PENGARUH SERTIFIKASI, MOTIVASI, DAN PENGAWASAN TERHADAP KINERJA PADA GURU SMP NEGERI KECAMATAN
ENGGAL DAN KECAMATAN TANJUNG KARANG TIMUR BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Oleh :
Putri Mandasari
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRAK
PENGARUH SERTIFIKASI, MOTIVASI, DAN PENGAWASAN TERHADAP KINERJA PADA GURU SMP NEGERI KECAMATAN
ENGGAL DAN KECAMATAN TANJUNG KARANG TIMUR BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Oleh
PUTRI MANDASARI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kinerja pada guru SMP Negeri Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur yang dibatasi pada Variabel bebas Sertifikasi Guru, Motivasi, dan Pengawasan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ex Post Facto dan Survey dengan desain penelitian deskriptif verifikatif. Teknik samplingnya adalah probability
sampling dengan menggunakan proportionate stratified random sampling dan
perhitungannya menggunakan rumus slovin. Unit analisis yaitu regresi linier sederhana dan regresi linier multiple. Obyek dalam penelitian adalah guru yang telah bersertifikat sertifikasi dengan jumlah sampel yaitu 84 guru. Teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dokumentasi, dan angket. Berdasarkan analisis data yang dihitung mengunakan rumus stasistik diperoleh: (1). Ada pengaruh sertifikasi terhadap kinerja guru, diperoleh t hitung 7,757 > t tabel 1,989, koefisien korelasi (r) 0,638 yang menunjukkan bahwa r hitung 0,638 > r tabel 0,215 dan koefisien determinasi (r2) 0,407. (2). Ada pengaruh motivasi terhadap kinerja guru, diperoleh t hitung 5,153 > t tabel 1,989, koefisien korelasi (r) 0,521 yang menunjukkan bahwa r hitung 0,521 > r tabel 0,215 dan koefisien determinasi (r2) 0,271. (3). Ada pengaruh pengawasan terhadap kinerja guru, diperoleh t hitung 6,453 > t tabel 1,989, koefisien korelasi (r) 0,587 yang menunjukkan bahwa r hitung 0,587 > r tabel 0,215 dan koefisien determinasi (r2) 0,344. (4). Ada pengaruh sertifikasi, motivasi, dan pengawasan terhadap kinerja guru, diperoleh F hitung 75,007 > F tabel 4,034 yang ditunjukkan oleh regresi linier multiple diperoleh (R) 0,766 yang menujukkan koefisien korelasi R hitung 0,766 > R tabel 0,215 dan koefisien determinasi (R2) 0,587.
DAFTAR ISI
F. Kegunaan Penelitian... 13
G. Ruang Lingkup Penelitian ... 14
II. TINJAUANPUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ... 15
1. Definisi Konseptual Variabel ... 38
2. Definisi Operasional Variabel ... 39
3. Pengukuran Variabel ... 42
4. Hasil Uji Coba Reliabilitas Angket ... 50
G. Uji Persyaratan Analisis Data ... 51
1. Uji Normalitas ... 51
2. Uji Homogenitas ... 52
H. Uji Persyaratan Regresi Linear Ganda (Uji Asumsi Klasik) ... 53
1. Uji Keberartian dan Kelinieran Regresi ... 53
2. Uji Multikolinieritas ... 55
3. Uji Autokorelasi ... 56
4. Uji Heteroskedastisitas ... 56
I. Pengujian Hipotesis ... 58
1. Regresi Linier Sederhana... 58
2. Regresi Linier Multipel ... 60
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 62
1. SMP Negeri 1 Bandar Lampung ... 62
a. Sejarah Berdirinya SMP Negeri 1 Bandar Lampung ... 62
b. Visi dan Misi SMP Negeri 1 Bandar Lampung ... 63
c. Keadaan Siswa ... 64
d. Situasi dan Kondisi Sekolah ... 64
e. Kondisi Guru ... 64
2. SMP Negeri 4 Bandar Lampung ... 65
a. Sejarah Berdirinya SMP Negeri 4 Bandar Lampung ... 65
b. Visi dan Misi SMP Negeri 4 Bandar Lampung ... 65
c. Keadaan Siswa ... 66
d. Situasi dan Kondisi Sekolah ... 66
e. Kondisi Guru ... 66
3. SMP Negeri 5 Bandar Lampung ... 67
a. Sejarah Berdirinya SMP Negeri 5 Bandar Lampung ... 67
3. Data Pengawasan (X3) ... 76
4. Data Kinerja Guru (Y) ... 79
C. Pengujian Persyaratan Statistik Parametrik (Analisis Data) ... 82
1. Uji Normalitas ... 82
2. Uji Homogenitas ... 83
3. Uji Keberartian dan Kelinieran ... 83
a. Uji Keberartian dan Kelinieran Variabel X1 Terhadap Y ... 83
b. Uji Keberartian dan Kelinieran Variabel X2 Terhadap Y ... 84
c. Uji Keberartian dan Kelinieran Variabel X3 Terhadap Y ... 85
4. Uji Multikolinieritas ... 85
5. Uji Autokorelasi ... 86
6. Uji Heteroskedastisitas ... 87
D. Uji Hipotesi ... 88
1. Pengaruh Sertifikasi Terhadap Kinerja Pada Guru SMP Negeri Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 95
2. Pengaruh Motivasi Kinerja Pada Guru SMP Negeri Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 96
3. Pengaruh Pengawasan Terhadap Kinerja Pada Guru SMP Negeri Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 98
4. Pengaruh Sertifikasi, Motivasi, dan Pengawasan Terhadap Kinerja Pada Guru SMP Negeri Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 100
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 103
B. Saran ... 104
I. PENDAHULUAN
Bagian ini akan membahas latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan ruang
lingkup penelitian.
A. Latar Belakang
Kualitas pendidikan yang memadai sangat dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan akan ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam proses
pendidikan didalamnya terdapat kurikulum yang perlu dioptimalkan fungsinya. Di
Indonesia kurikulum KTSP mempunyai tujuan yaitu untuk membangun dan
memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia. Kualitas pendidikan akan semakin
baik saat guru menyelesaikan portofolio mengajar di sekolah tepat waktu. Kualitas
pendidikan akan terwujud saat proses belajar mengajar di kelas berlangsung
dengan baik, dalam arti guru yang melaksanakan proses belajar mengajar telah
melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, sampai
evaluasi pembelajaran secara terpadu. Namun kenyataannya di lapangan,
masyarakat bingung dengan kurikulum yang baru karena kurikulum sebelumnya
belum bisa dipahami oleh masyarakat dan sudah digantikan dengan kurikulum
yang baru. Seharusnya dengan kurikulum yang baru masyarakat akan menjadi
masyarakat. Selain itu pergantian kurikulum pendidikan secara langsung atau
tidak dapat berdampak kepada kinerja guru itu sendiri. Perubahan kurikulum
dapat menjadi beban psikologis bagi guru, mungkin juga akan dapat membuat
guru frustasi akibat perubahan tersebut. Banyak guru mengerjakan portofolio
berupa pemetaan, silabus, RPP, dan lain-lain tidak tepat waktu misalkan saat jam
pelajaran berlangsung, sehari sebelum mengajar, atau ketika akan diadakan
supervisi saja. Seharusnya, setiap guru sudah menyelesaikan semua saat menerima
surat keputusan untuk mengajar mata pelajaran di semester itu.
Guru diharapkan mampu memahami dan melaksanakan kurikulum yang berlaku.
