• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Dan Implementasi Nth Dan Per Connection Classifier Load Balancing Dua Jalur Isp Speedy Pada Mikrotik Routeros™

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Dan Implementasi Nth Dan Per Connection Classifier Load Balancing Dua Jalur Isp Speedy Pada Mikrotik Routeros™"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI NTH DAN PER CONNECTION CLASSIFIER LOAD BALANCING DUA JALUR ISP SPEEDY

PADA MIKROTIK ROUTEROS™

SKRIPSI

ALWI YUDIDHARMA LUBIS 041401062

DEPARTEMEN S-1 ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PERSETUJUAN

Judul : ANALISIS DAN IMPLEMENTASI NTH DAN PER CONNECTION CLASSIFIER LOAD BALANCING DUA JALUR ISP SPEEDY PADA MIKROTIK ROUTEROS™

Kategori : SKRIPSI

Nama : ALWI YUDIDHARMA LUBIS

Nomor Induk Mahasiswa : 041401062

Program Studi : SARJANA (S1) ILMU KOMPUTER Departemen : ILMU KOMPUTER

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di

Medan, 17 Januari 2011

Komisi Pembimbing :

Pembimbing 2 Pembimbing 1

M. Umar Saleh T, ST Ir. T. Ahri Bahriun Msc NIP 196206242006041015 NIP 194905241985031001

Diketahui/Disetujui oleh

Program Studi S1 Ilmu Komputer Ketua,

(3)

PERNYATAAN

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI NTH DAN PER CONNECTION CLASSIFIER LOAD BALANCING DUA JALUR ISP SPEEDY

PADA MIKROTIK ROUTEROS™

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, 17 Januari 2011

(4)

PENGHARGAAN

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan ridho-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini, sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer, Program Studi Ilmu Komputer Universitas Sumatera Utara. Shalawat dan Salam saya hadiahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada Bapak Ir. T. Ahri Bahriun, Msc sebagai Dosen Pembimbing I, Bapak M. Umar Saleh T, ST sebagai Dosen Pembimbing II, Bapak M. Andri Budiman, ST, M.Comp.Sc, MEM dan Bapak Syariol Sitorus, S.Si., MIT sebagai Dosen Pembanding, atas bimbingan, saran, masukan kepada penulis untuk menyempurnakan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada Ketua dan Sekretaris Program Studi Ilmu Komputer, Bapak Prof. Dr. Muhammad Zarlis dan Bapak Syariol Sitorus, S.Si., MIT, Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, semua dosen, pegawai/staf di Program Studi Ilmu Komputer S-1 USU.

Seluruh proses pengerjaan skripsi ini tidak akan dapat dilalui tanpa dukungan orangtua dan seluruh keluarga saya. Terima kasih sebesar-besarnya atas segala dukungannya baik materil dan spiritual. Semoga Allah SWT akan membalasnya. Terima kasih juga kepada seluruh sahabat-sahabat saya yang sangat saya hormati, serta seluruh teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan semuanya. Terima kasih pula kepada semua pihak-pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ide, saran, dan kerjasama yang baik.

(5)

ABSTRAK

(6)

ANALYSIS AND IMPLEMENTATION NTH AND PER CONNECTION CLASSIFIER LOAD BALANCING TWO LANE OF SPEEDY ISP

ON MIKROTIK ROUTEROS™ ABSTRACT

(7)

DAFTAR ISI

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Perumusan Masalah 3

1.3 Batasan Masalah 4

1.4 Tujuan Penelitian 4

1.5 Manfaat Penelitian 4

1.6 Metodologi Penelitian 5

1.7 Sistematika Penulisan 6

Bab 2 Tinjauan Pustaka 7

2.1 Router 7

2.1.1 Router dan gateway 8

2.2 Pengertian Jaringan Komputer 8

2.3 Firewall 11

2.3.1 Mikrotik sebagai Firewall 11

2.4 Network Address Translator (NAT) 13

2.5 MikroTik RouterOS™ 14

2.6 Load Balancing 17

2.7 Nth Load Balancing 18

2.8 PCC (Per Connection Classifier) Load Balancing 19

2.9 Bandwidth 19

2.9.1 Download (Unduh) 20

2.9.2 Upload (Unggah) 20

Bab 3 Implementasi Load Balancing 22

3.1 Implementasi Load Balancing di Mikrotik Router 22

3.1.1 Konfigurasi Mikrotik Router 25

3.1.1.1 Mangle 29

3.1.2 Implementasi Nth Load Balancing 29 3.1.3 Implementasi PCC Load Balancing 31

Bab 4 Pengujian dan Analisis 34

(8)

4.1.1 Download 35

4.1.2 Upload 37

4.1.3 Membuka Situs 39

4.1.4 Terputusnya Koneksi pada Salah Satu Jalur Internet 42 4.2 Pengujian terhadap PCC Load Balancing 43

4.2.1 Download 43

4.2.2 Upload 45

4.2.2 Membuka Situs 49

4.2.3 Terputusnya Koneksi pada Salah Satu Jalur Internet 50

Bab 5 Kesimpulan dan Saran 53

5.1 Kesimpulan 53

5.2 Saran 55

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Jaringan LAN 9

Gambar 2.2 Jaringan MAN 10

Gambar 2.3 Jaringan WAN 10

Gambar 2.4 Menghubungkan sebuah jaringan kantor yang kecil ke internet 14 Gambar 3.1 Topologi jaringan load balancing untuk 2 jalur 24

Gambar 3.2 RB750 25

Gambar 3.3 Tampilan Mikrotik pada browser 26

Gambar 3.4 Winbox loader 27

Gambar 3.5 Tampilan Web-box 27

Gambar 3.6 Tampilan Telnet ke Mikrotik 28

(10)

ABSTRAK

(11)

ANALYSIS AND IMPLEMENTATION NTH AND PER CONNECTION CLASSIFIER LOAD BALANCING TWO LANE OF SPEEDY ISP

ON MIKROTIK ROUTEROS™ ABSTRACT

(12)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pemanfaatan teknologi jaringan komputer sebagai media komunikasi data hingga saat

ini semakin meningkat, terutama pada jaringan internet (interconnection networking)

yang merupakan suatu jaringan yang kompleks. Kebutuhan atas penggunaan bersama

resources yang ada dalam jaringan baik software maupun hardware telah

mengakibatkan timbulnya berbagai pengembangan teknologi jaringan itu sendiri.

Seiring dengan semakin tingginya tingkat kebutuhan dan semakin banyaknya

pengguna jaringan yang menginginkan suatu bentuk jaringan yang dapat memberikan

hasil maksimal baik dari segi efisiensi maupun peningkatan keamanan jaringan itu

sendiri.

Penggunaan teknologi jaringan komputer yang lebih sederhana dapat dijumpai

pada perusahaan-perusahaan, warung-warung internet, maupun di rumah-rumah yang

biasanya merupakan pengguna layanan internet dari ISP tersedia. Layanan internet

seperi ini dapat diperoleh melalui kabel maupun nirkabel (wireless) yang nantinya

sama-sama akan diterima oleh sebuah modem. Dari modem inilah para pengguna

(user) dapat menikmati layanan internet yang diberikan. Model internet seperti ini

adalah bentuk yang paling ekonomis dan paling memadai, karena dibeberapa daerah

tidak mungkin menggunakan jenis koneksi internet lain, karena cost (biaya) yang

dikeluarkan untuk biaya operasional akan menjadi sangat besar. Apalagi jika

pelanggan yang bersangkutan ingin memasarkan kembali layanan internet tersebut.

Sebagai contoh adalah warung internet atau yang sering disebut warnet.

Sebuah warnet tentunya ingin memberikan yang terbaik dalam memasarkan

(13)

lengkap. Namun dari semua itu yang paling penting adalah kualitas koneksi internet

itu sendri. Apakah koneksi yang disediakan cepat atau lambat. Untuk memenuhi

kebutuhan tersebut tentunya harus bijak dalam memilih ISP yang ada. Beberapa ISP

menyediakan koneksi dalam kecepatan tinggi, namun biaya operasionalnya juga perlu

diperhitungkan. Pemilihan terhadap internet berlangganan ini biasanya tergatung

kepada kebutuhan internet yang ingin dikomersilkan kembali. Semakin banyak host

atau client yang ingin dibuat maka kebutuhan internet ini harus ditingkatkan.

Berlangganan terhadap dua atau lebih line (jalur) dalam satu ISP merupakan salah satu

solusi yang dapat diambil untuk memenuhi kebutuhan internet yang besar. Akan tetapi

jalur-jalur tersebut harus dapat digunakan secara bersamaan agar didapat bandwidth

yang besar dan berimbang demi memenuhi kebutuhan internet yang besar pula. Dalam

dunia jaringan komputer, teknik penggabungan dan penyeimbangan ini sering disebut

sebagai Load Balancing.

