• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS EKSTERNALITAS POSITIF KEBERADAAN PT GUNUNG MADU PLANTATIONS (GMP) TERHADAP PEREKONOMIAN DESA BANDAR AGUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS EKSTERNALITAS POSITIF KEBERADAAN PT GUNUNG MADU PLANTATIONS (GMP) TERHADAP PEREKONOMIAN DESA BANDAR AGUNG"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

ANALISIS EKSTERNALITAS POSITIF

KEBERADAAN PT GUNUNG MADU PLANTATIONS (GMP) TERHADAP PEREKONOMIAN DESA BANDAR AGUNG

Oleh Elfia Shinta

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana dampak eksternalitas positif keberadaan PT Gunung Madu Plantations (GMP) terhadap: jumlah lapangan pekerjaan di Desa Bandar Agung, penyerapan tenaga kerja yang tersedia di Desa Bandar Agung,

peluang baru membuka usaha bagi masyarakat di Desa Bandar Agung, pengembangan usaha-usaha milik masyarakat di Desa Bandar Agung, keadaan arus transportasi di Desa Bandar Agung, manfaat pasar bagi masyarakat di Desa Bandar Agung, harga tanah di Desa Bandar Agung, dan pendapatan masyarakat di Desa Bandar Agung.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner atau daftar pertanyaan dan wawancara langsung kepada 92 orang aparatur desa dan tokoh masyarakat Desa Bandar Agung, sedangkan data sekunder diperoleh dari PT GMP dan Kantor Desa Bandar Agung.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa dampak eksternalitas positif keberadaan PT Gunung Madu Plantations terhadap perekonomian Desa Bandar Agung sangat baik, yakni sebesar 82,04%. Hal ini dilihat dari: PT GMP mampu membuat jumlah lapangan pekerjaan di Desa Bandar Agung bertambah, PT GMP memberikan manfaat dalam penyerapan tenaga kerja yang tersedia, PT GMP membuka peluang baru bagi masyarakat untuk membuka usaha, PT GMP membantu masyarakat dalam mengembangkan usaha-usaha yang sudah ada, PT GMP membuat keadaan arus transportasi di Desa Bandar Agung menjadi lancar, PT GMP membantu memaksimalkan pemanfaatan pasar di Desa Bandar Agung, PT GMP membuat harga tanah di Desa Bandar Agung mengalami kenaikan, serta PT GMP membuat pendapatan masyarakat secara umum meningkat.

Kata kunci: eksternalitas positif, perekonomian

(2)

ANALYSIS OF PT GUNUNG MADU PLANTATIONS (GMP)’S EXISTENCE POSITIVE EXTERNALITY

TO THE ECONOMY OF BANDAR AGUNG VILLAGE

By Elfia Shinta

The purposes from this research are to know how positive externality impacts of PT Gunung Madu Plantations (GMP)’s existence to: the number of jobs in Bandar Agung Village, absorption of manpowers in Bandar Agung Village, new opportunities to start business for society in Bandar Agung Village, developing of society’s business in Bandar Agung Village, transportation current condition in Bandar Agung Village, market benefits for society in Bandar Agung Village, the price of land in Bandar Agung Village, and society’s income in Bandar Agung Village.

This research uses primary and secondary data. Primary data is got from disseminating of quetioner or quetions list and interview to 92 peoples of village apparatus and public figure in Bandar Agung Village, while secondary data is got from PT Gunung Madu Plantations and Bandar Agung village meeting hall.

Research results indicate that positive externality impacts of PT Gunung Madu Plantations (GMP)’s existence to the economy of Bandar Agung Village is very good with achievement percentage 82,04%. It’s seen from: PT GMP can makes the number of jobs in Bandar Agung Village increases, PT GMP gives benefits in absorption of manpowers in Bandar Agung Village, PT GMP makes new opportunities to start business for society in Bandar Agung Village, PT GMP helps society in developing of society’s business in Bandar Agung Village, PT GMP makes market benefits maximal for society in Bandar Agung Village, PT GMP makes the price of land in Bandar Agung Village rises, and PT GMP makes society’s income in Bandar Agung Village rises commonly.

