• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kliring Berdasarkan Warkat pada Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Tebing Tinggi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Kliring Berdasarkan Warkat pada Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Tebing Tinggi."

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

ANALISIS KLIRING BERDASARKAN WARKAT

PADA BANK MANDIRI (Persero) Tbk CABANG TEBING TINGGI

SKRIPSI

Diajukan oleh :

JHOSMON PATAR H PANE 080523003

EKONOMI PEMBANGUNAN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

(2)

ABSTRACT

The study is titled “ Analysis clearing at PT. Bank Mandiri (persero) Tbk Tebing Tinggi”. The purpose of this study was to see how many clearing reject, how many customer receive SP 1, 2 and SPPR.

This data was obtained from field research and literature and data collection by PT. Bank Mandiri (persero) Tbk Tebing Tinggi, website Bank of Indonesia.

Result of analysis showed that clearing reject to credibility customer after receive SP1, 2 and SPPR significant effect to credibility to customer specially customer of PT. Bank Mandiri (persero) Tbk Tebing Tinggi.

(3)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Analisis Kliring Berdasarkan Warkat pada Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Tebing Tinggi”. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apa saja yang mempengharui warkat ditolak, kredibilitas nasabah yang menerima SP1, 2 dan SPPR pada PT. Bank Mandiri (persero) Tbk cabang Tebing Tinggi.

Data diperoleh dari penelitian dilapangan dan kepustakaan dan pengumpulan data dilakukan melihat langsung pada PT. Bank Mandiri (persero) Tbk cabang Tebing Tinggi dan website Bank Indonesia.

Hasil analisa menunjukkan bahwa warkat yang ditolak, nasabah yang menerima SP1, 2 dan SPPR berpengaruh nyata terhadap kredibilitas nasabah tersebut.

(4)

KATA PENGANTAR

Segala hormat, puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan kasihNya pada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini, adapun yang menjadi judul skripsi ini “Analisis Kliring Berdasarkan Warkat pada Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Tebing Tinggi”. Ditujukan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Program Pendidikan Strata-1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, isi dari materi skripsi berdasarkan pada penelitian dilapangan dan studi kepustakaan yang terkait dalam hal yang diteliti.

Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak baik berupa sumbangan pemikiran, dorongan semangat dan juga sumbangan material. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yakni kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec selaku Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, PhD selaku Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

(5)

5. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, PhD selaku dosen Penguji I dan Bapak Walad Altsani H.R.,SE. MEC selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan saran dan kritik dalam penyusunan skripsi ini.

6. Seluruh staf pengajar dan staf administrasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara khususnya Departemen Ekonomi Pembangunan yang telah memberikan ilmunya dan perhatiannya juga kepada penulis selama mengikuti perkuliahaan hingga selesainya skripsi ini.

7. Terima kasih buat mama dan Bapak, abangku Parisma Pane, adik – adikku Maruhum Pane dan Lamhot Pane yang telah memberikan kepercayaan dan dukungan padaku dalam menyusun skripsi ini.

8. Buat Nora Verawati Hutagaol terima kasih buat dukungan dan doanya selama ini sehingga skripsi ini selesai.

9. Buat teman – teman seperjuangan Siska, Junita Anggraini, Abdi lesmana terima kasih sahabat buat dukunganmu selama ini dan Buat teman – teman Ampara Kos 409 terima kasih buat kebersamaannya selama ini dan terima kasih buat dukungannya selama ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Untuk itu penulis juga tetap berharap adanya kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga menjadi lebih baik lagi.

Medan, Febuari 2012

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRCAT ...i

ABSTRAK ...ii

KATA PENGANTAR ...iii

DAFTAR ISI ...iv

DAFTAR TABEL ...viii

DAFTAR LAMPIRAN ...ix

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Perumusan Masalah ...3

1.3 Hipotesis ...4

1.4 Tujuan Penelitian ...4

1.5 Manfaat Penelitian ...5

BAB II URAIAN TEORITIS ...6

2.1 Kliring ...6

2.1.1 Pengertian Kliring ...6

2.1.2 Bank Peserta Kliring ...7

2.1.3 Syarat Peserta Kliring ...9

2.1.4 Warkat Klring ...10

(7)

2.2.1 Kliring Penyerahan ...13

2.2.2 Kliring Penerimaan ...13

2.2.3 Kliring Retur (tolakan keluar) ...14

2.2.4 Kliring Retur (tolakan kedalam) ...14

2.2.5 Waktu pelaksanaan Kliring ...15

2.3.4 Kewajiban dan tanggung jawab penarik ...18

2.3.5 Tenggang waktu pembayaran ...19

2.3.6 Kegunaan cek ...19

2.4 Bilyet Giro ...19

2.4.1 Defenisi Bilyet Giro ...19

2.4.2 Syarat formal Bilyet Giro...20

2.4.3 Tenggang waktu pembayaran ...21

2.4.4 Pembatalan ...21

2.4.5 Penolakan Bilyet Giro ...22

2.5 Perbedaan Bilyet Giro dan Cek ...22

2.5.1 Berdasarkan Hukum ...22

2.5.2 Berdasrkan Isi dan pelaksanaannya ...23

(8)

2.6 Penutupan Rekening nasabah ...24

2.7 Daftar Hitam ...24

2.8 Sanksi ...25

BAB III METODE PENELITIAN ...26

3.1 Ruang Lingkup...26

3.2 Objek Penelitian ...26

3.3 Populasi ...26

3.4 Sumber dan Metode Pengumpulan Data ...27

3.4.1 Data primer ...27

3.4.2 Data Skunder ...27

3.5 Model Analisa Data ...28

3.5.1 Analisa deskriptif ...28

3.6 Defenisi Operasional ...28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...29

4.1 Sejarah Kliring Lokal ...29

4.1.1 Sejarah...29

4.2 Pelaksanaan Kliring Lokal ...30

4.2.1 Jam kliring lokal ...30

4.2.2 Kelengkapan Adminsitrasi ...31

4.2.2.1 Sebagai Penyelenggara ...31

(9)

4.5 Tata usaha cek kosong ...35

4.5.1 Cek / Bilyet Giro Kosong ...35

4.5.2 Rekening Khusus ...35

4.5.3 Pengisian alasan penolakan ...36

4.5.3.1 Tata cara penulisan ...37

4.5.3.2 NPWP ...38

4.6 Peningkatan pengamanan pelaksanaan ...38

4.6.1 Penatausahaan dan pengawasan ...39

4.6.2 Penelitian warkat penyerahan ...39

4.6.3 Penerimaan dan penelitian warkat ...40

4.7 Analisa dan Deskripsi Data ...41

4.7.1 Tabel Kliring Debet Penyerahan 2008 ...41

4.7.2 Tabel Kliring Debet Penyerahan 2009 ...43

4.7.3 Tabel Kliring Debet Penyerahan 2010 ...45

4.7.4 Tabel Kliring Debet Penyerahan 2011 ...47

BAB V KESIMPULAN dan SARAN ...67

5.1 Kesimpulan ...67

5.2 Saran ...68 DAFTAR PUSTAKA

(10)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Analisis Kliring Berdasarkan Warkat pada Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Tebing Tinggi”. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apa saja yang mempengharui warkat ditolak, kredibilitas nasabah yang menerima SP1, 2 dan SPPR pada PT. Bank Mandiri (persero) Tbk cabang Tebing Tinggi.

Data diperoleh dari penelitian dilapangan dan kepustakaan dan pengumpulan data dilakukan melihat langsung pada PT. Bank Mandiri (persero) Tbk cabang Tebing Tinggi dan website Bank Indonesia.

Hasil analisa menunjukkan bahwa warkat yang ditolak, nasabah yang menerima SP1, 2 dan SPPR berpengaruh nyata terhadap kredibilitas nasabah tersebut.

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

Kliring merupakan pertukaran warkat atau data keuangan antar Bank baik atas nama Bank maupun atas nama nasabah yang hasil perhitungannya diselesaikan dalam waktu tertentu. Penyelenggaraan kliring awalnya dilaksanakan secara manual, sejalan dengan meningkatnya transaksi perekonomian nasional hal ini menyebabkan penyelenggaraan kliring secara manual tidak efektif dan tidak efisien.

Melihat kondisi tersebut Direksi Bank Indonesia dengan SKBI No. 21/9/KEP/DIR tanggal 23 mei 1988, kemudian menetapkan untuk mengubah sistem pembayaran kliring lokal dari sistem manual menjadi sistem otamasi kliring. Walaupun demikian sistem otomasi kliring lokal untuk memproses kliring penyerahan baru diimplemetasikan pada tanggal 14 juni 1990. Sementara untuk prosese kliring pengembalian tetap dilakukan secara manual, pada tahun 1994 diganti dengan sistem semi otomasi yang kemudian dikenal dengan SOKL ( Sistem Otomasi kliring Lokal).

(12)

Kliring dilaksanakan di Bank Indonesia (BI) dengan menggunakan SKN (Sistem Kliring Nasional), dimana sistem ini baru diterapkan yang dimana sebelum menggunakan sistem SKN Kliring dilaksanakan dengan menggunakan SOKL (Sitem Otomasi Kliring Lokal). Pada daerah didalam wilayah Indonesia yang tidak ada Bank Indonesia maka proses Kliring dilakukan oleh salah satu Bank yang ditunjuk oleh Bank Indonesia pada daerah tersebut sehingga selain berfungsi sebagai Bank Umum yang melayani nasabah, maka Bank yang telah ditunjuk tersebut berfungsi sebagai Bank pelaksana Kliring Lokal.

(13)

Dalam Kliring, dikatakan kalah kliring apabila nilai Debet Bank peserta kliring lebih besar dari nilai Kreditnya begitu juga sebaliknya dikatakan menang kliring apabila nilai Kredit Bank peserta kliring lebih besar dari nilai Debetnya.

