ABSTRAK
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KEMBALI BERITA YANG DIBACAKAN KE DALAM BEBERAPA KALIMAT PADA SISWA
KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP KARYA BHAKTI GADING REJO KABUPATEN PRINGSEWU
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh SRI ANDAYANI
Pembelajaran menulis khusunya menulis kembali berita yang dibacakan ke dalam berapa kalimat merupakan suatu permasalahan yang perlu dibenahi, meskipun pembelajaran menulis kembali berita yang dibacakan ke dalam berapa kalimat sudah sering diberikan kepada siswa, namun hasil yang diharapkan belum memuaskan. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tingkat kemampuan siswa dalam menulis kembali berita yang dibacakan ke dalam berapa kalimat yang meliputi beberapa unsur diantaranya (1) kesesuaian isi berita, (2) ketepatan isi berita yang ditulis dengan yang dibacakan, (3) keefektifan kalimat, (4) ketepatan ejaan dan tanda baca, dan (5) kepaduan pargraf.
pada siswa kelas VII.C SMP Karya Bhakti Gading Rejo Kabupaten Pringsewu yang dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012 dengan jumlah 27 siswa. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Pe- nelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengobservasian, dan refleksi. Pada siklus I setiap siswa menulis menulis kembali berita yang dibacakan ke dalam berapa kalimat dengan berita yang berjudul “Aktivitas Gunung Merapi” dan pada siklus II berita mengenai “Wabah DBD”. Aspek yang dinilai pada setiap siklus adalah aktivitas siswa dan guru. Hasil evaluasi pada siklus I menunjukkan bahwa aktivitas dan prestasi belajar siswa belum optimal. Pada siklus II dalam proses pembelajaran dan latihan menulis kembali berita yang dibacakan ke dalam berapa kalimat guru memberikan latihan dengan mengadakan bimbingan kepada siswa. Hasil evaluasi siklus II menunjukkan prestasi belajar siswa meningkat karena sesuai dengan indikator kerja yang menyatakan pe- nelitian tindakan kelas berhasil, jika hasil belajar siswa mencapai kriteria ketuntasan klasikal sebesar 75%.
18,52%. Hasil yang diperoleh mengalami peningkatan dari prasiklus ke siklus I meningkat 11,11% dan dari prasiklus ke siklus II sebesar 48,15%.
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KEMBALI BERITA YANG DIBACAKAN KE DALAM BEBERAPA KALIMAT
MELALUI TEKNIK PELATIHAN PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL
SMP KARYA BHAKTI GADING REJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011-2012
Oleh SRI ANDAYANI
(Penelitian Tindakan Kelas)
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia dan Daerah Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KEMBALI BERITA YANG DIBACAKAN KE DALAM BEBERAPA KALIMAT
MELALUI TEKNIK PELATIHAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL
SMP KARYA BHAKTI GADING REJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012
(Penelitian Tindakan Kelas)
Oleh SRI ANDAYANI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR BAGAN
Bagan Halaman
3.1 Hubungan Perencanaan, Tindakan, pengamatan,
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
HALAMAN JUDUL DALAM ... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iv
HALAMAN PENGESAHAN ... v
RIWAYAT HIDUP ... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii
SANWACANA ... viii
MOTTO ... xi
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR BAGAN ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
I. PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4
1.3.1 Tujuan Penelitian ... 4
1.3.2 Manfaat Penelitian ... 5
II. KAJIAN PUSTAKA ... 6
2.1 Pengertian Menulis ... 6
2.1.1 Fungsi Menulis ... 6
2.1.2 Manfaat Menulis ... 7
2.1.3 Tujuan Menulis ... 7
2.1.4 Ciri-ciri Tulisan yang Baik ... 8
2.2 Teknik Pelatihan ... 8
2.2.1 Pengertian Teknik Pelatihan ... 9
2.2.2 Keunggulan dan Kelemahan Teknik Pelatihan ... 10
2.2.2.1 Keunggulan Teknik Pelatihan ... 10
2.2.2.2 Kelemahan Teknik Pelatihan ... 11
2.2.3 Cara Mengatasi Kelemahan Teknik Pelatihan ... 12
2.3 Menulis Teks Berita ... 13
III. METODE PENELITIAN ... 15
3.1 Rancangan Penelitian ... 15
3.2 Subjek Penelitian ... 16
3.3 Tempat Penelitian ... 16
3.4 Waktu Penelitian ... 16
3.5 Indikator Kinerja ... 16
3.6 Prosedur Penelitian ... 17
3.6.1 Urutan Tindakan Pembelajaran Siklus I ... 17
3.6.1.1 Perencanaan Tindakan ... 17
3.6.1.2 Pelaksanaan Tindakan ... 18
3.6.1.3 Observasi dan Evaluasi ... 20
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 30
4.1 Hasil Penelitian ... 30
4.1.1 Siklus I ... 30
4.1.1.1 Perencanaan ... 30
4.1.1.2 Tindakan ... 31
4.1.1.1 Pengamatan... 32
4.1.1.4 Refleksi ... 35
4.1.2 Siklus II ... 38
4.1.2.1 Perencanaan ... 38
4.1.2.2 Tindakan ... 39
4.1.2.3 Pengamatan... 40
4.1.2.4 Refleksi ... 41
4.2 Pembahasan ... 43
4.2.1 Rencana Pelaksanaan Tindakan ... 43
4.2.2 Proses Pelaksanaan Observasi Terhadap Siswa dan Guru ... 45
4.2.3 Proses Pelaksanaan dan Evaluasi pembelajaran ... 47
4.2.4 Peningkatan Keterampilan Menulis Kembali Berita yang Dibacakan ke dalam Beberapa Kalimat ... 47
V. SIMPULAN DAN SARAN ... 49
5.1 Simpulan ... 49
5.2 Saran ... 50
DAFTAR PUSTAKA ... 51
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Indikator Penilaian Kemampuan Menulis Kembali Berita yang Di-
Bacakan Ke dalam Beberapa Kalimat ... 22 3.2 Pedoman Observasi Proses Pembelajaran ... 25 3.3 Tolok Ukur Penilaian kemampuan Menulis Kembali Berita yang Di- .... 51
MOTTO
“Barang siapa diuji lalu bersabar, diberi lalu bersyukur, dizalimi lalu memaafkan, maka bagi mereka keselamatan dan merekalah orang-orang yang memperoleh
MENGESAHKAN
1. TIM Penguji
Ketua : Dr. Nurlaksana Eko R., M.Pd. ___________
Sekretaris : Eka Sofia Agustina, S.Pd., M.Pd. ___________
Penguji
Bukan Pembimbing : Dr. Wini Tarmini, M. Hum. ___________
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. NIP 196003151985031003
PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur dan bahagia atas segala rahmat yang telah dilimpahkan
Allah Swt, penulis mempersembahkan karya tulis ini, kepada orang-orang terkasih
berikut:
1. Kedua orang tuaku yang telah merawat, membesarkan, dan mendidik dengan
penuh keikhlasan sehingga mendapatkan keberhasilan.
2. Suami tercinta yang selalu memberi semangat dan motivasi serta kebersamaan-
nya hingga memberikan kedamaian dan keberhasilan.
