• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KEMBALI BERITA YANG DIBACAKAN KE DALAM BEBERAPA KALIMAT PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP KARYA BHAKTI GADING REJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KEMBALI BERITA YANG DIBACAKAN KE DALAM BEBERAPA KALIMAT PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP KARYA BHAKTI GADING REJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KEMBALI BERITA YANG DIBACAKAN KE DALAM BEBERAPA KALIMAT PADA SISWA

KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP KARYA BHAKTI GADING REJO KABUPATEN PRINGSEWU

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh SRI ANDAYANI

Pembelajaran menulis khusunya menulis kembali berita yang dibacakan ke dalam berapa kalimat merupakan suatu permasalahan yang perlu dibenahi, meskipun pembelajaran menulis kembali berita yang dibacakan ke dalam berapa kalimat sudah sering diberikan kepada siswa, namun hasil yang diharapkan belum memuaskan. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tingkat kemampuan siswa dalam menulis kembali berita yang dibacakan ke dalam berapa kalimat yang meliputi beberapa unsur diantaranya (1) kesesuaian isi berita, (2) ketepatan isi berita yang ditulis dengan yang dibacakan, (3) keefektifan kalimat, (4) ketepatan ejaan dan tanda baca, dan (5) kepaduan pargraf.

(2)

pada siswa kelas VII.C SMP Karya Bhakti Gading Rejo Kabupaten Pringsewu yang dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012 dengan jumlah 27 siswa. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Pe- nelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengobservasian, dan refleksi. Pada siklus I setiap siswa menulis menulis kembali berita yang dibacakan ke dalam berapa kalimat dengan berita yang berjudul “Aktivitas Gunung Merapi” dan pada siklus II berita mengenai “Wabah DBD”. Aspek yang dinilai pada setiap siklus adalah aktivitas siswa dan guru. Hasil evaluasi pada siklus I menunjukkan bahwa aktivitas dan prestasi belajar siswa belum optimal. Pada siklus II dalam proses pembelajaran dan latihan menulis kembali berita yang dibacakan ke dalam berapa kalimat guru memberikan latihan dengan mengadakan bimbingan kepada siswa. Hasil evaluasi siklus II menunjukkan prestasi belajar siswa meningkat karena sesuai dengan indikator kerja yang menyatakan pe- nelitian tindakan kelas berhasil, jika hasil belajar siswa mencapai kriteria ketuntasan klasikal sebesar 75%.

(3)

18,52%. Hasil yang diperoleh mengalami peningkatan dari prasiklus ke siklus I meningkat 11,11% dan dari prasiklus ke siklus II sebesar 48,15%.

(4)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KEMBALI BERITA YANG DIBACAKAN KE DALAM BEBERAPA KALIMAT

MELALUI TEKNIK PELATIHAN PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL

SMP KARYA BHAKTI GADING REJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011-2012

Oleh SRI ANDAYANI

(Penelitian Tindakan Kelas)

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia dan Daerah Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KEMBALI BERITA YANG DIBACAKAN KE DALAM BEBERAPA KALIMAT

MELALUI TEKNIK PELATIHAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL

SMP KARYA BHAKTI GADING REJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(Penelitian Tindakan Kelas)

Oleh SRI ANDAYANI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(6)

DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman

3.1 Hubungan Perencanaan, Tindakan, pengamatan,

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

HALAMAN JUDUL DALAM ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

RIWAYAT HIDUP ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

SANWACANA ... viii

MOTTO ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR BAGAN ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 4

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 5

II. KAJIAN PUSTAKA ... 6

2.1 Pengertian Menulis ... 6

2.1.1 Fungsi Menulis ... 6

2.1.2 Manfaat Menulis ... 7

2.1.3 Tujuan Menulis ... 7

2.1.4 Ciri-ciri Tulisan yang Baik ... 8

2.2 Teknik Pelatihan ... 8

2.2.1 Pengertian Teknik Pelatihan ... 9

2.2.2 Keunggulan dan Kelemahan Teknik Pelatihan ... 10

2.2.2.1 Keunggulan Teknik Pelatihan ... 10

2.2.2.2 Kelemahan Teknik Pelatihan ... 11

2.2.3 Cara Mengatasi Kelemahan Teknik Pelatihan ... 12

2.3 Menulis Teks Berita ... 13

(8)

III. METODE PENELITIAN ... 15

3.1 Rancangan Penelitian ... 15

3.2 Subjek Penelitian ... 16

3.3 Tempat Penelitian ... 16

3.4 Waktu Penelitian ... 16

3.5 Indikator Kinerja ... 16

3.6 Prosedur Penelitian ... 17

3.6.1 Urutan Tindakan Pembelajaran Siklus I ... 17

3.6.1.1 Perencanaan Tindakan ... 17

3.6.1.2 Pelaksanaan Tindakan ... 18

3.6.1.3 Observasi dan Evaluasi ... 20

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 30

4.1 Hasil Penelitian ... 30

4.1.1 Siklus I ... 30

4.1.1.1 Perencanaan ... 30

4.1.1.2 Tindakan ... 31

4.1.1.1 Pengamatan... 32

4.1.1.4 Refleksi ... 35

4.1.2 Siklus II ... 38

4.1.2.1 Perencanaan ... 38

4.1.2.2 Tindakan ... 39

4.1.2.3 Pengamatan... 40

4.1.2.4 Refleksi ... 41

4.2 Pembahasan ... 43

4.2.1 Rencana Pelaksanaan Tindakan ... 43

4.2.2 Proses Pelaksanaan Observasi Terhadap Siswa dan Guru ... 45

4.2.3 Proses Pelaksanaan dan Evaluasi pembelajaran ... 47

4.2.4 Peningkatan Keterampilan Menulis Kembali Berita yang Dibacakan ke dalam Beberapa Kalimat ... 47

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 49

5.1 Simpulan ... 49

5.2 Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 51

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Indikator Penilaian Kemampuan Menulis Kembali Berita yang Di-

Bacakan Ke dalam Beberapa Kalimat ... 22 3.2 Pedoman Observasi Proses Pembelajaran ... 25 3.3 Tolok Ukur Penilaian kemampuan Menulis Kembali Berita yang Di- .... 51

(10)

MOTTO

“Barang siapa diuji lalu bersabar, diberi lalu bersyukur, dizalimi lalu memaafkan, maka bagi mereka keselamatan dan merekalah orang-orang yang memperoleh

(11)

MENGESAHKAN

1. TIM Penguji

Ketua : Dr. Nurlaksana Eko R., M.Pd. ___________

Sekretaris : Eka Sofia Agustina, S.Pd., M.Pd. ___________

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Wini Tarmini, M. Hum. ___________

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. NIP 196003151985031003

(12)

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur dan bahagia atas segala rahmat yang telah dilimpahkan

Allah Swt, penulis mempersembahkan karya tulis ini, kepada orang-orang terkasih

berikut:

1. Kedua orang tuaku yang telah merawat, membesarkan, dan mendidik dengan

penuh keikhlasan sehingga mendapatkan keberhasilan.

2. Suami tercinta yang selalu memberi semangat dan motivasi serta kebersamaan-

nya hingga memberikan kedamaian dan keberhasilan.

3. Kedua buah hatiku, Rinda Anggestaria dan Firki Wira Rinanda yang selalu

memberikan inspirasi dalam mengejar cita-cita di masa yang akan datang.

4. Kakak-kakak dan mertua, dengan segala limpahan kasih sayang, doa, dorongan

semangat untuk keberhasilan anaknya yang tidak mungkin dapat terbalaskan.

