• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Pelatihan Asertivitas untuk Meningkatkan Perilaku Asertif Siswa Korban Bullying

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Efektivitas Pelatihan Asertivitas untuk Meningkatkan Perilaku Asertif Siswa Korban Bullying"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Info Artikel: Diterima 24/05/2015 Direvisi 20/06/2015 Dipublikasikan 30/06/2015

Volume 3 Nomor 2, Juni 2015, Hlm 8-14

Efektivitas Pelatihan

Siswa Korban

Bullying

Akhmad Rifqi Azis1 * 1

Fakultas Ilmu Pendidikan, IK

Abstratc

Bullying a concrete impact o bullying victims is students wh bullying victim, the counselo effectiveness of assertiveness uses a pure experimental desig class VII & VIII SMPN1 Jom sample test man withney U. T <0.05, So assertiveness trainin the researchers as follows: 1) training to improve the studen assertive training module. And get good generality broader.

Keyword: assertiveness trainin

Copyright © 2015 IICE - Multi

Indonesian Institute for Counse

PENDAHULUAN

Maraknya perilaku ke agresif atau yang lebih dikenal kanak-kanak hingga pergurua faktor yang dapat menyebabka Studi pendahuluan ya

bulliying di sekolah cukup me pemalakan liar, 3 kasus tawura intimidasi terhadap siswa yang

Bullying adalah pen sehingga korban merasa terte diketahui secara berulang-ulan masuk melukai atau mencoba lakukan secara fisik misalny

*

Telp atau Alamat Email Koresponden :

*akhmadrifqiazis@gmail.com

Volume 3 Nomor 2, Juni 2015, Hlm 8-14

an Asertivitas untuk Meningkatkan Per

Bullying

IKIP PGRI Jember

t on the victim both physically and psychologically. who have not been able to be assertive. To improve t lor can use assertiveness training. The purpose of th ss training to improve the student assertive behavior b sign pretest-posttest control group design. The research ombang - Jember who are bullying victims. The data an U. These results indicate that statistic score of Z (-2.32 ining effective to improve assertive behavior student bull

1) for the instution of the school should give counsel ent assertive behavior bullying victims. 2) for the coun And 3) for other researcher should use time series design

ining, assertive behavior, victims of bullying

ultikarya Kons (Padang - Indonesia) - All Rights Reser

nseling and Education (IICE) Multikarya Kons

kekerasan di sekolah yang tidak terkendali merupakan s nal sebagaibullying.Bullyingterjadi pada semua tingka uan tinggi. Quiroz (dalam Anesty, 2009) mengemuka kan perilakubullying yaitu hubungan keluarga, teman s yang dilakukan peneliti di SMPN 1 Jombang - Jembe memprihatinkan, adapun data yang tercatat konselor ad wuran dengan teman sebaya, 18 kasus berkata kasar, 3 k

ng lemah.

penggunaan kekuasaan atau kekuatan untuk menyakiti rtekan trauma dan tidak berdaya. Siswa dianggap se

lang terkena tindakan negatif oleh pelaku bullying. T ba melukai atau membuat korban merasa tidak nyaman lnya, pemukulan, tendangan, mendorong, dan mence

*

Telp atau Alamat Email Koresponden :

*akhmadrifqiazis@gmail.com

Volume 3 Nomor 2, Juni 2015, Hlm 8-14

n Perilaku Asertif

lly. The main characteristics of e the student assertive behavior this research was to know the r bullying victim. This research ch population was a 8 student of analysis used Two independent .323) and sig.(2-tailed) is 0.020 bullying victims. Suggestions of selor should gives assertiveness unselor be creative for improve ign and broad population so that

served

n salah satu bentuk dari perilaku gkatan sekolah mulai dari taman ukakan sedikitnya terdapat tiga

n sebaya.

ber menunjukkan bahwa profil adalah ditemukannya 17 kasus 3 kaus menggosip, dan 28 kasus

kiti seseorang atau kelompok, sebagai korban bullying ketika . Tindakan negatif tersebut ter-an. Tindakanbullying dapat di-cekik; secara verbal misalnya

*

Telp atau Alamat Email Koresponden :

(2)

memanggil nama korban deng dilakukan Setiawati (2012) me diantaranya sebagai berikut,bu Bullyingmemberikan

bullying, korban merasakan b nyaman, terancam) namun tida pada munculnya perasaan ren dengan lingkungan sosial, in akademisnya atau sering seng gangguan psikologis, seperti r gejala gangguan stres pasca-tr pelakubullying, bahkan depres Bimbingan dan konse kelompok, agar mandiri dan b (Depdiknas, 2008:4). Peran ko memberikan kontribusi dalam layanan-layanan bimbingan da korbanbullying melalui pela utama korbanbullyingadalah s

Cawood (1997) meny pikiran, perasaan, kebutuhan, perilaku siswa dapat menyamp lain. Jujur berarti berperilaku semuanya mengatakan hal yan dan perasaan-perasaan siswa la Dengan memiliki pe secara sosial dan emosional, m mengambil keputusan tanpa

“..pelatihan asertivitas efektif

menambahkan bahwa pelatih kemampuan memahami ketak keyakinan.