3. Kedua buah hatiku, Rinda Anggestaria dan Firki Wira Rinanda yang selalu
memberikan inspirasi dalam mengejar cita-cita di masa yang akan datang.
4. Kakak-kakak dan mertua, dengan segala limpahan kasih sayang, doa, dorongan
semangat untuk keberhasilan anaknya yang tidak mungkin dapat terbalaskan.
4. Dosen-dosenku yang telah membantu menyelesaikan kualiahku.
Judul PTK : PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KEMBALI BERITA YANG DIBACAKAN KEDALAM BEBERAPA KALIMAT MELALUI TEKNIK PELATIHAN PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP KARYA BHAKTI GADING REJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Nama Mahasiswa : Sri Andayani
Nomor Pokok Mahasiswa : 1013116027
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
1. Komisi pembimbing
Dr. Nurlaksana Eko R., M.Pd. Eka Sofia Agustina, S.Pd., M.Pd.
NIP 19640106 198803 1 001 NIP 19780809 200801 2 001
2. Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
Drs. Imam Rejana, M.Si.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Wates Gadingrejo Kabupaten Pringsewu pada tanggal 5 Mei
1970 anak ke Tiga dari Lima bersaudara, buah cinta dari pasangan Sudi Utomo (Alm)
dan Rusmini.
Pendidikan yang telah peneliti tempuh Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 Wates
Gadingrejo diselesaikan pada tahun 1983 Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri
1 Gadingrejo diselesaikan pada tahun 1986 SPG PGRI Pringsewu diselesaikan pada
tahun 1989 D-3 Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia di STKIP PGRI Bandar
Lampung diselesaikan pada tahun 1993.
Terdaftar sebagai mahasiswa S-1 Dalam Jabatan FKIP Universitas Lampung Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Seni, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
tahun 2010, melaksanakan PPL/PKM di SMP Karya Bhakti Gading Rejo Pringsewu
SANWACANA
Dengan mengucap puji syukur kepada Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat
serta hidayah-Nya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat terselesaikan.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Peningkatan Kemampuan menulis
Kembali Berita yang Dibacakan Ke dalam Beberapa Kalimat Melalui Teknik
Pelatihan pada Siswa Kelas VII semester Ganjil SMP Karya Bhakti Gading Rejo
Kabupaten Pringsewu tahun pelajaran 2011- 2012” adalah salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pendidikan di Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Nurlaksana Eko Rusminto, M.Pd. selaku Pembimbing I yang telah mem-
bimbing penulis dengan penuh kesabaran, keikhlasan, memotivasi, memberikan
pengarahan, serta saran-saran dari penyusunan proposal hingga PTK ini selesai;
2. Eka Sofia Agustina, S.Pd., M.Pd. selaku Pembimbing II, yang telah memberikan
bimbingan, kritik, serta saran demi kesempurnaan PTK ini dan selama per-
kuliahan memberikan ilmu yang sangat bermanfat;
3. Dr. Edy Suyanto, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan
mo-tivasi, dengan penuh kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di
Universitas Lampung dengan baik;
4. Drs. Imam Rejana, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
Universitas Lampung beserta stafnya;
5. Bapak dan Ibu dosen FKIP Universitas Lampung yang telah membekali penulis
dengan ilmu dan pengetahuan selama menjalani masa perkuliahan;
6. Seluruh Staf Administrasi dan Karyawan Tata Usaha Jurusan Pendidikan
Ba-hasa dan Seni Universitas Lampung yang membantu dan melayani urusan ad-
ministrasi perkuliahan;
7. Hi. Suharwanto, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SMP Karya Bhakti Gading Rejo,
Kabupaten Pringsewu yang memotivasi dan membantu kelancaran dalam
penelitian dan penyusunan PTK ini;
8. Keluarga Besar Sekolah Menengah Pertama Karya Bhakti Gading Rejo,
Kabupaten Pringsewu, seluruh dewan guru, karyawan, dan staf Tata Usaha;
9. Kakak-kakak, mertua dan keluarga tercinta yang selalu memberikan doa, dan
semangat juga dukungan kepadaku;
10. Teman-teman mahasiswa S-1 dalam Jabatan Program Studi Bahasa dan Sastra
Indonesia Angkatan 2010/2011 yang telah memberikan motivasi dan ber-
partisipsi dalam menyelesaian PTK ini;
11. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan PTK ini yang
Semoga Allah Swt membalas semua kebaikan dan pengorbanan bapak, ibu, kakak
dan teman-teman. Penulis menyadari dalam penulisan PTK ini masih banyak ke-
kurangan dan kesalahan, karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua
pihak demi kesempurnaan PTK ini. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi kita
semua, khususnya dalam meningkatkan mutu pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia di sekolah.
Bandar Lampung,
Penulis,
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengajaran Bahasa Indonesia berfungsi untuk mencapai keterampilan berbahasa
seseorang dengan baik yaitu sebagai sarana peningkatan dan pengembangan ilmu
pengetahuan. Semakin terampil orang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula
pikirannya. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan
praktik dan banyak berlatih. Melatih keterampilan berbahasa berarti melatih ke-
terampilan berfikir.
Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang
berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya. Keterampilan hanya
dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak latihan. Melatih
keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir (Tarigan,
2008:1).
Pembelajaran bahasa berfungsi untuk mencapai keterampilan seseorang berbahasa
yang mencakup empat aspek yaitu (a) keterampilan berbicara (b) keterampilan
mendengar (c) keterampilan membaca dan (d) keterampilan menulis. (E.A. Wida
dalam Tarigan, 1974:3). Dilihat dari urutan pemerolehannya keterampilan
menulis dalam kalimat diperoleh pada urutan keempat, hal ini menunjukkan
bahwa menulis tidaklah mudah. Menulis pada hakikatnya merupakan bentuk
2
Dalam kurikulum 2006, untuk SMP salah satu keterampilan berbahasa yang
penting diajarkan kepada siswa adalah keterampilan menulis. Sesuai dengan
kompetensi dasar (KD) menuliskan kembali berita yang dibacakan ke dalam
beberapa kalimat, dengan indikator mampu menuliskan kembali isi berita yang di
dengar ke dalam beberapa kalimat.
Beberapa hal menjadi latar belakang secara umum diadakannya penelitian ini, di-
antaranya yaitu:
1. Kurangnya motivasi siswa dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia
dikarenakan kurang menarik dan kurang variatifnya teknik pembelajaran guru
di dalam kelas sehingga siswa kurang dapat mengembangkan potensinya
sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnya dalam pembelajaran
menulis siswa menuangkan ide karena guru kurang dapat memberikan
stimulus yang merangsang daya pikir siswa,
2. Hasil kemampuan siswa kelas VII yang telah menerima pelajaran khususnya
pada menulis kembali berita yang dibackan peserta (siswa) belum mencapai
KKM yang ditentukan, yaitu 65. Jumlah siswa yang mencapai KKM 9 siswa
dari 27 siswa atau 33,33%.