(3)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa dampak eksternalitas positif keberadaan PT Gunung Madu Plantations terhadap perekonomian Desa Bandar Agung sangat baik, yakni sebesar 82,04%. Hal ini dilihat dari:

1. PT GMP mampu membuat jumlah lapangan pekerjaan di Desa Bandar Agung bertambah.

2. PT GMP memberikan manfaat dalam penyerapan tenaga kerja yang tersedia.

3. PT GMP membuka peluang baru bagi masyarakat untuk membuka usaha.

4. PT GMP membantu masyarakat dalam mengembangkan usaha-usaha yang sudah ada.

5. PT GMP membuat keadaan arus transportasi di Desa Bandar Agung menjadi lancar.

6. PT GMP membantu memaksimalkan pemanfaatan pasar di Desa Bandar Agung.

7. PT GMP membuat harga tanah di Desa Bandar Agung mengalami kenaikan.

8. PT GMP membuat pendapatan masyarakat secara umum meningkat.

Namun, masih ada beberapa aspek yang persentase pencapaiannya di bawah 80 %, yakni aspek penyerapan tenaga kerja sebesar 77,19 %, pengembangan usaha sebesar 78,02 %, keadaan arus transportasi sebesar 73,88 %, dan pendapatan sebesar 74,55 %.

(4)

Untuk menyelesaikan permasalahan keempat aspek tersebut, maka sebaiknya perlu dilakukan:

a. peningkatan pelaksanaan program CSR oleh PT GMP, terlebih lagi terhadap aspek-aspek yang masih menjadi permasalahan bagi masyarakat desa yang ada di sekitarnya, seperti bantuan pembiayaan pembangunan jalan di desa-desa sekitar PT GMP;

b. pemberdayaan tenaga kerja yang tersedia di desa-desa sekitar PT GMP dengan lebih optimal dan pekerjaan yang ditawarkan lebih banyak sebagai karyawan swasta agar pendapatan masyarakat lebih meningkat;

c. penyelenggaraan pelatihan atau penyuluhan untuk masyarakat desa sekitar, seperti pelatihan bisnis dan penyuluhan pertanian agar terwujud masyarakat yang berkualitas sehingga mampu terserap dalam lapangan pekerjaan yang tersedia dan mandiri sehingga masyarakat juga mampu menciptakan lapangan pekerjaan sendiri; dan

(5)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan suatu negara bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, setiap insan

manusia berperan untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dan peningkatan kualitas hidup

masyarakat. Sebagai contoh, dunia usaha berperan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi

yang sehat dengan mempertimbangkan pula faktor lingkungan hidup. Kini dunia usaha tidak

lagi hanya memperhatikan catatan keuangan perusahaan semata (single bottom line),

melainkan sudah meliputi aspek keuangan, aspek sosial, dan aspek lingkungan (triple bottom

line). Sinergi dari tiga elemen ini merupakan kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan

(sustainable development).

PT Gunung Madu Plantations (GMP) merupakan pionir usaha perkebunan tebu lahan kering.

Pendirian PT GMP ini merupakan kebijakan pemerintah pada masa kepemimpinan Presiden

Soeharto. Eksistensi perusahaan yang dapat dipertahankan selama lebih dari 30 tahun

tentunya sangat diperhatikan hubungan dengan seluruh shareholder (pemegang saham)

maupun stakeholder (pemangku kepentingan) yang terkait, yakni karyawan, rekanan bisnis,

pemerintah, dan masyarakat sekitar.

Seiring dengan pesatnya perkembangan sektor dunia usaha sebagai akibat liberalisasi

ekonomi, berbagai kalangan swasta berupaya merumuskan dan mempromosikan tanggung

jawab sosial sektor usaha dalam hubungannya dengan masyarakat dan lingkungan. Namun, di

saat perubahan sedang melanda dunia, kalangan usaha juga tengah dihimpit oleh berbagai

tekanan, mulai dari kepentingan untuk meningkatkan daya saing, tuntutan untuk menerapkan

corporate governance, hingga masalah kepentingan para stakeholder yang makin meningkat.

(6)

stakeholder agar dapat berperan dalam pembangunan, sekaligus meningkatkan kinerjanya

agar tetap dapat bertahan dan bahkan berkembang menjadi perusahaan yang mampu bersaing.