Load balancing dapat dilakukan dengan menggunakan sebuah router. Router

adalah perangkat yang akan melewatkan paket IP dari suatu jaringan ke jaringan yang

lain, menggunakan metode addressing dan protocol tertentu untuk melewatkan paket data. Salah satu router yang dikenal saat ini adalah MikroTik RouterOS™. MikroTik

RouterOS™ dapat berupa perangkat keras yang didalamnya telah tersedia Router OS

(operating system) yang sering disebut routerboard. Atau MikroTik RouterOS™ juga

bisa diinstal ke dalam sebuah PC (personal computer) sehingga dapat berfungsi

sebagai router. Dan yang akan digunakan oleh penulis adalah routerboard RB750.

Dengan load balancing yang pada praktiknya nanti menggunakan Mikrotik,

maka semua client yang ada pada jaringan akan memiliki satu gateway, dan gateway

itu yang akan menentukan paketnya akan melewati modem yang mana. Load

balancing akan melakukan proses penyeimbangan (balance) yang nantinya akan

dihasilkan bandwidth yang maksimal sesuai dengan yang diinginkan.

Tidak tertutup kemungkinan juga untuk menggunakan dua atau lebih jalur tanpa

harus di-load balancing-kan. Bahkan ini yang masih banyak dilakukan oleh para

pemilik warnet dalam menjalankan usahanya. Dalam kasus ini, client yang ada di

(14)

tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal. Masing-masing client hanya mendapatkan

bandwidth yang terbatas seperti hal nya hanya berlangganan satu lane (jalur). Model

jaringan seperti ini juga sangat rentan terhadap serangan segelintir orang yang ingin

memanfaatkan kerentanan internet.

Load balancing tidak hanya terpaku pada satu metode saja. Ada beberapa

metode load balancing yang dapat diterapkan di Mikrotik. Masing-masing dari

metode itu memiliki kelebihan dan kekurangan yang dirasakan pada hasil

keluarannya. Dengan adanya perbedaan tersebut, maka diperlukan pemilihan metode

yang tepat sesuai dengan hasil yang diharapkan.

Oleh karena itu, penulis mengangkat topik “ Analisis dan Implementasi Nth dan

Per Connection Classifier Load Balancing dua jalur ISP speedy pada MikroTik

RouterOS” untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang muncul dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana mengoptimalkan koneksi terhadap dua atau lebih jalur internet

berlangganan

2. Bagaimana mengimplementasikan Nth load balancing pada MikrotikRouterOS untuk kebutuhan pengkombinasian beberapa anatarmuka

ethernet untuk mendapatkan koneksi yang optimal.

3. Bagaimana mengimplementasikan Per Connection Classifier (PCC) load

balancing pada MikrotikRouterOS untuk kebutuhan pengkombinasian

beberapa anatarmuka ethernet untuk mendapatkan koneksi yang optimal.

4. Bagaimana perbandingan yang didapat setelah dilakukan load balancing

dengan metode Nth dan Per Connection Classifier.

5. Apakah kelebihan dan kekurangan dari Nth dan PCC load balancing.

(15)

1.3 Batasan Masalah

Yang menjadi batasan masalah dalam penulisan tugas akhir ini adalah:

1. Pengimplementasian load balancing hanya pada dua jalur ISP dengan

menggunakan MikroTik RouterOS™ versi 3.29 pada routerboard RB750.

2. Internet Service Provider (ISP) yang digunakan disini adalah Speedy dari

Telkom.

3. Metode laod balancing yang akan dibandingkan adalah Nth load balancing

dan Per Connection Classifier (PCC) load balancing.

4. Parameter yang digunakan pada penelitian adalah bandwidth, pembebanan

trafik pada jalur dan kualitas koneksi.

5. Alat ukur dalam penelitian berupa beberapa client (computer) yang secara

bersamaan menggunakan bandwidth pada keluaran.

1.4 Tujuan Penelitian

Penulisan tugas akhir ini bertujuan mengimplementasikan Nth load balancing dan Per

Connection Classifier (PCC) load balancing pada MikroTik RouterOS™ sehingga

dapat dilihat perbandingannya.

1.5 Manfaat Penelitian

Penulisan tugas akhir ini bermanfaat bagi para administrator jaringan yang bekerja

pada pihak pengguna internet berlangganan untuk dapat mengoptimalkan koneksi

internet yang diterima. Khususnya bagi para administrator jaringan pada

warung-warung internet, dengan dilakukannya load balancing maka kebutuhan yang besar

terhadap internet akan dapat teratasi. Selain itu, dengan dilakukannya perbandingan

atas dua metode load balancing ini, maka akan diketahui metode seperti apa yang

(16)

1.6 Metodologi Penelitian

Tugas Akhir ini akan dikerjakan dengan metodologi sebagai berikut :

1. Studi Literatur

Metode ini dilaksanakan dengan melakukan studi kepustakaan melalui hasil

penelitian lainnya yang relevan maupun artikel-artikel yang didapatkan

melalui internet, serta mempelajari lebih dalam teori-teori tentang jaringan

komputer dan routing.

2. Implementasi

Pada tahap ini akan dilakukan implementasi metode Nth dan PCC load

balancing pada Mikrotik RouterOS.

3. Pengujian dan Analisis

Pada tahapan ini dilakukan pengujian dengan melakukan beberapa aktifitas pada beberapa client di jaringan lokal. Dan kemudian menganalisis hasil dari

pengujian tersebut untuk dapat melihat perbandingan kondisi jaringan pada

saat Nth dan PCC load balancing diimplementasikan.

4. Penyusunan Laporan Penelitian.

Metode ini akan dilaksanakan dengan melakukan pendokumentasian hasil

dari implementasi dan analisis secara tertulis dalam bentuk laporan skripsi.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tugas akhir ini dibagi dalam lima bab, masing-masing bab

(17)

Bab I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan Latar Belakang Pemilihan Judul, Perumusan Masalah,

Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Batasan Masalah, Metodologi

Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

Bab II LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan teori-teori dari hasil studi kepustakaan yang menjadi

pedoman dan berhubungan dengan permasalahan yang akan diteliti dan

dianalisis.

Bab III IMPLEMENTASI LOAD BALANCING

Bab ini membahas tentang langkah-langkah pengimplementasian load

balancing, serta membahas pengkonfigurasian metode Nth dan PCC load balancing pada Mikrotik RouterOS.

Bab IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

Bab ini menjelaskan tentang uji coba koneksi pada keluaran router di tiap-tiap client dan analisis terhadap hasil yang diperoleh dari pengujian.

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dari penjelasan bab-bab

sebelumnya, sehingga dari kesimpulan tersebut penulis mencoba memberi

saran yang berguna untuk melengkapi dan menyempurnakan

(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Router

Router adalah perangkat yang akan melewatkan paket IP dari suatu jaringan ke

jaringan yang lain, menggunakan metode addressing dan protocol tertentu untuk

melewatkan paket data tersebut.

Router memiliki kemampuan melewatkan paket IP dari satu jaringan ke jaringan

lain yang mungkin memiliki banyak jalur diantara keduanya. Router-router yang

saling terhubung dalam jaringan internet turut serta dalam sebuah algoritma routing terdistribusi untuk menentukan jalur terbaik yang dilalui paket IP dari system ke

system lain. Proses routing dilakukan secara hop by hop. IP tidak mengetahui jalur

keseluruhan menuju tujuan setiap paket. IP routing hanya menyediakan IP address

dari router berikutnya yang menurutnya lebih dekat ke host tujuan. Berikut

merupakan fungsi router secara umum :

1. Membaca alamat logika / IP address source and destination untuk

menentukan routing dari suatu LAN ke LAN lainnya.

2. Menyimpan routing table untuk menentukan rute terbaik antara LAN ke

WAN.

3. Perangkat di layer 3 OSI Layer.

4. Bisa berupa “box” atau sebuah OS yang menjalankan sebuah daemon

routing.

(19)

2.1.1 Router dan Gateway

Untuk menghubungkan user dengan server agar user dapat terkoneksi dalam suatu

jaringan, maka server dibuat sebagai pintu gerbang (router/gateway).

Router dan gateway sendiri sebenarnya secara teori mempunyai filosopi arti

yang berbeda. Gateway sebenarnya mengacu pada alat yang difungsikan untuk

menjembatani dua jaringan yang mempunyai topologi yang berbeda, subnet yang

berbeda, dan lain sebagainya. Sedangkan router untuk mengatur pengalamatan

paket-paket data dalam jaringan yang berbeda sehingga komunikasi dapat terlaksana.

Akan tetapi dalam kenyataannya sehari-hari, router dan gateway seringkali

ditangani oleh sebuah alat saja. Hal inilah yang menyebabkan router selalu

diidentikan sebagai gateway, begitu pula sebaliknya.

Router memiliki kemampuan untuk melewatkan paket IP dari satu jaringan ke

jaringan lain yang mungkin memiliki banyak jalur di antara keduanya.

Router-router yang terhubung di Internet memiliki algoritma routing

terdistribusi yang digunakan untuk memilih jalur terbaik yang dilalui paket IP dari

satu jaringan ke jaringan lain.

