• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan media sosial (facebook dan twitter)terkait dengan pencarian informasi kesehatan oleh Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Penggunaan media sosial (facebook dan twitter)terkait dengan pencarian informasi kesehatan oleh Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

SKRIPSI

OLEH :

ROSMAWATI SINAGA NIM. 101000095

(2)
(3)

Terkait Dengan Pencarian Informasi Kesehatan Oleh Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara yang bertujuan untuk mengidentifikasi penggunaan media sosial, mengetahui sikap terhadap pencarian informasi kesehatan pada media sosial, dan mengetahui tindakan terhadap pencarian informasi kesehatan pada media sosial oleh mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Adapun teori yang dianggap relevan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Komunikasi Kesehatan, Media, Internet, Media Sosial, Informasi, dan Teori Perilaku.

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional yakni meneliti gambaran penggunaan media sosial (jejaring sosial) terkait dengan pencarian informasi kesehatan oleh Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Populasi dalam penelitian ini adalah para mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara angkatan 2010 – 2013 yang berjumlah 1785 orang. Untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus Isgiyanto dengan galat pendugaan 5% sehingga diperoleh sampel sebanyak 316 orang. Teknik penarikan sampel menggunakan Sampling Insidental. Sedangkan metode pengumpulan data yang dilakukan adalah data primer dan data sekunder.

Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa media sosial yang paling banyak digunakan oleh mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara adalah Facebook, sikap responden terhadap media sosial Facebook adalah baik demikian juga terhadap media sosial Twitter adalah baik, dan tindakan responden terhadap Facebook sebagai media untuk mencari informasi kesehatan adalah pada kategori baik dan kategori kurang serta terhadap Twitter yaitu tindakan dengan kategori baik.

(4)

This research, entitled The Use of Social Media (Facebook and Twitter) related to Health Information Search By Faculty of Public Health University of North Sumatra, which aims to identify the use of social media, the attitude towards health information seeking on social media, and knowing action on health information seeking on the media social by students of the Faculty of Public Health Universitas Sumatera Utara.

The theory is considered relevant that used in this research is Health Communication, Media, Internet, Social Media, Information, and Behavior Theory.

This is a descriptive study with cross sectional approach to examine the description that the use of social media (social networking) related to the search health information by the Faculty of Public Health Universitas Sumatera Utara.

Population in this research are students of Faculty of Public Health University of North Sumatra Force 2010 - 2013, amounting to 1785 people. To determine the number of samples used formula Isgiyanto the estimation error of 5% in order to obtain a sample of 316 people. The sampling technique using incidental sampling. While the method of data collection been done is the primary data and secondary data. The data analysis technique used in this research is to use computer software SPSS (Statistical Product and Service Solutions) are presented in descriptive form.

From these results, it can be concluded that social media is the most widely used by students of the Faculty of Public Health Universitas Sumatera Utara are Facebook, the respondents' attitudes towards social media Facebook is good as well as on the Twitter social media is good, and the action of respondents to Facebook as a media to search for health information is in both good categories and bad categories as well as for Twitter is the action of good categories.

(5)

Nama : Rosmawati Sinaga

Tempat/ Tanggal Lahir : Afd. D Tobasari, 22 September 1991 Agama : Kristen Protestan

Suku : Batak Toba

Jumlah Saudara : 3 orang

Nama Orang Tua : Holder Sinaga (Alm.) dan Tarida Pasaribu

Alamat Rumah : Emplasmen Tobasari, Kec. Sarimattin, Kab. Simalungun Riwayat Pendidikan :

1. SD Inpres Tobasari : Tahun 1998-2002 2. SD Negeri 1 Bondo : Tahun 2002-2004 3. SMP Negeri 1 Jepara : Tahun 2004-2007 4. SMA Negeri 1 Jepara : Tahun 2007-2010

Riwayat Organisasi :

(6)

Puji dan syukur tiada terkira penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan karunianya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal yang berjudul Penggunaan Media Sosial (Facebook dan Twitter) Terkait Dengan Pencarian Informasi Kesehatan Oleh Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Sarjana di Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini penulis persembahkan untuk orangtua yang telah membesarkan penulis dengan kasih sayang yang tak ternilai harganya, yaitu Tarida Pasaribu, abang penulis, yaitu Ricardo Sinaga, kakak penulis, yaitu Rina Mayasari Sinaga, adik penulis, yaitu Rut Damayanti Sinaga, dan semua orang yang selalu memberikan semangat kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Selama masa kuliah sampai penyelesaian skripsi ini, penulis juga banyak mendapat dukungan, bimbingan, maupun bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar -besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS selaku dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Tukiman, MKM selaku Ketua Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Lita Sri Andayani, SKM, M.Kes selaku Pembimbing I dan selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis yang banyak memberi motivasi, didikan dan bimbingan yang berharga selama pengerjaan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Eddy Syahrial, M.Si selaku pembimbing II yang selalu membimbing penulis selama pengerjaan skripsi ini.

(7)

7. Bapak Warsito selaku staf admnistrasi Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara. 8. Papa, Mama, Arild, Aditya, dan Aulia telah menjadi keluarga yang selalu

menyayangi dan mendukungku selama ini.

9. Chatarina Sagala yang selalu menjadi teman terbaik selama kita kuliah. Terimakasih juga telah meluangkan waktu untuk memberi masukan dan saran kepada penulis, serta terus mendukung penulis untuk menyelesaikan skripsi dengan sebaik-baiknya.

10.Risol, Bernike Pedro, Lidyunk, Wanda Koteka, Mak On, Kak Myke yang pacarnya buncit, Bang Joe sebagai saudara seperjuangan dan yang selalu menyemangati dan membuat hari-hari penulis lebih berwarna.

11.KTB Teleiakhara yaitu Kak May Laura, Ria Solia, Efrida, Riska, dan Mentari. Semangat untuk kita!

12.Seluruh mahasiswa peminatan PKIP FKM USU yang luar biasa dan ajaib. 13.Teman-teman stambuk 2010 yang super dan luar biasa. Sukses untuk kita

semua! Semoga kita dapat menjadi agen perubahan bagi Indonesia.

14.Serta untuk semua pihak yang telah mendukung penyelesaian skrpsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu oleh penulis, saya ucapkan terima kasih yang sebesar -besarnya.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam rangka menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi setiap pembaca. Terimakasih.

Medan, Oktober 2014

Penulis,

(8)

Halaman Pengesahan...i

Abstrak... ii

Abstract... iii

Daftar Riwayat Hidup...iv

Kata Pengantar... v

Daftar Isi...vii

Daftar Tabel...xi

Daftar Lampiran……….xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... ...1

1.2 Rumusan Masalah... ... 5

1.3 Tujuan Penelitian... . 6

1.3.1 Tujuan Umum... .. 6

1.3.2 Tujuan Khusus... ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Kesehatan ... 7

2.2 Media. ... 10

2.2.1 Definisi Media... 10

2.2.2 Media Promosi Kesehatan ... 11

2.3 Internet. ... 13

2.4 Media Sosial. ... 16

2.5 Informasi. ... 23

2.6 Teori Perilaku.. ... 25

2.7 Penelitian yang Terkait... 31

2.8 Kerangka Konsep. ... 33

(9)

