• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia 40-50 Tahun Tentang Menopause Di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar Kabupaten Toba Samosir Tahun 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Gambaran Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia 40-50 Tahun Tentang Menopause Di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar Kabupaten Toba Samosir Tahun 2010"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA 40-50 TAHUN TENTANG MENOPAUSE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

SIGUMPAR KABUPATEN TOBA SAMOSIR TAHUN 2010

SKRIPSI

OLEH :

NIM 081000207

ERNI DEWI Y TAMBUNAN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA 40-50 TAHUN TENTANG MENOPAUSE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

SIGUMPAR KABUPATEN TOBA SAMOSIR TAHUN 2010

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

NIM 081000207

ERNI DEWI Y TAMBUNAN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

HALAMAN PENGESAHAN Skripsi Dengan Judul :

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA 40-50 TAHUN TENTANG MENOPAUSE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

SIGUMPAR KABUPATEN TOBA SAMOSIR TAHUN 2010

Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh :

NIM 081000207

ERNI DEWI Y TAMBUNAN

Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal September 2010 dan

Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima Tim Penguji :

Ketua Penguji Penguji I

Asfriati, SKM, M.Kes Dr. Ir. Erna Mutiara, M.Kes NIP. 197012201994032001 NIP. 196408261990032002

Penguji II Penguji III

Drs. Heru Santosa, MS.Ph.D

NIP. 195811101984031002 NIP. 197610052009122003 Maya Fitria, SKM, M.Kes

Medan, September 2010 Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara Dekan,

(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Erni Dewi Y Tambunan

Tempat/ Tanggal Lahir : Tambunan, 14 Nopember 1983

Agama : Kristen Protestan

Status Perkawinan : Belum Menikah

Anak ke : 2 (kedua) dari 5 (lima) bersaudara

Alamat Rumah : Jln. Protokol Pasar Tambunan Kecamatan Balige

Kabupaten Tobasa Samosir

Riwayat Pendidikan

1. SD Negeri No.175802 Balige (1989-1995)

2. SLTP N 4 Balige (1995-1998)

3. SMU N 1 Balige (1998-2001)

4. Akademi Kebidanan St Elisabeth (2001-2004)

5. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara (2008-2010)

Riwayat Pekerjaan

1. Tahun 2005 sampai sekarang Staff Puskesmas Sigumpar Kecamatan

Sigumpar Kabupaten Tobasa Samosir.

(5)

ABSTRAK

Menopause merupakan fase dalam kehidupan seorang wanita yang ditandai dengan berhentinya masa subur. Masa menopause sudah dimulai pada umur 45-50 tahun dan pada usia 40 tahun merupakan awal dari proses perubahan ke arah menopause diikuti dengan gejala yang sering timbul pada tiga hingga sepuluh tahun sebelum datangnya menopause dengan berbagai keluhan, baik keluhan fisik maupun psikologis.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross

sectional yang bertujuan untuk menggambarkan pengetahuan dan sikap wanita usia

40-50 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar. Populasi pada penelitian ini mencakup seluruh wanita usia 40-50 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar yang berjumlah 514 orang. Sampel pada penelitian ini mencakup wanita usia 40-50 tahun dengan kriteria sudah menikah dan masih memiliki suami berjumlah 90 orang, dengan metode pengambilan sampel secara Systematic Random Sampling.

Hasil penelitian menunjukan dari 90 wanita usia 40-50 tahun, sebanyak 46,7% memiliki pengetahuan kurang tentang menopause, terutama tentang gejala menopause dan ciri umum menjelang menopause. Sebanyak 60% yang memiliki sikap kurang tentang menopause. Dari penelitian ini diharapkan agar tenaga kesehatan lebih meningkatkan konseling dan penyuluhan kepada wanita usia 40-50 tahun dengan materi perubahan yang dialami pada masa menopause.

(6)

ABSTRACT

Menopause was the phase in the life of a woman who was marked in a stopping manner the fertile period. The menopause period has been begun in the age 45-50 years and in the age 40 years were the beginning of the process of the change to the side of menopause was followed with the sign that often emerged to three to years before the arrival of menopause with various complaints, both the physical and psychological complaint.

This research was the descriptive research with the approach cross sectional that aimed at depicting knowledge and the attitude of the age woman 40-50 years in the work territory of the Sigumpar Community Health Centre. The population in this research included all the age woman 40-50 years in the work territory of the Sigumpar Community Health Centre that was numbering 514 people. The sample in this research included the age woman 40-50 years have with the criterion married and still had the numbering husband 90 people, with the taking method of the sample in a manner Systematic Random Sampling.

Result of the research showed from 90 age women 40-50 years, totaling 46,7% had knowledge not all that about menopause, especially about the sign of menopause and the characteristics of the public around menopause, totaling 60% that had the attitude not all that about menopause from yhis research was hoped that the health power more increased counseling and counseling to the age woman 40-50 years with change material that was experienced in the menopause period.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

kasih dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Gambaran

Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia 40-50 Tahun Tentang Menopause Di Wilayah

Kerja Puskesmas Sigumpar Kabupaten Toba Samosir Tahun 2010”, yang merupakan

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM).

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan,

dukungan dan bantuan dari berbagai pihak secara moril maupun materil. Oleh karena

itu, pada kesempatan ini dengan ketulusan dan kerendahan hati penulis ingin

mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Drs. Surya Utama, MS selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara (FKM USU).

2. dr. Yusniwarti Yusad, MSi selaku Ketua Departemen Kependudukan dan

Biostatistik, yang telah banyak meluangkan waktu dan memberikan saran,

bimbingan serta arahan dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Asfriati, SKM, MKes selaku Dosen Pembimbing Akademik dan Dosen

Pembimbing I sekaligus sebagai Ketua Penguji yang telah banyak meluangkan

waktu dan memberikan saran, bimbingan serta arahan dalam penyelesaian skripsi

ini.

4. Dr. Ir. Erna Mutiara, MKes selaku Dosen Pembimbing II sekaligus Dosen

Penguji I yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan, serta saran

(8)

5. Heru Santosa, Ph.D selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan masukan

kepada penulis untuk kesempurnaan skripsi ini.

6. Maya Fitria SKM, MKes selaku Dosen Penguji III yang telah memberikan

masukan kepada penulis untuk kesempurnaan skripsi ini.

7. Seluruh Dosen pengajar di Departemen Biostatistik dan Kependudukan yang

telah mencurahkan bekal ilmu selama penulis mengikuti pendidikan.

8. Seluruh Dosen dan staf di FKM USU yang telah memberikan bekal ilmu selama

penulis mengikuti pendidikan.

9. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Toba Samosir yang telah memberikan izin

tugas belajar kepada penulis selama mengikuti pendidikan di FKM USU.

10.Kepala Puskesmas Sigumpar Kecamatan Sigumpar Kabupaten Toba Samosir dan

seluruh staf yang telah membantu penelitian penulis.

11.Seluruh Wanita Usia 40-50 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar yang

telah bersedia menjadi responden penelitian ini.

12.Teristimewa untuk orang tua tercinta H. Tambunan dan L. Simatupang serta

kakakku Elfrida Tambunan Amk, Adekku Erikson Tambunan S.Pd, Elida

Tambunan, S.Pd dan Eko Susanto Tambunan serta abangku Yustinus Siregar dan

keponakanku Steven Marasi Franssilo Siregar yang telah banyak memberikan

dukungan dan doa kepada penulis.

13.Bang Faisal yang telah membantu kelancaran urusan skripsi ini.

14.Teman-teman di FKM USU angkatan 2008 Freddy, Martinus T, Harry, Perawaty,

Benedikta, Kak Anna, Kak Uli, dan semua yang belum saya sebutkan yang

(9)

15.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

memberikan semangat, dukungan, bantuan dan doa selama ini.

Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam penulisan skripsi ini, untuk

itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dalam

rangka penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat

bermanfaat bagi kita semua.

