• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prevalensi Kandidiasis Vulvovaginalis Dan Vaginosis Bakterial Pada Ibu Hamil Di Poli Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik Medan Periode Agustus – Oktober 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Prevalensi Kandidiasis Vulvovaginalis Dan Vaginosis Bakterial Pada Ibu Hamil Di Poli Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik Medan Periode Agustus – Oktober 2013"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

PERIODE AGUSTUS – OKTOBER 2013

Oleh:

DINA RYANTI

100100122

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

JUDUL : Prevalensi Kandidiasis Vulvovaginalis dan Vaginosis Bakterial pada Ibu Hamil di Poli Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik Medan

Periode Agustus – Oktober 2013 NAMA : DINA RYANTI

NIM : 100100122

Dosen Pembimbing Dosen Penguji I

dr. Tetty Aman Nasution, M.Med, Sc dr. Kristina Nadeak, Sp.KK NIP: 19700109199702001 NIP: 196312281989032003

Dosen Penguji II

dr. Yetty Machrina, M.Kes NIP: 197903242003122002

Medan, 9 Januari 2014 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(3)

ABSTRAK

Pendahuluan: Penyebab infeksi dan non infeksi vagina pada ibu hamil yang paling sering ditemukan adalah Kandidiasis Vulvovaginalis dan Vaginosis Bakterial. Komplikasi tersebut dapat membahayakan ibu dan janin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi kandidiasis vulvovaginalis dan vaginosis bakterial pada ibu hamil di Poli ibu hamil RSUP Haji Adam Malik Medan

Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain studi cross sectional. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus-Oktober 2013. Sampel penelitian diambil dengan cara total sampling pada seluruh ibu hamil yang mengeluhkan keputihan yang datang ke Poli Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik Medan. Dilakukan pemberian informed consent, lalu pencatatan data penderita. Kemudian dilanjutkan dengan pengambilan sekret vagina. Diagnosis keputihan ditentukan oleh pemeriksaan KOH 10% dan kriteria Amsel pada Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran USU..

Hasil: Dari hasil penelitian yang dilakukan pada ibu hamil yang memeriksakan diri ke Poli Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik Medan pada bulan Agustus-Oktober 2013 didapatkan 23 wanita hamil yang didiagnosis Kandidiasis Vulvovaginalis sebanyak 13 orang (56,5%) dan Vaginosis Bakterial sebanyak 5 orang (21,7%). Karakteristik penderita Kandidiasis Vulvovaginalis dan Vaginosis Bakterial terbanyak berada pada kelompok umur 26-45, yaitu 43,5% dan 17,4%, dengan usia kehamilan trimester 3, yaitu 43,5% dan 8,7%, memiliki tingkat peguruan tinggi yaitu 34,8% dan 13%, ditemukan kehamilan multigravida, yaitu 30,4% dan 13%, riwayat keputihan, yaitu 43,5% dan 13%.

Simpulan: Jumlah penderita Kandidiasis Vulvovaginalis pada ibu hamil tinggi dibandingkan Vaginosis Bakterial. Pada usia 26-45, trimester 3, multigravida, memiliki tingkat perguruan tinggi dan memiliki riwayat keputihan paling sering ditemukan.

(4)

ABSTRACT

Introduction: The cause of the infection in pregnant woman is the most common Vulvovaginalis Candidiasis and Bacterial Vaginosis. Complications from it can harm for the mother and fetus. This study aims to determine the prevalence of candidiasis and bacterial vaginosis vulvovaginalis in pregnant women in the Antenatal Care, Haji Adam Malik Hospital

Methods: This study is a descriptive study with cross-sectional design. This study was conducted in August-October 2013. Samples were taken with a total sampling on all pregnant women who complain of vaginal discharge that is coming to the Antenatal Care, Haji Adam Malik Hospital. Do granting informed consent, and patient data records. Then proceed with the collection of vaginal secretions. The diagnosis of vaginal discharge is determined by examination of KOH 10% and Amsel criteria at the Laboratory of Microbiology, Faculty of Medicine USU. Results: About 23 pregnant women who were diagnosed with Vulvovaginalis Candidiasis as many as 13 people (56.5%) and Bacterial Vaginosis 5 people (21.7%). Characteristics of patients with Vulvovaginalis Candidiasis and Bacterial Vaginosis were highest in the age group 26-45, 43.5% and 17.4%, with the third trimester of pregnancy, which is 43.5% and 8.7%, Most have a higher education level 34.8% and 13%, This study found multigravida, 30.4% and 13%, history of vaginal discharge, which is 43.5% and 13%.

Conclusion: The number of patients with Vulvovaginalis Candidiasis in pregnant women is higher than in Bacterial Vaginosis. At the age of 26-45, third trimester, multigravida, has a college degree and had a history of vaginal discharge is most often found.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun penelitian berjudul “Prevalensi Kandidiasis Vulvovaginalis dan Vaginosis Bakterial pada Ibu Hamil di Poli Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik Medan Periode Agustus – Oktober 2013”.

Karya tulis ilmiah ini terlaksana berkat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak, terutama pembimbing dan Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas (IKK) Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU) yang telah banyak memberi masukan saran demi kesempurnaan pelaksanaan penelitian.

Ucapan terima kasih dan rasa sayang yang sebesar-besarnya kepada Orang tua saya, dr. H. Heldy BZ, MPH dan Hj. Mariati, SE, abang dan kakak saya tercinta dr. Rizka Heriansyah, Sp. OG, dr. Indra Feriadi, drg. Taufik Adrian, Annisa Fitri Rangkuti, M.Psi, Farida Puspita Sari, S.Sos serta seluruh keluarga yang telah memberi doa dan banyak dukungan dalam segala hal.

Ucapan terima kasih saya ucapkan kepada Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, D.T.M.&H., M.Sc. (C.T.M.), Sp.A.(K.), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara. Ucapan terima kasih saya tujukan kepada Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan FK USU. Kepada dr. Tetty Aman Nasution, M.Med.Sc, sebagai pembimbing yang telah memberikan petunjuk, arahan, dan masukan dalam melaksanakan langkah-langkah penyusunan karya tulis ilmiah ini. Terima kasih saya ucapkan kepada Prof. dr. Delfi Lutan, MSc, Sp. OG(K) selaku Ketua Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUP Haji Adam Malik Medan dan dr. Makmur Sitepu, sp. OG(K) selaku Ketua Divisi Feto-Maternal RSUP Haji Adam Malik Medan yang telah memberikan izin penelitian serta PPDS yang turut membantu dalam proses penelitian.

(6)

Hardiyanti, Frida Adhani yang telah banyak memberi masukan dalam proses penyusunan karya tulis ini.

Terima kasih kepada teman sekelompok karya tulis ilmiah saya, Rizka Maulidia dan Gita Annisa Raditra. Teman-teman seangkatan saya Siti Zubaidah, Mega Almira, Putri Nahrisyah, dan teman-teman lainnya yang telah banyak membantu saya dalam pengerjaan karya tulis ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa pembuatan karya tulis ilmiah ini banyak dijumpai kekurangan. Karena hal tersebut, maka penulis meminta banyak saran kepada siapa saja, khususnya pada dosen pembimbing saya dan dosen penguji. Semoga karya tulis ilmiah ini nantinya dapat berguna bagi kita semua.

Medan, Juni 2013 Penulis

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

DAFTAR SINGKATAN ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 2

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kandidiasis Vulvovaginalis ... 4

2.1.1. Definisi ... 4

2.1.2. Etiologi dan Epidemiologi ... 4

2.1.3. Faktor Risiko ... 5

2.1.4. Patofisiologi ... 5

2.1.5. Diagnosis ... 6

2.1.6. Efek Kandidiasis pada Ibu hamil... 8

2.1.7. Tata Laksana ... 8

2.2. Vaginosis Bakterial ... 8

2.2.1. Definisi ... 8

2.2.2. Etiologi dan Epidemiologi ... 9

2.2.3. Faktor Risiko ... 10

2.2.4. Patofisiologi ... 10

2.2.5. Diagnosis ... 11

2.2.6. Efek Vaginosis Bakterial pada Ibu hamil ... 13

2.2.7. Tata Laksana ... 14

2.3. Hubungan personal hygiene dengan Kandidiasis Vulvovaginalis dan Vaginosis Bakterial pada Ibu Hamil ... 14

2.4. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kandidiasis Vulvovaginalis dan Vaginosis Bakterial pada Ibu Hamil ... 14

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 16

3.2. Definisi Operasional ... 16

(8)