Dalam suatu perekonomian modern, setiap aktivitas mempunyai keterkaitan dengan aktivitas

lainnya. Apabila semua keterkaitan antara suatu kegiatan dengan kegiatan lainnya

dilaksanakan melalui mekanisme pasar atau melalui suatu sistem, maka keterkaitan

antarberbagai aktivitas tersebut tidak menimbulkan masalah. Akan tetapi banyak pula

keterkaitan antarkegiatan yang tidak melalui mekanisme pasar sehingga timbul berbagai

macam masalah. Keterkaitan suatu kegiatan dengan kegiatan lain yang tidak melalui

mekanisme pasar adalah apa yang disebut dengan eksternalitas (Mangkoesoebroto, 1999:

109).

Begitu pula dengan setiap aktivitas yang dilakukan oleh PT GMP yang tentunya pasti juga

mempunyai keterkaitan dengan masyarakat yang ada di sekitarnya, khususnya masyarakat

Desa Bandar Agung. PT GMP terdiri dari empat departemen, yakni Departemen R & D,

Departemen Plantation, Departemen Factory, dan Departemen SBF. Masing-masing

departemen memiliki aktivitas masing-masing yang berbeda, namun saling berkaitan.

Eksternalitas dimungkinkan karena adanya interaksi antara berbagai faktor-faktor produksi.

Pada dasarnya eksternalitas timbul akibat adanya tindakan produksi atau konsumsi suatu

pihak yang berpengaruh terhadap pihak lain dan tidak adanya kompensasi yang diterima dari

pihak yang terkena dampak (Mangkoesoebroto, 1999: 43).

Secara umum dapat dikatakan bahwa eksternalitas adalah suatu efek samping dari suatu

tindakan pihak tertentu terhadap pihak lain, baik dampak yang menguntungkan maupun yang

merugikan, begitu halnya dengan PT GMP. Dalam menjalankan seluruh aktivitas

ekonominya, PT GMP juga menimbulkan eksternalitas positif maupun negatif yang

(7)

Kegiatan perkebunan PT GMP terbagi ke dalam dua musim, yakni musim giling yang terjadi

[image:7.595.70.444.415.708.2]

pada bulan April-Oktober dan luar musim giling yang terjadi pada bulan Oktober-Maret.

Gambar 1 memperlihatkan bagaimana proses produksi tebu dari perkebunan berlangsung dan

limbah-limbah yang dihasilkan dari proses tersebut. Secara umum, limbah-limbah yang

dihasilkan, baik limbah pertanian atau dari kegiatan perkebunan seperti pucuk daun maupun

limbah pabrik seperti ampas (bagasse), blotong, dan tetes (molasses), dimanfaatkan kembali

sehingga memiliki nilai tambah. Bahkan, dari hasil pengolahan limbahnya berupa tetes,

keuntungannya sangat cukup untuk dapat membayar gaji seluruh karyawan PT GMP.

Blotong  Pupuk Kompos Tebu (Kebu Tebu (Pabrik Nira Murn Gula Pasir Pucuk Daun  Makanan Ternak  Pupuk Kompos

Ampas (Bagasse)  Kertas

 Particle Board  Purfural  Kompos

 Bahan Bakar Boiler (membangkit listrik)

Molass es

 Etanol

 MSG

(8)

Gambar 1. Alur Produksi PT Gunung Madu Plantations.

Dari Gambar 1 dapat dilihat bahwa pada proses penebangan pohon tebu dari perkebunan

menghasilkan pucuk daun yang tidak terpakai dalam memproduksi gula dimanfaatkan untuk

makanan ternak dan pembuatan pupuk kompos. Kedua, pada proses penggilingan tebu di

pabrik menghasilkan limbah berupa ampas tebu (bagasse) dan blotong. Ampas tebu

(bagasse) dapat diolah kembali untuk pembuatan kertas, particle board, purfural, kompos,

dan bahan bakar boiler (pembangkit listrik), sedangkan dari blotong dapat dihasilkan pupuk

kompos. Ketiga, dari proses pengolahan nira murni dihasilkan limbah berupa tetes yang dapat

dimanfaatkan kembali untuk pembuatan etanol, MSG, single cell protein, dan untuk makanan

ternak. Dari penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa PT GMP berupaya semaksimal mungkin

agar limbah-limbah yang dihasilkannya ramah lingkungan.