Medan, September 2010

Penulis

(10)

DAFTAR ISI

2.2. Masa Klimakterium, Proses, Batasan Usia Menopause dan Jenis Menopause ... 8

2.1.1. Masa Klimakterium ... 8

2.2.2. Proses Menopause ... 8

2.2.3. Batasan Usia Menopause ... 8

2.2.4. Jenis-Jenis Menopause... 9

2.3. Pra-Menopause dan Kadar Hormon ... ... 10

2.4. Perubahan Fisik, Gangguan-Gangguan Serta Faktor Yang Mempengaruhi Menopause ... 10

2.4.1. Perubahan Fisik Pada Menopause ... 10

2.4.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Menopause .... 13

2.4.3. Gangguan-Gangguan Yang Terjadi Selama Menopause ... 15

2.5. Menopause Bukan Akhir Kehidupan ... 16

2.6. Perubahan Psikologis Menopause... 17

2.7. Pengetahuan Wanita tentang Menopause (Knowledge) ... 19

2.8. Sikap Wanita tentang Menopause (Attitude) ... 21

(11)

3.3.2. Sampel ... 25

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 31

4.1.1. Gambaran Umum Puskesmas Sigumpar ... 32

5.1. Pengetahuan Wanita Usia 40-50 Tahun tentang Menopause Di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar Tahun 2010 ... 45

5.2. Sikap Wanita Usia 40-50 Tahun tentang Menopause Di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar Tahun 2010 ... 48

5.3. Pengetahuan Dan Sikap Wanita Usia 40-50 Tahun tentang Menopause Di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar Lampiran 4 : Surat Ijin Penelitian

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jumlah

Jenis Kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar ... 32

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Berdasarkan di Wilayah Kerja

Puskesmas Sigumpar ... 33

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Karateristik Responden di Wilayah

Kerja Puskesmas Sigumpar ... 34

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden tentang Menopause

di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar ... 35

Tabel 4.5. Distribusi Jawaban Tiap Pernyataan Pengetahuan tentang

Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar ... 36

Tabel 4.5. (Lanjutan) Distribusi Jawaban Tiap Pernyataan Pengetahuan

tentang Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar ... 37

Tabel 4.6. Tabel Silang Pendidikan dan Pengetahuan Responden tentang

Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar ... 38

Tabel 4.7. Tabel Silang Pekerjaan dan Pengetahuan Responden tentang

Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar ... 39

Tabel 4.8. Tabel Silang Sikap dan Pengetahuan Responden tentang

Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar ... 39

Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Sikap Responden tentang Menopause

di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar ... 40

Tabel 4.10. Distribusi Jawaban Tiap Pernyataan Sikap tentang

Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar ... 41

Tabel 4.10. (Lanjutan) Distribusi Jawaban Tiap Pernyataan Pengetahuan

tentang Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar 42

Tabel 4.11. Tabel Silang Pendidikan dan Sikap Responden tentang

Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar ... 43

Tabel 4.12. Tabel Silang Pekerjaan dan Sikap Responden tentang

(13)

DAFTAR GAMBAR

(14)

ABSTRAK

Menopause merupakan fase dalam kehidupan seorang wanita yang ditandai dengan berhentinya masa subur. Masa menopause sudah dimulai pada umur 45-50 tahun dan pada usia 40 tahun merupakan awal dari proses perubahan ke arah menopause diikuti dengan gejala yang sering timbul pada tiga hingga sepuluh tahun sebelum datangnya menopause dengan berbagai keluhan, baik keluhan fisik maupun psikologis.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross

sectional yang bertujuan untuk menggambarkan pengetahuan dan sikap wanita usia

40-50 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar. Populasi pada penelitian ini mencakup seluruh wanita usia 40-50 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar yang berjumlah 514 orang. Sampel pada penelitian ini mencakup wanita usia 40-50 tahun dengan kriteria sudah menikah dan masih memiliki suami berjumlah 90 orang, dengan metode pengambilan sampel secara Systematic Random Sampling.

Hasil penelitian menunjukan dari 90 wanita usia 40-50 tahun, sebanyak 46,7% memiliki pengetahuan kurang tentang menopause, terutama tentang gejala menopause dan ciri umum menjelang menopause. Sebanyak 60% yang memiliki sikap kurang tentang menopause. Dari penelitian ini diharapkan agar tenaga kesehatan lebih meningkatkan konseling dan penyuluhan kepada wanita usia 40-50 tahun dengan materi perubahan yang dialami pada masa menopause.

(15)

ABSTRACT

Menopause was the phase in the life of a woman who was marked in a stopping manner the fertile period. The menopause period has been begun in the age 45-50 years and in the age 40 years were the beginning of the process of the change to the side of menopause was followed with the sign that often emerged to three to years before the arrival of menopause with various complaints, both the physical and psychological complaint.

This research was the descriptive research with the approach cross sectional that aimed at depicting knowledge and the attitude of the age woman 40-50 years in the work territory of the Sigumpar Community Health Centre. The population in this research included all the age woman 40-50 years in the work territory of the Sigumpar Community Health Centre that was numbering 514 people. The sample in this research included the age woman 40-50 years have with the criterion married and still had the numbering husband 90 people, with the taking method of the sample in a manner Systematic Random Sampling.

Result of the research showed from 90 age women 40-50 years, totaling 46,7% had knowledge not all that about menopause, especially about the sign of menopause and the characteristics of the public around menopause, totaling 60% that had the attitude not all that about menopause from yhis research was hoped that the health power more increased counseling and counseling to the age woman 40-50 years with change material that was experienced in the menopause period.

(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehidupan manusia, mulai dalam kandungan sampai mati, tampaklah manusia

itu akan mengalami suatu proses yang sama, yaitu semuanya adalah selalu dalam

perubahan. Pada permulaan hidup perubahan itu kearah pertumbuhan dan

perkembangan, sedangkan pada akhirnya perubahan itu kearah kemunduran yang

ditutup dengan kematian (Manuaba, 1998).

Perubahan itu wajar, namun tidak banyak orang yang menyadarinya, bahkan

kadang ada orang yang seolah olah bertahan pada suatu tingkat perubahan itu,

terutama mereka yang akan atau sedang mengalami masa kemunduran, dimana

segala kesempurnaan telah berakhir, baik dari segi biologis-jasmaniah, maupun

mental rohaniah. Perubahan yang menonjol dan sangat dirasakan adalah dari segi

jasmaniah. Pertumbuhan terjadi sejak dalam kandungan, anak dan remaja, kemudian

menjadi sempurna pada usia dewasa. Setelah itu secara perlahan-lahan

kesempurnaan fisik, kekuatan, dan fungsi-fungsi organ tubuh sedikit demi sedikit

mulai berkurang (Northrup, 2006).

Sesungguhnya perubahan jasmani itu tidak hanya terjadi pada tubuh bagian

luar saja, akan tetapi terjadi juga pada alat-alat dan berbagai kelenjar dari dalam,

yang mengakibatkan berbagai alat yang tak sanggup lagi menjalankan fungsinya.

Wanita menyadari bahwa soal penampilan atau kecantikan adalah hal yang sangat

penting untuk kesuksesan pergaulan maupun pekerjaan. Maka dari itu wanita sering

(17)

untuk memakai kacamata baca karena hal itu menunjukkan ketuaannya. Pengakuan

penerimaan dan penyesuaian diri terhadap keadaan tua ini biasa menimbulkan

berbagai masalah pada wanita (Diputra, 2006).

Salah satu ketuaan yang ditakuti para wanita adalah menopause. Sebagian

besar wanita menganggap bahwa menopause adalah suatu yang mengkhawatirkan

dan menakutkan, meskipun hal tersebut merupakan hal yang alami. Hal ini berarti

bahwa dalam perkembangannya wanita tidak mungkin lepas dari menopause karena

menopause merupakan peristiwa yang pasti akan dialami oleh setiap wanita dan tidak

bisa ditolak. Dimana akan memunculkan perubahan-perubahan fisik yang

menyebabkan permasalahan psikologis. Perubahan fisik tersebut antara lain

hambatan fungsi ingatan, mudah marah, cemas, dan mudah tersinggung (Siswono,

2004).

Pandangan seseorang mengenai menopause sangat mempengaruhi perubahan

psikologis pada masa menopause. Pandangan ini dipengaruhi oleh faktor yang

berasal dari dalam diri individu serta faktor yang berasal dari luar diri individu serta

faktor yang berasal dari lingkungan sosial. Pada masyarakat yang mengagungkan

kemudaan dan kecantikan, menopause bisa dipersepsikan sebagai ancaman. Selain

itu mitos yang timbul di masyarakat dan stereotip negatif tentang menopause dapat

menimbulkan kecemasan, sedangkan wanita yang memahami tentang menopause

dapat berfikir secara wajar karena menopause merupakan peristiwa alami yang

dialami oleh wanita (Yatim, 2001).

Sekitar 40 – 85 % dari semua wanita dalam usia klimaterik mempunyai

(18)

mengalami hal ini sebagai masa transisi yang mulus dengan sedikit ketidaknyamanan

fisik. Sedangkan beberapa wanita lain mengalami banyak gejala yang tidak nyaman

atau reaksi fisik negatif ( Nirmala, 2003).

