• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kepemimpinan Dan Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. Asam Jawa Medan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Kepemimpinan Dan Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. Asam Jawa Medan."

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI

TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN

PADA PT. ASAM JAWA MEDAN

OLEH

KARNIDA RETTA GINTING 060502174

PROGRAM STUDI STRATA SATU MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ABSTRAK

Judul penelitin ini adalah ” Pengaruh Kepemimpinan Dan Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. Asam Jawa Medan.

Metode analisis yang digunkan adalah metode analisis deskriptif, metode analisis statistik yang terdiri dari analisis regresi linier berganda, pengujian signifikan parsial serta pengujian koefisien determinasi. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang dperoleh melalu studi dokumentasi dan daftar pertanyaan yang pengukurannya menggunakan skala likert dan diolah dengan program SPSS 16.00 for windows.

Hasil yang didapat dalam penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan kepemimpinan dan motivasi berpengaruh dan signifikan terhadap kepuasan kerja karywan PT. Asam Jawa Medan. Pada pengujian secara parsial (uji t) menunjukkan motivasi berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja. Melalui pengujian koefisien determinasi (adjust R square) diperoleh nilai sebesar 0,229, berarti 22,9% kepuasan kerja karyawan dapat dijelaskan oleh kepemimpinan dan motivasi. Sedangkan sisanya sebesar 77,1% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dteliti.

(3)

ABSTRACT

This research is entitled “ The Influence of Leadership and Motivation on Job Satisfaction of PT. Asam Jawa Medan.

The method of analysis used was descriptive analysis, statistical analysis consisting of simple double regression analysis, significance test partially and coefficient of determination. The type of research was associative by using primary and secondary data which were obtained through documentation study and questionnaires which were measured by using licert scale and analyzed statically by using SPSS 16.00 for windows program.

The result of the research showed that simultanly the leadership and motivation had positive and significant influence on the working of PT. Asam Jawa medan. In partial test showed that motivation influenced significantly on the working. Throught coefficient of determination test (adjust R square) value of 0,229 was gained, it means 22,9% of job satisfaction in PT. Asam Jawa medan could be explained by leadership and motivation., and the rest, 77,1% could be explained by anathor varable outside of this research.

(4)

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji syukur kepada Bapa di surga, Yesus Kristus

karena atas berkat dan kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

ini dengan sebaik mungkin. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Departemen Manajemen, Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penlis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada orang tuaku

tercinta, Bapak saya Karel Ginting dan ibu saya Nuraidah Sitepu yang selalu

memberikan kasih sayang, dukungan, semangat, dan doa kepada saya.

Penulis menyadari bahwa proses penelitian dan penyelesaian skripsi ini

tidak terlepas dari bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak. Pada kesempatan

ini, penulis dengan rendah hati menyampaikan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, ME selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi

Manajemen Strata Satu (S-1) Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera

(5)

4. Ibu Dr. Sitiraha Agoessalim, SE, M.Si sebagai Dosen Pembimbing yang

telah meluangkan waktu dan memberikan bimbingan dan arahan selama

proses penulisan skripsi ini.

5. Ibu Dr. Prihatin Lumban Raja SE, M.Si selaku Dosen Penguji I yang telah

memberikan masukan dan arahan dalam penyelesaian skripsi.

6. Saudara-saudaraku yang terkasih, kakakku Afelia Ginting yang selalu

memberikan semangat, abangku Dio Ginting, yang meskipun jauh di

Papua tapi terus memberikan motivas, dan adikku Teddy Ginting.

7. Keluargaku di kampus, Sion Community ( SC ), abang-abangku tersayang,

Bang evan & Bang Daniel, my lovely sister, dian, Christine, tika, sangat

bersyukur memiliki kalian 

8. Teman-teman Manajemen 2006, diety, jony, cia, tulus, gabe, artha, Erick,

bintua, meggy, dan seluruh temanteman ku lainnya.

9. GBKP tercinta, buat waktu dan kesempatan playananku. KAKR

kp.Lalang, dan Klasis Kp. Lalang. Permata Kp.Lalang.

(6)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...………... 1

1.2 Perumusan Masalah ………...……... 6

1.3 Tujuan Penelitian ...………... 6

1.4 Manfaat Penelitian ...………... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis ... 7

2.2 Penelitian Terdahulu ... . 7

2.3 Kerangka Konseptual ... 23

2.4 Hipotesis ... 23

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ………... 26

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ………... 36

(7)

5.2 Saran ... 63

(8)

DAFTAR TABEL

No Tabel

Judul

Halaman

Tabel 1.1 Jumlah Penjualan CPO ... 4

Tabel 1.2 Absensi Karyawan ... 5

Tabel 1.3 Operasional Variabel ... 29

Tabel 1.4 Skor Pernyataan ... 30

Tabel 4.1 Validitas Butir Pertanyaan ………... 48

Tabel 4.2 Reliabilitas Instrumen ………... 50

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 51

Tabel 4.3 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin……... 51

Tabel 4.4 Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan.. 52

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 52

(9)

DAFTAR GAMBAR

No Gambar

Judul

Halaman

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual ... 24

Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi PT.Asam Jawa ……….. 40

Gambar 4.2 Histogram Uji Normalitas ... 53

Gambar 4.3 Scatter Plot Uji Normalitas ... 54

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Judul Halaman

(11)

ABSTRAK

Judul penelitin ini adalah ” Pengaruh Kepemimpinan Dan Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. Asam Jawa Medan.

Metode analisis yang digunkan adalah metode analisis deskriptif, metode analisis statistik yang terdiri dari analisis regresi linier berganda, pengujian signifikan parsial serta pengujian koefisien determinasi. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang dperoleh melalu studi dokumentasi dan daftar pertanyaan yang pengukurannya menggunakan skala likert dan diolah dengan program SPSS 16.00 for windows.

Hasil yang didapat dalam penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan kepemimpinan dan motivasi berpengaruh dan signifikan terhadap kepuasan kerja karywan PT. Asam Jawa Medan. Pada pengujian secara parsial (uji t) menunjukkan motivasi berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja. Melalui pengujian koefisien determinasi (adjust R square) diperoleh nilai sebesar 0,229, berarti 22,9% kepuasan kerja karyawan dapat dijelaskan oleh kepemimpinan dan motivasi. Sedangkan sisanya sebesar 77,1% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dteliti.

(12)

ABSTRACT

This research is entitled “ The Influence of Leadership and Motivation on Job Satisfaction of PT. Asam Jawa Medan.

The method of analysis used was descriptive analysis, statistical analysis consisting of simple double regression analysis, significance test partially and coefficient of determination. The type of research was associative by using primary and secondary data which were obtained through documentation study and questionnaires which were measured by using licert scale and analyzed statically by using SPSS 16.00 for windows program.

The result of the research showed that simultanly the leadership and motivation had positive and significant influence on the working of PT. Asam Jawa medan. In partial test showed that motivation influenced significantly on the working. Throught coefficient of determination test (adjust R square) value of 0,229 was gained, it means 22,9% of job satisfaction in PT. Asam Jawa medan could be explained by leadership and motivation., and the rest, 77,1% could be explained by anathor varable outside of this research.

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Organisasi merupakan wadah tempat orang-orang yang melaksanakan

kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai tujuan. Tujuan tersebut dapat berupa

tujuan pribadi anggota maupun tujuan global organisasi. Untuk mencapai tujuan

organisasi, diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya

manusia yang memiliki prestasi kerja dan produktivitas yang baik akan

mendukung perusahaan dalam mencapai tujuannya. Oleh karena itu perusahaan

harus memberikan timbal balik yang sesuai untuk meningkatkan prestasi

karyawan dalam bekerja. Prestasi tidak terlepas dari faktor kepuasan kerja.

Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sikap emosional karyawan

yang menyenangkan dan mencintai pekerjaan (Hasibuan, 2005). Kepuasan kerja

mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini nampak dalam

sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di

lingkungan kerjanya. Sebagai sekumpulan perasaan, kepuasan kerja bersifat

dinamik. Luthans (2006) menyatakan bahwa kepuasan kerja sangat tergantung

kepada bagaimana persepsi individu seseorang dalam melaksanakan tugasnya di

tempat kerja, sehingga bersifat subjektif bagi individu yang merasakannya.

Dalam organisasi, pertentangan-pertentangan bisa saja terjadi antara para

karyawan sendiri ataupun para pemimpin sendiri, hal itu terjadi karena banyaknya

(14)

sifat, sikap, keinginan, kepribadian dan minat yang berbeda-beda. Ada banyak

macam konflik yang membawa implikasi, dan jika tidak ditangani dengan baik

akan berlanjut pada stress dan tekanan yang dirasakan oleh karyawan dan pada

akhirnya akan menyebabkan produktivitas dan kepuasan kerja karyawan akan

menurun.