3.2.2 Waktu Penelitian... ... 35

3.3 Populasi dan Sampel. ... 35

3.3.1 Populasi... ... 35

3.3.2 Sampel... ... 35

3.4 Metode Pengumpulan Data. ... 37

3.4.1 Data Primer... 37

3.4.2 Data Sekunder... ... 37

3.5 Definisi Operasional. ... 37

3.6 Aspek Pengukuran. ... 38

3.7 Instrumen Penelitian. ... 38

3.8 Teknik Pegolahan dan Analisis Data. ... 38

BAB IV HASIL 4.1 Gambaran Umum FKM USU ... 39

4.2 Hasil Univariat. ... 40

4.2.1 Karakteristik Responden... ... 40

4.2.1.1 Stambuk. ... 40

4.2.1.2 Uang Saku. ... 41

4.2.2 Penggunaan Media Sosial... ... 41

4.2.2.1 Frekuensi Mengakses Internet. ... 42

4.2.2.2 Rata-rata Lama Online. ... 42

4.2.2.3 Alat Untuk Mengakses Internet. ... 43

4.2.2.4 Jenis-jenis Media Sosial. ... 43

4.2.2.5 Informasi Dalam Media Sosial ... 44

4.2.2.6 Pengguna Facebook dan Twitter ... 44

4.2.3 Sikap ... 45

4.2.3.1 Facebook ... 45

(10)

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden ... 56

5.2 Penggunaan Media Sosial. ... 56

5.3 Sikap. ... 59

5.3.1 Dapat Mencari Informasi Kesehatan... ... 59

5.3.2 Akan Memanfaatkan Facebook Untuk Mencari Akun-akun Kesehatan... ... 59

5.3.3 Facebook Memudahkan Penggunanya Untuk Menemukan Akun-Akun Resmi Lembaga Kesehatan Indonesia.. ... 60

5.3.4 Pengguna Dapat Menemukan Akun-akun Resmi Lembaga Kesehatan Internasional Pada Facebook. ... 61

5.3.5 Akan Mencari Akun-akun Kesehatan di Twitter. ... 62

5.3.6 Pengguna Dapat Menemukan Akun-akun Resmi Lembaga Kesehatan Internasional di Twitter. ... 63

5.3.7 Kategori Tingkat Sikap Responden... 63

5.4 Tindakan. ... 66

5.4.1 Mencari Informasi Tentang Penyakit di Facebook ... 66

5.4.2 Mencari Akun Resmi Lembaga-Lembaga Kesehatan Indonesia di Facebook... ... 66

5.4.3 Mencari Akun Resmi Lembaga-lembaga Kesehatan Dunia. ... 67

5.4.4 Mengikuti Lebih dari 1 Group Kesehatan. ... 68

5.4.5 Mencari Informasi Tentang Penyakit di Twitter. ... 68

5.4.6 Mencari Akun-akun Kesehatan di Twitter. ... 69

5.4.7 Mencari Akun Resmi Lembaga-lembaga Kesehatan Indonesia di Twitter. ... 70

5.4.8 Mencari Akun Resmi Lembaga-lembaga Kesehatan Dunia di Twitter. ... 71

(11)

6.1.1 Penggunaan Media Sosial. ... 74

6.1.2 Sikap. ... 75

6.1.2 Tindakan. ... 75

(12)

Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara...40 Tabel 4.2 Disribusi Frekuensi Menurut Uang Saku Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara... ...41 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Menurut Frekuensi Dalam Mengakses Internet Pada

Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara...42 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Menurut Rata-rata Lama Online Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara... .42 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Menurut Alat Untuk Mengakses Internet Pada

Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara...43 Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Menurut Fasilitas Untuk Mengakses Internet Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara...43 Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Menurut Bentuk Informasi Dalam Media Sosial

Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara...44 Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Menurut Pengguna Facebook dan Twitter Pada

Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

Utara...45 Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Menurut Pengguna Facebook

Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara...45 Tabel 4.10 Distribusi Sikap Menurut Pengguna Facebook Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara...48 Tabel 4.11 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Menurut Pengguna Twitter Pada

Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

(13)

Tabel 4.13 Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Menurut Pengguna Facebook Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara... ...51 Tabel 4.14 Distribusi Tindakan Menurut Pengguna Facebook Pada Mahasiswa

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara... ..53 Tabel 4.15 Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Menurut Pengguna Twitter

(14)

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian

Lampiran 2. Surat Keterangan Menyelesaikam Penelitian Lampiran 3. Kuesioner

(15)

Terkait Dengan Pencarian Informasi Kesehatan Oleh Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara yang bertujuan untuk mengidentifikasi penggunaan media sosial, mengetahui sikap terhadap pencarian informasi kesehatan pada media sosial, dan mengetahui tindakan terhadap pencarian informasi kesehatan pada media sosial oleh mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Adapun teori yang dianggap relevan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Komunikasi Kesehatan, Media, Internet, Media Sosial, Informasi, dan Teori Perilaku.

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional yakni meneliti gambaran penggunaan media sosial (jejaring sosial) terkait dengan pencarian informasi kesehatan oleh Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Populasi dalam penelitian ini adalah para mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara angkatan 2010 – 2013 yang berjumlah 1785 orang. Untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus Isgiyanto dengan galat pendugaan 5% sehingga diperoleh sampel sebanyak 316 orang. Teknik penarikan sampel menggunakan Sampling Insidental. Sedangkan metode pengumpulan data yang dilakukan adalah data primer dan data sekunder.

Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa media sosial yang paling banyak digunakan oleh mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara adalah Facebook, sikap responden terhadap media sosial Facebook adalah baik demikian juga terhadap media sosial Twitter adalah baik, dan tindakan responden terhadap Facebook sebagai media untuk mencari informasi kesehatan adalah pada kategori baik dan kategori kurang serta terhadap Twitter yaitu tindakan dengan kategori baik.

(16)

This research, entitled The Use of Social Media (Facebook and Twitter) related to Health Information Search By Faculty of Public Health University of North Sumatra, which aims to identify the use of social media, the attitude towards health information seeking on social media, and knowing action on health information seeking on the media social by students of the Faculty of Public Health Universitas Sumatera Utara.

The theory is considered relevant that used in this research is Health Communication, Media, Internet, Social Media, Information, and Behavior Theory.

This is a descriptive study with cross sectional approach to examine the description that the use of social media (social networking) related to the search health information by the Faculty of Public Health Universitas Sumatera Utara.

Population in this research are students of Faculty of Public Health University of North Sumatra Force 2010 - 2013, amounting to 1785 people. To determine the number of samples used formula Isgiyanto the estimation error of 5% in order to obtain a sample of 316 people. The sampling technique using incidental sampling. While the method of data collection been done is the primary data and secondary data. The data analysis technique used in this research is to use computer software SPSS (Statistical Product and Service Solutions) are presented in descriptive form.

From these results, it can be concluded that social media is the most widely used by students of the Faculty of Public Health Universitas Sumatera Utara are Facebook, the respondents' attitudes towards social media Facebook is good as well as on the Twitter social media is good, and the action of respondents to Facebook as a media to search for health information is in both good categories and bad categories as well as for Twitter is the action of good categories.

(17)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Menurut Gowi (2010), era global merupakan awal dari segala perkembangan dunia secara menyeluruh termasuk didalamnya adalah teknologi informasi. Teknologi informasi telah menjadi kebutuhan yang terus berkembang di berbagai bidang kehidupan. Hal tersebut terjadi sebagai akibat semakin majunya pola pikir manusia yang selalu ingin segera memperoleh informasi secara cepat dan instan tanpa membutuhkan banyak tenaga dan biaya. Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat, telah banyak dimanfaatkan oleh berbagai pihak dalam memberikan layanan akses informasi yang dibutuhkan, termasuk bidang kesehatan.

(18)

sebuah gaya hidup (life style) bagi sebagian besar mahasiswa perguruan tinggi di seluruh dunia.

Setyaji (2010) mengatakan bahwa jumlah pengguna internet yang besar dan semakin berkembang, telah mewujudkan budaya internet. Internet juga mempunyai pengaruh besar terhadap ilmu dan pandangan dunia. Pengguna internet di seluruh dunia mempunyai akses internet yang mudah atas berbagai informasi.

