• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (DIY) PERIODE 2000-2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (DIY) PERIODE 2000-2014"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (DIY) PERIODE

2000-2014

THE INFLUENCE OF GROSS REGIONAL DOMESTIC PRODUCT (PDRB) AND TOTAL POPULATION OF PEOPLE ON REVENUE (PAD) SPECIAL REGION OF YOGYAKARTA (DIY) IN THE PERIOD 2000-2014

Oleh:

Esi Kumalawati 20120430175

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(2)

i

PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), JUMLAH PENDUDUK, DAN PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI DAERAH ISTIMEWA

YOGYAKARTA (DIY) PERIODE 2000-2014

THE INFLUENCE OF GROSS REGIONAL DOMESTIC PRODUCT (PDRB) AND TOTAL POPULATION OF PEOPLE ON REVENUE (PAD) IN THE SPECIAL REGION OF YOGYAKARTA (DIY) IN THE PERIOD

2000-2014

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Ilmu Ekonomi Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh: Esi Kumalawati

20120430175

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(3)

ii

PERNYATAAN

Dengan ini saya,

Nama : Esi Kumalawati Nomor Mahasiswa : 20120430175

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul:Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)dan Jumlah Penduduk terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Periode 2000-2014” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar keserjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.

(4)

iii

Motto

“Pada setiap fajar ada dua malaikat yang berseru “wahai anak Adam aku adalah hari yang baru, dan aku datang untuk menyaksikan amalan kamu.

Oleh sebab itu,manfaatkanlah aku sebaik-baiknya. Karena aku tidak akan kembali sebelum hari pengadilan”

(QS. Al-Mujadalah: 11)

“Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan)

yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”

(QS. Alam Nasyrah: 6-8)

Berfokuslah pada suatu keinginan yang pencapaiannya memampukan Anda mendapatkan keinginan.

(Mario Teguh)

Kemenangan hari ini bukanlah kemenangan esok hari Kegagalan hari ini bukan berati kegagalan esok hari Tak ada yang jatuh secara Cuma-Cuma, semua harus dilalui Dengan Do’a dan usaha Keberanian hari ini bukan berati

kebenaran saat nanti Hidup adalah perjuangan dan tujuan.

(5)

iv

Halaman Persembahan

Karya ini penulis persembahkan untuk :

Tuhan Yang Maha Esa yang telah menganugrahkan penulis ketekunan dan

semangat pantang menyerah dalam menyelesaikan skripsi untuk memenuhi syarat

kelulusan sarjana.

Ayahanda dan Ibunda tercinta, terimakasih atas pengorbanan, kesabaran, usaha

serta kerja keras selama ini untuk membiayai pendidikan penulis serta selalu

memberikan si penulis semangat kedua malaikat ku..you are my heroes my mom and

my father.

Seluruh keluarga besar yang menyayangi dan mengasihiku terimakasih atas

motivasi dan dukungannya selama ini...

Seluruh sahabat dan teman yang telah menemani dan memberi semangat selama

ini..trimakasih semuuaaa…kalian sahabat terbaikku…

Seluruh kakak-kakakku (Andriyani S.kep, Siti Mardiana S.E, Gusma

Arlinda S.Pd, Henti Deliyanti dan adekku Tasya Lira Dela Putri, Zikra

Syahputra yang tiada henti memberikan doa serta dukungan,, terimakasih banyak

saudara-saudaraku,,,

Seseorang yang sangat bermakna dalam hidupku yang senantiasa mensupport dan

menemaniku selama perjuangan dan selalu ada untukku dalam suka maupun duka,

kekasih terhebatku (Arbik Frengky SHI) Thanks for the motivation for this my

dear.

My best friend (Istiyana, Irma Piyanti, Zuryati, Listia Ermawati )

terimakasih atas semangatnya..

Teman-temanku tercinta Indah oktavita purnamasari, Winda veronika, Wina,

Purnamasri, Rahma Labanto, Ika Turyah yang telah menemani dan juga banyak

membantu terimakasih atas waktunya dan juga bantuannya dari kita kenal hingga

sekarang makasih juga buat adekku Gina ferania, Rafika yulianti, Heru refky

yang sering bantu..yang juga selalu memberikan semangat..terimakasih

(6)

v

Dengan segala kerendahan hati, penulis menghaturkan puji syukur

kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini penulis beri

judul“PENGARUH PDRB DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP

PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (DIY) PERIODE 2000-2014

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam

memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta. Dalam penyelesaian skripsi ini penulis mengalami hambatan dan kesulitan, Namun berkat dorongan dan bimbingan serta do’a dari banyak pihak,

maka akhirnya skripsi ini dapat penulis selesaikan. Oleh karena itu pada

kesempatan kali ini dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan

rasa terimakasih yang terdalam kepada:

1. Teristimewa Orang tua penulis Ayahanda Abdul Muthalib dan Ibunda

Ernawati, orang yang amat memberi makna bagi penulis dalam keadaan

apapun, orang yang memberi kekuatan untuk menjalankan alur kehidupan ini,

orang yang paling penulis sayangi melebihi apapun didunia ini.

2. Dr. Nano Prawoto, S.E., M. Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan

pengajaran, bimbingan dan kemudahan selama penulis menyelesaikan

(7)

vi

3. Dr. Imamudin Yuliadi, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi

Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakata yang telah

banyak memberikan waktu untuk berdiskusi serta memberikan kritik

yang membangun bagi penulis.

4. Dr. Masyhudi Muqorobin, S.E., M.Ec., Akt selaku dosen Ilmu Ekonomi

Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah

banyak memberikan pengajaran, bimbingan serta pengalaman

yangrevolusioner dalam membangun program studi Ilmu Ekonomi,

sehingga menjadi seperti sekarang ini.

5. Ibu Dr. Endah Saptutyningsih S.E.,M.SI selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan segenap waktu, tenaga, saran, dukungan, bimbingan sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

6. Ibu Dr. Lilies Setiartiti., M.Si. selaku dosen Ilmu Ekonomi yang telah

memberikan bimbingan baik didalam kelas maupun diluar. Semoga

dimudahkan Allah dalam menyelesaikan program Doktoralnya.

7. Bapak Ayif Faturahman S.E.i selaku dosen Ilmu Ekonomi yang telah

memberikan bimbingan baik didalam kelas maupun diluar kelas.

8. Bapak Agus Tri Basuki S.E., M.Si. selaku dosen Ilmu Ekonomi yang

telah memberikan bimbingan baik didalam kelas maupun diluar. Semoga

dimudahkan Allah dalam menyelesaikan program kedoktoralnya.

9. Kakak-kakak ku tercinta (Andriyani S.Kep, Siti Mardiana S.E, Gusma Arlinda S.Pd, Henti Deliyanti) dan kedua adik ku (Tasya Lira Dela Putri,

(8)

henti-vii

hentinya memberikan do’a kepada penulis hingga dapat menyelesaikan

study dengan baik.

10.Seseorang yang sangat bermakna dalam hidup ku (Arbik Frengky SHI) yang

tiada henti menyemangatiku dan serta mendoakan penulis di kala

menyelesaikan skripsi ini.

11.Teman-teman Ilmu Ekonomi 2012 yang telah menjadi bagian dari segala

perjuangan penulis selama kuliah. Semoga dimudahkan dalam

menyelesaikan skripsinya.

12.Teman-teman yang telah memotivasi dan setia membantu penulis dalam

penyelesaian skripsi ini (Istiyana, Irma Piyanti, Zuryati, Listia Ermawati,

Indah Oktavita Purnamasari, Winda Veronika, Rahma Labanto, Purnamasari,

Wina, Ika Turyah).

13.Teman-teman anggota Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Fakultas

Ekonomi Universitas Muhammadiyah yang telah memberikan ilmu sosial

yang sangat bermanfaat bagi penulis.

14.Teman-teman anggota Ikatan Mahasiswa Muko-muko Yogyakarta (IKMMJ)

yang telah memberi Wadah untuk menyalurkan ide-ide untuk kemajuan

kampung tercinta serta telah menjadi keluarga dan sahabat selama

diperantauan.