Kurikulum KTSP mewajibkan guru menggunakan model pembelajaran. Selain itu
fungsi guru bukan menjadi satu-satunya sumber belajar, tetapi beralih sebagai
pelatih, pembimbing, dan manajer belajar. Siswa yang lebih aktif berdiskusi
daripada gurunya. Guru hendaklah membuat administrasi guru sebelum mengajar
di depan kelas atau awal semester. Guru yang memiliki kinerja yang baik adalah
guru yang disiplin dalam mengajar yang dilihat dari tingkat absensi. Seorang guru
harus hadir di sekolah tepat waktu sesuai dengan peraturan di sekolahnya. Namun
pada kenyataannya masih terdapat beberapa guru yang belum menggunakan
kurikulum KTSP dan membuat administrasi guru pada akhir semester. Selain itu,
masih banyak guru yang kurang bertanggung jawab dalam menjalankan tugasnya
serta kurang memperhatikan tingkat kehadirannya. Beberapa guru tidak hadir
3 Perencanaan pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu motivasi,
ekspektasi/kepuasan, serta reward/pujian atau imbalan. Motivasi seseorang tidak
akan muncul dengan sendirinya tanpa ada kemungkinan pemenuhan keinginan
(kebutuhan) dari suatu kegiatan. Motivasi intrinsik adalah pendorong perilaku
yang bersumber dari dalam diri seseorang sebagai individu, berupa kesadaran
mengenai pentingnya manfaat/makna pekerjaan yang dilaksanakan, baik karena
mampu memenuhi kebutuhan atau menyenangkan, ataukah memungkinkan
seseorang mampu mencapai suatu tujuan, maupun karena memberikan harapan
tertentu yang sifatnya positif di masa depan. Motivasi ekstrinsik adalah pendorong
kerja yang bersumber dari luar diri sebagai individu, berupa suatu kondisi yang
mengharuskan setiap pekerja melaksanakan perilaku secara maksimal, karena
adanya pujian/reward, hukuman, aturan, dan sebagainya. Tetapi kenyataan di
lapangan guru kurang adanya motivasi, terutama motivasi dari kepala sekolah
sehingga guru jarang membuat perencanaan pembelajaran sebelum mengajar.
Ekspektasinya tidak sesuai dengan yang diharapkan, serta kurangnya pujian atau
penghargaan dari kepala sekolah yang menyebabkan kepuasannya rendah,
mengajar menjadi tidak fokus atau terkonsentrasi.
Guru harus dapat mempertanggung jawabkan atas hasil kegiatan melalui interaksi
belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar guru harus menciptakan kondisi
yang menyenangkan dan memperhatikan keinginan siswa. Misalnya pemilihan
metode yang tepat. Dalam proses belajar mengajar sebaiknya guru memperhatikan
penggunaan metode. Penggunaan metode tidak lebih dari 2 metode dalam satu
digunakan dengan materi yang disampaikan. Alokasi waktu juga harus
diperhatikan oleh guru dalam penerapan metode. Guru yang baik akan
menyelesaikan tugasnya tepat waktu termasuk mengajar. Namun kenyataan di
lapangan selama ini beberapa guru dalam proses belajar mengajar menggunakan
lebih dari dua metode dalam satu kali pertemuan dan metode yang digunakan
tidak sesuai dengan materi yang disampaikan. Siswapun bingung tidak mengerti
materi apa yang disampaikan dan alokasi waktu terbuang sia-sia. Guru pun harus
mengulangi materi yang sama dipertemuan selanjutnya. Selama ini guru hanya
menggunakan metode yang monoton yaitu metode ceramah. Penggunaan metode
yang monoton membuat siswa menjadi bosan dan siswa tidak aktif karena semua
terfokus pada guru. Untuk mengatasi masalah ini, guru dapat menggunakan
metode yang lain. Salah satunya adalah metode pemberian tugas. Metode
pemberian tugas merupakan metode di mana guru berusaha supaya siswa
melakukan kegiatan belajar sesuai dengan tugas yang diberikan guru. Tugas yang
diberikan guru dapat bervariasi seperti mencari bahan/materi, berdiskusi dengan
teman sebangku, mengisi daftar isian, dan sebagainya. Metode ini dapat dilakukan
di mana saja tidak hanya di dalam kelas. Siswa dapat melakukan di perpustakaan,
laboratorium, di rumah dan di tempat lainnya. Namun kenyataannya di sekolah,
dalam penggunaan metode pemberian tugas, guru harus menyesuaikan dengan
kemampuan siswa dan pengawasan. Guru tidak diperkenankan memberikan tugas
yang banyak dan membuat siswa menjadi malas, bosan dan meniru pekerjaan
5 Selanjutnya, sebagai tenaga profesional guru harus menguasai teknik penilaian
pembelajaran. Guru harus mampu mengelola proses evaluasi pembelajaran
sedemikian rupa agar penilaian hasil belajar dapat mencerminkan kondisi
sebenarnya. Salah satu teknik yang dibutuhkan adalah guru harus membuat soal
sesuai dengan materi yang telah diajarkan. Namun faktanya, terkadang guru tidak
membuat soal sesuai dengan materi yang telah diajarkan. Ini tentu akan membuat
siswa menjadi bingung dan menghasilkan hasil penilaian yang tidak
mencerminkan kondisi sebenarnya. Sementara seharusnya penilaian hasil belajar
yang baik harus mencerminkan kondisi siswa apa adanya. Kemudian baru bisa
dilakukan analisis dan tindak lanjut untuk memperbaiki kondisi pelaksanaan
pembelajaran.
Guru sebagai pelaksana proses pengajaran disekolah harus mampu mengelola
seluruh sarana sekolah sebagai elemen komponen pembelajaran yang mendukung
tercapainya tujuan pembelajaran di sekolah. Guru harus mampu memanfaatkan
seluruh sarana sekolah terutama perpustakaan dan laboratorium seefektif
mungkin. Guru harus mampu memotivasi siswa untuk memanfaatkan sarana ini
dengan maksimal. Tentunya agar pencapaian tujuanpun dapat dimaksimalkan
pula. Namun kenyataannya di lapangan, masih banyak guru yang belum mampu
melakukan ini. Guru masih belum optimal memanfaatkan sarana dan prasarana
sekolah sebagai pendukung proses pembelajaran di kelas. Siswa masih sering
dibebaskan untuk masuk ke perpustakaan atau laboratorium tanpa pengawasan
Kinerja seorang guru baik apabila mengerjakan portofolio sebelum guru mengajar
atau awal semester. Kenyataan di lapangan menunjukkan, guru terkadang tidak
membuat portofolio sebelum mengajar atau awal semester tetapi dibuat pada akhir
semester. Seharusnya terdapat kesadaran dari guru itu sendiri dalam membuatnya
tanpa menunggu perintah atau pemeriksaan dari supervisi maupun kepala sekolah.
Dalam proses pembelajaran guru mengajar dengan menggunakan metode
pembelajaran, model pembelajaran, penguasaan materi yang baik, dan evaluasi
pembelajaran jadi dalam mengajar guru menjadi lebih terarah dan terukur, selain
itu guru akan lebih mudah dalam mengajar. Kenyataan di lapangan, guru jarang
menggunakan metode dan model pembelajaran dalam mengajar, rendahnya guru
dalam penguasaan materi pembelajaran, dan guru jarang membuat evaluasi
pembelajaran. Kinerja seorang guru dilihat juga dari tingkat absensi atau
kehadiran. Tingkat absensi dapat menunjukan tingkat kedisiplinan, semangat, dan
sikap kerja. Absensi guru yang baik dilihat dari setiap hari ada di sekolah jadi
sekolah lebih kondusif dan terukur. Namun pada kenyataannya, berdasarkan hasil
penelitian pendahuluan diketahui masih terdapat guru yang tidak hadir pada jam
kerjanya. Selain itu, banyak kejadian betapa pemanfaatan waktu kerja yang
merupakan upaya paling dasar dari kinerja seorang guru, banyak diabaikan,
bahkan secara sengaja dilanggar.
Berikut disajikan data mengenai guru yang bersertifikasi yang peneliti dapat
7 Tabel 1. Jumlah guru yang bersertifikasi pada SMP Negeri Kecamatan
Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.
No. Nama Sekolah Jumlah Guru Jumlah Guru Yang
Bersertifikasi
1. SMP Negeri 1 52 31
2. SMP Negeri 4 69 46
3. SMP Negeri 5 54 32
Jumlah 175 109
Sumber: Tata Usaha Masing-masing SMP Negeri di Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur
Pada tabel 1. di atas terlihat bahwa jumlah guru pada SMP Negeri Kecamatan
Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur tahun pelajaran 2012/2013 terdiri
sebanyak 175 orang guru, sedangkan jumlah guru yang bersertifikasi pada SMP
Negeri Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur sebanyak 109
orang guru.
Guru merupakan salah satu komponen yang paling menentukan dalam
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Guru merupakan orang yang secara
langsung berhadapan dengan siswa, menjadi panutan bagi seluruh siswa, dan juga
merupakan salah satu faktor utama dalam kesuksesan belajar mengajar disekolah.