Selian itu, pelatihan (Trisnaningtias, 2010), mered (Oktariana, 2012:135), menin keterampilan perilaku asertif (Sipayung, 2007).

Ditambahkan pula ole remaja berfungsi untuk me mengembang-kan cara-cara pe

bullyinguntuk berperilaku aser Hasil penelitian yang menyelesaikan masalah baik it merupakan perilaku yang men mengembangkan kemampuan membutuhkan.

Fensterheim (1980) m

mengemukakan emosi yang d rasakan dan saya inginkan”.

sahabat, dan keluarga. Dalam pandangan yang aktif tentang agar sesuatu itu terjadi serta

engan sebutan yang buruk, mengancam, mengolok-olok menggambarkan bahwa bentukbullying yang dilakukan

bullyingfisik (22,28%);bullyingverbal (10,43%) danb

an dampak terhadap korban baik secara fisik maupun p banyak emosi negatif (marah, dendam, kesal, tertek tidak berdaya menghadapinya. Dalam jangka panjang em rendah diri bahwa dirinya tidak berharga. Para korban

ingin pindah ke sekolah lain atau keluar dari sek engaja tidak masuk sekolah. Selain itu, bullying ber ti rasa cemas berlebihan, selalu merasa takut, depresi, a-trauma (post-traumatic stress disorder), merasa hidu

resi dan berkeinginan untuk bunuh diri.

nseling merupakan pelayananan bantuan untuk siswa, ba n berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribad konselor sebagai pelaksana bimbingan dan konseling d m memberikan intervensi serta bantuan kepada seluru dan konseling. Salah satu layanan bimbingan dan kons elatihan asertivitas. Soendjojo (dalam Gowi, 2009) men

h siswa yang belum mampu bersikap asertif.

nyatakan perilaku asertif yaitu ekspresi yang langsung, j an, atau hak-hak siswa tanpa kecemasan yang tidak mpaikan pesan di-sampaikan dengan lugas dan wajar, s ku menunjukkan semua isyarat pesan cocok artinya ka yang sama. Sedangkan pada tempatnya berarti siswa da

lain maupun dirinya sendiri, waktu dan tempatnya. perilaku asertif, siswa korban bullying lebih mudah m l, mencapai tujuan tanpa menghancurkan orang lain, be

a rasa cemas. Penelitian yang dilakukan Nurfaizal (

ktif digunakan untuk meningkatkan perilaku asertif

atihan asertivitas dapat membantu siswa korban bu

takutan dan keyakinan irasional, mempertahankan

hak-n asertivitas terbukti efektif uhak-ntuk mehak-nihak-ngkatkahak-n kete eduksi kebiasaan merekok (Fidiyanti, 2009:125), men ningkatkan self esteem dan prestasi akademik siswa f dan mengurangi kecemasan interaksi sosial (Mousa,

oleh Akbari (2012:12) dalam penelitiannya bahwa “pe

mengurangi kebimbangan, memecahkan masalah, m

pengambilan keputusan”.Dengan pelatihan asertivitas sertif.

ng telah dikemukakan di atas menunjukkan bahwa pela k itu sosial, akademik maupun kepribadian. Perilaku

enghargai diri sendiri dan orang lain, mengekspresikan an untuk menolak tanpa rasa bersalah, dan berani memi

) mengatakan orang yang berperilaku asertif memiliki 4

dirasakan melalui kata dan tindakan. Misalnya “inila . Dapat berkomunikasi dengan orang lain, baik deng am berkomunikasi relatif terbuka, jujur, dan sebagaim

g hidup, karena orang asertif cenderung mengejar apa y rta sadar akan dirinya bahwa ia tidak dapat selalu

lok, dan fitnah. Penelitian yang kan oleh pelaku terhadap koban

bullyingrelasional (6,96%). n psikologis. Ketika mengalami tekan, takut, malu, sedih, tidak emosi-emosi ini dapat berujung an kesulitan menyesuaikan diri sekolah itu, terganggu prestasi berdampak terhadap timbul-nya si, ingin bunuh diri, dan gejala-idupnya tertekan, takut bertemu

baik secara perorangan maupun ibadi - sosial, belajar dan karier di sekolah tentunya juga harus ruh siswa yang dikemas dalam onseling untuk menangani siswa enjelaskan bahwa karakteristik

g, jujur, dan pada tempatnya dari ak beralasan. Langsung berarti r, serta tidak menghakimi siswa kata-kata, gerak-gerik, perasaan dapat mempertahankan hak-hak

h mengekpresikan diri, terbuka , bertanggung jawab, dan berani l (2013:79) merekomendasikan

tif siswa”. Gowi (2010) juga

bullying untuk meningkatkan ak-hak pribadi, dan menyatakan

eterampilan interpersonal siswa eningkatkan kedisiplinan siswa wa (Mona, 2010), meningkatkan a, 2011), peningkatan harga diri