Penggunaannya kini mencakup berbagai kalangan, para pengelola media massa (penerbit surat kabar dan majalah radio siaran dan televisi), penerbit buku, artis, guru dan dosen, pustakawan, penggemar komputer dan pengusaha. Alasan penggunaannya pun beraneka ragam, mulai sekadar untuk berkomunikasi hingga mengakses informasi dan data yang penting.

Hasil survei dari MarkPlus Insight Netizen Survei menyebutkan bahwa jumlah pengguna internet di indonesia telah mencapai 61 juta orang pada tahun 2012. Jumlah itu membuat persentase pengguna internet dibanding jumlah penduduk adalah 23,5%. Sebuah penelitian yang dikutip detikINET dari Silicon India menyebutkan Indonesia menempati posisi ke delapan negara dengan pengguna internet terbanyak di dunia.

(19)

kesalahan hitung mencapai 9 juta. Di antara ratusan juta akun tersebut, Indonesia menyumbang sekitar 6,5%, atau sekitar 58,7 juta akun.

Untuk kategori usia pengguna internet, survei Tech In Asia ID tahun 2013 menyatakan bahwa hampir separuh masyarakat internet di Indonesia berusia di bawah 30 tahun, sementara 16,7 persennya berusia di atas 45 tahun. Untuk informasi yang paling sering dicari di internet, masyarakat internet Indonesia kebanyakan mencari berita (54,2 %), hiburan (16,3 %), film (10,2 %), olahraga (8,7%), dan musik (8,5 %). Sisanya antara lain berita politik (7,4%), sinetron (6%), berita seleb (5,5%), gosip (5,2%), dan konten pendidikan (5%).

Media sosial merupakan media yang dapat diperoleh dari internet. Kini penggunaan media sosial berkembang dengan pesat. Hal ini dikarenakan semua orang dapat memiliki media sendiri. Seorang pengguna media sosial bisa mengakses menggunakan media sosial dengan jaringan internet bahkan yang aksesnya lambat sekalipun, tanpa biaya besar, tanpa alat mahal dan dilakukan sendiri tanpa karyawan. Kita sebagai pengguna media sosial dengan bebas bisa mengedit, menambahkan, memodifikasi baik tulisan, gambar, video, grafis, dan berbagai model konten lainnya bahkan memperoleh beragam informasi.

(20)

Twitter. Indonesia menempati peringkat 4 pengguna Facebook terbesar setelah USA, Brazil, dan India.

Andreani (2013) melalui penelitiannya mengungkapkan, promosi melalui media sosial yang terdiri dari promosi melalui Facebook, promosi melalui YouTube, dan promosi melalui Twitter berpengaruh positif terhadap minat beli Samsung berbasis android pada mahasiswa Universitas Sumatera Utara. Hasil penelitian oleh Luthfi (2014), menunjukkan bahwa ada terdapat Pengaruh Media Sosial Line Pada Smart PhoneTerhadap Kebutuhan Afiliasi Di Kalangan Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi Tahun Ajaran 2010-2012 Fisip USU. Selain itu, dari hasil penelitian Prananta (2012), menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara penggunaan Situs Kaskus dengan pemenuhan kebutuhan informasi Mahasiswa Universitas Sumatera Utara.

Menurut Nasution (2006), dalam kegiatan belajar di universitas, seorang mahasiswa harus membiasakan diri dengan cara baru dalam mengikuti pendidikan. Mahasiswa harus mencari sendiri bagaimana caranya untuk menyerap apa yang dikuliahkan oleh para dosen. Membaca berbagai literatur yang berkaitan dengan topik yang disampaikan oleh dosen akan memberikan pemahaman yang komprehensif dan memperluas wawasan. Seseorang mahasiswa juga harus berupaya untuk berintegrasi dengan teknologi. Teknologi informasi sebagai perpaduan antara teknologi komputer dan komunikasi membuat perubahan dalam melakukan sesuatu termasuk cara dalam mengidentifikasi dan mendapatkan informasi.

(21)

agen yang diharapkan dapat mengubah masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang dapat meningkatkan derajat kesehatan setinggi-tingginya. Untuk itu mahasiswa FKM USU harus dapat memanfaatkan segala perkembangan media untuk memperoleh informasi kesehatan dalam rangka menambah wawasan mengenai kesehatan.

Dengan kemudahan memperoleh informasi pada media sosial mahasiswa mempunyai keuntungan untuk bisa mengakses berita terbaru secara cepat. Berdasarkan riset yang berjudul Social Media Use in the United States: Implications for Health Communication, bentuk media sosial menyajikan kesempatan yang

berbeda untuk upaya komunikasi kesehatan. Secara khusus, situs jejaring sosial menarik bagian terbesar pengguna Internet dan cenderung terus tumbuh, membuat target yang jelas untuk memaksimalkan jangkauan dan dampak komunikasi kesehatan dan intervensi kesehatan.Untuk itu peneliti ingin meneliti penggunaan media sosial (jejaring sosial) terkait dengan pencarian informasi kesehatan oleh mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah: “Apakah mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

(22)

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui penggunaan media sosial (jejaring sosial) bagi Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara dalam pencarian informasi kesehatan.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi media sosial (jejaring sosial) yang digunakan mahasiswa FKM USU.

b. Mengetahui sikap mahasiswa FKM terhadap pencarian informasi kesehatan pada media sosial

c. Mengetahui tindakan dalam pemanfaatan media sosial untuk mengakses informasi kesehatan oleh mahasiswa FKM.

1.4 Manfaat Penelitian a. Bagi FKM USU

Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi, dan juga menjadi dokumentasi dalam pengembangan penelitian-penelitian selanjutnya mengenai topik yang terkait (pemanfaatan media sosial (jejaring sosial) terkait pencarian informasi kesehatan pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Univeritas Sumatera Utara). b. Bagi Peneliti

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komunikasi Kesehatan

Menurut Notoatmodjo (2007), komunikasi kesehatan adalah usaha yang sistematis untuk mempengaruhi secara positif perilaku kesehatan masyarakat, dengan menggunakan berbagai prinsip dan metode komunikasi, baik menggunakan komunikasi interpersonal, maupun komunikasi massa.

Komunikasi kesehatan meliputi informasi tentang pencegahan penyakit, promosi kesehatan, kebijakan pemeliharaan kesehatan, kebijaksanaan pemeliharaan kesehatan, regulasi bisnis dalam bidang kesehatan, yang sejauh mungkin mengubah dan membaharui kualitas individu dalam suatu komunitas atau masyarakat dengan mempertimbangkan aspek ilmu pengetahuan dan etika (Health Communication

Partnership’s M/MC Health Communication Materials Database, 2004).

Agar terjadi komunikasi yang efektif antara pihak satu dengan pihak yang lain, antara kelompok satu dengan yang lain, atau seseorang dengan orang lain, diperlukan keterlibatan beberapa unsur komunikasi, yakni : komunikator, komunikan, pesan dan saluran atau media.

1. Komunikator (source)

(24)

atau pihak lain tersebut tidak memberikan respons atau jawaban, berarti tidak terjadi komunikasi antara kedua variabel tersebut.

2. Komunikan (receiver)

Komunikan adalah pihak yang menerima stimulus dan memberikan respons terhadap stimulus terebut. Respons tersebut dapat bersifat pasif yakni memahami atau mengerti apa yang dimaksud oleh komunikan, atau dalam bentuk aktif yakni dalam bentuk ungkapan melalui bahasa lisan atau tulisan (verbal) atau menggunakan simbol-simbol (nonverbal). Menerima stimulus saja tanpa memberikan respons belum terjadi proses komunikasi.

3. Pesan (message)

Adalah isi stimulus yag dikeluarkan oleh komunikator (sumber) kepada komunikan (penerima). Isi stimulus yang berupa pesan atau informasi ini dikeluarkan oleh komunikan tidak sekedar diterima atau dimengerti oleh komunikan, tetapi diharapkan agar direspons secara positif dan aktif berupa perilaku atau tindakan.

