PENENTUAN KADAR AMONIAK PADA AIR RESERVOIR
SUNGGALDI PDAM TIRTANADI SECARA
SPEKTROFOTOMETRI
KARYA ILMIAH
ZULRAHMAH
092401018
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KIMIA
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENENTUAN KADAR AMONIAK PADA AIR RESERVOIR
SUNGGAL DI PDAM TIRTANADI SECARA
SPEKTROFOTOMETRI
KARYA ILMIAH
Diajukan untuk melengkapi dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya
ZULRAHMAH
092401018
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KIMIA
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERSETUJUAN
Judul : PENENTUAN KADAR AMONIAK PADA AIR RESERVOIR SUNGGAL DI PDAM
TIRTANADI SECARA SPEKTROFOTOMETRI Kategori : KARYA ILMIAH
Nama : ZULRAHMAH
Nomor Induk : 092401018
Program Studi : DIPLOMA III KIMIA ANALIS Departemen : KIMIA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Disetujui di Medan, Juni 2012
Diketahui /Disetujui Oleh Disitujui oleh
Ketua Program Studi D-III Kimia Analis, Dosen Pembimbing,
NIP.195512181987012001 NIP.195310271980032003 Dra.Emma Zaidar Nasution,M.SiDr. Yugia Muis, M.Si
Diketahui/Disetujui oleh
Departemen Kimia FMIPA USU, Ketua,
PERNYATAAN
PENENTUAN KADAR AMONIAK PADA AIR RESERVOIR SUNGGAL DI PDAM TIRTANADI SECARA
SPEKTROFOTOMETRI
KARYA ILMIAH
Saya mengakui bahwa karya ilmiah adalah hasil karya saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Juni 2012
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, yang selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikankarya ilmiah ini. Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis memilih judul PENENTUAN KADARAMONIAK PADA AIR RESERVOIR SUNGGAL DI PDAM TIRTANADI SECARASPEKTROFOTOMETRI yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III Kimia Analis.
Dalam penulisan Karya Ilmiah ini penulis banyak mendapatkan bimbingan, pengarahan, bantuan saran dan kritik dari banyak pihak. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih kapada :
1. Ibu Dr.Yugia Muis,MSi sebagai dosen pembimbing yang telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan Karya Ilmiah ini. 2. Ibu Dr. Rumondang Bulan,MS sebagai ketua Departeman Kimia FMIPA
USU Medan.
3. Buat orang tua tercinta Haris Nasution dan Ibunda Norma Lubis yang telah mendidik, mendoakan dan memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis.
4. Buat kakandaku Lia Maryani Fitri Nasution yang telah memberikan dukungan yang begitu besar kepada penulis.
5. Seluruh staf dan dosen FMIPA USU yang telah membantu dan mendidik penulis selama perkuliahan
6. Pimpinan dan seluruh staf pegawai Tirtanadi Medan yang telah memberi tempat untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan dan telah banyak memberikan bimbingan kepada penulis selama menjalani PKL.
7. Seluruh rekan-rekan mahasiswa kimia analis stambuk 2009 serta semua pihak yang turut membantu penulis dalam menyelesaikan Karya Ilmiah ini dan terimakasih atas kekompakannya.
Dalam penulisan Karya Ilmiah ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar Karya Ilmiah ini dapat lebih sempurna lagi.
Penulis barharap Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan penulis khususnya. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan atas bantuan yang diberikan kepada penulis.
Medan, Juni 2012
ABSTRAK
Kandungan amoniak yang terdapat didalam air merupakan salah satu parameter yang harus dianalisa dalam penentuan syarat-syarat kualitas air minum. Amoniak merupakan gas yang memiliki bau yang tidak menyenangkan, dalam jumlah yang banyak amoniak dapat bersifat racun.
Amoniak didalam air biasanya terdapat sebagai ammonium. Untuk mengetahui kadar amoniak pada sampel air dapat dilakukan dengan menggunakan metode spektrofotometri. Dimana sampel terlebih dahulu ditambahkan mineral stabilizer, polipinyl alkohol dispersing agent, dan reagen nessler. Dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 425 nm, maka amoniak dapat ditentukan.
DETERMINATION OF AMMONIAK RATE AT RESERVOIR WATER OF SUNGGAL IN PDAM TIRTANDI BY
SPEKTROFOTOMETRI
ABSTRACT
Ammonia content contained in the water is one parameter that must be analyzed interms of determining the qualitty of drinking water.Ammonia is a gas which has an unpleasant odor, large amounts of ammonia can be poison
Ammonia in water is usually found as ammonium.To determine levels of ammonia in water sampels can be performed using spectrophotometric methhod. Where the first sampel on was added stabilizer and dispersing agent poliphinyl alcohol and nessler reagen. Using a spectrophotometer at a wavelength of 425 nm, the ammonia can be determined.
DAFTAR ISI
Bab II Tinjauan pustaka 4
2.1. Air
2.2. Kualitas Air
2.3. Sumber-sumber Air 2.3.1. Air Hujan
2.3.2. Air permukaan 2.3.3. Air tanah 2.4. Sifat Umum Air 2.5. Persyaratan Air Minum 2.5.1. Parameter Fisika 2.5.2. Paraeter Kimiawi 2.5.3. Parameter Mikrobiologi 2.5.4. Parameter radioaktivitas 2.6. Pencemaran Air
2.6.1. Sumber Pencemaran Air 2.7. Pengolahan Air
2.8. Amoniak
2.9. Metode Penentuan Amoniak
2.9.1. Penentuan Amoniak melalui Titrasi
2.9.2 Penentuan Amoniak Dengan Menggunakan Elektroda
2.9.3. Penentuan Amoniak Dengan menggunakan Spektrofotometer 2.9.4. Spektrofotometer
2.10. Hukum Dasar Spektrofotometri
Bab III BAHAN DAN METODE 3.1. peralatan
3.2. Bahan 3.3. Prosedur
Bab IV Data Dan Pembahasan 4.1. Data
4.2. Perhitungan 4.3. Pembahasan
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel persamaan garis regresi metode last aquare 31
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.8.1 Proses dinitifikasi 22
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Gambar Spektrofotometer Hach DR/2010 38
Lampiran 2 Keputusan Mentri Kesehatan RI Nomor.492/Menkes/Per/2010/
ABSTRAK
Kandungan amoniak yang terdapat didalam air merupakan salah satu parameter yang harus dianalisa dalam penentuan syarat-syarat kualitas air minum. Amoniak merupakan gas yang memiliki bau yang tidak menyenangkan, dalam jumlah yang banyak amoniak dapat bersifat racun.
Amoniak didalam air biasanya terdapat sebagai ammonium. Untuk mengetahui kadar amoniak pada sampel air dapat dilakukan dengan menggunakan metode spektrofotometri. Dimana sampel terlebih dahulu ditambahkan mineral stabilizer, polipinyl alkohol dispersing agent, dan reagen nessler. Dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 425 nm, maka amoniak dapat ditentukan.
DETERMINATION OF AMMONIAK RATE AT RESERVOIR WATER OF SUNGGAL IN PDAM TIRTANDI BY
SPEKTROFOTOMETRI
ABSTRACT
Ammonia content contained in the water is one parameter that must be analyzed interms of determining the qualitty of drinking water.Ammonia is a gas which has an unpleasant odor, large amounts of ammonia can be poison
Ammonia in water is usually found as ammonium.To determine levels of ammonia in water sampels can be performed using spectrophotometric methhod. Where the first sampel on was added stabilizer and dispersing agent poliphinyl alcohol and nessler reagen. Using a spectrophotometer at a wavelength of 425 nm, the ammonia can be determined.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Air sangat penting bagi kehidupan manusia. Manusia akan lebih cepat meninggal
karena kekurangan air dari pada kekurangan makanan. Dalam tubuh manusia itu
sendiri sebagian besar terdiri dari air. Tubuh orang dewasa, sekitar 55-60 % berat
badan terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65 %, dan untuk bayi sekitar 80%.
