GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA 40-50 TAHUN TENTANG MENOPAUSE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
SIGUMPAR KABUPATEN TOBA SAMOSIR TAHUN 2010
SKRIPSI
OLEH :
NIM 081000207
ERNI DEWI Y TAMBUNAN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA 40-50 TAHUN TENTANG MENOPAUSE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
SIGUMPAR KABUPATEN TOBA SAMOSIR TAHUN 2010
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
Oleh :
NIM 081000207
ERNI DEWI Y TAMBUNAN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
HALAMAN PENGESAHAN Skripsi Dengan Judul :
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA 40-50 TAHUN TENTANG MENOPAUSE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
SIGUMPAR KABUPATEN TOBA SAMOSIR TAHUN 2010
Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh :
NIM 081000207
ERNI DEWI Y TAMBUNAN
Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal September 2010 dan
Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima Tim Penguji :
Ketua Penguji Penguji I
Asfriati, SKM, M.Kes Dr. Ir. Erna Mutiara, M.Kes NIP. 197012201994032001 NIP. 196408261990032002
Penguji II Penguji III
Drs. Heru Santosa, MS.Ph.D
NIP. 195811101984031002 NIP. 197610052009122003 Maya Fitria, SKM, M.Kes
Medan, September 2010 Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara Dekan,
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Erni Dewi Y Tambunan
Tempat/ Tanggal Lahir : Tambunan, 14 Nopember 1983
Agama : Kristen Protestan
Status Perkawinan : Belum Menikah
Anak ke : 2 (kedua) dari 5 (lima) bersaudara
Alamat Rumah : Jln. Protokol Pasar Tambunan Kecamatan Balige
Kabupaten Tobasa Samosir
Riwayat Pendidikan
1. SD Negeri No.175802 Balige (1989-1995)
2. SLTP N 4 Balige (1995-1998)
3. SMU N 1 Balige (1998-2001)
4. Akademi Kebidanan St Elisabeth (2001-2004)
5. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara (2008-2010)
Riwayat Pekerjaan
1. Tahun 2005 sampai sekarang Staff Puskesmas Sigumpar Kecamatan
Sigumpar Kabupaten Tobasa Samosir.
ABSTRAK
Menopause merupakan fase dalam kehidupan seorang wanita yang ditandai dengan berhentinya masa subur. Masa menopause sudah dimulai pada umur 45-50 tahun dan pada usia 40 tahun merupakan awal dari proses perubahan ke arah menopause diikuti dengan gejala yang sering timbul pada tiga hingga sepuluh tahun sebelum datangnya menopause dengan berbagai keluhan, baik keluhan fisik maupun psikologis.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross
sectional yang bertujuan untuk menggambarkan pengetahuan dan sikap wanita usia
40-50 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar. Populasi pada penelitian ini mencakup seluruh wanita usia 40-50 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar yang berjumlah 514 orang. Sampel pada penelitian ini mencakup wanita usia 40-50 tahun dengan kriteria sudah menikah dan masih memiliki suami berjumlah 90 orang, dengan metode pengambilan sampel secara Systematic Random Sampling.
Hasil penelitian menunjukan dari 90 wanita usia 40-50 tahun, sebanyak 46,7% memiliki pengetahuan kurang tentang menopause, terutama tentang gejala menopause dan ciri umum menjelang menopause. Sebanyak 60% yang memiliki sikap kurang tentang menopause. Dari penelitian ini diharapkan agar tenaga kesehatan lebih meningkatkan konseling dan penyuluhan kepada wanita usia 40-50 tahun dengan materi perubahan yang dialami pada masa menopause.
ABSTRACT
Menopause was the phase in the life of a woman who was marked in a stopping manner the fertile period. The menopause period has been begun in the age 45-50 years and in the age 40 years were the beginning of the process of the change to the side of menopause was followed with the sign that often emerged to three to years before the arrival of menopause with various complaints, both the physical and psychological complaint.
This research was the descriptive research with the approach cross sectional that aimed at depicting knowledge and the attitude of the age woman 40-50 years in the work territory of the Sigumpar Community Health Centre. The population in this research included all the age woman 40-50 years in the work territory of the Sigumpar Community Health Centre that was numbering 514 people. The sample in this research included the age woman 40-50 years have with the criterion married and still had the numbering husband 90 people, with the taking method of the sample in a manner Systematic Random Sampling.
Result of the research showed from 90 age women 40-50 years, totaling 46,7% had knowledge not all that about menopause, especially about the sign of menopause and the characteristics of the public around menopause, totaling 60% that had the attitude not all that about menopause from yhis research was hoped that the health power more increased counseling and counseling to the age woman 40-50 years with change material that was experienced in the menopause period.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
kasih dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Gambaran
Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia 40-50 Tahun Tentang Menopause Di Wilayah
Kerja Puskesmas Sigumpar Kabupaten Toba Samosir Tahun 2010”, yang merupakan
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM).
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan,
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak secara moril maupun materil. Oleh karena
itu, pada kesempatan ini dengan ketulusan dan kerendahan hati penulis ingin
mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Drs. Surya Utama, MS selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara (FKM USU).
2. dr. Yusniwarti Yusad, MSi selaku Ketua Departemen Kependudukan dan
Biostatistik, yang telah banyak meluangkan waktu dan memberikan saran,
bimbingan serta arahan dalam penyelesaian skripsi ini.
3. Asfriati, SKM, MKes selaku Dosen Pembimbing Akademik dan Dosen
Pembimbing I sekaligus sebagai Ketua Penguji yang telah banyak meluangkan
waktu dan memberikan saran, bimbingan serta arahan dalam penyelesaian skripsi
ini.
4. Dr. Ir. Erna Mutiara, MKes selaku Dosen Pembimbing II sekaligus Dosen
Penguji I yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan, serta saran
5. Heru Santosa, Ph.D selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan masukan
kepada penulis untuk kesempurnaan skripsi ini.
6. Maya Fitria SKM, MKes selaku Dosen Penguji III yang telah memberikan
masukan kepada penulis untuk kesempurnaan skripsi ini.
7. Seluruh Dosen pengajar di Departemen Biostatistik dan Kependudukan yang
telah mencurahkan bekal ilmu selama penulis mengikuti pendidikan.
8. Seluruh Dosen dan staf di FKM USU yang telah memberikan bekal ilmu selama
penulis mengikuti pendidikan.
9. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Toba Samosir yang telah memberikan izin
tugas belajar kepada penulis selama mengikuti pendidikan di FKM USU.
10.Kepala Puskesmas Sigumpar Kecamatan Sigumpar Kabupaten Toba Samosir dan
seluruh staf yang telah membantu penelitian penulis.
11.Seluruh Wanita Usia 40-50 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar yang
telah bersedia menjadi responden penelitian ini.
12.Teristimewa untuk orang tua tercinta H. Tambunan dan L. Simatupang serta
kakakku Elfrida Tambunan Amk, Adekku Erikson Tambunan S.Pd, Elida
Tambunan, S.Pd dan Eko Susanto Tambunan serta abangku Yustinus Siregar dan
keponakanku Steven Marasi Franssilo Siregar yang telah banyak memberikan
dukungan dan doa kepada penulis.
13.Bang Faisal yang telah membantu kelancaran urusan skripsi ini.
14.Teman-teman di FKM USU angkatan 2008 Freddy, Martinus T, Harry, Perawaty,
Benedikta, Kak Anna, Kak Uli, dan semua yang belum saya sebutkan yang
15.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan semangat, dukungan, bantuan dan doa selama ini.
Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam penulisan skripsi ini, untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dalam
rangka penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Medan, September 2010
Penulis
DAFTAR ISI
2.2. Masa Klimakterium, Proses, Batasan Usia Menopause dan Jenis Menopause ... 8
2.1.1. Masa Klimakterium ... 8
2.2.2. Proses Menopause ... 8
2.2.3. Batasan Usia Menopause ... 8
2.2.4. Jenis-Jenis Menopause... 9
2.3. Pra-Menopause dan Kadar Hormon ... ... 10
2.4. Perubahan Fisik, Gangguan-Gangguan Serta Faktor Yang Mempengaruhi Menopause ... 10
2.4.1. Perubahan Fisik Pada Menopause ... 10
2.4.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Menopause .... 13
2.4.3. Gangguan-Gangguan Yang Terjadi Selama Menopause ... 15
2.5. Menopause Bukan Akhir Kehidupan ... 16
2.6. Perubahan Psikologis Menopause... 17
2.7. Pengetahuan Wanita tentang Menopause (Knowledge) ... 19
2.8. Sikap Wanita tentang Menopause (Attitude) ... 21
3.3.2. Sampel ... 25
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 31
4.1.1. Gambaran Umum Puskesmas Sigumpar ... 32
5.1. Pengetahuan Wanita Usia 40-50 Tahun tentang Menopause Di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar Tahun 2010 ... 45
5.2. Sikap Wanita Usia 40-50 Tahun tentang Menopause Di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar Tahun 2010 ... 48
5.3. Pengetahuan Dan Sikap Wanita Usia 40-50 Tahun tentang Menopause Di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar Lampiran 4 : Surat Ijin Penelitian
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jumlah
Jenis Kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar ... 32
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Berdasarkan di Wilayah Kerja
Puskesmas Sigumpar ... 33
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Karateristik Responden di Wilayah
Kerja Puskesmas Sigumpar ... 34
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden tentang Menopause
di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar ... 35
Tabel 4.5. Distribusi Jawaban Tiap Pernyataan Pengetahuan tentang
Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar ... 36
Tabel 4.5. (Lanjutan) Distribusi Jawaban Tiap Pernyataan Pengetahuan
tentang Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar ... 37
Tabel 4.6. Tabel Silang Pendidikan dan Pengetahuan Responden tentang
Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar ... 38
Tabel 4.7. Tabel Silang Pekerjaan dan Pengetahuan Responden tentang
Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar ... 39
Tabel 4.8. Tabel Silang Sikap dan Pengetahuan Responden tentang
Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar ... 39
Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Sikap Responden tentang Menopause
di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar ... 40
Tabel 4.10. Distribusi Jawaban Tiap Pernyataan Sikap tentang
Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar ... 41
Tabel 4.10. (Lanjutan) Distribusi Jawaban Tiap Pernyataan Pengetahuan
tentang Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar 42
Tabel 4.11. Tabel Silang Pendidikan dan Sikap Responden tentang
Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar ... 43
Tabel 4.12. Tabel Silang Pekerjaan dan Sikap Responden tentang
DAFTAR GAMBAR
ABSTRAK
Menopause merupakan fase dalam kehidupan seorang wanita yang ditandai dengan berhentinya masa subur. Masa menopause sudah dimulai pada umur 45-50 tahun dan pada usia 40 tahun merupakan awal dari proses perubahan ke arah menopause diikuti dengan gejala yang sering timbul pada tiga hingga sepuluh tahun sebelum datangnya menopause dengan berbagai keluhan, baik keluhan fisik maupun psikologis.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross
sectional yang bertujuan untuk menggambarkan pengetahuan dan sikap wanita usia
40-50 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar. Populasi pada penelitian ini mencakup seluruh wanita usia 40-50 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar yang berjumlah 514 orang. Sampel pada penelitian ini mencakup wanita usia 40-50 tahun dengan kriteria sudah menikah dan masih memiliki suami berjumlah 90 orang, dengan metode pengambilan sampel secara Systematic Random Sampling.
Hasil penelitian menunjukan dari 90 wanita usia 40-50 tahun, sebanyak 46,7% memiliki pengetahuan kurang tentang menopause, terutama tentang gejala menopause dan ciri umum menjelang menopause. Sebanyak 60% yang memiliki sikap kurang tentang menopause. Dari penelitian ini diharapkan agar tenaga kesehatan lebih meningkatkan konseling dan penyuluhan kepada wanita usia 40-50 tahun dengan materi perubahan yang dialami pada masa menopause.
ABSTRACT
Menopause was the phase in the life of a woman who was marked in a stopping manner the fertile period. The menopause period has been begun in the age 45-50 years and in the age 40 years were the beginning of the process of the change to the side of menopause was followed with the sign that often emerged to three to years before the arrival of menopause with various complaints, both the physical and psychological complaint.
This research was the descriptive research with the approach cross sectional that aimed at depicting knowledge and the attitude of the age woman 40-50 years in the work territory of the Sigumpar Community Health Centre. The population in this research included all the age woman 40-50 years in the work territory of the Sigumpar Community Health Centre that was numbering 514 people. The sample in this research included the age woman 40-50 years have with the criterion married and still had the numbering husband 90 people, with the taking method of the sample in a manner Systematic Random Sampling.
Result of the research showed from 90 age women 40-50 years, totaling 46,7% had knowledge not all that about menopause, especially about the sign of menopause and the characteristics of the public around menopause, totaling 60% that had the attitude not all that about menopause from yhis research was hoped that the health power more increased counseling and counseling to the age woman 40-50 years with change material that was experienced in the menopause period.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehidupan manusia, mulai dalam kandungan sampai mati, tampaklah manusia
itu akan mengalami suatu proses yang sama, yaitu semuanya adalah selalu dalam
perubahan. Pada permulaan hidup perubahan itu kearah pertumbuhan dan
perkembangan, sedangkan pada akhirnya perubahan itu kearah kemunduran yang
ditutup dengan kematian (Manuaba, 1998).
Perubahan itu wajar, namun tidak banyak orang yang menyadarinya, bahkan
kadang ada orang yang seolah olah bertahan pada suatu tingkat perubahan itu,
terutama mereka yang akan atau sedang mengalami masa kemunduran, dimana
segala kesempurnaan telah berakhir, baik dari segi biologis-jasmaniah, maupun
mental rohaniah. Perubahan yang menonjol dan sangat dirasakan adalah dari segi
jasmaniah. Pertumbuhan terjadi sejak dalam kandungan, anak dan remaja, kemudian
menjadi sempurna pada usia dewasa. Setelah itu secara perlahan-lahan
kesempurnaan fisik, kekuatan, dan fungsi-fungsi organ tubuh sedikit demi sedikit
mulai berkurang (Northrup, 2006).
Sesungguhnya perubahan jasmani itu tidak hanya terjadi pada tubuh bagian
luar saja, akan tetapi terjadi juga pada alat-alat dan berbagai kelenjar dari dalam,
yang mengakibatkan berbagai alat yang tak sanggup lagi menjalankan fungsinya.
Wanita menyadari bahwa soal penampilan atau kecantikan adalah hal yang sangat
penting untuk kesuksesan pergaulan maupun pekerjaan. Maka dari itu wanita sering
untuk memakai kacamata baca karena hal itu menunjukkan ketuaannya. Pengakuan
penerimaan dan penyesuaian diri terhadap keadaan tua ini biasa menimbulkan
berbagai masalah pada wanita (Diputra, 2006).
Salah satu ketuaan yang ditakuti para wanita adalah menopause. Sebagian
besar wanita menganggap bahwa menopause adalah suatu yang mengkhawatirkan
dan menakutkan, meskipun hal tersebut merupakan hal yang alami. Hal ini berarti
bahwa dalam perkembangannya wanita tidak mungkin lepas dari menopause karena
menopause merupakan peristiwa yang pasti akan dialami oleh setiap wanita dan tidak
bisa ditolak. Dimana akan memunculkan perubahan-perubahan fisik yang
menyebabkan permasalahan psikologis. Perubahan fisik tersebut antara lain
hambatan fungsi ingatan, mudah marah, cemas, dan mudah tersinggung (Siswono,
2004).
Pandangan seseorang mengenai menopause sangat mempengaruhi perubahan
psikologis pada masa menopause. Pandangan ini dipengaruhi oleh faktor yang
berasal dari dalam diri individu serta faktor yang berasal dari luar diri individu serta
faktor yang berasal dari lingkungan sosial. Pada masyarakat yang mengagungkan
kemudaan dan kecantikan, menopause bisa dipersepsikan sebagai ancaman. Selain
itu mitos yang timbul di masyarakat dan stereotip negatif tentang menopause dapat
menimbulkan kecemasan, sedangkan wanita yang memahami tentang menopause
dapat berfikir secara wajar karena menopause merupakan peristiwa alami yang
dialami oleh wanita (Yatim, 2001).
Sekitar 40 – 85 % dari semua wanita dalam usia klimaterik mempunyai
mengalami hal ini sebagai masa transisi yang mulus dengan sedikit ketidaknyamanan
fisik. Sedangkan beberapa wanita lain mengalami banyak gejala yang tidak nyaman
atau reaksi fisik negatif ( Nirmala, 2003).