“pelatihanasertivitas pada masa , menyelesaikan konflik, dan as akan membantu siswa korban

elatihan asertivitas efektif untuk u asertif siswa korbanbullying

kan perasaan positif dan negatif, minta bantuan orang lain ketika

i 4 ciri yaitu merasa bebas untuk

ilah diri saya, inilah yang saya

(3)

keterbatasannya, akan tetapi ia sebaliknya orang yang tidak dihormatinya sendiri. Maksud namun ia berusaha untuk menu Hamoud (2011:1086) adalah pendekatan sistemik un tujuan sendiri dan menghorm

“Latihan asertif adalah latihan

asertif merupakan perilaku ant

pikiran dan perasaan”

Corey (2005) mengg asertivitas adalahpertama, dim pada belajar menghapus respon mempelajari peran tingkah la masing-masing anggota mene menjadi masalah. Para anggo situasi-situasi interpersonal ya menjalankan tingkahlaku men Ketiga, para anggota menerang situasi-situasi kehidupan nyat kelompok langsung menjalank para anggota. Sejumlah kelom sedangkan kelompok lainnya b membuat tingkahlaku menegas Penelitian ini diharapk yaitu Untuk pengembangan ilm siswa korban bullying, dan meningkatkan perilaku asertif bagi sekolah tetang pentingny meberikan pengetahuan kepad terhadap siswa korbanbullying

penanggulangan siswa korban METODE

Penelitian ini menggu kelas VII & VIII SMPN 1 Jom dalam kelompok eksperimen ( (konseli yang mendapatkan int Analisis data menggu mengetahui ada atau tidaknya bentuk data oridinal dan memili adalah dengan membandingka angka probalitas dengan ketent HASIL

Berdasarkan hasil ana efektif untuk meningkatkan pe

Variabel N Mean

Kel. Eksperimen

4 6.

Kel. Kontrol 4 2.

i ia selalu berusaha untuk mencapai sesuatu dengan us dak asertif selalu menunggu terjadinya sesuatu. B udnya karena sadar bahwa ia tidak dapat selalu menan nutupi dengan mencoba mengembangkan dan selalu bel 86) dalam Journal of American Science menjelas-kan untuk ekspresi diri lebih tegas, didasarkan pada kese rmati kebutuhan orang lain”. Trisnaningtias (2010:7)

an keterampilan yang dapat membantu seseorang berper

antar perorangan atau interpersonal yang melibatkan asp

ggemukakan bahwa secara khas prosedur atau tahapa dimulai dengan pengenalan tentang kecemasan sosial y pon-respon internal yang tidak efektif yang telah menga laku baru yang asertif. Kedua, memperkenalkan sej nerangkan tingkahlaku spesifik dalam situasi-situasi i gota kemudian membuat perjanjian untuk menjalanka yang dirasakan menjadi masalah. Para anggota kemudi enegaskan diri yang semula mereka hindari sebelum angkan tentang tingkahlaku menegaskan diri yang telah yata. Mereka berusaha mengevaluasi dan jika mereka nkan permainan.Keempat, bisa disesuaikan dengan ke lompok cenderung berfokus pada permainan peran tam a berfokus kepada usaha mendiskusikan sikap-sikap dan gaskan diri sulit dijalankan.

apkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis ma ilmu bimbingan dan konseling, khususnya pelatihan a an memberikan pemahaman dan gambaran tahapan tif siswa korbanbullying.Manfaat praktis penelitian ini nya pelatihan asertivitas untuk meningkatkan perilaku pada konselor dalam memberikan pembinaan pelatiha

ing,memberikan bahan rujukan kepada penelitian selan anbullyingdan pelatihan asertivitas.

