• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFFECT OF ATTITUDE, SUBJECTIVE NORM, CONTROL BEHAVIOR, PURCHASE INTENTIONS AS MEDIATION ON PURCHASE BEHAVIOR PRODUCT OF YAKULT (Survey on community in Kampung Baru, District Labuan Ratu, Bandar Lampung) PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF , KONTROL PERILAKU,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFFECT OF ATTITUDE, SUBJECTIVE NORM, CONTROL BEHAVIOR, PURCHASE INTENTIONS AS MEDIATION ON PURCHASE BEHAVIOR PRODUCT OF YAKULT (Survey on community in Kampung Baru, District Labuan Ratu, Bandar Lampung) PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF , KONTROL PERILAKU, "

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

EFFECT OF ATTITUDE, SUBJECTIVE NORM, CONTROL BEHAVIOR, PURCHASE INTENTIONS AS MEDIATION ON PURCHASE BEHAVIOR

PRODUCT OF YAKULT

(Survey on community in Kampung Baru, District Labuan Ratu, Bandar Lampung)

This study analyzed the influence of the variables contained in the Theory of Planned Behavior, the attitude, subjective norm, behavioral control on purchase behavior with purchase intentions as mediation. This study uses one independent variable, namely Attitude (X1), Subjective Norms (X2), Behavior Control (X3), mediating variables, namely Purchase Intentions (Z) and Purchase Behavior as dependent variable (Y). Having conducted a literature review and hypothesis formulation , the data collected through questionnaires distributed method to 97 respondents in Kampung Baru, District Labuan Ratu, Bandar Lampung which consume Yakult using purposive sampling and accidental sampling. While the analysis is done by processing the data using version SmartPLS 2.0.m3 run with computer media.

SmartPLS test results showed that only five of the seven hypotheses accepted hypothesis is H1: attitudes to intentions purchase significant influence, H3: control behavior to intention purchase of the product Yakult significant influence, H4: attitudes to purchase behavior of the products Yakult through intentions purchase influence significant, H6: control behavior on purchase behavior of the Yakult products through intentions purchase significant influence, H7: intentions purchase to purchase behavior of the product Yakult significant influence. Two hypotheses were rejected H2: There is no significant effect between subjective norm to intentions purchase of the product Yakult, H5: There is no significant influence between subjective norms on purchase behavior of the Yakult products through intentions purchase. For further research needs to be added to the theory of Technology Acceptance Model (TAM) that the study results are more accurate and to assess the improvement that began early models of models Theory of Reason Action (TRA) and the Theory Plannded Behaviour (TPB).

(2)

ABSTRAK

PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF , KONTROL PERILAKU, MINAT MEMBELI SEBAGAI MEDIASI TERHADAP PERILAKU

MEMBELI PRODUK YAKULT

(Survei Pada masyarakat di Kampung Baru, Kecamatan Labuhan Ratu, Bandar Lampung).

Penelitian ini menganalisis pengaruh variabel-variabel yang terdapat dalam Teori Perilaku Terencana, yaitu sikap, norma subjektif, kontrol perilaku terhadap perilaku membeli dengan minat membeli sebagai mediasi. Penelitian ini menggunakan satu variabel independen yaitu Sikap (X1), Norma Subjektif (X2), Kontrol Perilaku (X3),variabel mediasi yaitu Minat Membeli (Z)dan Perilaku Membeli sebagai variabel dependenya (Y).Setelah dilakukan tinjauan pustaka, dan penyusunan hipotesis, data dikumpulkan melalui metode kuesioner yang disebar kepada 97 orang responden di Kampung Baru, Kecamatan Labuhan Ratu,Bandar Lampung yang mengkomsumsi Yakult dengan menggunakan purposive sampling dan accidental sampling. Sedangkan analisis dilakukan dengan pengolahan data menggunakan SmartPLS versi 2.0.m3 yang dijalankan dengan media komputer.

Hasil tes SmartPLS menunjukkan bahwa dari ketujuh hipotesis hanya lima hipotesis yang diterima yaitu H1:sikap terhadap mianat membeli berpengaruh secara signifikan, H3: kontrol perilaku terhadap minat membeli produk Yakult berpengaruh secara signifikan, H4: sikap terhadap perilaku membeli produk Yakult melalui minat membeli berpengaruh secara signifikan, H6: kontrol perilaku terhadap perilaku membeli produk Yakult melalui minat membeli berpengaruh secara signifikan, H7: minat membeli terhadap perilaku membeli produk Yakult berpengaruh secara signifikan. Dua hipotesis yang ditolak H2:Terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara norma subjektif terhadap minat membeli produk Yakult, H5: Terdapat Pengaruh yang tidak signifikan antara norma subjektif terhadap perilaku membeli produk Yakult melalui minat membeli.Untuk penelitian selanjutnya perlu ditambahkan lagi teori tentang Technology Acceptance Model (TAM) agar penelitian ini hasilnya lebih akurat dan untuk mengkaji perbaikan model awal yang dimulai dari model

Theory of Reason Action (TRA) dan Theory Plannded Behaviour (TPB).

(3)

PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKIF , KONTROL PERILAKU, MINAT MEMBELI SEBAGAI MEDIASI TERHADAP PERILAKU MEMBELI PRODUK

YAKULT

(Survei Pada masyarakat di Kampung Baru, Kecamatan Labuhan Ratu, Bandar Lampung)

Oleh

RANIS DWI ANNA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

SARJANA ADMINISTRASI BISNIS

Pada

Jurusan Administrasi Bisnis

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKIF , KONTROL PERILAKU, MINAT MEMBELI SEBAGAI MEDIASI TERHADAP PERILAKU

MEMBELI PRODUK YAKULT

(Survei Pada masyarakat di Kampung Baru, Kecamatan Labuhan Ratu, Bandar Lampung)

(Skripsi)

Oleh

RANIS DWI ANNA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)
(6)
(7)
(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Ranis Dwi Anna terlahir di Fajar Mataram, Lampung Tengah pada tanggal 18 Mei 1991 sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, putri dari bapak Bakran dan Ibu Istari.

Pendidikan formal didapat penulis pada tahun 1997, tepatnya di SD Negeri 1 GMP Lampung Tengah yang diselesaikan pada tahun 2003. Setelah itu penulis melanjutkan pendidikan di SMP Satya Dharma Sudjana GMP Lampung Tengah, yang diselesaikan pada tahun 2006. Selanjutnya, jenjang pendidikan Sekolah Menengah Kejurusan atas penulis selesaikan di SMK Yayasan Ibnu Sutowo, Sumatra Selatan Pada tahun 2010

(9)

Moto

"..Sesungguhnya Allah tidak akan rnengubah keadaan suatu kaum

sehingga mereka mengubah keadaan pada diri mereka sendiri..."

(Q.S Ar Ra'd ayat 13)

Apa yang tidak terlihat bukan berarti tidak ada.

(Kata Bijak)

Jika ingin bermimpi maka cepatlah tidur, tapi bila

ingin membuat mimpi itu menjadi kenyataan maka

cepatlah bangun.

(10)

PERSEMBAHAN

Teriring rasa syukur dan cinta kasihku kepada Sang Pencipta yang Maha

Kuasa, Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat dan kebahagiaan bagi

umatNya..

Ku persembahkan karya ku ini kepada:

Kedua orang tuaku, bapak dan ibu..

Terimakasih atas segala pengorbanan serta Kasih sayang dengan penuh

ketulusan dan keikhlasan yang telah bapak dan ibu berikan untukku..

Semoga kalian dapat sedikit berbangga atas apa yang sudah aku raih saat ini,

meskipun aku belum bisa memberikan kebahagian lebih untuk kalian..

Semua Keluarga, sahabat, dan orang-

orang yang menyayangiku…

dan

(11)

SANWACANA

Alhamdulillahirobbil’alamin.

Segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan berkah dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu sesuai dengan harapan penulis dengan judul “Pengaruh Sikap, Norma Subjektif, Kontrol Perilaku, Minat Membeli Sebagai Mediasi Terhadap Perilaku Membeli Produk Yakult (Survei Pada masyarakat di Kampung Baru, Kecamatan Labuhan Ratu, Bandar Lampung)” disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ilmu Administrasi Bisnis di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung. Penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat untuk orang lain.

Penulis menyadari tanpa adanya bantuan, dukungan, motivasi, semangat, arahan serta bimbingan dari berbagai pihak mungkin skripsi ini tidak dapat terselesaikan. Oleh karena itu, dengan segala ketulusan hati penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

2. Seluruh staf Pembantu Dekan (PD I, PD II, PD III) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Untiversitas Lampung.

(12)

4. Bapak Ahmad Rifa’i, S.Sos., M.Si. selaku sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung serta selaku dosen penguji pada ujian skripsi, terimakasih atas segala saran dan masukan yang membangun dalam proses penyelesaian skripsi ini.

