UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
SKRIPSI
PENGARUH
DEBT TO TOTAL ASSETS RATIO, QUICK RATIO,
NET PROFIT MARGIN, RETURN ON INVESTMENT
DEBITUR
TERHADAP PENYALURAN KREDIT MODAL KERJA
PADA PT. BNI (PERSERO) TBK. MEDAN
OLEH:
NAMA
:
ANNA SAFITRI
NIM
:
060503131
DEPARTEMEN
:
AKUNTANSI
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul: “Pengaruh Debt to Total Assets Ratio, Quick Ratio, Net Profit Margin dan Return On Investment Debitur terhadap Penyaluran Kredit Modal Kerja pada PT. BNI (Persero) Tbk. Medan.”
Skripsi ini adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level Program S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, 18 Januari 2010 Yang Membuat Pernyataan
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur ke hadirat Allah SWT atas berkat dan kuasaNya saya
mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini berjudul
“Pengaruh Debt to Total Assets Ratio, Quick Ratio, Net Profit Margin, dan Return
On Invetment Debitur terhadap Penyaluran Kredit Modal Kerja pada PT. BNI
(Persero) Tbk. Medan”, disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi
Universitas Sumatera Utara.
Selama proses penyusunan skripsi ini, saya banyak memperoleh
bimbingan, dorongan semangat, nasehat, dan bantuan lain baik secara moril
maupun materiil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini saya ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si.,Ak. dan Ibu Dra. Mutia Ismail,MM,
Ak. selaku Ketua Departemen dan Sekretaris Departemen Akuntansi
Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis,M.Si, Ak. selaku Dosen Pembimbing atas
bimbingan dan arahan Ibu dalam proses penyelesaian skripsi ini.
4. Ibu Dra. Naleni Indra, M.Si, Ak. selaku Dosen Penguji I dan Ibu Dra. Mutia
Ismail,MM, Ak. selaku Dosen Penguji II atas segala masukan dan saran yang
5. Kedua orang tua saya, H. Amir Abbas dan Hj.Siti Sarah Aryani. Terima kasih
banyak untuk kasih sayang, didikan, dan dukungan berupa nasehat, doa dan
materi yang diberikan kepada saya.Bang Ifan, Jobeng, Iis, dan Wandi yang
telah membantu baik secara moril maupun materiil.
6. Bapak H. Indra Jaya, Bapak Aidil, Bapak Medrizal, Bapak Supriyono, Bapak
Muhammad Isnanto, Bapak Budiman, Bapak Habibi, Bang Rahmat, Bang
Popo yang telah memberikan kesempatan, meluangkan waktu, dan
memberikan pertolongan yang sangat membantu selama proses riset
berlangsung.
7. Sahabatku kak Hafizh yang selalu memberikan motivasi.Dora,sahabat terbaik
sejak masuk Universitas, Andry, Hendra, Iam,Yuriko, Lenny, Lina dan
teman-teman lain yang selalu membantu sejak seminar hingga proses penyusunan
skripsi.
Akhir kata, saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Terlepas dari segala kekurangan dan keterbatasan
kemampuan dalam penelitian ini, semoga Allah SWT akan membalas kebaikan
segenap pihak yang telah membantu.Penulis berharap skripsi ini bisa bermanfaat
bagi semua pihak.
Medan, 18 Januari 2010 Penulis
Anna Safitri
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh Debt to Total
Assets Rasio, Quick Rasio, Net Profit Margin, dan Return On Investment Debitur
terhadap penyaluran Kredit Modal Kerja pada PT. BNI (Persero) Tbk. Medan
Populasi penelitian adalah debitur yang mengajukan permohonan kredit
dan disetujui oleh pihak bank selama tahun 2007-2008. Data sekunder berupa
rasio-rasio keuangan debitur. Penelitian ini menggunakan model regresi sederhana
dan regresi berganda sebagai model analisis.
Hasil penelitian mengindikasikan bahwa Debt to Total Assets Rasio, Quick
Rasio, Net Profit Margin, dan Return On Investment debitur berpengaruh secara
simultan terhadap penyaluran Kredit Modal Kerja. Secara parsial hasil penelitian
mengindikasikan bahwa hanya Debt to Total Assets Rasio yang berpengaruh
terhadap penyaluran Kredit Modal Kerja, sedangkan Quick Rasio, Net Profit
Margin, dan Return On Investment tidak berpengaruh terhadap penyaluran Kredit
Modal Kerja.
ABSTRACT
The objective of this research is to examine the effect if leverage, liquidity, and profitability ratio to working capital credit at PT. BNI (Persero) Tbk Medan. Leverage is represented by Debt to Total Assets Ratio, liquidity is represented by Quick Ratio and profitability is represented by Net Profit Margin and Return On Investment.
The research populations are debitur who are apply for credit approval and approve by banker as long as 2007 until 2008. Secondary data are debitur’s financial ratios. This research used simple regression and multiple regression as analysis model.
The result of this research indicates that Debt to Total Assets Ratio, Quick Ratio, Net Profit Margin and Return On Investment have simultaneously influencsed to working capital credit. Meanwhile, this research indicates that only Debt to Total Assets Ratio has partially influenced to working capital credit, but Quick Ratio, Net Profit Margin and Return On Investment have no partially influenced to working capital credit.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN KATA PENGANTAR ABSTRAK
ABSTRACT DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Pengertian Kredit
2. Tujuan dan Fungsi Kredit
3. Jenis- Jenis Kredit
4. Aspek Penilaian Kredit
a. DTAR (Debt to Total Assets Ratio)
b. QR (Quic Ratio)
d. ROI (Return On Investment)
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis
1. Kerangka Konseptual
2. Hipotesis
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
B. Populasi dan Sampel Penelitian
C. Jenis Data
D. Teknik Pengumpulan Data
E. Definisi dan Pengukuran Variabel
F. Metode Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum PT. BNI (Persero) Tbk.
1. Sejarah Berdiri PT. BNI (Persero) Tbk
2. Pendayagunaan Kredit Pada PT. BNI (Persero) Tbk
3. Prosedur Pelaksanaan Pemberian Kredit
a. Tahap Permohonan Kredit
b. Tahap Pengumpulan Data dan Verifikasi
c. Tahap Analisis Kredit
d. Tahap Persetujuan Kredit
e. Tahap Perikatan Kredit
g. Tahap Pencairan Kredit
B. Data Penelitian
1. Statistik Deskriptif
2. Uji Asumsi Klasik
a. Normalitas
b. Multikolineritas
c. Heteroskedastisitas
d. Autokorelasi
3. Pengujian Hipotesis
C. Pembahasan Hasil Statistik
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Gambar 4.1 Grafik Histogram
Gambar 4.2 Normal Probability Plot
DAFTAR TABEL
Nomor Judul
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tabel 3.1 Daftar Sampel Penelitian
Tabel 3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif
Tabel 4.2 Uji Kolmogorov Smirnov
Tabel 4.3 Uji Multikolineritas
Tabel 4.4 Uji Autokorelasi (1)
Tabel 4.5 Uji Autokorelasi (2)
Tabel 4.6 Koefisien Regresi
Tabel 4.7 Model Summary
Tabel 4.8 Uji Statistik t
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul
Lampiran 1 Data DTAR, QR, NPM, ROI
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh Debt to Total
Assets Rasio, Quick Rasio, Net Profit Margin, dan Return On Investment Debitur
terhadap penyaluran Kredit Modal Kerja pada PT. BNI (Persero) Tbk. Medan
Populasi penelitian adalah debitur yang mengajukan permohonan kredit
dan disetujui oleh pihak bank selama tahun 2007-2008. Data sekunder berupa
rasio-rasio keuangan debitur. Penelitian ini menggunakan model regresi sederhana
dan regresi berganda sebagai model analisis.
Hasil penelitian mengindikasikan bahwa Debt to Total Assets Rasio, Quick
Rasio, Net Profit Margin, dan Return On Investment debitur berpengaruh secara
simultan terhadap penyaluran Kredit Modal Kerja. Secara parsial hasil penelitian
mengindikasikan bahwa hanya Debt to Total Assets Rasio yang berpengaruh
terhadap penyaluran Kredit Modal Kerja, sedangkan Quick Rasio, Net Profit
Margin, dan Return On Investment tidak berpengaruh terhadap penyaluran Kredit
Modal Kerja.
