• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPANPEMBELAJARANMATEMATIKADENGANSOALTERBUKA (OPEN-ENDED) UNTUKMENINGKATKANKEMAMPUAN BERPIKIR KRITISDANKREATIFSISWASMPNEGERI17MEDANT.A2016/2017.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPANPEMBELAJARANMATEMATIKADENGANSOALTERBUKA (OPEN-ENDED) UNTUKMENINGKATKANKEMAMPUAN BERPIKIR KRITISDANKREATIFSISWASMPNEGERI17MEDANT.A2016/2017."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPANPEMBELAJARANMATEMATIKADENGANSOAL TERBUKA (OPEN-ENDED) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR

KRITIS DANKREATIFSISWASMPNEGERI17MEDANT.A2016/2017

Oleh : Riani Wulandari NIM. 4123311043

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

(4)

iii

PENERAPANPEMBELAJARANMATEMATIKADENGAN SOALTERBUKA (OPEN-ENDED) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR

KRITIS DANKREATIFSISWASMPNEGERI17MEDANT.A2016/2017

RIANI WULANDARI (NIM. 4123311043) ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui : (1) peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dengan penerapan soal terbuka (open-ended) dalam pembelajaran matematika. (2) peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan penerapan soal terbuka (open-ended) dalam pembelajaran matematika. (3) mengetahui proses jawaban siswa dalam menyelesaikan soal terkait kemampuan berpikir kritis matematika dengan penerapan soal terbuka (open-ended). (4) mengetahui proses jawaban siswa dalam menyelesaikan soal terkait kemampuan berpikir kreatif matematika dengan penerapan soal terbuka (open-ended).

Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII SMP Negeri 17 Medan pada semester ganjil tahun ajaran 2016/2017. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-8 yang berjumlah 36 orang. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa melalui penerapan pembelajaran matematika dengan soal terbuka (Open Ended) pada pokok bahasan bilangan bulat di kelas VII-8 SMP Negeri 17 Medan tahun ajaran 2016/2017.Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes dan lembar observasi. Tes digunakan untuk mengetahui bagaimana kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa serta bagaimana proses jawaban yang diberikan siswa. Sedangkan lembar observasi digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dan proses belajar mengajar pada saat menerapkan pembelajaran matematika dengan soal terbuka (open-ended) di Kelas VII-8 SMP Negeri 17 Medan T.A 2016/2017.

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkat dan

rahmat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi yang

berjudul “Penerapan Pembelajaran Matematika dengan Soal Terbuka

(Open-Ended) untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa SMP

Negeri 17 Medan T.A 2016/2017” Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu

syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada

Bapak Rektor UNIMED Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd beserta seluruh

Pembantu Rektor sebagai pimpinan UNIMED, Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd

selaku Dekan FMIPA UNIMED beserta Pembantu Dekan I, II, dan III di

lingkungan UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku Ketua Jurusan

Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D selaku Ketua Program Jurusan

Matematika dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan

Matematika. Ucapan terima kasih juga kepada Bapak Prof. Dr. Sahat Saragih,

M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan

bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan skripsi ini, kepada Bapak Dr.

Edy Surya, M.Si, Ibu Dra. Mariani, M.Pd, dan Bapak Dr. E.Elvis Napitupulu, M.S

selaku Dosen Penguji (Narasumber) yang telah banyak memberikan saran dari

perencanaan penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini, kepada Ibu Dra.

Nurliani Manurung, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik dan selaku dosen

validator serta Ibu Prihatin Ningsih Sagala, S.Pd,M.Si sebagai dosen validator,

dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta staf pegawai Jurusan Matematika

FMIPA UNIMED.

Teristimewa penulis menghaturkan ucapan terima kasih kepada Ayahanda

Gusneri dan Ibunda Nurhayani yang selalu memberikan saran, motivasi, dan doa

demi keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, kepada Lucky

Aprilianto, selaku Adik penulis yang selalu memberikan dukungan kepada

(6)

v

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Pelan Tarigan

selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 17 Medan, Ibu Fida Rahmadani Lubis, S.Pd

selaku guru bidang studi matematika SMP Negeri 17 Medan yang telah banyak

membantu penulis selama penelitian.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman seperjuangan

di jurusan matematika kelas Dik A 2012, Dik B 2012, Dik C 2012, EksA 2012,

Eks B 2012 dan Nondik 2012, terkhusus kepada Khairun Nisyah Harahap S.Pd,

Nanda Yulia S.Pd, Sri Wahyuni S.Pd dan Netty Ayu Lestari Rumahorbo yang

telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Kepada Qadrul

Fahmi, Ria Windari, Lestarida Nasution S.Pd, Suwarni Aditya, Rahmad Syaputra

S.Pd dan temam-teman PPLT UNIMED di SMK dan SMP Swasta Karya Bakti

Selesei penulis mengucapkan banyak terima kasih karena telah memberikan

waktunya, memberikan motivasi, doa, serta serta semangat kepada penulis,

beserta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut

membantu penulis dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi

ini, namun penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun

tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini

bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.

Medan, September 2016

Penulis,

(7)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Tabel x

Daftar Gambar xiii

Daftar Lampiran xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 7

1.3 Batasan Masalah 7

1.4 Rumusan Masalah 8

1.5 Tujuan Penelitian 8

1.6 Manfaat Penelitian 9

1.7 Definisi Operasional 9

BAB II TINJUAN PUSTAKA

2.1 Berpikir Kritis 11

2.1.1 Indikator Berpilir Ktitis 13

2.2 Berpikir Kreatif 16

2.2.1 Indikator Berpilir Kreatif 18

2.3 Belajar dan Pembelajaran Matematika 21

2.4 Soal Terbuka (Open Ended Problem) 25

2.5 Sintaks Model Pembelajaran Dengan Soal Terbuka 30

2.6 Proses Jawaban Siswa dalam Menyelesaikan Masalah

(8)

