• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERDIS – Dasar-Dasar Hukum Perikatan Islam (Akad) -Pengertian Rukun dan Syarat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERDIS – Dasar-Dasar Hukum Perikatan Islam (Akad) -Pengertian Rukun dan Syarat"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

Dasar-Dasar Hukum

Perjanjian Syariah/

Aqad

(2)

 Dua istilah penting:

1). Al-’aqdu/akad (Q.S.V:1) 2). Al-’ahdu/janji (Q.S. III:76)

Tahapan terjadinya Akad (Abdoerraoef):

1. Al-’ahdu (perjanjian) 2. Persetujuan

3. Al’aqdu (perikatan)

 Ps. 1233 KUHPer Perjanjian => Perikatan

(3)
(4)

Tahap Terjadinya

Perikatan Islam (

Abdoerraoef)

AQDU

(5)

Perjanjian atau

overeenkomst

adalah suatu perbuatan

dengan mana satu orang atau

lebih mengikatkan dirinya

terhadap satu orang lain atau

lebih (Pasal 1313 KUHPer)

Perjanjian merupakan suatu

peristiwa hukum yang konkret

(6)

Perikatan atau

verbintenis

adalah

suatu hubungan hukum (mengenai

harta kekayaan) antara dua orang,

yang memberi hak pada yang satu

untuk menuntut barang sesuatu dari

yang lainnya, sedangkan orang yang

lainnya itu diwajibkan memenuhi

tuntutan itu (Subekti)

Perikatan adalah suatu peristiwa

hukum yang abstrak

(7)

Al ‘Ahdu yaitu pernyataan untuk

mengerjakan atau tidak mengerjakan

sesuatu yang tidak terkait dengan orang lain. (Abdoerraoef)

 Q.S. Ali Imran ayat 76: “Sebenarnya siapa

yang menepati janji dan bertakwa, maka

sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa” (balaa man awfaa

bi’ahdihii wattaqaa fainnallaha yuhibbul muttaqiin)

(8)

 Secara Bahasa, Al-Aqdu (Akad): berarti

ikatan, mengikat, menghimpun/ menyimpulkan dua ujung tali.

 Definisi terminologis: “pertalian antara ijab

dan qabul yang dibenarkan oleh syara’ yang menimbulkan akibat hukum thd obyeknya”.

(9)

 Dari definisi tsb dpt ditarik unsur2nya: 

1. Pertalian ijab dan kabul

-

Ijab

= pernyataan kehendak dari mujib

-

kabul

= pernyataan menerima dari qaabil 

2. Dibenarkan oleh syara’

3. Mempunyai akibat hukum terhadap

obyeknya

- merupakan salah satu tindakan hukum (Tasharruf)
(10)

Al Maidah ayat 1:

“Hai orang-orang yang beriman,

penuhilah akad-akad itu”

Akad adalah salah satu bentuk

perbuatan hukum (

Tasharruf

)

Tasharruf

(Mustafa Az Zarqa) yaitu:

Segala sesuatu perbuatan yg

bersumber dari kehendak seseorang

dan syara’ menetapkan atasnya

sejumlah akibat hukum (hak &

kewajiban).

(11)

Akad adalah kesepakatan tertulis antara Bank

Syariah atau UUS dan pihak lain yang memuat adanya hak dan kewajiban bagi masing-masing pihak sesuai dengan Prinsip Syariah (Pasal 1

Angka 13 UU No. 21/2008)

 Akad adalah kesepakatan dalam suatu

perjanjian antara dua pihak atau lebih untuk

melakukan dan atau tidak melakukan perbuatan hukum tertentu (Pasal 20 angka 1 KHES)

(12)

Wa’ad = janji

Pernyataan yang dimaksud oleh

pemberi pernyataan untuk melakukan

perbuatan baik di masa depan

Keinginan yang dikemukakan oleh

seseorang untuk melakukan sesuatu,

baik perbuatan maupun ucapan, dalam

rangka memberi keuntungan bagi

pihak lain

(13)