5. Wheny Khristianto, S.Sos.,M.A.B. selaku dosen pembimbing utama, terimakasih untuk segala arahan, bimbingan serta keikhlasannya dalam mendidik dan membantu mahasiswa selama masa perkuliahan. yang telah sabar dan banyak memberikan arahan serta bimbingannya dalam proses penyusunan skripsi ini.

6. Maulana Agung P.,S.Sos.,M.A.B. selaku dosen Pembimbing Akademik penulis selama menempuh studi di Universitas Lampung serta selaku dosen pembimbing kedua, terimakasih atas segala saran dan masukan yang membangun dalam proses penyelesaian skripsi ini.

7. Seluruh jajaran dosen dan staff Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Lampung yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan bermanfaat selama penulis menuntut ilmu. 8. Bapak dan ibuku tersayang, rasanya tak cukup beribu terimakasih saya ucapkan untuk

membalas budi atas segala kasih sayang, perhatian, semangat serta doa yang tulus dalam mendidikku hingga sampai sekarang ini. Hanya bapak dan ibu yang menjadi semangatku saat ini, aku berjanji akan selalu berusaha menjadi anak yang bisa bapak dan ibu banggakan. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang luar biasa, kesehatan dan umur yang panjang untuk bapak dan ibu. Amin.

(13)

10.Seluruh keponakanku tersayang Revy, Rafka, Likin, Arif, Hani, Maulana, Anisa, Wahid, Budi, Dwi. “Terimakasih semangatnya, Semoga kelak kalian menjadi anak yang sholeh dan sholehah serta menjadi kebanggaan bagi keluarga. Amin

11.Kepada keluarga besarku tersayang Bibi Imas, Paman Raji, Mas hamid, Pak uo, Mbok uo, Bibi mur,Mas Udin, Mbak mimi, Mbak wati, Mbak puah, Bude ten, Pakde Muh.

Terimakasih untuk segala doa dan semangatnya”.

12.Seluruh anak kosan May Darwin, Nety, Renda, Tere, Uli, Lina, Minarti, Mbk Linda, Suci, Agnes, Ayu, Monica, Noni. “Terimakasih atas kebersamaan dengan kalian, dan terimakasih atas segala bantuannya, semoga kalian cepat menyusul.

13.Super big thank’s untuk teman-teman terbaik satu seperjuanganku Lana “ Teman yang paling pengertian, udah kaya anak kembar kemana-mana selalu bareng, yang punya pemikiran yang sama, dan teman yang klik banget pokonya”. Lala “ Teman yang paling lambat, ga pernah tepat waktu, yang selalu eksis di sosmed, dan teman yang baik suka nganter kemana-mana. Natalia “Teman yang paling kepo, sukanya ngeribetin dirinya sendiri dan orang lain, yang suka buat panik yang lainnya, dan teman yang paling peduli sama keadan teman lainnya. Lidia “Teman yang paling suka diomelin karena ga pernah nyambung kalo diajak ngomong, yang suka ngeribetin sendiri dan maunya apa-apa harus perfect, tetapi dia paling baik dan suka membantu apa pun alasannya. Petrik “Teman yang paling labil, yang ga pernah konsisten sama omonganya, yang suka bohong kalo udah janjian, yang paling malas, dan teman yang paling baik dalam masalah konsumsi.

Terimakasih untuk semangat dan kebersamaan kalian selama 4 tahun ini telah kita lewati

bersama suka, duka, marah, kesal, akan menjadi kenangan terindah yang mengisi

masa-masa indah dikampus tercinta ini.

(14)

Meika, Tera, Puji, Ratna, Kafi, Andi, Olla, Elita, Ferman, Sespana, Kusuma, Malla, Indah, Lusi, Rifa, Novi, Ade, Ica, Tara, Manda, Lisa, Yulia, Septi, Nisa, Harry C, Nuhada, Yoga, Devi Melisa, Mutiara dan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu “sukses buat

kita semua, amin”.

15.Special Thanks untuk Yunidar Arief N.S. S.E seseorang yang selalu ada untukku, menemaniku dalam keadaan suka, duka, canda, tawa dan selau mendukung ku, memberiku semangat.

16.Untuk seluruh teman-teman KKN Desa Putra Aji II, kecamatan Sukadana, Lampung Timur, Bernadeta, laili, tiwi, Eeng, Mustakim, Riki, Baga, Adit“Terimakasih atas

kebersamaannya 40 hari tinggal bersama kalian, ya walaupun kadang-kadang ada konflik

karena tidak sependapat, tapi itu menjadi pembelajaran dan pendewasaan bagi kita”.

17.Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

18.Terimakasih kepada Almamater tercinta, Universitas Lampung.

Bandar Lampung, 25 Juni 2014 Penulis

(15)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 6

1.3Tujuan Penelitian ... 7

1.4Manfaat Penelitian ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1Theory of Reasoned Action(Teori Tindakan Beralasan) ... 9

2.2 Pengertian Theory of planned behavior ... 11

2.3Sikap ... 13

2.3.1 Aspek-aspek sikap ... 15

2.3.2 Komponen sikap ... 15

2.4Norma subyektif ... 18

2.4.1 Komponen norma subyektif ... 19

2.5Kontrol Perilaku ... 20

2.6 Minat Membeli ... 22

2.7 Perilaku Membeli ... 23

2.8Penelitian Terdahulu ... 25

2.9Keterkaitan antar variabel ... 28

2.9.1 Hubungan Sikap terhadap Minat Membeli ... 28

2.9.2 Hubungan Norma Subyektif terhadap Minat Membeli ... 29

2.9.3 Hubungan Kontrol perilaku terhadap Minat Membeli ... 29

2.9.4 Hubungan Sikap terhadap Perilaku Membeli melalui Minat Membeli ... 31

2.9.5 Hubungan Norma Subjektif terhadap Perilaku Membeli melalui Minat Membeli ... 31

2.9.6 Hubungan Kontrol Perilaku terhadap Perilaku Membeli ... 32

2.9.7 Hubungan Minat Membeli terhadap Perilaku Membeli ... 33

2.10Kerangka Pemikiran ... 34

2.11 Hipotesis ... 35

III METODE PENELITIAN ... 37

3.1 Tipe Penelitian ... 37

3.2Penentuan Populasi dan Sampel... 37

3.2.1 Populasi ... 37

(16)

3.3Definisi Konseptual ... 39

3.4Definisi Operasional Variabel ... 40

3.5Skala PengukuranVariabel ... 42

3.6Sumber Data ... 42

3.7Teknik Analisis Data ... 43

3.7.1 Statistik Deskriptif ... 43

3.7.2 Analisis Statistik Inferensial ... 43

3.7.2.1 Pengukuran Model (Outner Model) ... 44

3.7.2.2 Evaluasi Model Stuktural (Inner Model) ... 50

3.7.2.3 Model Analisis Persamaan Struktural ... 53

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 54

4.1Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 54

4.2Keadaan Geografis Lokasi Penelitian ... 54

4.3Karateristik Responden... 55

4.3.1Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 55

4.3.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia ... 56

4.3.3 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 56

4.3.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pembelian PerBulan ... 57

4.4Hasil Analisis Data ... 58

4.4.1Hasil Analisis Data Deskriptif ... 58

4.4.1.1 Deskritif Jawaban Responden terhadap Variabel Sikap ... 58

4.4.1.2 Deskritif Jawaban Responden terhadap Variabel Norma Subjektif ... 60

4.4.1.3 Deskritif Jawaban Responden terhadapVariabel Kontrol Perilaku ... 61

4.4.1.4 Deskritif Jawaban Responden terhadap Variabel Minat Membeli ... 64

4.4.1.5 Deskritif Jawaban Responden terhadap Variabel Perilaku Membeli ... 66

4.4.2Analisis Statistik Inferensial ... 67

4.4.2.1Pengukuran Model (Outer Model) ... 68

4.4.2.1.1 Variabel Sikap ... 70

4.4.2.1.2 Variabel Norma Subjektif ... 72

4.4.2.1.3 Variabel Kontrol Perialku ... 74

4.4.2.1.4 Variabel Minat Membeli ... 76

4.4.2.1.5 Variabel Perilaku Membeli ... 78

4.4.2.2Evaluasi Model Struktural (Inner Model) ... 80

4.5Hasil Pengujian Hipotesis ... 82

4.5.1Hasil Pengujian Hipotesis Pertama ... 84

4.5.2 Hasil Pengujian Hipotesis Kedua ... 88

4.5.3 Hasil Pengujian Hipotesis Ketiga... 86

4.5.4 Hasil Pengujian Hipotesis Keempat ... 87

4.5.5 Hasil Pengujian Hipotesis Kelima ... 89

4.5.6 Hasil Pengujian Hipotesis Keenam ... 90

4.5.7 Hasil Pengujian Hipotesis Ketujuh ... 91

4.6 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 94

(17)

