PERIODE AGUSTUS – OKTOBER 2013
Oleh:
DINA RYANTI
100100122
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
JUDUL : Prevalensi Kandidiasis Vulvovaginalis dan Vaginosis Bakterial pada Ibu Hamil di Poli Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik Medan
Periode Agustus – Oktober 2013 NAMA : DINA RYANTI
NIM : 100100122
Dosen Pembimbing Dosen Penguji I
dr. Tetty Aman Nasution, M.Med, Sc dr. Kristina Nadeak, Sp.KK NIP: 19700109199702001 NIP: 196312281989032003
Dosen Penguji II
dr. Yetty Machrina, M.Kes NIP: 197903242003122002
Medan, 9 Januari 2014 Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Pendahuluan: Penyebab infeksi dan non infeksi vagina pada ibu hamil yang paling sering ditemukan adalah Kandidiasis Vulvovaginalis dan Vaginosis Bakterial. Komplikasi tersebut dapat membahayakan ibu dan janin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi kandidiasis vulvovaginalis dan vaginosis bakterial pada ibu hamil di Poli ibu hamil RSUP Haji Adam Malik Medan
Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain studi cross sectional. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus-Oktober 2013. Sampel penelitian diambil dengan cara total sampling pada seluruh ibu hamil yang mengeluhkan keputihan yang datang ke Poli Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik Medan. Dilakukan pemberian informed consent, lalu pencatatan data penderita. Kemudian dilanjutkan dengan pengambilan sekret vagina. Diagnosis keputihan ditentukan oleh pemeriksaan KOH 10% dan kriteria Amsel pada Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran USU..
Hasil: Dari hasil penelitian yang dilakukan pada ibu hamil yang memeriksakan diri ke Poli Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik Medan pada bulan Agustus-Oktober 2013 didapatkan 23 wanita hamil yang didiagnosis Kandidiasis Vulvovaginalis sebanyak 13 orang (56,5%) dan Vaginosis Bakterial sebanyak 5 orang (21,7%). Karakteristik penderita Kandidiasis Vulvovaginalis dan Vaginosis Bakterial terbanyak berada pada kelompok umur 26-45, yaitu 43,5% dan 17,4%, dengan usia kehamilan trimester 3, yaitu 43,5% dan 8,7%, memiliki tingkat peguruan tinggi yaitu 34,8% dan 13%, ditemukan kehamilan multigravida, yaitu 30,4% dan 13%, riwayat keputihan, yaitu 43,5% dan 13%.
Simpulan: Jumlah penderita Kandidiasis Vulvovaginalis pada ibu hamil tinggi dibandingkan Vaginosis Bakterial. Pada usia 26-45, trimester 3, multigravida, memiliki tingkat perguruan tinggi dan memiliki riwayat keputihan paling sering ditemukan.
ABSTRACT
Introduction: The cause of the infection in pregnant woman is the most common Vulvovaginalis Candidiasis and Bacterial Vaginosis. Complications from it can harm for the mother and fetus. This study aims to determine the prevalence of candidiasis and bacterial vaginosis vulvovaginalis in pregnant women in the Antenatal Care, Haji Adam Malik Hospital
Methods: This study is a descriptive study with cross-sectional design. This study was conducted in August-October 2013. Samples were taken with a total sampling on all pregnant women who complain of vaginal discharge that is coming to the Antenatal Care, Haji Adam Malik Hospital. Do granting informed consent, and patient data records. Then proceed with the collection of vaginal secretions. The diagnosis of vaginal discharge is determined by examination of KOH 10% and Amsel criteria at the Laboratory of Microbiology, Faculty of Medicine USU. Results: About 23 pregnant women who were diagnosed with Vulvovaginalis Candidiasis as many as 13 people (56.5%) and Bacterial Vaginosis 5 people (21.7%). Characteristics of patients with Vulvovaginalis Candidiasis and Bacterial Vaginosis were highest in the age group 26-45, 43.5% and 17.4%, with the third trimester of pregnancy, which is 43.5% and 8.7%, Most have a higher education level 34.8% and 13%, This study found multigravida, 30.4% and 13%, history of vaginal discharge, which is 43.5% and 13%.
Conclusion: The number of patients with Vulvovaginalis Candidiasis in pregnant women is higher than in Bacterial Vaginosis. At the age of 26-45, third trimester, multigravida, has a college degree and had a history of vaginal discharge is most often found.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun penelitian berjudul “Prevalensi Kandidiasis Vulvovaginalis dan Vaginosis Bakterial pada Ibu Hamil di Poli Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik Medan Periode Agustus – Oktober 2013”.
Karya tulis ilmiah ini terlaksana berkat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak, terutama pembimbing dan Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas (IKK) Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU) yang telah banyak memberi masukan saran demi kesempurnaan pelaksanaan penelitian.
Ucapan terima kasih dan rasa sayang yang sebesar-besarnya kepada Orang tua saya, dr. H. Heldy BZ, MPH dan Hj. Mariati, SE, abang dan kakak saya tercinta dr. Rizka Heriansyah, Sp. OG, dr. Indra Feriadi, drg. Taufik Adrian, Annisa Fitri Rangkuti, M.Psi, Farida Puspita Sari, S.Sos serta seluruh keluarga yang telah memberi doa dan banyak dukungan dalam segala hal.
Ucapan terima kasih saya ucapkan kepada Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, D.T.M.&H., M.Sc. (C.T.M.), Sp.A.(K.), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara. Ucapan terima kasih saya tujukan kepada Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan FK USU. Kepada dr. Tetty Aman Nasution, M.Med.Sc, sebagai pembimbing yang telah memberikan petunjuk, arahan, dan masukan dalam melaksanakan langkah-langkah penyusunan karya tulis ilmiah ini. Terima kasih saya ucapkan kepada Prof. dr. Delfi Lutan, MSc, Sp. OG(K) selaku Ketua Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUP Haji Adam Malik Medan dan dr. Makmur Sitepu, sp. OG(K) selaku Ketua Divisi Feto-Maternal RSUP Haji Adam Malik Medan yang telah memberikan izin penelitian serta PPDS yang turut membantu dalam proses penelitian.
Hardiyanti, Frida Adhani yang telah banyak memberi masukan dalam proses penyusunan karya tulis ini.
Terima kasih kepada teman sekelompok karya tulis ilmiah saya, Rizka Maulidia dan Gita Annisa Raditra. Teman-teman seangkatan saya Siti Zubaidah, Mega Almira, Putri Nahrisyah, dan teman-teman lainnya yang telah banyak membantu saya dalam pengerjaan karya tulis ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa pembuatan karya tulis ilmiah ini banyak dijumpai kekurangan. Karena hal tersebut, maka penulis meminta banyak saran kepada siapa saja, khususnya pada dosen pembimbing saya dan dosen penguji. Semoga karya tulis ilmiah ini nantinya dapat berguna bagi kita semua.
