• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-faktor yang Memengaruhi Waktu Terjadinya Menopause pada Wanita Usia 40–55 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Faktor-faktor yang Memengaruhi Waktu Terjadinya Menopause pada Wanita Usia 40–55 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Barat"

Copied!
137
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI WAKTU TERJADINYA

MENOPAUSE PADA WANITA USIA 40 – 55 TAHUN

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LANGSA BARAT

TESIS

OLEH

EVA SULISTIANY

117032215/IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI WAKTU TERJADINYA

MENOPAUSE PADA WANITA USIA 40 – 55 TAHUN

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LANGSA BARAT

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes)

dalam Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Minat Studi Kesehatan Reproduksi

pada Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara

OLEH

EVA SULISTIANY

117032215/IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

Judul Tesis

: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

WAKTU TERJADINYA MENOPAUSE PADA

WANITA USIA 40-55 TAHUN DI WILAYAH

KERJA PUSKESMAS LANGSA BARAT

Nama Mahasiswa

: Eva Sulistiany

Nomor Induk Mahasiswa : 117032215

Program Studi

: S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Minat Sudi

: Kesehatan Reproduksi

Menyetujui

Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Ir. Albiner Siagian, M.Si)

(

Ketua

Anggota

Asfriyati S.K.M, M.Kes)

Dekan

(Dr. Drs. Surya Utama, M.S

)

(4)

Telah Diuji

pada Tanggal : 28 Agustus 2013

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua

: Prof. Dr. Ir. Albiner Siagian, M.Si

Anggota

: 1. Asfriyati, S.K.M, M.Kes

(5)

PERNYATAAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI WAKTU TERJADINYA

MENOPAUSE PADA WANITA USIA 40 - 55 TAHUN

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LANGSA BARAT

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan

sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam

naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Medan, September 2013

(6)

ABSTRAK

Menopause merupakan akhir dari usia reproduksi pada seorang wanita.

Wanita yang memasuki masa menopause akan mengalami penurunan tingkat kadar

hormon estrogen yang menyebabkan wanita tersebut mengalami keluhan-keluhan

yang mengganggu aktivitas sehari-hari, bahkan dapat menurunkan kualitas hidupnya.

Wanita memasuki masa menopause pada rentang waktu yang berbeda-beda, yaitu

berada pada usia 45–50 tahun.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi

waktu terjadinya menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Barat. Jenis

penelitian yang digunakan adalah penelitian survei yang bersifat deskriptif analitik

dengan rancangan cross

sectional. Sampel dalam penelitian ini melibatkan wanita

usia 40–55 tahun yang menopause sebanyak 112 orang dengan penarikan sampel

menggunakan tekhnik accidental sampling serta data dikumpulkan dengan metode

wawancara. Analisis data yang dilakukan dengan analisis bivariat menggunakan uji

chi-square pada tingkat kemaknaan

=0,05 dan analisis multivariat dengan

menggunakan uji regresi logistik berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa waktu terjadinya menopause pada

wanita usia 40-55 tahun termasuk dalam kategori normal (58%), usia menarche < 14

tahun (67%), tidak menikah (88,4%), paritas < 2 (74,1%), tidak pernah memakai

kontrasepsi (67,9%), tidak mempunyai kebiasaan merokok (89,3%), tidak pernah

mempunyai riwayat penyakit yang berhubungan dengan reproduksi (93,75%) dan

mengkonsumsi fitoestrogen < 30 mg/hari (70,5%). Uji regresi logistik berganda

menunjukkan bahwa konsumsi fitoestrogen memiliki pengaruh yang paling besar

dibandingkan usia menarche dan paritas terhadap waktu terjadinya menopause

(OR=4,004).

Diharapkan kepada pihak Puskesmas Langsa Barat agar melakukan

sosialisasi tentang faktor-faktor yang memengaruhi waktu terjadinya menopause

melalui penyuluhan-penyuluhan.

(7)

ABSTRACT

Menopause is the end of a reproductive-aged of woman. A woman who

reaches menopause period will experience the decrease in estrogen hormone level

which causes her to experience complaints that disturb her daily activities or can

even lower her quality of life. Women reach menopause period in different span of

time, from 45 to 50 years old.

The objective of the research was to know some factors which influence the

incident of menopause in the working area of Langsa Barat Health Center. The type

of the research was a survey with descriptive analytic method and cross sectional

design. The samples comprised 112 women of 40 to 55 years old who had reached

menopause period, using accidental sampling technique. The data were gathered by

conducting interviews and analyzed by using bivariate analysis with chi square test at

the significance level α

=0.05 and multivariate analysis using the multiple logistic

regression tests.

The result of the research showed the normal incident of menopause (58%),

the age of menarche <14 years (67%), unmarried ((88.4%), parity <2 (74.1%), never

used contraception (67.9%), not used to smoking (89.3%), never have history of

disease (93.75%), and consuming phytoestrogen <30 mg/day (70.5%). Statistic test

with multiple logistic regression showed that phytoestrogen consumption had more

dominant influence than the age of menarche and parity on the time of the incident of

menopause (OR=4.004)

It is recommended that the management of Langsa Barat Health Center

should socialize the factors which influence the incident of menopause through

counseling.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas segala

karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis

dengan judul “Faktor-faktor yang Memengaruhi Waktu Terjadinya Menopause pada

Wanita Usia 40–55 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Barat”.

Penulisan tesis ini merupakan salah satu persyaratan akademik untuk

menyelesaikan pendidikan Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi

Kesehatan Reproduksi pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

Utara.

Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terlaksana dengan baik

tanpa bantuan, dukungan, bimbingan dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

itu pada kesempatan ini izinkanlah penulis untuk mengucapkan terima kasih kepada :

1.

Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), Sp.A(K) selaku Rektor

Universitas Sumatera Utara.

2.

Dr. Drs. Surya Utama, M.S selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara.

3.

Dr. Ir. Evawany. Y. Aritonang, M.Si selaku Sekretaris Program Studi S2 Ilmu

Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

(9)

perhatian dan kesabaran dalam memberikan bimbingan dan arahan mulai dari

penyusunan proposal hingga penulisan tesis selesai.

5.

dr. Ria Masniari Lubis, M.Si selaku Ketua Komisi Penguji dan dr. Yusniwarti

Yusad, M.Si selaku Anggota Komisi Penguji yang telah memberikan masukan

dan saran demi kesempurnaan tesis ini.

6.

Ibu-ibu yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

7.

Seluruh dosen dan staf di lingkungan Program Studi S2 Ilmu Kesehatan

Masyarakat Minat Studi Kesehatan Reproduksi Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu yang sangat berarti

selama penulis mengikuti pendidikan.