4.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 20

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 20

4.3.1. Populasi Penelitian ... 20

4.3.2. Sampel Penelitian ... 20

4.3.3. Besar Sampel Penelitian ... 21

4.4. Teknik Pengumpulan Data ... 21

4.5. Pengolahan dan Analisis Data... 21

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian ... 23

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 23

5.1.2. Distribusi Karakteristik Responden ... 24

5.1.3 Distribusi Penderita Kandidiasis Vulvovaginalis dan Vaginosis Bakterial Menurut Usia, Usia Kehamilan, Kehamilan, Riwayat Keputihan dan Tingkat Pendidikan ... 27

5.2. Pembahasan ... 30

5.2.1. Prevalensi Kandiasis Vulvovaginalis dan Vaginosis Bakterial pada Ibu Hamil di Poli Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik Medan Periode Agustus-Oktober 2013 ... 30

5.2.2. Distribusi Penderita Kandidiasis Vulvovaginalis dan Vaginosis Bakterial Menurut Usia, Usia Kehamilan, Kehamilan, Tingkat Pendidikan, dan Riwayat Keputihan ... 31

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 37

6.2. Saran ... 38

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Skor Nugent ... 12

Tabel 2.2.. Gambaran diagnostik dari Vaginosis Bakterial dan Kandidiasis Vulvovaginalis... 12

Tabel 5.1. Distribusi Usia Responden ... 24

Tabel 5.2. Distribusi Usia kehamilan Responden ... 24

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Kehamilan Responden ... 25

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Riwayat Keputihan Responden ... 25

Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Responden ... 26

Tabel 5.6. Distribusi Kandidiasis Vulvovaginalis dan Vaginosis Bakterial Responden ... 26

Tabel 5.7. Distribusi Penderita Kandidiasis Vulvovaginalis dan Vaginosis Bakterial Menurut Usia ... 27

Tabel 5.8. Distribusi Penderita Kandidiasis Vulvovaginalis dan Vaginosis Bakterial Menurut Usia Kehamilan ... 28

Tabel 5.9. Distribusi Penderita Kandidiasis Vulvovaginalis dan Vaginosis Bakterial Menurut Frekuensi Kehamilan ... 28

Tabel 6. Distribusi Penderita Kandidiasis Vulvovaginalis dan Vaginosis Bakterial Menurut Riwayat Keputihan ... 29

(10)

DAFTAR GAMBAR

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Informasi Pasien

Lampiran 2. Lembar Persetujuan (Informed Consent) Penelitian

Lampiran 3.Ethical Clearence

Lampiran 4. Izin Survey Awal Penelitian

Lampiran 5. Izin Penelitian

Lampiran 6. Output SPSS

(12)

DAFTAR SINGKATAN

CDC : Centers for Disease Control and Prevention KVV : Kandidiasis Vulvovaginalis

KVVR : Kandidiasis Vulvovaginalis Rekuren pH : potential of Hydrogen

SD : Sekolah Dasar

SMA : Sekolah Menengah Atas SMP : Sekolah Menengah Pertama

sp. : species

SPSS : Statistical Product and Service Solution

TK : Taman Kanak-Kanak

(13)

ABSTRAK

Pendahuluan: Penyebab infeksi dan non infeksi vagina pada ibu hamil yang paling sering ditemukan adalah Kandidiasis Vulvovaginalis dan Vaginosis Bakterial. Komplikasi tersebut dapat membahayakan ibu dan janin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi kandidiasis vulvovaginalis dan vaginosis bakterial pada ibu hamil di Poli ibu hamil RSUP Haji Adam Malik Medan

Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain studi cross sectional. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus-Oktober 2013. Sampel penelitian diambil dengan cara total sampling pada seluruh ibu hamil yang mengeluhkan keputihan yang datang ke Poli Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik Medan. Dilakukan pemberian informed consent, lalu pencatatan data penderita. Kemudian dilanjutkan dengan pengambilan sekret vagina. Diagnosis keputihan ditentukan oleh pemeriksaan KOH 10% dan kriteria Amsel pada Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran USU..

Hasil: Dari hasil penelitian yang dilakukan pada ibu hamil yang memeriksakan diri ke Poli Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik Medan pada bulan Agustus-Oktober 2013 didapatkan 23 wanita hamil yang didiagnosis Kandidiasis Vulvovaginalis sebanyak 13 orang (56,5%) dan Vaginosis Bakterial sebanyak 5 orang (21,7%). Karakteristik penderita Kandidiasis Vulvovaginalis dan Vaginosis Bakterial terbanyak berada pada kelompok umur 26-45, yaitu 43,5% dan 17,4%, dengan usia kehamilan trimester 3, yaitu 43,5% dan 8,7%, memiliki tingkat peguruan tinggi yaitu 34,8% dan 13%, ditemukan kehamilan multigravida, yaitu 30,4% dan 13%, riwayat keputihan, yaitu 43,5% dan 13%.

Simpulan: Jumlah penderita Kandidiasis Vulvovaginalis pada ibu hamil tinggi dibandingkan Vaginosis Bakterial. Pada usia 26-45, trimester 3, multigravida, memiliki tingkat perguruan tinggi dan memiliki riwayat keputihan paling sering ditemukan.

(14)

ABSTRACT

Introduction: The cause of the infection in pregnant woman is the most common Vulvovaginalis Candidiasis and Bacterial Vaginosis. Complications from it can harm for the mother and fetus. This study aims to determine the prevalence of candidiasis and bacterial vaginosis vulvovaginalis in pregnant women in the Antenatal Care, Haji Adam Malik Hospital

Methods: This study is a descriptive study with cross-sectional design. This study was conducted in August-October 2013. Samples were taken with a total sampling on all pregnant women who complain of vaginal discharge that is coming to the Antenatal Care, Haji Adam Malik Hospital. Do granting informed consent, and patient data records. Then proceed with the collection of vaginal secretions. The diagnosis of vaginal discharge is determined by examination of KOH 10% and Amsel criteria at the Laboratory of Microbiology, Faculty of Medicine USU. Results: About 23 pregnant women who were diagnosed with Vulvovaginalis Candidiasis as many as 13 people (56.5%) and Bacterial Vaginosis 5 people (21.7%). Characteristics of patients with Vulvovaginalis Candidiasis and Bacterial Vaginosis were highest in the age group 26-45, 43.5% and 17.4%, with the third trimester of pregnancy, which is 43.5% and 8.7%, Most have a higher education level 34.8% and 13%, This study found multigravida, 30.4% and 13%, history of vaginal discharge, which is 43.5% and 13%.

Conclusion: The number of patients with Vulvovaginalis Candidiasis in pregnant women is higher than in Bacterial Vaginosis. At the age of 26-45, third trimester, multigravida, has a college degree and had a history of vaginal discharge is most often found.

(15)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Keputihan adalah sekresi cairan berlebih dari saluran reproduksi wanita

(vagina). Keputihan dapat berlangsung secara fisiologis atau patologis. Pada ibu

hamil umumnya terjadi peningkatan cairan vagina, namun bukan merupakan hal

yang patologis (Cunningham, et al., 2008). Akan tetapi terdapat beberapa faktor

selama kehamilan seperti peningkatan hormon, perubahan pH pada vagina, dan

penurunan flora normal Lactobacillus yang berpotensi meningkatkan risiko

berkembangnya mikroorganisme patogen yang dapat menyebabkan infeksi vagina

pada ibu hamil (Pudjiati dan Soedarmadi, 2009). Ibu hamil dengan infeksi vagina

memiliki keluhan sekret vaginal abnormal disertai gatal, iritasi, dan rasa vulva

terbakar. Salah satu alasan yang paling sering ditemukan pada pasien saat

berkunjung ke ahli ginekologi (American College of Obstetricians and

Gynecologist, 2006). Penyebab tersering kelainan vagina baik infeksi maupun

non-infeksi adalah vaginosis bakterial, kandidiasis, dan trikomoniasis (Schorge,

2008).

Insidensi infeksi vagina pada ibu hamil terjadi peningkatan dalam tiga dekade

terakhir. Sekitar 75% dari ibu hamil pernah mengalami kandidiasis vulvovaginalis

satu episode dalam sepanjang hidupnya dan 50% dari mereka mengalami

rekurensi (Aslam, Hafeez, et al., 2008). Menurut penelitian di Rumah Sakit

Thapathali, Kathmandu, Nepal, 39% dari wanita hamil menderita vaginitis. Dari

keseluruhan penderita tersebut 52,6% menderita vaginosis bakterial, 29,5%

kandidiasis, dan 1,3% trikomoniasis. Infeksi vagina terjadi pada wanita dengan

kehamilan ketiga (Shrestha, Tuladhar, et al., 2011). Di Havana City, Kuba, angka

kejadian kandidiasis 42,3% dan trikomoniasis 9,84% (Limia, Lantero, et al.,

2007). Menurut data dari World Health Organization (WHO), angka kejadian

vaginosis bakterial pada ibu hamil berkisar 14-21% di negara Eropa, di Jepang

(16)

2012). Sedangkan untuk wilayah Sumatera Utara, khususnya Medan belum

diketahui pasti mengenai prevalensi kandidiasis vulvovaginalis dan vaginosis

bakterial pada ibu hamil.

