• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Hukum Pengelolaan Kawasan Ekosistem Leuser

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Kajian Hukum Pengelolaan Kawasan Ekosistem Leuser"

Copied!
549
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

INTI SARI

Pentingnya

penelitian

ini

dilakukan

adalah

selain

untuk

mendeskripsikan gejala hukum dari pengelolaan lingkungan hidup dan

pengelolaan hutan di Kawasan Ekosistem Leuser juga menjelaskan

gejala dalam Iingkup otonomi daerah. Penelitian ini bertujuan untuk

memecahkan

masalah

tentang

penerapan

prinsip-prinsip

hukum

pengelolaan Iingkungan hidup dan pengelolaan hutan di Kawasan

Ekosistem Leuser, pengelolaan hutan dalam perspektif Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah

yang telah diganti dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32

Tahun 2004 dan faktor-faktor penyebab kegagalannya.

Metode penelitian yang digunakan dalam disertasi ini adalah

penelitian hukum normatif sosiologis dengan menggunakan pendekatan

kualitatif

dan

untuk. selanjutnya

spesifikasi

panelitian

dengan

menggunakan pendekatan

multi entry

artinya penelitian ini bukan saja

dianalisis menurut norma-norma hukum pengelolaan lingkungan hidup

dan

pengelolaan

hutan yang terdapat dalam

berbagai peraturan

melainkan juga meliputi aspek non hukum. Dari pendekatan ini akan

diperoleh bahan masukan yang bersifat yuridis sosioloqis dan hal-hal yang

bersifat

normatif,

aspek

ekonomis dan

politik

dapat

menjawab

pelaksanaan pengelolaan Iingkungan hidup dan penqelolaan hutan

khususnya di Nanggroe Aceh Darussalam. Responden penelitian dipilih

dan ditentukan berdasarkan hasil survei yang dilakukan di dalam

penelitian ini. Teknik penarikan sampel ditentukan dengan cara

purposive

sampling.

Alat pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian in;

adalah kuesioner, pedoman wawancara, observasi dan studi dokumen

untuk selanjutnya dilakukan analisis kualitatif.

Dari hasil penelitian ini, dapat diperoleh temuan:

Pertama,

penerapan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 di

Kawasan Ekosistem Leuser tidak signifikan karena banyaknya hambatan,

baik hambatan yuridis, sosiologis maupun ekonomis. Secara sosiologis

terbukti dan nyata di

lapangan,

kejahatan terhadap

pengelolaan

Iingkungan hidup dan pengelolaan hutan tidak pemah berhasil diberantas

secara tuntas apalagi ditindaklanjuti sampai dengan ke Pengadilan.

Padahal undang-undang telah memberi wewenang cukup besar bagi

aparat untuk mengambil tindakan hukum dan peran serta masyarakat juga

belum dapat dioptimalkan. Untuk melaksanakan kegiatan dimaksud sesuai

dengan kehendak Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

1997, perlunya sarana dan prasarana yang cukup lengkap ditambah

tersedianya dana yang dapat dipakai dalam rangka rehabilitasi kawasan,

dalam kenyataannya, sarana dan prasarana dalam pengelolaan dimaksud

kurang memadai, sehingga menjadi suatu hambatan.

Kedua,

pengelolaan

lingkungan hidup dan pengelolaan hutan dalam perspektif

Undang-Undang Pemerintahan Daerah sejalan dengan desentralisasi dan otonomi

(4)

khususnya di bidang kehutanan, umumnya masyarakat dan pemerintah

daerah menuntut hak lebih banyak dan lebih adil dalam pembagian hasil

pengelolaan sumber daya alamnya. Sehingga kewenangan dimaksud

sering terjadi kontradiksi antara undang-undang yang satu dengan

undang-undang yang lain, peraturan yang satu dengan peraturan lainnya.

Oi samping itu terjadi pula tumpang tindih peraturan dan kewenangan.

Ketiga,

faktor-faktor

yang

menyebabkan

kegagalan

pengelolaan

Iingkungan hidup dan pengelolaan hutan, baik pemerintah pusat dan

daerah tidak konsisten dalam menjalankan pengelolaan lingkungan hidup

yang telah diatur dalam peraturan perundang-undangan yang telah dibuat

sebelumnya, juga diperparah dengan sikap penegak hukum dan cara

penegakan hukum, serta semakin membudayanya Korupsi, Kolusi dan

Nepotisme (KKN), sehingga dapat dikatakan bahwa penyebab kegagalan

pengelolaan Iingkungan hidup dan pengelolaan hutan meliputi faktor

materi (substansi) hukum, faktor penegak hukum, penegakan hukum,

sarana dan fasilitas, kebudayaan serta masyarakat.

Terhadap substansi Undang-Undang Pengelolaan Lingkungan

Hidup dan Penge/olan Hutan

di Kawasan Ekosistem Leuser perlu dibentuk

undang-undang yang memperhatikan nilai-nilai sosial budaya yang hidup

dalam masyarakat, sehingga mencerminkan materi hukum yang terpadu

dalam sistem hukum nasional. Selanjutnya diharapkan juga kepada

pemerintah

daerah

supaya

menerapkan

secara

konsisten

asas

desentralisasidan jiwa otonomi daerah, maka kebijkan publik dalam

bentuk undang-undang dapat terakomodasi yang aspiratif dan responsif.

