• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buku Pedoman Umum Desa Wisata

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Buku Pedoman Umum Desa Wisata"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

Dicanangkannya Desa Cirangkong sebagai salah satu Desa Wisata

pada tahun 2010 oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

menumbuhkan kebutuhan akan pengarahan pengembangan Desa

Wisata Cirangkong yang disesuaikan dengan komponen-komponen

pengembangan sebuah destinasi pariwisata berbasis

pemberdayaan masyarakat.

Desa Wisata Cirangkong memenuhi beberapa kriteria Desa Wisata

yang ditetapkan pemerintah (KEMENPAREKRAF) dan masih

membutuhkan arahan pengembangan berbagai sektor pendukung

karena masih belum berjalannya pengelolaan desa wisata secara

terencana.

Desa Cirangkong telah memiliki Kelompok Penggerak Pariwisata

(KOMPEPAR) Kecamatan Cijambe dimana salah satu ruang lingkup

fokusnya adalah Desa Wisata Cirangkong. Selain itu, atas inisiatif

KOMPEPAR, dan beberapa gagasan awal dari Tim KKN-PPM Sekolah

Tinggi Pariwisata Bandung untuk Desa Wisata Cirangkong periode

Tahun 2012, terbentuk pula Pengelola Desa Wisata (PENDAWA)

Cirangkong yang telah dilantik pada tanggal 28 November 2012.

Desa Wisata Cirangkong juga telah memperoleh dana bantuan

(2)

Pariwisata selama dua tahun periode anggaran 2011-2012. Dana

bantuan tersebut telah dimanfaatkan untuk pengembangan

infrastruktur desa.

Berdasarkan beberapa latar belakang di atas dan memperhatikan

kebutuhan akan pengelolaan pariwisata yang lebih baik di Desa

Wisata Cirangkong, maka tim penyusun menuliskan pendekatan

pengembangan desa wisata berdasarkan teori-teori

pengembangan destinasi pariwisata di dalam buku “Pedoman

Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal”ini.

Tujuan penyusunan buku ini adalah:

1. Memberikan pemahaman mengenai Desa Wisata dan

pengelolaannya melalui pembahasan yang disederhanakan.

2. Meningkatkan kapasitas PENDAWA Cirangkong dalam

memberikan pelayanan kepada wisatawan.

3. Memberikan pengarahan tentang pengorganisasian pengelola

Desa Wisata serta tugas pokok dan fungsinya.

4. Memberikan pengarahan mengenai langkah-langkah

(3)

Sasaran penyusunan buku ini adalah:

1. Meningkatnya pemahaman mengenai Desa Wisata dalam

pengelolanya.

2. Meningkatnya Kapasitas PENDAWA sebagai pengelola Desa

Wisata cirangkong dan dapat memberikan pelayanan yang

maksimal kepada wisatawan.

3. Terbentuknya sistem organisasi yang lebih terstruktur dan dapat

memahami tugas dan tanggung jawab dari masing masing posisi.

4. Diterapkannya beberapa hal yang dapat menjadi

pegangan/pedoman umum bagi PENDAWA untuk kegiatan

pelaksaan teknis dalam pengelolaan Desa Wisata Cirangkong

(4)

PENGANTAR

DESA WISATA

A. PENGERTIAN

Untuk memahami Desa Wisata lebih lanjut, perlu diketahui

terlebih dahulu beberapa pengertian Desa Wisata dan wisata

pedesaan.

1. Desa Wisata

“Village Tourism, where small groups of tourist stay in or near traditional, often remote villages and learn about village life

and the local environment.” (Inskeep, 1991)

---

“Desa Wisata, adalah dimana sekelompok kecil wisatawan tinggal dalam atau dekat dengan suasana tradisional, biasanya di desa-desa yang terpencil dan belajar tentang

kehidupan pedesaan dan lingkungan setempat.”

Maksud dari pengertian di atas adalah Desa Wisata

merupakan suatu tempat yang memiliki ciri dan nilai tertentu

yang dapat menjadi daya tarik khusus bagi wisatawan

dengan minat khusus terhadap kehidupan pedesaan. Hal ini

menunjukkan bahwa daya tarik utama dari sebuah Desa

Wisata adalah kehidupan warga desa yang unik dan tidak

(5)

2. Wisata Pedesaan

Wisata pedesaan merupakan aktivitas yang dilakukan di

suatu Desa Wisata. Inti utama dari wisata pedesaan adalah

aktivitas warga pedesaan yang unik. Wisata pedesaan

memberikan kesempatan masyarakat kota untuk mengenal

kehidupan pedesaan melalui aktivitas-aktivitas tersebut.

Wisata pedesaan mampu memberikan manfaat sosial

bagi masyarakat desa seperti kesempatan untuk berinteraksi

dengan orang dari luar desa, kemampuan untuk

bersosialisasi, dan membuka wawasan lebih luas mengenai

dunia. Selain itu, wisata pedesaan juga mampu memberikan

keuntungan secara ekonomi.

Kegiatan wisata pedesaan antara lain dapat

memanfaatkan:

a. Desa Nelayan

b. Tanah Pertanian

c. Peternakan

d. Wisata Desa

(6)

B. KOMPONEN DESA WISATA

Sebuah desa dapat dikatakan sebagai Desa Wisata apabila

memiliki beberapa komponen yang memiliki potensi untuk

pengembangan pariwisata, seperti dijelaskan di bawah ini.

1. Atraksi

Atraksi, atau juga dikenal dengan istilah daya tarik

wisata, di suatu desa adalah seluruh kehidupan keseharian

penduduk setempat beserta kondisi fisik lokasi desa yang

memungkinkan wisatawan berpartisipasi aktif seperti: kursus

tari, bahasa dan lain-lain yang spesifik. Maksud dari

pengertian di atas adalah keaslian kondisi desa tersebut yang

menjadi daya tarik sebuah Desa Wisata, serta memungkinkan

wisatawan melakukan aktivitas-aktivitas yang tidak biasa.

Akomodasi adalah fasilitas yang dimanfaatkan untuk

tempat tinggal wisatawan. Akomodasi ini dapat

memanfaatkan sebagian dari tempat tinggal para penduduk

setempat dan atau unit-unit yang dibangun sesuai konsep

tempat tinggal penduduk. Dalam hal Desa Wisata, konsep

yang diterapkan tentunya harus sejalan dengan kekhasan

(7)

2. Fasilitas

Fasilitas adalah sumber daya yang khusus dibuat karena

mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam aktivitasnya di

Desa Wisata. Fasilitas-fasilitas yang dibuat ini dapat

memanfaatkan sumber daya yang telah dimiliki desa, atau

membuat sesuatu yang baru sesuai kebutuhan namun tidak

meninggalkan karakteristik dan keunikan desa tersebut.

Beberapa contoh fasilitas Desa Wisata yang umum

adalah sebagai berikut:

a. Fasilitas Perkemahan

Menyediakan penyewaan alat-alat perkemahan seperti

tenda, alat masak, sleeping bag, matras, senter, dan

lain-lain. Selain itu, fasilitas perkemahan juga termasuk hal-hal

lain seperti penyediaan jasa pemandu outbond,

pemasangan tenda, kebersihan, dan lain-lain.

b. Fasilitas Makan-Minum

Fasilitas ini bertujuan mendukung aktivitas wisata yang

ada di desa. Dengan beberapa pendekatan seperti kerja

sama dengan beberapa rumah makan/warung

makan/katering/Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK)

sekitar untuk melayani kebutuhan makan-minum

(8)

c. Pusat Jajanan dan Cinderamata

Fasilitas ini disediakan untuk memenuhi kebutuhan

wisatawan untuk membawa buah tangan ke tempat

asalnya (something to buy). Selain itu, fasilitas ini

merupakan peluang untuk mendapatkan keuntungan yang

baik dari wisatawan. Sebaiknya fasilitas jajanan dan

cinderamata ini dipusatkan dalam satu tempat/area yang

cocok untuk terjadinya kegiatan jual-beli.

d. Pusat Pengunjung(Visitor Center)

Pusat pengunjung merupakan tempat dimana wisatawan

dapat membeli tiket masuk, memperoleh berbagai

informasi, dan membeli beragam cinderamata yang

diproduksi oleh penduduk desa. Denga kata lain, visitor

center adalah dimana wisatawan diterima saat datang

dan dilepas saat akan meninggalkan desa.