Menurut Parveen (2008), kebanyakan ibu hamil dengan infeksi vagina pada

usia 18 – 30 tahun 57,4%, usia 31-40 tahun 45,45%. Multigravida (82,72%)

mengalami infeksi vagina lebih tinggi dibandingkan primigravida (17,27%).

Kehamilan trimester I menunjukkan 50%, trimester III 45,23%. Berdasarkan

tingkat pendidikan, SD 35,9%, SMP 35,1%, SMA 34,6%, Perguruan Tinggi

18,2%.

Beberapa komplikasi kelainan vagina baik infeksi atau non-infeksi pada

kehamilan dapat terjadi karena infeksi secara langsung dari ibu ke bayi melalui

penyebaran pada saluran reproduksi atas (ascending infection) ataupun kontak

secara langsung melalui jalan lahir. Komplikasi yang dapat membahayakan ibu

serta bayi seperti prematuritas, aborsi spontan, chorioamnionitis, kerusakan fetal

secara tidak langsung, dan ketuban pecah dini.

Berdasarkan pemikiran tersebut di atas, penulis tertarik untuk meneliti

prevalensi kandidiasis vulvovaginalis dan vaginosis bakterial pada ibu hamil di

Poli ibu hamil RSUP Haji Adam Malik Medan. Penulis ingin mengetahui

prevalensi tersebut berdasarkan usia ibu, usia kehamilan, kehamilan, riwayat

keputihan, dan tingkat pendidikan. Penulis tidak meneliti trikomoniasis

disebabkan keterbatasan alat dan waktu penelitian. Dengan penelitian ini

diharapkan bisa sebagai masukan kepada ibu hamil dan petugas Poli Ibu Hamil

dan pentingnya pemeriksaan keputihan pada ibu hamil dikarenakan banyaknya

komplikasi yang dapat membahayakan kehamilan.

2.1Rumusan Masalah

Bagaimana prevalensi kandidiasis vulvovaginalis dan vaginosis bakterial pada

ibu hamil di Poli Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik Medan periode

(17)

3.1Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Untuk mengetahui prevalensi kandidiasis vulvovaginalis dan vaginosis bakterial

pada ibu hamil di Poli ibu hamil RSUP Haji Adam Malik Medan.

b. Tujuan Khusus

- Mengetahui distribusi penderita kandidiasis vulvovaginalis berdasarkan usia, usia

kehamilan, kehamilan, riwayat keputihan, tingkat pendidikan.

- Mengetahui distribusi penderita vaginosis bakterial berdasarkan usia, usia

kehamilan, kehamilan, riwayat keputihan, tingkat pendidikan.

4.1Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yakni :

1. Sebagai informasi kepada klinisi mengenai prevalensi dan gambaran distribusi

dari kandidiasis vulvovaginalis dan vaginal bakteriosis pada ibu hamil.

2. Dapat menjadi edukasi dan masukan bagi ibu hamil tentang bahaya kandidiasis

vulvovaginalis dan vaginosis bakterial pada kehamilan.

3. Dapat menjadi bahan masukan untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

4. Hasil dari penelitian ini bisa menjadi bahan untuk pengembangan pengelolaan

infeksi vagina pada ibu hamil selanjutnya seperti dalam pencegahan ataupun

(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Kandidiasis Vulvovaginalis

2.1.1. Definisi Kandidiasis Vulvovaginalis

Kandidiasis adalah infeksi dengan berbagai manifestasi klinis yang

disebabkan oleh kandida, khususnya Candida albicans dan ragi (yeast) lain dari

genus kandida. Kandidiasis pada wanita umumnya infeksi pertama timbul di

vagina yang disebut vaginitis dan dapat meluas sampai vulva (vulvitis), jika

mukosa vagina dan vulva keduanya terinfeksi disebut kandidiasis vulvovaginalis

(KVV) (Daili, Makes, et al., 2009). KVV didefinisikan sebagai salah satu

penyebab tersering dari vaginitis, sebuah gangguan ginekologis dengan

manifestasi cairan putih, kental, tidak berbau (“cottage cheese”) yang terdapat

pada saluran bawah reproduksi wanita. Disertai gatal, iritasi, dysuria atau

dyspareunia (Nwadioha, Egah, et al., 2010).

2.1.2. Etiologi dan Epidemiologi Kandidiasis Vulvovaginalis

Penyebab terbanyak KVV adalah spesies Candida albicans (80-90%)

sedangkan penyebab terbanyak ke dua adalah Candida glabrata (10%),

sedangkan 3% lainnya oleh spesies Candida lain seperti Candida tropicalis,

Candida pseudotropicalis, Candida krusei dan Candida stellatoidea (Daili,

Makes, et al., 2009).

Tiga dari empat (75%) wanita pernah mengalami episode KVV sepanjang

hidupnya dan 10-20% wanita merupakan karier asimtomatik untuk spesies

Candida. (Parveen, Munir, et al., 2008). Paling banyak terjadi pada usia muda

15-30% (Monalisa, Bubakar, et al., 2012). Menurut Nwadioha (2010), spesies

(19)

2.1.3. Faktor Risiko Kandidiasis Vulvovaginalis

Beberapa faktor yang merupakan predisposisi atau faktor risiko, khususnya

yang berkaitan dengan dua hal, yaitu meningkatnya karbohidrat, termasuk

peningkatan dan penurunan pH. Hal ini erat hubungannya dengan :

a. Kehamilan

b.Obesitas

c. Lingkungan yang hangat dan lembab

d.Pakaian atau pakaian dalam yang ketat

e. Pemakaian oral kontrasepsi

f. Pemasangan IUD (Intra Uterine Device)

g. Pemakaian antibiotika spektrum luas

h.Menderita diabetes mellitus yang tidak terkontrol

i. Pemakaian obat yang mengandung kortikosteroid

j. Pemakaian pencuci vagina

k.Penyakit infeksi dan keganasan yang menekan daya tahan tubuh (Pudjiati,

Soedarmadi. 2009)

Kandida vulvovaginalis rekuren (KVVR) didefinisikan sebagai infeksi yang

mengalami kekambuhan 4 kali atau lebih dalam setahun (Akah, Nnamani, et al,.

2010). Perubahan hormonal seperti kehamilan dapat memicu kekambuhan KVV.

Penggunaan larutan pembersih organ kewanitaan atau douching juga dapat

menyebabkan KVVR. Diduga mekanismenya melalui reaksi hipersensitivitas

yang mengakibatkan meningkatnya kerentanan terhadap kandida. Faktor lain

penyebab KVVR adalah kontak seksual yang terlalu sering. Diduga hal ini

disebabkan karena abrasi vagina dan alergi terhadap semen pria (Pudjiati dan

Soedarmadi, 2009).

2.1.4. Patofisiologi Kandidiasis Vulvovaginalis pada Ibu Hamil

Mekanisme terjadinya KVV terutama pada kehamilan berlangsung sangat

kompleks. Selama kehamilan, terjadi peningkatan kedua hormon yaitu

(20)

anti-kandida pada aktivitas neutrofil. Sedangkan estrogen bekerja mengurangi

kemampuan sel epitel vagina untuk menghambat pertumbuhan Candida albicans

dan juga menurunkan immunoglobin pada sekret vagina. Kondisi ini mendukung

terjadinya kolonisasi dari kandida tersebut. Sehingga meningkatkan kerentanan

pada ibu hamil mengalami KVV (Aslam, Hafeez, et al., 2008).

Selain itu, KVV umumnya terjadi karena perubahan pH dan kandungan gula

pada sekret vagina. Peningkatan hormon estrogen selama kehamilan

menyebabkan produksi glikogen lebih banyak pada vagina. Hal ini memiliki efek

langsung pada sel ragi dikarenakan pertumbuhannya yang cepat dan mudah

lengket pada dinding vagina (Parveen, Munir, et al., 2008).

2.1.5. Diagnosis Kandidiasis Vulvovaginalis

Diagnosis cepat dan tepat dapat ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dan

didukung pemeriksaan mikroskopik langsung, bila perlu dilakukan biakan

(kultur). Berikut ini beberapa pemeriksaan untuk mendeteksi KVV :

• Pemeriksaan klinis

Pada gambaran klinis, keluhan khas dari KVV adalah gatal/iritasi vulva

dan duh tubuh vaginal/keputihan Vulva bisa terlihat tenang, tetapi bisa juga

kemerahan, udem dengan fisura, dan dijumpai erosi dan ulserasi. Kelainan

lain yang khas adalah adanya pseudomembran, berupa plak-plak putih seperti

sariawan (thrush), terdiri dari miselia yang kusut (matted mycelia), leukosit

dan sel epitel yang melekat pada dinding vagina.