4. Dosen-dosenku yang telah membantu menyelesaikan kualiahku.

(13)

Judul PTK : PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KEMBALI BERITA YANG DIBACAKAN KEDALAM BEBERAPA KALIMAT MELALUI TEKNIK PELATIHAN PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP KARYA BHAKTI GADING REJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Nama Mahasiswa : Sri Andayani

Nomor Pokok Mahasiswa : 1013116027

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi pembimbing

Dr. Nurlaksana Eko R., M.Pd. Eka Sofia Agustina, S.Pd., M.Pd.

NIP 19640106 198803 1 001 NIP 19780809 200801 2 001

2. Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

Drs. Imam Rejana, M.Si.

(14)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Wates Gadingrejo Kabupaten Pringsewu pada tanggal 5 Mei

1970 anak ke Tiga dari Lima bersaudara, buah cinta dari pasangan Sudi Utomo (Alm)

dan Rusmini.

Pendidikan yang telah peneliti tempuh Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 Wates

Gadingrejo diselesaikan pada tahun 1983 Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri

1 Gadingrejo diselesaikan pada tahun 1986 SPG PGRI Pringsewu diselesaikan pada

tahun 1989 D-3 Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia di STKIP PGRI Bandar

Lampung diselesaikan pada tahun 1993.

Terdaftar sebagai mahasiswa S-1 Dalam Jabatan FKIP Universitas Lampung Jurusan

Pendidikan Bahasa dan Seni, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

tahun 2010, melaksanakan PPL/PKM di SMP Karya Bhakti Gading Rejo Pringsewu

(15)

SANWACANA

Dengan mengucap puji syukur kepada Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat

serta hidayah-Nya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat terselesaikan.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Peningkatan Kemampuan menulis

Kembali Berita yang Dibacakan Ke dalam Beberapa Kalimat Melalui Teknik

Pelatihan pada Siswa Kelas VII semester Ganjil SMP Karya Bhakti Gading Rejo

Kabupaten Pringsewu tahun pelajaran 2011- 2012” adalah salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Nurlaksana Eko Rusminto, M.Pd. selaku Pembimbing I yang telah mem-

bimbing penulis dengan penuh kesabaran, keikhlasan, memotivasi, memberikan

pengarahan, serta saran-saran dari penyusunan proposal hingga PTK ini selesai;

2. Eka Sofia Agustina, S.Pd., M.Pd. selaku Pembimbing II, yang telah memberikan

bimbingan, kritik, serta saran demi kesempurnaan PTK ini dan selama per-

kuliahan memberikan ilmu yang sangat bermanfat;

3. Dr. Edy Suyanto, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan

(16)

mo-tivasi, dengan penuh kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di

Universitas Lampung dengan baik;

4. Drs. Imam Rejana, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

Universitas Lampung beserta stafnya;

5. Bapak dan Ibu dosen FKIP Universitas Lampung yang telah membekali penulis

dengan ilmu dan pengetahuan selama menjalani masa perkuliahan;

6. Seluruh Staf Administrasi dan Karyawan Tata Usaha Jurusan Pendidikan

Ba-hasa dan Seni Universitas Lampung yang membantu dan melayani urusan ad-

ministrasi perkuliahan;

7. Hi. Suharwanto, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SMP Karya Bhakti Gading Rejo,

Kabupaten Pringsewu yang memotivasi dan membantu kelancaran dalam

penelitian dan penyusunan PTK ini;

8. Keluarga Besar Sekolah Menengah Pertama Karya Bhakti Gading Rejo,

Kabupaten Pringsewu, seluruh dewan guru, karyawan, dan staf Tata Usaha;

9. Kakak-kakak, mertua dan keluarga tercinta yang selalu memberikan doa, dan

semangat juga dukungan kepadaku;

10. Teman-teman mahasiswa S-1 dalam Jabatan Program Studi Bahasa dan Sastra

Indonesia Angkatan 2010/2011 yang telah memberikan motivasi dan ber-

partisipsi dalam menyelesaian PTK ini;

11. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan PTK ini yang

(17)

Semoga Allah Swt membalas semua kebaikan dan pengorbanan bapak, ibu, kakak

dan teman-teman. Penulis menyadari dalam penulisan PTK ini masih banyak ke-

kurangan dan kesalahan, karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua

pihak demi kesempurnaan PTK ini. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi kita

semua, khususnya dalam meningkatkan mutu pembelajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia di sekolah.

Bandar Lampung,

Penulis,

(18)

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengajaran Bahasa Indonesia berfungsi untuk mencapai keterampilan berbahasa

seseorang dengan baik yaitu sebagai sarana peningkatan dan pengembangan ilmu

pengetahuan. Semakin terampil orang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula

pikirannya. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan

praktik dan banyak berlatih. Melatih keterampilan berbahasa berarti melatih ke-

terampilan berfikir.

Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang

berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya. Keterampilan hanya

dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak latihan. Melatih

keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir (Tarigan,

2008:1).

Pembelajaran bahasa berfungsi untuk mencapai keterampilan seseorang berbahasa

yang mencakup empat aspek yaitu (a) keterampilan berbicara (b) keterampilan

mendengar (c) keterampilan membaca dan (d) keterampilan menulis. (E.A. Wida

dalam Tarigan, 1974:3). Dilihat dari urutan pemerolehannya keterampilan

menulis dalam kalimat diperoleh pada urutan keempat, hal ini menunjukkan

bahwa menulis tidaklah mudah. Menulis pada hakikatnya merupakan bentuk

(19)

2

Dalam kurikulum 2006, untuk SMP salah satu keterampilan berbahasa yang

penting diajarkan kepada siswa adalah keterampilan menulis. Sesuai dengan

kompetensi dasar (KD) menuliskan kembali berita yang dibacakan ke dalam

beberapa kalimat, dengan indikator mampu menuliskan kembali isi berita yang di

dengar ke dalam beberapa kalimat.

Beberapa hal menjadi latar belakang secara umum diadakannya penelitian ini, di-

antaranya yaitu:

1. Kurangnya motivasi siswa dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia

dikarenakan kurang menarik dan kurang variatifnya teknik pembelajaran guru

di dalam kelas sehingga siswa kurang dapat mengembangkan potensinya

sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnya dalam pembelajaran

menulis siswa menuangkan ide karena guru kurang dapat memberikan

stimulus yang merangsang daya pikir siswa,

2. Hasil kemampuan siswa kelas VII yang telah menerima pelajaran khususnya

pada menulis kembali berita yang dibackan peserta (siswa) belum mencapai

KKM yang ditentukan, yaitu 65. Jumlah siswa yang mencapai KKM 9 siswa

dari 27 siswa atau 33,33%.

Materi pelajaran menulis kembali berita yang dibacakan dalam beberapa kalimat

sudah diajarkan kepada siswa, dengan waktu 2 x 40 menit (1 x pertemuan). Hasil

yang diperoloeh belum mencapai indikator yang ditentukan di SMP Karya Bhakti

Gadingrejo, yaitu 65 atau ketuntasan klasikal sebesar 75%. Siswa yang tuntas 9

(20)

3

siswa kurang memahami kaidah menulis yang benar sesuai dengan kaidah EYD,

diksi (pilihan kata), keefektifan kalimat, kesesuaian isi kalimat dengan isi berita.