1. Jumhur fuqaha dari Hanafiyah, Syafi’iyah, Hanabilah,

dan satu pendapat dari Malikiyah  wa’ad adalah kewajiban agama, bukan kewajiban hukum formal, sehingga tidak mengikat secara hukum

2. Ibn Syubrumah, Ishaq bin Rahawiyah, Hasan Basri,

dan sebagian pendapat Malikiyah  wa’ad itu wajib dipenuhi dan mengikat secara hukum

3. Sebagian fuqaha Malikiyah  wa’ad mengikat secara

hukum apabila berkaitan dengan suatu sebab meskipun sebab tersebut tidak menjadi bagian/ disebutkan dari mau’ud (pernyataan janji)

4. Ibn Qasim  wa’ad bersifat mengikat untuk dipenuhi

apabila berkaitan dengan sebab yang dinyatakan secara tegas dalam mau’ud (pernyataan janji)

(14)

Contract is an agreement between two or more

parties creating obligations that are enforceable or otherwise recognizable at law

 Tiga unsur dalam kontrak:

1. The fact between the parties (kesepakatan tentang fakta antara para pihak)

2. The agreement is written (dibuat secara tertulis)

3. Consist of peope who has rights and duties in making a written agreement (adanya orang-orang yang berhak dan berkewajiban untuk membuat kesepakatan dan persetujuan tertulis)

(15)

 Rukun:

suatu unsur yg mrpkn suatu bagian

yg tak terpisahkan dari suatu perbuatan

atau lembaga yg menentukan sah atau

tdknya perbuatan tsb dan ada atau tdk

adanya sesuatu itu

.

 Syarat:

sesuatu yg tergantung pdnya

keberadaan hukum syar’i dan ia berada di

luar hukum itu sendiri, yang ketiadaannya

menyebabkan hukum pun tidak ada

.

(16)

 4 komponen pmbtk Akad (Ash-shiddiqy):

1.

Al-’Aqidain

(subyek)

2.

Mahallul-’Aqd

(obyek)

3.

Maudhu’ul-’Aqd

(tujuan)

4.

Sighat al-’Aqd

(ijab dan kabul)

- Mazhab Hanafi=> hanya sighat al-’aqd - Syafi’i dan Maliki=> (1) dan (2) dan (4)

(17)

1.

Al-’Aqidain

(Subyek): pengemban hak

& kewjb

a. Manusia (

Syakhshiyah Thobi’iyah

)

b. Badan Hukum (

Syakhshiyah

I’tibariyah

Hukmiyah

)

2.

Mahallul Aqd

(Obyek)

3.

Maudhu’ul Aqd

(Tujuan)

4.

Sighat al-’Aqd

(Ijab dan Kabul).

(18)

=> Pihak yg dpt dibebani hk (Mukallaf): sdh cakap dlm bertindak secara hk

1. Tahapan manusia sbg subyek hk 2. Halangan kecakapan bertindak 3. Hal yg harus diperhatikan.

=> Syarat-syarat Subyek akad (manusia)

(19)

 Abdurrahman Raden Haji Haqqi, dalam buku The

Philosophy of Islamic Transactions, menyebutkan empat (4) tahapan kapasitas seseorang dalam hukum ( Stages of Legal Capacity:

Marhalah al-janin (tahap embryo),

Marhalah al-saba (tahap/ masa embryo), mulai

manusia lahir sampai usia 7 tahun

Marhalah al-tamyiz (tahap/masa dapat

membedakan antara yang baik dengan yang buruk, usia antara 7 sampai 15 atau 18 tahun),

Marhalah al-bulugh (tahap/masa puber)

19

(20)

 Wahbah Az-Zuhaily menambahkan dengan

satu tahapan lagi yaitu “Daur ar-Rushd

tahap bijaksana (stage of prudence). Tahap ini adalah tahapan paling sempurna dalam bertindak hukum bagi seseorang.

(21)

 1. ‘Minors (dibawah umur)  2. Insanity (Junun)

 3. Idiocy (‘Atah)

 4. Prodigality (Safah)

 5. unconsciousness (Ighma)  6. Sleep (naum)

 7. Ignorance (jahl)

(22)

Ahliyah (kecakapan)

- A. Wujub : k’ckp’ memiliki hak

- A. Ada’: melakukan tasharuf + tgg jwb

Wilayah (kewenangan)

- Niyabah Ashliyah (melakukan sendiri) - Niyabah al-Syar’iyyah (mell wali)

Wakalah (perwakilan)

(23)

Mrpk persekutuan (Syirkah) yg dibentuk

b’dsrkan hk dan memiliki tgg jwb

kehartaan yg terpisah dr pendirinya

Memperoleh hak & kewjb’

Dasar Hk:

Q.s. an-Nisa (4):12, Qs.Shaad (38):24

- Hadits Qudsi riwayat Abu Dawud & Al

Hakim dr Abu Hurairah

Perbedaan dg subyek hk manusia.

(24)

 Hak-hak BH berbeda: tdk berklg, ibadah,dll  Tidak hilang dg meninggalnya pengurus

 Diperlakukan adanya pengakuan hukum

 Ruang gerak BH dlm bertindak dibatasi oleh

ketentuan hk hnya pd bidang tertentu

 Tindakan hk yg dpt dilakukan tetap  BH tdk dpt dijatuhi pidana.

(25)

 Syarat-syarat akad dihubungkan dengan

masing-masing komponen Akad lainnya. 1. Mahallul Aqd (Obyek)

2. Maudhu’ul Aqd (Tujuan)

3. Sighat al-’Aqd (Ijab dan Kabul).

(26)

 halal menurut syara’

 bermanfaat (bukan merusak atau

digunakan untuk merusak)

 dimiliki sendiri atau atas kuasa si pemilik  dapat diserah-terimakan (berada dalam

kekuasaan)

 dengan harga yang jelas

(27)

 baru ada pada saat dilaksanakan Akad  berlangsung adanya hingga berakhirnya

akad

 tujuan akad harus dibenarkan Syara’

(28)

dilakukan oleh orang yang memenuhi

syarat

tertuju pada suatu obyek

harus berhubungan langsung dalam

suatu majelis

terang pengertiannya

bersesuaian antara Ijab dan Kabul

menggambarkan kesungguhan dan

kemauan para pihak yang bersangkutan.

(29)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan diskusi hasil penelitian dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini, maka dapat ditarik dua kesimpulan berikut: (1) Pengembangan media cerita

Laporan manual yang digunakan biasanya adalah dengan menggunakan buku atau kertas kerja, dengan menggunakan aplikasi sistem informasi pemantauan jajanan anak sekolah

Praktik Pengalaman Lapangan, yang selanjutnya disebut PPL adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk

Penggunaannya yang sangat besar dan sifat bahan bakar fosil sebagai sumber daya yang tidak dapat diperbaharui, sehingga sangat dibutuhkan sekali untuk mengantikan bahan bakar

Penelitian ini berdasarkan lokasi sumber datanya termasuk kategori penelitian lapangan, dan ditinjau dari segi sifat-sifat data termasuk dalam penelitian kualitatif,

Kualitas air boiler ditunjukkan oleh berbagai parameter terukur yang harus berada pada nilai tertentu untuk dapat merepresentasikan kualitas air boiler berada dalam kondisi baik..

Dari ilustrasi di atas dapat disimpulkan bahwa penjumlahan bentuk aljabar merupakan penjumlahan antara dua bentuk aljabar atau lebih dengan aturan yang dapat ditambahkan hanya

Tujuan pada penelitian ini adalah menganalisis uji desktiptif aktiva tidak berwujud berupa modal intelektual dan goodwill perusahaan yang mengumumkan dividen sejumlah