8.

dr. Novita Soviati, selaku Kepala Puskesmas Langsa Barat yang telah

memberikan izin untuk melakukan penelitian.

9.

Kedua orang tua penulis, Ayahanda H. M. Amin Nyak Polem dan Ibunda

Hj. Nurhayati beserta seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan,

bantuan dan doanya.

10.

Ibunda Hafsah yang telah memberikan dukungan dan doanya.

11.

Suami tercinta Abangda Lukman Hakim dan ananda tercinta Saskia Ulfa Sari

yang telah memberikan dukungan, bantuan dan doanya.

(10)

Hanya Allah SWT yang senantiasa dapat memberikan balasan atas kebaikan

yang telah diperbuat. Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan,

untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi

kesempurnaan tesis ini.

Medan, September 2013

Penulis

Eva Sulistiany

117032215/IKM

(11)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Eva Sulistiany, lahir di Sigli pada tanggal 21 Februari 1971,

anak kedua dari delapan bersaudara, dari pasangan Ayahanda H. M. Amin Nyak

Polem dan Ibunda Hj. Nurhayati. Penulis menikah pada tahun 2001 dengan

Abangda Lukman Hakim dan pada tahun 2008 dikarunia seorang putri yang bernama

Saskia Ulfa Sari.

Penulis memulai pandidikan Sekolah Dasar di SD YPDP Pangkalan Berandan

pada tahun 1978-1983, selanjutnya Sekolah Menengah Pertama di SMP YPDP

Pangkalan Susu, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri

Pangkalan Berandan, setelah itu melanjutkan ke D III Keperawatan di AKPER

Dep. Kes Banda Aceh dan tamat tahun 1992. Kemudian pada tahun 2000 penulis

melanjutkan pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

Utara dan selesai pada tahun 2003. Penulis bekerja sebagai staf pengajar di Prodi

Keperawatan Langsa sejak tahun 1996 sampai saat ini.

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK...

i

ABSTRACT

... ii

KATA PENGANTAR...

iii

RIWAYAT HIDUP...

vi

DAFTAR ISI...

vii

DAFTAR TABEL...

ix

DAFTAR LAMPIRAN...

xi

BAB 1. PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Permasalahan... 7

1.3 Tujuan Penelitian...

7

1.4 Hipotesis...

8

1.5 Manfaat Penelitian...

8

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA...

9

2.1 Menopause...

9

2.1.1 Batasan Usia Menopause...

9

2.1.2 Klasifikasi Menopause...

11

2.1.3 Proses Menopause...

13

2.2 Perubahan yang Terjadi pada Masa Menopause...

14

2.2.1 Perubahan Fisik pada Masa Menopause...

14

2.2.2 Perubahan Psikologis pada Masa Menopause...

18

2.3 Faktor-faktor yang Memengaruhi Menopause...

19

2.4 Landasan Teori...

26

2.5 Kerangka Konsep...

28

BAB 3. METODE PENELITIAN...

29

3.1 Jenis Penelitian...

29

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian...

29

3.2.1 Lokasi...

29

3.2.2 Waktu Penelitian...

29

3.3 Populasi dan Sampel...

29

3.3.1 Populasi...

29

3.3.2 Sampel...

29

3.4 Metode Pengumpulan Data...

30

3.5 Metode Pengukuran...

31

(13)

BAB 4. HASIL PENELITIAN...

35

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian...

35

4.2 Data Demografi... ...

36

4.3 Karakteristik Responden...

38

4.4 Analisis Univariat...

39

4.5 Analisis Bivariat...

43

4.6 Analisis Multivariat...

48

BAB 5. PEMBAHASAN...

51

5.1 Waktu Terjadinya Menopause...

51

5.2 Pengaruh Menarche terhadap Waktu Terjadinya Menopause...

52

5.3 Pengaruh Status Perkawinan terhadap Waktu Terjadinya

Menopause...

54

5.4 Pengaruh Paritas terhadap Waktu Terjadinya Menopause...

55

5.5 Pengaruh Pemakaian Kontrasepsi terhadap Waktu Terjadinya

Menopause...

56

5.6 Pengaruh Kebiasaan Merokok terhadap Waktu Terjadinya

Menopause...

57

5.7 Pengaruh Riwayat Penyakit terhadap Waktu Terjadinya

Menopause...

59

5.8 Pengaruh Konsumsi Fitoestrogen terhadap Waktu Terjadinya

Menopause...

61

5.9 Perubahan-perubahan pada Masa menopause...

63

5.9.1 Perubahan Fisik pada Masa Menopause...

63

5.9.2 Perubahan Psikologis pada Masa Menopause... 67

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN...

71

6.1 Kesimpulan ...

71

6.2 Saran ...

72

(14)

DAFTAR TABEL

No.

Judul Halaman

2.1

Kandungan Fitoestrogen per 100 gram Bahan Makanan... ...

25

3.2

Definisi Operasional Variabel, Cara Pengukuran dan Hasil Ukur...

31

4.1

Distribusi Penduduk Menurut Usia dan Jenis Kelamin di Wilayah Kerja

Puskesmas Langsa Barat Tahun 2012 ...

37

4.2

Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik di Wilayah Kerja

Puskesmas Langsa Barat ...

38

4.3

Distribusi Responden Berdasarkan Waktu Terjadinya Menopause di

Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Barat Tahun 2013 ... 40

4.4

Distribusi Responden Berdasarkan Pemakaian Kontrasepsi di Wilayah

Kerja Puskesmas Langsa Barat Tahun 2013...

40

4.5

Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Merokok di Wilayah

Kerja Puskesmas Langsa Barat Tahun 2013... ...

41

4.6

Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Penyakit di Wilayah Kerja

Puskesmas Langsa Barat Tahun 2013 ...

41

4.7

Distribusi Responden Berdasarkan Konsumsi Fitoestrogen di Wilayah

Kerja Puskesmas Langsa Barat Tahun 2013... ...

41

4.8

Distribusi Responden Berdasarkan Perubahan Fisik pada Masa

Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Barat Tahun 2013 ...

42

4.9

Distribusi Responden Berdasarkan Perubahan Psikologis pada Masa

Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Barat Tahun 2013 ...

43

4.10

Pengaruh Usia Menarche terhadap Waktu Terjadinya Menopause di

Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Barat Tahun 2013 ...

44

4.11 Pengaruh Status Perkawinan terhadap Waktu Terjadinya Menopause di

(15)

4.12

Pengaruh Paritas terhadap Waktu Terjadinya Menopause di Wilayah

Kerja Puskesmas Langsa Barat Tahun 2013 ...