Rendahnya kemampuan menulis kembali berita yang dibacakan dalam beberapa

kalimat disebabkan oleh beberapa hal, seperti berikut.

a. Siswa tidak mempunyai motivasi belajar,

b. Siswa tidak terbiasa membaca wacana dan belum mampu menyimpulkan

dalam beberapa kalimat,

c. Cara mengajar masih monoton dan siswa tidak banyak dilibatkan atau kurang

aktif,

d. Proses pembelajaran masih terpusat pada guru,

e. Guru belum mampu mengaitkan materi pembelajaran dengan pengalaman

siswa,

f. Sistem evaluasi tidak berorientasi pada proses, tetapi lebih menekankan pada

hasil akhir.

Guru harus mempunyai kreativitas dalam pembelajaran keterampilan menulis,

terutama teknik yang digunakan guru harus mampu memilih teknik atau metode

yang tepat untuk proses pembelajaran di kelas agar tidak membosankan. Dengan

demikian, proses pembelajaran di kelas menjadi hidup dan menyenangkan. Siswa

lebih percaya diri untuk terampil menulis berita sehubungan dengan topik atau

masalah yang ada dalam bacaan.

Maka, peneliti menyimpulkan bahwa kegiatan belajar mengajar dapat dilakukan

(21)

4

kembali berita yang dibacakan ke dalam beberap kalimat siswa kelas VII semester

ganjil SMP Karya Bhakti Gadingrejo tahun pelajaran 2011/2012.

Dengan teknik pelatihan peneliti berharap pembelajaran menulis kembali berita

yang dibacakan dalam beberapa kalimat dapat mencapai hasil yang diharapkan

sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal 65.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah “ bagaimanakah peningkatan kemampuan menuliskan kembali berita

yang dibacakan ke dalam beberapa kalimat melalui teknik pelatihan pada siswa

kelas VII semester ganjil SMP Karya Bhakti Gadingrejo tahun pelajaran

2011-2012”

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan siswa

menuliskan kembali berita yang dibacakan ke dalam beberapa kalimat melalui

teknik pelatihan pada siswa kelas VII SMP Karya Bhakti Gadingrejo tahun

(22)

5

1.4 Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa manfaat sebagai berikut.

a. Manfaat Teoretis

Penelitian diharapkan bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan

siswa tentang peningkatan kemampuan menuliskan kembali berita yang

dibacakan dalam beberapa kalimat melalui teknik pelatihan.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara praktis, baik untuk siswa

maupun guru.

1) Untuk siswa

- meningkatkan aktivitas dan kemauan siswa dalam menuliskan kembali

berita yang dibacakan ke dalam beberapa kalimat,

- memotivasi siswa dalam melaksanakan aktivitas belajar di kelas baik

secra individu maupun kelompok.

2) Untuk Guru

- memperbaiki proses pembelajaran menuliskan kembali berita yang

dibacakan dalam beberapa kalimat di kelas,

- meningkatkan kinerjanya secara profesional dalam melaksanakan

pembelajaran menuliskan kembali yang dibacakan dalam beberapa

kalimat,

- mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam pembelajaran

(23)

6

II. LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Menulis

Kegiatan menulis merupakan upaya penulis untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh

karena itu penulis harus memilih, menyusun tujuan, kemudian menuangkannya

dalam bahasa yang mudah dibaca dan dipakai oleh pembacanya (Callan dan

Hodijah, 2007 : 128). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa menulis me-

rupakan kegiatan berbahasa nonlisan yang harus dipelajari agar orang lain me-

mahami dan mengerti apa yang diinginkan penulis. Menulis adalah menurunkan

atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa

yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca

lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambar grafik itu

(Tarigan, 2008 : 21)

2.1.1 Fungsi Menulis

Fungsi tulisan dapat diidentifikasikan antara lain sebagai alat menginformasikan

sesuatu, meyakinkan pembaca, mengajak pembaca, menghibur pembaca, me-

larang atau memerintahkan pembaca, mendukung pendapat orang lain, dan

menolak atau menyanggah pendapat orang lain (Daeng Nurjamal dkk, 2010:71).

Pada prinsipnya fungsi utama tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak

(24)

7

merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau

persepsi, memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, menyusun urutan bagi pe-

ngalaman, dan dapat membantu menjelaskan pikiran-pikiran (D’Angelo dalam

Tarigan, 1992: 22). Maka disimpulkan bahwa fungsi menulis ialah untuk meng-

informasikan sesuatu kepada pembaca untuk menyusun dari pengalaman serta tin-

dakan.

2.1.2 Manfaat Menulis

Menulis penting dan besar kegunaannya bagi kehidupan seseorang terutama pe-

lajar. Karena setiap pelajar tidak akan lepas dari kegiatan menulis. Berikut man-

faat menulis.

1. Menulis menyumbang kecerdasan

Menurut para ahli psikolinguistik, menulis adalah suatu aktivitas yang kom-

pleks. Kompleksitas menulis terlihat pada kemampuan mengharmonikan ber-

bagai aspek. Aspek-aspek tersebut meliputi pengetahuan mengenai topik yang

akan dituliskan, menuangankan pengetahuan ke dalam racikan bahasa yang

jernih, yang disesuaikan dengan corak wacana dan kemampuan pembacanya,

serta penyajian yang selaras dengan konvensi atau aturan penulisan. Untuk

sampai pada kesanggupan seperti itu, seseorang perlu memiliki kekayaan dan

keluwesan pengungkapan, kemampuan mengendalikan emosi, serta menata

(25)

8

2. Menulis mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas

Di dalam kegiatan membaca, segala hal telah tersedia dalam bacaan itu untuk

dimanfaatkan. Sebaliknya dalam menulis, seseorang harus menyiapkan dan

mensuplai sendiri segala sesuatunya. Unsur mekanik tulisan yang benar se- perti pungtuasi, ejaan, diksi, pengkalimatan, pewacanaan, bahasan topik, serta

pertanyaan dan jawaban yang harus diajukan dan dipuaskannya sendiri. Agar

hasilnya enak dibaca, maka apa yang dituliskan harus ditata dengan runtut,

jelas, dan menarik.

3. Menulis menumbuhkan keberanian

Ketika menulis, seorang penulis harus berani menampilkan kediriannya, ter-

masuk pemikiran, perasaan, dan gayanya, serta menawarkannya kepada pub-

lik. Konsekuensinya, sebagai penulis harus siap dan mau melihat dengan

jer-nih pelaian serta tanggapan apa pun dari pembaca, baik yang bersifat positif

ataupun negatif.

4. Menulis mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi. Se-

seorang menulis karena mempunyai ide, gagasan, pendapat, atau sesuatu hal

yang menurutnya perlu disampaikan dan diketahui orang lain. Tetapi, apa

yang akan disampaikan itu tidak selalu dimiliki saat itu. Kondisi ini akan me-

macu seseorang untuk mencari, mengumpulkan, dan menyerap informasi un-

tuk dijadikan bahan tulisannya dengan cara membaca, mendengar, menga-

mati, berdiskusi, atau wawancara. Informasi yang telah didapat akan dijaga

sumbernya dan diorganisasikan sebaik mungkin. Upaya ini dilakukan agar

ketika diperlukan, informasi itu dapat dengan mudah ditemukan dan diguna-

(26)

9

2.1.3 Tujuan Menulis

1. Kegiatan menulis adalah sarana untuk menemukan sesuatu, dalam artian dapat

mengangkat ide dan informasi yang ada di dalam bawah sadar pemikiran kita;

2. Kegiatan menulis dapat memunculkan ide baru;

3. Kegiatan menulis dapat melatih kemampuan mengorganisasikan dan men-

jernihkan berbagai konsep aatau ide yang kita miliki;

4. Kegiatan menulis dapat melatih sikap objektif yang ada pada diri seseorang;

5. Kegiatan menulis dapat membantu diri kita untuk berlatih memecahkan

beberapa masalah sekaligus;

6. Kegiatan menulis dalam sebuah bidang ilmu akan memungkinkan kita untuk

menjadi aktif dan tidak hanya menjadi penerima informasi (Horiston dalam

Darmadi, 1996: 3-4).