vii

2.7 Proses Jawaban Siswa dalam Menyelesaikan Masalah

pada Kemampuan Berpikir Kreatif 35

2.8 Teori Belajar Pendukung 35

2.9 Materi Pelajaran Bilangan Bulat 40

2.10 Hasil Penelitian yang Relevan 54

2.11 Kerangka Konseptual 56

2.12 Hipotesis Penelitian 57

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 58

3.2 Subjek dan Objek Penelitian 58

3.3 Jenis Penelitian 58

3.4 Prosedur Penelitian 59

3.5 Instrument Penelitian 64

3.5.1 Tes Kemampuan Berpikir Kritis 64

3.5.2 Tes Kemampuan Berpikir Kreatif 64

3.5.3 Lembar Observasi Aktivitas Siswa 65

3.5.4 Lembar Aktivasi Kemampuan Guru Mengelola

Pembelajaran Melalui Penerapan Soal Terbuka (Open – Ended) 66

3.6 Teknik Analisis Data 67

3.6.1 Analisis Data Tes kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif 67

3.6.2 Analisis Data Observasi 68

3.6.3 Analisis Data Proses Jawaban Siswa Untuk Kemampuan

Berpikir Kritis / Kreatif 69

3.6.4 Kriteria keberhasilan Lembar Aktivitas Siswa (LAS) 70

(9)

viii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Penelitian 72

4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Tes Kemampuan Awal 72

4.1.1.1 Analisis Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Awal 72

4.1.1.2 Analisis Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Awal 75

4.1.2 Deskripsi Hasil Tes Penelitian Pada Siklus I 78

4.1.2.1 Permasalahan I 79

4.1.2.2 Perencanaan Tindakan I 79

4.1.2.3 Pelaksanaan Tindakan I 80

4.1.2.4 Observsi I 81

4.1.2.5 Analisis Data Hasil Siklus I 82

4.1.2.5.1 Anasis Data Observasi Terhadap Kemamuan Guru 82

Mengola Pembelajaran I

4.1.2.5.2 Analisis Data Observas Teradap Aktivitas Siswa I 83

4.1.2.5.3 Analisis Data Hasil LAS Siklus I 84

4.1.2.5.4 Analisi Data Hasil Tes I 85

4.1.2.5.5 Analisis Proses Jawaban Siswa I 91

4.1.2.6 Refleksi I 91

4.1.3 Deskripsi Hasil Penelitian pada Siklus II 95

4.1.3.1 Permasalahan II 95

4.1.3.2 Perencanaan Tindakan II 96

4.1.3.3 Pelaksanaan Tindakan II 97

4.1.3.4 Observsi II 98

4.1.3.5 Analisis DataHasil Siklus II 98

4.1.3.5.1 Anasis Data Observasi Terhadap Kemamuan Guru 98

Mengola Pembelajaran II

4.1.3.5.2 Analisis Data Observas Teradap Aktivitas Siswa II 99

4.1.3.5.3 Analisis Data Hasil LAS Siklus II 101

4.1.3.5.4 Analisi Data Hasil Tes II 102

4.1.3.5.5 Analisis Proses Jawaban Siswa II 108

(10)

ix

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 114

5.2 Saran 115

(11)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Fase-Fase Model Pembelajaran Matematika dengan

Soal Terbuka 32

Tabel 2.2 Perkalian Dua Bilangan Bulat Tak Nol 47

Tabel 2.3 Kelipatan Bilangan Bulat Positif 52

Tabel 3.1 Indikator Penilaian Berpikir Kritis 64

Tabel 3.2 Indikator Penilaian Berpikir Kreatif 64

Tabel 3.3 Kategori Kemampuan Berpikir Kritis/Kreatif Matematika 67

Tabel 3.4 Interpretasi Aktivitas Siswa Dan Kemampuan Guru 68

Tabel 3.5 Interpretasi Proses Jawaban Siswa untuk Kemampuan

Berpikir Kritis Dan Kreatif 69

Tabel 3.6 Kriteria dan Target Keberhasilan 70

Tabel 4.1 Tingkat Kemampuan Siswa Menganalisis Soal pada Tes

Kemampuan Awal 73

Tabel 4.2 Tingkat Kemampuan Siswa Mensintesis Soal pada Tes

Kemampuan Awal 73

Tabel 4.3 Tingkat Kemampuan Siswa Menyimpulkan pada Tes

Kemampuan Awal 74

Tabel 4.4 Deskripsi Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Tes

Kemampuan Awal 75

Tabel 4.5 Tingkat Kemampuan Siswa Berpikir Lancar pada Tes

Kemampuan Awal 76

Tabel 4.6 Tingkat Kemampuan Siswa berpikir luwes pada Tes

Kemampuan Awal 76

Tabel 4.7 Tingkat Kemampuan Siswa berpikir asli pada Tes

Kemampuan Awal 77

Tabel 4.8 Deskripsi Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

pada Tes Kemampuan Awal 78

Tabel 4.9 Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Oleh Guru Siklus I 82

(12)

xi

Tabel 4.11 Deskripsi Tingkat Kemampuan Kelompok

pada Lembar Aktivitas Siswa 84

Tabel 4.12 Tingkat Kemampuan Siswa Menganalisis Soal

pada Tes KemampuanSiklus I 85

Tabel 4.13 Tingkat Kemampuan Siswa Mensintesis Soal

pada Tes KemampuanSiklus I 86

Tabel 4.14 Tingkat Kemampuan Siswa Menyimpulkan

pada Tes KemampuanSiklus I 87

Tabel 4.15 Deskripsi Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

pada Tes Kemampuan Siklus I 87

Tabel 4.16 Tingkat Kemampuan Siswa Berpikir Lancar

pada Tes KemampuanSiklus I 88

Tabel 4.17 Tingkat Kemampuan Siswa Berpikir Luwes

pada Tes KemampuanSiklus I 89

Tabel 4.18 Tingkat Kemampuan Siswa Berpikir Asli

pada Tes KemampuanSiklus I 89

Tabel 4.19 Deskripsi Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

pada Tes Kemampuan Siklus I 90

Tabel 4.20 Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Oleh Guru Siklus II 99

