• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEVELOPMENT OF GUIDANCE COUNSELING SOFTWARE DATABASE AT SENIOR HIGH SCHOOL IN BANDARLAMPUNG PENGEMBANGAN SOFTWARE BASIS DATA BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH MENENGAH KOTA BANDARLAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DEVELOPMENT OF GUIDANCE COUNSELING SOFTWARE DATABASE AT SENIOR HIGH SCHOOL IN BANDARLAMPUNG PENGEMBANGAN SOFTWARE BASIS DATA BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH MENENGAH KOTA BANDARLAMPUNG"

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

DEVELOPMENT OF GUIDANCE COUNSELING SOFTWARE DATABASE AT SENIOR HIGH SCHOOL IN BANDARLAMPUNG

BY

WULAN YULIANNISA

The aims of research are : (1) to describe potency and condition BK software which has been used in saving data/ BK information, (2) to produce software database, (3) to evaluate degree of effectiveness of software database usage, and (4) to evaluate degree of efficient software database usage as saving guidance counseling information service.

This research is developing research. Subjects of research are SMPN 19 Bandarlampung, SMPN 20 Bandarlampung, SMAN 13 Bandarlampung, and SMAN 15 Bandarlampung. To collecting the data used scoring scale system of BK software database and it was anlyzed quantitative descriptive.

Result of reseacrh shown that (1) software database has potency in saving BK information service at SMP and SMA Bandarlampung, (2) to produce database product which can save BK information and this product which has been

developed based on BK teacher’s needs in school. (3) Had been used efective

product as information saving , it was shown that score average after product usage, that is 3,84 by very effective criteria and (4) had been used efficient product, it was shown that result a count efficiently score range 14,13 it is higher than 1.

(2)

ABSTRAK

P E N G E M B A N G A N

S O F T W A R E

B A S I S D A T A

BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH MENENGAH

KOTA BANDARLAMPUNG

Oleh

WULAN YULIANNISA

Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan potensi dan kondisi software BK yang dikembangkan untuk penyimpanan data/informasi BK, (2) menghasilkan software basis data, (3) menganalisis tingkat efektivitas penggunaan software basis data, dan (4) menganalisis tingkat efisiensi penggunaan software basis data sebagai penyimpanan informasi pelayanan bimbingan konseling.

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan.Tempat penelitian di SMPN 19 Bandarlampung, SMPN 20 Bandarlampung, SMAN 13 Bandarlampung, dan SMAN 15 Bandarlampung. Data dikumpulkan menggunakan skala penilaian software basis data BK dan dianalisis secara deskriptif kuantitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) software basis data berpotensi sebagai penyimpanan informasi pelayanan BK di SMP dan SMA Kota Bandarlampung, (2) menghasilkan produk basis data yang dapat menyimpan informasi BK dan produk yang dikembangkan sudah disesuaikan dengan kebutuhan guru BK di sekolah, (3) produk efektif digunakan sebagai penyimpanan informasi dengan rata-rata skor 3,84 (sangat efektif) dan (4) efisiensi produk ditunjukkan dengan tingkat nilai efisiensi sebesar 14,13 lebih besar dari 1.

(3)

P E N G E M B A N G A N

S O F T W A R E

B A S I S D A T A

BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH MENENGAH

KOTA BANDARLAMPUNG

Oleh :

Wulan Yuliannisa

Tesis

Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

MAGISTER PENDIDIKAN

Pada

Program Pascasarjana Magister Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG

(4)

P E N G E M B A N G A N

S O F T W A R E

B A S I S D A T A

BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH MENENGAH

KOTA BANDARLAMPUNG

(Tesis)

Oleh :

Wulan Yuliannisa

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG

(5)
(6)
(7)
(8)

RIWAYAT HIDUP

Wulan Yuliannisa. Lahir di Kampung Sawah, Brebes Kecamatan Tanjung Karang Barat Kota Bandarlampung tanggal 28 Juli 1988, anak pertama dari empat bersaudara, dari Bapak Kabul Riyanto dan Ibu Gunarti.

Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) Al – Azhar IV Kecamatan Kedaton, Kota Bandarlampung diselesaikan pada tahun 1993, Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SD Al – Azhar Kecamatan Kedaton, Kota Bandarlampung pada tahun 2000, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di SLTP Negeri 19 Bandarlampung pada tahun 2003, dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di SMK Negeri 3 Bandarlampung, penulis terdaftar sebagai siswa jurusan Tata Boga dan diselesaikan pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling, Jurusan Ilmu Pendidikan, FKIP Universitas Lampung dan meraih Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada tahun 2010. Pada tahun 2012 melanjutkan studi S-2 di FKIP Universitas Lampung Jurusan Teknologi Pendidikan.

(9)

MOTO

“Beranilah untuk bermimpi, dan beranilah dirimu untuk

mewujudkan semua impian kamu. Karena impian tidak

akan tercapai tanpa k

eberanian”.

“Kesalahan dan kegagalan dapat terjadi pada siapa pun.

Jangan habiskan waktumu hanya untuk menyesalinya,

tapi belajarlah darinya”.

“Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah

(10)

PERSEMBAHAN:

Segala puji bagi Allah SWT, Dzat Yang Maha Sempurna

Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Uswatun Hasanah

Rasululloh Muhammad SAW

Kupersembahkan karya kecil ini sebagai tanda cinta dan kasih sayangku kepada :

1. Bapak (Kabul Riyanto) dan Ibuku (Gunarti) yang selalu memberikan,

semangat, motivasi, dan doa untuk kesuksesanku

2. Adik-adikku yang tercinta Novita, Neti, dan Indah yang selalu

memberikan do’a dan motivasi untuk kesuksesanku

3. Seluruh keluarga besar, yang terus memberikan do’anya, terima kasih

4. Teman-Teman seprofesiku di SMAN 15 Bandarlampung

5. Para pengajar dan pendidik hidupku yang telah mengajar dengan penuh

kesabaran

6. Teman-temanku mahasiswa Jurusan Teknologi Pendidikan

7. Sahabat-sahabatku yang selalu membantuku, mendukung setiap

langkahku, dan selalu mendampingiku disetiap kesulitanku

(11)

SANWACANA

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tesis dengan judul:

”Pengembangan Software Basis Data Bimbingan Konseling di Sekolah

Menengah Kota Bandar Lampung”.

Tesis ini disusun sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Teknologi Pendidikan pada Program Pascasarjana Magister Teknologi Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa tesis ini dapat diselesaikan berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis berterima kasih kepada semua pihak yang secara langsung dan tidak langsung memberikan konstribusi dalam penyelesaian tesis ini. Secara khusus pada kesempat an ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Rektor Universitas Lampung Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S. 2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Lampung Prof. Dr. Sudjarwo,

M.S.

(12)

ii

I yang telah membimbing dan mengarahkan penulis selama penyusunan tesis ini dari awal hingga tesis ini dapat diselesaikan.

5. Dr. Hj. Herpratiwi, M.Pd. Sekretaris Program Pascasarjana Teknologi Pendidikan FKIP Universitas Lampung dan Dosen Pembahas II dalam penyusunan tesis ini.

6. Dr. Syarifuddin Dahlan, M.Pd. Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan mengarahkan penulis selama penyusunan tesis ini dari awal hingga tesis ini dapat diselesaikan.

7. Dr. Riswandi, M.Pd. Dosen Pembahas I dalam penyusunan tesis ini. 8. Seluruh Dosen Program Pascasarjana Teknologi Pendidikan FKIP

Universitas Lampung berikut staf administrasinya.

9. Bapak H. Teguh Budi Santoso, M.Pd. Kepala SMAN 15 Bandar Lampung yang telah berkenan memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

10.Bapak Triyatmo, S.Pd. Kepala SMAN 13 Bandar Lampung yang telah berkenan memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian. 11.Ibu Hj. Sri Chairattini E. A, S.Pd. Kepala SMPN 19 Bandar Lampung

yang telah berkenan memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

(13)

iii

yang telah berkenan memberi bantuan informasi dan kesempatan untuk melakukan penelitian pengembangan ini.

14.Kedua orang tuaku yang tercinta Bapak Kabul Riyanto dan Ibuku Gunarti, S.Pd. yang tak henti-hentinya menyayangiku, memberikan do’a, dukungan, semangat serta menantikan keberhasilanku.

15.Ketiga adik-adikku: Novita, Neti, dan Indah terima kasih atas doa dan motivasi yang diberikan kepada penulis.

16.Semua rekan seperjuangan mahasiswa, khususnya Angkatan 2012 Program Pascasarjana Teknologi Pendidikan FKIP Universitas Lampung. Terima kasih atas dukungan dan kebersamaannya. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penulisan tesis ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih.