Setiap tindakan ekonomi berpotensi membawa efek samping, masalahnya hanya pada tingkat

gangguannya saja. Dengan demikian, pelarangan secara total akan menghentikan kegiatan

ekonomi pada sektor usaha ini. Dengan adanya efek negatif ini, maka biaya menjadi tidak

sekedar yang ditanggung oleh perusahaan yang bersangkutan. Total biaya (internal

(9)

Untuk mengatasi eksternalitas negatif yang ditimbulkannya, PT GMP menerapkan corporate

social responsibility (CSR) sehingga masyarakat di sekitarnya tidak merasa terganggu dengan

keberadaan PT GMP. Program-program CSR yang dilakukan oleh PT GMP kepada seluruh

shareholder dan stakeholder yang terkait dapat dilihat pada Lampiran 1.

Bidang-bidang CSR yang dilaksanakan oleh PT GMP merupakan perwujudan dari tanggung

jawabnya terhadap lingkungan sekitar. Masing-masing bidang tersebut mencakup beberapa

program-program CSR yang biasa dilaksanakan dalam hal kontribusinya terhadap

pertumbuhan ekonomi dan pengembangan daerah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah yang

akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana dampak eksternalitas positif keberadaan

PT Gunung Madu Plantations (GMP) terhadap:

1. Jumlah lapangan pekerjaan di Desa Bandar Agung?

2. Penyerapan tenaga kerja yang tersedia di Desa Bandar Agung?

3. Peluang baru membuka usaha bagi masyarakat di Desa Bandar Agung?

4. Pengembangan usaha-usaha milik masyarakat di Desa Bandar Agung?

5. Keadaan arus transportasi di Desa Bandar Agung?

6. Manfaat pasar bagi masyarakat di Desa Bandar Agung?

7. Harga tanah di Desa Bandar Agung?

8. Pendapatan masyarakat di Desa Bandar Agung?

(10)

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana dampak eksternalitas

positif keberadaan PT Gunung Madu Plantations (GMP) terhadap:

1. Jumlah lapangan pekerjaan di Desa Bandar Agung.

2. Penyerapan tenaga kerja yang tersedia di Desa Bandar Agung.

3. Peluang baru membuka usaha bagi masyarakat di Desa Bandar Agung.

4. Pengembangan usaha-usaha milik masyarakat di Desa Bandar Agung.

5. Keadaan arus transportasi di Desa Bandar Agung.

6. Manfaat pasar bagi masyarakat di Desa Bandar Agung.

7. Harga tanah di Desa Bandar Agung.

8. Pendapatan masyarakat di Desa Bandar Agung.

D.Kerangka Pemikiran

PT GMP merupakan perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas (PT). Perseroan terbatas

(PT), dulu disebut juga naamloze vennootschaap (NV), adalah persekutuan untuk

menjalankan usaha yang memiliki modal terdiri dari saham-saham, yang pemiliknya

memiliki bagian sebanyak saham yang dimilikinya.

Dalam menjalankan seluruh kegiatannya, khususnya kegiatan perkebunan, PT GMP tentunya

menimbulkan eksternalitas terhadap pihak-pihak yang ada di sekitarnya, khususnya

masyarakat Desa Bandar Agung karena desa ini merupakan desa yang paling dekat dengan

PT GMP. Eksternalitas yang ditimbulkan oleh PT GMP dapat berupa eksternalitas positif

maupun negatif.

Eksternalitas adalah apabila tindakan seseorang mempunyai dampak terhadap orang lain

(atau segolongan orang lain) tanpa adanya kompensasi apapun juga sehingga timbul

(11)

dampak yang menguntungkan dari suatu tindakan yang dilakukan oleh suatu pihak terhadap

orang lain tanpa adanya kompensasi dari pihak yang diuntungkan, sedangkan eksternalitas

negatif apabila dampaknya bagi orang lain yang tidak menerima kompensasi sifatnya

merugikan.

Untuk mengatasi eksternalitas negatif yang ditimbulkannya, PT GMP menerapkan corporate

social responsibility (CSR) sehingga masyarakat di sekitarnya tidak merasa terganggu dengan

keberadaan PT GMP.