Fungsi Visitor Center:

1) Sebagai titik pertemuan

2) Mempermudah wisatawan untuk mendapatkan

pelayanan serta informasi-informasi lain yang

dibutuhkannya

3) Dapat berfungsi sebagai TIC (Tourist Information

Center), sebuah tempat yang menyediakan informasi

tentang Desa Wisata untuk para pengunjung di Desa

(9)

4) Mempermudah wisatawan mendapatkan informasi

tentang Desa Wisata

5) Memberikan gambaran secara umum tentang Desa

Wisata

Di dalam Visitor Center biasanya terdapat fasilitas-fasilitas

lain seperti di bawah ini:

1) Ticket office (tempat pembelian paket-paket wisata

dan produk-produk Desa Wisata lain yang ditawarkan)

2) Informasi paket wisata

3) Informasi gambaran umum desa setempat berupa

brosur atau papan informasi

4) Peta wisata

5) Informasi tentang potensi wisata yang terdapat di

Desa Wisata

3. Aktivitas Wisata

Aktivitas wisata adalah apa yang dikerjakan wisatawan

selama keberadaan mereka di daerah tujuan wisata dalam

waktu setengah hari sampai berminggu-minggu.

Aktivitas di Desa Wisata dapat dimodifikasi sedemikian

rupa sehingga menjadi lebih menarik untuk menjadi

pengalaman wisatawan. Misalnya dengan mengemas

(10)

Beberapa aktivitas wisata yang dapat dilakukan di Desa

Wisata adalah sebagai berikut:

a. Menikmati pemandangan

b. Memasak dengan tungku

c. Memancing

d. Berburu

e. Bersepeda santai

f. Hiking, dan lain-lain.

4. Pengembangan Umum

Pengembangan umum adalah sebuah upaya yang

dilakukan berdasarkan perencanaan untuk menciptakan

sebuah daerah tujuan wisata yang memberikan pelayanan

terbaik bagi wisatawan.

Beberapa upaya pengembangan umum yang utama

dijelaskan di bawah ini.

(11)

a. Pembagian Zona/Area

Pembagian zona adalah pengelompokan area dalam

beberapa zona yang sesuai dengan tata guna lahan.

Pembagian zona memiliki fungsi untuk memudahkan

pembangunan juga demi mendukung kerapihan

pengelolaan Desa Wisata.

Pembagian zona dapat dilakukan dengan membagi

zona berdasarkan fungsinya, misalnya zona atraksi, zona

fasilitas, zona akomodasi, dan zona asli (zona yang tidak

dibangun untuk kepentingan pariwisata).

b. Pengelolaan Pengunjung

Pengelolaan pengunjung adalah pengaturan pola

aktivitas, alur kedatangan hingga kepulangan wisatawan,

dan lain-lain.

Beberapa teknik dalam pengelolaan pengunjung,

antara lain:

1) Pembatasan terhadap jumlah area yang digunakan

Hal ini selain untuk mengurangi resiko pengrusakan

lahan yang lebih banyak, juga untuk memberikan

privasi kepada penduduk setempat.

2) Penyebaran area yang digunakan bagi wisatawan

Wisatawan dapat melihat berbagai area dengan

(12)

menimbulkan kebosanan dalam memperoleh

pengalaman selama berada di Desa Wisata.

3) Pemusatan area/pemusatan penggunaan lahan

Teknik ini dilakukan untuk memudahkan koordinasi

pengontrolan kegiatan wisata pedesaan dan

merupakan salah satu bentuk zonasi. Misalnya dengan

adanya pusat penjualan oleh-oleh dan cinderamata

yang dipisahkan dengan zona aktivitas.

4) Pembatasan lama tinggal

Pembatasan lama tinggal dilakukan untuk

meminimalisir pengaruh dari hadirnya wisatawan.

Karena apabila wisatawan tinggal terlalu lama di

sebuah desa, dikhawatirkan akan memberikan

dampak negatif terhadap budaya lokal.

5) Pemanfaatan area secara bergantian/musiman

Pemanfaatan area yang sama dari waktu ke waktu

dapat menyebabkan beberapa hal seperti kejenuhan

wisatawan terhadap produk wisata desa,

ketidakmampuan daya dukung lahan terhadap

aktivitas wisata yang dapat menimbulkan kerusakan

lahan. Selain itu, berkaitan dengan lahan pertanian,

biasanya produk paket wisata disesuaikan dengan

(13)

6) Pembatasan jumlah pengunjung

Desa Wisata cenderung lebih baik dijadikan bentuk

pariwisata minat khusus sehingga jumlah wisatawan

yang datang merupakan wisatawan dari kalangan dan

hobi tertentu. Apabila jumlah wisatawan yang datang

sangat banyak, dapat menyebabkan ketidakstabilan

sosial, budaya, dan lingkungan.

7) Penentuan harga masuk

Teknik ini bertujuan untuk mengontrol masuknya

wisatawan ke desa, sehingga dapat diketahui jumlah

kunjungannya. Selain itu, teknik penentuan harga

masuk ini bertujuan untuk mendapatkan keuntungan

yang sesuai.

8) Pengaturan arus pengunjung

Pengaturan arus pengunjung ini salah satunya dapat

dilakukan dengan paket wisata, dimana wisatawan

telah memiliki alur tersendiri untuk mengunjungi

berbagai daya tarik wisata di desa. Penjelasan lebih

lanjut mengenai paket wisata dapat dilihat di bagian

selanjutnya.

Dengan menerapkan teknik-teknik pengelolaan

(14)

manfaat terhadap berbagai aspek dalam desa. Manfaat

dari pengelolaan pengunjung ialah:

1) Menambah pengalaman wisatawan

Pengelolaan pengunjung dapat menambah

pengalaman wisatawan dengan salah satu teknik

seperti pengelolaan jalur/rute sehingga lebih banyak

area yang dapat dilihat wisatawan.

2) Menambah citra Desa Wisata

Dengan kualitas pengelolaan pengunjung yang baik,

akan memberikan kesan positif terhadap desa itu

sendiri. Selain itu, pencitraan yang baik juga dapat

meningkatkan kebanggan dalam diri warga terhadap

desanya sendiri.

3) Menciptakan lingkungan yang baik

Pengelolaan pengunjung yang baik akan melahirkan

lingkungan lokal yang nyaman, baik bagi wisatawan

maupun penduduk lokal, dan sekitarnya.

4) Meminimalkan dampak-dampak negatif, khususnya

bagi masyarakat lokal

Pengelolaan pengunjung banyak bermanfaat untuk

melindungi budaya, sosial, agama dari penduduk asli

desa tersebut dari pengaruh negatif yang dibawa oleh

(15)

c. Pelayanan Interpretasi

Pelayanan interpretasi adalah sebuah komunikasi yang

bertujuan untuk menyampaikan informasi melalui

berbagai media penyampaian baik langsung maupun

tidak langsung. Beberapa teknik interpretasi yaitu:

1) Brosur dan Selebaran

Media interpretasi dalam bentuk brosur dan selebaran

merupakan bentuk yang paling umum digunakan

sekaligus lebih mudah disebarluaskan.

2) Pemandu Wisata

Pemandu wisata merupakan media langsung dalam

interpretasi karena pemandu wisata dapat

menyampaikan informasi secara personal kepada

wisatawan. Apabila pemandu wisata dapat

menyampaikan informasi dengan baik, maka teknik ini

merupakan teknik yang paling efektif dilakukan.

3) Perjalanan wisata yang dipandu

Adanya perjalanan wisata yang dipandu merupakan

salah satu teknik yang efektif dalam penyampaian

informasi dalam teknik interpretasi dimana wisatawan

dapat memperoleh informasi mengenai berbagai

(16)

4) Tourist Information Centre (TIC)

TIC atau pusat informasi wisatawan adalah sebuah

tempat yang menyediakan berbagai

informasi-informasi umum hingga khusus mengenai desa dalam

berbagai bentuk, seperti peta wisata, buku, media

pemasaran, dan lain-lain.

5) Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik interpretasi yang

memberikan peluang bagi wisatawan untuk

memberikan timbal balik terhadap segala kegiatan di

Desa Wisata. Untuk itu, kuesioner biasa diberikan di

akhir kunjungan wisatawan ke desa.

Palayanan interpretasi diberikan untuk memenuhi

tujuan-tujuan tertentu. Tujuan utama interpretasi adalah:

1) Memberikan kenyamanan dan memberikan

pengalaman pendidikan bagi wisatawan

2) Meningkatkan apresiasi dan pengertian wisatawan

terhadap Desa Wisata

3) Meningkatkan kemampuan pihak pengelola dan

pelaksana Desa Wisata dalam berkreasi

(17)

C. KRITERIA DESA WISATA

Desa Wisata seharusnya memiliki keunikan yang tidak dimiliki

desa lain pada umumnya. Untuk itu, sebuah desa layaknya

memenuhi beberapa kriteria khusus agar dapat menjadi Desa

Wisata. Kriteria-kriteria umum yang harus dimiliki adalah:

1. Memiliki potensi keunikan dan daya tarik wisata yang khas

Berupa lingkungan alam pedesaan maupun kehidupan sosial

budaya masyarakat.

2. Memiliki fasilitas pendukung

Seperti akomodasi/penginapan, ruang interaksi masyarakat

dengan wisatawan/tamu, Visitor Center atau fasilitas

pendukung lainnya.

3. Memiliki interaksi dengan wisatawan

Interaksi ini tercermin dari kunjungan wisatawan ke lokasi

(18)

MANAJEMEN DESA WISATA

A. MANAJEMEN PRODUK DESA WISATA

Demi menjadi Desa Wisata yang memiliki daya saing dengan

objek-objek wisata lain, diperlukan pengelolaan atau manajemen

yang baik. Salah satu langkah awalnya adalah melalui

menajemen produk Desa Wisata. Manajemen produk Desa

Wisata adalah pengaturan tata kelola produk Desa Wisata, yang

komponen utamanya terdiri dari komponen produk wisata dan

paket wisata.

1. Komponen Produk Wisata

Produk wisata terdiri dari beberapa komponen yang

saling berkaitan, yaitu daya tarik wisata, akomodasi dan

fasilitas lainnya, dan aksesibiltas.

a. Daya Tarik Wisata

Daya tarik wisata merupakan bagian utama dari Desa

Wisata. Berbagai sumber daya yang dikemas dengan baik

akan menjadi daya tarik wisata yang mampu menarik

kunjungan wisatawan ke desa. Daya tarik wisata dapat

berbentuk alam, budaya, maupun buatan, yang didukung

dengan aktivitas-aktivitas tertentu.

1) Daya Tarik Alam

Bentukan-bentukan alam seperti bukit-bukit, hutan,

(19)

memungkinkan untuk dijadikan tempat untuk

melakukan berbagai aktivitas wisata. Untuk mengelola

daya tarik alam perlu memperhatikan daya dukung

lingkungan sehingga tidak menimbulkan kerusakan

alam dalam jangka waktu panjang.

2) Daya Tarik Budaya

Hasil-hasil kehidupan manusia, berupa adat

istiadat, norma-norma, kepercayaan masyarakat,

kebiasaan sehari-hari merupakan budaya yang dapat

dikemas menjadi daya tarik budaya tanpa

menghilangkan nilai-nilai yang terkandung di

dalamnya.

Kegiatan bercocok tanam, kesenian daerah,

upacara adat, dan sebagainya merupakan

contoh-contoh hasil kebudayaan manusia yang dapat

dijadikan daya tarik budaya dimana wisatawan dapat

berpartisipasi aktif dalam aktivitas-aktivitas seperti

bercocok tanam, atau menonton pertunjukan seni, dan

ikut serta belajar kesenian daerah tersebut.

Pengelolaan budaya-budaya desa untuk menjadi

sebuah daya tarik budaya hendaknya dilakukan

pengemasan terhadap budaya tersebut sehingga

menjadi menarik bagi wisatawan. Misalnya, dengan

(20)

wisatawan untuk turut serta tampil bersama para

seniman. Selain itu, perlu diperhatikan juga untuk

menjaga nilai-nilai yang terkandung dari

budaya-budaya tersebut dan menjaga keberlangsungannya

agar tidak hilang mengikuti zaman.

3) Daya Tarik Buatan

Daya tarik buatan merupakan sesuatu yang

sengaja dibuat untuk menarik kunjungan wisatawan.

Dalam Desa Wisata, bentuknya seperti kuliner.

Untuk mengelola daya tarik buatan agar menjadi

menarik adalah dengan melakukan inovasi-inovasi

(perubahan-perubahan kecil) yang dapat memberikan

dampak besar mengikuti tren. Misalnya, dengan

secara berkala menambahkan campuran-campuran

tertentu dalam menu makanan, seperti bumbu pada

keripik singkong.

4) Aktivitas

Aktivitas merupakan bagian utama dari daya tarik

wisata, hal ini merupakan salah satu nilai tambah yang

utama dari sebuah produk Desa Wisata. Untuk

membuat aktivitas wisata lebih menarik, perlu

diadakan inovasi-inovasi seperti mengganti jenis

permainan yang dapat dilakukan mengiringi aktivitas

(21)

b. Akomodasi dan fasilitas lainnya

1) Akomodasi

Akomodasi ialah tempat dimana wisatawan atau

orang yang sedang berpergian atau yang berkunjung

ke suatu tempat membutuhkan fasilitas untuk

beristirahat maupun menginap.

Akomodasi di Desa Wisata selayaknya berupa

rumah asli penduduk atau bangunan dengan

rancangan yang mampu mewakili budaya yang dimiliki

desa.

Akomodasi dapat terletak di dalam atau di dekat

desa. Di bawah ini adalah jenis-jenis akomodasi yang

dapat dikembangkan di Desa Wisata:

a) Bumi Perkemahan.

b) Villa.

c) Pondok Wisata (Homestay)

Akomodasi yang ideal harus memenuhi

syarat-syarat di bawah ini:

a) Memiliki lingkungan dan kondisi rumah yang bersih

b) Suasana rumah yang nyaman untuk ditinggali

c) Aman dari kriminalitas

(22)

Berikut ini adalah syarat akomodasi yang sehat:

a) Memiliki air bersih yang mencukupi

b) Pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga

c) Bebas dari penyakit dan tikus

d) Kepadatan hunian yang tidak berlebihan

e) Cukup sinar matahari pagi

f) Terlindungnya makanan dan minuman dari

pencemaran

Untuk menyediakan akomodasi yang baik, dapat

memanfaatkan rumah penduduk yang memenuhi

syarat-syarat di atas. Salah satu upayanya adalah

menerapkan beberapa hal di bawah ini sebagai

perwujudan rumah sehat:

a) Membuka jendela kamar setiap pagi dan siang.

b) Membersihkan rumah dan halaman rumah setiap

hari.

c) Kamar mandi dijaga kebersihannya setiap hari.

d) Membuang sampah pada tempatnya.

e) Mendapat penerangan yang cukup.

f) Melakukan penghijauan pada halaman.

(23)

2) Pusat Pengunjung (Visitor Center)

Visitor center adalah salah satu fasilitas yang

membutuhkan pengelolaan khusus. Misalnya dengan

secara berkala memperbarui tampilan penerima tamu.

c. Aksesibilitas

Aksesibilitas adalah faktor-faktor yang mendukung

kemudahan wisatawan untuk mencapai desa, seperti papan

penunjuk jalan (signage), tersedianya moda transportasi

yang dapat dimanfaatkan sebagai alat transportasi khusus

wisatawan untuk memudahkan wisatawan menjangkau

berbagai daya tarik yang dimiliki desa, dan kondisi jalan

menuju desa yang baik.