Materi pelajaran menulis kembali berita yang dibacakan dalam beberapa kalimat
sudah diajarkan kepada siswa, dengan waktu 2 x 40 menit (1 x pertemuan). Hasil
yang diperoloeh belum mencapai indikator yang ditentukan di SMP Karya Bhakti
Gadingrejo, yaitu 65 atau ketuntasan klasikal sebesar 75%. Siswa yang tuntas 9
3
siswa kurang memahami kaidah menulis yang benar sesuai dengan kaidah EYD,
diksi (pilihan kata), keefektifan kalimat, kesesuaian isi kalimat dengan isi berita.
Rendahnya kemampuan menulis kembali berita yang dibacakan dalam beberapa
kalimat disebabkan oleh beberapa hal, seperti berikut.
a. Siswa tidak mempunyai motivasi belajar,
b. Siswa tidak terbiasa membaca wacana dan belum mampu menyimpulkan
dalam beberapa kalimat,
c. Cara mengajar masih monoton dan siswa tidak banyak dilibatkan atau kurang
aktif,
d. Proses pembelajaran masih terpusat pada guru,
e. Guru belum mampu mengaitkan materi pembelajaran dengan pengalaman
siswa,
f. Sistem evaluasi tidak berorientasi pada proses, tetapi lebih menekankan pada
hasil akhir.
Guru harus mempunyai kreativitas dalam pembelajaran keterampilan menulis,
terutama teknik yang digunakan guru harus mampu memilih teknik atau metode
yang tepat untuk proses pembelajaran di kelas agar tidak membosankan. Dengan
demikian, proses pembelajaran di kelas menjadi hidup dan menyenangkan. Siswa
lebih percaya diri untuk terampil menulis berita sehubungan dengan topik atau
masalah yang ada dalam bacaan.
Maka, peneliti menyimpulkan bahwa kegiatan belajar mengajar dapat dilakukan
4
kembali berita yang dibacakan ke dalam beberap kalimat siswa kelas VII semester
ganjil SMP Karya Bhakti Gadingrejo tahun pelajaran 2011/2012.
Dengan teknik pelatihan peneliti berharap pembelajaran menulis kembali berita
yang dibacakan dalam beberapa kalimat dapat mencapai hasil yang diharapkan
sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal 65.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah “ bagaimanakah peningkatan kemampuan menuliskan kembali berita
yang dibacakan ke dalam beberapa kalimat melalui teknik pelatihan pada siswa
kelas VII semester ganjil SMP Karya Bhakti Gadingrejo tahun pelajaran
2011-2012”
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan siswa
menuliskan kembali berita yang dibacakan ke dalam beberapa kalimat melalui
teknik pelatihan pada siswa kelas VII SMP Karya Bhakti Gadingrejo tahun
5
1.4 Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat beberapa manfaat sebagai berikut.
a. Manfaat Teoretis
Penelitian diharapkan bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan
siswa tentang peningkatan kemampuan menuliskan kembali berita yang
dibacakan dalam beberapa kalimat melalui teknik pelatihan.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara praktis, baik untuk siswa
maupun guru.
1) Untuk siswa
- meningkatkan aktivitas dan kemauan siswa dalam menuliskan kembali
berita yang dibacakan ke dalam beberapa kalimat,
- memotivasi siswa dalam melaksanakan aktivitas belajar di kelas baik
secra individu maupun kelompok.
2) Untuk Guru
- memperbaiki proses pembelajaran menuliskan kembali berita yang
dibacakan dalam beberapa kalimat di kelas,
- meningkatkan kinerjanya secara profesional dalam melaksanakan
pembelajaran menuliskan kembali yang dibacakan dalam beberapa
kalimat,
- mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam pembelajaran
6
II. LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Menulis
Kegiatan menulis merupakan upaya penulis untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh
karena itu penulis harus memilih, menyusun tujuan, kemudian menuangkannya
dalam bahasa yang mudah dibaca dan dipakai oleh pembacanya (Callan dan
Hodijah, 2007 : 128). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa menulis me-
rupakan kegiatan berbahasa nonlisan yang harus dipelajari agar orang lain me-
mahami dan mengerti apa yang diinginkan penulis. Menulis adalah menurunkan
atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa
yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca
lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambar grafik itu
(Tarigan, 2008 : 21)
2.1.1 Fungsi Menulis
Fungsi tulisan dapat diidentifikasikan antara lain sebagai alat menginformasikan
sesuatu, meyakinkan pembaca, mengajak pembaca, menghibur pembaca, me-
larang atau memerintahkan pembaca, mendukung pendapat orang lain, dan
menolak atau menyanggah pendapat orang lain (Daeng Nurjamal dkk, 2010:71).
Pada prinsipnya fungsi utama tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak
7
merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau
persepsi, memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, menyusun urutan bagi pe-
ngalaman, dan dapat membantu menjelaskan pikiran-pikiran (D’Angelo dalam
Tarigan, 1992: 22). Maka disimpulkan bahwa fungsi menulis ialah untuk meng-
informasikan sesuatu kepada pembaca untuk menyusun dari pengalaman serta tin-
dakan.
2.1.2 Manfaat Menulis
Menulis penting dan besar kegunaannya bagi kehidupan seseorang terutama pe-
lajar. Karena setiap pelajar tidak akan lepas dari kegiatan menulis. Berikut man-
faat menulis.
1. Menulis menyumbang kecerdasan
Menurut para ahli psikolinguistik, menulis adalah suatu aktivitas yang kom-
pleks. Kompleksitas menulis terlihat pada kemampuan mengharmonikan ber-
bagai aspek. Aspek-aspek tersebut meliputi pengetahuan mengenai topik yang
akan dituliskan, menuangankan pengetahuan ke dalam racikan bahasa yang
jernih, yang disesuaikan dengan corak wacana dan kemampuan pembacanya,
serta penyajian yang selaras dengan konvensi atau aturan penulisan. Untuk
sampai pada kesanggupan seperti itu, seseorang perlu memiliki kekayaan dan
keluwesan pengungkapan, kemampuan mengendalikan emosi, serta menata
8
2. Menulis mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas
Di dalam kegiatan membaca, segala hal telah tersedia dalam bacaan itu untuk
dimanfaatkan. Sebaliknya dalam menulis, seseorang harus menyiapkan dan
mensuplai sendiri segala sesuatunya. Unsur mekanik tulisan yang benar se- perti pungtuasi, ejaan, diksi, pengkalimatan, pewacanaan, bahasan topik, serta
pertanyaan dan jawaban yang harus diajukan dan dipuaskannya sendiri. Agar
hasilnya enak dibaca, maka apa yang dituliskan harus ditata dengan runtut,
jelas, dan menarik.
3. Menulis menumbuhkan keberanian
Ketika menulis, seorang penulis harus berani menampilkan kediriannya, ter-
masuk pemikiran, perasaan, dan gayanya, serta menawarkannya kepada pub-
lik. Konsekuensinya, sebagai penulis harus siap dan mau melihat dengan
jer-nih pelaian serta tanggapan apa pun dari pembaca, baik yang bersifat positif
ataupun negatif.
