Promosi dapat disimpulkan sebagai alat komunikasi untuk
memasarkan produk dengan berbagai cara yang kreatif dan
menarik, agar nasabah maupun masyarakat dapat mengetahui
dan mengenali produk yang mereka pasarkan. Promosi bisa
dilakukan dengan berbagai cara seperti melakukan iklan dengan
televisi atau radio. Bisa juga dengan membuat brosur dan baliho
atau bisa juga melalui mulut ke mulut dengan cerita yang
menarik.
Supaya produk yang disediakan laku terjual ke masyarakat
maupun nasabah, maka masyarakat perlu mengetahui kehadiran
masyarakat adalah melalui promosi. Dalam kegiatan ini setiap
bank berusaha untuk mempromosikan seluruh produk dan jasa
yang dimilikinya baik langsung maupun tidak langsung. Tanpa
promosi jangan mengharapkan nasabah akan mengenal bank.
Oleh karena itu promosi merupakan sarana yang paling ampuh
untuk menarik nasabah dan mempertahankan nasabah. Salah
satu tujuan promosi adalah menginformasikan segala jenis
produk yang ditawarkan dan berusaha untuk menarik calon
nasabah baru. Dan juga untuk mengingatkan nasabah akan
produk (Kasmir, 2010: 155).
Menurut Tjiptono (2008: 221) secara rinci ada 3 tujuan dari
promosi:
1) Menginformasikan (informing) dapat berupa:
a) Menginformasikan pasar mengenai keberadaan produk
baru.
b) Memperkenalkan cara pemakaian dari suatu produk
yang baru.
c) Menyampaikan perubahan harga.
d) Menjelaskan cara kerja suatu produk.
e) Menginformasikan jasa-jasa yang disediakan
perusahaan.
f) Mengurangi ketakutan atau kekhawatiran pembeli.
2) Membujuk pelanggan sasaran (persuading) untuk:
a) Membentuk pilihan merek.
b) Mengalihkan pilihan ke merek tertentu.
c) Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk.
d) Mendorong pembeli untuk belanja pada saat itu juga.
e) Mendorong pembeli untuk menerima kunjungan
wiraniaga (salesman).
3) Mengingatkan (remainding), dapat berupa:
a) Mengingatkan pembeli bahwa produk bersangkutan
dibutuhkan dalam waktu dekat.
b) Mengingatkan pembeli akan tempat-tempat yang menjual
produk perusahaan.
c) Membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada promosi
melalui periklanan.
d) Menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk
peusahaan.
Menurut Kasmir (2010: 156) ada 4 macam sarana
promosi yang dapat digunakan oleh perbankan, yaitu:
a) Periklanan (advertising)
Merupakan promosi yang dilakukan dalam bentuk
spanduk, brosur, koran, majalah, televisi atau radio.
Digunakan untuk mengingatkan penjualan melalui
potongan harga atau hadiah pada waktu tertentu
terhadap barang tertentu juga.
c) Publisitas (publicity)
Untuk meningkatkan citra bank didepan calon
nasabah atau nasabahnya melalu kegiatan sponsorship
terhadap suatu kegiatan amal ataupun sosial.
d) Penjualan pribadi (personal selling)
Dilakukan melalui peribadi-pribadi karyawan bank
dalam melayani serta ikut mempengaruhi nasabah.
e. Orang/sumber daya manusia (people)
Orang/sumber daya manusia merupakan partisipan atau
orang semua pelaku yang memainkan sebagai penyajian jasa dan
karenanya mempengaruhi persepsi pembeli. Yang termasuk
dalam unsur dalam hal ini adalah personil perusahaan,
konsumen dan konsumen lain dalam lingkungan jasa. Menurut
Danupranata (2013: 41) sumber daya manusia atau people hal
ini diinterprestasikan sebagai sumber daya manusia dari
perbankan syariah itu sendiri baik secara langsung maupun tidak
langsung yang akan berhubungan dengan nasabah. SDM inipun
akan sangt berkorelasi dengan tingkat kepuasan para pelanggan
perbankan syariah. SDM dapat disimpulkan merupakan orang
memadai seperti ilmu pengetahuan untuk menjelaskan produk
yang ada di perbankan, cara bersikap, cara berpakaian dan juga
cara melayani nasabah dengan baik. Selain karyawan nasabah
juga menjadi pendukung untuk berdirinya suatu perbankan.
Ada 4 hal yang perlu diperhatikan seorang marketer/CEO
(Chief Executive Officer) untuk meningkatkan kualitas layanan
bank (Hasan, 2010: 137), yaitu:
1) Pelatihan skill interaksi dan resolusi masalah nasabah.