Pada vagina juga dijumpai kemerahan, sering tertutup pseudomembran putih

keju. Jika pseudomembran diambil akan tampak mukosa yang erosif. Cairan

vagina biasanya mukoid atau cair dengan butir-butir atau “gumpalan keju”

(cottage cheese). Namun, duh tubuh biasanya amat sedikit dan cair, vagina

dapat tampak normal. Pada pemeriksaan kolposkopi, terdapat dilatasi atau

meningkatnya pembuluh darah pada dinding vagina atau serviks sebagai

(21)

• Pemeriksaan laboratorium

Menurut Daili (2009), pemeriksaan mikroskopik dapat dipakai sebagai standar

emas (gold standard) untuk membuktikan adanya bentuk ragi dari kandida.

Terutama sensitivitasnya pada penderita simtomatik sama dengan biakan. Di

bawah ini terdapat beberapa metode pemeriksaan laboratorium yang dapat

dilakukan untuk memeriksa ada tidaknya kandida

1. Pemeriksaan mikroskopik : pulasan dari pseudomembran atau cairan vagina

dijadikan sampel lalu dilakukan pewarnaan Gram atau KOH 10% kemudian di

letakkan di bawah mikroskop cahaya. Candida albicans akan terlihat dimorfik

dengan ragi sel-sel tunas berbentuk lonjong dan hifa. Serta dalam bentuk yang

invasif kandida tumbuh sebagi filamen, miselia, atau pseudohifa (Schorge,

Schaeffer, et al., 2008).

Gambar 2.1. Yeast Pseudohyphae (Sumber : Steece, 2011)

2. Kultur : sampel dibiakkan pada agar Sabouraud’s dextrose atau agar Nutrient.

Piring agar diinkubasi pada suhu 37°C selama 24-72 jam (Yousif, Hussien. 2010).

Biakan jamur (kultur) dari sekret vagina dilakukan untuk konfirmasi terhadap

hasil pemeriksaan mikroskopik yang negatif (false negative) yang sering

ditemukan pada KVV kronis dan untuk mengindentifikasi spesies non-Candida

(22)

postif kultur saja tidak dapat dijadikan indikasi seseorang menderita KVV jika

tidak ditemukan simtom pada vagina karena 10-15% wanita normal dijumpai

kolonisasi pada vaginanya (Daili, Makes, et al., 2009). Hal ini didukung oleh

Schorge (2008), kultur secara rutin tidak direkomendasikan kecuali pada wanita

yang telah terinfeksi kandida sebelumnya serta gagal dalam pemberian

pengobatan empiris.

2.1.6 Efek Kandidiasis Vulvovaginalis pada Ibu Hamil

Komplikasi KVV pada ibu hamil dapat terjadi dengan cara penyebaran

infeksi ke bagian atas saluran reproduksi (ascending infection) melalui diseminasi

hematogen. Bayi yang lahir dari ibu yang menderita KVV dapat terinfeksi secara

langsung dari kontaminasi cairan amnion atau melalui jalan lahir (Monalisa,

Bubakar. 2012). Komplikasi tersebut adalah prematuritas, aborsi spontan,

chorioamnionitis, dan beberapa infeksi yang dapat diderita bayi pada saat

persalinan. Neonatus prematur mudah terinfeksi jamur dikarenakan sistem imun

yang belum matang. Selama persalinan, transmisi dapat terjadi melalui vagina ibu

yang telah terinfeksi dengan bayi yang baru lahir dan meningkatkan resiko

kejadian infeksi kandida kongenital. Bayi dengan oral thrush yang mendapatkan

air susu ibu (ASI) dapat meningkatkan risiko kandidiasis pada puting susu ibu

tersebut (Parveen, Munir, et al., 2008).

2.1.7 Tata Laksana Kandidiasis Vulvovaginalis pada Ibu Hamil

Butoconazole 2% krim, 5 gram secara intravaginal selama 3 hari atau

fluconazole 150 mg secara oral dengan dosis tunggal (Hacker, Gambone, et al.,

2010).

2.2.Vaginosis Bakterial

2.2.1. Definisi Vaginosis Bakterial

Dalam pengertiannya, Vaginosis Bakterial (VB) adalah keadaan abnormal

pada ekosistem vagina yang ditandai dengan perubahan konsentrasi hirogen

(23)

konsentrasi H2O2 digantikan oleh peningkatan konsentrasi bakteri anaerob

(Mobiluncus, Provetella, Peptostreptococcus, Bacteroides, dan Eubacterium) dan

bakteri fakultatif (Gardnella vaginalis, Mycoplasma hominis, Enterococcus dan

grup β Streptococcus). Perubahan ini umumnya ditandai dengan produksi sekret vagina yang banyak, berwarna abu-abu, tipis, homogen, berbau amis, dan

terdapat peningkatan pH dari nilai < 4,5 sampai 7,0. (Anggraini, Maryuni, et al.,

2012). Hal ini bisa timbul dan remisi secara spontan pada wanita dengan seksual

aktif dan wanita yang buka seksual aktif (Adam, Zainuddin, et al., 2009).

2.2.2. Etiologi dan Epidemiologi Vaginosis Bakterial

Secara epidemiologi, kumpulan gejala yang timbul pada VB berhubungan

dengan aktivitas seksual. VB merupakan infeksi vagina yang tersering pada

wanita dengan seksual aktif. Penyebab VB bukan organisme tunggal. Pada suatu

analisis dari data flora vagina memperlihatkan bahwa ada 4 jenis bakteri vagina

yang berhubungan dengan VB yaitu Gardnella vaginalis, Bacteroides Sp,

Mobiluncus Sp, Mycoplasma hominis.

Gardnella vaginalis

Berbagai kepustakaan selama 30 tahun terakhir membenarkan observasi Gardner

dan Dukes’ bahwa Gardnella vaginalis sangat erat hubungannya dengan VB.

Meskipun demikian dengan media kultur yang sensitif Gardnella vaginalis dapat

diisolasi dengan konsentrasi yang tinggi pada wanita tanpa tanda-tanda infeksi

vagina. Gardnella vaginalis dapat diisolasi pada sekitar 95% wanita dengan BV

dan 40-50% pada wanita asimtomatis atau tanpa penyebab vaginitis lainnya.

Gardnella vaginalis diperkirakan berinteraksi melalui cara tertentu dengan bakteri

anaerob dan mycoplasma genital menyebabkan VB.

• Bakteri anaerob

Bacteroides sp diisolasi sebanyak 76% dan Peptostreptococcus sebanyak 36%

pada wanita dengan VB. Pada wanita normal, kedua tipe anaerob ini jarang

ditemukan. Penemuan spesies anaerob dihubungkan dengan penurunan laktat dan

peningkatan suksinat dan asetat pada sekret vagina. Mikroorganisme anaerob lain

(24)

bersama-sama dengan organisme lain yang dihubungkan dengan VB. Mobiluncus

Sp. hampir tidak pernah ditemukan pada wanita normal, 85% wanita dengan VB

mengandung organisme ini.

Mycoplasma hominis

Berbagai peniliti menyimpulkan bahwa Mycoplasma hominis juga harus

dipertimbangkan sebagai agen etiologi untuk VB, bersama-sama dengan

Gardnella vaginalis dan bakteri anaerob. Mikroorganisme ini terdapat dengan

konsentrasi 10-100 kali lebih besar pada wanita dengan VB daripada wanita

normal (Adam, Zainuddin, et al., 2009).

2.2.3.Faktor Risiko Vaginosis Bakterial

Penyebab VB belum diketahui dengan pasti. Menurut Schorge (2008), ada

beberapa predisposisi atau faktor resiko yang berhubungan dengan VB adalah

sebagai berikut

a.Oral seks

b.Pemakaian pencuci vagina

c.Kehamilan

d.Merokok

e.Berhubungan seksual pada saat menstruasi

f.Pemasangan IUD (Intra Uterine Device)

g.Berhubungan seksual pada usia dini

h.Bergonta-ganti partner seksual

i. Aktivitas seksual dengan wanita lain

Sedangkan menurut distribusi data karakteristik terdapat faktor risiko

terjadinya VB pada ibu hamil yaitu usia, usia kehamilan, kehamilan, riwayat

keputihan, dan tingkat pendidikan (Nelson dan Macones, 2006).

2.2.4. Patofisiologi Vaginosis Bakterial pada Ibu Hamil

Pada kehamilan normal, cairan vagina bersifat asam (pH 4-5), karena adanya

peningkatan kolonisasi Lactobacillus (flora normal vagina) yang memproduksi

(25)

subur, sehingga mencegah terjadinya pertumbuhan berlebihan bakteri patogen.