Menyikapi hal tersebut maka seorang pemimpin dalam suatu organisasi

merupakan hal yang paling penting dalam menentukan pelaksanaan suatu kondisi

organisasi. Kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku

bawahan, agar mau bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan perusahaan

(Hasibuan, 2005). Keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin atau manajer

tidak hanya berpengaruh terhadap keberhasilan saja, tetapi juga berpengaruh

terhadap kepuasan, perilaku, dan kinerja karyawan. Karyawan yang dapat

menerima dengan baik keputusan pimpinan pada akhirnya akan menciptakan

efisiensi dan efektivitas ke seluruh organisasi.

Motivasi berfungsi sebagai pendorong. Dorongan yang menyebabkan

seseorang berusaha mencapai tujuan. Terry mengemukakan bahwa Motivasi

merupakan keinginan yang terdapat pada diri seseorang individu yang

merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan (Hasibuan, 2005). Menurut

Gomes (20003) manfaat motivasi yang utama adalah menciptakan gairah kerja,

sehingga produktivitas meningkat. Hasibuan (2005) menyatakan motivasi penting

karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung

(15)

optimal. Sehingga dapat dikatakan bahwa motivasi berpengaruh terhadap

kepuasan kerja karyawan.

PT. Asam Jawa adalah suatu perusahaan swasta yang bergerak dibidang

perkebunan kelapa sawit dan industri pengolahan hasil perkebunan kelapa sawit

yang menghasilkan minyak sawit. Hasil produksi ini kemudian dijual di pasar

dalam negeri. Perkebunan milik PT. Asam Jawa berlokasi di Torgamba yang

sekaligus merupakan lokasi kegiatan produksi. Kantor pusat PT. Asam Jawa yang

berlokasi di Medan merupakan pusat pengendalian kegiatan operasional

perusahaan. Karyawannya terdiri dari bagian keuangan, pemasaran, penjualan,

dan bagian sumber daya manusia.

Karyawan yang bekerja pada kantor Medan sebagian besarnya adalah

karyawan manajerial yang memiliki fungsi strategis dan penting. Oleh karena itu

diperlukan karyawan yang memiliki kualifikasi tinggi yang mampu memberikan

produktivitas yang tinggi bagi perusahaan. Oleh karena itu kepuasan kerja

karyawan menjadi salah satu bagian penting yang harus dikelola perusahaan.

Sehingga dengan tercapainya kepuasan kerja pada karyawan diharapkan karyawan

memberikan kontribusi bagi perusahaan.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan menunjukkan bentuk

kepemimpinan yang dijalankan di PT.Asam Jawa didominasi dengan bentuk

kepemimpinan direktif, dimana pemimpin menginstruksikan tugas dan pekerjaan

yang harus dikerjakan oleh karyawan (Thoha, 2003). Dalam memberikan tugas—

tugas kepada bawahannya, pemimpin menjelaskan apa saja yang harus dikerjakan,

(16)

Karyawan diminta untuk mengerjakan tugas mereka sesuai instruksi yang

diberikan oleh pimpinan.

Pemimpin dalam menjalankan tugasnya terkadang memberi perhatian

kepada bawahannya. Perhatiannya ditunjukkan dengan mendengarkan keluhan

dari karyawan mengenai pekerjaan mereka, dan ikut mencari solusi bagi masalah

yang dialami karyawan dalam mengerjakan pekerjaannya. Masalah-masalah yang

terjadi dalam pekerjaan tidak terlepas dari pengawasan pimpinan. Masalah yang

tidak dapat dipecahkan sendiri oleh karyawan akan didiskusikan bersama dengan

pimpinan.

Berbagai kebutuhan menjadi motivasi karyawan dalam bekerja.

Mc.Cleland mengungkapkan bahwa ada tiga kebutuhan dasar yang dimiliki

karyawan, yaitu: kebutuhan untuk berprestasi, berafiliasi, dan untuk memperoleh

kekuasaan. Kebutuhan akan afiliasi merupakan kebutuhan yang terlihat pada

karyawan. Karyawan mengerjakan tugas-tugasnya sehingga mendapat pengakuan

dari rekan kerja dan atasan. Pujian dan penghargaan menjadi penyemangat

karyawan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.bahan pertimbangan perusahaan

untuk memberikan promosi jabatan salah satunya adalah dari pencapaian prestasi

kerja. Karyawan termotivasi untuk bekerja dengan baik agar dapat memperoleh

nilai-nilai untuk promosi jabatan yang ditetapkan oleh perusahaan.

Hasil pengamatan dari beberapa karyawan pada pra survey menunjukkan

bahwa tidak seluruh karyawan memiliki motivasi yang tinggi untuk berprestasi

dalam bekerja. Hal ini terlihat dari ada sebagian karyawan yang masih

(17)

Salah satu indikator untuk mengukur kepuasan kerja adalah melalui

pekerjaan itu sendiri, bagaimana produktivitas yang dihasilkan karyawan terhadap

pekerjaannya (Luthans, 2006). Produktivitas pada PT. Asam Jawa dapat diukur

berdasarkan data penjualan CPO yang merupakan hasil produksi dari perkebunan

PT. Asan Jawa yang dapat dilihat pada tabel 1.1.

Tabel 1.1

JUMLAH PENJUALAN CPO

Terlihat dari data di atas bahwa terjadi peningkatan terhadap penjualan

CPO yang dihasilkan oleh PT. Asam Jawa dari tahun 2007 hingga 2009.

Produktivitas yang meningkat mengindikasikan terdapat kepuasan kerja pada

karyawan PT. Asam Jawa. Data lain untuk menunjukkan adanya kepuasan kerja

pada karyawan dapat dinilai dari absensi karyawan pada tabel 1.2 berikut.

Sumber : PT.Asam Jawa 2010 (diolah)

Tabel 1.2 Absensi Karyawan PT. Asam Jawa Medan Bulan Januari – Desember 2009

(18)

Pada tabel 1.2 dapat dilihat bahwa jumlah kemangkiran relatif kecil.

Kondisi tersebut dapat dijadikan salah satu indikator bahwa karyawan memiliki

kepuasan yang tinggi terhadap pekerjaannya. Sebagaimana diungkapkan oleh

Robbins (2002) bahwa terdapat hubungan yang secara konsisten negatif antara

kepuasan kerja dan kemangkiran. Yang berarti jumlah kemangkiran yang rendah

menidentifikasikan kepuasan yang tinggi.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai kepemimpinan dan motivasi terhadap kepuasan

kerja. Oleh karena itu penulis melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh

kepemimpinan dan motivasi terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT.

Asam Jawa Medan”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis merumuskan

permasalahan sebagai berikut: “Apakah kepemimpinan dan motivasi berpengaruh

signifikan terhadap kepuasan karyawan pada PT. Asam Jawa Medan?”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

kepemimpinan dan motivasi terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Asam

(19)

1.4 Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Bagi Penulis

Memberikan kesempatan bagi penulis untuk menerapkan teori yang telah

diperoleh di bangku kuliah dan menambah wawasan dan memperdalam

pengetahuan penulis dalam bidang manajemen sumber daya manusia.

b. Bagi Perusahaan

Memberikan informasi sebagai masukan bagi perusahaan mengenai

hubungan antara kepemimpinan dan motivasi dengan kepuasan kerja

karyawan.

c. Bagi Pihak lain

Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Kepemimpinan

1. Pengerian Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan

organsasi, memotivasi, perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi

untuk memperbaiki kelompok dan budayanya ( Rivai, 2004). Sedangkan Robbins

( 2003) mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah sebagai kemampuan untuk

mempengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya tujuan. Siagian (2008)

mendefenisikan kepemimpinan sebagai kemampuan seseorang mempengaruhi

orang lain (bawahannya) sedemikian rupa sehingga orang itu mau melakukan

kehendak pemimpin meskpun secara pribadi hal itu mungkin tidak disenanginya.

Kepemimpinan menurut Hasibuan (2005) adalah cara seorang pemimpin

mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja secara

produktif untuk mencapai tujuan organisasi. Thoha (2003) menyatakan bahwa,

kepemimpinan merupakan proses yang mempengaruhi perilaku orang lain atau

pengikut untuk melakukan aktivitas-aktivitas serta memotivasi bawahan untuk

bekerja sama sehingga sasaran-sasaran yang telah ditetapkan kelompok atau

(21)

Dari defenisi-defenisi tersebut di atas dapat diketahui bahwa

kepemimpinan merupakan suatu proses mempengaruhi dan mengarahkan perilaku

orang lain, baik individu maupun kelompok untuk mencapai tujuan tertentu.

