• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SERTIFIKASI, MOTIVASI, DAN PENGAWASAN TERHADAP KINERJA PADA GURU SMP NEGERI KECAMATAN ENGGAL DAN KECAMATAN TANJUNG KARANG TIMUR BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH SERTIFIKASI, MOTIVASI, DAN PENGAWASAN TERHADAP KINERJA PADA GURU SMP NEGERI KECAMATAN ENGGAL DAN KECAMATAN TANJUNG KARANG TIMUR BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH SERTIFIKASI, MOTIVASI, DAN PENGAWASAN TERHADAP KINERJA PADA GURU SMP NEGERI KECAMATAN

ENGGAL DAN KECAMATAN TANJUNG KARANG TIMUR BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh :

Putri Mandasari

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

PENGARUH SERTIFIKASI, MOTIVASI, DAN PENGAWASAN TERHADAP KINERJA PADA GURU SMP NEGERI KECAMATAN

ENGGAL DAN KECAMATAN TANJUNG KARANG TIMUR BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh

PUTRI MANDASARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kinerja pada guru SMP Negeri Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur yang dibatasi pada Variabel bebas Sertifikasi Guru, Motivasi, dan Pengawasan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ex Post Facto dan Survey dengan desain penelitian deskriptif verifikatif. Teknik samplingnya adalah probability

sampling dengan menggunakan proportionate stratified random sampling dan

perhitungannya menggunakan rumus slovin. Unit analisis yaitu regresi linier sederhana dan regresi linier multiple. Obyek dalam penelitian adalah guru yang telah bersertifikat sertifikasi dengan jumlah sampel yaitu 84 guru. Teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dokumentasi, dan angket. Berdasarkan analisis data yang dihitung mengunakan rumus stasistik diperoleh: (1). Ada pengaruh sertifikasi terhadap kinerja guru, diperoleh t hitung 7,757 > t tabel 1,989, koefisien korelasi (r) 0,638 yang menunjukkan bahwa r hitung 0,638 > r tabel 0,215 dan koefisien determinasi (r2) 0,407. (2). Ada pengaruh motivasi terhadap kinerja guru, diperoleh t hitung 5,153 > t tabel 1,989, koefisien korelasi (r) 0,521 yang menunjukkan bahwa r hitung 0,521 > r tabel 0,215 dan koefisien determinasi (r2) 0,271. (3). Ada pengaruh pengawasan terhadap kinerja guru, diperoleh t hitung 6,453 > t tabel 1,989, koefisien korelasi (r) 0,587 yang menunjukkan bahwa r hitung 0,587 > r tabel 0,215 dan koefisien determinasi (r2) 0,344. (4). Ada pengaruh sertifikasi, motivasi, dan pengawasan terhadap kinerja guru, diperoleh F hitung 75,007 > F tabel 4,034 yang ditunjukkan oleh regresi linier multiple diperoleh (R) 0,766 yang menujukkan koefisien korelasi R hitung 0,766 > R tabel 0,215 dan koefisien determinasi (R2) 0,587.

(3)
(4)
(5)
(6)

DAFTAR ISI

F. Kegunaan Penelitian... 13

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 14

II. TINJAUANPUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ... 15

(7)

1. Definisi Konseptual Variabel ... 38

2. Definisi Operasional Variabel ... 39

3. Pengukuran Variabel ... 42

4. Hasil Uji Coba Reliabilitas Angket ... 50

G. Uji Persyaratan Analisis Data ... 51

1. Uji Normalitas ... 51

2. Uji Homogenitas ... 52

H. Uji Persyaratan Regresi Linear Ganda (Uji Asumsi Klasik) ... 53

1. Uji Keberartian dan Kelinieran Regresi ... 53

2. Uji Multikolinieritas ... 55

3. Uji Autokorelasi ... 56

4. Uji Heteroskedastisitas ... 56

I. Pengujian Hipotesis ... 58

1. Regresi Linier Sederhana... 58

2. Regresi Linier Multipel ... 60

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 62

1. SMP Negeri 1 Bandar Lampung ... 62

a. Sejarah Berdirinya SMP Negeri 1 Bandar Lampung ... 62

b. Visi dan Misi SMP Negeri 1 Bandar Lampung ... 63

c. Keadaan Siswa ... 64

d. Situasi dan Kondisi Sekolah ... 64

e. Kondisi Guru ... 64

2. SMP Negeri 4 Bandar Lampung ... 65

a. Sejarah Berdirinya SMP Negeri 4 Bandar Lampung ... 65

b. Visi dan Misi SMP Negeri 4 Bandar Lampung ... 65

c. Keadaan Siswa ... 66

d. Situasi dan Kondisi Sekolah ... 66

e. Kondisi Guru ... 66

3. SMP Negeri 5 Bandar Lampung ... 67

a. Sejarah Berdirinya SMP Negeri 5 Bandar Lampung ... 67

(8)

3. Data Pengawasan (X3) ... 76

4. Data Kinerja Guru (Y) ... 79

C. Pengujian Persyaratan Statistik Parametrik (Analisis Data) ... 82

1. Uji Normalitas ... 82

2. Uji Homogenitas ... 83

3. Uji Keberartian dan Kelinieran ... 83

a. Uji Keberartian dan Kelinieran Variabel X1 Terhadap Y ... 83

b. Uji Keberartian dan Kelinieran Variabel X2 Terhadap Y ... 84

c. Uji Keberartian dan Kelinieran Variabel X3 Terhadap Y ... 85

4. Uji Multikolinieritas ... 85

5. Uji Autokorelasi ... 86

6. Uji Heteroskedastisitas ... 87

D. Uji Hipotesi ... 88

1. Pengaruh Sertifikasi Terhadap Kinerja Pada Guru SMP Negeri Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 95

2. Pengaruh Motivasi Kinerja Pada Guru SMP Negeri Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 96

3. Pengaruh Pengawasan Terhadap Kinerja Pada Guru SMP Negeri Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 98

4. Pengaruh Sertifikasi, Motivasi, dan Pengawasan Terhadap Kinerja Pada Guru SMP Negeri Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 100

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 103

B. Saran ... 104

(9)

I. PENDAHULUAN

Bagian ini akan membahas latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan ruang

lingkup penelitian.

A. Latar Belakang

Kualitas pendidikan yang memadai sangat dibutuhkan untuk memenuhi

kebutuhan akan ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam proses

pendidikan didalamnya terdapat kurikulum yang perlu dioptimalkan fungsinya. Di

Indonesia kurikulum KTSP mempunyai tujuan yaitu untuk membangun dan

memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia. Kualitas pendidikan akan semakin

baik saat guru menyelesaikan portofolio mengajar di sekolah tepat waktu. Kualitas

pendidikan akan terwujud saat proses belajar mengajar di kelas berlangsung

dengan baik, dalam arti guru yang melaksanakan proses belajar mengajar telah

melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, sampai

evaluasi pembelajaran secara terpadu. Namun kenyataannya di lapangan,

masyarakat bingung dengan kurikulum yang baru karena kurikulum sebelumnya

belum bisa dipahami oleh masyarakat dan sudah digantikan dengan kurikulum

yang baru. Seharusnya dengan kurikulum yang baru masyarakat akan menjadi

(10)

masyarakat. Selain itu pergantian kurikulum pendidikan secara langsung atau

tidak dapat berdampak kepada kinerja guru itu sendiri. Perubahan kurikulum

dapat menjadi beban psikologis bagi guru, mungkin juga akan dapat membuat

guru frustasi akibat perubahan tersebut. Banyak guru mengerjakan portofolio

berupa pemetaan, silabus, RPP, dan lain-lain tidak tepat waktu misalkan saat jam

pelajaran berlangsung, sehari sebelum mengajar, atau ketika akan diadakan

supervisi saja. Seharusnya, setiap guru sudah menyelesaikan semua saat menerima

surat keputusan untuk mengajar mata pelajaran di semester itu.

Guru diharapkan mampu memahami dan melaksanakan kurikulum yang berlaku.