ABSTRACT
The objective of this research is to examine the effect if leverage, liquidity, and profitability ratio to working capital credit at PT. BNI (Persero) Tbk Medan. Leverage is represented by Debt to Total Assets Ratio, liquidity is represented by Quick Ratio and profitability is represented by Net Profit Margin and Return On Investment.
The research populations are debitur who are apply for credit approval and approve by banker as long as 2007 until 2008. Secondary data are debitur’s financial ratios. This research used simple regression and multiple regression as analysis model.
The result of this research indicates that Debt to Total Assets Ratio, Quick Ratio, Net Profit Margin and Return On Investment have simultaneously influencsed to working capital credit. Meanwhile, this research indicates that only Debt to Total Assets Ratio has partially influenced to working capital credit, but Quick Ratio, Net Profit Margin and Return On Investment have no partially influenced to working capital credit.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejak dua dasawarsa ini, perbankan merupakan usaha yang mengalami
kemajuan paling pesat dibandingkan usaha lainnya. Hal ini disebabkan
deregulasi yang dilakukan pemerintah mengenai perbankan pada tahun 1983,
deregulasi ini sangat mempengaruhi pola dan strategi perbankan baik dari sisi
aktiva maupun pasiva perbankan itu sendiri. Situasi ini memaksa perbankan
harus lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan dan memperoleh
sumber-sumber dana baru.
Dana merupakan persoalan yang paling utama k a r e n a t anpa adanya
dana, bank tidak akan berfungsi sebagaimana layaknya. Peran bank dalam
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dalam bentuk kredit ataupun
dalam bentuk lainnya, bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Kredit yang disalurkan oleh bank merupakan bagian terbesar dari asset yang
dimiliki bank, sehingga kegiatan perkreditan merupakan tulang punggung atau
kegiatan utama bank. Dari neraca setiap bank umum dapat dilihat bahwa kredit
merupakan komponen aktiva terbesar dari seluruh jumlah aktiva yang dimiliki
suatu bank. Oleh karena itu,pemerintah dan dunia perbankan harus menetapkan
kebijakan yang dapat mengatur keseimbangan perkreditan nasional.
Seiring peningkatan jumlah bank, persaingan untuk menarik dana dari
masyarakat yang nantinya akan disalurkan kembali kepada masyarakat bagi
yang membutuhkan baik untuk tujuan produktif maupun konsumtif. Fungsi
intermediasi ini bukanlah hal mudah bagi perbankan, mulai dari aktivitas
penghimpunan sampai penyaluran dana mengandung risiko sehingga perbankan
diharuskan untuk dapat menjaga keseimbangan antara pengelolaan risiko yang
dihadapi dengan layanan yang diberikan kepada masyarakat.
Pemberian kredit yang dilakukan bank mengandung risiko yaitu berupa
tidak lancarnya pembayaran kembali kredit atau dengan kata lain Non Performing
Loan (NPL) yang akan memengaruhi kinerja bank.Salah satu upaya pemerintah
untuk menghindari risiko kerugian karena kualitas kredit yang semakin memburuk
ialah melalui restruturisasi kredit. Kualitas kredit dinilai berdasarkan
kolektibilitas, yang pada prinsipnya berdasarkan pada kontinuitas pembayaran
kembali oleh debitur. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.7/2/PBI/2005
tanggal 27 November 2005 tentang Kualitas Aktiva Produktif, kualitas kredit
dapat digolongkan menjadi lancar (pass), perhatian khusus (special mention),
kurang lancar (substandard), diragukan (doubtfull), dan macet (loss).
Fenomena yang terjadi pada tahun 2007-2008, adanya ancaman lonjakan
angka kredit bermasalah (NPL), baik yang berasal dari debitur korporasi maupun
debitur individual. Kondisi ini terutama mengancam bank-bank BUMN atau bank
pembangunan daerah (BPD) karena penyelesaian NPL di kelompok bank-bank ini
terkendala masalah hukum. Salah satunya, ketentuan pencadangan (provisi) dan
aturan yang melarang mereka memberikan potongan uang (haircut) untuk NPL
pencadangan besar ini membuat bank-bank tersebut juga semakin tak leluasa
berekspansi kredit.
Bank yang menjadi objek penelitian ini adalah PT.BNI (Persero) Tbk.
yang memiliki tingkat NPL (Non Performing Loan) sebesar 4,9% pada tahun
2008 (Inilah.com:2008). Tingkat NPL yang tinggi merupakan kendala bagi PT.
BNI Tbk. untuk menyalurkan kreditnya pada calon debitur. Padahal pihak bank
telah melakukan selektifitas penilaian. Penilaian kelayakan pemberian kredit yang
dilakukan oleh bank yang menjadi bahan penelitian ini melalui rasio keuangan
debitur. Selektifitas ini dimaksudkan untuk mengurangi risiko terjadinya kredit
macet yang akan berdampak pada profitabilitas bank.
Produk kredit PT. BNI (Persero) Tbk yang menjadi bahan penelitian
penulis adalah Kredit Modal Kerja (KMK) Jangka Pendek. Penelitian ini
bermaksud untuk menjawab pengaruh nilai rasio keuangan yang dimiliki oleh
debitur sebagai dasar penyaluran Kredit Modal Kerja (KMK) jangka pendek.
Berdasarkan pemikiran tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian di salah satu cabang PT. BNI (Persero) Tbk yaitu cabang Sutomo, yang
merupakan pusat pemberian kredit pada PT.BNI (Persero) Tbk untuk wilayah
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dijelaskan sebelumnya, maka peneliti
merumuskan masalah Apakah Debt to Total Assets Ratio, Quick Ratio, Net Profit
Margin. Return On Investment debitur berpengaruh secara parsial maupun
simultan terhadap penyaluran kredit modal kerja?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui hubungan antara DTAR, QR, NPM, ROI debitur
terhadap penyaluran KMK, baik secara parsial maupun simultan.
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain :
1. Bagi peneliti,untuk mengaplikasikan dan mengembangkan wawasan berupa teori tentang sistem perbankan di bidang perkreditan yang telah diperoleh
selama dibangku kuliah, dan membandingkannya dengan data yang
diperoleh selama penelitian.
2. Bagi perbankan, untuk memberi masukan yang mungkin berguna bagi manajemen perbankan, khususnya dalam pengambilan keputusan pemberian
kredit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis
1. Pengertian Kredit
Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam latar belakang, kegiatan bank ialah
menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito) dan menyalurkan
kembali dana tersebut ke masyarakat yang membutuhkan dalam bentuk pinjaman
atau yang lebih dikenal dengan istilah kredit.
Istilah credit berasal dari bahasa latin credo yang berarti I Believe, I Trust,
saya percaya. Kata credo berasal dari kombinasi bahasa Sansekerta, cred yang
berarti kepercayaan dan bahasa latin do yang berarti saya menaruh. Setelah
kombinasi tersebut menjadi bahasa latin, kata kerja dan kata bendanya
masing-masing menjadi credere dan creditum, meskipun banyak penulis mengungkapkan
bahwa credit berasal dari kata credere. Menurut Veithzal dan Andria (2007:4) “
Kredit adalah penyerahan barang, jasa, atau uang dari satu pihak (kreditor) atas
dasar kepercayaan kepada pihak lain (nasabah atau penghutang)dengan janji
membayar dari si penerima kredit kepada pemberi kredit pada tanggal yang telah
disepakati oleh kedua belah pihak.”
Pengertian kredit menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998,
sebagaimana tertuang dalam Pasal 1 angka 11 (2006 : 1) ”Kredit adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka
waktu tertentu dengan jumlah bunga.”
Perbankan memiliki beberapa aktiva produktif, namun hanya satu yang
sangat diandalkan. Seperti yang dikemukakan oleh Napoliwa dan Daniel
(2000:155) ”Hingga kini satu-satunya aktiva produktif yang diandalkan oleh suatu
bank yang dapat menghasilkan pendapatan besar adalah debitur, atau lazimnya dikenal dengan kredit. Dari neraca setiap bank umum dapat dijumpai bahwa kredit
atau debitur merupakan komponen aktiva terbesar dari seluruh jumlah aktiva yang
dimiliki suatu bank.”