2. Paket Wisata

Paket wisata (package tour) diartikan sebagai suatu

perjalanan wisata dengan satu atau lebih tujuan kunjungan

yang disusun secara baik. Paket wisata disusun dari berbagai

Gambar 5. Signage Gambar 6. Kendaraan khusus

(24)

fasilitas perjalanan tertentu dalam suatu acara perjalanan

yang tetap, serta dijual dengan satu harga yang menyangkut

seluruh komponen dari perjalanan wisata.

Sedangkan tur sebagai suatu perjalanan adalah suatu

kegiatan perjalanan yang mempunyai ciri-ciri tersendiri,

bersifat santai, gembira, dan bersenang-senang. (Nuriata,

1992:11)

Dalam membuat sebuah paket wisata, perlu

diperhatikan tahap-tahap perencanaannya. Tahap-tahap

perencanaan paket wisata, yaitu:

a. Pencarian Gagasan (ide, konsep)

Pada tahap ini, yang perlu dilakukan adalah mencari

keunikan, keunggulan, dan variasi produk wisata yang ada

di desa secara individual/perseorangan maupun kelompok.

Kemudian membuat pola pemikiran ke dalam sebuah

kelompok data gagasan hasil pemikiran yang terstruktur,

sehingga lebih mudah dipahami.

b. Merumuskan Tujuan Wisata

Menjabarkan hasil pemikiran yang dihasilkan berdasarkan

gagasan sebelumnya sehingga muncullah tujuan produk

wisata yang akan dihasilkan nantinya.

c. Observasi dan Pengumpulan Data

Setelah tujuan wisata didapatkan, maka diperlukan

(25)

keadaan produk wisata yang akan dijual (observasi).

Kegiatan ini juga meliputi pengumpulan data-data yang

diperlukan seperti apa saja peralatan yang diperlukan,

lokasi produk-produk wisata, waktu tempuh, dan lain-lain.

d. Analisa Data

Data-data yang telah dikumpulkan berdasarkan hasil

observasi selanjutnya ditinjau, diteliti (analisis),

didiskusikan bersama kelompok. Diskusi tersebut dapat

membahas bagaimana kelebihan juga kekurangan produk

tersebut, bagaimana produk tersebut dapat turut serta

dalam paket produk wisata desa.

e. Desain Produk Pendahuluan

Desain produk pendahuluan meliputi pengemasan produk

wisata yang didukung dengan aktivitas wisata serta

bagaimana teknis pelaksanaan, penyusunan paket

wisata, alur masuk dan keluar wisatawan, kesiapan

akomodasi, menu makan-minum, dan lain-lain.

Langkahnya adalah dengan memanfaatkan potensi yang

dimiliki produk, kemudian diberikan modifikasi sedemikan

rupa sehingga menjadi menarik bagi kegiatan pariwisata.

f. Pengujian/Operasional

Setelah semua persiapan produk wisata siap, tahap

selanjutnya ialah uji coba produk. Beberapa cara/teknis

(26)

paket wisata, pembuatan acara berskala kecil, undangan

rekan/saudara atau masyarakat sekitar untuk menguji

produk wisata yang telah disusun. Proses pengujian ini

dapat dilengkapi dengan wawancara dari pengelola

kepada pengunjung, atau penyebaran kuesioner untuk

melihat tanggapan pengunjung terhadap produk yang

ditawarkan. Tujuannya adalah mencari kekurangan dan

kelebihan dari produk wisata yang telah tersusun

sebelumnya.

g. Evaluasi Desain Terakhir

Setelah dilakukan beberapa uji coba produk maupun

kegiatan teknis operasional, dilanjutkan dengan evaluasi

dari kegiatan uji coba tersebut, analisis kekurangan

produk, kesalahan pelaksanaan, pencarian solusi atau

pemecahan masalah yang muncul selama proses uji coba

sebelumnya, sehingga muncul format produk wisata yang

ideal/lebih cocok dan baik dibandingkan sebelumnya.

B. PENGEMASAN (PACKAGING)

Packaging adalah sebuah metode yang bisa kita lakukan

untuk menarik minat wisatawan untuk menikmati produk wisata

yang kita tawarkan secara lebih beragam, sehingga mereka

akan merasa untung dengan paket yang ditawarkan dan akan

(27)

1. Elemen Paket Wisata

Paket wisata adalah penggabungan atau pengemasan

dari beberapa objek dan atraksi wisata, akomodasi,

transportasi, makanan dan lain-lain menjadi satu kesatuan

sehingga memberikan keunikan dan daya tarik tersendiri.

Contoh pengemasan produk wisata dapat dilihat di tabel di

bawah ini.

BELAJAR TARI BELAJAR HADROH

Perorang dikenai biaya: Rp.

50.000,-Minimal 5 orang

Durasi minimal 1–2 jam

Fasilitas: Buku Tembang

Souvenir Snack

Perorang dikenai biaya: Rp.

50.000,-Minimal 5 orang

Durasi minimal 1–2 jam

Fasilitas: Buku Tembang

Souvenir Snack

BELAJAR JATHILAN KLASIK BELAJAR JATHILAN MODERN

Perorang dikenai biaya: Rp.

50.000,-Minimal 5 orang

Durasi minimal 1–2 jam

Fasilitas: Buku Tembang

Souvenir Snack

Perorang dikenai biaya: Rp.

50.000,-Minimal 5 orang

Durasi minimal 1–2 jam

Fasilitas: Buku Tembang

Souvenir Snack

Pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa dalam sebuah

paket wisata, sebuah aktivitas wisata ditawarkan dengan

tambahan fasilitas-fasilitas dan produk-produk pendukung

(28)

2. Pertimbangan Waktu Dalam Tour

Pertimbangan waktu dalam sebuah tour perlu dilakukan

untuk menjaga kelangsungan program yang tepat waktu dan

menghindari keluhan dari wisatawan karena kebosanan atau

keterlambatan. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan

antara lain:

a. Waktu di atas kendaraan (on board activities)

Waktu selama berada di atas kendaraan mulai dari

menuju desa hingga perjalanan dari dan menuju ke

berbagai objek yang dikunjungi perlu diperhitungkan.

b. Waktu untuk kegiatan tour(tour activities)

Lama waktu untuk kegiatan ini ditentukan berdasarkan

faktor latar belakang dan motivasi wisatawan, misalnya

pada jenis wisatawan yang hobi memancing, maka durasi

waktu selama kegiatan memancing dapat diperpanjang.

c. Waktu untuk istirahat (rest activities)

Waktu lain yang perlu dipertimbangkan adalah waktu

beristirahat. Perlu diingat bahwa waktu untuk beristirahat

dapat tergantung pada seberapa banyak aktivitas yang

dilakukan dan mempertimbangkan waktu yang tepat

(29)

d. Waktu sisa untuk memotret, berkumpul, dan lain-lain

Waktu untuk kegiatan ini biasanya tidak terlalu lama untuk

menghindari kebosanan wisatawan, karena untuk

kegiatan ini, privasi wisatawan lebih banyak dibutuhkan.

Terdapat beberapa faktor yang juga perlu

dipertimbangkan dalam penentuan waktu dalam sebuah tour.

Faktor-faktor tersebut adalah:

a. Rute Perjalanan

Rute perjalanan selama berada di desa sebaiknya

berbentuk putaran atau circle route sehingga wisatawan

dapat melihat lebih banyak mengenai desa tersebut.

b. Variasi Objek

Obyek-obyek yang dikunjungi secara berurutan disusun

sedemikian rupa sehingga mencerminkan variasi dan tidak

monoton, misalnya tidak menempatkan kunjungan ke

rumah produksi kerupuk setelah kunjungan ke tempat

pembuatan keripik singkong.

c. Tata Urutan Kunjungan

Tata urutan kunjungan layaknya didasarkan pada kondisi

dan kebutuhan wisatawan. Misalnya, biasanya

wisatawan senang membeli cinderamata di akhir

kunjungannya sehingga kunjungan ke tempat penjualan

kerajinan dan makanan khas dapat ditempatkan di akhir

(30)

3. Penghitungan Biaya Tour

Dalam menentukan harga sebuah tour, perlu

memperhitungkan biaya dari tour tersebut dengan

mempertimbangkan beberapa aspek yang terbagi ke dalam

fixed cost (F), atau harga tetap yang tidak terpengaruh

terhadap jumlah wisatawan dan variable cost (V), atau harga

yang harus dibagi jumah wisatawan, seperti diuraikan di

Berdasarkan aspek-aspek di atas, dapat dihitung jumlah

biaya yang dapat dihabiskan oleh satu orang wisatawan

dengan rumus sebagai berikut:

+ V

Rumus di atas menggambarkan bahwa untuk

mendapatkan jumlah biaya untuk satu orang wisatawan,

(31)

dengan target jumlah wisatawan, yang hasilnya ditambahkan

dengan jumlah variable cost dari sebanyak empat aspek.