Kurikulum KTSP mewajibkan guru menggunakan model pembelajaran. Selain itu

fungsi guru bukan menjadi satu-satunya sumber belajar, tetapi beralih sebagai

pelatih, pembimbing, dan manajer belajar. Siswa yang lebih aktif berdiskusi

daripada gurunya. Guru hendaklah membuat administrasi guru sebelum mengajar

di depan kelas atau awal semester. Guru yang memiliki kinerja yang baik adalah

guru yang disiplin dalam mengajar yang dilihat dari tingkat absensi. Seorang guru

harus hadir di sekolah tepat waktu sesuai dengan peraturan di sekolahnya. Namun

pada kenyataannya masih terdapat beberapa guru yang belum menggunakan

kurikulum KTSP dan membuat administrasi guru pada akhir semester. Selain itu,

masih banyak guru yang kurang bertanggung jawab dalam menjalankan tugasnya

serta kurang memperhatikan tingkat kehadirannya. Beberapa guru tidak hadir

(11)

3 Perencanaan pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu motivasi,

ekspektasi/kepuasan, serta reward/pujian atau imbalan. Motivasi seseorang tidak

akan muncul dengan sendirinya tanpa ada kemungkinan pemenuhan keinginan

(kebutuhan) dari suatu kegiatan. Motivasi intrinsik adalah pendorong perilaku

yang bersumber dari dalam diri seseorang sebagai individu, berupa kesadaran

mengenai pentingnya manfaat/makna pekerjaan yang dilaksanakan, baik karena

mampu memenuhi kebutuhan atau menyenangkan, ataukah memungkinkan

seseorang mampu mencapai suatu tujuan, maupun karena memberikan harapan

tertentu yang sifatnya positif di masa depan. Motivasi ekstrinsik adalah pendorong

kerja yang bersumber dari luar diri sebagai individu, berupa suatu kondisi yang

mengharuskan setiap pekerja melaksanakan perilaku secara maksimal, karena

adanya pujian/reward, hukuman, aturan, dan sebagainya. Tetapi kenyataan di

lapangan guru kurang adanya motivasi, terutama motivasi dari kepala sekolah

sehingga guru jarang membuat perencanaan pembelajaran sebelum mengajar.

Ekspektasinya tidak sesuai dengan yang diharapkan, serta kurangnya pujian atau

penghargaan dari kepala sekolah yang menyebabkan kepuasannya rendah,

mengajar menjadi tidak fokus atau terkonsentrasi.

Guru harus dapat mempertanggung jawabkan atas hasil kegiatan melalui interaksi

belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar guru harus menciptakan kondisi

yang menyenangkan dan memperhatikan keinginan siswa. Misalnya pemilihan

metode yang tepat. Dalam proses belajar mengajar sebaiknya guru memperhatikan

penggunaan metode. Penggunaan metode tidak lebih dari 2 metode dalam satu

(12)

digunakan dengan materi yang disampaikan. Alokasi waktu juga harus

diperhatikan oleh guru dalam penerapan metode. Guru yang baik akan

menyelesaikan tugasnya tepat waktu termasuk mengajar. Namun kenyataan di

lapangan selama ini beberapa guru dalam proses belajar mengajar menggunakan

lebih dari dua metode dalam satu kali pertemuan dan metode yang digunakan

tidak sesuai dengan materi yang disampaikan. Siswapun bingung tidak mengerti

materi apa yang disampaikan dan alokasi waktu terbuang sia-sia. Guru pun harus

mengulangi materi yang sama dipertemuan selanjutnya. Selama ini guru hanya

menggunakan metode yang monoton yaitu metode ceramah. Penggunaan metode

yang monoton membuat siswa menjadi bosan dan siswa tidak aktif karena semua

terfokus pada guru. Untuk mengatasi masalah ini, guru dapat menggunakan

metode yang lain. Salah satunya adalah metode pemberian tugas. Metode

pemberian tugas merupakan metode di mana guru berusaha supaya siswa

melakukan kegiatan belajar sesuai dengan tugas yang diberikan guru. Tugas yang

diberikan guru dapat bervariasi seperti mencari bahan/materi, berdiskusi dengan

teman sebangku, mengisi daftar isian, dan sebagainya. Metode ini dapat dilakukan

di mana saja tidak hanya di dalam kelas. Siswa dapat melakukan di perpustakaan,

laboratorium, di rumah dan di tempat lainnya. Namun kenyataannya di sekolah,

dalam penggunaan metode pemberian tugas, guru harus menyesuaikan dengan

kemampuan siswa dan pengawasan. Guru tidak diperkenankan memberikan tugas

yang banyak dan membuat siswa menjadi malas, bosan dan meniru pekerjaan

(13)

5 Selanjutnya, sebagai tenaga profesional guru harus menguasai teknik penilaian

pembelajaran. Guru harus mampu mengelola proses evaluasi pembelajaran

sedemikian rupa agar penilaian hasil belajar dapat mencerminkan kondisi

sebenarnya. Salah satu teknik yang dibutuhkan adalah guru harus membuat soal

sesuai dengan materi yang telah diajarkan. Namun faktanya, terkadang guru tidak

membuat soal sesuai dengan materi yang telah diajarkan. Ini tentu akan membuat

siswa menjadi bingung dan menghasilkan hasil penilaian yang tidak

mencerminkan kondisi sebenarnya. Sementara seharusnya penilaian hasil belajar

yang baik harus mencerminkan kondisi siswa apa adanya. Kemudian baru bisa

dilakukan analisis dan tindak lanjut untuk memperbaiki kondisi pelaksanaan

pembelajaran.

Guru sebagai pelaksana proses pengajaran disekolah harus mampu mengelola

seluruh sarana sekolah sebagai elemen komponen pembelajaran yang mendukung

tercapainya tujuan pembelajaran di sekolah. Guru harus mampu memanfaatkan

seluruh sarana sekolah terutama perpustakaan dan laboratorium seefektif

mungkin. Guru harus mampu memotivasi siswa untuk memanfaatkan sarana ini

dengan maksimal. Tentunya agar pencapaian tujuanpun dapat dimaksimalkan

pula. Namun kenyataannya di lapangan, masih banyak guru yang belum mampu

melakukan ini. Guru masih belum optimal memanfaatkan sarana dan prasarana

sekolah sebagai pendukung proses pembelajaran di kelas. Siswa masih sering

dibebaskan untuk masuk ke perpustakaan atau laboratorium tanpa pengawasan

(14)

Kinerja seorang guru baik apabila mengerjakan portofolio sebelum guru mengajar

atau awal semester. Kenyataan di lapangan menunjukkan, guru terkadang tidak

membuat portofolio sebelum mengajar atau awal semester tetapi dibuat pada akhir

semester. Seharusnya terdapat kesadaran dari guru itu sendiri dalam membuatnya

tanpa menunggu perintah atau pemeriksaan dari supervisi maupun kepala sekolah.

Dalam proses pembelajaran guru mengajar dengan menggunakan metode

pembelajaran, model pembelajaran, penguasaan materi yang baik, dan evaluasi

pembelajaran jadi dalam mengajar guru menjadi lebih terarah dan terukur, selain

itu guru akan lebih mudah dalam mengajar. Kenyataan di lapangan, guru jarang

menggunakan metode dan model pembelajaran dalam mengajar, rendahnya guru

dalam penguasaan materi pembelajaran, dan guru jarang membuat evaluasi

pembelajaran. Kinerja seorang guru dilihat juga dari tingkat absensi atau

kehadiran. Tingkat absensi dapat menunjukan tingkat kedisiplinan, semangat, dan

sikap kerja. Absensi guru yang baik dilihat dari setiap hari ada di sekolah jadi

sekolah lebih kondusif dan terukur. Namun pada kenyataannya, berdasarkan hasil

penelitian pendahuluan diketahui masih terdapat guru yang tidak hadir pada jam

kerjanya. Selain itu, banyak kejadian betapa pemanfaatan waktu kerja yang

merupakan upaya paling dasar dari kinerja seorang guru, banyak diabaikan,

bahkan secara sengaja dilanggar.

Berikut disajikan data mengenai guru yang bersertifikasi yang peneliti dapat

(15)

7 Tabel 1. Jumlah guru yang bersertifikasi pada SMP Negeri Kecamatan

Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.

No. Nama Sekolah Jumlah Guru Jumlah Guru Yang

Bersertifikasi

1. SMP Negeri 1 52 31

2. SMP Negeri 4 69 46

3. SMP Negeri 5 54 32

Jumlah 175 109

Sumber: Tata Usaha Masing-masing SMP Negeri di Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur

Pada tabel 1. di atas terlihat bahwa jumlah guru pada SMP Negeri Kecamatan

Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur tahun pelajaran 2012/2013 terdiri

sebanyak 175 orang guru, sedangkan jumlah guru yang bersertifikasi pada SMP

Negeri Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur sebanyak 109

orang guru.

Guru merupakan salah satu komponen yang paling menentukan dalam

mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Guru merupakan orang yang secara

langsung berhadapan dengan siswa, menjadi panutan bagi seluruh siswa, dan juga

merupakan salah satu faktor utama dalam kesuksesan belajar mengajar disekolah.