Gangguan kecemasan dapat terjadi pada setiap orang di segala umur. Wanita

lebih sering mendapat gangguan cemas dan stres dari pada pria. Keadaan ini

disebabkan wanita cenderung lebih merasakan kecemasan dan stres dalam

menghadapi permasalahan yang menimpa dirinya. Ini dilihat dari pada pria, misalnya

pada saat menstruasi, saat mengandung, melahirkan, menopause, dan menghadapi

masalah-masalah anak dan suami (Handayani, 2008).

Dengan munculnya perubahan-perubahan yang terjadi pada wanita menopause

inilah individu harus berusaha untuk tetap berfikir positif. Sudah menjadi kodrat

alam bahwa dengan bertambahnya usia seseorang akan menimbulkan berbagai

perubahan mental. Perubahan dalam kehidupan ini dapat mengganggu kestabilan

emosi (Purwanto, 2007).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Robertson dalam Christiani, (2000) di

Menopause Clinic Australia, dari 300 pasien usia menopause terdapat 31,3% pasien

mengalami depresi dan kecemasan. Sedangkan menurut Glasier (2006) wanita

Indonesia yang memasuki masa menopause saat ini sebanyak 7,4 % dari populasi.

Jumlah tersebut diperkirakan menjadi 11% pada 2005, kemudian naik lagi sebesar 14

% pada 2015. Sedangkan yang mengalami perubahan psikologis meliputi mudah

tersinggung, terasa takut, gelisah, lekas marah sebanyak 90%, gangguan tidur 50%,

(19)

Menurut hasil penelitian Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas

Kedokteran Sumatera Utara dalam Hardians (2005), keluhan masalah kesehatan yang

di hadapi oleh perempuan menopause yaitu perubahan fisik seperti : keluhan nyeri

senggama (93,33%), perdarahan pasca senggama 84,44%, vagina kering 93,33%, dan

keputihan 75,55%, gatal pada vagina 88,88%, perasaan panas pada vagina 84,44%,

nyeri berkemih 77,77%, inkontenensia urin 68,88%.

Menurut hasil penelitian Wilujeng (2008) tentang perubahan fisik dan

psikologis ibu pada masa menopause di Medan Johor data yang diperoleh dari

perubahan fisik 107 orang responden yang memiliki gejala tingkat sedang yang

timbul pada ibu dengan keluhan kulit keriput 52,3% dan bertambah berat badan

50,5%. Sedangkan yang mengalami perubahan psikologis wanita menopause di

Kelurahan Medan Johor sebanyak 71,0%, dan gangguan yang timbul dengan keluhan

cepat marah 35,5%, mudah tersinggung 37,4%.

Wanita yang sudah memahami tentang menopause serta dapat menerima

hal-hal yang berhubungan dengan menopause secara wajar, mereka akan menerapkan

hidup sehat dengan tidak mencemaskan datangnya menopause karena menopause

adalah hal yang alami yang akan dialami oleh wanita (Depkes RI, 2007).

Tetapi berbeda dengan wanita yang belum mengerti tentang informasi yang

didapat kurang mengenai menopause, individu akan menganggap menopause sebagai

suatu yang harus ditutupi atau dihindari. Wanita yang takut akan datangnya

menopause dan memandang menopause sebagai suatu ancaman mereka akan

(20)

dirinya. Seperti dandanan yang mencolok, model pakaian yang seperti anak muda

karena tidak mau dikatakan tua (Reitz, 1993).

Masa menopause sudah dimulai pada umur 45-50 tahun dan pada usia 40 tahun

merupakan awal dari proses perubahan ke arah menopause. Dari data yang diperoleh

di wilayah kerja Puskesmas Sigumpar terdapat wanita antara usia 40-50 tahun

sebesar 514 orang. Dari 52 orang pasien wanita yang berkunjung ke Puskesmas

Sigumpar tahun 2009, sebanyak 50% diantaranya kurang mengetahui tentang

menopause sedangkan 10% menyatakan sikap takut dalam menghadapi menopause

dan ada 5% orang pasien yang mengalami depresi berat karena kecemasannya. Hal

ini disebabkan belum mengertinya serta kurangnya informasi tentang menopause,

dan akan menganggap bahwa menopause merupakan sebagai sesuatu yang harus

ditutupi atau dihindari, dan merupakan ancaman serta hal yang sangat menakutkan.

Berdasarkan uraian di atas dilakukan penelitian tentang Gambaran Pengetahuan

Sikap Wanita usia 40-50 tahun terhadap Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas

Sigumar Kabupaten Toba Samosir Pada Tahun 2010.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas yang menjadi rumusan permasalahan dalam

penelitian ini yaitu: ”Bagaimana pengetahuan dan sikap wanita usia 40-50 tahun

(21)

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap

wanita usia 40-50 tahun tentang menopause di wilayah kerja Puskesmas Sigumpar

Kabupaten Toba Samosir pada tahun 2010.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan wanita usia 40-50 tahun tentang

menopause di wilayah kerja Puskesmas Sigumpar Kabupaten Toba Samosir pada

tahun 2010.

2. Untuk mengetahui gambaran sikap wanita usia 40-50 tentang menopause di

wilayah kerja Puskesmas Sigumpar Kabupaten Toba Samosir pada tahun 2010.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan masukan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Toba Samosir

tentang kesehatan reproduksi khususnya menopause yang dapat dijadikan

evaluasi dan pengambilan kebijakan di Dinas Kesehatan Kabupaten untuk

peningkatan pengetahuan wanita tentang menopause.

2. Sebagai bahan masukan kepada pihak puskesmas sehingga dapat melakukan

konseling atau berupa penyuluhan tentang menopause dengan tujuan peningkatan

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi Menopause

Menopause adalah suatu fase alamiah yang akan dialami oleh setiap wanita

yang biasanya terjadi diatas usia 40 tahun. Ini merupakan suatu akhir proses biologis

dari siklus menstruasi yang terjadi karena penurunan produksi hormon estrogen yang

dihasilkan indung telur. Berhentinya haid akan membawa dampak pada konsekuensi

kesehatan baik fisik maupun psikis (Yudomustopo, 1999).

Kata menopause yang berasal dari kata Yunani yang berarti “bulan” dan

“penghentian sementara”, yang secara linguistik lebih tepat disebut menocease.

Secara medis istilah menopause berarti menocease, karena berdasarkan defenisinya

menopause itu berarti berhentinya menstruasi (bukan istirahat). Arti menopause yang

tidak jelas ini dikarenakan gejala-gejala yang muncul sebelum menstruasi juga

berhenti (Reitz, 1993).

Menopause merupakan sebuah kata yang mempunyai banyak arti. Men dan

pauseis adalah kata Yunani yang pertama kali digunakan untuk menggambarkan

berhentiya haid. Menurut kepustakaan abad ke-17 dan ke-18, menopause dianggap

suatu bencana dan malapetaka, sedangkan wanita post-menopause dianggap tidak

(23)

2.2 Masa Klimakterium, Proses, Batasan Usia Menopause dan Jenis Menopause

2.2.1 Masa Klimakterium

Menurut siklus kehidupan wanita normal, setiap kehidupan seorang wanita

mengalami fase-fase perkembangan tertentu. Dalam hal ini, fase-fase yang berkaitan

dengan berbagai fungsi organ reproduksi wanita. Fase tersebut dibagi tiga tahap,

yaitu masa sebelum, sedang berlangsung dan setelah menstruasi (Kasdu, 2002).

2.2.2 Proses Menopause

Menurut Aina (2009) yang mengutip pendapat Fachrudin, secara

endokrinologis, wanita mengalami proses menua sejak di kandungan. Sejumlah

7.000.000 sel telur (folikel) terdapat pada kedua ovarium janin yang berusia 22-24

minggu dan berkurang akibat penghancuran sehingga sewaktu dilahirkan folikel bayi

wanita tinggal 2.000.000 buah. Jumlah tersebut menjadi 200.000 saat mendapat haid

pertamanya pada masa pubertas.

Semakin sedikit folikel berkembang, semakin kurang pembentukan hormon di

ovarium, yaitu hormon progesteron dan estrogen. Haid akan menjadi tidak teratur

hingga akhirnya endometrium akan kehilangan rangsangan hormon estrogen. Lambat

laun haid pun berhenti, disebut proses menopause (Kasdu, 2002).

2.2.3 Batasan Usia Menopause

Menopause terjadi pada akhir suatu siklus yang dimulai pada masa remaja

dengan munculnya menarche. Umumnya wanita barat pertama kali mendapat

menstruasi pada usia 12 tahun, sedangkan haid berakhir pada usia 45 sampai 53

(24)

mengalaminya setelah berusia 40 tahun. Masa ini dikenal dengan masa

pra-menopause (Depkes RI, 2005).

Menurut Boyke di Indonesia sendiri, usia menopause bervariasi antara 45-50

tahun. Namun, proses perubahan kearah menopause itu sendiri sudah mulai sejak

wanita berusia 40 tahun. Masa ini dikenal sebagai masa pra-menopause (Northrup,

2006).