Penulis menyadari bahwa Tesis ini masih jauh dari kesempurnaan. Tidak sedikit kekurangan dan kelemahan yang ada didalamnya. Penulis berharap mudah-mudahan tesis ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Bandar Lampung, 2014 Penulis

(14)

iv DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 9

1.3 Pembatasan Masalah ... 10

1.4 Rumusan Masalah ... 11

1.5 Tujuan Penelitian ... 11

1.6 Kegunaan Penelitian... 12

1.7 Spesifikasi Produk ... 12

1.7.1 Produk Software Basis Data Layak Digunakan untuk Layanan Bimbingan Konseling ... 12

1.7.2 Produk Software Basis Data dapat Digunakan secara User dan Multiuser ... 15

1.7.3 Pentingnya Pengembangan Software Basis Data ... 16

1.8 Definisi Istilah ... 16

II. KAJIAN PUSTAKA ... 17

2.1 Software Basis Data sebagai Multimedia Pelayanan Bimbingan Konseling ... 17

2.1.1 Basis Data ... 18

2.1.2 Sistem Basis Data ... 19

(15)

v

2.2.2 Administrasi Bimbingan Konseling ... 24

2.2.3 Pengumpulan, Pencatatan, Penyimpanan dan Penggunaan Data dalam Administrasi Bimbingan Konseling ... 26

2.3 Teori Belajar dan Pembelajaran ... 30

2.3.1 Teori Belajar... 30

2.3.2 Teori Pembelajaran ... 34

2.4 Desain Pengembangan Software Basis Data Bimbingan Konseling dalam Kawasan Teknologi Pendidikan ... 40

2.5 Prosedur Pengembangan Software Basis Data ... 41

2.5.1 Ms. SQL Server 2008 ... 41

2.5.2 Visual Basic 2010 (VB.Net.2010) ... 44

2.5.3 Karakteristik dari Kualitas Software yang Baik ... 46

2.5.4 Efektivitas Penggunaan Software Basis Data ... 50

2.5.5 Efisiensi Penggunaan Software Basis Data ... 52

2.6 Desain Konsep Software Basis Data Bimbingan Konseling ... 55

2.6.1 Kerangka Data Software Basis Data Bimbingan Konseling ... 56

2.6.2 Manual Guide Software Basis Data Bimbingan Konseling ... 57

2.7 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan ... 57

2.8 Kerangka Konseptual ... 61

2.9 Hipotesis ... 63

III. METODE PENELITIAN ... 64

3.1 Pendekatan Penelitian ... 64

3.2 Tempat dan Waktu Uji Coba ... 69

3.3 Prosedur Pengembangan dan Uji Coba Produk ... 69

3.3.1 Penelitian Pendahuluan ... 69

3.3.2 Perencanaan Pengembangan Produk ... 70

(16)

vi

3.3.6 Uji Coba Produk ... 72

3.4 Subjek Penelitian ... 73

3.4.1 Subjek Penelitian Analisis Kebutuhan ... 73

3.4.2 Subjek Uji Coba Satu-Satu ... 73

3.4.3 Subjek Uji Coba Kelompok Kecil ... 74

3.4.4 Subjek Uji Coba Terbatas Kelas ... 74

3.4.5 Subjek Uji Lapangan ... 75

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 77

3.6 Variabel Penelitian, Definisi Konseptual dan Definisi Operasional... 79

3.6.1 Variabel Penelitian ... 79

3.6.2 Definisi Konseptual ... 79

3.6.3 Definisi Operasional... 80

3.7 Kisi-Kisi Instrumen ... 80

3.8 Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 93

3.8.1 Validitas Instrumen ... 93

3.8.2 Reliabilitas Instrumen ... 95

3.9 Teknik Analisis Data ... 99

3.9.1 Uji Ahli ... 99

3.9.2 Uji Coba Satu-Satu, Uji Kelompok Kecil dan Uji Terbatas Kelas ... 100

3.9.3 Uji Lapangan ... 101

3.9.4 Uji Efektivitas ... 103

3.9.5 Uji Efisiensi ... 107

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 108

4.1 Hasil Penelitian ... 108

4.1.1 Hasil Analisis Kebutuhan ... 109

(17)

vii

4.3 Efektivitas dan Efisiensi Produk ... 141

4.3.1 Efektivitas Penggunaan Software Basis Data BK ... 141

4.3.2 Efisiensi Penggunaan Software Basis Data BK ... 143

4.4 Hasil Kajian Produk Akhir ... 145

4.5 Pembahasan ... 148

4.5.1 Potensi dan Kondisi Pengembangan Produk Bagi BK ... 148

4.5.2 Efektivitas Software Basis Data BK ... 151

4.5.3 Efisiensi Software Basis Data BK ... 156

4.6 Keunggulan dan Keterbatasan Produk Hasil Pengembangan ... 157

4.6.1 Keunggulan Produk Hasil Pengembangan ... 157

4.6.2 Keterbatasan Produk Hasil Pengembangan ... 159

4.7 Keterbatasan Penelitian ... 160

(18)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Data Guru BK yang Melakukan Pengarsipan Data Bimbingan

Konseling Melalui Dokumen Kertas dan Komputer... 4

1.2 Data Hasil Kendala atau Hambatan Penyimpanan Data Bimbingan Konseling di Sekolah yang Belum Terlaksana ... 6

1.3Data Analisis Kebutuhan Guru BK terhadap Software Basis Data Bimbingan Konseling ... 7

2.1 Karakteristik Kualitas Perangkat Lunak Model ISO 9126 ... 48

3.1 Data Guru BK SMP Negeri 19, SMP Negeri 20, dan SMA Negeri 15 Bandarlampung... 76

3.2 Kisi-Kisi Instrumen Ahli Program Aplikasi dan Ahli Desain ... 82

3.3 Kisi-Kisi Instrumen Ahli Materi/Konten BK ... 85

3.4 Kisi-Kisi Uji Perseorangan/Satu-Satu, Uji Kelompok Kecil, Uji Terbatas Kelas dan Uji Lapangan ... 91

3.5 Kekuatan Koefisien Kappa ... 97

3.6 Nilai Koefisien Kappa Uji Coba Teoritik untuk Skala Penilaian Kualitas SBD_BK ... 97

3.7 Nilai Koefisien Kappa Uji Coba Teoritik untuk Skala Penilaian Efektivitas SBD_BK ... 98

3.8 Kriteria Tingkat Kelayakan ... 101

3.9 Hasil Uji Normalitas ... 104

3.10 Hasil Uji Homogenitas ... 105

3.11 Kriteria Tingkat Efektivitas... 106

4.1 Hasil Analisis Kebutuhan Guru BK ... 110

(19)

ix

4.3Hasil Evaluasi Software Basis data Bimbingan Konseling oleh

Ahli Program Aplikasi dan Desain ... 127

4.4 Hasil Evaluasi Penyajian Data Pada Software Basis Data BK ... 129

4.5 Hasil Evaluasi oleh Ahli Konten/Materi BK ... 130

4.6 Hasil Penggunaan Software Basis Data BK pada Uji Lapangan ... 140

4.7 Instrumen Penilaian Software Basis Data BK ... 141

(20)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1Start Up Page VB.Net.2010 ... 46

2.2Kualitas Perangkat Lunak Model ISO 9126 ... 47

2.3Kerangka Konseptual ... 62

3.1Alur Penelitian Pengembangan Software Basis Data BK ... 68

3.2Pola One-Shot Case Study ... 101

3.3Pola One-Group Pretest-Posttest Design... 102

4.1 Menu File ... 115

4.2 Submenu Identitas Siswa ... 116

4.3 Submenu Latar Belakang Siswa... 116

4.4 Submenu Kesehatan ... 117

4.5 Submenu Pendidikan ... 117

4.6 Submenu Aktivitas ... 118

4.7 Submenu Rekomendasi Guru BK ... 119

4.8 Submenu Catatan Anekdot ... 119

4.9 Submenu Sarana dan Prasarana ... 120

4.10 Submenu Absensi ... 120

4.11 Submenu Data Alumni ... 121

4.12 Submenu Peminatan Siswa ... 121

4.13 Submenu Pelayanan Bimbingan Konseling ... 122

4.14 Submenu Backup Database ... 123

4.15 Submenu Tambah User ... 123

(21)

xi

(22)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1. Pedoman Wawancara ... 170 Lampiran 2. Kisi-Kisi Instrumen Prapenelitian ... 172 Lampiran 3. Angket Prapenelitian Guru BK... 173 Lampiran 4. Instrumen Analisis Kebutuhan Data Software (Guru BK) . 178 Lampiran 5. Instrumen Penilaian Software Basis Data

(Uji Ahli Program Aplikasi dan Desain) ... 184 Lampiran 6. Kisi-Kisi Penilaian Software Basis Data Bimbingan

Konseling (Ahli Konten/Materi BK) ... 189 Lampiran 7. Instrumen Penilaian Software Basis Data

(Ahli Konten/Materi BK) ... 191 Lampiran 8. Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Penggunaan Software

Basis Data Bimbingan Konseling (Sebelum divalidasi) .... 195 Lampiran 9. Instrumen Penilaian Software Basis Data

(Uji Lapangan) ... 197 Lampiran 10. Pedoman Wawancara untuk Uji Lapangan ... 201 Lampiran 11. Hasil Analisis Uji Ahli Program Aplikasi dan

(23)

xiii

(24)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Menjelang diberlakukannya kurikulum 2013 di Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA), guru Bimbingan Konseling (BK) di sekolah memberikan pelayanan berkaitan dengan pengembangan diri, sesuai minat dan bakat serta mempertimbangkan tahapan tugas perkembangan siswa dalam lingkup usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA), mengingat adanya keberagaman individu. Implementasi kurikulum 2013 yang mengamanatkan adanya peminatan siswa pada kelompok mata pelajaran, lintas mata pelajaran dan pendalaman mata pelajaran.