45

4.13

Pengaruh Pemakaian Kontrasepsi terhadap Waktu Terjadinya

Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Barat Tahun 2013 ...

45

4.14

Pengaruh Kebiasaan Merokok terhadap Waktu Terjadinya Menopause

di Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Barat Tahun 2013 ...

46

4.15 Pengaruh Riwayat Penyakit terhadap Waktu Terjadinya Menopause di

Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Barat Tahun 2013 ...

47

4.16 Pengaruh Konsumsi Fitoestrogen terhadap Waktu terjadinya

Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Barat Tahun 2013 ...

47

4.17

Pemilihan Kandidat Model untuk Multivariat ...

49

4.18

Hasil Analisis Regresi Logistik Ganda ...

49

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

No.

Judul Halaman

1.

Kuesioner Penelitian ...

80

2.

Master Tabel ...

85

3.

Hasil Uji Statistik ...

100

4.

Surat Izin Survei Pendahuluan. ...

120

5.

Surat Permohonan Izin Penelitian ...

121

(17)

ABSTRAK

Menopause merupakan akhir dari usia reproduksi pada seorang wanita.

Wanita yang memasuki masa menopause akan mengalami penurunan tingkat kadar

hormon estrogen yang menyebabkan wanita tersebut mengalami keluhan-keluhan

yang mengganggu aktivitas sehari-hari, bahkan dapat menurunkan kualitas hidupnya.

Wanita memasuki masa menopause pada rentang waktu yang berbeda-beda, yaitu

berada pada usia 45–50 tahun.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi

waktu terjadinya menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Barat. Jenis

penelitian yang digunakan adalah penelitian survei yang bersifat deskriptif analitik

dengan rancangan cross

sectional. Sampel dalam penelitian ini melibatkan wanita

usia 40–55 tahun yang menopause sebanyak 112 orang dengan penarikan sampel

menggunakan tekhnik accidental sampling serta data dikumpulkan dengan metode

wawancara. Analisis data yang dilakukan dengan analisis bivariat menggunakan uji

chi-square pada tingkat kemaknaan

=0,05 dan analisis multivariat dengan

menggunakan uji regresi logistik berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa waktu terjadinya menopause pada

wanita usia 40-55 tahun termasuk dalam kategori normal (58%), usia menarche < 14

tahun (67%), tidak menikah (88,4%), paritas < 2 (74,1%), tidak pernah memakai

kontrasepsi (67,9%), tidak mempunyai kebiasaan merokok (89,3%), tidak pernah

mempunyai riwayat penyakit yang berhubungan dengan reproduksi (93,75%) dan

mengkonsumsi fitoestrogen < 30 mg/hari (70,5%). Uji regresi logistik berganda

menunjukkan bahwa konsumsi fitoestrogen memiliki pengaruh yang paling besar

dibandingkan usia menarche dan paritas terhadap waktu terjadinya menopause

(OR=4,004).

Diharapkan kepada pihak Puskesmas Langsa Barat agar melakukan

sosialisasi tentang faktor-faktor yang memengaruhi waktu terjadinya menopause

melalui penyuluhan-penyuluhan.

(18)

ABSTRACT

Menopause is the end of a reproductive-aged of woman. A woman who

reaches menopause period will experience the decrease in estrogen hormone level

which causes her to experience complaints that disturb her daily activities or can

even lower her quality of life. Women reach menopause period in different span of

time, from 45 to 50 years old.

The objective of the research was to know some factors which influence the

incident of menopause in the working area of Langsa Barat Health Center. The type

of the research was a survey with descriptive analytic method and cross sectional

design. The samples comprised 112 women of 40 to 55 years old who had reached

menopause period, using accidental sampling technique. The data were gathered by

conducting interviews and analyzed by using bivariate analysis with chi square test at

the significance level α

=0.05 and multivariate analysis using the multiple logistic

regression tests.

The result of the research showed the normal incident of menopause (58%),

the age of menarche <14 years (67%), unmarried ((88.4%), parity <2 (74.1%), never

used contraception (67.9%), not used to smoking (89.3%), never have history of

disease (93.75%), and consuming phytoestrogen <30 mg/day (70.5%). Statistic test

with multiple logistic regression showed that phytoestrogen consumption had more

dominant influence than the age of menarche and parity on the time of the incident of

menopause (OR=4.004)

It is recommended that the management of Langsa Barat Health Center

should socialize the factors which influence the incident of menopause through

counseling.

(19)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menopause merupakan masa yang pasti dihadapi dalam perjalanan hidup

seorang perempuan dan suatu proses alamiah sejalan dengan bertambahnya usia.

Menopause bukanlah suatu penyakit ataupun kelainan dan terjadi pada akhir siklus

menstruasi yang terakhir tetapi kepastiannya baru diperoleh jika seorang wanita

sudah tidak mengalami siklus haidnya selama minimal 12 bulan. Hal ini disebabkan

karena pembentukan hormon estrogen dan progesteron dari ovarium wanita

berkurang, ovarium berhenti “melepaskan” sel telur sehingga aktivitas menstruasi

berkurang dan akhirnya berhenti sama sekali. Pada masa ini terjadi penurunan jumlah

hormon estrogen yang sangat penting untuk mempertahankan faal tubuh (Proverawati

dan Sulistyawati, 2010)

(20)

Wanita yang mengalami menopause merasakan pergeseran dan

perubahan-perubahan fisik dan psikis yang mengakibatkan timbulnya satu krisis dan

dimanifestasikan dalam simptom-simptom psikologis antara lain adalah depresi,

murung, mudah tersinggung, mudah jadi marah, mudah curiga dan diliputi banyak

kecemasan, insomnia atau tidak bisa tidur karena sangat bingung dan gelisah.

Gejala-gejala ini akan muncul atau kadang tidak ada sama sekali. Kondisi ini tergantung

individual masing-masing (Kartono, 1992).

Hasil penelitian yang dilakukan Delavar dan Hajjahmadi (2011) di Iran Utara

terdapat lima gejala yang paling umum pada wanita menopause adalah gampang

tersinggung (72,1%), nyeri sendi (70,6%), nyeri punggung (61,2%), hot flushes

(49,3%) dan sakit kepala (49,2%). Menurut Kusmiran (2011) menopause juga

mempengaruhi sepertiga dari kehidupan wanita. Permasalahan yang menyebabkan

kematian pada wanita menopause adalah penyakit jantung. Satu dari dua wanita

meninggal setelah postmenopause karena penyakit jantung atau stroke, satu dari dua

puluh wanita meninggal karena kanker payudara. Shimp dan Smith (2000)

menyatakan bahwa penyakit jantung koroner merupakan penyebab utama kematian

bagi wanita di Amerika Serikat dimana lebih dari 53% wanita postmenopause akan

meninggal akibat penyakit jantung dan lebih dari 90% pasien yang terkena

osteoporosis adalah wanita postmenopause.

