PENERAPANPEMBELAJARANMATEMATIKADENGANSOAL TERBUKA (OPEN-ENDED) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR
KRITIS DANKREATIFSISWASMPNEGERI17MEDANT.A2016/2017
Oleh : Riani Wulandari NIM. 4123311043
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ii
RIWAYAT HIDUP
iii
PENERAPANPEMBELAJARANMATEMATIKADENGAN SOALTERBUKA (OPEN-ENDED) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR
KRITIS DANKREATIFSISWASMPNEGERI17MEDANT.A2016/2017
RIANI WULANDARI (NIM. 4123311043) ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui : (1) peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dengan penerapan soal terbuka (open-ended) dalam pembelajaran matematika. (2) peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan penerapan soal terbuka (open-ended) dalam pembelajaran matematika. (3) mengetahui proses jawaban siswa dalam menyelesaikan soal terkait kemampuan berpikir kritis matematika dengan penerapan soal terbuka (open-ended). (4) mengetahui proses jawaban siswa dalam menyelesaikan soal terkait kemampuan berpikir kreatif matematika dengan penerapan soal terbuka (open-ended).
Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII SMP Negeri 17 Medan pada semester ganjil tahun ajaran 2016/2017. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-8 yang berjumlah 36 orang. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa melalui penerapan pembelajaran matematika dengan soal terbuka (Open Ended) pada pokok bahasan bilangan bulat di kelas VII-8 SMP Negeri 17 Medan tahun ajaran 2016/2017.Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes dan lembar observasi. Tes digunakan untuk mengetahui bagaimana kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa serta bagaimana proses jawaban yang diberikan siswa. Sedangkan lembar observasi digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dan proses belajar mengajar pada saat menerapkan pembelajaran matematika dengan soal terbuka (open-ended) di Kelas VII-8 SMP Negeri 17 Medan T.A 2016/2017.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkat dan
rahmat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi yang
berjudul “Penerapan Pembelajaran Matematika dengan Soal Terbuka
(Open-Ended) untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa SMP
Negeri 17 Medan T.A 2016/2017” Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu
syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada
Bapak Rektor UNIMED Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd beserta seluruh
Pembantu Rektor sebagai pimpinan UNIMED, Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd
selaku Dekan FMIPA UNIMED beserta Pembantu Dekan I, II, dan III di
lingkungan UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku Ketua Jurusan
Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D selaku Ketua Program Jurusan
Matematika dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan
Matematika. Ucapan terima kasih juga kepada Bapak Prof. Dr. Sahat Saragih,
M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan
bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan skripsi ini, kepada Bapak Dr.
Edy Surya, M.Si, Ibu Dra. Mariani, M.Pd, dan Bapak Dr. E.Elvis Napitupulu, M.S
selaku Dosen Penguji (Narasumber) yang telah banyak memberikan saran dari
perencanaan penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini, kepada Ibu Dra.
Nurliani Manurung, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik dan selaku dosen
validator serta Ibu Prihatin Ningsih Sagala, S.Pd,M.Si sebagai dosen validator,
dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta staf pegawai Jurusan Matematika
FMIPA UNIMED.
Teristimewa penulis menghaturkan ucapan terima kasih kepada Ayahanda
Gusneri dan Ibunda Nurhayani yang selalu memberikan saran, motivasi, dan doa
demi keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, kepada Lucky
Aprilianto, selaku Adik penulis yang selalu memberikan dukungan kepada
v
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Pelan Tarigan
selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 17 Medan, Ibu Fida Rahmadani Lubis, S.Pd
selaku guru bidang studi matematika SMP Negeri 17 Medan yang telah banyak
membantu penulis selama penelitian.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman seperjuangan
di jurusan matematika kelas Dik A 2012, Dik B 2012, Dik C 2012, EksA 2012,
Eks B 2012 dan Nondik 2012, terkhusus kepada Khairun Nisyah Harahap S.Pd,
Nanda Yulia S.Pd, Sri Wahyuni S.Pd dan Netty Ayu Lestari Rumahorbo yang
telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Kepada Qadrul
Fahmi, Ria Windari, Lestarida Nasution S.Pd, Suwarni Aditya, Rahmad Syaputra
S.Pd dan temam-teman PPLT UNIMED di SMK dan SMP Swasta Karya Bakti
Selesei penulis mengucapkan banyak terima kasih karena telah memberikan
waktunya, memberikan motivasi, doa, serta serta semangat kepada penulis,
beserta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut
membantu penulis dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun
tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.