2.2.4 Jenis–Jenis Menopause

Adapun jenis-jenis menopause yaitu (Kasdu, 2002):

1. Menopause alamiah terjadi secara bertahap, biasanya antara usia 45 dan 55, pada

diri wanita yang paling tidak punya satu indung telur. Durasinya dalam

kebanyakan kasus, adalah lima hingga sepuluh tahun, meskipun seluruh proses

itu kadang kadang waktu tiga belas tahun. Selama itu menstruasi mungkin

berhenti selama beberapa bulan dan kemudian kembali dan durasi intensitas dan

alirannya mungkin bertambah atau berkurang.

2. Menopause prematur terjadi agak lebih cepat dibanding yang pertama, pada

wanita di usia 30 tahun atau awal 40 tahun yang mempunyai setidak tidaknya

satu indung telur. Durasinya biasanya lebih pendek dari pada menopause

alamiah, satu hingga tiga tahun.

3. Menopause buatan dapat terjadi secara sangat mendadak, karena terdorong oleh

operasi pengangkatan atau gangguan pada fungsi reproduksi termasuk

(25)

2.3 Pra-Menopause dan Kadar Hormon

Pandangan konvensional mengenai apa yang terjadi pada masa pra menopause

adalah bahwa kadar estrogen turun drastis. Ini merupakan penyederhanaan yang

terlalu berlebihan dan terlalu sering mengakibatkan timbulnya gejala-gejala yang

tidak terlalu nyaman menjadi semakin parah. Dalam menopause alamiah, perubahan

hormonal pertama yang terjadi adalah turunnya kadar progesteron secara gradual,

sementara kadar estrogen tetap berada dalam kisaran normal atau bahkan meningkat.

Karena progesteron dan estrogen saling mengimbangi satu sama lain selama siklus

menstruasi, jika yang satu turun maka yang lain naik, penurunan drastis pada kadar

progesteron memungkinkan kadar estrogen naik tanpa terhalang yaitu tanpa

penyeimbang yang biasanya ada. Akibatnya adalah terjadi ekses estrogen, suatu

kondisi yang sering dinamakan dominasi estrogen yang justru merupakan kebalikan

dari pandangan konvensional (Northrup, 2006).

2.4 Perubahan Fisik, Gangguan-Gangguan serta Faktor-Faktor yang Memengaruhi Menopause

2.4.1 Perubahan Fisik pada Menopause

Menurut Aina (2009), yang mengutip pendapat Hurlock, ketika seorang

memasuki menopause, fisik mengalami ketidaknyamanan seperti rasa kaku dan linu

yang dapat terjadi secara tiba–tiba disekujur tubuh, misalnya pada kepala, leher, dan

dada bagian atas. Kadang–kadang rasa kaku ini dapat diikuti dengan rasa panas atau

dingin, pening, kelelahan, jengkel, resah, cepat marah, dan berdebar-debar.

(26)

1. Menurunnya gairah seks (Hilangnya hasrat seksual)

Wanita mengalami penurunan dalam kadar testosteron mereka selama pra

menopause ini dapat mengakibatkan hilangnya hasrat seksual. Tapi bagi sebagian

wanita masalah libido terkait dengan kurangnya hormon estrogen atau menipisnya

jaringan vagina (Northrup, 2006).

2. Menstruasi yang tidak teratur atau abnormal (yang paling sering, perdarahan

vagina yang berlebihan)

Ketika seorang wanita mengalami perubahan hormon di masa pra menopause,

segala macam perdarahan mungkin terjadi, mulai dari menstruasi yang menjadi

sangat ringan dan sebentar sampai menstruasi yang berjarak tiga bulan atau lebih.

Dan sebagian wanita mempunyai pola perdarahan yang begitu tidak menentu

sehingga tampak seperti bukan menstruasi sama sekali (MacKenzei , 2002).

3. Pembengkakan (retensi air)

Ketidak nyamanan menahan kencing (lepasnya air kencing saat batuk, bersin,

tertawa dsb) terjadi dikarenakan menipisnya lapisan saluran kencing luar yang

sangat bergantung pada estrogen. Gejala gejala kencing sering dapat diatasi dengan

penggunaan secolek kecil krim estrogen di lokasi tersebut. Latihan kegel juga dapat

meningkatkan aliran darah ke area itu dan membanu mengatasi ketidak mampuan

menahan kencing (Northrup, 2006).

4. Mengembang dan melembutnya payudara

Banyak wanita mengalami payudaranya melembut tepat sebelum menstruasi

(27)

membesar jauh lebih sering. Ini jauh lebih umum jika seorang wanita mengalami

dominasi estrogen.

5. Perubahan suasana hati (yang paling sering rasa kesal dan depresi)

Banyak wanita merasakan bahwa perubahan suasana hati mereka lebih parah

dibanding sebelumnya menjelang haid mereka datang, meningkatnya suasana hati

yang negatif dan gelap, bersifat abnormal.

6. Berkeringat di Malam hari

Berkeringat di malam hari merupakan suatu kesatuan dengan gelora panas.

Terlebih pada pukul 3 dan 4 pagi merupakan saat yang paling umum dimana wanita

pra menopause mandi keringat. Sehingga perlu mengganti pakaian dimalam hari.

Berkeringat malam hari tidak saja mengganggu tidur melainkan juga teman atau

pasangan tidur. Akibatnya diantara keduanya merasa lelah dan lebih mudah

tersinggung, karena tidak dapat tidur nyenyak.

Cara kerjanya belum diketahui secara pasti, tetapi pancaran panas pada tubuh

akibat pengaruh hormon yang mengatur thermostat tubuh pada suhu yang lebih

rendah. Akibatnya suhu udara yang semula dirasakan nyaman, mendadak menjadi

terlalu panas dan tubuh mulai menjadi panas serta mengeluarkan keringat untuk

mendinginkan diri (Kasdu, 2002).

7. Jantung berdebar-debar

Seperti gelora panas, debaran jantung dapat berkisar dari ringan sampai berat.

Gejala ini jarang yang berbahaya, meskipun kadang-kadang bisa terasa sangat

menakutkan. Itu merupakan akibat ketidak seimbangan antara sistem syaraf simpatik

(28)

8. Sakit kepala, terutama sebelum menstruasi

Kadar hormon yang tidak seimbang ikut menambah apa yang dinamakan

migrain menstruasi selama masa pra menopause dan menopause. Jenis sakit kepala

ini biasanya datang tepat sebelum menstruasi anda, ketika kadar estrogen maupun

progesteron dapat turun secara drastis. Ratusan wanita dapat sembuh dari migrain

menstruasi dan migrain menopause mereka sepenuhnya dengan menggunakan krim

progesteron (Yatim, 2001).

9. Gelora Panas

Gelora panas adalah gejala pra menopause yang paling umum dalam budaya

kita terjadi sekitar 70 sampai 85% dari semua wanita pra menopause. Gelora panas

itu bisa sangat ringan atau sangat berat sehingga mengakibatkan kurang tidur dan

depresi. Itu dimulai dengan sensasi hangat yang muncul tiba-tiba dan selintas yang

kemudian dapat menjadi sangat panas di wajah, kulit kepala, dan area dada, kadang

kadang bisa disertai dengan kulit kemerahan dan keringat. Kadang-kadang itu

disertai frekuensi jantung yang meningkat, diikuti dengan rasa kedinginan. Pada

kebanyakan wanita, gelora panas sering dimulai tepat sebelum atau selama periode

menstruasi di masa pra menopause (Hurlock, 1997).

2.4.2 Faktor- Faktor yang Memengaruhi Menopause

Menurut Kasdu (2002) beberapa faktor yang mempengaruhi menopause yaitu:

1. Usia saat haid pertama sekali

Semakin muda seorang mengalami haid pertama sekali, semakin tua atau lama

ia memasuki masa menopause artinya wanita yang mendapatkan menstruasi pada

(29)

haid lebih dini seringkali akan mengalami menopause sampai pada usianya mencapai

50 tahun.

2. Faktor Psikis

Wanita yang tidak menikah dan bekerja diduga mempengaruhi

perkembangan psikis seorang wanita. Menurut beberapa penelitian mereka akan

mengalami masa menopause lebih muda, dibandingkan mereka yang menikah dan

bekerja.

3. Jumlah anak

Beberapa penelitian menemukan bahwa makin sering seorang wanita

melahirkan, maka makin tua mereka memasuki menopause. Hal ini dikarenakan

kehamilan dan persalinan akan memperlambat sistem kerja organ reproduksi wanita

dan juga memperlambat penuaan tubuh.