(21)

diperkirakan akan meningkat menjadi 1,2 miliar pada tahun 2030, dengan jumlah

wanita yang memasuki menopause sebanyak 47 juta setiap tahunnya (Hill, 1996).

Menurut WHO (2003) terdapat sekitar 600 juta orang di dunia berusia 60

tahun ke atas. Jumlah ini akan berlipat ganda pada tahun 2025 dan pada tahun 2050

akan mencapai dua miliar, sebagian besar dari mereka akan berada di negara

berkembang. Pada tahun 2025, di negara-negara seperti Brazil, China dan Thailand,

proporsi orang tua akan di atas 15% dari populasi, sementara di Kolombia, Indonesia

dan Kenya akan meningkat hingga 400% selama 25

Pada tahun 2000 jumlah penduduk Indonesia mencapai 203,46 juta orang

yang terdiri dari 101,64 juta pria dan 101,8 juta wanita dan jumlah wanita yang

berusia di atas 50 tahun dan diperkirakan telah memasuki usia menopause sebanyak

15,5 juta orang serta pada tahun 2020 diperkirakan jumlah wanita yang hidup dalam

usia menopause adalah 30,3 juta orang (Baziad, 2003) selain itu diperkirakan

penduduk Indonesia akan meningkat pada tahun 2025 menjadi 270,54 juta orang dan

jumlah wanita yang berusia di atas 50 tahun diperkirakan sebanyak 34,4 juta orang

(Bappenas, 2008).

tahun ke depan.

Sampai akhir abad ke-21 di Indonesia akan dijumpai sekitar 8-10% lansia dan

wanita lebih banyak dibandingkan dengan kaum pria. Dalam perjalanan hidupnya

seorang wanita yang mencapai umur sekitar 45 tahun, mengalami penuaan indung

telur, sehingga tidak sanggup memenuhi estrogen (Manuaba, 2009).

(22)

berusia 50 tahun ke atas sebanyak 388.609 jiwa dan menurut Bappenas (2008)

diperkirakan pada tahun 2020 wanita Aceh yang berusia 50 tahun ke atas berjumlah

463.700 jiwa.

Tidak ada perhitungan yang tepat mengenai mengenai usia pastinya seorang

wanita akan mengalami menopause, hal ini tergantung dari setiap individu. Menurut

Yatim (2001) rata-rata seorang wanita memasuki masa menopause berbeda pada

setiap ras. Meskipun dalam satu ras, tetap tidak sama pada setiap orang. Wanita

Eropa (ras Kaukasus) mengalami menopause usia 47,49-50,2 tahun, wanita ras Negro

pada usia 49,31 tahun, wanita ras Melanesia adalah usia 47,3 tahun dan wanita ras

Asia mengalami menopause pada usia 44 tahun.

Penelitian yang dilakukan Pokoradi dkk (2011) menggambarkan bahwa

wanita Inggris mengalami menopause alami rata-rata pada usia 49 tahun dan

mengalami menopause karena proses pembedahan rata-rata usia 42,4 tahun. Menurut

Morgan dan Hamilton (2009) terdapat 6% wanita mengalami menopause pada usia

35 tahun, 25% pada usia 44 tahun dan 75% pada usia 50 tahun, serta 94% pada usia

55 tahun.

(23)

usia menopause 47,4 tahun dan penelitian Anggraini (2001) di Kecamatan Kartasura

yang menemukan rata-rata usia menopause 49,7 tahun.

Wanita usia menopause akan banyak mengalami risiko kesehatan karena

berkurangnya estrogen, maka sudah sepantasnya perhatian besar diberikan. Hal-hal

yang perlu diperhatikan diantaranya adalah mengatur gaya hidup yang lebih sehat

dengan memperhatikan gizi seimbang, menghindarkan stress, mengawasi tekanan

darah dan olahraga teratur (Fairus dan Prasetyowati, 2011).

Penduduk kota Langsa pada tahun 2011 berjumlah 152.355 jiwa dengan

wanita yang berusia 50 tahun ke atas sebanyak 12.754 jiwa (Dinas Kesehatan Kota

Langsa, 2011). Puskesmas Langsa Barat yang merupakan bagian dari Dinas

Kesehatan Kota Langsa, pada tahun 2012 memiliki jumlah penduduk sebanyak

18.981 jiwa dan jumlah wanita yang berusia 40–55 tahun sebanyak 1.725 jiwa.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Langsa

Barat diperoleh data bahwa dari 20 orang wanita berusia 45-55 tahun yang diambil

dari 10 desa (masing-masing desa sebanyak 2 orang) terdapat sebanyak 2 orang

(10%) belum menopause dan sebanyak 18 orang (90%) telah menopause,

diantaranya usia menopause <45 tahun sebanyak 2 orang (11,11%) dan usia

menopause >50 tahun sebanyak 9 orang (50%).

(24)

terdapat usia menarche <14 tahun (50%), jumlah anak <2 orang (100%), tidak

menggunakan kontrasepsi (100%), mempunyai kebiasaan merokok (50%),

mempunyai riwayat penyakit (50%). Sementara bila dilihat dari pola makan,

terdapat sebesar 66,67% yang mengkonsumsi sayuran, buah-buahan dan jenis

kacang-kacangan (termasuk tahu dan tempe) <3 kali seminggu.

Banyak hal yang dapat memengaruhi menopause, diantaranya faktor usia

sewaktu mendapat haid pertama (menarche), status pernikahan, jumlah anak,

pemakaian kontrasepsi dan merokok (Kasdu, 2002) sedangkan menurut Baziad

(2003) memasuki usia menopause lebih awal dijumpai pada wanita kembar dizigot

atau wanita yang siklus haid yang pendek, wanita nullipara, wanita dengan diabetes

mellitus (NIDDM), perokok berat, kurang gizi, wanita vegetarian, wanita dengan

sosioekonomi rendah dan wanita yang hidup pada ketinggian >4000 m. Selain itu

Kusmiran (2011) juga menyebutkan bahwa faktor-faktor seperti genetik, merokok,

pengangkatan ovarium dan kemoterapi memengaruhi menopause.

(25)

pernah menggunakan terapi hormon pengganti berhubungan terjadinya menopause

dini.