15.Seluruh staf pengajar, Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan bekal

(9)

viii

16.Semua pihak yang telah membantu dalam proses penulisan skripsi ini

yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Semoga segala bantuan

yang diberikan oleh semua pihak kepada penulis penyelesaian skripsi ini,

akan selalu mendapatkan balasan pahala yang setimpal dari Allah SWT.

17.Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan oleh karena

itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

pembaca.

Yogyakarta, 31 Oktober 2016

(10)

ix

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN... iii

MOTTO... iv

B. Batasan Masalah Penelitian... 7

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A. Landasan Teori ... 9

1. Definisi Pendapatan ... 9

2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ... 10

3. Pendapatan Asli Daerah ... 11

4. Produk Domestik Regional Bruto ... 13

(11)

x

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 29 E. Uji Asumsi Klasik ... 29 F. Teknik Analisis Data ... 30 BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Aspek Geografi dan Demografi ... 39 B. Aspek Kesejahteraan Masyarakat ... 44 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisis data ... 47 B. Pembahasan ... 54 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 58 B. Saran ... 58

(12)

xi

Halaman

Tabel 1 Realisasi PAD Provinsi di Pulau Jawa Tahun 2011-2013 ... 2

Tabel 2 Realisasi PAD Kabupaten/Kota di D.I Yogyakarta Tahun 2010-2014 ... 4

Tabel 3 Persentase Kontribusi PAD terhadap Realisasi Total Penerimaan Daerah Kabupaten/Kota di D.I Yogyakarta Tahun 2010-2014 ... 5

Tabel 4 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ... 37

Tabel 5 Pembagian Wilayah DIY Menurut Kabupaten/Kota ... 39

Tabel 6 Jumlah PendudukMenurut Kabupaten/Kota di DIY tahun 2008-2013 ... 44

Tabel 7 Pertumbuhan PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Konstan (%) ... 45

Tabel 8 Realisasi PAD Kabupaten/Kota di D.I Yogyakarta tahun 2010-2014 (dalam Ribu Rupiah) ... 46

Table 9 Hasil Uji Model Menggunakan Uji Chow ... 47

Tabel 10 Hasil Uji Model Menggunakan Uji Hausman ... 48

Tabel 11 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas dengan Uji White ... 50

Tabel 12 Hasil Pengujian Multikolinieritas ... 50

(13)

PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (DIY) PERIODE

2000-2014

THE EFFECT OF REGIONAL GROSSS DEMESTIC PRODUCT (PDRB) AND TOTAL POPULATION OF PEOPLE ON REVENUE (PAD) SPECIAL

REGION OF YOGYAKARTA (DIY) IN THE PERIOD 2000-2014

Diajukan oleh ESI KUMALAWATI

20120430175

Skripsi ini telah Dipertahankan dan Disahkan di depan

Dewan Penguji Program Studi Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Tanggal, 21 Desember 2016 Yang terdiri dari

Dr. Endah Saptutyningsih, SE., M.Si. Ketua Tim Penguji

Dr. Lilies Setiartiti, M.Si Dyah Titis Kusuma Wardani, SE.,MIDEc

Anggota Tim Penguji Anggota Tim Penguji

Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

(14)
(15)

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh PDRB dan jumlah penduduk terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) kabupaten/kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Objek penelitian ini adalah data PDRB dan jumlah penduduk PAD dari masing-masing kabupaten/kota di D.I Yogyakarta tahun 2000-2014.Teknik pengumpulan data dengan metode dokumentasi. Teknik analisis menggunakan analisis data panel.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) PDRB berpengaruh positif signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah kabupaten/kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. (2) Jumlah penduduk berpengaruh positif signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah kabupaten/kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

(16)

This research aims to find the influence of Gross Regional Domestic Product (PDRB) and Total Population Locally-generated Revenue (PAD) district/city in the province of Yogyakarta special region.

The research object is the data of Gross Regional Domestic Product (PDRB), and Total Population, the Locally-generated Revenue (PAD) of each Regency/ Municipality in Special Region of Yogyakarta in 2000-2014. The data collection technique uses documentation method. The analysis technique uses panels data analysis with the Eviews Program.

The research result shows that (1) Gross Regional Domestic Product (PDRB) has a positive and significant influence toward the Locally-generated Revenue (PAD) of Regency/ Municipality in Special Region of Yogyakarta. (2) Total Population has a positive and significant influence toward the Locally-generated Revenue (PAD) of Regency/ Municipality in Special Region of Yogyakarta.

(17)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sejak diberlakukannya otonomi daerah pada tahun 2004, maka

pemerintah daerah mempunyai kewenangan untuk mengatur dan mengurus

sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat sesuai peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Terbitnya Undang-Undang No. 23 Tahun

2014 tentang Pemerintah Daerah, menguatkan peranan otonomi daerah dalam

mengembangkan dan membangun daerah secara berkelanjutan.

Undang-undang tersebut memberikan hak otonom kepada daerah secara penuh untuk

mengatur dan mengurus keperluan daerahnya sendiri sesuai dengan kebijakan

dan aspirasi masyarakat. Sebagai konsekuensi dari pemberian otonomi yang

luas kepada daerah maka sumber-sumber keuangan telah banyak yang

bergeser ke daerah, baik melalui perluasan basis pajak maupun dana

perimbangan. Hal ini sesuai dengan arti desentralisasi fiskal yang

mengandung pengertian bahwa kepada daerah diberikan kewenangan untuk

memanfaatkan sumber keuangan sendiri dalam wadah Pendapatan Asli

Daerah dan didukung dengan perimbangan keuangan antara pusat dan daerah

(Haryanto, 2006).

Otonomi daerah yang diberikan pemerintah pusat kepada daerah,

diharapkan pemerintah daerah dapat lebih leluasa membangun daerahnya,

(18)

daerahnya sehingga dapat ditangani dan dipenuhi dengan cepat. Untuk

melaksanakan pembangunan tersebut, pemerintah daerah mengandalkan

sumber-sumber penerimaan daerah. Sumber penerimaan daerah yang utama

adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pendapatan Asli Daerah (PAD)

merupakan semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli

daerah. Sumber-sumber PAD menurut Undang-Undang No. 33 Tahun 2004

Bab V Pasal 6, meliputi Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan

Kekayaan Daerah yang dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah (Halim, 2004).

Jadi, PAD menggambarkan besar kecilnya penerimaan yang diperoleh suatu

daerah, yang dapat digunakan untuk melaksanakan pembangunan. Semakin

tinggi PAD yang dihasilkan suatu daerah, maka semakin mandiri daerah

tersebut dalam mengelola keuangan daerahnya. Berikut ini gambaran

mengenai Pendapatan Asli Daerah Provinsi di Pulau Jawa tahun 2011 sampai

tahun 2013.

Tabel 1

(19)

Tabel 1 menunjukkan gambaran mengenai kondisi Pendapatan Asli

Daerah Provinsi di Pulau Jawa periode 2011 – 2013. Berdasarkan tabel tersebut, terlihat bahwa provinsi D.I Yogyakarta pada tahun 2013 memiliki

PAD dengan realisasi terendah dibanding provinsi lainnya, yaitu Rp

1.216.102.750.000.

Provinsi D.I Yogyakarta merupakan salah satu provinsi di Pulau Jawa

yang memiliki luas wilayah terkecil dibandingkan dengan provinsi lainnya,

yaitu hanya 3.185,80 km2 atau 0,17% dari luas Indonesia (1.860.359,67 km2).

Selain itu, DIY juga merupakan salah satu provinsi yang memiliki

keistimewaan dalam urusan penyelenggaraan kepemerintahan. Urusan

kepemerintahan di DIY diselenggarakan oleh pihak kerajaan, dimana pihak

kerajaan dipimpin oleh seorang Sultan dan Pakualam yang sekaligus menjabat

sebagai gubernur dan wakil gubernur. DIY terdiri dari empat kabupaten yaitu

kabupaten Sleman, Bantul, Kulon Progo dan Gunung Kidul serta satu

kotamadya yaitu Kota Yogyakarta. Dengan luas wilayah dan jumlah

kabupaten/kota yang lebih sedikit daripada provinsi lainnya di pulau Jawa,

diharapkan DIY dapat lebih mengoptimalkan pembangunan di semua sektor,

sehingga dapat meningkatkan penerimaan PAD. Peningkatan PAD yang

dianggap modal, secara akumulasi akan lebih banyak menimbulkan

eksternalitas yang bersifat positif dan akan mendorong percepatan

pembangunan ekonomi (Pujiati, 2008).