Lactobacillus diketahui sebagai mikroorganisme yang mempertahankan

homeostasis vagina dengan menghasilkan asam laktat dan memproduksi H2O2

yang akan menghambat pertumbuhan sebagian besar mikroorganisme lainnya,

sehingga menurunkan risiko persalinan preterm. Keadaan ini tidak selalu dapat

dipertahankan. Apabila jumlah bakteri Lactobacillus menurun, maka keasaman

cairan vagina berkurang dan mengakibatkan bertambahnya bakteri lain, seperti

antara lain Gardnerella vaginalis, Mycoplasma hominis, dan Bacteroides sp.

Adanya perubahan flora vagina menyebabkan terjadinya VB (Muliawan dan

Suryawidjaja, 2011).

2.2.5. Diagnosis Vaginosis Bakterial

Dalam menegakkan diagnosis terhadap VB terdapat beberapa kriteria, skor,

dan pemeriksaan laboratorium mikrobiologi, yaitu :

• Kriteria Amsel

Dikatakan positif jika ditemukan 3 dari temuan di bawah ini

1. pH vagina > 4,5

2. Menunjukkan >20% per HPF “clue cells” pada eksaminasi wet mount.

3. Positif amin atau tes whiff.

4. Homogen, tidak kental, cairan putih seperti susu pada dinding vagina.

Wet mount

• pH

• KOH 10%

(26)

Skor Basil Gram

positif besar

Basil Gram negatif

kecil hingga Gram

lainnya

Basil Gram

lainnya

0 4+ 0 0

1 3+ 1+ 1+ atau 2+

2 2+ 2+ 3+ atau 4+

3 1+ 3+

4 0 4+

Tabel 2.1. Skor Nugent (Sumber: Anggraini, 2012) Keterangan:

- Normal (skor 0-3)

- Intermediate (skor 4-6)

- VB (skor ≥ 7)

(27)

Gambaran diagnostik dari Vaginosis Bakterial dan Kandidiasis Vulvovaginalis

Kategori Fisiologis (normal)

Vaginosis Bakterial Kandidiasis Vulvovaginalis

Keluhan utama - Bau amis,

Meningkat

setelah

berhubungan

seksual

Gatal, rasa

terbakar

Cairan vagina Putih, bening Keruh atau putih, tipis, lengket

Putih, kental,

tidak berbau

KOH “whiff test”

- Bau amis seperti ikan -

pH vagina 3,8 - 4,2 > 4,5 < 4,5

Mikroskopis - “Clue cells”, sedikit peningkatan leukosit

Pseudohifa

Tabel 2.2. Gambaran diagnostik dari Vaginosis Bakterial dan Kandidiasis Vulvovaginalis (Sumber : Schorge, 2008)

2.2.6.Efek Vaginosis Bakterial pada Ibu Hamil

VB merupakan penyebab komplikasi ginekologis seperti serviksitis, salpingitis,

endometritis, post-operatif infeksi, dan infeksi saluran kemih. Serta komplikasi

pada kehamilan yaitu ketuban pecah dini, lahir prematur, chorioamnionitis, dan

postpartum endometritis (Anggraini, 2012). Menurut Al-Mousawi (2006), ibu

hamil di Amerika Serikat dengan VB lebih sering memiliki bayi yang lahir secara

(28)

2.2.7. Tata Laksana Vaginosis Bakterial pada Ibu Hamil

Metronidazole 500 mg secara oral dua kali sehari selama 7 hari atau

clindamycin krim 2% 5 gr secara intravaginal selama 7 hari ( Hacker, Gambone,

et al., 2010)

2.3. Hubungan Personal Hygiene dengan Kandidiasis Vulvovaginalis dan Vaginosis Bakterial pada Ibu Hamil

Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan

kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Kurang perawatan diri

adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan

untuk dirinya. Melihat hal itu personal hygiene diartikan sebagai hygiene

perseorangan yang mencakup semua aktivitas yang bertujuan untuk mencapai

kebersihan tubuh, meliputi membasuh, mandi, merawat rambut, kuku, gigi, gusi

dan membersihkan daerah genital. Jika seseorang sakit, biasanya masalah

kesehatan kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena mengganggap masalah

kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut kurang diperhatikan

dapat mempengaruhi kesehatan secara umum terutama pada wanita usia subur

(Nurhardini, Zainal, et al., 2011).

2.4. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kandidiasis Vulvovaginalis dan

Vaginosis Bakterial pada Ibu Hamil

Menurut Wirapradja (2013), menyatakan terdapat perbedaan yang mencolok

antara wanita yang berpengetahuan baik dan buruk tentang perawatan organ

reproduksi di berbagai jenjang pendidikan menunjukkan ketidakmerataan

penyebaran pendidikan kesehatan reproduksi wanita pada kelompok wanita di

Indonesia. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Sukarti (2005) terhadap remaja

putri di Grobogan, Jawa Tengah yang mengungkapkan bahwa hampir 95% dari

remaja di berbagai jenjang pendidikan mendukung untuk diadakannya pendidikan

kesehatan reproduksi. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin

mudah menerima informasi, sehingga makin banyak pengetahuan yang dimiliki

(29)

perawatan organ reproduksi wanita tidak menjamin mempunyai perilaku yang

(30)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah disebutkan sebelumnya, maka

kerangka konsep pada penelitian ini adalah :

3.2. Definisi Operasional

3.2.1 Prevalensi

Prevalensi adalah jumlah orang dalam populasi yang menderita suatu

penyakit atau kondisi pada waktu tertentu; pembilang dari angka ini adalah Ibu hamil dilihat

berdasarkan:

• Usia • Frekuensi

kehamilan • Usia

kehamilan • Riwayat

keputihan sebelumnya • Tingkat

pendidikan

Prevalensi Kandidiasis Vulvovaginalis dan Vaginosis Bakterial

pada Ibu Hamil

Diagnosa ditegakkan berdasarkan pemeriksaan laboratorium mikrobiologi:

-KOH 10%

(31)

jumlah kasus yang ada dengan kondisi pada waktu tertentu dan penyebutnya

adalah populasi total.

3.2.2 Kandidiasis Vulvovaginalis pada Ibu Hamil

Ibu hamil yang berobat ke Poli ibu hamil RSUP Haji Adam Malik Medan

yang didiagnosis menderita kandidiasis vulvovaginalis dengan menggunakan

pemeriksaan mikrobiologi.

Alat ukur: KOH 10%

Cara ukur: Sampel usapan vagina ibu hamil pada kapas lidi steril di lakukan

hapusan pada gelas objek lalu diberi KOH 10% kemudian di

letakkan di bawah mikroskop cahaya

Hasil ukur: Penderita KVV

Skala pengukuran: Skala nominal

3.2.3 Vaginosis Bakterial pada Ibu Hamil

Ibu hamil yang berobat ke Poli ibu hamil RSUP Haji Adam Malik Medan

yang didiagnosis menderita VB dengan menggunakan pemeriksaan mikrobiologi.

Alat ukur : Kriteria Amsel

Cara ukur : Sampel usapan vagina ibu hamil pada kapas lidi steril diletakkan

pada gelas objek lalu ukur pH dengan kertas laksmus, kemudian beri

KOH 10% untuk tes whiff. Sampel usapan vagina ibu hamil pada

kapas lidi steril diletakkan pada gelas objek dilakukan hapusan pada

gelas objek lalu dilakukan wet mount kemudian diletakkan di bawah

mikroskop cahaya

Hasil ukur : Penderita VB

(32)

3.2.4 Usia

Usia ibu hamil pada saat datang ke Poli ibu hamil RSUP Haji Adam Malik

Medan.

Alat ukur: Kuesioner

Cara ukur: Kuesioner

Hasil ukur: 15-19, 20-25, 26-45 tahun

Skala pengukuran: Skala ordinal

3.2.5 Frekuensi Kehamilan

Jumlah kehamilan yang pernah dialami oleh ibu hamil dengan keputihan pada

saat datang ke Poli ibu hamil RSUP Haji Adam Malik Medan.

Alat ukur: Kuesioner

Cara ukur: Kuesioner

Hasil ukur: Primigravida, Multigravida

Skala pengukuran: Skala ordinal

3.2.6 Usia Kehamilan

Usia kehamilan pada ibu hamil dengan keputihan pada saat datang ke Poli ibu

hamil RSUP Haji Adam Malik Medan.