4. Saluran (media)

(25)

Agar proses komunikasi kesehatan itu efektif dan terarah, dapat dilakukan melalui bentuk-bentuk komunikasi antara lain sebagai berikut :

a. Komunikasi intrapersonal (interpersonal communication)

Adalah komunikasi dalam diri sendiri, terjadi apabila seeorang memikirkan masalah yang dihadapi. Komunikasi interpersonal juga terjadi apabila seseorang melakukan pertimbangan-pertimbangan sebelum mengambil suatu keputusan.

b. Interpersonal communication (face to face communication)

Komunikasi ini adalah satu benuk komunikasi yang paling efektif, karena antara komunikan dan komunikator dapat langsung tatap muka, sehingga stimulus yakni pesan atau informasi yang disampaikan oleh komunikan, langsung dapat direspons atau ditanggapi pada saat itu juga.

c. Mass communication (communication through the mass media)

Komunikasi ini menggunakan saluran (media) massa, atau berkomunikasi melalui media massa. Media yang paling banyak digunakan dalam komunikasi massa atau lebih populer disebut media massa ini bermacam-macam antara lain ;

1. Media cetak : koran, majalah, jurnal, selebaran (flyer), dan sebagainya 2. Media elektronik : radio, televisi, internet, dan sebagainya

(26)

d. Komunikasi Organisasi

Adalah komunikai yang terjadi di antara organisasi, institusi atau lembaga. Komunikasi organisasi juga dapat terjadi di antara unit. Organisasi itu sendiri misalnya antarbagian, antarseksi atau subbagian, antardepartemen, dan sebagainya.

Bentuk komunikasi yang sering digunakan dalam program-program kesehatan adalah komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) dan komunikasi massa (mass communication). Komunikasi massa adalah penggunaan media massa untuk menyampaikan pesan-pesan atau informasi kepada khlayak atau masyarakat. Komunikasi dalam kesehatan masyarakat berarti menyampaikan pesan-pesan kesehatan kepada masyarakat melalui berbagai media massa (TV, radio, media cetak, dan sebagainya), dengan tujuan agar masyarakat berperilaku hidup sehat.

2.2 Media

2.2.1 Definisi Media

Suiraoka (2012) mengatakan bahwa media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Menurut Gagne, 1970 (dalam Sadiman, dkk, 2003) menegaskan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Dalam pengertian ini media dipandang sebagai komponen yang ada dalam lingkungan siswa baik lingkungan fisik, sosial, dan psikososial yang dapat menimbulkan minat siswa untuk belajar.

(27)

media dilihat sebagai alat fisik dengan wujud tertentu yang digunakan untuk menyajikan suatu pesan, sehingga dalam proses pembelajaran mampu meningkatkan perhatian siswa dalam proses belajar mengajar.

Sebagai suatu sarana untuk menimbulkan minat/rangsangan dalam belajar, Notoadmodjo, 1997 mengemukakan bahwa media disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap manusia itu dapat diterima atau ditangkap melalui panca indera. Dimana semakin banyak indera yang digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan semakin jelas pula pengertian/pengetahuan yang diperoleh.

Gerlach dan Ely (1971), mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi sehingga membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.

Heinich, dkk (1982), mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dengan penerima, jadi televisi, film, radio, rekaman, audio, gambar yag diproyeksikan, bahan-bahan cetak dan sejenisnya adalah media komunikasi.

2.2.2 Media Promosi Kesehatan

(28)

Media atau saluran (chanel) dalam proses komunikasi kesehatan adalah sarana yang digunakan oleh komunikator dalam menyampaikan pesan atau informasi kesehatan pada komunikan. Jenis dan bentuk media komunikasi sangat bervariasi mulai dari yang tradisional yakni melalui mulut (lisan), bunyi-bunyia (kentongan), tulisan (cetakan) sampai dengan elektronika yang paling modern, yakni televisi dan internet.

Yang dimaksud dengan content/isi informasi kesehatan (pesan) dalam suatu media adalah:

1. Content/isi adalah “kelengkapan” jumlah (kuantitas) dan kualitas informasi

verbal dan visual mengenai kesehatan yang didistribusikan oleh komunikator atau media.

2. Jumlah/kuantitatif isi itu merujuk pada jumlah waktu yang digunakan dalam detik, menit, jam untuk memuat berita, film, dan lain-lain. Atau jumlah kolom surat kabar/majalah yang memuat berita, opini, gambar, cerpen, berita daerah, kolom, feature, dalam satu kali terbitan.

3. Kualitatif merujuk pada mutu, kualitas isi, penampilan faktual, pemerolehan berita, daya guna sebuah berita, fakta, keabsahan, metode dan teknik pengolahan. Penting untuk diperhatikan hal-hal berikut ini:

 Prominence/important – pesan yang mau disampaikan itu merupakan “sesuatu” yang menonjol dan penting.

 Human interens – pesan yang mau disampaikan itu mengandung daya tarik

(29)

 Conflict/controversy – pesan yang mau disampaikan itu mengandung konflik,

kontraversial, aneh.

 The unusual – pesan yang mau disampaikan itu merupakan peristiwa yang

jarang terjadi, tidak lazim.

 Timeliness – pesan yang disampaikan itu merupakan peristiwa sesuai dengan

waktunya (aktual).

 Proximity – pesan yang disampaikan itu merupakan yang “dekat” secara

sosiologi/antropologis atau psikologis dengan audiens. 2.3 Internet

Internet tidaklah asing di telinga masyarakat dunia. Keberadaan internet dimulai pada tahun 1969, saat Departemen Pertahanan (DOD) Amerika Serikat mendanai sebuah proyek penelitian jaringan komputer yang dilakukan oleh Advanced Research Projects Agency (ARPA) yang bertujuan untuk menghubungkan antara agen pemerintah dengan militer dalam berbagai informasi walaupun masing-masing menggunakan tipe jaringan yang berbeda. Dari sejak itu, internet makin berkembang dengan pesat dan maju (Suherman, 2010).

Secara harafiah, internet (kependekan daripada “internetwork”) ialah rangkaian

(30)

memungkinkan kumpulan komputer untuk berkomunikasi dan bertukar data di dalam suatu network (jaringan) (Nugroho, 2008).

Menurut Laquey (1997), internet merupakan jaringan longgar dan ribuan komputer yang menjangkau jutaan orang di seluruh dunia. Misi awalnya adalah menyediakan sarana bagi para peneliti untuk mengakses data dari sejumlah sumber daya perangkat keras komputer yang mahal. Namun, sekarang internet telah berkembang menjadi ajang komunikasi yang sangat cepat dan efektif, sehingga telah menyimpang jauh dari misi awalnya. Dewasa ini, internet telah tumbuh menjadi sedemikian besar dan berdaya sebagai alat informasi dan komunikasi yang tak dapat diabaikan.

Internet juga bisa diistilahkan dengan jaringan WAN (Wide Area Network), yaitu sebuah jaringan yang menghubungkan kelompok jaringan sekolah pemerintahan, instansi, maupun perusahaan di lain tempat juga negara. Internet adalah singkatan dari Interconnected Network, Internet merupakan sebuah sistem komunikasi yang mampu menghubungkan jaringan-jaringan komputer di seluruh dunia.

Berbagai jenis komputer dengan spesifikasi yang berbeda-beda dapat saling berkomunikasi melalui internet. Beberapa bentuk jaringan yang berbeda beda dapat saling bertukar informasi dan data melalui internet menggunakan seperangkat aturan yang disebut protokol TCP/IP.

(31)

mulai dari teks, gambar, audio, video, dan lainnya yang sangat membantu bagi semua orang dalam menjalankan berbagai aktivitasnya ataupun hanya untuk hiburan semata.