Perkembangan PAD kabupaten/kota di D.I Yogyakarta dapat dilihat

(20)

Tabel 2

Realisasi PAD Kabupaten/Kota di D.I Yogyakarta Tahun 2010-2014 (dalam Ribu Rupiah)

Sumber: BPS D.I Yogyakarta tahun 2015

Tabel 2 menunjukkan bahwa Pendapatan Asli Daerah setiap

kabupaten/kota di D.I Yogyakarta cenderung mengalami peningkatan dalam

setiap tahunnya. Pada tahun 2014 realisasi PAD tertinggi di capai oleh

kabupaten Sleman dan terendah diperoleh kabupaten Kulon Progo. Nilai

realisasi PAD yang tinggi mengindikasikan bahwa daerah tersebut semakin

mandiri dan tidak terlalu bergantung pada pemerintah pusat, sehingga

mempunyai kemampuan yang baik untuk menjalankan kebijakan

desentralisasi dan otonomi daerah.

Suatu daerah dikatakan mempunyai kemampuan menjalankan kebijakan

desentralisasi dengan baik, apabila kontribusi PAD terhadap total penerimaan

daerah berada di atas angka 30% (Kuncoro, 2004). Berikut ini kontribusi PAD

terhadap penerimaan daerah masing-masing kabupaten/kota di D.I

(21)

Tabel 3

Persentase Kontribusi PAD terhadap Realisasi Total Penerimaan Daerah Kabupaten/Kota di D.I Yogyakarta Tahun 2010-2014

Kabupaten/Kota 2010 2011 2012 2013 2014

Sumber: www.bps.go.id Diakses pada tanggal 12 September 2016 jam 04.30

Tabel 3 menunjukkan persentase kontribusi PAD terhadap total

penerimaan dari masing-masing kabupaten/kota di D.I Yogyakarta selama

periode 2010-2014. Selama periode pengamatan tersebut besarnya kontribusi

PAD terhadap total penerimaan daerah cenderung mengalami peningkatan.

Namun, peningkatan tersebut masih di bawah kriteria yaitu 30%. Hal ini

berarti tingkat desentralisasi fiskal di D.I Yogyakarta masih di bawah cukup.

Artinya pemerintah daerah harus memperhatikan faktor-faktor yang mampu

meningkatkan PAD. Banyak faktor yang diduga mempengaruhi Pendapatan

Asli Daerah, diantaranya adalah PDRB, jumlah penduduk dan pajak daerah.

PDRB merupakan gambaran perekonomian secara menyeluruh di

daerah (Tarigan, 2005). PDRB memberikan dampak langsung pada perolehan

pendapatan daerah. PDRB merupakan fungsi dari PAD. Dengan

meningkatnya PDRB maka akan menambah penerimaan pemerintah daerah

yang dapat digunakan untuk membiayai program-program pemerintah atau

(22)

kepada masyarakat yang diharapkan akan dapat meningkatkan

produktivitasnya.

Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis

republic Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang

berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan untuk menetap, baik yang

produktif atau tidak produktif (Anata, 2008). Jumlah penduduk menunjukkan

tinggi rendahnya pertumbuhan penduduk dalam suatu daerah. Penambahan

jumlah penduduk yang tinggi disertai dengan perubahan teknologi akan

mendorong naiknya tabungan masyarakat, sehingga dapat meningkatkan

pendapatan daerah.

Penelitian yang meneliti tentang Pendapatan Asli Daerah sudah banyak

dilakukan. Diantaranya adalah penelitian Kusuma (2013) yang membuktikan

bahwa penerimaan pajak daerah berpengaruh signifikan terhadap peningkatan

PAD. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Prabawa (2009) dan

Nugraha (2013).

Penelitian Asmuruf, Vikie dan George (2015) menunjukkan bahwa

PDRB tidak berpengaruh signifikan terhadap PAD, sedangkan jumlah

penduduk berpengaruh signifikan terhadap PAD. Berbeda dengan hasil

penelitian Susanto (2014) yang membuktikan bahwa PDRB dan jumlah

penduduk berpengaruh signifikan terhadap PAD. Hasil penelitian ini konsisten

(23)

Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”PENGARUH PDRB DAN JUMLAH PENDUDUK

TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI DAERAH ISTIMEWA

YOGYAKARTA PERIODE 2000-2014”.

B. Batasan Masalah Penelitian

Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada pengaruh PDRB, dan

jumlah penduduk terhadap PAD dengan menggunakan periode penelitian

tahun 2000-2014. Penelitian ini menggunakan studi kasus di kabupaten/kota di

D.I Yogyakarta.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan salah satu sumber

penerimaan daerah yang utama. Di era otonomi ini peran PAD sangat penting

bagi pembangunan di daerah, sehingga masing-masing daerah berusaha untuk

mengoptimalkan penerimaan dari PAD. Di sisi lain, PAD setiap daerah tidak

sama antara daerah yang satu dengan daerah yang lain. Banyak faktor yang

diduga mampu mempengaruhi besar kecilnya PAD, seperti PDRB dan jumlah

penduduk.

Berdasarkan masalah di atas, maka pertanyan penelitian ini adalah:

1. Apakah PDRB berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah?

2. Apakah jumlah penduduk berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan

(24)

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Mengetahui pengaruh PDRB terhadap Pendapatan Asli Daerah.

2. Mengetahui pengaruh jumlah penduduk terhadap Pendapatan Asli Daerah.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah :

1. Manfaat teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

sebagai sumber referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang

meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Pendapatan Asli

Daerah.

2. Manfaat praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi

pihak-pihak yang berkepentingan untuk membuat kebijakan-kebijakan

yang terkait dengan peningkatan Pendapatan Asli Daerah agar

(25)

9

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Definisi Pendapatan

Pendapatan merupakan jumlah dari seluruh uang yang diterima

seorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu (biasanya satu

tahun). Pendapatan terdiri atas upah atau penerimaan tenaga kerja,

pendapatan dari kekayaan seperti sewa, bunga dan deviden serta

pembayaran atau penerimaan seperti tunjangan sosial atau asumsi

pengangguran (Nordhaus, 1993). Winardi (1991) menyebutkan bahwa

pendapatan adalah barang atau jasa yang dapat dikonsumsi selama periode

tertentu. Dengan demikian terlihat pendapatan mempunyai pengaruh

terhadap konsumsi dan tabungan akan meningkat pula.

Pendapatan daerah dapat diartikan sesuai dengan cara dari segi

mana melihatnya, adapaun definisi pendapatan daerah ditinjau dari

beberapa segi antara lain:

a. Ditinjau dari segi pendapatan, pendapatan daerah adalah jumlah

pendapatan atau balas jasa yang diterima oleh faktor produksi yang

dimiliki oleh penduduk wilayah itu yang ikut serta dalam proses

produksi dalam jangka waktu tertentu.

b. Ditinjau dari segi pengeluaran, pengeluaran daerah adalah pengeluaran

(26)

untung. Konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap perubahan

stok dan ekspor neto.

Berdasarkan definisi-definisi di atas maka dapat disimpulkan

bahwa pendapatan daerah adalah pendapatan atau penerimaan yang berasal

dari potensi-potensi yang dimiliki daerah yang bertujuan untuk membiayai,

mengatur dan mengurus kepentingan rumah tangga daerah itu sendiri.