Menurut Kashmir (2008:98) terdapat lima unsur dalam pemberian fasilitas
kredit, yaitu :
a. Kepercayaan, maksudnya ialah keyakinan pemberi kredit bahwa kredit
yang diberikan akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu
pada masa mendatang.
b. Kesepakatan,yang dituangkan dalam suatu perjanjian di mana
masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya.
c. Jangka waktu, maksudnya mencakup masa pengembalian kredit yang
telah disepakati.
d. Risiko, maksudnya akan muncul suatu risiko tidak tertagihnya/
macetnya pengembalian kredit yang telah disepakati sebagai akibat
adanya suatu tenggang waktu pengembalian.
e. Balas jasa yang merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit
2. Tujuan dan Fungsi Kredit
Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai tujuan dan fungsi tertentu.
Adapun yang menjadi tujuan pemberian kredit tersebut adalah :
a. Mencari keuntungan
Keuntungan diperoleh dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai
balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.
Keuntungan ini penting untuk kelangsungan hidup bank dan memperluas
usaha bank.
b. Membantu usaha nasabah
Bank memberikan fasilitas kredit untuk membantu usaha nasabah yang
memerlukan dana, baik dana untuk investasi maupun dana untuk modal
kerja. Dalam hal ini baik bank maupun nasabah sama-sama diuntungkan
dimana bank memperoleh bunga dan nasabah dapat mengembangkan dan
memperluas usahanya.
c. Membantu pemerintah
Pemerintah menerima pajak dari keuntungan yang diperoleh nasabah dan
bank, meningkatkan devisa Negara apabila produk dari kredit yang dibiayai
untuk keperluan ekspor, dan membuka kesempatan kerja bila kredit yang
diberikan digunakan untuk membuka usaha baru.
Fungsi kredit secara luas sebagaimana yang dikemukakan oleh Kasmir
(2008:101) serta Vetihzal dan Andria (2007:8) yaitu :
a. Untuk meningkatkan daya guna uang
b. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang c. Untuk meningkatkan daya guna barang
e. Sebagai stabilitas ekonomi
f. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha
g. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan nasional h. Untuk meningkatkan hubungan internasional
3. Jenis-Jenis Kredit
Secara umum jenis-jenis kredit yang disalurkan oleh bank dapat dilihat
dari berbagai segi, antara lain :
A. Dilihat dari tujuan penggunaan, terdiri dari :
1) ”Kredit investasi adalah kredit yang diberikan kepada usaha-usaha
guna merehabilitasi, modernisasi, perluasan ataupun pendirian proyek
baru, misalnya pembelian mesin-mesin, bangunan dan tanah atau
pabrik ,” Veithzal dan Andria (2007:15). Kredit ini memerlukan
proses penyelesaian jangka panjang , seperti yang dikemukakan
Teguh (1996:105)
kredit investasi akan memakan proses penyelesaian jangka panjang karena proses produksi juga dalam jangka panjang, sedangkan di sisi lain harga-harga barang modal saat pengadaan cukup mahal. Oleh karena itu pelunasan harus dilakukan bertahap sesuai kemampuan perusahaan nasabah untuk menyisihkan saldo uang kasnya. Kredit ini memerlukan biaya operasional dan administrasi serta unceertainty risk yang besar.
2) Kredit Modal Kerja, yaitu kredit yang digunakan untuk meningkatkan
produksi dalam operasionalnya seperti membeli bahan baku atau
membayar gaji pegawai. Menurut Teguh (1996:105) ”kredit modal
kerja diberikan dalam jangka waktu pendek sesuai dengan siklus usaha
perpanjangan; sepanjang nasabahnya mampu memenuhi
kewajiban-kewajiban pada bank dengan baik.”
Menurut Veithzal dan Andria(2007:13), kredit modal kerja terdiri dari
beberapa kategori,yaitu:
a. KMK Ekspor
b. KMK Perdagangan Dalam Negeri
c. KMK Industri
d. KMK Perkebunan,Kehutanan dan Peternakan
e. KMK Prasarana / Jasa-Jasa
3) Kredit Konsumtif adalah kredit yang diberikan bank kepada pihak
ketiga/perorangan (termasuk karyawan sendiri) untuk keperluan
konsumsi berupa barang atau jasa dengan cara membeli, menyewa,
atau dengan cara lain.
B. Dilihat dari segi jangka waktu, terdiri dari :
1) Kredit jangka pendek, yaitu kredit yang berjangka waktu maksimum
satu tahun.
2) Kredit jangka menengah, yaitu kredit yang berjangka waktu antara 1
tahun sampai 3 tahun.
3) Kredit jangka panjang, yaitu kredit yang berjangka waktu lebih dari
tiga tahun.
C. Dilihat dari segi cara pemakaiannya, terdiri dari :
1) Kredit rekening koran, yaitu debitur menerima seluruh kreditnya yang
cek maupun giro, dengan penarikan cek/giro maka si debitur (nasabah)
dapat menarik dana pinjamannya. Debitur bebas menarik ataupun
menyetor melalui rekening koran yang bersangkutan selama kredit
tersebut berjalan.
2) Revolving kredit, yaitu sistem penarikan kreditnya sama dengan cara
rekening koran bebas dengan masa penggunaannya 1 tahun, namun
sistemnya berbeda dengan syarat pada akhir triwulan pertama saldo
pinjaman harus menunjukkan sisa nol pada awal triwulan kedua,
nasabah dapat melakukan penarikan secara bebas selama triwulan
kedua dan pada akhir triwulan kedua sisa hutang harus kembali nol.
3) Term loan, yaitu hampir sama dengan kredit rekening koran bebas,
hanya dari sisi penggunaan pemakaian kredit sangat fleksibel, dimana
nasabah bebas mempergunakan dana tersebut untuk keperluan apa
saja.
D. Dilihat dari segi jaminan, terdiri dari :
1) Kredit dengan jaminan, yaitu kredit yang diberikan dengan suatu
jaminan berupa barang berwujud, tidak berwujud atau jaminan orang.
2) Kredit tanpa jaminan, yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan
barang atau orang tertentu, tetapi diberikan dengan melihat prospek
usaha, karakter serta loyalitas atau nama baik calon nasabah selama
berhubungan dengan bank atau pihak lain.
1) Kredit dengan penarikan sekaligus, yaitu kredit yang diperoleh/ditarik
nasabah sesuai dengan permohonan kredit yang diajukan secara
keseluruhan tanpa ada penundaan pencairan dana pinjaman.
2) Kredit dengan penarikan bertahap, yaitu kredit yang diperoleh/ditarik
nasabah, dimana pencairan dananya dilakukan secara berkala oleh
pihak bank.
F. Dilihat dari segi sifat pelunasannya, terdiri dari :
1) Kredit yang pelunasannya dengan angsuran, yaitu kredit yang
diperoleh debitur dapat dicicil dalam pelunasannya sesuai dengan
ketentuan dan ikatan kerjasama yang telah disepakati oleh bank dengan
debitur.
2) Kredit yang pelunasannya tanpa angsuran, yaitu pembayaran secara
keseluruhan terhadap kredit yang diperoleh debitur tanpa adanya
cicilan, dimana dalam pelunasan kredit tersebut harus terdapat bunga
pinjaman sesuai dengan kesepakatan.
G. Dilihat dari segi sektor usaha, terdiri dari :
1) Kredit pertanian
2) Kredit peternakan
3) Kredit industri
4) Kredit pertambangan
5) Kredit pendidikan
6) Kredit profesi
8) Dan sektor-sektor lainnya
Dalam penyaluran kredit, pihak perbankan dan pihak debitur harus
menjalin hubungan baik agar segala proses yang akan dilaksanakan dapat
berjalan lancar. Dalam hal inilah peran account officer diperlukan sebagai
point of contract antar bank dengan pihak customer yang memelihara
hubungan dengan nasabah dan wajib memonitor seluruh kegiatan nasaabah
secara terus menerus.
Perbankan harus teliti dalam memberikan fasilitas kepada nasabah.
Pertimbangan pemberian fasilitas kepada nasabah harus dipandang secara
menyeluruh atas kebutuhannya, baik keperluan cash loan maupun non-cash
loan dalam suatu periode tahunan.