Berdasarkan pada latar belakang masalah diatas, maka penulis mengambil judul “ ANALISIS KLIRING BERDASARKAN WARKAT PADA BANK MANDIRI (Persero) Tbk CABANG TEBING TINGGI”.

1.2 Perumusan masalah

Berdasrkan uraian diatas, maka rumusan masalah yang dapat diambil sebagai kajian dalam penelitian yang akan dilakukan. Hal ini bertujuan untuk mempermudah dalam penulisan skripsi ini. Selain itu, rumusan masalah ini diperlukan sebagai suatu cara untuk mengambil keputusan dari akhir penulisan skripsi ini. Adapun yang menjadi perumusan masalah yang akan dibahas dalam Skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Faktor – faktor yang mempengharui kenapa timbulnya SP1, 2 dan SPPR dari Bank yang melaksanakan kliring.

2. Dari 10 indikator warkat yang dikliringkan ditolak, kenapa ditolak harus dihubungkan ke 10 indikator warkat yang dikliringkan ditolak tersebut .

(14)

1.3 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas perumusan masalah,

1. Faktor yang mempengharui timbulnya SP1, 2 dan SPPR adalah diterbitkannya cek atau bilyet giro kosong oleh nasabah bank penerbit warkat yang akan dikliringkan.

2. Warkat yang akan dikliringkan akan selalu berpacu atau berprinsip pada 10 indikator hal itu disebabkan untuk menghindari yang namanya cek atau bilyet giro kosong selain itu hal itu bertujuan agar bagi nasabah yang menerbitkan warkat kosong akan diberikan sanksi berupa SP1,2 dan SPPR dan akan berpengaruh terhadap kredibilitas nasabah itu sendiri.

3. Dari 11 Bank peserta kliring di PT. Bank Mandiri (persero) Tbk cabang Tebing Tinggi ada 10 yang menjadi faktor umum kenapa cek dan bilyet giro ditolak, sedangkan yang menjadi faktor khususnya adalah karena nasabah yang bersangkutan telah SPPR .

1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui secara pasti faktor apa saja yang membuat keluarnya SP1,2 dan SPPR.

(15)

1.5 Manfaat penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi yang berkepentingan terhadap permasalahan ini. Beberapa pihak yangdapat mengambil manfaat dari penlitian ini adalah :

1. Bagi Bank Indonesia, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan, khususnya dalam pengembangan Sistem Kliring Nasional.

2. Penulis, penelitian ini akan memberikan pengalaman dalam menerapkan pengetahuan yang diperoleh dibangku kuliah maupun studi secara mandiri.

(16)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Kliring

2.1.1 Pengertian Kliring

Sebagaimana dirumuskan dalam pasal 8 Undang Undang No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, salah satu tugas Bank Indonesia dalam mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah adalah mengatur dan menjaga kelancaran system pembayaran.

Kliring merupakan pertukaran warkat atau data keuangan elektronik (alat pembayaran bukan tunai yang diatur dalam perundang-undangan) antar Bank atas nama Bank maupun nasabah yang hasil perhitungannya diselesaikan dalam waktu tertentu ( pbi no.1/3/1999 pasal 1 ayat 3 )

(17)

2.1.2 Bank Peserta Kliring

Bank yang termasuk penyelenggara kliring adalah Bank Umum yang berada dalam wilayah kliring tertentu dan tidak dihentikan kepesertaannya dalam kliring oleh Bank Indonesia (BI).Sebuah Bank dapat dilarang untuk mengikuti kliring karena berbagai alasan, pada dasarnya alasan tersebut berkenaan dengan penyelenggaraan – penyelenggaraan terhadap ketentuan Bank Indonesia atau ketidak mampuannya untuk meyelesaikan kewajiban giralnya.

Kliring diselenggarakan setiap hari jam kerja, sedangkan pertemuan kliring diadakan dua kali sehari yang jadwalnya ditetapkan oleh penyelenggara. Hasil kliring dilakukan setiap hari, hal itu bertujuan untuk mengetahui apakah Bank tersebut menang kliring atau kalah kliring bagi Bank yang menang kliring artinya jumlah tagihan warkat kliringnya melebihi pembayaran warkat kliringnya, sehingga terhadap saldo kemenangan.Sebaliknya bagi Bank yang kalah kliring pembayaran warkat kliring lebih besar dari penerimaan warkat kliringnya. Bagi Bank yang kalah kliring akan menutup sejumlah kekalahan kliring pada hari yang bersangkutan dan apabila tidak ditutupi maka Bank tersebut kalah kliring tersebut dapat memperoleh pinjaman call money yang relatif singkat.

(18)

Jika salah satu peserta kliring karena suatu hal tidak dapat serta dalam kliring, peserta tersebut wajib mengajukan permohonan pada penyelenggaraan kliring sepeluh hari sebelumnya. Alasan pengunduran diri antara lain :

a. Kesulitan keuangan sehingga tidak dapat membantah syarat – syarat ikut kliring b. Masalah dalam kepengurusan seperti perselisihan dan lain – lain

Bila permohonan telah disetujui maka peserta yang bersangkutan diwajibkan mengemukakan hal tersebut dalam surat kabar yang mempunyai peredaran yang luas ditempat tersebut. Penyelenggaraan akan mengemukakan hal tersebut pada pesera kliring dua hari kerja sebelum hari efektif Bank yang bersangkutan tidak ikut kliring. Hal ini dikecualikan untuk kejadian yang sifatnya force majeur seperti bencana alam, kebakaran, pemogokan, dan lain – lain.

Ada dua Jenis pesera kliring, yaitu :

a. Peserta langsung merupakan perhitungan warkat secara langsung dalam pertemuan kliring, dan yang dapat ikut dalam penyertaan langsung adalah kantor Bank Indonesia dan kantor pusat Bank Umum beserta kantor cabangnya.

(19)

2.1.3 Syarat Peserta Kliring Ada dua Jenis pesera kliring, yaitu :

a. Peserta langsung merupakan perhitungan warkat secara langsung dalam pertemuan kliring, dan yang dapat ikut dalam penyertaan langsung adalah kantor Bank Indonesia dan kantor pusat Bank Umum beserta kantor cabangnya.

b. Peserta tidak langsung merupakan perhitungan warkat dalam pertemuan kliring oleh suatu kantor Bank pusat dari Bank tersebut atau melalui salah satu kantor cabang lain.

Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu Kantor Bank Umum agar dapat menjadi kliring langsung yaitu :

a. Suatu kantor Bank Umum diwajibkan ikut serta dalam kliring, setelah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia.

b. Mempunyai izin usaha yang sah

(20)

2.1.4 Warkat Kliring

Warkat merupakan alat pembayaran yang bukan tunai yang diperhitungkan melalui kliring. Jenis warkat yang akan dikliringkan, adalah :

a. Cek

Merupakan surat perintah tanpa syarat kepada Bank tertarik untuk membayar sejumlah uang tertentu sesuai dengan jumlah nominal yang tertera didalamnya kepada pemegang atau pembawa cek tersebut.

b. Bilyet Giro

Merupakan surat perintah dari nasabah kepada Bank penyimpan dana untuk memindahkan sejumlah dana dari rekening nasabah yang bersangkutan kepada rekening pemegang yang disebutkan namanya, baik nasabah pada Bank yang sama maupun nasabah pada Bank lainnya.

c. Surat Bukti Penerimaan Transfer

Merupakan surat bukti penerimaan transfer uang dari luar kota yang dapat ditagih kepada Bank Peserta penerima dana transfer melalui kliring lokal.

d. Wesel Bank untuk Transfer

Merupakan surat perintah pembayaran tanpa syarat kepada Bank tertarik untuk membayar sejumlah uang terterntu kepada pemegang atau penggantinya pada tanggal dan tempat tertentu.

e. Nota Debet

(21)

Nota Debet terdiri atas : a. Nota Debet Keluar

Merupakan warkat yang disetorkan oleh nasabah pada Bank lain b. Nota Debet Masuk

Merupaka warkat yang diterima oleh suatu Bank atas cek sendiri yang telah ditarik oleh nasabahnya.

f. Nota Kredit

Merupakan warkat yang digunakan Bank untuk menyampaikan dana pada Bank lain untuk keuntungan Bank / nasabah yang menerima warkat tersebut.

Nota kredit terdiri atas : a. Nota kredit keluar

Merupakan warkat dari nasabah sendiri untuk disetorkan kepada nasabah pada Bank lain.

b. Nota Kredit Masuk

Merupakan warkat yang diterima oleh suatu Bank untuk keuntungan rekening nasabah Bank tersebut.

2.1.5 KewajibanPeserta Kliring

Setiap peserta Kliring memiliki kewajiban untuk :

a. Mengikuti penyelenggaraan kliring setiap hari kerja sesuai dengan jadwal kliring yang telah ditetapkan penyelenggara.

(22)

c. Menyediakan saran kliring dengan jelas den spesifikasi yang ditentukan oleh penyelenggara.

d. Menunjukkan petugas kliring untuk mewakili peserta, yaitu petugas internal Bank yang diberi kuasa atau wewnang tertentu untuk mewakili peserta dalam kliring e. Segera melaporkan setiap ada nama, status, alamat, dan lain-lain yang berkaitan

dengan operasional kliring secara tertulis kepada penyelenggara.

2.1.6 Kliring Antar Negara

Pengaturan sisitem kliring lintas Negara diantanya mencakup antara lain :

a. Penetapan persyaratan bagi Bank Indonesia atau Bank Umumdalam keanggotaan pada system kliring yang bersifat regional atau internasional.

(23)

2.2 Kegiatan Kliring 2.2.1 Kliring Penyerahan

Merupakan proses penerimaan warkat dari nasabahnya untuk kemudian diserahkan kepada Bank yang dituju. Bagi Bank yang dituju maka warkat tersebut akan diproses untuk diperiksa keabsahannya dan ini lah yang dinamakan dengan kliring penermiaan atau kliring masuk bagi Bank yang dituju.