Alat ukur: Rumus hari pertama haid terakhir

Cara ukur: Perhitungan usia kehamilan dengan menanyakan tanggal hari

pertama haid terakhir responden. Kemudian, bulan dikurangi 3,

hari ditambah 7 dan tahun ditambah 1

Hasil ukur: Trimester I, Trimester II, Trimester III

(33)

3.2.7 Riwayat keputihan sebelumnya

Ibu hamil yang mengakui pernah mengalami keputihan sebelum datang ke

Poli ibu hamil RSUP Haji Adam Malik Medan

Alat ukur: Kuesioner

Cara ukur: Kuesioner

Hasil ukur: Terdapat keputihan, tidak terdapat keputihan sebelumnya

Skala pengukuran: Skala nominal

3.2.8 Tingkat Pendidikan

Pendidikan terakhir yang pernah dijalani oleh ibu hamil dengan keputihan yang

datang ke Poli ibu hamil RSUP Haji Adam Malik Medan.

Alat ukur: Kuesioner

Cara ukur: Kuesioner

Hasil ukur: Tidak sekolah, SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi

(34)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif

dengan desain studi cross sectional. Penelitian ini dilakukan untuk melihat

prevalensi KVV dan VB pada ibu hamil di Poli Ibu Hamil RSUP Haji Adam

Malik Medan.

4.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Adapun tempat dilakukannya penelitian ini adalah di Poli Ibu Hamil RSUP

Haji Adam Malik Medan. Tempat ini dipilih berdasarkan salah satu rumah sakit

pemerintah, rumah sakit pendidikan, serta memiliki angka kunjungan ibu hamil

yang cukup tinggi. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Agustus hingga

Oktober tahun 2013.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1. Populasi Penelitian

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang didiagnosis

menderita keputihan di Poli Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik Medan periode

Agustus – Oktober 2013.

4.3.2. Sampel Penelitian

Sampel yang akan diambil diuji menggunakan kriteria-kriteria berikut:

Kriteria inklusi:

1. Seluruh pasien ibu hamil dengan keluhan keputihan yang datang ke Poli

Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik Medan.

(35)

Kriteria Eksklusi:

1. Tidak bersedia untuk menjadi sampel penelitian dan tidak mengisi

informed consent.

2. Ibu hamil menderita AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome).

4.3.3. Besar Sampel Penelitian

Besar sampel pada penelitian ini adalah seluruh populasi ibu hamil dengan

diagnosis keputihan yang datang ke Poli Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik

Medan periode Agustus – Oktober 2013. Sampel didapatkan dengan metode total

sampling.

4.4. Teknik Pengumpulan Data

Adapun data yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis data primer.

Data primer penelitian ini diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan

pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi. Pasien yang

memenuhi kriteria inklusi diberikan penjelasan mengenai cara yang akan

dilakukan dan penderita menandatangani persetujuan. Selanjutnya dilakukan

pencatatan data mengenai penderita, yaitu identitas beserta variabel yang meliputi

usia, kehamilan, usia kehamilan, tingkat pendidikan, dan riwayat keputihan.

Pasien sebelumnya diminta untuk mengosongkan kandung kemih sebelum

berbaring dalam posisi litotomi, lalu vulva dibersihkan dengan kapas yang diberi

cairan pavlon. Spekulum dimasukkan secara perlahan dengan membentuk sudut

45°, cairan yang tampak dari dinding vagina diusap dengan lidi kapas steril. Lalu

lidi kapas steril dimasukkan ke dalam media transpor untuk dilakukan

pemeriksaan dengan KOH 10% dan kriteria Amsel di Laboratorium Mikrobiologi

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

4.5. Pengolahan dan Analisa Data

Pada penelitian ini, data dikumpulkan terlebih dahulu, dan diolah dengan

(36)

a. Editing

Editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan data.

b. Coding

Data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya

kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan

komputer.

c. Entry

Data yang telah diklarifikasi kemudian dimasukkan ke program komputer

untuk diolah.

d. Cleaning

Pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan ke dalam program

komputer guna menghindari terjadinya kesalahan pemasukan data.

e. Saving

Data yang telah dimasukkan dan telah diperiksa disimpan ke dalam

sebuah folder.

f. Analisis Data

(37)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diperoleh dari pemeriksaan sekret vagina dengan

menggunakan pemeriksaan KOH 10% dan penggunaan kriteria Amsel pada 23

wanita hamil yang datang ke Poli Ibu Hamil Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan

periode Agustus - Oktober 2013. Sampel penelitian diperoleh dari pengambilan data

secara

total sampling

. Diambil juga data usia, usia kehamilan, kehamilan, riwayat

keputihan sebelumnya, dan tingkat pendidikan dengan menggunakan kuesioner dan

pengukuran hari pertama haid terakhir. Hasil pemeriksaan sekret vagina dan

pengambilan kuesioner dan pengukuran hari pertama haid terakhir dapat disajikan

sebagai berikut.

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik kota

Medan Provinsi Sumatera Utara yang berlokasi di Jalan Bunga Lau no. 17, Kelurahan

Kemenangan Tani, Kecamatan Medan Tungtungan. Sesuai dengan SK MENKES

NO. 305/MENKES/SK/VII/1990, RSUP Haji Adam Malik merupakan pusat rujukan

kesehatan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi provinsi Sumatera Utara, DI

Aceh,

Sumatera

Barat

dan

Riau.

Dan

menurut

SK

MENKES

No.502/MENKES/SK/IX/1991, RSUP Haji Adam Malik Medan adalah rumah sakit

yang memiliki pusat pelayanan kesehatan dan pendidikan. Berdasarkan keterangan

diatas, RSUP Haji Adam Malik merupakan Rumah Sakit yang menerima pasien dari

berbagai macam daerah , suku , dan latar belakang yang berbeda. RSUP Haji Adam

(38)

untuk dilakukan penelitian bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara.

[image:38.612.108.512.227.331.2]

5.1.2. Distribusi Karakteristik Responden

Tabel 5.1. Distribusi Usia Responden

Usia Ibu Hamil

Frekuensi

%

14

19 tahun

0

0

20

25 tahun

8

34,8

26

45 tahun

15

65,2

Total

23

100

Pada tabel 5.1. dijelaskan bahwa usia ibu hamil dikelompokkan menjadi tiga

kelompok, yaitu 14-19 tahun, 20-25 tahun, dan 26-45 tahun. Didapatkan bahwa

mayoritas pada kelompol usia 26-45, yaitu 15 orang (65,2%) diikuti kelompok 20-25

tahun, yaitu 8 orang (34,8%), dan usia 14-19 tahun tidak ditemukan.

Tabel 5.2. Distribusi Usia kehamilan Responden

Usia Kehamilan

Frekuensi

%

Trimester 1

3

13,0

Trimester 2

5

21,7

Trimester 3

15

65,2

Total

23

100

Pada tabel 5.2. berdasarkan distribusi usia kehamilan responden didapatkan

bahwa mayoritas dengan usia kehamilan trimester 3, yaitu sebanyak 15 orang

(65,2%), trimester 2 sebanyak 5 orang (21,7%), dan trimester 1 sebanyak 3 orang

[image:38.612.113.507.486.609.2]
(39)

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Kehamilan Responden

Kehamilan

Frekuensi

%

Primigravida

9

39,1

Multigravida

14

60,9

Total

23

100

Pada tabel 5.3, distribusi frekuensi kehamilan responden didapatkan

multigravida sebanyak 14 orang (60,9%), sedangkan primigravida sebanyak 9 orang

[image:39.612.109.512.375.473.2]

(39,1%).

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Riwayat Keputihan Responden

Riwayat keputihan

Frekuensi

%

Ada

17

73,9

Tidak ada

6

26,1

Total

23

100

Pada tabel 5.4, didapatkan bahwa distribusi frekuensi riwayat keputihan

responden didapatkan bahwa sebanyak 17 orang (73%) pernah mengalami riwayat

keputihan sebelumnya dan sebanyak 6 orang (26,1%) belum pernah mengalami

(40)
[image:40.612.113.513.172.344.2]

Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Responden

Tingkat pendidikan

Frekuensi

%

Tidak sekolah

0

0

SD

0

0

SMP

1

4,3

SMA

10

43,5

Perguruan tinggi

12

52,2

Total

23

100

Pada tabel 5.5, distribusi frekuensi berdasarkan tingkat pendidikan responden

didapatkan bahwa mayoritas sampel merupakan yang memiliki tingkat pendidikan

akhir perguruan tinggi, yaitu sebanyak 12 orang (52,2%), SMA yaitu sebanyak 10

orang (43,5%), SMP yaitu sebanyak 1 orang (4,3%), sedangkan yang tidak sekolah

[image:40.612.108.511.537.646.2]

dan SD tidak ditemukan.