Berdarkan dua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa manfaat menulis adalah

sebagai suatu sarana untuk menyumbangkan kecerdasan, mengembangkan daya

inisiatif dan kreatif.

2.1.4 Ciri-ciri Tulisan yang Baik

Kegiatan menulis mempunyai tujuan pencapaian yaitu agar sang pembaca mem-

berikan respons yang diinginkan oleh sang penulis terhadap tulisannya, maka mau

tidak mau penulis harus menyajikan tulisan yang baik.

Tulisan yang baik memiliki banyak ciri, diantaranya: tulisan yang baik harus me-

(27)

10

jelas. Sedangkan menurut Tutang (2007) tulisan yang baik memiliki tiga ciri-ciri,

yaitu mudah dimengerti, bersahabat, dan akurat.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri tulisan yang baik

adalah harus dapat berkomunikaasi, mudah di mengerti, sehingga maksud dan

tujuannya dapat berkomunikasi, mudah di mengerti, sehingga maksud dan

tujuannya dapat diterima oleh pembaca.

Tulisan yang baik setidak-tidaknya harus memiliki kriteria yang berhubungan

dengan hal-hal berikut.

1. Kesesuaian berita dengan isi berita

Baiknya sebuah karangan terlihat dari keserasian antara berita dengan isi berita

Judul sebuah berita akan menggambarkan isi secara keseluruhan. Judul yang baik

juga harus memenuhi syarat seperti; judul harus relevan, provokatif, dan singkat.

2. Ketepatan Memilih Kata/Diksi

Dalam memilih kata terdapat dua persyaratan pokok yang harus diperhatikan yaitu

ketepatan dan kesesuaian. Persyaratan ketepatan menyangkut makna, aspek logika

kata-kata, kata yang dipilih harus secara tepat mengungkapkan pengertian yang

akan disampaikan. Persyaratan kesesuaian menyangkut kecocokan antara kata

yang digunakan dengan situasi/kesempatan dan keadaan pembaca. Jadi,

menyangkut aspek sosial kata-kata (Akhadiah, 1999: 83).

3. Keefektifan Kalimat

Susunan sebuah kalimat sangat penting. Ini dimaksudkan untuk memudahkan

(28)

11

kalimat satu dengan kalimat lain yang diungkapkan secara tepat akan ikut

menentukan kejelasan gagasan. Kalimat dalam paragraf haruslah efektif, agar

dalam kegiatan menulis dapat lebih jelas dan tidak menimbulkan penafsiran ganda

bagi pembaca. Adapun ciri-ciri kalimat efektif adalah kesepadanan, kepararelan,

ketegasan, kehematan, kecermatan, dan kelogisan.

4. Kepaduan Paragraf

Sebuah paragraf harus memiliki ide pokok yang akan dikembangkan menjadi

paragraf. Paragraf yang baik harus memiliki syarat-syarat tertentu, seperti yang

dikemukakan Keraf (1994: 67) berikut ini.

(a) Kesatuan

Kesatuan dalam paragraf adalah bahwa semua kalimat yang membina paragraf

itu secara bersama-sama menyatakan suatu hal, suatu tema tertentu.

(b) Koherensi (kepaduan)

Satu paragraf bukanlah merupakan kumpulan atau tumpukan kalimat yang

masing-masing berdiri sendiri atau terlepas, tetapi dibangun oleh

kalimat-kalimat yang mempunyai hubungan timbal balik. Pembaca dapat dengan

mudah memahami dan mengikuti jalan pikiran penulis tanpa hambatan karena

ada loncatan pikiran yang membingungkan. Urutan pikiran yang teratur akan

memperlihatkan adanya kepaduan. Jadi, kepaduan atau koherensi

dititikberatkan pada hubungan antarkalimat dengan kalimat. Akan tetapi,

dalam suatu karangan tidak hanya terdapat kalimat yang terpisah-pisah

(29)

12

Paragraf adalah suatu unsur yang kecil dalam sebuah unit yang lebih besar,

baik berupa bab maupun berupa sebuah karangan yang lengkap. Karena

paragraf merupakan suatu unit yang lebih kecil, maka harus dijaga agar

hubungan antara paragraf yang satu dengan yang lainnya, yang bersama-sama

membentuk unit yang lebih besar itu, terjalin dengan baik. Atau dengan kata

lain harus terdapat perkembangan dan perpaduan yang baik antara paragraf

yang satu dengan paragraf yang lain. Apabila perpaduan antarparagraf itu baik

dan jelas, maka pembaca dapat mengikuti uraian itudengan jelas dan mudah.

Oleh karena itu, untuk menghasilkan karangan yang baik, kepaduan

antarkalimat dan antarparagraf tidak dapat dipisahkan dan diabaikan. Agar

hubungan antarkalimat dan paragraf itu padu, maka penulis dapat

menggunakan unsur kebahasaan yang digambarkan dengan (1) repetisi atau

pengulangan kata kunci, (2) kata ganti, (3) kata transisi atau ungkapan

penghubung, dan (4) paralelisme. Dari uraian di atas, maka indikator penilaian

yang akan diambil oleh penulis adalah kepaduan antarkalimat dan paragraf.

5. Ketepatan Penggunaan Ejaan dan Tanda Baca

Untuk membuat karangan kita harus berpedoman kepada Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia. Ini berarti ejaan memegang peranan penting dalam karangan.

Hal yang tercakup dalam penggunaan ejaan adalah pemakaian huruf, penulisan

huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca

(Finoza, 2001: 15). Dalam penelitian ini dibatasi hanya pada penulisan kata,

(30)

13

2.2 Teknik Pelatihan

Teknik pelatihan dapat berupa berbagai macam cara atau kegiatan untuk

menyajikan pelajaran di depan kelas. Teknik pembelajaran tergantung kepada

guru, pada kiatnya secara individu serta tergantung juga pada kondisi serta situasi

kelas. Konsep-konsep pendekatan, metode, dan teknik dalam pengajaran bahasa

saling berhubungan satu dengan yang lain. Hubungan ketiga konsep bersifat

hirarkis, dalam arti bahwa pendekatan menurunkan metode, kemudian metode

diimplementasikan dalam bentuk teknik.

Teknik pelatihan merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan

kebiasaan-kebiasaan suatu ketangkasan atau keterampilan dari apa yang telah

dipelajari.

2.2.1 Pengertian Teknik Pelatihan

Seorang siswa perlu memiliki ketangkasan atau keterampilan dalam sesuatu, misal

nya dalam berbicara, berpidato, atau menyanyi, dan lain-lain. Oleh sebab itu,

dalam proses pembelajaran perlu diadakan latihan untuk menguasai keterampilan

tersebut. Salah satu teknik atau teknik penyajian pelajaran untuk memenuhi

tuntutan tersebut ialah teknik pelatihan.