Medan, September 2016
Penulis,
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Tabel x
Daftar Gambar xiii
Daftar Lampiran xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Identifikasi Masalah 7
1.3 Batasan Masalah 7
1.4 Rumusan Masalah 8
1.5 Tujuan Penelitian 8
1.6 Manfaat Penelitian 9
1.7 Definisi Operasional 9
BAB II TINJUAN PUSTAKA
2.1 Berpikir Kritis 11
2.1.1 Indikator Berpilir Ktitis 13
2.2 Berpikir Kreatif 16
2.2.1 Indikator Berpilir Kreatif 18
2.3 Belajar dan Pembelajaran Matematika 21
2.4 Soal Terbuka (Open Ended Problem) 25
2.5 Sintaks Model Pembelajaran Dengan Soal Terbuka 30
2.6 Proses Jawaban Siswa dalam Menyelesaikan Masalah
vii
2.7 Proses Jawaban Siswa dalam Menyelesaikan Masalah
pada Kemampuan Berpikir Kreatif 35
2.8 Teori Belajar Pendukung 35
2.9 Materi Pelajaran Bilangan Bulat 40
2.10 Hasil Penelitian yang Relevan 54
2.11 Kerangka Konseptual 56
2.12 Hipotesis Penelitian 57
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 58
3.2 Subjek dan Objek Penelitian 58
3.3 Jenis Penelitian 58
3.4 Prosedur Penelitian 59
3.5 Instrument Penelitian 64
3.5.1 Tes Kemampuan Berpikir Kritis 64
3.5.2 Tes Kemampuan Berpikir Kreatif 64
3.5.3 Lembar Observasi Aktivitas Siswa 65
3.5.4 Lembar Aktivasi Kemampuan Guru Mengelola
Pembelajaran Melalui Penerapan Soal Terbuka (Open – Ended) 66
3.6 Teknik Analisis Data 67
3.6.1 Analisis Data Tes kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif 67
3.6.2 Analisis Data Observasi 68
3.6.3 Analisis Data Proses Jawaban Siswa Untuk Kemampuan
Berpikir Kritis / Kreatif 69
3.6.4 Kriteria keberhasilan Lembar Aktivitas Siswa (LAS) 70
viii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Penelitian 72
4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Tes Kemampuan Awal 72
4.1.1.1 Analisis Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Awal 72
4.1.1.2 Analisis Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Awal 75
4.1.2 Deskripsi Hasil Tes Penelitian Pada Siklus I 78
4.1.2.1 Permasalahan I 79
4.1.2.2 Perencanaan Tindakan I 79
4.1.2.3 Pelaksanaan Tindakan I 80
4.1.2.4 Observsi I 81
4.1.2.5 Analisis Data Hasil Siklus I 82
4.1.2.5.1 Anasis Data Observasi Terhadap Kemamuan Guru 82
Mengola Pembelajaran I
4.1.2.5.2 Analisis Data Observas Teradap Aktivitas Siswa I 83
4.1.2.5.3 Analisis Data Hasil LAS Siklus I 84
4.1.2.5.4 Analisi Data Hasil Tes I 85
4.1.2.5.5 Analisis Proses Jawaban Siswa I 91
4.1.2.6 Refleksi I 91
4.1.3 Deskripsi Hasil Penelitian pada Siklus II 95
4.1.3.1 Permasalahan II 95
4.1.3.2 Perencanaan Tindakan II 96
4.1.3.3 Pelaksanaan Tindakan II 97
4.1.3.4 Observsi II 98
4.1.3.5 Analisis DataHasil Siklus II 98
4.1.3.5.1 Anasis Data Observasi Terhadap Kemamuan Guru 98
Mengola Pembelajaran II
4.1.3.5.2 Analisis Data Observas Teradap Aktivitas Siswa II 99
4.1.3.5.3 Analisis Data Hasil LAS Siklus II 101
4.1.3.5.4 Analisi Data Hasil Tes II 102
4.1.3.5.5 Analisis Proses Jawaban Siswa II 108
ix
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 114
5.2 Saran 115
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Fase-Fase Model Pembelajaran Matematika dengan
Soal Terbuka 32
Tabel 2.2 Perkalian Dua Bilangan Bulat Tak Nol 47
Tabel 2.3 Kelipatan Bilangan Bulat Positif 52
Tabel 3.1 Indikator Penilaian Berpikir Kritis 64
Tabel 3.2 Indikator Penilaian Berpikir Kreatif 64
Tabel 3.3 Kategori Kemampuan Berpikir Kritis/Kreatif Matematika 67
Tabel 3.4 Interpretasi Aktivitas Siswa Dan Kemampuan Guru 68
Tabel 3.5 Interpretasi Proses Jawaban Siswa untuk Kemampuan
Berpikir Kritis Dan Kreatif 69
Tabel 3.6 Kriteria dan Target Keberhasilan 70
Tabel 4.1 Tingkat Kemampuan Siswa Menganalisis Soal pada Tes
Kemampuan Awal 73
Tabel 4.2 Tingkat Kemampuan Siswa Mensintesis Soal pada Tes
Kemampuan Awal 73
Tabel 4.3 Tingkat Kemampuan Siswa Menyimpulkan pada Tes
Kemampuan Awal 74
Tabel 4.4 Deskripsi Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Tes
Kemampuan Awal 75
Tabel 4.5 Tingkat Kemampuan Siswa Berpikir Lancar pada Tes
Kemampuan Awal 76
Tabel 4.6 Tingkat Kemampuan Siswa berpikir luwes pada Tes
Kemampuan Awal 76
Tabel 4.7 Tingkat Kemampuan Siswa berpikir asli pada Tes
Kemampuan Awal 77
Tabel 4.8 Deskripsi Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
pada Tes Kemampuan Awal 78
Tabel 4.9 Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Oleh Guru Siklus I 82
xi
Tabel 4.11 Deskripsi Tingkat Kemampuan Kelompok
pada Lembar Aktivitas Siswa 84
Tabel 4.12 Tingkat Kemampuan Siswa Menganalisis Soal
pada Tes KemampuanSiklus I 85
Tabel 4.13 Tingkat Kemampuan Siswa Mensintesis Soal
pada Tes KemampuanSiklus I 86
Tabel 4.14 Tingkat Kemampuan Siswa Menyimpulkan
pada Tes KemampuanSiklus I 87
Tabel 4.15 Deskripsi Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
pada Tes Kemampuan Siklus I 87
Tabel 4.16 Tingkat Kemampuan Siswa Berpikir Lancar
pada Tes KemampuanSiklus I 88
Tabel 4.17 Tingkat Kemampuan Siswa Berpikir Luwes
pada Tes KemampuanSiklus I 89
Tabel 4.18 Tingkat Kemampuan Siswa Berpikir Asli
pada Tes KemampuanSiklus I 89
Tabel 4.19 Deskripsi Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
pada Tes Kemampuan Siklus I 90
Tabel 4.20 Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Oleh Guru Siklus II 99
Tabel 4.21 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II 99
Tabel 4.22 Deskripsi Tingkat Kemampuan Kelompok
pada Lembar Aktivitas Siswa 101
Tabel 4.23 Tingkat Kemampuan Siswa Menganalisis Soal
pada Tes KemampuanSiklus II 102
Tabel 4.24 Tingkat Kemampuan Siswa Mensintesis Soal pada