2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Permendagri No. 27 Tahun 2003 Pasal 1 butir 1 menyebutkan

bahwa APBD merupakan suatu rencana keuangan tahunan pemerintahan

daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan

DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan daerah. APBD terdiri atas tiga

komponen yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD), Belanja Daerah dan

Komponen Pembiayaan. Dalam penelitian ini, yang akan dibahas adalah

Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Perekonomian makro menjelaskan bahwa dalam ekonomi makro

terdapat tiga komponen yaitu output, pendapatan dan pengeluaran. Output

pemerintah adalah pemerintah menyediakan barang atau jasa untuk

keperluan publik yang ditentukan oleh besaran pajak dari masyarakat,

sedangkan pendapatan nasional terdiri dari beberapa komponen yaitu Y = C

+ I + G, yang mana Y (pendapatan), C (konsumsi), I (investasi) dan G

(pembelian pemerintah), yang merupakan cakupan secara nasional

(27)

Pendapatan dalam suatu daerah merupakan pendapatan yang

mengutamakan pada penerimaan atau penambahan ekuitas dana tambahan

dalam periode waktu anggaran tertentu yang menjadi hak pemerintah

daerah dan tidak perlu melakukan pembayaran kembali (Khusaini, 2006).

3. Pendapatan Asli Daerah

Menurut Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah,

yang dimaksud Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan yang diperoleh

daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.

Sutrisno (1995) menyebutkan bahwa pendapatan asli daerah

adalah pendapatan yang menunjukkan kemampuan suatu daerah dalam

menghimpun sumber-sumber dana untuk membiayai kegiatan daerah.

Dumairi (1993) menyebutkan pendapatan asli daerah adalah pendapatan

sebagai suatu ukuran kesanggupan pajak didefinisikan dengan luas sebagai

keuntungan ekonomis yang diterima seseorang selama suatu waktu dengan

lebih tepat. Definisi lain menyebutkan bahwa pendapatan asli daerah

merupakan suatu pendapatan yang menunjukkan kemampuan suatu daerah

dalam menghimpun sumber-sumber dana untuk membiayai kegiatan baik

rutin maupun pembangunan.

Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

pendapatan asli daerah adalah pendapatan rutin dari usaha yang dilakukan

(28)

daerahnya untuk membiayai tugas dan tanggung jawabnya. Pendapatan

Asli Daerah bersumber dari:

a. Pajak Daerah

b. Retribusi daerah

c. Hasil Pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan

d. Lain-lain PAD yang sah, meliputi:

1) Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan

2) Jasa giro

3) Pendapatan bunga

4) Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing

5) Komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan

dan atau pengadaan barang dan atau jasa oleh daerah.

Menurut Undang-Undang No. 22 tahun 1999, sumber pendapatan

asli daerah berasal dari:

a. Pendapatan asli daerah yang terdiri dari :

1) Hasil pajak daerah

2) Hasil retribusi daerah

3) Hasil perusahaan milik daerah

4) Hasil pengelolaan kekayaan daerah lainnya yang sah

(29)

b. Dana perimbangan:

1) Bagian daerah dari penerimaan pajak bumi dan bangunan, bea

perolehan hak atas tanah dan bangunan dan penerimaan dari

sumber daya alam

2) Dana alokasi umum

3) Dana alokasi khusus

c. Pinjaman daerah

d. Lain-lain penerimaan yang sah

4. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah pendapatan total

yang diperoleh secara domestik, termasuk pendapatan yang diperoleh

factor-faktor produksi yang dimiliki asing, pengeluaran total atas barang

dan jasa yang diproduksi secara domestik atau nilai pasar semua barang

dan jasa akhir yang diproduksi dalam perekonomian dalam kurun waktu

tertentu (Mankiw, 2003).

Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output perkapita

dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan kenaikan

output perkapita dimana ada dua sisi yang perlu diperhatikan yaitu output

totalnya (GDP) dan sisi jumlah penduduknya. Output perkapita adalah

output total dibagi dengan jumlah penduduk (Boediono, 2008).

Pengukuran akan kemajuan sebuah perekonomian memerlukan

(30)

a. Produk Domestik Bruto (PDB)

Produk Domestik Bruto (PDB), atau ditingkat regional disebut Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB), merupakan jumlah barang dan jasa

akhir yang dihasilkan oleh suatu perekonomian dalam satu tahun dan

dinyatakan dalam harga pasar. Baik PDB atau PDRB merupakan ukuran

yg global sifatnya dan bukan merupakan alat ukur pertumbuhan ekonomi

yang tepat , karena belum dapat mencerminkan kesejahteraan penduduk

yang sesungguhnya, padahal sesungguhnya kesejahteraan harus dinikmati

oleh setiap penduduk dinegara atau daerah yang bersangkutan.

b. Produk Domestik Bruto Per kapita atau Pendapatan Per kapita

Produk Domestik Bruto Per kapita atau Produk Regional Domestik

Regional Bruto Per kapita pada skala daerah dapat digunakan sebagai

pengukur pertumbuhan ekonomi yang lebih baik karena lebih tepat

mencerminkan kesejahteraan penduduk suatu negara atau daerah yang

bersangkutan, atau disebut juga sebagai PDB atau PDRB rata-rata.

Tarigan (2005) menjelaskan PDRB merupakan gambaran perekonomian secara

menyeluruh di daerah. Perekonomian wilayah merupakan peningkatan pendapatan

masyarakat atau penduduk secara keseluruhan yaitu kenaikan seluruh nilai tambah

yang terjadi pada wilayah tersebut dan biasanya dilakukan perhitungan nilai harga

berlaku akan tetapi untuk melihat lebih lanjut setiap tahun maka harus dinyatakan

dalam bentuk riil yang artinya dibentuk secara harga konstan.

PDRB konstan akan memberikan dampak langsung pada

(31)

pajak yang telah ditentukan oleh pemerintah daerah untuk kalangan

pengusaha. Seperti teori Peacock dan Wisemen dalam MangkoeSoebroto

(2010) yang menyebutkan bahwa perkembangan ekonomi menyebabkan

berbagai pemungutan pajak dan meningkatkannya penerimaan pajak

menyebabkan pengeluaran pemerintah juga semakin meningkat. Hal ini

seperti yang digambarkan dalam model Circular Flow berikut ini.

(4)

(5) (3)

(6) (2)

(1)

(7) (8)

Ekspor Impor

Sumber: Rahardja (2008)

Gambar 1 Model Circular Flow

Perusahaan Pemerintah Rumah Tangga

Pembelian Barang danJasa

Pajak

Pajak Gaji, Pembayaran Bunga,

Penghasilan Non Balas Jasa (Transfer Payment

Gaji, Upah, Bunga, Deviden, Sewa Pembelian Barang danJasa

(32)

Model circular flow di atas menjelaskan bahwa perekonomian

terdiri atas empat sektor, yaitu:

a. Sektor rumah tangga, yang terdiri atas sekumpulan individu yang

dianggap homogen dan identik

b. Sektor perusahaan, yang terdiri dari berbagai perusahaan yang

memproduksi barang dan jasa.

c. Sektor pemerintah, yang mempunyai berbagai kewenangan politik

untuk menentukan perolehan pendapatan pemerintah dari masyarakat

dan perusahaan.

d. Sektor luar negeri, perekonomian negara yang melakukan ekspor

impor barang dari negara ke negara lain.

Gambar di atas menjelaskan urutan bergeraknya ekonomi dalam

suatu daerah. Garis 1 menggambarkan aliran pendapatan rumah tangga

dari sektor perusahaan yang dikelola baik swasta atau perorangan. Garis 2,

menunjukkan masyarakat memperoleh pendapatan dari sektor pemerintah

misalnya pegawai pemerintah dan pemerintah bisa jadi menyediakan

anggaran untuk tunjangan masyarakat kurang mampu atau sedang

menganggur yang biasanya lebih pada negara maju, akan tetapi pada garis

(3) jika masyarakat pendapatannya melebihi yang telah ditentukan atau

masyarakat mampu akan dikenakan pajak oleh pemerintah selain itu juga

pemerintah mengenakan pajak di perusahaan yaitu pada garis (6),

sedangkan pada garis (4) dan garis (5) penyediaan barang dan jasa dari

(33)

garis (8) di pemerintahan juga mendapatkan pendapatan yang berasal dari

kegiatan ekonomi ekspor impor.