Berikut ini adalah salah satu contoh penghitungan biaya

tour dengan target jumlah wisatawan sebanyak sepuluh

orang:

Aspek Harga (Rp)

a. Transportasi (F) b. Biaya mobil masuk (F) c. Pemandu wisata (F) d. Biaya parkir (F) e. Tip supir/kenek (F) f. Biaya lain-lain (F)

Berdasarkan hasil penghitungan di atas, didapatkan

hasil sebesar Rp. 147.800 untuk satu orang wisatawan.

Namun perlu diingat, aspek-aspek tertentu seperti makan

(32)

dikalikan sebanyak jumlah berapa kali kegiatan tersebut

dilakukan. Beberapa hal mungkin akan berbeda sesuai

dengan kebijakan, program, dan kegiatan pengelola

masing-masing.

C. MANAJEMEN KEUANGAN DESA WISATA

Pengelolaan keuangan adalah salah satu hal terpenting

yang seringkali menimbulkan masalah karena

kesalahan-kesalahan kecil. Oleh karena itu, di bawah ini adalah beberapa

penjelasan mengenai pengelolaan keuangan yang sederhana

dan mudah untuk diterapkan serta beberapa pengertian penting

yang peru diingat.

1. Keuangan

Keuangan adalah pemasukan dan pengeluaran kas

yang diolah dan didokumentasikan dalam sebuah laporan

keuangan.

Manajemen keuangan adalah aktivitas perusahaan

untuk memperoleh modal yang semurah-murahnya dan

menggunakannya secara efektif dan efisien untuk

menghasilkan keuntungan, sehingga diperlukan adanya:

a. perencanaan dan penganggaran (penyusunan dana yang

dibutuhkan)

b. pengelolaan dan pengendalian dana

(33)

Dalam mengelola keuangan, diperlukan orang yang

memegang kendali atas tanggung jawab tersebut. Berikut ini

adalah beberapa tugas yang perlu dilakukan:

a. Memenuhi keperluan dengan harga yang sesuai

b. Penggunaan dana efektif dan efisien

c. Membuat analisis laporan keuangan

Selain tugas-tugas di atas, terdapat beberapa

tanggung jawab pengelola keuangan, yaitu:

a. Keputusan dalam bekerja sama/investasi (menanam

modal) di sebuah unit usaha

b. Memberikan dana dalam kegiatan bisnis untuk

menghasilkan keuntungan

c. Melakukan pembagian keuntungan dari bisnis yang sudah

dibuat.

Tujuan dari pengelolaan keuangan antara lain adalah

sebagai berikut:

a. Mengetahui kondisi keuangan bisnis yang dijalankan

b. Mencegah matinya bisnis

c. Sebagai bahan/dasar dokumen untuk:

1) Melakukan proses akuntansi

2) Untuk kepentingan perhitungaan pajak

(34)

2. Akuntansi

Kegiatan dalam akuntansi adalah mencatat kas masuk

dan kas keluar yang diatur secara berurutan dalam bentuk

laporan keuangan.

Tahapan yang dilakukan dalam melakukan pencatatan

keuangan, yaitu:

a. Memisahkan rekening pribadi dan bisnis

b. Melakukan pencatatan dengan format pencatatan seperti

di bawah ini:

1) Menyiapkan dokumen pendukung seperti nota

penjualan dan atau tagihan dengan contoh di bawah

ini:

Subjek Banyak Harga Satuan

(Rp) Jumlah (Rp)

Desain Kartu Nama 1 Set 1.500.000 1.500.000

Desain Poster 1 Set 2.500.000 2.500.000

(35)

2) Menyiapkan buku pencatatan

a) Pencatatan Kas/Uang kas Keluar Masuk

No. Tanggal Keterangan Masuk (Rp) Keluar (Rp) Saldo (Rp)

1 01 Nov

2012

Saldo Awal

Juli 2.350.000 2.350.000

2 05 Nov

Retribusi 5.000 1.955.000

4 18 Nov

2012 Penjualan A 125.000 2.120.000

5 20 Nov

2012 Penjualan B 250.000 2.370.000

6 21 Nov

Tukang 750.000 1.377.500

JUMLAH 2.725.000 1.347.500 1.377.500

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat

bahwa hal-hal penting yang perlu masuk ke dalam

pencatatan adalah waktu adanya perubahan pada

jumlah kas, jumlah adanya kas masuk atau keluar,

dan jumlah saldo terakhir. Dengan mencatat hal-hal

seperti ini, akan memudahkan pelacakan

(36)

b) Pencatatan Piutang

No Nama

Debitur

Debet (Rp) Kredit (Rp) Saldo (Rp)

102.1 Toko ABC 4.500.000,00 2.000.000,00 2.500.000,00

102.2 Toko

Madura

4.000.000,00 4.000.000,00

-Total 8.500.000,00 6.000.000,00 2.500.000,00

Pencatatan piutang perlu dilakukan untuk

mengetahui jumlah uang yang dipinjamkan ke

pihak lain. Dengan menggunakan format di atas,

dapat diketahui jumlah piutang yang diberikan dan

sisa pembayaran yang harus diterima.

c) Pencatatan Hutang

No Nama Debitur Debet (Rp) Kredit(Rp) Saldo(Rp)

201.1 PT Surya 3.000.000,00 7.500.000,00 4.500.000,00

201.2 Toko Karimun 1.000.000,00 1.000.000,00 -

Total 4.000.000,00 8.500.000,00 4.500.000,00

Pencatatan hutang yang dimiliki organsasi

merupakan hal yang penting dan tidak boleh

dilupakan. Oleh karena itu, perlu dicatat jumlah

hutang yang dimiiki dan jumlah pembayaran yang

dilakukan, sehingga dapat diketahui jumlah sisa

(37)

c. Buat Perkiraan Uang Kas Masuk dan Keluar

Perkiraan uang kas masuk dan keluar ini penting

untuk mengetahui rencana kapan dan jumlah uang yang

masuk dan keluar sehingga kita akan mengetahui uang

kas kita lebih atau kurang. Jika hasil perkiraannya kurang,

maka kita bisa mengantisipasi bagaimana menaikkan

penjualan atau menurunkan biaya pengeluaran.

3. Tips mengatur keuangan

a. Pisahkan keuangan usaha dengan uang pribadi

b. Tentukan besar persentase keuangan yang akan

digunakan untuk kebutuhan usaha

c. Buatlah pembukuan dengan rapi

d. Sebisa mungkin kurangi resiko dari hutang usaha

e. Selalu kontrol arus kas usaha

D. MANAJEMEN PEMASARAN DESA WISATA

Pemasaran adalah mencari dan memenuhi kebutuhan dan

keinginan calon wisatawan dengan cara yang menguntungkan.

Pemasaran merupakan hal penting ketika sebuah bisnis

berusaha untuk menjual produknya dengan menggunakan

tahapan dan teknik tertentu. Oleh karena itu, di bawah ini akan

diberikan pembahasan mengenai pemasaran khususnya untuk

(38)

1. Tujuan Pemasaran

Melakukan pemasaran tentunya memiliki tujuan khusus.

Secara umum, tujuan melakukan pemasaran adalah untuk

mengetahui dan memahami calon wisatawan sehingga

produk desa wisata yang dihasilkan cocok dengan wisatawan

dan selanjutnya mampu menjual produknya sendiri.

Selain tujuan di atas, tujuan lainnya adalah untuk

membuat calon wisatwan mengetahui dan memahami produk

yang dihasilkan/diberikan oleh pengelola desa wisata.