Teknik latihan adalah suatu teknik atau cara mengajar dimana siswa me-

laksanakan kegiatan-kegiatan latihan agar siswa memiliki ketangkasan atau

keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari (Roestiyah N.K,

(31)

14

Suatu pelajaran adalah untuk mengajarkan kemampuan, siswa harus diberi ke-

sempatan unttuk melatih kemampuan tersebut, denga guru berperan sebagai

komentar, kritikus atau pembimbingan atau dia boleh juga memberikan aktivitas

yang cocol seperti “games” yang memungkinkan siswa belajar berdiskusi sesama mereka (Ruth Board dalam Kasuriajanto, 2005). Jadi, jika kita membicarakan

aktivitas siswa dalam pendidikan yang dimaksudkan adalah siswa aktif secara

mental, dan sensitif secara emosional, melatih kemampuan dan mengalaminya

dengan melaksanakannya.

Berdasarkan dari dua pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa, teknik pelatihan

adalah proses pembelajaran yang dilakukan guru dengan memerintahkan siswa

untuk melaksanakan latihan-latihan atas bimbingan dari guru.

2.2.2 Keunggulan dan Kelemahan Teknik Pelatihan

Dalam setiap teknik penyajian pasti terdapat kelebihan dan kekurangan, begitu

juga dengan teknik pelatihan. Berikut keunggulan teknik pelatihan.

2.2.2.1 Keunggulan

Pengajaran yang diberikan melalui metode latihan dengan baik menurut Zakiah

Darajat (2004:302) selalu akan menghasilkan hal-hal sebagai berikut.

1. anak didik akan dapat menggunakan daya berpikirnya yang makin lama

makin bertambah baik, karena dengan pengajaran yang baik maka anak didik

akan menjadi lebih teratur dan lebih teliti dalam mendorong daya ingatannya.

(32)

15

2. pengetahuan anak didik bertambah dari berbagai segi, dan anak didik ter-

sebut akan memperoleh pemahaman yang lebih baik dan lebih mendalam.

Agar keunggulan teknik latihan menjadi berhasil guna dan berdaya guna, guru

perlu ditanamkan pengertian bagi instruktur maupun siswa ialah

1) tentang sifat-sifat suatu latihan, yaitu setiap latihan harus selalu berbeda

dengan latihan sebelumnya. Kemudian perlu diperhatikan pula adanya

perubahan kondis/situasi belajar yang menuntut daya tangkap/respon yang

lebih baik pada peserta didik/siswa,

2) guru perlu memperhatikan dan memahami nilai dari latihan itu sendiri serta

kaitannya dengan keseluruhan pelajaran di sekolah. Dalam persiapan se-

belum memasuki latihan guru harus memberikan pengertian dan perumusan

tujuan yang jelas bagi siswa, sehingga mereka mengerti dan memahami apa

tujuan latihan dan bagaimana kaitannya dengan pelajaran-pelajaran lain yang

diterima. Persiapan yanng baik sebelum latihan mendorong/memotivasi

siswa agar responsif yang fungsional, berarti dan bermakna bagi penerima

pengetahuan dan tinggal lama dalam jiwanya. Karena sifatnya permanen siap

untuk digunakan/dimanifestasikan oleh siswa dalam kehidupannya.

2.2.2.2 Kelemahan

Setiap teknik pasti terdapat kekurangan dan kebihan, begitu juga dengan teknik

(33)

16

1. Dalam latihan sering terjadi cara-cara/gerak yang tidak bisa berubah, karena

merupakan cara yang telah dibakukan. Maka hal ini akan menghambat bakat

dan inisiatif siswa.

2. Terkadang latihan itu langsung dijalankan tanpa penjelasan sebelumnya, se-

hingga siswa tidak pemahaman.

3. Walau tidak mengerti maksud dan tujuan dari latihan, namun siswa tetap me-

laksanakannya.

4. Suatu latihan yang dijalankan dengan cara tertentu yang telah dianggap baik

dan tepat, sehingga tidak boleh diubah, mengakibatkan keterampilan yang

diperoleh siswa umumnya juga menetap/pasti, yang akan merupakan

kebiasaan yang kaku atau keterampilan yang salah.

2.2.3 Cara Mengatasi Kelemahan Teknik Pelatihan

Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dalam teknik latihan ini dapat dilakukan

dengan bermacam-macam, antara lain.

1. Latihan hanya untuk bahan atau tindakan yang bersifat otomatis.

2. Latihan harus memiliki arti yang luas, karenanya: (a) menjelas terlebih dahulu

tujuan latihan tersebut, (b) agar siswa dapat memahami manfaat latihan itu

bagi kehidupan siswa, dan (c) siswa perlus mempunyai sikap bahwa latihn ini

diperlukan untuk melengkapi belajar.

3. Masa latihaan relatif singkat, tetapi harus sering dilkukan pada waktu-waktu

tertentu.

(34)

17

(a) Tiap-tiap kemajuan yang akan dicapai harus jelas, (b) hasil latihan terbaik

dengan sedikit menggunakan emosi.

5. Proses latihan dan kebutuhan-kebutuhan harus disesuaikan dengan proses

perbedaan individual: (a) tingkat kecakapan yang diterima pada satu titik perlu

sama, (b) perlu diberikan perorangan dalam dalam rangka menambah latihan

kelompok.

Cara mengatasi kelemahan itu tentu harus disesuaikan dengan kondisi objektif di

mana pembelajaran berlangsung (Sagala, 2010:218).

2.3 Menulis Teks Berita

Berita dapat juga bermakna informasi yng disampikan kepada khalayak ramai

tentang sesuatu peristiwa (Wahono, 2006: 142). Berita dapat berarti kabar, atau

keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat (KBBI, 2005: 128).

Menulis berita adalah menyampaikan kabar atau sebuah informasi mengenai

sesuatu hal atau kejadian dalam bentuk tertulis. Seorang penulis berita yang baik

dapat menuliskan sebuah berita dengan lengkap dan komunikatif, sehingga

pembaca berita dapat memahami segala sesuatu yang disampaikan dalam berita

tanpa kesulitasn dan tanpa adanya kesalahan tafsir (Yuda Wirajaya, Asep dkk

2008:152).

Penulisan berita memiliki ciri khas. Kekhasan ini terlihat dari cara mengemas

informasi. Hal yang dipentingkan adalah informasi, agar dapat dengan mudah

diterima oleh semua lapisan masyarakat. Oleh sebab itu, bahasa yang digunakan

(35)

18

tidak berbelit-belit, pokok-pokoknya saja, mudah diterima. Aktual artinya

betul-betul ada, sesungguhnya, sedangkan menjadi pembicaraan orang banyak, masih

hangat, atau baru saja terjadi. Terpercaya artinya dapat dipercaya, tidak bohong,

dapat dipertanggung jawabkan (Wahono, 2006:142).

Seorang penulis berita akan memilih mana hal yang layak untuk dijadikan berita.