Perannya yang strategis itulah yang membuat guru selalu dituntut untuk

menampilkan kualitas kinerja yang optimal. Namun kenyataan di lapangan sampai

saat ini realita bicara lain, masih banyak guru yang belum menunjukkan kinerja

yang optimal dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya sebagai tenaga

profesional. Hal ini terlihat dari masih banyaknya guru yang belum mampu

(16)

Sertifikasi, Motivasi, dan Pengawasan merupakan faktor yang dapat

mempengaruhi Kinerja Guru. Guru yang telah menerima sertifikat sertifikasi

harus melaksanakan beban kerja sekurang-kurangnya 24 jam tatap muka

perminggu dan berhak atas tunjangan profesi pendidik sebesar satu kali gaji

pokok. Umumnya, rendahnya guru dalam memanfaatkan waktu bisa digantikan

dengan mengajar mata pelajaran lain di sekolah tersebut, menggantikan guru yang

sedang cuti, atau ada juga yang mengajar di sekolah lain dengan mata pelajaran

yang sama atau berbeda yang terpenting bisa terpenuhinya jam mengajar yaitu 24

jam. Namun pada kenyataannya, untuk mendapatkan beban kerja 24 jam

perminggu ini sangat sulit. Masih banyak guru sertifikasi yang mendapatkan jam

mengajar kurang dari 24 jam tatap muka perminggu di sekolah tempat guru

mengajar.

Motivasi diduga juga dapat berpengaruh terhadap Kinerja Guru. Motivasi

merupakan salah faktor penunjang keberhasilan dalam belajar dan secara otomatis

juga menunjang keberhasilan guru dalam mengelola proses pembelajaran. Mc.

Clelland mengelompokkan tiga kebutuhan manusia yang dapat memotivasi gairah

bekerja yaitu: kebutuhan akan kekuasaan (Need for Power), kebutuhan akan

afiliasi (Need for Affiliation), dan kebutuhan akan prestasi (Need for

Achievement). Kebutuhan akan kekuasaan merupakan keinginan seorang guru

yang ingin lebih berkuasa dari guru lainnya sehingga dapat menimbulkan

persaingan. Persaingan ini oleh kepala sekolah ditumbuhkan secara sehat dalam

memotivasi guru, supaya mereka termotivasi untuk bekerja giat. Kebutuhan akan

(17)

9 tempat ia bekerja, kebutuhan akan perasaan dihormati, kebutuhan akan perasaan

maju dan tidak gagal, serta kebutuhan akan perasaan ikut serta dalam setiap

kegiatan. Kebutuhan akan prestasi merupakan pendorong guru untuk

mengembangkan kreativitas dan mengarahkan semua kemampuan yang dimiliki

demi mencapai prestasi kerja yang optimal sehingga akan dapat memperoleh

pendapatan yang besar untuk memenuhi semua kebutuhannya. Namun

kenyataannya, guru kurang termotivasi karena walaupun ia telah mencapai

prestasi kerja yang tinggi, guru jarang mendapatkan pujian dan pendapatan yang

besar sehingga guru sulit untuk memenuhi semua kebutuhannya, guru juga jarang

diikutsertakan dalam rapat. Selain itu, kepala sekolah jarang menciptakan suasana

pekerjaan yang baik.

Di sisi lain, untuk mewujudkan kinerja guru yang baik juga diperlukan

pengawasan yang baik. Pengawasan adalah proses pengamatan dari pelaksanaan

seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang

dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang ditetapkan. Kepala sekolah

dalam mengawasi guru mempunyai sistem yaitu guru sebelum mengajar akan

mendapatkan SK mengajar di awal semester dengan syarat guru menyelesaikan

portofolio mengajar. Kepala sekolah membangun sistem agar setiap pekerjaannya

dapat terukur, terencana, dan terprogram dengan baik. Selain itu kepala sekolah

melakukan kontrol ke kelas sebelum mengajar. Kepala sekolah juga harus

melakukan perencanaan terbuka atau jelas dalam membuat peraturan. Namun

kenyataannya, pengawasan disekolah masih sering terabaikan, masih banyak

(18)

pengawasan. Hal ini ditandai oleh masih kurangnya intensitas pengawas hadir ke

sekolah, kurangnya pemantauan dan bantuan yang diberikan oleh pengawas

sekolah dalam perencanaan pembelajaran dan pengelolaan pembelajaran, serta

kurang maksimalnya pelaksanaan program kegiatan pengawasan oleh Kepala

sekolah dan Pengawas sekolah.

Guru merupakan faktor utama yang bertugas sebagai pendidik dalam keseluruhan

proses pendidikan. Guru harus bertanggung jawab atas hasil kegiatan belajar anak

melalui interaksi belajar mengajar dan pelaksanaan standar kinerja guru. Guru

merupakan salah satu faktor yang paling mempengaruhi berhasil atau tidaknya

proses belajar dan karenanya guru harus mampu menampilkan kinerja berkualitas

tinggi. Itulah sebabnya selalu diperlukan penilaian kinerja guru dan pemahaman

terhadap faktor yang menpengaruhinya untuk memastikan tercapainya tujuan

pendidikan.

Berdasarkan penjelasan di atas, kinerja merupakan hasil dari proses yang

dilakukan seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab

dan kemampuan yang dimiliki. Tinggi rendahnya Kinerja Guru berkaitan erat

dengan banyak faktor, salah satunya yaitu Sertifikasi, Motivasi, dan Pengawasan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat

diidentifikasi sebagai berikut.

(19)

11 2. Rendahnya pemahaman guru mengenai kurikulum yang sedang berlaku.

3. Rendahnya guru dalam mempersiapkan perencanaan pembelajaran.

4. Guru dalam proses belajar mengajar menggunakan lebih dari dua metode

dalam satu kali pertemuan dan metode yang digunakan tidak sesuai

dengan materi yang disampaikan.

5. Terkadang guru tidak membuat soal sesuai dengan materi yang telah

diajarkan.

6. Guru masih belum optimal memanfaatkan sarana dan prasarana sekolah

sebagai pendukung proses pembelajaran di kelas.

7. Masih banyak guru yang belum menunjukkan kinerja yang optimal dalam

menjalankan tugas pokok dan fungsinya sebagai tenaga profesional.

8. Masih terdapat beberapa guru yang telah menerima sertifikat sertifikasi

melaksanakan jam mengajar kurang dari 24 jam tatap muka perminggu.

9. Masih rendahnya motivasi mengajar guru.

10.Pengawasan dari kepala sekolah terhadap guru belum terlaksana secara

efektif.

11.Masih kurangnya intensitas pengawas hadir ke sekolah

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada latar belakang dan identifikasi

masalah di atas, maka ruang lingkup masalah penelitian ini dibatasi pada

Pengaruh Sertifikasi Guru (X1), Motivasi (X2), dan Pengawasan (X3) Terhadap

(20)

D. Rumusan Masalah

Bertolak dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah diatas, maka secara

operasional permasalahan yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Apakah ada Pengaruh Sertifikasi Terhadap Kinerja Pada Guru SMP

Negeri Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar

Lampung tahun pelajaran 2012/2013?

2. Apakah ada Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pada Guru SMP Negeri

Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar

Lampung tahun pelajaran 2012/2013?

3. Apakah ada Pengaruh Pengawasan Terhadap Kinerja Pada Guru SMP

Negeri Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar

Lampung tahun pelajaran 2012/2013?

4. Apakah ada Pengaruh Sertifikasi, Motivasi, Dan Pengawasan Terhadap

Kinerja Pada Guru SMP Negeri Kecamatan Enggal dan Kecamatan

Tanjung Karang Timur Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013?

E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan:

1. untuk mengetahui Pengaruh Sertifikasi Terhadap Kinerja Pada Guru SMP

Negeri Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar

Lampung tahun pelajaran 2012/2013.

2. untuk mengetahui Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pada Guru SMP

Negeri Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar

(21)

13 3. untuk mengetahui Pengaruh Pengawasan Terhadap Kinerja Pada Guru

SMP Negeri Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur

Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013.

4. untuk mengetahui Pengaruh Sertifikasi, Motivasi, Dan Pengawasan

Terhadap Kinerja Pada Guru SMP Negeri Kecamatan Enggal dan

Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung tahun pelajaran

2012/2013.

F. Kegunaan Penelitian

Pada hakekatnya penelitian yang dilakukan seseorang diharapkan akan

mendapatkan manfaat tertentu. Begitu pula dengan penelitian ini diharapkan

mendatangkan manfaat sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

a. Merupakan sumbangan pemikiran dalam dunia pendidikan pada

umumnya dan pendidikan SMP pada khususnya.

b. Sebagai bahan atau referensi bagi para peneliti-peneliti lainnya yang

ingin mengembangkan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan Kinerja Pada

Guru SMP Negeri Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung

(22)

b. Bagi Kepala Sekolah

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai input bagi pimpinan dalam

menentukan kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan

kepemimpinan kepala sekolah dalam kaitannya dengan peningkatan

kinerja guru.

c. Bagi Guru

Dapat memberikan masukan kepada guru untuk memahami penggunaan

Sertifikasi, Motivasi, dan Pengawasan.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini mencakup:

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah seluruh guru yang bersertifikasi.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah Sertifikasi Guru, Motivasi, Pengawasan, dan

Kinerja Guru.

3. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini adalah SMP Negeri yang ada di Kecamatan Enggal

dan Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung.

4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Tahun Pelajaran 2012/2013.

5. Disiplin Ilmu

Disiplin yang berhubungan dengan penelitian ini adalah manajemen

(23)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

Bagian ini akan membahas tinjauan pustaka (Kinerja, Sertifikasi, Motivasi,

Pengawasan, dan hasil penelitian yang relevan), kerangka berpikir, dan hipotesis.

A. Tinjauan Pustaka 1. Kinerja

1.1Pengertian Kinerja

Menurut Rivai (2006 : 309), kinerja adalah suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan. Untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan seseorang sepatutnya memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan keterampilan seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana

mengerjakannya. Kinerja merupkan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan. Kinerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya perusahaan untuk mencapai tujuannya. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk melihat perkembangan perusahaan adalah dengan cara melihat hasil penilaian kinerja.

Menurut August W. Smith dalam Rusman (2012 : 50), performance is output

derives from proceses, human or therwise, yaitu kinerja adalah hasil dari proses

yang dilakukan manusia.

(24)

Menurut Wibowo (2008 : 7), kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan

bagaimana cara mengerjakannya.

Berbagai pengertian kinerja di atas, dapat dipahami bahwa kinerja adalah hasil

atau tingkat keberhasilan yang dilakukan seseorang secara kualitas dan kuantitas

sesuai dengan kemampuan dan perbuatannya. Kinerja yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah kinerja guru. Kinerja guru adalah hasil kerja nyata secara

kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang guru dalam melaksanakan

tugasnya yaitu apa yang dikerjakan di dalam kelas dan bagaimana caranya

mengajar menggunakan metode dan model pembelajaran sesuai dengan tanggung

jawab yang diberikan kepadanya.

1.2Penilaian Kinerja

Menurut Wahyudi (2012 : 96), penilaian kinerja seseorang adalah untuk

mengetahui seberapa besar mereka bekerja melalui suatu sistem formal dan

terstruktur, seperti menilai, mengukur, dan mempengaruhi sifat-sifat yang

berkaitan dengan pekerjaan, perilaku, dan hasil termasuk tingkat ketidakhadiran.

Berdasarkan pendapat diatas, penilaian kinerja pada dasarnya adalah proses yang

digunakan untuk menilai, mengukur dan mengevaluasi kinerja. Penilaian kinerja

ini adalah penilaian kinerja guru yang dilakukan dengan membandingkan hasil

(25)

17 Menurut Wibowo (2008 : 351), suatu proses kinerja apabila telah selesai

dilaksanakan, akan memberikan hasil kinerja atau prestasi kerja. Suatu proses kinerja dapat dikatakan selesai apabila telah mencapai suatu target tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Atau dapat pula dinyatakan selesai berdasarkan pada suatu batasan waktu tertentu, misalnya pada akhir tahun. Evaluasi kinerja

dilakukan untuk memberikan penilaian terhadap hasil kerja atau prestasi kerja yang diperoleh organisasi, tim atau individu. Evaluasi kinerja akan memberikan

umpan balik terhadap tujuan dan sasaran kinerja, perencanaan dan proses pelaksanaan kinerja. Evaluasi kinerja dapat pula dilakukan terhadap proses penilaian, review dan pengukuran kinerja. Atas dasar evaluasi kinerja dapat dilakukan langkah-langkah untuk melakukan perbaikan kinerja di waktu yang akan datang.

Berdasarkan pendapat diatas, penilaian kinerja pada dasarnya dilakukan untuk

memberikan hasil kerja atau prestasi kerja yang diperoleh. Penilaian kinerja yang

dimaksud adalah penilaian kinerja guru. Penilaian kinerja menjadi penting untuk

dilakukan, termasuk penilaian kinerja guru di sekolah. Oleh karena itu, kinerja

guru harus selalu dinilai dan dievaluasi guna perbaikan kinerja guru dan

pencapaian tujuan organisasi sekolah serta pendidikan.

Menurut Rivai (2006 : 309), penilaian kinerja mengacu pada suatu sistem formal dan terstruktur yang digunakan untuk mengukur, menilai dan mempengaruhi sifat-sifat yang berkaitan dengan pekerjaan, perilaku dan hasil, termasuk tingkat

ketidakhadiran. Dengan demikian, penilaian prestasi adalah merupakan hasil kerja karyawan dalam lingkup tanggung jawabnya.

Berdasarkan pendapat diatas, penilaian kinerja adalah proses yang digunakan

untuk mengetahui, mengukur dan mengevaluasi kinerja guru. Penilaian kinerja

yang dimaksud adalah penilaian kinerja guru yang dilakukan dengan

membandingkan hasil dan kondisi kerja dengan standar-standar yang telah

ditetapkan. Penilaian kinerja guru ini menjadi penting dilakukan sebagai feed back

(26)

Menurut Mulyasa (2007 : 137), kinerja mempunyai hubungan erat dengan produktivitas karena merupakan indikator dalam menentukan usaha untuk mencapai produktivitas yang tinggi. Sehubungan hal tersebut maka upaya untuk mengadakan penilaian terhadap kinerja organisasi merupakan hal penting. Berbicara tentang kinerja tenaga kependidikan, erat kaitanya dengan cara mengadakan penilaian terhadap pekerjaan seseorang sehingga perlu ditetapkan standar kinerja atau standar performance.

Berdasarkan pendapat diatas, penilaian kinerja adalah adalah proses

mengevaluasi atau menilai kerja seseorang. Penilaian kinerja menjadi sangat

penting karena terdapat hubungan dengan penilaian terhadap pekerjaan seseorang.

Penilaian kinerja ini adalah penilaian kinerja guru. Apabila penilaian prestasi kerja

guru dilaksanakan dengan baik, tertib, dan benar maka dapat membantu

meningkatkan motivasi berprestasi sekaligus dapat meningkatkan loyalitas para

anggota yang ada didalamnya, dan apabila ini terjadi akan menguntungkan

sekolah itu sendiri. Oleh karena itu, penilaian kerja perlu dilakukan secara formal

dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan oleh sekolah secara obyektif.

1.3Ukuran Kinerja

Menurut Wibowo (2008 : 319), pengukuran terhadap kinerja perlu dilakukan untuk mengetahui apakah selama pelaksanaan kinerja terdapat deviasi dari rencana yang telah ditentukan, atau apakah kinerja dapat dilakukan sesuai jadwal waktu yang ditentukan, atau apakah hasil kinerja telah tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Untuk melakukan pengukuran tersebut, diperlukan kemampuan untuk mengukur kinerja sehingga diperlukan adanya ukuran kinerja. Pengukuran kinerja hanya dapat dilakukan terhadap kinerja yang nyata dan terukur. Apabila kinerja tidak dapat diukur, tidak dapat dikelola. Untuk dapat memperbaiki kinerja, perlu diketahui seperti apa kinerja saat ini.

Berdasarkan pendapat diatas, pengukuran terhadap kinerja adalah seseorang yang

hasil kinerjanya telah tercapai sesuai dengan yang diharapkan dan sesuai jadwal

(27)

19 guru. Ukuran guru yang berkinerja tinggi adalah guru yang memiliki rasa

tanggung jawab, memiliki kepatuhan dan loyalitas, mempersiapakan perangkat

pembelajaran dan melakukan identifikasi dan analisis kondisi yang ada sebelum

melakukan seluruh tahapan pengajaran.

Menurut T. R. Mitchel dalam Rusman (2012 : 52), salah satu ukuran standar

kinerja adalah quality of works, hal ini diperjelas Ivancevich bahwa ukuran

kualitas kinerja guru dapat dilihat dari Produktivitas Pendidikan yang telah

dicapai menyangkut output siswa yang dihasilkan.

Berdasarkan pendapat diatas, bahwa dalam mengukur kinerja harus dilihat dari

produktivitas pendidikan. Ukuran kinerja yang dimaksud adalah ukuran kinerja

guru yang dalam pengukurannya memperhatikan indikator yang dipakai dalam

penelitian, juga cara dalam pengukuran yang jelas. Sehingga kita dapat mengukur

kinerja guru dengan baik dan sesuai standar.