Router umumnya digunakan untuk menghubungkan sejumlah LAN, sekaligus

mengisolasikan trafik data antara LAN satu dengan lainnya. Jika dua atau lebih LAN

terhubung dengan satu router, maka setiap LAN akan dianggap memiliki subnetwork

yang berbeda.

2.2 Pengertian Jaringan Komputer

Jaringan komputer merupakan sekelompok komputer otonom yang saling

dihubungkan satu sama lainnya, menggunakan suatu media dan protocol komunikasi

(20)

memungkinkan terjadinya komunikasi yang lebih efisien antar pemakai (mail dan

teleconference).

Jaringan komputer adalah sekelompok komputer otonom yang saling

menggunakan protocol komunikasi melalui media komunikasi sehingga dapat berbagi

data, informasi, program aplikasi dan perangkat keras seperti printer, scanner,

CD-drive maupun harddisk serta memungkinkan komunikasi secara elektronik.

Sedangkan pada aplikasi home user, memungkinkan komunikasi antar pengguna

lebih efisien (chat), interaktif entertainment lebih multimedia (games, video,dan

lain-lain).

Klasifikasi jaringan komputer :

1. LAN (Local Area Network) : Jaringan komputer yang saling terhubung ke

suatu komputer server dengan menggunakan suatu topologi tertentu,

biasanya digunakan dalam kawasan satu gedung atau kawasan yang jaraknya tidak lebih dari 1 km

(21)

2. MAN (Metropolitan Area Network) : Jaringan komputer yang saling

terkoneksi dalam suatu kawasan kota yang jaraknya bisa lebih dari 1 km.

Pilihan untuk membangun jaringan komputer antar kantor dalam satu kota,

kampus dalam satu kota.

Gambar 2.2 Jaringan MAN

3. WAN (Wide Area Network) : Jaringan komputer yang menghubungkan

banyak LAN ke dalam suatu jaringan terpadu, antara satu jaringan dengan

jaringan lain berjarak ribuan kilometer atau terpisahkan letak geografi

dengan menggunakan metode komunikasi tertentu.

(22)

Secara tahapan ada beberapa garis besar dalam membangun jaringan LAN,

diantaranya :

1. Menentukan teknologi tipe jaringannya (Ethernet, Fast Ethernet, Token

Ring, FDDI).

2. Memilih model perkabelan (Fiber, UTP, Coaxial).

3. Menentukan bentuk topologi jaringan (Bus, Ring, dan Star).

4. Menentukan teknologi Client/Server atau Peer to Peer.

5. Memilih Sistem Operasi Server (Windows, Linux, atau yang lainnya).

2.3Firewall

Sistem keamanan yang menggunakan device atau sistemyang diletakkan di dua

jaringan dengan fungsi utama melakukan filtering terhadap akses yang akan masuk.

Berupa seperangkat hardware atau software, bisa juga berupa seperangkat aturan dan prosedur yang ditetapkan oleh organisasi. Firewall juga dapat disebut

sebagai sistem atau perangkat yang mengizinkan lalu lintas jaringan yang

dianggapnya aman untuk melaluinya dan mencegah lalu lintas jaringan yang tidak

aman. Umumnya firewall diimplementasikan dalam sebuah mesin terdedikasi, yang

berjalan pada pintu gerbang (gateway) antara jaringan lokal dan jaringan lainnya.

Firewall juga umumnya digunakan untuk mengontrol akses terhadap siapa saja yang

memiliki akses terhadap jaringan pribadi dari hak luar. Saat ini, istilah firewall

menjadi istilah generik yang merujuk pada sistem yang mengatur komunikasi antar

dua jaringan yang berbeda.

2.3.1 Mikrotik sebagai Firewall

Firewall berfungsi menjaga keamanan jaringan dari ancaman pihak lain yang tidak

(23)

Firewall beroperasi menggunakan aturan tertentu. Aturan inilah yang

menentukan kondisi ekspresi yang memberitahu router tentang apa yang harus

dilakukan router terhadap paket IP yang melewatinya. Setiap aturan disusun atas

kondisi dan aksi yang akan dilakukan. Ketika ada paket IP lewat, firewall akan

mencocokkannya dengan kondisi yang telah dibuat kemudian menentukan aksi apa

yang akan dilakukan router sesuai dengan kondisi tersebut.

Selain sebagai gateway, Mikrotik juga dipadukan dengan kemampuan firewall

untuk mencegah hal-hal yang menggangu dari pihak lain, mengingat begitu

banyaknya aplikasi yang dijalankan oleh pengguna jaringan. Ada aplikasi yang

berjalan normal, tetapi ada juga aplikasi yang bersifat mengganggu kinerja jaringan.

Sebagai contoh, paket broadcast yang dilakukan oleh virus dan paket berlebihan yang

sering disebut sebagai flooding.

Paket dengan ukuran kecil memang tidak mengganggu koneksi jaringan.

Namun, jika paket yang kecil tersebut dalam jumlah banyak, hal ini bisa menurunkan

kinerja jaringan (down). Maka disinilah pentingnya memakai firewall untuk menghindari insiden jaringan yang bersifat negative.

Pada sistem operasi Mikrotik, firewall sudah termasuk paket Mikrotik RouterOS

yang di dalam direktori firewall sendiri terdapat 6 direktori:

1. Mangle, untuk menandai paket dengan suatu tanda khusus sebagai indentitas

paket tersebut.

2. NAT, ntuk memetakan suatu IP address ke IP address lain.

3. Connection, untuk mengetahui informasi dari suatu koneksi yang aktif,

seperti IP address asal dan tujuan beserta port yang digunakan, jenis

protokol yang dipakai.

4. Address-list, untuk mendefinisikan IP address ke dalam group tertentu.

(24)

6. Filter, untuk menyaring paket yang masuk atau melewati router. Router

akan meneruskannya jika paket diizinkan lewat, dan sebaliknya.

7. Export, untuk menyimpan/backup semua konfigurasi di dalam direktori

firewall.

2.4Network Address Translator (NAT)

Ada dua tipe alamat IP: umum dan pribadi. Alamat umum diberikan kepada kita oleh

Internet Service Provider (ISP) yang kita pakai untuk berhubungan ke internet. Bagi host di dalam organisasi yang tidak memerlukan akses langsung ke internet, alamat IP

yang tidak menduplikasi alamat umum yang sudah diberikan memang dibutuhkan.

Untuk memecahkan persoalan alamat ini, para desainer internet mencadangkan suatu

bagian dari ruang alamat IP dan menamai ruang ini sebagai ruang alamat pribadi.

Suatu alamat IP pada ruang alamat pribadi tidak pernah diberikan sebagai alamat

umum. Alamat IP di dalam ruang alamat pribadi dikenal sebagai alamat pribadi.

Dengan memakai alamat IP pribadi, kita dapat memberikan proteksi dari para hacker

jaringan.

Karena alamat IP pada ruang alamat pribadi tidak akan pernah diberikan oleh

Internet Network Information Center (InterNIC) sebagai alamat umum, maka route di

dalam internet router untuk alamat pribadi takkan pernah ada. Alamat pribadi tidak

dapat dijangkau di dalam internet. Oleh karena itu, saat memakai alamat IP pribadi,

kita membutuhkan beberapa tipe proxy atau server untuk mengonversi sejumlah

alamat IP pribadi pada jaringan lokal kita menjadi alamat IP umum yang dapat

di-routed. Pilihan lain adalah menerjemahkan alamat pribadi menjadi alamat umum yang valid dengan network address translator (NAT) sebelum dikirimkan di internet.

Dukungan bagi NAT untuk menerjemahkan alamat umum dan alamat pribadi

memungkinkan terjadinya koneksi jaringan-jaringan kantor-rumah atau kantor yang

(25)

Gambar 2.4 Menghubungkan sebuah jaringan kantor yang kecil ke internet

Sebuah NAT menyembunyikan alamat-alamat IP yang dikelola secara internal

dari jaringan-jaringan eksternal dengan menerjemahkan alamat internal pribadi

menjadi alamat eksternal umum. Hal ini mengurangi biaya registrasi alamat IP dengan

cara membiarkan para pelanggan memakai alamat IP yang tidak terdaftar secara

internal melalui suatu terjemahan ke sejumlah kecil alamat IP yang terdaftar secara

eksternal. Hal ini juga menyembunyikan struktur jaringan internal, mengurangi resiko penolakan serangan layanan terhadap sistem internal.

2.5MikroTik RouterOS™

MikroTik RouterOS™ adalah sistem operasi dan perangkat lunak yang dapat

digunakan untuk menjadikan komputer manjadi router network yang handal,

mencakup berbagai fitur yang dibuat untuk ip network dan jaringan wireless.