4. Usia melahirkan

Semakin tua seseorang melahirkan anak, semakin tua ia memulai memasuki

usia menopause. Hal ini terjadi karena kehamilan dan persalinan akan memperlambat

sistem kerja organ reproduksi. Bahkan memperlambat proses penuaan tubuh.

5. Pemakaian kontrasepsi

Pemakaian kontrasepsi, khususnya kontrasepsi hormonal, pada wanita yang

menggunakannya akan lebih lama atau lebih tua memasuki usia menopause. Hal ini

dapat terjadi karena cara kerja kontrasepsi yang menekan fungsi indung telur

sehingga tidak memproduksi sel telur.

(30)

Diduga, wanita perokok akan lebih cepat memasuki masa menopause dini

dibandingkan dengan perempuan yang tidak merokok.

7. Sosial Ekonomi

Menopause dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi, disamping pendidikan dan

pekerjaan suami.

2.4.3 Gangguan-Gangguan yang Terjadi Selama Menopause

Menurut Mustopo (2005) gangguan-gangguan yang sering terjadi selama

menopause adalah:

1. Osteoporosis

2. Penyakit jantung koroner

Kolesterol baik yang tinggi pada wanita muda dipengaruhi oleh

estrogen.Setelah menopause risiko terkena penyakit jantung koroner dua kali lipat

pada wanita karena lemak golongan atherogenik (yang memproduksi lemak pada

arteri) meningkat pada sekitar usia 60 tahun.

3. Kanker

Pada masa menopause terjadi proses degenerasi sehingga menyebabkan

perubahan-perubahan tidak saja pada organ reproduksi juga bagian tubuh lainnya,

salah satu proses degenerasi tersebut adalah penyakit kanker. Kondisi ini adalah

suatu keadaan pertumbuhan jaringan yang abnormal.

4. Demensia tipe alzhaimer

Selama periode pra menopause dan pasca menopause terjadi penurunan kadar

hormon seks steroid. Penurunan ini menyebabkan beberapa perubahan neuro

(31)

sistem susunan saraf pusat merupakan target organ yang penting bagi hormon seks

steroid seperti estrogen. Pada keadaan ini terjadi proses degeneratif sel neuron

(kesatuan saraf) pada hampir seluruh bagian otak, terutama didaerah yang berkaitan

dengan fungsi ingatan.

5. Berat badan meningkat

Usia menopause terjadi peningkatan berat badan akibat turunnya estrogen dan

gangguan pertukaran zat dasar metabolisme lemak. Selain pada usia ini biasanya

aktivitas tubuh berkurang, selain itu daya elastis kulit juga menurun, yang

memudahkan lemak disimpan dalam tubuh.

6. Perubahan kulit

Gangguan diatas dasarnya terjadi karena hormon estrogen yang mulai tertekan.

Estrogen berperan dalam menjaga elastisitas kulit, ketika menstruasi berhenti maka

kulit akan terasa tipis, kurang elastis terutama pada daerah sekitar wajah, leher dan

lengan. Kulit di bagian bawah mata menjadi mengembung seperti kantong, dan

lingkaran hitam dibagian ini menjadi lebih permanen dan jelas.

2.5 Menopause Bukan Akhir Kehidupan

Perubahan pertama dalam urutan peristiwa yang memuncak pada berhentinya

haid atau menopause adalah folikel telur di indung telur menjadi kurang peka

terhadap rangsangan hormon pituitari, FSH, dan LH yang merangsang pertumbuhan

beberapa folikel setiap bulan sejak remaja. Dengan berlalunya waktu, semakin

sedikit folikel telur yang dirangsang oleh hormon, dan jumlah estrogen yang

(32)

menopause pun tiba. Seluruh periode perubahan ini lebih seusia jika disebut

klimakterium atau perubahan kehidupan (Jones, 2005).

2.6 Perubahan Psikologis Menopause

Seperti hal nya gangguan gelombang hormon dan kebutuhan untuk beradaptasi

dengan cara-cara baru membuat masa pubertas dan remaja menjadi masa yang sulit.

Beberapa wanita menemukan perubahan gelombang hormon dan kebutuhan untuk

menyesuaikan dengan perubahan membuat menopause menjadi sangat sulit (Jones,

2005).

Perubahan ini seperti kehilangan seseuatu yang dibayangkan tentang kehidupan

dan harus menyesuaikan gejala menopause yang asing baginya. Ketidak teraturan

haid secara bawah sadar meningkatkan kecemasan wanita bahwa daya tarik seksual

dan fisiknya berkurang. Dia menjadi tua, merasa ditolak dan mencapai akhir dari

kehidupan. Emosi yang negatif ini tentu saja hanya berlangsung sementara (Mustopo

2005)

Psikiatris menemukan, banyak wanita pada masa menopause melampaui tiga

tahap sebelum menyesuaikan dengan kehidupan barunya. Pertama adalah tahap

dimana perasaan cemas makin menonjol biasanya periode ini cukup singkat.

Dilanjutkan dengan periode yang mungkin berlangsung berbulan-bulan, ketika

gangguan depresi dan perubahan suasana hati yang lainya muncul. Yang ketiga

merasa ditolak oleh semua orang. Semua anggapan itu tidak benar kelak si wanita

akan memasuki tahap penyesuaian ulang. Semua kesedihan dari bulan-bulan

(33)

Akibat perubahan pada organ reproduksi maupun hormon tubuh pada saat

menopause mempengaruhi berbagai keadaan fisik tubuh seorang wanita. Keadaan ini

berupa keluhan-keluhan ketidaknyamanan yang timbul dalam kehidupan sehari-hari

(Glasier, 2006) seperti :

1. Depresi

Ini adalah kondisi gejala yang pasti dan sering dialami pada ibu menopause

yang dikarenakan perubahan – perubahan yang ada pada diri setiap seorang wanita

karena perubahan fisik dan psikologi pada tubuh (Nirmala, 2003).

2. Kecemasan

Gangguan kecemasan dianggap sebagai bagian dari satu mekanisme

pertahanan diri yang dipilih secara alamiah oleh makhluk hidup bila menghadapi

sesuatu yang mengancam atau membahayakan dirinya. Namun kecemasan ini

umumnya bersifat relatif artinya ada orang – orang yang cemas dan dapat tenang

kembali setelah mendapat dukungan dari orang-orang di sekitarnya namun ada juga

orang-orang yang terus menerus cemas meskipun orang disekitarnya memberikan

dukungan. Kecemasan yang timbul pada wanita menopause sering di hubungkan

dengan adanya kekhawatiran dalam menghadapi situasi yang sebelumnya tidak

pernah dikhawatikan. Meski cemas dengan berakhirnya masa reproduksi yang berarti

berhentinya nafsu seksual dan fisik. Apalagi menyadari bahwa dirinya akan menjadi

tua yang berarti kecantikan akan mundur. Seiring dengan hal itu vilatitas dan fungsi

organ- organ tubunya akan menurun. Hal ini dapat menghilangkan kebanggaannya

sebagai seorang wanita. Keadaan ini dikhawatirkannya akan mempengaruhi

(34)

3. Mudah tersinggung

Gejala ini lebih mudah terlihat di bandingkan kecemasan. Wanita lebih mudah

tersinggung dan marah terhadap sesuatu yang sebelumnya dianggap tidak

mengganggu. Ini mungkin disebabkan dengan datangnya menopause maka wanita

menjadi sangat menyadari proses yang sedang berlangsung dalam dirinya.

Perasaannya menjadi sangat sensitif terhadap sikap dan perilaku orang-orang

disekitarnya, terutama jika sikap dan prilaku tersebut di persiapkan sebagai proses

penerimaan yang sedang terjadi dalam dirinya.

4. Stres

Perubahan yang terjadi pada massa menopause dengan menyebabkan stres

pada wanita serta merupakan reaksi tubuh terhadap kecemasan yang di hadapinya

pada saat situasi yang menakutkan atau tidak nyaman. Tidak ada orang yang bisa

lepas sama sekali dari rasa was-was dan cemas termasuk wanita menopause.

Ketegangan perasaan atau stres selalu berdebar dalam lingkungan pekerjaan,

pergaulan sosial, kehidupan rumah tangga dan bahkan menyusup ke dalam tidur.

Kalau tidak di tanggulangi stres dapat menyita energi, mengurangi produktivitas

kerja, dan menurunkan kekebalan terhadap penyakit. Namun demikian stres tidak

hanya memberikan dampak negatif tetapi juga dampak positif tergantung bagaimana

individu memandang dan mengendalikannya karena stres sangat individual sifatnya

(Anwar, 2003).

