• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENDAPATAN BURUH BUDIDAYA BURUNG WALET CV.ANUGERAH SAKTI DI PEKON TIROM KECAMATAN PEMATANG SAWA KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENDAPATAN BURUH BUDIDAYA BURUNG WALET CV.ANUGERAH SAKTI DI PEKON TIROM KECAMATAN PEMATANG SAWA KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN 2012"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

ANALISIS PENDAPATAN BURUH BUDIDAYA BURUNG WALET CV.ANUGERAH SAKTI DI PEKON TIROM KECAMATAN

PEMATANG SAWA KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN 2012

Oleh

PUSPITA OCTARIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang pendapatan para petani kopi di Pekon Tirom Kecamatan Pematang Sawa Kabupaten Tanggamus yang bekerja sebagai buruh di budidaya burung wallet CV.ANUGERAH SAKTI. Titik tekan kajian pada penelitian ini adalah pendapatan pokok, pendapatan sampingan, jumlah tanggungan anggota rumah tangga, rata-rata jam kerja dan pembagian kerja, pengeluaran rumah tangga, dan tingkat pemenuhan kebutuhan pokok minimum. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan jumlah responden sebanyak 23 KK, teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara berstruktur, dan dokumentasi, serta analisis data menggunakan tabulase persentase.

(2)

ABSTRACT

ANALYSIS OF SWALLOW BIRD FARMING INCOME WORKERS OF CV.ANUGERAH SAKTI OF PEMATANG SAWA IN PEKON TIROM DISTRICT

TANGGAMUS 2012

By

PUSPITA OCTARIA

This study aims to discuss the analysis of the incomes of coffe farmers in Pekon Tirom Of Pematang Sawa Sub District Tanggamus 2011 who worked as laborers in the cultivation of swallow bird CV.ANUGERAH SAKTI, with the press review on yhe income point of principal, income, number of dependents household members, number of hours of work, household production, and fulfillment of basic minimum needs. This study used description research method. Population numbers of workers in this study were 23 people head of the family, made all the study respondents. Data collection techniques were by observation, interviews, and questionnaires to generate primary data. While generating documentation was secondary data.Analysis of the data in this study was using tabulation, frequency and percentage.

(3)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keselarasan hubungan manusia dengan lingkungan alamnya dapat dipahami dari kedudukan alam sebagai tempat hidup dan yang memberi hidup bagi manusia, alam menjadi sumber dari mana manusia mendapat penghidupannya. Permukaan bumi sebagai lingkungan hidup manusia, yaitu suatu lingkungan yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia dan lingkungan dimana manusia dapat mengubah, memanfaatkan dan membangunnya. Hal ini mengacu pada pendapat Bintarto (1979:2), yang menyatakan bahwa:

Di Indonesia penyebaran penduduk tidak merata dan lokasi sumberdaya terpencar-pencar. Di Indonesia terdapat tiga masalah utama dimana ilmu Geografi diharapkan dapat membantu dalam pemecahannya. Masalah tersebut diantaranya adalah: a. perataan penyebaran penduduk untuk dapat memanfaatkan potensi sumberdaya yang sudah tersebar, b. memperbaiki lingkungan hidupdari wilayah yang sudah lama ditempati dan padat penduduknya, dan c. perataan pendapatan dan perluasan kesempatan kerja.

(4)

Menurut Marsh Peskins George dalam Bintarto (1979:2) menekankan bahwa:

Bukan permukaan bumi yang menentukan kehidupan manusia, tetapi manusia yang mengubah permukaan bumi untuk kehidupannya yang lebih baik, namun keadaan yang lebih jelek akan terjadi apabila manusia merusak lingkungan alamnya.

Sumberdaya merupakan suatu potensi dari lingkungan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup manusia dengan sejumlah komponen material dari lingkungan yang meliputi massa dan energi.Berdasarkan pendapat Ruslan (1983:16) jenis sumberdaya dikelompokkan kedalam 3 aspek yaitu: (1) Sumberdaya alam, (2) Sumberdaya manusia, dan (3) Sumberdaya kebudayaan.

Pengelompokan ini diperlukan untuk memudahkan manusia dalam proses menginventarisasi, mengelola, memanfaatkan, mengevaluasi, karena setiap sumberdaya memiliki nilai khas masing-masing dimana masih terdapat kecenderungan memandang sumberdaya sebagai aset tunggal semata yang hanya dinilai dari segi ekonominya tanpa memperhatikan seluruh rangka kemajemukannya, seperti gaya, kondisi, hubungan, kelembagaan, dan kebijaksanaan.

Benda biologis dan non biologis, dapat ditetapkan sebagai keseluruhan persediaan (total stock) dari sebuah sumberdaya, dimana persediaan atau total stock ini akan menjadi sumberdaya jika dapat digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (bahan pangan, tempat berlindung, penghangat badan, transportasi, dll).

Secara budaya konsep sumberdaya adalah suatu persediaan atau suatu potensi baru yang akan menjadi sumberdaya, jika kemampuan budaya telah dapat memanfaatkannya sehingga kenyataan yang tersimpan di dalam bumi itu akan tetap sebagai suatu potensi yang tidak berkembang atau belum bermanfaat, jika kemampuan ilmu dan teknologi tidak disertai dalam menyentuhnya (Nursid, 1981: 121-122).

(5)

terhadap lingkungan terlihat pula dari kebijakan Negara maupun lembaga-lembaga masyarakat, perusahaan-perusahaan swasta yang memiliki wewenang serta tanggung jawab dalam mengelola dan mengeksplorasi sumberdaya alam tersebut.

Salah satu bentuk upaya pemanfaatan sumberdaya alam telah diupayakan oleh sebuah perusahaan swasta yang bergerak dibidang usaha pengelolaan budidaya burung walet, yaitu CV. ANUGERAH SAKTI.Perusahaan ini memanfaatkan peluang usaha budidaya sarang burung walet yang letaknya berada dalam wilayah konservasi alam Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) yaitu mengelola goa alam Way Paya dan goa Way Nenok.

Izin usaha perusahaan ini berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 100/Kpts-II/2003 tentang Pedoman Pemanfaatan Sarang Burung Walet (Collocalia spp)Pasal 4 ayat (1). Hak pengelolaan usaha diberikan ± dalam jangka waktu 5 tahun, dengan sistem pembayaran pajak bagi hasil pertiga bulan sekali yaitu 20% dari hasil budidaya. Adapun pengelolaan usaha budidaya burung walet ini bersifat legal, karena pada kegiatan pemeliharaan sampai dengan proses pengunduhan (pemanenan sarang) dibawah pengawasan resmi BBTNBBS (Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan).

(6)

Iklim tropis adalah iklim yang cocok untuk habitat burung walet, karena wilayah tropis pada umumnya memiliki suhu udara yang tidak terlalu basah maupun kering. Mengingat produksi air liur burung walet akan lebih cepat menyusut pada kondisi suhu udara > 30°C, sedangkan pada suhu udara yang terlampau rendah atau < 26°C maka produksi air liur akan sulit mengering, sehingga sarang walet yang layak akan sulit terbentuk, disamping itu keseimbangan ekosistem secara menyeluruh ikut mempengaruhi kelestarian habitat asli burung walet.

“Saat ini burung walet yang menghuni goa-goa terancam punah, sebab pemburu sarang burung walet terkadang tidak memberi kesempatan pada burung walet untuk membuat sarang dan mengembangbiakannya Sehingga semakin lama terjadi penurunan populasi burung walet di goa-goa tersebut”. (Farid Husain 2000:24).

Mengacu pada upaya pengrehabilitasian dari ancaman kerusakan populasi burung wallet, sejak tahun 2007 perusahaan CV. ANUGERAH SAKTI telah mengelola 2 buah goa alam burung walet, di dalam kawasan konservasi (TNBBS), yang dimana kegiatan pemanenan sarang dilakukan selama 3 bulan sekali.Sarang burung walet didapatkan dari hasil kegiatan pengumpulan air liur burung walet yang terjadi secara alami, dimana sarang walet yang sempurna mulai terbentuk disetiap celah-celah goa ketika mulai menginjak umur 3-4 bulan terakhir.

(7)

Pengelolaaan usaha budidaya sarang burung walet termasuk dalam kategori pemanfaatan sumberdaya hewani, karena hasil sarang burung walet bersumber dari bantuan hewan (burung walet/jenis seriti). Penelitian tentang kondisi budidaya sarang burung walet pernah diteliti oleh Ibran Daniel (2001) yang menekankan pada deskripsi keberadaan budidaya ternak sarang burung walet terhadap hasil produksi dan pemasarannya di pekon pringsewu kabupaten tanggamus. Penelitian ini mengidentifikasi kenyataan-kenyatan yang terjadi di lokasi penelitian dengan menggunakan pendekatan-pendekatan yang telah dikembangkan dalam kajian geografi.

Terdapat 4 bentuk pendekatan yang dikemukakan oleh Pathison dalam Sumadi (2003:56-57) yaitu diantaranya: (1) Pendekatan Keruangan, (2) Pendekatan Kewilayahan, yang terpusat pada kajian karakteristik esesnsial tempat/kawasan. (3) Pendekatan Kajian Hubungan Manusia dengan Alam, yang perhatiannya terpusat pada interaksi manusia dengan lingkungannya, dan (4) Pendekatan ilmu kebumian yang mendeskripsikan cirri-ciri permukaan bumi.

Adapun fokus pendekatan yang digunakan pada penelitian ini, yaitu pendekatan kajian hubungan manusia dengan alamnya, hal ini dikarenakan kajian Analisis Pendapatan Buruh Budidaya Burung Walet, masih berkaitan dengan kondisi lingkungan masyarakat Pekon Tirom dengan beragam aktifitas yang ada di dalamnya, baik berupa pandangan perkembangan masyarakat dan juga sistem mata pencaharian hidup dari masyarakat, yang banyak bergantung dari pendapatan sampingan sebagai buruh budidaya burung walet.