2) Sistem dan prosedur imbal jasa untuk mobilitas kerja.
3) Prosedur partisipasi team layanan dan eksekusi layanan.
4) Ketertarikan norma-norma religius dan norma objektif
universal.
f. Proses (Procces)
Proses adalah gabungan dari semua aktivitas, umumnya
terdiri dari prosedur, jadwal pekerjaan, mekanisme, aktivitas dan
hal-hal rutin, dimana jasa dihasilkan dan disampaikan kepada
konsumen. Dalam bisnis barang/jasa pihak pengelola harus
mengedepankan faktor proses karena dalam hal ini berubungan
secara langsung kepada konsumen selaku pihak yang menerima
pelayanan jasa/menerima barang dari perusahaan (Lupiyoadi,
2001: 63).
Menurut Kasmir (2010: 120) merupakan keterlibatan
pelayanan, kesederhanaan atau kompleksitas prosedur kerja
yang ada di bank yang bersangkutan.
Ada 5 hal yang harus diperhatika seorang marketer/CEO
(Chief Executive Officer) dalam proses perbankan untuk
meninkatkan kualitas layanan bank (Hasan, 2010: 136), yaitu:
1) Rincian standar prosedur operasi, manual dan deskripsi
kerja.
2) Prosedur/komplain nasabah.
3) Standar kinerja layanan (manual dan teknologi).
4) Keterlibatan infungsional.
5) Tingkat just in time dilivery-lead times deliveries.
g. Bukti Fisik (Physical Evidence)
Menurut Kasmir (2010: 120) bukti fisik terdiri dari adanya
logo atau simbol perusahaan, moto, fasilitas yang dimiliki,
seragam karyawan, laporan, kartu nama dan jaminan
perusahaan.
Bukti fisik dapat diartikan sebagai suatu bentuk yang dapat
dilihat dengan nyata yang mampu menarik masyarakat untuk
menjadi nasabah, seperti lingkungan yang nyaman, kebersihan,
dekorasi yang nampak keindahan dan lain sebagainya.
4 hal yang harus diperhatikan seorang maketer/CEO (Chief
untuk meningkatkan kualitas layanan bank (Hasan, 2010: 137),
yaitu:
1) Tampilan gedung, tata ruang dan tata letak fasilitias layanan.
2) Penerangan, dekorasi dan kebersihan.
3) Counter layanan transaksi manual dan otomatic (ATM).
4) Daya tarik, kenyamanan, kemudahan akses dan tempat
parkir. perilaku pelanggan.
6. Pengertian Baitul Maal wa Tamwil
a. Pengertian
Pengertian BMT menurut Sudarsono (2012: 107) BMT
(Baitul Maal wa Tamwil) terdiri dari dua istilah, yaitu Baitul
maal dan Baitul tamwil. Baitul maal lebih mengarah pada
usaha-usaha pengumupl dan penyaluran dana yang non profit,
seperti: zakat, infak dan shadaqah. Sedangkan baitul tamwil
sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana komersial.
Menurut Rodoni dan Hamid (2008: 60-61) menyatakan bahwa
BMT merupakan lembaga perekonomian rakyat kecil yang
bertujuan menungkatkan dan menumbuhkembangkan kegiatan
ekonomi pengusaha makro dan kecil yang berkualitas dengan
mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan
b. Tujuan BMT
Sebagai salah satu lembaga perekonomian umat, baitul
maal wa temwil memiliki beberapa tujuan, antara lain (Rondoni
dan Hamid: 63)
1) Meningkatkan dan mengembangkan potensi umat dalam
program pengentasan kemiskinan khususnya pengusaha
kecil/lemah.
2) Memberikan sumbangan aktif terhadap upaya
pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan umat.
3) Menciptakan sumber pembiayaan dan penyediaan modal
bagi anggota dengan prinsip syariah.
4) Mendorong sikap hemat dan gemar menabung.
5) Menumbuhkan usaha-usaha yang peroduktif.
6) Membantu para pengusaha lemah untuk mendapatkan modal
pinjaman dan membebaskan dari sistem riba.
7) Menjadi lembaga keuangan alternative yang dapat
menopang percepatan pertumbuhan ekonomi nasional.
8) Meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan usaha,
disamping meningkatkan kesempatan kerja dan penghasilan
c. Peran BMT
Keberadaan BMT memiliki beberapa peran sebagai berikut:
(Arif, 2012: 132).