Medan, Juni 2013 Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
DAFTAR SINGKATAN ... xi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 2
1.3. Tujuan Penelitian ... 3
1.4. Manfaat Penelitian ... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kandidiasis Vulvovaginalis ... 4
2.1.1. Definisi ... 4
2.1.2. Etiologi dan Epidemiologi ... 4
2.1.3. Faktor Risiko ... 5
2.1.4. Patofisiologi ... 5
2.1.5. Diagnosis ... 6
2.1.6. Efek Kandidiasis pada Ibu hamil... 8
2.1.7. Tata Laksana ... 8
2.2. Vaginosis Bakterial ... 8
2.2.1. Definisi ... 8
2.2.2. Etiologi dan Epidemiologi ... 9
2.2.3. Faktor Risiko ... 10
2.2.4. Patofisiologi ... 10
2.2.5. Diagnosis ... 11
2.2.6. Efek Vaginosis Bakterial pada Ibu hamil ... 13
2.2.7. Tata Laksana ... 14
2.3. Hubungan personal hygiene dengan Kandidiasis Vulvovaginalis dan Vaginosis Bakterial pada Ibu Hamil ... 14
2.4. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kandidiasis Vulvovaginalis dan Vaginosis Bakterial pada Ibu Hamil ... 14
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 16
3.2. Definisi Operasional ... 16
4.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 20
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 20
4.3.1. Populasi Penelitian ... 20
4.3.2. Sampel Penelitian ... 20
4.3.3. Besar Sampel Penelitian ... 21
4.4. Teknik Pengumpulan Data ... 21
4.5. Pengolahan dan Analisis Data... 21
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian ... 23
5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 23
5.1.2. Distribusi Karakteristik Responden ... 24
5.1.3 Distribusi Penderita Kandidiasis Vulvovaginalis dan Vaginosis Bakterial Menurut Usia, Usia Kehamilan, Kehamilan, Riwayat Keputihan dan Tingkat Pendidikan ... 27
5.2. Pembahasan ... 30
5.2.1. Prevalensi Kandiasis Vulvovaginalis dan Vaginosis Bakterial pada Ibu Hamil di Poli Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik Medan Periode Agustus-Oktober 2013 ... 30
5.2.2. Distribusi Penderita Kandidiasis Vulvovaginalis dan Vaginosis Bakterial Menurut Usia, Usia Kehamilan, Kehamilan, Tingkat Pendidikan, dan Riwayat Keputihan ... 31
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 37
6.2. Saran ... 38
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Skor Nugent ... 12
Tabel 2.2.. Gambaran diagnostik dari Vaginosis Bakterial dan Kandidiasis Vulvovaginalis... 12
Tabel 5.1. Distribusi Usia Responden ... 24
Tabel 5.2. Distribusi Usia kehamilan Responden ... 24
Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Kehamilan Responden ... 25
Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Riwayat Keputihan Responden ... 25
Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Responden ... 26
Tabel 5.6. Distribusi Kandidiasis Vulvovaginalis dan Vaginosis Bakterial Responden ... 26
Tabel 5.7. Distribusi Penderita Kandidiasis Vulvovaginalis dan Vaginosis Bakterial Menurut Usia ... 27
Tabel 5.8. Distribusi Penderita Kandidiasis Vulvovaginalis dan Vaginosis Bakterial Menurut Usia Kehamilan ... 28
Tabel 5.9. Distribusi Penderita Kandidiasis Vulvovaginalis dan Vaginosis Bakterial Menurut Frekuensi Kehamilan ... 28
Tabel 6. Distribusi Penderita Kandidiasis Vulvovaginalis dan Vaginosis Bakterial Menurut Riwayat Keputihan ... 29
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Informasi Pasien
Lampiran 2. Lembar Persetujuan (Informed Consent) Penelitian
Lampiran 3.Ethical Clearence
Lampiran 4. Izin Survey Awal Penelitian
Lampiran 5. Izin Penelitian
Lampiran 6. Output SPSS
DAFTAR SINGKATAN
CDC : Centers for Disease Control and Prevention KVV : Kandidiasis Vulvovaginalis
KVVR : Kandidiasis Vulvovaginalis Rekuren pH : potential of Hydrogen
SD : Sekolah Dasar
SMA : Sekolah Menengah Atas SMP : Sekolah Menengah Pertama
sp. : species
SPSS : Statistical Product and Service Solution
TK : Taman Kanak-Kanak
ABSTRAK
Pendahuluan: Penyebab infeksi dan non infeksi vagina pada ibu hamil yang paling sering ditemukan adalah Kandidiasis Vulvovaginalis dan Vaginosis Bakterial. Komplikasi tersebut dapat membahayakan ibu dan janin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi kandidiasis vulvovaginalis dan vaginosis bakterial pada ibu hamil di Poli ibu hamil RSUP Haji Adam Malik Medan
Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain studi cross sectional. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus-Oktober 2013. Sampel penelitian diambil dengan cara total sampling pada seluruh ibu hamil yang mengeluhkan keputihan yang datang ke Poli Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik Medan. Dilakukan pemberian informed consent, lalu pencatatan data penderita. Kemudian dilanjutkan dengan pengambilan sekret vagina. Diagnosis keputihan ditentukan oleh pemeriksaan KOH 10% dan kriteria Amsel pada Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran USU..
Hasil: Dari hasil penelitian yang dilakukan pada ibu hamil yang memeriksakan diri ke Poli Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik Medan pada bulan Agustus-Oktober 2013 didapatkan 23 wanita hamil yang didiagnosis Kandidiasis Vulvovaginalis sebanyak 13 orang (56,5%) dan Vaginosis Bakterial sebanyak 5 orang (21,7%). Karakteristik penderita Kandidiasis Vulvovaginalis dan Vaginosis Bakterial terbanyak berada pada kelompok umur 26-45, yaitu 43,5% dan 17,4%, dengan usia kehamilan trimester 3, yaitu 43,5% dan 8,7%, memiliki tingkat peguruan tinggi yaitu 34,8% dan 13%, ditemukan kehamilan multigravida, yaitu 30,4% dan 13%, riwayat keputihan, yaitu 43,5% dan 13%.
Simpulan: Jumlah penderita Kandidiasis Vulvovaginalis pada ibu hamil tinggi dibandingkan Vaginosis Bakterial. Pada usia 26-45, trimester 3, multigravida, memiliki tingkat perguruan tinggi dan memiliki riwayat keputihan paling sering ditemukan.
ABSTRACT
Introduction: The cause of the infection in pregnant woman is the most common Vulvovaginalis Candidiasis and Bacterial Vaginosis. Complications from it can harm for the mother and fetus. This study aims to determine the prevalence of candidiasis and bacterial vaginosis vulvovaginalis in pregnant women in the Antenatal Care, Haji Adam Malik Hospital
Methods: This study is a descriptive study with cross-sectional design. This study was conducted in August-October 2013. Samples were taken with a total sampling on all pregnant women who complain of vaginal discharge that is coming to the Antenatal Care, Haji Adam Malik Hospital. Do granting informed consent, and patient data records. Then proceed with the collection of vaginal secretions. The diagnosis of vaginal discharge is determined by examination of KOH 10% and Amsel criteria at the Laboratory of Microbiology, Faculty of Medicine USU. Results: About 23 pregnant women who were diagnosed with Vulvovaginalis Candidiasis as many as 13 people (56.5%) and Bacterial Vaginosis 5 people (21.7%). Characteristics of patients with Vulvovaginalis Candidiasis and Bacterial Vaginosis were highest in the age group 26-45, 43.5% and 17.4%, with the third trimester of pregnancy, which is 43.5% and 8.7%, Most have a higher education level 34.8% and 13%, This study found multigravida, 30.4% and 13%, history of vaginal discharge, which is 43.5% and 13%.
Conclusion: The number of patients with Vulvovaginalis Candidiasis in pregnant women is higher than in Bacterial Vaginosis. At the age of 26-45, third trimester, multigravida, has a college degree and had a history of vaginal discharge is most often found.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Keputihan adalah sekresi cairan berlebih dari saluran reproduksi wanita
(vagina). Keputihan dapat berlangsung secara fisiologis atau patologis. Pada ibu
hamil umumnya terjadi peningkatan cairan vagina, namun bukan merupakan hal
yang patologis (Cunningham, et al., 2008). Akan tetapi terdapat beberapa faktor
selama kehamilan seperti peningkatan hormon, perubahan pH pada vagina, dan
penurunan flora normal Lactobacillus yang berpotensi meningkatkan risiko
berkembangnya mikroorganisme patogen yang dapat menyebabkan infeksi vagina
pada ibu hamil (Pudjiati dan Soedarmadi, 2009). Ibu hamil dengan infeksi vagina
memiliki keluhan sekret vaginal abnormal disertai gatal, iritasi, dan rasa vulva
terbakar. Salah satu alasan yang paling sering ditemukan pada pasien saat
berkunjung ke ahli ginekologi (American College of Obstetricians and
Gynecologist, 2006). Penyebab tersering kelainan vagina baik infeksi maupun
non-infeksi adalah vaginosis bakterial, kandidiasis, dan trikomoniasis (Schorge,
2008).
Insidensi infeksi vagina pada ibu hamil terjadi peningkatan dalam tiga dekade
terakhir. Sekitar 75% dari ibu hamil pernah mengalami kandidiasis vulvovaginalis
satu episode dalam sepanjang hidupnya dan 50% dari mereka mengalami
rekurensi (Aslam, Hafeez, et al., 2008). Menurut penelitian di Rumah Sakit
Thapathali, Kathmandu, Nepal, 39% dari wanita hamil menderita vaginitis. Dari
keseluruhan penderita tersebut 52,6% menderita vaginosis bakterial, 29,5%
kandidiasis, dan 1,3% trikomoniasis. Infeksi vagina terjadi pada wanita dengan
kehamilan ketiga (Shrestha, Tuladhar, et al., 2011). Di Havana City, Kuba, angka
kejadian kandidiasis 42,3% dan trikomoniasis 9,84% (Limia, Lantero, et al.,
2007). Menurut data dari World Health Organization (WHO), angka kejadian
vaginosis bakterial pada ibu hamil berkisar 14-21% di negara Eropa, di Jepang
2012). Sedangkan untuk wilayah Sumatera Utara, khususnya Medan belum
diketahui pasti mengenai prevalensi kandidiasis vulvovaginalis dan vaginosis
bakterial pada ibu hamil.