Setidak-tidaknya dua Undang-Undang di Indonesia mengamanatkan agar perusahaan

melaksanakan tanggung jawab sosial. Pertama, Pasal 15b Undang-Undang No. 25 Tahun

2007 tentang Penanaman Modal menyatakan bahwa setiap investor berkewajiban

melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan. Penjelasan pasal ini menyatakan bahwa

yang dimaksud dengan tanggung jawab sosial perusahaan adalah tanggung jawab yang

melekat pada perusahaan penanaman modal untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi,

seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat.

Setelah itu tanggung jawab sosial perusahaan dicantumkan lagi dalam Undang-Undang No.

40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, tetapi hanya terbatas kepada perusahaan di

bidang sumber daya alam. Pasal 74 ayat (1) Undang-Undang ini menyatakan perseroan yang

menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib

melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Ayat (2) pasal ini menyatakan

kewajiban tersebut diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan

dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. Selanjutnya ayat (3) menyebutkan

perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana yang dimaksud ayat (1) dikenai

(12)

menyatakan ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan diatur

dengan Peraturan Pemerintah.

Corporate social responsibility (CSR) dalam konsep yang luas mencakup kepatuhan

perusahaan kepada hak azasi manusia, perburuhan, perlindungan konsumen, dan lingkungan

hidup. Dalam pengertian yang sempit yaitu pembangunan kesejahteraan masyarakat sekitar

perusahaan berada.

CSR atau konsep tanggung jawab sosial perusahaan secara umum diartikan sebagai

kumpulan kebijakan dan praktik yang berhubungan dengan stakeholder, nilai-nilai,

pemenuhan ketentuan hukum, penghargaan masyarakat, lingkungan, serta komitmen dunia

usaha untuk berkontribusi dalam pembangunan secara berkelanjutan. Apabila perusahaan

melakukan program-program CSR diharapkan berkelanjutan sehingga perusahaan akan

berjalan dengan baik. Karena itu, program CSR lebih tepat apabila digolongkan sebagai

investasi dan strategi bisnis dari suatu perusahaan.

CSR diadopsi karena bisa menjadi penawar kesan buruk perusahaan yang terlanjur dalam

pikiran masyarakat dan lebih dari itu pengusaha dicap sebagai pemburu uang yang tidak

peduli pada dampak kemiskinan dan kerusakan lingkungan. Melakukan program CSR yang

berkelanjutan akan memberikan dampak positif dan manfaat yang lebih besar, baik kepada

perusahaan itu sendiri berupa citra perusahaan dan para stakeholder yang terkait. Program

CSR yang berkelanjutan diharapkan dapat membantu menciptakan kehidupan masyarakat

yang lebih sejahtera dan mandiri. Setiap kegiatan tersebut akan melibatkan semangat sinergi

dari semua pihak secara terus-menerus membangun dan menciptakan kesejahteraan dan pada

(13)

Dengan demikian, eksternalitas positif keberadaan PT GMP dan eksternalitas negatif yang

telah diatasi dengan menerapkan CSR dapat membuat perekonomian masyarakat desa sekitar,

khususnya Desa Bandar Agung, menjadi lebih baik.

Suranto dalam Armado (2008) menyatakan bahwa komponen yang dianggap penting dalam

penetapan aspek sosial ekonomi adalah sebagai berikut:

a. Pola perkembangan penduduk (jumlah, umur, perbandingan kelamin, dan sebagainya).

b. Pola perpindahan: pola perpindahan ini juga erat hubungannya dengan perkembangan

penduduk, pola perpindahan yang perlu diketahui adalah pola perpindahan keluar dan

masuk ke suatu daerah secara umum, serta pola perpindahan musiman dan tetap.

c. Pola perkembangan ekonomi: pola perkembangan ekonomi masyarakat ini erat

hubungannya pula dengan pola perkembangan penduduk, perpindahan, keadaan sumber

daya alam yang tersedia dan sumber pekerjaan yang tersedia.

d. Penyerapan tenaga kerja: dampak penyerapan tenaga kerja tidak selalu berupa dampak

langsung, tetapi juga dampak yang tidak langsung, artinya timbulnya sumber-sumber

pekerjaan baru dan ini merupakan komponen berikutnya yang penting.

e. Berkembangnya struktur ekonomi: yang dimaksud di sini adalah timbulnya aktivitas

perekonomian lain akibat adanya proyek tersebut sehingga merupakan sebagai

sumber-sumber pekerjaan yang baru.