Internet mampu membuat pekerjaan kita menjadi lebih mudah dan efisien. Segala informasi bisa dengan mudah didapat melalui internet. Dengan adanya internet, perbedaan jarak tidak lagi menjadi hambatan dalam melakukan komunikasi. Pengguna internet menggantungkan pada situs untuk memperoleh berita. Dua sampai tiga pengguna internet mengakses situs untuk mendapatkan berita terbaru setiap minggunya (Straubhar dan LaRose. 2000: 67).

Sebagian besar komputer dan jaringan yang tersambungkan ke internet masih berkaitan dengan masyarakat pendidikan dan penelitian. Kenyataan ini tidaklah mengejutkan karena internet memang lahir dari benih penelitian. Namun semakin banyak universitas kini bekerjasama dengan kalangan bisnis untuk mengembangkan berbagai katalog dan arsip online.

Laju pertumbuhan jenis sumber daya yang terakses melalui internet sungguh mencengangkan. Istilah sumber daya menyatakan segala sesuatu yang dapat mengakses pada internet, tak peduli di mana pun lokasinya.

(32)

Internet adalah perkakas sempurna untuk menyiagakan dan mengumpulkan sejumlah orang besar secara elektronis. Informasi mengenai suatu peristiwa tertentu dapat ditransmisikan secara langsung, sehingga membuatnya menjadi suatu piranti meriah yang sangat efektif. Banyak sekali forum yang tersedia untuk tujuan istimewa ini.

2.4 Media Sosial

Menurut „What is”, media sosial adalah “saluran komunikasi online kolektif

yang didedikasikan untuk input, interaksi, berbagi konten, dan kolaborasi berbasis

masyarakat”. Situs web dan aplikasi yang didedikasikan untuk forum, microblogging,

jaringan sosial, bookmark sosial, kurasi sosial, dan wiki adalah salah satu jenis media sosial (Laksono, dkk, 2014).

Definisi yang hampir sama dilansir dalam Merriam-Webster Encyclopedia, yang mendefinisikan media sosial sebagai “bentuk komunikasi elektronik (seperti situs web untuk jaringan sosial dan microblogging) di mana pengguna membuat komunitas online untuk berbagi informasi, ide, pesan pribadi, dan konten lainnya (seperti video)”. Sedang menurut Kaplan & Haenlein (2010), definisi media sosial adalah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun ideologi berbasis teknologi Web 2.0, yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran konten yang bisadigunakan semua orang (Agung Dwi Laksono, dkk, 2014).

(33)

informasi dari yang sebelumnya bersifat satu ke banyak audiens, banyak audiens ke banyak audiens (Paramitha, 2011).

Menurut Gunelius (2011) media sosial adalah penerbitan online dan alat-alat komunikasi, situs, dan tujuan dari Web 2.0 yang berakar pada percakapan, keterlibatan, dan partisipasi. Menurut Wikipedia definisi media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual.

Menurut Juju (2010), Media sosial adalah sebuah media online yang memungkinkan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan suatu karya. Dewasa ini jenis media sosial yang berkembang di masyarakat cukup banyak. Jenis-jenis media sosial yang berkembang saat ini antara lain Facebook, Twitter, Google+, Tumblr, YouTube, Blogger, dan lain lain. Media sosial mengusung kombinasi antara ruang lingkup elemen dunia maya, dalam produk-produk layanan online seperti blog, forum diskusi, chat rooms, email, website, dan juga kekuatan komunitas yang dibangun melalui jejaring sosial. Juju juga mengatakan bahwa apa yang disampaikan dalam media sosial memberikan efek kekuatan (power) tersendiri karena basis pembangunannya berupa teknologi dan juga berbagai media interaksi yang dikomunikasikan dalam teks, gambar, audio, maupun video. Tambahan pula, eleman jejaring sosial yang memang ditujukan untuk terus terkoneksi, berkomunikasi bahkan saling berbagi (sharing).

(34)

 Partisipasi

Media sosial mendorong kontribusi dan umpan balik dari semua orang yang tertarik. Ini mengaburkan batas antara media dan khalayak

 Keterbukaan

Kebanyakan layanan media sosial yang terbuka untuk umpan balik dan partisipasi. Mereka mendorong voting, komentar dan berbagi informasi. Hampir tidak ada hambatan untuk mengakses dan memanfaatkan konten-sandi melindungi konten disukai.

 Percakapan

Sedangkan media tradisional adalah tentang "broadcast" (konten ditransmisikan atau didistribusikan kepada khalayak) media sosial lebih baik dilihat sebagai dua arah percakapan.

 Komunitas (media sosial memungkinkan masyarakat untuk membentuk cepat

dan berkomunikasi secara efektif. Masyarakat share kepentingan bersama, seperti cinta fotografi, isu politik atau acara TV favorit.

Media sosial adalah sebuah media untuk bersosialisasi satu sama lain dan dilakukan secara online yang memungkinkan manusia untuk saling berinteraksi tanpa dibatasi ruang dan waktu. Sosial media dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian besar yaitu (http://unpas.ac.id/pages/apa-itu-sosial-media/):

(35)

2. Discuss, media sosial yang memfasilitasi sekelompok orang untuk melakukan obrolan dan diskusi (Google Talk, Yahoo! M, Skype, Phorum, dan sebagainya)

3. Share, media sosial yang memfasilitasi kita untuk saling berbagi file, video, music (Youtube, Slideshare, Feedback, Flickr, Crowdstorm, dan sebagainya) 4. Publish, (Wordpredss, Wikipedia, Blog, Wikia, Digg, dan sebagainya)

5. Social game, media sosial berupa game yang dapat dilakukan atau dimainkan bersama-sama (Koongregate, Doof, Pogo, Cafe.com, dan sebagainya)

6. MMO (Kartrider, Warcraft, Neopets, Conan, dan sebagainya) 7. Virtual worlds (Habbo, Imvu, Starday, dan sebagainya)

8. Livecast (Y! Live, Blog tv, Justin tv, Listream tv, Livecastr, dan sebagainya) 9. Livestream (Socializr, Froendsfreed, Socialthings!, dan sebagainya)

10. Micro blog (Twitter, Plurk, Pownce, Ttwirxr, Plazes, Tweetpeek, dan sebagainya)

Media sosial dalam ranah kekinian merupakan sebuah era baru dalam hal sarana komunikasi yang semakin intensif dalam pemanfaatan kemajuan teknologi. Teknologi berbasis Web 2.0 memungkinkan tumbuhnya masyarakat baru yang semu, atau dalam dunia baru tersebut biasa disebut sebagai dunia maya. Mau tidak mau semua bidang harus mengikuti, trend ini bila tidak ingin ketinggalan zaman (Laksoo, dkk, 2014).

(36)

Beberapa studi atau penelitian yang telah dilakukan tentang kontribusi media sosial untuk bidang kesehatan telah banyak dilakukan, meski di dalam negeri sendiri hal ini masih belum menjadi topik kajian yang menarik. Penelitian dan kajian tersebut banyak mengupas tentang potensi media sosial, ketersediaan informasi, dukungan untuk pasien penyakit tertentu, efektivitasnya dalam penyampaian informasi, ataupun diskursus tentang suatu topik tertentu (Laksono, dkk, 2014).

Media sosial sebagai sebuah media baru untuk promosi kesehatan mau tidak mau merupakan sebuah keniscayaan.Efektivitasnya yang mampu menjangkau ribuan dan bahkan jutaan sasaran dalam waktu singkat membuat media ini menjadi primadona baru bagi setiap promotor kesehatan yang berorientasi masif. Beberapa organisasi sudah menggunakan media online dalam melakukan promosi kesehatan. Hal ini berkaitan dengan jangkauan yang luas dan waktu yang singkat. Misalnya, pusat promosi kesehatan yang mampu membuat web dibidang promosi kesehatan, belum lagi dinas-dinas kesehatandaerah yang sudah memanfaatkan internet dalam melakukan. promosi kesehatan. Beberapa perusahaan swasta juga sudahmulai melakukan hal yang sama dalam melakukan promosi kesehatan (Laksono, dkk, 2014).