Menurut Parveen (2008), kebanyakan ibu hamil dengan infeksi vagina pada
usia 18 – 30 tahun 57,4%, usia 31-40 tahun 45,45%. Multigravida (82,72%)
mengalami infeksi vagina lebih tinggi dibandingkan primigravida (17,27%).
Kehamilan trimester I menunjukkan 50%, trimester III 45,23%. Berdasarkan
tingkat pendidikan, SD 35,9%, SMP 35,1%, SMA 34,6%, Perguruan Tinggi
18,2%.
Beberapa komplikasi kelainan vagina baik infeksi atau non-infeksi pada
kehamilan dapat terjadi karena infeksi secara langsung dari ibu ke bayi melalui
penyebaran pada saluran reproduksi atas (ascending infection) ataupun kontak
secara langsung melalui jalan lahir. Komplikasi yang dapat membahayakan ibu
serta bayi seperti prematuritas, aborsi spontan, chorioamnionitis, kerusakan fetal
secara tidak langsung, dan ketuban pecah dini.
Berdasarkan pemikiran tersebut di atas, penulis tertarik untuk meneliti
prevalensi kandidiasis vulvovaginalis dan vaginosis bakterial pada ibu hamil di
Poli ibu hamil RSUP Haji Adam Malik Medan. Penulis ingin mengetahui
prevalensi tersebut berdasarkan usia ibu, usia kehamilan, kehamilan, riwayat
keputihan, dan tingkat pendidikan. Penulis tidak meneliti trikomoniasis
disebabkan keterbatasan alat dan waktu penelitian. Dengan penelitian ini
diharapkan bisa sebagai masukan kepada ibu hamil dan petugas Poli Ibu Hamil
dan pentingnya pemeriksaan keputihan pada ibu hamil dikarenakan banyaknya
komplikasi yang dapat membahayakan kehamilan.
2.1Rumusan Masalah
Bagaimana prevalensi kandidiasis vulvovaginalis dan vaginosis bakterial pada
ibu hamil di Poli Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik Medan periode
3.1Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui prevalensi kandidiasis vulvovaginalis dan vaginosis bakterial
pada ibu hamil di Poli ibu hamil RSUP Haji Adam Malik Medan.
b. Tujuan Khusus
- Mengetahui distribusi penderita kandidiasis vulvovaginalis berdasarkan usia, usia
kehamilan, kehamilan, riwayat keputihan, tingkat pendidikan.
- Mengetahui distribusi penderita vaginosis bakterial berdasarkan usia, usia
kehamilan, kehamilan, riwayat keputihan, tingkat pendidikan.
4.1Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yakni :
1. Sebagai informasi kepada klinisi mengenai prevalensi dan gambaran distribusi
dari kandidiasis vulvovaginalis dan vaginal bakteriosis pada ibu hamil.
2. Dapat menjadi edukasi dan masukan bagi ibu hamil tentang bahaya kandidiasis
vulvovaginalis dan vaginosis bakterial pada kehamilan.
3. Dapat menjadi bahan masukan untuk penelitian-penelitian selanjutnya.
4. Hasil dari penelitian ini bisa menjadi bahan untuk pengembangan pengelolaan
infeksi vagina pada ibu hamil selanjutnya seperti dalam pencegahan ataupun
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Kandidiasis Vulvovaginalis
2.1.1. Definisi Kandidiasis Vulvovaginalis
Kandidiasis adalah infeksi dengan berbagai manifestasi klinis yang
disebabkan oleh kandida, khususnya Candida albicans dan ragi (yeast) lain dari
genus kandida. Kandidiasis pada wanita umumnya infeksi pertama timbul di
vagina yang disebut vaginitis dan dapat meluas sampai vulva (vulvitis), jika
mukosa vagina dan vulva keduanya terinfeksi disebut kandidiasis vulvovaginalis
(KVV) (Daili, Makes, et al., 2009). KVV didefinisikan sebagai salah satu
penyebab tersering dari vaginitis, sebuah gangguan ginekologis dengan
manifestasi cairan putih, kental, tidak berbau (“cottage cheese”) yang terdapat
pada saluran bawah reproduksi wanita. Disertai gatal, iritasi, dysuria atau
dyspareunia (Nwadioha, Egah, et al., 2010).
2.1.2. Etiologi dan Epidemiologi Kandidiasis Vulvovaginalis
Penyebab terbanyak KVV adalah spesies Candida albicans (80-90%)
sedangkan penyebab terbanyak ke dua adalah Candida glabrata (10%),
sedangkan 3% lainnya oleh spesies Candida lain seperti Candida tropicalis,
Candida pseudotropicalis, Candida krusei dan Candida stellatoidea (Daili,
Makes, et al., 2009).
Tiga dari empat (75%) wanita pernah mengalami episode KVV sepanjang
hidupnya dan 10-20% wanita merupakan karier asimtomatik untuk spesies
Candida. (Parveen, Munir, et al., 2008). Paling banyak terjadi pada usia muda
15-30% (Monalisa, Bubakar, et al., 2012). Menurut Nwadioha (2010), spesies
2.1.3. Faktor Risiko Kandidiasis Vulvovaginalis
Beberapa faktor yang merupakan predisposisi atau faktor risiko, khususnya
yang berkaitan dengan dua hal, yaitu meningkatnya karbohidrat, termasuk
peningkatan dan penurunan pH. Hal ini erat hubungannya dengan :
a. Kehamilan
b.Obesitas
c. Lingkungan yang hangat dan lembab
d.Pakaian atau pakaian dalam yang ketat
e. Pemakaian oral kontrasepsi
f. Pemasangan IUD (Intra Uterine Device)
g. Pemakaian antibiotika spektrum luas
h.Menderita diabetes mellitus yang tidak terkontrol
i. Pemakaian obat yang mengandung kortikosteroid
j. Pemakaian pencuci vagina
k.Penyakit infeksi dan keganasan yang menekan daya tahan tubuh (Pudjiati,
Soedarmadi. 2009)
Kandida vulvovaginalis rekuren (KVVR) didefinisikan sebagai infeksi yang
mengalami kekambuhan 4 kali atau lebih dalam setahun (Akah, Nnamani, et al,.
2010). Perubahan hormonal seperti kehamilan dapat memicu kekambuhan KVV.
Penggunaan larutan pembersih organ kewanitaan atau douching juga dapat
menyebabkan KVVR. Diduga mekanismenya melalui reaksi hipersensitivitas
yang mengakibatkan meningkatnya kerentanan terhadap kandida. Faktor lain
penyebab KVVR adalah kontak seksual yang terlalu sering. Diduga hal ini
disebabkan karena abrasi vagina dan alergi terhadap semen pria (Pudjiati dan
Soedarmadi, 2009).
2.1.4. Patofisiologi Kandidiasis Vulvovaginalis pada Ibu Hamil
Mekanisme terjadinya KVV terutama pada kehamilan berlangsung sangat
kompleks. Selama kehamilan, terjadi peningkatan kedua hormon yaitu
anti-kandida pada aktivitas neutrofil. Sedangkan estrogen bekerja mengurangi
kemampuan sel epitel vagina untuk menghambat pertumbuhan Candida albicans
dan juga menurunkan immunoglobin pada sekret vagina. Kondisi ini mendukung
terjadinya kolonisasi dari kandida tersebut. Sehingga meningkatkan kerentanan
pada ibu hamil mengalami KVV (Aslam, Hafeez, et al., 2008).
Selain itu, KVV umumnya terjadi karena perubahan pH dan kandungan gula
pada sekret vagina. Peningkatan hormon estrogen selama kehamilan
menyebabkan produksi glikogen lebih banyak pada vagina. Hal ini memiliki efek
langsung pada sel ragi dikarenakan pertumbuhannya yang cepat dan mudah
lengket pada dinding vagina (Parveen, Munir, et al., 2008).
2.1.5. Diagnosis Kandidiasis Vulvovaginalis
Diagnosis cepat dan tepat dapat ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dan
didukung pemeriksaan mikroskopik langsung, bila perlu dilakukan biakan
(kultur). Berikut ini beberapa pemeriksaan untuk mendeteksi KVV :
• Pemeriksaan klinis
Pada gambaran klinis, keluhan khas dari KVV adalah gatal/iritasi vulva
dan duh tubuh vaginal/keputihan Vulva bisa terlihat tenang, tetapi bisa juga
kemerahan, udem dengan fisura, dan dijumpai erosi dan ulserasi. Kelainan
lain yang khas adalah adanya pseudomembran, berupa plak-plak putih seperti
sariawan (thrush), terdiri dari miselia yang kusut (matted mycelia), leukosit
dan sel epitel yang melekat pada dinding vagina.