Perannya yang strategis itulah yang membuat guru selalu dituntut untuk
menampilkan kualitas kinerja yang optimal. Namun kenyataan di lapangan sampai
saat ini realita bicara lain, masih banyak guru yang belum menunjukkan kinerja
yang optimal dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya sebagai tenaga
profesional. Hal ini terlihat dari masih banyaknya guru yang belum mampu
Sertifikasi, Motivasi, dan Pengawasan merupakan faktor yang dapat
mempengaruhi Kinerja Guru. Guru yang telah menerima sertifikat sertifikasi
harus melaksanakan beban kerja sekurang-kurangnya 24 jam tatap muka
perminggu dan berhak atas tunjangan profesi pendidik sebesar satu kali gaji
pokok. Umumnya, rendahnya guru dalam memanfaatkan waktu bisa digantikan
dengan mengajar mata pelajaran lain di sekolah tersebut, menggantikan guru yang
sedang cuti, atau ada juga yang mengajar di sekolah lain dengan mata pelajaran
yang sama atau berbeda yang terpenting bisa terpenuhinya jam mengajar yaitu 24
jam. Namun pada kenyataannya, untuk mendapatkan beban kerja 24 jam
perminggu ini sangat sulit. Masih banyak guru sertifikasi yang mendapatkan jam
mengajar kurang dari 24 jam tatap muka perminggu di sekolah tempat guru
mengajar.
Motivasi diduga juga dapat berpengaruh terhadap Kinerja Guru. Motivasi
merupakan salah faktor penunjang keberhasilan dalam belajar dan secara otomatis
juga menunjang keberhasilan guru dalam mengelola proses pembelajaran. Mc.
Clelland mengelompokkan tiga kebutuhan manusia yang dapat memotivasi gairah
bekerja yaitu: kebutuhan akan kekuasaan (Need for Power), kebutuhan akan
afiliasi (Need for Affiliation), dan kebutuhan akan prestasi (Need for
Achievement). Kebutuhan akan kekuasaan merupakan keinginan seorang guru
yang ingin lebih berkuasa dari guru lainnya sehingga dapat menimbulkan
persaingan. Persaingan ini oleh kepala sekolah ditumbuhkan secara sehat dalam
memotivasi guru, supaya mereka termotivasi untuk bekerja giat. Kebutuhan akan
9 tempat ia bekerja, kebutuhan akan perasaan dihormati, kebutuhan akan perasaan
maju dan tidak gagal, serta kebutuhan akan perasaan ikut serta dalam setiap
kegiatan. Kebutuhan akan prestasi merupakan pendorong guru untuk
mengembangkan kreativitas dan mengarahkan semua kemampuan yang dimiliki
demi mencapai prestasi kerja yang optimal sehingga akan dapat memperoleh
pendapatan yang besar untuk memenuhi semua kebutuhannya. Namun
kenyataannya, guru kurang termotivasi karena walaupun ia telah mencapai
prestasi kerja yang tinggi, guru jarang mendapatkan pujian dan pendapatan yang
besar sehingga guru sulit untuk memenuhi semua kebutuhannya, guru juga jarang
diikutsertakan dalam rapat. Selain itu, kepala sekolah jarang menciptakan suasana
pekerjaan yang baik.
Di sisi lain, untuk mewujudkan kinerja guru yang baik juga diperlukan
pengawasan yang baik. Pengawasan adalah proses pengamatan dari pelaksanaan
seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang
dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang ditetapkan. Kepala sekolah
dalam mengawasi guru mempunyai sistem yaitu guru sebelum mengajar akan
mendapatkan SK mengajar di awal semester dengan syarat guru menyelesaikan
portofolio mengajar. Kepala sekolah membangun sistem agar setiap pekerjaannya
dapat terukur, terencana, dan terprogram dengan baik. Selain itu kepala sekolah
melakukan kontrol ke kelas sebelum mengajar. Kepala sekolah juga harus
melakukan perencanaan terbuka atau jelas dalam membuat peraturan. Namun
kenyataannya, pengawasan disekolah masih sering terabaikan, masih banyak
pengawasan. Hal ini ditandai oleh masih kurangnya intensitas pengawas hadir ke
sekolah, kurangnya pemantauan dan bantuan yang diberikan oleh pengawas
sekolah dalam perencanaan pembelajaran dan pengelolaan pembelajaran, serta
kurang maksimalnya pelaksanaan program kegiatan pengawasan oleh Kepala
sekolah dan Pengawas sekolah.
Guru merupakan faktor utama yang bertugas sebagai pendidik dalam keseluruhan
proses pendidikan. Guru harus bertanggung jawab atas hasil kegiatan belajar anak
melalui interaksi belajar mengajar dan pelaksanaan standar kinerja guru. Guru
merupakan salah satu faktor yang paling mempengaruhi berhasil atau tidaknya
proses belajar dan karenanya guru harus mampu menampilkan kinerja berkualitas
tinggi. Itulah sebabnya selalu diperlukan penilaian kinerja guru dan pemahaman
terhadap faktor yang menpengaruhinya untuk memastikan tercapainya tujuan
pendidikan.
Berdasarkan penjelasan di atas, kinerja merupakan hasil dari proses yang
dilakukan seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab
dan kemampuan yang dimiliki. Tinggi rendahnya Kinerja Guru berkaitan erat
dengan banyak faktor, salah satunya yaitu Sertifikasi, Motivasi, dan Pengawasan.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat
diidentifikasi sebagai berikut.
11 2. Rendahnya pemahaman guru mengenai kurikulum yang sedang berlaku.
3. Rendahnya guru dalam mempersiapkan perencanaan pembelajaran.
4. Guru dalam proses belajar mengajar menggunakan lebih dari dua metode
dalam satu kali pertemuan dan metode yang digunakan tidak sesuai
dengan materi yang disampaikan.
5. Terkadang guru tidak membuat soal sesuai dengan materi yang telah
diajarkan.
6. Guru masih belum optimal memanfaatkan sarana dan prasarana sekolah
sebagai pendukung proses pembelajaran di kelas.
7. Masih banyak guru yang belum menunjukkan kinerja yang optimal dalam
menjalankan tugas pokok dan fungsinya sebagai tenaga profesional.
8. Masih terdapat beberapa guru yang telah menerima sertifikat sertifikasi
melaksanakan jam mengajar kurang dari 24 jam tatap muka perminggu.
9. Masih rendahnya motivasi mengajar guru.
10.Pengawasan dari kepala sekolah terhadap guru belum terlaksana secara
efektif.
11.Masih kurangnya intensitas pengawas hadir ke sekolah
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada latar belakang dan identifikasi
masalah di atas, maka ruang lingkup masalah penelitian ini dibatasi pada
Pengaruh Sertifikasi Guru (X1), Motivasi (X2), dan Pengawasan (X3) Terhadap
D. Rumusan Masalah
Bertolak dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah diatas, maka secara
operasional permasalahan yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Apakah ada Pengaruh Sertifikasi Terhadap Kinerja Pada Guru SMP
Negeri Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar
Lampung tahun pelajaran 2012/2013?
2. Apakah ada Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pada Guru SMP Negeri
Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar
Lampung tahun pelajaran 2012/2013?
3. Apakah ada Pengaruh Pengawasan Terhadap Kinerja Pada Guru SMP
Negeri Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar
Lampung tahun pelajaran 2012/2013?
4. Apakah ada Pengaruh Sertifikasi, Motivasi, Dan Pengawasan Terhadap
Kinerja Pada Guru SMP Negeri Kecamatan Enggal dan Kecamatan
Tanjung Karang Timur Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013?
E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan:
1. untuk mengetahui Pengaruh Sertifikasi Terhadap Kinerja Pada Guru SMP
Negeri Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar
Lampung tahun pelajaran 2012/2013.
2. untuk mengetahui Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pada Guru SMP
Negeri Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar
13 3. untuk mengetahui Pengaruh Pengawasan Terhadap Kinerja Pada Guru
SMP Negeri Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur
Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013.
4. untuk mengetahui Pengaruh Sertifikasi, Motivasi, Dan Pengawasan
Terhadap Kinerja Pada Guru SMP Negeri Kecamatan Enggal dan
Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung tahun pelajaran
2012/2013.
F. Kegunaan Penelitian
Pada hakekatnya penelitian yang dilakukan seseorang diharapkan akan
mendapatkan manfaat tertentu. Begitu pula dengan penelitian ini diharapkan
mendatangkan manfaat sebagai berikut.