Tes KemampuanSiklus II 103
Tabel 4.25 Tingkat Kemampuan Siswa Menyimpulkan
pada Tes KemampuanSiklus II 103
Tabel 4.26 Deskripsi Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
xii
Tabel 4.27 Tingkat Kemampuan Siswa Berpikir Lancar pada Tes
KemampuanSiklus II 105
Tabel 4.28 Tingkat Kemampuan Siswa Berpikir Luwes
pada Tes KemampuanSiklus II 106
Tabel 4.29 Tingkat Kemampuan Siswa Berpikir Asli
pada Tes KemampuanSiklus II 106
Tabel 4.30 Deskripsi Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.2 Termometer 40
Gambar 2.3 Boneka 42
Gambar 2.4 Sepatu 43
Gambar 2.5 Resep Dokter 46
Gambar 2.6 Cuaca Eropa 46
Gambar 2.7 Ibu Membawa Kue 48
Gambar 2.8 Tupai Melompat 48
Gambar 2.9 Makan Bakso 51
Gambar 4.1 Grafik Tingkat Kemampuan Siswa Terhadap
Indikator Berpikir Kritis Pada Tes Kemampuan Awal 74
Gambar 4.2 Grafik Tingkat Kemampuan berpikir kritis Siswa Pada
Tes Kemampuan Awal 75
Gambar 4.3 Grafik Tingkat Kemampuan Siswa Terhadap
Indikator Berpikir Kreatif Pada Tes Kemampuan Awal 77
Gambar 4.4 Grafik Tingkat Kemampuan berpikir kreatif Siswa
Pada Tes Kemampuan Awal 78
Gambar 4.5 Grafik Tingkat Kemampuan berpikir kritis dan
Kreatif Siswa Pada Siklus I 85
Gambar 4.6 Grafik Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Pada Tes Siklus I 87
Gambar 4.7 Grafik Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Pada Tes Siklus I 88
Gambar 4.8 Grafik Tingkat Kemampuan Siswa Terhadap
Indikator Berpikir Kreatif Siklus I 90
Gambar 4.9 Grafik Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
xiv
Gambar 4.10 Grafik Tingkat Kemampuan Rata – Rata Kelompok
Pada Siklus II 101
Gambar 4.11 Grafik Tingkat Kemampuan Siswa terhadap Kemampuan
Berpikir Kritis Siklus II 104
Gambar 4.12 Grafik Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada
Tes Siklus II 105
Gambar 4.12 Grafik Tingkat Kemampuan Siswa Terhadap Kemampuan
Berpikir Kreatif Siklus II 107
Gambar 4.14 Grafik Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (Siklus I) 119
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (Siklus I) 126
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III (Siklus II) 133
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV (Siklus II) 140
Lampiran 5. Lembar Aktifitas Siswa I 147
Lampiran 6. Lembar Aktifitas Siswa II 150
Lampiran 7. Lembar Aktifitas Siswa III 153
Lampiran 8. Lembar Aktifitas Siswa IV 156
Lampiran 9. Kisi – Kisi Tes Kemampuan Awal 159
Lampiran 10. Kisi – Kisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis I 161
Lampiran 11. Kisi – Kisi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif I 162
Lampiran 12. Kisi – Kisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis II 163
Lampiran 13. Kisi – Kisi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif II 164
Lampiran 14. Lembar Validasi Tes Kemampuan Awal 165
Lampiran 15. Lembar Validasi Tes Kemampuan Berpikir Kritis I 167
Lampiran 16. Lembar Validasi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif I 169
Lampiran 17. Lembar Validasi Tes Kemampuan Berpikir Kritis II 171
Lampiran 18. Lembar Validasi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif II 173
Lampiran 19. Tes Kemampuan Awal 176
Lampiran 20. Tes Kemampuan Berpikir Kritis I 177
Lampiran 21. Tes Kemampuan Berpikir Kreatif I 178
Lampiran 22. Tes Kemampuan Berpikir Kritis II 179
Lampiran 23. Tes Kemampuan Berpikir Kreatif II 180
xvi
Lampiran 25. Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Berpikir Kritis I 185
Lampiran 26. Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Berpikir
Kreatif I 188
Lampiran 27. Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Berpikir
Kritis II 192
Lampiran 28. Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Berpikir
Kreatif II 195
Lampiran 29. Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kritis 198
Lampiran 30. Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kreatif 199
Lampiran 31. Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Guru Siklus I 200
Lampiran 32. Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Guru Siklus II 201
Lampiran 33. Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siswa Siklus I 202
Lampiran 34. Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siswa Siklus II 203
Lampiran 35 Tabulasi Nilai Lembar Aktivitas Siswa Siklus I 204
Lampiran 36 Tabulasi Nilai Lembar Aktivitas Siswa Siklus II 205
Lampiran 37 Analisis Proses Jawaban Pada Tes Kemampuan
Awal Berpikir Kritis dan Kreatif 206
Lampiran 38 Analisis Proses Jawaban Pada Tes Kemampuan
Berpikir Kritis dan Kreatif Siklus I 208
Lampiran 39 Analisis Proses Jawaban Pada Tes Kemampuan
Berpikir Kritis dan Kreatif Siklus II 210
Lampiran 40 Analisis Tes Awal Kemampuan Berpikir Kritis 212
Lampiran 41 Analisis Tes Awal Kemampuan Berpikir Kreatif 217
Lampiran 42 Analisis Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siklus I 222
Lampiran 43 Analisis Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Siklus I 227
Lampiran 44 Analisis Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siklus II 232
xvii
Lampiran 46 Lembar Nama Validator Soal 242
Lampiran 47 Lembar Nama Siswa Siswi Kelas VII – 8
SMP Negeri 17 Medan 243
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam menghadapi era globalisasi, diperlukan sumber daya manusia
(SDM) yang handal yang memiliki pemikiran kritis, sistematis, logis, dan kreatif
serta berkemauan untuk bekerjasama secara efektif. Hal tersebut mendorong dunia
pendidikan untuk membuat inovasi dan formulasi pembelajaran yang relevan.