Pada vagina juga dijumpai kemerahan, sering tertutup pseudomembran putih
keju. Jika pseudomembran diambil akan tampak mukosa yang erosif. Cairan
vagina biasanya mukoid atau cair dengan butir-butir atau “gumpalan keju”
(cottage cheese). Namun, duh tubuh biasanya amat sedikit dan cair, vagina
dapat tampak normal. Pada pemeriksaan kolposkopi, terdapat dilatasi atau
meningkatnya pembuluh darah pada dinding vagina atau serviks sebagai
• Pemeriksaan laboratorium
Menurut Daili (2009), pemeriksaan mikroskopik dapat dipakai sebagai standar
emas (gold standard) untuk membuktikan adanya bentuk ragi dari kandida.
Terutama sensitivitasnya pada penderita simtomatik sama dengan biakan. Di
bawah ini terdapat beberapa metode pemeriksaan laboratorium yang dapat
dilakukan untuk memeriksa ada tidaknya kandida
1. Pemeriksaan mikroskopik : pulasan dari pseudomembran atau cairan vagina
dijadikan sampel lalu dilakukan pewarnaan Gram atau KOH 10% kemudian di
letakkan di bawah mikroskop cahaya. Candida albicans akan terlihat dimorfik
dengan ragi sel-sel tunas berbentuk lonjong dan hifa. Serta dalam bentuk yang
invasif kandida tumbuh sebagi filamen, miselia, atau pseudohifa (Schorge,
Schaeffer, et al., 2008).
Gambar 2.1. Yeast Pseudohyphae (Sumber : Steece, 2011)
2. Kultur : sampel dibiakkan pada agar Sabouraud’s dextrose atau agar Nutrient.
Piring agar diinkubasi pada suhu 37°C selama 24-72 jam (Yousif, Hussien. 2010).
Biakan jamur (kultur) dari sekret vagina dilakukan untuk konfirmasi terhadap
hasil pemeriksaan mikroskopik yang negatif (false negative) yang sering
ditemukan pada KVV kronis dan untuk mengindentifikasi spesies non-Candida
postif kultur saja tidak dapat dijadikan indikasi seseorang menderita KVV jika
tidak ditemukan simtom pada vagina karena 10-15% wanita normal dijumpai
kolonisasi pada vaginanya (Daili, Makes, et al., 2009). Hal ini didukung oleh
Schorge (2008), kultur secara rutin tidak direkomendasikan kecuali pada wanita
yang telah terinfeksi kandida sebelumnya serta gagal dalam pemberian
pengobatan empiris.
2.1.6 Efek Kandidiasis Vulvovaginalis pada Ibu Hamil
Komplikasi KVV pada ibu hamil dapat terjadi dengan cara penyebaran
infeksi ke bagian atas saluran reproduksi (ascending infection) melalui diseminasi
hematogen. Bayi yang lahir dari ibu yang menderita KVV dapat terinfeksi secara
langsung dari kontaminasi cairan amnion atau melalui jalan lahir (Monalisa,
Bubakar. 2012). Komplikasi tersebut adalah prematuritas, aborsi spontan,
chorioamnionitis, dan beberapa infeksi yang dapat diderita bayi pada saat
persalinan. Neonatus prematur mudah terinfeksi jamur dikarenakan sistem imun
yang belum matang. Selama persalinan, transmisi dapat terjadi melalui vagina ibu
yang telah terinfeksi dengan bayi yang baru lahir dan meningkatkan resiko
kejadian infeksi kandida kongenital. Bayi dengan oral thrush yang mendapatkan
air susu ibu (ASI) dapat meningkatkan risiko kandidiasis pada puting susu ibu
tersebut (Parveen, Munir, et al., 2008).
2.1.7 Tata Laksana Kandidiasis Vulvovaginalis pada Ibu Hamil
Butoconazole 2% krim, 5 gram secara intravaginal selama 3 hari atau
fluconazole 150 mg secara oral dengan dosis tunggal (Hacker, Gambone, et al.,
2010).
2.2.Vaginosis Bakterial
2.2.1. Definisi Vaginosis Bakterial
Dalam pengertiannya, Vaginosis Bakterial (VB) adalah keadaan abnormal
pada ekosistem vagina yang ditandai dengan perubahan konsentrasi hirogen
konsentrasi H2O2 digantikan oleh peningkatan konsentrasi bakteri anaerob
(Mobiluncus, Provetella, Peptostreptococcus, Bacteroides, dan Eubacterium) dan
bakteri fakultatif (Gardnella vaginalis, Mycoplasma hominis, Enterococcus dan
grup β Streptococcus). Perubahan ini umumnya ditandai dengan produksi sekret vagina yang banyak, berwarna abu-abu, tipis, homogen, berbau amis, dan
terdapat peningkatan pH dari nilai < 4,5 sampai 7,0. (Anggraini, Maryuni, et al.,
2012). Hal ini bisa timbul dan remisi secara spontan pada wanita dengan seksual
aktif dan wanita yang buka seksual aktif (Adam, Zainuddin, et al., 2009).
2.2.2. Etiologi dan Epidemiologi Vaginosis Bakterial
Secara epidemiologi, kumpulan gejala yang timbul pada VB berhubungan
dengan aktivitas seksual. VB merupakan infeksi vagina yang tersering pada
wanita dengan seksual aktif. Penyebab VB bukan organisme tunggal. Pada suatu
analisis dari data flora vagina memperlihatkan bahwa ada 4 jenis bakteri vagina
yang berhubungan dengan VB yaitu Gardnella vaginalis, Bacteroides Sp,
Mobiluncus Sp, Mycoplasma hominis.
• Gardnella vaginalis
Berbagai kepustakaan selama 30 tahun terakhir membenarkan observasi Gardner
dan Dukes’ bahwa Gardnella vaginalis sangat erat hubungannya dengan VB.
Meskipun demikian dengan media kultur yang sensitif Gardnella vaginalis dapat
diisolasi dengan konsentrasi yang tinggi pada wanita tanpa tanda-tanda infeksi
vagina. Gardnella vaginalis dapat diisolasi pada sekitar 95% wanita dengan BV
dan 40-50% pada wanita asimtomatis atau tanpa penyebab vaginitis lainnya.
Gardnella vaginalis diperkirakan berinteraksi melalui cara tertentu dengan bakteri
anaerob dan mycoplasma genital menyebabkan VB.
• Bakteri anaerob
Bacteroides sp diisolasi sebanyak 76% dan Peptostreptococcus sebanyak 36%
pada wanita dengan VB. Pada wanita normal, kedua tipe anaerob ini jarang
ditemukan. Penemuan spesies anaerob dihubungkan dengan penurunan laktat dan
peningkatan suksinat dan asetat pada sekret vagina. Mikroorganisme anaerob lain
bersama-sama dengan organisme lain yang dihubungkan dengan VB. Mobiluncus
Sp. hampir tidak pernah ditemukan pada wanita normal, 85% wanita dengan VB
mengandung organisme ini.
• Mycoplasma hominis
Berbagai peniliti menyimpulkan bahwa Mycoplasma hominis juga harus
dipertimbangkan sebagai agen etiologi untuk VB, bersama-sama dengan
Gardnella vaginalis dan bakteri anaerob. Mikroorganisme ini terdapat dengan
konsentrasi 10-100 kali lebih besar pada wanita dengan VB daripada wanita
normal (Adam, Zainuddin, et al., 2009).
2.2.3.Faktor Risiko Vaginosis Bakterial
Penyebab VB belum diketahui dengan pasti. Menurut Schorge (2008), ada
beberapa predisposisi atau faktor resiko yang berhubungan dengan VB adalah
sebagai berikut
a.Oral seks
b.Pemakaian pencuci vagina
c.Kehamilan
d.Merokok
e.Berhubungan seksual pada saat menstruasi
f.Pemasangan IUD (Intra Uterine Device)
g.Berhubungan seksual pada usia dini
h.Bergonta-ganti partner seksual
i. Aktivitas seksual dengan wanita lain
Sedangkan menurut distribusi data karakteristik terdapat faktor risiko
terjadinya VB pada ibu hamil yaitu usia, usia kehamilan, kehamilan, riwayat
keputihan, dan tingkat pendidikan (Nelson dan Macones, 2006).