Skema proses Kliring Penyerahan ( keluar )

Paling lambat pada pukul 11:00 WIB 2.2.2 Kliring Penerimaan

Merupakan proses penerimaan warkat Bank penarik (Bank mandiri) yang berasal dari Bank lain melalui Bank Indonesia.

Skema proses kliring Penerimaan

Pukul 12:30 WIB diterima warkat dari Bank Indonesia Warkat masuk

Warkat masuk Proses encode dan stempel kliring

(24)

2.2.3 Kliring Retur (tolakan keluar)

Merupakan proses warkat – warkat Bank tertarik (Bank Mandiri) yang diterima dari Bank lain yang tidak memenuhi persyaratan formal / ditolak diserahkan ke Bank Indonesia. Skema Proses tolakan keluar (proses pengembalian).

Pengembalian kliring dilakukan pada pukul 14:30 WIB 2.2.4 Kliring Retur ( Tolakan kedalam )

Merupakan proses penerimaan warkat dari Bank penarik ( Bank Mandiri ) yang berasal dari Bank lain yang tidak memenuhi syarat (ditolak ) yang diterima oleh Bank Mandiri melalui Bank Indonesia.

Warkat yang diguanakan dalam mekanisme ini terdiri atas 2 (dua) bagian, yaitu : 1. Warkat Kliring Kleuar

Merupakan warkat keseluruhan yang masuk dari setiap cabang Bank yang akan diserahkan ke Bank Indonesia.

2. Warkat Kliring Masuk

(25)

Warkat Kliring Masuk terdiri atas : a. Warkat Debet Masuk

Merupakan warkat yang mewakili transaksi dimana saldo nasabah Bank penerima warkat akan berkurang, sedangkan saldo nasabah pengirim warkat akan bertambah.

b. Warkat Kredit Masuk

Merupakan warkat yang mewakili transaksi dimana saldo nasabah Bank penerima warkat akan bertambah, sedangkan saldo nasabah pengirim warkat akan berkurang.

2.2.5 Waktu Pelaksanaan Kliring

(26)

2.2.6 Alasan Penolakan Kliring

Warkat yang dikliringkan pada umumnya tidak semuanya dapat dikliringkan, ada warkat yang ditolak yaitu dengan alasan sebagai berikut :

a. Saldo tidak cukup

b. Rekening telah ditutup (termasuk ditutup atas permintaan sendiri) c. Beberapa syarat formal cek / Bilyet Giro tidak terpebuhi

d. Tanggal efektif belum sampai

e. Cek ditarik kembali oleh nasabah penarik setelah berakhirnya masa waktu f. Telah kadaluarsa

g. Coretan atau perubahan tidak ditandatangani h. Bea materai belum lunas

i. Tanda tangan tidak sesuai dengan specimen j. Stempel kliring tidak ada

k. Stempel kliring tidak sesuai dengan Bank penerima

2.3 Cek

2.3.1 Defenisi Cek

(27)

pencanuman perintah untuk membayar sejumlah uang tertentu dalam teksnya, cek juga disebut sebagai alat pembayaran.

2.3.2 Syarat Formal Cek

Mengenai penggunaan cek yang telah lama dikenal dalam lalu lintas pembayaran dimasyarakat dapat dikemukakan secara singkat sebagai berikut yaitu cek diatur oleh ketentuan KUH dagang pasal 178 sampai dengan pasal 229 d. Beberapa ketentuan mengenai cek dalam KUH Dagang tersebut mengatur tentang syarat formal cek, cek harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam pasal 178 antara lain :

a. Penyebutan istilah cek pada teksnya

b. Pencantuman perintah tak bersyarat untuk membayar sejumlah uang c. Pencantuman tempat pembayaran

d. Pencantuman tempat dan tanggal penerbitan e. Pencantuman nama tertarik

f. Tertera tanda tangan penarik

Menurut pasal 179, apabila suatu cek tidak memenuhi syarat tersebut diatas, cek yang bersangkutan tidak berlaku kecuali dalam hal – hal berikut

a. Jika tidak ditetapkan tempat pembayaran secara khusus, tempat yang tertulis disamping nama tertarik dianggap sebagai tempat pembayaran atau dikantor pusat tertarik.

(28)

2.3.3 Jenis Cek

Dalam pasal 182 yang mengatur tentang kepada siapa pembayaran cek dilakukan, maka dibedakan sebagai berikut :

a. Cek atas unjuk

Bank akan membayar kepada siapa saja yang membawa, meunjukkan dan menguangkan cek pada Bank.

b. Cek atas nama

Bank akan membayar kepada orang atau badan yang namanya tertera diatas cek. c. Cek silang

Cek ini tidak dapat diuangkan, cek silang diberi tanda dua garis parallel diujung atas sebelah kiri dan biasanya diantara kedua garis tersebut dibubuhi tulisan “hanya untuk disetorkan”

d. Cek atas nama atau sipembawa

Bank akan memperlakukan cek semacam in, sebagai cek atas unjuk biasa akan tetapi apabila sebutan “ atau sipembawa” dicoret maka cek ini berlaku atas nama. e. Cek yang diberi tanggal kemudian, atau yang sering disbut post date check 2.3.4 Kewajiban dan Tanggung Jwab Penarik

Yang menjadi tanggung jawab dan kewajiban si penarik cek yang ditariknya (diedarkannya) sebagai berikut :

a. Menyediakan dana yang cukup pada tertarik.

(29)

2.3.5 Tenggang Waktu Pembayaran Cek

Suatu cek dikeluarkan atau harus dibayar di Indonesia harus ditunjukkan untuk pembayarannya dalam tenggang waktu 70 (tujuh puluh) hari terhitung sejak tanggal penggeluarannya (penarikannya)

2.3.6 Kegunaan Cek a. Bagi Nasabah Giro

1. Sebagai alat penarik dana dari Bank

2. Sebagai lat pembukuan transaksi – transaksi penarikan (pengurangan) dana dari Bank.

3. Sebagai salah satu alat pengawasan sisa dana yang ada di Bank.

4. Sebagai salah satu alat penyelesaian utang – piutang dengan pihak ketiga. b. Bagi Bank

1. Sebagai alat pembayaran tunai, pemindah bukuan dari rekning satu kerekening giro lainnya dan pengurangan dana dari penarik cek.

2. Sebagai alat pembukuan (dokumen pembukuan). c. Bagi Pemegang Cek

1. Sebagai alat pengganti uang tunai. 2.4 Bilyet Giro

2.4.1 Defenisi Bilyet Giro

(30)

Bilyet Giro diatur dalam SK Direksi BI no 28/32/KEP/DIR tentang Bilyet Giro, istilah Bilyet Giro mulai digunakan secara tegas dalam pengertian tentang giro yang ditetapkan dalam UU no.7 tahun 1992 tentang perbankan dan perubahannya dengan UU no.10 Tahun 1998.

Bilyet Giro merupakan surat perintah tanpa syarat dari nasabah kepada Bank penyimpan dana untuk memindahbukukan sejumlah dana dari rekening yang bersangkutan kepada rekening pemegang yang disebutkan namanya.

2.4.2 Syarat Formal Bilyet Giro

Dalam pasal 2 ayat 1 telah diatur syarat formal Bilyet Giro, yaitu : a. Nama “Bilyet Giro” dan nomor Bilyet Giro yang bersangkutan. b. Nama tertarik.

c. Perintah yang jelas dan tanpa syarat untuk memindahbukukan dana atas beban rekening penarik.

d. Nama dan nomor rekening pemegang. e. Nama Bank penerima

f. Jumlah dana yang dipindahbukukan baik dalam angka maupun dalam huruf selengkap-lengkapnya.

g. Tempat dan tanggal penarikan.

(31)

2.4.3 Tenggang Waktu penawaran

Ketentuan tenggang waktu penawaran Bilyet giro ditetapkan dalam pasal 6 diantaranya :

a. Terhitung waktu penawaran Bilyet Giro adalah 70 hari terhitung sejak tanggal penarikan (ayat 1).

b. Bilyet Giro ditawarkan kepada Bank sebelum tanggal efektif atau sebelum tanggal penarikan harus ditolak oleh Bank, tanpa memperhatikan tersedia atau tidak tersedianya dana dalam rekening penarik (ayat 2).

c. Bilyet Giro yang diterima oleh Bank setelah tanggal berakhirnya tenggang waktu penawaran dapat dilaksanakan perintahnya sepanjang dananya tersedia dan tidak dibatalkan oleh penariknya (ayat 3).

2.4.4 Pembatalan

Ketentuan mengenai pembatalan Bilyet Giro sebagaimana yang diatur dalam pasal 7, diantaranya :

a. Penarik tidak boleh membatalkan Bilyet Giro selama tenggang waktu penawaran (ayat 1). b. Pembatalan Bilyet Giro hanya dapat dilakukan setelah tanggal berakhirnya tenggang waktu

(32)

2.4.5 Penolakan Bilyet Giro

Ketentuan pasal 12 mengatur tentang penolakan Bilyet Giro yang dananya tidak cukup,yaitu :

a. Bank wajib menolak Bilyet Giro yang dananya tidak cukup (ayat 1).

b. Bilyet Giro yang ditolak dalam tenggang waktu adanya kewajiban penyediaan dana oleh penarik karena dananya tidak cukup dikategorikan sebagai Bilyet Giro kosong (ayat 2). c. Penarikan Bilyet Giro dikenakan sanksi administrasi sesuai dengan ketentuan mengenai

penarikan cek / Bilyet Giro (ayat 3).

d. Bank yang tidak mematuhi ketentuan kewajiban penolakan Bilyet Giro yang dananya tidak cukup dikenakan sanksi dalam rangka pembinaan dan pengawasan Bank karena ketidakpatuhan ketentuan yang berlaku (ayat 4).