(37)

Pemaparan (exposure), umpan balik (feed back), keterlibatan (connecting) dan pertukaran (sharing) yang telah disediakan media sosial, menciptakan perubahan besar bagi pemahaman komunikasi tradisional. Pada dasarnya, arus informasi tidak lagi dianggap “jalan satu arah” di mana penonton menerima pesan semacam mantra

“Saya bicara – Anda menerima”. Sebaliknya, integrasi media sosial dipandang

sebagai suatu proses interaktif yangmemungkinkan pertukaran informasi dengan tingkatan yang sama antara penonton dan pemberi pesan, menciptakan proses komunikasi umpan balik yang tahan lama, dan memberikan pemberi pesan untuk pendekatan keterlibatan total dari penonton (Garcia, 2011).

Facebook merupakan media paling populer sebagai sebuah media jejaring. Sebagai media dengan pengguna aktif terbanyak, Facebook sangat berpotensi sebagai media promosi karena pada laman Facebook hampir tidak ada batasan yang berarti untuk melakukan sebuah posting. Kita bisa sharing foto, artikel, suara, video, link (tautan), atau apapun.

(38)

Pernahkah kita terbayang bahwa ada posting 50 juta tweets per hari? Atau, rata-rata 600 tweets per detik? Atau,fakta menakjubkan lain bahwa statistik resmi perusahaan Facebook menguraikan sudah ada 400 juta pengguna aktif di seluruh dunia dan terus bertambah sebesar 20 juta setiap hari. Menganalisis dampak media sosial di lingkungan kita, memberi kita gambaran secara utuh bahwa ada sesuatu yang sedang terjadi ketika kita menggunakan komunikasi dengan media sosial (Bailey, 2010; Garcia, 2011).

Efektivitas media sosial sebagai sebuah media informasi ataupun promosi dipetakan secara gamblang oleh Israel Garcia (2011) dalam “Model Teori Integrasi

Sosial Media”.Menurut Garcia, model integrasi one-to-many (satu – ke –banyak)

dapat bekerja dengan baik ketika kita secara cermat memeriksa saluran komunikasi atau implementasi pemasaran online. Meski demikian, platform media sosial interaktif (Facebook, LinkedIn, Del.ici.ous, Twitter, YouTube, Foursquare, Digg in, dan lain-lain) telah secara radikal mengubah paradigma komunikasi. Karena adopsi yang cepat dari pe-masaran media sosial sebagai media integrasi komunikasi utama, penting untuk mempertimbangkan bagaimana interaksi sosial telah memengaruhi proses komunikasi.

Pemaparan (exposure), umpan balik (feed back), keterlibatan (connecting) dan pertukaran (sharing) yangtelah disediakan media sosial, menciptakan perubahanbesar bagi pemahaman komunikasi tradisional. Pada dasarnya, arus informasi tidak lagi dianggap “jalan satu arah” dimana penonton menerima pesan semacam mantra “Saya

(39)

sama antara penonton dan pemberi pesan, menciptakan proses komunikasi umpan balik yang tahan lama, dan memberikan pemberi pesan untuk pendekatan keterlibatan total dari penonton (Garcia, 2011).

Twitter saat ini mampu menjadikan alternatif kepada masyarakat yang haus

akan informasi kesehatan untuk mulai “mengikuti” beberapa akun yang

mengkhususkan diri dalam menyampaikan kesehatan, misalnya: @promosi_sehat, @infokesmas, @HIVinsight, @KerenTanpaRokok, dan masih banyak lagi akun diTwitter yang merupakan sarana penyampaian pesan dan informasi promosi kesehatan. Sebagai media transisi kesehatan masyarakat untuk keterlibatan dan percakapanyang lebih dialogis, potensi Twitter untuk membantu dalam usaha membentuk kemitraan dengan masyarakat dan melibatkan mereka sebagai peserta suatu program, dapat mengarah pada tindakan untuk meningkatkan derajat kesehatan (Neiger, et al , 2013).

2.5 Informasi

Menurut Harrington (1993), informasi dapat dimaknai dalam dua paradigma yang dapat mempengaruhi sebuah organisasi. Sedangkan menurut Gordon B. Davis, informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai yang nyata yang dapat dirasakan dalam keputusan - keputusan yang sekarang atau keputusan-keputusan yang akan datang.

(40)

"masyarakat informasi," dan teknologi informasi, dalam bidang ilmu informasi dan ilmu komputer yang sering disorot, namun kata "informasi" sering dipakai tanpa pertimbangan yang cermat mengenai berbagai arti yang dimilikinya.

Menurut Nasution (2011), informasi merupakan sesuatu yang lebih sementara (transitory) daripada pengetahuan. Informasi memiliki nilai pada seseorang, seperti informasi harga saham, headline berita, balance bank, atau info di mana membeli sepatu yang bagus, semua hal itu bersifat sementara (momentary) dan bukan berarti abstrak. Informasi dapat menyumbang untuk pengetahuan dalam arti digunakan untuk mendukung atau menolak suatu teori (Darmawan, 2012).

Koswara (1998) mengatakan, tidak ada informasi yang bersifat “netral”. Suatu

informasi selalu diciptakan berkaitan dengan konteks pola pikir tertentu utnuk melayani kebutuhan-kebutuhan, baik yang bersifat nasional, organisasi maupun kebutuhan personal atau pribadi. Informasi tidak dapat dikatakan baik atau buruk. Penilaian tersebut itu hanya dibuat oleh pemakai informasi yang banyak, bergantung pada pengetahuan dan pola pandang masing-masing. Untuk itu kita harus memiliki pengetahuan yang memadai tentang ragam sumber infomasi. Pemahaman akan keragaman informasi tersebut akan membantu kita dalam mengakomodasi, menganalisis, dan mendiseminasi informasi lebih lanjut. Apabila hal itu tidak tampak pada diri kita, tidak mustahil dapat menimbulkan kebingungan dan salah perlakuan terhadap informasi yang sampai pada diri kita (Darmawan, 2012).

2.6 Teori Perilaku

(41)

sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktivitas masing-masing. Sehingga yang dimaksud dengan perilaku manusia, pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara,menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.

Menurut Skinner (1938) seorang ahlli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme,

dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S

-O-R” atau Stimulus Organisme Respons. Skinner membedakan adanya dua respons:

(42)

2. Operant respons atau instrumental respons, yakni respons yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu. Perangsang ini disebut reinforcing stimulation atau reinforcer, karena memperkuat respons. Misalnya apabila seorang petugas kesehatan melaksanakan tugasnya dengan baik (respons terhadap uraian tugasnya atau job skripsi) kemudian memperoleh penghargaan dari atasannya (stimulus baru), maka petugas kesehatan tersebut akan lebih baik lagi dalam melaksanakan tugasnya.

Hosland, et al (1953) mengatakan bahwa perubahan perilaku pada hakikatnya adalah sama dengan proses belajar. Proses perubahan perilaku tersebut menggambarkan proses belajar pada individu yang terdiri dari:

a) Stimulus (rangsang) yang diberikan kepada organisme dapat diterima atau ditolak. Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti stimulus itu tidak efektif dalam mempengaruhi perhatian indidvidu, dan berhenti di sini. Tetapi bila stimulus diterima oleh organisme berarti ada perhatian dari individu dan stimulus tersebut efektif.

b) Apabila stimulus telah mendapatkan perhatian dari organisme (diterima) maka ia mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses berikutnya. c) Setelah itu organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi

kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya (bersikap) d) Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka

(43)

Meskipun perilaku adalah bentuk respons atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar organisme (orang), namun dalam memberikan respons sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. Hal ini berarti meskipun stimulusnya sama bagi beberapa orang, namun respons tiap-tiap orang berbeda. Faktor-faktor yang membedakan respons terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku. Determinan perilaku ini dapat dibedakan menjadi dua, yakni:

1. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan, yang bersifat given atau bawaan, misalnya: tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.

2. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini sering merupakan faktor yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang. Teori S-O-R dapat dirumuskan sebagai berikut:

Benyamin Bloom (1908) dalam Notoatmodjo (2007), membagi perilaku manusia ke dalam 3 (tiga) domain, ranah atau kawasan yakni : 1) kognitif (cognitive), 2) afektif (affective), 3) psikomotorik (psychomotor). Dalam perkembangannya, teori ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yakni :

1. Pengetahuan (knowledge)

(44)

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu: a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang paling rendah. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain, menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, dan sebagainya. Contoh : dapat menyebutkan manfaat dari pemeriksaan kehamilan.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi tersebut harus dapat menjelaskan, menyebutkan, contoh : menyimpulkan, meramalkan dan sebagaimana terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi ini dapat diartikan atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis (analysis)

(45)

tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dan formulasi-formulasi yang ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

2. Sikap (attitude)

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga komponen pokok :

1) Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu objek 2) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek 3) Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)

Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan : 1) Menerima (receiving)

(46)

2) Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karen dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari perkerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut

3) Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

4) Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

3. Praktik atau tindakan (practice)

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas dan faktor dukungan (support) praktik ini mempunyai beberapa tingkatan :

1) Persepsi (perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama.

2) Respon terpimpin (guide response)

(47)

3) Mekanisme (mecanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mancapai praktik tingkat tiga.

4) Adopsi (adoption)

Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.

2.7 Penelitian yang Terkait

Penelitian terkait media sosial Facebook adalah penelitian Bender, dkk (2011). Penelitian berjudul “Seeking Support on Facebook: A Content Analysis of Breast

Cancer Groups” ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik tujuan, penggunaan,

(48)

Penelitian terkait media sosial Facebook lainnya adalah oleh Agung Dwi Laksono dan Ratna Dwi Wulandari (2011) tentang studi kasus pada grup Facebook “Forum Jejaring Peduli Aids”. Penelitian yang dipublikasi dengan judul “Analisis Potensi Penyebaran Informasi Kesehatan melalui Jejaring Sosial” ini menyimpulkan

bahwa media sosial (Facebook) sangat efektif sebagai media difusi informasi yang melampaui wilayah geografis (negara) dan administratif. Hal ini dibuktikan dengan anggota grup Facebook yang berasal dari 20 negara, meski yang terbanyak tetap berasal dari Indonesia (Laksono, dkk, 2014).

Pemanfaatan utama lebih kepada komunikasi satu arah dengan topik pribadi-kesehatan, serta informasi terkait organisasi. Ada juga bukti bahwa petugas kesehatan mulai menggunakan Twitter dengan melibatkan audiens mereka (follower) dalam percakapan. Sebagai media transisi kesehatan masyarakat untuk keterlibatan dan percakapan yang lebih dialogis, potensi Twitter untuk membantu dalam usaha membentuk kemitraan dengan masyarakat dan melibatkan mereka sebagai peserta suatu program, dapat mengarah pada tindakan untuk meningkatkan derajat kesehatan (Neiger, et al, 2013) (Laksono, dkk, 2014).

(49)

Kesimpulan lain yang didapat adalah bahwa klasifikasi “mesin posting ”yang berhubungan dengan tembakau lebih unggul dengan pendekatan berbasis keyword , dan membuka jalan untuk sebuah software otomatis surveilans tembakau pada Twitter (Laksono, dkk, 2014).

2.8 Kerangka Konsep

Menurut Notoatmodjo (2010), kerangka konsep adalah merupakan formulasi atau simplifikasi dari kerangka teori atau teori-teori yang mendukung penelitian tersebut. Oleh sebab itu, kerangka konsep ini terdiri dari variabel-variabel serta hubungan variabel yang satu dengan yang lain.

Tindakan Terhadap Pencarian Informasi

Kesehatan

Sikap Terhadap Pencarian Informasi Kesehatan Identifikasi Penggunaan

(50)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian ini adalah survei yang bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana penggunaan media sosial (jejaring sosial) terkait dengan pencarian informasi kesehatan oleh Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Kampus Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara kota Medan. Adapun yang menjadi alasan pemilihan lokasi yaitu :

1. Belum pernah dilakukan penelitian tentang penggunaan media sosial (jejaring sosial) bagi Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara dalam pencarian informasi kesehatan.

2. Banyak mahasiswa-mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat yang menggunakan internet.

3. Mahasiswa-mahasiswi FKM USU adalah agen perubahan dalam kesehatan masyarakat yang diharapkan memiliki pengetahuan yang luas tentang kesehatan.

(51)

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2014. 3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah semua nilai baik hasil menghitung atau mengukur, kualitatif atau kuantitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua elemen himpunan data yang ingin diteliti sifat-sifatnya (Isgiyanto, 2009). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa S1 reguler FKM USU stambuk 2010-2013 yang berjumlah 1785 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel merupakan sebagian dari seluruh elemen yang menjadi obyek penelitian. Jumlah sampel yang akan diteliti dihitung dengan menggunakan rumus penelitian non eksperimental dengan N (jumlah populasi) diketahui (Isgiyanto, 2009): NZ²1-α/2P(1 - P)

n =

Nd² + Z²1-α/2P(1 - P) Keterangan :

N : Jumlah populasi (1785) n : Jumlah sampel

d : Galat pendugaan 5% atau 0,05

Z²1-α/2 : Nilai sebaran normal baku yang besarnya tergantung α (α = 5%)

P : Proporsi populasi (0,5)

1785(1,96)²0,5(1 – 0,5) n =

(52)

1714,314 =

5,4229 = 316,12

Berdasarkan perhitungan di atas, maka sampel minimal adalah 316,12 yang dibulatkan menjadi 316 responden. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara proportional stratified sampling dimana dapat dipisah-pisahkan menurut stambuk, kemudian sampel dipilih cara Sampling Insidental yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan atau insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data sesuai dengan stambuknya. Besar sampel setiap stambuk adalah sebagai berikut.

1. Stambuk 2010 = 196

1785 × 316 = 34,69 = 35 orang

Untuk stambuk 2010 dengan total 196 siswa maka didapat sampel sebanyak 35 orang anak.

2. Stambuk 2011 = 275

1785 × 316 = 48,68 = 49 orang

Untuk stambuk 2011 dengan total 275 siswa maka didapat sampel sebanyak 49 orang anak.

3. Stambuk 2012 = 541

1785 × 316 = 95,77 = 96 orang

Untuk stambuk 2012 dengan total 541 siswa maka didapat sampel sebanyak 96 orang anak.

4. Stambuk 2013 = 773

(53)

Untuk stambuk 2013 dengan total 773 siswa maka didapat sampel sebanyak 137 orang anak.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari hasil survei secara langsung oleh peneliti di lapangan. Data dalam penelitian ini berasal dari hasil survei yang dilakukan peneliti kepada mahasiswa FKM USU dengan alat bantu kuesioner yang sudah disediakan sebelumnya.

3.4.1 Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh melalui pengisian instrumen penelitian yaitu kuesioner oleh responden dan pengamatan langsung di kampus FKM USU yang dibantu oleh 9 orang selama 2 minggu.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian adalah jumlah mahasiswa FKM USU reguler angkatan 2010-2013 dari direktori mahasiswa Universitas Sumatera Utara.