Berbagai pengembangan telah dilakukan hingga saat ini tersedia perangkat

lunak sistem operasi router versi 2 yang menjamin kestabilan, kontrol, dan

fleksibilitas pada berbagai media antar muka dan sistem routing dengan menggunakan

komputer standart sebagai hardware. Perangkat lunak ini mendukung berbagai

(26)

MikroTik RouterOS™ merupakan salah satu produk perangkat lunak yang

dikeluarkan oleh MikroTik. MikroTik adalah perusahaan kecil berkantor pusat di

Latvia, bersebelahan dengan Rusia. Pembentukannya diprakarsai oleh John Trully dan

Arnis Riekstins pada tahun 1995.

Adapun fitur fitur yang disediakan oleh MikroTik RouterOS™ adalah sebagai

berikut :

1. Address list : Pengelompokan IP Address berdasarkan nama

2. Asynchronous : Mendukung serial PPP dial-in / dial-out, dengan otentikasi

CHAP,PAP, MSCHAPv1 dan MSCHAPv2, Radius, dial on demand,

modem pool hingga 128 ports.

3. Bonding / Load balancing : Mendukung dalam pengkombinasian beberapa

antarmuka ethernet ke dalam 1 pipa pada koneksi cepat.

4. Bridge : Mendukung fungsi bridge spinning tree, multiple bridge interface,

bridging firewalling.

5. Data Rate Management : QoS berbasis HTB dengan penggunaan burst, PCQ, RED, SFQ, FIFO queue, CIR, MIR, limit antar peer to peer.

6. DHCP : Mendukung DHCP tiap antarmuka; DHCP Relay; DHCP Client,

multiple network DHCP; static and dynamic DHCP leases.

7. Firewall and NAT : Mendukung pemfilteran koneksi peer to peer, source

NAT dan destination NAT. Mampu memfilter berdasarkan MAC, IP address, range port, protokol IP, pemilihan opsi protokol seperti ICMP,

TCP Flags dan MSS.

8. Hotspot : Hotspot gateway dengan otentikasi RADIUS. Mendukung limit

data rate, SSL ,HTTPS.

9. Psec : Protokol AH dan ESP untuk IPSec; MODP Diffie-Hellmann groups

1, 2, 5; MD5 dan algoritma SHA1 hashing; algoritma enkirpsi

menggunakan DES, 3DES, AES-128, AES-192, AES-256; Perfect

Forwarding Secresy (PFS) MODP groups 1, 2,5.

10. ISDN : mendukung ISDN dial-in/dial-out. Dengan otentikasi PAP, CHAP,

(27)

11. M3P : MikroTik Protocol Package Packer untuk wireless links dan

Ethernet protocol (CDP).

12. Monitoring/Accounting : Laporan IP Traffic, log, statistik graph yang dapat

diakses melalui HTTP.

13. NTP : Network Time Protokol untuk server dan clients; sinkronisasi

menggunakan sistem GPS.

14. Point to Point Tunneling Protocol : PPTP, PPPoE dan L2TP Access

Concentrator; protokol otentikasi menggunakan PAP, CHAP, MSCHAPv1,

MSCHAPv2; otentikasi dan laporan radius; enkripsi MPPE; kompresi untuk

PPoE; limit data rate.

15. Proxy : Cache untuk FTP dan HTTP proxy server, HTTPS proxy;

transparent proxy untuk DNS dan HTTP; mendukung protokol SOCKS;

mendukung parent proxy; static DNS.

16. Routing : Routing statik dan dinamik; RIP v1/v2, OSPF v2, BGP v4.

17. SDSL : Mendukung Single Line DSL; mode pemutusan jalur koneksi dan

jaringan.

18 Simple Tunnels : Tunnel IPIP dan EoIP (Ethernet over IP).

19. SNMP : Simple Network Monitoring Protocol mode access read-only.

20. Synchronous : V.35, V.24, E1/T1, X21, DS3 (T3) media ttypes; sync-PPP,

Cisco HDLC; Frame Relay line protokol; ANSI-617d (ANDI atau annex D)

dan Q933a (CCITT atau annex A); Frame Relay jenis LMI.

21. Tool : Ping, Traceroute; bandwidth test; ping flood; telnet; SSH; packet

sniffer; dynamic DNS update.

22. UPnP : Mendukung antarmuka Universal Plug and Play.

23. VLAN : Mendukung Virtual LAN IEEE 802.1g untuk jaringan ethernet dan

wireless; multiple VLAN; VLAN bridging.

24. VOIP : Mendukung aplikasi voice over IP.

25. VRRP : Mendukung Virtual Router Redudant Protocol

26. WinBox : Aplikasi mode GUI untuk meremote dan mengkonfigurasi

MikroTik RouterOS.

Namun dalam peng-load balancing-an nanti hanya beberapa fitur yang akan

(28)

2.6Load Balancing

Secara umum, load balancing dapat diartikan sebagai suatu teknik untuk

mendistribusikan beban kerja secara merata pada dua atau lebih komputer, network

links, CPU, hard drive atau sumber daya lainnya, untuk mendapatkan pemanfaatan

sumber daya yang optimal, memaksimalkan throughput, meminimalkan waktu respon

dan menghindari overload. Menggunakan beberapa komponen dengan load balancing

dapat meningkatkan kehandalan melalui redudansi. Layanan load balancing biasanya

disediakan oleh program khusus atau perangkat keras (seperti multilayer switch atau

DNS server).

Dalam jaringan komputer, load balancing lebih mengarah kepada

pengkombinasian beberapa antarmuka ethernet ke dalam satu jalur sehingga dapat

diutilisasi secara bersamaan dengan menghasilkan koneksi yang lebih cepat.

Saat sebuah router mempunyai dua koneksi ke internet (sama atau berbeda

ISP-nya), default gateway di router tetap hanya bisa satu, ditambah pun yang bekerja tetap hanya satu. Jadi misal router NAT terhubung ke ISP A melalui interface A dan

gateway A dan ke ISP B melalui interface B dan gateway B, dan default gateway ke

ISP A, maka trafik downlink hanya akan datang dari ISP A saja. Begitu juga

sebaliknya jika dipasang default gateway ke ISP B. Penerapan teknik load balancing

dapat menyelesaikan permasalahan tersebut dengan menggabungkan trafik downlink

ISP A dan ISP B sehingga dapat diutilisasi secara bersamaan.

Prinsip dari load balancing adalah sebagai berikut:

1. Lalu lintas didistribusikan berdasarkan probabilitas.

2. Harus tau seberapa besar tiap link, dan didistribusikan sesuai lalulintas.

3. Berdasarkan kecepatan pada keluaran dan masukan pada router, load

(29)

1 + 1 = 2

1 + 1 = 1 + 1

1 + 1 = ½ + ½ + ½ + ½

1 + 1 = ¼ + ¼ + ¼ + ¼ + ¼ + ¼ + ¼ + ¼

4. Jika ada dua gateway, missal A dan B

- A memiliki bandwidth sebesar 1mbps dan B memiliki bandwidth

sebesar 2 mbps.

- Maka lalulintas akan dibagi kedalam 3 aliran, dan mengirim 1

aliran ke A dan 2 aliran ke B.

2.7Nth Load balancing

Nth load balancing merupakan suatu teknik load balancing yang membentuk suatu

deret tertentu (Nth), yang nantinya akan digunakan sebagai suatu sistem antrian di

dalam mange rule yang dibentuk. Nth diimplementasikan dalam suatu deret yang

terdiri dari every dan packet yang akan direalisasikan dalam suatu deret interger. Pada

metode load balancing ini, paket data yang masuk akan ditandai sebagai suatu

variabel n dalam tipe data integer.

Nilai interger pada every merupakan jumlah kelompok yang ingin dibentuk, jadi

jika beban ingin dibagi ke dalam 2 kelompok, maka every akan bernilai 2. Sedangkan

pada packet, nilai integer berupa urutan antrian yang dimulai dari angka 1, 2, 3 dan

seterusnya atau paket yang masuk akan dikenal sebagai paket 1, 2, 3 dan seterusnya

Dengan aturan yang ada, jalur yang telah ditandai sebagai nth ini akan

digabungkan, atau total bandwith pada keluaran merupakan penjumlahan dari

(30)

2.8PCC (Per Connection Classifier) Load balancing

PCC matcher akan memungkinkan untuk membagi lalulintas ke aliran yang sama

dengan kemampuan untuk menyimpan paket-paket dengan pilihan yang spesifik

dalam satu aliran tertentu. PCC mengambil bidang yang dipilih dari header IP, dan

dengan bantuan algoritma hashing mengubah bidang yang dipilih menjadi 32-bit.

Nilai ini kemudian dibagi dengan penyebut tertentu dan sisanya kemudian

dibandingkan dengan remainder tertentu, jika sama maka paket akan ditangkap. Anda

dapat memilih dari src-address, dst-address, src-port, dst-port dari header untuk

digunakan dalam operasi ini.

per-connection-classifier=

PerConnectionClassifier ::= [!]ValuesToHash:Penyebut/Remainder

Remainder ::= 0..4294967295 (bilangan integer)

Penyebut ::= 1..4294967295 (bilangan integer)

ValuesToHash ::= both-addresses|both-ports|dst-address-and-port|

src-address|src-port|both-addresses-and-ports|dst-address|dst-

port|src-address-and-port

Dalam hal ini penyebut merupakan jumlah koneksi yang akan di-load balancing.