4. Aspek Penilaian Kredit
Ada beberapa aspek yang diperlukan perbankan sebagai bahan
pertimbangan dalam penyaluran kredit,yaitu :
1) Aspek yuridis,
2) Aspek pemasaran,
3) Aspek manajemen dan organisasi,
4) Aspek teknis,
5) Aspek keuangan
Penelitian ini lebih berfokus pada penilaian aspek keuangan. Penilaian ini
variabel yang diperkirakan berpengaruh terhadap penyaluran kredit,yaitu:
a. DTAR (Debt to Total Assets Ratio)
menggunakan utang dari luar untuk membiayai operasi maupun ekspansi
dirinya. Leverage sering diartikan sebagai pendongkrak kinerja perusahaan
dan identik dengan utang. Melalui rasio ini juga dapat dilakukan
pengukuran persentase dana yang disediakan kreditur terhadap total asset
perusahaan. Perhitungan rasio dilakukan dengan cara membandingkan
total kewajiban dengan total aktiva. Rumusnya sebagai berikut:
Debt to Total Assets Ratio = Total kewajiban X 100%
Total aktiva
Semakin besar rasio ini, berarti semakin besar peranan dana dari luar untuk
membelanjai aktiva dan semakiin besar risiko kreditor.
b. QR (Quick Ratio)
Rasio ini hampir sama dengan Current Ratio, namun perbedaannya terletak
pada jumlah aktiva lancar yang digunakan. Menurut Salam dan Wahyudi
(2003:4.4) “ Quick Ratio hanya mempertimbangkan asset yang mudah atau
cepat menjadi uang kas untuk melihat kemampuan perusahaan melunasi
kewajibannya.” Pendapat ini juga senada dengan pendapat Veithzal dan
Andria (2006:350) bahwa “Quick Ratio menunjukan berapa rupiah dari
aktiva lancar yang segera dapat dicairkan untuk membiayai setiap rupiah
utang jangka pendek tanpa menunggu pencairan persediaan.”
Rumusnya yaitu:
Quick Ratio = Total aktiva lancar – Persediaan X100%
c. NPM (Net Profit Margin)
Menurut Veithzal dan Andria (2006:354), “ Rasio ini menunjukan
persentase laba bersih terhadap penjualan bersih. Laba bersih adalah laba
operasi bersih (ditambah) dikurangi (pendapatan) beban di luar operasi
dikurangi dengan pajak penghasilan badan untuk periode tersebut.”
Rumusnya sebagai berikut:
Net Profit Margin = Laba bersih setelah pajak X 100%
Penjualan bersih
d. ROI (Return On Investment)
Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba dari hasil investasi yang dilakukan.Rasio ini menunjukan persentase
laba bersih yang dinyatakan dari total aktiva. Rumusnya sebagai berikut :
Return On Investment = Penjualan bersih X NPM
Total Aktiva
B. Tinjauan Peneliti Terdahulu
Penelitian yang dilaksanakan ini merujuk pada penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya, antara lain:
Tabel 2.1
Tinjauan Peneliti Terdahulu
Friska Yuanaria (2007)
Pengaruh Analisis Laporan Keuangan Debitur Sebagai Dasar Pengambilan
Keputusan Pemberian Kredit Modal Kerja (KMK) Jangka Pendek Pada PT. Bank
CR secara parsial tidak berpengaruh terhadap pemberian kredit, ITO secara parsial berpengaruh terhadap pemberian kredit, DER secara parsial tidak
berpengaruh terhadap pemberian kredit, PMR secara parsial berpengaruh terhadap pemberian kredit, Return on investment secara parsial tidak berpengaruh terhadap pemberian kredit. Variabel CR, ITO, DER, PMR, ROI bunga riil, laju inflasi
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1.Kerangka Konseptual
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Debt to Total Asset Ratio digunakan untuk melihat seberapa besar total
aktiva perusahaan yang didanai oleh utang/pinjaman dari pihak lain. Melalui
rasio ini, bank dapat menilai salah satu aspek penilaian 5C’s yaitu Capital
yang dimiliki oleh calon debitur. Penilaian atas besarnya modal sendiri
merupakan hal yang penting mengingat kredit bank hanya sebagai tambahan Penyaluran Kredit
Modal Kerja (Y) Debt to Total Assets
Ratio (X1)
Quick Ratio (X2)
Net Profit Margin (X3)
pembiayaan dan bukan untuk membiayai seluruh modal yang diperlukan.
Menurut Hessel (2003:44) ”dalam praktik saat ini, bank jarang sekali
memberikan kredit untuk membiayai seluruh dana yang diperlukan nasabah.
Nasabah wajib menyediakan modal sendiri, sedangkan kekurangannya dapat
dibiayai dengan kredit bank.”
Quick Ratio menunjukan likuiditas perusahaan yang diukur menggunakan
unsur-unsur aktiva lancar yang likuid. Melalui penilaian rasio ini, akan
menambah keyakinan bank kepada calon debitur untuk pembayaran kembali
kreditnya.
Net Profit Margin dan Return On Investment merupakan rasio
profitabilitas calon debitur. Melalui rasio ini, bank dapat memperoleh
keyakinan bahwa calon debitur telah memenuhi salah satu aspek penilaian
5C’s yaitu Capacity. Seperti yang dikemukakan Veithzal dan Andrea
(2007:291) bahwa “capacity adalah kemampuan yang dimiliki calon nasabah
dalam menjalankan usahanya guna memperoleh laba yang diharapkan.
Kegunaan dari penilaian ini untuk mengukur sejauh mana calon nasabah
mampu untuk mengembalikan atau melunasi utang-utangnya secara tepat
waktu dari usaha yang diperolehnya.”
2. Hipotesis Penelitian
Hipotesis pada penelitian ini ialah:
Debt to Total Asset Ratio (DTAR), Quick Ratio (QR), Net Profit Margin
(NPM), Return On Investment (ROI) berpengaruh terhadap penyaluran kredit
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan cara yang sistematis dan obyektif untuk
mengumpulkan data. Menurut Erlina dan Sri (2007 : 2), “Metode penelitian memberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi
masalah serta menghadapi tantangan lingkungan di mana pengambilan keputusan
harus dilakukan secara cepat.”
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian
sebagai berikut :
A. Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah desain kausal, yaitu untuk menganalisis
hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana
suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Umar, 2003:30).
B. Populasi Dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang mengajukan
permohonan kredit modal kerja ke PT. BNI (Persero) Tbk. Cabang Sutomo dan
disetujui pada tahun 2007 sampai dengan 2008.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengambilan sampel
dengan cara “purposive sampling”, yaitu penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu. (Sugiyono, 2004 : 78).
Beberapa kriteria/pertimbangan yang diambil untuk dijadikan sampel
a) Debitur yang diteliti adalah debitur yang menerima pinjaman Kredit
Modal Kerja (KMK) jangka pendek dengan batas Rp. 500.000.000,00
hingga Rp 1.000.000.000,00
b) Debitur tersebut masih menerima pinjaman kredit modal kerja dari PT.
BNI (Persero) Tbk cabang Sutomo, Medan pada tahun 2007 dan 2008.
c) Usaha debitur bergerak di bidang dagang dan manufaktur.
d) Usaha debitur masih tetap berjalan dan masih melakukan pembayaran
kredit hingga akhir 2008.
Berdasarkan kriteria diatas, sampel yang dapat diambil sebanyak 16
debitur selama tahun 2007 dan 2008 , yaitu:
Tabel 3.1
Daftar Sampel Penelitian
No. Nama Debitur Jenis Usaha
1 AM Perdagangan Sembako
2 RS Industri Pengolahan
3 ES Perdagangan Emas
4 FB Kilang Padi, Perdagangan Beras
5 TB Industri dan Perdagangan Meubel
6 LR Konveksi
7 CH Perdagangan Ikan Asin
8 RN Perdagangan Pakaian
9 SBS Perdagangan Spare part Alat Berat
10 NTH Perdagangan Ikan Asin
11 SL Perdagangan Perabot Rumah Tangga
12 RDS Perdagangan Oli, BBM-SPBU
13 KKT Perdagangan Alat Telekomunikasi
14 PC Perdagangan Aksesoris Mobil
15 TBJ Industri Garmen
16 RG Perdagangan Traktor
C. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data yang
bersifat kuantitatif yang bersumber dari data sekunder yang berupa rasio keuangan
debitur untuk dua tahun terakhir.
Penelitian ini menggunakan data time series dan cross section. Data time
series atau disebut juga data deret waktu merupakan sekumpulan data dari suatu
fenomena tertentu yang didapat dalam beberapa interval waktu tertentu, misalnya
dalam waktu mingguan, bulanan, atau tahunan. Sedangkan data cross section atau
sering disebut data satu waktu merupakan sekumpulan data suatu fenomena
tertentu dalam satu kurun waktu (Umar:2003).