2. Prinsip Kepemimpinan

Keith Davis dalam Thoha (2003) merumuskan empat sifat umum yang

mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi, yaitu:

a. Kecerdasan ( Intellegence). Hasil penelitian pada umumnya membuktikan

bahwa pemimpin mempunyai tingkat kecerdasan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan yang dipimpin. Namun, pemimpin tidak bisa

melampaui terlalu banyak kecerdasan pengikutnya.

b. Kedewasaan dan keluasan hubungan sosial ( social maturity and breadth).

Para pemimpin harus lebih matang dan lebih luas dalam hal-hal yang

bertalian dengan kemasyarakatan dan dengan kematangan tersebut

diharapkan mengendalikan keadaan, kerjasama sosial, serta mempunyai

keyakinan dan kepercayaan pada diri sendiri. Pemimpin cenderung lebih

matang dan mempunyai emosi stabil, serta mempunyai perhatian yang luas

terhadap aktivitas-aktivitas sosial serta mempunyai keinginan menghargai

dan dihargai.

c. Motivasi diri dan dorongan berprestasi ( inner motivation and achievement

desires). Seorang pemimpin diharapkan harus selalu mempunyai dorongan

besar untuk dapat menyelesaikan sesuatu. Para pemimpin secara relatif

mempunyai dorongan motivasi yang kuat untuk berprestasi dan berusaha

(22)

d. Sikap-sikap hubungan kemanusiaan ( human relation attitudes). Pemimpin

yang berhasil mau mengakui harga diri dan kehormatan para pengikutnya

dan mampu berpihak kepadanya.

Rivai (2004) menyebutkan lima prinsip yang memungkinkan pemimpin

bisa menyelesaikan banyak hal yang luar biasa. Kelima prinsip tersebut adalah:

1. Menantang proses.

Pemimpin harus berani menantang proses yang berjalan secara alami.

Pemimpin adalah pelopor. Orang yang bersedia melangkah keluar dan

memasuki apa yang belum diketahui. Mereka bersedia mengambil resiko,

melakukan inovasi dan percobaan supaya bisa menemukan cara baru dan

lebih baik untuk melakukan banyak hal. Pemimpin adalah pengguna awal.

Pemimpin adalah orang yang sanggup belajar, mereka belajar dari

kegagalan mereka disamping dari keberhasilan mereka.

2. Menghadirkan wawasan bersama

Untuk mencapai tujuan bersama, pemimpin harus mampu memberi ilham

bagi munculnya wawasannya sebagai wawasan orang yang dipimpin.

Pemimpin harus memahami kebutuhan, impian, harapan, aspirasi orang

yang dipimpinya. Pemimpin harus menempa kesatuan tujuan dengan

menunjukkan bagaimana impian dapat dicapai dan membangkitkan

antusiasme bagi anggotanya.

3. Memungkinkan orang lain bisa bertindak

Seorang pemimpin akan berhasil jika mampu membuat anak buahnya

(23)

memungkinkan orang yang dipimpin bisa bertindak dengan berbagi

kepemimpinan. Kepemimpinan sebaiknya terjadi akibat adanya hubungan

yang berdasarkan kepercayaan dan keyakinan.

4. Menjadi penunjuk jalan

Seorang pemimpin akan berhasil jika mampu memberi contoh dan

membina komitmen melalui tindakan sehari-hari, yang menciptakan

kemajuan. Pemimpin harus dapat menjadi penunjuk jalan melalui contoh

pribadi dan pelaksanaan yang penuh pengabdian tanpa pamrih atau

mengharapkan adanya imbalan.

5. Membesarkan hati

Pemimpin akan berhasil jika mampu membesarkan hati anak buah untuk

berjalan terus, menunjukkan kepada anak buah bahwa mereka bisa

menghadapi segala masalah dan rintangan serta memberikan pengakuan

terhadap keberhasilan individual dan kelompok.

3. Fungsi Kepemimpinan

Keberhasilan pengelolaan suatu organisasi ditentukan oleh keberhasilan

pendayagunaan sumber daya manusia. Keberhasilan tersebut sangat dipengaruhi

oleh adanya pemimpin yang dapat mengelola sumber daya manusia yang ada

dalam organisasi. Oleh sebab itu, seorang pemimpin hendaknya mengetahui dan

melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai pemimpin dengan baik.

Siagian (2008), mengungkapkan fungsi kepemimpinan yang bersifat

hakiki; antara lain:

(24)

b. Pemimpin selaku wakil dari juru bicara organisasi dalam hubungan

dengan pihak-pihak di luar organisasi.

c. Pimpinan selaku komunikator yang efektif.

d. Pimpinan selaku mediator yang andal, khususnya dalam hubungan ke

dalam, terutama dalam menangani situasi konflik.

e. Pimpinan selaku integrator yang efektif, rasional, objektif, dan netral.

4. Jenis-Jenis Kepemimpinan

Menurut House dalam Thoha ada tiga bentuk kepemimpinan yang dapat

digunakan pemimpin, yaitu:

a. Kepemimpinan Direktif

Kepemimpnan yang tidak mengharapkan partisipasi dari bawahan.

Bawahan dituntut untuk mengerjakan perintah sesuai instruksi dan

pengarahan yang diberikan.

b. Kepemimpinan yang Mendukung (Suportif Leadership)

Pemimpin mempunyai kesediaan menjelaskan sendiri, bersahabat, mudah

didekati, dan mempunyai perhatian kemanusiaan yang murni terhadap

bawahannya.

c. Kepemimpinan Partisipasif

Pemimpin berusaha meminta dan menggunakan saran-saran dari

bawaannya. Karywan dapat memberikan masukan dan ide-ide dalam

pengambilan dan pelaksanaan keputusan. Pengambilan keputusan masih

(25)

2.1.2 Motivasi

1. Pengertian Motivasi

Istilah Motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti dorongan

atau menggerakkan. Motif dapat dapat diartikan sebagai suatu perangsang

keinginan (want) dan daya penggerak kemauan bekerja seseorang. Setiap motif

mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai (Hasibuan, 2005).

Flippo dalam Hasibuan (2005) menyatakan bahwa motivasi adalah suatu

keahlian, dalam mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau bekerja secara

berhasil. Sehingga keinginan para pegawai dan tujuan organisasi sekaligus

tercapai. Menurut Moskowits, motivasi secara umum didefenisikan sebagai

inisiasi dan pengarahan tngkah laku dan pelajaran motivasi sebenarnya merupakan

pelajaran tingkah laku.

Pengertian lain dari motivasi dikemukakan oleh Terry, yaitu motivasi

merupakan keinginan yang terdapat pada diri seseorang individu yang

merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan (Hasibuan, 2005).

2. Fungsi Motivasi

Motivasi berfungsi sebagai pendorong. Dorongan yang menyebabkan

seseorang berusaha mencapai tujuan. Dorongan itu pula yang menyebabkan

seseorang itu berperilaku yang dapat mengendalikan dan memelihara

kegiatan-kegiatan dan yang dapat menetapkan arah secara umum yang harus ditempuh

orang tersebut (Thoha, 2003). Menurut Gomes (20003) manfaat motivasi yang

(26)

Fungsi motivasi menurut Hasibuan (2005) adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.

b. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

c. Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan.

d. Meningkatkan kedisiplinan karywan.

e. Mengefektifkan pengadaan karyawan.

f. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.

g. Meningkatkan loyalitas, kreativitas, dan partisipasi karyawan.

h. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan.

i. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya.

j. Meningkatkan efesensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.

3. Asas dan Metode Motivasi

Hasibuan (2005) menjabarkan asas-asas motivasi sebagai berikut:

a. Asas Mengikutsertakan, maksudnya mengajak bawahan untuk ikut

berpartisipasi dan memberikan kesempatan kepada mereka mengajukan

ide-ide, rekomendasi dalam proses pengambilan keputusan.

b. Asas Komunikasi, maksudnya menginformasikan secara jelas tentang

tujuan yang ingin dicapai, cara mengerjakannya, dan kendala yang

dihadapi.

c. Asas Pengakuan, maksudnya memberikan penghargaan dan pengakuan

yang tepat secara wajar kepada bawahan atas prestasi kerja yang

(27)

d. Asas Wewenang yang Didelegasikan, maksudnya memberikan sebagian

wewenang dan kebebasan kepada karyawan untuk mengambil keputusan

dan berkreativitas. Bawahan harus diyakinkan bahwa mereka mampu dan

dipercaya dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.

e. Asas Perhatian Timbal Balik, adalah memotivasi bawaan dengan

mengemukakan keinginan atau harapan perusahaan disamping berusaha

memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan bawahan dari

perusahaan.