ggunakan pretest-posttest group control design.Subjek Jombang - Jember yang menjadi korbanbullying, kemu n (konseli yang mendapatkan intervensi pelatihan aserti intervensi bimbingan pribadi sosial). Pengumpulan data ggunakan uji Two independent sample test man whithn

ya perbedaan dari dua himpunan data yang berasal da miliki sampel dibawah 30. Dalam pengujian hipotesis, kan angka Z hitung dan Z tabel, yaitu jika Zh>Za mak entuan, jika P>0,05, maka Ho diterima, jika P<0,05, mak

analisis, maka hipotesis diterima dan dapat disimpulka perilaku asertif siswa korbanbullying.

an Rank Sig. Ket. Ke

6.50 0,020 Sig <0,05

Terdapat perbedaa eksperimen d

2.50

usaha yang sebaik-baiknya dan Bertindak dengan cara yang nang, ia menerima keterbatasan belajar dari lingkungan

an bahwa “pelatihan asertivitas seimbang-an antara pencapaian :7) juga menambah-kan bahwa

perilaku asertif, dimana perilaku

aspek kejujuran dan keterbukaan

pan terstruktur dalam pelatihan l yang tidak realistis, pemutusan gakibatkan kurang tegasnya dan sejumlah latihan relaksasi, dan i interpersonal yang disarankan kan tingkahlaku spesifik dalam udian membuat perjanjian untuk lum memasuki sesi berikutnya. ah dijalankan oleh mereka dalam ka belum sepenuhnya berhasil, kebutuhan-kebutuhan individual tambahan, evaluasi dan latihan, an perasaan-perasaan yang telah

maupun praktis. Manfaat teoritis n asertivitas dan perilaku asertif an pelatihan asertivitas dalam ini adalah memberikan masukan u asertif siswa korban bullying,

tihan asertivitas secara periodik lanjutnya yang berkaitan dengan

jek penelitian ini adalah 8 siswa mudian subjek penelitian dibagi ertivitas) dan kelompok kontrol ta dengan skala perilaku asertif.

ithney U, yang digunakan untuk dari sampel yang bebas dengan is, dasar pengambilan keputusan aka Ho ditolak. Dengan melihat

aka Ho ditolak.

lkan bahwa pelatihan asertivitas Kesimpulan

(4)

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pen pada kelompok eksperimen da kategori rendah dan sedang. Te

bullying diantaranya yaitu sis mengungkapkan perasaan positi Berdasarkan tenemua ketidak-senangan terhadap te permintaan teman, mengun mengungkapkan perasaan cint penelitian ini mendukung pe terdapat tiga kategori yaituexp

Tenemuan kedua ada pada pelaku, pemalu, siswa b mendukung pernyataan Cloros berkelahi, kaya, berbeda etnis d Tenemuan ketiga ad kurang percaya diri dalam be bahwa korbanbullyingdapat m rendah (low psychological well

berharga,introvert, memiliki h Pelatihan asertivitas d diri lebih tegas, didasarkan pad orang lain. Pengertian ini sen pendekatan sistemik untuk men Ada tiga prosedur yan berlebihan dan keyakinan tidak yang dialami siswa korban bu

memberikan tayangan film “ba

takut berlebihan yang dialami takut dan keyakinan tidak log dialami bawang putih dengan f

Berdasarkan hasil an dialaminya tenemuan peneliti sekolah dan pulang sekolah Swearer (2009) bahwa secara menyendiri, lebih baik menghin

Setelah siswa mengeta logis, peneliti mengajaknya un logis yang diekspresi-kannya pertemuan pertama yaitu angg logis, selain itu anggota kelom kecemasannya kurang baik dal

Prosedur kedua dalam menekankan pada latihan bers pertemuan ini adalah latihan m

Sebelum berlatih peneliti mem

anggota kelompok eksperimen perilaku asertif, non asertif dan telah mampu membedakan per

Selain memberikan le melatih anggota kelompok e

penelitian, peneliti memperoleh temuan bahwa perilaku dan kelompok kontrol sebelum diberikan intervensi pel Terdapat tiga hal yang mempengaruhi rendahnya tingka siswa masih belum mampu mengungkapkan perasaa ositif.

uan penelitian siswa korban bullying masih belum m teman, mempertahan-kan hak yang semestinya ia

ungkapkan pendapat, memberikan pujian kepada inta dan tidak berani meminta pertolongan apabila me pernyataan Galassi (dalam Porpitasari, 2007) bahwa

expressing positive feelings, self affirmations and express

dalah siswa yang korban bullying mayoritas meiliki c wa baru, beda agama, memiliki uang saku banyak. Te roso (2006) bahwa karakteristik korban bullying adala is dan agama, cerdas, dan memiliki ciri fisik yang berbed adalah sebelum mendapatkan pelatihan asertivitas, si bergaul dan trauma. Tenemuan penelitian ini menduku t mengalami berbagai macam gangguan yang meliputi

well-being) sehingga korban akan merasa tidak nyaman, i harga diri yang rendah dan kurangnya keterampilan sos s dapat diarti-kan sebagai suatu program pelatihan sist pada keseimbangan antara pencapaian tujuan itu sendiri senada dengan pendapat Hamoud (2011:1086) bahwa engekspresikan diri lebih tegas dan menghormati kebutu yang digunakan peneliti dalam pelatihan asertivitas yait dak logis. Prosedur ini lebih menekankan pada mengha

bullyingdi sekolah. Kegiatan yang dilakukan dalam

“bawang merah dan bawang putih” yang memberikan g

mi oleh bawang putih, kemudian peneliti mengajak sis logis bawang putih, kemudian dilanjutkan dengan me n fakta-fakta yang dialaminya.