Hal ini bertujuan agar apa yang dituliskan benar-benar bermanfat bagi orang

atau masyarakat pembaca. Dalam yang dapat menambah wawasan dan pengetahu-

an. Agar berita yang ditulis memenuhi persyaratan di atas, penulisannya harus

mencakup.

a. Apa (apa yang sedang terjadi?),

b. Siapa (siapa yang melakukan atau siapa yang sedang diberitakan?),

c. kapan (kapan peristiwa itu terjadi?),

d. Dimana (di mana peristiwa itu terjadi?),

e. Mengapa (mengapa peristiwa itu terjadi?),

f. Bagaimana (bagaimanan hal itu bisa terjadi, bagaimana peristiwanya,

bagaimana tindakan berikutnya, bagaimana keadaannya, bagimana

prosesnya?),

g. Berapa (berapa orang yang terlibat, berapa jumlah korban, berapa kerugian

harta benda, berapa kali peristiwa itu terjadi)

Untuk memperoleh informasi yang lengkap, seorang penulis berita perlu

melakukan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Menemukan peristiwa atau kejadian. Penulis berita harus mampu dengan

(36)

19

peresmian atau proyek, bencana alam, kebakaran, banjir dan kejadian men-

dadak lainnya,

b. Datang ke lokasi kejadian. Untuk memperoleh informasi yang terpecaya,

penulis berita sebaiknya datang ke lokasi kejdian atau menemui tokoh yang

mampu memberikan informasi yang akurat sesuai dengan informasi yang

akan diberitakan,

c. Melakukan wawancara dengan narasumber. Narasumber bisa pelaku

peristiwa atau para pakar di bidang yang berkaitan dengan peristiwa tersebut,

d. Mencari bahan dari sumber lain. Misalnya membaca media cetak, media elek-

(37)

20

III. RANCANGAN PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian tin-

dakan kelas merupakan salah satu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan

melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau me-

ningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih profesional (Suyan-

to dalam Basrowi, 2006:47)

Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari empat tahap. Hubungan keempat tahap itu

dipandang sebagai siklus. Tahap-tahap dalam siklus adalah perencanaan,

tindakan, obesrvasi, dan refleksi. Penelitian Tindakan Kelas ini bersifat

berkelanjutan. Apabila belum ada perubahan pada siswa dalam menulis kembali

berita yang dibacakan ke dalam beberapa kalimat, maka dilakukan siklus

selanjutnya hingga mencapai hasil yang diinginkan. Dengan demikian siklus tidak

terikat dan tidak ditentukan sampai siklus tertentu. Apabila dalam siklus pertama

sudah ada peningkatan hasil belajar maka siklus dapat dihentikan meskipun masih

(38)

21

Berikut bagan siklus PTK Model Kurt Lewin

Bagan 3.1

Hubungan Perencanaan, Tindakan, Pengamatan, dan Refleksi. Model Kurt Lewin.

3.2 Subjek Penelitian

Subjek dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas VII SMP Karya

Bhakti Gadingrejo dengan jumlah siswa 27 terdiri dari 17 perempuan dan 10

orang laki-laki.

3.3 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Karya Bhakti Gadingrejo, beralamat di Jalan

Raya Wates Gadingrejo Kabupaten Pringsewu.

3.4 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2011-2012.

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas sesuai denga jadwal pelajaran, dan

penelitian akan berlangsung sampai indikator yang telah ditentukan. Tindakan

(acting)

Pengamatan (observating) Perencanaan

(planning)

(39)

22

3.5 Indiktor Kinerja

Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini difokuskan pada aspek proses

pelaksanaan tindakan sampai pada perubahan yang dialami siswa. Dari segi

proses 75% siswa aktif dalam pembelajaran sementara itu, dari segi hasil

penelitian ini dapat berhasil, jikia siswa mendapatkan nilai 65 atau lebih.

3.6 Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan daur ulang atau siklus, yang pe-

laksanaannya tiap siklus terdiri atas dua kali pertemuan, tiap-tiap pertemuan

terdiri dari rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.

Siklus dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

SIKLUS I SIKLUS II

Bagan 3.2 Proses Penelitian Tindakan Kelas Sumber : Motode PTK (Kemmis dalam Muttaqin, 2010) Rencana Tindakan

Pelaksanaan Tindakan

Observasi

Refleksi Refleksi

Observasi Pelaksanaan Tindakan

(40)

23

3.6.1 Siklus I

Dalam penelitian menggunakan dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Pada setiap

siklus kegiatan yang akan dilaksanakann adalah sebagai berikut.

3.6.1.1 Perencana Tindakan

Penelitian ini akan berlangsung sampai indikator yang telah ditentukan tercapai.

Peneliti menggunakan sistem daur ulang atau siklus. Setiap siklus terdiri atas

empat kegiatan inti, yaitu : perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

Kegiatan pertama penelitian didahulukan dengan menemukan masalah dan

berupaya mencari solusi berupa perencanaan perbaikan (perenungan). Dilanjutkan

dengan tindakan yang telah direncanakan sehingga menghasilkan perbaikan untuk

tindakan selanjutnya pada siklus-siklus berikutnya.

3.6.1.2 Pelaksanaan Tindakan

Tindakan berlangsung didalam kelas pada jam pelajaran bahasa Indonesia. Siswa

yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII selama 2 (dua) kali

pertemuan (4x40 menit) dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut ;

a) Pertemuan Pertama

1. Kegiatan Awal

1) Salam

2) Presensi

3) Apersepsi

4) Guru menginformasikan Kompetensi Dasar (KD), indikator dan

(41)

24

2. Kegiatan Inti

1) Guru dan siswa bertanya jawab tentang hal-hal yang berkaitan

dengan cara menyimpulkan berita yang didengar.

2) Guru memberikan motivasi kepada siswa agar membiasakan diri

menyimpulkan berita untuk memperkaya informasi.

3) Guru membacakan berita yang berjudul “Aktivitas Gunung Merapi”

di depan kelas

4) Siswa menyimak berita dan mencatat hal-hal pokok dalam berita

5) Siswa menyimpulkan isi berita

6) Siswa menuliskan kembali berita yang didengar ke dalam beberapa

kalimat

3. Kegiatan Akhir

1) Siswa dan guru melakukan refleksi

2) Siswa menerima tugas rumah

3) Salam.

b) Pertemuan Kedua 1. Kegiatan Awal

1) Salam

2) Guru menyampikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

3) Guru melaksanakan apersepsi dengan bertanya jawab kepada siswa

(42)

25

2. Kegiatan inti

1) Siswa mendengarkan kembali berita yang dibacakan, untuk pertemun

kedua guru belum mengganti berita, karena pada pertemuan ini akan

dibahas hasil kerja siswa pada pertemuan sebelumnya, yaitu menulis

kembali berita yang dibacakan dengan judul “Aktivitas Gunung

Merapi”.

2) Siswa menyampaikan hasil kerja.

3) Siswa yang lain menanggapi hasil kerja temannya.

3. Kegiatan akhir

1) Siswa dan guru melaksanakan refleksi

2) Siswa menerima tugas rumah

3) Salam

3.6.1.3 Observasi dan Evaluasi

Observasi dilaksanakan bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan, baik

terhadap siswa dan guru dengan menggunakan instrumen yang telah disiapkan.

Observasi dilakukan secara kolaborasi bersama teman sejawat dengan meng-

gunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Pengamatan difokuskan pada

proses pembelajaran yang menerapkan teknik pelatihan yang dilakukan oleh guru

dalam proses pembelajaran menulis kembali berita yang dibacakan ke dalam

(43)

26

a) Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data seperti;

1. Tes

Tes yang digunakan berupa tes tertulis setiap siklus. Tes tersebut di-

lakukan untuk memperoleh data hasil belajar setelah pembelajaran ber-

langsung. Hasil tes tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat ke-

berhasilan siswa setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan

teknik pelatihan.

Untuk mendapatkan data yang baik, maka tes yang digunakan haruslah

memenuhi beberapa hal. Diantaranya adalah validitas dan rehabilitas.