2. Sertifikasi

Sertifikasi berasal dari kata certification yang artinya diploma atau pengakuan

secara resmi kompetensi seseorang untuk memangku jabatan profesional. Istilah

sertifikasi dapat diartikan sebagai surat keterangan (sertifikat) dari lembaga

berwenang yang diberikan kepada profesi, dan sekaligus sebagai penyataan

(lisensi) terhadap kelayakan profesi untuk melaksanakan tugas. Sertifikasi tersebut

dapat diikuti oleh guru dalam jabatan yang telah memiliki kualifikasi akademik

(28)

Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Pasal 1 Ayat (11) disebutkan bahwa sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru dan dosen. Agar pemahaman tentang sertifikasi lebih jelas dan mantap, berikut ini dikutipkan beberapa pasal yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen sebagai berikut.

a. Pasal 1 butir 11: Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru dan dosen.

b. Pasal 8: Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

c. Pasal 11 butir 1: Sertifikat pendidik sebagaimana dalam Pasal 8 diberikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan.

d. Pasal 16: Guru yang memiliki sertifikat pendidik memperoleh tunjangan profesi sebesar satu kali gaji, guru negeri maupun swasta dibayar pemerintah (Muslich, 2007 : 2).

Berdasarkan pendapat diatas, bahwa sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat

kepada guru dan dosen yang memiliki kualifikasi, memiliki kemampuan serta

memperoleh tunjangan profesi sebesar satu kali gaji. Sertifikasi yang dimaksud

adalah sertifikasi guru. Sertifikasi guru adalah guru yang telah menerima sertifikat

sertifikasi berdasarkan kompetensi, kualifikasi akademik, dan kemampuan yang

dimiliki oleh guru serta melaksanakan beban kerja sekurang-kurangnya 24 jam

tatap muka perminggu.

Menurut E. Mulyasa dalam Wahyudi (2012 : 132), sertifikasi guru dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian pengakuan bahwa seorang telah memiliki

kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi.

Dari kutipan di atas dapat dipahami bahwa sertifikasi adalah proses pemberian

sertifikat pendidik kepada guru yang telah memenuhi persyaratan tertentu, yaitu

memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sehat jasmani dan rohani, serta

(29)

21 harus melaksanakan jam mengajar 24 jam tatap muka perminggu dan berhak atas

tunjangan profesi pendidik sebesar satu kali gaji pokok untuk mewujudkan tujuan

pendidikan nasional yang dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan yang layak

Menurut Wibowo dalam E. Mulyasa dalam Wahyudi (2012 : 133), mengungkapkan bahwa tujuan sertifikasi guru adalah:

1. Melindungi profesi pendidik dan tenaga kependidikan.

2. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik yang tidak kompeten, sehingga merusak citra pendidik dan tenaga kependidikan.

3. Membantu dan melindungi lembaga penyelenggara pendidikan, dengan menyediakan rambu-rambu dan instrument untuk melakukan seleksi terhadap pelamar yang kompeten.

4. Membangun citra masyarakat terhadap profesi pendidik dan tenaga kependidikan.

Berdasarkan pendapat diatas, ada beberapa tujuan sertifikasi. Tujuan tersebut

antara lain untuk: melindungi profesi dan tenaga kependidikan, melindungi dan

membangun citra masyarakat serta lembaga penyelenggara pendidikan terhadap

profesi dan tenaga pendidik. Tujuan ini adalah tujuan sertifikasi guru. Tujuan

tersebut yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan guru dan untuk melindungi serta

membangun citra masyarakat terhadap guru.

Menurut Muslich (2007: 9), manfaat uji sertifikasi antara lain sebagai berikut. 1. Melindungi profesi guru dari praktik layanan pendidikan yang tidak kompeten

sehingga dapat merusak citra profesi guru itu sendiri.

2. Melindungi masyarakat dari praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan profesional yang akan menghambat upaya peningkatan kualitas pendidikan dan penyiapan sumber daya manusia di negeri ini.

3. Menjadi wahana penjamin mutu bagi LPTK yang bertugas mempersiapkan calon guru dan juga berfungsi sebagai kontrol mutu bagi pengguna layanan pendidikan.

(30)

Berdasarkan pendapat diatas, ada beberapa manfaat uji sertifikasi bagi guru.

Manfaat tersebut antara lain: melindungi profesi guru dari praktik layanan

pendidikan yang tidak kompeten, melindungi masyarakat dari praktik pendidikan

yang tidak berkualitas dan profesional, menjadi wahana penjamin mutu bagi

LPTK, dan menjaga lembaga penyelenggara pendidikan. Manfaat sertifikasi yang

dimaksud adalah manfaat sertifikasi guru yaitu untuk mempersiapkan calon guru

yang profesional serta bermutu dalam peningkatan kualitas pendidikan.

3. Motivasi

Menurut MC. Donald dalam Sardiman (2012 : 73), kata “motif”, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk

melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata

“motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang

ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap

adanya tujuan.

Menurut Rivai (2006 : 455), motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu. Sikap dan nilai tersebut merupakan suatu yang invisible yang memberikan kekuatan untuk mendorong individu bertingkah laku dalam mencapai tujuan.

Motivasi mengajar menurut Mc. Clelland dalam Hasibuan (2007 : 97), terdiri dari

keinginan untuk berkuasa (Needs for Power), kebutuhan untuk bekerjasama

(Needs for Affiliation), dan kebutuhan untuk berprestasi (Needs for

(31)

23 Menurut Gibson, dkk. dalam Sujanto (2009 : 93), menyatakan bahwa “motivation

is the concept that describe the forces acting on employee that intiate and direct

behavior”. Seseorang akan melakukan aktivitas tertentu karena ada motivasi yang menjadi kekuatan pendorongnya. Kepala sekolah akan melakukan kepemimpinan terbaiknya, manakala ia memiliki visi tentang sekolahnya di masa yang akan datang.

Menurut Sardiman (2012 : 75), teori lain mengungkapkan bahwa, Motivasi adalah

serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga

seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan

berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu.

Menurut American Encyclopedia dalam Hasibuan (2007 : 96), motivasi adalah kecenderungan (suatu sifat yang merupakan pokok pertentangan) dalam diri seseorang yang membangkit topangan dan mengarahkan tindak-tanduknya. Motivasi meliputi faktor kebutuhan biologis dan emosional yang hanya dapat diduga dari pengamatan tingkahlaku manusia.

Motivasi adalah suatu dorongan yang menyebabkan seseorang melakukan sesuatu

perubahan energi untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang

mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar. Yang

dimaksud motivasi di dalam penelitian ini adalah motivasi mengajar guru.

Adapun pengertian motivasi mengajar guru adalah guru suatu perangsang dan

pendorong bagi para guru untuk menyampaikan pengetahuan pada anak didik.

Menurut Rivai (2006 : 456), sumber motivasi ada tiga faktor, yakni (1)

kemungkinan untuk berkembang, (2) jenis pekerjaan dan (3) apakah mereka dapat merasa bangga menjadi bagian dari perusahaan tempat mereka bekerja. Di

(32)

Berdasarkan pendapat di atas, sumber motivasi adalah adanya keinginan untuk

berkembang, jenis pekerjaan, dan rasa bangga yang dimiliki. Yang dimaksud

sumber motivasi di dalam penelitian ini adalah sumber motivasi mengajar guru.

Jadi sumber motivasi mengajar guru timbul dalam pekerjaan yang menarik

menantang, rekan-rekan kerja yang menyenangkan, dan bangga terhadap

pekerjaan dan sekolah tempat guru bekerja dapat menjadi faktor pemicu kerja

guru.

Menurut Hasibuan (2007 : 97), tujuan motivasi antara lain sebagai berikut. Mendorong gairah dan semangat kerja karyawan.

1. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan. 2. Meningkatkan kinerja kerja karyawan.

3. Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan. 4. Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi karyawan. 5. Mengefektifkan pengadaan karyawan.

6. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik. 7. Meningkatkan kreativitas dan partisipasi karyawan. 8. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan.

9. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya. 10.Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.

11.Dan lain sebagainya.

Berdasarkan pendapat di atas, tujuan motivasi adalah mendorong gairah dan

semangat kerja guru, meningkatkan kepuasan kerja guru, meningkatkan

produktivitas, kedisiplinan, kreativitas, efisiensi, dan tingkat kesejahteraan guru,

serta mempertinggi rasa tanggung jawab guru terhadap tugas-tugasnya. Yang

dimaksud tujuan motivasi di dalam penelitian ini adalah tujuan motivasi mengajar

guru. Jadi tujuan motivasi mengajar guru akan senantiasa menentukan intensitas

usaha belajar bagi para siswa dan menentukan pengajaran yang baik bagi para

(33)

25 Menurut Sardiman (2012 : 86-88), macam atau jenis motivasi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Berikut ini macam-macam motivasi.

1. Motivasi dapat dilihat dari dasar pembentukannya. a. Motif-motif bawaan

Yang dimaksud dengan motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari.

b. Motif-motif yang dipelajari

Maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari. Sebagai contoh: dorongan untuk belajar suatu ilmu pengetahuan, dorongan untuk mengajar sesuatu di dalam masyarakat.

2. Motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis.

a. Motif atau kebutuhan organis, meliputi misalnya: kebutuhan untuk minum, makan, bernafas, seksual, berbuat dan kebutuhan untuk beristirahat.

b. Motif-motif darurat. Yang termasuk dalam jenis motif ini antara lain: dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, untuk berusaha, untuk memburu. Jelasnya motivasi jenis ini timbul karena rangsangan dari luar.

c. Motif-motif objektif. Dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh minat. 3. Motivasi jasmaniah dan rohaniah

Ada beberapa ahli yang menggolongkan jenis motivasi itu menjadi dua jenis yakni motivasi jasmaniah dan motivasi rohaniah. Yang termasuk motivasi jasmaniah seperti: refleks, instink otomatis, nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah, yaitu kemauan.

Berdasarkan pendapat diatas, ada beberapa macam jenis motivasi. Jenis motivasi

tersebut antara lain: motif bawaan, motif yang dipelajari, motif organis, motif

darurat, motif objektif, motivasi jasmaniah, dan motivasi rohaniah. Yang

dimaksud jenis motivasi di dalam penelitian ini adalah jenis-jenis motivasi

mengajar guru. Jenis-jenis tersebut adalah motivasi mengajar guru yang dipelajari

yaitu dorongan untuk belajar suatu ilmu pengetahuan dan dorongan untuk

(34)

Menurut Hasibuan (2007 : 103), teori motivasi dikelompokkan atas: 1. Teori kepuasan

Teori kepuasan ini dikenal antara lain: a. Teori motivasi klasik oleh F. W. Taylor.

b. Maslow’s Need Hierarchy Theory (A Theory of Human Motivation) oleh

A. H. Maslow.

c. Herzberg’s Two Factor Theoryoleh Frederick Herzberg.

d. Mc. Clelland’s Achievement Motivation Theory oleh Mc. Clelland.

e. Alderfer’s Existence, Relaedness and Growth (ERG) Theory oleh Aldefer.

f. Teori Motivasi Human Relation. g. Teori Motivasi Claude S. George. 2. Teori proses

Teori motivasi proses ini, dikenal atas: a. Teori Harapan (Expectancy Theory). b. Teori Keadilan (Equity Theory).

c. Teori Pengukuhan (Reinforcement Theory).

Berdasarkan pendapat diatas, ada beberapa macam teori motivasi. Teori motivasi

tersebut antara lain: teori kepuasan dan teori motivasi proses. Yang dimaksud

macam-macam motivasi di dalam penelitian ini adalah macam-macam motivasi

mengajar guru. Macam-macam tersebut yaitu kepuasan dan kemauan untuk

mengajar secara baik yang timbul dari keinginan seorang guru.

4. Pengawasan

(35)

27 Menurut Instruksi Mendikbud No: 3/U/1987 dalam Sudiyono (2004 : 67), bahwa pengawasan adalah usaha untuk menjaga agar kegiatan pelaksanaan dapat

dilakukan secara efektif dan efisien, sesuai dengan perencanaan, kebijakan, dan peraturan atau perundangan yang berlaku, sehingga dapat mencapai sasaran dan kinerja organisasi dengan sebaik-baiknya.

Menurut Robbins dalam Pidarta (2004 : 158), kontrol yaitu proses memonitor aktivitas-aktivitas untuk mengetahui apakah individu-individu dan organisasi itu sendiri memperoleh dan memanfaatkan sumber-sumber pendidikan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuannya, dan memberi koreksi bila tidak tercapai.

Dari uraian dapat diketahui bahwa pengawasan adalah suatu upaya sistematik

untuk menjamin bahwa semua sumber daya telah digunakan seefektif dan

seefisien mungkin agar pelaksanaan berjalan sesuai dengan rencana guna

memastikan tercapainya tujuan sekolah dan pembelajaran. Pengawasan yang

dimaksud adalah pengawasan dari kepala sekolah dan pihak pengawas sekolah

terhadap guru. Pengawasan tersebut merupakan hal yang sesuai dengan kontrol

yaitu proses memonitor aktivitas-aktivitas untuk mengetahui apakah guru itu

sendiri memperoleh dan memanfaatkan sumber-sumber pendidikan secara efektif

dan efisien dalam rangka mencapai tujuannya, dan memberi koreksi bila tidak

tercapai.

Menurut Atmodiwirio (2000 : 177-178), secara garis besar ada tiga macam pengawasan.

1. Segi pelaksanaan pengawasan dan pengendalian a. Pengawasan dan pengendalian langsung b. Pengawasan tidak langsung

2. Segi organisasi yang melakukan pengawasan dan pengendalian a. Pengawasan intern

b. Pengawasan ekstern 3. Segi waktu pelaksanaanya

(36)

b. Pengawasan dan pengendalian represif

c. Selama kegiatan berlangsung pengawasan dan pengendalian ini pada prinsipnya bersifat represif.

Dari uraian dapat diketahui bahwa macam-macam pengawasan yaitu pengawasan

internal, eksternal, dan melekat. Macam-macam pengawasan yang dimaksud

adalah pengawasan terhadap guru. Pengawasan tersebut adalah pengawasan

internal merupakan pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap

proses pendidikan atau perilaku guru dan hasil pendidikan di sekolahnya.

Pengawasan eksternal ialah pengawasan yang dilakukan oleh badan tersendiri di

luar lembaga pendidikan. Sedangkan pengawasan melekat merupakan

pengawasan yang terjadi di tempat bekerja oleh petugas bersangkutan secara

kontinu.

Menurut Pidarta (2004 : 159), prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan kontrol atau pengawasan, ialah: (1) tertuju kepada strategi sebagai kunci sasaran yang menentukan keberhasilan, (2) kontrol harus menggunakan umpan balik sebagai bahan revisi dalam mencapai tujuan, (3) harus fleksibel dan responsif terhadap perubahan-perubahan kondisi dan lingkungan, (4) cocok dengan organisasi, pendidikan misalnya adalah organisasi sebagai sistem terbuka, (5) merupakan kontrol diri sendiri, (6) bersifat langsung yaitu pelaksanaan kontrol di tempat pekerja, (7) memperhatikan hakikat manusia dalam mengontrol para petugas pendidikan.

Berdasarkan pendapat di atas, bahwa prinsip yang perlu diperhatikan dalam

pengawasan adalah pengawasan harus tertuju kepada strategi, menggunakan

umpan balik, fleksibel, dan responsif terhadap lingkungan disekitar. Pengawasan

yang dimaksud adalah prinsip pengawasan yang dilakukan di sekolah terhadap

guru. Prinsip tersebut yaitu pengawasan dilakukan di tempat guru bekerja saat

(37)

29 Humble dalam Pidarta (2004 : 161-162), mengemukakan tiga macam pemeriksaan yaitu pemeriksaan terhadap karya, kemampuan, dan gaji. Sementara itu Robbin mengemukakan empat hal yang perlu dikontrol ialah kuantitas, kualitas, biaya, dan waktu. Dan Mitchell mengatakan bahwa kontrol mencakup segala bagian organisasi, mulai dari perencanaan, seleksi, personalia, pembinaan personalia, anggaran belanja, penilaian perilaku, cara bekerja, sampai dengan efektivitas pemakaian dana.

Dari uraian dapat diketahui bahwa kontrol yang baik ialah kontrol yang dapat

memanfaatkan profesi dan karier secara optimal. Kontrol baik yang dimaksud

adalah kontrol yang baik terhadap guru yaitu dengan cara mengikutsertakan guru

menentukan sasaran, menciptakan iklim sekolah yang mendorong pengembangan

diri, pengendalian diri, dan komunikasi yang lancar, dan membuat mereka

responsif dengan semangat yang menantang dalam bekerja dengan segala macam

usaha perbaikannya.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Studi atau penelitian yang sejenis dengan pokok masalah yang dihadapkan dalam

skripsi ini telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Oleh karena itu

pada bagian ini dilengkapi beberapa hasil penelitian yang ada kaitanya dengan

(38)

Tabel 2. Hasil Penelitian yang Relevan terhadap kinerja guru pada SMA Taman Siswa Teluk Betung Utara Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2009/2010, diperoleh Fhitung>Ftabel = 9,305>2,934 dengan keeratan hubungan koefisien korelasi (R) 0,700 dan koefisien determinasi (R2) 0,490 determinasi (R2) 49%.

2 Siti Juariyah Analisis kondisi sosial ekonomi dan

Secara umum dari hasil penelitian menunjukkan profil kondisi sosial ekonomi dan yang masih rendah ini bisa dilihat dari jenis pekerjaan masyarakat yang mayoritas adalah petani, luasnya lahan garapan yang rata-rata 0,25 ha, pendapatan perbulan yang rendah, yaitu berkisar antara Rp.350.000-Rp.550.000.