4.6.2 Pengaruh Antara Norma Subjektif Terhadap Minat Membeli ... 96

4.6.3 Pengaruh Antara Kontrol Perilaku Terhadap Minat Membeli ... 97

4.6.4 Pengaruh Antara Sikap Terhadap Perilaku Membeli Melalui Minat Membeli ... 98

4.6.5 Pengaruh Antara Norma Subjektif Terhadap Perilaku Membeli Melalui Minat ... 99

4.6.6 Kontrol Perilaku Terhadap Perilaku Membeli ... 101

4.6.7 Minat Membeli Terhadap Perilaku Membeli ... 102

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 104

5.1Kesimpulan ... 104

(18)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Tingkat Penjualan Minuman Yakult... 2

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 25

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel ... 41

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas ... 47

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Akhir ... 48

Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas ... 50

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarka Jenis Kelamin ... 55

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarka Usia ... 56

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarka Jenis Pekerjaan ... 57

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarka Pembelian Yakult Per Bulan ... 57

Tabel 4.5 Penilain Responden Terhadap Variabel Sikap ... 58

Tabel 4.6 Penilain Responden Terhadap Variabel Norma Subjektif ... 60

Tabel 4.7 Penilain Responden Terhadap Variabel Kontrol Perilaku ... 62

Tabel 4.8 Penilain Responden Terhadap Variabel Minat Membeli ... 64

Tabel 4.9 Penilain Responden Terhadap Variabel Perilaku Membeli ... 66

Tabel 4.10 Evaluasi Kriteria Indeks Kesesuaian Model StrukturalVariabel Sikap ... 71

Tabel 4.11 Evaluasi Kriteria Indeks Kesesuaian Model Struktural Variabel Norma Subjektif ... 73

Tabel 4.12 Evaluasi Kriteria Indeks Kesesuaian Model StrukturalVariabel Kontrol Perilaku ... 75

Tabel 4.13 Evaluasi Kriteria Indeks Kesesuaian Model StrukturalVariabel Minat Membeli ... 77

Tabel 4.14 Evaluasi Kriteria Indeks Kesesuaian Model Struktural Variabel Perilaku Membeli ... 79

Tabel 4.15 RSquare... 81

Tabel 4.16 Path Coefficients ... 81

Tabel 4.17 Evaluasi Model Struktural... 82

Tabel 4.18 Hasil Pengujian Hipotesis... 93

(19)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavioral) ... 11

Gambar 2 Penelitian Kerangka Pemikiran... 35

Gambar 3 Model Analisis Persamaan Struktural ... 53

Gambar 4 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 69

Gambar 5 Hasil Pengujian Uji t ... 83

(20)

i

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Lampiran 2. Bootstraping

Lampiran 3. UjiValiditas dan Reliabilitas Tiap Variabel Lampiran 4. Latent Varieble Correelations

Lampiran 5. Cross Loading

Lampiran 6. Outer Loading

Lampiran 7. Path Coefficients

Lampiran 8. Total Efects

Lampiran 9. Gambar Model UjiValiditas dan Reliabilitas Lampiran 10.Gambar Model Uji Hipotesis

(21)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang.

Pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kemudian diikuti oleh perkembangan bidang-bidang lainnya seperti politik, ekonomi, sosial dan budaya langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat luas. Akibat dari kondisi tersebut adalah terjadinya peningkatan yang cukup tajam akan kebutuhan sarana dan prasarana bagi masyarakat berpenghasilan. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan, banyak perusahaan-perusahaan yang bermunculan menawarkan produk atau jasa sejenis sehingga menyebabkan terjadinya persaingan yang sangat ketat diantara perusahaan-perusahaan dalam merebut pangsa pasar. Perusahaan yang berorientasi kepada pasar harus memikirkan bagaimana mempengaruhi konsumen, khususnya pembeli potensial agar bersedia membeli produk yang dihasilkan.

(22)

2

pencernaan. Padahal gangguan pencernaan dapat menimbulkan penyakit seperti Diare, Sembelit (konstipasi), radang usus buntu (appendicitis) dll. Untuk itu perlu diketahui apa sajakah yang diperlukan untuk menjaga kesehatan usus, suatu minuman kesehatan usus seperti yakult. Yakult (Yakurto) adalah minuman probiotik mirip

yogurt yang dibuat dari frementasi skimmed milk dan gula dengan bakteri lactobacillus casei. Segmen penjualan utama yakult adalah anak-anak, namun orang tua adalah pihak yang melakukan keputusan pembelian produk bagi anak (Kasali, 2003). Berikut ini data penjualan minuman yakult di Lampung dari tahun 2009-2013 disajikan dalam Tabel 1.1 berikut ini:

Tabel 1.1

Tingkat Penjualan Minuman Yakult

Tahun Tingkat Penjualan Minuman Yakult (dalam 1000 unit)

2009 28,17

2010 28,78

2011 29,47

2012 30,69

2013 32.13

Sumber: PT. Yakult Indonesia Persada Cabang lampung

(23)

3

konsumen sebelum mengeluarkan produk. Salah satu cara untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan dari konsumen agar konsumen merasa puas adalah dengan mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan perilaku konsumen. Dalam perilaku konsumen akan dipelajari bagaimana konsumen bertindak dalam memakai atau mengkonsumsi produk. Untuk mengetahui perilaku membeli dari konsumen, maka perlu dipelajari sikap dan norma subyektif.

Secara konseptual theory of planned bahavior mengemukkan 3 determinan niat yang bersifat independent (Dharmmesta dalam Istiana et,al 2008). Pertama sikap terhadap perilaku yang menunjukkan tingkat dimana seseorang mempunyai evaluasi yang baik atau kurang baik terhadap perilaku terentu. Kedua norma subjektif sebagai faktor sosial yang menunjukkan tekanan sosial yang dirasakan untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku tertentu. Ketiga, kontrol perilaku yang dirasakan merupakan variabel yang menunjukkan mudah atau sulitnya melakukan tindakan yang dimaksud. Variabel ini mempunyai pengaruh kausal secara langsung pada variabel minat untuk melakukan tindakan atau secara tidak langsung melalui variabel minat, yang juga tidak dimediasi oleh variabel lain.

(24)

4

kecenderungan bertindak baik yang favorable maupun unfavorable serta bertahan lama dari seseorang terhadap suatu objek atau ide. Sikap cenderung membentuk pola yang konsisten. Sikap relatif sulit berubah dan sikap membuat orang berperilaku relatif konsisten terhadap suatu objek.

Norma subjektif adalah persepsi seseorang mengenai tekanan sosial untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku (Ajzen, 2005). Dalam model theory of reasoned action

dan theory of plannedbehavior, norma subjektif adalah fungsi dari normative beliefs, yang mewakili persepsi mengenai preferensi signfikan lain mengenai apakah perilaku tersebut harus dilakukan. Signifikan memberikan panduan tentang hal yang tepat untuk melakukannya. Kontrol keperilakuan secara langsung mempengaruhi niat untuk melaksanakan suatu perilaku dan juga mempengaruhi perilaku di mana dalam situasi pengguna berniat untuk melaksanakan suatu perilaku namun dihalangi dalam melakukan tindakan tersebut (Ajzen, 2005).

(25)

5

Dengan demikian pertimbangan subjektif pihak lain dapat memberikan dorongan untuk melakukan wirausaha atau keputusan berwirausaha, hal demikian dinamakan norma subjektif. Norma subjektif diartikan sebagai faktor sosial yang menunjukkan tekanan sosial yang dirasakan untuk melakukan atau tidak melakukan wirausaha (Dharmmesta dalam Andika 2012).

Kontrol perilaku dipaparkan Ajzen (2005) mengacu pada persepsi-persepsi seseorang akan kemampuanya utuk menampilkan perilaku tertentu. Dengan kata lain Kontrol perilaku menunjuk kepada sejauh mana seseorang merasa bahwa menampilkan atau tidak menampilkan perilaku tertentu berada di bawah kontrol individu yang bersangkutan. Kontrol perilaku ditentukan oleh sejumlah keyakinan tentang hadirnya faktor-faktor yang dapat memudahkan atau mempersulit terlaksananya perilaku yang ditampilkan.