Tabel 4.21 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II 99

Tabel 4.22 Deskripsi Tingkat Kemampuan Kelompok

pada Lembar Aktivitas Siswa 101

Tabel 4.23 Tingkat Kemampuan Siswa Menganalisis Soal

pada Tes KemampuanSiklus II 102

Tabel 4.24 Tingkat Kemampuan Siswa Mensintesis Soal pada

Tes KemampuanSiklus II 103

Tabel 4.25 Tingkat Kemampuan Siswa Menyimpulkan

pada Tes KemampuanSiklus II 103

Tabel 4.26 Deskripsi Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

(13)

xii

Tabel 4.27 Tingkat Kemampuan Siswa Berpikir Lancar pada Tes

KemampuanSiklus II 105

Tabel 4.28 Tingkat Kemampuan Siswa Berpikir Luwes

pada Tes KemampuanSiklus II 106

Tabel 4.29 Tingkat Kemampuan Siswa Berpikir Asli

pada Tes KemampuanSiklus II 106

Tabel 4.30 Deskripsi Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

(14)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.2 Termometer 40

Gambar 2.3 Boneka 42

Gambar 2.4 Sepatu 43

Gambar 2.5 Resep Dokter 46

Gambar 2.6 Cuaca Eropa 46

Gambar 2.7 Ibu Membawa Kue 48

Gambar 2.8 Tupai Melompat 48

Gambar 2.9 Makan Bakso 51

Gambar 4.1 Grafik Tingkat Kemampuan Siswa Terhadap

Indikator Berpikir Kritis Pada Tes Kemampuan Awal 74

Gambar 4.2 Grafik Tingkat Kemampuan berpikir kritis Siswa Pada

Tes Kemampuan Awal 75

Gambar 4.3 Grafik Tingkat Kemampuan Siswa Terhadap

Indikator Berpikir Kreatif Pada Tes Kemampuan Awal 77

Gambar 4.4 Grafik Tingkat Kemampuan berpikir kreatif Siswa

Pada Tes Kemampuan Awal 78

Gambar 4.5 Grafik Tingkat Kemampuan berpikir kritis dan

Kreatif Siswa Pada Siklus I 85

Gambar 4.6 Grafik Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Pada Tes Siklus I 87

Gambar 4.7 Grafik Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Pada Tes Siklus I 88

Gambar 4.8 Grafik Tingkat Kemampuan Siswa Terhadap

Indikator Berpikir Kreatif Siklus I 90

Gambar 4.9 Grafik Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

(15)

xiv

Gambar 4.10 Grafik Tingkat Kemampuan Rata – Rata Kelompok

Pada Siklus II 101

Gambar 4.11 Grafik Tingkat Kemampuan Siswa terhadap Kemampuan

Berpikir Kritis Siklus II 104

Gambar 4.12 Grafik Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada

Tes Siklus II 105

Gambar 4.12 Grafik Tingkat Kemampuan Siswa Terhadap Kemampuan

Berpikir Kreatif Siklus II 107

Gambar 4.14 Grafik Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada

(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (Siklus I) 119

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (Siklus I) 126

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III (Siklus II) 133

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV (Siklus II) 140

Lampiran 5. Lembar Aktifitas Siswa I 147

Lampiran 6. Lembar Aktifitas Siswa II 150

Lampiran 7. Lembar Aktifitas Siswa III 153

Lampiran 8. Lembar Aktifitas Siswa IV 156

Lampiran 9. Kisi – Kisi Tes Kemampuan Awal 159

Lampiran 10. Kisi – Kisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis I 161

Lampiran 11. Kisi – Kisi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif I 162

Lampiran 12. Kisi – Kisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis II 163

Lampiran 13. Kisi – Kisi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif II 164

Lampiran 14. Lembar Validasi Tes Kemampuan Awal 165

Lampiran 15. Lembar Validasi Tes Kemampuan Berpikir Kritis I 167

Lampiran 16. Lembar Validasi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif I 169

Lampiran 17. Lembar Validasi Tes Kemampuan Berpikir Kritis II 171

Lampiran 18. Lembar Validasi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif II 173

Lampiran 19. Tes Kemampuan Awal 176

Lampiran 20. Tes Kemampuan Berpikir Kritis I 177

Lampiran 21. Tes Kemampuan Berpikir Kreatif I 178

Lampiran 22. Tes Kemampuan Berpikir Kritis II 179

Lampiran 23. Tes Kemampuan Berpikir Kreatif II 180

(17)

xvi

Lampiran 25. Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Berpikir Kritis I 185

Lampiran 26. Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Berpikir

Kreatif I 188

Lampiran 27. Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Berpikir

Kritis II 192

Lampiran 28. Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Berpikir

Kreatif II 195

Lampiran 29. Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kritis 198

Lampiran 30. Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kreatif 199

Lampiran 31. Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Guru Siklus I 200

Lampiran 32. Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Guru Siklus II 201

Lampiran 33. Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siswa Siklus I 202

Lampiran 34. Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siswa Siklus II 203

Lampiran 35 Tabulasi Nilai Lembar Aktivitas Siswa Siklus I 204

Lampiran 36 Tabulasi Nilai Lembar Aktivitas Siswa Siklus II 205

Lampiran 37 Analisis Proses Jawaban Pada Tes Kemampuan

Awal Berpikir Kritis dan Kreatif 206

Lampiran 38 Analisis Proses Jawaban Pada Tes Kemampuan

Berpikir Kritis dan Kreatif Siklus I 208

Lampiran 39 Analisis Proses Jawaban Pada Tes Kemampuan

Berpikir Kritis dan Kreatif Siklus II 210

Lampiran 40 Analisis Tes Awal Kemampuan Berpikir Kritis 212

Lampiran 41 Analisis Tes Awal Kemampuan Berpikir Kreatif 217

Lampiran 42 Analisis Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siklus I 222

Lampiran 43 Analisis Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Siklus I 227

Lampiran 44 Analisis Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siklus II 232

(18)

xvii

Lampiran 46 Lembar Nama Validator Soal 242

Lampiran 47 Lembar Nama Siswa Siswi Kelas VII – 8

SMP Negeri 17 Medan 243

(19)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam menghadapi era globalisasi, diperlukan sumber daya manusia

(SDM) yang handal yang memiliki pemikiran kritis, sistematis, logis, dan kreatif

serta berkemauan untuk bekerjasama secara efektif. Hal tersebut mendorong dunia

pendidikan untuk membuat inovasi dan formulasi pembelajaran yang relevan.