(8)

mulanya, perusahaan CV. ANUGERAH SAKTI merekrut sejumlah Buruh lapangannya berasal dari berbagai daerah, seperti dari Muara Dua (Sumatera Selatan), Bintuhan (Bengkulu), dll.

Namun, terdapat sejumlah pertimbangan baik dari segi faktor efisiensi biaya operasional perusahaan, dan faktor waktu, sehingga dalam jangka waktu beberapa tahun terakhir ini, buruh banyak diberdayakan dari masyarakat perbatasan lokasi usaha budidaya sarang burung walet, yaitu masyarakat di Pekon Tirom Kecamatan Pematang Sawa Kabupaten Tanggamus.

Berdasarkan hasil wawancara pada saat prasurvei yang telah dilakukan pada tanggal 20 Desember2010 di Pekon Tirom Kecamatan Pematang Sawa Kabupaten Tanggamus, maka diketahui data para jumlah penduduk berdasarkan jenis matapencahariannya yaitu:

Tabel 1. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Pokok di Pekon Tirom Kecamatan Pematang Sawa Kabupaten Tanggamus Tahun 2011

No Mata Pencaharian Pokok Jumlah Jiwa Presentase 1. Pegawai Negeri Sipil 4 0,24 % 2. Jasa / Buruh 40 2,46 % 3. Nelayan 138 8,52 % 4. Petani lada / kopi 1436 88.78 % Jumlah 1618 100,00 %

Sumber : Data Monografi Kecamatan Pematang Sawa Tahun 2010

(9)

Tabel 2. Jumlah Pendapatan Sebagai Petani Kopi Di Pekon Tirom Kecamatan Pematang Sawa Kabupaten Tanggamus Tahun 2011.

No.Nama PendidikanJumlah Pendapata RespondenTanggungan ART Pokok/thn

1. Keling SD 6 333.300

2. Mardi SD 5 333.300 3. Parman SD 6 145.800 4. Sarkani SMP 4 333.300 5. Misdin SD 3 145.800 6. Puji SD 6 500.000 7. Sarwan SMP 8 145.000 8. Naya SD 3 333.300 Jumlah 41 2.270.600,-

Sumber: Wawancara pada penduduk pekon Tirom Tahun 2011

Dari tabel di atas dapat dijelaskan, berdasarkan data penelitian pendahuluan pada tahun 2011, telah diambil 8 sampel (34,78%) dari 23 responden (100%) yang seluruhnya merupakan petani kopi. Hal ini diperjelas dengan sampel total pendapatan pokok para petani kopi yaitu Rp.2.270.800,- yang ternyata masih sangat rendah dibandingkan target angka pemenuhan kebutuhan pokok minimum dan pengeluaran rumah tangga perkapita/tahun yang harus mereka penuhi yaitu berkisar Rp.7.298.000,-.

Hal ini dikarenakan beberapa kendala diantaranya, dengan hasil kopi yang tidak memuaskan, minimnya pengetahuan tentang cara bercocoktanam, sulitnya pengupayaan pencegahan dari hama pengganggu, jalur transportasi yang jauh dari pusat kota. Di sisi lain latar belakang pendidikan para petani kopi yang mayoritasnya merupakan tamatan Sekolah Dasar (SD), menyebabkan mereka kurang memahami tentang pentingnya memprogramkan keluarganya untuk mengikuti KB, sehingga berdampak pada jumlah anak yang mereka miliki.

(10)

Kabupaten Tanggamus, pada wilayah penelitian, yaitu Pekon Tirom jumlah tenaga kesehatan yang dimiliki tergolong sedikit, yaitu 1 mantri/perawat dan 1 bidan.

Sedangkan untuk tingkat kesadaran masyarakat setempat terhadap penggunaan program KB, masih tergolong rendah, hal ini dipertegas dengan jumlah peserta aktif KB, yang hanya berjumlah 125 peserta saja.

Lebih lanjut beralih dari masalah pendidikan dan kesehatan, pelaksanaan program pemerintah dalam upaya memajukan daerah pedesaan di sektor pertanian, dengan menggalakan penggunaan teknologi baru baik dari sistem, organisasi lambat laun lebih menguntungkan para petani besar dan petani kaya. Kondisi di atas berdampak petani kecil dan buruh tani tidak bertanah, sedangkan ketidaksiapan dalam perubahan pekerjaan dari kegiatan pertanian yang sudah mendarah daging tidak dapat mereka tinggalkan begitu saja, oleh karna itu sejumlah kepala keluarga petani kopi banyak yang mencari alternatif pekerjaan sampingan yang nantinya dapat menambah pendapatan keluarga mereka dengan tidak meninggalkan pekerjaan pokok mereka sebagai petani kopi.

Seiring dengan pendapat yang dikemukakan oleh MT.Zen (1994:87) bahwa:

(11)

Demi terus berlangsungnya kehidupan serta mencukupi berbagai kebutuhan dan tantangan yang tidak bisa dikesampingan, maka alternatif yang dipilih oleh para petani kopi yang mayoritas pemenuhan kebutuhan pokok minimum keluarganya belum terpenuhi, ialah menjadi Buruh lapangan CV.ANUGERAH SAKTI yang bergerak dibidang pengelolaan budidaya sarang burung walet.

Hal ini diharapkan mampu mempengaruhi kondisi sosial ekonomi masyarakat di wilayah tersebut, terutama pada tingkat kesejahteraan masyarakat yang masih rendah kemudian hubungan keberadaan usaha ini terhadap perubahan pendapatan bagi buruh kerjanya. Mengacu pada penjelasan sebelumnya, dalam hal ini perlu kita cermati bahwa pendekatan sumber daya manusia dalam pembangunan sosial ekonomi perlu memperhatikan:

(a) bagaimana meningkatkan mutu sumber daya itu, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan dan gizi, apresiasi terhadap berfikir rasional dan disiplin kerja. (b) bagaimana meningkatkan SDM itu dengan memeperbesar kesempatan kerja, (c) bagaimana mengembangkan orientasi yang mendukung usaha pembangunan baik yang dilakukan swasta maupun pemerintah. Sayogyo (1983:7).

Atas dasar pertimbangan dan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Analisis Pendapatan Buruh CV. ANUGERAH SAKTI di Pekon Tirom Kecamatan Pematang Sawa Kabupaten Tanggamus Tahun 2011”.

B. Identifikasi Masalah

Mengingat berbagai keterbatasan yang ada pada penulis maka kajian dalam penelitian ini hanya akan ditekankan pada:

(12)

3. Belum diketahui jumlah tanggungan keluarga para buruh

4. Belum diketahui rata-rata jam kerja dan pembagian kerja para buruh 5. Belum diketahui tingkat pendidikan para buruh

6. Belum diketahui tingkat kesehatan anggota rumah tangga para buruh 7. Belum diketahui pengeluaran rumah tangga para buruh

8. Belum diketahui tingkat pemenuhan kebutuhan pokok minimum para buruh yang sudah terpenuhi dan belum terpenuhi.

C. Batasan Masalah

Mengingat berbagai keterbatasan yang ada pada penulis maka kajian dalam penelitian ini hanya akan ditekankan pada:

1) Pendapatan pokok para petani kopi 2) Pendapatan sampingan para buruh

3) Jumlah tanggungan Anggota Rumah Tangga para buruh 4) Rata-rata jam kerjap dan pembagian kerja para buruh 5) Pengeluaran rumah tangga para buruh

6) Tingkat pemenuhan kebutuhan pokok minimum rumah tangga para buruh yang sudah terpenuhi dan belum terpenuhi.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dan penjelasan tersebut, maka titik tekan kajian dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

(13)

3) Berapakah jumlah tanggungan keluarga para buruh?

4) Berapakah rata-rata jam kerja dan pembagian kerja para buruh? 5) Berapakah pengeluaran rumah tangga para buruh?

6) Bagaimanakah tingkat pemenuhan kebutuhan pokok minimum rumah tangga para buruh?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1) Untuk mengetahui dan mengkaji pendapatan pokok para petani kopi. 2) Untuk mengetahui dan mengkaji pendapatan sampingan para buruh.

3) Untuk mengetahui dan mengkaji jumlah tanggungan anggota rumah tangga para buruh. 4) Untuk mengetahui dan mengkaji rata-rata jam kerja dan pembagian kerja para buruh. 5) Untuk mengetahui dan mengkaji pengeluaran rumah tangga para buruh.

6) Untuk mengetahui dan mengkaji rumah tangga para buruh yang pemenuhan kebutuhan pokok minimumnya sudah terpenuhi dan belum terpenuhi.

F. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk:

(14)

2) Sebagai suplemen bahan ajar mata pelajaran Geografi SMA kelas XI semester 1 dengan pokok bahasan tentang sosial ekonomi masyarakat pedesaan, SMA kelas XI semester 2 dengan pokok bahasan tentang pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam di Indonesia. 3) Menambah pengetahuan dan bahan perkuliahanbagi penulis pada mata kuliah Geografi

Ekonomi dan di Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4) Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi dan sumbangan pemikiran bagi pihak pengelola usaha budidaya sarang burung walet agar senantiasa menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar lokasi usaha.

5) Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan kajian sosial ekonomi.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah:

1) Ruang lingkup objek penelitian yaitu pendapatan pokok, pekerjaan sampingan buruh, jumlah tanggungan keluarga para buruh, dan jumlah jam kerja, jenis pembagian kerja, pengeluaran rumah tangga, dan tingkat pemenuhan kebutuhan pokok minimum para buruh.