(25)

Urgensi BK mengacu pada perkembangan kemajuan teknologi yang mutakhir, salah satunya ialah penggunaan alat atau media komunikasi serta informasi elektronik baik secara online maupun offline. Pesatnya teknologi dan luasnya informasi menuntut dunia BK untuk menyesuaikan dengan lingkungan agar memenuhi kebutuhan masyarakat. Teknologi informasi juga menuntut baik siswa ataupun guru BK untuk mendapatkan informasi dengan cepat dan up to date.

Agar kegiatan BK dapat berjalan dengan baik dan diakui oleh siswa sebagai hal yang nyaman, maka guru BK seyogyanya memikirkan dan menciptakan cara-cara, strategi maupun metode baru sehingga sifatnya lebih inovatif. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pribadi konselor dalam aspek penguasaan teknologi dan pengembangan pemikiran yang inovatif.

Kompetensi yang dimiliki konselor sekolah dalam menghadapi dunia teknologi nampaknya masih jauh dari harapan. Salah satu imbas dari perkembangan teknologi informasi dalam BK diantaranya pada penyelenggaraan dukungan sistem. Dukungan sistem dapat berupa sarana-prasarana, sistem pendidikan, sistem pembelajaran, visi-misi sekolah dan lain sebagainya. Berbicara sarana-prasarana, memasuki dunia globalisasi dengan pesatnya teknologi dan luasnya informasi menuntut dunia BK untuk menyesuaikan dengan lingkungannya agar memenuhi kebutuhan masyarakat luas.

(26)

yang kurang memanfaatkan komputer dikarenakan kekurangmampuan dalam menggunakan komputer.

Sejalan dengan perkembangan teknologi komputer interaksi antara konselor dengan individu yang dilayaninya tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka, tetapi dapat juga dilakukan melalui hubungan secara virtual (maya) melalui internet dalam bentuk cyber counseling.

Berbeda halnya dengan manfaat komputer berbasis internet yang lebih banyak berorientasi kepada layanan. Sedangkan komputer berbasis offline lebih banyak bermanfaat sebagai media partner untuk mempermudah kerja-kerja konselor dalam mengoptimalkan layanannya. Penggunaan komputer berbasis offline digunakan untuk pengarsipan data personal siswa. Data personal tersebut terdiri atas data pribadi siswa, catatan informasi siswa dan catatan-catatan kasus.

Sebagai seorang guru BK memang tidak akan terjun ke lapangan untuk memberikan proses pembelajaran, tetapi proses pelayananlah yang akan diberikan kepada siswa baik di kelas maupun di luar kelas. Dalam hal ini, komputer akan sangat bermanfaat bagi guru BK untuk mempermudah proses-proses yang mendukung dalam memaksimal layanan BK.

(27)

dokumen kertas dan penyimpanan di lemari khusus, beberapa guru BK mengalami kesulitan dalam mencari kelengkapan biodata siswa dikarenakan pengarsipan data kurang tertata dan beberapa guru BK masih belum mahir dalam menggunakan komputer sebagai sarana penunjang pelaksanaan layanan BK.

Sebagai gambaran berikut peneliti sajikan tabel hasil prapenelitian di SMPN 20 Bandarlampung dengan jumlah guru BK sebanyak 6 orang dan SMAN 15 Bandarlampung dengan jumlah guru BK sebanyak 6 orang. Hasil prapenelitian tersebut dilakukan terhadap guru BK yang melaksanakan layanan BK dan melakukan pengarsipan data siswa diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 1.1 Data Guru BK yang Melakukan Pengarsipan Data Bimbingan Konseling Melalui Dokumen Kertas dan Komputer

(28)

No Jenis Data Negeri 15 Bandarlampung Tahun 2013

Tabel 1.1 menunjukkan bahwa dalam melakukan pengarsipan data-data siswa masih berupa dokumen kertas dan pemanfaatan komputer sebagai media penyimpanan data belum dilakukan secara maksimal. Sehingga penyimpanan data-data BK masih disimpan di dalam lemari khusus dan menyebabkan beberapa guru BK mengalami kesulitan dalam mencari kelengkapan biodata siswa dikarenakan pengarsipan data kurang tertata.

(29)

Tabel 1.2 Data Hasil Kendala atau Hambatan Penyimpanan Data Bimbingan Konseling di Sekolah yang Belum Terlaksana

No SMPN 20 BL SMAN 15 BL

1 Kurang efisien dalam mencari data pribadi siswa arsip berupa dokumen kertas. Guru BK

mencari satu per satu data siswa.

Kurang efisien dalam mencari data pribadi siswa dikarenakan arsip berupa dokumen kertas. Guru BK mencari satu per satu data siswa.

2 Dalam menjumlah

ketidakhadiran siswa (sakit, izin, alfa) guru BK menjumlahkan satu per satu dan membutuhkan waktu yang cukup lama

Dalam menjumlah ketidakhadiran siswa (sakit, izin, alfa) guru BK menjumlahkan satu per satu dan membutuhkan waktu yang cukup lama

3 Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mencari arsip data kasus/permasalahan/konsultasi/ konseling siswa apabila

digunakan guru BK sebagai bahan evaluasi, laporan rapat, atau laporan siswa ke orang tua dan wali kelas

Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mencari arsip data kasus/permasalahan/konsultasi/ konseling siswa apabila

digunakan guru BK sebagai bahan evaluasi, laporan rapat, atau laporan siswa ke orang tua dan wali kelas

4 Apabila siswa/orang tua/ wali kelas ingin mengetahui

perkembangan prestasi akademik maupun non akademik guru BK harus mencari dokumen tersebut dengan menanyakan data-data tersebut kepada pihak tata usaha atau operator sekolah.

Apabila siswa/orang tua/ wali kelas ingin mengetahui

perkembangan prestasi akademik maupun non akademik guru BK harus mencari dokumen tersebut dengan menanyakan data-data tersebut kepada pihak tata usaha atau operator sekolah.

Sumber : hasil wawancara terhadap guru BK di SMA Negeri dan Swasta di Bandarlampung, yaitu SMP Negeri 20 Bandarlampung dan SMA Negeri 15 Bandarlampung pada tahun 2013.

(30)

kepala sekolah yang membuat surat-surat atau dokumen sekolah, guru mata pelajaran yang membuat media pembelajaran ataupun program mengajar dan pemanfaatan komputer BK digunakan oleh panitia kegiatan sekolah dalam pembuatan dokumen-dokumen yang diperlukan.

Hasil penelitian sementara memperlihatkan bahwa file-file ataupun data-data yang tersimpan dalam komputer BK belum berisikan file-file yang dibutuhkan oleh guru BK, melainkan berisi tentang data-data administrasi sekolah secara umum.

Selanjutnya peneliti mengumpulkan data menggunakan wawancara yang dilakukan oleh guru BK untuk mengetahui tingkat kebutuhan software BK sebagai media partner untuk mempermudah kerja-kerja konselor dalam penyimpanan data BK di sekolah. Hasil rekapitulasi analisis awal kebutuhan diperoleh dari guru BK di SMP Negeri 20 Bandarlampung dan SMA Negeri 15 Bandarlampung. Hasil rekapitulasi analisis awal kebutuhan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

(31)

Tabel 1.3 menunjukan bahwa guru BK membutuhkan software basis data sebagai media partner untuk mempermudah pekerjaan dan penyimpanan data BK di sekolah.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka peneliti perlu untuk mengadakan penelitian dengan memanfaatkan penggunaan komputer berbasis offline sebagai tempat penyimpanan database yang berfungsi untuk pengarsipan data personal siswa. Penggunaan komputer berbasis offline yang peneliti gunakan adalah melalui pembuatan sofware basis data BK. Aplikasi-aplikasi yang terdapat dalam software tersebut dirancang sesuai dengan kebutuhan data yang diperlukan dalam BK.

Penggunaan komputer sebagai tempat penyimpanan database ini tentu memberikan kemudahan dalam hal efisiensi waktu, biaya, ruang dan tenaga bagi guru BK. Melalui penggunaan komputer guru BK tidak perlu lagi menyiapkan lemari khusus untuk menyimpan dokumen atau berkas-berkas yang menyimpan data-data siswa di sekolah.