3 Nur Oktavia Hubungan sertifikasi profesi guru dan

Sertifikasi profesi guru dan supervisi kepala sekolah berhubungan secara signifikan dengan motivasi kerja guru pada SMA Negeri 1 Tumijajar

Kabupaten Tulang Bawang Barat dengan nilai hubungan sebesar 77,9%. Pengujian hipotesis menunjukkan nilai Fhitung>Ftabel= 27,59>3,23.

4 Fitria Pengaruh

(39)

31 C. Kerangka Pikir

Kinerja seorang guru menggambarkan hasil yaitu berupa sekumpulan yang

diperoleh pada akhir mengajar berupa laporan seperti hasil portofolio,

menggambarkan periode tertentu dalam menyelesaikan tugasnya tepat waktu

sesuai dengan jadwal, menggambarkan standar hasil kerja berupa aturan-aturan

yang dibuat sekolah, dan menggambarkan target atau sasaran KKM dapat tercapai

dengan baik. Hal itulah yang disebut dengan kinerja. Untuk meningkatkan kinerja

guru yaitu dengan mengikuti sertifikasi. Sertifikasi mempunyai tujuan dan

manfaat. Tujuan sertifikasi yaitu untuk meningkatkan mutu hasil pendidikan dan

menentukan kelayakan guru, sedangkan manfaat sertifikasi bagi guru dapat

meningkatkan pendapatan guru, meningkatkan profesionalisme kerja guru

sehingga guru menjadi lebih tertib, dan meningkatkan pengalaman serta

keterampilan guru. Untuk meningkatkan profesionalisme kerja guru diperlukan

motivasi. Motivasi terdiri dari keinginan untuk berkuasa (Needs for Power),

kebutuhan untuk bekerjasama (Needs for Affiliation), dan kebutuhan untuk

berprestasi (Needs for Achievement). Kebutuhan akan kekuasaan merupakan

keinginan seorang guru yang ingin lebih berkuasa dari guru lainnya sehingga

dapat menimbulkan persaingan. Kebutuhan akan afiliasi adalah kebutuhan akan

perasaaan diterima oleh guru yang lain di sekolah dan bekerja sama. Kebutuhan

akan prestasi merupakan pendorong guru untuk mengembangkan kreativitas dan

mengarahkan semua kemampuan yang dimiliki demi mencapai prestasi kerja yang

optimal. Setelah itu untuk mewujudkan kinerja guru yang baik perlu adanya

pengawasan. Pekerjaan guru harus diawasi dengan baik oleh pengawas dan kepala

(40)

dalam membuat portofolio. Pengawasan memeriksa portofolio menggambarkan

aktivitas organisasi sehingga rencana yang telah ditetapkan lebih awal dapat

tercapai dengan baik.

Bertolak dari pemikiran diatas, untuk memperjelas pengaruh sertifikasi, motivasi,

dan pengawasan terhadap kinerja guru dapat dilihat pada paradigma berikut:

Di Gambar 1. Paradigma Penelitian Sertifikasi (X1), Motivasi (X2), dan

Pengawasan (X3) terhadap Kinerja Guru (Y)

Sertifikasi (X1)

Motivasi (X2)

Pengawasan (X3)

Kinerja Guru (Y) r1

r2

r3

R

(41)

33 D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pikir dan landasan teori di atas, rumusan hipotesis dalam

penelitian ini adalah:

1. Ada Pengaruh Sertifikasi Terhadap Kinerja Pada Guru SMP Negeri Kecamatan

Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Tahun

Pelajaran 2012/2013.

2. Ada Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pada Guru SMP Negeri Kecamatan

Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Tahun

Pelajaran 2012/2013.

3. Ada Pengaruh Pengawasan Terhadap Kinerja Pada Guru SMP Negeri

Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung

Tahun Pelajaran 2012/2013.

4. Ada Pengaruh Sertifikasi, Motivasi, Dan Pengawasan Terhadap Kinerja Pada

Guru SMP Negeri Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur

(42)

III. METODOLOGI PENELITIAN

Bagian ini akan membahas metode penelitian, populasi dan sampel, variabel

penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data, uji persyaratan

instrument, pengukuran data, uji persyaratan analisis data, uji keberartian dan

kelinieran regresi, dan pengujian hipotesis.

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode ex post facto dan

survey. Berdasarkan tingkat eksplanasinya penelitian ini tergolong penelitian

deskriptif verifikatif diartikan sebagai penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

pengaruh antara dua variabel atau lebih. Teknik samplingnya adalah Probability

Sampling, dengan menggunakan proportionate stratified random sampling,

perhitungan menggunakan rumus slovin. Unit analisis adalah regresi linier

sederhana digunakan untuk menguji hipotesis pertama, kedua, dan ketiga. Lalu

untuk mengetahui tingkat signifikansi digunakan uji t. Sedangkan pengujian

hipotesis keempat digunakan regresi linier multipel dan untuk memperoleh

signifikansi digunakan uji F. Dalam penelitian ini obyek yang diteliti adalah guru

yang telah bersertifikat sertifikasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan

(43)

35 B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan subjek atau objek psikologis yang menjadi pusat

penelitian di mana subjek atau objek tersebut dibatasi oleh kriteria tertentu. Di

mana subjek atau objek psikologis ini bisa konkret (contohnya orang) ataupun

abstrak (contohnya sikap).

Menurut Sugiyono (2011 : 117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah guru SMP Negeri yang telah bersertifikasi di

Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung

Tahun Pelajaran 2012/2013.

Tabel 3. Jumlah Guru SMP Negeri Yang Telah Bersertifikasi

Pada Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.

No Nama Sekolah Jumlah Guru Yang Bersertifikasi

Laki-laki Perempuan

1 SMP Negeri 1 31 14 17

2 SMP Negeri 4 46 14 32

3 SMP Negeri 5 32 7 25

Jumlah 109 35 74

Sumber: TU SMP Negeri Di Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini jumlah

(44)

2. Sampel

Sampel adalah contoh, representan atau wakil dari suatu populasi yang cukup

besar jumlahnya atau satu bagian dari keseluruhan yang dipilih dan representatif

sifatnya.

Menurut Sugiyono (2011 : 118) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi.

Penentuan jumlah sampel dengan menggunakan rumus Slovin dalam Usman dan

Abdi (2009 : 198). Dengan rumus sebagai berikut:

n =

Keterangan

n = Jumlah Sampel

N = Jumlah Populasi

d = Nilai Presisi (ketelitian) sebesar 95%

Berdasarkan rumus diatas, besarnya sampel dalam penelitian ini dihitung sebagai

berikut:

n =

n =

n =

n =

(45)

37 Jadi banyak sampel dalam penelitian ini sebesar 84 orang guru.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah probability sampling dengan menggunakan

proportionate stratified random sampling. Teknik ini digunakan bila populasi

mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.

Untuk menentukan besarnya sampel pada setiap sekolah dilakukan dengan alokasi

proporsional agar sampel yang diambil lebih proporsional dengan cara:

Jumlah sampel tiap sekolah = Xjumlah tiap sekolah

Tabel 4. Perhitungan Jumlah Sampel Untuk Masing-Masing Sekolah.

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,

kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono, 2011 : 60).

No Nama Sekolah Perhitungan Jumlah Guru (Sampel)

1 SMP Negeri 1 24

2 SMP Negeri 4 35

3 SMP Negeri 5 25

(46)

Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Independen atau Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam penelitian

ini yang menjadi variabel bebas yaitu Sertifikasi (X1), Motivasi (X2), dan

Pengawasan (X3).

2. Variablel Dependen atau Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,

karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah

Kinerja Guru (Y).

D. Definisi Konseptual Variabel dan Definisi Operasional Variabel 1. Definisi Konseptual Variabel

a. Kinerja guru (Y)

Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara

keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas

dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja,

target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan

telah disepakati bersama (Rivai, 2006 : 309).

b. Sertifikasi (X1)

Sertifikasi adalah pemberian sertifikat pendidik untuk guru yang telah

memenuhi persyaratan kualifikasi pendidikan minimum dan penguasaan

(47)

39 melalui portofolio dan PLPG dalam meningkatkan profesionalisme kerja

guru (Muslich, 2007 : 2).

c. Motivasi (X2)

Motivasi menurut Mc. Clelland terdiri dari kebutuhan akan kekuasaan

(Need for Power), kebutuhan akan afiliasi (Need for Affiliation), dan

kebutuhan akan prestasi (Need for Achievement),

(Hasibuan, 2007 : 112).

d. Pengawasan (X3)

Pengawasan adalah suatu proses yang sistematis untuk mengevaluasi

apakah aktifitas organisasi telah dilaksanakan sesuai dengan rencana yang

telah ditetapkan (H.B. Siswanto, 2007 : 140).

2. Definisi Operasional Variabel 1. Kinerja guru (Y)

Kinerja guru meliputi sebagai berikut.

a. Hasil.

b. Periode tertentu.

c. Standar hasil kerja.

d. Target atau sasaran.