(26)

6

Membangun kepercayaan konsumen telah dilakukan oleh PT Yakult sejak didirikan perusahaan. Hal itu terbukti dengan inovasi yang terus menerus dilakukan oleh PT Yakult Indonesia untuk selalu memberikan yang terbaik. Penelitian ini mengambil sampel di Kampung Baru karena warga dikalangan menengah ke bawah memiliki sikap tidak peduli terhadap gangguan pencernaan. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya para distributor yakult yang mengendarai sepeda atau pun mobil yang sering masuk di kawasan kampung baru dengan mendistribusikan Yakult di rumah, di ruko, di toko dll. Berdasarkan uraian di atas serta fenomena yang terjadi di saat ini banyaknya warga yang kurang memperhatikan kesehatan usus atau kurang mencintai usus sehingga peneliti ingin melakukan penelitian tentang “Pengaruh Sikap, Norma Subyektif, Kontrol Perilaku, Minat Membeli Sebagai Mediasi Terhadap Perilaku Membeli Produk Yakult” (Survei Pada Masyarakat di Kampung Baru, Kecamatan Labuhan Ratu, Bandar Lampung).

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Seberapa besar sikap berpengaruh terhadap minat membeli?

2. Seberapa besar norma subjektif berpengaruh terhadap minat membeli? 3. Seberapa besar kontrol perilaku berpengaruh terhadap minat membeli?

(27)

7

5. Seberapa besar norma subyektif berpengaruh terhadap perilaku membeli melaui minat membeli?

6. Seberapa besar kontrol perilaku berpengaruh terhadap perilaku membeli? 7. Seberapa besar minat membeli berpengaruh terhadap perilaku membeli?

1.3. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan masalah penelitian yang telah dikemukakan di atas, penelitian ini memiliki tujuan, yakni:

1. Menganalisis pengaruh antara sikap terhadap minat membeli konsumen. 2. Menganalisis pengaruh antara norma subjektif terhadap minat membeli

konsumen.

3. Menganalisis pengaruh antara kontrol perilaku terhadap minat membeli konsumen.

4. Menganalisis pengaruh antara sikap, terhadap perilaku membeli produk Yakult melalui minat membeli konsumen.

5. Menganalisis pengaruh antara norma subyektif, terhadap perilaku membeli produk Yakult melalui minat membeli konsumen.

6. Menganalisis pengaruh antara kontrol perilaku, terhadap perilaku membeli konsumen produk Yakult.

(28)

8

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat secara Teoristis dan Praktis.

1. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak lain yang akan melakukan penelitian mengenai pengaruh sikap, norma subyektif, kontrol perilaku, minat membeli sebagai mediasi terhadap perilaku membeli produk Yakult pada masa- masa yang akan datang.

2. Secara Teoritis

(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Theory of Reasoned Action (Teori Tindakan Beralasan).

Theory of Reasoned Action (TRA) pertama kali diperkenalkan oleh Martin Fishbein dan Ajzen dalam Jogiyanto (2007). Teori ini menghubungkan antara keyakinan

(belief), sikap (attitude), kehendak (intention) dan perilaku (behavior). Kehendak merupakan prediktor terbaik perilaku, artinya jika ingin mengetahui apa yang akan dilakukan seseorang, cara terbaik adalah mengetahui kehendak orang tersebut. Namun, seseorang dapat membuat pertimbangan berdasarkan alasan-alasan yang sama sekali berbeda (tidak selalu berdasarkan kehendak). Konsep penting dalam teori ini adalah fokus perhatian (salience), yaitu mempertimbangkan sesuatu yang dianggap penting. Kehendak (intetion) ditentukan oleh sikap dan norma subyektif (Jogiyanto, 2007).

(30)

10

suatu perilaku bersama norma- norma subjektif membentuk suatu intensi atau niat berperilaku tertentu. Teori perilaku beralasan diperluas dan dimodifikasi oleh (Ajzen dalam Jogiyanto 2007) dan dinamai Teori Perilaku Terencana (theory of planned behavior). Inti teori ini mencakup 3 hal yaitu; yaitu keyakinan tentang kemungkinan hasil dan evaluasi dari perilaku tersebut (behavioral beliefs), keyakinan tentang norma yang diharapkan dan motivasi untuk memenuhi harapan tersebut (normative beliefs), serta keyakinan tentang adanya faktor yang dapat mendukung atau menghalangi perilaku dan kesadaran akan kekuatan faktor tersebut (control beliefs).

(31)

11

2.2. Pengertian Theory of Planned Behavior (Teori Perilaku Rencanaan)

[image:31.612.121.523.428.623.2]

Theory of Planned Behavior (TPB) yang merupakan pengembangan dari Theory of Reasoned Action (TRA) (Ajzen dalam Jogiyanto, 2007). Jogiyanto (2007) Mengembangkan teori ini dengan menambahkan konstruk yang belum ada di TRA. Konstruk ini di sebut dengan kontrol perilaku persepsian (perceived behavioral control). Konstruk ini ditambahkan di TPB untuk mengontrol perilaku individual yang dibatasi oleh kekurangan-kekurangannya dan keterbatasan-keterbatasan dari kekurangan sumber-sumber daya yang digunakan untuk melekukan perilakuny (Hsu and Chiu 2002). Dengan menambahkan sebuah konstruk ini, yaitu kontrol perilaku persepsian (Perceived behavioral control), maka bentuk dari model teori perilaku rencanaan (Theory of planned behavior atau TPB) tampak di gambat berikut ini.

Gambar 1. Teori Perilaku Terencanaan (Theory of Planned Behavioral) Sumber: Jogiyanto (2007).

Sikap terhadap perilaku (attitude towards

behavioral)

Norma Subyektif (Subjective Norm)

Kontrol perilaku persepsian (Perceived Behavioral

Control

Minat Perilaku (Behavioral intention)

(32)

12

Dari Gambar 1, teori perilaku rencanaan (Theory of Planned Behavior) dapat mempunyai dua fitur (Jogiyanto, 2007) sebagai berikut:

1. Teori ini mengansumsi bahwa kontrol persepsi perilaku (perceived behavioral control) mempunyai implikasi motivasional terhadap minat. Orang – orang yang percaya bahwa mereka tidak mempunyai sumber- sumber daya yang ada atau tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan perilaku tertentu mungkin tidak akan membentuk minat berperilaku yang kuat untuk melakukannya walaupun mereka mempunyai sikap yang positif terhadap perilakunya dan percaya bahwa orang lain akan menyetujui seandainya mereka melakukan perilaku tersebut. Dengan demikian diharapkan terjadi hubungan antara kontrol persepsi perilaku (perceived behavioral control) dengan minat yang tidak dimediasi oleh sikap dan norma subyektif. Di model ini ditunjukkan dengan panah yang mennghubungkan kontrol perilaku persepsian ( perceived behavioral control) ke minat.

2. Fitur kedua adalah kemungkinan hubungan langsung antara kontrol persepsi perilaku (perceived behavioral control) dengan perilaku. Di banyak contoh, kinerja dari suatu perilaku tergantung tidak hanya pada motivasi untuk melakukannya tetapi juga kontrol yang cukup terhadap perilaku yang dilakukan. Dengan demikian. Kontrol perilaku persepsian (perceived behavioral control)

(33)

13

Kontrol perilaku yang dirasakan dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu dan perkiraan seseorang mengenai sulit atau tidaknya untuk melakukan perilaku tertentu (Azwar, 2003). TPB mengganggap bahwa teori sebelumnya mengenai perilaku yang tidak dapat dikendalikan sebelumnya oleh individu melainkan, juga dipengaruhi oleh faktor mengenai faktor non motivasional yang dianggap sebagai kesempatan atau sumber daya yang dibutuhkan agar perilaku dapat dilakukan. Sehingga dalam teorinya, Ajzen menambahkan satu dertiminan lagi, yaitu kontrol persepsi perilaku mengenai mudah atau sulitnya perilaku yang dilakukan. Oleh karena itu menurut TPB, intensi dipengaruhi oleh tiga hal yaitu: sikap, norma subjektif, kontrol perilaku (Ajzen dalam Jogiyanto 2007).

2.3 Sikap

Beberapa pendapat pakar dalam psikologi sosial di kemukakan beberapa definisi. Sikap adalah evaluasi kepercayaan (belief) atau perasaan positif atau negatif dari seseorang jika harus melakukan perilaku yang akan ditentukan. (Fishbein dan Ajzen dalam Ramdhani 2008) Mendenifisikan sikap (Atitude) sebagai jumlah dari afeksi

(34)

14

pengertian bahwa sikap adalah suatu disposisi bertindak positif atau negatif terhadap suatu objek, orang, lembaga atau peristiwa.

Attitude is a psyshological tendency that is expressed by evaluating a particular

entity with some degree of favor or disfavor. Eagly & Chaiken dalam Sarwono (2002). Sikap adalah kecenderungan psikologis yang diekspresikan dengan mengevaluasi kesatuan tertentu dengan beberapa derajat mendukung atau tidak mendukung. Definisi lain dikemukakan Gerungan (2004) attitude dapat kita terjemahkan dengan sikap terhadap objek tertentu yang dapat merupakan sikap pandanagan atau sikap perasaan, tetapi sikap tersebut disertai dengan kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan objek.