(32)

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, peneliti dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang ditimbulkannya. Masalah-masalah yang teridentifikasi adalah sebagai berikut:

1. Penyimpanan data siswa masih dalam bentuk dokumen kertas dan disimpan di lemari khusus.

2. Guru BK sering mengalami kehilangan data arsip siswa ataupun alumni dikarenakan data masih berupa dokumen kertas dan tersimpan ditempat yang tidak tertata.

3. Beberapa guru BK mengalami kesulitan dalam mencari dokumen siswa yang berprestasi atau dokumen siswa yang memiliki masalah dikarenakan pengarsipan data kurang tertata.

4. Beberapa guru BK membutuhkan waktu yang lama untuk mencari berkas/dokumen siswa sehingga menghambat proses pelayanan BK.

5. Beberapa guru BK mengalami kesulitan dalam pelaksanaan home visit dikarenakan guru BK ataupun wali kelas membutuhkan waktu yang lama untuk mencari alamat siswa.

6. Beberapa guru BK mengalami hambatan saat kegiatan rapat rutin, rapat kenaikan kelas ataupun konferensi kasus dikarenakan kurang lengkapnya rekaman data siswa dan data yang tidak tertata rapi.

(33)

8. Beberapa guru BK kurang memanfaat komputer secara efektif sebagai media partner dikarenakan masih belum mahir dalam menggunakan komputer.

9. Belum ada sistem penyimpanan data BK yang efektif dan efisien.

1.3Pembatasan Masalah

Pelaksanakan penelitian diperlukan pembatasan masalah yang dibahas agar penelitian tidak meluas dari konteks yang telah ditentukan, oleh karena itu penulis memberikan batasan terhadap permasalahan yang teliti, yaitu sebagai berikut:

1. Belum diketahui kondisi software BK yang digunakan guru BK untuk penyimpanan informasi pelayanan BK

2. Belum diketahui proses pengembangan software basis data sebagai penyimpanan informasi pelayanan BK

3. Belum dapat diketahuinya tingkat efektivitas penggunaan software basis data sebagai penyimpanan informasi pelayanan BK

(34)

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang dan pembatasan masalah tersebut, maka dapat dibuat rumusan masalah, sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi software BK yang digunakan guru BK untuk penyimpanan informasi pelayanan BK?

2. Bagaimana proses pengembangan software basis data sebagai penyimpanan informasi pelayanan BK?

3. Bagaimana efektivitas software basis data sebagai penyimpanan informasi pelayanan BK?

4. Bagaiana efisiensi software basis data sebagai penyimpanan informasi pelayanan BK?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah:

1. Mendeskripsikan kondisi software BK yang digunakan guru BK untuk penyimpanan informasi pelayanan BK

2. Menghasilkan software basis data yang dapat menyimpan informasi pelayanan BK

3. Menganalisis tingkat efektivitas penggunaan software basis data sebagai penyimpanan informasi pelayanan BK

(35)

1.6Kegunaan Penelitian

Kegunaan yang akan diperoleh dari penelitian pengembangan ini adalah: a. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan konsep-konsep, teori, prinsip dan prosedur teknologi pendidikan dalam kawasan pengembangan dan pemanfaatan IT berupa software basis data sebagai inovasi sarana penyimpanan informasi pelayanan BK dan evaluasi produk.

b. Secara Praktis

1. Bagi praktisi pendidikan, khususnya guru BK, dapat dijadikan sebagai bahan bacaan akan pentingnya penggunaan komputer sebagai sarana kerja. 2. Bagi Guru BK, yaitu:

a. Memudahkan guru BK dalam menyimpan informasi dan data yang berhubungan dengan siswa.

b. Memberikan solusi alternatif baru dalam mempermudah proses-proses yang mendukung dalam memaksimal layanan BK.

c. Penggunaan software basis data memberikan efisiensi waktu dan tenaga dalam penyimpanan data BK.

1.7Spesifikasi Produk

1.7.1 Produk Software Basis Data BK Layak Digunakan Guru BK

(36)

informasi dari basis data tersebut sehingga memudahkan seseorang/pengguna untuk mencari data yang diinginkannya.

Software basis data BK dibangun dengan bahasa pemrograman berbasis offline dengan menggunakan program VBnet sebagai tampilan dan program SQL Server 2008 sebagai penyimpanan data. Informasi yang dapat diakses melalui software basis data BK yaitu : (1) identitas siswa, (2) latar belakang keluarga, (3) informasi kesehatan, (4) pendidikan, (5) aktivitas siswa, (6) peminatan siswa, (7) sarana dan prasarana yang dimiliki, (8) catatan anekdot, (9) data alumni dan (10) rekomendasi BK.

Melalui software basis data sebagai penyimpanan informasi pelayanan BK diharapkan akan tercipta berbagai hal yang positif di lingkungan sekolah, beberapa contoh antara lain:

a. Terciptanya komunikasi yang lancar antara pihak sekolah dan para orang tua/wali murid dan juga antara guru dan murid.

b. Dapat dengan cepat dan mudah melihat daftar pelanggaran siswa, daftar absensi siswa atau data konseling siswa.

c. Software ini berguna sebagai arsip data dari laporan BK setiap siswa. d. Dapat membuat keputusan dengan cepat tindakan apa yang akan dilakukan

sekolah pada siswa dengan melihat arsip yang ada.

e. Dapat melihat perkembangan kepribadian siswa yang bermasalah serta mengambil tindakan apa yang sebaiknya dilakukan padanya.

(37)

Perlu adanya dukungan perangkat komputer yang memadai untuk mendukung jalannya aplikasi ini. Diperlukan suatu pertimbangan perangkat komputer yang akan digunakan untuk membangun aplikasi ini secara optimal.

1) Kebutuhan hardware

a. Personal Komputer (PC) yang digunakan membuat aplikasi ini adalah sebagai berikut:

1. Processor Intel Pentium 4 processor 2.0 GHz 2. Memory 1 GB

3. Hardisk 80 GB

4. Monitor 14” color SVGA 5. Keyboard 102 Keys 6. Mouse standar 7. DVD Room Drive b. Printer

Printer diperlukan dengan pertimbangan kebutuhan dalam pencetakan sebagai hasil laporan. Jenis/tipe printer bebas dengan jenis kertas legal.

2) Kebutuhan software a. Sistem Operasi

Aplikasi ini merupakan aplikasi berbasis Windows, sehingga membutuhkan sistem operasi Windows serta disarankan menggunakan Windows XP proffesional atau Windows 7.

b. Ms. SQL Server 2008

(38)

1.7.2 Produk Software Basis Data dapat Digunakan secara User dan

Multiuser

Produk software basis data BK dapat digunakan secara user dan multiuser. Program komputer yang digunakan untuk membuat basis data BK adalah SQL server 2008 yang salah satu keunggulannya yaitu SQL server 2008 merupakan program yang multithreaded dapat dipasang pada server yang memiliki multi CPU dan multiuser. Data yang tersimpan di dalam basis data dapat dibuka/dilihat secara bersamaan dalam waktu yang sama, tempat yang sama ataupun tempat yang berbeda.

Melalui software basis data BK, guru BK memiliki akses untuk mengolah data-data semua siswa dan admin user memiliki akses untuk mendaftarkan user dalam sistem program dan memberikan/menentukan akses untuk masing-masing user. Spesifikasi user dan admin yang dapat menggunakan software basis data BK, yaitu :

(39)

1.7.3 Pentingnya Pengembangan Software Basis Data

Melalui pengembangan software basis data BK, akan membantu guru BK dalam melaksanakan penyimpanan data BK secara efektif dan efisien sebagai media partner untuk mempermudah kerja-kerja guru BK dan sebagai penyimpanan informasi pelayanan BK di sekolah.

1.8Definisi Istilah

(40)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Software Basis Data sebagai Multimedia Pelayanan BK

Operasi komputer terbagi menjadi dua perangkat yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Software merupakan perangkat utama yang harus ada pada komputer karena software adalah perangkat lunak yang berupa program-program yang digunakan untuk menjalankan petunjuk atau perintah-perintah saat menjalankan komputer. Karena disebut juga sebagai perangkat lunak, maka sifatnya pun berbeda dengan hardware atau perangkat keras, jika perangkat keras adalah komponen yang nyata yang dapat dilihat dan disentuh secara langsung oleh manusia, maka software atau perangkat lunak tidak dapat disentuh dan dilihat secara fisik, software memang tidak tampak secara fisik dan tidak berwujud benda namun bisa untuk dioperasikan.

(41)

2.1.1 Basis Data

Istilah basis data mungkin telah umum didengar dikalangan akademik maupun masyarakat teknologi informasi. Basis data pada awalnya timbul karena adanya kebutuhan seperti pencatatan data dalam jumlah besar. Jika hal itu dilakukan oleh seorang manusia tentu memakan waktu yang lebih lama daripada kalau kita menggunakan teknologi komputer. Basis data dapat diibaratkan lemari besar dimana didalamnya terdapat banyak rak-rak yang berisikan dokumen-dokumen.

