• Tidak ada hasil yang ditemukan

247761197.doc 62.58KB 2015-10-12 00:17:38

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "247761197.doc 62.58KB 2015-10-12 00:17:38"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

USULAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM

BIOETANOL UBI KULANAS SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN BAKAR

BIDANG KEGIATAN PKM-PENELITIAN

Diusulkan Oleh:

1. Nur Salsabillah Ramadani (5213414018/Angkatan 2014) 2. Dewi Kartika (5213414019/Angkatan 2014)

3. Ashifa Shan Stevania (5301414013/Angkatan 2014)

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SEMARANG

2015 PENGESAHAN PKM-GAGASAN TERTULIS

1. Judul Kegiatan : Bioetanol Ubi Kulanas sebagai Alternatif Bahan bakar

2. Bidang Kegiatan : PKM-P

3. Ketua Pelaksana Kegiatan

(2)

b. NIM : 5213414018

c. Jurusan : Teknik Kimia

d. Universitas : Universitas Negeri Semarang

e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jln KH Mudzakir rt 01/02 Krajan Bumiayu Brebes Jawa Tengah 085742969602

f. Alamat email : esalsa88@yahoo.co.id

4. Anggota Pelaksana Kegiatan : 2 orang

Semarang, 10 Juni 2015

Menyetujui,

Ketua Pelaksana Kegiatan

(3)

A. JUDUL PENELITIAN

Bioetanol Ubi Kulanas Sebagai Alternatif Bahan Bakar B. LATAR BELAKANG MASALAH

Energy Information Administration, yang merupakan bagian dari Departemen Energi AS dalam International Energy Outlook 2005, memperkirakan konsumsi energi dunia akan meningkat 57 persen dari tahun 2002−2025. Permintaan ini merupakan yang tertinggi sejak periode 1975−1980. Sebagian besar peningkatan permintaan terjadi di negara-negara berkembang. Namun mayoritas pasokan energi tersebut masih tergantung pada bahan bakar fosil, yakni batu bara, minyak bumi, dan gas (Rama dan Roy 2008). Pernyataan ini menggambarkan kebutuhan bahan bakar di dunia sangat tinggi.

Seperti yang telah disebutkan bahan bakar tersebut diperoleh melalui bahan bakar fosil yang baru dapat digali setelah 200 juta tahun. Namun penggunaannya yang sangat besar dan sifat bahan bakar fosil sebagai sumber daya yang tidak dapat diperbaharui, diperkirakan dalam kurun waktu beberapa dekade ini akan habis. Maka dari itu dibutuhkan bahan bakar alternatif untuk menggantikan sumber energi fosil tersebut, yaitu bahan bakar nabati.

Seiring dengan perkembangan peradaban manusia, tingkat kebutuhan energi manusia juga semakin meningkat. Pemenuhan energi ini sebagian besar berasal dari pembakaran bahan bakar fosil yang berumur jutaan tahun dan tak dapat diperbaharui, dan sebagian kecil saja yang berasal dari penggunaan sumber energi lain yang lebih terbarukan. Penggunaan bahan bakar yang berasal dari fosil ini telah menimbulkan banyak masalah. Diantaranya masalah lingkungan, kesehatan, dan ekonomi.

(4)

Indonesia menghasilkan 1,95 juta ton ubi jalar yang tersebar di seluruh provinsi kecuali DKI Jakarta (BPS 2009). Ubi jalar mudah didapatkan dan juga ekonomis, ubi jalar mudah terkena berbagai hama dan penyakit seperti, hama boleng atau lanas, tikus, kudis dan lain sebagainya yang dapat menyebabkan ubi jalar tidak layak dikonsumsi oleh manusia. Bila terjadi hal seperti ini biasanya petani akan membuang ubi jalar tersebut atau dibuat menjadi pakan ternak sehingga petani akan mengalami kerugian. Maka dari itu saya ingin memberikan gagasan untuk membuat bioetanol dari ubi jalar yang sudah tidak layak konsumsi manusia dan juga berpotensi sebagai bahan bakar pengganti fosil.