2.9Bandwidth

Seperti telah kita tahu, bandwidth paling banyak digunakan sebagai ukuran kecepatan

aliran data. Tetapi apakah itu bandwidth sebenarnya? Bandwidth adalah suatu ukuran

dari banyaknya informasi yang dapat mengalir dari suatu tempat ke tempat lain dalam

suatu waktu tertentu. Bandwidth dapat dipakaikan untuk mengukur baik aliran data

analog mau pun aliran data digital. Sekarang telah menjadi umum jika kata bandwidth

lebih banyak dipakaikan untuk mengukur aliran data digital.

Satuan yang dipakai untuk bandwidth adalah bits per second atau sering

disingkat sebagai bps. Seperti kita tahu bahwa bit atau binary digit adalah basis angka

(31)

(angka 0 dan 1) yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain dalam setiap

detiknya melalui suatu media.

Bandwidth adalah konsep pengukuran yang sangat penting dalam jaringan,

tetapi konsep ini memiliki kekurangan atau batasan, tidak peduli bagaimana cara

mengirimkan informasi mau pun media apa yang dipakai dalam penghantaran

informasi. Hal ini karena adanya hukum fisika maupun batasan teknologi. Ini akan

menyebabkan batasan terhadap panjang media yang dipakai, kecepatan maksimal

yang dapat dipakai, mau pun perlakuan khusus terhadap media yang dipakai.

Sedangkan batasan terhadap perlakuan atau cara pengiriman data misalnya

dengan pengiriman secara paralel (synchronous), serial (asynchronous), perlakuan

terhadap media yang spesifik seperti media yang tidak boleh ditekuk (serat optis),

pengirim dan penerima harus berhadapan langsung (line of sight), kompresi data yang

dikirim, dan lain-lain.

Jika dilihat dari sudut pandang proses pengriman data, bandwidth dapat dibagi menjadi 2 kategori, yaitu download dan upload.

2.9.1 Download (Unduh)

Download adalah proses menerima data ( umumnya berbentuk berkas) dari sebuah

sistem seperti web server, FTP server, mail server atau sistem serupa lainnya.

Download juga merupakan kegiatan dimana seseorang dapat memperoleh file-file

tertentu yang ada di internet. File yang dapat diunduh bermacam-macam, ada yang

berupa file video, mp3, document, dan lain-lain.

2.9.2 Upload (Unggah)

Upload adalah proses mengirim data (umumnya berbentuk berkas) dari komputer

(32)

kemudian akan dipublikasikan di internet baik secara pribadi atau umum (dapat di

nikmati oleh semua pengguna internet).

(33)

BAB 3

IMPLEMENTASI LOAD BALANCING

3.1 Implementasi Load Balancing di Mikrotik Router

Load balancing pada Mikrotik adalah teknik untuk mendistribusikan beban trafik pada

dua atau lebih jalur koneksi secara seimbang, agar trafik dapat berjalan optimal,

memaksimalkan throughput, memperkecil waktu tanggap dan menghindari overload

pada salah satu jalur koneksi.

Selama ini banyak yang beranggapan bahwa dengan menggunakan load

balancing dua jalur koneksi , maka besar bandwidth yang akan didapatkan menjadi

dua kali lipat dari bandwidth sebelum menggunakan load balancing (akumulasi dari

kedua bandwidth tersebut). Hal ini perlu diperjelas dahulu, bahwa load balancing

tidak akan menambah besar bandwidth yang diperoleh, tetapi hanya bertugas untuk

membagi trafik dari kedua bandwidth tersebut agar dapat terpakai secara seimbang.

Dalam tugas akhir ini load balancing akan diimplementasikan dalam dua cara,

yaitu Nth load balancing dan PCC (Per Connection Classifier) load balancing. Dua

metode load balancing ini sama-sama menggunakan static routing dan topologi yang

sama, namun berbeda dalam hal rule dan hasil akhir yang didapat, terutama dari

teknik pembagian beban terhadap koneksi yang di-load balancing.

Percobaan dilakukan pada sebuah warnet yang bernama AYA-Net yang

beralamat di Jl. Kapten Muslim Medan. Pada praktik digunakan fasilitas warnet yang

(34)

1. 2 jalur ISP Speedy dengan kecepatan masing-masing :

Modem1 (ADSL) = download up to 2048 kbps dan upload up to 512 kbps

Modem2 (ADSL) = download up to 1024 kbps dan upload up to 256 kbps

2 Router Board RB750 yang dijadikan sebagai router berikut MikrotikOS versi

3.29 didalamnya.

3. 2 unit Switch 16-port.

4. 18 PC client.

Berikut ini merupakan addressing dan subnetting pada jaringan load balancing

yang dibangun:

Modem1 IP address 10.10.10.2

Netmask 255.255.255.248

Modem2 IP address 10.10.20.2

Netmask 255.255.255.248

LOKAL IP address 192.168.1.254 (gateway pada jaringan LOKAL)

Netmask 255.255.255.0

Client IP address 192.168.1.0/24 Netmask 255.255.255.0

Gateway 192.168.1.254

(35)

Interface pada Mikrotik:

1. LOKAL : IP address 192.168.1.254 mengarah ke client.

2. WAN1 : IP address 10.10.10.1 mengarah ke modem1 dengan ip public yang

didapat pada modem adalah 110.137.44.73.

3. WAN2 : IP address 10.10.20.1 mengarah ke modem2 dengan ip public yang

didapat pada modem adalah 110.137.28.81.

Berikut gambaran topologinya :

Gambar 3.1 Topologi jaringan load balancing untuk 2 jalur

Topologi jaringan pada gambar 3.1 di atas merupakan salah satu model load

balancing yang pada umumnya sering digunakan. Pada router akan dilakukan

(36)

3.1.1 Konfigurasi Mikrotik Router

Dalam praktik digunakan RB750 yang berfungsi sebagai router. Oleh karena itu,

instalasi Mikrotik RouterOS tidak diperlukan lagi dikarenakan didalamnya memang

sudah terdapat Mikrotik RouterOS versi 3.29. Sebelum melakukan konfigurasi untuk

load balancing, terlebih dahulu harus dilakukan beberapa konfigurasi dasar sebagai

pendukung agar dapat dilakukan konfigurasi untuk load balancing.

Gambar 3.2 RB750

Berikut spesifikasi untuk router board RB750 :

1. CPU: AR7240 300MHz (overclock up to 400MHz) CPU

2. Memory: 32MB DDR SDRAM onboard memory

3. Boot loader: RouterBOOT

4. Data storage: 64MB onboard NAND memory chip

5. Ethernet: Five 10/100 ethernet ports (with switch chip)

6. miniPCI: none

7. Extras: Reset switch, Beeper

8. Serial port: no serial port

9. LEDs: Power, NAND activity, 5 Ethernet LEDs

10. Power options: Power over Ethernet: 9-28V DC (except power over

datalines). Power jack: 9.28V DC

11. Dimensions: 113x89x28mm. Weight without packaging and cables: 130g

12. Power consumption: Up to 3W

(37)

Berikut merupakan langkah awal dalam mengkonfigurasi Mikrotik pada RB750:

1. Deault IP addresss pada RB750 adalah 192.168.88.1. Untuk dapat

mengaksesnya yaitu dengan mengisikan alamat IP 192.168.88.1 pada

browser yg tersedia hingga tampil halaman seperti di bawah ini:

Gambar 3.3 Tampilan Mikrotik pada browser

2. Kemudian untuk masuk ke Mikrotik dapat dilakukan dengan beberapa cara,

yaitu dengan menggunakan Winbox, Web-box ataupun SSH/Telnet.

3. Jika menggunakan Winbox maka kita tinggal men-download Winbox loader

melalui halaman Mikrotik dan mengisikan IP address dari Mikrotik pada

(38)

Gambar 3.4 Winbox loader

4. Jika menggunakan Web-box dapat dilakukan dengan mengisikan alamat IP

pada browser dan kemudian memilih menu Web-box. Sehingga tampil

halaman seperti pada gambar berikut:

Gambar 3.5 Tampilan Web-box

5. Jika menggunakan Telnet maka hanya tinggal memilih connect with telnet.

(39)

Gambar 3.6 Tampilan Telnet ke Mikrotik

6. Kemudian dilakukan konfigurasi dasar yang meliputi pemberian nama

masing-masing interface berserta pengalamatannya, yang dalam praktiknya

menggunakan Telnet. Berikut ini merupakan konfigurasi dasar pada mikrotik

sebelum mengimplementasikan load balancing :

Penamaan Interface:

/interface set 0 name=”LOKAL”

/interface set 1 name=”WAN1”

/interface set 2 name=”WAN2”

Pengalamatan :

/ip address add interface=LOKAL address=192.168.1.254\

netmask=255.255.255.0

/ip address add interface=WAN1 address=10.10.10.1\

netmask=255.255.255.248

/ip address add interface=WAN2 address=10.10.20.1\

(40)

DNS Server:

Untuk parameter DNS digunakan DNS dari Speedy.