Software basis data merupakan aplikasi perangkat lunak yang digunakan oleh user untuk mengelola dan memanggil basis data tersebut. Pengelolaan dan pemanggilan query basis data disebut dengan sistem manajemen basis data (database management system). Menurut Yakub (2008 : 2) “basis data merupakan kumpulan data yang saling berhubungan (memiliki relasi)”. Pendapat Chou dalam Kadir (2001 : 9), “basis data sebagai kumpulan informasi bermanfaat yang diorganisasikan ke dalam tata cara ruang khusus”.

Berdasarkan kedua pendapat yang menyatakan bahwa basis data adalah kumpulan data atau informasi yang saling berhubungan. Selanjutnya pendapat dikemukakan oleh Fabbri dan Schwab dalam Kadir (2001 : 9) menyatakan bahwa basis data adalah sistem berkas terpadu yang dirancang terutama untuk meminimalkan pengulangan data.

(42)

terkomputerisasi yang tujuan utamanya adalah memelihara informasi dan membuat informasi tersebut tersedia saat dibutuhkan.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa arti basis data adalah sistem penyimpanan data secara elektronik dan merupakan sekumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik/teratur sehingga dapat diakses/ diperiksa/ digunakan menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi dari basis data tersebut. Di sini terlihat dari proses manual ke otomatisasi. Sistem di sini menunjukkan sesuatu yang diolah secara teratur sehingga memudahkan pengguna/user untuk mencari data yang diinginkannya.

2.1.1 Sistem Basis Data

Sistem basis data merupakan sistem yang terdiri dari sekumpulan file atau tabel yang saling berhubungan dan memungkinkan beberapa pemakai mengakses dan memanipulasinya. Sistem basis data juga merupakan suatu sistem yang menyusun dan mengelola data organisasi, sehingga mampu menyediakan informasi yang diperlukan oleh pemakai.

(43)

Pendapat tersebut didukung oleh Yakub (2008 : 13), sistem basis data terdapat komponen-komponen utama yaitu: perangkat keras (hardware), sistem operasi, basis data, program aplikasi, DBMS (Database Management System), pemakai (user) dan administrator basis data.

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa komponen dalam sistem basis data, yaitu : perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), basis data, program aplikasi, DBMS (Database Management System), pemakai (user) dan administrator basis data.

1. Perangkat keras (hardware)

Perangkat keras yang biasanya terdapat dalam sebuah sistem basis data adalah komputer dan perangkatnya yang digunakan sebagai media penyimpanan dan komunikasi untuk sistem jaringan.

2. Perangkat lunak (software)

Perangkat lunak merupakan program yang mengaktifkan sistem komputer, mengendalikan seluruh sumber daya dalam komputer dan melakukan operasi-operasi dalam komputer, pengelolaan file dan lain-lain.

3. Basis data

Basis data merupakan koleksi dari data yang terorganisasi dengan cara sedemikian rupa sehingga data tersebut mudah disimpan dan dimanipulasi. 4. DBMS (Database Management System)

(44)

disimpan, diubah, dan diambil kembali. Perangkat lunak ini juga menerapkan mekanisme pengamanan data, pemakaian data bersama dan konsistensi data.

5. Pemakai (user)

User atau pemakai adalah beberapa jenis atau tipe pemakai pada sistem basis data, diantaranya program aplikasi, pemakai mahir, pemakai umum dan pemakai khusus.

6. Administrator basis data

Administrator basis data adalah orang yang bertanggungjawab dan bekerjasama dengan analis sistem dan user-user lain guna melengkapi berbagai tugas. Seperti : mendefinisikan data, pemodelan data, desain basis data dan menjamin keserasian integritas data.

2.1.4 Manfaat Basis Data

Penggunaan basis data memiliki beberapa keuntungan bagi pemakai terutama dalam memperoleh informasi yang diinginkan. Keuntungan dari sebuah sistem basis data yang berawal dari metode penyimpanan catatan tradisional berupa sistem berkas kertas beralih menjadi sistem pemrosesan berkas yang menggunakan perangkat komputer sebagai media penyimpanan dan pengolahan informasi.

(45)

Yakub (2008 : 3), prinsip utama basis data adalah pengaturan data dengan tujuan utama fleksibilitas dan kecepatan dalam pengambilan data kembali. Adapun tujuan basis data diantaranya sebagai efisiensi yang meliputi kecepatan dan kemudahan, space (efisiensi ruang penyimpanan) dan accurancy (keakuratan), menangani data dalam jumlah besar, kebersamaan pemakaian dan meniadakan duplikasi dan inkonsistensi data.

Kadir (2001 : 10) pengguna sistem basis data dapat melakukan berbagai operasi, antara lain:

1. Menambahkan file baru ke sistem basis data 2. Mengosongkan berkas

3. Menyisipkan data yang ada pada suatu berkas 4. Mengambil data yang ada pada suatu berkas 5. Mengubah data pada suatu berkas

6. Menghapus data pada suatu berkas

7. Menyajikan informasi yang diambil dari sejumlah berkas

Sesuai dengan pendapat-pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa manfaat basis data yaitu : (1) kecepatan dan kemudahan dalam mengakses data, (2) efisiensi ruang penyimpanan, (3) keakuratan data dapat terjaga sehingga tidak ada duplikasi data, (4) ketersediaan data, (5) kelengkapan data, (6) keamanan data dan (7) kebersamaan pemakai (user).

2.2 Bimbingan Konseling

2.2.1 Pengertian Bimbingan Konseling

(46)

Menurut Shertzer dan Stone (dalam Yusuf dan Juntika, 2005 : 6) guidance is process of helping an individual to understand himself and his world.

Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu agar mampu memahami diri dan lingkungannya.

Sunaryo Kartadinata (dalam Yusuf dan Juntika, 2006 : 6) mengartikan bimbingan sebagai proses membantu individu untuk mencapai perkembangan optimal.

Shertzer dan Stone (dalam Yusuf dan Juntika, 2006 : 7 – 8) menyimpulkan definisi konseling, yaitu:

Counseling is an interaction process which facilitates meaningful understanding of self and environment and result in the establishment and / or goals and values of future behavior.

Sedangkan menurut ASCA (American School Counselor Associaton) dalam Yusuf dan Juntika (2006 : 8), mengemukakan bahwa :

Konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada klien, konselor mempergunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk membantu kliennya mengatasi masalah-masalahnya.

(47)

Berdasarkan pengertian tersebut disimpulkan hal-hal pokok bahwa:  Bimbingan dan konseling merupakan layanan bantuan.

 Pelayanan bimbingan dan konseling dilakukan melalui kegiatan, secara

perorangan dan kelompok.

 Arah bimbingan dan konseling membantu siswa untuk melaksanakan

kehidupan sehari-hari secara mandiri.

 Ada empat bimbingan yaitu bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir.  Pelayanan bimbingan dan konseling dilaksanakan melalui jenis layanan

tertentu.

 Pelayanan bimbingan dan konseling harus didasarkan pada norma-norma

yang berlaku.

2.2.2 Administrasi BK

Melalui administrasi yang baik dan teratur setiap petugas bimbingan mengetahui posisinya masing-masing, baik itu berupa tugas, tanggung jawab maupun wewenang. Dengan memahami, mengetahui dan melaksanakan tugas, tanggung jawab dan wewenang yang dibebankan kepada masing-masing petugas bimbingan, maka terciptalah suatu mekanisme kerja administrasi bimbingan.

Gunawan (2001 : 278), mengemukakan bahwa tugas administrasi BK adalah : 1. Mengisi kartu pribadi

2. Menyimpan catatan-catatan (record) dan data lainnya

3. Menyelesaikan laporan dan pengumpulan data tentang siswa 4. Mengirim dan menerima surat panggilan dan surat pemberitahuan

(48)

kunjungan rumah, panggilan orang tua, pemeriksaan kesehatan dan pemeriksaan psikologis.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa mekanisme kerja administrasi BK sekolah adalah sebagai berikut :

a. Pada pemulaan memasuki sekolah dilaksanakan pencatatan data pribadi siswa dengan menyebarkan angket. Apabila data yang telah terkumpul dari masing-masing siswa sudah dianggap cukup memadai, maka data-data itu kemudian dihimpun dalam satu berkas, map, buku pribadi (kumulatif record) untuk masing-masing siswa secara teratur dan sistematis.

b. Catatan kejadian siswa (catatan anekdot) tentang tingkah laku siswa dalam kelas selama proses belajar mengajar berlangsung dan dibuat oleh guru bidang studi dan disampaikan kepada wali kelasnya.

c. Buku pribadi siswa dan catatan anekdot kemudian dipelajari oleh guru BK/koordinator BK. Jika masalah siswa dipandang cukup serius dan mendesak untuk segera diselesaikan, maka siswa yang bersangkutan dipanggil oleh guru BK untuk diadakan konseling. Jika proses konseling belum memadai maka diselenggarakan konferensi kasus, yang mana dalam konferensi kasus harus diketahui dan diikuti oleh kepala sekolah.

d. Hasil sosiometri berupa sosiogram yang telah diselenggarakan oleh wali kelas dan guru BK dimasukkan ke dalam buku pribadi siswa sebagai bahan studi kasus.