(Notoatmojo.S,2007).
Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Sekitar
tiga perempat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun dapat
bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. Selain itu air juga dapat
digunakan untuk memasak, mencuci, dan mandi. Air juga digunakan untuk keperluan
industri, partanian, pemadam kebakaran, tempat rekreasi, trasportasi, dan lain- lain
(Chandra B, 2007).
Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Didalam
tubuh manusia, air diperlukan untuk melarutkan berbagai jenis zat yang diperlukan
oleh tubuh. Oksigen juga perlu dilarutkan sebelum dapat memasuki
pembuluh-pembuluh darah yang ada disekitar alveoli. Begitu juga zat-zat makanan hanya dapat
diserap apabila larut di dalam cairan yang meliputi selaput lendir usus. Air juga ikut
mempertahankan suhu tubuh dengan cara penguapan keringat pada tubuh manusia.
Mengingat pentingnya peranan air, sangat diperlukan adanya sumber air yang dapat
harusnya jernih. Air yang keruh mmengandung partikel padat tersuspensi yang
dapat berupa zat-zat berahaya bagi kesehatan tubuh . Disampng itu air keruh juga
sangat sulit untuk didesinfeksi, karena mikroba patogen dapat terlindungi oleh partikel
tersebut (Mulia R, 2005).
Air sangat penting dalam kehidupan kita. Tanpa adanya air kelangsungan hidup
hanya beberapa hari saja. Air merupakan bahan bangunan dari setiap sel, kandungan
air bagi setiap jaringan tubuh sangat bervariasi misalnya jaringan otot sekitar 7,5%
jaringan lemak sikitar 2%, darah sekitar 90%. Air merupakan bahan pelarut didalam
tubuh dan membantu dalam pelembutan makanan. Suhu tubuh secara tidak langsung
diatur dengan cara penyerapan melalui paru-paru dan keringat melalui kulit.
Kebutuhan air untuk diminum setiap harisekitar 2 liter (bagi orang dewasa ). Setiap
individu memerlukan air sekitar 60 liter/hari (untuk minum, cuci dan sebagainya
(Gabriel, 2001).
Amoniak adalah
berupa
penting bagi keberadaan
dapat merusak kesehatan. Kontak dengan gas amoniak berkonsentrasi tinggi dapat
menyebabkan kerusakan
diatur sebagai gas tak mudah terbakar, amoniak masih digolongkan sebagai
baha
3.500 galon (13,248 L) harus disertai surat izin. Amoniak yang digunakan secara
komersial dinamakan amoniak anhidrat. Istilah ini menunjukkan tidak adanya air pada
bahan tersebut.
Amoniak dalam air amat beracun bagi ikan, udang dan binatang air lainnya. Dapat
menimbulkan kesuburan tanaman air (eutropia). NH3 dalam air dapat dibuang
dengan proses tripping (pH optimum ± 12) atau dengan proses mikrobiologi. Limbah
amoniak dapat dinetralkan dengan asam sulfat.
1.2.Permasalahan
Apakah kadar amoniak pada air reservoir sunggal di PDAM Tirtanadi telah
memenuhi syarat kualitas air minum menurut keputusan Menteri Kesehatan RI
Nomor 492/Menkes/Per/2010 Tanggal 19 April 2010.
1.3.Tujuan
Untuk membendingkan hasil analisa kadar amoniak yang dilakukan terhadap air
reservoir sunggal dengan standar mutu air keputusan Mentri Kesehatan RI Nomor.
492/Menkes/Per/2010 Tanggal 19 April 2010.
1.4. Manfaat
Adapun manfaat penulisan karya Ilmiah ini adalah:
- Memberikan informasi kepada pembaca tentang analisa hasil kadar amoniak
yang terdapat pada air reservoir sunggal
- Dengan mengetahui kadar amoniak dalam air hasil olahan maka dapat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Air
Air adalah zat yang tidak mempunyai rasa, warna, dan bau yang terdiri dari
hidrogen dan oksigen dengan rumus kimia H2O. Air merupakan suatu larutan yang
bersifat universal .
Air merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan bagi kehidupan
manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum,
pertanian, industri dan perikanan. Air yang dapat diminum adalah air yang bebas dari
bakteri berbahaya. Air minum harus bersih danjernih, tidak berbau dan tidak
berwarna, dan tidak mengandung bahan tersuspensi ataukekeruhan. Manusia sejak
dahulu kala sudah menyadari betapa pentingnya peranan air. Secara global tubuh
manusia dewasa mengandung air sebanyak 50-70 % dari bobot tubuhnya. Bila tubuh
air kehilangan air sebanyak 15% dari bobot tubuhnya akanmengakibatkan kematian.
Dalam tubuh manusia air diperlukan untuk melarutkanberbagai jenis zat yang
diperlukan tubuh. Sebagai contoh, oksigen perlu dilarutkandahulu, sebelum dapat
memasuki pembuluh-pembuluh darah yang ada disekitar alveoli. Demikian pula
dengan zat makanan yang hanya dapat diserap apabila dapat larut dalam cairan yang
meliputi selaput lendir usus. Air sebagai bahan pelarut, membawa segala jenis
makanan keseluruh tubuh dan mengambil kembali segala buangan untukdikeluarkan
dari tubuh.
Karena kebutuhan air sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia, maka
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Air
Air adalah zat yang tidak mempunyai rasa, warna, dan bau yang terdiri dari
hidrogen dan oksigen dengan rumus kimia H2O. Air merupakan suatu larutan yang
bersifat universal .
Air merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan bagi kehidupan
manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum,
pertanian, industri dan perikanan. Air yang dapat diminum adalah air yang bebas dari
bakteri berbahaya. Air minum harus bersih danjernih, tidak berbau dan tidak
berwarna, dan tidak mengandung bahan tersuspensi ataukekeruhan. Manusia sejak
dahulu kala sudah menyadari betapa pentingnya peranan air. Secara global tubuh
manusia dewasa mengandung air sebanyak 50-70 % dari bobot tubuhnya. Bila tubuh
air kehilangan air sebanyak 15% dari bobot tubuhnya akanmengakibatkan kematian.
Dalam tubuh manusia air diperlukan untuk melarutkanberbagai jenis zat yang
diperlukan tubuh. Sebagai contoh, oksigen perlu dilarutkandahulu, sebelum dapat
memasuki pembuluh-pembuluh darah yang ada disekitar alveoli. Demikian pula
dengan zat makanan yang hanya dapat diserap apabila dapat larut dalam cairan yang
meliputi selaput lendir usus. Air sebagai bahan pelarut, membawa segala jenis
makanan keseluruh tubuh dan mengambil kembali segala buangan untukdikeluarkan
dari tubuh.
Karena kebutuhan air sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia, maka
ditengah-tengah kehidupan manusia baik secara individu maupun kelompok. Dari
kualitasnya air dapat memenuhi kriteria atau standar air minum. Kualitas air minum
perlu diperhatikan sebelum dikonsumsi, sebab air yang tidak bersih atau kualitas
rendah dapat merugikan kesehatan manusia (Mahida, 1986)
Air yang digunakan harus memenuhi persyaratan air minum yaitu :
1. Syarat Fisik
syarat fisik dari air ialah :
- Tidak boleh berwarna
- Tidak boleh berasa
- Tidak boleh berbau
- Harus jernih
- Suhu sebaiknya dibawah suhu udara, sejuk (± 250C)
2. Syarat Kimia
Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-zat
kimia dan mineral, terutama oleh zat-zat kimia dan mineral yang berbahaya bagi
kesehatan. Selanjutnya diharapkan pula zat ataupun bahan kimia yang terdapat
didalamair minum, tidak sampai menimbulkan kerusakan pada tempat penyimpanan
air, sebaliknya zat ataupun bahan kimia dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh,
hendaknya harus terdapat dalam kadar yang sewajarnya dalam sumber air minum
tersebut. (Azwar,1996).
3. Syarat Biologi
Air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri penyakit (patogen) sama
sekali tidak boleh mengandung bakteri golongan coli melebihi batas-batas yang telah
ditetukan yaitu 1 coloni/100 ml air. Bakteri golongan coli ini berasal dari usus besar
yang telah ditentukan, dianggap telah terkontaminasi dengan kotoran manusia.
Dengan demikian dalam pemeriksaan bakteriologi, tidak langsung diperiksa apakah
air itu mengandung bakteri patogen, tetapi diperiksa dengan indikator bakteri
golongan coli (Sutrisno, 2006).
2.2. Golongan Air
Peraturan pemerintah No.20 tahun 1990 mengelompokkan kualitas air menjadi
beberapa golongan menurut peruntukannya. Adapun penggolongan air menurut
peruntukannya adalah sebagai berikut:
1. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara
langsung, tanpa pengolahan terlebih dahulu
2. Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum
3. Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian dan
pertanian
4. Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha
di perkotaan, industry, dan pembangkit listrik tenaga air.
2.3. Sumber Air
Air yang berda dipermukaan bumi ini dapat berasal dari berbagai sumber .
Berdasarkan letak sumbernya, air dapat dibagi menjadi air Hujan, air permukaan, air
tanah.
2.3.1. Air Hujan
Air hujan merupakan sumber utama air dibumi. Walau pada saat presipitasi
merupakan air yang paling bersih, air tersebut cenderung mengalami pencemaran
ketika berada di atmosfer. Pencemaran yang berlangsung di atmosfer itu dapat
disebaban oleh debu, mikroorganisme, dan gas, misalnya karbondioksida, nitrogen,
amoniak.
2.3.2. Air Permukaan
Air permukaan meliputi badan-badan air semacam sungai, danau, telaga, waduk,
rawa, terjun, dan sumur permukaan, sebagian permukaan, sebagian besar dari air
hujan yang jatuh kepermukaan bumi. Air hujan tersebut kemudian akan mengalami
pencemaran baik oleh tanah, sampah, maupun lainnya.
2.3.3. Air tanah
Air tanah (ground water) berasal dari air hujan yang jatuh kepermukaan bumi yang
kemudian mengalami perkolasi atau penyerapan dalam tanah dan mengalami proses
filtrasi secara alamiah. Proses-proses yang telah dialami air hujantersebut, didalam
perjalanan kebawah tanah, membuat air tanah menjadi lebih baik dan lebih murni
dibandingkan air permukaan.
Air tanah memiliki kelebihan dibandingkann sumber air lainnya. Pertama, Air tanah
biasanya bebas dari kuman penyakit dan tidak perlu mengalami proses purifikasi atau
kemarau sekalipun. Sementara itu, air tanah juga memiliki beberapa kerugian dan
kelemahan dibanding sumber air lainnya. Air tanah mengandung zat-zat mineral
dalam konsentrasi yang tinggi. Konsentrasi yang tinggi dari zat-zat mineral semacam
magnesium, kalsium, dan logam berat seperti besi dapat menyebabkan kesadahan air.
Selain itu, untuk mengisap dan mengalirkan air keatas permukaan, diperlukan pompa.
(Chandra,2006)
2.4. Sifat Umum Air 1. Sifat fisik
- Titik beku 0oC
- Massa jenis (0oC) 0,92 g/cm3
- Massa jenis air (0oC) 1,00 gr/cm3
- Panas peleburan 80 kal / gram
- Titik didih 100oC
- Panas penguapan 540 kal / gram
- Temperatur kritis 347 Atm
- Konduktivitas listrik spesifik ( 25oC) 1x10-17/ ohm-cm
- Konstanta dielektrikum ( 25oC) .
2. Sifat kimia
Sifat kimia yang lain yaitu konduktivitas listrik pada air paling sedikit 1000 kali lebih
besar dari pada cairan monoetalik pada suhu ruangan.
a. Air dapat terurai oleh pengaruh arus listrik dengan reaksi :
H2O → H+ + OH
-b. Air merupakan pelarut yang baik
d. Air bereaksi dengan berbagai substansi membentuk senyawa padat dimana
air terikat dengannya, misalnya senyawa hidrate.
2.5. Persyarat Air minum
Agar air minum tidak menyebabkan gangguan kesehatan, maka air tersebut
haruslah memenuhi persyaratan-persyaratan kesehatan. Di Indonesia, standar air
minum yang berlaku dapat dilihat pada Peraturan Mentri Kesehatan RI
No.416/MENKES/PER/IX/1990.
Di dalam Peraturan Mentri Kesehatan RI No.416/MENKES/PER/IX/1990,
persyaratan air minum dapat ditinjau dari parameter fisika, parameter kimia,
parameter mikrobiologi dan parameter radioaktiviitas yang terdapat dalam air minum
tersebut.
2.5.1. Parameter Fisika
Parameter fisika umumnya dapat diidentifikasi dari kondisi fisik air tersebut.
Parameter fisika meliputi bau, kekeruhan, rasa, suhu, warna dan jumlah padatan
terlarut (TDS). Air yang baik idealnya tidak berbau. Air yang berbau busuk tidak
menarik dipandang dari sudut estetika. Selain itu juga, bau busuk bisa disebabkan
proses penguraian bahan organik yang terdapat di dalam air.
Air yang baik idealnya harus jernih. Air yang keruh mengandung partikel padat
tersuspensi yang dapat berupa zat-zat berbahaya bagi kesehatan. Disamping itu, air
yang keruh sulit didesinfeksi, karena mikoba patogen dapat terlindungi oleh partikel.
Air yang baik idealnya juga tidak memiliki rasa/tawar. Air yang tidak tawar
mengindikasikan adanya zat-zat tertentu di dalam air tersebut. Rasa asin disebabkan
adanya garam-garam tertentu di dalam air, begitu juga rasa asam disebabkan adanya
Selain itu juga, air yang baik juga tidak boleh memiliki perbedaan suhu yang
mencolok dengan udara sekitar. Di Indonesia, suhu air minum idealnya ± 3oC dari
suhu udara. Air yang secara mencolok mempunyai suhu diatas atau dibawah suhu
udara berarti mengandung zat-zat tertentu misalnya fenol yang terlarut atau sedang
terjadi proses biokimia yang mengeluarkan atau menyerap energy di dalam air.
Padatan terlarut totaladalah bahan-bahan terlarut diameter < 10-6dan
koloiddiameter 10-6-10-3 mm yang berupa senyawa-senyawa kimia dan bahan-bahan
lain. Bila TDS bertambah maka kesadahan akan naik. Kesadahan yang tinggi dapat
pula mengakibatkan terjadinya endapan/kerak pada sistem perpipaan.
2.5.2. Parameter Kimiawi
Parameter Kimiawi dikelompokkan menjadi kimia anorganik dan kimia
organik. Dalam standart air minum di Indonesia zat kimia anorganik dapat berupa
logam, zat reaktif, zat-zat berbahaya dan beracun serta derajat keasaman (pH).
Sedangkan bahan kimia organik dapat berupa insektisida dan herbisida, volatile
organic chemicals (zat kimia organik mudah menguap) zat-zat berbahaya dan beracun
maupun zat pengikat oksigen.
Sumber logam dalam indutri dapat berasal dari industri, pertambangan ataupun
proses pelapukan secara alamiah. Korosi dari pipa penyalur air minum dapat juga
menyebabkan kehadiran logam di dalam air minum.
Bahan kimia organic dalam air minum dapat dibedakan menjadi tiga kategori.
a. Kategori 1 adalah bahan kimia yang mungkin bersfat karsinogen bagi manusia.
b. Kategori 2 adalah bahan kimia yang tidak bersifat karsinogen terhadap manusia.
c. Kategori 3 adalah bahan kimia yang dapat menyebabkan penyakit kronis tanpa
2.5.3. Parameter Mikrobiologi
Parameter mikrobiogi menggunakan bakteri Coliform sebagai organisme
petunjuk (indiator organism). Dalam laboratorium, istilah total coliform
menunjukkan bakteri Coliform dari tinja, tanah atau sumber alamiah lainnya. Istilah
fecal coliform (koliform tinja) menunjukkan bakteri koliform berasal dari tinja
manusia atau hewan berdarah panas lainnya. Penentuan parameter mikrobiologi
dimaksudkan untuk mencegah adanya mikroba patogen di dalam air minum.
2.5.4.Parameter radioaktivitas
Apa pun bentuk radioaktivitas efeknya adalah sama, yakni menimbulkan
kerusakan pada sel yang terpapar. Kerusakan dapat berupa kematian dan perubahan
komposisi genetik. Kematian sel-sel dapat diganti kembali apabila sel dapat
beregenerasi dan apabila tidak seluruh sel mati.Perubahan genetis dapat menimbulkan
penyakit seperti kanker dan mutasi(Mulia, 2005).
2.6. Pencemaran Air
Air biasanya disebut tercemar ketika terganggu oleh kontaminan antropogenik
dan ketika tidak bisa mendukung kehidupan manusia, seperti air minum, dan atau
mengalami pergeseran ditandai dalam kemampuannya untuk mendukung komunitas
penyusun biotik, seperti ikan. Fenomena alam seperti gunung berapi, algae blooms,
badai, dan gempa bumi juga menyebabkan perubahan besar dalam kualitas air dan
status ekologi air.
Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang
- Meningkatnya kandunga
- Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan
oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang
dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem.
- Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti
termal, terutama yang dikeluarkan ole
mengurangi oksigen dalam air.
- Seperti limbah pabrik yg mengalir ke sungai seperti di sungai citarum
- pencemaran air oleh sampah
- Penggunaan bahan peledak untuk menangkap ikan
2.6.1. Sumber pencemaran Air
a. Domestik (Rumah Tangga) yaitu berasal dari pembuangan air kotor dari kamar
mandi, kakus dan dapur.
b. Industri
Jenis polutan yang dihasilkan oleh industri sangat tergantung pada jenis industrinya
sendiri, sehingga jenis polutan yang dapat mencemari air tergantung pada bahan baku,
proses industri, bahan bakar dan sistem pengolahan limbah cair yang digunakan dalam
indusri tersebut.
Secara umum polutan yamg mencemari air dapat dikelomppokkan sebagai berikut:
a. Fisik
b. Kimia
Bahan pencemar yang berbahaya: Merkuri(Hg), Cadnium(Cd), Timah Hitam(Pb),
pestisida dan jenis logam berat lainnya.
c. Mikrobiologi
Berbagai macam bakteri, virus, parasit dan lainnya.
Misalnya berasal dari pabrik yang mengolah hasil ternak, rumah potong dan tempat
pemerahan susu sapi.
d. Radioaktif
Beberapa bahan radioaktif yang dihasilkan oleh Pembangkit Tenaga Listrik Nuklir
dapat pula meyebakan pencemaran air.
Pertanian dan perkebunan
Polutan air dari perkebunan /pertanian dapat berupa
a. Zat kimia
Misalnya berasal dari penggunaan pupuk, pestisida seperti (DDT, dieldrin dan
lain-lain)
b. Mikrobiologi
Misalnya virus, bakteri, parasit yang berasal dari kotoran ternak dan cacing tambang
di lokasi perkebunan
c. Zat radiokatif
Berasal dari penggunaan zat radioaktif yang diapakai dalam prosses pematangan buah,
mendapatkan bibit unggul, dan mempercepat pertumbuhan tanaman.
Beberapa faktor yang mempengaruhi pencemaran air : Mikroorganisme
Salah satu indikator bahwa air tercemar adalah adanya mikroorganisme
tercemar mempunyai spesisi mikroorganisme yang berlainan dari air yang bersih. Air
yang tercemar umumnya mempunyai kadar bahan organic yang tingi sehingga pada
umumnya banyak mengandung mikroorganisme heterotropik. Mikroorganisme yang
heterotropik akan menggunakan bahan organic tersebut untuk metabolism, misalnya
bakteri koliform.
Curah Hujan
Curah hujan di suatu daerah akan menentukan volume dari badan air dalam
rangka mempertahankan efek pencemaran pada setiap bahan buangan di dalamnya
(deluting effects). Cura hujan yang tinggi sepanjang musim dapat lebih mengencerkan
(mendispersikan) air yan tercemar.
Kecepatan Aliran Air (Sterea Flow)
Bila suatu badan air memiliki aliran yang cepat, maka keadaan itu dapat memperkecil
kemungkinan timbulnya pencemaran air karena bahan polutan dalam air akan lebih
cepat terdispersi.
Kualitas tanah
Kualitas tanah (pasir atau lempung) juga mempengaruhi pencemaran air, ini
berkaitan dengan pencemara tanah yang terjadi didekat sumber air. Beberapa sumber
pencemaran tanah dapat berupa bahan beracun seperti pestisida, herbisida, logam
berat dan sejenisnya serta penimbunan sampah secara besar-besaran (misalnya open
dumping) (Mukono,2005).
2.7. Pengolahan Air
Pengolahan air merupakan terjemahan dari bahasa Inggris ‘’ Water treatment’’ yaitu
suatu usaha menjernihkan air dan meningkatkan air dan meningkatkan mutu air agar
1. Proses purifikasi (penjernihan) air
2. Proses desinfeksi (peniadaan kuman penyakit)
3. Pengaturan pH air
4. Proses pengaturan mineral air
1. Proses purifikasi/Proses pemurnian air
Pemurnian dalam air disebut water purification yaitu proses merubah keadan air dari
keruh, bau dan berwarna, pH beraneka menjadi air yang jernih, bebas dari
keruh,berbau serta pH yang netral.
2. Proses desinfeksi
Prosese desinfeksi yaitu suatu proses/usaha agar kuman patogen yang berada didalam
air dipunahkan. Dalam proses desinfeksi perlu diperhatikan beberapa volume air
diperlukan bagi perorangan, perkeluarga atau masyarakat luas. Berdasarkan volume
air yang diperlukan maka proses desinfeksi dibagi dalam:
- Keperluan banyak orang (masyarakat luas/kota). Cara yang dipakai dalam proses
desinfeksi adalah proses khlorisasi.
- Keperluan pribadi atau masyarakat dalam jumlah sedang. Cara yang dipakai dalam
proses desinfeksi adalah ozonisasi, ultraviolet atau filtrasi.
- Keperluan keluarga kecil atau pribadi. Cara yang dipakai dalam proses desinfeksi
adalah memasak.
a. Khlorinasi
Air setelah mengalir melalui filter pasir cepat (Rapid Sand Filter) maka air tersebut
akan diberi khlor 60% dengan perbandingan 1 kubik air diperlukan klor sebanyak 5
gram. Perlu diingat bahwa dalam pemakaian zat khlor sebanyak 5 gram. Perlu
H2O +Cl2 →HCl + HClO
HClO →HCl + [ O ]
Pemakaian Cl2 bertujuan membasmi/densinfeksi kuman dan [O] yang terbentuk juga
membantu pembasmian kuman. HCl yang terbentuk dalam pemakaian Cl2 akan
menambah keasaman air dan dapat merusak pipa yang terbuat dari logam.
Cara mengatasi bau khlor
Air sumur atau air leding yang telah mengalami khlorinasi akan berbau khlor. Untuk
mengatasi bau khlor maka:
- Air direbus dua kali ( rebusan air pertama didiamkan sampai dingin, kemudian
direbus untuk kedua kalinya).
- Air sumur atau air leding dimasukkan kedalam bak penampungan. Ditengah-tengah
bak diletakkan wadah air yang terbuat dari padas. Air yang merembes masuk ke
dalam ruang padas akan bebas khlor.
b. Ozonisasi
Air yang mendapat ozon (ozonisasi), kuman-kuman yang terkandung di dalamnya
akan mati.
- Cara ozonisasi
Air mengalir melalui suatu penekanan , ozon (O3) akan larut dalam air.
H2O+O3 →H2O+O2 [O]
[O] yang terbentuk akan menbunuh kuman.
- Cara pembuatan ozon
Alat romkorff dialiri listrik 220 volt, akan timbul loncatan potensialsebasar
3000-6000volt. Dengan pemberian O2, oksigen ini akan berubah menjadi ozon 3O →2O3
Air yang telah mengalami ozonisasi akan memberi rasa sejuk dan rasanya enak serta
agak sedekit pahit. Hal ini terjadi oleh karena ada tambahan O2 sama halnya air diberi
aerosol akan terasa enak dan sejuk.
c. Proses ultravioletisasi
Melalui penyinaran ultraviolet dengan intensitas 2537 Amstrong (10-8) pada air yang
sedang mengalir maka kuman-kuman yang terdapat didalam air akan mati.
Ada 3 hal yang memperkuat ultraviolet dalam membunuh kuman di dalam air.
1. Pemasangan ultraviolet secara vertikal, horizontal dan obliq sehingga seluruh
lapisan air tersinari.
2. Dengan memakai lempengan logam yang melengkung dengan sifat seperti cermin
cekung sangat membantu dan memfokuskan cahaya ultraviolet.
3. Dengan memasang neon ultraviolet secara berderat/kaskade maka kekuatan
bakterisida semakin sempurna.
3. Proses filtrasi
Ada beberapa macam filter yang dipakai dalam proses filterisasi terhadap zat atau
unsur mineral dan kuman pathogen. Filter dimaksud adalah filter karbon aktif, filter
keramik, filter selaput dan filter karang aktif.
a. Filter karbon aktif
Filter ini menggunakan karbon aktif berbentuk bubuk dan butiran. Alat filter ini
b. Filter kramik
Filter ini terbuat dari bahan dasar kramik (bubuk halus) kemudian dibentuk menjadi
kramik. Dapat pula filter ini dibentuk dari bahan baku gips.
c. Filter selaput
Disebut pula filter membran. Ada 3 (tiga)macam filter selaput, yaitu filter selaput
selulose acetat, filter selaput selulose triacetat dan filter resin poliamida.
d. Filter pasir karang aktif
Filter ini mula-mula diperkenalkan di Korea oleh korean Advanced Institute of
Science and Technology (KAIST) yang telah diakui keunggulannya filter tersebut.
Ada dua macam filter pasir karang aktif yaitu filter pasir karang aktif dan filter pasir
karang aktif berlapis perak.
e. Filter pasir karang aktif berlapis perak
1. Membasmi bakteri dengan cara membentuk ikatan kuat antara koloidal perak dengan
belerang didalam kelompok sulphydryl didalam sitoplasma bakteri dan kemudian
mengalami reaksi reduksi dan oksidasi.
2. pH air dapat meningkat terutama apabila air disimpan.
4. Proses pengaturan pH Air
pH air normal berkisar 6,5-9,2. Apabiala pH kurang dari 6,5 atau lebih besar dari9,2
akan mengakibatkan pipa air yang terbuat dari logam mengalami korosif sehingga
pada akhirnya air tersebut akan menjadi racun bagi tumbuh manusia. Kalau pH
berkisar antara 6,0-8,0 merupakan keadaan yang sangat baik bagi pertumbuhan
mikroba.
Untuk mengatasi keasaman air maka dipakai:
2. pasir karang aktif; menetralisir asam HCl dan mengeluarkan Ca2+ yang berguna bagi
tubuh manusia. Air akan bersifat sedikit basa setelah melewati pasir karang aktif.
CaCO3 + 2HCl →Ca2+ + 2Cl- + H2O + CO2
5. Proses Pengaturan Mineral Air
Pada waktu melakukan pemurnian air yaitu dengan menggunakan koagulan dan
kemudian diikuti dengan proses sedimentasi maka besar kemungkinan
elemen/unsur/mineral, terutama trace elemen akan ikut dala proses sedimentasi
tersebut.
Untuk mengatasi hal-hal tersebut yang tidak diinginkan maka usahakan mineralisasi
air.
Cara mineralisasi air :
1. Cukup merendam pasir karang aktif
2. Cukup merendam mineral stone
Mineral stone ini merupakan salah satu bagian andesit (bantuan vulkanis )
(Gabriel, 2001).
2.8. Amoniak
Amonium dan amoniak yang merupakan produk penguraian protein yang
sudah dibahas sebelumnya masuk alam kedalam badan sungai terutama melalui
limbah domestik. Konsentrasinya didalam sungai akan semakin berkurang bila
semakin jauh dari titik pembuangan yang disebabkan adanyaaktivitas mikroorganisme
didalam air. Mikroorganisme tersebut akan mengoksidasi amonium menjadi nitrit dan
akhirnya menjadi nitrat.
Proses oksidasi amonium menjadi nitrit dilakukan oleh jenis- jenis bakteri seperti
NH4 + O2 → NO2 + 2H2O
(Amonium ) Nitrosomonas (Nitrit )
Selanjutnya nitrit oleh aktivitas bakteri dari kelompok nitrobacter akan dioksidasi
lebih lanjut menjadi nitrat :
2NO2 + O2 → 2NO3
(Nitrit) Nitrobacter (Nitrat )
Porses oksidasi tersebut akan menyebabkan konsentrasi oksigen terlarut semakin
berkurang, terutama pada musim kemarau saat curah hujan sangat sedikit
dimanavolum aliran air sungai menjadi rendah. Dibarengi dengan tingginya
temperatur dan apabila volum limbah tidak berkurang akn menyebabkan laju oksidasi
tersebut meningkat tajam. Keadaan ini bisa mengakibatkan konsentrasi oksigen
menjadi sangat rendah sehingga menimbulkan kondisi yang kritis bagi organisme air.
Dari rangkaian reaksi diatasterlihat bahwa nitrat merupakan produk akhir dari
proses penguraian protein dan diketahui sebagai senyawa yang kurang berbahaya
dibandingkan dengan amonium / amoniak dan nitrit. Nitrat adalah merupakan zat
nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat tumbuh dan berkembang. Sementara
nitrit merupakan senyawa toksik yang dapat mematikan organisme air. Disamping itu
nitrit juga dapat menyebabkan fungsi haemoglobin dalam transfortasi oksigen
terganggu (terutama pada bayi) dimana hemoglobin akan diubah menjadi
methemoglobin yang mempunyai kemampuan yang rendah dalam mentrasport
oksigen. Selain itu nitrit bersama dengan gugus gugus amin dan asam amino dapat
membentuk nitrosoamin yang diduga kuat sebagai penyebab utama penyakit kanker.
Dalam kondisi dimana konsentrasi oksigen terlarut sngat rendah dapat terjadi
akan menghasilkan nitrogen bebas yang akhirnya akan lepas ke udara dan dapat juga
kembali membentuk amonium / amoniak melalui proses ammonifikasi nitrat.
( Barus,A2004)
Terdapatnya amonia dalam air erat hubungannya dengan siklus pada N di
alamini. Dengan melihat siklus tersebutdapat diketahui bahwa amonia (NH4+) dapat
terbentuk dari :
a. Dekomposisi bahan – bahan organik yang mengandung N baik yang berasal dari
hewan (misalnya feses) oleh bakteri.
b. Hydrolisa urea yang terdapat pada urine hewan.
c. Dekomposisi bahan-bahan organik dari tumbuh-tumbuhan yang mati oleh bakteri.
d. Dani N2 atmosfir, melalui pengubahan menjadi N2 O5 oleh loncatan listrik di
udara,menjadi HNO3 karena persatuannya dengan air, dan selanjuntnya jatuh di tanah
oleh air hujan. Dengan melalui pembentukannya menjadi protein organik yang terjadi
selanjutnya, dan oleh dekomposisi bakteri akhirnya akan terbentuk amoniak.
Dari siklus Nitrogen tersebut jelas pula bahwa NH4+ bisa terdapat dalam air melalui
tanah maupun langsung terjadi pada air, apabila prosesdekomposisi oleh bakteri
ataupun hydrolisa terjadi dalam air.
Amoniak merupakan suatu zat yang menimbulkan bau yang sangat tajam dan
menusuk hidung. Jadi kehadiran bahan ini dalam air minum adalah menyangkut
perubahan fisik dari pada air tersebut yang akan mempengaruhi penerimaan
masyarakat. Standar kualitas air minumdari depkes RI tidak memperoleh amoniak
(NH4+) terdapat pada air minum(Sutrisno,2006).
Amoniak (NH3) dangaram-garamnya bersifat mudah larut dalam air. Ion
amonium adalah bentuk transisi dan amoniak. Amoniak banyak digunakan dalam
nitrat, amonium sulfat,serta industri bubur kertas dan kertas (pulp dan paper). Sumber
amoniak diperairan adalah pemecahan nitrogen organik (protein dan urea) dan
nitrogen anorganik yang terdapat didalam tanah dan air, yang berasal dari
dekomposisi dan bahan organik (tumbuhan dan biota akuotik yang telah mati) oleh
mikroba dan jamur. Proses ini dikenal dengan istilah amonifikasi, ditunjukkan dalam
persamaan reaksi :
N organik + O2 →NH3 – N + O2 → NO2 – N +O2 → NO3 –N
Amonifikasi nitrifikasi
Reduksi nitrit (denitrifikasi) oleh aktivitas mikroba pada kondisi anaerob,yang
merupakan proses yang biasa terjadi pada pengolahan limbah, juga menghasilakan
gas amonia dan gas-gas lain,misalnya N2O, NO2, NO, dan N2
NH3 (gas) (amonia)
NO3- NO2-
N2 (gas) (Nitrat) (Nitrit)
N2O (gas)
(Dinitrogen oksida)
Tinja dari biota akuatik yang merupakan limbah aktivitas metabolisme juga banyak
mengeluarkan amoniak. Amoniak yang terdapat dalam mineral masuk ke badan air
melaluierosi tanah. Diperairan alami, pada suhu dan tekanan normal amoniak berada
dalam bentuk gas dan membentuk kesetimbangan dengan gas amonium.
Kesetimbangan dengan gas amonium ditunjukkan dalam persamaan reaksi :
-Selain terdapat dalam bentuk gas, amoniak membentuk kompleks dengan beberapa
ion logam. Amoniak juga dapat terserap kedalam bahan-bahan tersuspensi dan koloid
sehingga mengendap di dasar perairan. Amoniak dapat menghilang melalui proses
volatilisasi kerana tekanan parsial amoniak dalam larutan meningkat dengan semakin
meningkatnya pH. Hilangnya amonia ke atmosfer juga dapat meningkat dengan
meningkanya kecepatan angin dan suhu.
Amoniak yang terukur di perairan berupa amonia total (NH3 dan NH4+). Amoniak
bebas tidak dapat terionisasi, sedangkan amonium (NH4+) dapat terionisasi.
Persenase amoniak bebas meningkat dengan meningkatnya nilai pH dan suhu
perairan. Pada pH 7 atau kurang, sebagian aamonia akan mengalami ionisasi.
Sebaliknya, pada pH lebih besar dari 7, amoniak tidak terionisasi yang bersifat toksik
terdapat dalam jumlah yang lebih banyak.
Amoniak bebas (NH3) yang tidak terionisasi bersifat toksik terhadap
organisme akuotik. Toksitas amoniak terhadaporganisme akuotik akan meningkat
jika terjadi penurunan kadar oksigen terlarut, pH, dan suhu. Avertebrata air lebih
toleransi terhadap kadar amonia bebas yang terlalu tinggi karena dapat menggganggu
proses pengikatan oksigen oleh darah dan pada akhirnya dapat mengakibatkan
sufokasi. Akan tetapi, amonia bebas ini tidak dapat diukur secara langsung.
Pupuk yang mengandung amonium, misalnya urea, berfungsi untuk menambah
pasokan nitrogen dalam tanah yang dapat dimanfaatkan secara langsungoleh
umbuhan. Amoniak jarang ditemukan pada perairan yang mendapat cukup pasokan
oksigen. Sebaliknya, pada wilayah anoksik (tanpa oksigen) yang cukup biasanya
terdapat didasar perairan, kadar amoniak relatif tinggi.
Kadar amoniak pada perairan alami biasanya kurang dari 0,1 mg/liter. Kadar amoniak
mg/liter. Jika kadar amonia bebas lebih dari 0,2 mg/liter, perairan tersebut toksik bagi
beberapa jenis ikan. Kadar amonia yang tinggi dapat merupaka indikasi adanya
pencemaran bahan organik yang berasal dari limbah domestik, industri, dan limpasan
pupuk pertanian. Kadar amoniak yang tinggijuga dapat ditemukan pada dasar danau
yang mengalami kondisi tanpa oksigen. Toksik akut amonia yang tidakterionisasi
terhadap organisme akuatik sangat bervariasi (Effendi,2003).
2.9 Metode Penentuan Amoniak
2.9.1. Penentuan Amoniak Melalui Titrasi
Metode ini dilakukan dengan menggunakan larutan asam sulfat 0,02N sampai
larutan berwarna sama dengan larutan blanko yang terdiri dari air suling bebas
amoniak dan H3BO3 yang volumenya sama dengan sampel
2.9.2.Penentuan Amoniak Dengan Menggunakan Elektroda
Metode ini menggunakan elektroda yang khusus digunakan nuntuk menentukan NH3,
diperlukan juga elektroda referensi dangan larutan elektrolit yang sesuai selain itu
diperlukan juga pH meter dan beberapa larutan standar.
2.9.3. Penentuan Amoniak Dengan Menggunakan spektrofotometer
Metode ini dilakukan dengan cara, menyiapkan dua buah sampel yang sama
agar lebih teliti. Standar dan blanko harus disiapkan secara serempak dan dengan
menggunakan larutan reagen nessler yang sama.Dengan menggunakan
spektrofotometer ukurlah panjang gelombang standar pada 400-425 nm terhadap
blanko.
2.9.4 Spektrofotometer
Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari
spektrofometer dan fotometer. Spektrofotometer menghasilkan sinar dari dari
cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi. Jadi spektrofotometer digunakan
untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan,
direflaksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Kelebihan
spektrofotometer dibandingkan fotometer dibandingkan fotometer adalah panjang
gelombang dari sinar dengan panjang yang diinginkan diperoleh dengan berbagai
filter dari berbagai warna yang mempunyai spesifikasi melewaatkan trayek panjang
gelombang tertentu (Khopkar,1990).
Spektrofotometri visible disebut juga spektrofotometri sinar tampak. Yang
dimaksud sinar tampak adalah sinar yang dapat dilihat oleh mata manusia. Cahaya
yang dapat dilihat oleh mata manusia adalah cahaya dengan panjang gelombang
400-800 nm dan memiliki energi sebesar 299–149 kJ/mol. Pada spektrofotometer sinar
tampak, sumber cahaya biasanya menggunakan lampu tungsten yang sering disebut
lampu wolfram.
Dilihat dari sistem optik spektrofometer dapat digolongkan dalam tiga macam yaitu:
1. Sistem optik radiasi berkas tunggal ( single beam)
2. Sistem optik radiasi berkas ganda (double beam)
3. Sistem optik radiasi terpisah (spilitter beam)
Pada umumnya spektrofometer UV-Vis berupa susunan peralatan optik yang
terkontruksi sebagai berikut:
ran
Keterangan :
SR = Sumber radiasi
M= Monokromator
SK=Sampel kompartemen
D= detektor
A= Amplifier atau penguat
VD= Visual display atau meter
Setiap bagian peralatan optik dari spektrofotometer Uv- vis memegang fungsiperanan
tersendiri yang saling terkait fungsi dan peranannya.Setiap fungsi dan peranan tiap
bagian dituntut ketelitian dan ketepatan yang optimal. Sehingga akan diperoleh hasil
pengukuran yang yang tinggi tingkat ketelitian dan ketepatannya.
a. Sumber radiasi
sumber radiasi yang dipakai pada spektrofotometriUv-vis adalah lampu deuterium,
lampu tungsten euterium dan lampu merkuri. Sumber radiasi dapat dipakai pada
daerah pada panjang gelombang 190nm sampai380 nm. Sumber radiasi tungsten
merupakan campuran dari filamentungsten dan gas iodinin dipakai pada
spektrofotometer sebagai sumber radiasi pada daerah pengukuran sinar tampak
dengan dengan rentanganpanjang gelombang 380-900nm. Sumber radasi
merkuriadalah suatu sumber radiasi biasnya dipakai untuk mengecek atau kalibrasi
panjang gelombang 365nm dansekaligus mengecek resolusi dari monokromator.
b. Monokromator
monokromator berfungsi untuk mendapatkan monokromatis dari sumber radiasi yang
memencarkan radiasi polikromatis. Monokromator pada spektrofotometer Uv-vis
c. Sel atau kuvet
kuvet atau sel merupakan wadah sampel yang akan dianalisis. Ditinjau dari
pemakaian kuvet ada dua macam kuvet yaitu kuvet yang permanen terbuat dari bahan
gelas atau leburan silika atau kuvet disposible untuk satu kali pemakaian yang
terbuat dari plastik atau teflon.
d. Detektor
detektor adalah salah satu bagian spektrofotometer Uv – vis yang sangat penting .
Oleh karena itu kualitas detektor akan menentukan kualitas spektrofotometer Uv-vis.
Fungsi detektor didalam spektrofotometer adalah mengubah sinar radiasi yang
diterima menjadi sinyal elektronik.
e. Amplifier atau penguat
Amplifier dalam spektrofotometeruntuk menguatkan sinyal yang dikeluarkan oleh
detector.
f. Visual display atau meter
Dalam spektrofotometer visual display untuk mencatat sinyal yang diberikan oleh
2.10. Hukum dasar spektrofotometri Hukum lambert
Hukumini menyatakan bahwa Bila cahaya monokromatis melewati medium tembus
cahaya,laju berkurang nya intensitas oleh bertambahnya ketebalan,berbanding lurus
dengan intensitas cahaya.
Hukum Beer
Hukum ini menyatakan bahwa intensitas berkas cahaya monokromatik berkurang
secara eksponensial dengan ertambahnya konsentrasi zat penyerap secara linear
BAB III
BAHAN DAN METODE
3.1 . Peralatan
-Spektrofotometer Hach DR 2010
-Kuvet
- Beaker glass 500 ml Iwaki
- Pipet volume 1ml & 25ml Pyrex
- Labu ukur 250 ml Pyrex
- Gelas ukur 500 ml Pyrex
3.2. Bahan
- Sampel air reservoir I sunggal
- Mineral stabilizer
-Larutan Nessler
- Aquadest atau air demineralisasi
- Polypinyl Alcohol Dispersing Agent
3.3. Prosedur
- Dipastikan analis telah memakai masker dan sarung tangan
- Ditekan power pada alat spektrophotometer DR/ 2000 dan DR/ 2010
- Ditekan nomor program 380 enter,layar akan menunjukkan dial to 425 nm.
- Diputar putaran gelombang hingga pada layar menunjukkan 425 nm.
- Dekan enter, layar akan menunjukkan mg/L NH3 –N Ness.
- Dipipet sebanyak 25 ml sampel air dan masukkan kedal kuvet
pertama (sebagai blanko)
- Dipipet sebanyak 25 ml sampel air dan masukkan kedalam kuvet
(sebagai sampel).
- Ditambahkan 3 tetes mineral stabilizer kedalam masing- masing kuvet,
tutup dan kocok beberapa saat hingga larutan homogen, tambahkan 3
tetes Polypinyl Alcohol Dispersing Agent ke dalam masing-masing
kuvet,tutup dan kocok hingga homogen.
- Ditambahkan 1 ml larutan Nessler ke dalam masing-masing kuvet, tutup
dan kocok hingga homogen.
- Ditekan shift timer,1 menit masa reaksi akan dimulai,setelah waktu
tercapai layar akan menampilkan mg/L NH3 - N Ness.
- Dilettakkan sampel pada dudukan kuvet, tutup
- Tekan zero, layar akan menunjukkan 0,000mg/l NH3 – N Ness.
- Diletakkan sampel pada dudukan kuvet, jangan menunggu lebih dari 5
menit setelah penambahan reagen nessler.
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
4.1. Data
Hasil pemeriksaan sampel air reservoir sunggal yang dilaksanakan di PDAM Tirtanadi
Provinsi Sumatera Utara.
4.1. Hasil analisa amoniak padasampel air reservoir sunggal
Tanggal Sampel Keterangan Kadar Amoniak Rata-rata kadar
amoniak (mg/L)
I II III
03-01-2011 RS-2 Air reservoir I
Sunggal
0,017 0,17 0,17 0,051
20-04-2011 RS-2 Air reservoir I
sunggal
0,010 0,009 0,011 0,03
04-07-2011 RS-2 Air reservoir I
Sunggal
0,015 0,016 0,15 0,046
25-10-2011 RS-2 Air reservoir I
Sunggal
4.2. Perhitungan
4.2.1. Penentuan Persamaan Garis Regresi
Untuk mengalisa persamaan garis regresi dan kurva kalibrasi diturunkan dengan
metode least square sebagai berikut:
No Faktor Xi Xi2 Yi Yi2 XiYi
1 0,03 0,03 0,00 0,017 0,0003 0,000
2 0,05 0,05 0,00 0,029 0,0008 0,001
3 0,10 0,10 0,01 0,061 0,0037 0,006
4 0,25 0,25 0,06 0,135 0,0181 0,034
5 0,50 0,50 0,25 0,257 0,0658 0,128
6 1,00 1,00 1,00 0,518 0,2683 0,518
7 1,25 1,25 1,56 0,691 0,4772 0,864
8 1,50 1,50 2,25 0,843 1,2246 1,265
9 2,00 2,00 4,00 1,107 2,7696 2,213
Jumlah 6,68 9,14 3,656 2,7695 5,029
Penentuan harga slope (a) dan harga intersept (b) dengan metode least square
�= �(∑����)−(∑��)(∑��)
�(∑��2)−(∑��)2
=9(5,029)−(6,68)(3,656)
9(9,14)−(44,662)
=20,8389 37,638
�=(∑��)(∑��
2)−(∑��)(∑����)
�(∑��2)−(∑��)2
�=(3,656)(9,14)−(6,68)(5,029)
9(9,14)−(6,68)2
�=(33,415)−(33,593)
(82,26)−(44,622)
�=(−0,178) (37,638)
= ‒0,00472
Maka persamaan garis regresi yang diperoleh adalah:
Y = ax + b
Y = 0,5536x ‒ 0,00472
4.2.2 Penentuan Koefisien Korelasi
�2 = �(∑����)−(∑��)(∑��)
��(∑��2 )−(∑��)2� (��(∑��2 )(∑��)2
�2 = 9(5,029)−(6,68)(3,656)
�9(9,14 )−(44,622) � (�9(2,769 )(13,366
�2 = (20,83892)
�(6,134) � (�(3,399)
�2 = 20,83892
20,84945
4.2.3 Grafik Linieritas Parameter Uji Amoniak (DR- 2010)
Tabel 4.3. Linieritas Parameter Uji Amoniak
X 0,030 0,050 0,100 0,250 0,500 1,000 1,250 1,500 2,000 Y 0,017 0,029 0,061 0,135 0,257 0,518 0,691 0,843 1,107
Grafik 4.1.Grafik Linieritas parameter Uji Amoniak ( DR-2010)
Y = 0,5536x ‒ 0,00472 R2= 0,9994
4.2.4. Perhitungan Konsentrasi Amoniak
Dengan menggunakan rumus:
Y = ax + b
Dimana :
Y = absorbansi
X = konsentrasi 0
0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
0 0.5 1 1.5 2 2.5
absorbansi
1. Untuk sampel tanggal 03 Januari 2011
Y = ax + b
0,051 = 0,5536x ‒ 0,00472
= 0,100ppm
2. Untuk sampel tanggal 20 April 2011
Y= ax + b
0,03 = 0,5536 ‒ 0,00472
= 0,045 ppm
3. Untuk sampel tanggal 04 Juli 2011
Y = ax+b
0,046 = 0,5536x ‒ 0,00472
= 0,074 ppm
4. Untuk sampel tanggal 25 Oktober 2011
Y= ax+b
0,012 = 0,5536x ‒ 0,00472
= 0,013 ppm
4.3 Pembahasan
Amoniak adalah senyawa kimia dengan rumus NH3. Biasanya senyawa ini
didapati berupa gas dengan bau tajam yang khas. Amoniak dan garam-garamnya
bersifat mudah larut dalam air. Amonia bebas tidak dapat terionisasi bersifat toksik
terhadap mikroorganisme akuatik. Amonia bebas yang terlalu tinggi karena dapat
mengganggu proses pengikatan oksigen oleh darah dan pada akhirnya dapat
Dari hasil analisa yang dilakukan terhadap air reservoir sunggal diperoleh
nilai yang sangat rendah yaitu: pada tanggal 03-04-2011 nilai rata-rata kadar amoniak
adalah 0,051 mg/l, pada tanggal 20-04-2011 nilai rata-rata kadar amoniak adalah
0,03mg/l, tanggal 04-07-2011 nilai rata-rata kadar amoniak adalah 0,046mg/l, pada
tanggal 25-10-2011 nilai rata-rata kadar amoniak adalah 0,012. Jadi nilai total
amoniak yang terkandung dalam air reservoir sunggal adalah 0,012 mg/l.
Amoniak yang terkandung dalam air reservoir sunggal berkisar 0,012mg/l sampai
dengan 0,051mg/l. Kadar amoniak yang ditetapkansesuai dengan Keputusan Mentri
Kesehatan RI No.492/MENKES/Per/IV/2010/Tanggal 19 April 2010 adalah 1,5 mg/l.
Dengandemikian kadar amoniak pada air reservoir tidak melebihi kadar maksimum
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan terhadap air reservoir sunggal di PDAM
TIRTANADI Medan diketahui kadar amoniak berkisar 0,012 mg/l sampai dengan
0,051 mg/l. Sementara kadar air maksimum amoniak berdasarkan standar mutu air
yang ditetapkan dalamkeputusan Mentri KesehatanRI Nomor.
492/MENKES/Per/IV/2010/Tanggal 19 April 2010, adalah 1,5 mg /L. Maka air
reservoir tersebut masih masih jauh dibawah standar kualitas air yang sudah
ditetapkan dan memenuhi persyaratan dan layak untuk dikonsumsi masyarakat.
5.2Saran
Dalam menanalisa kadar amoniak pada uji kualitas air selanjutnya, hendaknya
DAFTAR PUSTAKA
Achmad,R.2004. Kimia Lingkungan. Yogyakarta: Andi Barus,A.2004. Pengantar Limnologi. Medan: USU Prees
Budiman,C.2007.Kesehatan Lingkungan.cetakan pertama. Jakarta: Buku kedokteran EGC
Effendi ,H. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta : Penerbit Kanisius Gabriel.J. 2001. Fisika Lingkungan. Cetakan I. Jakarta : Hipokrates
Khopkar,S. 1984. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI- Press
Mukono,J. 2006. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Edisi Kedua.Yogyakarta : Airlangga University Press
Mulia,R. 2005. Kesehatan Lingkungan. Edisi Pertama.Yogyakarta : Graha Ilmu Mulja,M. 1995. Analisa Instrumental.Bandung: ITB –Press
Notoadmojo,S.2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni.Jakarta: Rineka Cipta Ryadi,S. 1984. Pencemaran Air.Surabaya: Karya Anda
Sumestri,T. 2006. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta: Rineka Cipta Sutrisno,T. 2006. Teknologi Penyediaan Air Bersih.Jakarta: Rineka Cipta
Peraturan Menteri Kesehatan No.492/Menkes/Per/2010 Tanggal 19 April 2010 Tentang Standart Kualitas Air Minum
No
Parameter Satuan Kadar Maksimum
yang
diperbolehkan
Metode Uji Keterangan
A.Fisika
6. Residu Tersuspensi mg/L Conductivity meter
B.Kimia Anorganik
1. Alkalinitas mg/L - Titrimetry
2. Aluminium (Al) mg/L 0,2 Spektrofotometer
3. Ammonia
(NH3-N)
mg/L 1,5 Spektrofotometer
4. Besi (Fe) mg/L 0,3 Spektrofotometer
5. Flourida (F) mg/L 1,5 Spektrofotometer
6. Khlorida (Cl) mg/L 250 Spektrofotometer
7. Kesadahan (sbg
14. Sianida (CN) mg/L 0,07 Spektrofotometer
15. Sulfat (SO4) mg/L 250 Spektrofotometer
23 Kadnium (Cd) mg/L 0,003 Spektrofotometer
24 Timbal (Pb) mg/L 0,01 Spektrofotometer
1 Total Coliform Jlh/100ml 0 SNI 06-4158-1996