Menurut Badan Pusat Statistik (2013) angka PDRB dapat diperoleh

melalui tiga pendekatan yaitu pendekatan produksi, pendekatan

pendapatan dan pendekatan pengeluaran yang selanjutnya dijelaskan

sebagai berikut :

a. Pendekatan Produksi

Pendekatan produksi digunakan untuk menghitung nilai tambah

barang dan jasa yang diproduksi oleh segala kegiatan ekonomi dengan

cara mengurangkan biaya antara dari masing-masing total produksi

bruto tiap-tiap sektor atau subsektor. Pendekatan ini banyak

digunakan pada perkiraan nilai tambah dari kegiatan-kegiatan

produksi yang berbentuk barang. Nilai tambah merupakan nilai yang

ditambahkan kepada barang dan jasa yang dipakai oleh unit produksi

dalam proses produksi sebagai input antara. Nilai yang ditambahkan

ini sama dengan balas jasa atas ikut sertanya faktor produksi dalam

proses produksi.

Di Indonesia sendiri dalam menghitung pendapatan nasional

maupun regional dari sisi produksi terdiri dari penjumlahan sembilan

sektor ekonomi/lapangan usaha antara lain:

1) Sektor Pertanian

2) Sektor Pertambangan dan Penggalian

(34)

4) Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih

5) Sektor Bangunan/ Konstruksi

6) Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

7) Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

8) Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

9) Sektor Jasa-jasa (BPS, 2013).

b. Pendekatan Pendapatan

Dalam pendekatan pendapatan maka nilai tambah dari setiap

kegiatan ekonomi diperkirakan dengan jalan menjumlahkan semua

balas jasa faktor produksi yaitu upah dan gaji, surplus usaha,

penyusutan dan pajak tidak langsung neto. Penjumlahan semua

komponen ini disebut NTB, untuk tidak mencari untung, surplus

usaha tidak diperhitungkan. Yang dimaksud surplus usaha di sini

adalah bunga neto, sewa tanah, dan keuntungan. Metode 21

pendekatan ini banyak dipakai pada sektor yang produksinya berupa

jasa seperti pada subsektor pemerintahan umum. Hal ini disebabkan

tidak tersedianya atau kurang lengkapnya data mengenai nilai

produksi dan biaya antara (Production Account) (Tarigan, 2005).

c. Pendekatan Pengeluaran

Pendekatan dari segi pengeluaran adalah menjumlahkan nilai

penggunaan akhir dari barang dan jasa yang diproduksi di dalam

(35)

penyediaan/produksi barang dan jasa itu digunakan untuk (BPS,

2013):

1) Konsumsi rumah tangga,

2) Konsumsi lembaga swasta yang tidak mencari untung,

3) Konsumsi pemerintah,

4) Pembentukan modal tetap bruto (investasi),

5) Perubahan stok, dan

6) Ekspor netto

PDRB merupakan salah satu indikator ekonomi yang dapat

menunjukkan kondisi perekonomian daerah setiap tahun. Data PDRB

mempunyai kegunaan sebagai berikut:

a. PDRB atas dasar harga berlaku (nominal) menunjukkan kemampuan

sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu daerah. Nilai PDRB

yang besar menunjukkan kemampun sumber daya ekonomi yang besar,

begitu juga sebaliknya.

b. PDRB harga berlaku menunjukkan pendapatan yang memungkinkan

untuk dinikmati oleh suatu daerah.

c. PDRB harga konstan (riil) dapat digunakan untuk menunjukkan laju

pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau setiap sektor dari tahun

ke tahun.

d. Distribusi PDRB harga berlaku menurut sektor menunjukkan struktur

(36)

ekonomi yang mempunyai peran besar menunjukkan basis

perekonomian suatu daerah.

e. PDRB harga berlaku menurut penggunaan menunjukkan produk

barang dan jasa digunakan untuk tujuan konsumsi, investasi dan

diperdagangkan dengan pihak luar negeri.

f. Distribusi PDRB menurut penggunaan menunjukkan peranan

kelembagaan dalam menggunakan barang dan jasa yang dihasilkan

oleh berbagai sektor ekonomi.

g. PDRB penggunaan atas dasar harga konstan bermanfaat untuk

mengukur laju pertumbuhan konsumsi, investasi dan perdagangan luar

negeri.

h. PDRB dan PRB perkapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai

PDRB dan PRB perkepala atau persatu orang penduduk.

i. PDRB dan PRB perkapita atas dasar harga konstan berguna untuk

mengetahui pertumbuhan nyata ekonomi perkapita penduduk suatu

daerah.

5. Penduduk

Menurut Population Reference Bureau (PRB) (2011), penduduk

merupakan sumber daya utama yang berpengaruh besar terhadap

pembangunan di suatu wilayah. Jumlah penduduk adalah sejumlah orang

yang sah yang mendiami suatu daerah atau Negara serta mentaati

(37)

Anata (2008) menjelaskan bahwa penduduk adalah semua orang

yang berdomisili di wilayah geografis Republik Indonesia selama 6 bulan

atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi

bertujuan untuk menetap, baik yang produktif atau tidak produktif.

Penduduk yang produktif merupakan harapan dari pemerintah daerah,

semakin produktif penduduk maka semakin besar kesempatan kerja yang

tercipta. Selain itu, jumlah penduduk kota yang diimbangi dengan SDM

yang terdidik akan membantu pembangunan daerah.

Mankiw (2006) menjelaskan bahwa penduduk akan mempengaruhi

pemerintah daerah, apabila kemajuan teknologi terjadi lebih cepat pada

daerah yang banyak jumlah penduduknya sehingga ada lebih banyak

temuan, maka daerah dengan banyak jumlah penduduk akan meningkatkan

pendapatan di dalam pemerintah daerah atau perkembangan daerah

tersebut lebih cepat. Pada teori Ekonomi Publik tentang pajak,

menyebutkan bahwa jumlah masyarakat mempunyai suatu tingkat

toleransi terhadap pajak, dimana masyarakat memahami besarnya

pungutan pajak yang dibutuhkan pemerintah untuk membiayai

pengeluaran baik pemerintah pusat ataupun daerah (Mangkoesoebroto,

2010).

Menurut hukum Wagner, disebutkan dalam suatu perekonomian di

dalam masyarakat, apabila jumlah pendapatan perkapita meningkat, secara

relative pengeluaran pemerintah pun akan meningkat karena adanya

(38)

Pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh tiga komponen yaitu

(Gorahe dkk, 2013):

a. Fertilitas (kelahiran)

Fertilitas menurut istilah demografi diartikan sebagai hasil

reproduksi yang nyata dari seorang wanita atau sekelompok wanita.

Dengan kata lain fertilitas ini menyangkut banyaknya bayi yang lahir

hidup. Natalitas mempunyai arti yang sama dengan fertilitas hanya

berbeda ruang lingkupnya. Fertilitas menyangkut peranan kelahiran

pada perubahan penduduk, sedangkan natalitas mencakup peranan

kelahitan pada perubahan penduduk dan reproduksi manusia.

b. Mortalitas (kematian)

Mortalitas atau kematian merupakan salah satu diantara tiga

komponen demografi yang dapat mempengaruhi perubahan penduduk.

Informasi tentang kematian penting, tidak saja bagi pemerintah

melainkan juga bagi pihak swasta, yang terutama berkecimpung dalam

bidang ekonomi dan kesehatan. Mati adalah keadaan menghilangnya

semua tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap

saat setelah kelahiran hidup.

Data kematian sangat diperlukan antara lain untuk proyeksi

penduduk guna perancangan pembangunan. Misalnya perencanaan

fasilitas perumahan, pendidikan, dan jasa-jasa lainnya yang digunakan

untuk kepentingan masyarakat. Data kematian juga diperlukan untuk

(39)

c. Migrasi

Migrasi merupakan salah satu faktor dasar yang

mempengaruhi pertumbuhan penduduk. Peninjauan migrasi secara

regional sangat penting untuk ditelaah secara khusus mengingat adanya

densitas (kepadatan) dan distribusi penduduk yang tidak merata,

adanya faktor-faktor pendorong dan penarik bagi orang-orang untuk

melakukan migrasi, di pihak lain, komunikasi termasuk transportasi

semakin lancar.