Gangguan kecemasan dapat terjadi pada setiap orang di segala umur. Wanita
lebih sering mendapat gangguan cemas dan stres dari pada pria. Keadaan ini
disebabkan wanita cenderung lebih merasakan kecemasan dan stres dalam
menghadapi permasalahan yang menimpa dirinya. Ini dilihat dari pada pria, misalnya
pada saat menstruasi, saat mengandung, melahirkan, menopause, dan menghadapi
masalah-masalah anak dan suami (Handayani, 2008).
Dengan munculnya perubahan-perubahan yang terjadi pada wanita menopause
inilah individu harus berusaha untuk tetap berfikir positif. Sudah menjadi kodrat
alam bahwa dengan bertambahnya usia seseorang akan menimbulkan berbagai
perubahan mental. Perubahan dalam kehidupan ini dapat mengganggu kestabilan
emosi (Purwanto, 2007).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Robertson dalam Christiani, (2000) di
Menopause Clinic Australia, dari 300 pasien usia menopause terdapat 31,3% pasien
mengalami depresi dan kecemasan. Sedangkan menurut Glasier (2006) wanita
Indonesia yang memasuki masa menopause saat ini sebanyak 7,4 % dari populasi.
Jumlah tersebut diperkirakan menjadi 11% pada 2005, kemudian naik lagi sebesar 14
% pada 2015. Sedangkan yang mengalami perubahan psikologis meliputi mudah
tersinggung, terasa takut, gelisah, lekas marah sebanyak 90%, gangguan tidur 50%,
Menurut hasil penelitian Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas
Kedokteran Sumatera Utara dalam Hardians (2005), keluhan masalah kesehatan yang
di hadapi oleh perempuan menopause yaitu perubahan fisik seperti : keluhan nyeri
senggama (93,33%), perdarahan pasca senggama 84,44%, vagina kering 93,33%, dan
keputihan 75,55%, gatal pada vagina 88,88%, perasaan panas pada vagina 84,44%,
nyeri berkemih 77,77%, inkontenensia urin 68,88%.
Menurut hasil penelitian Wilujeng (2008) tentang perubahan fisik dan
psikologis ibu pada masa menopause di Medan Johor data yang diperoleh dari
perubahan fisik 107 orang responden yang memiliki gejala tingkat sedang yang
timbul pada ibu dengan keluhan kulit keriput 52,3% dan bertambah berat badan
50,5%. Sedangkan yang mengalami perubahan psikologis wanita menopause di
Kelurahan Medan Johor sebanyak 71,0%, dan gangguan yang timbul dengan keluhan
cepat marah 35,5%, mudah tersinggung 37,4%.
Wanita yang sudah memahami tentang menopause serta dapat menerima
hal-hal yang berhubungan dengan menopause secara wajar, mereka akan menerapkan
hidup sehat dengan tidak mencemaskan datangnya menopause karena menopause
adalah hal yang alami yang akan dialami oleh wanita (Depkes RI, 2007).
Tetapi berbeda dengan wanita yang belum mengerti tentang informasi yang
didapat kurang mengenai menopause, individu akan menganggap menopause sebagai
suatu yang harus ditutupi atau dihindari. Wanita yang takut akan datangnya
menopause dan memandang menopause sebagai suatu ancaman mereka akan
dirinya. Seperti dandanan yang mencolok, model pakaian yang seperti anak muda
karena tidak mau dikatakan tua (Reitz, 1993).
Masa menopause sudah dimulai pada umur 45-50 tahun dan pada usia 40 tahun
merupakan awal dari proses perubahan ke arah menopause. Dari data yang diperoleh
di wilayah kerja Puskesmas Sigumpar terdapat wanita antara usia 40-50 tahun
sebesar 514 orang. Dari 52 orang pasien wanita yang berkunjung ke Puskesmas
Sigumpar tahun 2009, sebanyak 50% diantaranya kurang mengetahui tentang
menopause sedangkan 10% menyatakan sikap takut dalam menghadapi menopause
dan ada 5% orang pasien yang mengalami depresi berat karena kecemasannya. Hal
ini disebabkan belum mengertinya serta kurangnya informasi tentang menopause,
dan akan menganggap bahwa menopause merupakan sebagai sesuatu yang harus
ditutupi atau dihindari, dan merupakan ancaman serta hal yang sangat menakutkan.
Berdasarkan uraian di atas dilakukan penelitian tentang Gambaran Pengetahuan
Sikap Wanita usia 40-50 tahun terhadap Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas
Sigumar Kabupaten Toba Samosir Pada Tahun 2010.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas yang menjadi rumusan permasalahan dalam
penelitian ini yaitu: ”Bagaimana pengetahuan dan sikap wanita usia 40-50 tahun
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap
wanita usia 40-50 tahun tentang menopause di wilayah kerja Puskesmas Sigumpar
Kabupaten Toba Samosir pada tahun 2010.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan wanita usia 40-50 tahun tentang
menopause di wilayah kerja Puskesmas Sigumpar Kabupaten Toba Samosir pada
tahun 2010.
2. Untuk mengetahui gambaran sikap wanita usia 40-50 tentang menopause di
wilayah kerja Puskesmas Sigumpar Kabupaten Toba Samosir pada tahun 2010.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Sebagai bahan masukan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Toba Samosir
tentang kesehatan reproduksi khususnya menopause yang dapat dijadikan
evaluasi dan pengambilan kebijakan di Dinas Kesehatan Kabupaten untuk
peningkatan pengetahuan wanita tentang menopause.
2. Sebagai bahan masukan kepada pihak puskesmas sehingga dapat melakukan
konseling atau berupa penyuluhan tentang menopause dengan tujuan peningkatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Defenisi Menopause
Menopause adalah suatu fase alamiah yang akan dialami oleh setiap wanita
yang biasanya terjadi diatas usia 40 tahun. Ini merupakan suatu akhir proses biologis
dari siklus menstruasi yang terjadi karena penurunan produksi hormon estrogen yang
dihasilkan indung telur. Berhentinya haid akan membawa dampak pada konsekuensi
kesehatan baik fisik maupun psikis (Yudomustopo, 1999).
Kata menopause yang berasal dari kata Yunani yang berarti “bulan” dan
“penghentian sementara”, yang secara linguistik lebih tepat disebut menocease.
Secara medis istilah menopause berarti menocease, karena berdasarkan defenisinya
menopause itu berarti berhentinya menstruasi (bukan istirahat). Arti menopause yang
tidak jelas ini dikarenakan gejala-gejala yang muncul sebelum menstruasi juga
berhenti (Reitz, 1993).
Menopause merupakan sebuah kata yang mempunyai banyak arti. Men dan
pauseis adalah kata Yunani yang pertama kali digunakan untuk menggambarkan
berhentiya haid. Menurut kepustakaan abad ke-17 dan ke-18, menopause dianggap
suatu bencana dan malapetaka, sedangkan wanita post-menopause dianggap tidak
2.2 Masa Klimakterium, Proses, Batasan Usia Menopause dan Jenis Menopause
2.2.1 Masa Klimakterium
Menurut siklus kehidupan wanita normal, setiap kehidupan seorang wanita
mengalami fase-fase perkembangan tertentu. Dalam hal ini, fase-fase yang berkaitan
dengan berbagai fungsi organ reproduksi wanita. Fase tersebut dibagi tiga tahap,
yaitu masa sebelum, sedang berlangsung dan setelah menstruasi (Kasdu, 2002).
2.2.2 Proses Menopause
Menurut Aina (2009) yang mengutip pendapat Fachrudin, secara
endokrinologis, wanita mengalami proses menua sejak di kandungan. Sejumlah
7.000.000 sel telur (folikel) terdapat pada kedua ovarium janin yang berusia 22-24
minggu dan berkurang akibat penghancuran sehingga sewaktu dilahirkan folikel bayi
wanita tinggal 2.000.000 buah. Jumlah tersebut menjadi 200.000 saat mendapat haid
pertamanya pada masa pubertas.
Semakin sedikit folikel berkembang, semakin kurang pembentukan hormon di
ovarium, yaitu hormon progesteron dan estrogen. Haid akan menjadi tidak teratur
hingga akhirnya endometrium akan kehilangan rangsangan hormon estrogen. Lambat
laun haid pun berhenti, disebut proses menopause (Kasdu, 2002).