4. Menulis mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi. Se-
seorang menulis karena mempunyai ide, gagasan, pendapat, atau sesuatu hal
yang menurutnya perlu disampaikan dan diketahui orang lain. Tetapi, apa
yang akan disampaikan itu tidak selalu dimiliki saat itu. Kondisi ini akan me-
macu seseorang untuk mencari, mengumpulkan, dan menyerap informasi un-
tuk dijadikan bahan tulisannya dengan cara membaca, mendengar, menga-
mati, berdiskusi, atau wawancara. Informasi yang telah didapat akan dijaga
sumbernya dan diorganisasikan sebaik mungkin. Upaya ini dilakukan agar
ketika diperlukan, informasi itu dapat dengan mudah ditemukan dan diguna-
9
2.1.3 Tujuan Menulis
1. Kegiatan menulis adalah sarana untuk menemukan sesuatu, dalam artian dapat
mengangkat ide dan informasi yang ada di dalam bawah sadar pemikiran kita;
2. Kegiatan menulis dapat memunculkan ide baru;
3. Kegiatan menulis dapat melatih kemampuan mengorganisasikan dan men-
jernihkan berbagai konsep aatau ide yang kita miliki;
4. Kegiatan menulis dapat melatih sikap objektif yang ada pada diri seseorang;
5. Kegiatan menulis dapat membantu diri kita untuk berlatih memecahkan
beberapa masalah sekaligus;
6. Kegiatan menulis dalam sebuah bidang ilmu akan memungkinkan kita untuk
menjadi aktif dan tidak hanya menjadi penerima informasi (Horiston dalam
Darmadi, 1996: 3-4).
Berdarkan dua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa manfaat menulis adalah
sebagai suatu sarana untuk menyumbangkan kecerdasan, mengembangkan daya
inisiatif dan kreatif.
2.1.4 Ciri-ciri Tulisan yang Baik
Kegiatan menulis mempunyai tujuan pencapaian yaitu agar sang pembaca mem-
berikan respons yang diinginkan oleh sang penulis terhadap tulisannya, maka mau
tidak mau penulis harus menyajikan tulisan yang baik.
Tulisan yang baik memiliki banyak ciri, diantaranya: tulisan yang baik harus me-
10
jelas. Sedangkan menurut Tutang (2007) tulisan yang baik memiliki tiga ciri-ciri,
yaitu mudah dimengerti, bersahabat, dan akurat.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri tulisan yang baik
adalah harus dapat berkomunikaasi, mudah di mengerti, sehingga maksud dan
tujuannya dapat berkomunikasi, mudah di mengerti, sehingga maksud dan
tujuannya dapat diterima oleh pembaca.
Tulisan yang baik setidak-tidaknya harus memiliki kriteria yang berhubungan
dengan hal-hal berikut.
1. Kesesuaian berita dengan isi berita
Baiknya sebuah karangan terlihat dari keserasian antara berita dengan isi berita
Judul sebuah berita akan menggambarkan isi secara keseluruhan. Judul yang baik
juga harus memenuhi syarat seperti; judul harus relevan, provokatif, dan singkat.
2. Ketepatan Memilih Kata/Diksi
Dalam memilih kata terdapat dua persyaratan pokok yang harus diperhatikan yaitu
ketepatan dan kesesuaian. Persyaratan ketepatan menyangkut makna, aspek logika
kata-kata, kata yang dipilih harus secara tepat mengungkapkan pengertian yang
akan disampaikan. Persyaratan kesesuaian menyangkut kecocokan antara kata
yang digunakan dengan situasi/kesempatan dan keadaan pembaca. Jadi,
menyangkut aspek sosial kata-kata (Akhadiah, 1999: 83).
3. Keefektifan Kalimat
Susunan sebuah kalimat sangat penting. Ini dimaksudkan untuk memudahkan
11
kalimat satu dengan kalimat lain yang diungkapkan secara tepat akan ikut
menentukan kejelasan gagasan. Kalimat dalam paragraf haruslah efektif, agar
dalam kegiatan menulis dapat lebih jelas dan tidak menimbulkan penafsiran ganda
bagi pembaca. Adapun ciri-ciri kalimat efektif adalah kesepadanan, kepararelan,
ketegasan, kehematan, kecermatan, dan kelogisan.
4. Kepaduan Paragraf
Sebuah paragraf harus memiliki ide pokok yang akan dikembangkan menjadi
paragraf. Paragraf yang baik harus memiliki syarat-syarat tertentu, seperti yang
dikemukakan Keraf (1994: 67) berikut ini.
(a) Kesatuan
Kesatuan dalam paragraf adalah bahwa semua kalimat yang membina paragraf
itu secara bersama-sama menyatakan suatu hal, suatu tema tertentu.
(b) Koherensi (kepaduan)
Satu paragraf bukanlah merupakan kumpulan atau tumpukan kalimat yang
masing-masing berdiri sendiri atau terlepas, tetapi dibangun oleh
kalimat-kalimat yang mempunyai hubungan timbal balik. Pembaca dapat dengan
mudah memahami dan mengikuti jalan pikiran penulis tanpa hambatan karena
ada loncatan pikiran yang membingungkan. Urutan pikiran yang teratur akan
memperlihatkan adanya kepaduan. Jadi, kepaduan atau koherensi
dititikberatkan pada hubungan antarkalimat dengan kalimat. Akan tetapi,
dalam suatu karangan tidak hanya terdapat kalimat yang terpisah-pisah
12
Paragraf adalah suatu unsur yang kecil dalam sebuah unit yang lebih besar,
baik berupa bab maupun berupa sebuah karangan yang lengkap. Karena
paragraf merupakan suatu unit yang lebih kecil, maka harus dijaga agar
hubungan antara paragraf yang satu dengan yang lainnya, yang bersama-sama
membentuk unit yang lebih besar itu, terjalin dengan baik. Atau dengan kata
lain harus terdapat perkembangan dan perpaduan yang baik antara paragraf
yang satu dengan paragraf yang lain. Apabila perpaduan antarparagraf itu baik
dan jelas, maka pembaca dapat mengikuti uraian itudengan jelas dan mudah.
Oleh karena itu, untuk menghasilkan karangan yang baik, kepaduan
antarkalimat dan antarparagraf tidak dapat dipisahkan dan diabaikan. Agar
hubungan antarkalimat dan paragraf itu padu, maka penulis dapat
menggunakan unsur kebahasaan yang digambarkan dengan (1) repetisi atau
pengulangan kata kunci, (2) kata ganti, (3) kata transisi atau ungkapan
penghubung, dan (4) paralelisme. Dari uraian di atas, maka indikator penilaian
yang akan diambil oleh penulis adalah kepaduan antarkalimat dan paragraf.
5. Ketepatan Penggunaan Ejaan dan Tanda Baca
Untuk membuat karangan kita harus berpedoman kepada Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia. Ini berarti ejaan memegang peranan penting dalam karangan.
Hal yang tercakup dalam penggunaan ejaan adalah pemakaian huruf, penulisan
huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca
(Finoza, 2001: 15). Dalam penelitian ini dibatasi hanya pada penulisan kata,
13
2.2 Teknik Pelatihan
Teknik pelatihan dapat berupa berbagai macam cara atau kegiatan untuk
menyajikan pelajaran di depan kelas. Teknik pembelajaran tergantung kepada
guru, pada kiatnya secara individu serta tergantung juga pada kondisi serta situasi
kelas. Konsep-konsep pendekatan, metode, dan teknik dalam pengajaran bahasa
saling berhubungan satu dengan yang lain. Hubungan ketiga konsep bersifat
hirarkis, dalam arti bahwa pendekatan menurunkan metode, kemudian metode
diimplementasikan dalam bentuk teknik.