(49)

f. Hasil kunjungan rumah (home visit) yang diselenggarakan oleh wali kelas disampaikan kepada guru BK sebagai bahan dalam rapat dengan kepala sekolah kemudian oleh koordinator BK dihimpun dalam catatan kasus pribadi.

g. Hasil pemeriksaan dari petugas khusus (tenaga ahli) yang kemudian disampaikan kepada kepala sekolah.

h. Konselor sekolah membuat laporan bulanan. Kegiatan layanan BK, kemudian disampaikan kepada kepala sekolah untuk diperiksa.

i. Data-data, informasi yang berasal dari berbagai sumber dan telah dikumpulkan dalam buku pribadi, map pribadi, catatan komulatif hendaknya diperiksa oleh kepala sekolah sehingga terwujud kerjasama antara semua staf.

2.2.3 Pengumpulan, Pencatatan, Penyimpanan dan Penggunaan Data dalam

Administrasi BK di Sekolah

(50)

Administrasi data diri siswa merupakan program inti dalam organisasi bimbingan. Menurut Ryan dan Zerah (Gunawan, 2001 : 280) program inti termasuk dalam program layanan analisis individual. Semua kegiatan ini harus diadministrasikan dalam organisasi bimbingan yang efektif dan efisien.

Semua data yang ada dalam pencatatan informasi harus selalu diperbaharui. Data tersebut harus merupakan sumber informasi yang dapat menciptakan pemahaman siswa dan mendorongnya untuk membuat perencanaan yang realistis. Semua data informasi yang masuk harus diberi tanggal, sehingga pembaca data dapat mendapatkan gambar yang jelas tentang skema dan perkembangan informasi. Semua data dapat ditambah (entry), sehingga memungkinkan guru dan konselor untuk mencari kejelasan informasi yang diperlukan dan untuk menambahkan informasi yang diperlukan.

1. Pengumpulan Data

Informasi tentang diri siswa harus diberikan secara berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan proses pendidikan dan tujuan bimbingan. Hal ini berarti bahwa informasi tentang siswa harus dikumpulkan sepanjang waktu dan harus menggambarkan perkembangan pribadi siswa.

Ryan dan Zerah (Gunawan, 2001 : 281), menyebutkan 5 kategori data yang harus dikumpulkan, yaitu :

1) Data identitas diri siswa : meliputi nama, tempat tinggal, tanggal lahir, agama, jenis kelamin, nama orang tua, pekerjaan orang tua, nama-nama saudara dan sebagainya.

(51)

3) Catatan hasil tes : meliputi hasil tes prestasi yang dibakukan dan hasil tes kemampuan belajar serta sifat-sifat kepribadiannya.

4) Laporan penilaian diri : meliputi data pribadi siswa yang dapat diperoleh melalui otobiografi, buku harian, lembaran rating diri sendiri, check list, dan inventori tingkah laku.

5) Laporan lain yang berguna : meliputi laporan dari dokter, guru, orang tua, dan teman sebayanya. Laporan ini merupakan sumbangan yang berarti untuk data diri anak.

Semua data tersebut dikumpulkan dalam rangka membantu siswa untuk semakin mengerti dirinya sendiri dan membantu guru dalam memahami siswanya. Berdasarkan pendapat tersebut mengenai pengumpulan data, peneliti akan mengembangkan pengumpulan data yang awalnya menggunakan media penyimpanan berupa kertas dialihkan ke dalam media komputer berupa software basis data BK sehingga penyimpanan data memiliki jangka waktu yang lebih lama dan informasi dapat diperoleh secara cepat dan mudah.

2. Pencatatan Informasi

Semua data yang telah dikumpulkan harus diproses untuk dianalisis, disintesis dan dibuat gambarannya secara keseluruhan tentang pribadi siswa. Tugas ini merupakan tanggung jawab pengelola bimbingan. Semua data harus dicatat dengan rapi, terorganisir dan bertujuan agar dapat membantu setiap siswa untuk mengembangkan dirinya secara penuh. Gambaran diri siswa yang tidak lengkap dapat mengakibatkan tindakan petugas sekolah menggunakan dasar pemikiran yang salah.

(52)

pengalamannya yang berguna. Berdasarkan catatan kumulatif inilah para petugas bimbingan dapat memahami diri siswa dan siswa dapat mengerti dirinya sendiri secara utuh.

3. Penyimpanan Informasi

Jika catatan kumulatif merupakan alat pencatatan yang efektif dan dapat melayani tujuan bimingan, secara esensial alat pencatatan ini harus disimpan dalam satu tempat yang mudah dijangkau oleh pemakai sistem pencatatan ini. Sesuai dengan penelitian yang akan dikembangkan, yaitu pengembangan software basis data. Software ini akan berfungsi sebagai penyimpanan informasi sehingga lebih mudah untuk dijangkau pengguna.

4. Penggunaan Informasi

Informasi yang tersimpan digunakan dalam membantu setiap siswa untuk mengerti dirinya sendiri dan memudahkan siswa dalam mengambil keputusan. Penggunaan lainnya adalah untuk orang tua, guru, konselor dan kepala sekolah agar mereka lebih memahami siswanya dan dengan demikian mereka dapat menyediakan lingkungan yang dibutuhkan siswa atau yang mendukung perkembangan siswa agar lebih optimal.

(53)

2.3 Teori Belajar dan Pembelajaran

2.3.1 Teori Belajar

Belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan. Individu dapat dikatakan telah mengalami proses belajar, meskipun pada dirinya hanya ada perubahan dalam kecenderungan perilaku (De Cecco & Crawford, 1977 dalam Ali, 2000 : 14). Perubahan perilaku tersebut mencakup pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan sebagainya yang dapat maupun tidak dapat diamati. Sedangkan Slavin (dalam Trianto, 2001 : 141) mendefinisikan belajar sebagai :

Learning is usually defined as a change in an individual caused by experience. Changes caused by development (such as growing taller) are not instances of learning. Neither are characteristics of individuals that are present at birth (such as reflexes and respons to hunger or pain). However, humans do so much learning from the day of their birth (and some say earlier) that learning and development are inseparably linked.

Gagne dalam Sagala (2007 : 17) mengungkapkan bahwa :

Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia yang terjadi setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja. Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersamaan dengan isi ingatan mempengaruhi siswa. Belajar dipengaruhi oleh faktor dalam diri dan faktor luar diri dimana keduanya saling berinteraksi.

(54)

Menurut Muhammad (2004:2) bahwa “pandangan belajar teori konstruktivisme adalah guru tidak hanya semata-semata memberikan pengetahuan kepada siswa,

tapi siswa harus membangun pengetahuan di dalam benaknya sendiri”. Guru harus

membantu dengan cara mengajar yang membuat informasi menjadi sangat bermakna dan sangat relevan bagi siswa untuk menerapkan sendiri ide-ide dan menggunakan sendiri pendekatan mereka untuk belajar.

Sedangkan menurut Nurhadi (2003:33) pendekatan kontruktivisme adalah suatu pendekatan yang mana siswa harus mampu menemukan dan mentransformasikan suatu informasi komplek ke situasi lain, dan apabila dikehendaki informasi itu menjadi milik mereka sendiri. Dalam proses pembelajaran siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam pembelajaran dan siswa menjadi pusat kegiatan.

Berdasarkan uraian tersebut dapat dikatakan, bahwa makna belajar menurut konstruktivisme adalah aktivitas yang aktif, dimana siswa membina sendiri pengetahuannya, mencari arti dari apa yang mereka pelajari dan merupakan proses menyelesaikan konsep dan ide-ide baru dengan kerangka berfikir yang telah ada dan dimilikinya atau mengkaitkan pengalaman yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dimilikinya, sehingga pengetahuannya dapat dikembangkan.

(55)

konstruktivis Vigotsky adalah interaksi antara aspek internal dan ekternal yang penekanannya pada lingkungan sosial dalam belajar.

Ada empat alat untuk melakukan metode konstruktivis, yaitu scaffolding, pelatihan kognitif (cognitive apprenticeship), tutoring, dan pembelajaran kooperatif (Rogoff, Turkanis, & Barlett, 2001) dengan penjesalan sebagai berikut: 1. Scaffolding

Scaffolding adalah teknik mengubah level dukungan sepanjang jalannya sesi pengajaran. Orang yang lebih ahli (guru atau teman sebaya yang lebih pandai) menyesuaikan jumlah bimbingannya dengan kinerja murid. Para peneliti menemukan bahwa ketika scaffolding dipakai oleh guru dan teman sebaya dalam pembelajaran kolaboratif, murid akan terbantu dalam proses belajarnya (Pressly,dkk., 2001; Yarrow & Topping, 2001).