Metode-metode motivasi:

1. Motivasi langsung; adalah motivasi (materil dan nonmaterial) yang

diberikan secara langsung kepada setiap individu karyawan untuk

memenuhi kebutuhan serta kepuasannya. Jadi sifatnya khusus, seperti

pujian, pengargaan, tunjangan hari raya, bonus, dan bintang jasa.

2. Motivasi tak langsung; adalah motivasi yang diberikan hanya

merupakan fasilitas-fasilitas yang mendukung serta menunjang gairah

kerja/kelancaran tugas sehingga para karyawan betah dan semangat

melakukan pekerjaanya. Misalnya, ruang kerja yang nyaman, kursi dan

meja kerja, suasana kerja. Motivasi tdak langsung besar pengaruhnya

untuk merangsang semangat bekerja karyawan sehingga produktif.

4. Teori Motivasi

Teori-teori motivasi diklasifikasikan/dikelompokkan atas:

(28)

Teori kepuasan mendasarkan pendekatannya atas faktor-faktor kebutuhan dan

kepuasan individu yang menyebabkannya bertindak serta berperilaku dengan

cara tertentu. Teori ini mencoba menjawab pertanyaan kebutuhan apa yang

memuaskan seseorang dan apa yang mendorong semangat kerja seseorang.

Penganut-penganut teori motivasi kepuasan, antara lain :

1. Teori Motivasi Klasik ( Frederik Winslow Taylor)

Teori ini berpendapat bahwa manusia mau bekerja giat untuk dapat memenuhi

kebutuhan fisik/biologisnya, berbentuk uang/barang dari hasil pekerjaannya.

Konsep dasar teori ini adalah orang akan bekerja giat, bilamana ia mendapat

imbalan materi yang mempunyai kaitan dengan tugas-tugasnya.

2. Teori Hierarki Kebutuhan ( Abraham Maslow)

Dasar dari teori ini bahwa manusia adalah mahkluk sosial yang berkeinginan

dan selalu menginginkan lebih banyak. kebutuhan manusia tersusun dalam suatu

jenjang/hierarki, yaitu:

1) Kebutuhan Fisiologikal, seperti sandang, pangan, papan.

2) Kebutuhan Keamanan, kebutuhan akan kebebasan dari ancaman. Tidak

hanya dalam arti fisik akan tetapi juga mental, psikologikal, dan

intelektual.

3) Kebutuan Sosial, seperti interaksi, teman, penerimaan dalam pergaulan dan

lingkungan.

4) Kebutuhan Penghargaan, kebutuhan akan penghargaan dan pengakuan serta

(29)

5) Kebutuhan Aktualisai Diri, penggunaan kemampuan, ketrampilan, dan

potensi optimal untuk mencapai prestasi kerja yang memusakan.

3. Teori Motivasi Dua Faktor ( Frederick Hezberg)

Menurut Hezberg, orang menginginkan dua macam faktor kebutuhan, yaitu :

1) Kebutuhan akan kesehatan dan kebutuhan akan pemeliharaan atau

maintenance factors. Meliputi balas jasa, kondisi fisik kerja, kepastian

pekerjaan, supervise yang menyenangkan, dan berbagai macam tunjangan.

2) faktor pemeliharaan yang menyangkut kebutuhan psikologis seseorang.

Meliputi serangkaian kondisi intrinsik, kepuasan pekerjaan (job content)

yang apabila terdapat dalam pekerjaan akan menggerakkan tingkat

motivasi yang kuat.

4. Teori X dan teori Y ( Douglas Mc. Gregor)

Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa manusia secara jelas dan tegas dapat

dibedakan atas manusia penganut teori X (teori tradisional) dan manusia teori Y

(teori demokratis)

Teori X

a) Pada umumnya malas dan tidak suka bekerja

b) Tidak berambisi mencapai prestasi yang optimal dan selalu menghindar

dari tanggung jawab.

c) Lebih mementingkan diri sendiri.

Teori Y

a) Rata-rata rajin, tidak menghindari pekerjaan, dan tidak perlu dipaksa

(30)

b) Dapat memikul tanggung jawab dan berambisi untuk maju dengan

mencapai prestasi kerja yang optimal.

c) Berusaha mencapai sasaran organisasi dan mengembangkan diri.

5. Teori Motivasi Prestasi ( Mc. Clelland)

Teori ini berpendapat bahwa karyawan mempunyai cadangan energi potensial.

Bagaimana energi dilepaskan dan digunakan tergantung pada kekuatan dorongan

motivasi seseorang dan situasi serta peluang yang tersedia. Menurut Mc.clelland

kebutuhan dasar yang dimiliki karyawan :

a) Kebutuhan untuk berprestasi (Need for achievement)

Kebutuhan untuk berprestasi merupakan daya penggerak yang memotivasi

semangat bekerja seseorang, yang akan mendorong seseorang untuk

mengembangkan kreativitas dan mengerakan semua kemampuan serta

energi yang dimilikinya demi mencapai prestasi yang maksimal.

b) Kebutuhan untuk berafiliasi (Need for Affilition)

Kebutuhan akan afiliasi menjadi daya penggerak yang akan memotivasi

semangat kerja seseorang. kebutuhan afiliasi merangsang gairah bekerja

karena setiap orang menginginkan :

1. Kebutuhan akan diterima oleh orang lain di lingkungan ia tinggal

dan bekerja (sense of belonging)

2. Kebutuhan akan perasaan dihormati, karena setiap manusia merasa

dirinya penting (sense of importance).

3. Kebutuhan akan perasaan maju dan tidak gagal (sense of

(31)

4. Kebutuhan akan perasaan ikut serta (sense of participation).

c) Kebutuhan untuk memperoleh kekuasaan (Need for Power)

Kebutuhan memperoleh kekuasaan akan merangsang dan memotivasi

semangat kerja karyawan serta mengarahkan semua kemampuannya demi

mencapai kekuasaan atau kedudukan yang terbaik.

b. Teori Motivasi Proses

Teori motivasi proses pada dasarnya berusaha menjawab pertanyaan

bagaimana menguatkan, mengarahkan, memelihara, dan menghentikan perilaku

individu agar setiap individu bekerja sesuai keinginan pimpinan. Teori ini

merupakan proses sebab dan akibat bagaimana seseorang bekerja serta hasil apa

yang diperolehnya.

Yang termasuk ke dalam teori motivasi proses adalah :

1) Teori Harapan (Expectancy Teory)

Teori Harapan yang dikemukakan oleh Viktor Vroom secara logis berusaha

membangun proses-proses mental yang mengarahkan seseorang untuk

mengeluarkan sejumlah usaha untuk tujuan tertentu. Dan pada prinsipnya teori

pengharapan ini mempunyai asumsi bahwa motivasi seseorang untuk

mewujudkan usahanya yang didasarkan kepada pengharapan untuk sukses.

2) Teori Keadilan (Equaty Teory)

Teori ini dikemukakan oleh J. Stacy-Adams. Teori ini memiliki pandangan

bahwa manusia terdorong untuk menghilangkan kesenjangan antara usaha

(32)

manusia menginginkan keadilan dalam pemberian hadia manupun hukuman

yang akan mempengaruhi semangat bekerja.

3) Teori Pengukuhan (Reinforcement Theory)

Teori ini didasarkan atas hubungan sebab dan akibat dari perilaku dengan

pemberian kompensasi. Prinsip pengukuhan selalu berhubungan dengan

bertambahnya frekuensi dari tanggapan, apabila diikuti oleh suatu stimulus

yang bersyarat.

2.1.3 Kepuasan Kerja Karywan

1. Pengertian kepuasan kerja karyawan.

Robbins (2002) menyatakan bahwa kepuasan kerja merujuk ke sikap

umum seorang indvidu terhadap pekerjaanya. Sedangkan locke dikutip Luthans

(2006) menyatakan bahwa kepuasan kerja merupakan suatu perasaan yang

menyenangkan atau positif yang merupakan hasil penelitian atas pekerjaan atau

pengalaman seseorang.

Pengertian kepuasan kerja yang diungkapkan Hasibuan (2005) adalah

sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaan yang dicerminkan

oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja.

Kepuasan kerja itu sendiri dapat diartikan sebagai hasil kesimpulan yang

didasarkan pada perbandingan mengenai apa yang secara nyata diterima oleh

karyawan dari pekerjaannya dibandingkan dengan apa yang diharapkan,

diinginkan, dipikirkan sebagai hal yang pantas atau berhak baginya ( Gomes,

(33)

Luthans (2006) menyatakan bahwa kepuasan kerja sangat tergantung

kepada bagaimana persepsi individu seseorang dalam melaksanakan tugasnya di

tempat kerja, sehingga bersifat subjektif bagi individu yang merasakannya.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

Glison, Durick, dan Rousseau dalam Pangabean (2002) mengemukakan

bahwa faktor-faktor penentu kepuasan kerja dikelompokkan ke dalam tiga

kelompok, yaitu:

1. Karakteristik Pekerjaan

Terdiri atas keanekaragaman ketrampilan (skill variety), identitas tugas

(task identity), keberartian tugas (task significance), otonomi (aoutonomy),

dan umpan balik pekerjaan (feedback).