2.7 Pengetahuan Wanita tentang Menopause (knowledge)

Pengetahuan adalah merupakan hal tau dan ini terjadi setelah orang melakukan

(35)

penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Dari pengalaman dan hasil

penelitian ternyata perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih bertahan lama dari

pada perilaku yang tidak didasari pengetahuan.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentukya tindakan seseorang. Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif

mempunyai 6 tingkatan, yaitu :

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.

Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap

suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang

telah diterima.

2. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar

objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara

benar.

3. Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.

4. Analisa (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau subjek ke

dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi

(36)

5. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi

baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini berdasarkan

suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang

ada.

2.8 Sikap Wanita tentang Menopause (attitude)

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya

kesesuaian reaksi tehadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari

merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial.

Selain bersifat positif atau negatif, sikap memiliki tingkat kedalaman yang

berbeda-beda. Sikap seseorang dapat berubah dengan diperolehnya tambahan informasi

tentang objek tersebut melalui persuasi serta tekanan dari kelompok sosialnya.

Sikap mempunyai tiga komponen pokok, seperti yang dikemukakan Allport

dalam Notoatmodjo (2003), menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai tiga komponen

pokok, yaitu :

(37)

2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek

3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total

attitude). Pengetahuan, berpikir, keyakinan dan emosi memegang peranan penting

dalam penentuan sikap yang utuh.

Sikap terdiri dari berbagai tingkatan, yakni (Notoatmodjo, 2003):

1. Menerima (receiving) artinya bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan oleh objek.

2. Merespon (responding) yaitu memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan

dan menyelesaikan tugas yang diberikan oleh objek.

3. Menghargai (valuing), mengajak orang lain untuk mengerjakan atau

mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga

(kecenderungan untuk bertindak).

4. Bertanggung jawab (responsible) yaitu yang bertanggungjawab atas segala

sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko adalah merupakan sikap yang

(38)

2.9 Variabel yang Diteliti

Berdasarkan latar belakang, masalah dan tujuan penelitian, maka yang menjadi

variabel dalam penelitian ini yaitu:

Gambar 2.1 Variabel yang Diteliti dalam Penelitian Gambaran Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia 40-50 Tahun tentang Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar Tahun 2010

Variabel yang diteliti:

- Pengetahuan wanita usia 40-50

tahun tentang menopause.

- Sikap wanita usia 40-50 tahun

(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain penelitian cross sectional yaitu

penelitian yang bertujuan melakukan deskripsi mengenai gambaran pengetahuan,

sikap wanita usia 40-50 tahun tentang menopause, melakukan observasi atau

pengukuran variabel pada satu saat artinya tiap subjek hanya diobservasi satu kali

saja, dilakukan pada saat pemeriksaan dan tidak melakukan tindak lanjut

(Sastroasmoro, 2010).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Sigumpar Kabupaten Toba Samosir.

Pemilihan lokasi ini dengan pertimbangan populasi penelitian bersifat homogen,

belum pernah dilakukan penelitian, selain itu mudah bagi peneliti untuk menjangkau

tempat penelitian dan pada survei awal ditemukan wanita usia 40-50 yag memiliki

pengetahuan kurang dan sikap kurang tentang menopause seperti pengertian, gejala

gejala dan perubahan pada masa menopause.

3.2.2 Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dari bulan Juni sampai dengan bulan

(40)

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi pada penelitian ini mencakup seluruh wanita yang berusia 40-50

tahun di wilayah kerja Puskesmas Sigumpar Kabupaten Toba Samosir yang

berjumlah 514 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel dari penelitian ini mencakup wanita yang berusia 40-50 tahun di

wilayah kerja Puskesmas Sigumpar Kabupaten Toba Samosir tahun 2010 dengan

kriteria sudah menikah dan masih memiliki suami. Penarikan sampel dilakukan

dengan mengacu pada rumus besar sampel untuk survei sampel yaitu:

N . Zc² . P (1 – P )

n =

( N – 1 ) Gp² + Zc² . P ( 1 – P)

Dimana:

N = Besar populasi

n = Besar sampel

P = Proporsi populasi wanita yang memiliki pengetahuan kurang (0,5)

Zc = Tingkat keandalan atau Derajat kepercayaan pada 95% (1,96)

G p = Galat pendugaan atau Kesalahan maksimum yang diinginkan peneliti,

10% (0,1)

(41)

maka:

Untuk besar sampel:

514 . 1,96² . 0,5 ( 1- 0,5)

n = n=81

( 514– 1) 0,1² + 1,96² . 0,5 ( 1- 0,5)

Dengan memperhitungkan non respon rate sebesar 10% maka 81+8,1=89,1.

Jadi, besar sampel dalam penelitian ini 90 orang.

Selanjutnya penarikan sampel terhadap populasi menggunakan teknik

systematic random sampling karena perencanaan dan penggunaannya mudah, sampel

tersebar di daerah populasi, jumlah populasi besar.

3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Jenis Data

1.Data primer adalah data yang diambil langsung oleh peneliti untuk mengetahui

pengetahuan dan sikap wanita usia 40-50 tahun tentang menopause.

2.Data sekunder mencakup data wanita usia 40-50 tahun di wilayah kerja Puskesmas

Sigumpar.

3.4.2 Cara Pengumpulan Data

1. Data primer dikumpulkan dengan wawancara menggunakan kuesioner yang telah

disiapkan dan masing-masing responden diwawancarai dalam waktu yang

berbeda dengan cara mengunjungi rumah ke rumah responden.

(42)

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen pada penelitian ini berupa kuesioner yang dibuat oleh peneliti

berdasarkan tinjauan teoritis.

3.6 Defenisi Operasional

1. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui wanita usia 40-50 tahun

berdasarkan informasi dan pengalaman yang berkaitan dengan menopause seperti

pengertian, gejala-gejala, tanda-tanda serta masalah dari menopause.

2.Sikap adalah pandangan atau tanggapan wanita usia 40-50 tahun tentang

menopause.

3.7 Uji Validitas dan Reabilitas

Sebelum penyebaran kuesioner pada sampel penelitian, batir-butir pertanyaan

pada kuesioner harus diuji validitas dan reabilitas sebagai alat ukur maka terlebih

dahulu diuji pada 30 wanita usia 40-50 tahun di wilayah kerja Puskesmas Balige

Kabupaten Toba Samosir.

Uji validitas menunjukkan sejauh mana skor atau nilai ataupun usuran yang

ingin diukur. Uji validitas dilakukan dengan mengukur korelasi antara

masing-masing item pertanyaan dengan skor total variabel dengan nilai item corrected

correlation pada analisis reability statistics. Jika nilai item correted correlation >

rtabel (0,361), maka nilainya dinyatakan valid.

Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana statu alat

(43)

menghitung indeks realibilitas yaitu dengan menggunakan metode Cronbach’s

Alpha, yaitu menganalisis realibilitas alat ukur dari satu kali pengukuran dengan

ketentuan jika nilai r Cronbach’s Alpha > rtabel (0,361), maka dinyatakan reliabel.

Setelah dilakukan pengujian ternyata didapat hasil bahwa nilai item correted

correlation > rtabel (0,361), maka tiap pertanyaan dinyatakan valid. Sedangkan untuk

indeks reliabilitas yaitu menggunakan metode Cronbach’s Alpha didapat hasil, nilai r

Cronbach’s Alpha (0,8909) > rtabel (0,361), maka dinyatakan reliabel.

3.8 Aspek Pengukuran

Adapun skala pengukuran variabel peneliti terhadap pengetahuan, sikap

responden tentang menopause yang diukur melalui pernyataan yang terdapat dalam

lembar kuesioner (Pratomo, 1990).

a. Nilai baik, apabila responden mendapat nilai > 75% dari seluruh skor maksimal.

b. Nilai sedang, apabila responden mendapat nilai 40-75% dari skor maksimal.

c. Nilai kurang, apabila responden mendapat nilai < 40% dari seluruh skor

maksimal.

3.8.1 Variabel Pengetahuan

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh wanita usia 40-50 tahun

tentang menopause diukur melalui 15 pernyataan yang diajukan kepada responden

dengan memilih jawaban yang benar atau salah, dengan ketentuan pada pernyataan

yang benar diberi skor 2 dan pernyataan salah diberi skor 0.