2) Ruang lingkup subjek penelitian yaitu keluarga petani kopi di Pekon Tirom Kecamatan Pematang Sawa yang bekerja sebagai Buruh di CV.ANUGERAH SAKTI.

3) Ruang lingkup tempat penelitian yaitu di Pekon Tirom Kecamatan Pematang Sawa Kabupaten Tanggamus.

4) Ruang lingkup waktu penelitian yaitu tahun 2011.

(15)
(16)

I. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan konseptual bagi penulis mengenai cara yang akan ditempuh dalam memecahkan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini. Sehingga agar terarahnya kajian ini, maka penulis mengutip beberapa pendapat para ahli yang di dalamnya berkaitan dengan masalah yang diangkat dalam penelitian ini.

1. Hakekat Geografi

Pengertian Geografi menurut Bintarto (1981:19) ialah ilmu pengetahuan yang mencitrakan, menerangkan sifat­sifat bumi, menganalisa gejala alam dan penduduk, serta mempelajari corak yang khas mengenai kehidupan dan berusaha mencari fungsi dan unsur­unsur bumi dalam ruang dan waktu.

(17)

peta, grafik, model, atau sistem informasi geografi (Widodo Alfandi dalam Era Suryaningsih,2005:13).

Selanjutnya pendapat lain diungkapkan oleh Daldjoeni (1977:2) yang menyatakan bahwa Geografi sebenarnya adalah uraian (grafien yang artinya menguraikan atau melukiskan) tentang bumi (geo) dengan segenap isinya, yakni manusia yang kemudian ditambah lagi dengan dunia hewan dan tumbuhan.

2. Geografi Ekonomi

Nursid (1988:54 )mendefinisikan geografi ekonomi sebagai cabang geografi manusia yang bidang studinya struktur aktivitas keruangan ekonomi sehingga titik berat studinya adalah aspek keruangan struktur ekonomi manusia yang di dalamnya bidang pertanian, industri­perdagangan, komunikasi­transportasi dan lain sebagainya.

3. Pengertian Peran Pengelolaan Budidaya Walet

(18)

Hal ini sesuai dengan pendapat Daniel Delaney (2007:3) bahwa “peran” pengelolaan usaha budidaya burung walet di wilayah Blitar Jawa Timur, memberikan dampak positif untuk penghasilan warga disekitar lokasi usaha.

Menurut Daniel Delaney (2007:3), Budidaya sarang burung walet adalah industry sekaligus pengelolaan usaha yang istimewa, dan sangat penting untuk beberapa orang seluruh Indonesia terutama Jjawa Timur. Sarang burung walet terbuat dari air liur burung walet yang dianggap mempunyai manfaat untuk kesehatan. Burung walet mula-mula membuat sarangnya di atap gua, sehingga untuk mengambil sarang burung walet sangatlah sulit dan berbahaya. Saat ini, budidaya burung walet di dalam rumah-rumah kosong adalah metode yang sangat efektif untuk menghasilkan sarang.

Pada budidaya sarang burung walet terdapat tiga golongan pemilik gedung walet, yaitu golongan atas, golongan menengah dan golongan karyawan. Golongan karyawan yang mempunyai gedung kecil atau bahkan hanya sebagai tenaga penjaga, terkadang pemahaman teknologinya kurang maju karena mereka tidak memiliki cukup modal. Selain itu golongan ini juga membangun gedungnya di wilayah dimana mereka tinggal dan senang menghasilkan sarang burung seriti yang harga sarangnya jauh lebih murah dari pada sarang burung walet, namun hal ini tetap memberikan penghasilan yang cukup bagi kehidupan mereka.

Lebih lanjut, berdasarkan surat keputusan SK Dirjen PHKA No.SK.212/IV­Set­3/2009 tanggal 6 Desember tahun 2007, maka telah dinyatakan bahwa CV. ANUGERAH SAKTI telah ditetapkan sebagai pemegang izin pengelolaan usaha budidaya sarang burung walet, di Wilayah Konservasi alam Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) yang habitat alaminya yaitu pada goa Way Paya dan Goa Way Nenok.

(19)

No. 100/Kpts­II/2003 tentang Pedoman Pemanfaatan Sarang Burung Walet (Collocalia spp)Pasal 4 ayat (1) ditetapkan bahwa:

Pemanfaatan sarang burung walet di habitat alami dapat dilakukan dalam kawasan hutan produksi, hutan lindung, zona pemanfaatan tradisoional Taman Nasional, blok pemanfaatan Taman Hutan raya, blok pemanfaatan Taman Wisata Alam, Taman Buru serta pada habitat-habitat alami di luar kawasan hutan.

Selanjutnya dalam pasal 8 ayat (2) ditetapkan bahwa:

Izin pemanfaatan sarang burung walet di habitat alami yang lokasinya berada di dalam zona pemanfaatan tradisional Taman Nasional, blok pemanfaatan Taman Wisata Alam dan Taman Buru diberikan oleh Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam.

Lokasi pembudidayaan yang berada pada, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) memiliki berbagai jenis habitat alami yang berfungsi sebagai wadah pelestarian berbagai jenis mahkluk hidup dan salah satunya adalah burung walet yang hingga saat ini dilestarikan keberadaan dan dibudidayakan hasil dari sarangnya. Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) adalah sebuah taman nasional yang ditujukan untuk melindungi hutan hujan tropis Pulau Sumatra beserta kekayaan alam hayati yang dimilikinya,Bukit Barisan Selatan dinyatakan sebagai Cagar Alam Suaka Margasatwa pada tahun 1935 dan menjadi Taman Nasional pada tahun 1982.

(20)

Berdasarkan Arsip Resmi BBTNBBS tahun 2008 dijelaskan bahwa: Letak dari TNBBS yang berada di ujung wilayah barat daya Sumatera, tujuhpuluh persen dari taman (249.552 hektar) termasuk dalam administrasi wilayah Lampung Barat dan wilayah Tanggamus, dimana keduanya adalah bagian dari Provinsi Lampung dan bagian lainnya dari taman mencakup 74.822 hektar yaitu 23% dari luas taman keseluruhan

Taman Nasional Bukit Barisan Selatan telah diusulkan sebagai salah satu kelompok (cluster) warisan alam dunia karena memiliki keunikan dari 4 kriteria warisan alam dunia yang sangat menakjubkan. Kelompok (cluster) ini merupakan satu kesatuan keanekaragaman ekosistem dan habitat alami, yang mewakili flora dan fauna Sumatera.

Lokasinya yang terletak di kawasan pegunungan bukit barisan ini telah dikenal sebagai contoh dari perubahan alam yang sangat besar selama sejarah terbentuknya bumi, sehingga sebuah Taman Nasional memiliki elemen­elemen penting yang terdiri dari luas kawasan yang memadai, keragaman berbagai tipe elevasi, tipe tanah, kondisi hidrologis, iklim yang selalu basah, statusnya yang sudah jelas, serta didukung oleh menejemen yang baik. Hal ini berguna untuk daya dukung kesinambungan ekosistem dan mahkluk hidup di dalamnya.

Adapun empat kriteria yang menjadi syarat menjadi sebuah warisan alam dunia yaitu:

1. Mewakili perubahan alam yang mendasar selama sejarah bumi, dengan munculnya rangkaian pegunungan bukit barisan, dimana Taman Nasional ini merupakan hasil dari pergerakan lempeng anak benua Indian menuju anak benua Asiatic sejak 70 juta tahun yang lalu. Sementara itu, kekayaan biodiversitasnya terutama mamalia melengkapi keunikan sejarah geologi kawasan ini.

(21)

ekosistem daratan serta komunitas tumbuhan dan hewan. Sebagian kawasan ini berupa hutan dataran rendah tropis yang kaya akan spesies, sebagaimana halnya hutan pegunungan. 3. Ekosistem hutan pegunungan yang mendominasi kawasan ini menunjukkan pentingnya

kawasan ini sebagai daerah tangkapan air yang sangat penting untuk melestarikan kekayaan biodiversitas dan untuk mendukung kehidupan masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan.Kawasan ini mengandung fenomena alam yang luar biasa serta kawasan dengan pemandangan yang indah, danau alam, air terjun, gua­gua alam, dan juga beberapa kawasan yang penting untuk habitat satwa.

4. Kawasan ini memiliki berbagai jenis habitat alami yang penting, membentang dari pantai, dataran rendah, bukit, sub­montana, rawa gambut, hutan montana sampai alpin, untuk pelestarian in situ berbagai jenis mahkluk hidup, termasuk jenis yang terancam punah yang punya nilai penting bagi ilmu pengetahuan dan konservasi.Spesies itu termasuk Harimau Sumatera Panthera tigris sumatrae (CR), Badak Sumatera Dicerorhinus sumatrensis (CR), Orang Utan Sumatera Pongo abelii (CR), dan Kelinci Sumatera Nesolagus netscheri (CR). Spesies burung seperti Sikatan Aceh Cyornis ruckii (CR), Sumatran ground cukcoo Carpococcyx viridis (CR), Bangau storm, dan Mentok rimba Cairina scutulata (EN).

(Dikutip dari:id.wikipedia.com, dephut.go.id ) ”Nomination document for the Natural World Heritage Site submitted by the Government of Indonesia to the World Heritage Committee”).

Berdasarkan kutipan di atas dan memperhatikan berbagai dampak positif dan keuntungan dari sebuah warisan alam, yang menyediakan wadah sebagai pemanfaatan sumberdaya yang tidak terbatas jumlah dan kekayaannya. Dimana SDM sangat berpengaruh dalam mengelola dan mengeksplorasi sumberdaya alam yang ada, sehingga pada akhirnya terdapat hubungan timbal balik yang positif, yaitu alam yang memberikan tempat hidup, sedangkan manusia yang menghidupi alam secara arif dan bijaksana.