Tujuan pendidikan pada umumnya adalah mengkondisikan lingkungan yang

memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya

secara optimal, sehingga dapat mewujudkan dirinya sesuai dengan kebutuhan

pribadi dan masyarakat. Salah satu mata pelajaran di sekolah yang dapat

digunakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah mata pelajaran matematika.

Matematika merupakan bidang studi yang memiliki peranan penting. Hal

ini dapat dilihat dengan adanya jam pelajaran matematika di sekolah lebih banyak

dibanding dengan jam mata pelajaran lainnya. Selain itu juga matematika

merupakan mata pelajaran yang diberikan di semua janjang pendidikan mulai dari

pendidikan dasar, pendidikan menengah dan sebagian besar di perguruan tinggi

(PT). Ada banyak alasan tentang perlunya siswa belajar matematika. Menurut

Cornelius (Abdurrahman, 2012:204) mengemukakan:

Lima alasan belajar matematika karena matematika merupakan (1) Sarana berpikir yang jelas dan logis; (2) Sarana memecahkan masalah kehidupan sehari-hari; (3) Sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman; (4) Sarana mengembangkan kreativitas, dan (5) Sarana untuk meningkatkan kesehatan terhadap perkembangan budaya.

Dibalik pentingnya peranan yang dimiliki matematika, matematika juga

merupakan mata pelajaran yang umumnya dianggap sulit dan tidak

menyenangkan bagi para siswa. Hal ini menjadikan matematika laksana monster

yang menjadi momok menyeramkan bagi para siswa di sekolah. Sebagaimana

yang diungkapkan Abdurrahman (2012:202) dari berbagai bidang studi yang

diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling

(20)

2

yang berkesulitan belajar. Banyaknya siswa yang menganggap matematika

sebagai mata pelajaran yang sulit disetiap jenjang pendidikan, sering

menimbulkan berbagai masalah yang berdampak pada rendahnya prestasi belajar

siswa.

Rendahnya mutu pendidikan matematika di Indonesia dibuktikan data

hasilTrend in International Mathematics and Science Study(TIMSS) yang diikuti

oleh siswa kelas VIII Indonesia tahun 2011. Penilaian yang dilakukan

International Association for the Evaluation and Educational Achievement(IAE)

study center boston college tersebut diikuti 600.000 siswa dari 63 negara. Untuk

bidang matematika Indonesia berada di urutan ke-38 dengan skor 386 dari 42

negara yang siswanya dites. Skor Indonesia ini turun 11 poin dari penilaian tahun

2007. Sementara itu studi tiga (3) tahunan PISA, yang diselenggarakan oleh

Organization for Economic Cooperation and Development(OECD) sebuah badan

PBB yang berkedudukan di Paris, yang bertujuan untuk mengetahui literasi

matematika siswa, dimana fokus studi PISA adalah kemampuan siswa dalam

mengidentifikasi dan memahami serta menggunakan dasar-dasar matematika yang

diperlukan dalam kehidupan sehari-hari pada tahun 2012 menempatkan Indonesia

pada posisi 64 dari 65 negara yang disurvei.

Rendahnya mutu pendidikan tersebut bukan hanya disebabkan pelajaran

matematika yang sulit, malainkan juga disebabkan oleh berbagai faktor seperti

siswa itu sendiri, guru, strategi pembelajaran, maupun lingkungan belajar yang

saling berhubungan satu sama lain. Faktor dari siswa yaitu kurangnya pemahaman

konsep siswa terhadap materi yang diajarkan. Faktor lain yaitu adanya

anggapan/asumsi yang keliru dari guru-guru yang menganggap bahwa

pengetahuan matematika itu dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke

pikiran siswa. Hal ini mengakibatkan siswa lebih fokus menghapal semua konsep

matematika yang diberikan oleh guru. Akan tetapi, dalam perkembangan seperti

sekarang ini guru dituntut agar tugas dan peranannya tidak lagi sebagai pemberi

informasi melainkan sebagai pendorong belajar agar siswa dapat mengkonstruk

(21)

3

Salah satu kemampuan dasar matematika adalah kemampuan berpikir

kritis. Wijaya (Azizah, 2014:3) mengatakan bahwa kemampuan berpikir kritis

sebagai bagian dari keterampilan berpikir yang perlu dimiliki oleh setiap anggota

masyarakat, sebab banyak sekali persoalan-persoalan dalam kehidupan yang

memerlukan pemecahan. Sehingga dalam memutuskan suatu permasalahan, tidak

secara langsung mengarah pada kesimpulan tanpa benar-benar memikirkannya.

Seseorang yang memiliki kemampuan berpikir kritis matematis tinggi mampu

menganalisis masalah, menentukan tindakan yang tepat serta melakukan tindak

lanjut dari tindakan yang diambil.

Akan tetapi dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah, jarang sekali

siswa diberi kesempatan untuk berpikir kritis dalam mengahadapi suatu

permasalahan. Utomo dan Ruijter (Azizah, 2014:4) memaparkan bahwa pada

latihan pemecahan soal ternyata hanya sebagian kecil siswa yang dapat

mengerjakannya dengan baik, sebagian besarnya lagi tidak tahu apa yang harus

dikerjakan. Setelah diberi petunjuk pun mereka masih juga tidak dapat

menyelesaikan soal-soal tersebut, sehingga guru menerangkan seluruh

penyelesaiannya.