2.5 Perbedaan Bilyet Giro dengan Cek 2.5.1 Berdasarkan Hukum

(33)

2.5.2 Berdasarkan isi dan pelaksanaannya

Perintah yang tercantum dalam Bilyet Giro adalah berupa perintah kepada tertarik untuk memindahbukukan sejumlah dana dari rekening penarik ke rekening pemegang sebagaimana yang tercantum pada Bilyet Giro, sedangkan cek pada prinsipnya memuat perintah kepada tertarik untuk melakukan pembayaran melalui penyerahan sejumlah uang secara tunai pada saat diunjukkan (kecuali untuk cek perhitungan).

2.5.3 Tanggal efektif

(34)

2.6 Penutupan rekening nasabah oleh Bank Umum sebagai tertarik

Terhadap nasabah penyimpanan yang telah memenuhi persyaratan sebagai Bank penarik Cek / Bilyet Giro kosong dilakukan penutupan rekening oleh Bank Umum yang bersangkutan, ketentuan yang mengatur penutupan rekening nasabah mencakup tentang :

a. Kewajiban Bank Umum menutup rekening giro nasabah dan persyaratannya.

b. Cara perhitungan cek / Bilyet Giro kosong dikaitkan dengan suatu periode tertentu untuk menetapkan frekuensi penarikan.

c. Cara perhitungan penarikan cek / Bilyet Girokosong antara lain mengenai penggolongan sebagai penolakan cek / Bilyet Giro kosong, cek / Bilyet Giro yang diunjukkan berulang-ulang, penghitungan jumlah lebar cek / Bilyet Giro yang ditolak sehubungan dengan pengunjukkan melalui kliring.

2.7 Daftar Hitam

Nasabah penyimpanan sebagai penarik cek / Bilyet Giro kosong yang telah ditutup rekeningnya oleh Bank Indonesia dicantumkan dalam daftar hitam, ketentuan mengenai daftar hitam mencakup tentang :

a. Masa berlaku daftar hitam, yaitu selama satu tahun sejak tanggal penerbitan. b. Wilayah berlakunya daftar hitam, yaitu wilah kliring setempat.

c. Sifat daftar hitam yaitu bersifat rahasia dan hanya dipergunakan secara terbatas untuk keperluan intern Bank Umum.

(35)

2.8 Sanksi

Bank Umum yang melanggar ketentuan mengenai tat usaha cek / Bilyet Giro kosong dikenakan sanksi oleh Bank Indonesia dalam rangka pembinaan dan pengawasan Bank karena ketidak patuhan terhadap ketentuan yang berlaku.

(36)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data maupun informasi empiris guna memecahkan permasalahan dalam menguji hipotesa penelitian. Dalam mengumpulkan data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan cara sebagai berikut adapun yang menjadi ruang lingkup yang diambil oleh penulis dilakukan pada PT. Bank Mandiri (persero) Tbk cabang Tebing Tinggi.

3.2 Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah melihat secara langsung ssberapa banyak warkat yang akan dikliringkan, seberapa banyak warkat yang akan dikliringkan akan ditolak, dan seberapa banyak warkat yang akan dikliringkan diproses.

3.3 Populasi

(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data maupun informasi empiris guna memecahkan permasalahan dalam menguji hipotesa penelitian. Dalam mengumpulkan data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan cara sebagai berikut adapun yang menjadi ruang lingkup yang diambil oleh penulis dilakukan pada PT. Bank Mandiri (persero) Tbk cabang Tebing Tinggi.

3.2 Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah melihat secara langsung ssberapa banyak warkat yang akan dikliringkan, seberapa banyak warkat yang akan dikliringkan akan ditolak, dan seberapa banyak warkat yang akan dikliringkan diproses.

3.3 Populasi

(38)

Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian yang akan diteliti, dalam hal ini adalah melihat perputaran warkat yang akan dikliringkan yang ada dikota Tebing Tinggi melalui web Bank Indonesia.

3.4 Sumber dan Metode Pengumpulan Data

Jenis dan sumber data yang digunakan penulis adalah jenis data time series 4 tahun yaitu dari tahun 2008 – 2011, untuk memperoleh data yang diperlukan secara kualitatif yang relevan maka dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer dan data skunder.

3.4.1 Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari pihak Bank Mandiri selaku Bank pelaksana Kliring.

3.4.2 Data Skunder

(39)

3.5 Model Analisis Data

3.5.1 Analisa Deskriptif

Metode analisa dekriptif adalah metode analisis dengan pendeskripsian variabel – variabel yang berhubungan dengan pemasalahan yang diteliti sebagai pendukung hasil dari analisis yang dilakukan oleh penulis, pendeskripsian variabel – variabel tersebut adalah :

1. Ada 10 faktor yang menyebabkan kenapa warkat yang akan dikliringkan ditolak, apabila warkat yang akan dikliringkan ditolak maka akan timbul SP1,2 dan SPPR (Surat Pemberitahuan Penutupan Rekening).

2. Apabila nasabah yang menerbitkan cek atau Bilyet Giro kosong telah menerima SP1,2 dan SPPR hal itu akan berdampak kepada kredibilitas nasabah tersebut.

3. Dari warkat yang telah dikliringkan, ada yang ditolak dan ada juga yang diterima. Hal itu tidak lepas dari factor umum dan factor khusus, dimana yang menjadi factor umumnya adalah warkat yang diterbitkan yang akan dikliringkan tidak memenuhi syarat 10 faktor umum tersebut.

3.6 Defenisi Operasional

(40)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Kegiatan Kliring Lokal 4.1.1 Sejarah

PT. Bank Mandiri (persero) Tbk cabang Tebing Tinggi ditetapkan sebagai penyelenggara Kliring Lokal Wilayah tebing Tinggi sesuai surat Keputusan Kantor pusat Bank Indonesia No/20/1329/YPG/LPG tanggal 4 Desember 1987, pada saat itu adalah Bank Bumi Daya Cabang Tebing Tinggi. Sebagai kelanjutannya terhitung sejak tanggal 30 november 2004 PT. Bank Mandiri (persero) Tbk ditetapkan kembali sebagai penyelenggara kliring di wilayah Kliring Lokal Tebing Tinggi , sesuai surat Keputusan Pimpinan Bank Indonesia Nomor : 6/20/KEP.PBI/2004tanggal 30 November 2004.

Jumlah peserta Kliring Lokal Wilayah Tebing Tinggi ada 11 (sebelas) peserta, diantaranya yaitu :

1. PT. Bank Mandiri (persero) Tbk

2. PT. Bank Negara Indonesia (persero) Tbk 3. PT. Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk 4. PT. Bank Sumut

(41)

9. PT. Bank Syariah Mandiri 10. PT. Bank Mestika Mandiri 11. PT. Bank Panin

Dalam pelaksanaannya menggunakan Aplikasi Sistem Otomasi Kliring Lokal – Real Time Gross Sattlement (SOKL – RTGS ) versi 5.0 dimana dengan menggunakan versi ini Cek dan Bilyet Giro oleh suatu Kantor bank dapat dikliringkan diwilayah kliring secara nasional sepanjang bank penerbit Cek atau BG sudah terdaftar sebagai peserta Intercity Clearing dan terdapat kantor cabang bank penerbit.

Sistem pelaporan hasil hasil saldo Kliring ke Bank Indonesia setiap harinya menggunakan sarana telekomunikasi Telex / facs setelah dilakukan Test Key Arrangement

(Angra).

4.2 Pelaksanaan Kliring Lokal 4.2.1 Jam Kliring Lokal

Pelaksanaan Jam Kliring Lokal di Wilayah Kliring Lokal Tebing Tinggi adalah sebagai berikut :

Senin s/d Kamis

(42)

Jumat

Klring Pertama Jam 10.30 s/d 11.30 WIB Klriing Kedua jam 13.30 s/d 14.30 WIB

Jadual yang telah ditetapkan tersebut wajib dipatuhi oleh semua bank peserta termasuk penyelenggara, apabila diabaikan akan dikenakan sanksi terhadap bank dan petugas yang lalai.

4.2.2 Kelengakapan Sarana Administrasi

Dalam pelaksanaan kliring baik bank penyelenggara maupun bank peserta wajib mematuhi kelengkapan administrasi yang sudah ditetapkan oleh Bank Indonesia antara lain : 4.2.2.1 Sebagai Penyelenggara

Adapun yang menjadi kewajiban sebagai penyelenggara sebagai berikut : 1. Melaporkan data perputaran kliring tepat waktu

2. Melaporkan saldo hasil kliring setiap hari

3. Menyediakan sarana dan prasarana yang ditetapkan Bank Indonesia 4. Menatausahakan daftar wakil kliring dengan baik

5. Menatausahakan specimen warkat peserta

6. Menatausahakan specimen contoh tandatangan peserta

7. Menatausahakan contoh stempel kliring dan kliring dibatalkan 8. Membuat penanggulangan dalam keadaan darurat

(43)

4.2.2.2 Sebagai Peserta

Adapun yang menjadi kewajiban sebagai peserta kliring sebagai berikut : 1. Menyerahkan specimen warkat kliring

2. Menyerahkan specimen / contoh tandatangan peserta golongan A dan B 3. Wajib mengenakan tanda pengenal peserta kliring

4. Kelengkapan administrasi lainnya yang diwajibkan oleh Bank Indonesia.

4.3 Penyelenggaraan Kliring selain Bank Indonesia Medan

Penyelenggaraan kliring tidak hanya dilaksanakan oleh Bank Indonesia akan etapi juga diselenggarakan oleh bank lain jika diwilayah tersebut tidak ada Bank Indonesia, hal itu merupakan kebijakan bank Indonesia dalam mengembangkan perekonomian daerah khususnya dalam mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran giral.

(44)

Beberapa permasalahan yang timbul antara Bank Indonesia Medan dengan Bank penyelenggara kliring lokal, diantaranya adalah :

1. Penyampaian data hasil perhitungan kliring lokal masih melalui media faksimili yang dilengkapi dengan angka rahasia yang kurang tepat dan hasil faksimili yang kurang jelas akan memperlambat proses pengambilalihan hasil kliring lokal

Dampak yang ditimbulkan dari keterlambatan proses pengolahan tersebut akan sangat mempengharui likuiditas bank peserta kliring SOKL, oleh karena itu agar tidak merugikan bank peserta kliring maka penyelnggara sudah seharusnya bertanggung jawab atas pelaksanaan atas hasil kliring tersebut.