1. Manfaat Teoritis
a. Merupakan sumbangan pemikiran dalam dunia pendidikan pada
umumnya dan pendidikan SMP pada khususnya.
b. Sebagai bahan atau referensi bagi para peneliti-peneliti lainnya yang
ingin mengembangkan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan Kinerja Pada
Guru SMP Negeri Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung
b. Bagi Kepala Sekolah
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai input bagi pimpinan dalam
menentukan kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan
kepemimpinan kepala sekolah dalam kaitannya dengan peningkatan
kinerja guru.
c. Bagi Guru
Dapat memberikan masukan kepada guru untuk memahami penggunaan
Sertifikasi, Motivasi, dan Pengawasan.
G. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini mencakup:
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah seluruh guru yang bersertifikasi.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah Sertifikasi Guru, Motivasi, Pengawasan, dan
Kinerja Guru.
3. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini adalah SMP Negeri yang ada di Kecamatan Enggal
dan Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung.
4. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Tahun Pelajaran 2012/2013.
5. Disiplin Ilmu
Disiplin yang berhubungan dengan penelitian ini adalah manajemen
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
Bagian ini akan membahas tinjauan pustaka (Kinerja, Sertifikasi, Motivasi,
Pengawasan, dan hasil penelitian yang relevan), kerangka berpikir, dan hipotesis.
A. Tinjauan Pustaka 1. Kinerja
1.1Pengertian Kinerja
Menurut Rivai (2006 : 309), kinerja adalah suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan. Untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan seseorang sepatutnya memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan keterampilan seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana
mengerjakannya. Kinerja merupkan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan. Kinerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya perusahaan untuk mencapai tujuannya. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk melihat perkembangan perusahaan adalah dengan cara melihat hasil penilaian kinerja.
Menurut August W. Smith dalam Rusman (2012 : 50), performance is output
derives from proceses, human or therwise, yaitu kinerja adalah hasil dari proses
yang dilakukan manusia.
Menurut Wibowo (2008 : 7), kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan
bagaimana cara mengerjakannya.
Berbagai pengertian kinerja di atas, dapat dipahami bahwa kinerja adalah hasil
atau tingkat keberhasilan yang dilakukan seseorang secara kualitas dan kuantitas
sesuai dengan kemampuan dan perbuatannya. Kinerja yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah kinerja guru. Kinerja guru adalah hasil kerja nyata secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang guru dalam melaksanakan
tugasnya yaitu apa yang dikerjakan di dalam kelas dan bagaimana caranya
mengajar menggunakan metode dan model pembelajaran sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya.
1.2Penilaian Kinerja
Menurut Wahyudi (2012 : 96), penilaian kinerja seseorang adalah untuk
mengetahui seberapa besar mereka bekerja melalui suatu sistem formal dan
terstruktur, seperti menilai, mengukur, dan mempengaruhi sifat-sifat yang
berkaitan dengan pekerjaan, perilaku, dan hasil termasuk tingkat ketidakhadiran.
Berdasarkan pendapat diatas, penilaian kinerja pada dasarnya adalah proses yang
digunakan untuk menilai, mengukur dan mengevaluasi kinerja. Penilaian kinerja
ini adalah penilaian kinerja guru yang dilakukan dengan membandingkan hasil
17 Menurut Wibowo (2008 : 351), suatu proses kinerja apabila telah selesai
dilaksanakan, akan memberikan hasil kinerja atau prestasi kerja. Suatu proses kinerja dapat dikatakan selesai apabila telah mencapai suatu target tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Atau dapat pula dinyatakan selesai berdasarkan pada suatu batasan waktu tertentu, misalnya pada akhir tahun. Evaluasi kinerja
dilakukan untuk memberikan penilaian terhadap hasil kerja atau prestasi kerja yang diperoleh organisasi, tim atau individu. Evaluasi kinerja akan memberikan
umpan balik terhadap tujuan dan sasaran kinerja, perencanaan dan proses pelaksanaan kinerja. Evaluasi kinerja dapat pula dilakukan terhadap proses penilaian, review dan pengukuran kinerja. Atas dasar evaluasi kinerja dapat dilakukan langkah-langkah untuk melakukan perbaikan kinerja di waktu yang akan datang.
Berdasarkan pendapat diatas, penilaian kinerja pada dasarnya dilakukan untuk
memberikan hasil kerja atau prestasi kerja yang diperoleh. Penilaian kinerja yang
dimaksud adalah penilaian kinerja guru. Penilaian kinerja menjadi penting untuk
dilakukan, termasuk penilaian kinerja guru di sekolah. Oleh karena itu, kinerja
guru harus selalu dinilai dan dievaluasi guna perbaikan kinerja guru dan
pencapaian tujuan organisasi sekolah serta pendidikan.
Menurut Rivai (2006 : 309), penilaian kinerja mengacu pada suatu sistem formal dan terstruktur yang digunakan untuk mengukur, menilai dan mempengaruhi sifat-sifat yang berkaitan dengan pekerjaan, perilaku dan hasil, termasuk tingkat
ketidakhadiran. Dengan demikian, penilaian prestasi adalah merupakan hasil kerja karyawan dalam lingkup tanggung jawabnya.
Berdasarkan pendapat diatas, penilaian kinerja adalah proses yang digunakan
untuk mengetahui, mengukur dan mengevaluasi kinerja guru. Penilaian kinerja
yang dimaksud adalah penilaian kinerja guru yang dilakukan dengan
membandingkan hasil dan kondisi kerja dengan standar-standar yang telah
ditetapkan. Penilaian kinerja guru ini menjadi penting dilakukan sebagai feed back
Menurut Mulyasa (2007 : 137), kinerja mempunyai hubungan erat dengan produktivitas karena merupakan indikator dalam menentukan usaha untuk mencapai produktivitas yang tinggi. Sehubungan hal tersebut maka upaya untuk mengadakan penilaian terhadap kinerja organisasi merupakan hal penting. Berbicara tentang kinerja tenaga kependidikan, erat kaitanya dengan cara mengadakan penilaian terhadap pekerjaan seseorang sehingga perlu ditetapkan standar kinerja atau standar performance.
Berdasarkan pendapat diatas, penilaian kinerja adalah adalah proses
mengevaluasi atau menilai kerja seseorang. Penilaian kinerja menjadi sangat
penting karena terdapat hubungan dengan penilaian terhadap pekerjaan seseorang.
Penilaian kinerja ini adalah penilaian kinerja guru. Apabila penilaian prestasi kerja
guru dilaksanakan dengan baik, tertib, dan benar maka dapat membantu
meningkatkan motivasi berprestasi sekaligus dapat meningkatkan loyalitas para
anggota yang ada didalamnya, dan apabila ini terjadi akan menguntungkan
sekolah itu sendiri. Oleh karena itu, penilaian kerja perlu dilakukan secara formal
dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan oleh sekolah secara obyektif.
1.3Ukuran Kinerja
Menurut Wibowo (2008 : 319), pengukuran terhadap kinerja perlu dilakukan untuk mengetahui apakah selama pelaksanaan kinerja terdapat deviasi dari rencana yang telah ditentukan, atau apakah kinerja dapat dilakukan sesuai jadwal waktu yang ditentukan, atau apakah hasil kinerja telah tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Untuk melakukan pengukuran tersebut, diperlukan kemampuan untuk mengukur kinerja sehingga diperlukan adanya ukuran kinerja. Pengukuran kinerja hanya dapat dilakukan terhadap kinerja yang nyata dan terukur. Apabila kinerja tidak dapat diukur, tidak dapat dikelola. Untuk dapat memperbaiki kinerja, perlu diketahui seperti apa kinerja saat ini.
Berdasarkan pendapat diatas, pengukuran terhadap kinerja adalah seseorang yang
hasil kinerjanya telah tercapai sesuai dengan yang diharapkan dan sesuai jadwal
19 guru. Ukuran guru yang berkinerja tinggi adalah guru yang memiliki rasa
tanggung jawab, memiliki kepatuhan dan loyalitas, mempersiapakan perangkat
pembelajaran dan melakukan identifikasi dan analisis kondisi yang ada sebelum
melakukan seluruh tahapan pengajaran.
Menurut T. R. Mitchel dalam Rusman (2012 : 52), salah satu ukuran standar
kinerja adalah quality of works, hal ini diperjelas Ivancevich bahwa ukuran
kualitas kinerja guru dapat dilihat dari Produktivitas Pendidikan yang telah
dicapai menyangkut output siswa yang dihasilkan.
Berdasarkan pendapat diatas, bahwa dalam mengukur kinerja harus dilihat dari
produktivitas pendidikan. Ukuran kinerja yang dimaksud adalah ukuran kinerja
guru yang dalam pengukurannya memperhatikan indikator yang dipakai dalam
penelitian, juga cara dalam pengukuran yang jelas. Sehingga kita dapat mengukur
kinerja guru dengan baik dan sesuai standar.