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan teknik
dokumentasi, yakni peneliti mengumpulkan data sekunder yang diperoleh dari
PT.BNI (Persero) Tbk. Medan
E. Defenisi dan Pengukuran Variabel
Variabel penelitian ini pada dasarnya adalah segala sesuatu hal yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya
(Jogiyanto, 2004: 31).
Seperti juga yang diungkapkan Jogiyanto (2004:62),”definisi operasional
diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalisasikan
dalam riset”.
Berikut ini tabel yang menyajikan definisi operasional dan pengukuran
variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian:
Tabel 3.2
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Jenis
Aktiva Lancar – Persediaan
Return On laba dari hasil investasi yang
Jumlah kredit yang diberikan Rasio
Debt to Total Assets Ratio memberikan gambaran tentang seberapa besar
aktiva perusahaan dibiayai oleh utang. Semakin besar rasio ini, bararti semakin
besar peranan dana dari luar perusahaan untuk membelanjai aktiva dan semakin
besar risiko kreditur (Veithzal dan Andria, 2007:352).
Quick Ratio mendeskripsikan kemampuan perusahaan melunasi kewajiban
jangka pendek yang jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar tanpa
menunggu pencairan persediaan. Dalam praktik, standar likuiditas yang baik 2:1,
tapi tidak mutlak (Kasmir, 2008:32).
Net Profit Margin dan Return On Investment mewakili kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba yang diharapkan. Lazimnya, semakin besar
kedua rasio ini, pihak perbankan semakin yakin untuk memberikan pinjaman
kredit.
F Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini, data dianalisis statistik dengan menggunakan
program SPSS 16,0. Pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan setelah
1. Pengujian Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Data
Pengujian tahap awal yang dilakukan dalam metode penelitian analisis data.
Melalui pengujian ini, dapat diambil tindak lanjut untuk menggunakan
statistik parametrik atau tidak. Menurut Erlina dan Sri (2007:103) ”tujuan uji
normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian inidiperlukan
karena untuk melakukan uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual
mengikuti distribusi normal.”
b. Uji Multikolineritas
Multikolineritas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen
antara yang satu dengan lainnya (Erlina dan Sri, 2007:107).Jika tejadi korelasi
sempurna diantara ariabel bebas, maka konsekuensinya adalah (1)
koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir. (2) nilai standar error setiap
koefisien regresi menjadi tidak terhingga. Pengujian ini bermaksud untuk
menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem
multikolinearitas.
b. Uji Heterokedastisitas
Salah satu syarat lain atas regresi linear adalah bahwa tidak terjadi adanya
heterokedastisitas, tentu yang diharapkan adalah terjadinya homokedastisitas.
Menguji apakah dalam sebuah model regresi telah terjadi ketidaksamaan
bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
variabel dar residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika residual dari
suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap,maka disebut homokedastisitas.
Namun jika berbeda disebut heterokedasitas (Erlina dan Sri, 2007:108)
c. Uji Autokorelasi
Pada data time series sering ditemukan adanya masalah autokorelasi.
Menurut Erlina dan Sri (2007:109), “uji ini bertujuan untuk melihat apakah
dalam suau model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu
pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1.”
2. Pengujian Hipotesis
Uji t dilakukan untuk mengetahui masing-masing pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat atau dapat dikatakan bahwa uji ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh variabel dependen dan variabel independen secara
parsial.
Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen secara
simultan terhadap variabel dependen dengan menggunakan analisis regresi
berganda.Menurut Sugiyono (2006:250) “analisis regresi ganda digunakan
oleh peneliti bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik
turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel
independen sebagai prediktor dimanipulasi (dinaik-turunkan nilainya).”
Model persamaan regresi ini adalah
Keterangan :
Y = Penyaluran Kredit Modal Kerja
X1 = Debt to Total Assets Ratio (DTAR)
X2 = Quick Ratio (QR)
X3 = Net Profit Margin (NPM)
X4 = Return On Investment (ROI)
α = Konstanta
β1, β2, β3, β4 = Koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan
atau penurunan variabel dependen berdasarkan pada variabel
independen
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum PT.BNI (Persero) Tbk. 1.Sejarah Berdirinya PT.BNI (Persero) Tbk.
Berdiri pada 5 Juli 1946, BNI yang dikenal sebagai Bank Negara
Indonesia merupakan bank pertama yang didirikan oleh pemerintah Indonesia.
Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran resmi pertama yang
dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia yaitu ORI (Oeang Republik Indonesia)
pada malam menjelang 30 Oktober 1946, hanya beberapa bulan sejak
pembentukannya. Hingga kini tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Keuangan
Nasional, sementara pendiriannya pada tanggal 5 Juli ditetapkan sebagai Hari
Bank Nasional.
Menyusul penunjukan De Javasche Bank yang merupakan warisan
pemerintah Belanda sebagai Bank Sentral pada tahun 1949, pemerintah
membatasi peran Bank Negara Indonesia sebagai bank sirkulasi atau bank sentral.
Bank Negara Indonesia ditetapkan sebagai bank pembangunan lalu diberikan hak
bertindak sebagai bank devisa dengan akses langsung untuk transaksi luar negeri.
Sehubungan dengan penanaman modal pada tahun 1955, status BNI
diubah menjadi bank umum dengan penetapan secara yuridis melalui
Undang-Undang Darurat No.2 tahun 1955. Perubahan ini melandasi pelayanan yang lebih
baik dan luas bagi sektor usaha nasional. Pada tahun ini juga, BNI membuka
Setelah sempat mengalami penggabungan dengan beberapa bank umum
lainnya dalam wadah Bank Tunggal, tahun 1968 fungsi dan nama perbankan
dikemballikan seperti semula. Status Bank Negara Indonesia beralih menjadi bank
komersial milik pemerintah. Sejalan dengan keputusan penggunaan tahun
pendirian sebagai bagian dari identitas perusahaan, nama Bank Negara Indonesia
1946 resmi digunakan mulai tahun 1968. Perubahan ini menjadikan Bank Negara
Indonesia lebih dikenal luas sebagai ’BNI 46’.
Menandai tekad Bank Negara Indonesia 1946 untuk tampil dengan sikap
dan citra baru sesuai dengan cita-citanya yang ingin mendunia dan menjawab
tantangan globalisasi, Bank mengganti lambang identitas perusahaan dengan logo
’Bahtera Berlayar’ serta memperkenalkan nama panggilan singkat ’Bank BNI’.
Perubahan ini dilakukan pada tahun 1988.
Sejak dikeluarkannya Undang-Undang No. 7 tahun 1992 membuka
peluang bagi bank-bank pemerintah untuk berubah menjadi perusahaan Perseroan.
Dengan perubahan status hukum ini, nama BNI berubah menjadi PT. BNI
(Persero).
Sementara itu, keputusan Bank BNI untuk menjadi perusahaan publik
diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal tahun 1996. bank
BNI merupakan bank pemerintah pertama di Indonesia yang mencatatkan
sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Selanjutya nama Bank
BNI mendapat tambahan menjadi ’PT. BNI (Persero) Tbk.’ yang menandakan
Pada tahun 1999, Bank BNI memperoleh tambahan modal sebesar Rp 81,2
triliun melalui program rekapitalisasi perbankan yang dicanangkan pemerintah
pasca krisis ekonomi. Pada tahun yang sama, bank BNI memperoleh sertifikat
ISO 9002 sebagai pengakuan standar kualitas yang meliputi proses kredit standar
melalui Unit Pemrosesan Bersama (UPB). Kemampuan BNI untuk beradaptasi
terhadap perubahan dan kemajuan lingkungan, sosial budaya, dan teknologi
dicerminkan melalui penyempurnaan identitas perusahaan yang berkelanjutan dari
masa ke masa. Hal ini juga menegaskan dedikasi dan komitmen BNI terhadap
perbaikan kualitas kinerja secara terus menerus.
Pasca program rekapitalisasi, Bank BNI melakukan restrukturisasi
operasional secara menyeluruh. Bank BNI mulai menerapkan praktik perbankan
penuh kehati-hatian (Prudent Banking) dan tata kelola perusahaan yang baik
(good coorporate governance).