2.2.3 Batasan Usia Menopause
Menopause terjadi pada akhir suatu siklus yang dimulai pada masa remaja
dengan munculnya menarche. Umumnya wanita barat pertama kali mendapat
menstruasi pada usia 12 tahun, sedangkan haid berakhir pada usia 45 sampai 53
mengalaminya setelah berusia 40 tahun. Masa ini dikenal dengan masa
pra-menopause (Depkes RI, 2005).
Menurut Boyke di Indonesia sendiri, usia menopause bervariasi antara 45-50
tahun. Namun, proses perubahan kearah menopause itu sendiri sudah mulai sejak
wanita berusia 40 tahun. Masa ini dikenal sebagai masa pra-menopause (Northrup,
2006).
2.2.4 Jenis–Jenis Menopause
Adapun jenis-jenis menopause yaitu (Kasdu, 2002):
1. Menopause alamiah terjadi secara bertahap, biasanya antara usia 45 dan 55, pada
diri wanita yang paling tidak punya satu indung telur. Durasinya dalam
kebanyakan kasus, adalah lima hingga sepuluh tahun, meskipun seluruh proses
itu kadang kadang waktu tiga belas tahun. Selama itu menstruasi mungkin
berhenti selama beberapa bulan dan kemudian kembali dan durasi intensitas dan
alirannya mungkin bertambah atau berkurang.
2. Menopause prematur terjadi agak lebih cepat dibanding yang pertama, pada
wanita di usia 30 tahun atau awal 40 tahun yang mempunyai setidak tidaknya
satu indung telur. Durasinya biasanya lebih pendek dari pada menopause
alamiah, satu hingga tiga tahun.
3. Menopause buatan dapat terjadi secara sangat mendadak, karena terdorong oleh
operasi pengangkatan atau gangguan pada fungsi reproduksi termasuk
2.3 Pra-Menopause dan Kadar Hormon
Pandangan konvensional mengenai apa yang terjadi pada masa pra menopause
adalah bahwa kadar estrogen turun drastis. Ini merupakan penyederhanaan yang
terlalu berlebihan dan terlalu sering mengakibatkan timbulnya gejala-gejala yang
tidak terlalu nyaman menjadi semakin parah. Dalam menopause alamiah, perubahan
hormonal pertama yang terjadi adalah turunnya kadar progesteron secara gradual,
sementara kadar estrogen tetap berada dalam kisaran normal atau bahkan meningkat.
Karena progesteron dan estrogen saling mengimbangi satu sama lain selama siklus
menstruasi, jika yang satu turun maka yang lain naik, penurunan drastis pada kadar
progesteron memungkinkan kadar estrogen naik tanpa terhalang yaitu tanpa
penyeimbang yang biasanya ada. Akibatnya adalah terjadi ekses estrogen, suatu
kondisi yang sering dinamakan dominasi estrogen yang justru merupakan kebalikan
dari pandangan konvensional (Northrup, 2006).
2.4 Perubahan Fisik, Gangguan-Gangguan serta Faktor-Faktor yang Memengaruhi Menopause
2.4.1 Perubahan Fisik pada Menopause
Menurut Aina (2009), yang mengutip pendapat Hurlock, ketika seorang
memasuki menopause, fisik mengalami ketidaknyamanan seperti rasa kaku dan linu
yang dapat terjadi secara tiba–tiba disekujur tubuh, misalnya pada kepala, leher, dan
dada bagian atas. Kadang–kadang rasa kaku ini dapat diikuti dengan rasa panas atau
dingin, pening, kelelahan, jengkel, resah, cepat marah, dan berdebar-debar.
1. Menurunnya gairah seks (Hilangnya hasrat seksual)
Wanita mengalami penurunan dalam kadar testosteron mereka selama pra
menopause ini dapat mengakibatkan hilangnya hasrat seksual. Tapi bagi sebagian
wanita masalah libido terkait dengan kurangnya hormon estrogen atau menipisnya
jaringan vagina (Northrup, 2006).
2. Menstruasi yang tidak teratur atau abnormal (yang paling sering, perdarahan
vagina yang berlebihan)
Ketika seorang wanita mengalami perubahan hormon di masa pra menopause,
segala macam perdarahan mungkin terjadi, mulai dari menstruasi yang menjadi
sangat ringan dan sebentar sampai menstruasi yang berjarak tiga bulan atau lebih.
Dan sebagian wanita mempunyai pola perdarahan yang begitu tidak menentu
sehingga tampak seperti bukan menstruasi sama sekali (MacKenzei , 2002).
3. Pembengkakan (retensi air)
Ketidak nyamanan menahan kencing (lepasnya air kencing saat batuk, bersin,
tertawa dsb) terjadi dikarenakan menipisnya lapisan saluran kencing luar yang
sangat bergantung pada estrogen. Gejala gejala kencing sering dapat diatasi dengan
penggunaan secolek kecil krim estrogen di lokasi tersebut. Latihan kegel juga dapat
meningkatkan aliran darah ke area itu dan membanu mengatasi ketidak mampuan
menahan kencing (Northrup, 2006).
4. Mengembang dan melembutnya payudara
Banyak wanita mengalami payudaranya melembut tepat sebelum menstruasi
membesar jauh lebih sering. Ini jauh lebih umum jika seorang wanita mengalami
dominasi estrogen.
5. Perubahan suasana hati (yang paling sering rasa kesal dan depresi)
Banyak wanita merasakan bahwa perubahan suasana hati mereka lebih parah
dibanding sebelumnya menjelang haid mereka datang, meningkatnya suasana hati
yang negatif dan gelap, bersifat abnormal.
6. Berkeringat di Malam hari
Berkeringat di malam hari merupakan suatu kesatuan dengan gelora panas.
Terlebih pada pukul 3 dan 4 pagi merupakan saat yang paling umum dimana wanita
pra menopause mandi keringat. Sehingga perlu mengganti pakaian dimalam hari.
Berkeringat malam hari tidak saja mengganggu tidur melainkan juga teman atau
pasangan tidur. Akibatnya diantara keduanya merasa lelah dan lebih mudah
tersinggung, karena tidak dapat tidur nyenyak.
Cara kerjanya belum diketahui secara pasti, tetapi pancaran panas pada tubuh
akibat pengaruh hormon yang mengatur thermostat tubuh pada suhu yang lebih
rendah. Akibatnya suhu udara yang semula dirasakan nyaman, mendadak menjadi
terlalu panas dan tubuh mulai menjadi panas serta mengeluarkan keringat untuk
mendinginkan diri (Kasdu, 2002).
7. Jantung berdebar-debar
Seperti gelora panas, debaran jantung dapat berkisar dari ringan sampai berat.
Gejala ini jarang yang berbahaya, meskipun kadang-kadang bisa terasa sangat
menakutkan. Itu merupakan akibat ketidak seimbangan antara sistem syaraf simpatik
8. Sakit kepala, terutama sebelum menstruasi
Kadar hormon yang tidak seimbang ikut menambah apa yang dinamakan
migrain menstruasi selama masa pra menopause dan menopause. Jenis sakit kepala
ini biasanya datang tepat sebelum menstruasi anda, ketika kadar estrogen maupun
progesteron dapat turun secara drastis. Ratusan wanita dapat sembuh dari migrain
menstruasi dan migrain menopause mereka sepenuhnya dengan menggunakan krim
progesteron (Yatim, 2001).
9. Gelora Panas
Gelora panas adalah gejala pra menopause yang paling umum dalam budaya
kita terjadi sekitar 70 sampai 85% dari semua wanita pra menopause. Gelora panas
itu bisa sangat ringan atau sangat berat sehingga mengakibatkan kurang tidur dan
depresi. Itu dimulai dengan sensasi hangat yang muncul tiba-tiba dan selintas yang
kemudian dapat menjadi sangat panas di wajah, kulit kepala, dan area dada, kadang
kadang bisa disertai dengan kulit kemerahan dan keringat. Kadang-kadang itu
disertai frekuensi jantung yang meningkat, diikuti dengan rasa kedinginan. Pada
kebanyakan wanita, gelora panas sering dimulai tepat sebelum atau selama periode
menstruasi di masa pra menopause (Hurlock, 1997).
2.4.2 Faktor- Faktor yang Memengaruhi Menopause
Menurut Kasdu (2002) beberapa faktor yang mempengaruhi menopause yaitu:
1. Usia saat haid pertama sekali
Semakin muda seorang mengalami haid pertama sekali, semakin tua atau lama
ia memasuki masa menopause artinya wanita yang mendapatkan menstruasi pada
haid lebih dini seringkali akan mengalami menopause sampai pada usianya mencapai
50 tahun.