2. Adanya gangguan pada peralatan faksimili atau saluran komunikasi.

3. Kurang tertibnya dalam penetapan jadwal penyerahan warkat baik pada kliring penyerahan maupun pada kliring retur (hanya beberapa penyelenggara).

4. Administrasi penatusahaan penyelenggaraan kliring lokal beberapa penyelenggara belum ditatausahakan tertib dan baik

5. Penyampaian warkat klring Intercity yang belum dilengkapi dengan data nasabah yang lengkap, dan sebagian penyelenggara baru menyampaikan warkat intercity yang dikliringkan diwilayah kliring lokal tersebut dikirim pada hari yang sama dalam bentuk faksimile kepada Bank Indonesia.

(45)

4.4 Kualitas SDM (Petugas Kliring)

Baik tidaknya penyelenggaraan kliring lokal sangatlah erat hubungannya dengan kualitas SDM yang ada khususnya bagi bank peserta kliring. Ketelitian dan ketidak hati – hatian petugas kliring akan sangat berdampak kepada kelancaran pelaksanaan kliring, salah satunya adalah yang menyebabkan tingginya tingkat reject. Beberapa bentuk kelalian dan kurang hati – hatinya petugas kliring diantaranya :

1. Kesalahan encode pada kartu batch dan BPWD / BPWK dan encode kelima field pada warkat kliring.

2. Terdapat selisih antara batch dan BPWD / BPWK, batch dan add – list.

3. Terdapat perbedaan antara jumlah fisik warkat dan jumlah yang tertera pada add – list (tell stroke) yang mempengharui perhitungan.

4. Tidak terencodenya secara lengkap kartu batch dan warkat. 5. Satu warkat mempunyai 2 (dua) add list (2x perhitungan).

Beberapa hal tersebut diatas menunjukkan tingkat kekurang hati – hatian dan kelalian petugas kliring. Keadaan tersebut diperburuk lagi dengan kurang menguasainya petugas kliring / penerima warkat dalam mengatasi permasalahan yang timbul dalam tugas keseharian, sehingga proses kliring menjadi terlambat.

(46)

4.5 Tata Usaha Cek Kosong / Tata usaha Daftar Hitam 4.5.1 Cek / Bilyet Giro Kosong

Masih banyak bank – bank peserta kliring yang belum memahami dengan jelas tentang Cek / Bilyet Giro kosong, sesuai dengan Surat Edaran No.2/10/DASP tanggal 8 Juni 2000 tentang tata usaha Cek / BG koson. Cek / BG kosong yang diunjukkan dan ditolak tertarik dalam tenggang waktu tertentu dimana adanya kewajiban penyediaan dana oleh penarik karena saldo tidak cukup atau rekening telah ditutup. Sehubungan dengan hal tersebut diatas dapat mengakibatkan pencantuman nama nasabah pada daftar hitam, termasuk akibat tutup rekning atas permintaan nasabah sendiri maupun akibat ditutup bank tertarik.

4.5.2 Rekening Khusus

(47)

Tim evaluasi Bank Indonesia Medan menilai masih cukup banyak yang belum mengoptimalkan fungsi rekning khusus tersebut, sehingga akan menyebabkan kesalahan adminstrasi Cek / BG kosong dikemudian hari khususnya apabila bank ingin mengajukan pembatalan tolakan kliring. Disisi lain apabila kesalahan administrasi rekening / pembayaran tagihan Cek / BG terdapat pada bank tertarik yang menyebabkan terjadinya penolakan, apabila tidak dibuka rekening khusus terdapat kemungkinan nasabah akan masuk kedalam daftar hitam periode berikutnya.

4.5.3 Pengisian alasan penolakan dan entry data warkat penolakan tidak lengkap.

(48)

4.5.3.1 Tata cara penulisan penarik rekening bank

Dalam penulisandata nasabah, baik perorangan maupun yang berbentuk Badan Hukum / Badan Usaha penulisannya harus sesuai dengan tata cara peraturan yang berlaku.

Contoh :Perorangan

Nama : Dr. Yahya Hardi Matondang Alamat : Jl.Gatot Soebroto No.135

Seharusnya :

Nama : Yahya Hardi matondang, Dr. Alamat : Jl. Gatot Soebroto No.135 Medan

Badan Hukum

Nama Nasabah : PT. Maju Mundur

Nama penarik : Dr. Yahya Hardi Matondang Alamat : Jl. Gatot Soebroto No.135 Medan

Seharusnya :

Nama Nasabah : Maju Mundur, PT.

(49)

4.5.3.2 NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)

Setiap penulisan data pada SKP wajib mencantumkan NPWP, hal tersebut diharuskan karena selain berkaitan dengan ketaatan nasabah kepada wajib membayar pajar sebagai warga Negara Indonesia, NPWP juga merupakan salah satu nomor identitas yang tidak mudah dipalsukan. Selain itu bank peserta khususnya bagian Customer Service harus bias menjelaskan keharusan kepemilikan NPWP pada saat nasabah membuka rekning.

4.6 Peningkatan Pengamanan pelaksanaan Kliring

Dengan berkembangnya aktifitas perekonomian masyarakat yang semakin meningkat, maka penggunaan media pembayaran lalu lintas giral seperti Cek, Bilyet Giro, Nota Debet, Nota Kredit dalam transaksi pembayaran semakin meningkat pula. Hal ini menunjukkan bahwa transaksi giral memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan transaksi menggunakan uang tunai bagi dari segi efisiensi, efektifitas, dan factor keamanaan.

(50)

Mengingat pentingnya pengamanan dan pengawasan ini, Bank peserta kliring diwajibkan untuk melakukan hal – hal berikut :

4.6.1 Penatausahaan dan Pengawasan

Dalam hal ini peserta kliring wajib melakukan penatausahaan dan pengawasan terhadap, yaitu :

1. Warkat kliring 2. Dokumen Kliring 3. Mesin Encode MICR

4. Rekaman disket kliring penyerahan / retur 5. Perawatan mesin SOKL

6. TPWPK agar tidak disalahgunakan. 7. Laporan – laporan hasil kliring lokal

8. Pengawasan terhadap kinerja petugas kliring.

4.6.2 Penelitian atas Warkat Penyerahan

Adapun yang harus diperhatikan atas warkat penyerahan, yaitu : 1. Meneliti kebenaran dan keabsahan warkat dan dokumen kliring.

2. Meneliti kembali disket hasil input data dengan fisik warkat sebelum diserahkan ke penyelenggara SOKL

(51)

4. Mencocokan jumlah nominal karu batch dan jumlah nominal dalam add list sesuai dengan jumlah warkat yang akan diproses OKM.

5. Meneliti kelengkapan pengisian / encoder MICR warkat dokumen kliring.

4.6.3 Penerimaan dan Penelitian Warkat serta Laporan Hasil Kliring Adapun yang perlu diperhatikan, adalah sebagai berikut :

1. Terhadap warkat yang kliring yang diterima dari penyelenggara, peserta wajib meneliti kecocokan antara laporan hasil kliring dengan data warkat yang diserahkan maupun fisik warkat yang diterima. Dalam hal ini terdapat perbedaan atau perubahan atas warkat dan atau laporan hasil kliring yang diterima, segera dilaporkan kepada penyelenggara dan mengambil langkah – langkah pengamanan untuk tidak melakukan pembayaran terhadap setoran dimaksud.

2. Apabila terdapat dugaan kuat telah terjadi penyalahgunaan, maka bank peserta wajib memberitahukan pada bank peserta lawan transaksi untuk menunda pencairan dananya. 3. Peserta kliring yang menerima warkat kliring atau laporan kliring yang seharusnya

(52)

4.7 Analisa dan Deskripsi Data

4.7.1 Tabel Kliring Debet Penyerahan warkat kliring Periode 2008

Berdasarkan dari Tabel 4.7.1 diatas dapat disimpulkan bahwa setiap bulannya warkat yang akan dikliringkan pada Kliring lokal Tebing Tinggi yang dimana PT. Bank Mandiri (persero) Tbk cabang Tebing Tinggi sebagai pelaksana kliring lokal yang diunjuk langsung oleh Bank Indonesia akan memperoleh rata – rata setiap bulannya adalah Cek 197,83 , Bilyet Giro 2426,91 , dan untuk warkat lainnya (wesel bank, Nota Debet, Nota Kredit) sebesar 1,5.

(53)
(54)

4.7.2 Tabel Kliring Debet Penyerahan warkat kliring Periode 2009

Berdasarkan dari Tabel 4.7.2 diatas dapat disimpulkan bahwa setiap bulannya warkat yang akan dikliringkan pada Kliring lokal Tebing Tinggi yang dimana PT. Bank Mandiri (persero) Tbk cabang Tebing Tinggi sebagai pelaksana kliring lokal yang diunjuk langsung oleh Bank Indonesia akan memperoleh rata – rata setiap bulannya adalah Cek 223,5, Bilyet Giro 2282,42 , dan untuk warkat lainnya (wesel bank, Nota Debet, Nota Kredit) sebesar 8,33.