Mengingat banyak faktor yang memengaruhi menopause dan terbatasnya

data yang ada maka penulis hanya meneliti beberapa faktor yaitu usia menarche,

status perkawinan, paritas, pemakaian kontrasepsi, kebiasaan merokok, riwayat

penyakit dan konsumsi fitoestrogen pada wanita usia 40–55 tahun di wilayah kerja

Puskesmas Langsa Barat.

1.2 Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas yang menjadi permasalahan dalam

penelitian ini adalah rata-rata wanita yang mendapatkan menopause terjadi pada

saat usia 45–50 tahun, tetapi pada studi pendahuluan di wilayah kerja Puskesmas

Langsa Barat terdapat wanita dengan usia menopause di luar dari rata-rata, maka

untuk itu perlu diketahui faktor-faktor apakah yang memengaruhi waktu

terjadinya menopause pada wanita di wilayah kerja Puskesmas Langsa Barat.

1.3 Tujuan Penelitian

(26)

1.4 Hipotesis

Faktor-faktor (usia menarche, status perkawinan, paritas, pemakaian kontrasepsi,

kebiasaan merokok, riwayat penyakit dan konsumsi fitoestrogen) berpengaruh

terhadap waktu terjadinya menopause.

1.5 Manfaat Penelitian

1.

Sebagai informasi bagi Puskesmas Langsa Barat dalam membuat perencanaan

kesehatan khususnya kesehatan reproduksi pada masa menopause sehingga

diharapkan wanita tepat waktu saat memasuki menopause.

(27)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Menopause

Istilah menopause pertama kali digunakan pada tahun 1872. Istilah ini berasal

dari kata Yunani yaitu meno yang berarti bulan dan paussis yang berarti jeda. Pada

saat itu, dunia kedokteran barat melihat menopause sebagai krisis medis yang

berpotensi menyebabkan berbagai penyakit mulai dari diare hingga diabetes

(Clark, 2005).

Menopause didefinisikan secara klinis sebagai waktu dimana seorang wanita

tidak mengalami menstruasi selama satu tahun, yang diawali dengan tidak teraturnya

periode menstruasi dan diikuti dengan berhentinya periode menstruasi. Menopause

merupakan fase dalam kehidupan seorang wanita yang ditandai dengan berhentinya

masa subur (Northrup, 2006).

Menurut Winkjosastro (2008) menopause adalah haid terakhir, atau saat

terjadinya haid terakhir. Diagnosis dibuat setelah terdapat amenorea

sekurang-kurangnya satu tahun. Berhentinya haid dapat didahului oleh siklus haid yang lebih

panjang, dengan perdarahan yang berkurang.

2.1.1 Batasan Usia Menopause

(28)

umur yang lebih tua (Sibagariang dkk, 2010) dan Manuaba (1993) juga berpendapat

bahwa rata-rata usia menopause 45–50 tahun.

Menopause terjadi pada akhir suatu siklus yang dimulai pada masa remaja

dengan munculnya menarche. Secara umum, wanita barat pertama kali mendapat

menstruasi pada usia 12 tahun, sedangkan haid berakhir pada usia 45 sampai

53 tahun. Relatif sedikit wanita mulai menopause pada usia 40 tahun dan beberapa

mengalaminya setelah berusia 53 tahun (Reitz, 1993).

Amigomi dkk (2000) dalam penelitiannya memperlihatkan bahwa rata-rata

wanita Itali mulai menopause pada usia 50,2 tahun dan hasil penelitian Reynolds dan

Obermeyer (2003) mengambarkan rata-rata wanita menopause di Maroko pada usia

48,4 tahun, selain itu Oya dan Mellem (2004) melaporkan bahwa wanita di kota

Ankara Turki rata-rata menopause pada usia 47 tahun serta Reynolds dan Obermeyer

(2005) mendapatkan hasil rata-rata wanita menopause di Spanyol saat usia 51,7 tahun

serta di Amerika pada usia 52,6 tahun. Sementara wanita Cina rata-rata mengalami

menopause pada usia 50 tahun (Li, 2012).

Menurut Syaifuddin (2009) menopause terjadi pada usia 45-50 tahun. Pada

masa menopause, siklus haid menjadi tidak teratur, ovulasi tidak terjadi selama

beberapa siklus, selama beberapa bulan atau beberapa tahun dan terhenti sama sekali.

(29)

2.1.2 Klasifikasi Menopause

Seorang wanita mengalami menopause dalam waktu yang berbeda-beda,

dapat terjadi cepat ataupun lambat tergantung jenis menopause yang dialaminya.

Menopause dapat dibagi dalam empat jenis yaitu :

1. Menopause Alamiah

Menopause alamiah terjadi secara bertahap, biasanya antara usia empat puluh

lima dan lima puluh, pada diri wanita yang paling tidak mempunyai satu indung telur.

Durasinya, dalam kebanyakan kasus adalah lima sampai sepuluh tahun, meskipun

seluruh proses itu kadang-kadang memerlukan waktu tiga belas tahun. Selama itu,

menstruasi dapat berhenti selama beberapa bulan dan kemudian kembali, dimana

durasi, intensitas, dan alirannya dapat bertambah atau berkurang (Northrup, 2006).

2. Menopause Prematur

(30)

3. Menopause Terlambat

Menopause terlambat adalah menopause yang terjadi pada usia 55 tahun

ke atas. Salah satu faktor yang memungkinkan seorang wanita akan mengalami

keterlambatan menopause adalah apabila memiliki kelebihan berat badan. Sebagian

besar estrogen dibuat didalam endometrium, akan tetapi sejumlah kecil estrogen juga

dibuat di bagian tubuh yang lain, termasuk di sel-sel lemak. Apabila seorang wanita

mengalami obesitas maka wanita tersebut akan memiliki kadar estrogen yang lebih

tinggi dalam seluruh masa hidupnya (Fox-Spencer dan Brown, 2007).

4. Menopause Buatan

Menopause buatan dapat terjadi secara mendadak, disebabkan karena operasi

pengangkatan atau gangguan pada fungsi reproduksi (termasuk pengangkatan indung

telur atau gangguan pada aliran darah ke indung telur), oleh radiasi atau kemoterapi,

atau oleh pemberian obat-obatan tertentu yang dapat mempercepat menopause

atau karena alasan-alasan medis. Bahkan pengikatan tuba telah terbukti dapat

menurunkan kadar progesteron selama paling sedikit satu tahun setelah prosedur

dijalankan.

(31)

Beberapa penelitian yang memperlihatkan adanya dampak menopause dini

dan terlambat adalah penelitian Hsieh (2006) menghasilkan bahwa usia pada saat

menopause juga merupakan faktor risiko terhadap kanker payudara. Wanita dengan

perbedaan usia menopause setiap 5 tahun memiliki risiko 17% lebih tinggi

terkena kanker payudara dan penelitian Le dkk (2012) di Vietnam menghasilkan

bahwa menopause terlambat secara signifikan terkait dengan peningkatan risiko

terjadinya kanker.