Migrasi juga diartikan sebagai perpindahan penduduk dengan

tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melampaui

batas politik/negara atau pun batas administrative/batas bagian dalam

suatu negara. Jadi, migrasi dapat diartikan sebagai perpindahan yang

relative permanen dari suatu daerah ke daerah lain. migrasi antar

bangsa (migrasi internasional) tidak begitu berpengaruh dalam

menambah atau mengurangi jumlah penduduk suatu negara kecuali di

beberapa negara tertentu yang berkenaan dengan pengungsian, akibat

dari adanya bencana baik bencana alam maupun perang. Pada

umumnya, orang yang datang dan pergi antar negara boleh dikatakan

berimbang saja jumlahnya. Peraturan-peraturan atau undang-undang

yang dibuat suatu negara pada umumnya sangat sulit dan ketat bagi

seseorang untuk bisa menjadi warga negara atau menetap secara

(40)

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian Susanto (2014) dengan judul Analisis Pengaruh PDRB,

Penduduk dan Inflasi terhadap Pendapatan Asli Daerah (Studi kasus kota

Malang tahun 1998-2012). Penelitian tersebut menggunakan variabel PDRB,

penduduk, inflasi dan PAD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PDRB dan

penduduk mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap PAD, sedangkan

inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap PAD.

Penelitian Prabawa (2009) dengan judul Analisis faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Asli Daerah kabupaten Banyumas.

Penelitian tersebut menggunakan variabel pajak daerah, retribusi daerah, hasil

pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, lain PAD yang sah dan PAD.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pajak daerah, retribusi daerah, hasil

pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah

baik secara parsial maupun simultan berpengaruh positif signifikan terhadap

PAD.

Penelitian Atmaja (2009) dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang

mempengaruhi PAD di Kota Semarang. Penelitian tersebut menggunakan

variabel pengeluaran pemerintah, PDRB, jumlah penduduk dan PAD. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pengeluaran daerah, jumlah penduduk dan

PDRB berpengaruh positif terhadap PAD.

Penelitian Asmuruf, Vikie dan George (2015) dengan judul Pengaruh

Pendapatan dan jumlah penduduk terhadap PAD di Kota Sorong. Penelitian

(41)

penelitian menunjukkan bahwa PDRB tidak berpengaruh signifikan terhadap

PAD, sedangkan jumlah penduduk berpengaruh signifikan terhadap PAD.

Penelitian Kusuma dan Wirawati (2013) dengan judul tentang Analisis

Pengaruh Penerimaan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap

Peningkatan PAD Sekabupaten/kota di Provinsi Bali. Penelitian tersebut

menggunakan variabel pajak daerah, retribusi daerah dan PAD. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pajak daerah dan retribusi daerah berpengaruh

signifikan terhadap PAD.

Penelitian Hendaris (2013) dengan judul Pengaruh Penerimaan Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah terhadap Peningkatan Pendapatan Asli daerah

pada Kota/Kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa pajak daerah berpengaruh signifikan terhadap PAD, sedangkan

retribusi daerah tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

peningkatan PAD.

C. Hipotesis

1. Pengaruh PDRB terhadap PAD

PDRB adalah nilai bersih barang dan jasa-jasa akhir yang

dihasilkan oleh berbagai kegiatan ekonomi di suatu daerah dalam periode

tertentu. PDRB merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan

perekonomian di suatu wilayah atau daerah (Sukmaraga, 2011). Selain itu,

PDRB suatu daerah yang tinggi mencerminkan tingkat keberhasilan

(42)

pembangunan di setiap sector, maka akan meningkatkan pendapatan

daerah tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin tinggi

PDRB suatu daerah maka akan semakin tinggi juga PAD daerah tersebut.

Penelitian Susanto (2014) membuktikan bahwa PDRB berpengaruh positif

signifikan terhadap PAD. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian

Heruyanto (2016) dan Atmaja (2009). Berbeda dengan penelitian

Asmuruf, dkk (2015) yang membuktikan bahwa PDRB tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap PAD.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disusun hipotesis sebagai

berikut:

Ha1 : PDRB berpengaruh positif signifikan terhadap PAD

2. Pengaruh Jumlah Penduduk terhadap PAD

Penduduk sangat menentukan perekonomian di suatu daerah.

Jumlah penduduk yang besar dan diimbangi dengan kesempatan kerja

serta perekonomian yang stabil akan mendorong peningkatan

pembangunan daerah. Dengan dibangunnya pusat-pusat pelayanan

masyarakat akan meningkatkan aktivitas perekonomian masyarakat, yang

pada akhirnya dapat mendorong peningkatan pendapatan asli daerah.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin besar jumlah penduduk

maka akan semakin tinggi Pendapatan Asli Daerah. Penelitian Susanto

(2014) membuktikan bahwa jumlah penduduk berpengaruh positif

signifikan terhadap PAD. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian

(43)

Heruyanto (2016) yang membuktikan bahwa jumlah penduduk memiliki

pengaruh negative signifikan terhadap PAD.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disusun hipotesis sebagai

berikut:

Ha2 : jumlah penduduk berpengaruh positif signifikan terhadap

(44)

28 A. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah data PDRB, jumlah penduduk dan

PAD dari masing-masing kabupaten/kota di D.I Yogyakarta tahun 2000-2014

yang meliputi kabupaten Bantul, Sleman, Kulon Progo, dan Gunung Kidul

serta kotamadya Yogyakarta.

B. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu berupa

kumpulan angka-angka dari PDRB, jumlah penduduk dan PAD.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi yaitu

teknik pengumpulan data dengan melihat laporan-laporan, jurnal-jurnal atau

buku-buku. Dalam penelitian ini data diperoleh dari BPS Yogyakarta atau

(45)

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah PAD, yaitu hak pemerintah

daerah yang diakui sebagai penambahan nilai kekayaan yang bersih,

diukur dalam satuan Rupiah.

2. Variabel independen

a. PDRB adalah total nilai barang dan jasa yang diproduksi di wilayah

tertentu dalam waktu tertentu, diukur dalam satuan Rupiah.

b. Jumlah Penduduk yaitu jumlah manusia yang bertempat

tinggal/berdomisili pada suatu wilayah atau daerah dan memiliki mata

pencaharian tetap di daerah itu serta tercatat secara sah berdasarkan

peraturan yang berlaku di daerah tersebut, diukur dalam satuan jiwa.

E. Uji Asumsi Klasik 1. Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2011), uji ini bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut

homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model

regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas. Untuk menguji heteroskedastisitas dalam penelitian

(46)

signifikansi dari variabel independen lebih besar dari 0,05. Apabila nilai

signifikansi kurang dari 0,05 maka terjadi heteroskedastisitas dalam

model regresi.

2. Multikolinieritas

Multikolinieritas merupakan masalah yang terdapat pada variabel

bebas yang memiliki ikatan yang erat atau hubungan yang saling

berpengaruh dalam model regresi. Suatu model persamaan regresi

diindikasikan mengandung masalah multikolinieritas bila R nya tinggi.

Pengujian multikolinieritas dalam penelitian ini menggunakan uji

korelasi parsial. Ketentuannya apabila nilai korelasi antar variabel

bebasnya lebih dari 0,8 maka terjadi multikolinieritas (Gujarati, 2003).

F. Teknik Analisis Data

1. Analisis Regresi Data Panel

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis

panel data sebagai alat pengolahan data dengan menggunakan software

Eviews 7. Analisis dengan menggunakan panel data adalah kombinasi dari

data time series dan cross section. Dengan mengakomodasi model

memberikan informasi yang baik terkait variabel-variabel cross section

maupun time series, data panel secara substansial mampu menurunkan

masalah omitted variable, model yang mengabaikan variabel yang relevan.

Persamaan model dengan menggunakan data cross section dapat ditulis

(47)

Yi = β0 + β1 Xi + εi ; I = 1,2,…,N

Dimana N adalah banyaknya data cross-section. Sedangkan persaman

model dengan time series adalah : Yt = β0 + β1 Xt + εt ; t = 1, 2, …, T

Dimana T adalah banyaknya data time series

Mengingat data panel merupakan gabungan dari time series dan

cross section maka model dapat ditulis dengan:

Yit = β0 + β1 Xit + εit; I = 1, 2, …, N ; t = 1, 2, …, T

Dimana :

N = banyaknya observasi

T = banyaknya waktu

N x T = banyaknya data panel

Secara umum dengan menggunakan data panel akan menghasilkan

intersep dan slope koefisien yang berbeda-beda pada setiap individu dan

setiap periode waktu. Oleh karena itu, di dalam mengestimasi persaman

akan sangat tergantung dari asumsi tentang intersep, koefisien slope dan

variabel gangguannya. Ada beberapa kemungkinan yang akan muncul,

yaitu:

a. Diasumsikan intersep dan slope adalah tetap sepanjang waktu dan

individu dan perbedaan intersep dan slope dijelaskan oleh variabel

gangguan.