(55)

Atau dengan rumus mencari rata – rata warkat yang akan dikliringkan setiap bulannya yaitu :

Cek = Total Cek = 2682 = 223,5 Jumlah bulan 12

Bilyet Giro = Total Bilyet Giro = 27389 = 2282,42 Jumlah bulan 12

Lainnya = Total Lainnya = 100 = 8,33 Jumlah bulan 12

Berikut ini adalah histogram yang datanya diperoleh Dari Tabel 4.7.2 Tabel Kliring Debet Penyerahan warkat kliring Periode 2009

0 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000 70.000

Cek (Juta)

Bilyet Giro (Juta)

(56)

4.7.3 Tabel Kliring Debet Penyerahan warkat kliring Periode: 2010

Berdasarkan dari Tabel 4.7.3 diatas dapat disimpulkan bahwa setiap bulannya warkat yang akan dikliringkan pada Kliring lokal Tebing Tinggi yang dimana PT. Bank Mandiri (persero) Tbk cabang Tebing Tinggi sebagai pelaksana kliring lokal yang diunjuk langsung oleh Bank Indonesia akan memperoleh rata – rata setiap bulannya adalah Cek 228,92, Bilyet Giro 2567,83 , dan untuk warkat lainnya (wesel bank, Nota Debet, Nota Kredit) sebesar 18,58.

(57)

Atau dengan rumus mencari rata – rata warkat yang akan dikliringkan setiap bulannya yaitu :

Cek = Total Cek = 2747 = 228,92 Jumlah bulan 12

Bilyet Giro = Total Bilyet Giro = 30814 = 2567,83 Jumlah bulan 12

Lainnya = Total Lainnya = 223 = 18,58 Jumlah bulan 12

Berikut ini adalah histogram yang datanya diperoleh Dari Tabel 4.7.3 Tabel Kliring Debet Penyerahan warkat kliring Periode 2010

0 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000 70.000

Cek (juta)

Bilyet Giro (juta)

(58)

4.7.4 Tabel Kliring Debet Penyerahan warkat kliring Periode 2011

Berdasarkan dari Tabel 4.7.4 diatas dapat disimpulkan bahwa setiap bulannya warkat yang akan dikliringkan pada Kliring lokal Tebing Tinggi yang dimana PT. Bank Mandiri (persero) Tbk cabang Tebing Tinggi sebagai pelaksana kliring lokal yang diunjuk langsung oleh Bank Indonesia akan memperoleh rata – rata setiap bulannya adalah Cek 230,83 Bilyet Giro 2750,58 , dan untuk warkat lainnya (wesel bank, Nota Debet, Nota Kredit) sebesar 14,17.

(59)

Atau dengan rumus mencari rata – rata warkat yang akan dikliringkan setiap bulannya

Berikut ini adalah histogram yang datanya diperoleh Dari Tabel 4.7.4 Tabel Kliring Debet Penyerahan warkat kliring Periode 2011

(60)

Tabel Kliring Debet Pengembalian warkat kliring periode 2008

Dari Tabel kliring debet pengembalian diatas dapat disimpulkan bahwa tidak selamanya warkat yang dikliringkan akan diterima, hal itu dapat kita lihat pada Tabel 4.7.1 yang dimana dari hasil tabel 4.7.1 tersebut ada 31,515 warkat yang akan dikliringkan dari 31,515 warkat tersebut 712 warkat yang dikembalikan karena tidak memenuhi syarat kliring.

Sehingga disimpulkan bahwa, persentase warkat yang dikliringkan ditolak adalah sebesar 2,25% hal itu diperoleh dari :

Jumlah warkat yang ditolak X 100 % Febuari 36 1,036.01

Maret 48 1,310.97

September 48 909.61

Oktober 88 1,310.63

November 65 862.59

Desember 91 1,207.99

(61)

Tabel Kliring Debet Pengembalian warkat kliring periode 2009

Agustus 76 1,512.91

September 52 1,517.82

Oktober 82 1,544.62

November 45 869.43

Desember 57 1,276.01

Dari Tabel kliring debet pengembalian diatas dapat disimpulkan bahwa tidak selamanya warkat yang dikliringkan akan diterima, hal itu dapat kita lihat pada Tabel 4.7.2 yang dimana dari hasil tabel 4.7.2 tersebut ada 30,171 warkat yang akan dikliringkan dari 30,171 warkat tersebut 766 warkat yang dikembalikan karena tidak memenuhi syarat kliring.

Sehingga disimpulkan bahwa, persentase warkat yang dikliringkan ditolak adalah sebesar 2,53% hal itu diperoleh dari :

Jumlah warkat yang ditolak X 100 % Jumlah warkat yang dikliringkan

= 766 X 100 %

30171

= 2,53%

(62)

Tabel Kliring Debet Pengembalian warkat kliring periode : 2010

Agustus 75 1,284.43

September 51 826.85

Oktober 92 2,373.92

November 112 2,665.97

Desember 95 1,829.08

Dari Tabel kliring debet pengembalian diatas dapat disimpulkan bahwa tidak selamanya warkat yang dikliringkan akan diterima, hal itu dapat kita lihat pada Tabel 4.7.3 yang dimana dari hasil tabel 4.7.3 tersebut ada 33,784 warkat yang akan dikliringkan dari 33,784 warkat tersebut 924 warkat yang dikembalikan karena tidak memenuhi syarat kliring.

Sehingga disimpulkan bahwa, persentase warkat yang dikliringkan ditolak adalah sebesar 2,73% hal itu diperoleh dari :

Jumlah warkat yang ditolak X 100 % Jumlah warkat yang dikliringkan

(63)

Tabel Kliring Debet Pengembalian warkat kliring periode 2011

Agustus 92 2,203.02

September 97 2,358.59

Oktober 105 2,333.26

November 85 2,131.56

Desember 110 1,966.26

Dari Tabel kliring debet pengembalian diatas dapat disimpulkan bahwa tidak selamanya warkat yang dikliringkan akan diterima, hal itu dapat kita lihat pada Tabel 4.7.4 yang dimana dari hasil tabel 4.7.4 tersebut ada 35,947 warkat yang akan dikliringkan dari 35,947 warkat tersebut 1252 warkat yang dikembalikan karena tidak memenuhi syarat kliring.

Sehingga disimpulkan bahwa, persentase warkat yang dikliringkan ditolak adalah sebesar 3,48% hal itu diperoleh dari :

Jumlah warkat yang ditolak X 100 % Jumlah warkat yang dikliringkan

= 1252 X 100 %

35947

= 3,48%

(64)

Dari Tabel pengembalian hingga diketahuinya persentase ditolaknya warkat yang akan dikliringkan dapat disimpulkan bahwa sesuai dengan data yang diperoleh setiap tahunnya mulai dari tahun 2008 – 2011 persentase warkat yang ditolak meningkat. Hal itu dapat dilihat dari data diatas yang dimana persentase 2008 yang ditolak 2,25% , tahun 2009 yang ditolak 2,53%, tahun 2010 yang ditolak 2,73%, tahun 2011 yang ditolak 3,48% hal itu disebabkan banyaknya nasabah yang menerbitkan cek atau bilyet giro kosong atau yang tidak sesuai dengan syarat kliring.

Tabel Cek / Bilyet Giro Kosong periode 2008

Bu la n Ce k Bilye t Gir o

Agustus 2 10.40 39 689.97 September 10 344.14 32 526.50 Oktober 27 317.34 54 898.84 November 17 249.40 36 452.22 Desember 21 495.42 63 644.17

(65)

Dari Tabel Cek atau Bilyet Giro kosong diatas dapat diketahui bahwa setiap bulannya warkat yang dikliringkan ditolak disebabkan oleh diterbitkannya Cek atau Bilyet Giro kosong, Hal itu dapat dilihat dari penjelasan berikut ini :

1. Pada bulan Januari 2008 jumlah warkat yang ditolak 50 lembar,didalam 50 lembar tersebut terdapat 41 lembar yang ditolak karena alasan Cek / Bilyet Giro kosong, sedangkan 9 lembar lagi karena tidak memenuhi syarat warkat akan dikliringkan.

2. Pada bulan Febuari 2008 jumlah warkat yang ditolak 36 lembar,didalam 36 lembar tersebut terdapat 27 lembar yang ditolak karena alasan Cek / Bilyet Giro kosong, sedangkan 9 lembar lagi karena tidak memenuhi syarat warkat akan dikliringkan.

3. Pada bulan Maret 2008 jumlah warkat yang ditolak 48 lembar,didalam 48 lembar tersebut terdapat 41 lembar yang ditolak karena alasan Cek / Bilyet Giro kosong, sedangkan 7 lembar lagi karena tidak memenuhi syarat warkat akan dikliringkan.

4. Pada bulan April 2008 jumlah warkat yang ditolak 58 lembar,didalam 58 lembar tersebut terdapat 46 lembar yang ditolak karena alasan Cek / Bilyet Giro kosong, sedangkan 12 lembar lagi karena tidak memenuhi syarat warkat akan dikliringkan.

5. Pada bulan Mei 2008 jumlah warkat yang ditolak 48 lembar,didalam 48 lembar tersebut terdapat 39 lembar yang ditolak karena alasan Cek / Bilyet Giro kosong, sedangkan 9 lembar lagi karena tidak memenuhi syarat warkat akan dikliringkan.

(66)

7. Pada bulan Juli 2008 jumlah warkat yang ditolak 81 lembar,didalam 81 lembar tersebut terdapat 65 lembar yang ditolak karena alasan Cek / Bilyet Giro kosong, sedangkan 16 lembar lagi karena tidak memenuhi syarat warkat akan dikliringkan.

8. Pada bulan Agustus 2008 jumlah warkat yang ditolak 53 lembar,didalam 53 lembar tersebut terdapat 41 lembar yang ditolak karena alasan Cek / Bilyet Giro kosong, sedangkan 12 lembar lagi karena tidak memenuhi syarat warkat akan dikliringkan.

9. Pada bulan September 2008 jumlah warkat yang ditolak 48 lembar,didalam 48 lembar tersebut terdapat 42 lembar yang ditolak karena alasan Cek / Bilyet Giro kosong, sedangkan 6 lembar lagi karena tidak memenuhi syarat warkat akan dikliringkan.