2. Sertifikasi
Sertifikasi berasal dari kata certification yang artinya diploma atau pengakuan
secara resmi kompetensi seseorang untuk memangku jabatan profesional. Istilah
sertifikasi dapat diartikan sebagai surat keterangan (sertifikat) dari lembaga
berwenang yang diberikan kepada profesi, dan sekaligus sebagai penyataan
(lisensi) terhadap kelayakan profesi untuk melaksanakan tugas. Sertifikasi tersebut
dapat diikuti oleh guru dalam jabatan yang telah memiliki kualifikasi akademik
Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Pasal 1 Ayat (11) disebutkan bahwa sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru dan dosen. Agar pemahaman tentang sertifikasi lebih jelas dan mantap, berikut ini dikutipkan beberapa pasal yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen sebagai berikut.
a. Pasal 1 butir 11: Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru dan dosen.
b. Pasal 8: Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
c. Pasal 11 butir 1: Sertifikat pendidik sebagaimana dalam Pasal 8 diberikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan.
d. Pasal 16: Guru yang memiliki sertifikat pendidik memperoleh tunjangan profesi sebesar satu kali gaji, guru negeri maupun swasta dibayar pemerintah (Muslich, 2007 : 2).
Berdasarkan pendapat diatas, bahwa sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat
kepada guru dan dosen yang memiliki kualifikasi, memiliki kemampuan serta
memperoleh tunjangan profesi sebesar satu kali gaji. Sertifikasi yang dimaksud
adalah sertifikasi guru. Sertifikasi guru adalah guru yang telah menerima sertifikat
sertifikasi berdasarkan kompetensi, kualifikasi akademik, dan kemampuan yang
dimiliki oleh guru serta melaksanakan beban kerja sekurang-kurangnya 24 jam
tatap muka perminggu.
Menurut E. Mulyasa dalam Wahyudi (2012 : 132), sertifikasi guru dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian pengakuan bahwa seorang telah memiliki
kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi.
Dari kutipan di atas dapat dipahami bahwa sertifikasi adalah proses pemberian
sertifikat pendidik kepada guru yang telah memenuhi persyaratan tertentu, yaitu
memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sehat jasmani dan rohani, serta
21 harus melaksanakan jam mengajar 24 jam tatap muka perminggu dan berhak atas
tunjangan profesi pendidik sebesar satu kali gaji pokok untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional yang dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan yang layak
Menurut Wibowo dalam E. Mulyasa dalam Wahyudi (2012 : 133), mengungkapkan bahwa tujuan sertifikasi guru adalah:
1. Melindungi profesi pendidik dan tenaga kependidikan.
2. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik yang tidak kompeten, sehingga merusak citra pendidik dan tenaga kependidikan.
3. Membantu dan melindungi lembaga penyelenggara pendidikan, dengan menyediakan rambu-rambu dan instrument untuk melakukan seleksi terhadap pelamar yang kompeten.
4. Membangun citra masyarakat terhadap profesi pendidik dan tenaga kependidikan.
Berdasarkan pendapat diatas, ada beberapa tujuan sertifikasi. Tujuan tersebut
antara lain untuk: melindungi profesi dan tenaga kependidikan, melindungi dan
membangun citra masyarakat serta lembaga penyelenggara pendidikan terhadap
profesi dan tenaga pendidik. Tujuan ini adalah tujuan sertifikasi guru. Tujuan
tersebut yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan guru dan untuk melindungi serta
membangun citra masyarakat terhadap guru.
Menurut Muslich (2007: 9), manfaat uji sertifikasi antara lain sebagai berikut. 1. Melindungi profesi guru dari praktik layanan pendidikan yang tidak kompeten
sehingga dapat merusak citra profesi guru itu sendiri.
2. Melindungi masyarakat dari praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan profesional yang akan menghambat upaya peningkatan kualitas pendidikan dan penyiapan sumber daya manusia di negeri ini.
3. Menjadi wahana penjamin mutu bagi LPTK yang bertugas mempersiapkan calon guru dan juga berfungsi sebagai kontrol mutu bagi pengguna layanan pendidikan.
Berdasarkan pendapat diatas, ada beberapa manfaat uji sertifikasi bagi guru.
Manfaat tersebut antara lain: melindungi profesi guru dari praktik layanan
pendidikan yang tidak kompeten, melindungi masyarakat dari praktik pendidikan
yang tidak berkualitas dan profesional, menjadi wahana penjamin mutu bagi
LPTK, dan menjaga lembaga penyelenggara pendidikan. Manfaat sertifikasi yang
dimaksud adalah manfaat sertifikasi guru yaitu untuk mempersiapkan calon guru
yang profesional serta bermutu dalam peningkatan kualitas pendidikan.
3. Motivasi
Menurut MC. Donald dalam Sardiman (2012 : 73), kata “motif”, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata
“motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang
ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap
adanya tujuan.
Menurut Rivai (2006 : 455), motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu. Sikap dan nilai tersebut merupakan suatu yang invisible yang memberikan kekuatan untuk mendorong individu bertingkah laku dalam mencapai tujuan.
Motivasi mengajar menurut Mc. Clelland dalam Hasibuan (2007 : 97), terdiri dari
keinginan untuk berkuasa (Needs for Power), kebutuhan untuk bekerjasama
(Needs for Affiliation), dan kebutuhan untuk berprestasi (Needs for
23 Menurut Gibson, dkk. dalam Sujanto (2009 : 93), menyatakan bahwa “motivation
is the concept that describe the forces acting on employee that intiate and direct
behavior”. Seseorang akan melakukan aktivitas tertentu karena ada motivasi yang menjadi kekuatan pendorongnya. Kepala sekolah akan melakukan kepemimpinan terbaiknya, manakala ia memiliki visi tentang sekolahnya di masa yang akan datang.
Menurut Sardiman (2012 : 75), teori lain mengungkapkan bahwa, Motivasi adalah
serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga
seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan
berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu.
Menurut American Encyclopedia dalam Hasibuan (2007 : 96), motivasi adalah kecenderungan (suatu sifat yang merupakan pokok pertentangan) dalam diri seseorang yang membangkit topangan dan mengarahkan tindak-tanduknya. Motivasi meliputi faktor kebutuhan biologis dan emosional yang hanya dapat diduga dari pengamatan tingkahlaku manusia.
Motivasi adalah suatu dorongan yang menyebabkan seseorang melakukan sesuatu
perubahan energi untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang
mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar. Yang
dimaksud motivasi di dalam penelitian ini adalah motivasi mengajar guru.
Adapun pengertian motivasi mengajar guru adalah guru suatu perangsang dan
pendorong bagi para guru untuk menyampaikan pengetahuan pada anak didik.
Menurut Rivai (2006 : 456), sumber motivasi ada tiga faktor, yakni (1)
kemungkinan untuk berkembang, (2) jenis pekerjaan dan (3) apakah mereka dapat merasa bangga menjadi bagian dari perusahaan tempat mereka bekerja. Di
Berdasarkan pendapat di atas, sumber motivasi adalah adanya keinginan untuk
berkembang, jenis pekerjaan, dan rasa bangga yang dimiliki. Yang dimaksud
sumber motivasi di dalam penelitian ini adalah sumber motivasi mengajar guru.
Jadi sumber motivasi mengajar guru timbul dalam pekerjaan yang menarik
menantang, rekan-rekan kerja yang menyenangkan, dan bangga terhadap
pekerjaan dan sekolah tempat guru bekerja dapat menjadi faktor pemicu kerja
guru.
Menurut Hasibuan (2007 : 97), tujuan motivasi antara lain sebagai berikut. Mendorong gairah dan semangat kerja karyawan.
1. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan. 2. Meningkatkan kinerja kerja karyawan.
3. Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan. 4. Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi karyawan. 5. Mengefektifkan pengadaan karyawan.
6. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik. 7. Meningkatkan kreativitas dan partisipasi karyawan. 8. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan.
9. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya. 10.Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.
11.Dan lain sebagainya.