Pada tahun 2003, identitas perusahaan yang diperbaharui mulai digunakan
untuk menggambarkan prospek masa depan yang lebih baik, setelah keberhasilan
mengarungi masa-masa sulit. Sebutan ’Bank BNI’ disingkat menjadi ’BNI’,
sedangkan tahun pendirian ’46’ digunkan dalam logo perusahaan untuk
meneguhkan kebanggaan sebgai bank nasional pertama yang lahir pada era
Negara Kesatuan Republik Indonesia
2. Pendayagunaan Kredit Pada PT. BNI (Persero) Tbk.
Keberagaman ekonomi Indonesia memberikan banyak peluang bagi
pertumbuhan usaha komersial dan sektor Usaha Kecil Menengah (UKM). Faktor
daya beli masyarakat serta dinamika jiwa wirausaha mendorong meningkatnya
kebutuhan kredit untuk membuka usaha baru maupun mengembangkan bisnis
yang telah ada. BNI memainkan peran penting dalam proses ini.
Perlambatan ekonomi pada tahun 2008 akibat krisis global yang melanda
dunia, telah mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia dan sektor industri berbasis
ekspor. Di lain pihak, pasar domestik nampaknya tidak terlalu terpengaruh.
Sekalipun demikian, BNI mengambil langkah-langkah antisipasi untuk
mengurangi potensi risiko dengan membatasi penyaluran kredit baru dan
melakukan seleksi lebih ketat pada aplikasi kredit yang masuk.
Untuk menjaga kondisi kualitas aset BNI, para staf di kantor-kantor
cabang dan sentra-sentra kredit telah mendapatkan penjelasan lengkap mengenai
perkembangan krisis dan implikasinya, serta mengenai berbagai kebijakan kredit
dan arahan strategis baru yang diambil oleh BNI untuk dapat bertahan di masa
krisis seperti ini. Divisi Usaha Kecil dan Menengah juga terus melakukan
pengembangan keterampilan karyawan dan pelatihan kepemimpinan dalam
menghadapi tuntutan lingkungan usaha yang berat pada tahun 2008.
Pada tahun 2007, kredit ke sektor Usaha Kecil Menengah meningkat
25,8% menjadi Rp 47,9 triliun, dari Rp 38,1 triliun. Kontribusi kredit UKM
mencapai 43% dari total kredit BNI pada tahun 2008, relatif sama dengan kondisi
peningkatan kredit tersebar secara proporsional pada beberapa sektor yang
mencerminkan distribusi kredit pada tahun 2007, dengan konsentrasi kredit pada
sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor manufaktur. Meskipun
distribusi portofolio kredit tersebut belum optimal, namun titik berat persetujuan
kredit adalah pertimbangan dari sisi kondisi pasar, kelayakan usaha dan prospek
usaha ke depan.
Pada tahun 2008, BNI menambah jumlah pencadangan kerugian NPL
untuk mengantisipasi dampak dari krisis. Namun demikian, BNI ternyata berhasil
menekan tingkat NPL pada tahun 2008, yaitu untuk kredit usaha kecil dari 7,8%
menjadi 3,8% dan untuk kredit usaha menengah dari 12,4% menjadi 8,6%.
Prestasi ini berhasil dicapai antara lain melalui desentralisasi penanganan NPL ke
unit-unit Sentra Kredit Kecil dan Menengah.
Untuk memenuhi kebutuhan debitur UKM, BNI telah mengembankan
beragam produk pembiayaan:
a. BNI Kredit Usaha Rakyat yang diluncurkan pada Desember 2007
untuk mendukung program Pemerintah dalampenyediaan fasilitas
kredit kepada usaha kecil yang prospektif namun belum layak
dibiayai bank.
b. BNI Wirausaha yang diluncurkan tahun 2007 dan terbukti sukses
mendukung pengembangan usaha di sektor-sektoryang memiliki
c. Kredit kepada Lembaga Keuangan yang merupakan fasilitas kredit
kepada lembaga keuangan, bank perkreditan rakyat atau koperasi
untuk didistribusikan lebih lanjut ke debitur.
d. Kredit kepada Koperasi Primer untuk Anggota (KKPA) merupakan
kredit investasi atau kredit modal kerja kepada koperasi kecil yang
memberikan fasilitas pembiayaan pengembangan usaha produktif
dari para anggotanya.
e. Kredit Kelayakan Usaha merupakan fasilitas kredit bagi wirausaha
skala kecil yang ingin mengembangkan usaha.
f. Two Step Loan merupakan fasilitas kredit penerusan dari
Pemerintah (Departemen Keuangan) menggunakan dana yang
diterima dari lembaga internasional (ADB, KFW, JBIC).
Sumber : Annual Report BNI 2008
3. Prosedur Pelaksanaan Pemberian Kredit Pada PT. BNI (Persero) Tbk.
Prosedur pemberian kredit adalah suatu tahapan proses pemberian kredit,
yang dimulai dari permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitur,
pengumpulan data dan verifikasi, tahap analisis kredit, persetujuan kredit,
perikatan kredit, perikatan jaminan kredit, kemudian pencairan kredit.
Proses pemberian kredit dilaksanakan sesuai dengan tahapan yang ada
sehingga dapat diputuskan dengan tepat waktu dengan mempertimbangkan
Prosedur pelaksanaan pemberian kredit standar cabang tidak ada
perbedaannya dengan prosedur yang berlaku pada kantor pusat. Berikut ini
diuraikan secara garis besar prosedur pelaksanaan pemberian kredit tunai :
a. Tahap Permohonan Kredit
1) Tahap ini didahului dengan calon debitur menghubungi Bank untuk
mendapatkan informasi mengenai persyaratan mendapatkan kredit.
2) Analis kredit menjelaskan secara singkat mengenai fasilitas kredit yang
ditawarkan oleh BNI serta persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi
sesuai dengan ketentuan bank. Dokumen-dokumen yang harus
disertakan calon debitur yaitu :
a) Foto copy KTP pemohon/pemilik jaminan.
b) Akta pendirian/Anggaran Dasar dan pendiriannya.
c) Pengesahan/legalitas
d) Surat Ijin Usaha (SIUP) dan Surat Ijin Tempat Usaha (SITU).
e) Susunan pemegang saham.
f) Susunan pengurus/Direksi
g) Bukti kepemilikan barang jaminan (agunan) yang mempunyai nilai
yuridis dan ekonomis.
h) Laporan Keuangan 2 tahun terakhir dan yang terkini serta proyeksi
keuangan.
3) Analis kredit akan melakukan evaluasi awal dari data yang diperoleh dan
menetapkan kesimpulan apakah permohonan kredit tersebut layak
b. Tahap Pengumpulan Data dan Verifikasi
1) Analis kredit akan menindaklanjuti disposisi dokumen permohonan
kredit dari Kasi Kredit dengan menyiapkan rencana kunjungan ke calon
debitur, untuk mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang
dibutuhkan, dan juga diupayakan untuk melakukan kunjungan dadakan.
2) Analis kredit akan melakukan verifikasi data dan informasi secara
umum, seperti :
a) Melakukan pemeriksaan setempat (pemeriksaan fisik) seperti : kas
bank, harta tetap, piutang, hutang, persediaan fasilitas produksi,
proyeksi, tempat penjualan/penyimpanan, dan lain-lain.
b) Memeriksa jenis usaha dari calon debitur, apakah telah sesuai dengan
kebijakan kredit BNI mengenai bidang usaha yang boleh diberikan
fasilitas kredit.
c) Konfirmasi kepada pihak ketiga seperti : perbankan dan lembaga
keuangan lainnya, instansi/departemen pemerintah maupun lainnya,
asosiasi dimana calon debitur bergabung, dan sebagainya.
d) Checking kepada konsumen/client, distributor dan pesaing seperti :
stock, volume pembelian, syarat pembelian, waktu penyerahan,
jumlah utang dan hal-hal lainnya yang signifikan dengan permohonan
kredit tersebut.
3) Analis kredit mempelajari jenis-jenis jaminan dan nilainya yang hendak
diserahkan sebagai agunan, kemudian melakukan wawancara dan
4) Analis kredit melakukan diskusi dengan calon debitur mengenai tujuan
permohonan kredit yang diminta, suku bunga, jangka waktu, provisi,
jenis claim/asuransi dan kondisi lainnya.
c. Tahap Analisis Kredit
1) Analis kredit melakukan analisis atas calon debitur secara umum
menyangkut prinsip 5 C dan 7 aspek analisis kredit. Prisip 5 C
(Character, Capital, Capacity, Collateral, Condition of Economy),
sedangkan 7 aspek analisis kredit terdiri dari :
a) Aspek hukum
b) Aspek manajemen
c) Aspek keuangan
d) Aspek teknis
e) Aspek pemasaran
f) Aspek jaminan
g) Aspek sosial ekonomi dan lingkungan.