10.Pada bulan Oktober 2008 jumlah warkat yang ditolak 88 lembar,didalam 88 lembar tersebut terdapat 81 lembar yang ditolak karena alasan Cek / Bilyet Giro kosong, sedangkan 7 lembar lagi karena tidak memenuhi syarat warkat akan dikliringkan

11.Pada bulan November 2008 jumlah warkat yang ditolak 65 lembar,didalam 65 lembar tersebut terdapat 53 lembar yang ditolak karena alasan Cek / Bilyet Giro kosong, sedangkan 12 lembar lagi karena tidak memenuhi syarat warkat akan dikliringkan

(67)

Histogram Cek / Bilyet Giro Kosong periode 2008

0 200 400 600 800 1000 1200 1400

Cek (Juta)

(68)

Tabel Cek / Bilyet Giro Kosong periode 2009

Dari Tabel Cek atau Bilyet Giro kosong diatas dapat diketahui bahwa setiap bulannya warkat yang dikliringkan ditolak disebabkan oleh diterbitkannya Cek atau Bilyet Giro kosong, Hal itu dapat dilihat dari penjelasan berikut ini :

1. Pada bulan Januari 2009 jumlah warkat yang ditolak 63 lembar,didalam 63 lembar tersebut terdapat 46 lembar yang ditolak karena alasan Cek / Bilyet Giro kosong, sedangkan 17 lembar lagi karena tidak memenuhi syarat warkat akan dikliringkan.

2. Pada bulan Febuari 2009 jumlah warkat yang ditolak 50 lembar,didalam 50 lembar

(69)

3. Pada bulan Maret 2009 jumlah warkat yang ditolak 69 lembar,didalam 69 lembar tersebut terdapat 59 lembar yang ditolak karena alasan Cek / Bilyet Giro kosong, sedangkan 10 lembar lagi karena tidak memenuhi syarat warkat akan dikliringkan.

4. Pada bulan April 2009 jumlah warkat yang ditolak 61 lembar,didalam 61 lembar tersebut terdapat 48 lembar yang ditolak karena alasan Cek / Bilyet Giro kosong, sedangkan 13 lembar lagi karena tidak memenuhi syarat warkat akan dikliringkan.

5. Pada bulan Mei 2009 jumlah warkat yang ditolak 69 lembar,didalam 69 lembar tersebut terdapat 54 lembar yang ditolak karena alasan Cek / Bilyet Giro kosong, sedangkan 15 lembar lagi karena tidak memenuhi syarat warkat akan dikliringkan.

6. Pada bulan Juni 2009 jumlah warkat yang ditolak 90 lembar,didalam 90 lembar tersebut terdapat 81 lembar yang ditolak karena alasan Cek / Bilyet Giro kosong, sedangkan 9 lembar lagi karena tidak memenuhi syarat warkat akan dikliringkan.

7. Pada bulan Juli 2009 jumlah warkat yang ditolak 52 lembar,didalam 52 lembar tersebut terdapat 44 lembar yang ditolak karena alasan Cek / Bilyet Giro kosong, sedangkan 8 lembar lagi karena tidak memenuhi syarat warkat akan dikliringkan.

8. Pada bulan Agustus 2009 jumlah warkat yang ditolak 76 lembar,didalam 76 lembar tersebut terdapat 71 lembar yang ditolak karena alasan Cek / Bilyet Giro kosong, sedangkan 5 lembar lagi karena tidak memenuhi syarat warkat akan dikliringkan.

(70)

10.Pada bulan Oktober 2009 jumlah warkat yang ditolak 82 lembar,didalam 82 lembar tersebut terdapat 68 lembar yang ditolak karena alasan Cek / Bilyet Giro kosong, sedangkan 14 lembar lagi karena tidak memenuhi syarat warkat akan dikliringkan

11.Pada bulan November 2009 jumlah warkat yang ditolak 45 lembar,didalam 45 lembar tersebut terdapat 35 lembar yang ditolak karena alasan Cek / Bilyet Giro kosong, sedangkan 10 lembar lagi karena tidak memenuhi syarat warkat akan dikliringkan

12.Pada bulan Desember 2009 jumlah warkat yang ditolak 57 lembar,didalam 57 lembar tersebut terdapat 49 lembar yang ditolak karena alasan Cek / Bilyet Giro kosong, sedangkan 8 lembar lagi karena tidak memenuhi syarat warkat akan dikliringkan.

Histogram Cek / Bilyet Giro Kosong periode 2009

0 200 400 600 800 1000 1200 1400

Cek (juta)

(71)

Tabel Cek / Bilyet Giro Kosong periode 2010

Dari Tabel Cek atau Bilyet Giro kosong diatas dapat diketahui bahwa setiap bulannya warkat yang dikliringkan ditolak disebabkan oleh diterbitkannya Cek atau Bilyet Giro kosong, Hal itu dapat dilihat dari penjelasan berikut ini :

1. Pada bulan Januari 2010 jumlah warkat yang ditolak 55 lembar,didalam 55 lembar tersebut terdapat 44 lembar yang ditolak karena alasan Cek / Bilyet Giro kosong, sedangkan 11 lembar lagi karena tidak memenuhi syarat warkat akan dikliringkan.

2. Pada bulan Febuari 2010 jumlah warkat yang ditolak 34 lembar,didalam 34 lembar tersebut terdapat 25 lembar yang ditolak karena alasan Cek / Bilyet Giro kosong, sedangkan 9 lembar lagi karena tidak memenuhi syarat warkat akan dikliringkan.

(72)

3. Pada bulan Maret 2010 jumlah warkat yang ditolak 82 lembar,didalam 82 lembar tersebut terdapat 71 lembar yang ditolak karena alasan Cek / Bilyet Giro kosong, sedangkan 11 lembar lagi karena tidak memenuhi syarat warkat akan dikliringkan.

4. Pada bulan April 2010 jumlah warkat yang ditolak 69 lembar,didalam 69 lembar tersebut terdapat 59 lembar yang ditolak karena alasan Cek / Bilyet Giro kosong, sedangkan 10 lembar lagi karena tidak memenuhi syarat warkat akan dikliringkan.

5. Pada bulan Mei 2010 jumlah warkat yang ditolak 64 lembar,didalam 64 lembar tersebut terdapat 55 lembar yang ditolak karena alasan Cek / Bilyet Giro kosong, sedangkan 9 lembar lagi karena tidak memenuhi syarat warkat akan dikliringkan.

6. Pada bulan Juni 2010 jumlah warkat yang ditolak 104 lembar,didalam 104 lembar tersebut terdapat 93 lembar yang ditolak karena alasan Cek / Bilyet Giro kosong, sedangkan 11 lembar lagi karena tidak memenuhi syarat warkat akan dikliringkan.

7. Pada bulan Juli 2010 jumlah warkat yang ditolak 91 lembar,didalam 91 lembar tersebut terdapat 78 lembar yang ditolak karena alasan Cek / Bilyet Giro kosong, sedangkan 13 lembar lagi karena tidak memenuhi syarat warkat akan dikliringkan.

8. Pada bulan Agustus 2010 jumlah warkat yang ditolak 75 lembar,didalam 75 lembar tersebut terdapat 66 lembar yang ditolak karena alasan Cek / Bilyet Giro kosong, sedangkan 9 lembar lagi karena tidak memenuhi syarat warkat akan dikliringkan.

(73)

10.Pada bulan Oktober 2010 jumlah warkat yang ditolak 92 lembar,didalam 92 lembar tersebut terdapat 89 lembar yang ditolak karena alasan Cek / Bilyet Giro kosong, sedangkan 3 lembar lagi karena tidak memenuhi syarat warkat akan dikliringkan

11.Pada bulan November 2010 jumlah warkat yang ditolak 112 lembar,didalam 112 lembar tersebut terdapat 95 lembar yang ditolak karena alasan Cek / Bilyet Giro kosong, sedangkan 17 lembar lagi karena tidak memenuhi syarat warkat akan dikliringkan

12.Pada bulan Desember 2010 jumlah warkat yang ditolak 95 lembar,didalam 95 lembar tersebut terdapat 88 lembar yang ditolak karena alasan Cek / Bilyet Giro kosong, sedangkan 8 lembar lagi karena tidak memenuhi syarat warkat akan dikliringkan.

Histogram Cek / Bilyet Giro Kosong periode 2010

0 500 1000 1500 2000 2500

Cek (juta)

(74)

Tabel Cek / Bilyet Giro Kosong periode 2011

Dari Tabel Cek atau Bilyet Giro kosong diatas dapat diketahui bahwa setiap bulannya warkat yang dikliringkan ditolak disebabkan oleh diterbitkannya Cek atau Bilyet Giro kosong, Hal itu dapat dilihat dari penjelasan berikut ini :

1. Pada bulan Januari 2011 jumlah warkat yang ditolak 95 lembar,didalam 95 lembar tersebut terdapat 90 lembar yang ditolak karena alasan Cek / Bilyet Giro kosong, sedangkan 5 lembar lagi karena tidak memenuhi syarat warkat akan dikliringkan.

2. Pada bulan Febuari 2011 jumlah warkat yang ditolak 59 lembar,didalam 59 lembar

(75)

3. Pada bulan Maret 2011 jumlah warkat yang ditolak 135 lembar,didalam 135 lembar tersebut terdapat 114 lembar yang ditolak karena alasan Cek / Bilyet Giro kosong, sedangkan 121 lembar lagi karena tidak memenuhi syarat warkat akan dikliringkan. 4. Pada bulan April 2011 jumlah warkat yang ditolak 111 lembar,didalam 111 lembar

tersebut terdapat 89 lembar yang ditolak karena alasan Cek / Bilyet Giro kosong, sedangkan 22 lembar lagi karena tidak memenuhi syarat warkat akan dikliringkan.

5. Pada bulan Mei 2011 jumlah warkat yang ditolak 136 lembar,didalam 136 lembar tersebut terdapat 118 lembar yang ditolak karena alasan Cek / Bilyet Giro kosong, sedangkan 18 lembar lagi karena tidak memenuhi syarat warkat akan dikliringkan.