Total pengetahuan tertinggi adalah 30. Pengukuran tingkat pengetahuan wanita

(44)

a. Baik, apabila skor jawaban responden antara 23-30

b. Cukup, apabila skor jawaban responden antara 12-22

c. Kurang, apabila skor jawaban responden antara 0-11

3.8.2 Variabel Sikap

Aspek pengukuran sikap dilakukan dengan menggunakan skala Likert yang

terdisi dari 5 katagori yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), N (Netral), TS (Tidak

Setuju) dan STS (Sangat Tidak Setuju) (Riduwan, 2005). Sikap diukur melalui15

pertanyaan dengan memberikan skor terhadap masing-masing pertanyaan yaitu :

1. Untuk pernyataan negatif (pernyataan no.1,2,3,4,5,6):

- SS : Sangat Setuju, skornya 1

- S : Setuju, skornya 2

- N : Netral, skornya 3

- TS : Tidak Setuju, skornya 4

- STS : Sangat Tidak Setuju, skornya 5

2. Untuk pernyataan positif (pernyataan no. 7,8,9,10,11,12,13,14,15):

- SS : Sangat Setuju, skornya 5

- S : Setuju, skornya 4

- N : Netral, skornya 3

- TS : Tidak Setuju, skornya 2

- STS : Sangat Tidak Setuju, skornya 1

Berdasarkan total skor yang diperolehnya maka sikap wanita umur 40-50

(45)

- Tingkat sikap baik, apabila jawaban responden memiliki skor antara 57-75

- Tingkat sikap sedang, apabila jawaban responden memiliki skor antara 30-56

- Tingkat sikap kurang, apabila jawaban responden memiliki skor antara 15-29

3.9 Pengolahan dan Analisis Data 3.9.1 Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut

(Sastroasmoro, 2010) :

a. Editing

Data yang dikumpulkan kemudian diperiksa. Bila terdapat kesalahan dalam

pengumpulan data, data diperbaiki (editing) dengan cara memeriksa kembali

jawaban yang kurang.

b. Koding

Data yang sudah diperiksa kemudian diklasifikasikan dan diberi tanda atau kode.

c. Tabulating

Untuk mempermudah pengolahan data serta pengambilan kesimpulan, data

dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi dan dianalisis dengan

mengunakan SPSS.

3.9.2 Analisis Data

Data yang dikumpulkan, kemudian dianalisis untuk menggambarkan

(mendeskripsikan) masing-masing variabel yang diteliti dengan menggunakan tabel

(46)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Puskesmas Sigumpar

Puskesmas Sigumpar kecamatan Sigumpar terletak di Jalan Lintas Sumatera

yang merupakan salah satu Puskesmas di Kabupaten Tobasamosir dan merupakan

pemekaran dari Puskesmas Silaen Kecamatan Silaen pada tanggal 06 Februari Tahun

2006. Luas wilayah kerja Puskesmas Sigumpar yaitu 25,5 km2, terdiri dari tujuh desa

dan satu kelurahan yaitu Desa Nauli, Desa Sigumpar, Desa Situa-tua, Desa

Marsangap, Desa Sigumpar Julu, Desa Maju, Desa Dolok Jior dan Kelurahan

Sigumpar Dangsina.

Puskesmas Sigumpar merupakan daerah perbukitan dengan wilayah kerja

terdiri dari 7 (tujuh) desa dan satu kelurahan yang tersebar diseluruh wilayah

Kecamatan Sigumpar, dengan luas wilayah 289,14 km2.

Adapun batas-batas wilayah kerja Puskesmas Sigumpar sebagai berikut :

− Utara : Kecamatan Porsea

− Timur : Kecamatan Silaen

− Selatan : Kecamatan Laguboti

(47)

4.1.2 Demografi

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Sigumpar Kecamatan tahun

2010 sebesar 6.809 jiwa. Dengan perincian laki-laki 3.066 jiwa dan perempuan 3.743

jiwa. Jumlah Kepala Keluarga sebanyak 1.700 KK.

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jumlah Jenis Kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar Kecamatan Sigumpar Tahun 2010.

Nama Desa Jumlah KK Jumlah Jumlah

Laki-laki Perempuan

Sigumpar 465 550 692 1.242

Nauli 254 442 562 1.004

Situa-tua 185 356 448 804

Marsangap 175 382 423 805

Sigumpar julu 85 200 225 425

Maju 136 347 426 773

Dolok jior 195 378 432 810

Kelurahan Sigumpar Dangsina

205 411 535 946

Total 1.700 3.066 3.743 6.809

Sumber : Profil Puskesmas Sigumpar tahun 2009

Berdasarkan Tabel 4.1, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk terbesar di

wilayah kerja Puskesmas Sigumpar terdapat di Desa Sigumpar yaitu sebesar 1.242

jiwa dengan jenis kelamin perempuan yaitu sebesar 692 jiwa dan laki laki 550 jiwa

dengan jumlah kepala keluarga 465 KK, sedangkan yang paling sedikit terdapat di

Desa Sigumpar Julu yaitu sebesar 425 jiwa dengan jenis kelamin perempuan yaitu

(48)

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar Kecamatan Sigumpar Tahun 2010.

Kelompok umur (tahun)

Laki-laki Perempuan Jumlah

< 1 107 144 251

1-4 506 516 1.022

5-14 398 415 813

15-44 847 1037 1.884

45-64 906 995 1.901

>65 302 636 938

Total 3.066 3.743 6.809

Sumber : Profil Puskesmas Sigumpar tahun 2009

Berdasarkan Tabel 4.2, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk paling banyak

di wilayah kerja Puskesmas Sigumpar berusia antara 45-64 tahun sebanyak 1.901

orang dengan jenis kelamin laki-laki yaitu sebesar 906 orang, sedangkan perempuan

995 orang.

4.2 Karakteristik Responden

Pada penelitian ini karakteristik responden ditujukan pada karakteristik seluruh

wanita usia 40-50 tahun yang terdiri dari 90 orang. Adapun karakteristik tersebut

meliputi umur, pekerjaan, pendidikan, agama dan kebiasaan-kebiasaan yang

dilakukan wanita usia 40-50 tahun yang berkaitan dengan pengetahuannya tentang

kesehatan khususnya mengenai informasi tentang perubahan masa menopause.

Kebiasaan tersebut yang berkontribusi terhadap bertambahnya wawasan pengetahuan

(49)

lingkungan sekitar yaitu peran dari keluarga dan masyarakat. Berikut data yang

diperoleh dari wanita usia 40-50 tahun selaku responden dalam penelitian ini.

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar Kecamatan Sigumpar Tahun 2010

Karateristik Responden n %

Agama :

- Kristen Protestan 64 71,1

- Islam 6 6,7

- Katholik 20 22,1

Pendidikan :

- SD 17 18,9

- SLTP 26 28,9

- SLTA 29 32,2

- Universitas 18 20,0

Pekerjaan :

- Petani 24 26,7

- Wiraswasta 21 23,3

- Ibu Rumah Tangga 28 31,1

- PNS 17 18,9

Berdasarkan Tabel 4.3, dapat diketahui bahwa responden di wilayah kerja

Puskesmas Sigumpar dilihat dari agama paling banyak beragama Kristen Protestan

yaitu sebesar 64 orang (71,1%) dan paling sedikit beragama Islam yaitu sebesar 6

orang (6,7%), dilihat dari pendidikan paling banyak tingkat pendidikan SLTA yaitu

sebesar 29 orang (32,2%) dan paling sedikit tingkat pendidikan SD sebanyak 17

orang (18,9), sedangkan dilihat dari segi pekerjaan paling banyak pekerjaannya

sebagai ibu rumah tangga yaitu sebesar 28 orang (31,1%) dan paling sedikit

(50)

4.3 Pengetahuan Wanita Usia 40-50 Tahun tentang Menopause

Pengetahuan wanita usia 40-50 tahun terkategori atas tiga yaitu baik, sedang,

dan kurang. Pengetahuan tentang menopause yaitu pengetahuan tentang pengertian,

gejala-gejala dan perubahan masa menopause, akan tetapi pengetahuan menopause

juga tidak sebatas masalah menopause tetapi dihubungkan dengan pengetahuan

mengenai kesehatan reproduksi. Secara rinci dapat dilihat tingskat pengetahuannya

sebagai berikut :

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden tentang Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar Kecamatan Sigumpar Tahun 2010

Pengetahuan n %

Baik 19 21,1

Sedang 29 32,2

Kurang 42 46,7

Total 90 100,0

` Berdasarkan Tabel 4.4, dapat dilihat bahwa pengetahuan tentang menopause

pada responden yaitu 42 orang (46,7%) yang mempunyai pengetahuan kurang, yang

mempunyai pengetahuan sedang 29 orang (32,2%) dan yang mempunyai

pengetahuan baik hanya 19 orang (21,1%).