2. Pelatihan kognitif/ Cognitive Apprenticeships

Istilah “pelatihan” atau “magang” (apprenticeship) menunjukkan pentingnya

(56)

3. Tutoring

Tutoring pada dasarnya adalah pelatihan kognitif antara pakar dengan pemula. Tutoring bisa terjadi antara orang dewasa dan anak-anak, atau antara anak yang pandai dengan anak yang kurang pandai. Tutoring dapat dilakukan dengan teman sebaya dan teman lintas usia. Tutoring teman sebaya, seorang murid mengajar murid lainnya. Dalam tutoring teman sebaya, teman yang mengajar biasanya teman sekelas. Sedangkan tutoring teman lintas usia, teman yang mengajar biasanya lebih tua usianya. Tutoring teman lintas usia biasanya lebih baik dibandingkan tutoring teman sebaya. Teman yang lebih tua biasanya lebih pandai dari teman sebaya. Para peneliti menemukan bahwa tutoring teman sering kali membantu prestasi murid, tutoring memberi manfaat bagi tutor maupun yang diajari, terutama ketika tutor yang lebih tua adalah murid berprestasi. Mengajari orang lain tentang sesuatu adalah cara terbaik untuk belajar.

4. Pembelajaran kooperatif

Pembelajaran kooperatif terjadi ketika murid bekerja sama dalam kelompok kecil (kelompok belajar) untuk saling membantu dalam belajar. Jika kondisi penghargaan dan akuntabilitas individual di atas terpenuhi, maka pembelajaran kooperatif akan meningkatkan prestasi di grade yang berbeda-beda, dan meningkatkan prestasi di bidang keterampilan dasar seperti pemecahan masalah/problem solving.

(57)

bagian dari unit yang lebih besar dan kemudian mengajarkan bagian itu kepada kelompok. Saat murid mengajar sesuatu kepada orang lain, mereka cenderung belajar lebih mendalam. Ada sejumlah pendekatan kooperatif telah dikembangkan, antara lain Student-Teams-Achievement Divisions (STAD), jigsaw, belajar bersama, investigasi kelompok dan penulisan kooperatif. Pembelajaran kooperatif perlu didukung oleh komunitas yang kooperatif pula.

Sesuai dengan penelitian ini, peristiwa belajar yang terjadi adalah guru BK akan melatih dirinya sesuai dengan pengalaman-pengalaman yang telah dimiliki dalam menggunakan komputer dan dalam melaksanakan pelayanan BK sehingga memperoleh keterampilan yang dikuasai dalam penggunaan software basis data. Proses belajar dilakukan dengan menggunakan metode tutoring. Tujuan tutoring adalah pelatihan kognitif antara pakar dengan pemula. Dalam hal ini yang mejadi pakar adalah peneliti sebagai pengembang software basis data dan pemula adalah guru BK yang akan menggunakan produk sebagai penyimpanan informasi pelayanan BK.

2.3.2 Teori Pembelajaran

(58)

Proses belajar manusia berlangsung hingga akhir hayat (long life education). Namun, ada korelasi negatif antara pertambahan usia dengan kemampuan belajar orang dewasa. Artinya, setiap individu yang telah dewasa, makin bertambah usianya, akan semakin sukar baginya belajar (karena semua aspek kemampuan fisiknya semakin menurun). Misalnya penglihatan, daya ingat, kekuatan fisik, kemampuan menalar, kemampuan berkonsentrasi dan lain-lain semuanya memperlihatkan penurunannya sesuai pertambahan usianya pula.

Subjek dalam penelitian pengembangan ini adalah guru BK, yaitu orang yang telah dewasa, telah memiliki banyak pengalaman dan pengetahuan dalam pelaksanaan tugas di bidang BK serta pengalaman dalam penggunaan komputer. Dikarenakan orang dewasa menganggap dirinya mampu belajar sendiri, mampu mengatur dirinya sendiri (mandiri) dan tidak suka diajari apalagi diperintah kecuali jika mereka diberi kesempatan untuk bertanya, mengambil keputusan sendiri, serta sikap yang terkesan mengguruinya akan cenderung ditolaknya, atau dihindarinya. Sesuai dengan hal tersebut, maka peneliti menggunakan pembelajaran andragogi.

(59)

demikian teknik pembelajaran orang dewasa adalah bagaimana membuat pembelajaran menjadi selaras dengan kehidupan nyata.

Darkenwald dan Meriam (Sudjana, 2005: 62) memandang bahwa seseorang dikatakan dewasa apabila ia telah melewati masa pendidikan dasar dan telah memasuki usia kerja, yaitu sejak umur 16 tahun. Dengan demikian orang dewasa diartikan sebagai orang yang telah memiliki kematangan fungsi-fungsi biologis, sosial dan psikologis dalam segi-segi pertimbangan, tanggung jawab dan peran dalam kehidupan. Namun kedewasaan seseorang akan bergantung pula pada konteks sosio-kulturalnya. Kedewasaan itupun merupakan suatu gejala yang selalu mengalami perubahan dan perkembangan untuk menjadi dewasa.

Membelajarkan anak (pedagogi) merupakan upaya mentransmisikan sejumlah pengalaman dan keterampilan dalam rangka mempersiapkan anak untuk menghadapi kehidupan di masa datang. Sebaliknya, pembelajaran orang dewasa (andragogi) lebih menekankan pada membimbing dan membantu orang dewasa untuk menemukan pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam rangka memecahkan masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya.

Hal ini sesuai dengan pendapat dari Knowles (Sudjana, 2005: 62) mendefinisikan andragogi sebagai seni dan ilmu dalam membantu siswa (orang dewasa) untuk belajar (the science and arts of helping adults learn). Berbeda dengan pedagogi karena istilah ini dapat diartikan sebagai seni dan ilmu untuk mengajar anak-anak (pedagogy is the science and arts of teaching children).

Malcolm Knowles dalam Uno (2011 : 58-59), mengembangkan enam pokok asumsi model pembelajaran orang dewasa sebagai berikut:

(60)

dijalaninya guna meningkatkan efektivitas kinerjanya atau kualitas hidupnya.

b. Konsep diri. Konsep diri anak-anak masih tergantung sedangkan pada orang dewasa konsep dirinya sudah mandiri.

c. Peranan pengalaman. Seorang individu mengalami dan mengumpulkan berbagai pengalaman pahit-getirnya kehidupan, dimana hal ini menjadikan seorang individu sebagai sumber belajar yang demikian kaya, dan pada saat yang bersamaan individu tersebut memberikan dasar yang luas untuk belajar dan memperoleh pengalaman baru.

d. Kesiapan belajar. Penentuan waktu belajar (kapan dan berapa lama) hendaknya disesuaikan dengan tahap perkembangan orang dewasa. Hal yang lebih penting adalah perlu ada rangsangan terjadinya kesiapan belajar melalui pengenalan terhadap model-model pembelajaran orang dewasa. e. Orientasi belajar. Pada orang dewasa mempunyai kecenderungan memiliki

orientasi belajar yang berpusat pada pemecahan permasalahan yang dihadapi (Problem Centered Orientation).

f. Motivasi. Motivasi orang dewasa untuk belajar, antara lai tanggap terhadap beberapa dorongan eksternal (posisi kerja yang lebih baik, kenaikan pangkat, kenaikan gaji dan lain-lain)

Orang dewasa pada hakikatnya adalah makhluk yang kreatif bilamana seseorang mampu menggerakkan/menggali potensi yang ada dalam diri mereka. Di samping itu, orang dewasa dapat dibelajarkan lebih aktif apabila mereka merasa ikut dilibatkan dalam aktivitas pembelajaran, terutama apabila mereka dilibatkan memberi sumbangan pikiran dan gagasan yang membuat mereka merasa berharga dan memiliki harga diri di depan sesama temannya. Artinya, orang dewasa akan belajar lebih baik apabila pendapat pribadinya dihormati dan akan lebih senang kalau ia dapat memberikan sumbang saran pemikiran dan mengemukakan ide pikirannya, daripada pembimbing selalu memberikan teori dan gagasannya sendiri kepada mereka.

(61)

Bagi orang dewasa, terciptanya suasana belajar yang kondusif merupakan suatu fasilitas yang mendorong mereka mau mencoba perilaku baru, berani tampil beda, dapat berlaku dengan sikap baru dan mau mencoba pengetahuan baru yang mereka peroleh.