Dengan memahami cara memasarkan produk desa wisata

dengan baik, kita dapat memanfaatkan produk yang sesuai

dengan tempat dan waktu yang tepat.

2. Alur Pemasaran

Menyiapkan Produk

Mencari Tahu Pasar

Menentukan

Harga Promosi

(39)

Dalam gambar di atas dapat dilihat bahwa dalam

pemasaran terdapat beberapa langkah yang perlu dilakukan

sebelum akhirnya kita dapat menjual produk desa wisata

yang dimiliki. Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai

berikut:

a. Menyiapkan Produk

Segala potensi yang dimiliki oleh desa perlu digali

dan dikemas semenarik mungkin dengan memanfaatkan

berbagai sumber daya yang dimiliki dan didukung dengan

data yang akurat, informasi lengkap, kesiapan sumber

daya manusia pelaksana, membuat paket wisata, dan

lain-lain.

Produk memiliki dua bentuk. Keduanya memiliki

karakteristik yang berbeda, seperti dijelaskan di bawah

ini.

1) Barang

Barang merupakan hasil kerja yang memiliki

wujud (tangible) atau dapat dilihat, disentuh, dan

dirasakan. Beberapa contoh dari produk barang

sebuah desa wisata adalah:

a) Souvenir

b) Hasil pertanian

c) Kerajinan tangan

(40)

e) Rumah untuk akomodasi

f) Masakan

2) Jasa

Jasa adalah kegiatan intangible (tidak dapat

dirasakan oleh indra) yang bertujuan untuk

memuaskan kebutuhan konsumen atau pengguna

bisnis. Jasa hanya dapat dirasakan dan dikonsumsi

pada saat jasa tersebut diberikan.

Beberapa contoh dari hasil kerja berupa jasa dari

desa wisata antara lain:

a) Jasa pelayanan informasi

b) Pelayanan di akomodasi

c) Guiding (pemanduan wisata)

d) Pelayanan penjemputan dan pengantaran

b. Mencari Tahu Pasar

Setelah produk wisata yang dimiliki telah siap, maka

perlu dilakukan penentuan target pemasaran, kepada

siapa kita akan menawarkan produk kita, dimana, dan

bagaimana penyampaiannya.

Penentuan pasar dapat dilakukan berdasarkan

pengelompokan target berdasarkan usia, penghasilan,

(41)

c. Menentukan Harga

Setelah mengetahui siapa yang cocok untuk menjadi

target pemasaran, maka perlu dilakukan penetapan

harga penawaran dan harga minimum dari produk yang

kita miliki (paket, event, kuliner, dan lain-lain) seperti telah

dijelaskan pada bagian sebelumnya.

Setelah mendapatan harga pokok seperti dijelaskan

di atas, penentuan harga juga dapat dilakukan

menggunakan beberapa variasi teknik di bawah ini yang

dapat diterapkan untuk pemasaran desa wisata.

1) Penetration Pricing

Memberikan harga rendah di awal atau pada

masa-masa promosi untuk mendapatkan pangsa pasar

tinggi, dengan kata lain agar dapat menjual lebih

banyak paket ke wisatawan yang tertarik dengan

harga murah, kemudian menaikkan harga setelah

masa promosi usai.

2) Psycologycal Pricing

Teknik ini merupakan teknik yang dilakukan untuk

membuat harga terkesan lebih murah, memberikan

harga untuk memperoleh respon emosional bukan

(42)

3) Pricing Variation

Menggunakan teknik ini merupakan tenik untuk

mendapatkan lebih banyak wisatawan di masa-masa

tertentu dan untuk tujuan-tujuan tertentu. Misalnya di

waktu liburan dengan memberikan diskon dengan

syarat dan ketentuan berlaku.

d. Promosi

“Suatu komunikasi informasi penjual dan pembeli yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli,

yang tadinya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan tetap mengingat produk

tersebut” (Saladin, 2003)

Kegiatan promosi mencakup seluruh kegiatan teknis

pelaksanaan dimana pengelola selaku penjual melakukan

penawaran produk wisata yang dimiliki, baik itu promosi

secara langsung maupun tidak langsung. Untuk dapat

melakukan promosi, perlu diketahui beberapa hal

mengenai promosi seperti dijelaskan di bawah ini.

1) Marketing Tools

Marketing tools adalah alat-alat yang digunakan untuk

melakukan pemasaran. Untuk melakukan pemasaran

Desa Wisata, alat-alat di bawah ini dapat digunakan

(43)

a) Periklanan

Periklanan adalah bentuk menghadirkan produk

secara lisan dan gambar dan promosi non pribadi

(Iklan di media masa, papan reklame, selebaran,

buku-buku kecil, dan lain-lain).

Iklan biasanya ditayangkan berulang-ulang dan

tidak ada hubungan tatap muka.

b) Personal Selling

Personal selling adalah bentuk penawaran

penjualan dengan cara berhadapan langsung

secara pribadi baik dengan tatap muka maupun

hanya melalui telepon dengan calon wisatawan.

Teknik ini lebih menekankan keakraban dari

pihak penjual kepada calon pembeli atau dalam hal

ini partner, wisatawan, instansi yang berpotensi

untuk membeli produk wisata yang kita tawarkan.

Personal selling juga memungkinkan kita

selaku penjual untuk mendapatkan timbal-balik dari

produk yang kita tawarkan secara langsung,

timbal-balik ini dapat berupa komentar tentang

produk wisata yang kita miliki, pertanyaan sekitar

produk, hingga rekomendasi/saran untuk produk

(44)

Teknik ini biasanya dilakukan pada masa

perkenalan produk, dimana desa wisata yang ingin

kita jual paketnya masih belum dikenal banyak

orang.

c) Promosi/Penjualan

Promosi/penjualan dapat dilakukan dengan

penyebaran booklet/leaflet, poster, peragaan,

konsultasi, pemberian contoh secara gratis,

menyelenggarakan pameran, dan lain-lain.

Teknik ini perlu dilakukan secara berkelanjutan

sehingga produk desa wisata yang dimiliki lebih

mudah diingat oleh calon wisatawan.

d) Pemasaran Langsung

Periklanan yang ditargetkan pada

kelompok-kelompok tertentu, bukan massal. Bentuknya:

Surat langsung yang dikirim lewat pos ke rumah

atau kantor

E-mail, Facebook, Twitter, Blog, dan media

internet lainnya

E. SUMBER DAYA MANUSIA

Pengelolaan sumber daya manusia sangatlah penting.

Karena dalam sebuah organisasi, manusia merupakan tenaga

(45)

terdapat kekurangan pada sumber daya manusia di dalamnya,

akan berdampak langsung pada organisasi tersebut.

Dalam pembahasan berikut ini, terdapat contoh struktur

organisasi yang dapat diterapkan dalam sebuah organisasi

pengelola Desa Wisata dan evaluasi sebagai salah satu bagian

penting dalam menilai kinerja organisasi.

1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi sangat diperlukan dalam sebuah

organisasi, begitu pula halnya dengan organisasi pengelola

desa wisata. Adanya struktur organisasi memudahkan

pembagian tugas dan tanggung jawab setap individu, serta

garis pertanggung jawaban kepemimpinannya.

Di bawah ini merupakan contoh struktur organisasi

secara umum yang dapat diterapkan dalam organisasi

pengelola Desa Wisata.

(46)

Bagan di atas menunjukkan bahwa Ketua Pengurus

merupakan pemimpin organisasi, dimana di bawahnya

terdapat wakil ketua dan sekretaris yang berada pada garis

tanggung jawab yang berbeda. Kemudian keanggotaannya

dibagi ke dalam beberapa divisi.