Tujuan pendidikan pada umumnya adalah mengkondisikan lingkungan yang
memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya
secara optimal, sehingga dapat mewujudkan dirinya sesuai dengan kebutuhan
pribadi dan masyarakat. Salah satu mata pelajaran di sekolah yang dapat
digunakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah mata pelajaran matematika.
Matematika merupakan bidang studi yang memiliki peranan penting. Hal
ini dapat dilihat dengan adanya jam pelajaran matematika di sekolah lebih banyak
dibanding dengan jam mata pelajaran lainnya. Selain itu juga matematika
merupakan mata pelajaran yang diberikan di semua janjang pendidikan mulai dari
pendidikan dasar, pendidikan menengah dan sebagian besar di perguruan tinggi
(PT). Ada banyak alasan tentang perlunya siswa belajar matematika. Menurut
Cornelius (Abdurrahman, 2012:204) mengemukakan:
Lima alasan belajar matematika karena matematika merupakan (1) Sarana berpikir yang jelas dan logis; (2) Sarana memecahkan masalah kehidupan sehari-hari; (3) Sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman; (4) Sarana mengembangkan kreativitas, dan (5) Sarana untuk meningkatkan kesehatan terhadap perkembangan budaya.
Dibalik pentingnya peranan yang dimiliki matematika, matematika juga
merupakan mata pelajaran yang umumnya dianggap sulit dan tidak
menyenangkan bagi para siswa. Hal ini menjadikan matematika laksana monster
yang menjadi momok menyeramkan bagi para siswa di sekolah. Sebagaimana
yang diungkapkan Abdurrahman (2012:202) dari berbagai bidang studi yang
diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling
2
yang berkesulitan belajar. Banyaknya siswa yang menganggap matematika
sebagai mata pelajaran yang sulit disetiap jenjang pendidikan, sering
menimbulkan berbagai masalah yang berdampak pada rendahnya prestasi belajar
siswa.
Rendahnya mutu pendidikan matematika di Indonesia dibuktikan data
hasilTrend in International Mathematics and Science Study(TIMSS) yang diikuti
oleh siswa kelas VIII Indonesia tahun 2011. Penilaian yang dilakukan
International Association for the Evaluation and Educational Achievement(IAE)
study center boston college tersebut diikuti 600.000 siswa dari 63 negara. Untuk
bidang matematika Indonesia berada di urutan ke-38 dengan skor 386 dari 42
negara yang siswanya dites. Skor Indonesia ini turun 11 poin dari penilaian tahun
2007. Sementara itu studi tiga (3) tahunan PISA, yang diselenggarakan oleh
Organization for Economic Cooperation and Development(OECD) sebuah badan
PBB yang berkedudukan di Paris, yang bertujuan untuk mengetahui literasi
matematika siswa, dimana fokus studi PISA adalah kemampuan siswa dalam
mengidentifikasi dan memahami serta menggunakan dasar-dasar matematika yang
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari pada tahun 2012 menempatkan Indonesia
pada posisi 64 dari 65 negara yang disurvei.
Rendahnya mutu pendidikan tersebut bukan hanya disebabkan pelajaran
matematika yang sulit, malainkan juga disebabkan oleh berbagai faktor seperti
siswa itu sendiri, guru, strategi pembelajaran, maupun lingkungan belajar yang
saling berhubungan satu sama lain. Faktor dari siswa yaitu kurangnya pemahaman
konsep siswa terhadap materi yang diajarkan. Faktor lain yaitu adanya
anggapan/asumsi yang keliru dari guru-guru yang menganggap bahwa
pengetahuan matematika itu dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke
pikiran siswa. Hal ini mengakibatkan siswa lebih fokus menghapal semua konsep
matematika yang diberikan oleh guru. Akan tetapi, dalam perkembangan seperti
sekarang ini guru dituntut agar tugas dan peranannya tidak lagi sebagai pemberi
informasi melainkan sebagai pendorong belajar agar siswa dapat mengkonstruk
3
Salah satu kemampuan dasar matematika adalah kemampuan berpikir
kritis. Wijaya (Azizah, 2014:3) mengatakan bahwa kemampuan berpikir kritis
sebagai bagian dari keterampilan berpikir yang perlu dimiliki oleh setiap anggota
masyarakat, sebab banyak sekali persoalan-persoalan dalam kehidupan yang
memerlukan pemecahan. Sehingga dalam memutuskan suatu permasalahan, tidak
secara langsung mengarah pada kesimpulan tanpa benar-benar memikirkannya.
Seseorang yang memiliki kemampuan berpikir kritis matematis tinggi mampu
menganalisis masalah, menentukan tindakan yang tepat serta melakukan tindak
lanjut dari tindakan yang diambil.