(22)

para masyarakat di lokasi TNBBS, yang kebanyakan para buruhnya adalah para petani kopi berpenghasilan rendah, dari Pekon Tirom Kecamatan Pematang Sawa Kabupaten Tanggamus.

4. Buruh

Hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam pengelolaan usaha/budidaya adalah ”buruh”. Pengertian ”buruh” adalah mereka yang bekerja pada usaha perseorangan dan diberikan imbalan kerja secara harian maupun borongan sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak, baik lisan maupun tertulis, yang biasanya imbalan kerja tersebut diberikan secarra harian.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka “buruh” adalah salah satu bagian dari tenaga kerja sebuah perusahaan yang di dalamnya memiliki tujuan untuk mencapai hasil guna dan daya guna yang sebesar­besarnya baik dari usaha perorangan, badan usaha, perusahaan, lembaga, maupun instansi, sedangkan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keseluruhan para petani kopi yang bekerja sebagai buruh di CV. ANUGERAH SAKTI dengan melakukan kegiatan tertentu untuk memperoleh penghasilan dalam bentuk uang.

Dengan adanya Pengelolaan Usaha Budidaya Sarang Burung Walet oleh CV. ANUGERAH SAKTI diharapakan mampu memberikan pendapatan sampingan yang berdampak pada tambahan pendapatan guna memenuhi kebutuhan hidup yang tidak memadai bagi penduduk disekitarnya, khususnya bagi keluarga petani kopi di Pekon Tirom Kecamatan Pematang Sawa Kabupaten Tanggamus.

(23)

Pendapatan merupakan hal penting dalam usaha seseorang untuk memenuhi kebutuhan dan keperluan hidupnya. Dengan kata lain, besar atau kecilnya suatu pendapatan yang diperoleh sebuah keluarga nantinya akan berpengaruh dengan tingkat kesejahteraan dan kemakmuran rumah tangga.

Sehubungan dengan pernyataan di atas Masri Singarimbun (1981:24) berpendapat bahwa pendapatan adalah gambaran yang lebih tepat tentang posisi ekonomikeluarga dalam masyarakat yang merupakan jumlah seluruh pendapatan dan kekayaan keluarga (termasuk barang dan hewan peliharaan). Pendapatan ini bisa berupa uang atau barang, baik dari pihak lain atau hasil sendiri.Adapun pendapat lain dikemukakan oleh Mulyanto Sumardi (1982:244) pendapatan dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu:

1) Pendapatan pokok, artinya pendapatan yang utama atau pokok yaitu hasil yang didapat oleh seseorang dari pekerjaan yang dilakukan secara teratur dan tetap untuk memenuhi kebutuhan hidup rumah tangga.

2) Pendapatan tambahan/sampingan yaitu pendapatan yang tidak tetap atau tidak teratur namun hasilnya dapat membantu untuk menambah pendapatan setiap bulan dan selalu berusaha mencari tambahan, misalnya berjualan hasil kebun, hasil ternak, serta usaha lain yang dapat menambah penghasilan rumah tangga.

(24)

6. Jumlah Tanggungan Anggota Rumah Tangga Petani Kopi

Yang dimaksud tanggungan rumah tangga dalam penelitian ini adalah jumlah banyaknya individu yang terdapat dalam suatu keluarga kecil dan menjadi beban dalam upaya mencukupi berbagai jenis kebutuhan pokok untuk hidup yang harus dipenuhi demi kelangsungan hidupnya.

Berdasarkan pendapat di atas maka menyesuaikan dengan pendapat yang dijelaskan oleh Abu Ahmadi (1999:250) yaitu:

1. Banyak : Apabila jumlah anak yang menjadi tanggungan lebih dari 3 orang.

2. Sedikit : Apabila jumlah anak yang menjadi tanggungan kurang dari atau sama dengan 3orang.

7. Jumlah Jam Kerja dan Pembagian Kerja

Jumlah jam kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produktifitas (Biro Pusat Statistik (2000:13). Semakin lama jumlah jam kerja yang digunakan, maka semakin tinggi produktivitas yang berdampak pada peningkatan pendapatan. Pembagian kerja digolongkan kedalam dua kelompok yaitu:

1. Sedikit : Apabila jam kerja seseorang kurang dari atau sama dengan 35jam/minggu.

2. Banyak : Apabila jam kerja seseorang lebih dari 35 jam/minggu.

(25)

Pembagian kerja adalah Perincian atau pengelompokan suatu aktivitas­aktivitas dan tugas­tugas semacam dan erat hubungannya satu sama lain untuk dilakukan oleh organisasi tertentu. Selain itu dengan diadakan pembagian kerja maka akan diperoleh manfaat yang baik bagi perusahaan itu sendiri.

Manfaat pembagian kerja adalah agar supaya pekerjaan terselenggara dengan baik sesuai rencana dan dapat diketahui dengan jelas tujuan suatu organisasi, pegawai atau karyawan, Buruh yang bertanggung jawab atas terselenggaranya pekerjaan tersebut. (Marzuki, 1981 : 9).

Adapun alasan diadakannya pembagian kerja adalah bahwa seseorang tidak akan melakukan semua pekerjaan yang ada di dalam organisasi/perusahaan seorang diri tanpa bantuan orang lain. Menurut Sondang P. Siagian, (1983:10) ada tiga alasan diadakan pembagian kerja yaitu :

1) Beban kerja yang harus diemban 2) Jenis pekerjaan yang harus beragam 3) Berbagai spesialisasi yang diperlukan

Dengan adanya pembagian kerja maka pegawai atau karyawan dituntut tanggung jawabnya didalam penyelesaian setiap tugas yang dibebankankepadanya. Jenis pekerjaan yang beraneka ragam merupakan hal yang sudah biasa didalam suatu organisasi yang mempunyai tujuan yang jelas.

Sehingga beragam spesialisasi pekerjaan sangat diperlukan, karena dalam pembagian kerja terjadi pengklasifikasian fungsi­fungsi dimana setiap fungsi tersebut memerlukan keahlian khusus untuk menyelesaikan setiap pekerjaan.

(26)

Pengeluaran rumah tangga adalah seluruh pengeluaran rumah tangga yang dipergunakan untuk membeli barang atau jasa yang langsung untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari­hari. Untuk mengetahui tentang pendapatan sebuah rumah tangga maka harus diketahui lebih dahulu pendekatan pengeluaran rumah tangga tersebut.

(BPS 1988:9) dijelaskan bahwa: Pengeluaran rumah tangga sebulan adalah rata­rata biaya yang dikeluarkan untuk menabung, makan, minum, pakaian, keperluan sekolah, transportasi, listrik, perumahan, dan kesehatan, termasuk untuk hiburan dan rekreasi keluarga. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan pengeluaran adalah rumah tangga adalah seluruh pengeluaran rumah tangga dalam jangka waktu 1 (satu) bulan yang dihitung dengan satuan rupiah. Berikut ini terdapat kriteria pengeluaran rumah tangga yaitu:

a. Pengeluaran dikatakan tinggi apabila jumlah pengeluaran lebih dari rata­rata pendapatan responden

b. Pengeluaran dikatakan rendah apabila jumlah pengeluaran lebih rendah dari rata­rata pendapatan responden.

9. Pemenuhan Kebutuhan Pokok Minimum

Kebutuhan yang sangat mendasar sekali dalam kehidupan manusia yang harus selalu dipenuhi disebut kebutuhan pokok. Dengan terpenuhi atau tidaknya kebutuhan dasar sehari­hari maka hal ini dapat menjadi sebuah tolak ukur tingkat kewajaran dan kesejahteraan suatu keluarga.

(27)

perumahan, sandang serta barang­barang dan jasa seperti pendidikan, kesehatan, partisipasi. Muhammad Soerjadi (1987:136) yang menyatakan bahwa kebutuhan pokok adalah:

”Keperluan dasar manusia seperti pangan, sandang, kesehatan,dan kebutuhan akan pendidikan,sedangkan yang paling pokok dan memerlukan usaha segera adalah kebutuhan akan pangan”.

Adapun pendapat lain dinyatakan bahwa kebutuhan pokok manusia (disebut juga sebagai kebutuhan fisik minimum, dapat dibedakan dalam dua kelompok). Pertama, yang meliputi kebutuhan akan kecukupan tingkat rumah tangga yang dapat dinyatakan mampu memenuhi persyaratan untuk hidup. Kedua, yang meliputi kebutuhan berupa sarana dasar kehidupan masyarakat dalam makna luas, seperti: air minum, kesehatan, pendidikan, sanitasi lingkungan, angkutan umum.Kebutuhan pokok manusia dinyatakan sebagai konsep Deklarasi ILO 1976 yang direkomendasikan untuk dapat dimasukkan dan diperjuangkan dalam suatu pembangunan keseluruhan sosial ekonomi dalam setiap bangsa.

Seperti yang kita ketahui, bahwa kebutuhan pokok yang sangat mendasar sekali dan sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia adalah pemenuhan pangan, dan pada dasarnya baik atau buruk tingkat pemenuhan ketercukupan kebutuhan pokok suatu keluarga tergantung dengan tingkat penghasilannya. Apabila suatu keluarga memiliki tingkat penghasilan atau pendapatan yang tinggi hal ini memungkinkan akan dapat terpenuhi kebutuhan pokok bahkan gizi yang sesuai.Sedangkan bagi keluarga yang berpenghasilan rendah maka tingkat pemenuhan kebutuhan pokoknya belum tentu bisa terpenuhi secara baik.

(28)

dampak bagi tumbuh kembang yang sehat, dan cerdas.Adapun tingkat pemenuhan kebutuhan pokok minimum menurut Totok Mardikanto (1990:23­24) dijelaskan sebagai berikut :

Kebutuhan pokok minimum manusia itu mencakup yang berupa; bahan pokok yang kebutuhan beras 140 kg, ikan asin 15 kg, gula pasir 3,5 kg, tekstil 4 meter, minyak goreng 6 kg, garam 9 kg, minyak tanah 60 liter, sabun 20 batang, dan kain batik 2 potong.

Selanjutnya dilihat dari perhitungan garis kemiskinan dengan klasifikasi sebagai berikut: pemenuhan kebutuhan kurang 75% tergolong miskin sekali, pemenuhan 75%­125% tergolong miskin, pemenuhan 125%­200% tergolong hampir miskin dan pemenuhan kebutuhan lebih dari 200% tergolong tidak miskin.Penjabaran data di atas selengkapnya dapat dilihat dari Tabel 3 berikut ini:

Tabel 3.Sembilan Bahan Pokok Pemenuhan Kebutuhan Minimum Keluarga Pertahun No. Jenis Barang Jumlah Per Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 Beras Ikan asin Gula pasir Tekstil kasar Minyak tanah Minyak goring Garam Sabun Kain batik 140 kg 15 kg 3,5 kg 4 meter 60 liter 6 kg 9 kg 20 kg 2 potong Sumber : Totok Mardikanto (1990:23)

Berdasarkan standar yang terdapat di atas maka digunakan standar Sembilan bahan pokok yang dihitung dalam jumlah rupiah (Rp) dan disesuaikan dengan harga di daerah penelitian, seperti yang tercantum dalam Tabel 4 berikut ini:

Tabel 4.Kebutuhan Sembilan Bahan Pokok Perkapita Per Tahun di Pekon Tirom Kecamatan Pematang Sawa Kabupaten Tanggamus Tahun 2011

No JenisJumlahHarga Satuan Total Harga(Rp)

(29)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 Beras Ikan asin Gula pasir Tekstil kasar Minyak tanah Minyak goreng Garam Sabun Kain batik 140 kg 15 kg 3,5 kg 4 meter 60 liter 6 kg 9 kg 20 kg 2 potong 6.000 25.000 11.000 40.000 8.000 9.000 6.000 2.000 50.000 840.000 375.000 38.500 160.000 480.000 54.000 54.000 40.000 100.000

Jumlah 2.141.500

Sumber : Harga jual di Pasar Pekon Tirom bulan desember 2011

Dalam penelitian ini, untuk mengukur terpenuhinya atau tidak kebutuhan pokok keluarga, maka penulis menetapkan sembilan bahan pokok per jiwa per tahun yang harus dipenuhi oleh setiap kepala keluarga petani kopi yang bekerja sebagai Buruh di CV. ANUGERAH SAKTItahun 2011.

Selain itu berdasarkan tabel 3 di atas dapat dijelaskan bahwa kebutuhan pokok minimum perkapita per tahun berdasarkan dari sejumlah daftar harga dari 9 bahan pokok minimal perindividu bernilai Rp 2.141.500¸­ perkapita pertahun, sedangkan untuk mengukur kebutuhan perkapita per bulan maka Rp. 2.141.500,­: 12 bulan = Rp. 178.000,­ , sehingga,kebutuhan perkapita dari setiap keluarga petani kopi yaitu sebesar Rp. 178.000,­ perkapita perbulan.

Selain itu untuk mengetahui jumlah kebutuhan keluarga maka dari nilai tesebut mutlak untuk dikalikan dengan berapa banyak jumlah jiwa yang terdapat dalam rumah tangga keluarga petani kopi. Maka dari penjumlahan inilah nantinya akan diperoleh prosestase gambaran tenrang pemenuhan kebutuhan pokok minimum rumah tangga dari setiap bulannya.

(30)

Keberadaan para petani kopi berpenghasilan rendah di Pekon Tirom Kecamatan Pematang Sawa Kabupaten Tanggamus, sebaiknya lekas ditanggulangi dengan cara pemberian motivasi dan dukungan penuh dari pemerintah daerah setempat. Beragam masalah dan faktor­faktor penghambat menjadikan mereka masih berada pada pola kesejahteraan hidup yang kurang memadai. Diantaranya dari segi jumlah anak yang banyak, keterbatasan pengetahuan tentang cara bercocok tanam yang baik, serta aksesibilitas dari pusat kota yang sulit, menjadikan kondisi mereka cukup memprihatinkan.

Hal ini berkaitan dengan upaya dan peranan pembangunan ekonomi diseluruh lapisan masyarakat yang harus selaras dan berimbang. Khususnya guna memperbaiki kesejahteraan rakyat di wilayah pedesaan, sehingga dalam hal ini sangat dibutuhkan pengaruh dari kebijakan Negara, lembaga masyarakat, maupun perusahaan­perusahaan swasta yang memiliki wewenang, serta tanggung jawab dalam mengelola dan mengeksplorasi sumberdaya dan kekayaan alam. Baik dari segi pertanian maupun industri, sehingga pada akhirnya mampu memberikan dampak positif yaitu membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang ada disekitarnya.

Upaya memperbaiki kesejahteraan hidup, telah diupayakan para petani kopi berpenghasilan pokok rendah khususnya masyarakat Pekon Tirom Kecamatan Pematang Sawa Kabupaten Tanggamus, yaitu dengan cara melakukan pekerjaan sampingan sebagai buruh budidaya walet di CV.ANUGERAH SAKTI, sehingga diharapkan terjadi peningkatan pendapatan, dan terpenuhinya pemenuhan kebutuhan pokok minimum keluarga.

(31)
[image:31.612.110.439.216.566.2]

rumah tangga, serta pemenuhan kebutuhan pokok minimum. Untuk lebih jelasnya mengenai kerangka pikir dapat disajikan dalam bagan, pada Gambar 1 berikut ini:

Gambar 1.1 Bagan alur kerangka pikir. Analisis Pendapatan Buruh CV. ANUGERAH SAKTI

1.

Pendapatan Pokok

2.

Pendapatan Sampingan Buruh

3.

Jumlah Anggota Keluarga yang menjadi

tanggungan

4.

Jumlah jam kerja dan Pembagian Kerja

5.

Jumlah pengeluaran Rumah Tangga

(32)
(33)

I. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Agar mencapai sebuah hasil penelitian yang sesuai dengan hasil yang diharapkan maka dibutuhkan suatu metode denga jenis yang tepat, yang sebelumnya telah disesuaikan dengan arah penelitian yang diambil maka metode yang digunkan dalam penelitian ini adalah jenis deskriptif. Metode penelitian deskriptif mempunyai tujuan untuk menggambarkan suatu keadaan maupun fenomena serta untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan keadaan tertentu sesuai dengan kenyataan yang terdapat pada lapangan.

Menurut Moh. Nazir (1983:63), metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set keadaan, suatu system pemikiran ataupun kelas peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

(34)

B. Populasi

Berkenaan dengan pendapat dari Suharsimi Arikunto (2002:108), yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Dengan mengacu pada pengertian di atas maka populasi penelitian ini adalah seluruh keluarga petani kopi yang bekerja sebagai Buruh di CV.ANUGERAH SAKTI dalam mengelola usaha budidaya sarang burung walet yang terdiri dari 23 kepala keluarga. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu seluruh kepala keluarga petani kopi yang berjumlah 23 orang.

C. Variabel Penelitian dan Devinisi Operasional Variabel

1. Variabel Penelitian

Menurut Sumadi Suryabrata (2000:72) dinyatakan bahwa variabel penelitian adalah segala sesuatu yang menjadi objek penelitian, sering pula dinyatakan variabel penelitian ini sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala-gejala yang akan diteliti, jenis variabel yang terdapat pada penelitian ini, berjenis variabel tunggal yaitu “Analisis Pendapatan Buruh Budidaya Sarang Burung Walet CV. ANUGERAH SAKTI”.

(35)

Definisi operasional variabel adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana cara yang tepat untuk mengukur suatu variabel. Adapun pengertian definisi operasional variabel adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel.

2.1 Pendapatan Pokok Petani Kopi Yang Bekerja Pada CV. ANUGERAH SAKTI

Pendapatan pokok, adalah pendapatan yang diperoleh para responden yang memiliki pekerjaan pokok sebagai petani kopi dari hasil kebun kopi mereka. Adapun yang dimaksud pendapatan pokok dalam penelitian ini adalah sumber informasi yang diperoleh berdasarkan pengakuan dari para responden, mengenai pekerjaan pokok mereka sebagai petani kopi. Hasil kopi yang diperoleh, dihitung berdasarkan satuan kg kopi/tahun, kemudian dikonversikan dengan satuan rupiah per tahun.

2.2 Pendapatan Sampingan

Pendapatan sampingan/tambahan adalah pendapatan yang tidak tetap atau tidak teratur, yang diperoleh para petani kopi sebelum bekerja sebagai buruh walet, di CV.ANUGERAH SAKTI. Adapun jenis pekerjaan sampingan mereka yaitu sebagai, tukang ojek, buruh angkut kapal, penjual makanan ringan atau asongan, dan nelayan pencari ikan yang hasilnya dapat dihitung dalam satuan rupiah perbulan maupun per tahun.

2.3 Tanggungan Anggota Rumah Tangga

(36)

pendidikan dan masih menjadi tanggungan.Adapun kriteria untuk mengetahui jumlah banyak dan sedikit, tanggungan anggota rumah tangga para petani kopi adalah sebagai berikut:

a) Banyak : Apabila jumlah anak yang menjadi tanggungan lebih dari 3 orang. b) Sedikit : Apabila jumlah anak yang menjadi tanggungan ≤ 3 orang.

2.4 Jumlah Jam Kerja

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan jumlah jam kerja ialah waktu yang digunakan para petani kopi yang bekerja sebagai buruh di budidaya sarang burung walet dalam melakukan kegiatannya dilapangan dengan menggunakan satuan jam/minggu. Untuk mengetahui kriteria jumlah jam kerja adalah sebagai berikut:

a) Sedikit : Apabila jam kerja seseorang kurang dari atau sama dengan 35jam/minggu.

b) Banyak : Apabila jam kerja seseorang lebih dari 35 jam/minggu.

a. Pembagian Kerja

(37)

Adapun alasan diadakannya pembagian kerja adalah bahwa seseorang tidak akan melakukan semua pekerjaan yang ada di dalam organisasi/perusahaan seorang diri tanpa bantuan orang lain. Dengan adanya pembagian kerja maka pegawai atau karyawan, buruh dituntut tanggung jawabnya didalam penyelesaian setiap tugas yang dibebankan kepadanya. Jenis pekerjaan yang beraneka ragam merupakan hal yang sudah biasa didalam suatu organisasi yang mempunyai tujuan yang jelas.

2.5 Pengeluaran Rumah Tangga

[image:37.612.70.529.99.428.2]

Pengeluaran rumah tanggaadalah, seluruh pengeluaran rumah tangga yang dipergunakan untuk membeli barang atau jasa yang langsung untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari.

Tabel 5. Pembagian Kerja Para Buruh/Karyawan CV.ANUGERAH SAKTI

No.Bidang kerja/tugas Tugas dan Kewajiban

1. Penanggung Jawab (Direktur CV) Lapangan

2. Bendahara

3. Buruh/Karyawan Keamanan

4. Buruh/Karyawan bidang logistik

5. Buruh/Karyawan bidang transportasi

6. Buruh/Karyawan bidang pemanenan Dan pemeliharaan sarang walet

Bertanggung jawab atas seluruh kendala yang terjadi di lapangan atau pada saat kegiatan perusahaan berada di luar kantor.

Menyusun laporan keuangan perusahaan

Bertugas menjaga sarang burung walet dari awal diperhitungkannya umur sarang sampai dengan pemanenan (3-4 bulan), dan ikut bertanggung jawab atas keamanan sarang di dalam gua.

Bertugas mengatur pengeluaran logistik se efisien mungkin dan tidak melebihi anggaran yang telah disedikan oleh pihak perusahaan.

Bersedia setiap saat dalam memberikan jasanya dalam kegiatan transportasi perusahaan.

(38)

Untuk mengetahui tentang pendapatan sebuah rumah tangga maka harus diketahui lebih dahulu pendekatan pengeluaran rumah tangga tersebut.

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan pengeluaran adalah rumah tangga adalah seluruh pengeluaran rumah tangga dalam jangka waktu 1 (satu) bulan yang dihitung dengan satuan rupiah. Berikut ini terdapat kriteria pengeluaran rumah tangga yaitu:

a. Pengeluaran dikatakan tinggi apabila jumlah pengeluaran lebih besar dibandingkan tingkat pemenuhan kebutuhan pokok minimum

b. Pengeluaran dikatakan rendah apabila jumlah pengeluaran lebih sedikit dibandingkan pemenuhan kebutuhan pokok minimum.

2.6 Pemenuhan Kebutuhan Pokok Minimum

Dalam penelitian ini yang dimaksud pemenuhan kebutuhan pokok minimum adalah kemampuan para petani kopi dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarga dari hasilnya bekerja sebagai petani kopi. Baik kebutuhan yang mencakup sandang, pangan, papan, kesehatan, dan pendidikan anak. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengukur terpenuhi atau tidaknya kebutuhan pokok suatu keluarga dengan cara menetapkan 9 bahan pokok per jiwa pertahun yang harus dipenuhi oleh setiap keluarga petani kopi yang bekerja sebagai karyawan di Pengelolaan Usaha Budidaya Sarang Burung Walet. Adapun kriteria pemenuhan kebutuhan pokok sebagai berikut:

a. Terpenuhi : Apabila jumlah pengeluaran rumah tangga responden lebih besar dibandingkan jumlah pemenuhan kebutuhan pokok minimum per tahun. b. Tidak Terpenuhi : Apabila jumlah pengeluaran rumah tangga responden lebih kecil

(39)

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Observasi

Teknik observasi merupakan suatu teknik yang yang digunakan untuk mengamati keadaan suatu penelitian secara sistematis dari sebuah objek penelitian, yang mana peneliti harus mengamati beragam fenomena yang sedang terjadi di lapangan.Pengamatan langsung dilakukan di lokasi yang dijadikan sebagai pusat penelitian yaitu keluarga petani kopi yang bermukim di Pekon Tirom Kecamatan Pematang Sawa Kabupaten Tanggamus.

2. Teknik Wawancara Terstruktur

Teknik wawancara terstruktur menurut Nursid Sumaatmadja (1988;106) merupakan teknik pengumpulan data yang membantu dan melengkapi pengumpulan data yang tidak dapat diungkapkan oleh teknik observasi. Dalam pengaplikasian penelitian ini, teknik wawancara yang digunakan adalah teknik wawancara dengan menggunakan panduan wawancara agar dapat mendukung setiap pertanyaan, sehingga nantinya mampu memperoleh data yang lebih akurat mengenai Pendapatan Pokok, Pendapatan sampingan buruh, jumlah tanggungan anggota rumah tangga, jumlah jam kerja dan pembagian kerja ,serta pemenuhan kebutuhan pokok minimum.

3. Teknik Dokumentasi

(40)

Selain itu pula data diperoleh dari data/arsip resmi perusahaan CV. ANUGRAH SAKTI baik yang yang bersumber dari catatan-catatan statistik, buku, dan agenda CV. ANUGERAH SAKTI yaitu jumlah tenaga kerja/Buruh, jumlah pendapatan Buruh, dan juga jadwal pembagian kerja. Serta data skunder lainnya dari Pekon Tirom yang ikut menunjang dalam penelitian ini.

E. Teknik Analisa Data

Proses pengolahan dan interpretasi data dari keseluruhan hasil penelitian disebut dengan analisis data.Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisa tabel yang diaplikasikan kedalam bentuk persentase yang didasarkan pada frekuensi yang sederhana. Adapun rumus yang digunkan untuk menghitung persentase adalah sebagai berikut:

100 % 

N f

Keterangan :

% = Persentase

(41)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan

Data yang telah diperoleh dalam penelitian ini, kemudian di analisa secara deskriptif, sehingga

dapat disimpulkan mengenai skripsi tentang Analisis Pendapatan Buruh Budidaya Burung Walet

CV.ANUGERAH SAKTI Di Pekon Tirom Kecamatan Pematang Sawa Kabupaten tanggamus

Tahun 2011, sebagai berikut:

1. Pendapatan pokok para buruh menunjukan, 2 KK memiliki pendapatan pokok tergolong

besar Rp.435.000,-. Sedangkan dari 12 KK pendapatan pokok tergolong kecil Rp. 1.200.000,-

dan seluruh rata-rata pendapatan pokok responden adalah Rp. 120.000,-/bulan/kepala

keluarga, dengan total Pendapatan dari seluruh jenis pekerjaan responden berjumlah Rp.

45.760.000,-. Dengan rata-rata total pendapatan Rp. 1.989.000,-.

2. Pendapatan sampingan para buruh menunjukan, 5 KK memiliki pendapatan sampinga

tergolong besar Rp.2.500.000,-/bulan. Kemudian, 5 KK pendapatan sampingannya tergolong

rendah Rp. 850.000,-/bulan. Rata-rata dari pendapatan sampingan adalah Rp.

261.000,-/bulan/kepala keluarga. Pendapatan sebagai buruh budidaya walet memiliki rata-rata yang

paling tinggi yaitu Rp. 1.608.000,./bulan/Kepala keluarga.

3. Jumlah rata-rata tanggungan anggota rumah tangga dari seluruh responden adalah 6

orang/KK. 5 orang KK < 3 orang dan 18 KK > 3 orang

4. Rata-rata jam kerja para buruh yaitu 9 jam/hari. Pembagian kerja para buruh terdiri dari

(42)

5. Total pengeluaran rumah tangga seluruh responden Rp. 25.034.000-. Rata-rata seluruh

pengeluaran rumah tangga responden adalah Rp. 1.088.434,-/bulan.

6. Pemenuhan Kebutuhan pokok minimum perkapita akan terpenuhi apabila pendapatannya

lebih besar atau atau sama dengan Rp. 24.262.000,- perkapita perbulan. Adanya tambahan

pendapatan sebagai buruh walet maka 9 KK pemenuhan kebutuhan pokok minimumnya telah

terpenuhi. Sumbangan pendapatan sampingan terhadap total pendapatan adalah 13,11 %,

sedangkan sumbangan pendapatan buruh walet terhadap total pendapatan adalah 79,64 %.

Besarnya angka sumbangan pendapatan dari bekerja sebagai buruh walet, diharapkan

mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga petani kopi.

1.2 Saran

1. Bagi pihak perusahaan CV.ANUGERAH SAKTI, agar terus memberdayakan para pekerja

nya yang berasal dari Pekon Tirom. Terutama bagi kepala keluarga petani maupun bukan

petani, yang penghasilan dari pekerjaan pokoknya masih minim. Sehingga dengan adanya

peluang bekerja di budidaya walet ini mampu memberikan peningkatan penghasilan bagi para

buruhnya,

2. Bagi pihak buruh yang bekerja di CV.ANUGERAH SAKTI agar lebih meningkatkan kinerja,

(43)

ANALISIS PENDAPATAN BURUH BUDIDAYA SARANG BURUNG

WALET CV.ANUGERAH SAKTI DI PEKONTIROM KECAMATAN

PEMATANG SAWA

KABUPATEN TANGGAMUS

TAHUN 2012

(Skripsi)

Oleh

PuspitaOctaria

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(44)
(45)

ANALISIS PENDAPATAN BURUH BUDIDAYA BURUNG

WALET CV.ANUGERAH SAKTI DI PEKON TIROM

KECAMATAN PEMATANG SAWA

KABUPATEN TANGGAMUS

TAHUN 2012

Oleh

PUSPITA OCTARIA

Skripsi

Sebagai Salah SatuSyaratUntukMencapaiGelarSARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program

StudiPendidikanGeografiJurusanPendidikanIlmuPengetahuanSosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

(46)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. BaganAlurKerangkaPikir………. 31

2. PiramidaEkspansifPendudukPekonTirom………... 52

3. TipeCurahHujanSchmidth-Ferguson………... 49

4. PetaLokasiBudidayaBurungWalet CV.ANUGERAH SAKTI……… 46

5. PetaLokasiPemukimanBuruh CV.ANUGERAH SAKTI…………..… .. 46

6. PetaLokasiBudidayaWalet CV.ANUGERAH SAKTI………. 46

(47)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Batasan Masalah ... 9

D. Rumusan Masalah ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 10

F. Kegunaan Penelitian ... 10

G. Ruang Lingkup Penelitian... 11

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Hakekat Geografi ... 13

2. Geografi Ekonomi………. . 14

3. Pengertian Peran Pengelolaan Usaha ... 14

4. Buruh... 19

5. Pendapatan ... 20

6. Jumlah Tanggungan Keluarga ... 21

7. Jumlah Jam Kerja ... 22

8. Pembagian Kerja……… .... 22

9. PengeluaranRumah Tangga ... 24

10.Pemenuhan Kebutuhan Pokok Minimum ... 24

B. Kerangka Pikir ... 29

III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 31

B. Populasi ... 32

(48)

1. Variabel Penelitian ... 32

2. Devinisi Operasional Variabel ... 33

D. Teknik Pengumpulan Data ... 38

E. Analisa Data ... 39

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Geografis Daerah Penelitian ... 41

1. Letak Geografis dan Astronomis ... 41

2. Letak Administratif ... 42

3. Luas Wilayah dan Penggunaan Lahan ... 43

4. Keadaan Topografis ... 44

5. Sejarah Pekon Tirom ... 45

6. Keadaan Iklim Kecamatan Pematang Sawa (Pekon Tirom) ... 47

B. Keadaan Sosial Ekonomi Kecamatan Pematang Sawah ... 51

C. Keadaan Penduduk ... 51

1. Jumlah dan Persebaran Penduduk ... 51

2. Kepadatan Penduduk ... 52

3. Komposisi Penduduk ... 53

1. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin ... 53

2. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian ... 57

3. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ... 58

4. Komposisi Penduduk Menurut Agama ... 59

D. Deskripsi dan Analisis Data 1. Identitas Responden ... 59

a. Umur Responden ... 60

b. Tingkat Pendidikan Responden ... 61

c. Jumlah Pendapatan Pokok Buruh CV. ANUGERAH SAKTI ... 62

d. Jumlah Pendapatan Sampingan Para Buruh CV.ANUGERAH SAKTI ... 63

e. Jumlah Tanggungan Anggota Rumah Tangga Para Buruh CV.ANUGERAH SAKTI ... 65

f. Jumlah Jam Kerja Para Buruh di CV.ANUGERAH SAKTI ... 67

g. Tingkat Pengeluaran Rumah Tangga Para Buruh CV. ANUGERAH SAKTI ... 69

h. Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Pokok Para Buruh CV. ANUGERAH SAKTI ... 70

(49)

Pendapatan Pokok dan pemenuhan Kebutuhan Pokok ... 73

E. Pembahasan 1. Pendapatan Pokok ... 76

2. Pendapatan Sampingan... 77

3. Jumlah Tanggungan ... 78

4. Jumlah jam Kerja Para Buruh ... 78

5. Pengeluaran Rumah Tangga Para Buruh... 79

6. Pemenuhan Kebutuhan Pokok Minimum... 80

7. Tambahan Pendapatan Sampingan Dari Bekerja Sebagai Buruh Budidaya Walet CV. ANUGERAH SAKTI ... 81

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 82

5.2 Saran ... 84

DAFTAR PUSTAKA

(50)

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi. 1999. Petani dan Kemiskinan. PT. Tiara Wacana. Yogya. Yogyakarta.

Arief Sadiman. 1990. Metode dan Analisis Penelitian Mencari Hubungan. Erlangga. Jakarta. Bintarto, R. 1984. Pengantar Geografi Sosial. PT. Tiara Wacana Yogya Yogyakarta.

Bintarto.R. 1979. Metode Analisa Geografi. LP3ES. Jakarta

CV. ANUGERAH SAKTI. 2010. (Arsip Resmi). Perusahaan. Bandar Lampung. Daldjoeni. N. 2003. Geografi Kota Dan Desa. Alumni Bandung.

Daldjoeni. N. 1986. Pedesaan Lingkungan dan Pembangunan. Alumni. Bandung. Daniel Delaney. 2007. Budidaya Burung Walet Di Jawa Timur. (Skripsi). Universitas Muhammadiyah Malang. Malang. Jawa Timur.

Daniel Ibran. 2001, Deskripsi Keberadaan Ternak Sarang Burung Walet Terhadapa Hasil Produksi dan Pemasarannya Di Pekon Pringsewu Kabupaten Tanggamus. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Departemen Kehutanan Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, 2008. (Arsip Resmi). (TNBBS). Jakarta.

Effendi Noer Tadjuddin. 1995. Sumber Daya Manusia Peluang Kerja dan Kemiskinan. PT. Tiara Wacana Yogya. Yogyakarta.

Hardjasoemantri, Koesnaedi. 1991. Hukum Perlindungan Lingkungan Konservasi

Sumberdaya Hayati dan Lingkungannya. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Husein Farid. 2000. Budidaya Walet di Kawasan Tropis. Raja Grafindao Persada. Jakarta Katili. J.A. dan Marks. P.1989. Geologi. Departemen Urusan Research. Jakarta.

Mardikanto, Totok. 1990.Pembangunan Pertanian. Tri Tunggal Tata Fajar. Surakarta. Marzuki. 1981. Organisasi dan Manajemen Kepemimpinan. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Monografi Kecamatan Pematang Sawa Tahun 2010. Tanggamus.

Moh.Nazir.1983.Metodelogi Penelitian. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

(51)

Purwaning Tyas. 2010. Proporsi Pendapatan Ibu rumah Tangga Pemetik The PT. Perkebunan Nusantara VII Terhadap Pendapatan Total Rumah Tangga Di Kelurahan Gunung Dempo Kecamatan Pagar Alam Selatan Propinsi Sumatera Selatan Tahun 2010.(Skripsi).Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Ruslan.1983. Sumberdaya Alam dan Manusia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Sastraatmadja Entang. 2008. Kebangkitan Petani. Masyarakat Geografi Indonesia. Bandung. Sayogyo.1983. Pembangunan dan Kesempatan Kerja. Bumi Aksara. Bandung.

Singarimbun, Masri. 1981. Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok. LP3ES. Jakarta

Sumaatmadja Nursid.1981. Studi Geografi , Suatu Pendekatan dan Analisa Keruanagn. Alumni. Bandung,

Suryabrata, Sumadi. 2000. Metodelogi Penelitian. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sastrohadiwiryo Siswanto.B.DR. 2001. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. (Pendekatan Administratif dan Operasional). Bumi Aksara. Bandung.

Sondang, P.Siagian.1983. Organisasi Kepemimpinan. Gunung Agung. Jakarta.

Sutarto.1978. Dasar-dasar Organisasi dan Manajemen. Ghalia. Jakarta.

Trisnaningsih, 2003. Geografi Sumber Daya. (Buku Ajar). Program Studi Pendidikan Geografi

(52)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Pokok di Pekon Tirom Kecamatan Pematang

Sawah Kabupaten Tanggamus Tahun 2011 ... 6

2. Jumlah Pendapatan Sebagai Petani Kopi Di Pekon Tirom Kecamatan Pematang Sawa

Kabupaten Tanggamus Tahun 2011……… ... 7

3. Rincian Pemenuhan Kebutuhan Pokok Para Petani Kopi di Pekon Tirom Kecamatan

Pematang Sawah Kabupaten Tanggamus Tahun 2011 ... 28

4. Kebutuhan Sembilan Bahan Pokok Perkapita Per tahun di Pekon Tirom Kecamatan

Pematang Sawah Kabupaten Tanggamus Tahun 2011 ... 28

5. Pembagian Kerja Para Buruh CV.ANUGERAH SAKTI Tahun 2011…. . 26

6. Luas penggunaan Lahan di Pekon Tirom Kecamatan Pematang Sawa Kabupaten Tanggamus

Tahun 2009) ... 43

7. Klasifikasi Pekon Menurut Tingkat Perkembangannya di Kecamatan Pematang Sawa Tahun

2009 ... 46

8. Data Curah Hujan di Kabupaten Tanggamus dan wilayah sekitarnya tahun 2001-2010

... 48

9. Iklim Menurut Klasifikasi Schmidth-Ferguson ... 49

10. Jumlah Persebaran Penduduk di Kecamatan Pematang Sawa Kabupaten Tanggamus Tahun 2009... 50

11. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di Pekon Tirom Kecamatan Pematang Sawa Kabupaten Tanggamus Tahun 2009 ... 52

(53)

13. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Di Pekon Tirom Kecamatan Pematang Sawa Kabupaten Tanggamus Tahun 2009 ... 55

14. Responden yang bermatapencaharian pokok sebagai petani kopi, yang bekerja sebagai buruh budidaya burung walet CV. ANUGERAH SAKTI ... 56

15. Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir di Pekon Tirom Kecamatan Pematang Sawa Kabupaten Tanggamus Pada Tahun 2009 ... 57

16. Jumlah Buruh CV.ANUGERAH SAKTI Yang Memiliki Pekerjaan

Pokok Sebagai Petani Kopi, Menurut Pemilikan luas lahan dan Pendapatan/tahun di Pekon Tirom Kecamatan Pematang Sawa Kabupaten Tanggamus Tahun 2011 .. 58

17. Pendapatan Responden Yang Memiliki Pekerjaan Sampingan di Pekon

Tirom Kecamatan Pematang Sawa Kabupaten Tanggamus Tahun 2011… 59

18. Jumlah Pendapatan Responden Sebagai Buruh Budidaya Walet Di CV.ANUGERAH SAKTI Tahun 2011………. ... 59

19. Prosentase Pendapatan Kepala Keluarga Petani Kopi Terhadap

Pendapatan Total Dan Kebutuhan Pokok ... 60

20. Cara Perhitungan Total Pendapatan, Perolehan Sumbangan Pendapatan Pokok, Pendapatan Sampingan, Pendapatan Sebagai Buruh Budidaya Walet, Terhadapat Total Pendapatan dan Pemenuhan Kebutuhan Pokok Minimum Tahun

2011………... 61

21. Jumlah tanggungan Anggota Keluarga Para Petani Kopi Di Pekon Tirom Kecamatan

Pematang Sawa Yang Bekerja Sebagai Buruh Di CV. ANUGERAH SAKTI 62

22. Jumlah Rata-rata Jam Kerja Para Buruh Budidaya Burung Walet CV. ANUGERAH SAKTI Tahun 2011 ... 63

23. Klasifikasi Pembagian Kerja Buruh………... 63

24. Hubungan Pendapatan Harian/Jam Para Buruh Budidaya Burung Walet CV.ANUGERAH SAKTI Dengan Curahan Jam Kerja/Hari Tahun 2011. ... 65

25. Jumlah Responden Menurut Pengeluaran Rumah Tangga Para Buruh Budidaya Burung Walet CV. ANUGERAH SAKTI di Pekon Tirom Kecamatan Pematang Sawa Kabupaten Tanggamus Tahun 2011 ... 65

(54)

27. Hubungan Pendapatan Dengan Pemenuhan Kebutuhan Pokok Minimum Keluarga Buruh Budidaya Walet CV.ANUGERAH SAKTI Tahun 2011. ... 67

28. Daftar Pustaka……… 79

(55)

JudulSkripsi

:

ANALISIS PENDAPATAN BURUH BUDIDAYA BURUNGWALET CV. ANUGERAH SAKTI DI PEKON TIROM KECAMTAN PEMATANG SAWA KEBUPATEN TANGGAMUS TAHUN 2011.

NamaMahasiswa

:

P

uspitha

O

ctaria

NomorPokokMahasiswa:0743034033

Program Studi : PendidikanGeografi

Jurusan : PendidikanIlmuPengetahuanSosial

Fakultas: KeguruandanIlmuPendidikan

MENYETUJUI

1.

KomisiPembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Prof.Dr. BambangSumitro, M.S DedyMiswar, S.Si, M.Pd

Nip. 19410613

1967051 001 Nip. 19741108 2005011 003

2. MENGETAHUI

KetuaJurusanKetua Program

StudiPendidikanIlmuPengetahuanSosialPendidikanGeografi

(56)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua

:

Prof. Dr. BambangSumitro, M.S …………

Sekertaris

:

DedyMiswar, S.Si, M.Pd

…………

Penguji BukanPebimbing:

Drs. Hi. Sudarmi, M.Si …………

DekanFakultasKeguruandanIlmuPendidikan

Dr.Hi. BujangRahman,M.SiNIP. 196003151985031003

(57)

Motto

Cukup Allah Pembelaku, tidakadaTuhanSelain DIA, kepada-NYA akumenyerahkandiri, dan DIA PemimpinSinggasana yang Besar.

(QS: Al- Baqaroh 129)

K

eajaibantidakhanyadatanguntuk orang-orang yang beruntung, tetapikeajaibandatangpada orang-orang yang
(58)

PERSEMBAHAN

Teriringdo’adan rasa syukurkehadirat Allah SWT kupersembahkankaryasederhanainisebagaibentuk rasa

terimakasihkukepada orang-orang yang akusayangi :

Ayahandadanibundakutercinta yang

takhenti-hentinyaselaluberdo’a, bekerjakeras, danmemberikankasihsayangnya, demi

pencapaiankeberhasilanku.

Kakak’kuIdilHenkySaputra, SE, adik-adiku yang

sangatkusayangiSelviaMarentika,danTantriWulandari. Terimakasihatasdukungandancandatawa yang kalian bagi,

dikalahari-harisulitku..

Abangku Ahmad LandungBaladewa, S.iP

Para pengajarku yang telahbersabarmendidik,

memotivasibahkanmerubahsudutpandangkutentangsebuahart ikemanirian.

(59)

RIWAYAT HIDUP

Puspita Octaria

,

dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 21 Oktober 1989, putri

kedua dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Zakaria Abdullah, dan Ibu Hartini Tholib, BBA.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh yakni Pendidikan Taman Kanak-Kanak di TK PTPN X Bandar Lampung pada tahun 1992, pada tahun 1994 penulis melanjutkan ke Pendidikan Dasar (SD) di SD NEGERI 2 Kedaton Bandar Lampung , yang selesai pada tahun 2000.

Tahun ajaran 2000/2001 penulis melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di SLTP NEGERI 12 Bandar lampung, yang diselesaikan pada tahun 2003, pada tahun ajaran 2003/2004 penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA NEGERI 14 Bandar Lampung, dan pendidikan selesai pada tahun 2007.

Penulis diterima melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) pada tahun 2007 di Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung (UNILA).

(60)
(61)

SANWACANA

Bismilahhirohmanirohim

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah NYA sehingga penulis

diberikan kemampuan untuk menyelesaikan skripsi ini. Penulis begitu menyadari sepenuhnya

bahwa kemampuan dan pengetahuan penulis masih sangat terbatas,

untuk itu penulis menyampaikan serangkaian ucapan terimakasih kepada Bapak Drs. I Gede

Sugianta, M,Si. Selaku dosen pembimbing akademik, kepada Bapak Prof. Dr. Bambang

Sumitro, M.S. selaku dosen pembimbing utama skripsi , Bapak Dedy Miswar, S.Si, M.Pd

selaku dosen pembimbing II kemudian bapak Drs. Hi. Sudarmi, M.Si selaku dosen pembahas,

yang selama ini telah banyak memberikan dorongan, arahan, dan bimbingan bagi penulisan

skripsi ini. Semoga ilmu yang telah diberikan,dapat bermanfaat untuk kemaslahatan bersama.

Penulisan skripsi ini tidak luput dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan

ini penulis ingin memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Dr.Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung.

2. Para pembantu dekan yaitu Bapak Dr. M,Thoha B.S Jaya, M.S. (PD I), Bapak Drs. Arwin

Achmad, M.Si. (PD II), dan Bapak Drs. Iskandar Syah, M.H. (PD III).

3. Bapak Drs. Bukhori Asyik, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP

(62)

4. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si, selaku Ketua Program Studi serta bapak dan ibu dosen

Program Studi Pendidikan Geografi yang telah banyak memberikan bimbingan ilmu

pengetahuan selama penulis menjalankan studi di Program Studi Pendidikan Geografi..

5. Bapak Kepala BAPPEDA Kabupaten Tanggamus dan segenap staf yang telah

memberikan izin, serta bantuan bagi penulis untuk mendapatkan data-data dan informasi

seputar daerah penelitian.

6. Ibu Lurah Pekon Tirom Kabupaten Tanggamus yang

Gambar

Tabel 3.Sembilan Bahan Pokok Pemenuhan Kebutuhan Minimum Keluarga Pertahun No.  Jenis Barang                                   Jumlah Per Tahun
Gambar 1.1 Bagan alur kerangka pikir.
Tabel 5. Pembagian Kerja Para Buruh/Karyawan CV.ANUGERAH SAKTI

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan pertama dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh secara parsial dari variabel kompensasi yang terdiri dari Kompensasi Finansial (X1) dan Kompensasi

Ketika tidak ada medan magnet luar, bidang magnetik yang berada dalam batuan, tanah, atau material yang lain akan berorientasi secara acak, disebut zero magnetic

Akibatnya akan memunculkan perubahan fasilitas pendidikan yang dibutuhkan, hal ini sejalan dengan pendapat Dash dan Dash ( 2008, hlm 22) ³D SUHVVLQJ GHPDQG

Peserta didik program paket C bertindak secara individual maupun kelompok melalukan kolaboratif dengan tutor dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan

Sebagai masyarakat yang seluruh penduduknya beragama Islam, masyarakat Ciomas tidak hanya mengenal, memahami dan mempraktikkan ritual ibadah kepada Tuhan sebagaimana

Bagian sel yang hanya terdapat pada sel tumbuhan dan tidak terdapat pada sel hewan ditunjukkan oleh 1 dan 2.. mengendalikan seluruh kegiatan sel

Dari hasil relasi antara tabel fakta dan tabel dimensi maka akan dimodelkan sebuah skema data warehouse yang akan menjadi wadah atau area data yang dibutuhkan oleh

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai kajian keandalan Kulong Retensi Kacang Pedang sebagai pengendali banjir di Kota Pangkalpinang