analisis rasa takut dan keyakinan tidak logis serta liti yang kelima adalah siswa sering menyendiri di sa

h dengan tergesa-gesa. Tenemuan keempat penelitia ra psikologis, dampak yang dialami korban bullyingad

hindari sekolah dan kurang memiliki harga diri.

etahui dan menyadari bahwa yang ia alami adalah kecem untuk berdiskusi dan memberikan nasihat bahwa rasa c

ya adalah kuarang baik untuk pengembangan kep ggota kelompok eksperimen mampu meng-analisis ras lompok eksperimen juga merasa lega karena telah men dalam pengembangan kepribadiannya.

lam penelitian ini adalah berlatih untuk bersikap aser ersikap asertif dalam menghadapi pelaku bullying. Ke mengungkapkan perasaan positif, afirmasi diri dan men

emutarkan Film “perilaku asertif, agresif dan non ase

en diajak untuk menganalisis isi film tersebut dan dan agresif. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa a

erilaku asertif, non asertif dan agresif.

lembar analisis perilaku asertif, non asertif dan agres eksperimen untuk mengungkap-kan perasaan negati

ku asertif siswa korban bullying

pelatihan asertivitas berada pada kat perilaku asertif siswa korban saan negatif, afirmasi diri dan

mampu mengekspresikan rasa ia dapatkan, menolak ajakan/ da teman yang berprestasi, mengalami kesulitan. Tenemuan wa aspek-aspek perilaku asertif

essing negative feelings.

i ciri fisik yang lebih kecil dari Tenemuan penelitian kedua ini alah siswa baru, penurut, takut beda.

siswa cendrung takut, cemas, ukung pernyataan Rigby (2002) ti kesejahteraan psikologis yang an, takut, rendah diri serta tidak sosial.

sistemik untuk mengekspresikan diri dan menghormati kebutuhan wa pelatihan asertivitas adalah utuhan orang lain.

aitu menghapus rasa takut yang hapus kecemasan dan rasa takut m pertemuan ini adalah peneliti

n gambaran kecemasan dan rasa

siswa untuk menganalisis rasa mengaitkan permasalahan yang

ta mengaitkan fakta-fakta yang saat jam istirahat, tidak masuk litian ini mendukung penyataan adalah anak-anak tercatat lebih

cemasan dan keyakinannya tidak a cemas dan keyakinannya tidak epribadiaannya. Hasil evaluasi rasa cemas dan keyakinan tidak enyadari bahwa keyakinan dan

sertif, dalam prosedur ini lebih Kegiatan yang dilakukan dalam engungkapkan perasaan negatif.

asertif”, setelah menonton film

n mem-bagikan angket analisis wa anggota kelompok eksperimen

(5)

ketidak-senangan dan kemarah meng-ungkapkan pendapat; m bantuan apabila mengalami ke percakapan.

Prosedur ketiga dalam perilaku asertif dan menerapk perilaku asertif dalam suatu p

Sekolah”, dalam drama ini terd

sedangkan Ipin adalah anak su eksperimen mampu meng-hada

Berdasarkan pernyata dalam meningkatkan perilaku bahwa pelatihan asertivitas e mengungkap-kan bahwa pela asertivitas terdapat komponen tidak logis. Rasa takut yang be kedua yaitu bila siswa korban adalah siswa korbanbullying

tidak menghargai orang lain da berguna. Ketakutan yang berl yang akan bersikap tegas.

Kedua,menerima dan menerima bahwa setiap oran keyakinan secara jujur.

Ketiga, berlatih untu refleksi atau permainan peran ji memusatkan pada perilaku non

Keempat,menempatk keempat menyediakan kesemp orang lain. Pelatihan lebih lan perilaku dan membiasakan siswa membuat siswa korbanbullyin

Kelima, membawa p Siswa korbanbullyingmembua Pada sesi selanjut-nya, siswa hubungkan dalam latihan sela kelompok.