2. Karakteristik Organisasi

Mencakup skala usaha, kompleksitas, formalitas, sentralisasi, jumlah

anggota kelompok, anggaran anggota kelompok, lamanya beroperasi, usia

kelompok kerja dan kepemimpinan.

3. Karakteristik Individu

Terdiri ata jenis kelamin, tingkat pendidikan, usia, masa kerja, status

perkawinan dan jumlah tanggungan.

Menurut Rivai (2004), secara teoritis, faktor-faktor yang mempengaruhi

kepuasan kerja, seperti kepemimpinan, produktivitas kerja, perilaku, locus of

control, pemenuhan harapan, penggajian dan efektivitas kerja. Faktor-faktor yang

(34)

pekerjaan, supervisi, organisasi dan manajemen, kesempatan untuk maju, gaji,

keuntungan bidang finansial, rekan kerja, dan kondisi kerja.

Berkaitan dengan faktor-faktor yang menimbulkan kepuasan kerja, Gliselli

dan Brown yang dikutip oleh As`ad (1998) mengemukakan faktor-faktor:

a. Kedudukan (posisi). Karyawan yang bekerja pada posisi lebih tinggi

dianggap merasa lebih puas dibanding mereka pada posisi yang lebih

rendah. Namun hal tersebut tidak selalu benar, perubahan posisilah yang

mempengaruhi kepuasan kerja.

b. Pangkat (golongan). Pada pekerjaan yang berdasarkan perbedaan tingkat

atau golongan yang memberikan kedudukan tertentu pada orang yang

melakukannya apabila ada kenaikan pangkat dan kebanggan terhadap

kedudukan yang baru itu akan merubah perilaku dan pekerjaanya.

c. Usia. Semakin bertambahnya usia, kecenderungan merasa lebih puas

terhadap pekerjaannya dibandingkan dengan karywan yang berusia lebih

muda.

d. Jaminan finansial dan jaminan sosial. Masalah finansial seperti gaji,

insentif, tunjangan, serta bonus, dan jaminan sosial seperti asuransi

kesehatan, fasiltas dan lainnya kebanyakan berpengaruh terhadap

kepuasan kerja karyawan.

e. Mutu pengawasan. Hubungan antara pekerja dengan pihak pimpinan

sangat penting artinya dalam meningkatkan produktivitas kerja. Kepuasan

(35)

pimpinan kepada bawahan sehingga pekerja akan merasa bahwa dirinya

merupakan bagian yang penting dari organisasi kerja.

Siagian (2008) berpendapat bahwa ada sedikitnya empat faktor yang turut

berperan dalam kepuasan kerja, yatu:

1. Pekerjaan yang penuh tantangan. Kesesuaian pekerjaan dengan

kemampuan kerja (beban kerja), sistem evaluasi.

2. Penerapan sistem penghargaan yang adil dapat berupa: upah atau gaji,

promosi, maju dalam karir, kenaikan jabatan.

3. Kondisi kerja yang bersifat mendukung. Lingkungan kerja (kenyamanan),

lokasi tempat kerja, jarak dengan rumah, menentukan isi pekerjaan,

pengaturan sarana dan prasarana kerja.

4. Sikap orang lain dalam organisasi. Hubungan antar manusia, dukungan

dan sebagainya.

Luthans menyebutkan (2006) untuk mengetahui faktor kepuasan kerja

dapat digunakan Job Descriptive Index (JDI) yang menurutnya ada lima,

yaitu:

a. Pekerjaan itu sendiri

b. Kesempatan promosi

c. Supervisi

d. Pemberian imbalan

e. Rekan kerja

(36)

Menurut Wexley dan Yulk dalam Yuli (2005) bahwa teori-teori tentang

kepuasan kerja dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu :

1. Disperancy Theory (Teori Perbedaan)

Teori ini pertama kali dipelopori oleh Porter. Porter mengukur kepuasan

kerja seseorang dengan menghitung selisih antara apa yang seharusnya dengan

kenyataan yang dirasakan (“difference between how much of something there

should be and how much there “is now”).

Locke juga menerangkan bahwa kepuasan kerja seseorang bergantung

pada perbedaan (disperancy) antara nilai dari harapan yang diinginkan,

dengan apa yang menurut perasaan atau persepsinya yang telah dicapai atau

diperoleh dari pekerjaannya. Dengan demikian orang akan merasa puas bila

tidak ada perbedaan yang diinginkan dengan persepsinya atas kenyataan,

karena batas minimum yang diinginkan telah tercapai.

Apabila yang didapat ternyata lebih besar dari yang diinginkan, maka

orang akan menjadi puas lagi walaupun terdapat perbedaan (disperancy),

tetapi merupakan perbedaan yang positif. Sebaliknya semakin jauh kenyataan

yang dirasakan tersebut di bawah standar minimum maka akan terjadi

perbedaan negatif (negative disperancy), dan akan semakin besar pula

ketidakpuasan seseorang terhadap pekerjaan.

2. Equity Theory (Teori Keseimbangan)

Teori keseimbangan pertama kali dikembangkan oleh Adam (1963).

Prinsip Teori ini adalah bahwa orang akan merasa puas atau tidak puas,

(37)

suatu situasi yang diperoleh dengan membandingkan dirinya dengan orang

lain yang sekelas, sekantor maupun di tempat lain.

Elemen-elemen dari teori ini dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu

elemen input, outcome, comparison person, dan equity-in-equity. Yang

dimaksud dengan input adalah segala sesuatu yang sangat berharga yang

dirasakan oleh karyawan sebagai sumbangan terhadap pekerjaan atau semua

nilai yang diterima pegawai yang dapat menunjang pelaksanaan kerja. Sebagai

contoh :usaha, pendidikan, pengalaman.

Outcome diartikan semua nilai yang diperoleh dan dirasakan pegawai sebagai

hasil dari pekerjaannya, misalnya upah, keuntungan tambahan status simbol,

pengenalan kembali (recognition), kesempatan untuk berprestasi atau ekspresi

diri. Comparison person dapat diartikan sebagai perasaan seseorang di

perusahaan yang sama, atau di tempat lain, atau bisa juga dengan dirinya

sendiri di waktu lampau. Dan yang dimaksud dengan equity-in-equity adalah

bahwa setiap karyawan akan membandingkan rasio input-outcome dirinya

sendiri dengan rasio input-outcome orang lain.

3. Two Faktor Theory (Teori Dua Faktor)

Teori dua faktor yaitu faktor yang membuat orang merasa puas (statisfers)

dan faktor yang membuat orang merasa tidak puas (dissatisfiers). Dalam

pandangan lain dua faktor yang dimaksud dalam teori ini adalah adanya dua

rangkaian kondisi, pertama kondisi yang menyebabkan orang merasa tidak

puas, jika kondisi itu ada dan tidak diperhatikan, maka orang itu tidak akan

(38)

Kondisi kedua digambarkan Hezberg dalam Yuli (2005) sebagai

serangkaian kondisi intrinsik, apabila kepuasan kerja terdapat dalam pekerjaan

akan menggerakkan tingkat motivasi kerja yang kuat, sehingga dapat

menghasilkan prestasi kerja yang baik. Apabila kondisi tersebut tidak ada,

maka kondisi tersebut ternyata tidak menimbulkan rasa ketidakpuasan yang

berlebihan.

Faktor-faktor motivator yang perlu diperhatikan kepada bawahan:

a. Keberhasilan pelaksanaan (achievement)

b. Tanggung jawab (responsibilities)

c. Pengakuan (recognition)

d. Pengembangan (advancement)

e. Pekerjaan itu sendiri (the work it self)

2.2 Penelitian Terdahulu

Prabu (2005) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Motivasi

Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai badan Koordinasi Keluarga Berencana

Nasional Kabupaten Muara Enim”. Penelitian tersebut memiliki kesimpulan

bahwa secara bersama-sama seluruh variabel bebas faktor-faktor motivasi

memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel terikat kepuasan kerja pegawai.

Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi faktor-faktor motivasi yang diberikan,

maka akan semakin tinggi kepuasan kerja pegawai.