(35)

15

2.3.1. Aspek-Aspek Sikap.

Menurut Baron et. al., (2003). Beberapa aspek-aspek penting dari sikap:

a. Sumber suatu sikap (attitude origin). Faktor inilah yang mempengaruhi bagaimana pertama kali sikap terbentuk.bukti yang ada mengidikasikan bahwa sikap yang terbentuk. Bukti yang ada mengindikasikan bahwa sikap yang terbentuk berdasarkan pada pengalaman langsung sering kali memberikan pengaruh yang lebih kuat pada tingkah laku dari pada sikap yang terbentuk berdasarkan pada pengalaman tidak lanhsung atau pengalaman orang lain. Tampaknya, sikap yang terbentuk berdasarkan pengalaman langsung lebih muda diingat, hal ini meningkatkan dampakmereka terhadap tingkah laku.

b. Kekuata sikap (attitude strenght). Faktor lain salah satu faktor yang paling penting melibatkan apa yang disebut sebagai kekuatan sikap yang dipertanyakan. Selain kuat sikap tersebut, semakin kuat pula dampaknya pada tingkah laku.

c. Kekhusukan sikap (attitude specificity). Aspek yang ketiga yang mempengaruhi sikap dengan tingkah laku adalah kekhusukan sikap yaitu sejauh mana terfokus pada objek tertentu atau situasi dibandingkan hal yang umum.

2.3.2. Komponen Sikap

(36)

16

a. Behavioral belief adalah keyakinan-keyakinan yang dimiliki seseorang terhadap perilaku dan merupakan keyakinan yang akan memdorong terbentuknya sikap.

b. Evaluation of behavioral belief merupakan evaluasi positif atau negatif individu terhadap perilaku tertentu berdasarkan keyakinan-keyakinan yang dimilikinya.

Sikap memainkan peranan utama dalam membentuk perilaku (Latief, 2011). Dalam memutuskan merek apa yang akan dibeli, atau toko mana untuk dijadikan langganan, konsumen secara khas memilih merek atau toko yang dievaluasi secara paling menguntungkan. Sikap mewakili perasaan senang atau tidak senang seseorang terhadap suatu obyek. Aaker, et al, (2001) mendefinisikan sikap sebagai konstruk psikologis (psychological constructs). Sikap menunjukkan status mental seseorang yang digunakan oleh individu untuk menyusun cara mereka mempersepsikan lingkungan mereka dan memberi petunjuk cara meresponnya. Kotler (2003), mendefinisikan sikap sebagai evaluasi, perasaan emosional, dan kecenderungan bertindak baik yang favorable maupun unfavorable serta bertahan lama dari seseorang terhadap suatu objek atau ide. Sikap cenderung membentuk pola yang konsisten.

(37)

17

sikap adalah mempelajari kecenderungan memberikan respon terhadap suatu obyek atau kelompok obyek baik yang disenangi (favorable) maupun yang tidak disenangi (unfavorable) secara konsisten.

Sementara Fishbein dan Azjen (2005) mendefinisikan sikap sebagai penilaian atau evaluation positif atau negatif terhadap suatu obyek. Pengertian ini membatasi sikap hanya pada komponen affective saja. Komponen ini merupakan komponen utama yang terlibat dengan sikap. Pengertian ini sesuai dengan pengertian sikap terhadap merek yaitu kecenderungan untuk mengevaluasi merek baik yang disenangi maupun yang tidak disenangi (Azwar, 2003). Sikap merupakan faktor penting dalam pengambilan keputusan pembelian. Sikap konsumen dapat menjadi kontrol yang akurat terhadap perilaku pembelian (Dharmmesta, 1998) dan dapat mempengaruhi pola pikir individu dalam pengambilan keputusan.

(38)

18

yang bersangkut paut pada obyek. Sikap juga diartikan sebagai "suatu konstruk untuk memungkinkan terlihatnya suatu aktivitas". Pengertian sikap itu sendiri dapat dipandang dari berbagai unsur yang terkait seperti sikap dengan kepribadian, motif, tingkah laku, keyakinan dan lain-lain. Namun dapat diambil pengertian yang memiliki persamaan karakteristik; sikap ialah tingkah laku yang terkait dengan kesediaan untuk merespon objek sosial yang membawa dan menuju ke tingkah laku yang nyata dari seseorang. Hal itu berarti suatu tingkah laku dapat diprediksi apabila telah diketahui sikapnya. Walaupun manifestasi sikap itu tidak dapat dilihat langsung tapi sikap dapat ditafsirkan sebagai tingkah laku yang masih tertutup (Suharyat, 2009).

2.4. Norma Subyektif

(39)

19

Norma subjektif diartikan sebagai faktor sosial yang menunjukkan tekanan sosial yang dirasakan untuk melakukan atau tidak melakukan wirausaha (Dharmmesta, 2005). Dalam penelitian sebagai norma subjektfi dalah kelompok referensi berupa orang tua, teman dekan dan dosen, yang mampun mendorong mahsiswa berperilaku yaitu niat untuk berwirausaha.

2.4.1 Kompoen Norma Subyektif

Menurut Fishbein dan Azjen (2005), norma subjektif secara umum mempunyai dua komponen berikut:

a. Normative beliefs (Keyakinan Norma).

Persepsi atau keyakinan mengenai harapan orang lain terhadap dirinya yang menjadi acuan untuk menampilkan perilaku atau tidak. Keyakinan yang berhubungan dengan pendapat tokoh atau orang lain yang penting dan berpengaruh bagi individu atau tokoh panutan tersebut apakah subjek harus melakukan atau tidak suatu perilaku tertentu.

b. Motivation to comply (motivasi untuk memenuhi).

Motivasi individu untuk memenuhi harapan tersebut. Norma subjektif dapat dilihat sebagai dinamika antara dorongan-dorongan yang dipersepsikan individu dari orang-orang disekitarnya dengan motivasi untuk mengikuti pandangan mereka

(40)

20

Norma subyektif adalah persepsi seseorang mengenai tekanan sosial untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku (Ajzen, 2005). Dalam model TRA dan TPB norma subjektif adalah fungsi dari normative beliefs, yang mewakili persepsi mengenai preferensi signifikan lainya mengenai apakah perilaku tersebut harus dilakukan. Model ini mengkuantifikasi keyakinan ini dengan mengalikan kemungkinan subyektif seorang disebut relevan berpikir bahwa seseorang harus melaksanakan perilaku tersebut dengan motivasi seseorang untuk mengikuti (motivation to comply) apa yang ingin dilakukan.

2.5. Kontrol Perilaku.

Kontrol perilaku menurut Ajzen (2005) mengacu pada persepsi-persepsi seseorang akan kemampuannya untuk menampilkan perilaku tertentu. Dengan kata lain kontrol perilaku menunjuk kepada sejauh mana seseorang merasa bahwa menampilkan atau tidak menampilkan perilaku tertentu berada di bawah kontrol individu yang bersangkutan. Kontrol perilaku ditentukan oleh sejumlah keyakinan tentang hadirnya faktor-faktor yang dapat memudahkan atau mempersulit terlaksananya perilaku yang ditampilkan. Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus rangsangan dari luar (Notoatmodjo, 2003).

(41)

21

pengguna berniat untuk melaksanakan suatu perilaku namun dihalangi dalam melakukan tindakan tersebut. Kontrol perilaku yang dirasakan ditunjukan dengan tanggapan seseorang terhadap halangan dari dalam atau halangan dari luar sewaktu melakukan perilaku atau tingkah laku. Kontrol perilaku dapat mengukur kemampuan seseorang dalam mendapatkan sesuatu dalam mengambil suatu kegiatan.

(42)

22

perilaku yang ditampilkan sehingga tidak sama lagi dengan yang diniatkan, (Ernawati, 2010).

2.6. Minat Membeli

Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian (Assael,2001). Mehta (1994) mendefinisikan minat beli sebagai kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian. Pengertian minat beli menurut (Durianto dan Liana (2004) adalah minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu.

(43)

23

konsumen untuk melakukan pembelian atas suatu produk, melakukan perencanaan, mengambil tindakan-tindakan yang relevan seperti mengusulkan (pemrakarsa) merekomendasikan (influencer), memilih, dan akhirnya mengambil keputusan untuk melakukan pembelian.

Menurut Schiffman dan Kanuk (1994) dalam Albari (2002) menyatakan bahwa motivasi sebagai kekuatan dorongan dari dalam diri individu yang memaksa mereka untuk melakukan tindakan. Jika seseorang mempunyai motivasi yang tinggi terhadap obyek tertentu, maka dia akan terdorong untuk berperilaku menguasai produk tersebut. Sebaliknya jika motivasinya rendah, maka dia akan mencoba untuk menghindari obyek yang bersangkutan. Implikasinya dalam pemasaran adalah untuk kemungkinan orang tersebut berminat untuk membeli produk atau merek yang ditawarkan pemasaran atau tidak.