Tingkat pengetahuan wanita usia 40-50 tahun tersebut diukur melalui beberapa

pernyataan yang berkaitan dengan permasalahan kesehatan reproduksi terutama

(51)

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Tiap Pernyataan Pengetahuan tentang Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar Kecamatan Sigumpar Tahun 2010

Pernyataan Pengetahuan Menopause Benar Salah

n % n %

Menopause merupakan tahapan dalam kehidupan seorang wanita yang ditandai berhentinya masa haid selama 12 bulan berturut-turut

45 50,0 45 50,0

Usia menopause bervariasi antara 45-50 tahun tetapi sudah dimulai sejak wanita berusia 40 tahun

42 46,7 48 53,3

Wanita yang mengalami menopause mempunyai tiga pola haid yaitu haid tetap, teratur dan tiba-tiba berhenti haid menjadi jarang, haid menjadi tidak teratur

37 41,1 53 58,9

Ketidakteraturan haid meningkatkan kecemasan bahwa daya tarik seksual dan fisiknya

berkurang

42 46,7 48 53,3

Menopause suatu masa kritis dalam hidup wanita karena terjadi banyak perubahan pada tubuh

39 43,3 51 56,7

Perubahan fisik dan psikologis merupakan perubahan yang timbul pada masa menopause

31 34,4 59 65,6

Perubahan fisik yang sering terjadi pada wanita menopause yaitu berat badan meningkat

40 44,4 50 55,6

Perubahan psikologis yang sering terjadi pada wanita menopause yaitu mudah tersinggung

36 40,0 54 60,0

Gejala penurunan kesehatan pada wanita menopause ditandai dengan sakit kepala dan jantung berdebar-debar

39 43,3 51 56,7

Gejala menopause paling sering dibicarakan dan dialami adalah arus panas sensasi yang muncul tiba-tiba yang kemudian dapat menjadi sangat panas

31 34,4 59 65,6

Pengobatan pada wanita menopause merupakan salah satu bagian dari pencegahan dari

menopause

(52)

Tabel 4.5 (Lanjutan)

Pernyataan Pengetahuan Menopause Benar Salah

n % n %

Olah raga yang cukup mengonsumsi makanan berserat merupakan bentuk dari pencegahan terhadap menopause

47 52,2 43 47,8

Cara hidup sehat pada wanita menopause yaitu dengan mengatur istirahat yang cukup

41 45,6 49 54,4

Rasa gelisah, mudah tersinggung ketegangan dan kecemasan merupakan ciri umum

menjelang menopause

53 58,9 37 41,1

Yang merupakan dampak dari menopause adalah gangguan depresi dan perubahan suasana hati

34 37,8 56 62,2

Tabel 4.5, menunjukkan bahwa 50% wanita sudah mengetahui menopause

merupakan tahapan dalam kehidupan seorang wanita, sedangkan yang mengetahui

usia menopause sudah terjadi pada umur 45-50 tahun sebanyak 46,7%, yang

mengetahui pola haid yang dialami wanita menopause sebanyak 41,1%, yang

mengetahui ketidakteraturan haid dapat meningkatkan kecemasan dan daya tarik

46,7%, yang mengetahui menopause merupakan masa kritis karena terjadi perubahan

tubuh 43,3%, sebagian besar mengetahui perubahan fisik dan psikologis pada masa

menopause ada 55,6% dari 90 wanita usia 45-50 tahun, yang mengetahui perubahan

psikologis seperti mudah tersinggung 40,0%, yang mengetahui gejala penurunan

kesehatan pada wanita seperti jantung berdebar-debar dan sakit kepala 43,3%, yang

mengetahui gejala menopause yang berupa arus panas sebanyak 34,4%, sebagian

besar mengetahui pengobatan pada wanita menopause merupakan bagian dari

(53)

olahraga, makan makanan yang berserat 52,2%, yang mengetahui istirahat yang

cukup merupakan cara hidup sehat menopause 45,6%, yang mengetahui ciri umum

menjelang menopause seperti rasa gelisah mudah tersinggung sebanyak 58,9%, yang

mengetahui dampak dari menopause berupa gangguan depresi 37,8%.

Tabel 4.6 Tabel Silang Pendidikan dan Pengetahuan Responden tentang Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar Kecamatan Sigumpar Tahun 2010

Pendidikan

Pengetahuan

Total

Baik Sedang Kurang

n % n % n % n %

SD 0 0 1 5,9 16 94,1 17 100,0

SLTP 0 0 6 23,1 20 76,9 26 100,0

SLTA 2 6,9 21 72,4 6 20,7 29 100,0

Universitas 17 94,4 1 5,6 0 0 18 100,0

Total 19 21,1 29 32,2 42 46,7 90 100,0

Berdasarkan Tabel 4.6, terlihat bahwa dari 17 responden dengan pendidikan

SD sebagian besar memiliki pengetahuan kurang yaitu sebanyak 16 orang (94,1%)

hanya 1 orang (5,9%) memiliki pengetahuan sedang, dari 26 responden dengan

pendidikan SLTP sebagian besar memiliki pengetahuan kurang yaitu sebanyak 20

orang (76,9%) hanya 6 orang (23,1%) yang memiliki pengetahuan sedang, dari 29

responden dengan pendidikan SLTA sebagian besar memiliki pengetahuan sedang

yaitu 21 orang (72,4%) yang memiliki pengetahuan kurang 6 orang (20,7%) dan

hanya 2 orang (6,9%) yang memiliki pengetahuan baik, sedangkan dari 18 responden

dengan pendidikan Universitas sebagian besar memiliki pengetahuan baik yaitu 17

orang (94,4%), hanya 1 orang (5,6%) yang memiliki pengetahuan sedang 1 orang

(54)

Tabel 4.7 Tabel Silang Pekerjaan dan Pengetahuan Responden tentang Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar Kecamatan Sigumpar Tahun 2010

Pekerjaan

Pengetahuan

Total

Baik Sedang Kurang

n % n % n % n %

Bertani 0 0 6 25,0 18 75,0 24 100,0

Wiraswasta 1 4,8 11 52,4 9 42,9 21 100,0

IRT 4 14,3 9 32,1 15 53,6 28 100,0

PNS 14 82,4 3 17,6 0 0 17 100,0

Total 19 21,1 29 32,2 42 46,7 90 100,0

Berdasarkan Tabel 4.7, terlihat bahwa dari 24 responden yang pekerjaannya

bertani sebagian besar memiliki pengetahuan kurang yaitu sebanyak 18 orang

(75,0%), dari 21 responden yang pekerjaannya wiraswasta sebagian besar memiliki

pengetahuan sedang yaitu sebanyak 11 orang (52,4%), dari 28 responden yang

pekerjaannya ibu rumah tangga sebagian besar memiliki pengetahuan kurang yaitu

sebanyak 15 orang (53,6%), sedangkan dari 17 responden yang pekerjaannya PNS

sebagian besar memiliki pengetahuan baik yaitu 14 orang (82,4%).

Tabel 4.8 Tabel Silang Sikap dan Pengetahuan Responden tentang Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar Kecamatan Sigumpar Tahun 2010

Pengetahuan

Sikap

Total

Baik Cukup Kurang

n % N % n % n %

Baik 17 89,5 2 10,5 0 0 19 100,0

Sedang 0 0 10 34,5 19 65,5 29 100,0

Kurang 0 0 7 16,7 35 83,3 42 100,0

Gambar

Gambar  2.1 Variabel yang Diteliti dalam Penelitian Gambaran Pengetahuan  dan Sikap Wanita Usia 40-50 Tahun tentang Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar Tahun 2010
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jumlah Jenis Kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar Kecamatan
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan        Kelompok Umur di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar
Tabel 4.3  Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Wilayah Kerja  Puskesmas Sigumpar Kecamatan Sigumpar Tahun 2010
+7

Referensi

Dokumen terkait

Fungsi Seksual pada Wanita Menopause usia 56-60 tahun.

Demikian juga wanita tidak menyadari bahwa berbagai gejala tidak nyaman yang dialaminya merupakan gejala awal dari menopause atau mati haid.Penelitian ini bertujuan untuk

Ini adalah gejala klasik yang sekaligus menjadikan para wanita yang mengalami menopause mendapatkan perawatan. Pada saat memasuki masa menopause wanita akan mengalami rasa

Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari gambaran tingkat pendidikan dengan tingkat kecemasan pada wanita usia 45-55 tahun menghadapi perubahan fisiologis

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Gambaran Sikap Tentang Menopause Pada Wanita Premenopause Di Desa Ledug Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas Tahun 2014. Kategori sikap

Dari gambar 3, karakteristik responden berdasarkan umur di Desa Blekik banyak terjadi pada kelompok umur 45-50 tahun yaitu sebesar 46,67 %, pada hasil data yang didapat

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 13 Oktober 2009, peneliti mengambil sampel ibu menopause umur 45-55 tahun sebanyak 20 responden dengan cara angket

Tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya hubungan jenis pekerjaan dengan kejadian depresi pada wanita pre-menopause usia 40- 50 tahun Dusun Kanoman Girirejo