2. Faktor Psikis
Wanita yang tidak menikah dan bekerja diduga mempengaruhi
perkembangan psikis seorang wanita. Menurut beberapa penelitian mereka akan
mengalami masa menopause lebih muda, dibandingkan mereka yang menikah dan
bekerja.
3. Jumlah anak
Beberapa penelitian menemukan bahwa makin sering seorang wanita
melahirkan, maka makin tua mereka memasuki menopause. Hal ini dikarenakan
kehamilan dan persalinan akan memperlambat sistem kerja organ reproduksi wanita
dan juga memperlambat penuaan tubuh.
4. Usia melahirkan
Semakin tua seseorang melahirkan anak, semakin tua ia memulai memasuki
usia menopause. Hal ini terjadi karena kehamilan dan persalinan akan memperlambat
sistem kerja organ reproduksi. Bahkan memperlambat proses penuaan tubuh.
5. Pemakaian kontrasepsi
Pemakaian kontrasepsi, khususnya kontrasepsi hormonal, pada wanita yang
menggunakannya akan lebih lama atau lebih tua memasuki usia menopause. Hal ini
dapat terjadi karena cara kerja kontrasepsi yang menekan fungsi indung telur
sehingga tidak memproduksi sel telur.
Diduga, wanita perokok akan lebih cepat memasuki masa menopause dini
dibandingkan dengan perempuan yang tidak merokok.
7. Sosial Ekonomi
Menopause dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi, disamping pendidikan dan
pekerjaan suami.
2.4.3 Gangguan-Gangguan yang Terjadi Selama Menopause
Menurut Mustopo (2005) gangguan-gangguan yang sering terjadi selama
menopause adalah:
1. Osteoporosis
2. Penyakit jantung koroner
Kolesterol baik yang tinggi pada wanita muda dipengaruhi oleh
estrogen.Setelah menopause risiko terkena penyakit jantung koroner dua kali lipat
pada wanita karena lemak golongan atherogenik (yang memproduksi lemak pada
arteri) meningkat pada sekitar usia 60 tahun.
3. Kanker
Pada masa menopause terjadi proses degenerasi sehingga menyebabkan
perubahan-perubahan tidak saja pada organ reproduksi juga bagian tubuh lainnya,
salah satu proses degenerasi tersebut adalah penyakit kanker. Kondisi ini adalah
suatu keadaan pertumbuhan jaringan yang abnormal.
4. Demensia tipe alzhaimer
Selama periode pra menopause dan pasca menopause terjadi penurunan kadar
hormon seks steroid. Penurunan ini menyebabkan beberapa perubahan neuro
sistem susunan saraf pusat merupakan target organ yang penting bagi hormon seks
steroid seperti estrogen. Pada keadaan ini terjadi proses degeneratif sel neuron
(kesatuan saraf) pada hampir seluruh bagian otak, terutama didaerah yang berkaitan
dengan fungsi ingatan.
5. Berat badan meningkat
Usia menopause terjadi peningkatan berat badan akibat turunnya estrogen dan
gangguan pertukaran zat dasar metabolisme lemak. Selain pada usia ini biasanya
aktivitas tubuh berkurang, selain itu daya elastis kulit juga menurun, yang
memudahkan lemak disimpan dalam tubuh.
6. Perubahan kulit
Gangguan diatas dasarnya terjadi karena hormon estrogen yang mulai tertekan.
Estrogen berperan dalam menjaga elastisitas kulit, ketika menstruasi berhenti maka
kulit akan terasa tipis, kurang elastis terutama pada daerah sekitar wajah, leher dan
lengan. Kulit di bagian bawah mata menjadi mengembung seperti kantong, dan
lingkaran hitam dibagian ini menjadi lebih permanen dan jelas.
2.5 Menopause Bukan Akhir Kehidupan
Perubahan pertama dalam urutan peristiwa yang memuncak pada berhentinya
haid atau menopause adalah folikel telur di indung telur menjadi kurang peka
terhadap rangsangan hormon pituitari, FSH, dan LH yang merangsang pertumbuhan
beberapa folikel setiap bulan sejak remaja. Dengan berlalunya waktu, semakin
sedikit folikel telur yang dirangsang oleh hormon, dan jumlah estrogen yang
menopause pun tiba. Seluruh periode perubahan ini lebih seusia jika disebut
klimakterium atau perubahan kehidupan (Jones, 2005).
2.6 Perubahan Psikologis Menopause
Seperti hal nya gangguan gelombang hormon dan kebutuhan untuk beradaptasi
dengan cara-cara baru membuat masa pubertas dan remaja menjadi masa yang sulit.
Beberapa wanita menemukan perubahan gelombang hormon dan kebutuhan untuk
menyesuaikan dengan perubahan membuat menopause menjadi sangat sulit (Jones,
2005).
Perubahan ini seperti kehilangan seseuatu yang dibayangkan tentang kehidupan
dan harus menyesuaikan gejala menopause yang asing baginya. Ketidak teraturan
haid secara bawah sadar meningkatkan kecemasan wanita bahwa daya tarik seksual
dan fisiknya berkurang. Dia menjadi tua, merasa ditolak dan mencapai akhir dari
kehidupan. Emosi yang negatif ini tentu saja hanya berlangsung sementara (Mustopo
2005)
Psikiatris menemukan, banyak wanita pada masa menopause melampaui tiga
tahap sebelum menyesuaikan dengan kehidupan barunya. Pertama adalah tahap
dimana perasaan cemas makin menonjol biasanya periode ini cukup singkat.
Dilanjutkan dengan periode yang mungkin berlangsung berbulan-bulan, ketika
gangguan depresi dan perubahan suasana hati yang lainya muncul. Yang ketiga
merasa ditolak oleh semua orang. Semua anggapan itu tidak benar kelak si wanita
akan memasuki tahap penyesuaian ulang. Semua kesedihan dari bulan-bulan
Akibat perubahan pada organ reproduksi maupun hormon tubuh pada saat
menopause mempengaruhi berbagai keadaan fisik tubuh seorang wanita. Keadaan ini
berupa keluhan-keluhan ketidaknyamanan yang timbul dalam kehidupan sehari-hari
(Glasier, 2006) seperti :
1. Depresi
Ini adalah kondisi gejala yang pasti dan sering dialami pada ibu menopause
yang dikarenakan perubahan – perubahan yang ada pada diri setiap seorang wanita
karena perubahan fisik dan psikologi pada tubuh (Nirmala, 2003).
2. Kecemasan
Gangguan kecemasan dianggap sebagai bagian dari satu mekanisme
pertahanan diri yang dipilih secara alamiah oleh makhluk hidup bila menghadapi
sesuatu yang mengancam atau membahayakan dirinya. Namun kecemasan ini
umumnya bersifat relatif artinya ada orang – orang yang cemas dan dapat tenang
kembali setelah mendapat dukungan dari orang-orang di sekitarnya namun ada juga
orang-orang yang terus menerus cemas meskipun orang disekitarnya memberikan
dukungan. Kecemasan yang timbul pada wanita menopause sering di hubungkan
dengan adanya kekhawatiran dalam menghadapi situasi yang sebelumnya tidak
pernah dikhawatikan. Meski cemas dengan berakhirnya masa reproduksi yang berarti
berhentinya nafsu seksual dan fisik. Apalagi menyadari bahwa dirinya akan menjadi
tua yang berarti kecantikan akan mundur. Seiring dengan hal itu vilatitas dan fungsi
organ- organ tubunya akan menurun. Hal ini dapat menghilangkan kebanggaannya
sebagai seorang wanita. Keadaan ini dikhawatirkannya akan mempengaruhi
3. Mudah tersinggung
Gejala ini lebih mudah terlihat di bandingkan kecemasan. Wanita lebih mudah
tersinggung dan marah terhadap sesuatu yang sebelumnya dianggap tidak
mengganggu. Ini mungkin disebabkan dengan datangnya menopause maka wanita
menjadi sangat menyadari proses yang sedang berlangsung dalam dirinya.
Perasaannya menjadi sangat sensitif terhadap sikap dan perilaku orang-orang
disekitarnya, terutama jika sikap dan prilaku tersebut di persiapkan sebagai proses
penerimaan yang sedang terjadi dalam dirinya.