/ip dns set primary-dns=203.130.206.250\

secondary-dns=203.130.193.74

/ip dns set allow-remote-requests=yes

Dikarenakan client menggunakan alamat IP LOKAL, maka perlu digunakan

src-nat. Proses ini akan menerjemahkan alamat IP client menjadi alamat IP router,

sehingga bisa dikenali network diatasnya. Proses tersebut dapat diimplementasikan

dengan cara sebagai berikut:

/ip firewall

add chain=srcnat action=masquerade src-address=192.168.1.0/24

3.1.1.1 Mangle

Mangle merupakan penanda yang menandai paket untuk proses berikutnya dengan

tanda-tanda khusus. Selain itu, fasilitas mangle digunakan untuk memodifikasi

beberapa field dalam IP header, seperti TOS (DSCP) dan TTL field. Banyak fasilitas

lainnya di Mikrotik yang menggunakan mangle, misalnya queue tree dan NAT. Perlu

diingat bahwa penanda mangle hanya ada di dalam router, tidak menyebar hingga ke

dalam jaringan.

3.1.2 Implementasi Nth Load Balancing

Nth akan diimplementasikan dalam suatu deret yang terdiri dari every dan packet yang

akan direalisasikan dalam suatu deret interger. Pada metode load balancing seperti ini,

(41)

jalur data internet (koneksi), yang berarti n akan bernilai 2. Maka, nilai integer

membentuk antrian 2,1 dan 2,2.

Pada Mikrotik, dua jalur yang telah ditandai sebagai Nth ini

diimplementasikan dalam bentuk koneksi baru atau disebut new-connection-mark.

Dalam praktiknya, penanda untuk koneksi-1 dinamai dengan MC01 dan penanda

untuk koneksi-2 dinamai dengan MC02. Berikut syntax untuk konfigurasinya :

/ip firewall mangle

add chain=prerouting in-interface=LOKAL connection-state=new nth=2,1\

action=mark-connection new-connection-mark=MC01 passthrough=yes

comment=”koneksi-1”

add chain=prerouting in-interface=LOKAL connection-state=new nth=2,2\

action=mark-connection new-connection-mark=MC02 passthrough=yes

comment=”koneksi-2”

Kemudian dibuat penanda untuk me-routing-kan kedua koneksi yang telah

ditandai dengan MC01 dan MC02 tersebut. Berikut syntax untuk konfigurasinya:

/ip firewall mangle

Routing untuk koneksi MC01 ditandai dengan mark-routing MR01 dan untuk

koneksi MC02 ditandai dengan mark-routing MR02.

Kemudian dilakukan penentuan gateway untuk masing-masing mangle yang

(42)

alamat IP dari modem1. Dan untuk MR02 diarahkan ke alamat IP 10.10.20.2 yang

merupakan alamat IP dari modem2. Berikut syntax untuk konfigurasinya:

/ip route

add disabled=no distance=1 dst-address=0.0.0.0/0 gateway=10.10.10.2\

routing-mark=MR01

add disabled=no distance=1 dst-address=0.0.0.0/0 gateway=10.10.20.2\

routing-mark=MR02

3.1.3 Implementasi PCC Load Balancing

Pada PCC load balancing akan ada PCC matcher yang memungkinkan sebuah

router untuk mengingat alamat sumber dan tujuan pada saat melakukan suatu koneksi

ke internet.

Seperti yang telah jelaskan pada bab sebelumnya bahwa PCC matcher akan

memungkinkan untuk membagi lalulintas ke aliran yang sama dengan kemampuan

untuk menyimpan paket-paket dengan pilihan yang spesifik dalam satu aliran tertentu.

PCC mengambil bidang yang dipilih dari Internet Protocol Header, dan dengan

bantuan algoritma hashing mengubah bidang yang dipilih menjadi 32-bit. Nilai ini

kemudian dibagi dengan penyebut tertentu dan sisanya kemudian dibandingkan

dengan remainder tertentu, jika sama maka paket akan ditangkap. Kemudian dapat

dipilih dari src-address, dst-address, src-port, dst-port dari header untuk digunakan

dalam operasi ini. Dalam pengertian lain, pada PCC load balancing akan diingat

alamat sumber dan tujuan sehingga terjadi hubungan client server secara utuh.

Karena jalur internet yang akan di-load balancing ada 2 jalur, maka koneksi

yang akan dibentuk (ditandai) pada mangle juga ada 2. Berarti akan ada 2

mark-connection baru yang dibentuk. Untuk koneksi-1 akan ditandai sebagai MC01, dan

untuk koneksi-2 ditandai sebagai MC02. Begitu juga untuk paket routing yang akan

(43)

PCC, terlebih dahulu harus ditandai untuk paket yang keluar dan masuk ke router.

Setelah itu baru dibuat mangle untuk mengimplementasikan rule PCC nya. Berikut

merupakan syntax untuk konfigurasinya:

/ip firewall mangle

add action=mark-connection chain=input connection-state=new \

disabled=no in-interface=WAN1 new-connection-mark=MC01\

passthrough=yes

add action=mark-connection chain=input connection-state=new \

disabled=no in-interface=WAN2 new-connection-mark=MC02 \

passthrough=yes

add action=mark-routing chain=output connection-mark=MC01 \

disabled=no new-routing-mark=MR01 passthrough=no

add action=mark-routing chain=output connection-mark=MC02 \

disabled=no new-routing-mark=MR02 passthrough=no

add action=mark-connection chain=prerouting comment="" disabled=no \

dst-address-type=!local in-interface=LOKAL new-connection-mark=\

MC01 passthrough=yes per-connection-classifier=\

both-addresses:2/0 comment=”koneksi-1”

add action=mark-connection chain=prerouting comment="" disabled=no \

dst-address-type=!local in-interface=LOKAL new-connection-mark=\

MC02 passthrough=yes per-connection-classifier=\

both-addresses:2/1 comment=”koneksi-2”

Setelah rule PCC diimplementasikan, kemudian baru dibentuk penanda untuk

masing-masing paket yang me-routing-kan mark-connection PCC yang telah dibuat

sebelumnya. Berikut syntax untuk konfigurasinya:

add action=mark-routing chain=prerouting connection-mark=MC01 \

disabled=no in-interface=LOKAL new-routing-mark=MR01\

(44)

add action=mark-routing chain=prerouting connection-mark=MC02 \

disabled=no in-interface=LOKAL new-routing-mark=MR02\

passthrough=yes comment=”route-2”

Kemudian dilakukan penentuan gateway untuk masing-masing mangle yang

telah dibentuk. Untuk MR01 akan diarahkan ke alamat IP 10.10.10.2 yang merupakan

alamat IP dari modem1. Dan untuk MR02 diarahkan ke alamat IP 10.10.20.2 yang

merupakan alamat IP dari modem2. Berikut syntax untuk konfigurasinya:

/ip route

add disabled=no distance=1 dst-address=0.0.0.0/0 gateway=10.10.10.2\

routing-mark=MR01

add disabled=no distance=1 dst-address=0.0.0.0/0 gateway=10.10.20.2\

(45)

BAB 4

PENGUJIAN DAN ANALISIS

Setelah melakukan konfigurasi sebagaimana telah dijelaskan pada bab III, maka

akan dilakukan pengujian berdasarkan arah pembebanan trafik, kecepatan dan koneksi

seperti apa yg dihasilkan pada masing-masing metode. Pengujian yang dilakukan

tidaklah menggunakan suatu program ataupun software khusus, akan tetapi dengan

cara mengamati bandwidth traffic pada router serta aktifitas yang dilakukan oleh

client yang dapat dijadikan sebagai acuan, sehingga dapat dilihat perbandingan

diantara metode Nth dan PCC load balancing yang telah diimplementasikan.

(46)

Dari gambar 4.1 dapat dilihat bandwidth yang keluar masuk pada interface

mikrotik LOKAL, WAN1, dan WAN2 pada suatu waktu dan kondisi tertentu. Paket

data dibagi menjadi dua bagian yaitu Tx dan Rx. Tx berarti paket data yang masuk ke

router dan Rx berarti paket data yang keluar dari router. Dikarenakan trafik ini dilihat

dari pihak router, maka nilai Tx dan Rx pada interface yang menuju ke modem

(WAN1 dan WAN2) akan berbanding terbalik dengan interface yang menuju ke

LOKAL.

4.1Pengujian Terhadap Metode Nth load balancing

Pengujian dilakukan dengan cara mengamati trafik bandwidth pada router dan

aktifitas-aktifitas dari beberapa client yang dapat dijadikan acuan dalam pengamatan

sehingga dapat dilihat kriteria-kriteria untuk metode ini. Yang dijadikan sebagai

parameter dalam pengamatan ini adalah trafik bandwidth untuk download dan upload,

serta pembebanan seperti apa yang terjadi pada metode Nth load balancing ini.