3.5 Definisi Operasional

1. Media sosial adalah media massa yang berupa sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi. Dalam penelitian ini media sosial yang diteliti adalah Facebook dan Twitter. 2. Sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap

media sosial untuk pencarian informasi kesehatan.

(54)

3.6 Aspek Pengukuran

Adapun dalam mengukur tingkat sikap dan tindakan pengguna media sosial terkait dalam pencarin informasi kesehata adalah sebagai berikut : (Arikunto, 2006) 1. Sikap

Untuk mengetahui sikap disusun sebanyak 10 untuk pertanyaan Facebook dan 9 untuk pertanyaan Twitter yang diklasifikasikan dalam 3 kategori, yaitu :

a. Sikap baik, apabila jumlah nilai responden (>75%) b. Sikap sedang, apabila jumlah nilai responden (45%-75%) c. Sikap kurang, apabila jumlah nilai responden (<45%) 2. Tindakan

Untuk mengetahui tindakan disusun sebanyak 11 untuk pertanyaan Facebook dan 10 untuk pertanyaan Twitter yang diklasifikasikan dalam 3 kategori, yaitu : a. Tindakan baik, apabila jumlah nilai responden (>75%)

b. Tindakan sedang, apabila jumlah nilai responden (45%-75%) c. Tindakan kurang, apabila jumlah nilai responden (<45%) 3.7 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk kuesioner dengan berpedoman kepada tinjauan pustaka.

3.8 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

(55)

BAB IV

HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum FKM USU

Fakultas Kesehatan Masyarakat adalah fakultas ke-11 di Universitas Sumatera Utara yang terletak di Jalan Universitas No.21 Medan. Pada awalnya FKM USU masih bergabung dengan Fakultas Kedokteran yang diresmikan dengan nama Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran USU (PSKM FK-USU). Berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tanggal 21 Oktober 1993 tentang pembukaan Fakultas Kesehatan Masyarakat pada Universitas Sumatera Utara berdirilah FKM USU yang diresmikan tanggal 25 Januari 1994.

Fakultas Kesehatan Masyarakat semula mengelola program studi yaitu S1, kemudian pada tahun akademik 2009/2010 FKM USU menerima mahasiswa baru S2 (Program Magister), dan dengan terbitnya SK Rektor USU tanggal 11 Mei 2009, maka FKM USU juga mengelola S3.

FKM USU terdiri dari 7 departemen yaitu Departemen Administrasi Kebijakan Kesehatan, Departemen kependudukan dan Biostatistik, Departemen Epidemologi, Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat, Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Departemen Kesehatan Lingkungan, dan Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku.

(56)

dan teknologi kesehatan masyarakat, serta mampu menyebarluaskan dan mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat, khususnya derajat kesehatan masyarakat (Buku Pedoman Program Pendidikan Sarjana Kesehatan Masyarakat Strata 1 Tahun 2010/2011).

4.2 Hasil Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi dari variabel media sosial, variabel sikap dan variabel tindakan mahasiswa FKM USU terhadap pencarian informasi kesehatan.

4.2.1 Karakteristik Responden

Karakteristik responden meliputi stambuk dan uang saku responden. Gambaran karakteristik responden dapat dilihat pada tabel berikut.

4.2.1.1 Stambuk

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Menurut Stambuk Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

No. Stambuk n %

1. 2010 35 11,1

2. 2011 49 15,5

3. 2012 96 30,4

4. 2013 136 43

Total 316 100

[image:56.612.114.523.434.531.2]
(57)

4.2.1.2 Uang Saku

Tabel 4.2 Disribusi Frekuensi Menurut Uang Saku Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

No. Uang saku n %

1. <500.000 50 16

2. 500.000 - 1.000.000 191 60

3. >1.000.000 75 24

Total 316 100

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar uang saku responden adalah antara Rp500.00,00-Rp1.000.000,00 yakni sebanyak 191 orang (60%), kemudian >Rp1.000.000,00 sebanyak 75 orang (24%), dan sisanya adalah <Rp500.000,00 sebanyak 50 orang (16%).

4.2.2 Penggunaan Media Sosial

[image:57.612.111.529.138.214.2]
(58)
[image:58.612.115.522.111.272.2]

4.2.2.1 Frekuensi Mengakses Internet

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Menurut Frekuensi Dalam Mengakses Internet Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

No Frekuensi mengakses internet n %

1. Setiap hari 223 70,6

2. 2-3 hari sekali 53 16,8

3. 4-6 hari sekali 16 5

4. Seminggu sekali 11 3,5

5. 2-3 minggu sekali 11 3,5

6. Sebulan sekali 2 0,6

Total 316 100

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui frekuensi responden dalam mengakses internet yang tertinggi adalah setiap hari sebanyak 223 orang (70,6%) sedangkan yang terendah adalah sebulan sekali sebanyak 2 orang (0,6%).

4.2.2.2 Rata-rata Lama Online

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Menurut Rata-rata Lama Online Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

No. Rata-rata lama online n %

1. Kurang dari ½ jam 63 20

2. 1 jam 85 27

3. 2-3 jam 110 34,8

4. 3-4 jam 26 8,2

5. Lebih dari 4 jam 32 10

Total 316 100

[image:58.612.113.523.407.552.2]
(59)

4.2.2.3 Alat Untuk Mengakses Internet

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Menurut Alat Untuk Mengakses Internet Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

No. Alat untuk mengakses internet Ya Tidak Total

n % n % n %

1. HP 257 81,3 59 18,7 316 100

2. Tablet 65 20,6 251 79,4 316 100

3. Laptop 206 65,2 110 34,8 316 100

4. Lainnya (komputer) 75 23,7 241 76,3 316 100

[image:59.612.117.529.432.704.2]

Tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang menggunakan HP sebagai alat untuk mengakses internet sebanyak 257 orang (81,3%), yang menggunakan tablet sebanyak 65 orang (20,6%), yang menggunakan laptop sebanyak 206 orang (65,2%), dan yang menggunakan lainnya (komputer) sebanyak 80 orang (24,5%). 4.2.2.4 Jenis-jenis Media Sosial

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Menurut Fasilitas Untuk Mengakses Internet Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

No .

Jenis-jenis media sosial yang diketahui

Ya Tidak Total

n % n % n %

Gambar

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Menurut Stambuk Pada Mahasiswa Fakultas
Tabel 4.2 Disribusi Frekuensi Menurut Uang Saku Pada Mahasiswa Fakultas
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Menurut Frekuensi Dalam Mengakses
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Menurut Fasilitas Untuk Mengakses Internet
+7

Referensi

Dokumen terkait

maka dengan ini kami tetapkan Pemenang Pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Puskesmas Sukamerindu pada lingkungan SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Seluma adalah sebagai berikut

Majelis hakim dalam persidangan sudah mendengarkan keterangan terdakwa, saksi- saksi, Jaksa Penuntut Umum dan telah memperhatikan beberapa hal yang memberatkan dan

Pengujian ini dilakukan dengan cara client IPv4 dan client IPv6 mengirim paket ICMP pada web server dengan empat waktu yang berbeda, yaitu saat tidak padat, saat padat

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Simarmata (2010) bahwa ada hubungan antara pendidikan ibu dengan kejadian BBLR dimana ibu dengan tingkat

Dave Weckl Play Along Drum Book.. Manhattan: Manhatan

Jika pekerjaan tidak dapat diselesaikan dalam jangka waktu pelaksanaan pekerjaan karena kesalahan atau kelalaian Penyedia maka Penyedia berkewajiban

Jawaban yang benar untuk mengisi titik-titik adalah .... Pompa air mengisi bak selama 35 menit. Volume bak tersebut 7000 liter. Debit pompa adalah ... Hasil perpangkatan tiga dari

Namun di saat sekarang ini sudah banyak buku yang menjelaskan tentang tehnik-teknik dasar dan juga menjelaskan tentang peraturan dalam bermain futsal (sepak bola dalam