4. Stres
Perubahan yang terjadi pada massa menopause dengan menyebabkan stres
pada wanita serta merupakan reaksi tubuh terhadap kecemasan yang di hadapinya
pada saat situasi yang menakutkan atau tidak nyaman. Tidak ada orang yang bisa
lepas sama sekali dari rasa was-was dan cemas termasuk wanita menopause.
Ketegangan perasaan atau stres selalu berdebar dalam lingkungan pekerjaan,
pergaulan sosial, kehidupan rumah tangga dan bahkan menyusup ke dalam tidur.
Kalau tidak di tanggulangi stres dapat menyita energi, mengurangi produktivitas
kerja, dan menurunkan kekebalan terhadap penyakit. Namun demikian stres tidak
hanya memberikan dampak negatif tetapi juga dampak positif tergantung bagaimana
individu memandang dan mengendalikannya karena stres sangat individual sifatnya
(Anwar, 2003).
2.7 Pengetahuan Wanita tentang Menopause (knowledge)
Pengetahuan adalah merupakan hal tau dan ini terjadi setelah orang melakukan
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Dari pengalaman dan hasil
penelitian ternyata perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih bertahan lama dari
pada perilaku yang tidak didasari pengetahuan.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentukya tindakan seseorang. Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif
mempunyai 6 tingkatan, yaitu :
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap
suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang
telah diterima.
2. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara
benar.
3. Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.
4. Analisa (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau subjek ke
dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi
5. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi
baru dari formulasi-formulasi yang ada.
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini berdasarkan
suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang
ada.
2.8 Sikap Wanita tentang Menopause (attitude)
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya
kesesuaian reaksi tehadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari
merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial.
Selain bersifat positif atau negatif, sikap memiliki tingkat kedalaman yang
berbeda-beda. Sikap seseorang dapat berubah dengan diperolehnya tambahan informasi
tentang objek tersebut melalui persuasi serta tekanan dari kelompok sosialnya.
Sikap mempunyai tiga komponen pokok, seperti yang dikemukakan Allport
dalam Notoatmodjo (2003), menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai tiga komponen
pokok, yaitu :
2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek
3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)
Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total
attitude). Pengetahuan, berpikir, keyakinan dan emosi memegang peranan penting
dalam penentuan sikap yang utuh.
Sikap terdiri dari berbagai tingkatan, yakni (Notoatmodjo, 2003):
1. Menerima (receiving) artinya bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan oleh objek.
2. Merespon (responding) yaitu memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan
dan menyelesaikan tugas yang diberikan oleh objek.
3. Menghargai (valuing), mengajak orang lain untuk mengerjakan atau
mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga
(kecenderungan untuk bertindak).
4. Bertanggung jawab (responsible) yaitu yang bertanggungjawab atas segala
sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko adalah merupakan sikap yang
2.9 Variabel yang Diteliti
Berdasarkan latar belakang, masalah dan tujuan penelitian, maka yang menjadi
variabel dalam penelitian ini yaitu:
Gambar 2.1 Variabel yang Diteliti dalam Penelitian Gambaran Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia 40-50 Tahun tentang Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar Tahun 2010
Variabel yang diteliti:
- Pengetahuan wanita usia 40-50
tahun tentang menopause.
- Sikap wanita usia 40-50 tahun
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain penelitian cross sectional yaitu
penelitian yang bertujuan melakukan deskripsi mengenai gambaran pengetahuan,
sikap wanita usia 40-50 tahun tentang menopause, melakukan observasi atau
pengukuran variabel pada satu saat artinya tiap subjek hanya diobservasi satu kali
saja, dilakukan pada saat pemeriksaan dan tidak melakukan tindak lanjut
(Sastroasmoro, 2010).
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Sigumpar Kabupaten Toba Samosir.
Pemilihan lokasi ini dengan pertimbangan populasi penelitian bersifat homogen,
belum pernah dilakukan penelitian, selain itu mudah bagi peneliti untuk menjangkau
tempat penelitian dan pada survei awal ditemukan wanita usia 40-50 yag memiliki
pengetahuan kurang dan sikap kurang tentang menopause seperti pengertian, gejala
gejala dan perubahan pada masa menopause.
3.2.2 Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dari bulan Juni sampai dengan bulan
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini mencakup seluruh wanita yang berusia 40-50
tahun di wilayah kerja Puskesmas Sigumpar Kabupaten Toba Samosir yang
berjumlah 514 orang.
3.3.2 Sampel
Sampel dari penelitian ini mencakup wanita yang berusia 40-50 tahun di
wilayah kerja Puskesmas Sigumpar Kabupaten Toba Samosir tahun 2010 dengan
kriteria sudah menikah dan masih memiliki suami. Penarikan sampel dilakukan
dengan mengacu pada rumus besar sampel untuk survei sampel yaitu:
N . Zc² . P (1 – P )
n =
( N – 1 ) Gp² + Zc² . P ( 1 – P)
Dimana:
N = Besar populasi
n = Besar sampel
P = Proporsi populasi wanita yang memiliki pengetahuan kurang (0,5)
Zc = Tingkat keandalan atau Derajat kepercayaan pada 95% (1,96)
G p = Galat pendugaan atau Kesalahan maksimum yang diinginkan peneliti,
10% (0,1)
maka:
Untuk besar sampel:
514 . 1,96² . 0,5 ( 1- 0,5)
n = n=81
( 514– 1) 0,1² + 1,96² . 0,5 ( 1- 0,5)
Dengan memperhitungkan non respon rate sebesar 10% maka 81+8,1=89,1.
Jadi, besar sampel dalam penelitian ini 90 orang.
Selanjutnya penarikan sampel terhadap populasi menggunakan teknik
systematic random sampling karena perencanaan dan penggunaannya mudah, sampel
tersebar di daerah populasi, jumlah populasi besar.
3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Jenis Data
1.Data primer adalah data yang diambil langsung oleh peneliti untuk mengetahui
pengetahuan dan sikap wanita usia 40-50 tahun tentang menopause.
2.Data sekunder mencakup data wanita usia 40-50 tahun di wilayah kerja Puskesmas
Sigumpar.
3.4.2 Cara Pengumpulan Data
1. Data primer dikumpulkan dengan wawancara menggunakan kuesioner yang telah
disiapkan dan masing-masing responden diwawancarai dalam waktu yang
berbeda dengan cara mengunjungi rumah ke rumah responden.
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen pada penelitian ini berupa kuesioner yang dibuat oleh peneliti
berdasarkan tinjauan teoritis.
3.6 Defenisi Operasional
1. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui wanita usia 40-50 tahun
berdasarkan informasi dan pengalaman yang berkaitan dengan menopause seperti
pengertian, gejala-gejala, tanda-tanda serta masalah dari menopause.
2.Sikap adalah pandangan atau tanggapan wanita usia 40-50 tahun tentang
menopause.
3.7 Uji Validitas dan Reabilitas
Sebelum penyebaran kuesioner pada sampel penelitian, batir-butir pertanyaan
pada kuesioner harus diuji validitas dan reabilitas sebagai alat ukur maka terlebih
dahulu diuji pada 30 wanita usia 40-50 tahun di wilayah kerja Puskesmas Balige
Kabupaten Toba Samosir.
Uji validitas menunjukkan sejauh mana skor atau nilai ataupun usuran yang
ingin diukur. Uji validitas dilakukan dengan mengukur korelasi antara
masing-masing item pertanyaan dengan skor total variabel dengan nilai item corrected
correlation pada analisis reability statistics. Jika nilai item correted correlation >
rtabel (0,361), maka nilainya dinyatakan valid.
Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana statu alat
menghitung indeks realibilitas yaitu dengan menggunakan metode Cronbach’s
Alpha, yaitu menganalisis realibilitas alat ukur dari satu kali pengukuran dengan
ketentuan jika nilai r Cronbach’s Alpha > rtabel (0,361), maka dinyatakan reliabel.
Setelah dilakukan pengujian ternyata didapat hasil bahwa nilai item correted
correlation > rtabel (0,361), maka tiap pertanyaan dinyatakan valid. Sedangkan untuk
indeks reliabilitas yaitu menggunakan metode Cronbach’s Alpha didapat hasil, nilai r
Cronbach’s Alpha (0,8909) > rtabel (0,361), maka dinyatakan reliabel.