4.1.1Download

Pada saat awal masing-masing komputer client dinyalakan, maka router akan

memberikan alamat IP public dari modem yang akan digunakan untuk dapat

terkoneksi dengan jaringan luar ataupun internet. Alamat IP tersebut dapat berupa

alamat IP dari modem1 maupun dari modem2. Kemudian router akan bertugas untuk

menyebarkan bandwidth dari masing-masing modem tersebut ke jaringan LOKAL.

Pengujian awal yang dilakukan adalah dengan mengamati seberapa besar

bandwidth untuk download yang dapat diterima oleh client jika trafik pada client

tersebut benar-benar penuh ataupun maksimal. Hasil pengamatan dapat dilihat pada

(47)

Gambar 4.2 Maksimum download pada client (Nth)

Perlu diketahui sebelumnya bahwa bandwidth untuk download pada modem1

adalah up to 2 Mbps dan pada modem2 adalah up to 1 Mbps. Jadi, pada saat jaringan

dalam kondisi yang baik maka akan diperoleh bandwidth total sekitar 3 Mbps yang

akan disebar ke dalam jaringan LOKAL.

Pada gambar 4.2 dapat dilihat bahwa kecepatan download yang didapat sekitar

3.2 Mbps. Ini bukan berarti bandwidth tersebut terakumulasi seperti pengertian 2

Mbps + 1 Mbps = 3 Mbps, akan tetapi pada metode Nth ini bandwidth yang tersedia

dipakai secara bersamaan dalam waktu yang sama pula oleh client. Dalam pengertian

lain 2 Mbps + 1 Mbps = 1 Mbps + 2 Mbps, sehingga jika diamati dari kecepatan

(48)

4.1.2 Upload

Dalam hal ini, pengujian dilakukan dengan cara melakukan upload dari salah satu

client. Dan bandwidth untuk upload benar-benar dipakai hingga mencapai batas

maksimum. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah upload juga akan

terakumulasi seperti halnya download. Apakah pada saat melakukan upload,

bandwidth juga dapat dipakai secara bersamaan dalam waktu yang sama. Hasil yang

diperoleh dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 4.3 Maksimum upload pada client (Nth)

Perlu diingat sebelumnya bahwa bandwidth untuk upload pada modem1 adalah

up to 512 kbps dan pada modem2 adalah up to 256 kbps.

Pada gambar 4.4 dapat dilihat bahwa kecepatan upload mencapai 753,4 kbps.

Ini berarti kecepatan yang diperoleh juga terakumulasi seperti halnya pada kecepatan

(49)

menggunakan bandwidth untuk upload secara bersamaan dalam waktu yang sama

pula.

Kemudian dapat dilihat bagaimana penyebaran bandwidth ke jaringan LOKAL

secara keseluruhan. Secara keseluruhan maksudnya adalah pengamatan dilakukan

berdasarkan data yang lebih reliable, yaitu pada saat warnet beroperasi mulai dari

pukul 8.00 WIB hingga pukul 24.00 WIB. Pada saat pengamatan, yang dilakukan

dalam beberapa hari, client yang aktif rata-rata hanya 8 client saja. Jadi, besar

kemungkinan bandwidth pada kedua modem tidak terpakai secara maksimal.

Paket data yang keluar masuk router akan dicatat pada mangle yang telah dibuat

untuk metode Nth ini. Dan paket data tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.4 Bandwidth traffic pada mangle (Nth)

Pada gambar 4.4 terdapat 4 mangle yang telah dibentuk untuk menerapkan Nth

(50)

merutekan paket dari dan menuju WAN1 yang akan diteruskan ke alamat IP modem1.

Serta koneksi-2 dan route-2 dibentuk untuk merutekan paket dari dan menuju ke

WAN2 yang akan diteruskan ke alamat IP modem2. Pada gambar, besar paket yang

melewati router pada masing-masing koneksi berada pada angka yang sangat

berimbang pada 151 MB hingga 152 MB. Ini berarti, pembebanan terhadap 2 jalur

internet juga sangat berimbang.

4.1.3 Membuka Situs

Pada pengujian ini penulis membuka beberapa situs yang sudah familiar meliputi

situs-situs berita, situs jejaring sosial, layanan surat elektronik, dan situs forum

komunitas maya. Tidak ada masalah dalam membuka beberapa situs tersebut diatas.

Hanya saja saat membuka salah satu situs komunitas yang dalam pengujiannya

membuka situs

menjadi suatu perhatian khusus.

Untuk dapat melihat topik-topik yang ada di dalamnya, situs ini menuntut

pengunjung untuk melakukan login (akses individu untuk masuk ke dalam suatu

sistem komputer berdasarkan identifikasi tertentu) terlebih dahulu. Setelah berhasil

login, kemudian dicoba membuka salah satu thread atau topik yang ada pada forum

tersebut. Untuk pertama kalinya tidak ada masalah, akan tetapi ketika dicoba

berpindah ke thread yang lain, situs ini meminta untuk melakukan login kembali. Dan

ini terjadi berulang-ulang ketika ingin berpindah ataupun membuka thread yang

lainnya.

Perlu diketahui bahwa situs forummikrotik.com merupakan salah satu situs yang

memakai teknologi IP Based Authentication, dimana situs ini melakukan otentikasi

berdasarkan alamat IP (Internet Protocol) dari pengunjung. Dalam hal ini IP address

yang diotentikasi merupakan IP public yang diberikan oleh router Mikrotik kepada

client. Alamat IP tersebut adalah 110.137.44.73 untuk yang terhubung ke modem1

(51)

disebabkan oleh rule Nth load balancing yang ada pada Mikrotik itu sendiri. Untuk

menjaga agar trafik bandwidth pada jalur WAN1 dan WAN2 tetap seimbang, router

ternyata melakukan penyeimbangan pada jaringan LAN yang ada dibawahnya.

Mikrotik menghitung bandwidth yang digunakan oleh tiap-tiap client yang terhubung

yang kemudian diakumulasikan sebagai total bandwidth pada jalur WAN1 dan

WAN2.

Ketika suatu waktu tertentu WAN1 dan WAN2 dalam keadaan seimbang, dan

pada waktu itu pula salah satu client di salah satu jalur memakai bandwidth yang lebih

besar hingga menyebabkan akumulasi bandwidth tidak berimbang, maka Mikrotik

akan melakukan penataan ulang terhadap jalur yang akan dilewati oleh tiap-tiap client.

Mikrotik akan mengacak kembali alamat IP public yang mana yang akan diberikan ke

tiap-tiap client hingga akumulasi bandwidth kembali seimbang. Hal inilah yang

menyebabkan IP public yang diperoleh dapat berubah-ubah dalam kurun waktu yang

tak tentu sesuai dengan kondisi trafik pada jaringan.

Oleh karena itulah pada metode ini terjadi sedikit permasalahan ketika membuka situs yang menggunakan IP based authentication. Setiap terjadi perubahan

IP pada client maka situs ini menganggap pengunjung merupakan pengunjung baru

yang belum melakukan identifikasi yang biasanya berupa username dan password.

Namun, bukan berarti masalah tersebut tidak dapat teratasi, hanya saja ini tidak dapat

ditanggulangi dari dalam router, melainkan dari pengguna jasa warnet itu sendiri,

yaitu dengan cara menandai (men-check list) pada bagian remember me di halaman

(52)

Berikut ini merupakan koneksi ke internet yang dibentuk oleh beberapa client

dalam jaringan:

Gambar 4.5 Koneksi client ke jaringan luar (Nth)

Sebagai contoh dapat dilihat pada gambar 4.5, dimana client dengan alamat IP

192.168.1.4 dan alamat tujuan 74.125.235.19 pada pukul 23:57:59 menggunakan

koneksi-1 (MC01), kemudian dalam selang waktu beberapa detik telah berpindah

menggunakan koneksi-2 (MC02) pada pukul 23:58:02. Dan selang waktu beberapa

detik lagi kembali menggunakan koneksi-1 (MC01) yaitu pada pukul 00:00:13.

Otomatis dengan berpindahnya koneksi, maka alamat IP public yang digunakan oleh

client tersebut juga akan berganti. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya

(53)

Contoh lain juga dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 4.6 Koneksi client ke jaringan luar (Nth) (2)

Pada gambar 4.6 dapat dilihat bahwa terjadi kasus serupa yang dialami oleh

client dengan alamat IP 192.168.1.1 dan alamat tujuan 204.1.136.41 dan

125.160.18.26.

4.1.4 Terputusnya Koneksi pada Salah Satu Jalur Internet

Pengujian ini dilakukan dengan cara memutuskan salah satu koneksi internet baik itu

pada modem1 maupun pada modem2. Dalam pratik, dilakukan pemutusan hubungan

dari modem2. Ketika koneksi dari modem2 terputus, semua client ternyata masih tetap

bisa terhubung ke jaringan internet. Untuk client yang tadinya mendapatkan alamat IP

public dari modem2, ternyata sekarang memiliki alamat IP public dari modem1.