Akan tetapi dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah, jarang sekali
siswa diberi kesempatan untuk berpikir kritis dalam mengahadapi suatu
permasalahan. Utomo dan Ruijter (Azizah, 2014:4) memaparkan bahwa pada
latihan pemecahan soal ternyata hanya sebagian kecil siswa yang dapat
mengerjakannya dengan baik, sebagian besarnya lagi tidak tahu apa yang harus
dikerjakan. Setelah diberi petunjuk pun mereka masih juga tidak dapat
menyelesaikan soal-soal tersebut, sehingga guru menerangkan seluruh
penyelesaiannya.
Berdasarkan hasil observasi kegiatan pembelajaran dan hasil tes awal yang
dilakukan peneliti di kelas VII-8 SMP Negeri 17 Medan ditemukan bahwa
kemampuan berpikir kritis siswa masih sangat rendah, hal ini terlihat dari jawaban
yang diberikan siswa dalam menyelesaikan soal tes kemampuan berpikir kritis.
Soal yang diberikan peneliti memuat indikator kemampuan berpikir kritis yaitu
menganalisis, mensintesis, dan menyimpulkan. Soal diberikan kepada 36 orang
siswa kelas VII-8 SMP Negeri 17 Medan. Dari hasil tes awal yang diberikan
hanya 15 orang (42%) siswa dari 36 orang (100%) siswa yang mampu
menyelesaikan soal dengan baik dan tuntas secara klasikal. Dilihat dari beragam
jawaban yang diberikan siswa, terlihat bahwa banyak siswa yang mesih merasa
sulit/kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan terkait kemampuan berpikir
kritis. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa masih sangat
4
Selanjutnya selain kemampuan berpikir kritis, dalam menghadapi
perkembangan IPTEK seseorang juga dituntut untuk menjadi kreatif. Menurut
Pehkonen (Mahmudi, 2010:3) kreativitas tidak hanya terjadi pada bidang-bidang
tertentu seperti seni, sastra, atau sains, melainkan juga ditemukan dalam berbagai
bidang kehidupan termasuk matematika. Pada matematika ini kreativitas
merupakan produk dari berpikir kreatif dan lebih ditekankan pada prosesnya.
Munandar (2012:35) menyatakan seorang anak yang kreatif selalu ingin tahu,
memiliki minat yang luas, dan mempunyai kegemaran dan aktivitas yang kreatif.
Bishop (Mahmudi, 2010:3) menyatakan bahwa dalam belajar matematika, siswa
memerlukan dua keterampilan berpikir matematis, yaitu berpikir kreatif yang
sering diidentikkan dengan intuisi dan kemampuan berpikir analitis yang
diidentikkan dengan kemampuan berpikir logis. Berdasarkan paparan tersebut,
jelaslah bahwa dalam belajar matematika, siswa memerlukan kemampuan berpikir
kreatif.
Pentingnya kemampuan berpikir kreatif ini tidak relevan dengan kenyataan
yang ada. Kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran matematika
masih tergolong rendah. Guilford (Munandar, 2012:7) dalam pidatonya yang
mengatakan bahwa:
Keluhan yang paling banyak saya dengar mengenai lulusan perguruan tinggi kita adalah bahwa mereka cukup mampu melakukan tugas-tugas yang diberikan dengan menguasai teknik-teknik yang diajarkan, namun mereka tidak berdaya jika dituntut memecahkan masalah yang memerlukan cara-cara yang baru.
Rendahnya kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran
matematika dapat juga dilihat dari hasil observasi pembelajaran matematika dan
tes awal yang diberikan di kelas VII-8 SMP Negeri 17 Medan. Untuk mengukur
kemampuan berpikir kreatif siswa peneliti memberikan 2 soal kemampuan
berpikir kreatif yang memuat indikator berpikir berpikir kreatif yaitu keluwesan
(Flexibility), kelancaran (Fluency) serta keaslian (Originality). Dari jawaban yang
diberikan siswa, terlihat bahwa penyelesaian soal yang diberikan siswa satu sama
dengan siswa lainnya atau tidak terdapat jawaban yang beragam (berbeda). Hal ini
5
memenuhi kriteria berpikir kreatif yaitu keluwesan, kerincian dan kebaruan, dari
hasil tes kemampuan awal berpikir kreatif ini hanya 19 orang (53%) siswa yang
tuntas secara klasikal. sehingga peneliti menyimpulkan bahwa kemampuan
berpikir kreatif siswa kelas VII-8 SMP Negeri 17 Medan juga masih sangat
rendah.
Rendahnya kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa juga terlihat dari
proses jawaban siswa dalam menyelesaikan soal yang diberikan. Dimana bila
tinjau dari proses jawabannya, proses jawaban siswa pada umunya tidak lengkap
atau tidak memenuhi kriteria penyelesaian soal yang baik dan benar. Siswa
cenderung menjawab soal dengan singkat dan melompati tahap-tahap
penyelesaian soal yang semestinya sehingga hasil akhir dari jawaban siswa pun
pada umumnya salah atau keliru.
Pelajar hari ini sebagai calon pemimpin atau ilmuan di masa depan perlu
dipersiapkan dengan membiasakan mereka melakukan kebiasaan berpikir kritis
dan kreatif. Mereka perlu dipersiapkan dalam menghadapi tantangan dan
persoalan yang semakin kompleks dimasa depan. Hal ini didukung Johnson
(Hidayat 2012:1) bahwa:
Berpikir kritis dan kreatif memungkinkan siswa untuk mempelajari masalah secara sistematis, menghadapi berjuta tantangan dengan cara terorganisasi, merumuskan pertanyaan inovatif, dan merancang permasalahan yang dipandang relatif baru.