Tugas pokok dan fungsi masing-masing garis ini

diuraikan di bawah ini.

a. Tanggung Jawab Ketua Pengurus

Seorang ketua pengurus memiliki tugas-tugas secara

umum sebagai berikut:

1) Melaksanakan hasil ketetapan Rapat Umum Anggota

2) Memimpin jalannya kepengurusan PENDAWA

3) Memberi motivasi dan mengontrol secara umum

4) Menghadiri dan memimpin rapat PENDAWA

5) Mengkoordinasikan dengan pengurus lainnya dalam

penyusunan program kerja

6) Menetapkan program kerja

7) Menghadiri rapat/undangan dari organisasi diluar

PENDAWA

8) Membuat laporan pertanggung jawaban di akhir masa

jabatan

9) Bertanggung jawab kepada rapat umum anggota

Selain tugas-tugasnya, ketua pengurus juga memiliki

(47)

1) Mengawasi kinerja setiap personel pengurus dalam

melaksanakan program kerja

2) Mendapat informasi langsung dari setiap pengurus

mengenai bidang yang dijalankan

3) Mengambil tindakan tegas terhadap personil yang

keluar dari/tidak melaksanakan program kerja

4) Mengubah program kerja /menyelesaikan program

kerja berdasarkan situasi dan kondisi

5) Meminta laporan hasil kegiatan dari setiap program

kerja pengurus

b. Tanggung Jawab Wakil Ketua

Seorang wakil ketua yang posisinya berada di bawah

garis kepemimpinan ketua pengurus memiliki tugas-tugas

sebagai berikut:

1) Membantu ketua dalam menjaga kelancaran jalannya

organisasi baik ke dalam maupun ke luar

2) Mewakili ketua apabila ketua berhalangan

3) Memberi motivasi kepada tiap pengurus dalam

melaksanakan program kerjanya

4) Melakukan pembinaan pengurus

Selain tugas-tugasnya, wakil ketua juga memiliki

(48)

1) Menggantikan Ketua apabila yang bersangkutan tidak

dapat memenuhi tugas hingga akhir jabatannya

2) Memberi rekomendasi dan saran dalam penyusunan

program kerja

3) Membantu ketua dalam pengawasan program kerja.

c. Tanggung Jawab Sekretaris

Sekretaris memiliki tugas-tugas sebagai berikut:

1) Membuat sistem dan prosedur surat

2) Menyimpan arsip dan dokumen

3) Menjadi notulen

4) Menyusun laporan rapat dan evaluasi program kerja

5) Menyelenggarakan rapat dan menyiapkan bahan

rapat

Selain tugas-tugasnya, sekretaris juga memiliki

wewenang, salah satunya adalah meminta laporan

kegiatan dari setiap departemen untuk dijadikan arsip

d. Tanggung Jawab Setiap Divisi Secara Umum

Setiap divisi dalam organisasi memiliki tugas-tugas

yang secara umum diuraikan sebagai berikut:

1) Setiap divisi menyusun program kerja sesuai ruang

(49)

2) Mengadakan koordinasi dengan pengurus yang lain

dalam setiap program kerja yang hendak dijalankan

3) Memberi laporan pertanggung jawaban kepada ketua

4) Bertanggung jawab kepada Ketua

Selain tugas-tugasnya, setiap divisi dalam organisasi

juga memiliki wewenang, salah satunya adalah

berhak menyusun program kerja secara independen

(mandiri) dengan melihat aspirasi dan potensi anggota

yang berkembang.

2. Ilustrasi Struktur Organisasi Event

Berdasarkan bagan struktur organisasi event di atas,

dapat dilihat beberapa perbedaan fungsi dan peran dari

(50)

umumnya. Pada umumnya struktur organisasi event hanya

bersifat sementara, selain itu strukturnya seringkali berubah

sesuai kebutuhan acara, sedangkan pada struktur organisasi

(PENDAWA contohnya) strukturnya bersifat permanen/tetap.

Selain itu pada struktur organisasi event, semakin besar

sebuah acara, semakin kompleks struktur organisasi yang

dibutuhkan event tersebut.

3. Evaluasi

Dalam mengelola sumber daya manusia di dalam

sebuah organisasi, diperlukan adanya evaluasi secara

konsisten. Evaluasi perlu dilakukan untuk mengetahui kinerja

organisasi apakah sudah sesuai dengan harapan organisasi,

lalu apakah tujuan dan sasaran organisasi tercapai. Sehingga

dari hasil evaluasi tersebut, dapat dilakukan

perbaikan-perbaikan untuk menyesuaikan kinerja dengan tujuan

organisasi yang ingin dicapai.

Hal-hal yang perlu dievaluasi adalah hasil kinerja setiap

individu maupun kelompok, tingkah laku, dan karakter. Hal ini

dapat dilakukan dengan mengawasi kinerja setiap individu

dan mencatat setiap prestasi yang diraih atau

kesalahan-kesalahan yang dilakukan. Selain itu, dapat juga dilakukan

(51)

Dari setiap indikator yang dicatat tersebut kemudian

diakumulasi, termasuk nilai-nilai yang diperoleh, pada akhir

periode tertentu (sesuai kebijakan organisasi), sehingga

dapat dilihat nilai akhir yang diperoleh. Kinerja-kinerja yang

telah sesuai dengan tujuan organisasi dapat diberikan

penghargaan dalam bentuk apapun. Sebaliknya, kinerja yang

masih di bawah harapan dapat diberikan sanksi atau

peringatan dan pengarahan untuk dapat menyesuaikan

kinerja selanjutnya agar sesuai dengan tujuan organisasi.

F. PEMANDU WISATA DALAM DESA WISATA (GUIDING)

Pemandu wisata (tourist guide) adalah seseorang yang

memberikan penerangan, penjelasan serta petunjuk kepada

wisatawan tentang segala sesuatu yang hendak dilihat dan

disaksikan saat berkunjung ke objek, tempat atau daerah

tertentu.

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan demi

menjadi seorang tourist guide serta alasan mengapa wisatawan

membutuhkan tourist guide.

Seorang tourist guide perlu memahami dan

mengaplikasikan etika dalam memandu wisata. Beberapa

(52)

1. Seorang pemandu wisata harus memberi kesan yang baik

mengenai kebudayaan, agama, desa, dan negaranya bila

memandu wisatawan

2. Seorang pemandu wisata harus sanggup menciptakan

suasana yang hangat, gembira, dan sopan santun yang

mencerminkan budaya Indonesia

3. Seorang pemandu wisata harus menghindari perdebatan

mengenai agama, adat istiadat sosial, diskriminasi rasial, dan

sistem politik

4. Seorang pemandu wisata harus memberikan informasi yang

jelas mengenai berbagai aspek tour, bila pemandu tidak

yakin tentang suatu informasi, ia harus mencari informasi

tersebut dan memberitahukannya kemudian

5. Pada akhir tour, pemandu wisata harus sudah memberikan

kesan yang baik pada wisatawan sehingga mereka ingin

datang lagi

Keberadaan pemandu wisata dalam sebuah destinasi

wisata tentunya diperlukan karena beberapa alasan.

Alasan-alasan tersebut diantaranya adalah:

1. Mempelajari tentang area daerah tujuan wisata termasuk

sejarah, geografis, arsitektur, perilaku masyarakat yang

dilakukan sehari-hari

2. Memperkenalkan daerah tujuan wisata yang dikunjungi oleh

(53)

3. Menikmati suasana perjalanan tanpa beban (relaksasi)

4. Memberi kesan tentang daerah wisata kepada para

wisatawan (hal ini bertujuan untuk dapat mendatangkan

para wisatawan kembali ke desa ini)

5. Untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam alur

perjalanan wisata

G.PENGEMBANGAN PARIWISATA BERKELANJUTAN

(SUSTAINABLE TOURISM DEVELOPMENT)

Dalam mengembangkan desa wisata, diperlukan

pengelolaan yang memperhatikan aspek-aspek lingkungan,

sosial, dan ekonomi. Aspek-aspek ini terwakili dalam

pengembangan pariwisata yang berkelanjutan. Demi

kelangsungan Desa Wisata yang terus menerus, diperlukan

pengelolaan pariwisata yang berkelanjutan. Produk-produk

pariwisata berkelanjutan adalah produk-produk yang dikelola

secara harmonis dengan lingkungan, masyarakat dan budaya

setempat sehingga mereka terus menerus menjadi penerima

manfaatnya bukan korban pembangunan pariwisata.