Berdasarkan hasil observasi kegiatan pembelajaran dan hasil tes awal yang

dilakukan peneliti di kelas VII-8 SMP Negeri 17 Medan ditemukan bahwa

kemampuan berpikir kritis siswa masih sangat rendah, hal ini terlihat dari jawaban

yang diberikan siswa dalam menyelesaikan soal tes kemampuan berpikir kritis.

Soal yang diberikan peneliti memuat indikator kemampuan berpikir kritis yaitu

menganalisis, mensintesis, dan menyimpulkan. Soal diberikan kepada 36 orang

siswa kelas VII-8 SMP Negeri 17 Medan. Dari hasil tes awal yang diberikan

hanya 15 orang (42%) siswa dari 36 orang (100%) siswa yang mampu

menyelesaikan soal dengan baik dan tuntas secara klasikal. Dilihat dari beragam

jawaban yang diberikan siswa, terlihat bahwa banyak siswa yang mesih merasa

sulit/kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan terkait kemampuan berpikir

kritis. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa masih sangat

(22)

4

Selanjutnya selain kemampuan berpikir kritis, dalam menghadapi

perkembangan IPTEK seseorang juga dituntut untuk menjadi kreatif. Menurut

Pehkonen (Mahmudi, 2010:3) kreativitas tidak hanya terjadi pada bidang-bidang

tertentu seperti seni, sastra, atau sains, melainkan juga ditemukan dalam berbagai

bidang kehidupan termasuk matematika. Pada matematika ini kreativitas

merupakan produk dari berpikir kreatif dan lebih ditekankan pada prosesnya.

Munandar (2012:35) menyatakan seorang anak yang kreatif selalu ingin tahu,

memiliki minat yang luas, dan mempunyai kegemaran dan aktivitas yang kreatif.

Bishop (Mahmudi, 2010:3) menyatakan bahwa dalam belajar matematika, siswa

memerlukan dua keterampilan berpikir matematis, yaitu berpikir kreatif yang

sering diidentikkan dengan intuisi dan kemampuan berpikir analitis yang

diidentikkan dengan kemampuan berpikir logis. Berdasarkan paparan tersebut,

jelaslah bahwa dalam belajar matematika, siswa memerlukan kemampuan berpikir

kreatif.

Pentingnya kemampuan berpikir kreatif ini tidak relevan dengan kenyataan

yang ada. Kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran matematika

masih tergolong rendah. Guilford (Munandar, 2012:7) dalam pidatonya yang

mengatakan bahwa:

Keluhan yang paling banyak saya dengar mengenai lulusan perguruan tinggi kita adalah bahwa mereka cukup mampu melakukan tugas-tugas yang diberikan dengan menguasai teknik-teknik yang diajarkan, namun mereka tidak berdaya jika dituntut memecahkan masalah yang memerlukan cara-cara yang baru.

Rendahnya kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran

matematika dapat juga dilihat dari hasil observasi pembelajaran matematika dan

tes awal yang diberikan di kelas VII-8 SMP Negeri 17 Medan. Untuk mengukur

kemampuan berpikir kreatif siswa peneliti memberikan 2 soal kemampuan

berpikir kreatif yang memuat indikator berpikir berpikir kreatif yaitu keluwesan

(Flexibility), kelancaran (Fluency) serta keaslian (Originality). Dari jawaban yang

diberikan siswa, terlihat bahwa penyelesaian soal yang diberikan siswa satu sama

dengan siswa lainnya atau tidak terdapat jawaban yang beragam (berbeda). Hal ini

(23)

5

memenuhi kriteria berpikir kreatif yaitu keluwesan, kerincian dan kebaruan, dari

hasil tes kemampuan awal berpikir kreatif ini hanya 19 orang (53%) siswa yang

tuntas secara klasikal. sehingga peneliti menyimpulkan bahwa kemampuan

berpikir kreatif siswa kelas VII-8 SMP Negeri 17 Medan juga masih sangat

rendah.

Rendahnya kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa juga terlihat dari

proses jawaban siswa dalam menyelesaikan soal yang diberikan. Dimana bila

tinjau dari proses jawabannya, proses jawaban siswa pada umunya tidak lengkap

atau tidak memenuhi kriteria penyelesaian soal yang baik dan benar. Siswa

cenderung menjawab soal dengan singkat dan melompati tahap-tahap

penyelesaian soal yang semestinya sehingga hasil akhir dari jawaban siswa pun

pada umumnya salah atau keliru.

Pelajar hari ini sebagai calon pemimpin atau ilmuan di masa depan perlu

dipersiapkan dengan membiasakan mereka melakukan kebiasaan berpikir kritis

dan kreatif. Mereka perlu dipersiapkan dalam menghadapi tantangan dan

persoalan yang semakin kompleks dimasa depan. Hal ini didukung Johnson

(Hidayat 2012:1) bahwa:

Berpikir kritis dan kreatif memungkinkan siswa untuk mempelajari masalah secara sistematis, menghadapi berjuta tantangan dengan cara terorganisasi, merumuskan pertanyaan inovatif, dan merancang permasalahan yang dipandang relatif baru.

Kurikulum Nasioanal (KURNAS) yang menjadi acuan pendidikan

sekarang ini menegaskan bahwa kegiatan pembelajaran guru hendaknya

menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang

mendidik secara kreatif, penataan materi pembelajaran secara benar sesuai dengan

pendekatan yang dipilih dan karakteristik siswa. Pengajaran ini dimulai dari

hal-hal yang konkret dilanjutkan ke hal-hal yang abstrak. Pengajaran di SMP, terutama

diarahkan agar siswa memiliki kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis,

kritis dan kreatif serta menghargai sikap matematika dan kegunaannya dalam

kehidupan. Harapan tersebut tidak sejalan dengan situasi dan kondisi

pembelajaran matematika di kelas selama ini, dalam proses pembelajaran di

(24)

6

menerima saja apa yang disampaikan guru, urutan penyajian bahan dimulai dari

abstrak ke konkret, yang bertentangan dengan perkembangan kognitif siswa dan

kurang memanfaatkan lingkungan siswa sebagai sumber belajar.