2.2.4. Patofisiologi Vaginosis Bakterial pada Ibu Hamil
Pada kehamilan normal, cairan vagina bersifat asam (pH 4-5), karena adanya
peningkatan kolonisasi Lactobacillus (flora normal vagina) yang memproduksi
subur, sehingga mencegah terjadinya pertumbuhan berlebihan bakteri patogen.
Lactobacillus diketahui sebagai mikroorganisme yang mempertahankan
homeostasis vagina dengan menghasilkan asam laktat dan memproduksi H2O2
yang akan menghambat pertumbuhan sebagian besar mikroorganisme lainnya,
sehingga menurunkan risiko persalinan preterm. Keadaan ini tidak selalu dapat
dipertahankan. Apabila jumlah bakteri Lactobacillus menurun, maka keasaman
cairan vagina berkurang dan mengakibatkan bertambahnya bakteri lain, seperti
antara lain Gardnerella vaginalis, Mycoplasma hominis, dan Bacteroides sp.
Adanya perubahan flora vagina menyebabkan terjadinya VB (Muliawan dan
Suryawidjaja, 2011).
2.2.5. Diagnosis Vaginosis Bakterial
Dalam menegakkan diagnosis terhadap VB terdapat beberapa kriteria, skor,
dan pemeriksaan laboratorium mikrobiologi, yaitu :
• Kriteria Amsel
Dikatakan positif jika ditemukan 3 dari temuan di bawah ini
1. pH vagina > 4,5
2. Menunjukkan >20% per HPF “clue cells” pada eksaminasi wet mount.
3. Positif amin atau tes whiff.
4. Homogen, tidak kental, cairan putih seperti susu pada dinding vagina.
• Wet mount
• pH
• KOH 10%
Skor Basil Gram
positif besar
Basil Gram negatif
kecil hingga Gram
lainnya
Basil Gram
lainnya
0 4+ 0 0
1 3+ 1+ 1+ atau 2+
2 2+ 2+ 3+ atau 4+
3 1+ 3+
4 0 4+
Tabel 2.1. Skor Nugent (Sumber: Anggraini, 2012) Keterangan:
- Normal (skor 0-3)
- Intermediate (skor 4-6)
- VB (skor ≥ 7)
Gambaran diagnostik dari Vaginosis Bakterial dan Kandidiasis Vulvovaginalis
Kategori Fisiologis (normal)
Vaginosis Bakterial Kandidiasis Vulvovaginalis
Keluhan utama - Bau amis,
Meningkat
setelah
berhubungan
seksual
Gatal, rasa
terbakar
Cairan vagina Putih, bening Keruh atau putih, tipis, lengket
Putih, kental,
tidak berbau
KOH “whiff test”
- Bau amis seperti ikan -
pH vagina 3,8 - 4,2 > 4,5 < 4,5
Mikroskopis - “Clue cells”, sedikit peningkatan leukosit
Pseudohifa
Tabel 2.2. Gambaran diagnostik dari Vaginosis Bakterial dan Kandidiasis Vulvovaginalis (Sumber : Schorge, 2008)
2.2.6.Efek Vaginosis Bakterial pada Ibu Hamil
VB merupakan penyebab komplikasi ginekologis seperti serviksitis, salpingitis,
endometritis, post-operatif infeksi, dan infeksi saluran kemih. Serta komplikasi
pada kehamilan yaitu ketuban pecah dini, lahir prematur, chorioamnionitis, dan
postpartum endometritis (Anggraini, 2012). Menurut Al-Mousawi (2006), ibu
hamil di Amerika Serikat dengan VB lebih sering memiliki bayi yang lahir secara
2.2.7. Tata Laksana Vaginosis Bakterial pada Ibu Hamil
Metronidazole 500 mg secara oral dua kali sehari selama 7 hari atau
clindamycin krim 2% 5 gr secara intravaginal selama 7 hari ( Hacker, Gambone,
et al., 2010)
2.3. Hubungan Personal Hygiene dengan Kandidiasis Vulvovaginalis dan Vaginosis Bakterial pada Ibu Hamil
Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan
kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Kurang perawatan diri
adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan
untuk dirinya. Melihat hal itu personal hygiene diartikan sebagai hygiene
perseorangan yang mencakup semua aktivitas yang bertujuan untuk mencapai
kebersihan tubuh, meliputi membasuh, mandi, merawat rambut, kuku, gigi, gusi
dan membersihkan daerah genital. Jika seseorang sakit, biasanya masalah
kesehatan kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena mengganggap masalah
kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut kurang diperhatikan
dapat mempengaruhi kesehatan secara umum terutama pada wanita usia subur
(Nurhardini, Zainal, et al., 2011).
2.4. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kandidiasis Vulvovaginalis dan
Vaginosis Bakterial pada Ibu Hamil
Menurut Wirapradja (2013), menyatakan terdapat perbedaan yang mencolok
antara wanita yang berpengetahuan baik dan buruk tentang perawatan organ
reproduksi di berbagai jenjang pendidikan menunjukkan ketidakmerataan
penyebaran pendidikan kesehatan reproduksi wanita pada kelompok wanita di
Indonesia. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Sukarti (2005) terhadap remaja
putri di Grobogan, Jawa Tengah yang mengungkapkan bahwa hampir 95% dari
remaja di berbagai jenjang pendidikan mendukung untuk diadakannya pendidikan
kesehatan reproduksi. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin
mudah menerima informasi, sehingga makin banyak pengetahuan yang dimiliki
perawatan organ reproduksi wanita tidak menjamin mempunyai perilaku yang
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah disebutkan sebelumnya, maka
kerangka konsep pada penelitian ini adalah :
3.2. Definisi Operasional
3.2.1 Prevalensi
Prevalensi adalah jumlah orang dalam populasi yang menderita suatu
penyakit atau kondisi pada waktu tertentu; pembilang dari angka ini adalah Ibu hamil dilihat
berdasarkan:
• Usia • Frekuensi
kehamilan • Usia
kehamilan • Riwayat
keputihan sebelumnya • Tingkat
pendidikan
Prevalensi Kandidiasis Vulvovaginalis dan Vaginosis Bakterial
pada Ibu Hamil
Diagnosa ditegakkan berdasarkan pemeriksaan laboratorium mikrobiologi:
-KOH 10%
jumlah kasus yang ada dengan kondisi pada waktu tertentu dan penyebutnya
adalah populasi total.
3.2.2 Kandidiasis Vulvovaginalis pada Ibu Hamil
Ibu hamil yang berobat ke Poli ibu hamil RSUP Haji Adam Malik Medan
yang didiagnosis menderita kandidiasis vulvovaginalis dengan menggunakan
pemeriksaan mikrobiologi.
Alat ukur: KOH 10%
Cara ukur: Sampel usapan vagina ibu hamil pada kapas lidi steril di lakukan
hapusan pada gelas objek lalu diberi KOH 10% kemudian di
letakkan di bawah mikroskop cahaya
Hasil ukur: Penderita KVV
Skala pengukuran: Skala nominal
3.2.3 Vaginosis Bakterial pada Ibu Hamil
Ibu hamil yang berobat ke Poli ibu hamil RSUP Haji Adam Malik Medan
yang didiagnosis menderita VB dengan menggunakan pemeriksaan mikrobiologi.
Alat ukur : Kriteria Amsel
Cara ukur : Sampel usapan vagina ibu hamil pada kapas lidi steril diletakkan
pada gelas objek lalu ukur pH dengan kertas laksmus, kemudian beri
KOH 10% untuk tes whiff. Sampel usapan vagina ibu hamil pada
kapas lidi steril diletakkan pada gelas objek dilakukan hapusan pada
gelas objek lalu dilakukan wet mount kemudian diletakkan di bawah
mikroskop cahaya
Hasil ukur : Penderita VB
3.2.4 Usia
Usia ibu hamil pada saat datang ke Poli ibu hamil RSUP Haji Adam Malik
Medan.
Alat ukur: Kuesioner
Cara ukur: Kuesioner
Hasil ukur: 15-19, 20-25, 26-45 tahun
Skala pengukuran: Skala ordinal
3.2.5 Frekuensi Kehamilan
Jumlah kehamilan yang pernah dialami oleh ibu hamil dengan keputihan pada
saat datang ke Poli ibu hamil RSUP Haji Adam Malik Medan.