2.1.3 Proses Menopause

Secara endokrinologis, wanita mengalami proses menua sejak di kandungan.

Sejumlah 7.000.000 sel telur (folikel) terdapat pada kedua ovarium janin yang berusia

20 minggu dan berkurang akibat penghancuran sehingga sewaktu dilahirkan folikel

bayi wanita tinggal 500.000 sampai 1.000.000 lagi dan dalam perjalanan waktu akan

terus berkurang jumlahnya. Sebagian wanita yang usia 35 tahun masih memiliki

100.000 folikel, sedangkan wanita yang lain pada usia yang sama hanya memiliki

10.000 folikel. Setiap wanita yang masih mengalami haid, meskipun sudah tidak

teratur, ovariumnya masih memiliki lebih kurang 1000 folikel dan kemungkinan

hamil selalu ada (Baziad, 2003).

(32)

2.2 Perubahan yang Terjadi pada Masa Menopause

2.2.1 Perubahan Fisik pada Masa Menopause

Beberapa keluhan fisik yang merupakan tanda dan gejala dari menopause :

1. Ketidakteraturan Siklus Haid

Setiap wanita akan mulai mengalami siklus haid yang tidak teratur, dapat

menjadi lebih panjang atau lebih pendek sampai akhirnya berhenti.

2. Gejolak Rasa Panas (hot flushes)

Terdapat sekitar

40% wanita mengeluh bahwa siklus haidnya tidak teratur. Keadaan ini meningkat

sampai 60% pada waktu 1-2 tahun menjelang haid berhenti total atau menopause

(Baziad, 2003)

Arus panas biasanya timbul pada saat darah mulai berkurang dan berlangsung

sampai haid benar-benar berhenti. Kira-kira 60% wanita mengalami arus panas. Arus

panas ini disertai oleh rasa menggelitik di sekitar jari-jari, kaki maupun tangan serta

pada kepala, atau bahkan timbul secara menyeluruh. Munculnya hot flushes ini sering

diawali pada daerah dada, leher atau wajah dan menjalar ke beberapa daerah tubuh

yang lain. Hal ini berlangsung selama dua sampai tiga menit disertai pula oleh

keringat yang banyak. Ketika terjadi pada malam hari, keringat ini dapat mengganggu

tidur dan bila hal ini sering terjadi akan menimbulkan rasa letih yang serius bahkan

menjadi depresi (Reitz, 1993).

3.

Jantung berdebar-debar.

(33)

terkena serangan jantung sekitar 20 kali lebih sedikit dari pria. Peluang ini dapat

berkurang jika berolahraga secara teratur, tidak merokok, dan mempertahankan berat

badan dalam jangkauan yang diinginkan, serta diet terkendali (Jones, 2005).

4. Perubahan pada Mulut

Perubahan yang terjadi pada indra pengecapan adalah hilangnya kepekaan

pada lidah dalam merasakan sesuatu. Terkadang makanan asin dirasakan tawar atau

sebaliknya. Sementara di pihak lain gigi menjadi lebih mudah patah, dalam hal ini

menjaga kebersihan dan pemeriksaan gigi teratur akan memperbaiki keadaan

(Wahyunita dan Fitrah, 2010)

5. Kekeringan Vagina

Kekeringan vagina terjadi karena leher rahim sedikit sekali mensekresikan

lendir. Penyebabnya adalah kekurangan estrogen yang menyebabkan liang vagina

menjadi lebih tipis, lebih kering dan kurang elastis. Alat kelamin mulai mengerut,

liang senggama kering sehingga menimbulkan nyeri pada saat senggama, menahan

kencing terutama pada saat batuk, bersin, tertawa dan orgasme (Kasdu, 2002).

Menurut Shimp dan Smith (2000) atrofi vagina dapat terjadi dari 3 sampai

6 bulan setelah menopause, dan gejala vagina ini sering dialami dalam waktu 5 tahun

dari menopause. Setelah menopause, cairan vagina hanya ada sedikit dan gairah

seksual mulai berkurang.

6. Perubahan Kulit

(34)

tubuh mengakibatkan jaringan lemak bawah kulit akan menipis, kulit akan berkerut,

tidak elastis lagi dan tipis. Daerah yang paling sering terlihat gejala ini adalah sekitar

wajah, leher dan tangan (Wahyunita dan Fitrah, 2010).

7. Keringat Berlebihan

Cara kerjanya belum diketahui secara pasti, tetapi pancaran panas pada tubuh

akibat pengaruh hormon yang mengatur thermostat tubuh pada suhu yang lebih

rendah. Akibatnya suhu udara yang semula dirasakan nyaman, mendadak menjadi

terlalu panas dan tubuh mulai menjadi panas serta mengeluarkan keringat untuk

mendinginkan diri (Kasdu, 2002).

8. Susah Tidur (Insomnia)

Beberapa wanita mengalami kesulitan saat tidur, mungkin perlu ke kamar

mandi di tengah malam, kemudian menemukan dirinya tidak dapat tidur kembali.

Hot flushes juga dapat menyebabkan wanita terbangun dari tidur (Proverawati dan

Sulistyawati, 2010).

9. Penambahan Berat Badan.

Rasa letih yang biasanya dialami pada masa menopause, diperburuk dengan

perilaku makan yang sembarangan dan bekerja lebih sedikit sehingga terjadi

penambahan berat badan (Jones, 2005).

10. Nyeri Otot dan Sendi

(35)

aliran darah dan sintesis kalogen sehingga dengan sendirinya tulang rawan ikut rusak.

Kejadian ini meningkat dengan meningkatnya usia (Baziad, 2003).

11. Penyakit

Ada beberapa penyakit yang seringkali dialami oleh wanita menopause.

Apabila dilihat dari sudut pandang medik ada dua perubahan paling penting yang

terjadi pada waktu menopause yaitu meningkatnya kemungkinan terjadi penyakit

jantung, pembuluh darah serta hilangnya mineral dan protein didalam tulang

(osteoporosis). Penyakit jantung merupakan permasalahan yang meliputi jantung dan

sistem pembuluh darah yang mengedarkan darah ke seluruh tubuh. Didalamnya

termasuk

angina, serangan jantung dan stroke. Selain itu dapat mengalami

peningkatan kadar kolesterol setelah menopause dan penumpukan kolesterol LDL

yang dapat mempersempit dan menyumbat pembuluh arteri sehingga meningkatkan

risiko terkena penyakit jantung (Fox-Spencer dan Brown, 2007).