2. Sertifikasi (X1)

Sertifikasi meliputi sebagai berikut.

a. Tujuan.

(48)

3. Motivasi (X2)

Motivasi meliputi sebagai berikut.

a. Kebutuhan akan kekuasaan (Need for Power).

b. Kebutuhan akan afiliasi (Need for Affiliation).

c. Kebutuhan akan prestasi (Need for Achievement).

4. Pengawasan (X3)

Pengawasan meliputi sebagai berikut.

a. Proses.

b. Aktivitas organisasi.

c. Rencana yang telah ditetapkan.

Berdasarkan definisi - definisi yang dikemukan di atas maka untuk lebih jelasnya

berikut ini disajikan tabel yang menggambarkan definisi operasional variabel

tentang variabel-variabel, indikator- indikator, dan sub indikator yang digunakan

sebagai acuan dalam penelitian ini.

Tabel 5. Indikator dan Sub Indikator Variabel

Variabel Indikator Sub Indikator Skala

Kinerja guru 1. Hasil

2. Periode tertentu

3. Standar hasil kerja

 Perangkat pembelajaran dibuat

dengan baik

 Pelaksanaan PBM di kelas

 Menyelesaikan perangkat

pembelajaran tepat waktu

 Pelaksanaan PBM sesuai dengan

jadwal

 Rencana pembelajaran sesuai

dengan silabus

 Pelaksanaan PBM berjalan sesuai

standar proses

(49)

41

4. Target atau sasaran

 Materi pelajaran sesuai standar isi

 Penilaian hasil belajar sesuai dengan standar penilaian

 Semua tujuan pembelajaran

tercapai

 KKM dan kompetensi dasar

tercapai dengan baik

Sertifikasi 1. Tujuan

2. Manfaat

 Sertifikasi dilaksanakan dengan tujuan untuk menentukan kelayakan guru

 Tujuan sertifikasi untuk meningkatkan mutu hasil pendidikan

 Manfaat sertifikasi adalah melindungi profesi guru  Manfaat sertifikasi adalah

melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan  Manfaat sertifikasi untuk

meningkatkan pendapatan guru  Hasil Penilaian Portofolio untuk

diusulkan mendapatkan tunjangan

 Portofolio dalam proses sertifikasi menggambarkan pengetahuan, keterampilan, dan kelayakan guru

 PLPG metode untuk

mendapatkan sertifikasi guru

 PLPG dapat meningkatkan

profesionalisme kerja guru

 PLPG dapat meningkatkan

pengalaman dan keterampilan guru

Ordinal

Motivasi 1. Kebutuhan akan

kekuasaan (Need for Power)

2. Kebutuhan akan

afiliasi (Need for Affiliation)

 SK Kepala Sekolah untuk

memerintahkan Guru

 Mempertanggungjawabkan

hasil belajar siswa

 Memiliki kualifikasi sebagai pengajar

 Kebutuhan akan perasaan

diterima oleh orang lain di lingkungan sekolah

(50)

3. Kebutuhan akan prestasi (Need for Achievement)

 Proses belajar mengajar siswa adalah wujud kerjasama

 Melibatkan diri dengan kegiatan intra sekolah

 Bekerja sama dalam belajar

 Mengikuti pelatihan-pelatihan pendidikan

 Memiliki pendidikan yang

tinggi

 Mengikuti sertifikasi guru

Pengawasan 1. Proses

2. Aktivitas organisasi

3. Rencana yang

telah ditetapkan

 Silabus yang dibuat sesuai dengan kurikulum

 Kepala sekolah masuk kelas

mengawasi guru

 Guru membuat kuis

 Soal kuis yang dibuat berdasarkan kurikulum

 RPP dan silabus diperiksa oleh kepala sekolah

 Sebelum mengajar membuat

RPP

 Menyiapkan media

pembelajaran dalam mengajar

 Media yang digunakan sesuai

dengan acuan RPP

 Menggunakan metode dalam

mengajar

 Menggunakan media yang telah

berdasarkan kurikulum

Ordinal

3. Pengukuran Variabel Penelitian

Sehubungan data dalam instrument penelitian ini masih berbentuk ordinal, maka digunakan Methode of Sucsessive Internal (MSI), yaitu suatu metode yang digunakan untuk menaikan atau mengubah tingkat pengukuran dari data ordinal menjadi data interval dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. untuk setiap pertanyaan, hitung frekuensi jawaban setiap kategori (pilihan jawaban);

2. berdasarkan frekuensi setiap kategori dihitunng proporsinya;

3. dari proporsi yang diperoleh, hitung proporsi komulatif untuk setiap kategori;

4. tentukan pula nilai batas Z untuk setiap kategori; dan

(51)

43

6. hitung scale value (internal rata-rata) untuk setiap kategori melalui persamaan berikut:

7. hitung score (nilai hasil transformasi) untuk setiap kategori melalui persamaan:

(Hays, W, L, 1976, Quantification in Psychology, Prentice Hall, New Delhi) Penggunaan rumus MSI dari W.L Hays ini dikarenakan jangkauan antara hasil MSI dan nilai data ordinal sebenarnya tidak terlalau jauh.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data untuk penelitian ini penulis menggunakan metode sebagai

berikut.

1. Observasi

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2011 : 203).

Observasi dilakukan untuk mengamati keadaan yang ada dilapangan pada saat

mengadakan penelitian pendahuluan yaitu untuk mengamati proses

pembelajaran di dalam kelas, seperti mengamati motivasi mengajar guru,

perencanaan yang digunakan, dan kegiatan yang dilakukan siswa pada saat

proses pembelajaran berlangsung.

2. Interview (wawancara)

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti

(52)

harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari

responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil

(Sugiyono, 2011 : 194).

Teknik wawancara ini digunakan untuk mendapatkan data berupa, jumlah

guru yang bersertifikasi dan data-data lain yang berhubungan dengan

penelitian.

3. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa

berbentuk tulisan, gambar, atau karya- karya monumental dari seseorang

(Sugiyono, 2011 : 329).

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia dalam

catatan dokumen. Dalam penelitian sosial, fungsi data yang berasal dari

dokumentasi lebih banyak digunakan sebagai data pendukung dan pelengkap

bagi data primer yang diperoleh melalui observasi dan wawancara.

4. Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

(53)

45 Apabila ada kesulitan dalam memahami kuesioner, responden bisa langsung

bertanya kepada peneliti. Angket ini digunakan untuk mendapatkan informasi

mengenai Sertifikasi, Motivasi, Pengawasan, dan Kinerja Guru dengan

menggunakan skala interval.

F. Uji Persyaratan Instrumen 1. Uji Validitas Angket

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan suatu

instrument. Untuk menguji tingkat validitas pada penelitian ini menggunakan

rumus korelasi product moment dengan angka kasar (rxy). Karena datanya

terdiri dari variabel X dan Y. Sehingga untuk mengetahui indeks validitasnya

dilakukan dengan mengkorelasikan dua variabel tersebut. Jadi menurut

peneliti rumus korelasi product moment dengan angka kasar (rxy) tepat

digunakan untuk menguji tingkat validitas angket pada penelitian ini.

Rumus korelasi product moment dengan angka kasar (rxy) adalah, sebagai berikut:

Keterangan:

Gambar

Tabel 1.  Jumlah guru yang bersertifikasi pada SMP Negeri Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013
Tabel 2. Hasil Penelitian yang Relevan
Tabel 3.  Jumlah Guru SMP Negeri Yang Telah Bersertifikasi
Tabel 4. Perhitungan Jumlah Sampel Untuk Masing-Masing Sekolah.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisa pengaruh mekanisme corporate governance, ukuran perusahaan, dan umur perusahaan terhadap tingkat kepatuhan

Dalam tulisan ini pengertian religi atau sistem keyakinan yang dimaksud lebih ditujukan kepada sistem keyakinan di luar agama- agama resmi, yaitu sistem religi

Hasil ini menunjukkan bahwa tidak terdapat reversal abnormal return berdasarkan peringkat size sehingga hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa terdapat

Pendekatan pertama dapat ditunjukkan dengan tingginya penutupan turf algae (36,54- 69,88%) -yang hanya tumbuh pada substrat keras- di stasiun 3, 4 dan 5 pada kedalaman 3 meter

di dapatkan bahwa aktivitas manusia yang dapat merusak terumbu karang diantaranya adaJah : pengambilan hard coral untuk souvenir, hiasan akuarium, penanglcapan i.kan

[r]

Chaitin’s algorithmic approach would help to elucidate the relation between digitally encoded information and active forms , because forms and shapes are responsible for

Dari perspektif organisasi, knowledge management adalah aktivitas organisiasi untuk memperoleh pengetahuan dari pengalaman organisasi, kebijakan organisasi, dan