Teknik pelatihan merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan
kebiasaan-kebiasaan suatu ketangkasan atau keterampilan dari apa yang telah
dipelajari.
2.2.1 Pengertian Teknik Pelatihan
Seorang siswa perlu memiliki ketangkasan atau keterampilan dalam sesuatu, misal
nya dalam berbicara, berpidato, atau menyanyi, dan lain-lain. Oleh sebab itu,
dalam proses pembelajaran perlu diadakan latihan untuk menguasai keterampilan
tersebut. Salah satu teknik atau teknik penyajian pelajaran untuk memenuhi
tuntutan tersebut ialah teknik pelatihan.
Teknik latihan adalah suatu teknik atau cara mengajar dimana siswa me-
laksanakan kegiatan-kegiatan latihan agar siswa memiliki ketangkasan atau
keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari (Roestiyah N.K,
14
Suatu pelajaran adalah untuk mengajarkan kemampuan, siswa harus diberi ke-
sempatan unttuk melatih kemampuan tersebut, denga guru berperan sebagai
komentar, kritikus atau pembimbingan atau dia boleh juga memberikan aktivitas
yang cocol seperti “games” yang memungkinkan siswa belajar berdiskusi sesama mereka (Ruth Board dalam Kasuriajanto, 2005). Jadi, jika kita membicarakan
aktivitas siswa dalam pendidikan yang dimaksudkan adalah siswa aktif secara
mental, dan sensitif secara emosional, melatih kemampuan dan mengalaminya
dengan melaksanakannya.
Berdasarkan dari dua pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa, teknik pelatihan
adalah proses pembelajaran yang dilakukan guru dengan memerintahkan siswa
untuk melaksanakan latihan-latihan atas bimbingan dari guru.
2.2.2 Keunggulan dan Kelemahan Teknik Pelatihan
Dalam setiap teknik penyajian pasti terdapat kelebihan dan kekurangan, begitu
juga dengan teknik pelatihan. Berikut keunggulan teknik pelatihan.
2.2.2.1 Keunggulan
Pengajaran yang diberikan melalui metode latihan dengan baik menurut Zakiah
Darajat (2004:302) selalu akan menghasilkan hal-hal sebagai berikut.
1. anak didik akan dapat menggunakan daya berpikirnya yang makin lama
makin bertambah baik, karena dengan pengajaran yang baik maka anak didik
akan menjadi lebih teratur dan lebih teliti dalam mendorong daya ingatannya.
15
2. pengetahuan anak didik bertambah dari berbagai segi, dan anak didik ter-
sebut akan memperoleh pemahaman yang lebih baik dan lebih mendalam.
Agar keunggulan teknik latihan menjadi berhasil guna dan berdaya guna, guru
perlu ditanamkan pengertian bagi instruktur maupun siswa ialah
1) tentang sifat-sifat suatu latihan, yaitu setiap latihan harus selalu berbeda
dengan latihan sebelumnya. Kemudian perlu diperhatikan pula adanya
perubahan kondis/situasi belajar yang menuntut daya tangkap/respon yang
lebih baik pada peserta didik/siswa,
2) guru perlu memperhatikan dan memahami nilai dari latihan itu sendiri serta
kaitannya dengan keseluruhan pelajaran di sekolah. Dalam persiapan se-
belum memasuki latihan guru harus memberikan pengertian dan perumusan
tujuan yang jelas bagi siswa, sehingga mereka mengerti dan memahami apa
tujuan latihan dan bagaimana kaitannya dengan pelajaran-pelajaran lain yang
diterima. Persiapan yanng baik sebelum latihan mendorong/memotivasi
siswa agar responsif yang fungsional, berarti dan bermakna bagi penerima
pengetahuan dan tinggal lama dalam jiwanya. Karena sifatnya permanen siap
untuk digunakan/dimanifestasikan oleh siswa dalam kehidupannya.
2.2.2.2 Kelemahan
Setiap teknik pasti terdapat kekurangan dan kebihan, begitu juga dengan teknik
16
1. Dalam latihan sering terjadi cara-cara/gerak yang tidak bisa berubah, karena
merupakan cara yang telah dibakukan. Maka hal ini akan menghambat bakat
dan inisiatif siswa.
2. Terkadang latihan itu langsung dijalankan tanpa penjelasan sebelumnya, se-
hingga siswa tidak pemahaman.
3. Walau tidak mengerti maksud dan tujuan dari latihan, namun siswa tetap me-
laksanakannya.
4. Suatu latihan yang dijalankan dengan cara tertentu yang telah dianggap baik
dan tepat, sehingga tidak boleh diubah, mengakibatkan keterampilan yang
diperoleh siswa umumnya juga menetap/pasti, yang akan merupakan
kebiasaan yang kaku atau keterampilan yang salah.
2.2.3 Cara Mengatasi Kelemahan Teknik Pelatihan
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dalam teknik latihan ini dapat dilakukan
dengan bermacam-macam, antara lain.
1. Latihan hanya untuk bahan atau tindakan yang bersifat otomatis.
2. Latihan harus memiliki arti yang luas, karenanya: (a) menjelas terlebih dahulu
tujuan latihan tersebut, (b) agar siswa dapat memahami manfaat latihan itu
bagi kehidupan siswa, dan (c) siswa perlus mempunyai sikap bahwa latihn ini
diperlukan untuk melengkapi belajar.
3. Masa latihaan relatif singkat, tetapi harus sering dilkukan pada waktu-waktu
tertentu.
17
(a) Tiap-tiap kemajuan yang akan dicapai harus jelas, (b) hasil latihan terbaik
dengan sedikit menggunakan emosi.
5. Proses latihan dan kebutuhan-kebutuhan harus disesuaikan dengan proses
perbedaan individual: (a) tingkat kecakapan yang diterima pada satu titik perlu
sama, (b) perlu diberikan perorangan dalam dalam rangka menambah latihan
kelompok.
Cara mengatasi kelemahan itu tentu harus disesuaikan dengan kondisi objektif di
mana pembelajaran berlangsung (Sagala, 2010:218).
2.3 Menulis Teks Berita
Berita dapat juga bermakna informasi yng disampikan kepada khalayak ramai
tentang sesuatu peristiwa (Wahono, 2006: 142). Berita dapat berarti kabar, atau
keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat (KBBI, 2005: 128).
Menulis berita adalah menyampaikan kabar atau sebuah informasi mengenai
sesuatu hal atau kejadian dalam bentuk tertulis. Seorang penulis berita yang baik
dapat menuliskan sebuah berita dengan lengkap dan komunikatif, sehingga
pembaca berita dapat memahami segala sesuatu yang disampaikan dalam berita
tanpa kesulitasn dan tanpa adanya kesalahan tafsir (Yuda Wirajaya, Asep dkk
2008:152).