2) Menyusun proyeksi anggaran kas/simulasi jadwal angsuran kredit untuk
menentukan jumlah kredit, schedule penarikan/pelunasan kredit/jangka
waktu kredit, jumlah angsuran dan sebagainya.
3) Lakukan penelaahan terhadap tujuan penggunaan kredit, jangka waktu
dan kapan dibutuhkan.
4) Lakukan penelaahan terhadap penggunaan pinjaman-pinjaman lain,
kewajiban kontijensi yang dapat mempengaruhi tingkat pengembalian
5) Lakukan analisis terhadap proyeksi dan asumsi yang digunakan selama
jangka waktu kredit tersebut.
6) Lakukan penelaahan serta penilaian terhadap jenis dan nilai jaminan
yang diserahkan juga bentuk jenis dan nilai jaminan yang layak untuk
plafond kredit yang diusulkan dan dituangkan dalam Form Taksasi
Penilaian Agunan.
7) Menguraikan hasil analisa-analisa di atas pada Memorandum
Pembahasan Kredit.
8) Merumuskan kesimpulan dan saran atas hasil analisa pembahasan kredit
yang meliputi :
a) Plafond
b) Jangka waktu kredit
c) Suku bunga
d) Provisi biaya
e) Syarat-syarat lainnya, seperti :
1. Bentuk pengikatan jaminan
2. Biaya administrasi
3. Penutupan asuransi
4. Syarat pembayaran kembali untuk kredit yang melebihi 1 tahun
5. Tingkat bunga yang akan dibebankan.
d. Tahap Persetujuan Kredit
Kelompok pemutus kredit membuat tanggapan atas permohonan kredit
tersebut pada lembar Tanggapan Anggota Kelompok Pemutus Kredit
(TKPK) dan menanda tanganinya untuk menghasilkan suatu keputusan
kredit.
Pendapat/komentar anggota dari masing-masing Anggota Kelompok
Pemutus Kredit (KPK) atas pemberian suatu keputusan kredit, hanya
diberikan apabila ada faktor penunjang lain terhadap keputusannya, yang
belum diungkapkan oleh Anggota Kelompok Pemutus Kredit (KPK) di
bawahnya.
a) Pendapat/komentar tersebut merupakan bagian yang tak terpisahkan
dari dokumen MPK.
b) Setiap pertanyaan yang timbul dari seorang pejabat pemutus harus
terlebih dahulu memperoleh jawaban yang tuntas, sebelum advis kredit
tersebut diteruskan kepada pejabat pemutus berikutnya.
2) Sirkulasi PAK
Sirkulasi Perangkat Aplikasi Kredit (PAK) yaitu jalur penyampaian
PAK kepada Anggota Kelompok Pemutus Kredit (KPK) dan kembali
sesuai dengan jalur yang sama.
a) Penyampaian PAK kepada anggota Kelompok Pemutus Kredit
(KPK) yaitu mulai dari analis kredit terus sampai kepada tingkat
pemutus yang tertinggi dan kembali lagi ke analis kredit melalui
jalur yang sama. Masing-masing anggota Kelompok Pemutus
pertimbangannya masing-masing terhadap permohonan kredit
tersebut.
b) Penyampaian PAK kepada Anggota Kelompok Pemutus Kredit
(KPK) dipantau melalui pengawasan sirkulasi PAK yang telah
dituangkan dalam MPK. Memorandum Pengusulan Kredit (MPK)
merupakan hasil analisa kredit dan hasil tanya jawab/diskusi yang
merupakan masukan yang penting selain kemampuan dan
pengalaman yang sangat berperan. Keputusan persetujuan kredit
ditetapkan pada tingkat kantor cabang (Kelompok Pemutus
Kredit), dengan catatan persetujuan kredit diputuskan melalui
Kelompok Pemutus Kredit (KPK), berdasarkan kewenangan yang
telah ditentukan.
e. Tahap Perikatan Kredit
1) Pelaksana administrasi kredit menerima Surat Keputusan Kredit (SKK)
dan dokumen permohonan kredit analis kredit, memeriksa kelengkapan
dokumen-dokumen permohonan kredit, membuat Surat Pemberitahuan
Persetujuan Kredit (SP2K) dan Surat Perjanjian Kredit (SPK).
2) Surat Perjanjian Kredit (SPK) diparaf dan diserahkan pada Kasi
Administrasi Kredit, kemudian diteruskan untuk para pihak atas Surat
Perjanjian Kredit.
f. Tahap Pengikatan Jaminan Kredit
1) Pelaksana administrasi kredit menerima asli surat-surat jaminan untuk
saat permohonan kredit. Kemudian asli surat-surat jaminan tersebut
diperiksa apakah telah sesuai dengan yang ditetapkan pada Surat
Keputusan Kredit (SKK) dan menyiapkan Surat Tanda Terima Jaminan.
2) Kasi administrasi kredit menerima dan memeriksa asli surat-surat
jaminan dan tanda terima jaminan, apakah telah sesuai dengan
Surat-Surat Jaminan yang diserahkan dan sesuai dalam Surat-Surat Pemberitahuan
Persetujuan Kredit (SP2K), kemudian tandatangani Surat Tanda Terima
Jaminan bila telah menyetujuinya.
3) Calon debitur dan Kasi administrasi kredit melakukan pengikatan
jaminan dengan calon debitur sesuai dengan yang ditetapkan pada Surat
Keputusan Kredit di hadapan Notaris.
g. Tahap Pencairan Kredit
1) Berdasarkan Surat Keterangan Pengikatan Notaris, Surat Perjanjian
Kredit dan Persetujuan Kredit, entry data Jaminan Kredit.
2) Apabila sudah valid maka diberi tanda Check (√) pada STTUP dan SPB.
3) Debitur menandatangani halaman belakang STTUP dan Slip
Pembebanan Biaya, kemudian diserahkan kepada Debitur.
4) Teller menyerahkan uang tersebut kepada debitur bersama dengan
STTUP dan SPB, serta memintanya.menghitung uang sekali lagi.
5) Pelaksana administrasi kredit menerima dan memeriksa hasil validasi
B, Data Penelitian
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari PT. BNI
(Persero) Tbk. Sutomo,Medan. Data yang digunakan merupakan rasio-rasio
keuangan debitur yang telah diolah oleh pihak bank selama tahun 2007 hingga
2008.
1. Statistik Deskriptif
Statistik data penelitian disajikan dalam tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance
Debt to Total Assets Ratio 32 .1177 .5287 .267153 .1077937 .012
Sumber : diolah dengan SPSS,2009
Tabel diatas, menjelaskan bahwa :
1. Untuk variabel DTAR, perusahaan yang mendapatkan Kredit Modal
Kerja memiliki nilai rata-rata 0,267153 dan nilai standar deviasi variabel
ini adalah sebesar 0,1077937 yang tergolong kecil sehingga data yang
digunakan mengelompok di sekitar nilai rata-rata. Sedangkan nilai
2. Untuk variabel QR, perusahaan yang mendapatkan Kredit Modal Kerja
memiliki nilai rata-ratanya 74,5800 dan nilai standar deviasi variabel ini
adalah sebesar 12,9252280 yang tergolong kecil sehingga data yang
digunakan mengelompok di sekitar nilai rata-rata, sedangkan nilai
variance 167,062. Jumlah data yang digunakan adalah sebanyak 32.
3. Untuk variabel NPM, perusahaan yang mendapatkan Kredit Modal Kerja
memiliki nilai rata-rata 0,063372 dan nilai standar deviasi variabel ini
adalah sebesar 0,0942220 yang tergolong tidak kecil sehingga data yang
digunakan tidak mengelompok di sekitar nilai rata-rata, sedangkan nilai
variance 0,009. Jumlah data yang digunakan adalah sebanyak 32.
4. Untuk variabel ROI, perusahaan yang mendapatkan Kredit Modal Kerja
memiliki nilai rata-rata 0,147128 dan standar deviasi variabel ini sebesar
0,0677360 yang tergolong kecil sehingga data yang digunakan mengelompok di sekitar nilai rata-rata, sedangkan nilai variance 0,005
Jumlah data yang digunakan adalah sebanyak 32.