Kata Kunci: - Hukum

dan

Lingkungan Hidup.

- Ekosistem Leuser.

- Otonomi Oaerah.

11

(5)

ABSTRACT

In addition to describe the law symptom of living environment and

forestry management in Leuser ecosystem Area, this research aims to

describe the symptoms in regional authonomy. This research aims

to

solve problem in application of law principles on living environment and

forestry management in Leuser Ecosystem Area, forestry management in

the view point of Act of RI No. 22 of 1999 conceming to Local Govemment

that substituted by Act of RI No. 32 of 2004 and failure factors.

The research method in this dissertation is sociological normative

law study by qualitative juridical approach and this research spesified by

multi entry approach means that this research is not only analized by law

norm of living environment management but also non law aspect, such as

politic, economy and. culture. By this approach there is input as

sociological juridic in which all of normative, economy and political aspects

will influence the implementation of the environment and forestry

management specially in Nanggroe Aceh Darussalam. In order to create a

feasible environment for the prosperious of the people based on the

conservation and continuation of the development for the present and

future generation. The respondents in this research choosed and

determined based on a survey in the pre-research. While samples are

drawn by purposive sampling. The data is collected by questionaire,

interview, observation and document study and then analized by

qualitative jUridics.

Of the results of this study, it is found that:

First,

implementation of

Act No. 23 of 1997 in Leuser Ecosystem Area is not significant for any

obstacles,

either

jurudical,

sociology

or

economics

obstacles.

Sociologically, the crime on living environment and forestry management

never

be

eradicated totally even to follow up to the court session. While

the act provide the official with a big authority to take law action and the

participation of the society has not yet optimalized. In order to implement

the activity based on the Act N9. 23 of 1997, it requires sufficient facilities

and infrastructure and available fund for the rehabilitation of the area

where in fact the available facilities and infrastructure has not yet sufficient

and this is one of obstacle.

Second,

the environment and forestry

management in the view point of local govemment rule based on the

decentralization and special authonomy in forestry, the society and local

govemment calim the more authority and justice in the distribution of the

product process of natural resources. So, the authority cause the

contradiction between one rule and the other one, one regulation and the

other one. In addition, there is an overlapping of the rule and authority.

Third,

the failure factors on environment and forestry management, either

central or local government have not a commitment and consistent in

application

of

environment management that determined in the valid

regUlations, and unsupported action of the official, and there are

111

(6)

.'

corruption, collusion and nepotism. In another words, the failure factors of

the environment and forestry management are material (substance), law,

law official, law enforcement, facilities and infrastructure, culture and

society factors.

On the substance of Act conceming to the livng environment and

forestry

management

at

Leuser Ecosystem Area it

requires

the

enforcement of the act that pay attention to the social culture value in the

socioety in order to manifest the integrated law material in national law

system. And the local govemment must implement the decentralization

principle and local authonomy consistently and to accomocate the public

policy in the Act aspiratively and responsively.

Key Words: - Act and Living Environment.

- Leuser Ecosystem.

- Local Authonomy.

IV

(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)
(100)
(101)
(102)
(103)
(104)
(105)
(106)
(107)
(108)
(109)
(110)
(111)
(112)
(113)
(114)
(115)
(116)
(117)
(118)
(119)
(120)
(121)
(122)
(123)
(124)
(125)
(126)
(127)
(128)
(129)
(130)
(131)
(132)
(133)
(134)
(135)
(136)
(137)
(138)
(139)
(140)
(141)
(142)
(143)
(144)
(145)
(146)
(147)
(148)
(149)
(150)
(151)
(152)
(153)
(154)
(155)
(156)
(157)
(158)
(159)
(160)
(161)
(162)
(163)
(164)
(165)
(166)
(167)
(168)
(169)
(170)
(171)
(172)
(173)
(174)
(175)
(176)
(177)
(178)
(179)
(180)
(181)
(182)
(183)
(184)
(185)
(186)
(187)
(188)
(189)
(190)
(191)
(192)
(193)
(194)
(195)
(196)
(197)
(198)
(199)
(200)

Referensi

Dokumen terkait

Peran terapi tawa dalam menyum- bang pengontrolan tekanan darah dan penurunan kondisi stres, dirasakan oleh peserta pada kelompok eksperimen, penu- runan dan adaptasi

Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektifitas 5 jenis rizobakteri pemacu tumbuh tanaman (RPTT) dalam menekan pertumbuhan Athelia rolfsii (Curzi) dan

Dengan demikian, atas dasar keterangan di atas, maka transfusi yang sangat ideal adalah transfusi yang dilaksanakan dengan pemberian darah kepada penderita dengan

Penulisan skripsi ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik Industri di Universitas

Analisis tersebut untuk memisahkan komponen-komponen variasi dalam suatu set hasil Percobaan, yaitu digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan rata-rata berat, kuat

Dalam proses pengurutan warna berdasarkan algoritma Welch-Powell, daerah yang bertetangga diberi warna yang berbeda, dalam hal ini penting untuk menunjukkan daerah

Kripik Kulit Singkong dengan aneka rasa yang kaya akan insoluble fiber (serat yang tidak larut dalam air) yang bermanfaat untuk memperlancar proses buang air

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Peran Ganda Perempuan Pedagang di Pasar Jalan Trem Pangkalpinang menunjukkan sudah terjadi begitu saja dan tanpa ada