6. Pada bulan Juni 2011 jumlah warkat yang ditolak 141 lembar,didalam 141 lembar tersebut terdapat 131 lembar yang ditolak karena alasan Cek / Bilyet Giro kosong, sedangkan 10 lembar lagi karena tidak memenuhi syarat warkat akan dikliringkan.

7. Pada bulan Juli 2011 jumlah warkat yang ditolak 86 lembar,didalam 86 lembar tersebut terdapat 80 lembar yang ditolak karena alasan Cek / Bilyet Giro kosong, sedangkan 6 lembar lagi karena tidak memenuhi syarat warkat akan dikliringkan.

8. Pada bulan Agustus 2011 jumlah warkat yang ditolak 92 lembar,didalam 92 lembar tersebut terdapat 68 lembar yang ditolak karena alasan Cek / Bilyet Giro kosong, sedangkan 24 lembar lagi karena tidak memenuhi syarat warkat akan dikliringkan.

(76)

10.Pada bulan Oktober 2011 jumlah warkat yang ditolak 105 lembar,didalam 105 lembar tersebut terdapat 89 lembar yang ditolak karena alasan Cek / Bilyet Giro kosong, sedangkan 16 lembar lagi karena tidak memenuhi syarat warkat akan dikliringkan

11.Pada bulan November 2011 jumlah warkat yang ditolak 85 lembar,didalam 85 lembar tersebut terdapat 71 lembar yang ditolak karena alasan Cek / Bilyet Giro kosong, sedangkan 14 lembar lagi karena tidak memenuhi syarat warkat akan dikliringkan

12.Pada bulan Desember 2011 jumlah warkat yang ditolak 110 lembar,didalam 110 lembar tersebut terdapat 95 lembar yang ditolak karena alasan Cek / Bilyet Giro kosong, sedangkan 15 lembar lagi karena tidak memenuhi syarat warkat akan dikliringkan.

Histogram Cek / Bilyet Giro Kosong periode 2011

0 500 1000 1500 2000 2500 3000

Cek (juta)

(77)

Dari hasil data diatas maka diperoleh sebagai berikut :

a. Dari hasil data diatas banyak warkat yang dikliringkan ditolak yang mengakibatkan nasabah yang telah menerbitkan Cek atau Bilyet Giro kosong akan dikenakan sanksi SP1 (Surat Peringatan 1) yang dimana SP1 berlaku 6 bulan, apabila dalam jangka waktu 6 bulan nasabah tersebut tetap mengeluarkan Cek atau Bilyet Giro kosong maka nasabah tersebut menerima SP2 (Surat Peringatan 2), jika nasabah tersebut tetap mengeluarkan Cek ata Bilyet Giro kosong maka nasabah yang bersangkutan akan menerima SPPR (Surat Perintah Penutupan Rekening) yang dimana SPPR dilakukan oleh pihak bank penerbit tanpa ada pemberitahuan kepada nasabah yang bersangkutan. SPPR bias langsung diberikan apabila nasabah yang menerbitkan warkat melakukan transaksi sebesar Rp 1.000.000.000,- (satu miliar rupiah), yang dimana SPPR hanya berlaku selama 1 (satu) tahun.

b. Warkat yang dikliringkan ditolak berpacu pada 10 indikator yang dimana didalam 10 indikator ini yang umum terjadi adalah saldo tidak cukup, banyak nasabah yang menerbitkan Cek atau Bilyet Giro akan tetapi dananya dalam rekening tidak mencukupi. Ini lah yang disebut dengan Saldo tidak cukup atau sering disebut Cek kosong.

(78)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil uraian dan pembahasan diatas, maka diambil kesimpulan : a. Masih cukup tingginya warkat reject dikarenakan Cek / Bilyet Giro kosong

b. PT. Bank Mandiri (persero) Tbk cabang Tebing Tinggi yang diunjuk langsung oleh Bank Indonesia sebagai penyelenggara kliring lokal benar – benar melaksanakan kinerjanya dalam menyelesaikan warkat yang akan dikliringkan. c. Masih adanya Bank peserta yang menggunakan tinta MICR (pita MICR) yang

tidak memenuhi standar yang ditentukan.

d. Kurangnya penguasaan sebagai petugas kliring / penerimaan setoran dalam pengetahuan kliring dari bank peserta.

e. Masih terdapat petugas Bank peserta dalam menata warkat kliring yang kurang baik dan tertib pada saat diserahkan kepada penyelenggara.

f. Masih terdapat kesalahan yang dilakukan bank peserta pada kliring pengembalian yang menyebabkan terhambatnya proses kliring pengembalian / Retur.

g. Masih ditemukan bank penyelenggara yang tidak tertib dala menatausahakan administrasi data – data hasil perhitungan kliring lokal sesuai dengan ketentuan. h. Warkat yang ditolak pada umumnya terjadi karena saldo nasabah yang tidak

(79)

5.2 Saran

a. Sebagai Bank yang diunjuk langsung oleh Bank Indonesia sebagai penyelenggara kliring lokal hendaknya PT. Bank Mandiri (persero) Tbk cabang Tebing Tinggi lebih menyediakan sarana dan prasarana yang kondusif, seperti komputer yang siap pakai, suasana kliring yang nyaman.

(80)

9. PT. Bank Syariah Mandiri 10. PT. Bank Mestika Mandiri 11. PT. Bank Panin

Dalam pelaksanaannya menggunakan Aplikasi Sistem Otomasi Kliring Lokal – Real Time Gross Sattlement (SOKL – RTGS ) versi 5.0 dimana dengan menggunakan versi ini Cek dan Bilyet Giro oleh suatu Kantor bank dapat dikliringkan diwilayah kliring secara nasional sepanjang bank penerbit Cek atau BG sudah terdaftar sebagai peserta Intercity Clearing dan terdapat kantor cabang bank penerbit.

Sistem pelaporan hasil hasil saldo Kliring ke Bank Indonesia setiap harinya menggunakan sarana telekomunikasi Telex / facs setelah dilakukan Test Key Arrangement

(Angra).

4.2 Pelaksanaan Kliring Lokal 4.2.1 Jam Kliring Lokal

Pelaksanaan Jam Kliring Lokal di Wilayah Kliring Lokal Tebing Tinggi adalah sebagai berikut :

Senin s/d Kamis

(81)

Jumat

Klring Pertama Jam 10.30 s/d 11.30 WIB Klriing Kedua jam 13.30 s/d 14.30 WIB

Jadual yang telah ditetapkan tersebut wajib dipatuhi oleh semua bank peserta termasuk penyelenggara, apabila diabaikan akan dikenakan sanksi terhadap bank dan petugas yang lalai.

4.2.2 Kelengakapan Sarana Administrasi

Dalam pelaksanaan kliring baik bank penyelenggara maupun bank peserta wajib mematuhi kelengkapan administrasi yang sudah ditetapkan oleh Bank Indonesia antara lain : 4.2.2.1 Sebagai Penyelenggara

Adapun yang menjadi kewajiban sebagai penyelenggara sebagai berikut : 1. Melaporkan data perputaran kliring tepat waktu

2. Melaporkan saldo hasil kliring setiap hari

3. Menyediakan sarana dan prasarana yang ditetapkan Bank Indonesia 4. Menatausahakan daftar wakil kliring dengan baik

5. Menatausahakan specimen warkat peserta

6. Menatausahakan specimen contoh tandatangan peserta

7. Menatausahakan contoh stempel kliring dan kliring dibatalkan 8. Membuat penanggulangan dalam keadaan darurat

(82)

4.2.2.2 Sebagai Peserta

Adapun yang menjadi kewajiban sebagai peserta kliring sebagai berikut : 1. Menyerahkan specimen warkat kliring

2. Menyerahkan specimen / contoh tandatangan peserta golongan A dan B 3. Wajib mengenakan tanda pengenal peserta kliring

4. Kelengkapan administrasi lainnya yang diwajibkan oleh Bank Indonesia.

4.3 Penyelenggaraan Kliring selain Bank Indonesia Medan

Penyelenggaraan kliring tidak hanya dilaksanakan oleh Bank Indonesia akan etapi juga diselenggarakan oleh bank lain jika diwilayah tersebut tidak ada Bank Indonesia, hal itu merupakan kebijakan bank Indonesia dalam mengembangkan perekonomian daerah khususnya dalam mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran giral.

Gambar

Tabel Kliriing Debet
Tabel Kliring Debet Pengembalian warkat kliring periode   2008
Tabel Kliring Debet Pengembalian warkat kliring periode   2009
Tabel Kliring Debet Pengembalian warkat kliring periode : 2010
+7

Referensi

Dokumen terkait

dengan negara-negara/daerah lain. Artinya, jika semua negara atau daerah mengalami peningkatan pada tingkat tertimbang yang sama, maka negara-negara miskin/daerah- daerah miskin

well-being ) sehingga korban akan merasa tidak nyaman, i harga diri yang rendah dan kurangnya keterampilan sos s dapat diarti-kan sebagai suatu program pelatihan sist

[2] Ari Budhi Dharmawan.(2012).Analisis Kinerja Server pada Jaringan Diskless Berbasis Linux Terminal Server.. Project.Skripsi.Salatiga:Universitas Kristen

On the one hand, flexible endoscopy can be cost- effective because it is performed on an outpatient basis without general anesthesia, but on the other hand,

Penelitian ini bertujuan merancang sistem pengelolaan persediaan untuk setiap ritel, distributor pusat dan manufaktur agar dapat memenuhi jumlah permintaan konsumen

Hipo- terjadi bila konsentrasi elektrolit tersebut dalam tubuh turun lebih dari beberapa miliekuivalen dibawah nilai normal dan hiper- bila konsentrasinya meningkat diatas

Namun dalam proses mengimplementasikan kebijakan tersebut mengalami kendala, tidak adanya kejelasan dalam perjanjian kerjasama antara pihak BPJS Kesehatan Kota

I am very grateful to my dear colleagues and friends from different countries who have supported of current taxonomic studies of Celastraceae (especially of