Alat ukur: Kuesioner
Cara ukur: Kuesioner
Hasil ukur: Primigravida, Multigravida
Skala pengukuran: Skala ordinal
3.2.6 Usia Kehamilan
Usia kehamilan pada ibu hamil dengan keputihan pada saat datang ke Poli ibu
hamil RSUP Haji Adam Malik Medan.
Alat ukur: Rumus hari pertama haid terakhir
Cara ukur: Perhitungan usia kehamilan dengan menanyakan tanggal hari
pertama haid terakhir responden. Kemudian, bulan dikurangi 3,
hari ditambah 7 dan tahun ditambah 1
Hasil ukur: Trimester I, Trimester II, Trimester III
3.2.7 Riwayat keputihan sebelumnya
Ibu hamil yang mengakui pernah mengalami keputihan sebelum datang ke
Poli ibu hamil RSUP Haji Adam Malik Medan
Alat ukur: Kuesioner
Cara ukur: Kuesioner
Hasil ukur: Terdapat keputihan, tidak terdapat keputihan sebelumnya
Skala pengukuran: Skala nominal
3.2.8 Tingkat Pendidikan
Pendidikan terakhir yang pernah dijalani oleh ibu hamil dengan keputihan yang
datang ke Poli ibu hamil RSUP Haji Adam Malik Medan.
Alat ukur: Kuesioner
Cara ukur: Kuesioner
Hasil ukur: Tidak sekolah, SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif
dengan desain studi cross sectional. Penelitian ini dilakukan untuk melihat
prevalensi KVV dan VB pada ibu hamil di Poli Ibu Hamil RSUP Haji Adam
Malik Medan.
4.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Adapun tempat dilakukannya penelitian ini adalah di Poli Ibu Hamil RSUP
Haji Adam Malik Medan. Tempat ini dipilih berdasarkan salah satu rumah sakit
pemerintah, rumah sakit pendidikan, serta memiliki angka kunjungan ibu hamil
yang cukup tinggi. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Agustus hingga
Oktober tahun 2013.
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian
4.3.1. Populasi Penelitian
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang didiagnosis
menderita keputihan di Poli Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik Medan periode
Agustus – Oktober 2013.
4.3.2. Sampel Penelitian
Sampel yang akan diambil diuji menggunakan kriteria-kriteria berikut:
Kriteria inklusi:
1. Seluruh pasien ibu hamil dengan keluhan keputihan yang datang ke Poli
Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik Medan.
Kriteria Eksklusi:
1. Tidak bersedia untuk menjadi sampel penelitian dan tidak mengisi
informed consent.
2. Ibu hamil menderita AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome).
4.3.3. Besar Sampel Penelitian
Besar sampel pada penelitian ini adalah seluruh populasi ibu hamil dengan
diagnosis keputihan yang datang ke Poli Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik
Medan periode Agustus – Oktober 2013. Sampel didapatkan dengan metode total
sampling.
4.4. Teknik Pengumpulan Data
Adapun data yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis data primer.
Data primer penelitian ini diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan
pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi. Pasien yang
memenuhi kriteria inklusi diberikan penjelasan mengenai cara yang akan
dilakukan dan penderita menandatangani persetujuan. Selanjutnya dilakukan
pencatatan data mengenai penderita, yaitu identitas beserta variabel yang meliputi
usia, kehamilan, usia kehamilan, tingkat pendidikan, dan riwayat keputihan.
Pasien sebelumnya diminta untuk mengosongkan kandung kemih sebelum
berbaring dalam posisi litotomi, lalu vulva dibersihkan dengan kapas yang diberi
cairan pavlon. Spekulum dimasukkan secara perlahan dengan membentuk sudut
45°, cairan yang tampak dari dinding vagina diusap dengan lidi kapas steril. Lalu
lidi kapas steril dimasukkan ke dalam media transpor untuk dilakukan
pemeriksaan dengan KOH 10% dan kriteria Amsel di Laboratorium Mikrobiologi
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
4.5. Pengolahan dan Analisa Data
Pada penelitian ini, data dikumpulkan terlebih dahulu, dan diolah dengan
a. Editing
Editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan data.
b. Coding
Data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya
kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan
komputer.
c. Entry
Data yang telah diklarifikasi kemudian dimasukkan ke program komputer
untuk diolah.
d. Cleaning
Pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan ke dalam program
komputer guna menghindari terjadinya kesalahan pemasukan data.
e. Saving
Data yang telah dimasukkan dan telah diperiksa disimpan ke dalam
sebuah folder.
f. Analisis Data
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diperoleh dari pemeriksaan sekret vagina dengan
menggunakan pemeriksaan KOH 10% dan penggunaan kriteria Amsel pada 23
wanita hamil yang datang ke Poli Ibu Hamil Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan
periode Agustus - Oktober 2013. Sampel penelitian diperoleh dari pengambilan data
secara
total sampling. Diambil juga data usia, usia kehamilan, kehamilan, riwayat
keputihan sebelumnya, dan tingkat pendidikan dengan menggunakan kuesioner dan
pengukuran hari pertama haid terakhir. Hasil pemeriksaan sekret vagina dan
pengambilan kuesioner dan pengukuran hari pertama haid terakhir dapat disajikan
sebagai berikut.
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik kota
Medan Provinsi Sumatera Utara yang berlokasi di Jalan Bunga Lau no. 17, Kelurahan
Kemenangan Tani, Kecamatan Medan Tungtungan. Sesuai dengan SK MENKES
NO. 305/MENKES/SK/VII/1990, RSUP Haji Adam Malik merupakan pusat rujukan
kesehatan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi provinsi Sumatera Utara, DI
Aceh,
Sumatera
Barat
dan
Riau.
Dan
menurut
SK
MENKES
No.502/MENKES/SK/IX/1991, RSUP Haji Adam Malik Medan adalah rumah sakit
yang memiliki pusat pelayanan kesehatan dan pendidikan. Berdasarkan keterangan
diatas, RSUP Haji Adam Malik merupakan Rumah Sakit yang menerima pasien dari
berbagai macam daerah , suku , dan latar belakang yang berbeda. RSUP Haji Adam
untuk dilakukan penelitian bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara.
[image:38.612.108.512.227.331.2]5.1.2. Distribusi Karakteristik Responden
Tabel 5.1. Distribusi Usia Responden
Usia Ibu Hamil
Frekuensi
%
14
–
19 tahun
0
0
20
–
25 tahun
8
34,8
26
–
45 tahun
15
65,2
Total
23
100
Pada tabel 5.1. dijelaskan bahwa usia ibu hamil dikelompokkan menjadi tiga
kelompok, yaitu 14-19 tahun, 20-25 tahun, dan 26-45 tahun. Didapatkan bahwa
mayoritas pada kelompol usia 26-45, yaitu 15 orang (65,2%) diikuti kelompok 20-25
tahun, yaitu 8 orang (34,8%), dan usia 14-19 tahun tidak ditemukan.
Tabel 5.2. Distribusi Usia kehamilan Responden
Usia Kehamilan
Frekuensi
%
Trimester 1
3
13,0
Trimester 2
5
21,7
Trimester 3
15
65,2
Total
23
100
Pada tabel 5.2. berdasarkan distribusi usia kehamilan responden didapatkan
bahwa mayoritas dengan usia kehamilan trimester 3, yaitu sebanyak 15 orang
(65,2%), trimester 2 sebanyak 5 orang (21,7%), dan trimester 1 sebanyak 3 orang
[image:38.612.113.507.486.609.2]Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Kehamilan Responden
Kehamilan
Frekuensi
%
Primigravida
9
39,1
Multigravida
14
60,9
Total
23
100
Pada tabel 5.3, distribusi frekuensi kehamilan responden didapatkan
multigravida sebanyak 14 orang (60,9%), sedangkan primigravida sebanyak 9 orang
[image:39.612.109.512.375.473.2](39,1%).
Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Riwayat Keputihan Responden
Riwayat keputihan
Frekuensi
%
Ada
17
73,9
Tidak ada
6
26,1
Total
23
100
Pada tabel 5.4, didapatkan bahwa distribusi frekuensi riwayat keputihan
responden didapatkan bahwa sebanyak 17 orang (73%) pernah mengalami riwayat
keputihan sebelumnya dan sebanyak 6 orang (26,1%) belum pernah mengalami
Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Responden
Tingkat pendidikan
Frekuensi
%
Tidak sekolah
0
0
SD
0
0
SMP
1
4,3
SMA
10
43,5
Perguruan tinggi
12
52,2
Total
23
100
Pada tabel 5.5, distribusi frekuensi berdasarkan tingkat pendidikan responden
didapatkan bahwa mayoritas sampel merupakan yang memiliki tingkat pendidikan
akhir perguruan tinggi, yaitu sebanyak 12 orang (52,2%), SMA yaitu sebanyak 10
orang (43,5%), SMP yaitu sebanyak 1 orang (4,3%), sedangkan yang tidak sekolah
[image:40.612.108.511.537.646.2]dan SD tidak ditemukan.