(48)

c. Diasumsikan slope tetap tetapi intersep berbeda baik antar waktu

maupun antar individu.

d. Diasumsikan intersep dan slope berbeda antar individu

e. Diasumsikan intersep dan slope berbeda antar waktu dan antar

individu.

Gujarati (2003) menyebutkan keunggulan penggunaan data panel

diantaranya adalah:

a. Data panel mampu menyediakan data yang lebih banyak, sehingga

dapat memberikan informasi yang lebih lengkap, sehingga diperoleh

degree of freedom (df) yang lebih besar sehingga estimasi yang

dihasilkan lebih baik.

b. Dengan menggabungkan informasi dari data time series dan cross

section dapat mengatasi masalah yang timbul karena ada masalah

penghilangan variabel.

c. Data panel mampu mengurangi kolinearitas antar variabel.

d. Data panel lebih baik dalam mendeteksi dan mengukur efek yang

secara sederhana tidak mampu dilakukan oleh data time series murni

dan cross section murni.

e. Dapat menguji dan membangun model perilaku yang lebih kompleks.

Sebagai contoh, fenomena seperti skala ekonomi dan perubahan

teknologi.

f. Data panel dapat meminimalkan bias yang dihasilkan oleh agregat

(49)

Rohmana (2010) menyebutkan bahwa pembahasan teknik estimasi

model regresi data panel ada 3 teknik yang dapat digunakan yaitu:

a. Model dengan metode OLS (common effect model)

Model Common Effect merupakan model sederhana yaitu

menggabungkan seluruh data time series dengan cross section,

selanjutnya dilakukan estimasi model dengan menggunakan OLS

(Ordinary Least Square). Model ini menganggap bahwa intersep dan

slop dari setiap variabel sama untuk setiap obyek observasi. Dengan

kata lain, hasil regresi ini dianggap berlaku untuk semua

kabupaten/kota pada semua waktu. Kelemahan model ini adalah

ketidaksesuaian model dengan keadaan sebenarnya. Kondisi tiap

obyek dapat berbeda-beda dan kondisi suatu obyek satu waktu dengan

waktu yang lain dapat berbeda. Model common effect dapat

diformulasikan sebagai berikut:

yit= α + βj xjit+ εit

Dimana:

yit = variabel dependen di waktu t untuk unit cross section i α = intersep

βj = parameter untuk variabel ke-j

xjit = variabel bebas j di waktu t untuk unit cross section i εit = komponen error di waktu t untuk unit cross section i

i = urutan kota/kabupaten yang di observasi

(50)

b. Model Fixed Effect

Salah satu kesulitan prosedur panel data adalah bahwa asumsi

intersep dan slope yang konsisten sulit terpenuhi. Untuk mengatasi hal

tersebut, yang dilakukan dalam panel data adalah dengan

memasukkan variabel boneka (dummy variabel) untuk mengizinkan

terjadinya perbedaan nilai parameter yang berbeda-beda baik lintas

unit maupun antar waktu. Jadi, pada pendekatan ini meskipun intersep αi berbeda antar individu namun intersep sama antar waktu.

Pendekatan dengan memasukkan variabel boneka ini dikenal dengan

sebutan model efek tetap atau least square dummy variabel.

yit= α + βj xjit +

n

i 2iDiit

dimana:

yit = variabel dependen di waktu t untuk unit cross section i α = intersep yang berubah-ubah antar cross section

βj = parameter untuk variabel ke-j

xjit = variabel bebas j di waktu t untuk unit cross section i εit = komponen error di waktu t untuk unit cross section

Di = dummy variable

c. Model Random Effect

Model ini digunakan untuk mengatasi kelemahan model efek

tetap yang menggunakan variabel dummy, sehingga model mengalami

ketidak pastian. Penggunaan variabel dummy akan mengurangi derajat

(51)

yang diestimasi. Model ini menggunakan residual yang diduga

memiliki hubungan antar waktu dan antar individu, sehingga model

ini mengasumsikan bahwa setiap individu memiliki perbedaan

intersep yang merupakan variabel random. Model REM secara umum

dituliskan sebagai berikut:

it y ^

= α + βj xjit+ εit

εit = ui + vt + wit

Dimana:

ui ~ N (0,u2) = merupakan komponen cross section error

vi ~ N (0,v2) = merupakan komponen time series error

wi ~ N (0,w2) = merupakan time series dan cross section error

2. Metode Pemilihan Data

Pertama yang harus dilakukan adalah melakukan uji F untuk

memilih model mana yang terbaik diantara ketiga model tersebut,

dilakukan dengan uji Chow dan uji Hausman. Uji Chow dilakukan untuk

menguji antara model common effect dan fixed effect, sedangkan uji

Hausman dilakukan untuk menguji apakah data dianalisis dengan

menggunakan fixed effect atau random effect. Pengujian tersebut dilakukan

dengan Eviews 7. Dalam melakukan uji Chow, data diregresikan dengan

menggunakan model common effect dan fixed effect terlebih dahulu

(52)

Ho : maka digunakan model common effect

Ha : maka digunakan model fixed effects dan lanjut uji Hausman

Pedoman yang akan digunakan dalam pengambilan kesimpulan uji

Chow adalah:

a. Jika nilai probabilitas F ≥ 0,05 artinya Ho diterima, maka model common effect.

b. Jika nilai probabilitas < 0,05 artinya Ho ditolak, maka model fixed

effect, dan dilanjutkan dengan uji Hausman untuk memilih apakah

menggunakan model fixed effect atau metode random effect.

Selanjutnya untuk menguji Hausman Test data juga diregresikan

dengan model random Effect, kemudian dibandingkan antara fixed effect

dan random effect dengan membuat hipotesis:

Ho : Model random effect

Ha : Model fixed effect

Pedoman yang akan digunakan dalam pengambilan kesimpulan uji

Hausman adalah sebagai berikut:

a. Jika nilai probabilitas Chi-Square ≥ 0,05 maka Ho diterima yang artinya model random effect.

b. Jika nilai probabilitas Chi-Square < 0,05 maka Ho ditolak yang artinya

model fixed effect.

3. Rancangan Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis dimaksudkan untuk melihat bagaimana hubungan

(53)

untuk ditolak, sedangkan hipotesis alternative (Ha) merupakan hipotesis

yang diajukan dalam penelitian ini. Hipotesis dalam bentuk kalimat adalah

sebagai berikut:

Ho1 : tidak terdapat pengaruh positif antara PDRB terhadap PAD

Ha1 : terdapat pengaruh positif signifikan antara PDRB terhadap PAD

Ho2 : tidak terdapat pengaruh positif antara jumlah penduduk terhadap

PAD

Ha2 : terdapat pengaruh positif signifikan antara jumlah penduduk

terhadap PAD

4. Menghitung Koefisien Determinasi dan Pengujian Kriteria

Setelah menghitung koefisien korelasi maka selanjutnya dilakukan

pengujian kriteria. Kriteria pengujian yang dipakai dalam penelitian ini

berpedoman pada ketentuan pemberian interpretasi terhadap koefisien

korelasi berikut ini.

Tabel 4

Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199

Setelah diketahui nilai koefisien korelasi ( r ) yang memperlihatkan

(54)

koefisien determinasi (kd) yang dapat memperlihatkan berapa persen

variasi variabel X akan mempengaruhi variabel Y dengan rumus Sudjana

(2004):

Kd = r2 x 100%

Keterangan:

Kd = koefisien determinasi

R = nilai koefisien korelasi

Nilai Kd berada antara 0 sampai 1

a. Jika nilai Kd = 0 berarti tidak ada pengaruh variabel X terhadap

variabel Y

b. Jika nilai Kd = 1 berarti variasi (naik turunnya) variabel dependen Y

(55)

39

GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

A. Aspek Geografi dan Demografi 1. Karakteristik Wilayah

Secara administrative, DIY terdiri atas empat Kabupaten dan satu

Kota dengan 78 kecamatan dan 438 desa/kelurahan. Rinciannya adalah

sebagai berikut.