Tabel 5.6. Distribusi Kandidiasis Vulvovaginalis dan Vaginosis Bakterial

Responden

KVV dan VB

Frekuensi

%

KVV

13

56,5

VB

5

21,7

Mikroorganisme lain

5

21,7

(41)

Pada tabel 5.6. dapat dilihat dari 23 wanita ibu hamil yang datang ke poli ibu

hamil RSUP Haji Adam Malik Medan, didapati 13 wanita (56.5%) menderita KVV

dan 5 wanita (21.7%) menderita VB.

5.1.3 Distribusi Penderita Kandidiasis Vulvovaginalis dan Vaginosis Bakterial

Berdasarkan Usia, Usia kehamilan, Kehamilan, Riwayat Keputihan, dan

[image:41.612.109.533.309.458.2]

Tingkat pendidikan

Tabel 5.7. Distribusi Penderita Kandidiasis Vulvovaginalis dan Vaginosis

Bakterial Menurut Usia

Distribusi KVV dan VB responden menurut usia didapatkan bahwa pada usia

20

25 tahun, yang diddapati KVV sebanyak 3 orang (13%), serta VB sebanyak 4

orang (17,4%). Pada usia 26-45 tahun, yang didapati KVV sebanyak 10 orang

(43,5%) dan VB sebanyak 1 orang (4,3%). Pada usia 14

19 tahun, tidak ditemukan.

Usia

KVV dan VB

14 - 19

20 - 25

26

45

F

%

F

%

F

%

KVV

0

0

3

13

10

43,5

VB

0

0

4

17,4

1

4.3

Mikroorganisme lain

0

0

1

4,3

4

17,4

(42)
[image:42.612.106.542.164.294.2]

Tabel 5.8. Distribusi Penderita Kandidiasis Vulvovaginalis dan Vaginosis

Bakterial Menurut Usia Kehamilan

Distribusi KVV dan VB responden menurut usia kehamilan didapatkan bahwa

responden yang didiagnosis KVV paling banyak ditemukan pada trimester 3, yaitu

sebanyak 10 orang (43,5%). Responden yang didiagnosis VB, didapatkan pada

trimester 3 yaitu sebanyak 2 orang (8,7%) dan trimester 1 yaitu sebanyak 2 orang

[image:42.612.110.535.487.637.2]

(8,7%).

Tabel 5.9. Distribusi Penderita Kandidiasis Vulvovaginalis dan Vaginosis

Bakterial Menurut Frekuensi Kehamilan

Distribusi KVV dan VB responden menurut frekuensikehamilan didapatkan

bahwa responden yang didiagnosis KVV mayoritas yaitu sebanyak 7 orang (30,4%)

KVV dan VB

Trimester 1

Trimester 2

Trimester 3

F

%

F

%

F

%

KVV

0

0

3

13

10

43,5

VB

2

8,7

1

4,3

2

8,7

Mikroorganisme lain

1

4,3

1

4,3

3

13

Total

3

13

5

21,7

15

65,2

KVV dan VB

Frekuensi Kehamilan

Primigravida

Multigravida

F

%

F

%

KVV

6

26,1

7

30,4

VB

2

8,7

3

13

Mikroorganisme lain

1

4.3

4

17.4

(43)

multigravida. Responden yang didiagnosis VB, didapatkan juga mayoritas pada

[image:43.612.105.537.204.355.2]

multigravida yaitu sebanyak 3 orang (13%).

Tabel 6. Distribusi Penderita Kandidiasis Vulvovaginalis dan Vaginosis

Bakterial Menurut Riwayat Keputihan

Distribusi KVV dan VB responden menurut riwayat keputihan didapatkan

bahwa responden yang didiagnosis KVV yang pernah mengalami riwayat keputihan

sebanyak 11 orang (47,8%). Responden yang didiagnosis VB, didapatkan yang belum

pernah mengalami riwayat keputihan, yaitu sebanyak 3 orang (13%).

Tabel 6.1. Distribusi Penderita Kandidiasis Vulvovaginalis dan Vaginosis

Bakterial Menurut Tingkat Pendidikan

KVV dan VB

Riwayat keputihan

Ada

Tidak ada

F

%

F

%

KVV

11

47,8

2

8,7

VB

2

8,7

3

13,0

Mikroorganisme lain

4

17,4

1

4,3

Total

17

73,9

14

26,1

Tingkat pendidikan

KVV dan VB

Tidak

sekolah

SD

SMP

SMA

Perguruan

Tinggi

F

%

F

%

F

%

F

%

F

%

KVV

0

0

0

0

1

4,3

4

17,4

8

34,8

VB

0

0

0

0

0

0

2

8,7

3

13

Mikroorganisme lain

0

0

0

0

0

0

4

17,4

1

4,3

[image:43.612.103.570.529.709.2]
(44)

Distribusi KVV dan VB responden menurut tingkat pendidikan didapatkan

bahwa responden yang didiagnosis KVV mayoritas pada perguruan tinggi yaitu

sebanyak 8 orang (34,8%). Responden yang didiagnosis VB, didapatkan yang pernah

mengalami riwayat keputihan, mayoritas sebanyak 3 orang (13%) perguruan tinggi.

Sedangkan, tidak sekolah dan SD tidak ditemukan.

5.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada ibu hamil yang datang

ke Poli Ibu Hamil RS. Haji Adam Malik Medan diperoleh data dari pemeriksaan

sekret vagina dengan menggunakan pemeriksaan KOH 10% dan penggunaan kriteria

Amsel . Data tersebut dijadikan dasar dalam melakukan pembahasan dan dijabarkan

sebagai berikut.

5.2.1. Prevalensi Kandidiasis Vulvovaginalis dan Vaginosis Bakterial pada Ibu

Hamil di Poli Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik Medan periode Agustus

Oktober 2013

Berdasarkan hasil penelitian ini, didapatkan bahwa angka kejadian ibu hamil

yang didiagnosis KVV sebanyak 13 orang (56,5%) dan vaginosis bakterial sebanyak

5 orang (21,7%). Angka kejadian responden yang didiagnosis KVV sangat tinggi

dibandingkan VB. Hal ini sesuai dengan kepustakaan, yaitu sekitar 75% dari ibu

hamil pernah mengalami kandidiasis vulvovaginalis satu episode dalam sepanjang

hidupnya dan 50% dari mereka mengalami rekurensi (Aslam, Hafeez,

et al

., 2008).

Pada semua penelitian yang ada di mana ras atau etnis dilaporkan, prevalensi

VB lebih tinggi pada kelompok Afro-Amerika atau Afro-Karibia dibanding pada

perempuan kulit putih. VB juga berkaitan erat dengan status sosial ekonomi, yang

diukur dengan pendapatan dan tingkat pendidikan. Keadaan ini menyebabkan

prevalensi KVV dan VB pada ibu perlu diteliti pada daerah yang berbeda dan dengan

kondisi geografi berbeda, yang akan berkaitan dengan faktor ras dan sosial ekonomi.

(45)

Rosana,

et al

., 2009).

5.2.2. Distribusi Penderita Kandidiasis Vulvovaginalis dan Vaginosis Bakterial

Berdasarkan Usia, Usia Kehamilan, Kehamilan, Riwayat Keputihan, dan

Tingkat Pendidikan.

Dalam studi peneltian ini, dapat dilihat bahwa dari 23 sampel yang diperiksa

didapatkan mayoritas penderita KVV pada usia 26-45 tahun yaitu sebanyak 10 orang

(43,5%) dan penderita VB paling banyak ditemukan pada usia 20-25 tahun, yaitu 4

orang (17,4%). Hal ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan

di

The antenatal clinic of Gynaecology and Obstetric Department Isra University

Hospital

, Hyderabad, Pakistan pada tahun 2008 sebanyak 110 sampel, yang didapati

KVV pada usia 18-30 tahun sebanyak 77 orang (70%) dan 31-40 tahun sebanyak 33

orang (30%). (Parveen, Munir,

et al

., 2008). Distribusi KVV tidak bergantung pada

peningkatan usia, KVV paling sering terjadi pada wanita dengan usia reproduktif

dengan aktivitas seksual aktif (Egan dan Lipsky, 2000). Menurut Anggraini (2012),

distribusi wanita hamil penderita VB paling banyak didiagnosis pada kelompok umur

20-34 tahun yaitu sebanyak 14 orang penderita (82,4%).

Banyak sampel yang ditemukan KVV dan VB berdasarkan usia kehamilan

pada penelitian ini menunjukkan trimester 3 paling banyak dijumpai yaitu sebanyak

10 orang (43,5%) dan 3 orang (8,7%). Hal ini didukung oleh penelitian sebelumnya

yang dilakukan oleh Yousif dan Hussien di

Baghdad Teaching Hospital

(2010), yang

menunjukan usia kehamilan >37 minggu yaitu sebanyak 36 orang (76%). Dalam

penelitian sebelumnya di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru tahun 2012, distribusi

VB berdasarkan umur kehamilan pada wanita hamil ditemukan terbanyak pada

kelompok umur kehamilan 28-40 minggu sebanyak 11 wanita hamil (64,7%).