5. Untuk variabel KMK yang disalurkan perbankan memiliki nilai rata-rata
679.000.000 dan standar deviasi variabel sebesar 169.000.000 dan
variance 28.550.000.000.000.000. Jumlah data yang digunakan adalah
sebanyak 32.
2. Uji Asumsi Klasik a. Normalitas
Normalitas data dapat dilihat dari grafik histogram dan normal probability
Gambar 4.1 Grafik Histogram
Sumber : diolah dengan SPSS, 2009
Melalui grafik histogram di atas dapat dilihat bahwa data dikatakan
normal karena memiliki kemiringan yang cenderung seimbang, baik dari sisi kiri
maupun kanan, dan kurva berbentuk menyerupai lonceng yang hampir sempurna
Gambar 4. 2
Normal Probability Plot
Sumber : diolah dengan SPSS, 2009
Dari grafik normal probability plot menggambarkan titik-titik yang
menyebar mendekati garis diagonal,sehingga data dikatakan normal. Hal ini yang
diungkapkan oleh Bhuono (2005:24) ”suatu variabel dikatakan normal jika
gambar distribusi dengan titik-titik data yang menyebar di sekitar garis diagonal,
dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal”. Kedua grafik ini
menunjukkan bahwa normalitas data tepenuhi.
`Selain pengujian dengan grafik, normalitas data juga diuji secara statistik
dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov yang terdapat pada tabel 4.2
Tabel 4.2
Uji Kolmogorov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kredit Modal Kerja
N 32
Normal Parametersa Mean 6.79E8
Std. Deviation 1.690E8
Most Extreme Differences Absolute .180
Positive .180
Negative -.145
Kolmogorov-Smirnov Z 1.019
Asymp. Sig. (2-tailed) .250
a. Test distribution is Normal.
Sumber : diolah dengan SPSS, 2009
Dari hasil uji Kolmogorov Smirnov, dapat dilihat bahwa p-value pada kolom
Asimp. Sig(2-tailed) memiliki nilai 0,250 nilai ini > 0,05 (level of significant). Hal
ini menunjukkan bahwa residual terdistribusi normal.
b. Multikolineritas
Uji multikolineritas dengan melihat nilai tolerance dan VIF menunjukkan
Tabel 4.3 Uji Multikolineritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardi
zed
a. Dependent Variable: Kredit Modal
Kerja
Sumber : diolah dengan SPSS, 2009
Tabel 4.3 diatas memperlihatkan bahwa variabel DTAR memiliki nilai VIF
1,116 (<10) dan nilai Tolerance 0,896 (>0,1). Variable QR memiliki nilai
VIF 1,078 (<10) dan nilai Tolerance 0,928 (>0,1). Variable NPM memiliki
nilai VIF 1,034 (<10) dan nilai Tolerance 0,967 (>0,1), variable ROI
memiliki nilai VIF 1,169 (<10) dan nilai Tolerance 0,856 (>0,1).Hasil
tersebut menunjukkan bahwa seluruh variable terbebas dari multikolineritas
c. Heteroskedastisitas
Ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat dari grafik scatterplot pada
gambar 4.4berikut ini:
Gambar 4. 3 Grafik Scatterplot
Sumber : diolah dengan SPSS, 2009
Hasil uji grafik Scatterplot menunjukkan tidak terjadinya heteroskedastisitas
pada model regresi. Hal ini terlihat dari titik-titik yang menyebar secara acak yang
mengumpul hanya di atas atau di bawah saja, dan penyebaran titik-titik data tidak
berpola.
d. Autokorelasi
Adapun hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini:
Tabel 4.4 Uji Autokorelasi (1) Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .259a .067 -.071 1.749E8 .452
a. Predictors: (Constant), Return On Investment, Net Profit Margin, Quick Ratio, Debt to
Total Assets Ratio
b. Dependent Variable: Kredit Modal Kerja
Sumber : diolah dengan SPSS,2009
Dari tabel diatas, diketahui bahwa nilai DW sebesar 0,452. Nilai DW
menurut tabel dengan variabel independen 4 dan data pengamatan 32, didapat
nilai dL sebesar 1,35 dan dU sebesar 1,5.hasil uji menunjukkan bahwa nilai
dw<dl (0,452<1,35) dan dw<du (0,452<1,5) , maka terjadi autokorelasi positif.
Oleh karena itu dilakukan lag variabel terikat dan kemudian memasukkannya ke
dalam pengujian autokorelasi. Dari pengujian ini didapatkan hasil pada tabel 4.5
Tabel 4.5 Uji Autokorelasi (2) Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .835a .697 .637 1.015E8 1.600
a. Predictors: (Constant), Lag KMK, Net Profit Margin, Quick Ratio, Return On
Investment, Debt to Total Assets Ratio
b. Dependent Variable: Kredit Modal Kerja
Sumber : diolah dengan SPSS,2009
Dari tabel diatas, diketahui bahwa nilai DW sebesar 1,600. Menurut tabel,
didapat nilai dL sebesar 1,36 dan dU sebesar 1,57. Hasil uji menunjukkan bahwa
nilai dU < DW < 4-dU (1,57 < 1,600< 2,43), berarti data terletak di daerah No
Autocorelation sehingga dapat dikatakan bahwa data terbebas dari autokorelasi.
3. Pengujian Hipotesis
Hipotesis yang menguji pengaruh DTAR, QR, NPM,dan ROI secara
simultan terhadap KMK. Dengan demikian model regresi berganda yang akan
diuji adalah sebagai berikut:
Y = α + β1x1 + β2x2 + β3x3 + β3x3 + ε
Keterangan :
Y = Kredit Modal Kerja (KMK)
X1 = Debt to Total Assets Ratio (DTAR)
X3 = Net Profit Margin (NPM)
X4 = Return On Investment (ROI)
α = Konstanta
β1, β2, β3, β4 = Koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan atau
penurunan variabel dependen berdasarkan pada variabel
independen
a. Dependent Variable: Kredit Modal Kerja
Sumber : diolah dengan SPSS, 2009
Persamaan regresi :
Interpretasi model :
1. Konstanta sebesar 1.102 menyatakan bahwa dengan tidak adanya
rasio-rasio keuangan berupa DTAR, QR, NPM dan ROI maka pemberian
kredit akan menurun sebesar 1,102%.
2. Koefisien regresi 6.376 menyatakan bahwa setiap perubahan 1% DTAR
akan meningkatkan pemberian kredit sebesar 6,376%.
3. Koefisien regresi 1.488 menyatakan bahwa setiap perubahan 1% QR
akan menurunkan pemberian kredit melalui kebutuhan modal kerja
debitur sebesar 1,488%.
4. Koefisien regresi 1.654 menyatakan bahwa setiap perubahan 1% NPM
akan meningkatkan pemberian kredit sebesar 1,654%.
5. Koefisien regresi 2.999 menyatakan bahwa setiap perubahan 1% ROI
akan meningkatkan pemberian kredit sebesar 2,999%.
Pengolahan data untuk menguji hipotesis memberikan hasil seperti pada tabel 4.7
berikut:
Estimate Durbin-Watson
1 .835a .697 .637 1.015E8 1.600
a. Predictors: (Constant), Lag KMK, Net Profit Margin, Quick Ratio, Return On
Investment, Debt to Total Assets Ratio
b. Dependent Variable: Kredit Modal Kerja
Tabel diatas menunujukkan bahwa korelasi yang terjadi antara DTAR,
QR, NPM, ROI sebagai variabel independen dengan KMK sebagai variabel
dependen menunjukkan hubungan yang signifikan. Hal ini terlihat dari nilai R
sebesar 0,835 atau 83,5% yang menggambarkan bahwa angka ini lebih besar dari
50%. Sedangkan R square sebesar 0,697 atau 69,7% menunjukkan bahwa variabel
independen DTAR, QR, NPM, ROI, dapat menjelaskan 69,7% perubahan KMK.
Sedangkan sisanya sebesar 30,3% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
dimasukkan dalam model regresi pada penelitian ini
Pengaruh DTAR, QR, NPM, ROI secara parsial terhadap KMK dapat
diketahui dari hasil uji t yang terdapat pada tabel 4.8 berikut:
Tabel 4.8 Uji Statistik t