Berdasarkan pendapat di atas, tujuan motivasi adalah mendorong gairah dan
semangat kerja guru, meningkatkan kepuasan kerja guru, meningkatkan
produktivitas, kedisiplinan, kreativitas, efisiensi, dan tingkat kesejahteraan guru,
serta mempertinggi rasa tanggung jawab guru terhadap tugas-tugasnya. Yang
dimaksud tujuan motivasi di dalam penelitian ini adalah tujuan motivasi mengajar
guru. Jadi tujuan motivasi mengajar guru akan senantiasa menentukan intensitas
usaha belajar bagi para siswa dan menentukan pengajaran yang baik bagi para
25 Menurut Sardiman (2012 : 86-88), macam atau jenis motivasi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Berikut ini macam-macam motivasi.
1. Motivasi dapat dilihat dari dasar pembentukannya. a. Motif-motif bawaan
Yang dimaksud dengan motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari.
b. Motif-motif yang dipelajari
Maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari. Sebagai contoh: dorongan untuk belajar suatu ilmu pengetahuan, dorongan untuk mengajar sesuatu di dalam masyarakat.
2. Motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis.
a. Motif atau kebutuhan organis, meliputi misalnya: kebutuhan untuk minum, makan, bernafas, seksual, berbuat dan kebutuhan untuk beristirahat.
b. Motif-motif darurat. Yang termasuk dalam jenis motif ini antara lain: dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, untuk berusaha, untuk memburu. Jelasnya motivasi jenis ini timbul karena rangsangan dari luar.
c. Motif-motif objektif. Dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh minat. 3. Motivasi jasmaniah dan rohaniah
Ada beberapa ahli yang menggolongkan jenis motivasi itu menjadi dua jenis yakni motivasi jasmaniah dan motivasi rohaniah. Yang termasuk motivasi jasmaniah seperti: refleks, instink otomatis, nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah, yaitu kemauan.
Berdasarkan pendapat diatas, ada beberapa macam jenis motivasi. Jenis motivasi
tersebut antara lain: motif bawaan, motif yang dipelajari, motif organis, motif
darurat, motif objektif, motivasi jasmaniah, dan motivasi rohaniah. Yang
dimaksud jenis motivasi di dalam penelitian ini adalah jenis-jenis motivasi
mengajar guru. Jenis-jenis tersebut adalah motivasi mengajar guru yang dipelajari
yaitu dorongan untuk belajar suatu ilmu pengetahuan dan dorongan untuk
Menurut Hasibuan (2007 : 103), teori motivasi dikelompokkan atas: 1. Teori kepuasan
Teori kepuasan ini dikenal antara lain: a. Teori motivasi klasik oleh F. W. Taylor.
b. Maslow’s Need Hierarchy Theory (A Theory of Human Motivation) oleh
A. H. Maslow.
c. Herzberg’s Two Factor Theoryoleh Frederick Herzberg.
d. Mc. Clelland’s Achievement Motivation Theory oleh Mc. Clelland.
e. Alderfer’s Existence, Relaedness and Growth (ERG) Theory oleh Aldefer.
f. Teori Motivasi Human Relation. g. Teori Motivasi Claude S. George. 2. Teori proses
Teori motivasi proses ini, dikenal atas: a. Teori Harapan (Expectancy Theory). b. Teori Keadilan (Equity Theory).
c. Teori Pengukuhan (Reinforcement Theory).
Berdasarkan pendapat diatas, ada beberapa macam teori motivasi. Teori motivasi
tersebut antara lain: teori kepuasan dan teori motivasi proses. Yang dimaksud
macam-macam motivasi di dalam penelitian ini adalah macam-macam motivasi
mengajar guru. Macam-macam tersebut yaitu kepuasan dan kemauan untuk
mengajar secara baik yang timbul dari keinginan seorang guru.
4. Pengawasan
27 Menurut Instruksi Mendikbud No: 3/U/1987 dalam Sudiyono (2004 : 67), bahwa pengawasan adalah usaha untuk menjaga agar kegiatan pelaksanaan dapat
dilakukan secara efektif dan efisien, sesuai dengan perencanaan, kebijakan, dan peraturan atau perundangan yang berlaku, sehingga dapat mencapai sasaran dan kinerja organisasi dengan sebaik-baiknya.
Menurut Robbins dalam Pidarta (2004 : 158), kontrol yaitu proses memonitor aktivitas-aktivitas untuk mengetahui apakah individu-individu dan organisasi itu sendiri memperoleh dan memanfaatkan sumber-sumber pendidikan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuannya, dan memberi koreksi bila tidak tercapai.
Dari uraian dapat diketahui bahwa pengawasan adalah suatu upaya sistematik
untuk menjamin bahwa semua sumber daya telah digunakan seefektif dan
seefisien mungkin agar pelaksanaan berjalan sesuai dengan rencana guna
memastikan tercapainya tujuan sekolah dan pembelajaran. Pengawasan yang
dimaksud adalah pengawasan dari kepala sekolah dan pihak pengawas sekolah
terhadap guru. Pengawasan tersebut merupakan hal yang sesuai dengan kontrol
yaitu proses memonitor aktivitas-aktivitas untuk mengetahui apakah guru itu
sendiri memperoleh dan memanfaatkan sumber-sumber pendidikan secara efektif
dan efisien dalam rangka mencapai tujuannya, dan memberi koreksi bila tidak
tercapai.
Menurut Atmodiwirio (2000 : 177-178), secara garis besar ada tiga macam pengawasan.
1. Segi pelaksanaan pengawasan dan pengendalian a. Pengawasan dan pengendalian langsung b. Pengawasan tidak langsung
2. Segi organisasi yang melakukan pengawasan dan pengendalian a. Pengawasan intern
b. Pengawasan ekstern 3. Segi waktu pelaksanaanya
b. Pengawasan dan pengendalian represif
c. Selama kegiatan berlangsung pengawasan dan pengendalian ini pada prinsipnya bersifat represif.
Dari uraian dapat diketahui bahwa macam-macam pengawasan yaitu pengawasan
internal, eksternal, dan melekat. Macam-macam pengawasan yang dimaksud
adalah pengawasan terhadap guru. Pengawasan tersebut adalah pengawasan
internal merupakan pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap
proses pendidikan atau perilaku guru dan hasil pendidikan di sekolahnya.
Pengawasan eksternal ialah pengawasan yang dilakukan oleh badan tersendiri di
luar lembaga pendidikan. Sedangkan pengawasan melekat merupakan
pengawasan yang terjadi di tempat bekerja oleh petugas bersangkutan secara
kontinu.
Menurut Pidarta (2004 : 159), prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan kontrol atau pengawasan, ialah: (1) tertuju kepada strategi sebagai kunci sasaran yang menentukan keberhasilan, (2) kontrol harus menggunakan umpan balik sebagai bahan revisi dalam mencapai tujuan, (3) harus fleksibel dan responsif terhadap perubahan-perubahan kondisi dan lingkungan, (4) cocok dengan organisasi, pendidikan misalnya adalah organisasi sebagai sistem terbuka, (5) merupakan kontrol diri sendiri, (6) bersifat langsung yaitu pelaksanaan kontrol di tempat pekerja, (7) memperhatikan hakikat manusia dalam mengontrol para petugas pendidikan.
Berdasarkan pendapat di atas, bahwa prinsip yang perlu diperhatikan dalam
pengawasan adalah pengawasan harus tertuju kepada strategi, menggunakan
umpan balik, fleksibel, dan responsif terhadap lingkungan disekitar. Pengawasan
yang dimaksud adalah prinsip pengawasan yang dilakukan di sekolah terhadap
guru. Prinsip tersebut yaitu pengawasan dilakukan di tempat guru bekerja saat
29 Humble dalam Pidarta (2004 : 161-162), mengemukakan tiga macam pemeriksaan yaitu pemeriksaan terhadap karya, kemampuan, dan gaji. Sementara itu Robbin mengemukakan empat hal yang perlu dikontrol ialah kuantitas, kualitas, biaya, dan waktu. Dan Mitchell mengatakan bahwa kontrol mencakup segala bagian organisasi, mulai dari perencanaan, seleksi, personalia, pembinaan personalia, anggaran belanja, penilaian perilaku, cara bekerja, sampai dengan efektivitas pemakaian dana.