Pelatihan asertivitas praintervensi, tiga kali pertem evaluasi. Pertimbang-an penelit pertemuan ini peneliti dapat m mampu menerapkan keteramp dan mengungkapkan perasaan Sesuai dengan tujua meningkatkan perilaku asertif signifikasi antara kelompok ek dapat disimpulkan bahwa sete dalam menghadapi permasalah diri dan mengungkapkan peras

rahan; afirmasi diri misalnya mem-pertahankan hak mutl mengungkapkan perasaan positif misalnya memberi da kesulitan, mengungkapkan perasaan suka dan simpati

lam penelitian ini adalah berlatih menghadapi situasi yan apkannya dalam kehidupan nyata. Kegiatan ini mene tu permasalahan yang sulit. Peneliti menyiap-kan sken erdapat dua pemeran yaitu Upin dan Ipin, Upin adalah a

suka mem-bullytemannya. Hasil dari bermain peran adapi situasi yang sulit dengan sikap asertif.

ataan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa perilaku a ku asertif siswa korbanbullying. Hal ini menguatkan

efektif untuk meningkatkan perilaku asertif siswa. elatihan asertivitas dapat meningkatkan perilaku ase en yang meliputi pertama,menghapuskan rasa takut ya berlebihan siswa korbanbullying,termasuk ketakutan anbullyingmerasa gagal memaksa orang untuk mencin

gmemandang bahwa perilaku tegas adalah sebuah per dan dapat menampilkan diri sebagai orang yang tidak m erlebihan dan keyakinan yang irasional sering menghe

dan mengemukakan fakta-fakta masalah yang akan dih rang harus mampu bersikap tegas dan mengekspres

tuk bersikap asertif sendiri. Latihan bersikap tegas se n jiwa dimana dalam situasi ini siswa korbanbullyingak onverbal yang penting dalam ketegasan.

atkan individu dengan orang lain untuk bermain peran mpatan siswa korban bullyinguntuk berlatih peran da anjut mengizinkan siswa korbanbullyinguntuk lebih la iswa untuk dan menerap-kan timbal bersikap lebih tega

yingsemakin bertambah nyaman dan senang saat menjad perilaku asertif pada kondisi yang sebenarnya atau buat kontrak perilaku untuk melaksanakan perilaku aserti wa korban bullying menjelaskan pengalamannya, me elanjut-nya dan membuat kontrak perilaku lain untuk k

as dilakukan selama lima kali pertemuan, satu kali emuan digunakan untuk intervensi, satu pertemuan di neliti menggunakan pertemuan ke lima untuk terminas t mengamati keterampilan yang telah dipelajari. Berdasa pilan yang sudah dipelajari seperti mengungkap-kan p an positif.

juan penelitian yaitu untuk mengetahui efektivitas tif siswa korbanbullying. Hal ini dapat dilihat dari has eksperimen dan kelompok kontrol adalah 0,020. Berdas etelah meng-ikuti pelatihan asertivitas, siswa korbanbu

lahannya; siswa memperoleh keterampilan mengungkap rasaan positif.

utlak, menolak permintaan, dan i dan menerima pujian, meminta ati, memulai dan terlibat dalam

yang sulit dengan bermain peran nekan-kan pada bermain peran

enario drama “Persahabatan di h anak yang rajin dan berprestasi

an ini adalah anggota kelompok

asertif memiliki peran penting n pendapat Nurfaizal (2013:79) wa. Selain itu Corey (2009:134) asertif karena dalam pelatihan t yang berlebihan dan keyakinan an disakiti orang lain. Ketakutan cintai dirinya. Ketakutan ketiga perilaku yang kurang sopan dan k mampu, tidak mahir, dan tidak hentikan siswa korban bullying

dihadapi. Siswa korbanbullying

resi-kan pikiran, perasaan, dan

sendiri biasanya menggunakan akan lebih bisa bersikap asertif,

n pada situasi yang sulit. Tahap dan men-dapatkan umpan balik lanjut menunjukkan perubahan gas. Menggandakan latihan juga jadi asertif.

u dalam kehidupan sehari-hari. ertif yang sebelumnya dihindari. enilai usaha yang di-lakukan, keluar dari pengalaman asertif

li pertemuan digunakan untuk digunakan untuk terminasi dan nasi dan evaluasi karena dalam asar-kan hasil pengamatan siswa n perasaan negatif, afirmasi diri

itas pelatihan aserivitas untuk asilposttestyang menunjukkan dasarkan pada penyataan di atas,

(6)

KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pe untuk meningkatkan perilaku a Berdasarkan hasil pe Sekolah hendak-nya menyelen

bullying. 2) Konselor hendak pelatihan asertivitas. 3) Bagi

designdan populasi yang lebih

DAFTAR RUJUKAN

Agbakwuru, C., &Stela, U. 200

Sciensific Journal.M Akbari, B., & Soraya, S. 2012

Eficacy Female Stud

Scientific Research

Alberti, R. E. & Emmons, M. L

Relationships (9th e

Anesty, E. 2009.Konseling Ke

Skripsi. Tidak Diterb Arikunto, S. 2002.Prosedur Su

Azwar, S. 2000.Reliabilitas da

Besag,V. E. 1989.Bullies and

Coloroso, B. 2006.Penindasan Prasekolah hingga S

Corey, G. 2005.Theoryand Pr Corey, G. 2009.Teoridan Prak Cowood, R. 1997.And Asserts

Daryono. 2011.Program Bimb Emosional Siswa SM

Depdiknas. 2007.Rambu-ramb Formal.Jakarta: De Mahmud M. 2005.Desain Pen

Marini, L., & Andriani, E. (200

Jurnal Psikologia.

Mona M., Promila, S. (2010). “ Prestasi Akademik p

Mousa, A., & Amira Y.S. 2011 Social Interaction An Nurfaizal. 2013.Efektivitas As

Diterbitkan. Bandun Olweus, D. 1993.Bullying at S

Okezone.com.Geng Motor di

Oktariana, Y. 2012.Program B Kedisiplinan Siswa. Peraturan Pemerintah No. 29

Porpitasari, D. M. 2007.Penga Islam 1 Blitar.Skrip Radar Jember. 23 Januari 2013 Rigby, K. 2002.A New Perspe

Rivers, I. 2007.Bullying: A Ha

ARAN

penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa u asertif siswa korbanbullying.

penelitian dapat diberikan saran – saran kepada pihak lenggarakan pelatihan asertivitas untuk meningkatkan daknya lebih kreatif baik waktu pelaksanaan pelatiha

gi peneliti selanjutnya hendaknya meng-gunakan ranc bih banyak sehingga memperoleh generalisasi yang lebih

2009. Effect Asertiveness Training on Resilience Among

l.May Edition Vol.8 No. 10.

12. Effect of Assertiveness Training Methods on Self Es tudents of Islamic Azad University, Anzali Branch.Jour ch 2265-2269.

. L. 2008.Your Perfect Right: Assertiveness and Equalit h ed.). Atascadero, CA: Impact Publishers.

Kelompok Behavioral Untuk Mereduksi Perilaku Bullyin

terbitkan. Bandung : UPI.

r Suatu Penelitian: Pendekatan Praktek. Edisi Revisi.Rin

s dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

nd Victims in Schools. Washington: Open University Pre

san, Tertindas, dan Penonton; Resep Memutus Rantai Ke a SMU. Terjemahan oleh Santi Indra Astuti. Jakarta: Ser Practice of Counseling & Psychotherapy. Belmont: Tho raktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: PT. Refika

rts That for Companies to Survive.

imbingan & Konseling Komprehensif dalam Upaya Meng SMA.Tesis. Tidak Diterbitkan. Bandung : UPI.

mbu Penyelenggaraan Pelayanan Bimbingan dan Konse

Depdiknas.

enelitian. Alfabeta: Bandung.

2005). Perbedaan Tingkat Asertivitas Remaja Ditinjau da

.

). “Efektivitas Program Asertif Training untuk Meningk k pada Remaja”.International Research Journal. 1, (11 011. The Effect of An Assertiveness Training Program o Anxiety of Individuals with Schizophrenia.Journal of A Assertive Training untuk Meningkatkan Perilaku Asertif

ung : UPI.

at School:What We Know and What We Can Do.Oxford:

di Sekolah.(Online), (http://www.okezone.com) diakses

m Bimbingan Pribadi Sosial Menggunakan Assertive Tra a.Tesis. Tidak Diterbitkan. Bandung: UPI.

29 Tahun 1990 Tentang Pendidikan Menengah. 1990. Jak

ngaruh Perilaku Asertif Terhadap Hubungan Interperson

ripsi. Tidak Diterbitkan. Bandung: UPI.

13.Pelaku Bullying di SMAN 1 Jember di Tuntut 5 Bula spective on Bullying. London: Jessica Kingsley.

Handbook for Educators and Parents. London: Praeger

wa pelatihan asertivitas efektif

hak ter-kait sebagai berikut: 1) an perilaku asertif siswa korban tihan maupun bahan intervensi ancangan penelitian time series

bih luas.

ong Early-Adolance.European

Esteem and General

Self-ournal of Basic and Applied

ality in Your Life and

llying siswa SMAN 10 Bandung.

Rineka Cipta: Jakarta.