Kepustakaan menjelaskan bahwa selama kehamilan, vagina tidak mengalami

perubahan yang sering seperti saat siklus menstruasi. Hingga saat ini belum ada

(46)

kehamilan dalam menganalisa hubungan peningkatan hormon gonadotropin dengan

VB (Anggraini, 2012).

Pada peneltian ini menunjukkan bahwa penderita KVV dan VB menurut

kehamilan paling banyak ditemukan pada multigravida sebanyak 7 orang (30,4%) dan

3 orang (13%). Penelitian sebelumnya di Puskesmas di Kabupaten Karawang, Balai

Kesehatan Batalyon, paling banyak dijumpai pada multigravida yaitu 366 orang

(50,8%) (Ocviyanti, Rosana,

et al

., 2009). Distribusi wanita hamil yang menderita

VB paling banyak memiliki riwayat graviditas 2-3 yaitu 9 orang penderita (52,9%).

Penelitian sebelumnya oleh Bhalla dan Kaushika di India sebanyak 155 wanita hamil

(49,2%) memiliki riwayat paritas >2 (Anggraini, 2012). Hal ini sama-sama

menunjukkan bahwa angka kejadian pada jumlah kehamilan multigravida lebih

banyak dibandingkan primigravida.

Sebagian besar sampel mengalami riwayat keputihan pada penderita KVV,

dengan 11 orang (47,8%). Sedangkan yang tidak pernah mengalami riwayat

keputihan sebelumnya yaitu 2 orang (8,7%). Data tersebut menunjukkan kejadian

keputihan pada wanita cukup tinggi, akan tetapi karena wanita sering beranggapan

keputihan sebagai salah satu gejala

premenstrual syndrome

dan bukan sesuatu hal

yang mengkhawatirkan, sedikit sekali wanita yang berusaha untuk mengobati

keputihan, keputihan adalah gangguan kesehatan yang perlu segera diobati dan dicari

penyebabnya. Selain kurangnya pengetahuan wanita mengenai keputihan, faktor

personal hygiene

merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan keputihan.

Sesuai dengan kepustakaan yang dikemukakan oleh Nurhardini (2011).

Penderita KVV dan VB berdasarkan tingkat pendidikan, sampel yang

memiliki tingkat pendidikan akhir paling banyak ditemukan pada perguruan tinggi

yaitu sebanyak 8 orang (34,8%) dan 3 orang (13%). Tidak dijumpai yang memiliki

tingkat pendidikan akhir SD atau tidak sekolah. Dari hasil tersebut menunjukkan

bahwa tinggi nya pendidikan seseorang tidak bisa menjadi jaminan memiliki

(47)

perilaku yang baik untuk meningkatkan status kesehatannya. Sesuai dengan

(48)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian, maka

kesimpulan yang diperoleh adalah:

a.

Prevalensi KVV pada ibu hamil di Poli Ibu Hamil RSUP Haji Adam

Malik Medan sebanyak 13 orang (56,5%)

b.

Prevalensi VB pada ibu hamil di Poli Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik

Medan sebanyak 5 orang (21,7%)

c.

Distribusi ibu hamil penderita KVV dan VB menurut usia paling banyak

ditemukan pada umur 26-45 tahun yaitu sebanyak 10 orang (43,5%) dan 4

orang (17,4%).

d.

Distribusi ibu hamil penderita KVV dan VB menurut usia kehamilan

paling banyak ditemukan pada trimester 3 yaitu sebanyak 10 orang

(43,5%) dan 2 orang (8,7%).

e.

Distribusi ibu hamil penderita KVV dan VB menurut frekuensi kehamilan

paling banyak ditemukan pada multigravida yaitu sebanyak 7 orang

(30,4%) dan 3 orang (13%).

f.

Distribusi ibu hamil penderita KVV menurut riwayat keputihan paling

banyak ditemukan pada responden yang pernah mengalami riwayat

keputihan yaitu sebanyak 10 orang (43,5%).

g.

Distribusi ibu hamil penderita VB menurut riwayat keputihan paling

banyak ditemukan pada responden yang belum pernah mengalami riwayat

keputihan yaitu sebanyak 3 orang (13%).

(49)

paling banyak ditemukan pada perguruan tinggi yaitu sebanyak 8 orang

(34,8%) dan 3 orang (13%).

6.2. Saran

a.

Mengingat tingginya angka kejadian kandidiasis vulvovaginalis dan vaginosis

bakterial diharapkan dapat meningkatkan kualitas

antenatal care

terutama

dalam hal anamnesis serta pemberian terapi secara dini pada wanita hamil

yang menunjukkan tanda dan gejala keputihan.

b.

Bagi wanita hamil, yang merasakan adanya gejala keputihan agar dapat segera

memeriksakan diri pada petugas kesehatan dan yang memiliki resiko tinggi

(50)

Akah P.A., Nnamani C.E., Nnamani P.O., 2010.

Prevalence and Treatment Outcome of Vulvovaginal Candidiasis in Pregnancy in a Rural Community in

Enugu state, Nigeria

.

Available

from

:

http://interesjournals.org/JMMS/Pdf/2010/November/Akah%20et%20al.pdf

[

Accesed: April 11th 2013

].

Al-Mousawi J.K.N., Tarish H., Al-Saadi, 2006.

Microbiological Study of

Bacterial Vaginosis Among Pregnant Women in Al-Diwaniya City

. Available

from: www.iasj.net/iasj?func=fulltext&aId=46417 [

Accesed: May 10th 2013

].

Anggraini D., Maryuni, Pratiwi, 2012. Prevalensi dan Karakteristik Wanita Hamil

Penderita Bacterial Vaginosis di Poliklinik Obstetri dan Ginekologi RSUD

Arifin

Achmad

Pekanbaru.

Available

from

:

http://repository.unri.ac.id/bitstream/123456789/368/1/Eza%20Nia%20Pratiwi.

pdf [

Accesed: April 8th 2013

].

Aslam, Hafeez, Ijaz, dan Tahir, 2008.

Vulvovaginal Candidiasis in Pregnancy

.

Available from : http://thebiomedicapk.com/articles/255.pdf [

Accesed: April

11th 2013

].

Cunningham, Leveno, Bloom, Hauth, Rouse, dan Spong, 2010.

Sexually

Transmitted Diseases : Vaginitis

. Dalam :

Williams Obstetrics 23rd Edition.

United States of America

: McGraw-Hill Companies, 1246.

Egan dan Lypski, 2000.

Diagnosis of Vaginitis

. Available from :

http://www.aafp.org/afp/2000/0901/p1095.html#abstract [

Accesed: November

4th 2013

].

Hacker N.F., Gambone J.C., Hobel C.J., 2010.

Vulvovaginitis, Sexually

Transmitted Infections, and Pelvic Inflammatory Disease

. Dalam :

Essentials

of Obstetrics and Gynecology 5th Edition

. Philadelphia : Elseiver, 265-269.

Limia F., Lantero MI, Betancourt A, de Armas E, Villoch A, 2004.

Prevalence of Candida albicans and Trichomonas vaginalis in pregnant women in Havana

City by an immunologic latex agglutination test

. Available from :

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15775877 [

Accesed: May 8th 2013

].

Nelson D.B, Macones G., 2002.

Bacterial Vaginosis in Pregnancy:Current

Findings and Future Direction

.

Available

from

:

http://epirev.oxfordjournals.org/content/24/2/102.full [

Accesed: May 28th
(51)

Muliawan, S. Y., Suryawidjaja, J. E. 2001. Diagnosis Praktis Vaginosis Bakterial

Pada Kehamilan

.

Tinjauan Kepustakaan. Fakultas Kedokteran Universitas

Trisakti,

Jakarta.

Available

from

:

http://www.univmed.org/wp-content/uploads/2011/02/Vol.20_no.2_3.pdf [

Accesed: May 19th 2013

].

Gambar

Gambar 2.1. Yeast Pseudohyphae
Gambar 2.2. Gambaran mikroskopis vaginosis bakterial (Sumber : Steece, 2011)
Gambaran diagnostik
Tabel 5.2. Distribusi Usia kehamilan Responden
+6

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan hasil penelitian karya tulis ilmiah ini

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun karya tulis ilmiah yang berjudul “ Hubungan

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi dengan judul “Konsumsi dan

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menye lesaikan

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia – Nya sehingga penulis akhirnya dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi yang berjudul “

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Hubungan Pengetahuan Ibu

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, yang merupakan

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Hubungan Pengetahuan Ibu