Penulisan berita memiliki ciri khas. Kekhasan ini terlihat dari cara mengemas
informasi. Hal yang dipentingkan adalah informasi, agar dapat dengan mudah
diterima oleh semua lapisan masyarakat. Oleh sebab itu, bahasa yang digunakan
18
tidak berbelit-belit, pokok-pokoknya saja, mudah diterima. Aktual artinya
betul-betul ada, sesungguhnya, sedangkan menjadi pembicaraan orang banyak, masih
hangat, atau baru saja terjadi. Terpercaya artinya dapat dipercaya, tidak bohong,
dapat dipertanggung jawabkan (Wahono, 2006:142).
Seorang penulis berita akan memilih mana hal yang layak untuk dijadikan berita.
Hal ini bertujuan agar apa yang dituliskan benar-benar bermanfat bagi orang
atau masyarakat pembaca. Dalam yang dapat menambah wawasan dan pengetahu-
an. Agar berita yang ditulis memenuhi persyaratan di atas, penulisannya harus
mencakup.
a. Apa (apa yang sedang terjadi?),
b. Siapa (siapa yang melakukan atau siapa yang sedang diberitakan?),
c. kapan (kapan peristiwa itu terjadi?),
d. Dimana (di mana peristiwa itu terjadi?),
e. Mengapa (mengapa peristiwa itu terjadi?),
f. Bagaimana (bagaimanan hal itu bisa terjadi, bagaimana peristiwanya,
bagaimana tindakan berikutnya, bagaimana keadaannya, bagimana
prosesnya?),
g. Berapa (berapa orang yang terlibat, berapa jumlah korban, berapa kerugian
harta benda, berapa kali peristiwa itu terjadi)
Untuk memperoleh informasi yang lengkap, seorang penulis berita perlu
melakukan langkah-langkah sebagai berikut.
a. Menemukan peristiwa atau kejadian. Penulis berita harus mampu dengan
19
peresmian atau proyek, bencana alam, kebakaran, banjir dan kejadian men-
dadak lainnya,
b. Datang ke lokasi kejadian. Untuk memperoleh informasi yang terpecaya,
penulis berita sebaiknya datang ke lokasi kejdian atau menemui tokoh yang
mampu memberikan informasi yang akurat sesuai dengan informasi yang
akan diberitakan,
c. Melakukan wawancara dengan narasumber. Narasumber bisa pelaku
peristiwa atau para pakar di bidang yang berkaitan dengan peristiwa tersebut,
d. Mencari bahan dari sumber lain. Misalnya membaca media cetak, media elek-
20
III. RANCANGAN PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian tin-
dakan kelas merupakan salah satu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan
melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau me-
ningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih profesional (Suyan-
to dalam Basrowi, 2006:47)
Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari empat tahap. Hubungan keempat tahap itu
dipandang sebagai siklus. Tahap-tahap dalam siklus adalah perencanaan,
tindakan, obesrvasi, dan refleksi. Penelitian Tindakan Kelas ini bersifat
berkelanjutan. Apabila belum ada perubahan pada siswa dalam menulis kembali
berita yang dibacakan ke dalam beberapa kalimat, maka dilakukan siklus
selanjutnya hingga mencapai hasil yang diinginkan. Dengan demikian siklus tidak
terikat dan tidak ditentukan sampai siklus tertentu. Apabila dalam siklus pertama
sudah ada peningkatan hasil belajar maka siklus dapat dihentikan meskipun masih
21
Berikut bagan siklus PTK Model Kurt Lewin
Bagan 3.1
Hubungan Perencanaan, Tindakan, Pengamatan, dan Refleksi. Model Kurt Lewin.
3.2 Subjek Penelitian
Subjek dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas VII SMP Karya
Bhakti Gadingrejo dengan jumlah siswa 27 terdiri dari 17 perempuan dan 10
orang laki-laki.
3.3 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Karya Bhakti Gadingrejo, beralamat di Jalan
Raya Wates Gadingrejo Kabupaten Pringsewu.
3.4 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2011-2012.
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas sesuai denga jadwal pelajaran, dan
penelitian akan berlangsung sampai indikator yang telah ditentukan. Tindakan
(acting)
Pengamatan (observating) Perencanaan
(planning)
22
3.5 Indiktor Kinerja
Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini difokuskan pada aspek proses
pelaksanaan tindakan sampai pada perubahan yang dialami siswa. Dari segi
proses 75% siswa aktif dalam pembelajaran sementara itu, dari segi hasil
penelitian ini dapat berhasil, jikia siswa mendapatkan nilai 65 atau lebih.
3.6 Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan daur ulang atau siklus, yang pe-
laksanaannya tiap siklus terdiri atas dua kali pertemuan, tiap-tiap pertemuan
terdiri dari rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
Siklus dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
SIKLUS I SIKLUS II
Bagan 3.2 Proses Penelitian Tindakan Kelas Sumber : Motode PTK (Kemmis dalam Muttaqin, 2010) Rencana Tindakan
Pelaksanaan Tindakan
Observasi
Refleksi Refleksi
Observasi Pelaksanaan Tindakan
23
3.6.1 Siklus I
Dalam penelitian menggunakan dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Pada setiap
siklus kegiatan yang akan dilaksanakann adalah sebagai berikut.
3.6.1.1 Perencana Tindakan
Penelitian ini akan berlangsung sampai indikator yang telah ditentukan tercapai.
Peneliti menggunakan sistem daur ulang atau siklus. Setiap siklus terdiri atas
empat kegiatan inti, yaitu : perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Kegiatan pertama penelitian didahulukan dengan menemukan masalah dan
berupaya mencari solusi berupa perencanaan perbaikan (perenungan). Dilanjutkan
dengan tindakan yang telah direncanakan sehingga menghasilkan perbaikan untuk
tindakan selanjutnya pada siklus-siklus berikutnya.
3.6.1.2 Pelaksanaan Tindakan
Tindakan berlangsung didalam kelas pada jam pelajaran bahasa Indonesia. Siswa
yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII selama 2 (dua) kali
pertemuan (4x40 menit) dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut ;
a) Pertemuan Pertama
1. Kegiatan Awal
1) Salam
2) Presensi
3) Apersepsi
4) Guru menginformasikan Kompetensi Dasar (KD), indikator dan
24
2. Kegiatan Inti
1) Guru dan siswa bertanya jawab tentang hal-hal yang berkaitan
dengan cara menyimpulkan berita yang didengar.
2) Guru memberikan motivasi kepada siswa agar membiasakan diri
menyimpulkan berita untuk memperkaya informasi.
3) Guru membacakan berita yang berjudul “Aktivitas Gunung Merapi”
di depan kelas
4) Siswa menyimak berita dan mencatat hal-hal pokok dalam berita
5) Siswa menyimpulkan isi berita
6) Siswa menuliskan kembali berita yang didengar ke dalam beberapa
kalimat
3. Kegiatan Akhir
1) Siswa dan guru melakukan refleksi
2) Siswa menerima tugas rumah
3) Salam.
b) Pertemuan Kedua 1. Kegiatan Awal
1) Salam
2) Guru menyampikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
3) Guru melaksanakan apersepsi dengan bertanya jawab kepada siswa
25
2. Kegiatan inti
1) Siswa mendengarkan kembali berita yang dibacakan, untuk pertemun
kedua guru belum mengganti berita, karena pada pertemuan ini akan
dibahas hasil kerja siswa pada pertemuan sebelumnya, yaitu menulis
kembali berita yang dibacakan dengan judul “Aktivitas Gunung
Merapi”.