2.7. Perilaku Membeli

(44)

24

Perilaku membeli manusia merupakan perilaku yang kompleks (Hauser dalam Sihombing 2004). Dalam memahami perilaku membeli manusia, ada dua pendekatan yang dapat digunakan: (1) pendekatan yang fokus pada variabel-variabel eksternal, dan (2) pendekatan yang memfokuskan pada variabel-variabel internal dalam mempengaruhi perilaku. Dalam kaitannya dengan perilaku konsumen, perilaku membeli dimulai dari kesadaranakan suatu kebutuhan, yaitu melalui proses pencarian dan evaluasi alat pemuas kebutuhan, serta tindakan pembelian itu sendiri dan evaluasi atas barang atau jasa yang dibelinya tersebut. Dengan kata lain, perilaku membeli meliputi pikiran, perasaan, dan tindakan konsumen (Dharmmesta, 2005).

Perilaku muncul sebagai hasil interaksi antara tanggapan dari individu terhadap stimulus yang datang dari lingkungannya agar bisa beradaptasi dan tetap survie yang mendasari timbulnya perilaku adalah dorongan yang ada dalam diri manusia, sedangkan dorongan merupakan usia jadi perilaku muncul karena adanya dorongan untuk survive. Notoatmodjo (2003) mengungkapkan ada tiga unsur utama dalam perilaku yaitu:

a. Adanya afektif (perasaan atau penilaian pada berbagai hal).

b. Kognitif (pengetahuan kepercayaan atau pendapat tentang suatu obyek). c. Psikomotor (niat serta tindakan yang berkaitan dengan suatu obyek).

Perilaku memiliki hubungan yang cukup besar dalam menentukan tingkat pemanfaatan sarana kesehatan. Teori Adopsi perilaku mengemukakan bahwa untuk mengubah perilaku seseorang akan melewati 5 tahapan yaitu awarenes (kesadaran),

(45)

25

ide), trial (usaha untuk mencoba) dan terakhir adoption (bila menerima ide baru) (Notoatmodjo 2003).

[image:45.612.109.532.237.567.2]

2.8. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Peneliti Tahun Judul Kesimpulan

Mas’ud 2012 Pengaruh Sikap, Norma-Norma Subyektif dan Kontrol Perilaku yang Dipersepsikan Nasabah Bank Terhadap Keinginan Untuk Menggunakan Automatic Teller Machine (Atm) Bank BCA.

Sikap kategori baik atau signifikan terhadap nasabah ATM. Hasil penelitian analisis nilai norma subjektif kategori sangat baik terhadap nasabah untuk menggunakan ATM. Kontrol Perilaku yang Dipersepsikan kategori sangat baik terhadap nasabah bank Sedangkan, Keinginan untuk menggunakan ATM ada dalam kategori ingin menggunakan ATM di waktu yang akan datang

Rohmawati 2013 Pengaruh Sikap, Norma-Norma Subyektif dan Kontrol Perilaku Persepsian, Persepsi Resiko, persepsi Kebermanfaatan Terhadap Niat Penggunaan Kartu Kredit.

(46)

26

Ernawati 2010 Pengaruh Sikap, Norma Subyektif, Kontrol Perilaku yang dipersepsikan, dan sunset policy terhadap kepatuhan wajib pajak Dengan niat sebagai variabel intervening.

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa sikap dan kontrol perilaku yang dipersepsikan berpengaruh terhadap niat kepatuhan pajak. Norma subjektif dan sunset policy tidak ber-pengaruh terhadap niat kepatuhan pajak. Hasil studi juga menunjukkan bahwa kontrol perilaku yang dipersepsikan berpengaruh langsung terhadap kepatuhan pajak. Hasil pengujian terakhir adalah niat berpengaruh terhadap kepatuhan pajak

Maradona 2009 Hubungan Sikap pelanggan, norma subjektif pelanggan dan kontrol keperilakuan pelanggan dengan intensi kepatuhan pelanggan dalam membayar tagihan jasa telepon rumah di PT. Telekomunikasi.

Variabel Sikap berpengaruh signifikan positif terhadap Variabel intensi kepatuhan pelanggan. Variabel Norma subjektif berpengaruh signifikan positif terhadap Variabel intensi kepatuhan pelanggan. Variabel kontrol perilaku berpengaruh signifikan positif terhadap Variabel intensi kepatuhan pelanggan. Adanya korelasi positif antara sikap, norma subjektif dan kontrol perilaku dengan intensi kepatuhan pelanggan dalam membayar tagihan telepon rumah.

Mulyana 2013 Pengaruh Norma Subjektif, Persepdi Kontrol Perilaku, dan Sikap Wirausaha Terhadap Minat Berwirausaha siswa SMKN 12 Garut.

(47)

27

Sigit 2006 Pengaruh Sikap dan Norma Subyektif terhadap niat beli mahasiswa sebagai konsumen potensial produk pasta gigi close up.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sikap dan norma subyektif secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap niat beli, Sikap konsumen secara parsial berpengaruh terhadap niat beli, dan Norma subyektif secara parsial berpengaruh terhadap niat beli.

Susanti et al, 2008 Pengaruh Sikap Terhadap Perilaku, Faktor Sosial dan Kontrol Keperilakuan yang Dirasakan Terhadap Minat Pembelian Tiket Pesawat Secara Online

Ha pertama yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh sikap terhadap minat pengguna internet untuk membeli tiket pesawat secara online diterima. Ha kedua yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh faktor sosial terhadap minat pengguna internet untuk membeli tiket pesawat secara online diterima. Ha ketiga yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh kontrol keprilakuan yang dirasakan terhadap minat pengguna internet untuk membeli tiket pesawat secara online ditolak Burhanudin 2007 Theory Of Planned

Behavior: Aplikasi pada niat konsumen untuk berlangganan surat kabar harian kedaulatan rakyat di Desa Donotirto, kecamatan kretek kabupaten Bantul.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap terhadap perilaku, norma subyektif, dan kontrol keperilakuan yang dirasakan baik secara individual maupun bersama-sama berpengaruh terhadap niat konsumen untuk berlangganan SKH Kedaulatan Rakyat di desa Donotirto, kecamatan Kretek, kabupaten Bantul.

Istiana et al, 2007 Pengaruh Sikap, Norma Subjektif dan Kontrol Keperilakuan terhadap niat dan perilaku beli Produk susu Ultra High Temperature.

(48)

28

2.9. Keterkaitan Antar Variabel

2.9.1. Hubungan Sikap Terhadap Minat Membeli

Sikap adalah kondisi mental dan neural yang diperoleh dari pengalaman, yang mengarahkan dan secar dinamis mempengaruhi respon-respon individu terhadap semua objek dan situasi yang terkait. Sikap adalah evaluasi, perasaan emosi, dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama pada seseorang terhadap obyek atau gagasan tertentu (Kotler, 2005). Sikap adalah ide yang berkaitan dengan emosi yang mendorong dilakukannya tindakan-tindakan tertentu dalam situasi sosial. Secara tegas menyatakan bahwa predisposisi itu diperoleh dari proses belajar. Ramdhani (2008) menyatakan bahwa ide yang merupakan predisposisi tersebut berkaitan dengan emosi. Menurut Assael (2002) minat membeli adalah minat membeli timbul dan terbentuk setelah seseorang melakukan evaluasi terlebih dahulu terhadap sesuatu merek dan akan melakukan pembelian terhadap merek yang dapat memberikan tingkat paling tinggi dari kepuasan yang diharapkan. Hubungan kedua nya yaitu timbul karena sikap merupakan ide yang berkaitan dengan emosi langsung di kembangkan melalui suatu minat yang timbul dari diri sendiri. Ajzen dalam Jogiyanto (2007) menyatakan bahwa sikap dengan komponen lengkap akan terjadi hubungan yang kuat terhadap minat. Menyatakan bahwa sikap terhadap minat membeli berpengaruh positif dan signifikan. Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

(49)

29

2.9.2. Hubungan Norma Subyektif Terhadap Minat Membeli

Norma Subyektif (subjective norm) adalah persepsi atau pandangan seseorang terhadap kepercayaan-kepercayaan orang lain yang akan mempengaruhi minat untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku yang sedang dipertimbangkan (Jogiyanto, 2007). Minat membeli merupakan masalah yang sangat kompleks namun harus tetap menjadi perhatian pemasar, minat membeli untuk membeli dapat muncul sebagai akibat dari adanya stimulus (rangsangan) yang ditawarkan oleh perusahaan masing-masing stimulus tersebut dirancang untuk menghasilkan tindakan pembelian dari konsumen.keterkaitan keduanya terletak dimana konsumen mendapatakan pengaruh dari orang lain yang mempengaruhi konsumen lain untuk menimbulkan minat dalam membeli suatu produk. (Dharmmesta, 1998) mengatakan faktor yang mempengaruhi niat adalah norma subyektif menyangkut persepsi seseorang, apakah orang lain yang dianggap penting akan mempengaruhi perilakunya Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

H2: Norma subyektif berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat membeli.