Berarti pada Nth load balancing, jika terjadi miss-connection pada salah satu jalur ke

public, maka Mikrotik akan memeriksa jalur mana yang masih terhubung ke internet,

dan kemudian Mikrotik akan mengarahkan semua client yang terhubung ke jalur

(54)

Perpindahan koneksi dalam selang waktu hanya beberapa detik saja yang dapat

dilihat pada gambar 4.5 dan 4.6 juga dapat menjadi suatu acuan untuk kasus ini.

4.2 Pengujian terhadap PCC Load balancing

Pengujian dilakukan dengan cara mengamati trafik bandwidth pada router dan

aktifitas-aktifitas dari beberapa client yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam

pengamatan sehingga dapat dilihat kriteria-kriteria untuk metode ini. Yang dijadikan

sebagai parameter dalam pengamatan ini adalah trafik bandwidth untuk download dan

upload, serta pembebanan seperti apa yang terjadi pada metode PCC load balancing

ini.

4.2.1 Download

Sama halnya dengan Nth load balancing, pada saat awal masing-masing komputer

client dinyalakan, maka router akan memberikan IP public dari modem yang akan

digunakan untuk dapat terkoneksi dengan jaringan luar ataupun internet. Alamat IP

tersebut dapat berupa alamat IP dari modem1 maupun dari modem2.

Pada tahap awal, pengujian dilakukan dengan mengamati seberapa besar

bandwidth untuk download yang dapat diterima oleh salah satu client jika trafik pada client tersebut dalam keadaan padat ataupun mencapai titik maksimum. Hasil

(55)

Gambar 4.7 Maksimum download pada client (PCC)

Pada gambar 4.7 dapat dilihat bahwa download mencapai 1970,3 kbps atau

setara dengan 1,97 Mbps. Bandwidth untuk download pada metode ini berbeda jauh

dengan bandwidth yang diperoleh ketika menggunakan metode Nth yang dapat

mencapai 3,2 Mbps. Jika diperhatikan, bandwidth yang diperoleh pada pengujian ini

mendekati pada bandwidth modem1 yaitu up to 2 Mbps.

Setelah dilakukan pengecekan, ternyata client ini memiliki alamat IP

110.137.44.73, yang merupakan alamat IP public yang berasal dari modem1. Berarti

dapat diasumsikan bahwa client ini diprioritaskan untuk diarahkan ke modem1.

Untuk memperkuat asumsi yang ada, dilakukan pengujian pada client yang

memiliki alamat IP public yang berbeda, yaitu client dengan IP public 110.137.28.81

(berasal dari modem2 dengan bandwidth up to 1 Mbps). Dan diperoleh hasil sebagai

(56)

Gambar 4.8 Maksimum download pada client (PCC) (2)

Dari gambar 4.8 terlihat bahwa bandwidth yang diperoleh hanya 943,5 kbps atau

setara dengan 0,94 Mbps. Hal ini menunjukkan bahwa client diprioritaskan mengarah

ke modem2.

Dari pengujian yang dilakukan, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pada

metode ini, client diprioritaskan untuk diarahkan hanya pada salah satu jalur saja.

4.2.2 Upload

Pengujian dilakukan dengan cara melakukan upload dari salah satu client. Dan

bandwidth untuk upload benar-benar dipakai hingga mencapai batas maksimum.

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah bandwidth untuk upload juga akan

sama kasusnya seperti yang terjadi pada download. Apakah pada saat melakukan

upload, client hanya akan diarahkan pada salah satu modem saja. Hasil yang diperoleh

(57)

Gambar 4.9 Maksimum upload pada client (PCC)

Perlu diingat sebelumnya bahwa upload pada modem1 adalah up to 512 kbps

dan pada modem2 adalah up to 256 kbps.

Pada gambar 4.9 dapat dilihat bahwa diperoleh bandwidth untuk upload sebesar

511,7 kbps. Client yang diuji memiliki IP public 110.137.44.73 yang merupakan IP

public yang berasal dari modem1. Berarti, client ini diprioritaskan untuk diarahkan ke

modem1.

Kemudian dilakukan upload pada client yang memiliki IP public yang berbeda

yaitu 110.137.28.81 yang berasal dari modem2. Dan diperoleh hasil seperti pada

(58)

Gambar 4.10 Maksimum upload pada client (PCC) (2)

Gambar 4.10 menunjukkan bandwidth untuk upload yang diperoleh oleh client

dengan IP public 110.137.28.81 adalah sebesar 264,9 kbps. Maka, jelas bahwa client

ini diprioritaskan untuk diarahkan ke modem2. Berarti, rule yang terjadi pada

download juga berlaku untuk upload.

Kemudian dapat dilihat bagaimana penyebaran bandwidth ke jaringan LOKAL

secara keseluruhan. Seperti halnya yang dilakukan pada metode Nth, pengamatan

dilakukan pada saat warnet beroperasi.

Paket data yang keluar masuk router akan dicatat pada mangle yang telah dibuat

(59)

Gambar 4.11 Bandwidth traffic pada mangle (PCC)

(60)

Pada PCC, ada 8 mangle yang dibentuk untuk load balancing pada 2 jalur. Dua

mangle dengan atribut chain=input merupakan penanda untuk paket yang masuk ke

dalam router. Dan dua mangle beratribut chain=output yang merupakan penanda

untuk paket yang keluar dari router.

Koneksi-1 dan route-1 merupakan mangle yang dibentuk untuk merutekan paket

dari dan menuju WAN1 yang akan diteruskan ke alamat IP modem1. Serta koneksi-2

dan route-2 dibentuk untuk merutekan paket dari dan menuju ke WAN2 yang akan

diteruskan ke alamat IP modem2

Pada gambar 4.11, pembebanan yang terjadi tidaklah begitu merata pada

masing-masing koneksi. Ini disebabkan, pada PCC load balancing yang menjadi

prioritas utama adalah mengingat alamat sumber dan tujuan pada saat melakukan

hubungan terhadap jaringan luar. Dan kemudian baru melakukan penyeimbangan

beban pada masing-masing jalur internet yang menjadi prioritas kedua. Sehingga

semakin lama beban pada dua jalur akan semakin merata seperti yang terlihat pada

gambar 4.12.

4.2.3 Membuka Situs

Sama halnya dengan pengujian yang dilakukan pada metode Nth load balancing,

pengujian ini dilakukan dengan membuka beberapa situs meliputi situs-situs berita,

situs jejaring sosial, layanan surat elektronik, dan situs forum komunitas maya.

Dalam pengujian kali ini tidak ada kendala yang ditemui dalam praktiknya,

termasuk dalam membuka thread-thread yang ada pada situs forum maya

http://forummikrotik.com. Hal ini dikarenakan pada rule metode PCC ini terdapat

suatu bilangan yang berfungsi sebagai reminder yang mencocokkan antara alamat IP

lokal masing-masing client dengan alamat IP public yang akan diberikan oleh

Mikrotik. Selama client masih melakukan aktifitas pada jaringan, Mikrotik tidak akan

Gambar

Gambar 2.1 Jaringan LAN
Gambar 2.3 Jaringan WAN
Gambar 2.4 Menghubungkan sebuah jaringan kantor yang kecil ke internet
Gambar 3.1 Topologi jaringan load balancing untuk 2 jalur
+7

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis vegetasi untuk membandingkan kualitas diversitas dan struktur vegetasi antara dua agroforestri tersebut dengan hutan sekunder

Bagaimana membuat suatu sistem yang dapat membantu pengolahan data dan penyajian laporan dalam pengambilan keputusan untuk evaluasi kinerja guru di Pondok

Lebih lanjut Akhmad mengatakan bahwa ruang publik tidak selalu berupa ruang terbuka hijau, akan tetapi suatu ruang dengan perkerasan seperti jalan raya maupun pelataran parkir,

Keempat, berkaitan dengan alternatif kebijakan apakah yang dapat dilakukan oleh Pemerintah terhadap pola P4T terhadap tanah adat/ulayat untuk mensejahterakan

Sedangkan data dari testi didapat dari hasil perolehan skor setiap butir tes yang dilakukan dalam rangkaian model tes keterampilan dasar dan kondisi fisik untuk

Kota Saumlaki merupakan satu pusat pertumbuhan Kabupaten Maluku Tenggara Barat dan memiliki aktivitas perekonomian yang intensif di sekitar wilayah pesisir, namun

Berbicara mengenai prinsip-prinsip/asas-asas dan kaidah-kaidah hukum pidana internasional jo Pasal 38 ayat (1) Statuta Mahkamah Internasional yang mengatur hukum (

Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini dilaksanakan dengan tema ³0HQLQJNDWNDQ .RPSHWHQVL 3HQGLGLN 3$8' PHODOXL .HJLDWDQ Active and Joyfull Learning ´ Kegiatan ini