2) Siswa menyampaikan hasil kerja.
3) Siswa yang lain menanggapi hasil kerja temannya.
3. Kegiatan akhir
1) Siswa dan guru melaksanakan refleksi
2) Siswa menerima tugas rumah
3) Salam
3.6.1.3 Observasi dan Evaluasi
Observasi dilaksanakan bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan, baik
terhadap siswa dan guru dengan menggunakan instrumen yang telah disiapkan.
Observasi dilakukan secara kolaborasi bersama teman sejawat dengan meng-
gunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Pengamatan difokuskan pada
proses pembelajaran yang menerapkan teknik pelatihan yang dilakukan oleh guru
dalam proses pembelajaran menulis kembali berita yang dibacakan ke dalam
26
a) Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data seperti;
1. Tes
Tes yang digunakan berupa tes tertulis setiap siklus. Tes tersebut di-
lakukan untuk memperoleh data hasil belajar setelah pembelajaran ber-
langsung. Hasil tes tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat ke-
berhasilan siswa setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan
teknik pelatihan.
Untuk mendapatkan data yang baik, maka tes yang digunakan haruslah
memenuhi beberapa hal. Diantaranya adalah validitas dan rehabilitas.
Dalam penelitian ini yang digunakan adalah validitas isi. Untuk men-
dapatkan tes yang valid, beberapa hal yang dapat dilakukan adalah
membuat kisi-kisi berdasarkan kurikulum yang berlaku oleh guru mitra
yang dipandang sebagai ahli. Hal tersebut dilakukan agar tes
benar-banar dapat mengukur tujuan pembelajaran.
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen
cukup dapat dipercya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data ka-
rena instrumen tersebut sudah baik.
2. Observasi
Observasi digunakan untuk mengetahui apakah berita yang dibacakan di
kelas lebih efektif. Pedoman observasi atau pengamatan ini di isi
27
pada setiap aspek yang diamati siswa dengan kategori (keadaan kelas)
apakah kurang, cukup, baik atau baik sekali.
3. Wawancara
Wawancara dilaksanakan diluar jam pelajaran, wawancara dilakukan
kepada 10 orang siswa yang mendapat nilai tertinggi dan 10 orang siswa
yang mendapat nilai terendah pada setiap siklus. Siswa diminta menulis-
kan jawaban hasil wawancara pada lembar jawaban yang peneliti
sediakan. Wawancara dilakukan untuk mengetahui kesulitan-kesulitan
yang dialami siswa.
4. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan dengan mengupulkan hasil lembae kerja siswa.
Metode dokumentasi digunakan untuk mencari data-data yanng men-
dukung permasalahan yang akan diteliti.
b) Teknik Analisis Data
Indikator penilaian menulis kembali isi berita yang didengar adalah
kesesuaian isi berita dengan yang diberitakan, pilihan kata, keefektifan
kalimat, kepaduan paragraf, ketepatan ejaan dan tanda baca, kerapihan dan
28
Tabel 3.1
Indikator Penilaian Hasil Kemampuan Menulis Kembali Berita yang Dibacakan ke dalam Beberapa Kalimat
No.
Indikator Deskriptor Penilaian Skor 1. Kesesuaian Isi Berita
dengan yang Diberitakan
Apakah isi berita mengandung jawaban dari pertanyaan apa, siapa, kapan, dimana, bagaimana, mengapa, dan berapa
Apakah isi berita hanya mengandung jawaban dari 5-6 pertanyaan saja
Apakah isi berita hanya mengandung jawaban dari 3-4 pertanyaan saja
Apakah isi berita hanya mengandung jawaban dari 1-2 pertanyaan saja
4
3
2
1
2. Penggunaan ejaan Penggunaan ejaan yaitu pemenggalan
kata, pemakaian huruf kapital dan pemakaian tanda baca tepat.
Penggunaan ejaan yaitu pemenggalan kata dan pemakaian huruf kapital tepat tetapi terdapat kesalahan pada pemakaian tanda baca
Penggunaan ejaan yaitu pemenggalan kata tepat tetapi terdapat kesalahan pada pemakaian ahuruf kapital dan tanda baca
Penggunaan ejaan terdapat kesalahan pada pemenggalan kata, pemakaian huruf kapital dan pemakaian tanda baca
4
3
2
1
3. Keefektifan kalimat Semua kalimat yang digunakan efektif memiliki ciri kesepadanan, kepararelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, dan kelogisan.
Kalimat yang digunakan cukup efektif kesepadanan, kepararelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, tetapi tidak ada kelogisan.
4
[image:45.595.112.516.123.757.2]29
Kalimat yang digunakan kurang efektif hanya terdapat kesepadanan, kepararelan, ketegasan, tetapi tidak ada kehematan, kecermatan, dan kelogisan.
Kalimat yang digunakan tidak efektif, yaitu tidak ada kesepadanan, kepararelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, dan kelogisan.
2
1
4. Pilihan kata (diksi) Syarat-syarat pilihan kata tepat, makna kata yang digunakan tepat, pembentukan kata tepat
Syarat-syarat pilihan kata tepat, makna kata yang digunakan tepat, pembentukan kata tidak tepat
Syarat-syarat pilihan kata tepat, makna kata yang digunakan kurang tepat, pembentukan kata kurang tepat
Syarat-syarat pilihan kata tidak tepat, makna kata yang digunakan tidak tepat, pembentukan kata tidak tepat
4
3
2
1
5. Kepaduan Paragraf Hubungan antarkalimat dalam
paragraf saling bertautan dan berurutan dengan sangat tepat
Hubungan antarkalimat dalam paragraf saling bertautan dan berurutan dengan tepat
Hubungan antarkalimat dalam paragraf saling bertautan dan berurutan namun kurang tepat
Tidak terdapat hubungan antarkalimat dalam paragraf
4
3
2
1
30
3.6.1.3 Penjelasan Indikator Penilaian kemampuan Kemampuan Menulis Kembali Berita yang Dibacakan ke dalam Beberapa Kalimat
Dalam proses pembelajaran menulis kembali isi berita yang di bacakan ke dalam
beberapa memiliki bebrapa indikator penilaian, sebagai berikut.
1. Kesesuaian Isi Berita dengan yang Diberitakan
Dalam menulis berita dituntut kesesuaian dengan peristiwa yang dialami tidak
boleh menyimpang dari informasi yang di dapat. Jadi, apabila berita yang
ditulis sangat sesuai dengan peristiwa yang diamati, maka siswa mendapat skor 4. Apabila berita yang ditulis sesuai dengan peristiwa yang diamati, maka siswa mendapat skor 3. Apabila berita yang ditulis kurang sesuai dengan
peristiwa yang diamati, maka siswa mendapat skor 2. Apabila berita yang di-
tulis tidak sesuai dengan peristiwa yang diamati, maka siswa mendapat skor 1.
2. Keefektifan Kalimat
Kalimat dalam paragraf haruslah efektif, agar informasi yang disampaikan
dapat lebih jelas dan tidak minimbulkan penafsiran ganda bagi pembaca.