2.9.3 Hubungan Kontrol Perilaku Terhadap Minat Membeli

Ajzen (2006) Secara spesifik, dalam planned behavior theory, persepsi tentang kontrol perilaku (perceived behavioral control) didefinisikan sebagai persepsi individu mengenai kemudahan atau kesulitan untuk melakukan suatu perilaku.

(50)

30

(control beliefs), dengan kekuatan perasaan individu akan setiap faktor pendukung ataupun penghambat tersebut (perceived power control).

Secara umum, semakin individu merasakan banyak faktor pendukung dan sedikit faktor penghambat untuk dapat melakukan suatu perilaku, maka individu akan cenderung mempersepsikan diri mudah untuk melakukan perilaku tersebut; sebaliknya, semakin sedikit individu merasakan sedikit faktor pendukung dan banyak faktor penghambat untuk dapat melakukan suatu perilaku, maka individu akan cenderung mempersepsikan diri sulit untuk melakukan perilaku tersebut (Ajzen, 2006).

(51)

31

H3: Kontrol perilaku berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat membeli.

2.9.4. Hubungan Sikap Terhadap Perilaku Membeli Melalui Minat Membeli

Sikap memainkan peranan utama dalam membentuk perilaku, (Engel et. al dalam Latief, 2011). Dalam memutuskan merek apa yang akan dibeli, atau toko mana untuk dijadikan langganan, konsumen secara khas memilih merek atau toko yang dievaluasi secara paling menguntungkan. Minat untuk menggunakan kembali dan membentuk perilaku untuk menggunakan suatu barang atau jasa dapat tercapai apabila konsumen telah membentuk sikap yang positif terhadap suatu barang atau jasa, Ajzen dan Fishbein (2005). Menurut Ajzen dalam Jogiyanto (2007) bahwa sikap terhadap perilaku membeli berpengaruh positif dan lebih dapat menentukan suatu perilaku membeli sepesifik dilakuakn atau tidak, kemudian menjelaskan dengan memperkenalkan konsep kerepondenan yang menjelaskan bahwa kerespondenan yang lengkap terhadap keduanya mempunyai hubungan kuat antara sikap dengan perilaku membeli melalui minat membeli. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan sebagai berikut.

H4: Sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku membeli melalui minat membeli.

2.9.5. Hubungan Norma Subjektif Terhadap Perilaku Membeli Melalui Minat Membeli.

Ajzen (2005) memaparkan subejctive norm merupakan fungsi yang didasarkan oleh

(52)

32

terhadap suatu perilaku (salient referent beliefs). Norma subyektif merupakan suatu faktor yang menentukan apakan suatu produk layak untuk dipilih atau tidak dipilih karena konsumen harus memperhatikan hal-hal sekitar lingkungan. Ajzen dalam jogiyanto (2007) menyatakan bahwa norma subjektif berhubungan dengan preskripsi normatif, yaitu pandangan seseorang terhadap tekanan sosial yang akan mempengaruhi minat untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku membeli yang sedang dipertimbangkan. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut.

H5: Norma subyektif berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku membeli melalui minat membeli.

2.9.6 Hubungan Kontrol Perilaku Terhadap Perilaku Membeli

Kontrol perilaku yang memengaruhi secara langsung maupun tidak langsung (melalui minat) terhadap perilaku (Ajzen, 2005). Pengaruh langsung dapat terjadi jika terdapat

(53)

33

yang dipersepsikan yang telah berubah akan memengaruhi perilaku membeli yang ditampilkan sehingga tidak sama lagi dengan yang diminatkan. Ajzen dalam Jogiyanto (2007) menyatakan bahwa kontrol perilaku merefleksikan pengalaman masa lalu dan juga mengantisipasi halangan –halangan yang ada semakin menarik sikap dan norma subjektif, dan semakin besar kontrol perilaku maka semakin kuat minat membeli seseorang untuk melakukan perilaku yang dipertimbangkan berhasil membuktikan bahwa kontrol perilaku yang dipersepsikan berpengaruh positif terhadap perilaku secara langsung. Berdasarkan uraian di atas, dapat dikembangkan hipotesis sebagai berikut.

H6: Kontrol prilaku berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku membeli

2.9.7 Hubungan Minat Membeli Terhadaap Perilaku Membeli

(54)

34

bagi niat (minat) yang pada gilirannya menentukan apakah perilaku tertentu akan dilakukan atau tidak. Jadi, niat (minat) dalam penelitian ini merupakan variabel mediasi atau variabel intervening, yaitu variabel yang memengaruhi hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen menjadi hubungan yang tidak langsung (Indriantoro dan Supomo, 2002). Berdasarkan teori dan bukti empiris di atas, dapat dikembangkan hipotesis sebagai berikut.

H7: Minat Membeli berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku membeli

2.10. Kerangka Pemikiran.

(55)

35

dapat dilakukan. Ajzen (2005) menambahkan satu dertiminan lagi, yaitu kontrol perilaku persepsi mengenai mudah atau sulitnya perilaku yang dilakukan.

[image:55.612.139.525.234.422.2]

Untuk memudahkan pemahaman dari pertimbangan-pertimbangan di atas, maka lebih jelas dapat dilihat pada Gambar.

Gambar 2. Penelitian Kerangka Pemikiran

2.11 Hipotesis

Berdasarkan teori, tinjauan literature serta kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah:

H1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara sikap terhadap minat membeli.

H2: Terdapat pengaruh yang signifikan antara norma subjektif terhadap minat membeli

Sikap

Kontrol Perilaku

Perilaku membeli Minat membeli

(56)

36

H3: Terdapat pengaruh yang signifikan antara kontrol perilaku terhadap minat membeli

H4: Terdapat pengaruh yang signifikan antara sikap terhadap perilaku membeli melalui minat membeli

H5: Terdapat pengaruh yang signifikan antara norma subyektif terhadap perilaku membeli melalui minat membeli

H6: Terdapat pengaruh yang signifikan antara kontrol perilaku terhadap perilaku membeli

(57)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan adalah explanative research dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2008), penelitian menurut tingkat penjelasan adalah penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel-variabel dengan variabel-variabel lainnya. Selain itu penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Pada akhirnya hasil penelitian ini menjelaskan hubungan kausal antar variabel-variabel melalui penguji hipotesis. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan 5 variabel yaitu Sikap (X1), Norma Subyektif (X2), Kontrol

perilaku (X3), Minat Membeli (Z), dan Perilaku Membeli (Y).

3.2. Penentuan Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

(58)

38

3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2008). Pertimbangan sampel dalam penelitian ini konsumen di Kampung baru yang mengkonsumsi Yakult, umur 18-35 tahun dengan frekuensi pembelian produk Yakult minimal 3 kali. Dalam penerapan teknik purposive sampling menggunakan rumus dari (Taro Yamane dalam Riduwan dan Akdon 2013) sebagai berikut:

�= N

N.�2+ 1

= 2955

N.�2+1

= 2955

2955.0,12+1

= 2955

2955.0,01 +1

= 96,7 (di bulatkan menjadi 97) Keterangan:

n = Jumlah sampel N =Jumlah populasi

�2= Presisi (ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 95%).

Dalam penelitian ini pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling.

Accidental sampling adalah penentuan sampel berdasarkan kebetulan atau siapa saja yang bertemu dengan peneliti dapat dijadikan sebagai sampel, dan bila orang yang ditemui tersebut dipandang cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2001).

(59)

39

Definisi konseptual merupakan penjelasan mengenai arti suatu konsep yaitu mengekposisikan abstrak yang terbentuk melalui generalisasi dari pengamatan terhadap fenomena (Sugiyono, 2009). Berdasarkan teorisasi dan permasalahan yang telah dikemukakan maka konsep pada penelitian ini. Meliputi faktor yang berasal dari dalam diri konsumen yang terdiri dari Sikap, norma subyektif, kontrol perilaku, minat membeli dan perilaku membeli.

a. Sikap

Sikap sebagai evaluasi, perasaan emosional, dan kecenderungan bertindak baik yang favorable maupun unfavorable serta bertahan lama dari seseorang terhadap suatu obyek atau idea (Kotler, 2003).

b. Norma subyektif

Dalam model theory of reasoned action dan theory of planned behavior, norma subjektif adalah fungsi dari normative beliefs, yang mewakili persepsi mengenai signficant preferensi others mengenai apakah perilaku tersebut harus dilakukan (Jogiyanto, 2007).

c. Kontrol perilaku

Kontrol keperilakuan secara langsung mempengaruhi niat untuk melaksanakan suatu perilaku dan juga mempengaruhi perilaku di mana dalam situasi pengguna berniat untuk melaksanakan suatu perilaku namun dihalangi dalam melakukan tindakan tersebut (Ajzen, 2005).