Press.

i Kekerasan Anak dari

Serambi. homson. ka Aditama.

engembangkan Kecerdasan

nseling dalam Jalur Pendidikan

dari Pola Asuh Orang Tua.

gkatkan Self Esteem dan

11).

on Assertiveness Skill and

of American Science254-466.

rtif Siswa.Tesis. Tidak

rd: Blackwell. es 07 Oktober 2012.

Training untuk Meningkatkan

Jakarta: PT. Armas Duta Jaya.

sonal pada Siswa Kelas XI SMK

ulan Penjara. Hal. 15-19.

(7)

RRI. 29 Desember 2012. Polis Jember.

Riauskina, I., Djuwita, R., Soe Naskah Kognitif Ten

12. Nomor. 01, Sep Santosa, J. S. 1999. Peran Ora

Psychological Journ

Setiyawati, T. M. 2012.Efektiv Bullying: Studi Kuas Bandung. Tesis. Tid Sipayung. 2007. Efektifitas Pe

UNDIP 1-13. Siswanti. 2009. FenomenaBull

Fakultas PsikologiUNDI Surya.1988.Bimbingan Pribad

Suryabrata. 2006.Validitas &

Swearer, S. M. 2009.Bullying

Press.

Trisnaningtias, E. 2010.Pener

Tuckman, B.W.1999.Conduc Undang-undang Nomor 20 ta

Jaya.

Univesitas Negeri Malang. 200 Laporan Penelitian

Webster’s Third New Internatio

Wilis, S. 2004.Praktek Konseli

Winkel, W.S. 1997.Bimbingan

Yusuf, S. 2008.Psikologi Perk

olisi Membubarkan Aksi Tawuran Antarpelajar SMKN 2

oesetio., & Sri, R. 2005. ”Gencet-Gencetan” di Mata Sis Tentang Arti Skenario, dan Dampak ”Gencet-Gencetan”.

eptember. Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Orang Tua dalam Mengajarkan Asertivitas pada Remaja.

urnal.

ktivitas Konseling Kelompok Melalui Teknik Role Playin uasi Eksperimen Terhadap Siswa Sekolah Dasar Labora

idak Diterbitkan. Bandung : SPS UPI.

Pelatihan Asertivitas untuk Meningkat Harga Diri Siswa

ullyingdi Sekolah Dasar Negeri di Semarang : Sebuah S

giUNDIP 1-13.

ibadi Sosial.Alfabeta: Bandung.

& Reabilitas Instrumen.Yogyakarta: Pustaka Belajar.

ng Prevention and Intervention: Realistic Strategies for S

erapan Latihan Asertif Untuk Meningkatkan Komunika ucting Educational Research, 5th Edition.Orlando. FL:

tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.200

2006. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, Dis an Cetakan Keempat.Malang : Universitas Negeri Malan

ational Dictionary.1993. Merriam Webster Inc. USA.

seling. Bandung: Alfabeta.

gan dan Konseling.Jakarta: PT. Grafindo.

erkembangan Remaja.Bandung: Rosda.

2 Jember dengan SMAN 3

Siswa/Siswi Kelas I SMA : n”.Jurnal Psikologi Sosial. Vol.

ja. Anima,Indonesian

ying Untuk Menangani Perilaku oratorium Percontohan UPI

wa.Jurnal fakultas psikologi

h Studi Deskriptif.Jurnal

for Schools. New York: Guilford

ikasi Interpersonal.

L: Harcourt Brace.

003. Jakarta: PT Armas Duta

is, Disertasi, Artikel, Makalah,

Referensi

Dokumen terkait

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Sekolah Dasar Alkhairat Towera Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe. Numbered Head

Peningkatan Keaktifan Dan Prestasi Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match kelas IV.. SDN Kragilan

Hubungan Dukungan Sosial dengan Kualitas Hidup Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Kota Bandar Lampung.. Perceived Family Support, Depression, and Suicidal Ideation among

Pemahaman pemasaran bagi pihak pemasar sangat penting dalam rangka pengenalan kebutuhan dan keinginan pelanggan, penentuan pasar sasaran mana yang dapat dilayani

AUDIT KEPATUHAN SISTEM Pusat Pengembangan Publikasi

105 Informed investor ialah investor yang dapat mengetahui segala kondisi pasar seperti halnya tahu kapan waktu yang tepat untuk order dan waktu untuk jual, dan uninformed

Jika EVA negatif (&lt; 0), menunjukkan bahwa nilai perusahaan berkurang sebagai akibat dari tingkat pengembalian yang dihasilkan lebih rendah dari tingkat pengembalian

Dengan demikian bentuk motif Batik Srigunggu berasal dari bagian-bagian tanaman srigunggu dan dalam proses stilisasinya menggunakan bentuk-bentuk non geometris dan