f. Peningkatan pendapatan masyarakat: adalah dengan proyek tersebut meningkatkan

pendapatan masyarakat secara umum.

g. Perubahan lapangan pekerjaan: dengan timbulnya lapangan pekerjaan yang baru, baik

langsung ataupun tidak langsung, karena tidak selamanya dapat menguntungkan.

h. Tata guna usaha: yang dimaksud di sini adalah timbulnya lapangan usaha akibat adanya

(14)

i. Kesehatan masyarakat: kesehatan masyarakat selain erat hubungannnya dengan

pendapatan masyarakat juga erat kaitannya dengan kebiasaan dalam kehidupannya,

misalnya kebiasaan mandi, cuci, dan keperluan sehari-hari untuk makan dan minum.

j. Fasilitas kesehatan.

k. Fasilitas pendidikan.

l. Fasilitas beribadat.

m. Persepsi masyarakat dan sebagainya.

Sehubungan dengan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, yakni mengenai

dampak eksternalitas keberadaan PT Gunung Madu Plantations terhadap perekonomian Desa

Bandar Agung, maka aspek yang digunakan hanya meliputi aspek ekonomi untuk membahas

permasalahan tersebut, yakni aspek pada poin c hingga h. Selanjutnya, aspek-aspek tersebut

terbagi ke dalam delapan indikator dengan tujuan agar dapat menggambarkan bagaimana

keadaan perekonomian Desa Bandar Agung secara makro dengan adanya PT GMP, yakni

jumlah lapangan pekerjaan, penyerapan tenaga kerja, peluang baru membuka usaha,

pengembangan usaha-usaha, keadaan arus transportasi, manfaat pasar, harga tanah, dan

pendapatan.

Kegiatan Perkebunan

Perekonomian

Eksternalitas Positif

Indikator Ekonomi

1. Jumlah lapangan pekerjaan

2. Penyerapan tenaga kerja

3. Peluang baru membuka usaha

4. Pengembangan usaha

5. Keadaan arus transportasi

(15)

Gambar 2. Bagan Kerangka Pemikiran.

E. Hipotesis

1. Diduga dengan adanya PT GMP membuat jumlah lapangan pekerjaan di Desa Bandar

Agung bertambah.

2. Diduga dengan adanya PT GMP memberikan manfaat dalam penyerapan tenaga kerja

yang tersedia.

3. Diduga dengan adanya PT GMP membuka peluang baru bagi masyarakat untuk

membuka usaha.

4. Diduga dengan adanya PT GMP membantu masyarakat dalam mengembangkan

usaha-usaha yang sudah ada.

5. Diduga dengan adanya PT GMP membuat keadaan arus transportasi di Desa Bandar

Agung menjadi lancar.

6. Diduga dengan adanya PT GMP membantu memaksimalkan pemanfaatan pasar di Desa

Bandar Agung.

7. Diduga dengan adanya PT GMP membuat harga tanah di Desa Bandar Agung mengalami

kenaikan.

8. Diduga dengan adanya PT GMP membuat pendapatan masyarakat secara umum

(16)

F. Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penulisan skripsi ini terdiri dari:

Bab I : Pendahuluan, meliputi Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan

Penelitian, Kerangka Pemikiran, Hipotesis, dan Sistematika Penulisan.

Bab II : Tinjauan Pustaka, mencakup tentang teori-teori yang menjadi landasan

atau acuan dalam penelitian ini.

Bab III : Metode Penelitian, meliputi Jenis dan Sumber Data, Teknik Pengumpulan

Data, Alat Analisis, Pengambilan Sampel, Penentuan Skor Jawaban

Responden, Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur, Hasil Uji Validitas

dan Reliabilitas, serta Gambaran Umum Perusahaan dan Daerah

Penelitian.

Bab IV : Hasil dan Pembahasan, membahas uraian tentang hasil wawancara dan

penyebaran kuesioner yang telah disebar dan interpretasi dari kuesioner

tersebut.

Bab V : Simpulan dan Saran, menyajikan kesimpulan dan saran dari penulis yang

didasarkan dari hasil penelitian yang diperoleh.

Daftar Pustaka

Gambar

Gambar 1 memperlihatkan bagaimana proses produksi tebu dari perkebunan berlangsung dan

Referensi

Dokumen terkait