Penelitian tentang kepemimpinan yang dilakukan oleh Ramlan Ruvendi

(2005) dengan judul “ Imbalan dan Gaya Kepemimpinan Pengaruhnya Terhadap

(39)

kesimpulan penelitian ini terdapat hubungan dan pengaruh signifikan antara

variabel gaya kepemimpinan dengan kepuasan kerja pegawai BBIHP yang

diperlihatkan oleh koefisien korelasi parsial sebesar 0,549. koefisien regresi (β2)

X2 sebesar 0,355.

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan penjelasan secara teoritis pertautan antara

variabel yang akan diteliti (Sugiyono, 2006). Kerangka konseptual bertujuan

untuk mengemukakan secara umum mengenai objek penelitian yang dilakukan

dalam kerangka dari variabel yang akan diteliti.

Pengertian kepuasan kerja diungkapkan oleh Hasibuan (2005) sebagai

sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaan yang dicerminkan

oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja.

Kepemimpinan merupakan suatu proses yang mempengaruhi perilaku

orang lain atau pengikut untuk melakukan aktivitas-aktivitas dan memotivasi

bawahan untuk bekerja sama sehingga sasaran-sasaran yang telah ditetapkan

kelompok atau organisasi dapat tercapai (Thoha, 2003). Hasibuan (2005)

menyatakan bahwa seorang pemimpin harus bersikap sebagai pengasuh yang

mendorong, membimbing dan menuntun.

Hasibuan (2005) mendefenisikan motivasi sebagai pemberian daya

penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mau bekerja sama,

bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai

kepuasan. Motivasi yang ada pada diri seseorang merupakan kekuatan pendorong

(40)

Kepuasan kerja karyawan dipengaruhi beberapa faktor seperti sikap

kepemimpinan dalam memimpin, pekerjaan, suasana dan lingkungan kerja, dan

faktor motivasi yang diterima oleh karyawan (Hasibuan,2005). Berdasarkan

pernyataan tersebut maka dapat dibuat secara skematis kerangka konseptual

penelitian sebagai berikut :

Sumber : Hasibuan (2005) (diolah)

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

peneltian (Sugiyono, 2006). Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka

konseptual yang telah diuraikan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini

adalah : “Kepemimpinan dan motivasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan

kerja karyawan pada PT.Asam Jawa Medan”.

Kepuasan Kerja ( Y) ( )

(41)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Menurut tingkat eksplanasi (level of explanation), maka penelitian ini

adalah merupakan penelitian asosiatif (hubungan), yaitu penelitian yang bertujuan

untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan penelitian ini

maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan,

meramalkan, dan mengkontrol suatu gejala. Penelitian menurut tingkat eksplanasi

itu sendiri adalah penelitian yang bermaksud untuk menjelaskan kedudukan

variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel

lain ( Sugiono, 2006).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT. Asam Jawa Medan yang berlokasi di

Jalan Gajah Mada No. 40 Medan. Waktu penelitian dilakukan pada bulan

Desember 2010 sampai Maret 2011.

3.3 Batasan Operasional

Penelitan ini dibatasi mengenai pengaruh kepemimpinan dan motivasi

(42)

3.4 Defenisi Operasional

Definisi operasional merupakan petunjuk bagaimana suatu variabel diukur

untuk mengetahui baik buruknya pengukuran dalam suatu penelitian. Pada

penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah kepemimpinan dan motivasi

sebagai variabel bebas dan kepuasan kerja karyawan sebagai variabel terikat.

Variabel-variabel tersebut didefenisikan sebagai berikut:

a.Variabel Bebas (X)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah :

1. Kepemimpinan (X1

Kepemimpinan merupakan cara seorang pemimpin mempengaruhi

perilaku bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif (Hasibuan,

2005). Untuk mengukur variabel kepemimpinan, digunakan

bentuk-bentuk kepemimpinan yang dijabarkan oleh House dalam (Thoha,

2007) yang mengungkapkan 3 kepemimpinan yang dapat digunakan

oleh pemimpin yaitu: ):

a. Kepemimpinan Direktif (directive leadership), Pemimpin

mengharapkan bawahannya telah mengetahui secara jelas

mengenai tugas-tugas yang harus dikerjakannya. Dalam

pengambilan keputusan, pemimpin tidak mengharapkan

partisipasi bawahannya.

b. Kepemimpinan Suportif (suportif leadership), Pemimpin selalu

bersedia menjelaskan, sebagai teman, mudah didekati,

(43)

c. Kepemimpinan Partisipasi (particiative leadership), pemimpin

meminta dan mempergunakan saran-saran dari bawahan tetapi

masih mengambil keputusan sendiri.

2. Motivasi (X2

Motivasi adalah keinginan yang terdapat pada diri seorang individu

yang merangsangnya melakukan tindakan-tindakan. (Hasibuan, 2005).

Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mendorong semangat

dan gairah kerja bawahan agar mau bekerja keras untuk mewujudkan

tujuan perusahaan. )

Berbagai kebutuhan mendasari dan mendorong motivasi. Usaha untuk

memuaskan kebutuhan inilah yang mendorong seseorang untuk

bertindak . seperti yang dikatakan oleh Mc.Clelland ada tiga kebutuan

dasar yang dimiliki karyawan, yaitu :

1. Kebutuhan untuk berprestasi (Need for achievement)

2. Kebutuhan untuk berafiliasi (Need for Affiliation)

3. Kebutuan untuk memperoleh kekuasaan (Need for power)

b.Variabel Terikat (Y) : Kepuasan Kerja Karyawan

Kepuasan kerja merupakan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya.

Perasaan yang menyenangkan atau positif yang merupakan hasil penelitian

teradap pekerjaan atau pengalaman seseorang. Untuk mengukur kepuasan

kerja karyawan digunakan dimensi yang dikemukakan oleh Luthans (2006),

yaitu : pekerjaan itu sendiri, kesempatan promosi, supervisi, pemberian

(44)

Berdasarkan defenisi operasional yang telah dikemukakan maka,

operasionalisasi penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 1.3 Operasional Variabel

Variabel dimensi Defenisi Indikator Skala

Kepemimpin

Imbalan Gaji yang diterima

sebanding dengan beban kerja karyawan.

1. Kelayakan

Likert 2. Harapan

Pekerjaan Jenis dan variasi tugas dan kerja.

Rekan kerja Komunikasi dan

partisipatif sesama karyawan

1. Komunikasi 2. Penghargaan

supervisi Keterlibatan atasan dalam bentuk bantuan dan

1. Keterlibatan 2. Disiplin Sumber: Thoha (2003), Hasibuan (2005), Luthan (2006) (diolah)

(45)

Skala pengukuran dalam penelitian ini mempergunakan skala Likert guna

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial. Dalam melakukan penelitian terhadap variabel-variabel yang

akan diuji, pada setiap jawaban akan diberikan skor (Sugiyono, 2006). Setiap

variabel diberi skor 1 sampai 5 seperti yang terlihat pada Tabel 1.4.

Tabel 1.4 Skor Pernyataan

No Pernyataan Skor

1. Sangat Setuju 5

2. Setuju 4

3. Kurang Setuju 3

4. Tidak Setuju 2

5. Sangat Tidak Setuju 1

Sumber: Sugiyono (2006)

3.6 Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya ( Sugiyono, 2006). Dalam

penelitian ini yang menjadi populasinya adalah karyawan PT. Asam Jawa

Medan yang sebagian besar merupakan karyawan manajerial. Populasi

penelitian ini berjumlah 40 orang.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

(46)

sensus), yaitu semua populasi digunakan sebagai sampel karena populasinya

relatif kecil (Sugiyono, 2006).

3.7 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa

teknik pengumpulan data, antara lain :

a. Wawancara

Wawancara adalah pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab secara

langsung dengan responden untuk memperoleh informasi yang berkaitan

dengan kepemimpinan, motivasi, dan kepuasan kerja karyawan.

b. Angket/kuesioner

Kuesioner adalah suatu pengumpulan data dengan memberikan atau

menyebar sejumlah daftar pertanyaan tertulis mengenai variabel

kepemimpinan, motivasi, dan kepuasan kerja karyawan kepada responden.

c. Studi Dokumentasi

Studi pustaka dilakukan dengan mempelajari dan mengambil data dari

literatur terkait dan sumber-sumber lain yang dianggap dapat memberikan

informasi mengenai penelitian ini seperti buku dan internet.

3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2006), instrumen yang valid berarti alat ukur yang

(47)

untuk mengukur validitas butir pertanyaan kuesioner adalah Correlasion Product

Moment dari Karl Pearson (validitas isi/content validity) dengan cara

mengkorelasikan masing-masing item pertanyaan kuesioner dan totalnya,

selanjutnya membandingkan r tabel dengan r hitung.

Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebaga berikut

:

a . Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan itu valid

b. Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan tersebut tidak valid

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur tingkat konsistensi antara hasil

pengamatan dengan instrumen atau alat ukur yang digunakan pada waktu yang

berbeda. Ghozali dalam Situmorang, dkk (2008) menyatakan teknik yang

digunakan untuk mengukur reliabilitas pengamatan adalah Cronbach Alpha

dengan cara membandingkan nilai alpha dengan standarnya, dengan ketentuan :

1. Cronbach Alpha > 0,6, maka instrumen pengamatan dinyatakan reliabel

2. Cronbach Alpha < 0,6 , maka instrument pengamatan tidak reliabel

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan dengan membagikan kuesioner

kepada 30 orang responden di luar sampel yang dilakukan di PT.Asam Jawa

Kebun (Labuhan Batu) dengan ketentuan karyawan managerial. Data akan

diproses dengan menggunakan software statictic product and service solution

(48)

3.9 Teknik Analisis

a. Metode Analisis Deskriptif

Metode penganalisisan data dengan cara menyusun data,

mengelompokkannya, dan menginterpretasikannya sehingga diperoleh gambaran

sebenarnya mengenai kondisi perusahaan.

b. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik merupakan syarat best linear unbiased estimator (

BLUE) yang merupakan syarat bagi model persamaan regresi. Uji asumsi klasik

yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah mengetahui apakah distribusi sebuah data

mengikut atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data

dengan bentuk lonceng dan distribusi tersebut tidak melenceng ke kiri

atau ke kanan. Uji normalitas menggunakan pendekatan kolmogorv

sminorv. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% (0,05). Maka

jika nila Asymp.sig (2-tailed) di atas nilai signifikan 5% artinya

variabel residual berdistribusi normal (Situmorang,dkk, 2008)

2. Uji Heteroskedastisitas

Tujuan uji ini pada prinsipnya adalah ingin menguji apakah sebuah

grup mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut.

Artinya, jika varians variabel independen adalah konstan (sama) untuk

setiap nilai tertentu variabel independen tersebut homoskedastisitas.

(49)

3. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas berarti adanya hubungan linier yang sempurna atau

pasti di antara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan model

regresi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolineritas dapat

dilakukan dengan melihat toleransi variabel dan varience inflation

factor (VIF) dengan membandingkan sebagai berikut :

1) VIF < 5 atau tolerance value > 0,1 maka tidak terdapat

multikolnieritas

2) VIF > 5 atau Tolerance value < 0,1 maka terdapat

multikolnieritas (Situmorang,dkk, 2008)

c. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi berganda untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari

variabel bebas kepemimpinan (X1), motivasi (X2

Y = a+b

) terhadap variabel terikat yaitu

kepuasan kerja (Y). Model regresi linier berganda dalam penelitian ini

menggunakan SPSS 16.0 for windows. Model persamaan yang digunakan adalah

(50)

suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statitistik apabila nilai

uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah di mana H0 ditolak). Sebaliknya

disebut tidak signifikan apabila uji nilai statistiknya berada dalam daerah dimana

H0

d. Uji Hipotesis diterima.

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1.Uji F yaitu uji secara serentak untuk membuktikan hipotesis awal tentang

pengaruh kepemimpinan (X1) dan motivasi (X2

Ho : b

) sebagai variabel

bebas terhadap kepuasan kerja (Y) sebagai variabel terikat.

1=b2

Artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan

dari variabel bebas (X =0

1,X2

Ha : b

) terhadap variabel terikat (Y).

1 # b2

Artinya secara serentak terdapat pengaruh positif dan signifikan dari

variabel bebas (X # 0

1,X2

Kriteria pengambilan keputusan:

) terhadap variabel terikat (Y).

Ho diterima jika F hitung < F tabel

Ha diterima jika F

pada α = 5%

hitung < F tabel

2. Uji t yaitu secara parsial untuk membuktikan hipotesis awal tentang

pengaruh variabel bebas (X

pada α = 5%

1,X2

Ho : b

) terhadap variabel terikat (Y).

1 = 0 artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh positif dan

signifikan dari variabel bebas Kepemimpinan (X1)dan motivasi (X2)

(51)

Ha : b1 # 0 artinya secara parsial terdapat pengaruh positif dan

signifikan dari variabel bebas (X1,X2

Kriteria pengambilan keputusan:

) terhadap variabel terikat (Y).

Ho diterima jika t hitung < t tabel

Ha diterima jika t

pada α = 5%

hitung < t tabel

3.Identifikasi determinan (R

pada α = 5%

2

) digunakan untuk mengukur seberapa besar

pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika determinan (R2)

semakin besar atau mendekati satu maka, variabel bebas (X1,X2)

terhadap variabel terikat (Y) semakin kuat. Jika determinan (R2)

semakin kecil atau mendekati nol maka, variabel bebas (X1,X2)

(52)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah Berdirinya PT Asam Jawa Medan

PT. Asam Jawa adalah suatu perusahaan besar swasta yang bergerak

dibidang perkebunan kelapa sawit dan industri pengolahan hasil

perkebunan kelapa sawit yang menghasilkan minyak sawit, hasil produksi

ini kemudian dijual di pasar dalam negeri. Alasan pemberian nama Asam

Jawa pada perusahaan ini adalah karena saat perumusan nama tersebut,

rapat diadakan di desa Asam Jawa, Kecamatan Kota Pinang. Perusahaan

ini memiliki kantor pusat di Medan, sedangkan areal perkebunan dan

pabrik berlokasi di Kecamatan Kota Pinang, Kabupaten Labuhan Batu.

Perusahaan ini didirikan dalam rangka Undang-Undang Penanaman

Modal Negeri No.12 Tahun 1970, dan didirikan dengan akte notaris No.

37 tanggal 6 Januari 1982 dan akte No.53 tanggal 24 Oktober 1983

dihadapan Notaris Bambang Armino Poeloengan, SH di Medan.

Kemudian mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik

Indonesia dengan surat Keputusan No. C2.3259 HT 01.01 Tahun 1984,

tanggal 6 Juni 1984, yang dimuat dalam lembaran tambahan berita Negara

Republik Indonesia No.62 tanggal 3 Agustus 1984, sesuai dengan bunyi

surat keputusan Menteri Pertanian dalam hal ini Dirjen Perkebunan.

(53)

Nasional, sedangkan legalitasnya usaha sebagai PDMN didapat

berdasarkan surat persetujuan tetap Badan Koordinasi Penanaman Modal

Dalam Negeri Pusat No. 261/PDMN/1983 dengan nomor proyek

111/3115-13669 tanggal 13 Desember 1983.

Berdasarkan berita acara Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 2

Juni 1984 di Medan dan ditetepakan Surat Ketetapan Ketua Pengadilan

Negeri Medan. Kemudian berdasarkan Rapat Umum Luar Biasa

Pemegang Saham, modal dasar perseroan telah ditetapkan besarnya, yakni

modal dasar perusahaan sebesar Rp. 6.000.000.000,00 per lembar yang

telah ditempatkan dan disetor per tanggal 31 Desember 1986 sebesar Rp.

6.000.000.000,00.

Luas areal perusahaan perkebunan ini seluruhnya mula-mula 8.500 Ha

dengan berbagai visi. Dimana dengan adanya legalitas, sebenarnya

perusahaan ini sudah mulai mengerjakan lahan sejak tahun 1982, di imas

tumbang atau yang bisa disebut juga dengan Land Clearing, karena

lahannya sendiri sudah berada di atas lahan gambut yang cukup kering dan

relative tidak mempunyai hambatan yang berarti dalam pengelolaannya.

Tetapi dalam pengembangan dan pengusahaannya lebih lanjut ternyata

banyak menghadapi gambut basah dan tanah rawa sehingga membutuhkan

sistem pengeringan efektif.

Rencana produksi komersial tahap pertama dimulai pada bulan ke-48

dan tahun kedua bulan ke 72 terhitung sejak tanggal surat persetujuan

(54)

7.350 Ha. Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri

No.07/HGU/1986, sedang sisanya masih dalam penyelesaian.

Tenaga kerja yang diserap pada awal pendirian perusahaan perkebunan

PT. Asam Jawa ini berjumlah 1.881 orang yang terdiri dari:

1. Karyawan Organik 257

2. Karyawan Harian Tetap 249

3. Karyawan Harian Lepas 1.375

Perusahaan mengolah perkebunan kelapa sawitnya dengan memakai

sistem swakelola. Dalam mengolah kelapa sawitnya, perusahaan

menghasilkan produksi yang bermutu untuk mendapatkan kualitas minyak

kelapa sawit yang baik, agar dalam melaksanakan transaksi baik dalam

negeri maupun luar negeri tidak mengecewakan konsumen.