Tabel 5.6. Distribusi Kandidiasis Vulvovaginalis dan Vaginosis Bakterial
Responden
KVV dan VB
Frekuensi
%
KVV
13
56,5
VB
5
21,7
Mikroorganisme lain
5
21,7
Pada tabel 5.6. dapat dilihat dari 23 wanita ibu hamil yang datang ke poli ibu
hamil RSUP Haji Adam Malik Medan, didapati 13 wanita (56.5%) menderita KVV
dan 5 wanita (21.7%) menderita VB.
5.1.3 Distribusi Penderita Kandidiasis Vulvovaginalis dan Vaginosis Bakterial
Berdasarkan Usia, Usia kehamilan, Kehamilan, Riwayat Keputihan, dan
[image:41.612.109.533.309.458.2]Tingkat pendidikan
Tabel 5.7. Distribusi Penderita Kandidiasis Vulvovaginalis dan Vaginosis
Bakterial Menurut Usia
Distribusi KVV dan VB responden menurut usia didapatkan bahwa pada usia
20
–
25 tahun, yang diddapati KVV sebanyak 3 orang (13%), serta VB sebanyak 4
orang (17,4%). Pada usia 26-45 tahun, yang didapati KVV sebanyak 10 orang
(43,5%) dan VB sebanyak 1 orang (4,3%). Pada usia 14
–
19 tahun, tidak ditemukan.
Usia
KVV dan VB
14 - 19
20 - 25
26
–
45
F
%
F
%
F
%
KVV
0
0
3
13
10
43,5
VB
0
0
4
17,4
1
4.3
Mikroorganisme lain
0
0
1
4,3
4
17,4
Tabel 5.8. Distribusi Penderita Kandidiasis Vulvovaginalis dan Vaginosis
Bakterial Menurut Usia Kehamilan
Distribusi KVV dan VB responden menurut usia kehamilan didapatkan bahwa
responden yang didiagnosis KVV paling banyak ditemukan pada trimester 3, yaitu
sebanyak 10 orang (43,5%). Responden yang didiagnosis VB, didapatkan pada
trimester 3 yaitu sebanyak 2 orang (8,7%) dan trimester 1 yaitu sebanyak 2 orang
[image:42.612.110.535.487.637.2](8,7%).
Tabel 5.9. Distribusi Penderita Kandidiasis Vulvovaginalis dan Vaginosis
Bakterial Menurut Frekuensi Kehamilan
Distribusi KVV dan VB responden menurut frekuensikehamilan didapatkan
bahwa responden yang didiagnosis KVV mayoritas yaitu sebanyak 7 orang (30,4%)
KVV dan VB
Trimester 1
Trimester 2
Trimester 3
F
%
F
%
F
%
KVV
0
0
3
13
10
43,5
VB
2
8,7
1
4,3
2
8,7
Mikroorganisme lain
1
4,3
1
4,3
3
13
Total
3
13
5
21,7
15
65,2
KVV dan VB
Frekuensi Kehamilan
Primigravida
Multigravida
F
%
F
%
KVV
6
26,1
7
30,4
VB
2
8,7
3
13
Mikroorganisme lain
1
4.3
4
17.4
multigravida. Responden yang didiagnosis VB, didapatkan juga mayoritas pada
[image:43.612.105.537.204.355.2]multigravida yaitu sebanyak 3 orang (13%).
Tabel 6. Distribusi Penderita Kandidiasis Vulvovaginalis dan Vaginosis
Bakterial Menurut Riwayat Keputihan
Distribusi KVV dan VB responden menurut riwayat keputihan didapatkan
bahwa responden yang didiagnosis KVV yang pernah mengalami riwayat keputihan
sebanyak 11 orang (47,8%). Responden yang didiagnosis VB, didapatkan yang belum
pernah mengalami riwayat keputihan, yaitu sebanyak 3 orang (13%).
Tabel 6.1. Distribusi Penderita Kandidiasis Vulvovaginalis dan Vaginosis
Bakterial Menurut Tingkat Pendidikan
KVV dan VB
Riwayat keputihan
Ada
Tidak ada
F
%
F
%
KVV
11
47,8
2
8,7
VB
2
8,7
3
13,0
Mikroorganisme lain
4
17,4
1
4,3
Total
17
73,9
14
26,1
Tingkat pendidikan
KVV dan VB
Tidak
sekolah
SD
SMP
SMA
Perguruan
Tinggi
F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
KVV
0
0
0
0
1
4,3
4
17,4
8
34,8
VB
0
0
0
0
0
0
2
8,7
3
13
Mikroorganisme lain
0
0
0
0
0
0
4
17,4
1
4,3
[image:43.612.103.570.529.709.2]Distribusi KVV dan VB responden menurut tingkat pendidikan didapatkan
bahwa responden yang didiagnosis KVV mayoritas pada perguruan tinggi yaitu
sebanyak 8 orang (34,8%). Responden yang didiagnosis VB, didapatkan yang pernah
mengalami riwayat keputihan, mayoritas sebanyak 3 orang (13%) perguruan tinggi.
Sedangkan, tidak sekolah dan SD tidak ditemukan.
5.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada ibu hamil yang datang
ke Poli Ibu Hamil RS. Haji Adam Malik Medan diperoleh data dari pemeriksaan
sekret vagina dengan menggunakan pemeriksaan KOH 10% dan penggunaan kriteria
Amsel . Data tersebut dijadikan dasar dalam melakukan pembahasan dan dijabarkan
sebagai berikut.
5.2.1. Prevalensi Kandidiasis Vulvovaginalis dan Vaginosis Bakterial pada Ibu
Hamil di Poli Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik Medan periode Agustus
–
Oktober 2013
Berdasarkan hasil penelitian ini, didapatkan bahwa angka kejadian ibu hamil
yang didiagnosis KVV sebanyak 13 orang (56,5%) dan vaginosis bakterial sebanyak
5 orang (21,7%). Angka kejadian responden yang didiagnosis KVV sangat tinggi
dibandingkan VB. Hal ini sesuai dengan kepustakaan, yaitu sekitar 75% dari ibu
hamil pernah mengalami kandidiasis vulvovaginalis satu episode dalam sepanjang
hidupnya dan 50% dari mereka mengalami rekurensi (Aslam, Hafeez,
et al., 2008).
Pada semua penelitian yang ada di mana ras atau etnis dilaporkan, prevalensi
VB lebih tinggi pada kelompok Afro-Amerika atau Afro-Karibia dibanding pada
perempuan kulit putih. VB juga berkaitan erat dengan status sosial ekonomi, yang
diukur dengan pendapatan dan tingkat pendidikan. Keadaan ini menyebabkan
prevalensi KVV dan VB pada ibu perlu diteliti pada daerah yang berbeda dan dengan
kondisi geografi berbeda, yang akan berkaitan dengan faktor ras dan sosial ekonomi.
Rosana,
et al., 2009).
5.2.2. Distribusi Penderita Kandidiasis Vulvovaginalis dan Vaginosis Bakterial
Berdasarkan Usia, Usia Kehamilan, Kehamilan, Riwayat Keputihan, dan
Tingkat Pendidikan.
Dalam studi peneltian ini, dapat dilihat bahwa dari 23 sampel yang diperiksa
didapatkan mayoritas penderita KVV pada usia 26-45 tahun yaitu sebanyak 10 orang
(43,5%) dan penderita VB paling banyak ditemukan pada usia 20-25 tahun, yaitu 4
orang (17,4%). Hal ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan
di
The antenatal clinic of Gynaecology and Obstetric Department Isra UniversityHospital
, Hyderabad, Pakistan pada tahun 2008 sebanyak 110 sampel, yang didapati
KVV pada usia 18-30 tahun sebanyak 77 orang (70%) dan 31-40 tahun sebanyak 33
orang (30%). (Parveen, Munir,
et al., 2008). Distribusi KVV tidak bergantung pada
peningkatan usia, KVV paling sering terjadi pada wanita dengan usia reproduktif
dengan aktivitas seksual aktif (Egan dan Lipsky, 2000). Menurut Anggraini (2012),
distribusi wanita hamil penderita VB paling banyak didiagnosis pada kelompok umur
20-34 tahun yaitu sebanyak 14 orang penderita (82,4%).