Menurut Shimp dan Smith (2000) Penyakit Jantung Koroner (PJK)

merupakan penyebab utama kematian bagi wanita di Amerika Serikat dimana lebih

dari 53% wanita pascamenopause akan meninggal akibat penyakit jantung dan juga

data menunjukkan bahwa lebih dari 90% pasien yang terkena osteoporosis adalah

wanita pascamenopause.

(36)

Selain itu penyakit kanker juga lebih sering terjadi pada orang yang berusia

lanjut. Semakin lama kehidupan maka semakin besar kemungkinan penyakit itu

menyerang. Misalnya kanker payudara, kanker rahim dan kanker ovarium. Kanker

payudara lebih umum terjadi pada wanita yang telah melampaui masa menopause

(Yatim, 2001).

2.2.2 Perubahan Psikologis pada Masa menopause

Beberapa keluhan psiklogis yang merupakan tanda dan gejala dari menopause

yaitu :

1. Kecemasan

Kecemasan yang dialami oleh wanita menopause adalah rasa khawatir tentang

perubahan yang terjadi, kehidupan pribadi dan ketidakmampuan untuk melakukan

kegiatan seorang diri. Cemas karena berpikir bahwa akan menjadi beban

keluarga/keluarga lain (Wahyunita dan Fitrah, 2010).

2. Mudah Tersinggung

(37)

3. Depresi

Depresi ditandai dengan adanya kehilangan minat dan kesenangan yang

semula dinikmati, munculnya perasaan bersalah, mengalami kesulitan untuk

konsentrasi, terjadi penurunan nafsu makan sehingga berat badan menurun, muncul

pikiran-pikiran tentang kematian bahkan usaha bunuh diri (Kusumawardhani, 2006).

Depresi dapat menyerang wanita untuk satu kali, kadang-kadang depresi

merupakan respon terhadap perubahan sosial dan fisik yang sering kali dialami dalam

fase kehidupan tertentu. Beberapa wanita mungkin mengembangkan rasa depresi

mendalam yang tidak sesuai atau proporsional dengan lingkungan pribadi mereka dan

mungkin sulit dihindarkan (Manuaba, 1998).

4. Stress

Stress dapat terjadi karena tibanya masa pensiun, berkurangnya peran sebagai

orang tua, kehilangan pasangan hidup, penurunan aktifitas fisik dan sosial akibat dari

dampak penyakit-penyakit degeneratif (Kusumawardhani, 2006).

2.3 Faktor-faktor yang Memengaruhi Menopause

Ada beberapa faktor yang memengaruhi menopause seorang wanita, antara

lain:

1. Usia Saat Haid Pertama (Menarche)

(38)

(Kemenkes RI, 2010). Menurut Fox-Spencer (2007) menarche biasanya dimulai pada

usia 12-13 tahun. Perbedaan usia terjadinya menarche dipengaruhi oleh beberapa

faktor yaitu hormonal, genetik, bentuk badan, keadaan gizi, lingkungan, aktivitas fisik

dan rangsangan psikis (Anggraini, 2001).

Usia mulai terjadinya menarche telah turun dari 15 tahun seabad yang lalu,

menjadi 12,5 tahun pada saat sekarang. Penurunan ini diyakini karena nutrisi anak

yang lebih baik. Hipotesis yang dikemukakan adalah bahwa semakin banyaknya

jumlah lemak tubuh memungkinkan semakin besarnya aromatisasi androgen menjadi

estrogen. Peningkatan cepat kadar estrogen menimbulkan umpan balik positif

terhadap hipotalamus dan kelenjar hipofisis sehingga terjadi sentakan peninggian

Luteininzing Hormone (LH) yang mengawali terjadinya menarche (Jones, 2002).

Menurut Manuaba (2010) menopause ada hubungan dengan menarche.

Wanita yang pubertas prekok akan mengalami menopause lebih cepat. Hal ini

disebabkan karena degenerasi oosit lebih cepat, menjadi atresia dan tidak berfungsi.

Penelitian Setiasih (2003) menghasilkan usia menarche dengan menopause

menunjukkan hubungan yang bermakna secara statistik (p=0,0001). Hasil dari

penelitian Li dkk (2012) menemukan bahwa wanita yang menarche <14 tahun akan

memasuki menopause lebih awal (p<0,05).

2. Status Perkawinan

(39)

Hasil penelitian Reynolds dan Obemeyer (2001) memperlihatkan bahwa wanita yang

tidak menikah akan memasuki usia menopause yang lebih awal dibandingkan wanita

yang menikah.

Wanita menikah cenderung lebih aktif melakukan aktivitas seksual

dibandingkan wanita yang tidak menikah. Wanita yang aktif secara seksual

setidaknya sekali seminggu menunjukkan tingkat estrogen yang lebih tinggi

dibandingkan dengan wanita kurang aktif secara seksual (Cutler dkk, 1986).

3. Paritas

Menurut Leveno (2009) kata paritas berasal dari bahasa Latin, pario yang

berarti menghasilkan. Secara umum, paritas didefinisikan sebagai keadaan

melahirkan anak baik hidup ataupun mati, tetapi bukan aborsi, tanpa melihat jumlah

anaknya. Dengan demikian, kelahiran kembar hanya dihitung sebagai satu kali

paritas. Paritas dapat dikelompokkan menjadi nullipara (wanita yang belum pernah

melahirkan sama sekali), primipara (wanita yang telah melahirkan satu kali) dan

multipara (wanita yang telah melahirkan lebih dari satu kali).

Bila dilihat dari hubungan antara paritas dan menopause, menurut Baziad

(2003) wanita yang belum pernah melahirkan sama sekali (nullipara) lebih awal

memasuki menopause dibandingkan wanita yang telah melahirkan lebih dari satu kali

(multipara) yang akan mengalami menopause lebih lambat.

(40)

persalinan akan memperlambat sistem kerja organ reproduksi wanita dan juga dapat

memperlambat penuaan tubuh (Yatim, 2001).

Pada penelitian yang dilakukan Paola dkk (2006) menghasilkan bahwa wanita

yang mempunyai anak kurang dari 2 beresiko memasuki menopause lebih awal

(p=0,04). Begitu juga pada penelitian Mufidah (2011) menghasilkan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara paritas dengan usia menopause, dimana makin

sering wanita melahirkan maka makin lama mengalami menopause (p=0,024).