3.8 Aspek Pengukuran
Adapun skala pengukuran variabel peneliti terhadap pengetahuan, sikap
responden tentang menopause yang diukur melalui pernyataan yang terdapat dalam
lembar kuesioner (Pratomo, 1990).
a. Nilai baik, apabila responden mendapat nilai > 75% dari seluruh skor maksimal.
b. Nilai sedang, apabila responden mendapat nilai 40-75% dari skor maksimal.
c. Nilai kurang, apabila responden mendapat nilai < 40% dari seluruh skor
maksimal.
3.8.1 Variabel Pengetahuan
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh wanita usia 40-50 tahun
tentang menopause diukur melalui 15 pernyataan yang diajukan kepada responden
dengan memilih jawaban yang benar atau salah, dengan ketentuan pada pernyataan
yang benar diberi skor 2 dan pernyataan salah diberi skor 0.
Total pengetahuan tertinggi adalah 30. Pengukuran tingkat pengetahuan wanita
a. Baik, apabila skor jawaban responden antara 23-30
b. Cukup, apabila skor jawaban responden antara 12-22
c. Kurang, apabila skor jawaban responden antara 0-11
3.8.2 Variabel Sikap
Aspek pengukuran sikap dilakukan dengan menggunakan skala Likert yang
terdisi dari 5 katagori yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), N (Netral), TS (Tidak
Setuju) dan STS (Sangat Tidak Setuju) (Riduwan, 2005). Sikap diukur melalui15
pertanyaan dengan memberikan skor terhadap masing-masing pertanyaan yaitu :
1. Untuk pernyataan negatif (pernyataan no.1,2,3,4,5,6):
- SS : Sangat Setuju, skornya 1
- S : Setuju, skornya 2
- N : Netral, skornya 3
- TS : Tidak Setuju, skornya 4
- STS : Sangat Tidak Setuju, skornya 5
2. Untuk pernyataan positif (pernyataan no. 7,8,9,10,11,12,13,14,15):
- SS : Sangat Setuju, skornya 5
- S : Setuju, skornya 4
- N : Netral, skornya 3
- TS : Tidak Setuju, skornya 2
- STS : Sangat Tidak Setuju, skornya 1
Berdasarkan total skor yang diperolehnya maka sikap wanita umur 40-50
- Tingkat sikap baik, apabila jawaban responden memiliki skor antara 57-75
- Tingkat sikap sedang, apabila jawaban responden memiliki skor antara 30-56
- Tingkat sikap kurang, apabila jawaban responden memiliki skor antara 15-29
3.9 Pengolahan dan Analisis Data 3.9.1 Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut
(Sastroasmoro, 2010) :
a. Editing
Data yang dikumpulkan kemudian diperiksa. Bila terdapat kesalahan dalam
pengumpulan data, data diperbaiki (editing) dengan cara memeriksa kembali
jawaban yang kurang.
b. Koding
Data yang sudah diperiksa kemudian diklasifikasikan dan diberi tanda atau kode.
c. Tabulating
Untuk mempermudah pengolahan data serta pengambilan kesimpulan, data
dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi dan dianalisis dengan
mengunakan SPSS.
3.9.2 Analisis Data
Data yang dikumpulkan, kemudian dianalisis untuk menggambarkan
(mendeskripsikan) masing-masing variabel yang diteliti dengan menggunakan tabel
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Puskesmas Sigumpar
Puskesmas Sigumpar kecamatan Sigumpar terletak di Jalan Lintas Sumatera
yang merupakan salah satu Puskesmas di Kabupaten Tobasamosir dan merupakan
pemekaran dari Puskesmas Silaen Kecamatan Silaen pada tanggal 06 Februari Tahun
2006. Luas wilayah kerja Puskesmas Sigumpar yaitu 25,5 km2, terdiri dari tujuh desa
dan satu kelurahan yaitu Desa Nauli, Desa Sigumpar, Desa Situa-tua, Desa
Marsangap, Desa Sigumpar Julu, Desa Maju, Desa Dolok Jior dan Kelurahan
Sigumpar Dangsina.
Puskesmas Sigumpar merupakan daerah perbukitan dengan wilayah kerja
terdiri dari 7 (tujuh) desa dan satu kelurahan yang tersebar diseluruh wilayah
Kecamatan Sigumpar, dengan luas wilayah 289,14 km2.
Adapun batas-batas wilayah kerja Puskesmas Sigumpar sebagai berikut :
− Utara : Kecamatan Porsea
− Timur : Kecamatan Silaen
− Selatan : Kecamatan Laguboti
4.1.2 Demografi
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Sigumpar Kecamatan tahun
2010 sebesar 6.809 jiwa. Dengan perincian laki-laki 3.066 jiwa dan perempuan 3.743
jiwa. Jumlah Kepala Keluarga sebanyak 1.700 KK.
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jumlah Jenis Kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar Kecamatan Sigumpar Tahun 2010.
Nama Desa Jumlah KK Jumlah Jumlah
Laki-laki Perempuan
Sigumpar 465 550 692 1.242
Nauli 254 442 562 1.004
Situa-tua 185 356 448 804
Marsangap 175 382 423 805
Sigumpar julu 85 200 225 425
Maju 136 347 426 773
Dolok jior 195 378 432 810
Kelurahan Sigumpar Dangsina
205 411 535 946
Total 1.700 3.066 3.743 6.809
Sumber : Profil Puskesmas Sigumpar tahun 2009
Berdasarkan Tabel 4.1, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk terbesar di
wilayah kerja Puskesmas Sigumpar terdapat di Desa Sigumpar yaitu sebesar 1.242
jiwa dengan jenis kelamin perempuan yaitu sebesar 692 jiwa dan laki laki 550 jiwa
dengan jumlah kepala keluarga 465 KK, sedangkan yang paling sedikit terdapat di
Desa Sigumpar Julu yaitu sebesar 425 jiwa dengan jenis kelamin perempuan yaitu
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar Kecamatan Sigumpar Tahun 2010.
Kelompok umur (tahun)
Laki-laki Perempuan Jumlah
< 1 107 144 251
1-4 506 516 1.022
5-14 398 415 813
15-44 847 1037 1.884
45-64 906 995 1.901
>65 302 636 938
Total 3.066 3.743 6.809
Sumber : Profil Puskesmas Sigumpar tahun 2009
Berdasarkan Tabel 4.2, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk paling banyak
di wilayah kerja Puskesmas Sigumpar berusia antara 45-64 tahun sebanyak 1.901
orang dengan jenis kelamin laki-laki yaitu sebesar 906 orang, sedangkan perempuan
995 orang.
4.2 Karakteristik Responden
Pada penelitian ini karakteristik responden ditujukan pada karakteristik seluruh
wanita usia 40-50 tahun yang terdiri dari 90 orang. Adapun karakteristik tersebut
meliputi umur, pekerjaan, pendidikan, agama dan kebiasaan-kebiasaan yang
dilakukan wanita usia 40-50 tahun yang berkaitan dengan pengetahuannya tentang
kesehatan khususnya mengenai informasi tentang perubahan masa menopause.
Kebiasaan tersebut yang berkontribusi terhadap bertambahnya wawasan pengetahuan
lingkungan sekitar yaitu peran dari keluarga dan masyarakat. Berikut data yang
diperoleh dari wanita usia 40-50 tahun selaku responden dalam penelitian ini.
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar Kecamatan Sigumpar Tahun 2010
Karateristik Responden n %
Agama :
- Kristen Protestan 64 71,1
- Islam 6 6,7
- Katholik 20 22,1
Pendidikan :
- SD 17 18,9
- SLTP 26 28,9
- SLTA 29 32,2
- Universitas 18 20,0
Pekerjaan :
- Petani 24 26,7
- Wiraswasta 21 23,3
- Ibu Rumah Tangga 28 31,1
- PNS 17 18,9
Berdasarkan Tabel 4.3, dapat diketahui bahwa responden di wilayah kerja
Puskesmas Sigumpar dilihat dari agama paling banyak beragama Kristen Protestan
yaitu sebesar 64 orang (71,1%) dan paling sedikit beragama Islam yaitu sebesar 6
orang (6,7%), dilihat dari pendidikan paling banyak tingkat pendidikan SLTA yaitu
sebesar 29 orang (32,2%) dan paling sedikit tingkat pendidikan SD sebanyak 17
orang (18,9), sedangkan dilihat dari segi pekerjaan paling banyak pekerjaannya
sebagai ibu rumah tangga yaitu sebesar 28 orang (31,1%) dan paling sedikit
4.3 Pengetahuan Wanita Usia 40-50 Tahun tentang Menopause
Pengetahuan wanita usia 40-50 tahun terkategori atas tiga yaitu baik, sedang,
dan kurang. Pengetahuan tentang menopause yaitu pengetahuan tentang pengertian,
gejala-gejala dan perubahan masa menopause, akan tetapi pengetahuan menopause
juga tidak sebatas masalah menopause tetapi dihubungkan dengan pengetahuan
mengenai kesehatan reproduksi. Secara rinci dapat dilihat tingskat pengetahuannya
sebagai berikut :
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden tentang Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar Kecamatan Sigumpar Tahun 2010
Pengetahuan n %
Baik 19 21,1
Sedang 29 32,2
Kurang 42 46,7
Total 90 100,0
` Berdasarkan Tabel 4.4, dapat dilihat bahwa pengetahuan tentang menopause
pada responden yaitu 42 orang (46,7%) yang mempunyai pengetahuan kurang, yang
mempunyai pengetahuan sedang 29 orang (32,2%) dan yang mempunyai
pengetahuan baik hanya 19 orang (21,1%).