(60)

40

Minat untuk menggunakan kembali dan membentuk perilaku untuk menggunakan suatu barang atau jasa dapat tercapai apabila konsumen telah membentuk sikap yang positif terhadap suatu barang atau jasa (Ajzen dalam Jogiyanto, 2007).

e. Perilaku membeli

Perilaku membeli didefinisikan sebagai: (1) segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia, dan (2) perubahan dalam materi atau non materi yang disebabkan langsung oleh manusia (Sihombing, 2004).

3.4. Definisi Operasional Variabel.

Untuk lebih memudahkan dalam pengukuran konsep, maka suatu konsep dijabarkan dalam bentuk definisi operasional. Definisi operasional menurut Notoatmodjo (2010) adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut.

Dalam penelitian ini definisi operasional akan menjelaskan indikator-indikator dari variabel-variabel diatas adalah sebagai berikut:

(61)

41

No. Variabel Definisi operasional Indikator

1. Sikap (X1) Perasaan senang atau tidak senang seseorang terhadap suatu obyek dalam pembelian produk yakult.

a. Keyakinan terhadap produk Yakult b. Manfaat yang

diberikan produk Yakult

c. Evaluasi produk Yakult

d. Keinginan untuk mencoba produk Yakult

2. Norma subjektif (X2)

Suatu keadaan dimana faktor sosial berpengaruh penting terhadap penentuan karakter seseorang dalam membeli produk yakult

a. Pengaruh iklan b. Pengaruh teman c. Pengaruh relasi

kerja

d. Motivasi untuk memenuhi saran orang lain tersebut. 3. Kontrol perilaku

(X3)

Keberadaan suatu hal-hal yang menghambat atau mendukung penentuan suatu hal akan minat membeli produk yakult

a. Keyakinan kontrol b. Kemudahan

kontrol

c. Ketersediaan produk Yakult

4. Minat membeli (Z ) Minat membeli adalah suatu persepsi seseorang atau indiidu yang mempertimbangkan faktor-faktor sebelem melakukan perilaku beli.

a. Keinginan membeli Yakult

b. Keyakinan membeli Yakult

c. Alternatif membeli Yakult

5. Perilaku membeli(Y)

Perilaku membeli adalah suatu tindakan yang dilakuakan oleh konsumen untuk mebeli produk yakult

a. Sesuai dengan kebutuhan

b. Pengenalan produk Yakult

c. Keputusan membeli produk Yakult

(62)

42

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Skala likert berhubungan terhadap suatu jawaban setiap indikator instrument yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari nilai yang tertinggi sampai nilai yang terendah.

Pilihan jawaban yang bisa dipilh oleh responden dalam penelitian ini adalah

Sangat Tidak

Setuju Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju

1 2 3 4 5

3.6. Sumber Data

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah

a. Data primer

Data primer, yaitu yang didapat dari sumber pertama seperti hasil dari pengisisan kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti. Dalam hal ini adalah dengan mengajukan kuesioner kepada konsumen kampung Baru, Kecamatan Labuhan Ratu, Bandar Lampung.

b. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara atau penunjang seperti buku pemasaran, buku perilaku konsumen, dan internet.

(63)

43

3.7.1 Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif, yaitu memberikan gambaran atau deskriptif empiris atas data yang dikumpulkan dalam penelitian (Ferdinan, 2000). Data tersebut berasal dari jawaban-jawaban responden atas item-item yang terdapat dalam kuesioner dan akan diperoleh dengan cara dikelompokan dan ditabulasikan kemudian diberi penjelasan.

3.7.2 Analisis Statistik Inferensial

Statistik inferensial, (statistic induktif), adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi (Sugiyono 2009). Sesuai dengan hipotesis yang telah dirumuskan, maka dalam penelitian ini analisis data statistik inferensial diukur dengan menggunakan software SmartPLS mulai dari pengukuran model (outer model), struktur model (inner model) dan pengujian hipotesis.

PLS (Pertial Least Square) menggunakan metode principle component analiysis

dalam model pengukuran, yaitu blok ekstrasi varian untuk melihat hubungan indikator dengan konstruk latennya dengan menghitung total varian yang terdiri atas varian umum (common variance), varian spesifik (specific variance) dan varian eror

(eror variance). Sehingga total varian menjadi tinggi.

(64)

44

yang secara simultan dapat melakukan pengujian model pengukuran sekaligus pengujian model structural. Model pengukuran digunakan untuk uji validitas dan reabilitas, sedangkan model structural digunakan untuk uji kuasalitas (pengujian hipotesis dengan modele prediksi).

Keunggulan-keunggulan dari PLS menurut Jogiyanto (2009) adalah:

1. Mampu memodelkan banyak variabel dependen dan variabel independen (model

komplek)

2. Mampu mengelola masalah multikolonearitas antar variabel independen

3. Hasil tetap kokoh walaupun terdapat data yang tidak normal dan hilang

4. Menghasilkan variabel laten independen secara langsung berbasis cross-product

yang melibatkan variabel laten dependen sebagai kekuatan prediksi

5. Dapat digunakan pada konstruk reflektif dan formatif

6. Dapat digunakan pada sampel kecil

7. Tidak mensayaratkan data berdistribusi normal

8. Dapat digunakan pada data dengan tipe skala berbeda, yaitu: nominal, ordinal,

dan kontinus.

3.7.2.1 Pengukuran Model (Outner Model)

Outner model sering juga disebut (outner relation atau measurement model) yang mendefinisikan bagaimana setiap indikator berhubungan dengan variabel latennya. Blok dengan indikator refleksif dapat ditulis persamaannya sebagai berikut:

(65)

45

=

+



(3.2)

Dimana x dan y adalah indicator variabel untuk variabel laten exogen dan endogen

dan , sedangkan

dan

merupakan matrix loading yang menggambarkan

koefisien regresi sederhana yang menghubungkan variabel laten dengan indikatornya.

Residual yang diukur dengan dan dapat di intrepresentasikan sebagai

kesalahan pengukuran.

Model pengukuran (outner model) digunakan untuk menguji validitas konstruk dan realibilitas instrument. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan instrument penelitian mengukur apa yang seharusnya diukur Cooper dan schindler, 2006). Sedangkan uji reliablitas digunakan untuk mengukur konsistensi alat ukur dalam mengukur suatu konsep atau dapat juga digunakan untuk mengukur konsistensi responden dalam menjawab item pernyataan dalam kuesioner atau instrument penelitian. Convergent validity dan measurement model dapat dilihat dari kolerasi antara skor indicator dengan skor variabelnya. Indikator dianggap valid jika memiliki nilai AVE diatas 0,5 atau memperlihatkan seluruh outner loading dimensi variabel memiliki nilai loading > 0,5 sehingga dapat disimpulakn bahwa pengukuran tersebut memenuhi

Gambar

Tabel 1.1 Tingkat Penjualan Minuman Yakult
Gambar 1. Teori Perilaku Terencanaan (Theory of Planned Behavioral)
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2. Penelitian Kerangka Pemikiran
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian akan mencoba untuk mengkaji mengenai pengamh imbalan non materi dan kepuasan terhadap disiplin kerja Kepala Sekolah Dasar dilingkungan Kantor Cabang

71 Mukti Sintawati, S.Si., M.Pd Hengkang Bara Saputro, M.Pd Pelatihan Olimpiade Matematika SD di SD Muhammadiyah Se-Kota Yogyakarta desa Singosaren, Kecamatan Wirobrajan, Kota

Penambahan sari umbi bit merah pada media fermentasi diduga akan mempengaruhi rendemen nata karena umbi bit merah juga mengandung nutrisi yang dibutuhkan

Perkawinan minoritas yang terjadi di negara ini antara lain adalah isu perkawinan sejenis yang dilakukan oleh kelompok minoritas LGBT dan isu perkawinan beda agama

Sekalipun ternampak pembangunan institusi-institusi kewangan Islam di Malaysia agak giat dan proaktif, namun ia tidak diiringi dengan pembentukan atau pembangunan

Tingkat keberhasilan dari kultur wortel dan kultur nanas ini pling tinggi  jika dibandingkan dengan kultur bahan yang lain karena bahan tanam yang digunakan lebih.. mudah

Salah satu langkah yang dapat dilakukan dalam menciptakan kesejahteraan ekonomi masyarakat adalah memberikan pembiayaan terhadap usaha mikro, kecil dan menengah

Hasil penelitian yang telah dideskripsikan dalam bab IV mengenai kemampuan komunikasi anak autis dalam interaksi sosial di Sekolah Dasar Negeri Giwangan dapat disimpulkan