Dari uraian dapat diketahui bahwa kontrol yang baik ialah kontrol yang dapat
memanfaatkan profesi dan karier secara optimal. Kontrol baik yang dimaksud
adalah kontrol yang baik terhadap guru yaitu dengan cara mengikutsertakan guru
menentukan sasaran, menciptakan iklim sekolah yang mendorong pengembangan
diri, pengendalian diri, dan komunikasi yang lancar, dan membuat mereka
responsif dengan semangat yang menantang dalam bekerja dengan segala macam
usaha perbaikannya.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Studi atau penelitian yang sejenis dengan pokok masalah yang dihadapkan dalam
skripsi ini telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Oleh karena itu
pada bagian ini dilengkapi beberapa hasil penelitian yang ada kaitanya dengan
Tabel 2. Hasil Penelitian yang Relevan terhadap kinerja guru pada SMA Taman Siswa Teluk Betung Utara Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2009/2010, diperoleh Fhitung>Ftabel = 9,305>2,934 dengan keeratan hubungan koefisien korelasi (R) 0,700 dan koefisien determinasi (R2) 0,490 determinasi (R2) 49%.
2 Siti Juariyah Analisis kondisi sosial ekonomi dan
Secara umum dari hasil penelitian menunjukkan profil kondisi sosial ekonomi dan yang masih rendah ini bisa dilihat dari jenis pekerjaan masyarakat yang mayoritas adalah petani, luasnya lahan garapan yang rata-rata 0,25 ha, pendapatan perbulan yang rendah, yaitu berkisar antara Rp.350.000-Rp.550.000.
3 Nur Oktavia Hubungan sertifikasi profesi guru dan
Sertifikasi profesi guru dan supervisi kepala sekolah berhubungan secara signifikan dengan motivasi kerja guru pada SMA Negeri 1 Tumijajar
Kabupaten Tulang Bawang Barat dengan nilai hubungan sebesar 77,9%. Pengujian hipotesis menunjukkan nilai Fhitung>Ftabel= 27,59>3,23.
4 Fitria Pengaruh
31 C. Kerangka Pikir
Kinerja seorang guru menggambarkan hasil yaitu berupa sekumpulan yang
diperoleh pada akhir mengajar berupa laporan seperti hasil portofolio,
menggambarkan periode tertentu dalam menyelesaikan tugasnya tepat waktu
sesuai dengan jadwal, menggambarkan standar hasil kerja berupa aturan-aturan
yang dibuat sekolah, dan menggambarkan target atau sasaran KKM dapat tercapai
dengan baik. Hal itulah yang disebut dengan kinerja. Untuk meningkatkan kinerja
guru yaitu dengan mengikuti sertifikasi. Sertifikasi mempunyai tujuan dan
manfaat. Tujuan sertifikasi yaitu untuk meningkatkan mutu hasil pendidikan dan
menentukan kelayakan guru, sedangkan manfaat sertifikasi bagi guru dapat
meningkatkan pendapatan guru, meningkatkan profesionalisme kerja guru
sehingga guru menjadi lebih tertib, dan meningkatkan pengalaman serta
keterampilan guru. Untuk meningkatkan profesionalisme kerja guru diperlukan
motivasi. Motivasi terdiri dari keinginan untuk berkuasa (Needs for Power),
kebutuhan untuk bekerjasama (Needs for Affiliation), dan kebutuhan untuk
berprestasi (Needs for Achievement). Kebutuhan akan kekuasaan merupakan
keinginan seorang guru yang ingin lebih berkuasa dari guru lainnya sehingga
dapat menimbulkan persaingan. Kebutuhan akan afiliasi adalah kebutuhan akan
perasaaan diterima oleh guru yang lain di sekolah dan bekerja sama. Kebutuhan
akan prestasi merupakan pendorong guru untuk mengembangkan kreativitas dan
mengarahkan semua kemampuan yang dimiliki demi mencapai prestasi kerja yang
optimal. Setelah itu untuk mewujudkan kinerja guru yang baik perlu adanya
pengawasan. Pekerjaan guru harus diawasi dengan baik oleh pengawas dan kepala
dalam membuat portofolio. Pengawasan memeriksa portofolio menggambarkan
aktivitas organisasi sehingga rencana yang telah ditetapkan lebih awal dapat
tercapai dengan baik.
Bertolak dari pemikiran diatas, untuk memperjelas pengaruh sertifikasi, motivasi,
dan pengawasan terhadap kinerja guru dapat dilihat pada paradigma berikut:
Di Gambar 1. Paradigma Penelitian Sertifikasi (X1), Motivasi (X2), dan
Pengawasan (X3) terhadap Kinerja Guru (Y)
Sertifikasi (X1)
Motivasi (X2)
Pengawasan (X3)
Kinerja Guru (Y) r1
r2
r3
R
33 D. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pikir dan landasan teori di atas, rumusan hipotesis dalam
penelitian ini adalah:
1. Ada Pengaruh Sertifikasi Terhadap Kinerja Pada Guru SMP Negeri Kecamatan
Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Tahun
Pelajaran 2012/2013.
2. Ada Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pada Guru SMP Negeri Kecamatan
Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Tahun
Pelajaran 2012/2013.
3. Ada Pengaruh Pengawasan Terhadap Kinerja Pada Guru SMP Negeri
Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung
Tahun Pelajaran 2012/2013.
4. Ada Pengaruh Sertifikasi, Motivasi, Dan Pengawasan Terhadap Kinerja Pada
Guru SMP Negeri Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur
III. METODOLOGI PENELITIAN
Bagian ini akan membahas metode penelitian, populasi dan sampel, variabel
penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data, uji persyaratan
instrument, pengukuran data, uji persyaratan analisis data, uji keberartian dan
kelinieran regresi, dan pengujian hipotesis.
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode ex post facto dan
survey. Berdasarkan tingkat eksplanasinya penelitian ini tergolong penelitian
deskriptif verifikatif diartikan sebagai penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
pengaruh antara dua variabel atau lebih. Teknik samplingnya adalah Probability
Sampling, dengan menggunakan proportionate stratified random sampling,
perhitungan menggunakan rumus slovin. Unit analisis adalah regresi linier
sederhana digunakan untuk menguji hipotesis pertama, kedua, dan ketiga. Lalu
untuk mengetahui tingkat signifikansi digunakan uji t. Sedangkan pengujian
hipotesis keempat digunakan regresi linier multipel dan untuk memperoleh
signifikansi digunakan uji F. Dalam penelitian ini obyek yang diteliti adalah guru
yang telah bersertifikat sertifikasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan
35 B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan subjek atau objek psikologis yang menjadi pusat
penelitian di mana subjek atau objek tersebut dibatasi oleh kriteria tertentu. Di
mana subjek atau objek psikologis ini bisa konkret (contohnya orang) ataupun
abstrak (contohnya sikap).
Menurut Sugiyono (2011 : 117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah guru SMP Negeri yang telah bersertifikasi di
Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung
Tahun Pelajaran 2012/2013.
Tabel 3. Jumlah Guru SMP Negeri Yang Telah Bersertifikasi
Pada Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.
No Nama Sekolah Jumlah Guru Yang Bersertifikasi
Laki-laki Perempuan
1 SMP Negeri 1 31 14 17
2 SMP Negeri 4 46 14 32
3 SMP Negeri 5 32 7 25
Jumlah 109 35 74
Sumber: TU SMP Negeri Di Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini jumlah
2. Sampel
Sampel adalah contoh, representan atau wakil dari suatu populasi yang cukup
besar jumlahnya atau satu bagian dari keseluruhan yang dipilih dan representatif
sifatnya.
Menurut Sugiyono (2011 : 118) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Penentuan jumlah sampel dengan menggunakan rumus Slovin dalam Usman dan
Abdi (2009 : 198). Dengan rumus sebagai berikut:
n =
Keterangan
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
d = Nilai Presisi (ketelitian) sebesar 95%
Berdasarkan rumus diatas, besarnya sampel dalam penelitian ini dihitung sebagai
berikut:
n =
n =
n =
n =
37 Jadi banyak sampel dalam penelitian ini sebesar 84 orang guru.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah probability sampling dengan menggunakan
proportionate stratified random sampling. Teknik ini digunakan bila populasi
mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.
Untuk menentukan besarnya sampel pada setiap sekolah dilakukan dengan alokasi
proporsional agar sampel yang diambil lebih proporsional dengan cara:
Jumlah sampel tiap sekolah = Xjumlah tiap sekolah
Tabel 4. Perhitungan Jumlah Sampel Untuk Masing-Masing Sekolah.
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono, 2011 : 60).
No Nama Sekolah Perhitungan Jumlah Guru (Sampel)
1 SMP Negeri 1 24
2 SMP Negeri 4 35
3 SMP Negeri 5 25
Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Independen atau Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam penelitian
ini yang menjadi variabel bebas yaitu Sertifikasi (X1), Motivasi (X2), dan
Pengawasan (X3).