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan Penilitian yang diajukan yang berjudul bioetanol Ubi Kulanas sebagai alternatif rumsan msalah yang diangkat adalah bagaimana bioetanol ubi kulanas ini dapat dijadikan sebagai alternatif bahan bakar atau pengganti bahan bakar fosil (BBM)

D. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan permasalahan di atas, tujuan penelitian ini adalah:

1. Memberikan alternatif bahan bakar di masa depan sehingga Indonesia tidak memiliki ketergantungan pada penggunaan bahan bakar minyak yang.

2. Meningkatkan nilai guna limbah pertanian, ubi jalar (Ipomea batatas, L.) kulanas yang sudah tidak layak dikonsumsi manusia.

3. Dapat memberikan sebuah warisan yang bermanfaat untuk kehidupan generasi yang akan datang.

E. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi pemerintah, impor BBM dapat diminimalisir dengana adanya pengembangan Bahan Bakar Nabati (Bioetanol).

(5)

3. Bagi masyarakat di daerah terpencil yang merasakan langkanya BBM, bioetanol ubi jalar ini dapat menjadi bahan bakar alternatif yang dapat digunakan untuk kebutuhan mereka.

4. Bagi alam, penemuan bietanol ubi jalar ini dapat menjadi bahan bakar yang ramah lingkungan sehingga dapat turut melestarikan alam.

F. LUARAN

Luaran dalam penelitian ini diharapkan menghasilkan kajian ilmiah tentang bioetanol ubi kulanas sebagai alternatif bahan bakar sehingga dapat mengurangi ketergantungn masyarakat terhadap bahan baku fosil (BBM).

Luaran ini juga diharpkan agar industri dapat membuat bioetanol dari ubi karakterisasi bioetanol, prospek bioetanol, manfaat dan kebutuhan nasional serta peluang pasarnya. Pembahasan lebih fokus pada proses pembuatan bioetanol dari mulai penyediaan bahan baku, proses, aspek fermentasi sampai pada pengawasan mutunya. Bahan baku meliputi bahan baku sumber gula diantaranya adalah molases dan nira, bahan baku sumber pati yaitu ubikayu, jagung serta ubi-ubian lain, serta bahan baku sumber serat (lignoselulosa) diantaranya tongkol jagung, sekam dan sebagainya. Bab bahan baku juga dibahas bahan pembantu untuk produksi bioetanol. Proses pembuatan bioetanol dibedakan menjadi tiga berdasarkan bahan bakunya yaitu bahan baku sumber gula, pati dan serat. Proses pembuatan bioetanol meliputi aspek fermentasi dan destilasinya. Disamping itu buku ini juga membahas produk samping, perlengkapan teknis produksi dan pengawasan dan pengendalian mutu dalam industri bioetanol.

(6)

Ubi jalar atau ketela rambat (Ipomoea batatas L.) adalah sejenis tanamanbudidaya. Bagian yang dimanfaatkan adalah akarnya yang membentuk umbi dengan kadar gizi (karbohidrat) yang tinggi. Di Afrika, umbi ubi jalar menjadi salah satu sumber makanan pokok yang penting. Di Asia, selain dimanfaatkan umbinya, daun muda ubi jalar juga dibuat sayuran. Terdapat pula ubi jalar yang dijadikan tanaman hias karena keindahan daunnya.

3. Ubi Jalar Kulanas

Ubi jalar Kulanas adalah Ubi yan udah terkena hama lanas yang tidak dapat dimakan karena rasanya yang pahit.

H. METODE PENULISAN

Metode penulisan yang digunakan dalam menyusun karya ini adalah metode observasi melalui kajian pustaka. Dengan demikian untuk mengimplementasikan karya ini, langkah-langkah yang dilakukan adalah penelitian, penyediaan sarana dan prasarana seperti teknologi pembuatan bioetanol, modal, memberikan inspirasi kepada SPBU yang menggunakan bioetanol dari ubi jalar kulanas, serta sosialisasi kepada masyarakat untuk menggunakan bahan bakar alternatif bioetanol ubi jalar kulanas.