Kurikulum Nasioanal (KURNAS) yang menjadi acuan pendidikan
sekarang ini menegaskan bahwa kegiatan pembelajaran guru hendaknya
menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang
mendidik secara kreatif, penataan materi pembelajaran secara benar sesuai dengan
pendekatan yang dipilih dan karakteristik siswa. Pengajaran ini dimulai dari
hal-hal yang konkret dilanjutkan ke hal-hal yang abstrak. Pengajaran di SMP, terutama
diarahkan agar siswa memiliki kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis,
kritis dan kreatif serta menghargai sikap matematika dan kegunaannya dalam
kehidupan. Harapan tersebut tidak sejalan dengan situasi dan kondisi
pembelajaran matematika di kelas selama ini, dalam proses pembelajaran di
6
menerima saja apa yang disampaikan guru, urutan penyajian bahan dimulai dari
abstrak ke konkret, yang bertentangan dengan perkembangan kognitif siswa dan
kurang memanfaatkan lingkungan siswa sebagai sumber belajar.
Rendahnya kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa dalam
menyelesaikan soal-soal salah satunya dipengeruhi oleh pendekatan pembelajaran
yang diterapkan oleh guru di kelas. Azizah (2014) menyetakan bahwa “Selama ini
pembelajaran yang berlangsung adalah pembelajaran satu arah, dimana siswa
hanya menerima materi sebatas apa yang disampaikan oleh guru, siswa cenderung
pasif dalam pembelajaran dan keaktifan siswa pun kurang diperhatikan. Selain itu
permasalahan yang diberikan kepada siswa cenderung memberikan jawaban yang
sama, dan terkadang hanya mengikuti langkah-langkah yang telah diajarkan oleh
guru”.
Kegiatan pembelajaran hendaknya membimbing siswa dalam menjawab
permasalahan dengan banyak cara dan mungkin juga dengan banyak jawaban
yang benar sehingga mendukung potensi intelektual dan pengalaman siswa dalam
penemuan sesuatu yang baru. Pembelajaran seperti ini salah satunya dapat
diciptakan melalui masalah-masalah atau alat evaluasi matematika yang bersifat
terbuka (open-ended) dengan jawaban yang tidak tunggal.
Soal terbuka (open-ended) adalah soal yang jawaban akhirnya beragam
atau soal yang dapat direspon dengan cara beragam. Artinya sebuah soal
dikatakan terbuka, apabila soal tersebut memungkinkan direspon dengan cara
berbeda dan bernilai benar. Pada saat siswa selalu berpikir alternative atau
berpikir divergen. Menyajikan soal-soal matematika terbuka kepada peserta didik
dalam proses pembelajaran merupakan sebuah proses melatihkan kemampuan
berpikir kritis dan kreatif. Dengan demikian masalah matematika terbuka
disamping dapat melatihkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif juga dapat
melatihkan kepercayaan diri dan kemandirian siswa, karena setiap siswa akan
selalu percaya diri dengan jawaban benar yang diberikannya walaupun berbeda
dengan teman sebangkunya. Model soal matematika terbuka sudah selayaknya
7
untuk mendesain model evaluasi pembelajaran dengan menggunakan masalah
terbuka dengan jawaban tidak tunggal.
Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, pembelajaran matematika dengan
soal terbuka (open-ended) sangat memungkinkan dan berpeluang untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematika siswa. Untuk itu
peneliti merasa perlu melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Pembelajaran Matematika Dengan Soal Terbuka (Open-Ended) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Pada Siswa SMP Negeri 17 Medan T.A 2016/2017”.
1.2 Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang sebelumnya maka timbul beberapa masalah
yang diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Banyak siswa yang menganggap bahwa matematika adalah pelajaran yang
sulit dimengerti dan menakutkan.
2. Kemampuan berpikir kritis matematika siswa masih rendah.
3. Kemampuan berpikir Kreatif matematika siswa masih rendah.
4. Pendekatan yang diterapkan guru ketika mengajar belum mampu untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif belajar
matematika siswa.
5. Proses jawaban siswa dalam menyelesaikan masalah masih kurang
lengkap/tidak mengikuti langkah penyelesaian yang baik dan benar.
1.3 Batasan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan yang tercakup dalam identifikasi
masalah, maka peneliti merasa perlu untuk memberikan batasan terhadap masalah
yang akan dikaji agar penelitian ini lebih terarah dan jelas. Masalah yang akan
dikaji dalam penelitian ini terbatas pada kemampuan berpikir kritis dan kreatif
siswa dengan penerapan soal terbuka (open-ended) dalam pembelajaran
8
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang maka rumusan masalah yang akan
dikaji dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dengan penerapan
soal terbuka (open-ended) dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas
VII-8 SMP Negeri 17 Medan T.A 2016/2017?
2. Bagaimana peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan penerapan
soal terbuka (open-ended) dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas
VII-8 SMP Negeri 17 Medan T.A 2016/2017?
3. Bagaimana proses jawaban siswa dalam menyelesaikan soal terkait
kemampuan berpikir kritis matematika dengan penerapan soal terbuka
(open-ended) dalam pembelajaran matematika siswa kelas VII-8 SMP Negeri 17
Medan T.A 2016/2017?
4. Bagaimana proses jawaban siswa dalam menyelesaikan soal terkait
kemampuan berpikir kreatif matematika dengan penerapan soal terbuka
(open-ended) dalam pembelajaran matematika siswa kelas VII-8 SMP? Negeri 17
Medan T.A 2016/2017?
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, yang menjadi tujuan dalam penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dengan
penerapan soal terbuka (open-ended) dalam pembelajaran matematika pada
siswa kelas VII-8 SMP Negeri 17 Medan T.A 2016/2017.
2. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan
penerapan soal terbuka (open-ended) dalam pembelajaran matematika pada
siswa kelas VII-8 SMP Negeri 17 Medan T.A 2016/2017.
3. Untuk mengetahui proses jawaban siswa dalam menyelesaikan soal terkait
kemampuan berpikir kritis matematika dengan penerapan soal terbuka
(open-ended) dalam pembelajaran matematika siswa kelas VII-8 SMP Negeri 17
9
4. Untuk mengetahui proses jawaban siswa dalam menyelesaikan soal terkait
kemampuan berpikir kreatif matematika dengan penerapan soal terbuka
(open-ended) dalam pembelajaran matematika siswa kelas VII-8 SMP Negeri 17
Medan T.A 2016/2017
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi Guru, menjadi bahan masukan dan pertimbangan dalam menerapkan
pembelajan matematika yang mampu mengembangkan kemampuan
berpikir kritis dan kreatif siswa dalam memecahkan masalah.
2. Bagi Siswa, agar lebih termotivasi untuk membangun pengetahuannya
secara kritis, logis dan kreatif.
3. Bagi Peneliti, menjadi alternatif baru yang dapat diterapkan ketika menjadi
guru nantinya.
4. Bagi Peneliti lain, sebagai bahan masukan bagi penelitian yang sejenis.
1.7 Definisi Operasional
Definisi operasional variabel berikut perlu disampaikan supaya tidak
terjadi salah penafsiran dalam penelitian. Hal-hal yang perlu didefinisikan antara
lain:
1. Kemampuan berpikir kritis
Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan untuk berpikir rasional
tentang sesuatu, kemudian mengumpulkan informasi sebanyak mungkin
tentang sesuatu tersebut sebelum mengambil suatu keputusan atau melakukan
suatu tindakan yang dapat dipertanggung jawabkan. Indikator berpikir kritis
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menganalisis, mensintesis dan
10
2. Kemampuan berpikir kreatif
Kemampuan berpikir kreatif merupakan kemampuan menggunakan pikiran
untuk mencari makna dan permasalahan terhadap sesuatu, pembentukan ide,
membuat pertimbangan dan keputusan atau menyelesaikan masalah dengan
menemukan sebanyak-banyaknya jawaban atau penyelesaian dari suatu
permasalahan. Indikator kemampuan berpikir kreatif yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu keluwesan (Flexibility), kelancaran (Fluency) dan keaslian
(Originality).
3. Soal terbuka (open-ended)
Soal terbuka (open-ended) merupakan soal yang dirancang mempunyai lebih
dari satu penyelesaian dan dengan beberapa cara yang tepat untuk mencapai
penyelesaian itu. Soal terbuka yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal
terbuka yang menghendaki proses penyelesaian yang terbuka dan hasil akhir
yang terbuka.
4. Proses jawaban dalam kemampuan berpikir kritis
Proses jawaban dalam kemampuan berpikir kritis matematis adalah suatu
rangkaian tahapan penyelesaian yang dibuat siswa secara lebih rinci dan benar
berdasarkan indikator kemampuan berpikir kritis matematis yaitu mampu
menganalisis masalah, mensintesis masalah dan memberikan suatu
kesimpulan akhir dari penyelesaian masalah.
5. Proses jawaban dalam kemampuan berpikir kreatif
Proses jawaban dalam kemampuan berpikir kreatif matematis adalah suatu
rangkaian tahapan penyelesaian yang dibuat siswa secara lebih rinci dan benar
serta memberikan banyak penyelesaian yang memuat indikator berpikir kreatif
matematika yaitu keluwesan (Flexibility), kelancaran (Fluency) dan keaslian
114 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh
kesimpulan yang merupakan jawaban atas pertanyaan yang diajukan dalam
rumusan masalah. Kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan tingkat kemampuan berpikir kritis siswa mengalami peningkatan,
dimana pada tes kemampuan awal persentesi ketuntasan klasikal siswa hanya
sebesar 42% (15 orang) dengan rata – rata 66,4 pada siklus I meningkat
menjadi 56% (20 orang) dengan rata – rata 69,6 dan pada siklus II menjadi
83% (30 orang) dengan rata – rata 82,63 dimana sudah memenuhi ketuntasan
klasikal (kelas) yaitu sebesar 80%.
2. Berdasarkan tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa mengalami
peningkatan, dimana pada tes kemampuan awal persentesi ketuntasan klasikal
siswa hanya sebesar 53% (19 orang) dengan rata – rata 67,36, pada siklus I
meningkat menjadi 64% (23 orang) dengan rata – rata 73,84 dan pada siklus II
menjadi 88% (32 orang) dengan rata – rata 84,25 dimana sudah memenuhi
ketuntasan klasikal (kelas) yaitu sebesar 80%.
3. Berdasarkan proses jawaban yang diberikan siswa untuk menyelesaikan soal
terbuka (Open – Ended) yang mencakup kemampuan berpikir kritis, pada tes
kemampuan awal hanya 31% (10 orang) siswa yang berada pada kategori
kurang baik, pada Siklus I meningkat menjadi 56% (15 orang) dan pada siklus
II menjadi 90% (30 orang) siswa yang berada pada kategori sangat baik.