2. Variablel Dependen atau Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
Kinerja Guru (Y).
D. Definisi Konseptual Variabel dan Definisi Operasional Variabel 1. Definisi Konseptual Variabel
a. Kinerja guru (Y)
Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara
keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas
dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja,
target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan
telah disepakati bersama (Rivai, 2006 : 309).
b. Sertifikasi (X1)
Sertifikasi adalah pemberian sertifikat pendidik untuk guru yang telah
memenuhi persyaratan kualifikasi pendidikan minimum dan penguasaan
39 melalui portofolio dan PLPG dalam meningkatkan profesionalisme kerja
guru (Muslich, 2007 : 2).
c. Motivasi (X2)
Motivasi menurut Mc. Clelland terdiri dari kebutuhan akan kekuasaan
(Need for Power), kebutuhan akan afiliasi (Need for Affiliation), dan
kebutuhan akan prestasi (Need for Achievement),
(Hasibuan, 2007 : 112).
d. Pengawasan (X3)
Pengawasan adalah suatu proses yang sistematis untuk mengevaluasi
apakah aktifitas organisasi telah dilaksanakan sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan (H.B. Siswanto, 2007 : 140).
2. Definisi Operasional Variabel 1. Kinerja guru (Y)
Kinerja guru meliputi sebagai berikut.
a. Hasil.
b. Periode tertentu.
c. Standar hasil kerja.
d. Target atau sasaran.
2. Sertifikasi (X1)
Sertifikasi meliputi sebagai berikut.
a. Tujuan.
3. Motivasi (X2)
Motivasi meliputi sebagai berikut.
a. Kebutuhan akan kekuasaan (Need for Power).
b. Kebutuhan akan afiliasi (Need for Affiliation).
c. Kebutuhan akan prestasi (Need for Achievement).
4. Pengawasan (X3)
Pengawasan meliputi sebagai berikut.
a. Proses.
b. Aktivitas organisasi.
c. Rencana yang telah ditetapkan.
Berdasarkan definisi - definisi yang dikemukan di atas maka untuk lebih jelasnya
berikut ini disajikan tabel yang menggambarkan definisi operasional variabel
tentang variabel-variabel, indikator- indikator, dan sub indikator yang digunakan
sebagai acuan dalam penelitian ini.
Tabel 5. Indikator dan Sub Indikator Variabel
Variabel Indikator Sub Indikator Skala
Kinerja guru 1. Hasil
2. Periode tertentu
3. Standar hasil kerja
Perangkat pembelajaran dibuat
dengan baik
Pelaksanaan PBM di kelas
Menyelesaikan perangkat
pembelajaran tepat waktu
Pelaksanaan PBM sesuai dengan
jadwal
Rencana pembelajaran sesuai
dengan silabus
Pelaksanaan PBM berjalan sesuai
standar proses
41
4. Target atau sasaran
Materi pelajaran sesuai standar isi
Penilaian hasil belajar sesuai dengan standar penilaian
Semua tujuan pembelajaran
tercapai
KKM dan kompetensi dasar
tercapai dengan baik
Sertifikasi 1. Tujuan
2. Manfaat
Sertifikasi dilaksanakan dengan tujuan untuk menentukan kelayakan guru
Tujuan sertifikasi untuk meningkatkan mutu hasil pendidikan
Manfaat sertifikasi adalah melindungi profesi guru Manfaat sertifikasi adalah
melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan Manfaat sertifikasi untuk
meningkatkan pendapatan guru Hasil Penilaian Portofolio untuk
diusulkan mendapatkan tunjangan
Portofolio dalam proses sertifikasi menggambarkan pengetahuan, keterampilan, dan kelayakan guru
PLPG metode untuk
mendapatkan sertifikasi guru
PLPG dapat meningkatkan
profesionalisme kerja guru
PLPG dapat meningkatkan
pengalaman dan keterampilan guru
Ordinal
Motivasi 1. Kebutuhan akan
kekuasaan (Need for Power)
2. Kebutuhan akan
afiliasi (Need for Affiliation)
SK Kepala Sekolah untuk
memerintahkan Guru
Mempertanggungjawabkan
hasil belajar siswa
Memiliki kualifikasi sebagai pengajar
Kebutuhan akan perasaan
diterima oleh orang lain di lingkungan sekolah
3. Kebutuhan akan prestasi (Need for Achievement)
Proses belajar mengajar siswa adalah wujud kerjasama
Melibatkan diri dengan kegiatan intra sekolah
Bekerja sama dalam belajar
Mengikuti pelatihan-pelatihan pendidikan
Memiliki pendidikan yang
tinggi
Mengikuti sertifikasi guru
Pengawasan 1. Proses
2. Aktivitas organisasi
3. Rencana yang
telah ditetapkan
Silabus yang dibuat sesuai dengan kurikulum
Kepala sekolah masuk kelas
mengawasi guru
Guru membuat kuis
Soal kuis yang dibuat berdasarkan kurikulum
RPP dan silabus diperiksa oleh kepala sekolah
Sebelum mengajar membuat
RPP
Menyiapkan media
pembelajaran dalam mengajar
Media yang digunakan sesuai
dengan acuan RPP
Menggunakan metode dalam
mengajar
Menggunakan media yang telah
berdasarkan kurikulum
Ordinal
3. Pengukuran Variabel Penelitian
Sehubungan data dalam instrument penelitian ini masih berbentuk ordinal, maka digunakan Methode of Sucsessive Internal (MSI), yaitu suatu metode yang digunakan untuk menaikan atau mengubah tingkat pengukuran dari data ordinal menjadi data interval dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. untuk setiap pertanyaan, hitung frekuensi jawaban setiap kategori (pilihan jawaban);
2. berdasarkan frekuensi setiap kategori dihitunng proporsinya;
3. dari proporsi yang diperoleh, hitung proporsi komulatif untuk setiap kategori;
4. tentukan pula nilai batas Z untuk setiap kategori; dan
43
6. hitung scale value (internal rata-rata) untuk setiap kategori melalui persamaan berikut:
7. hitung score (nilai hasil transformasi) untuk setiap kategori melalui persamaan:
(Hays, W, L, 1976, Quantification in Psychology, Prentice Hall, New Delhi) Penggunaan rumus MSI dari W.L Hays ini dikarenakan jangkauan antara hasil MSI dan nilai data ordinal sebenarnya tidak terlalau jauh.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data untuk penelitian ini penulis menggunakan metode sebagai
berikut.
1. Observasi
Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2011 : 203).
Observasi dilakukan untuk mengamati keadaan yang ada dilapangan pada saat
mengadakan penelitian pendahuluan yaitu untuk mengamati proses
pembelajaran di dalam kelas, seperti mengamati motivasi mengajar guru,
perencanaan yang digunakan, dan kegiatan yang dilakukan siswa pada saat
proses pembelajaran berlangsung.
2. Interview (wawancara)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil
(Sugiyono, 2011 : 194).
Teknik wawancara ini digunakan untuk mendapatkan data berupa, jumlah
guru yang bersertifikasi dan data-data lain yang berhubungan dengan
penelitian.
3. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya- karya monumental dari seseorang
(Sugiyono, 2011 : 329).
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia dalam
catatan dokumen. Dalam penelitian sosial, fungsi data yang berasal dari
dokumentasi lebih banyak digunakan sebagai data pendukung dan pelengkap
bagi data primer yang diperoleh melalui observasi dan wawancara.
4. Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
45 Apabila ada kesulitan dalam memahami kuesioner, responden bisa langsung
bertanya kepada peneliti. Angket ini digunakan untuk mendapatkan informasi
mengenai Sertifikasi, Motivasi, Pengawasan, dan Kinerja Guru dengan
menggunakan skala interval.
F. Uji Persyaratan Instrumen 1. Uji Validitas Angket
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan suatu
instrument. Untuk menguji tingkat validitas pada penelitian ini menggunakan
rumus korelasi product moment dengan angka kasar (rxy). Karena datanya
terdiri dari variabel X dan Y. Sehingga untuk mengetahui indeks validitasnya
dilakukan dengan mengkorelasikan dua variabel tersebut. Jadi menurut
peneliti rumus korelasi product moment dengan angka kasar (rxy) tepat
digunakan untuk menguji tingkat validitas angket pada penelitian ini.
Rumus korelasi product moment dengan angka kasar (rxy) adalah, sebagai berikut:
Keterangan: