ANALISIS PERKEMBANGAN SEKTORAL DALAM
KEGIATAN PEMBANGUNAN EKONOMI WILAYAH DI
KABUPATEN LANGKAT
TESIS
Oleh :
LOKOT MUDA HARAHAP
002103050/ PWD
Lokot Muda Harahap : Analisis Perkembangan Sektoral Dalam Kegiatan Pembangunan Ekonomi…, 2002
USU Repository © 2007
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lokot Muda Harahap : Analisis Perkembangan Sektoral Dalam Kegiatan Pembangunan Ekonomi…, 2002
USU Repository © 2007
RINGKASAN
Lokot Muda Harahap, “Analisis Perkemb angan Sektoral Dalam Kegiatan Pembangunan Ekonomi Wilay ah di Kabupaten Langkat”, dengan Komisi Pembimbing Dr. Parapat Gultom, MSIE sebagai Ketua, Drs. H. B. Tarmizi, SU dan Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec sebagai anggota.
Salah satu sasaran pembangunan jangka panjang Indonesia menciptakan peningkatan pendapatan dan taraf hidup masyarakat dengan melakukan berbagai kegiatan ekonomi. Oleh sebab itu tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara sangat menentukan bagi kehidupan masyarakatnya. Untuk melihat tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara ditentukan oleh Produk Domestik Bruto (PDB) dan untuk wilayah ditentukan oleh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dengan atas dasar harga berlaku dan atas harga konstan.
Struktur Perekonomian Kabupaten Langkat berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan tahun 1983 menunjukkan bahwa lapangan usaha sektor pertanian masih mendominasi sektoral ekonomi Kabupaten Langkat di tahun 1992 sebesar 55,44 % kemudian disusul oleh sektor industri sebesar 12,94 %, sektor perdagangan, hotel dan restoran 12,40
sektor jasa & pemerintahan 8,74 %, sektor pengangkutan dan k o m u n i k a s i 4 , 3 0 % , s e k t o r b a n k d a n l e m b a g a k e u a n g a n 3 , 5 3 % , s e k t o r bangunan 2,30 %, sektor listrik, gas dan air minum 0,30 % dan sektor pertambangan & penggalian 0,05 %.
Berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan tahun 1993 menunjukkan bahwa lapangan usaha sektor pertanian masih tetap menjadi prioritas utama dalam sumbangan sektoral ekonomi Kabupaten Langkat di tahun 2000 sebesar 64,67 %, kemudian menvususul sektor industri 10,52 %, sektor perdagangan, hotel dan restoran 9,86 %, sektor jasa & pemerintahan sebesar 6,26 %, sektor bank dan lembaga keuangan lainnya sebesar 3,13 %, sektor pengangkutan dan komunikasi 3 %, sektor bangunan 1,66 %, sektor listrik, gas dan air minum 0,77 % dan sektor pertambangan & penggalian 0,11 %. Secara umum perbedaan pertumbuhan ekonomi atas dasar harga konstan tahun 1983 – 2000 tidak menunjukkan suatu perbedaan yang mendasar dan sektor pertanian masih mendominasi kontribusi struktur perekonomian wilayah Kabupaten Langkat.
Lokot Muda Harahap : Analisis Perkembangan Sektoral Dalam Kegiatan Pembangunan Ekonomi…, 2002
USU Repository © 2007
Untuk sektor produksi primer adalah merupakan sektor terbesar dalam penerimaan PDRB sehingga perlu ditingkatkan lagi dan dikembangkan melalui intensifikasi dan ekstensifikasi di bidang pertanian oleh para instansi terkait dan Pemerintah. Demikian juga halnya dengan sektor produksi sekunder dan sektor produksi tertier diharapkan dapat menggantikan sektor produksi primer dimasa mendatang dengan memberi kemudahan permodalan, fasilitas usaha produksi, pelatihan pendidikan dan bantuan kebijaksanaan sektoral untuk menciptakan peluang kesempatan kerja maupun tingkat pendapatan masyarakat.
Berdasarkan hasil perhitungan pertumbuhan ekonomi sektoral Kabupaten Langkat tahun 1993 – 2000 menunjukkan bahwa pada _tahun 1985 merupakan tingkat pertumbuhan ekonomi tertinggi dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 10,91 % dimana pelaksanaan pembangunan ekonomi sedang mengalami peningkatan di segala bidang terutama dan hasil pertanian Sedangkan pada tahun 1998 merupakan kondisi pertumbuhan yang paling rendah dengan rata-rata pertumbuhan 0,10 % dimana penyebabnya adalah akibat terjadinya krisis ekonomi yang melanda perekonomian Indonesia dan termasuk di Kabupaten Langkat. Untuk rata-rata pertumbuhan secara agregat periode tahun 1983 – 1992 adalah sebesar 6,83 % dan periode tahun 1993 – 2000 adalah sebesar 5,50 %.
Dari hasil analisis kontribusi kesempatan kerja menunjukkan bahwa sektor pengangkutan dan komunikasi memberikan elastisitas kesempatan kerja terbaik. sebesar 3,63 % disusul dengan sektor jasa & pemerintahan sebesar 2;68 %, sektor bangunan sebesar 2,57 %, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 2,40 %, kemudian sektor industri sebesar 1,94 %, sektor bank dan lembaga keuangan lainnya sebesar 0,67 %, sektor pertambangan & penggalian sebesar 0,37 %, sektor listrik , gas dan air minum sebesar 0,33 % dan sektor pertanian –0,12 %.