1) Menjauhkan masyarakat dari praktik ekonomi nonsyariah,
aktif melakukan sosialisasi ditengah masyarakat tentang arti
pentingnya sistem ekonomi Islam.
2) Melakukan pembinaan dan pendanaan usaha kecil.
3) Melepaskan ketergantungan pada rentenir.
4) Menjaga keadilan ekonomi masyarakat dengan distribusi
yang merata.
d. Ciri-ciri BMT
BMT memiliki ciri-ciri umum dan khusus antara lain sebagai
berikut (Ridwan, 2004: 132).
1) Ciri-ciri utama
a) Berorientasi bisnis, mencari laba bersama, meningkatkan
pemanfaatan eknomi paling banyak untuk anggota dan
masyarakat.
b) Bukan lembaga sosial, tapi bermanfaat untuk
mengefektifan pengumpulan dan pensyarufkan dana
zakat, infaq, dan sedekah bagi kesejahteraan orang
banyak.
c) Ditumbuhkan dari bawah berlandaskan peran serta
d) Milik bersama masyarakat bawah bersama dengan orang
kaya disekitar BMT, bukan milik perseorangan atau
orang diluar mayarakat. Atas dasarnya ini BMT tidak
dapat berbadan hukum perseroan.
2) Ciri-ciri khusus BMT
a) Staf dan karyawan BMT bertindak proaktif, tidak
menunggu tetapi menjembut bola, bahkan merebut bola,
baik untuk menghimpun dana anggota maupun untuk
pembiayaan. Pelayanannya mengacu kepada kebutuhan
anggota, sehingga semua staff BMT harus mampu
memberikan yang terbaik buat anggota dan masyarakat.
b) Kantor dibuka dalam waktu yang tertentu yang
ditetapkan sesuai dengan kebutuhan pasar, waktu buka
kasnya tidak terbatas pada siang hari saja, tetapi dapat
saja malam atau sore hari tergantung pada kondisi
pasarnya. Kantor ini hanya ditunggu oleh sebagian staff
saja karena kebanyakan dari mereka pada keluar untuk
menjemput anggota.
c) BMT mengadakan pendampingan usaha anggota,
pendampingan ini akan lebih efektif jika dilakukan
secara berkelompok (Pokusma). Dalam pendampingan
ini dilakukan pengajian rutin, dirumah, masjid atau
beranggotakan 10-25 orang. Setiap kelompok akan
selalu didampingi oleh staf BMT.
d) Manajemen BMT adalah profesional Islami
a) Administrasi keuangan dilakukan berdasarkan
standar akuntansi keuangan Indonesia yang
disesuaikan dengan prinsip akuntansi syariah. Jika
dirasa telah mampu, BMT dapat menggunakan
sistem akuntansi komputerisasi sehingga
mempermudah dan mempercepat proses pembukuan.
Pembukuan ini dilaporkan secara berkala dan
terbuka.
b) Setiap bulan BMT akan menerbitkan laporan
keuangan dan penjelasan dari isi laporan tersebut.
c) Setiap tahun buku ditetapkan, maksimal sampai
bulan maret berikutnya, BMT akan
menyelenggarakan musyawarah anggota tahunan,
forum ini merupakan forum permusyawaratan
tertinggi.
d) Aktif menjemput bola, berprakarsa, kreatif-inovatif,
menemukan masalah dan memecahkanya secara
bijak dan memberikan kemenangan kepada semua
e) Berpikir, bersikap dan bertindak “ahsanu’amala”
atau service exelence.
f) Berorientasi kepada pasar bukan kepada produk.
Meskipun produk menjadi penting, namun pendirian
pendirian dan pengembangan BMT harus senantiasa
memperhatikan aspek pasar, baik dari sisi lokasi,
potensi pasar, timgkat persaingan serta lingkungan
bisnisnya.
7. Pengertian Penghimpunan Dana (Funding).
Fundingadalah upaya yang dilakukan oleh lembaga
perbankan dalam mengelola atau mengatur posisi dana yang
diterima dari aktivitas funding untuk disalurkan kepada aktivitas
financing dengan harapan bank yang bersangkutan tetap mempu
memenuhi likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas( Danupranata,
2013: 111).
Jadi dana simpanan (funding) pada BMT adalah upaya yang
dilakukan oleh BMT dalam mengelola atau mengatur posisi dana
yang diterima dari aktivitas funding untuk disalurkan kepada
aktivitas financing dengan harapan lembaga yang bersangkutan tetap
mampu memenuhi likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas.
8. Sumber dan Karakteristik Dana BMT
Prinsip simpanan di BMT menganut azas wadiah dan mudharabah.