Dalam penelitian ini yang digunakan adalah validitas isi. Untuk men-

dapatkan tes yang valid, beberapa hal yang dapat dilakukan adalah

membuat kisi-kisi berdasarkan kurikulum yang berlaku oleh guru mitra

yang dipandang sebagai ahli. Hal tersebut dilakukan agar tes

benar-banar dapat mengukur tujuan pembelajaran.

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen

cukup dapat dipercya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data ka-

rena instrumen tersebut sudah baik.

2. Observasi

Observasi digunakan untuk mengetahui apakah berita yang dibacakan di

kelas lebih efektif. Pedoman observasi atau pengamatan ini di isi

(44)

27

pada setiap aspek yang diamati siswa dengan kategori (keadaan kelas)

apakah kurang, cukup, baik atau baik sekali.

3. Wawancara

Wawancara dilaksanakan diluar jam pelajaran, wawancara dilakukan

kepada 10 orang siswa yang mendapat nilai tertinggi dan 10 orang siswa

yang mendapat nilai terendah pada setiap siklus. Siswa diminta menulis-

kan jawaban hasil wawancara pada lembar jawaban yang peneliti

sediakan. Wawancara dilakukan untuk mengetahui kesulitan-kesulitan

yang dialami siswa.

4. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan dengan mengupulkan hasil lembae kerja siswa.

Metode dokumentasi digunakan untuk mencari data-data yanng men-

dukung permasalahan yang akan diteliti.

b) Teknik Analisis Data

Indikator penilaian menulis kembali isi berita yang didengar adalah

kesesuaian isi berita dengan yang diberitakan, pilihan kata, keefektifan

kalimat, kepaduan paragraf, ketepatan ejaan dan tanda baca, kerapihan dan

(45)

28

Tabel 3.1

Indikator Penilaian Hasil Kemampuan Menulis Kembali Berita yang Dibacakan ke dalam Beberapa Kalimat

No.

Indikator Deskriptor Penilaian Skor 1. Kesesuaian Isi Berita

dengan yang Diberitakan

Apakah isi berita mengandung jawaban dari pertanyaan apa, siapa, kapan, dimana, bagaimana, mengapa, dan berapa

Apakah isi berita hanya mengandung jawaban dari 5-6 pertanyaan saja

Apakah isi berita hanya mengandung jawaban dari 3-4 pertanyaan saja

Apakah isi berita hanya mengandung jawaban dari 1-2 pertanyaan saja

4

3

2

1

2. Penggunaan ejaan Penggunaan ejaan yaitu pemenggalan

kata, pemakaian huruf kapital dan pemakaian tanda baca tepat.

Penggunaan ejaan yaitu pemenggalan kata dan pemakaian huruf kapital tepat tetapi terdapat kesalahan pada pemakaian tanda baca

Penggunaan ejaan yaitu pemenggalan kata tepat tetapi terdapat kesalahan pada pemakaian ahuruf kapital dan tanda baca

Penggunaan ejaan terdapat kesalahan pada pemenggalan kata, pemakaian huruf kapital dan pemakaian tanda baca

4

3

2

1

3. Keefektifan kalimat Semua kalimat yang digunakan efektif memiliki ciri kesepadanan, kepararelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, dan kelogisan.

Kalimat yang digunakan cukup efektif kesepadanan, kepararelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, tetapi tidak ada kelogisan.

4

[image:45.595.112.516.123.757.2]
(46)

29

Kalimat yang digunakan kurang efektif hanya terdapat kesepadanan, kepararelan, ketegasan, tetapi tidak ada kehematan, kecermatan, dan kelogisan.

Kalimat yang digunakan tidak efektif, yaitu tidak ada kesepadanan, kepararelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, dan kelogisan.

2

1

4. Pilihan kata (diksi) Syarat-syarat pilihan kata tepat, makna kata yang digunakan tepat, pembentukan kata tepat

Syarat-syarat pilihan kata tepat, makna kata yang digunakan tepat, pembentukan kata tidak tepat

Syarat-syarat pilihan kata tepat, makna kata yang digunakan kurang tepat, pembentukan kata kurang tepat

Syarat-syarat pilihan kata tidak tepat, makna kata yang digunakan tidak tepat, pembentukan kata tidak tepat

4

3

2

1

5. Kepaduan Paragraf Hubungan antarkalimat dalam

paragraf saling bertautan dan berurutan dengan sangat tepat

Hubungan antarkalimat dalam paragraf saling bertautan dan berurutan dengan tepat

Hubungan antarkalimat dalam paragraf saling bertautan dan berurutan namun kurang tepat

Tidak terdapat hubungan antarkalimat dalam paragraf

4

3

2

1

(47)

30

3.6.1.3 Penjelasan Indikator Penilaian kemampuan Kemampuan Menulis Kembali Berita yang Dibacakan ke dalam Beberapa Kalimat

Dalam proses pembelajaran menulis kembali isi berita yang di bacakan ke dalam

beberapa memiliki bebrapa indikator penilaian, sebagai berikut.

1. Kesesuaian Isi Berita dengan yang Diberitakan

Dalam menulis berita dituntut kesesuaian dengan peristiwa yang dialami tidak

boleh menyimpang dari informasi yang di dapat. Jadi, apabila berita yang

ditulis sangat sesuai dengan peristiwa yang diamati, maka siswa mendapat skor 4. Apabila berita yang ditulis sesuai dengan peristiwa yang diamati, maka siswa mendapat skor 3. Apabila berita yang ditulis kurang sesuai dengan

peristiwa yang diamati, maka siswa mendapat skor 2. Apabila berita yang di-

tulis tidak sesuai dengan peristiwa yang diamati, maka siswa mendapat skor 1.

2. Keefektifan Kalimat

Kalimat dalam paragraf haruslah efektif, agar informasi yang disampaikan

dapat lebih jelas dan tidak minimbulkan penafsiran ganda bagi pembaca.

Adapun ciri-ciri kalimat efektif adalah kessepadanan, kepararelan, ketegasan,

kehematan, kecermatan, dan kelogisan. Jadi, apabila kalimat yang digunkan

sangat efektif, maka siswa skor 4. Apabila kallimat yang digunakan efektif,

siswa mendapat skor 3. Apabila kalimat yang digunakan kurng efektif, siswa

mendapat skor 2. Apabila kalimat yang digunakan tidak efektif, siswa

mendapat skor 1.

3. Kepaduan Paragraf

Paragraf dikatakan koherensi apabila paragraf itu mengandung kepaduan yang

(48)

31

kalimat utama. Jadi, apabila hubungan antar kalimat bertautan dan berurutan

dengan tepat, maka siswa mendapata skor 4. Apabila hubungan antarkalimat

kurang bertautan dan berurutan dengan tepat, maka siswa mendapat skor 3.

Apabila hubungan antarkalimat tidak bertautatan dan berurutan dengan tepat,

maka siswa mendapat skor 2. Apabila hubungan antarkalimat tidak bertautan

dan tidak dapat dipahami, maka siswa mendapat skor 1.