4. Berdasarkan proses jawaban yang diberikan siswa untuk menyelesaikan soal
terbuka (Open – Ended) yang mencakup kemampuan berpikir kreatif, pada
tes kemampuan awal hanya 44% (16 orang) siswa yang berada pada kategori
kurang baik, pada Siklus I meningkat menjadi 64% (23 orang) dan pada siklus
115
5. Penerapan soal terbuka (Open-Ended) dalam pembelajaran matematika di
kelas VII SMP Negeri 17 medan T.A 2016/2017 meningkatkan kemampuan
berpikir kritis (kemampuan menganalisis, mensintesis dan menyimpulkan) dan
kreatif (keluwesan, kelancaran, dan keaslian) siswa.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti ingin
mengemukakan beberapa saran diantaranya adalah bagi :
1. Guru
Penelitian ini membuktikan bahwa penerapan soal terbuka (Open Ended
Problem) dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kritis dan kreatif siswa sehingga dapat dijadikan sebagai pendekatan
alternatif yang dapat diterapkan di dalam kelas.
2. Peneliti lain
Diharapkan kepada peneliti lainnya untuk melanjutkan bentuk penelitian ini
dengan meteri dan tingkat kelas yang berbeda sehingga hasil penelitian dapat
berguna bagi kemajuan pendidikan khususnya pendidikan matematika.
3. Bagi Pihak – pihak terkait
Bagi pihak terkait lainnya seperti pihak sekolah diharapkan untuk lebih
memperhatikan kelebihan dan kelemahan dari pembelajaran yang digunakan
dalam mengajarkan matematika dalam meningkatkan kemampuan berpikir
116
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M. 2012. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Adam, S. Aplikasi Teori Perkembangan Bahasa Menurut Vygotsky Dalam Pendidikan. Tadbir Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Volume 02.Nomor 2 Agustus 2014
Alhadad, I. 2012. Penerapan Teori Perkembangan Mental Piaget Pada Konsep Kekekalan Panjang. Infinity Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung.Vol.1, No.1, Februari 2012
Arikunto, S. 2012.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Azizah, N.T. 2014. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis siswa Melalui Pendekatan Open-Ended di SD I AL Syukro Ciputat. Jakarta: Universitas Islam Negeri. (diakses tanggal 25 Januari 2016, 16:52 Wib).
Fachrurazi. 2011. Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Edisi Khusus No 1 Agustus 2011. (Diakses Tanggal 22 Januari 2016, 09:02 Wib).
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. 2010. Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan FMIPA UNIMED. Medan: FMIPA UNIMED.
Fisher, A. 2008.Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga.
Hafid, A. 2007. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kelimmuan secara Aktual: Mengembangkan Kemampuan berpikir Kritis melalui Teknik Problem Solving. Jurnal Iktiyar Volume 5 nomor 3 hal 126-277. Makasar. Desembaer 2007. ISSN 1412-8538. (diakses 16 Februari 2016, 11.49 Wib).
Hamdani. 2010.Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.
Hamzah dan Nurdin. 2011.Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta: Bumi Aksara.
117
Hasratuddin. 2013. Membangun Karakter Melalui Pembelajaran Matematika. Jurnal Pendidikan Matematika PARADIKMA, Volume 6 No. 2. (Diakses 22 Januari 2016, 21:17 Wib).
Hidayat,W. 2012. Meningkatkan Kemampuan berpikir Kritis dan Kreatif Matematika Siswa SMA melalui Pembelajaran Kooperatif Think Talk Write (TTW), Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, M-10.
Hudojo, H. 2005. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang : UM Press.
Husnidar, dkk,. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Disposisi Matematika Siswa. Jurnal Didaktik Matematika, ISSN: 2355–4185. (Diakses tanggal 22 januari 2016, 22:04 Wib).
Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif: Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mahmudi, A. 2008. Mengembangkan soal terbuka (Open-Ended problem) dalam pembelajaran matematika. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, jumat 24 November 2008.
Munandar, U. 2012. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Nainggolan, S. 2013. Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Kreatifitas Berpikir Melalui Model Pembelajaran Pencapaian Konsep Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bilah Barat, Tesis. Medan: PPS UNIMED.
Natalita, D.A. dkk. 2013. Proses Berpikir Kreatif Siswa SMP Yang Mengikuti Bimbingan Belajar Dalam Menyelesaikan Soal-Soal Ujian Nasional. (diakses tanggal 23 Januari 2016, 12:43 Wib).
Nohda, N. 2000. Theacing by open-approch Mehod in Japanese Mathematics Classroom. In. T. Nakahara & M. Koyama (Eds). Proceeding of the 24th conference of international Group of Mathematics Education, Vol 4(pp. 145-152). Hiroshima: Hiroshima University.
118
Siswono, dkk. 2005. Menilai Kreativitas Siswa Dalam Matematika. Prosiding Seminar National Matematika dan Pendidikan Matematika “Penerapan Matematika dan Terapannya Dalam Meningkatkan Mutu Sumber Daya Manusia Indonesia” di Jurusan Matematika FMIPA UNESA. 28 Februari 2005. [on-line](diakses Tanggal 23 Januari 2015, 11:57Wib).
Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Suherman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA.
Sukra, W. Implementasi Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Dalam Pengajaran IPA di sekolah Dasar Dengan menggunakan LKS Berbasis Masalah. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No 3 TH. XXXVI juli 2013
Syahbana, A. 2012. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMP Melalui Pendekatan Contextual Teaching And Learning. Jurnal Edumatika Volume 02 Nomor 01, April 2012, ISSN: 2088-2157. (Diakses Tanggal 23 Januari 2016, 12:33 Wib).
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.
Wardani, F.K. 2013. Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Dengan Penerapan Strategi Pembelajaran TTW (Think-Talk-Write) Pada Materi Faktorisasi Bentuk Aljabar siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Padangsidimpuan T.A 2013/2014. Skripsi. Medan: UNIMED.
Wijaya, A. 2012.Pendidikan Matematika Realistik: Suatu Alternatif Pendekatan Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ziswan, D. 2014. Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru Dalam Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013 Melalui Workshop Pada SMK N 4 Kota Jambi. Tesis. Medan: PPS UNIMED.