Rendahnya kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa dalam

menyelesaikan soal-soal salah satunya dipengeruhi oleh pendekatan pembelajaran

yang diterapkan oleh guru di kelas. Azizah (2014) menyetakan bahwa “Selama ini

pembelajaran yang berlangsung adalah pembelajaran satu arah, dimana siswa

hanya menerima materi sebatas apa yang disampaikan oleh guru, siswa cenderung

pasif dalam pembelajaran dan keaktifan siswa pun kurang diperhatikan. Selain itu

permasalahan yang diberikan kepada siswa cenderung memberikan jawaban yang

sama, dan terkadang hanya mengikuti langkah-langkah yang telah diajarkan oleh

guru”.

Kegiatan pembelajaran hendaknya membimbing siswa dalam menjawab

permasalahan dengan banyak cara dan mungkin juga dengan banyak jawaban

yang benar sehingga mendukung potensi intelektual dan pengalaman siswa dalam

penemuan sesuatu yang baru. Pembelajaran seperti ini salah satunya dapat

diciptakan melalui masalah-masalah atau alat evaluasi matematika yang bersifat

terbuka (open-ended) dengan jawaban yang tidak tunggal.

Soal terbuka (open-ended) adalah soal yang jawaban akhirnya beragam

atau soal yang dapat direspon dengan cara beragam. Artinya sebuah soal

dikatakan terbuka, apabila soal tersebut memungkinkan direspon dengan cara

berbeda dan bernilai benar. Pada saat siswa selalu berpikir alternative atau

berpikir divergen. Menyajikan soal-soal matematika terbuka kepada peserta didik

dalam proses pembelajaran merupakan sebuah proses melatihkan kemampuan

berpikir kritis dan kreatif. Dengan demikian masalah matematika terbuka

disamping dapat melatihkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif juga dapat

melatihkan kepercayaan diri dan kemandirian siswa, karena setiap siswa akan

selalu percaya diri dengan jawaban benar yang diberikannya walaupun berbeda

dengan teman sebangkunya. Model soal matematika terbuka sudah selayaknya

(25)

7

untuk mendesain model evaluasi pembelajaran dengan menggunakan masalah

terbuka dengan jawaban tidak tunggal.

Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, pembelajaran matematika dengan

soal terbuka (open-ended) sangat memungkinkan dan berpeluang untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematika siswa. Untuk itu

peneliti merasa perlu melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Pembelajaran Matematika Dengan Soal Terbuka (Open-Ended) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Pada Siswa SMP Negeri 17 Medan T.A 2016/2017”.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang sebelumnya maka timbul beberapa masalah

yang diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Banyak siswa yang menganggap bahwa matematika adalah pelajaran yang

sulit dimengerti dan menakutkan.

2. Kemampuan berpikir kritis matematika siswa masih rendah.

3. Kemampuan berpikir Kreatif matematika siswa masih rendah.

4. Pendekatan yang diterapkan guru ketika mengajar belum mampu untuk

mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif belajar

matematika siswa.

5. Proses jawaban siswa dalam menyelesaikan masalah masih kurang

lengkap/tidak mengikuti langkah penyelesaian yang baik dan benar.

1.3 Batasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan yang tercakup dalam identifikasi

masalah, maka peneliti merasa perlu untuk memberikan batasan terhadap masalah

yang akan dikaji agar penelitian ini lebih terarah dan jelas. Masalah yang akan

dikaji dalam penelitian ini terbatas pada kemampuan berpikir kritis dan kreatif

siswa dengan penerapan soal terbuka (open-ended) dalam pembelajaran

(26)

8

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka rumusan masalah yang akan

dikaji dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dengan penerapan

soal terbuka (open-ended) dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas

VII-8 SMP Negeri 17 Medan T.A 2016/2017?

2. Bagaimana peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan penerapan

soal terbuka (open-ended) dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas

VII-8 SMP Negeri 17 Medan T.A 2016/2017?

3. Bagaimana proses jawaban siswa dalam menyelesaikan soal terkait

kemampuan berpikir kritis matematika dengan penerapan soal terbuka

(open-ended) dalam pembelajaran matematika siswa kelas VII-8 SMP Negeri 17

Medan T.A 2016/2017?

4. Bagaimana proses jawaban siswa dalam menyelesaikan soal terkait

kemampuan berpikir kreatif matematika dengan penerapan soal terbuka

(open-ended) dalam pembelajaran matematika siswa kelas VII-8 SMP? Negeri 17

Medan T.A 2016/2017?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, yang menjadi tujuan dalam penelitian ini

adalah:

1. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dengan

penerapan soal terbuka (open-ended) dalam pembelajaran matematika pada

siswa kelas VII-8 SMP Negeri 17 Medan T.A 2016/2017.

2. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan

penerapan soal terbuka (open-ended) dalam pembelajaran matematika pada

siswa kelas VII-8 SMP Negeri 17 Medan T.A 2016/2017.

3. Untuk mengetahui proses jawaban siswa dalam menyelesaikan soal terkait

kemampuan berpikir kritis matematika dengan penerapan soal terbuka

(open-ended) dalam pembelajaran matematika siswa kelas VII-8 SMP Negeri 17

(27)

9

4. Untuk mengetahui proses jawaban siswa dalam menyelesaikan soal terkait

kemampuan berpikir kreatif matematika dengan penerapan soal terbuka

(open-ended) dalam pembelajaran matematika siswa kelas VII-8 SMP Negeri 17

Medan T.A 2016/2017

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagi Guru, menjadi bahan masukan dan pertimbangan dalam menerapkan

pembelajan matematika yang mampu mengembangkan kemampuan

berpikir kritis dan kreatif siswa dalam memecahkan masalah.

2. Bagi Siswa, agar lebih termotivasi untuk membangun pengetahuannya

secara kritis, logis dan kreatif.

3. Bagi Peneliti, menjadi alternatif baru yang dapat diterapkan ketika menjadi

guru nantinya.

4. Bagi Peneliti lain, sebagai bahan masukan bagi penelitian yang sejenis.

1.7 Definisi Operasional

Definisi operasional variabel berikut perlu disampaikan supaya tidak

terjadi salah penafsiran dalam penelitian. Hal-hal yang perlu didefinisikan antara

lain:

1. Kemampuan berpikir kritis

Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan untuk berpikir rasional

tentang sesuatu, kemudian mengumpulkan informasi sebanyak mungkin

tentang sesuatu tersebut sebelum mengambil suatu keputusan atau melakukan

suatu tindakan yang dapat dipertanggung jawabkan. Indikator berpikir kritis

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menganalisis, mensintesis dan

(28)

10

2. Kemampuan berpikir kreatif

Kemampuan berpikir kreatif merupakan kemampuan menggunakan pikiran

untuk mencari makna dan permasalahan terhadap sesuatu, pembentukan ide,

membuat pertimbangan dan keputusan atau menyelesaikan masalah dengan

menemukan sebanyak-banyaknya jawaban atau penyelesaian dari suatu

permasalahan. Indikator kemampuan berpikir kreatif yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu keluwesan (Flexibility), kelancaran (Fluency) dan keaslian

(Originality).

3. Soal terbuka (open-ended)

Soal terbuka (open-ended) merupakan soal yang dirancang mempunyai lebih

dari satu penyelesaian dan dengan beberapa cara yang tepat untuk mencapai

penyelesaian itu. Soal terbuka yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal

terbuka yang menghendaki proses penyelesaian yang terbuka dan hasil akhir

yang terbuka.

4. Proses jawaban dalam kemampuan berpikir kritis

Proses jawaban dalam kemampuan berpikir kritis matematis adalah suatu

rangkaian tahapan penyelesaian yang dibuat siswa secara lebih rinci dan benar

berdasarkan indikator kemampuan berpikir kritis matematis yaitu mampu

menganalisis masalah, mensintesis masalah dan memberikan suatu

kesimpulan akhir dari penyelesaian masalah.

5. Proses jawaban dalam kemampuan berpikir kreatif

Proses jawaban dalam kemampuan berpikir kreatif matematis adalah suatu

rangkaian tahapan penyelesaian yang dibuat siswa secara lebih rinci dan benar

serta memberikan banyak penyelesaian yang memuat indikator berpikir kreatif

matematika yaitu keluwesan (Flexibility), kelancaran (Fluency) dan keaslian

(29)

114 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan data hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh

kesimpulan yang merupakan jawaban atas pertanyaan yang diajukan dalam

rumusan masalah. Kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Berdasarkan tingkat kemampuan berpikir kritis siswa mengalami peningkatan,

dimana pada tes kemampuan awal persentesi ketuntasan klasikal siswa hanya

sebesar 42% (15 orang) dengan rata – rata 66,4 pada siklus I meningkat

menjadi 56% (20 orang) dengan rata – rata 69,6 dan pada siklus II menjadi

83% (30 orang) dengan rata – rata 82,63 dimana sudah memenuhi ketuntasan

klasikal (kelas) yaitu sebesar 80%.

2. Berdasarkan tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa mengalami

peningkatan, dimana pada tes kemampuan awal persentesi ketuntasan klasikal

siswa hanya sebesar 53% (19 orang) dengan rata – rata 67,36, pada siklus I

meningkat menjadi 64% (23 orang) dengan rata – rata 73,84 dan pada siklus II

menjadi 88% (32 orang) dengan rata – rata 84,25 dimana sudah memenuhi

ketuntasan klasikal (kelas) yaitu sebesar 80%.

3. Berdasarkan proses jawaban yang diberikan siswa untuk menyelesaikan soal

terbuka (Open – Ended) yang mencakup kemampuan berpikir kritis, pada tes

kemampuan awal hanya 31% (10 orang) siswa yang berada pada kategori

kurang baik, pada Siklus I meningkat menjadi 56% (15 orang) dan pada siklus

II menjadi 90% (30 orang) siswa yang berada pada kategori sangat baik.

4. Berdasarkan proses jawaban yang diberikan siswa untuk menyelesaikan soal

terbuka (Open – Ended) yang mencakup kemampuan berpikir kreatif, pada

tes kemampuan awal hanya 44% (16 orang) siswa yang berada pada kategori

kurang baik, pada Siklus I meningkat menjadi 64% (23 orang) dan pada siklus

(30)

115

5. Penerapan soal terbuka (Open-Ended) dalam pembelajaran matematika di

kelas VII SMP Negeri 17 medan T.A 2016/2017 meningkatkan kemampuan

berpikir kritis (kemampuan menganalisis, mensintesis dan menyimpulkan) dan

kreatif (keluwesan, kelancaran, dan keaslian) siswa.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti ingin

mengemukakan beberapa saran diantaranya adalah bagi :

1. Guru

Penelitian ini membuktikan bahwa penerapan soal terbuka (Open Ended

Problem) dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan kemampuan

berpikir kritis dan kreatif siswa sehingga dapat dijadikan sebagai pendekatan

alternatif yang dapat diterapkan di dalam kelas.

2. Peneliti lain

Diharapkan kepada peneliti lainnya untuk melanjutkan bentuk penelitian ini

dengan meteri dan tingkat kelas yang berbeda sehingga hasil penelitian dapat

berguna bagi kemajuan pendidikan khususnya pendidikan matematika.