4. Ketepatan Penggunaan Ejaan dan Tanda Baca

Penggunaan ejaan tidak hanya berkaitan dengan cara mengeja suatu kata, tetapi

yang lebih utama berkaitan dengan cara penulisan huruf menjadi satuan yang

lebih besar, misalnya kata, kelompok kata, atau kalimat. Dengan demikian,

dapat disimpulkan bahwa ejaan adalah ketentuan yang mengatur penulisan

huruf menjadi satuan yang lebih besar. Dalam penelitian ini, indikator

ketepatan penggunaan ejaan dibatasi pada penggunaan huruf kapital dalam

kalimat dan tanda titik yang dipakai dibelakang singkatan nama orang dan

akhir kalimat. Jadi, apabila dalam paragraf penggunaan ejaan dan tanda baca

dalam paragraf sangat tepat, maka siswa mendapat skor 4. Apabila dalam

paragraf penggunaan ejaan dan tanda baca dalam paragraf tepat, maka siswa

mendapat skor 3. Apabila dalam paragraf penggunaan ejaan dan tanda baca

dalam paragraf kurang tepat, maka siswa mendapat skor 2. Apabila dalam

paragraf penggunaan ejaan dan tanda baca dalam paragraf tidak tepat, maka

siswa mendapat skor 1.

c) Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian menggunakan pedoman observasi dalam proses

(49)

32

Tabel 3.2

Pedoman Observasi Proses Pembelajaran Menulis Kembali Berita yang Dibacakan ke dalam Beberapa Kalimat

No Aspek Deskriptor Skor

1 Keseriusan Siswa memperhatikan pembacaan berita 3

Siswa kurang memperhatikan pembacaaan

berita 2

Siswa tidak memperhatikan pembacaan berita 1

2 Inisitif Siswa aktif mencari bahan sumber lain dan

memiliki ide atau gagasan untuk

menyelesaikan tugas. 3

Siswa kurang aktif mencari bahan sumber lain dan memiliki ide atau gagasan untuk

menyelesaikan tugas. 2

Siswa tidak aktif mencapai bahan sumber lain dan memiliki ide atau gagasan untuk

menyelesaikan tugas. 1

3.6 Penilaian

Cara yang penulis gunakan dalam menganalisis data pada penelitian ini adalah

sebagai berikut.

1. penulis melakukan penilaian terhadap kemampuan siswa dalam menulis

kembali berita yang dibacakan ke dalam beberapa kalimat dengan membaca

secara keseluruhan naskah berita yang telah ditulis oleh siswa,

2. menjumlahkan skor penulisan naskah drama berdasarkan tolok ukur penilaian

dalam tabel 3.2,

3. menghitung skor rata-rata kemampuan siswa dalam menulis kembali berita

yang dibacakan ke dalam beberapa kalimat pada indikator kemampuan siswa,

Nilai akhir = Skor Perolehan x 100

[image:49.595.113.513.136.395.2]
(50)

33

4. menemukan tingkat kemampuan siswa dalam menulis kembali berita yang

dibacakan ke dalam beberapa kalimat dengan tolok ukur di bawah ini.

Tabel 3.3

Tolok Ukur Penilaian Kemampuan Menulis Kembali Isi Berita yang Dibacakan Ke dalam Beberapa Kalimat

Interval presentase tingkat

Kemampuan Keterangan

86 % - 100 % 71 % - 85 % 56 % - 70 % 41 % - 55 % 0 % - 40 %

[image:50.595.112.500.190.357.2]
(51)

58

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis penelitian tindakan kelas pada siswa kelas VII. C

semester ganjil SMP Karya Bhakti Gading Rejo Kabupaten Pringsewu tahun

pelajaran 2011/2012, dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Hasil prasiklus dari 27 siswa yang tuntas 9 siswa dengan persentase

33,33% dan yang belum tuntas 18 siswa dengan persentase 66,67%. Pada

siklus I pembelajaran menulis kembali berita yang dibacakan ke dalam

beberapa kalimat melalui teknik pelatihan siswa yang tuntas 12 orang

dengan persentase 44,44%, dan yang belum tuntas 15 orang dengan

persentase 55,56%. Selanjutnya pada siklus II proses pembelajaran dengan

menggunakan teknik pelatihan yang dilaksanakan dengan lebih maksimal

tingkat ketuntasan siswa mencapai 22 orang dengan persentase 81, 48%

kemudian yang tidak tuntas 5 siswa dengan persentase 18,52%.

2. Dengan teknik pelatihan dapat meningkatkan kemampuan dan hasil belajar

siswa. Siswa lebih percaya diri, aktif dan berani dalam menuangkan

inspirasinya menjadi sebuah tulisan yang dituangkan dalam naskah berita

yang sesuai dengan berita yang telah dibacakan guru peneliti se- belumnya

(52)

59

4.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah di laksanakan, peneliti

menyarankan kepada guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di

SMP Karya Bhakti Kabupaten Pringsewu, sebaiknya dalam kegiatan

pembelajaran dikelas hendaknya menerapkan teknik pelatihan karena, telah

terbukti dengan penerapan teknik pelatihan hasil yang diperoleh siswa

meningkat dibandingkan pada waktu sebelumnya. Selain itu, dengan penerap-

an teknik pelatihan dapat menimbulkan kebiasaan baik pada siswa dan

mampu meningkatkan kemampuan menulis pada siswa, khususnya menulis

(53)

60

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti. 1987. Menulis I. Jakarta: Universitas Terbuka.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: Bina Aksara.

Depdiknas. 2003. Kurikulum Sekolah Menengah Umum: Garis-garis Besar

Jakarta. PT.Indeks.

Keraf, Gorys. 1987. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia.

Kesumah, Encep. 2004. Menulis 2. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Kridalaksana, Harimukti (ed). 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Kusumah, Wijaya. 2011. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Indeks.

Nasution, S. 2003. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Nurgiantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Yogyakarta: BPSG.

Roestiyah, N.K. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Tarigan, Djago. 2008. Membina Keterampilan Menulis Paragraf Dan

Pengembangannya. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

UNILA. 2008. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandarlampung: Gita Perdana.

Wahono. 2006. Bahasa Indonesia untuk SMP kelas VII. Bandarlampung : CV. Gita

Widyamartaya, A. 1991. Kreatif Mengarang. Yogyakarta: Kanesius.

Gambar

Tabel 3.1   Indikator Penilaian Hasil Kemampuan Menulis Kembali
Tabel 3.2   Pedoman Observasi Proses Pembelajaran Menulis Kembali Berita yang
Tabel 3.3   Tolok Ukur Penilaian Kemampuan Menulis Kembali Isi Berita

Referensi

Dokumen terkait

ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA.. PENDERITA

Adapun permasalahan yang dibahas dalam penulisan skripsi ini adalah bagaimana proses pelaksanaan transaksi efek semu yang terjadi di pasar sekunder dalam bursa efek

Keuntungan menggunakan multimedia interaktif dalam pembelajaran di antaranya adalah sebagai berikut: (1) Sistem pembelajaran lebih inovatif dan interaktif; (2) Pengajar

Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui apakah kinerja keuangan tersebut Earning Per Share, Return On Assets, Net Profit Margin dan Return On Equity berpengaruh

Dalam konteks penelitian ini kebutuhan praktis bagi buruh perempuan misalnya berupa pelayanan akan penitipan anak di tempat kerja (baik tempat kerja ayah maupun ibu),

Pemberian antibiotik pre operasi kurang tepat karena antibiotik diberikan terlalu awal, sebab cefotaxim mencapai kadar puncak di serum setelah 30 menit, sehingga

Salah sahr alat yang dapat digpnakan oleh gsru bimbingan dan konseling unhrk memahami individu adalah inventori. Inventori yang did&isikan Aiken

Lakmi Hartayanie, MP selaku dosen pembimbing I, yang mulai dari awal pencarian topik penelitian hingga terselesaikannya laporan Skripsi ini, telah banyak meluangkan waktu,