Adapun ciri-ciri kalimat efektif adalah kessepadanan, kepararelan, ketegasan,
kehematan, kecermatan, dan kelogisan. Jadi, apabila kalimat yang digunkan
sangat efektif, maka siswa skor 4. Apabila kallimat yang digunakan efektif,
siswa mendapat skor 3. Apabila kalimat yang digunakan kurng efektif, siswa
mendapat skor 2. Apabila kalimat yang digunakan tidak efektif, siswa
mendapat skor 1.
3. Kepaduan Paragraf
Paragraf dikatakan koherensi apabila paragraf itu mengandung kepaduan yang
31
kalimat utama. Jadi, apabila hubungan antar kalimat bertautan dan berurutan
dengan tepat, maka siswa mendapata skor 4. Apabila hubungan antarkalimat
kurang bertautan dan berurutan dengan tepat, maka siswa mendapat skor 3.
Apabila hubungan antarkalimat tidak bertautatan dan berurutan dengan tepat,
maka siswa mendapat skor 2. Apabila hubungan antarkalimat tidak bertautan
dan tidak dapat dipahami, maka siswa mendapat skor 1.
4. Ketepatan Penggunaan Ejaan dan Tanda Baca
Penggunaan ejaan tidak hanya berkaitan dengan cara mengeja suatu kata, tetapi
yang lebih utama berkaitan dengan cara penulisan huruf menjadi satuan yang
lebih besar, misalnya kata, kelompok kata, atau kalimat. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa ejaan adalah ketentuan yang mengatur penulisan
huruf menjadi satuan yang lebih besar. Dalam penelitian ini, indikator
ketepatan penggunaan ejaan dibatasi pada penggunaan huruf kapital dalam
kalimat dan tanda titik yang dipakai dibelakang singkatan nama orang dan
akhir kalimat. Jadi, apabila dalam paragraf penggunaan ejaan dan tanda baca
dalam paragraf sangat tepat, maka siswa mendapat skor 4. Apabila dalam
paragraf penggunaan ejaan dan tanda baca dalam paragraf tepat, maka siswa
mendapat skor 3. Apabila dalam paragraf penggunaan ejaan dan tanda baca
dalam paragraf kurang tepat, maka siswa mendapat skor 2. Apabila dalam
paragraf penggunaan ejaan dan tanda baca dalam paragraf tidak tepat, maka
siswa mendapat skor 1.
c) Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian menggunakan pedoman observasi dalam proses
32
Tabel 3.2
Pedoman Observasi Proses Pembelajaran Menulis Kembali Berita yang Dibacakan ke dalam Beberapa Kalimat
No Aspek Deskriptor Skor
1 Keseriusan Siswa memperhatikan pembacaan berita 3
Siswa kurang memperhatikan pembacaaan
berita 2
Siswa tidak memperhatikan pembacaan berita 1
2 Inisitif Siswa aktif mencari bahan sumber lain dan
memiliki ide atau gagasan untuk
menyelesaikan tugas. 3
Siswa kurang aktif mencari bahan sumber lain dan memiliki ide atau gagasan untuk
menyelesaikan tugas. 2
Siswa tidak aktif mencapai bahan sumber lain dan memiliki ide atau gagasan untuk
menyelesaikan tugas. 1
3.6 Penilaian
Cara yang penulis gunakan dalam menganalisis data pada penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. penulis melakukan penilaian terhadap kemampuan siswa dalam menulis
kembali berita yang dibacakan ke dalam beberapa kalimat dengan membaca
secara keseluruhan naskah berita yang telah ditulis oleh siswa,
2. menjumlahkan skor penulisan naskah drama berdasarkan tolok ukur penilaian
dalam tabel 3.2,
3. menghitung skor rata-rata kemampuan siswa dalam menulis kembali berita
yang dibacakan ke dalam beberapa kalimat pada indikator kemampuan siswa,
Nilai akhir = Skor Perolehan x 100
[image:49.595.113.513.136.395.2]33
4. menemukan tingkat kemampuan siswa dalam menulis kembali berita yang
dibacakan ke dalam beberapa kalimat dengan tolok ukur di bawah ini.
Tabel 3.3
Tolok Ukur Penilaian Kemampuan Menulis Kembali Isi Berita yang Dibacakan Ke dalam Beberapa Kalimat
Interval presentase tingkat
Kemampuan Keterangan
86 % - 100 % 71 % - 85 % 56 % - 70 % 41 % - 55 % 0 % - 40 %
[image:50.595.112.500.190.357.2]58
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis penelitian tindakan kelas pada siswa kelas VII. C
semester ganjil SMP Karya Bhakti Gading Rejo Kabupaten Pringsewu tahun
pelajaran 2011/2012, dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Hasil prasiklus dari 27 siswa yang tuntas 9 siswa dengan persentase
33,33% dan yang belum tuntas 18 siswa dengan persentase 66,67%. Pada
siklus I pembelajaran menulis kembali berita yang dibacakan ke dalam
beberapa kalimat melalui teknik pelatihan siswa yang tuntas 12 orang
dengan persentase 44,44%, dan yang belum tuntas 15 orang dengan
persentase 55,56%. Selanjutnya pada siklus II proses pembelajaran dengan
menggunakan teknik pelatihan yang dilaksanakan dengan lebih maksimal
tingkat ketuntasan siswa mencapai 22 orang dengan persentase 81, 48%
kemudian yang tidak tuntas 5 siswa dengan persentase 18,52%.
2. Dengan teknik pelatihan dapat meningkatkan kemampuan dan hasil belajar
siswa. Siswa lebih percaya diri, aktif dan berani dalam menuangkan
inspirasinya menjadi sebuah tulisan yang dituangkan dalam naskah berita
yang sesuai dengan berita yang telah dibacakan guru peneliti se- belumnya
59
4.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah di laksanakan, peneliti
menyarankan kepada guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di
SMP Karya Bhakti Kabupaten Pringsewu, sebaiknya dalam kegiatan
pembelajaran dikelas hendaknya menerapkan teknik pelatihan karena, telah
terbukti dengan penerapan teknik pelatihan hasil yang diperoleh siswa
meningkat dibandingkan pada waktu sebelumnya. Selain itu, dengan penerap-
an teknik pelatihan dapat menimbulkan kebiasaan baik pada siswa dan
mampu meningkatkan kemampuan menulis pada siswa, khususnya menulis
60
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti. 1987. Menulis I. Jakarta: Universitas Terbuka.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: Bina Aksara.
Depdiknas. 2003. Kurikulum Sekolah Menengah Umum: Garis-garis Besar
Jakarta. PT.Indeks.
Keraf, Gorys. 1987. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia.
Kesumah, Encep. 2004. Menulis 2. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Kridalaksana, Harimukti (ed). 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Kusumah, Wijaya. 2011. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Indeks.
Nasution, S. 2003. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Nurgiantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Yogyakarta: BPSG.
Roestiyah, N.K. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Tarigan, Djago. 2008. Membina Keterampilan Menulis Paragraf Dan
Pengembangannya. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
UNILA. 2008. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandarlampung: Gita Perdana.
Wahono. 2006. Bahasa Indonesia untuk SMP kelas VII. Bandarlampung : CV. Gita
Widyamartaya, A. 1991. Kreatif Mengarang. Yogyakarta: Kanesius.