Tabel 5

Pembagian Wilayah DIY Menurut Kabupaten/Kota

Kabupaten/Kota IbuKota Kecamatan Kelurahan/Desa Luas wilayah

Kulonprogo Wates 12 88 586,3 km2

Bantul Bantul 17 75 508,1 km2

Gunungkidul Wonosari 18 144 1.485 km2

Sleman Sleman 17 86 574,82 km2

Kota Yogyakarta

Yogyakarta 14 45 32,5 km2

Sumber: RKPD DIY 2016

DIY tidak memiliki kawasan pedalaman maupun kawasan terpencil.

Menurut kondisi geografis, desa-desa di DIY terletak di daerah pesisir,

lereng/punggung bukit, dan daerah dataran.

a. Kabupaten Kulonprogo

Kabupaten Kulonprogo dengan ibuKota Wates memiliki 12

kecamatan dan 88 kelurahan/desa. Batas wilayah Kabupaten

(56)

Barat : Kabupaten purworejo, Jawa Tengah

Timur : Kabupaten Sleman dan Bantul DIY

Utara : Kabupaten Magelang, Jawa Tengan

Selatan : samudera hindia

Kabupaten Kulonprogo memiliki topografi yang bervariasi

dengan ketinggian antara 0-1000 m di atas permukaan laut, yang

terbagi menjadi 3 wilayah meliputi:

1) Bagian utara, merupakan dataran tinggi/perbukitan. Wilayah ini

penggunaan tanah diperuntukkan sebagai kawasan budidaya

konservasi dan merupakan kawasan rawan bencana tanah longsor.

2) Bagian tengah, merupakan daerah peralihan dataran rendah dan

perbukitan

3) Bagian selatan merupakan dataran rendah, yang rawan banjir

apabila musim hujan.

b. Kabupaten Bantul

Kabupaten Bantul dengan ibuKota Bantul memiliki 17

kecamatan dan 75 kelurahan/desa. Batas wilayah Kabupaten Bantul

sebagai berikut:

Barat : Kabupaten Kulonprogo, DIY

Timur : Kabupaten Gunungkidul dan Sleman DIY

Utara : Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman, DIY

(57)

Kabupaten Bantul terletak antara 07° 44 04 – 08° 00 27 Lintang Selatan dan 110° 12 34 – 110° 31 08 Bujur Timur. Luas wilayah Kabupaten Bantul 508,85 Km2 (15,90 5 dari Luas wilayah

Provinsi DIY) dengan topografi sebagai dataran rendah 140% dan

lebih dari separonya (60%) daerah perbukitan yang kurang subur,

secara garis besar terdiri dari :

1) Bagian Barat, adalah daerah landai yang kurang serta perbukitan

yang membujur dari Utara ke Selatan seluas 89,86 km2 (17,73 %

dari seluruh wilayah).

2) Bagian Tengah, adalah daerah datar dan landai merupakan daerah

pertanian yang subur seluas 210.94 km2 (41,62 %).

3) Bagian Timur, adalah daerah yang landai, miring dan terjal yang

keadaannya masih lebih baik dari daerah bagian Barat, seluas

206,05 km2 (40,65%).

4) Bagian Selatan, adalah sebenarnya merupakan bagian dari daerah

bagian Tengah dengan keadaan alamnya yang berpasir dan sedikit

berlaguna, terbentang di Pantai Selatan dari Kecamatan Srandakan,

Sanden dan Kretek.

c. Kabupaten Gunungkidul

Kabupaten Gunungkidul memiliki 18 kecamatan dan 144

kelurahan/desa. Batas wilayah Kabupaten Gunungkidul sebagai

(58)

Barat : Kabupaten Bantul, DIY

Timur : Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah

Utara : Kabupaten Klaten, Sukoharjo, Jawa Tengah dan

Sleman, DIY

Selatan : samudera hindia

Kabupaten Gunungkidul adalah salah satu Kabupaten yang ada di

Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan IbuKotanya Wonosari. Luas

wilayah Kabupaten Gunungkidul 1.485,36 km2 atau sekitar 46,63 %

dari luas wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

d. Kabupaten Sleman

Kabupaten Sleman dengan ibuKota Sleman memiliki 17

kecamatan dan 86 kelurahan/desa. Batas wilayah Kabupaten Sleman

sebagai berikut:

Barat : Kabupaten Kulonprogo dan Kabupaten Magelang

Timur : Kabupaten Klaten dan Boyolali, Jawa Tengah

Utara : Kabupaten Magelang, Jawa Tengah

Selatan : Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul

Bagian utara Kabupaten ini merupakan pegunungan, dengan

puncaknya Gunung Merapi di perbatasan dengan Jawa Tengah, salah

satu gunung berapi aktif yang paling berbahaya di Pulau Jawa.

Sedangkan di bagian selatan merupakan dataran rendah yang subur. Di

(59)

Progo (membatasi Kabupaten Sleman dengan Kabupaten Kulon

Progo), kali Code, kali Kuning, kali Opak dan Kali Tapus.

e. Kota Yogyakarta

Kota Yogyakarta dengan ibuKota Yogyakarta memiliki 14

kecamatan dan 45 kelurahan/desa. Batas wilayah Kabupaten Sleman

sebagai berikut:

Barat : Kabupaten Sleman

Timur : Kabupaten Sleman

Utara : Kabupaten Sleman

Selatan : Kabupaten Bantul

Kota Yogyakarta terletak di lembah tiga sungai, yaitu Sungai

Winongo, Sungai Code (yang membelah Kota dan kebudayaan

menjadi dua), dan Sungai Gajahwong. Kota ini terletak pada jarak 600

KM dari Jakarta, 116 KM dari Semarang, dan 65 KM dari Surakarta,

pada jalur persimpangan Bandung - Semarang - Surabaya - Pacitan.

Kota ini memiliki ketinggian sekitar 112 m dpl.

2. Demografi

Demografi meliputi ukuran, struktur, dan distribusi penduduk serta

bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran,

kematian, migrasi serta penuaan. Pertumbuhan penduduk di DIY secara

umum dipengaruhi oleh kelahiran, kematian dan migrasi. Menurut hasil

Gambar

Tabel 1
Tabel 2 menunjukkan bahwa Pendapatan Asli Daerah setiap
Tabel 3
Model Gambar 1 Circular Flow
+7

Referensi

Dokumen terkait

Namun terkadang sering terjadi kesalahan dalam pendataan dikarenakan petugas pendata yaitu Pekerja Sosial tidak memahami dan tidak hafal kriteria dari masing – masing

Berdasarkan hasil wawancara dengan Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat dapat diketahui bahwa Faktor Kebutuhan akan kekuasaan yang

Data Guru Ngaji, Takmir Masjid, Imam Musholla, Modin, dan Penyelenggara Pendidikan Ponpes penerima insentif terkadang kurang valid seperti rekening penerima yg mati, nama

Karena r-hitung lebih besar daripada r-tabel (0,551 &gt; 0,367), maka dapat disimpulkan instrumen yang digunakan reliabel dan dapat digunakan untuk penelitian.Data

Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengatasi Sikap Belajar Siswa dalam kelas di SMA Negeri 1 Gunung Toar Kecamatan Gunung Toar seperti suka ribut,

- Penyertaan modal pemerintah pusat adalah pengalihan kepemilikan Barang Milik Negara yang semula merupakan kekayaan negara yang tidak dipisahkan menjadi kekayaan negara

Tn. un tidak rutin dikonu%i.. Balote%ent Pe%erikaan nyeri 'ada gin#al dengan %engetuk /! dan hyo*ondria*a $. Gangguan Protat Segala )entuk kelainan 'ada 'rotat

Pada penelitian yang dilakukan oleh (Wuryanto &amp; Insani, 2013) yang berjudul “Tingkat Kesiapan (Readiness) Implementasi E- Learning di Sekolah Menengah Atas Kota