Tingkat pengetahuan wanita usia 40-50 tahun tersebut diukur melalui beberapa
pernyataan yang berkaitan dengan permasalahan kesehatan reproduksi terutama
Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Tiap Pernyataan Pengetahuan tentang Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar Kecamatan Sigumpar Tahun 2010
Pernyataan Pengetahuan Menopause Benar Salah
n % n %
Menopause merupakan tahapan dalam kehidupan seorang wanita yang ditandai berhentinya masa haid selama 12 bulan berturut-turut
45 50,0 45 50,0
Usia menopause bervariasi antara 45-50 tahun tetapi sudah dimulai sejak wanita berusia 40 tahun
42 46,7 48 53,3
Wanita yang mengalami menopause mempunyai tiga pola haid yaitu haid tetap, teratur dan tiba-tiba berhenti haid menjadi jarang, haid menjadi tidak teratur
37 41,1 53 58,9
Ketidakteraturan haid meningkatkan kecemasan bahwa daya tarik seksual dan fisiknya
berkurang
42 46,7 48 53,3
Menopause suatu masa kritis dalam hidup wanita karena terjadi banyak perubahan pada tubuh
39 43,3 51 56,7
Perubahan fisik dan psikologis merupakan perubahan yang timbul pada masa menopause
31 34,4 59 65,6
Perubahan fisik yang sering terjadi pada wanita menopause yaitu berat badan meningkat
40 44,4 50 55,6
Perubahan psikologis yang sering terjadi pada wanita menopause yaitu mudah tersinggung
36 40,0 54 60,0
Gejala penurunan kesehatan pada wanita menopause ditandai dengan sakit kepala dan jantung berdebar-debar
39 43,3 51 56,7
Gejala menopause paling sering dibicarakan dan dialami adalah arus panas sensasi yang muncul tiba-tiba yang kemudian dapat menjadi sangat panas
31 34,4 59 65,6
Pengobatan pada wanita menopause merupakan salah satu bagian dari pencegahan dari
menopause
Tabel 4.5 (Lanjutan)
Pernyataan Pengetahuan Menopause Benar Salah
n % n %
Olah raga yang cukup mengonsumsi makanan berserat merupakan bentuk dari pencegahan terhadap menopause
47 52,2 43 47,8
Cara hidup sehat pada wanita menopause yaitu dengan mengatur istirahat yang cukup
41 45,6 49 54,4
Rasa gelisah, mudah tersinggung ketegangan dan kecemasan merupakan ciri umum
menjelang menopause
53 58,9 37 41,1
Yang merupakan dampak dari menopause adalah gangguan depresi dan perubahan suasana hati
34 37,8 56 62,2
Tabel 4.5, menunjukkan bahwa 50% wanita sudah mengetahui menopause
merupakan tahapan dalam kehidupan seorang wanita, sedangkan yang mengetahui
usia menopause sudah terjadi pada umur 45-50 tahun sebanyak 46,7%, yang
mengetahui pola haid yang dialami wanita menopause sebanyak 41,1%, yang
mengetahui ketidakteraturan haid dapat meningkatkan kecemasan dan daya tarik
46,7%, yang mengetahui menopause merupakan masa kritis karena terjadi perubahan
tubuh 43,3%, sebagian besar mengetahui perubahan fisik dan psikologis pada masa
menopause ada 55,6% dari 90 wanita usia 45-50 tahun, yang mengetahui perubahan
psikologis seperti mudah tersinggung 40,0%, yang mengetahui gejala penurunan
kesehatan pada wanita seperti jantung berdebar-debar dan sakit kepala 43,3%, yang
mengetahui gejala menopause yang berupa arus panas sebanyak 34,4%, sebagian
besar mengetahui pengobatan pada wanita menopause merupakan bagian dari
olahraga, makan makanan yang berserat 52,2%, yang mengetahui istirahat yang
cukup merupakan cara hidup sehat menopause 45,6%, yang mengetahui ciri umum
menjelang menopause seperti rasa gelisah mudah tersinggung sebanyak 58,9%, yang
mengetahui dampak dari menopause berupa gangguan depresi 37,8%.
Tabel 4.6 Tabel Silang Pendidikan dan Pengetahuan Responden tentang Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar Kecamatan Sigumpar Tahun 2010
Pendidikan
Pengetahuan
Total
Baik Sedang Kurang
n % n % n % n %
SD 0 0 1 5,9 16 94,1 17 100,0
SLTP 0 0 6 23,1 20 76,9 26 100,0
SLTA 2 6,9 21 72,4 6 20,7 29 100,0
Universitas 17 94,4 1 5,6 0 0 18 100,0
Total 19 21,1 29 32,2 42 46,7 90 100,0
Berdasarkan Tabel 4.6, terlihat bahwa dari 17 responden dengan pendidikan
SD sebagian besar memiliki pengetahuan kurang yaitu sebanyak 16 orang (94,1%)
hanya 1 orang (5,9%) memiliki pengetahuan sedang, dari 26 responden dengan
pendidikan SLTP sebagian besar memiliki pengetahuan kurang yaitu sebanyak 20
orang (76,9%) hanya 6 orang (23,1%) yang memiliki pengetahuan sedang, dari 29
responden dengan pendidikan SLTA sebagian besar memiliki pengetahuan sedang
yaitu 21 orang (72,4%) yang memiliki pengetahuan kurang 6 orang (20,7%) dan
hanya 2 orang (6,9%) yang memiliki pengetahuan baik, sedangkan dari 18 responden
dengan pendidikan Universitas sebagian besar memiliki pengetahuan baik yaitu 17
orang (94,4%), hanya 1 orang (5,6%) yang memiliki pengetahuan sedang 1 orang
Tabel 4.7 Tabel Silang Pekerjaan dan Pengetahuan Responden tentang Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar Kecamatan Sigumpar Tahun 2010
Pekerjaan
Pengetahuan
Total
Baik Sedang Kurang
n % n % n % n %
Bertani 0 0 6 25,0 18 75,0 24 100,0
Wiraswasta 1 4,8 11 52,4 9 42,9 21 100,0
IRT 4 14,3 9 32,1 15 53,6 28 100,0
PNS 14 82,4 3 17,6 0 0 17 100,0
Total 19 21,1 29 32,2 42 46,7 90 100,0
Berdasarkan Tabel 4.7, terlihat bahwa dari 24 responden yang pekerjaannya
bertani sebagian besar memiliki pengetahuan kurang yaitu sebanyak 18 orang
(75,0%), dari 21 responden yang pekerjaannya wiraswasta sebagian besar memiliki
pengetahuan sedang yaitu sebanyak 11 orang (52,4%), dari 28 responden yang
pekerjaannya ibu rumah tangga sebagian besar memiliki pengetahuan kurang yaitu
sebanyak 15 orang (53,6%), sedangkan dari 17 responden yang pekerjaannya PNS
sebagian besar memiliki pengetahuan baik yaitu 14 orang (82,4%).
Tabel 4.8 Tabel Silang Sikap dan Pengetahuan Responden tentang Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar Kecamatan Sigumpar Tahun 2010
Pengetahuan
Sikap
Total
Baik Cukup Kurang
n % N % n % n %
Baik 17 89,5 2 10,5 0 0 19 100,0
Sedang 0 0 10 34,5 19 65,5 29 100,0
Kurang 0 0 7 16,7 35 83,3 42 100,0