Banyak sampel yang ditemukan KVV dan VB berdasarkan usia kehamilan
pada penelitian ini menunjukkan trimester 3 paling banyak dijumpai yaitu sebanyak
10 orang (43,5%) dan 3 orang (8,7%). Hal ini didukung oleh penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Yousif dan Hussien di
Baghdad Teaching Hospital(2010), yang
menunjukan usia kehamilan >37 minggu yaitu sebanyak 36 orang (76%). Dalam
penelitian sebelumnya di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru tahun 2012, distribusi
VB berdasarkan umur kehamilan pada wanita hamil ditemukan terbanyak pada
kelompok umur kehamilan 28-40 minggu sebanyak 11 wanita hamil (64,7%).
Kepustakaan menjelaskan bahwa selama kehamilan, vagina tidak mengalami
perubahan yang sering seperti saat siklus menstruasi. Hingga saat ini belum ada
kehamilan dalam menganalisa hubungan peningkatan hormon gonadotropin dengan
VB (Anggraini, 2012).
Pada peneltian ini menunjukkan bahwa penderita KVV dan VB menurut
kehamilan paling banyak ditemukan pada multigravida sebanyak 7 orang (30,4%) dan
3 orang (13%). Penelitian sebelumnya di Puskesmas di Kabupaten Karawang, Balai
Kesehatan Batalyon, paling banyak dijumpai pada multigravida yaitu 366 orang
(50,8%) (Ocviyanti, Rosana,
et al., 2009). Distribusi wanita hamil yang menderita
VB paling banyak memiliki riwayat graviditas 2-3 yaitu 9 orang penderita (52,9%).
Penelitian sebelumnya oleh Bhalla dan Kaushika di India sebanyak 155 wanita hamil
(49,2%) memiliki riwayat paritas >2 (Anggraini, 2012). Hal ini sama-sama
menunjukkan bahwa angka kejadian pada jumlah kehamilan multigravida lebih
banyak dibandingkan primigravida.
Sebagian besar sampel mengalami riwayat keputihan pada penderita KVV,
dengan 11 orang (47,8%). Sedangkan yang tidak pernah mengalami riwayat
keputihan sebelumnya yaitu 2 orang (8,7%). Data tersebut menunjukkan kejadian
keputihan pada wanita cukup tinggi, akan tetapi karena wanita sering beranggapan
keputihan sebagai salah satu gejala
premenstrual syndromedan bukan sesuatu hal
yang mengkhawatirkan, sedikit sekali wanita yang berusaha untuk mengobati
keputihan, keputihan adalah gangguan kesehatan yang perlu segera diobati dan dicari
penyebabnya. Selain kurangnya pengetahuan wanita mengenai keputihan, faktor
personal hygiene
merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan keputihan.
Sesuai dengan kepustakaan yang dikemukakan oleh Nurhardini (2011).
Penderita KVV dan VB berdasarkan tingkat pendidikan, sampel yang
memiliki tingkat pendidikan akhir paling banyak ditemukan pada perguruan tinggi
yaitu sebanyak 8 orang (34,8%) dan 3 orang (13%). Tidak dijumpai yang memiliki
tingkat pendidikan akhir SD atau tidak sekolah. Dari hasil tersebut menunjukkan
bahwa tinggi nya pendidikan seseorang tidak bisa menjadi jaminan memiliki
perilaku yang baik untuk meningkatkan status kesehatannya. Sesuai dengan
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian, maka
kesimpulan yang diperoleh adalah:
a.
Prevalensi KVV pada ibu hamil di Poli Ibu Hamil RSUP Haji Adam
Malik Medan sebanyak 13 orang (56,5%)
b.
Prevalensi VB pada ibu hamil di Poli Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik
Medan sebanyak 5 orang (21,7%)
c.
Distribusi ibu hamil penderita KVV dan VB menurut usia paling banyak
ditemukan pada umur 26-45 tahun yaitu sebanyak 10 orang (43,5%) dan 4
orang (17,4%).
d.
Distribusi ibu hamil penderita KVV dan VB menurut usia kehamilan
paling banyak ditemukan pada trimester 3 yaitu sebanyak 10 orang
(43,5%) dan 2 orang (8,7%).
e.
Distribusi ibu hamil penderita KVV dan VB menurut frekuensi kehamilan
paling banyak ditemukan pada multigravida yaitu sebanyak 7 orang
(30,4%) dan 3 orang (13%).
f.
Distribusi ibu hamil penderita KVV menurut riwayat keputihan paling
banyak ditemukan pada responden yang pernah mengalami riwayat
keputihan yaitu sebanyak 10 orang (43,5%).
g.
Distribusi ibu hamil penderita VB menurut riwayat keputihan paling
banyak ditemukan pada responden yang belum pernah mengalami riwayat
keputihan yaitu sebanyak 3 orang (13%).
paling banyak ditemukan pada perguruan tinggi yaitu sebanyak 8 orang
(34,8%) dan 3 orang (13%).
6.2. Saran
a.
Mengingat tingginya angka kejadian kandidiasis vulvovaginalis dan vaginosis
bakterial diharapkan dapat meningkatkan kualitas
antenatal careterutama
dalam hal anamnesis serta pemberian terapi secara dini pada wanita hamil
yang menunjukkan tanda dan gejala keputihan.
b.
Bagi wanita hamil, yang merasakan adanya gejala keputihan agar dapat segera
memeriksakan diri pada petugas kesehatan dan yang memiliki resiko tinggi
Akah P.A., Nnamani C.E., Nnamani P.O., 2010.
Prevalence and Treatment Outcome of Vulvovaginal Candidiasis in Pregnancy in a Rural Community inEnugu state, Nigeria
.
Available
from
:
http://interesjournals.org/JMMS/Pdf/2010/November/Akah%20et%20al.pdf
[
Accesed: April 11th 2013].
Al-Mousawi J.K.N., Tarish H., Al-Saadi, 2006.
Microbiological Study ofBacterial Vaginosis Among Pregnant Women in Al-Diwaniya City
. Available
from: www.iasj.net/iasj?func=fulltext&aId=46417 [
Accesed: May 10th 2013].
Anggraini D., Maryuni, Pratiwi, 2012. Prevalensi dan Karakteristik Wanita Hamil
Penderita Bacterial Vaginosis di Poliklinik Obstetri dan Ginekologi RSUD
Arifin
Achmad
Pekanbaru.
Available
from
:
http://repository.unri.ac.id/bitstream/123456789/368/1/Eza%20Nia%20Pratiwi.
pdf [
Accesed: April 8th 2013].
Aslam, Hafeez, Ijaz, dan Tahir, 2008.
Vulvovaginal Candidiasis in Pregnancy.
Available from : http://thebiomedicapk.com/articles/255.pdf [
Accesed: April11th 2013
].
Cunningham, Leveno, Bloom, Hauth, Rouse, dan Spong, 2010.
SexuallyTransmitted Diseases : Vaginitis
. Dalam :
Williams Obstetrics 23rd Edition.United States of America
: McGraw-Hill Companies, 1246.
Egan dan Lypski, 2000.
Diagnosis of Vaginitis. Available from :
http://www.aafp.org/afp/2000/0901/p1095.html#abstract [
Accesed: November4th 2013
].
Hacker N.F., Gambone J.C., Hobel C.J., 2010.
Vulvovaginitis, SexuallyTransmitted Infections, and Pelvic Inflammatory Disease
. Dalam :
Essentialsof Obstetrics and Gynecology 5th Edition
. Philadelphia : Elseiver, 265-269.
Limia F., Lantero MI, Betancourt A, de Armas E, Villoch A, 2004.
Prevalence of Candida albicans and Trichomonas vaginalis in pregnant women in HavanaCity by an immunologic latex agglutination test
. Available from :
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15775877 [
Accesed: May 8th 2013].
Nelson D.B, Macones G., 2002.
Bacterial Vaginosis in Pregnancy:CurrentFindings and Future Direction
.
Available
from
:
http://epirev.oxfordjournals.org/content/24/2/102.full [
Accesed: May 28thMuliawan, S. Y., Suryawidjaja, J. E. 2001. Diagnosis Praktis Vaginosis Bakterial
Pada Kehamilan
.Tinjauan Kepustakaan. Fakultas Kedokteran Universitas
Trisakti,
Jakarta.
Available
from
:
http://www.univmed.org/wp-content/uploads/2011/02/Vol.20_no.2_3.pdf [
Accesed: May 19th 2013].