Pada saat ini masih sedikit pemanfaatan dari bioetanol, sebagai contoh jumlah pompa bensin yang menggunakan bioetanol belum bertambah. Hal ini mungkin diakibatkan oleh investasi yang dibutuhkan dalam produksi bioetanol berjumlah tidak sedikit tetapi bukan berarti program ini tidak dapat dijalankan dalam skala rumahan. Program ini dapat dijalankan dalam skala rumahan dengan alat dan bahan yang mudah diperoleh. Alat dan bahan yang digunakan adalah mesin penggiling, drum, kompor atau tungku, enzin alfa-amilase, heat exchanger, enzim gluko-amilase, ragi, pipa, alat distalasi, dan keran.

(7)

sehingga sudah tidak layak dikonsumsi oleh manusia atau limbah ubi jalar karena ubi mudah didapatkan dan ekonomis, maka dari itu saya akan memanfaatkan ubi jalar tersebut sebagai bahan baku dari bioetanol. Bioetanol adalah sebuah bahan bakar alternatif yang diolah dari tumbuhan.

Ubi jalar juga sudah memenuhi syarat sebagai bahan baku etanol yaitu mengandung pati sehingga mudah difermentasi dan bernilai ekonomis. Terbukti bahwa ubi jalar ini merupakan bahan yang mudah ditanam, mudah dicari, ekonomis, dan limbah ubi jalar yang tadinya terbuang begitu saja tanpa dimanfaatkan menjadi bahan baku yang potensial untuk menggantikan bahan bakar fosil di masa yang akan datang. Bioetanol ini pun tidak hanya dapat diproduksi oleh industri besar, tapi juga dapat diproduksi dalam skala rumahan.

Secara umum, proses pengolahan bahan berpati (seperti ubi, jagung, dan sagu) dilakukan dengan urutan sebagai berikut:

1. Proses hidrolisis, yaitu proses konversi pati menjadi glukosa.

2. Proses fermentasi, yaitu proses konversi glukosa (gula) menjadi etanol dan CO2. 3. Proses distilasi, adalah proses pemurnian etanol hasil fermentasi menjadi etanol

dengan kadar 95−96 persen.

4. Proses dehidrasi, adalah proses penghilangan air dari 96 persen menjadi 99,5 persen.

Bioetanol berbahan ubi jalar dapat dibuat dengan skala rumahan, dengan menggunakan ubi jalar kulasan, cara pembuatannya adalah sebagai berikut:

1. Kupas kasar ubi jalar sebanyak 50 kg. Cuci dan giling dengan mesin penggiling listrik, mesin bensin, ataupun diesel.

2. Saring hasil penggilingan untuk memperoleh bubur ubi jalar.

3. Masukkan bubur ubi jalar ke dalam drum yang terbuka penuh bagian atasnya. 4. Tambahkan air 40−50 liter dan aduk sambil dipanasi menggunakan kompor

minyak tanah, gas, ataupun tungku batu bara dan limbah pertanian, baik yang dibakar langsung, seperti batok kelapa, cangkang, sabut, ranting-ranting kayu, maupun limbah pertanian dan peternakan yang diubah menjadi biogas.

(8)

6. Dinginkan hingga suhu menjadi 55−60 0C selama tiga jam, lalu dinginkan hingga suhu dibawah 35 0C. Gunakan alat penukar panas untuk mempercepat proses pendinginan.

7. Tambahkan 0,9 ml enzim gluko-amilase (dapat dibeli di toko kimia khusus). 8. Tambahkan 1 g ragi roti, urea 65 g, dan NPK 14 g. Biarkan selam 72 jam dalam

keadaan tertutup, tetapi tidak rapat agar gas karbondioksida yang terbentuk bisa keluar, fermentasi yang berhasil ditandai dari aroma seperti tape, suara gelembung gas yang naik ke atas, dan keasaman(pH) diaatas 4.

9. Pindahkan cairan yang mengandung 7−9 persen bioetanol itu ke dalam drum lain yang didesain sebagai penguap.

10. Masak menggunakan kompor minyak tanah, gas, tungku briket batu bara, arang atau bahan bakar lain, hingga keluar uapnya menuju alat distilasi. Hal ini terindikasi melalui rambatan panas dalam pipa menuju alat distilasi dan kenaikan temperatur pada termometer. Nyalakan aliran air dikondensor pengembun uap bioetanol.