Prosedur yang perlu ditempuh oleh pendidik sebagaimana dikemukakan Knowles (1979) dalam Sudjana (2005 : 63) adalah sebagai berikut:

(a) menciptakan suasana yang kondusif untuk belajar melalui kerjasama dalam merencanakan program pembelajaran, (b) menemukan kebutuhan belajar, (c) merumuskan tujuan dan materi yang cocok untuk memenuhi kebutuhan belajar, (d) merancang pola belajar dalam sejumlah pengalaman belajar untuk siswa, (e) melaksanakan kegiatan belajar dengan menggunakan metode, teknik dan sarana belajar yang tepat dan (f) menilai kegiatan belajar serta mendiagnosis kembali kebutuhan belajar untuk kegiatan pembelajaran selanjutnya. Inti teori andragogi adalah teknologi keterlibatan diri (ego) siswa. Artinya kunci keberhasilan daam proses pembelajaran siswa terletak pada keterlibatan diri mereka dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran yang diberikan kepada orang dewasa dapat efektif (lebih cepat dan melekat pada ingatannya), bilamana pembimbing (pelatih, pengajar, penatar, instruktur dan sejenisnya) tidak terlalu mendominasi kelompok kelas, mengurangi banyak bicara, namun mengupayakan agar individu orang dewasa itu tetap mampu menemukan alternatif-alternatif untuk mengembangkan kepribadian mereka.

(62)

tertentu. Sebagaimana dikemukakan Atwi dalam Uno (2011 : 61), secara garis besar strategi pembelajaran mengandung komponen-komponen berikut :

1. Urutan kegiatan pembelajaran, yaitu urutan kegiatan pengajar dalam menyampaikan materi pembelajaran.

2. Metode pembelajaran, yaitu cara pengajar mengorganisasikan materi pembelajaran.

3. Media pembelajaran, yaitu peralatan dan bahan pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

4. Waktu pembelajaran, yaitu waktu yang digunakan pengajar dan peserta belajar dalam menyelesaikan prose pembelajaran.

Berdasarkan komponen-komponen tersebut, maka empat komponen strategi pembelajaran tersebut merupakan komponen pembelajaran yang praktis bagi pembelajaran orang dewasa karena mudah dipelajari, fleksibel dan mudah dalam penerapannya. Sedangkan metode pembelajaran yang digunakan adalah tutoring. Tutoring pada dasarnya adalah pelatihan kognitif antara pakar dengan pemula. Tutoring dalam hal ini terjadi antara peneliti sebagai pengembang produk dan pemula yaitu guru BK sebagai pengguna produk. Tutoring dilakukan dengan teman lintas usia, teman yang mengajar biasanya lebih tua usianya. Tutoring teman lintas usia biasanya lebih baik dibandingkan tutoring teman sebaya. Teman yang lebih tua biasanya lebih pandai dari teman sebaya.

(63)

tutor yang lebih tua adalah orang yang lebih dewasa. Tutoring dilakukan pada kegiatan IHT (In House Treaning).

2.4 Desain Pengembangan Software Basis Data BK dalam Kawasan

Teknologi Pendidikan

Desain pengembangan software basis data BK yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kawasan pengembangan. Pengembangan adalah proses penterjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik. Kawasan pengembangan mencakup banyak variasi teknologi yang digunakan dalam pembelajaran. Walaupun demikian, tidak berarti lepas dari teori dan praktek yang berhubungan dengan belajar dan desain.

Seels & Richey dalam Warsita (2008 : 27), kawasan pengembangan mencakup dalam empat kategori: (1) pengembangan teknologi cetak (yang menyediakan landasan untuk kategori yang lain), (2) teknologi audiovisual, (3) teknologi berbasis komputer dan (4) teknologi terpadu.

(64)

memanfaatkan komputer sebagai sarana penyimpanan informasi dan media partner dalam pelayanan BK.

2.5 Prosedur Pengembangan Software Basis Data

Pengembangan software basis data BK dalam penelitian ini program komputer yang digunakan adalah SQL server 2008 dan VBnet 2010. Alasan peneliti menggunakan SQL server 2008 dikarenakan merupakan program yang mudah dipahami, fleksibel, gratis dan komunitas pengguna SQL yang luas serta hasil dari basis data melalui penggunaan program ini dapat digunakan secara online maupun offline. Sedangkan sebagai software pendukung lainnya, peneliti menggunakan VBnet 2010 sebagai software untuk merancang tampilan basis data.

Pembuatan suatu basis data, kita dapat menggunakan software atau tool dalam pembuatannya, berikut ini adalah penjelasannya mengenai software yang digunakan untuk membuat basis data BK :

2.5.1 M.s SQL Server 2008

(65)

Versi terbaru yang paling terakhir saat ini adalah SQL Server 2008, dengan penambahan fitur-fitur yang dapat memudahkan pengguna membuat suatu database maupun tabel-tabel yang akan dirancang.

Menurut Nugroho (2010 : 2) mengemukakan bahwa SQL Server 2008 Express Edition merupakan pilihan yang lebih sesuai karena sumber daya komputasi (penggunaan waktu kerja prosesor serta alokasi memori) yang digunakan secara umum lebih kecil serta merupakan pertimbangan yang cukup penting. SQL Server 2008 Express Edition dapat diperoleh dengan cuma-cuma dengan menggunduh di www.microsoft.com.

Suatu software atau bahasa pemrograman pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing tak terkecuali database SQL Server. SQL Server memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan sebagai berikut :

a. Kelebihan

1. Mendukung SP (Store Procedure). Melalui SP, kita akan memperoleh manfaat, terutama untuk security (mencegah inputan ganda).

2. Mendukung Trigger, yang merupakan sekumpulan perintah atau sintaks yang akan secara otomatis dijalankan jika terjadi operasi tertentu dalam suatu tabel ataupun view. Biasanya Trigger digunakan untuk memanggil satu atau beberapa perintah SQL secara otomatis sebelum dan sesudah terjadi proses manipulasi. Misalnya kita ingin menyimpan data back-up ke tabel history atau log sebelum data tersebut dihapus dari sebuah tabel. 3. Mendukung adanya kursor, untuk melakukan mapping record terhadap

tabel yang kita proses.

(66)

b. Kekurangan

Merupakan aplikasi berbayar yang mana bila kita menggunakan aplikasi tersebut secara resmi, kita harus mengeluarkan dana yang cukup besar untuk software tersebut.

Saputra (2013 : 14-15), antara MySQL dan SQL Server terdapat perbedaan, yaitu: MySQL merupakan database storage engine yang paling banyak digunakan oleh web developer karena sifatnya yang free atau gratis. Untuk versi yang terbaru jumlah record mencapai 5.000.000.000 bahkan lebih banyak dari itu. Dari segi keamanan MySQL cukup aman. Database ini multiplatform sehingga mampu diaplikasikan di berbagai sistem operasi. MySQL sangat cocok bila diaplikasikan ke aplikasi kelas kecil dan menengah. Kelebihan paling utama dari database ini adalah kecepatan.

SQL Server merupakan salah satu database storage buatan Microsoft. SQL Server adalah database yang berbayar, artinya untuk menggunakan database ini, kita wajib mengeluarkan sejumlah dana untuk dibayarkan kepada perusahaan Microsoft, akan tetapi Microsoft juga menyediakan versi gratisan (expert edition), namun hanya bila dijalankan pada sistem operasi windows saja. Dari segi keamanan, database ini sudah tergolong sangat aman. Kapasitas datanya tidak mencapai Tera byte, sehingga sudah mampu untuk diterapkan pada aplikasi besar. SQL Server banyak bermain pada memori processing. Untuk back-up data, Microsoft SQL Server memiliki banyak eksistensi penyimpanan.

Gambar

Tabel      Halaman
Gambar
Tabel 1.1 Data Guru BK yang Melakukan Pengarsipan Data Bimbingan       Konseling Melalui Dokumen Kertas dan Komputer
Tabel 1.1 menunjukkan bahwa dalam melakukan pengarsipan data-data
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian folklor lainnya dilakukan oleh Sunarti (2006) dengan judul “Sintren Brebes Kecamatan Banjarharjo: Struktur Lagu, Konteks Pertunjukan, Proses Penciptaan,

Dengan demikian, ada tiga dasar encoding atau modulasi teknik untuk mengubah data digital menjadi sinyal analog, seperti digambarkan pada Gambar 5.7: amplitudo shift keying

Prinsip kerja metode ini adalah mengukur perubahan kandungan oksigen dalam botol terang dan botol gelap yang berisi contoh air setelah diinkubasi dalam jangka waktu tertentu

Ya Allah Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri, Pemilik segala keagungan dan kemuliaan, Yang Maha Mengabulkan doa orang yang berada dalam kesulitan, kami memohon kepada-Mu

DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan untuk mampu menguasai, mempersiapkan dan

Software yang digunakan adalah app inventor, arduino IDE, fritzing sedangkan hardware yang digunakan adalah smartphone, arduino uno, sensor getar, breadboard, bluetooth

Hasil pengujian korosi material pipa API 5L Grade B dengan media korosi asam asetat (CH3COOH) diperoleh nilai potensi korosi pada pH 4 memiliki corrosion rate sebesar

Dengan Acer Bluelight Shield Technology, Anda dapat menggunakan komputer untuk bermain dalam jangka waktu yang lebih lama, karena teknologi tersebut mengurangi emisi cahaya biru