Tujuan utama dari pengelolaan pariwisata yang

berkelanjutan adalah sebagai berikut:

1. Perlindungan terhadap kekayaan alam dan budaya

setempat, sehingga dengan terjaganya kekayaan alam dan

(54)

2. Perlindungan terhadap kualitas dan kesempatan hidup

masyarakat, karena dengan keberlangsungan pariwisata

yang terus-menerus, kualitas hidup masyarakat akan terus

terjaga karena adanya manfaat sosial-ekonomi dari

pariwisata.

3. Pemenuhan kebutuhan dari pasar wisatawan, karena desa

yang masih memiliki lingkungan alam dan budaya yang

terjaga sehingga wisatawan akan memperoleh kepuasan

dalam melakukan perjalanan wisata ke desa.

Di bawah ini adalah contoh-contoh penerapan sustainable

tourism development:

1. Menjaga Biosphere

Sebagai contoh dengan mengurangi polusi dan menghentikan

perusakan lingkungan.

2. Mengurangi Kerusakan

Sebagai contoh dengan tidak memetik tanaman

sembarangan.

3. Menyediakan dan memberikan informasi yang dapat

dipercaya pada wisatawan

Sebagai contoh dengan memberitahu lokasi-lokasi yang

(55)

4. Melakukan Green Campaign

Sebagai contoh, dengan mencantumkan tulisan-tulisan yang

bersifat menghimbau kepada wisatawan untuk menjaga

kelestarian lingkungan seperti “Pergunakanlah Air

(56)

KISAH INSPIRASI DESA WISATA

A. DESA WISATA PENGLIPURAN, BALI

Desa Wisata Penglipuran, merupakan satu dari sekian ribu Desa

Wisata yang terdaftar resmi di KEMENPAREKRAF, satu dari sekian

puluh desa yang sering dikunjungi oleh wisatawan. Desa ini

terletak di Utara Pulau Bali, tepatnya di daerah Kecamatan

Kintamani, Kabupaten Bangli. Jauh dari pantai, dan pusat

keramaian Pulau Bali sendiri.

Penglipuran merupakan salah satu desa tua di Bali dimana

adat-istiadat Bali asli masih terjaga hingga saat ini. Penglipuran sendiri

terletak di dataran tinggi, dengan iklim sejuk.

Apa yang dimiliki Desa Wisata Penglipuran:

Dalam hal kepariwisataan Desa Wisata Penglipuran mempunyai

daya tarik wisata alam dan budaya serta buatan diantaranya

seperti:

1. Budaya keseharian masyarakat Penglipuran

Setiap pagi mereka selalu membersihkan rumah,

pekarangan, dan area sekitar rumahnya. Selain itu seringkali

diadakan gotong royong untuk membersihkan desa dan

hutan bambu yang mereka miliki.

2. Komplek Pura

(57)

4. Hutan Bambu

Hutan bambu yang diatur sedemikian rupa, lalu diberi jalan

setapak dari pavling block ditengah untuk pejalan kaki atau

rute jogging sehingga menarik untuk dilihat.

Selain itu hutan bambu ini diperkaya oleh beberapa jenis

bambu yang jarang dikembangkan di daerah lain.

5. Pagelaran seni budaya

6. Kerajinan tangan buatan lokal

7. Ikan Bakar khas Kintamani

Saat ini Desa Wisata Penglipuran tanpa henti dikunjungi

wisatawan domestik maupun mancanegara, Terkadang rumah

penduduk dijadikan penginapan bagi tamu-tamu mereka.

Pengelola desa ini mulai bekerjasama dengan beberapa travel

agent lokal. Desa ini biasa diselipkan dalam paket wisata

dengan tujuan utama Gunung Api dan Danau Batur, Kintamani,

Bali.

Gambar 10. Kondisi Desa

Penglipuran

Gambar 11.

(58)

B. IR. DOTO YOGANTORO (Salah Satu Pencetus Berdirinya Desa

Wisata Pentingsari)

Ir. Doto Yogantoro merupakan salah satu penduduk biasa Desa

Pentingsari sebelum dinyatakan Desa Wisata. Sebagai salah satu

tokoh masyarakat yang memiliki pengetahuan sangat baik,

beliau mulai merintis desanya bersama beberapa rekannya

setelah mengetahui potensi desanya sendiri.

Apa yang dimiliki Desa Wisata Pentingsari:

Desa Pentingsari mempunyai daya tarik wisata alam dan budaya

serta buatan seperti budaya kehidupan sehari-hari (living

culture) masyarakat Pentingsari, pemandangan Gunung Merapi,

Pertanian, Peternakan, pagelaran seni budaya dan sebagainya.

Berikut ini diceritakan hasil kunjungan yang terakhir tim penyusun

lakukan pada bulan September, 2012 lalu.

“Pertama sewaktu saya masuk ke Desa Pentingsari sudah

nampak tanda-tanda bahwa saya sudah memasuki Desa Wisata

Penting Sari, karena ditulis spanduk sederhana bertuliskan

“Selamat Memasuki Desa Wisata

Pentingsari” yang kedua masyarakatnya ramah-ramah dalam

melayani tamu yang datang. Kami disambut disalah satu rumah

warga yang memperagakan cara membuat kopi robusta melalui

proses pembuatan yang masih tradisional, sehingga menjadi

(59)

ditawari setiap pengunjung yang datang, dan saya pun diberi

kesempatan untuk melakukan cara membuat kopi robusta. Selain

itu kami diajak berkeliling desa setempat dengan berjalan kaki,

setiap rumah selalu ada produk yang dihasilkan sehingga

membuat beda suasana, ketiga. Desa Wisata Pentingsari telah

menyediakan beberapa rumah sebagai tempat penginapan,

keempat Pengelolaan diserahkan ke masyarakat setempat.”

Gambar 13. Budidaya Lele Gambar 14. Games

Gambar 15. Ir. Doto Yogantoro

(60)

Desa Wisata Pentingsari dapat dikatakan sebagai tempat wisata

yang kompleks dan lengkap didalamnya. Untuk dapat

mengembangkan Desa Wisata yang baik seperti Pentingsari

partisipasi masyarakat sangat diharapkan demi memajukan

desa. Bentuk partisipasinya bisa berupa: 1) menjaga lingkungan

desa tetap bersih dan asri serta jauh dari tindakan kriminal; 2)

ramah tamah kepada tamu yang berkunjung, baik kepada

wisatawan asing maupun wisatawan nusantara; 3) kreativitas

masyarakat melahirkan ide-ide yang inovatif terhadap kemajuan

(61)

PENUTUP

Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap

Awal merupakan acuan bagi pengelola Desa Wisata serta

masyarakat desa yang turut serta dan berperan aktif dalam

pelaksanaan pengembangan Desa Wisata Cirangkong, Kecamatan

Gambar

Gambar 1. Tanah Pertanian
Gambar 3. Sepeda Santai
Gambar 6. Kendaraan khusus
Gambar 13. Budidaya Lele

Referensi

Dokumen terkait

Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid tidaknya item-item soal.. Soal yang tidak valid akan dibuang dan tidak digunakan. Item soal yang valid berarti item

Hasil hipotesis menunjukkan bahwa t hitung lebih besar dari t tabel maka, dapat dinyatakan Ha diterima dan Ho ditolak, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat perbedaan

Ekstrak etanol, fraksi n-heksan, fraksi etilasetat dan fraksi air dari kulit buah markisa ungu (Passiflora edulis Sims) mempunyai aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan

Decongestants/ untuk batuk berdahak =ekspektoran Pseudoephedrine Sudafed, Halofed, Novafed, Actifed Approved C L3 (for acute use) L4 (for chronic use) Diabetes meds/ obat

therein. Familiarize character karimah in social interaction. Multiplication and hone your values, interests and talents of students.. Familiarize speak Arabic and English

Metode Kauny Quantum Memori dapat menjadi ragam baru bagi pengembangan metode menghafal dalam dunia pendidikan, yang dapat menjadi alternatif bagi guru dalam

Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan nilai rerata kemampuan menyusui responden sebelum 61,77 dengan standar deviasi 13,423 dan setelah 95,57 dengan

KRITERIA PENAPISAN JENIS RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG TIDAK TERMASUK DALAM DAFTAR JENIS USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB MEMILIKI ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP