(Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas X SMA Gajah Mada Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)
Oleh
RELA KRISTIYAWANTI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRAK
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA GAJAH MADA
BANDAR LAMPUNG PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN HAYATI
(Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas X SMA Gajah Mada Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)
Oleh
RELA KRISTIYAWANTI
Hasil observasi dan wawancara dengan guru biologi di kelas X SMA Gajah Mada
Bandar Lampung, diketahui bahwa hasil belajar siswa masih rendah. Hal ini
dikarenakan guru masih sering menggunakan metode ceramah akibatnya kurang
merangsang aktivitas dan hasil belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui peningkatan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa melalui
penggunaan media gambar pada materi pokok keanekaragaman hayati.
Penelitian ini merupakan kuasi eksperimental dengan desain pretes postes
kelompok tak ekuivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas X1 dan X2 yang
dipilih dari populasi secara purposive sampling. Data penelitian ini berupa data
kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari hasil belajar siswa yaitu
iii
siswa terhadap penggunaan media gambar yang dianalisis secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas siswa pada kelas eksperimen
mengalami peningkatan yakni mengemukakan pendapat/ide (64,96), bertanya
(65,05), bekerjasama dengan teman (77,42), bertukar informasi (82,26), dan
mempresentasikan hasil diskusi (75,46). Hasil belajar juga mengalami
peningkatan, pada kelas eksperimen dengan rata-rata N-gain 0,58 lebih tinggi dari
pada kelas kontrol yakni dengan rata-rata N-gain 0,52. Selain itu, sebagian besar
siswa memberikan tanggapan yang positif terhadap penggunaan media gambar.
Dengan demikian, pembelajaran menggunakan media gambar dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi pokok
keanekaragaman hayati.
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xvii
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Kegunaan Penelitian ... 4
E. Ruang Lingkup Penelitian ... 5
F. Kerangka Pikir ... 6
G. Hipotesis ... 7
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pendidikan... 9
B. Media Gambar ... 10
C. Aktivitas Belajar... 15
D. Hasil Belajar ... 18
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 21
B. Populasi dan Sampel ... 21
C. Desain Penelitian ... 21
D. Prosedur penelitian ... 22
E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ... 27
F. Teknik Analisis Data ... 28
IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 37
xiv
DAFTAR PUSTAKA ... 50
LAMPIRAN 1. Silabus ... 54
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 60
3. Lembar Kerja Kelompok ... 80
4. Soal Pretes dan Postes ... 108
5. Data Hasil Penelitian ... 121
6. Analisis Uji Statistik Data Hasil Penelitian ... 133
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu upaya dalam meningkatkan sumber daya manusia dan
merupakan tanggungjawab semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, dan lembaga
pendidikan. Berbagai upaya peningkatan mutu pendidikan menjadi prioritas utama
salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan meningkatkan kualitas proses
pembelajaran. Proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas sebaiknya tidak
hanya didominasi oleh guru saja tetapi juga melibatkan siswa sehingga siswa tidak
lagi menjadi objek melainkan subjek belajar (Kusmiati, 2012: 1)
Sampai saat ini pendidikan kita masih diselimuti oleh pandangan bahwa pengetahuan
sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Selain itu kelas masih terfokus
pada guru sebagai sumber untuk memperoleh pengetahuan dan masih banyak para
guru yang menggunakan metode ceramah sebagai pilihan utama dalam
pembelajaran, sehingga proses pembelajaran yang seharusnya menuntut siswa aktif
dalam proses pembelajaran belum dapat berjalan secara optimal (Evi, 2008: 2)
Mata pelajaran biologi sebenarnya tidak hanya terdiri atas kumpulan pengetahuan
atau berbagai macam fakta yang dihafal, melainkan pelajaran biologi membutuhkan
pembelajaran biologi dengan baik telah banyak usaha yang dapat dilakukan oleh
seorang guru agar siswa dapat menerima materi pelajaran dengan mudah dan cepat.
Diantaranya adalah dengan menghadirkan media pembelajaran yang tepat sebagai
pelengkap proses belajar mengajar, sehingga tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan dapat tercapai secara optimal.
Hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran biologi yang telah
dilakukan di SMA Gajah Mada Bandar Lampung, nilai rata-rata siswa pada materi
pokok keanekaragaman hayati Tahun Ajaran 2011-2012 adalah 64. Nilai tersebut
belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan di sekolah
yaitu 68. Selama ini media yang tersedia di SMA Gajah Mada Bandar Lampung
adalah charta, tetapi ketika proses pembelajaran charta tidak digunakan oleh guru,
selama proses pembelajaran guru hanya menggunakan metode ceramah. Metode
ceramah adalah salah satu cara pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru
secara monolog saja, perhatian siswa hanya terpusat pada guru (teacher centered).
Pada saat proses pembelajaran berlangsung aktivitas siswa lebih banyak mendengar
dan melihat penyampaian materi oleh guru, hanya ada beberapa siswa yang mau
bertanya dan menyampaikan pendapatnya sedangkan sebagian besar siswa yang lain
hanya diam saja. Padahal Menurut Hamalik (1994: 53) : kegiatan atau aktivitas
dalam pembelajaran bermanfaat bagi siswa yaitu, siswa memperoleh pengalaman
langsung, mengembangkan pribadi, memupuk kerjasama, disiplin belajar,
mengembangkan minat, kemampuan berfikir kritis, dan terakhir suasana proses
oleh pernyataan Risk (dalam Rohani, 2004:6-7) mengemukakan “Teaching is guidance of learning experiences” yang mengandung arti mengajar adalah proses
membimbing pengalaman belajar.Melihat kenyataan ini, maka sangat diperlukan
adanya media pembelajaran yang dapat menumbuhkan minat siswa dalam proses
pembelajaran sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam
materi pokok Keanekaragaman Hayati. Media tersebut adalah media gambar yang
akan digunakan dalam proses pembelajaran yang diduga dapat membantu siswa
dalam memaksimalkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi Keanekaragaman
Hayati .
Media gambar mampu memproyeksi ukuran benda yang sebenarnya sehingga siswa
mempunyai gambaran akan konsep yang dijelaskan oleh guru melalui media gambar
tersebut (Hamzah, 1987:27). Penelitian Ayuningtiyas (2012 :50) menunjukan
penerapan media visual (gambar) pada mata pelajaran IPA siswa kelas V SDN
Cikutra 2 Bandung dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Dan
berdasarkan penelitian Kusmiati (2012 :50) yang menunjukan terjadi peningkatan
aktivitas dan hasil belajar siswa setelah menggunakan media visual pada siswa kelas
IV SDN 1 Pasirmaris Kec. Cibeber Kab. Cianjur pada materi bentuk-bentuk kegiatan
ekonomi.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka penulis telah melakukan
Belajar Siswa Kelas X SMA Gajah Mada Bandar Lampung Pada Materi Pokok
Keanekaragaman Hayati”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah penggunaan media gambar berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa
kelas X SMA Gajah Mada Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 pada
materi pokok keanekaragaman hayati?
2. Apakah penggunaan media gambar berpengaruh signifikan dalam
meningkatkan hasil belajar siswa kelas X SMA Gajah Mada Bandar lampung
Tahun Pelajaran 2012/1013 pada materi pokok keanekaragaman hayati?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui:
1. Aktivitas belajar siswa yang menggunakan media gambar pada materi pokok
keanekaragaman hayati oleh siswa SMA Gajah Mada Bandar Lampung Tahun
Pelajaran 2012/2013.
D. Manfaat Penelitian
Setelah diadakan penelitian ini, diharapkan bermanfaat bagi :
1. Peneliti yaitu memberikan pengalaman, wawasan dan pengetahuan bagi peneliti
sebagai calon guru untuk menggali aktivitas dan hasil belajar siswa.
2. Guru biologi yaitu memberikan sumbangan pemikiran bagi guru dalam memilih
media yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
3. Siswa yaitu untuk menciptakan suasana baru dalam belajar dengan
menggunakan media gambar serta menambah motivasi belajar biologi siswa.
4. Sekolah yaitu memberikan masukan untuk menggunakan media visual,
sumbangan informasi dan pemikiran dalam upaya peningkatan mutu sekolah dan
kualitas pembelajaran.
E.Ruang lingkup Penelitian
Untuk memberikan kejelasan dalam penelitian, berikut dikemukakan beberapa
batasan yaitu :
1. Media pembelajaran yang digunakan adalah media gambar
2. Hasil belajar yang diukur adalah aspek kognitif siswa berupa hasil tes awal dan
tes akhir yang dapat terlihat dari nilai N-gain nya.
3. Aktivitas yang diamati yaitu aktivitas siswa yang relevan dengan proses
diskusi, mempresentasikan hasil diskusi kelompok, menjawab pertanyaan,
mengajukan pertanyaan
4. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X2 sebagai kelas eksperimen dan
kelas X1 sebagai kelas kontrol.
5. Materi pokok pada penelitian ini adalah Pada Standar Kompetensi 3. Memahami
Keanekaragaman hayati yaitu pada Kompetensi Dasar (KD)
3.1 Mendeskripsikan konsep keanekaragaman gen, jenis, ekosistem melalui
kegiatan pengamatan
F. Kerangka Pikir
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif
mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi yang
bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan
diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum
pembelajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan
pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna
kepentingan pengajaran. Oleh sebab itu, apa yang dilakukan oleh seorang guru
harus mengarah pada pencapaian tujuan untuk meningkatkan aktifitas belajar
serta hasil belajar siswa. Guru tidak lagi menjadi sumber informasi yang
menyebabkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran menjadi pasif. Ada
baiknya guru menggunakan media pembelajaran yang saat ini telah banyak
berkembang. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan adalah
diminta untuk memilih gambar yang tepat sesuai pertanyaan atau mengamati
gambar kemudian mendeskripsikan dan menjawab pertanyaan yang mencakup
gambar yang dilihat. Setelah itu siswa ditanya mengenai alasan atau dasar
pemikiran pemilihan atau jawaban dari pertanyaan pada gambar tersebut. Lalu
dari alasan dan jawaban siswa atas pertanyaan pada gambar tersebut guru
memulai menanamkan konsep atau materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai.
Penggunaan media gambar diharapkan dapat meningkatkan peran aktif siswa
karena dalam pembelajaran ini diberikan gambar-gambar yang menarik dan
representative. Sehingga siswa diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajarnya. Aktivitas yang diharapkan dapat meningkat karena adanya
media gambar ini adalah aktivitas berupa mengemukakan pendapat/ ide,
melakukan kegiatan diskusi, mempresentasikan hasil diskusi kelompok,
menjawab pertanyaan, serta mengajukan pertanyaan. Sedangkan hasil belajar
yang diharapkan meningkat adalah hasil belajar berupa kognitif yang dapat
terlihat dari hasil pretes dan postes.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan media gambar.
Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah aktivitas dan hasil belajar
siswa. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat ditunjukkan pada
Keterangan : X= Variabel bebas dengan menggunakan media gambar , Y1= Aktivitas dan Y2= Hasil belajar kognitif siswa pada materi pokok Keanekaragaman hayati
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
G. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan media
gambar dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas X SMA Gajah
Mada Bandar Lampung pada materi pokok keanekaragaman hayati?
H1: Ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan media gambar dalam
meningkatkan hasil belajar siswa kelas X SMA Gajah Mada Bandar
Lampung pada materi pokok keanekaragaman hayati?
Y1
X
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Media Pendidikan
Kata “media” berasal dari bahasa Latin “medius” yang secara harfiah berarti “tengah”, “perantara” atau “pengantar”. Apabila media itu membawa
pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung
maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran. Menurut Arsyad
(2000: 3-4), media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang
mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang
siswa untuk belajar.
Media pendidikan adalah sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara,
dengan menggunakan alat penampil dalam proses belajar mengajar untuk
mempertinggi efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan instruksional, meliputi
kaset, audio, slide, film-strip, OHP, film, radio, televisi dan sebagainya (Rohani,
1997: 1-4). Media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang
dapat merangsangnya untuk belajar (Gagne dalam Sadiman, dkk, 1986:6).
Sementara itu (Briggs dalam Sadiman, dkk, 1986:7) berpendapat bahwa media
adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa
Menurut Arsyad (2007: 6) media pendidikan memiliki pengertian fisik yang
dewasa ini dikenal sebagai hardware (perangkat keras), yaitu sesuatu benda yang
dapat dilihat, didengar atau diraba dengan pancaindera. Media pendidikan
memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai software (perangkat lunak),
yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi
yang ingin disampaikan kepada siswa.
B. Media Gambar
Media berbasis visual (image/gambar atau perumpamaan) memegang peran yang
sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar
pemahaman (misalnya melalui elaborasi struktur dan organisasi) dan
memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat
memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Stimulus
visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik bentuk tugas-tugas seperti
mengingat, mengenali, mengingat kembali, dan menghubung-hubungkan fakta
dan konsep Levie dan Levie (dalam Arsyad, 2007:9). Menurut Levie dan Lentz
(dalam Arsyad, 2011:17) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran,
khususnya media visual, yaitu (a) fungsi atensi, (b) fungsi afektif, (c) fungsi
kognitif, dan (d) fungsi kompensatori. Fungsi atensi media visual merupakan inti,
yaitu menarik dan menggarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi
pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai
teks materi pelajaran. Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat
Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian
tujuan untuk memahami dan meningat informasi atau pesan yang terkandung
dalam gambar. Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil
penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks
membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan
informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Bentuk visual bisa berupa (a)
gambar representasi seperti gambar, lukisan atau foto yang menunjukan bagaimana tampaknya sesuatu benda; (b) diagram yang melukiskan
hubungan-hubungan konsep, organisasi, dan struktur isi materi; (c) peta menunjukan
hubungan-hubungan ruang antara unsur-unsur dalam isi materi; (d) grafik seperti
tabel, grafik, dan chart (bagan) yang menyajikan gambaran/kecenderungan data
atau antarhubungan seperangkat gambar atau angka-angka. Visualisasi pesan,
informasi, atau konsep yang ingin disampaikan kepada siswa dapat
dikembangkan dalam berbagai bentuk, seperti foto, gambar/ilustrasi,
sketsa/gambar garis, grafik, bagan, chart, dan gabungan dari dua bentuk atau
lebih (Arsyad, 2011:91-92).
Gambar sangat penting dalam usaha memperjelas pengertian pada peserta didik.
Sehingga dengan menggunakan gambar peserta didik dapat lebih memperhatikan
terhadap benda-benda atau hal-hal yang belum pernah dilihatnya yang berkaitan
dengan pelajaran. Gambar dapat membantu guru dalam mencapai tujuan
instruksional, karena gambar termasuk media yang mudah dan murah serta besar
pengertian peserta didik menjadi lebih luas, lebih jelas dan tidak mudah
dilupakan, serta lebih konkret dalam ingatan dan asosiasi peserta didik. Adapun
manfaat media gambar dalam proses instruksional adalah penyampaian dan
penjelasan mengenai informasi, pesan, ide dan sebagainya dengan tanpa banyak
menggunakan bahasa-bahasa verbal, tetapi dapat lebih memberikan kesan
(Rohani, 1997: 76-77). Manfaat gambar juga diungkap (Suleiman, 1988:27)
bahwa gambar merupakan alat visual yang penting dan mudah didapat. Hal
serupa juga diungkap oleh Sadiman (2008:29) bahwa media gambar/foto
merupakan bahasa yang umum yang dapat dimengerti dan dinikmati
dimana-mana. Gambar juga memiliki banyak kelebihan jika digunakan dalam proses
pembelajaran, kelebihan-kelebihan diantaranya seperti yang diungkap oleh
Sadiman, dkk (1986 : 29-31) yaitu :
1. Sifatnya konkrit: gambar/foto lebih realistis menunjukan pokok masalah
dibandingkan dengan media verbal semata.
2. Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda, objek
atau peristiwa dapat di bawa ke kelas, dan tidak selalu bisa: anak-anak dibawa
ke objek/peristiwa tersebut. Untuk itu gambar atau foto dapat mengatasinya.
Air terjun Niagara atau Danau Toba dapat disajikan ke kelas lewat gambar
atau foto. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau, kemarin, atau
bahkan semenit yang lalu kadang-kadang tak dapat kita lihat seperti apa
3. Media gmbar/foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. Sel atau
penampang daun yang tak mungkin kita lihat dengan mata telanjang dapat
disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar.
4. Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan tingkat usia
berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalahpahaman.
5. Murah harganya dan gampang didapat serta digunakan, tanpa memerlukan
peralatan khusus
Menurut Sadiman (2008:31) kelemahan dari media bergambar yaitu:
1. Hanya menekankan persepsi indera mata.
2. Benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran.
3. Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.
Untuk memilih gambar-gambar yang baik perlu memperhatikan kriteria-kriteria
seperti yang diungkapkan oleh Hamzah (1981: 30) yaitu:
1. Keaslian gambar, gambar menunjukkan situasi yang sebenarnya, seperti
melihat keadaan atau benda sesungguhnya. Kekeliruan dalam hal ini akan
memberikan pengaruh yang tak diharapkan, misalnya gambar yang palsu
dikatakan asli.
2. Kesederhanaan, gambar itu sederhana dalam warna, menimbulkan kesan
tertentu, mempunyai nilai estetis secara murni dan mengandung nilai praktis.
3. Bentuk item. Hendaknya Si pengamat dapat memperoleh tanggapan yang
4. Perbuatan, gambar hendaknya menunjukkan hal yang sedang melakukan
suatu perbuatan. Anak lebih tertarik pada gambar yang kelihatan hidup atau
kelihatan bergerak.
5. Artistik, segi artistik pada umumnya turut mempengaruhi nilai-nilai gambar
itu. Penggunaan gambar tentu saja disesuaikan dengan tujuan yang hendak
dicapai.
Ada enam syarat yang perlu dipenuhi oleh gambar sehingga dapat dijadikan
sebagai media pendidikan. Keenam syarat itu ialah sebagai berikut:
1. Autentik
Gambar tersebut harus secara jujur melukiskan situasi seperti kalau orang
melihat benda sebenarnya.
2. Sederhana
Komposisi gambar hendaknya cukup jelas menunjukkan poin-poin pokok
dalam gambar.
3. Ukuran relatif. Gambar dapat membesarkan atau memperkecil objek/benda
sebenarnya.
4. Gambar sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan. Gambar yang baik
tidaklah menunjukkan objek dalam keadaan diam tetapi memperlihatkan
aktivitas tertentu.
5. Gambar yang bagus belum tentu baik untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Walaupun dari segi mutu kurang, gambar siswa sendiri sering kali lebih baik.
6. Gambar hendaknya bagus dari segi seni dan sesuai dengan tujuan
C. Aktivitas Belajar
Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja tanpa adanya aktivitas
belajar. Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh
masing-masing siswa untuk mencapai perubahan tingkah laku.
Sardiman (dalam Evi, 2008:21) mengungkapkan sebagai berikut.
“Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku,
jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Itulah
sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau azas yang sangat penting di dalam
interaksi belajar-mengajar. Dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas.
Tanpa aktivitas, itu tidak akan mungkin berlangsung dengan baik”.
Aktivitas pembelajaran merupakan kegiatan yang disadari untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Kegiatan pembelajaran ditentukan dari kegiatan interaksi dalam
pembelajaran, apabila semakin aktif siswa dalam proses pembelajaran maka
siswa tersebut akan lebih mudah mengingat pembelajaran itu dan tujuan
pembelajaran akan tercapai. Belajar sambil melakukan aktivitas lebih banyak
mendatangkan hasil bagi anak didik, sebab kesan yang didapatkan oleh anak
didik lebih tahan lama tersimpan dalam benak anak didik (Djamarah, 2000: 67).
Menurut Eggen dan Kauchak (dalam Atnasari, 2008: 12) Aktivitas siswa dalam
pembelajaran merupakan salah satu unsur yang paling penting dalam menentukan
efektif atau tidaknya suatu pembelajaran. Sedangkan Hamalik (2004:171)
menyatakan bahwa pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan
dalam pembelajaran adalah penting karena dengan adanya aktivitas,
pembelajaran akan lebih efektif dan mendatangkan hasil belajar yang lebih baik
bagi siswa. Hamalik (1994: 53) mengatakan : kegiatan atau aktivitas dalam
pembelajaran bermanfaat bagi siswa yaitu, siswa memperoleh pengalaman
langsung, mengembangkan pribadi, memupuk kerjasama, disiplin belajar,
mengembangkan minat, kemampuan berfikir kritis, dan terakhir suasana proses
belajar mengajar di kelas menjadi hidup atau dinamis.
Risk (dalam Rohani, 2004:6-7) mengemukakan “Teaching is guidance of learning experiences” yang mengandung arti mengajar adalah proses
membimbing pengalaman belajar. Pengalaman belajar itu sendiri hanya mungkin
diperoleh jika peserta didik itu, dengan keaktifannya sendiri bereaksi terhadap
lingkungannya. Sehingga menurut (Rohani, 2004:6) belajar yang berhasil mesti
melalui berbagai mcam aktifitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas
fisik ialah peserta didik giat-aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu,
bermain ataupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau
hanya pasif. Sedangkan peserta didik yang memiliki aktivitas psikis (kejiwaan)
adalah, jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi
dalam rangka pengajaran.
Diedrich (dalam Hamalik, 2004: 172) membagi kegiatan belajar dalam 8
kelompok, yaitu:
1. kegiatan-kegiatan visual
membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi,
2. kegiatan-kegiatan lisan (oral)
mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian,
mengajukan pertanyaan, memberikan saran, mengemukakan pendapat,
wawancara, diskusi, dan interupsi.
3. kegiatan-kegiatan mendengarkan
mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi
kelompok, dan mendengarkan suatu permainan.
4. kegiatan-kegiatan menulis
menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi,
membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket.
5. kegiatan-kegiatan menggambar
menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola.
Kegiatan-kegiatan metrik melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan
pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari, dan
berkebun.
6. kegiatan-kegiatan mental
merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor,
melihat hubungan dan mengambil keputusan.
7. kegiatan-kegiatan emosional minat, membedakan, berani, tenang, dan
lain-lain.
Berdasarkan kutipan di atas maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar
merupakan serangkaian dari proses kegiatan pembelajaran untuk menunjang
mengamati gambar, bertanya atau berdiskusi antar siswa dalam setiap
kelompoknya, bertanya kepada guru mengerjakan LKK, bertanya dan
memberikan tanggapan dalam kegiatas presentasi.
D. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2002 : 22). Sedangkan Soedijanto
(dalam Supartini 2008:14) mendefinisikan, Hasil belajar adalah tingkat
penguasaan yang dicapai oleh belajar dalam mengikuti program belajar mengajar
sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut
(Hamalik, 2009: 159) hasil belajar menunjuk pada prestasi belajar, sedangkan
prestasi belajar itu merupakan indikator adanya perubahan derajat tingkah laku
siswa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa akibat adanya kegiatan pembelajaran.
Menurut Sanjaya (dalam Atnasari, 2008:14) tingkah laku sebagai hasil belajar
dirumuskan dalam bentuk kemampuan atau kompetensi yang dapat diukur. Hasil
belajar dapat menentukan apakah belajar yang dilakukan oleh siswa sudah
berhasil mencapai tujuan atau belum.
Hasil belajar dapat digunakan untuk mengukur sejauhmana tujuan-tujuan dapat
dicapai atau dikuasai oleh siswa setelah menempuh kegiatan pembelajaran.
Peranan hasil belajar sangat penting karena dengan adanya hasil belajar dapat
Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (1999: 3) Hasil belajar merupakan
hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru,
tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa,
hasil belajar merupakan berakhirnya pengalaman dan puncak proses belajar.
Berdasarkan pernyataan tersebut maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar
merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.
Hasil belajar siswa ditunjukan oleh nilai siswa setelah diadakan tes.
Menurut (Sudjana, 2005:25) Hasil belajar yang dicapai dikelompokkan menjadi 3
ranah, kognitif, afektif dan psikomotor. Ranah kognitif berhubungan dengan
kemampuan berpikir, mengetahui dan pemecahan masalah. Anderson, dkk
(dalam Efrildasari, 2008 :17), Hasil belajar dari ranah kognitif mempunyai
hirarki atau tingkatan. Tingkatan tersebut terdiri dari 6 jenis perilaku yaitu:
1) Remember mencakup kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajaridan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu meliputi fakta
peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip, dan metode.
2) Understand mencakup kemampuan menangkap arti dan makna hal yang
dipelajari.
3) Apply mencakup kemampuan menerapkam metode dan kaidah untuk
meghadapi masalah yang nyata dan baru.
4) Analyze mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan kedalam bagian
bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya
5) Evaluate mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal
berdasarkan kriteria tertentu.
6) Create mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.
Hasil belajar yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran
berbeda-beda. Perbedaan hasil belajar tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut Hamalik (2004: 183) “perbedaan hasil belajar di kalangan para siswa
disebabkan oleh berbagai alternatif faktor, antara lain : faktor kematangan akibat
dari kemajuan umur kronologis, latar belakang pribadi masing-masing, keaktifan
siswa dalam proses pembelajaran, sikap dan bakat terhadap suatu bidang
pelajaran yang diberikan”. Berdasarkan pernyataan diatas, hasil belajar siswa
dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah aktivitas. Aktivitas belajar
yang dilakukan oleh siswa mempunyai pengaruh yang besar terhadap hasil
belajarnya. Menurut Efrildasari (2008 : 16) siswa yang aktif dalam belajar
cenderung mendapatkan nilai yang tinggi dibandingkan siswa yang kurang aktif.
III. METODE PENELITIAN
A.Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di SMA Gajah Mada Bandar Lampung pada
bulan mei, semester genap tahun ajaran 2012/2013.
B.Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Gajah Mada
Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Sedangkan
sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X2 yang berjumlah 31 siswa
sebagai kelas eksperimen dan kelas X1 yang berjumlah 32 siswa sebagai kelas
kontrol yang telah dipilih dari populasi secara purposive sampling (Margono,
2005:127).
C. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain pretest-postest kelompok non ekuivalen. Pada desain penelitian ini kelompok eksperimen
(X2) diberi perlakuan penggunaan metode diskusi dengan media gambar dan
kelompok kontrol (X1) menggunakan metode diskusi tanpa media gambar.
Pada kelas eksperimen dan kelas kontrol mendapat tes awal dan tes akhir
Kelompok pretes perlakuan postes
I O1 X O2
II O1 C O2
Keterangan : I = Kelas eksperimen, II = Kelas kontrol, O1 = Pretes, O2 = Postes, X = Perlakuan metode diskusi dengan media gambar C = Perlakuan dengan metode diskusi tanpa media gambar (Dimodifikasi dari Nazir, 2005 : 233).
Gambar 2. Desain pretes postes kelompok non ekuivalen
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu pra penelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut sebagai berikut:
1. Pra penelitian
Kegiatan yang dilakukan pada pra penelitian sebagai berikut :
a. Membuat surat izin penelitian pendahuluan ke fakultas untuk observasi
ke sekolah.
b.Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian untuk
mendapatkan informasi tentang kelas yang akan diteliti.
c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen.
d.Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Kelompok (LKK).
e. Membuat instrumen penelitian yang terdiri dari bahan kajian kelompok,
2. Pelaksanaan Penelitian
Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media gambar
dan menggunakan metode diskusi kelompok pada kelas eksperimen.
Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Pada pertemuan
pertama dibahas mengenai defenisi keanekaragaman hayati tingkat gen,
jenis, ekosistem beserta contoh-contohnya, sedangkan pada pertemuan
kedua dibahas mengenai faktor-faktor yang penyebab keanekaragaman
hayati pada tingkat gen, jenis, ekosistem.
Kelas eksperimen dengan menggunakan media gambar
a.Pendahuluan
1.Guru memberikan tes awal
2.Guru memberikan apersepsi dengan cara menyuruh dua siswa
untuk maju ke depan kelas. Guru memberikan instruksi pada siswa
yang lain untuk membandingkan morfologi ke dua siswa tersebut.
Harapan guru siswa membandingkan antara tinggi badan, berat badan,
bentuk rambut, bentuk wajah, dan lain-lain.
3. Guru mengajukan pertanyaan pada siswa, “Dari hasil perbandingan
tersebut, apakah ada ciri yang sama ataukah berbeda?. Harapan guru
siswa mampu menjawab ciri morfologi yang sama dan yang berbeda
4. Guru mengajukan pertanyaan pada siswa, “Menurut kalian, apa yang menyebabkan morfologi ke dua teman kalian berbeda?”. Harapan guru
siswa menjawab, “Karena dipengaruhi oleh gen dan lingkungan.
5. Guru memberikan motivasi : “ hari ini kita akan mempelajari
keanekaragaman hayati tingkat gen, jenis, ekosistem. Dimana dengan
mempelajari keanekaragam hayati ini maka kita akan memahami
bahwa disekitar kita terdiri atas banyak sekali keseragaman dan
keberagaman, sehingga kalian dapat membedakan mana yang
merupakan keanekaragaman hayati tingkat gen, tingkat jenis dan
tingkat ekosistem pada makhluk hidup disekitar kita.
b. Kegiatan inti
1.Guru menempatkan siswa ke dalam 6 kelompok, masing-masing
kelompok terdiri dari 5 siswa, kecuali 1 kelompok yang terdiri dari 6
orang, setiap kelompok terdiri atas siswa yang heterogen berdasarkan
jenis kelamin.
2.Guru memberikan media gambar serta LKK dengan pertanyaan-
pertanyaan yang berkaitan dengan materi keanekaragaman hayati,
keanekaragaman tingkat gen, jenis dan ekosistem.
3.Guru memberikan petunjuk kepada siswa mengenai cara mengerjakan
LKK .
4.Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan di dalam LKK
5.Siswa mengumpulkan LKK yang telah didiskusikan dengan anggota
kelompok yang lain memberikan tanggapan.
7.Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan/rangkuman
dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
c. Penutup
1. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi-materi yang
salah konsep selama presentasi dan kurang dipahami siswa
2. Siswa dilibatkan dalam menyimpulkan hasil belajar
3. Siswa mendengarkan guru menyampaikan materi pembelajaran
yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya
4. Guru memberikan tes akhir
Kelas kontrol menggunakan metode diskusi dengan LKK tanpa media gambar
a.Pendahuluan
1.Guru memberikan tes awal
2.Guru memberikan apersepsi dengan cara menyuruh dua siswa
untuk maju ke depan kelas. Guru memberikan instruksi pada siswa
yang lain untuk membandingkan morfologi kedua siswa tersebut.
Harapan guru siswa membandingkan antara tinggi badan, berat badan,
bentuk rambut, bentuk wajah, dan lain-lain.
3.Guru memotivasi siswa dengan cara menyuruh dua siswa
untuk maju ke depan kelas. Guru memberikan
instruksi pada siswa yang lain untuk membandingkan
antara tinggi badan, berat badan, bentuk rambut, bentuk wajah, dan
lain-lain.
4. Guru mengajukan pertanyaan pada siswa, “Dari hasil perbandingan
tersebut, apakah ada ciri yang sama ataukah berbeda?. Harapan guru
siswa mampu menjawab ciri morfologi yang sama dan yang berbeda
dari ke dua siswa tersebut.
5. Guru mengajukan pertanyaan pada siswa, “Menurut kalian, apa yang
menyebabkan morfologi kedua teman kalian berbeda?”. Harapan guru siswa menjawab, “Karena dipengaruhi oleh gen dan lingkungan”.
b.Kegiatan Inti
1. Guru menempatkan siswa ke dalam 6 kelompok, masing-masing
kelompok terdiri dari 5 siswa, kecuali 2 kelompok yang terdiri dari
6 orang, setiap kelompok terdiri atas siswa yang heterogen
berdasarkan jenis kelamin.
2. Guru memberikan LKK yang berisi pertanyaan- pertanyaan yang
berkaitan dengan materi keanekaragaman hayati, keanekaragaman
tingkat gen, jenis dan ekosistem tanpa ada gambar melainkan
hanya berupa tulisan.
3. Guru memberikan petunjuk kepada siswa mengenai cara
mengerjakan LKK
4. Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan di dalam
LKK
5. Siswa mengumpulkan LKK yang telah didiskusikan dengan
dan kelompok yang lain memberikan tanggapan.
7. Guru bersama-sama dengan siswa membuat
kesimpulan/rangkuman dari kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan.
c. Penutup
1.Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi-materi yang salah
konsep selama presentasi dan kurang dipahami siswa
2.Siswa dilibatkan dalam menyimpulkan hasil belajar
3.Siswa mendengarkan guru menyampaikan materi pembelajaran yang
akan dibahas pada pertemuan berikutnya
4.Guru memberikan tes akhir
E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data
1. Jenis Data
a. Hasil Belajar
Jenis data hasil belajar berupa data kuantitatif yang diperoleh dari nilai
tes awal dan tes akhir pada materi pokok sistem keanekaragaman
hayati.
b. Aktivitas Siswa
Jenis data aktivitas siswa berupa data kualitatif yang diperoleh dari
2. Teknik Pengambilan Data
Teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah:
a. Hasil Belajar
Data dalam penelitian ini diperoleh melalui tes awal dan tes akhir. Tes
awal dilakukan pada pertemuan pertama dan tes akhir dilakukan pada
pertemuan kedua. pretes dan postes dilakukan pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol dengan bentuk dan jumlah soal yang sama. Bentuk
soal adalah soal uraian. Pretes yang diberikan pada awal pertemuan,
mempunyai bentuk yang sama dengan postes yang diberikan di akhir
pertemuan.
Untuk menguji hipotesis yang telah dikemukakan dalam penelitian ini,
diperlukan suatu analisis data untuk memperoleh kesimpulan. Uji
hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t menggunakan
software SPSS versi 17. Untuk mendapat N-gain yakni dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
X – Y
Skor Maksimum –Y
Keterangan : X = Nilai tes awal
Y = Nilai tes akhir (dimodifikasi dari Loranz, 2008:3).
b. Aktivitas Siswa
X 100 N-gain
yang berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses
pembelajaran. Setiap siswa diamati point kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar observasi sesuai dengan
aspek yang telah ditentukan. Lembar observasi yang digunakan dalam
pengambilan data aktivitas siswa pada saat pembelajaran sebagai
berikut:
Tabel 1. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
No Nama
Catatan : Berilah tanda checklist (√) pada setiap item yang sesuai. Xi = jumlah , X = Nilai rata-rata. (dimodifikasi dari Carolina, 2010: 29)
Keterangan :
A. Kemampuan mengemukakan pendapat/ ide : 1. Tidak mengemukakan pendapat /ide (diam saja)
2. Mengemukakan pendapat/ ide namun tidak sesuai dengan pembahasan pada materi pokok keanekaragaman hayati 3. Mengemukakan pendapat/ide sesuai dengan pembahasan pada
B. Kemampuan Bertanya:
1. Tidak mengajukan pertanyaan.
2. Mengajukan pertanyaan, tetapi tidak mengarah pada permasalahan pada materi pokok keanekaragaman hayati
3. Mengajukan pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan permasalahan pada materi pokok keanekaragaman hayati
C. Bekerjasama dengan teman dalam menyelesaikan tugas kelompok : 1. Tidak bekerjasama dengan teman (diam saja).
2. Bekerjasama dengan anggota kelompok tetapi tidak sesuai dengan permasalahan dalam LKK pada materi pokok Keanekaragaman Hayati
3. Bekerjasama dengan semua anggota kelompok sesuai dengan permasalahan dalam LKK pada materi pokok Keanekaragaman Hayati
D. Bertukar informasi
1. Tidak berkomunikasi secara lisan dalam bertukar pendapat dengan anggota kelompok (diam saja)
2. Berkomunikasi secara lisan dengan anggota kelompok tetapi tidak sesuai dengan permasalahan Keanekaragaman Hayati dalam LKK 3. Berkomunikasi secara lisan dalam bertukar pendapat untuk
memecahkan permasalahan pada LKK sesuai dengan materi pokok Keanekaragaman Hayati.
E. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok
1. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara sistematis dan tidak dapat menjawab pertanyaan.
2. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan secara sistematis dan menjawab pertanyaan dengan benar.
3. Siswa dalam kelompok dapat mempresentasikan hasil diskusi secara sistematis dan menjawab pertanyaan dengan benar.
Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan
aktivitas siswa menggunakan rumus sebagai berikut:
Perhitungan rata-rata skor aktivitas siswa :
100
x
n
x
X
iKeterangan : X = Rata-rata skor aktivitas siswa ∑xi = Jumlah skor yang diperoleh
n = Jumlah skor maksimum (15) Hake (dalam Belina, 2008:37)
Menafsirkan atau menentukan kategori Indeks Aktivitas Siswa sesuai
klasifikasi pada tabel 2.
Tabel 2. Klasifikasi Indeks Aktivitas Siswa
Interval Kategori
0,00 – 29,99 Sangat Rendah
30,00 – 54,99 Rendah
55,00 – 74,99 Sedang
75,00 – 89,99 Tinggi
90,00 – 100,00 Sangat Tinggi
3. Teknik Analisis Data a) Penguasaan Materi
1. Uji normalitas data
Uji normalitas data dihitung menggunakan uji Liliefors dengan
menggunakan softwere SPSS versi 17.
a. Rumusan hipotesis
H0 = data berdistribusi normal
H1 = data tidak berdistribusi norma
b. Kriteria pengujian
Terima H0 jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak H0 untuk
harga yang lainnya (Sudjana, 2005:466).
2. Uji kesamaan dua varians
Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan
dengan uji kesamaan dua varians dengan menggunakan program SPSS
versi 17.
a. Rumusan Hipotesis
H0 = kedua data mempunyai varians yang sama
H1 = kedua data mempunyai varians berbeda
b. Kriteria Uji
- Jika F hitung < F tabel atau probabilitasnya > 0,05 maka H0 diterima
- Jika F hitung > F tabel atau probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak
Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji
perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS versi 17.
a. Uji Kesamaan Dua Rata-rata
1) Hipotesis
H0 = Rata-rata N-Gain kedua sampel sama
H1 = Rata-rata N-Gain kedua sampel tidak sama
2) Kriteria Uji
- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka H0 diterima
- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka H0 ditolak
(Pratisto, 2004:18)
b. Uji Perbedaan Dua Rata-rata
1) Hipotesis
H0 = rata-rata N-Gain pada kelompok eksperimen sama dengan
kelompok kontrol.
H1 = rata-rata N-Gain pada kelompok eksperimen lebih tinggi
dari kelompok kontrol.
2) Kriteria Uji :
- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka H0 diterima
- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka H0 ditolak
(Pratisto, 2004:12).
c. Uji Mann-Whitney U
Apabila data yang didapatkan tidak berdistribusi normal, maka
1. Hipotesis
Ho = Tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol
H1 = Terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol
2. Kriteria Uji
- Jika p-value > 0,05 maka terima Ho
- Jika p-value < 0,05 maka tolak Ho (Pratisto. 2004:36).
F.Pengolahan Data Angket Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Media gambar
Data tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang menggunakan media
gambar dikumpulkan melalui penyebaran angket. Angket tanggapan berisi 8
pernyataan yang terdiri dari 5 pernyataan positif dan 3 pernyataan negatif
sebagai berikut:
Tabel 3. Angket tanggapan siswa terhadap penggunaan media gambar
Keterangan:
S= setuju, TS= Tidak setuju
No. Pernyataan- Pernyataan S TS
1 Saya senang mempelajari materi pokok keanekaragaman hayati dengan menggunakan media gambar
2 Saya lebih mudah memahami materi yang dipelajari melalui media gambar yang digunakan oleh guru.
3 Media gambar yang digunakan tidak mampu mengembangkan
kemampuan saya dalam memecahkan masalah.
4 Media gambar yang digunakan menjadikan saya lebih aktif dalam diskusi kelas dan kelompok.
5 Saya merasa sulit berinteraksi dengan teman dalam proses pembelajaran yang berlangsung.
6 Saya termotivasi untuk mencari data/informasi dari berbagai sumber (buku, internet, dan sebagainya) untuk menyelesaikan permasalahan dalam LKK
7 Saya merasa sulit mengerjakan soal-soal di LKK dengan media gambar yang digunakan oleh guru.
8 Saya memperoleh wawasan/pengetahuan baru tentang materi
1) Menghitung skor angket pada setiap jawaban sesuai ketentuan
S= setuju, TS= Tidak setuju
Tabel 5. Penskoran angket tanggapan siswa pada pembelajaran dengan menggunakan media gambar
No. Nama
Skor siswa per item angket
Skor total
1 2 3 4 Dst
1. Siswa A 2. Siswa B
Dst. …
2) Melakukan tabulasi data temuan pada angket untuk memberikan
gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan
pernyataan angket
Tabel 6. Tabulasi data angket tanggapan siswa terhadap penggunaan media gambar
Nomor Responden (Siswa) Persentase
3) Menghitung presentase angket dengan rumus sebagai berikut :
% 100 %
m aks in
S S X
Keterangan: %Xin= Persentase jawaban siswa
S = Jumlah skor jawaban
m aks
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut.
1. Penggunaan media gambar berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas belajar
siswa kelas X SMA Gajah Mada Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013
pada materi pokok keanekaragaman hayati
2. Penggunaan media gambar berpengaruh signifikan dalam meningkatkan hasil
belajar siswa kelas X SMA Gajah Mada Bandar Lampung Tahun Pelajaran
2012/2013 pada materi pokok keanekaragaman hayati
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan kesimpulan yang diperoleh, maka
penulis menyarankan sebagai berikut:
1. Bagi peneliti yang akan selanjutnya hendaknya lebih mempertimbangkan dalam
pemilihan warna gambar, penempatan gambar dan mengembangkan media
gambar dengan gambar 3 dimensi.
2. Hendaknya peneliti menyiapkan sebaik mungkin gambar yang sesuai dan
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta.
Arsyad, A. 2011. Media Pembelajaran. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
________. 2007. Media Pembelajaran. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
________. 2000. Media Pembelajaran. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Atnasari D. 2008. Peningkatan aktivitas dan hasil belajar fisika siswa
menggunakan problem solving dan resitasi di SMP Tunas Harapan Bandar Lampung.Universitas Lampung. Bandar lampung.
Ayuningtiyas, N. 2012. Penggunaan media visual untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar dalam pembelajaran IPA tentang struktur permukaan bumi (penelitian tindakan kelas di kelas V SDN Cikutra 2 Bandung semester II tahun pelajaran 2011-2012). Skripsi Jurusan geografi UPI Bandung. Tidak diterbitan.
Belina, W. W. 2008. Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa Dalam Pembelajaran Fisika di SMP Pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Melalui Model PBI (Penelitian eksperimen pada siswa kelas VIII di salah satu SMP Swasta di kota Bandung). Skripsi Jurusan Pendidikan Fisika UPI Bandung. Tidak diterbitkan.
Daryanto, H. 1999. Evaluasi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan pembelajaran. Depdikbud. Jakarta.
Djamarah, S. B dan A. Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.
Efrildasari .2008. Peningkatan aktivitas dan hasil belajar fisika siswa
materi pokok sistem pencernaan manusia (studi quasi eksperimen pada siswa kelas vii smp negeri 3 bandar lampung semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012). Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Hamalik, O. 2008. Perencanaan pengajaran berdasarkan pendekatan system. Bumi Aksara. Jakarta.
Hamalik, O. 1994. Perencanaan pengajaran berdasarkan pendekatan system. Bumi Aksara. Jakarta.
Hamzah. 1987. Media Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.
Kusmiati, W. 2012. Peningkatan aktivitas dan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran IPS melalui bantuan media visual (PTK di kelas IV SDN Pasirmaris kec. Cibeber kab. Cianjur pada materi bentuk-bentuk kegiatan ekonomi). Skripsi Jurusan Pendidikan Ekonomi UPI Bandung. Tidak diterbitkan.
Loranz, D. 2008. gainScore. Google
http://www.tmcc.edu./vp/acstu/assesment/downloads/documents/reports/arc hives/discipline/0708/SLOAPHYSDisciplieneRep0708.pdf. (17 September 2012, 11:26 WIB)
Margono, S. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. PT Rineka Cipta. Jakarta.
Mujarofah . 2010. Penerapan media gambar untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV pada pembelajaran PKn di SDN Lakarsantri I Skripsi Jurusan Pendidikan PGSD PJJ Surabaya. Tidak diterbitkan.
Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. Gramedia. Jakarta.
Rizkiwati, D .2008. Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas VIIC SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung Melalui pembelajaran kooperatif tipe NHT. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Rohani, A. 2004. Media Instruksional Edukatif. PT Rineka Cipta. Jakarta.
________ . 1997. Media Instruksional Edukatif. PT Rineka Cipta. Jakarta.
Sadiman, A. S, Anung Haryono, Rahardjo. S. dan R. Rahardjito. 2008. Media pendidikan. CV Rajawali. Jakarta.
________. 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Tarsito. Bandung.