3. Bagi Pihak – pihak terkait

Bagi pihak terkait lainnya seperti pihak sekolah diharapkan untuk lebih

memperhatikan kelebihan dan kelemahan dari pembelajaran yang digunakan

dalam mengajarkan matematika dalam meningkatkan kemampuan berpikir

(31)

116

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. 2012. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Adam, S. Aplikasi Teori Perkembangan Bahasa Menurut Vygotsky Dalam Pendidikan. Tadbir Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Volume 02.Nomor 2 Agustus 2014

Alhadad, I. 2012. Penerapan Teori Perkembangan Mental Piaget Pada Konsep Kekekalan Panjang. Infinity Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung.Vol.1, No.1, Februari 2012

Arikunto, S. 2012.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Azizah, N.T. 2014. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis siswa Melalui Pendekatan Open-Ended di SD I AL Syukro Ciputat. Jakarta: Universitas Islam Negeri. (diakses tanggal 25 Januari 2016, 16:52 Wib).

Fachrurazi. 2011. Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Edisi Khusus No 1 Agustus 2011. (Diakses Tanggal 22 Januari 2016, 09:02 Wib).

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. 2010. Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan FMIPA UNIMED. Medan: FMIPA UNIMED.

Fisher, A. 2008.Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga.

Hafid, A. 2007. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kelimmuan secara Aktual: Mengembangkan Kemampuan berpikir Kritis melalui Teknik Problem Solving. Jurnal Iktiyar Volume 5 nomor 3 hal 126-277. Makasar. Desembaer 2007. ISSN 1412-8538. (diakses 16 Februari 2016, 11.49 Wib).

Hamdani. 2010.Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.

Hamzah dan Nurdin. 2011.Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta: Bumi Aksara.

(32)

117

Hasratuddin. 2013. Membangun Karakter Melalui Pembelajaran Matematika. Jurnal Pendidikan Matematika PARADIKMA, Volume 6 No. 2. (Diakses 22 Januari 2016, 21:17 Wib).

Hidayat,W. 2012. Meningkatkan Kemampuan berpikir Kritis dan Kreatif Matematika Siswa SMA melalui Pembelajaran Kooperatif Think Talk Write (TTW), Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, M-10.

Hudojo, H. 2005. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang : UM Press.

Husnidar, dkk,. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Disposisi Matematika Siswa. Jurnal Didaktik Matematika, ISSN: 2355–4185. (Diakses tanggal 22 januari 2016, 22:04 Wib).

Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif: Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Mahmudi, A. 2008. Mengembangkan soal terbuka (Open-Ended problem) dalam pembelajaran matematika. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, jumat 24 November 2008.

Munandar, U. 2012. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Nainggolan, S. 2013. Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Kreatifitas Berpikir Melalui Model Pembelajaran Pencapaian Konsep Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bilah Barat, Tesis. Medan: PPS UNIMED.

Natalita, D.A. dkk. 2013. Proses Berpikir Kreatif Siswa SMP Yang Mengikuti Bimbingan Belajar Dalam Menyelesaikan Soal-Soal Ujian Nasional. (diakses tanggal 23 Januari 2016, 12:43 Wib).

Nohda, N. 2000. Theacing by open-approch Mehod in Japanese Mathematics Classroom. In. T. Nakahara & M. Koyama (Eds). Proceeding of the 24th conference of international Group of Mathematics Education, Vol 4(pp. 145-152). Hiroshima: Hiroshima University.

(33)

118

Siswono, dkk. 2005. Menilai Kreativitas Siswa Dalam Matematika. Prosiding Seminar National Matematika dan Pendidikan Matematika “Penerapan Matematika dan Terapannya Dalam Meningkatkan Mutu Sumber Daya Manusia Indonesia” di Jurusan Matematika FMIPA UNESA. 28 Februari 2005. [on-line](diakses Tanggal 23 Januari 2015, 11:57Wib).

Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suherman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA.

Sukra, W. Implementasi Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Dalam Pengajaran IPA di sekolah Dasar Dengan menggunakan LKS Berbasis Masalah. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No 3 TH. XXXVI juli 2013

Syahbana, A. 2012. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMP Melalui Pendekatan Contextual Teaching And Learning. Jurnal Edumatika Volume 02 Nomor 01, April 2012, ISSN: 2088-2157. (Diakses Tanggal 23 Januari 2016, 12:33 Wib).

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.

Wardani, F.K. 2013. Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Dengan Penerapan Strategi Pembelajaran TTW (Think-Talk-Write) Pada Materi Faktorisasi Bentuk Aljabar siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Padangsidimpuan T.A 2013/2014. Skripsi. Medan: UNIMED.

Wijaya, A. 2012.Pendidikan Matematika Realistik: Suatu Alternatif Pendekatan Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ziswan, D. 2014. Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru Dalam Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013 Melalui Workshop Pada SMK N 4 Kota Jambi. Tesis. Medan: PPS UNIMED.

Gambar

Tabel 4.27 Tingkat Kemampuan Siswa Berpikir Lancar pada Tes
Gambar 4.10 Grafik Tingkat Kemampuan Rata – Rata Kelompok

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini dikarenakan pengeluaran konsumsi yaitu pengeluaran rutin negara dalam hal ini belanja pegawai yang mencakup gaji dan pensiun, tunjangan serta belanja barang-barang

Pengeluaran Konsumsi yaitu pengeluaran rutin negara dalam hal ini belanja pegawai yang mencakup gaji dan pensiun, tunjangan serta belanja barang-barang dalam negeri, dana

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya belajar adalah suatu proses usaha yang melibatkan aktivitas mental yang terjadi dalam diri manusia sebagai akibat dari proses

Tidak/belum pernah sekolah adalah mereka yang tidak pernah/ belum pernah terdaftar dan tidak pernah/belum pernah aktif mengikuti pendidikan di suatu jenjang pendidikan

• It is possible to decrease the drug dose and retain the usual dosage interval,or • Retain the usual dose and increase the1. dosage

Bảo vệ các nguồn nước Tương ứng tiêu

Persepsi Manfaat didefinisikan sebagai suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa dengan menggunakan suatu teknologi akan mampu meningkatkan kinerja dalam bekerja manfaat

Dalam rangka pencairan BOP RA Semester 1 Tahun 2016 dilingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Ponorogo, bersama ini kami mohon kepada Kepala RA untuk mengumpulkan