11. Tahan temperatur bagian atas kolom distilasi pada suhu 79 persen ketika cairan bioetanol mulai keluar. Kontrol temperatur dapat dilakukan dengan dua cara, yakni mengatur aliran air refluks dalam alat distilasi dan mengatur api kompor. 12. Fraksi bioetanol 90−95 persen akan berhenti mengalir secara pelan-pelan.

13. Keluarkan limbah melalui kran bawah drum, melewati saringan yang akan menahan limbah padat dan meloloskan limbah cair.

(9)

4. Pencatatan kesalahan dan koreksi

5.

Penyusunan laporan

6.

Penyusunan laporan akhir

J. LAMPIRAN

(10)

A. Identitas Diri

1 NamaLengkap Nur Salsabillah Ramadani

2 JenisKelamin Perempuan

3 Program Studi Teknik Kimia

4 NRP

5 TTL Brebes, 21 Januari 1997

6 E-mail Esalsa88@yahoo.co.id

7 Nomortelpon/HP 085742969602

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA

Nama Institusi SD N 05

Bumiayu SMP N 1Bumiayu SMA N 1Bumiayu

Jurusan IPA

Tahun masuk-lulus 2002-2008 2008-2011 2011-201

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Program Kreativitas Mahasiswa.

Semarang, 10 Juni 2015

Pengusul,

Nur Salsabillah Ramadani

2. Biodata Anggota Kelompok 2.1 Biodata Anggota 1

A. Identitas Diri

(11)

2 Jenis Kelamin Perempuan

3 Program Studi Teknik Kimia

4 NRP

5 Tempat tanggal lahir Pemalang, 5 Mei 1996

6 E-mail Karthikadewi4@gmail.com

7 Nomor telepon/HP 083804967594

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA

Nama Institusi SD 4

GENDOANG

SMP 1 MOGA SMA 1

RANDUDONGKA L

Jurusan IPA

Tahun masuk-lulus 2002-2008 2008-2011 2011-2014

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini benar dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Program Kreativitas Gagasan Tertulis.

Semarang, 10 Juni 2015 Pengusul,

Dewi Kartika

2.2 Biodata Anggota 2 C. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Ashifa Shan Stevania

(12)

3 Program Studi Pendidikan Teknik Elektro

4 NRP

5 Tempat tanggal lahir Brebes, 21 Maret 1996

6 E-mail Stevania_ashifa@yahoo.co.id

7 Nomor telepon/HP 085729687203

D. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA

Nama Institusi SD Penggarutan

1 SMP 1 Bumiayu SMA 1 Bumiayu

Jurusan IPA

Tahun masuk-lulus 2002-2008 2008-2011 2011-2014

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini benar dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Program Kreativitas Gagasan Tertulis.

Semarang, 10 Juni 2015 Pengusul,

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu masalah yang sering muncul dimasyarakat adalah tindak pidana pembunuhan, tindak pidana pembunuhan adalah salah satu bentuk kejahatan dalam jiwa seseorang

Kapasitas Lebar pendekat rata-rata Median Jalan Utama Ukuran Kota Hambatan Samping Belok kiri. Belok Kanan Rasio Minor/

Biji millet memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi sebagai media tumbuh bibit F0 jamur tiram dan merang Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui

Ulkomaisia kriittisen pedagogiikan teoreetikoita viime vuosikymmeniltä ovat esimerkiksi David Buckingham (kriittinen mediakasvatus), Henry A. Kriittisen kulttuuri- ja

Jika demikian ,maka dapat diharapkan bahwa pasien alergi akan memiliki polip lebih sering pada populasi secara umum dan pasien dengan polip hidung mengalami

Dari hasil penelitian ini terbukti bahwa dengan menggunakan kirigami, kemampuan koordinasi mata dan tangan pada anak tunagrahita sedang dapat

(Issued by: Name of administration) Lembar Komunikasi mengenai persetujuan (atau penolakan atau penarikan persetujuan atau produk diskontinu secara permanen) dari sepeda motor

sangat pendek dan sederhana, terkait orang, binatang, dan benda, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan, secara..