2. Struktur Organisasi

Pada sebuah perusahaan struktur organisasi merupakan tulang

punggung atau roda penggerak jalan perusahaan. Karena struktur

organisasi perusahaan merupakan suatu struktur yang menggambarkan

pola hubungan kerja antara dua badan atau lebih dalam suatu susunan

hirarki serta pertanggungjawaban dalam mencapai tujuan yang telah

ditetapkan semula. Tanpa adanya struktur organisasi perusahaan,

perusahaan tidak akan kesulitan menentukan batasan-batasan wewenang

dan tanggung jawabnya masing-masing personil didalamnya.

PT. Asam Jawa Medan yang mempunyai struktur organisasi

(55)

tertinggi perusahaan di pegang oleh seorang Direktur Utama. Direktur

Utama membawahi Direktur Keuangan dan Direktur Operasional. Mereka

inilah yang disebut dengan Direksi. Dalam melaksanakan tugasnya,

Direksi dibantu oleh sekretaris. Direksi membawahi beberapa biro dan

departemen yaitu: Biro Personalia, Biro Keuangan, Biro Produksi, Bagian

Pembelian, Bagian Kebun, ditambah dengan Pengembangan Proyek dan

Staf khusus. Sedangkan Yayasan Dana Pensiun dan koperasi sebenarnya

di luar dari struktur organisasi perusahaan.

Bagan dan struktur organisasi PT. Asam Jawa Medan adalah sebagai

(56)

Sumber : PT. Asam Jawa ( 2010)

GAMBAR 4.1 STRUKTUR ORGANISASI PT. ASAM JAWA

Uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab untuk masing-masing

bagian pada PT. Asam Jawa dari para pimpinan tertinggi dan pimpinan

tertinggi dan pimpinan pelaksana. Adapun tugas, wewenang dan tanggung

PEMEGANG SAHAM

DEWAN KOMISARIS

BANG PRO STAFF

ROPERS ROKU

YPD KOP

TRADINGDPT

DIRUT

PROCESSING DPT ASTATE DPT

(57)

a. Dewan Komisaris

1. Memiliki hak sebagai pemegang saham dalam pengawasan umum.

2. Memberikan pengarahan kesejahteraan umum dan

keputusan-keputusan yang dapat diambil oleh direksi, sesuai dengan yang

diamanahkan anggaran dasar.

b. Direktur Utama

Tugas dan wewenang serta tanggung jawabnya adalah:

1. Memelihara hubungan baik dengan lembaga keuangan, supplier,

perusahaan asuransi, instansi pemerintah maupun swasta dan

melaksanakan semua petunjuk dan program kerja aspek keuangan.

2. Membuat, menganalisa dan mengartikan informasi keuangan untuk

menilai hasil operasai perusahaan yang dinyatakan dalam biaya,

anggaran serta keuntungannya.

c. Direktur Operasi

Tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

1. Merumuskan rencana penjualan, mengajukan pertimbangan

mengenai rencana investasi promosi dan pembukaan pasar baru.

2. Merumuskan rencana produksi, kondisi pabrik dan hasil produksi

kebun sendiri maupun pasar. Dan mengarahkan dan menelaah secara

kontiniu, yaitu cara operasi agar diperoleh yang maksimal.

d. Sekretaris

(58)

1. Sebagai pembantu direksi dalam mengerjakan berkas dan naskah

yang siap pakai untuk direksi.

2. Mengambil akte surat-surat, menerima, mengedarkan dan mengirim

surat-surat, sirkuler-sirkuler, laporan-laporan, menyampaikan

pengumuman mengenai rapat-rapat membuat agenda dan notulen,

menangani dan mengatur semua informasi yang sifatnya

konfidensial.

e. Manajer Produksi (Processing Manager)

1. Membantu direksi dan memberikan saran dalam hal perencanaan dan

kebijaksanaan pokok perusahaan dalam bidang produksi CPO,

Kernel dan hasil lainnya.

2. Bertanggung jawab terhadap pengolahan aspek TBS, kelancaran

pengolahan, dan terhadap mutu CPO yang dihasilkan. Dan

bertanggung jawab atas PKS secara menyeluruh.

f. Manajer Pembelian (Trading Manager)

1. Menentukan rencana penyerahan CPO, Kernel, PKO dan PKM dan

memperhatikan keadaan harga pasar, persediaan, produksi dan

muatan.

2. Menetapkan kebijaksanaan dan bertanggung jawab terhadap

pemasaran hasil CPO, Kernel, PKO dan PKM serta terhadap aspek

kualitas dan kuantitas TBS yang dipasok ke pabrik, menciptakan

kebijaksanaan syarat-syarat pembayaran dan penagihan kepada para

(59)

3. Bertanggung jawab terhadap tersedianya suku cadang pabrik, baik

jumlah maupun mutunya dan memonitor harga di pasaran dan

merumuskan pemasaran jangka pendek dan jangka panjang.

g. Manajer Kebun (Estate Manager)

1. Bertanggung jawab pada aspek tanaman dan kultur teknis secara

umum, melakukan penelitian secara terus-menerus terhadap produksi

TBS, merencanakan dan menyusun jadwal mengenai kebun dan segi

teknis maupun finansial.

2. Merumuskan rencana pendidikan, pupuk dan pengaplikasian serta

pemeliharaan dan perawatan tanaman, menyusun jadwal kebutuhan

dan obat-obatan, pupuk, mesin dan jumlah tenaga kerja.

3. Mengawasi pelaksana jadwal pembukaan lahan, penanaman,

pemeliharaan dan peralatan yang dipakai.

h. Kepala Biro Keuangan

1. Melakukan kebijaksanaan pengendalian keuntungan secara optimal

sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan serta penghematan

biaya.enghitung dan mengurus penyelesaian perpajakan, menyusun

anggaran laporan.

2. Menyimpan serta mengamankan uang serta surat berharga, dokumen

perting serta sertifikat tanah, saham dan promes, menerima

pembayaran dan mengeluarkkan bukti tanda terima yang sah,

mengawasi dan mengendalikan administrasi keuangan kebun.

(60)

1. Merencanakan dan mengusulkan kebijaksanaan mengenai

peraturan-peraturan kepegawaian sesuai dengan kebijaksanaan direksi.

2. Menggariskan kebijaksanaan kepegawaian perusahaan,

mengusahakan tenaga kerja yang diperlukan, melaksanakan prosedur

penerimaan dan pemberhentian pegawai, mengawasi latihan-latihan

dan kegiatan pengembangan tenaga kerja dan merumuskan

perbaikan kesejahteraan karyawan.

j. Kepala Staff Khusus Direksi

1. Menambah cepatnya pertumbuhan dana dengan membuat proyek

perkebunan leveransir, dan supplier.

2. Menjamin hubungan baik dengan lembaga keuangan ataupun

instansi terkait.

k. Koperasi

Memenuhi kesejahteraan dalam jangka pendek seperti unit simpan

pinjam.

4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Pengujian Validitas Kuesioner

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu

daftar pertanyaan dalam mendefenisikan suatu variabel. Uji yang dilakukan untuk

mengukur apakah data yang telah diperoleh setelah penelitian ini merupakan data

yang valid dengan alat ukur yang digunakan (kuesioner). Hasil penelitian agar

Gambar

Tabel 1.1 JUMLAH PENJUALAN CPO
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual
Tabel 1.3 Operasional Variabel
GAMBAR 4.1 STRUKTUR ORGANISASI PT. ASAM JAWA
+7

Referensi

Dokumen terkait

A data model to define how searches are distributed to the federated catalogue servers: The discovery request and response messages define elements that allow for the retrieval

Muncul pesan bahwa proses Sign In berhasil seperti pada Gambar 25, tekan tanda anak panah ke kanan maka akan muncul akun Email Google yang berhasil

Kelompok Kerja III Unit Layanan Pengadaan di Lingkungan Kantor Pusat Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan akan melaksanakan Pelelangan Sederhana dengan

Peserta yang memasukkan penawaran dapat menyampaikan sanggahan secara elektronik melalui aplikasi SPSE atas penetapan pemenang kepada Pokja ULP dalam waktu yang

Pemerintah Daerah Tahun 2014 yang menjadi sasaran pembangunan dalam RPJMD. Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan

Description : to understand basic financial management and its instrument (฀) basisc financial management and overview (2) Analysis of financial statement (3) Time value of money (4)

pengujian WAP dan VAP pada kondisi sepi, kondisi sedang dan kondisi padat parameter delay mempunyai nilai rata-rata 53.281 ms lebih baik dibandingkan dengan VAP dengan

Ubuntu 9.04 .Skripsi Sarjana Komputer pada FTI UKSW Salatiga. P erancangan