4. Pemakaian Kontrasepsi

Kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya konsepsi (Mochtar, 1998).

dan pemakaian kontrasepsi, khususnya kontrasepsi hormonal, pada wanita yang

menggunakannya akan lebih lama atau lebih tua memasuki usia menopause. Hal ini

dapat terjadi karena cara kerja kontrasepsi yang menekan fungsi indung telur

sehingga tidak memproduksi sel telur (Kasdu, 2002).

Wahyuni (2010) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa terdapat hubungan

yang bermakna antara jenis pemakaian alat kontrasepsi dengan kecepatan menopause

(p=0,003) dimana menopause lebih lambat terjadi pada wanita yang memakai jenis

kontrasepsi hormonal. Begitu juga penelitian Celentano dkk (2003) menggambarkan

bahwa penggunaan kontrasepsi oral akan mempengaruhi usia menopause.

(41)

estrogen dalam pil bertujuan untuk menjamin berlangsungnya siklus haid. Ovulasi

dihambat melalui pengaruh estrogen terhadap hipotalamus dan selanjutnya

menghambat Follicle Stimulating Hormone dan Luteinizing Hormone (Baziad, 2008).

Pada wanita usia perimenopause haid tidak berhenti selama wanita tersebut

memakai kontrasepsi hormonal. Perdarahan terus terjadi selama wanita masih

menggunakan pil kontrasepsi secara siklik dan wanita itu tidak mengalami keluhan

klimakterium. Untuk menentukan diagnosis menopause, pil kontrasepsi harus segera

dihentikan (Baziad, 2003).

5. Merokok

Merokok biasanya dilakukan pria namun beberapa wanita mulai meniru gaya

hidup ini. Wanita mulai mencoba rokok pada saat remaja sekitar usia 10-14 tahun

dan hal itu dipakai untuk mengatasi stress, menghilangkan kecemasan dan

menenangkan jiwa remajanya yang bergejolak dan akhirnya menjadi suatu kebiasaan

(Aditama, 2011).

Menurut Tagliaferri (2007) gaya hidup seorang wanita dapat mempengaruhi

ketika dia mengalami menopause, salah satu diantaranya adalah merokok. Wanita

yang merokok menjalani menopause dua tahun lebih awal daripada bukan perokok.

Caldwell (2001) membagi perokok menjadi dua bagian yaitu perokok ringan

mengisap rokok <11 batang sehari dan perokok berat mengisap rokok

11 sehari.

(42)

merokok (p<0,05). Begitu juga penelitian Safitri (2009) menghasilkan bahwa

merokok mempunyai hubungan dengan usia menopause, dimana wanita yang

merokok akan lebih cepat memasuki usia menopause (p=0,011). Hardy dkk (2000)

menyatakan hal ini disebabkan karena rokok memiliki efek toksik pada fungsi

ovarium dan mempercepat tingkat atresia pada

6. Riwayat Penyakit

folikel.

Menurut Fox-Spencer dan Brown (2007) menjalani pengobatan dengan

radioterapi atau kemoterapi dapat menyebabkan menopause lebih awal. Selain itu

menurut Kusmiran (2011) pengangkatan ovarium juga dapat memicu menopause dini

karena wanita tersebut akan kekurangan estrogen. Berbagai alasan dilakukan

pengangkatan ovarium diantaranya adalah adanya kanker ovarium dan endometriosis

(suatu keadaan dimana jaringan endometrium yang masih berfungsi terdapat di luar

rahim misalnya di ovarium, vagina dan kandung kemih) (Fox-Spencer dan Brown,

2007) dan dari penelitian yang dilakukan Pokoradi dkk (2011) menghasilkan bahwa

wanita yang mempunyai riwayat endometriosis lebih awal memasuki menopause

dibandingkan wanita tanpa riwayat endometriosis.

7. Konsumsi Fitoestrogen

(43)
[image:43.612.110.525.416.684.2]

Bahan tanaman ini banyak terdapat di lingkungan dan sudah sering dikonsumsi untuk

kebutuhan sehari di masyarakat. Fitoestrogen dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu :

isoflavon, coumestan dan lignan. Isoflavon merupakan fitoestrogen yang sering

digunakan di masyarakat (Rishi, 2002). Sumber tanaman kaya fitoestrogen yang

biasanya digunakan adalah kedelai. Berbagai produk olahan berbahan dasar kedelai

seperti tahu, tempe dan kecap telah lama dihasilkan oleh masyarakat Indonesia

(Martadisoebrata dkk, 2005) dan penelitian Thompson dkk (2006) juga menghasilkan

bahwa makanan yang mengandung lebih tinggi fitoestrogen terdapat pada jenis

kedelai dibandingkan fitoestrogen yang ada pada sayuran dan buah-buahan,

sebagaimana terlihat pada tabel berikut :

Tabel 2.1 Kandungan Fitoestrogen per 100 gram Bahan Makanan

No.

Bahan Makanan

Total Kandungan Fitoestrogen (µg)

(44)

Penggunaan fitoestrogen yang bersumber pada makanan diyakini merupakan

cara aman untuk mempertahankan aktivitas hormon estrogen dalam tubuh wanita.

Konsumsi fitoestrogen 30-50 mg/hari diperlukan untuk mendatangkan efek biologis

yang menyehatkan tubuh (Sethcell, 1998). Beberapa studi epidemiologi menunjukkan

konsumsi fitoestrogen dapat meringankan gejala menopause, mengurangi keluhan

panas yang umumnya dialami wanita yang memasuki menopause, mencegah

kehilangan massa tulang/osteoporosis, menurunkan risiko terjadinya kanker payudara

dan penyakit jantung (Hughes, 2003).

Penelitian Muljati dkk (2003) menunjukkan bahwa terdapat hubungan

bermakna antara jumlah tahu yang dikonsumsi dengan usia menopause dimana

p=0,010 dan dinyatakan bahwa wanita yang kurang mengkonsumsi fitoestrogen

memiliki resiko tinggi untuk menopause dini.

2.4 Landasan Teori

Menurut Baziad (2003) saat masuknya wanita dalam fase menopause sangat

berbeda-beda. Wanita di Eropa tidak sama usia menopausenya dengan wanita

di Asia. Faktor genetik kemungkinan berperan terhadap usia menopause.

Wanita kembar dizigot, wanita dengan siklus haid memendek, nullipara, perokok

berat, wanita dengan diabetes mellitus (NIDDM), wanita kurang gizi,

wanita vegetarian, sosioekonomi rendah dan wanita yang hidup pada ketinggian

(45)

alkohol. Kusmiran (2011) juga mengungkapkan bahwa selain faktor genetik dan

merokok, pengangkatan ovarium dan kemoterapi juga dapat memengaruhi

menopause.

Sementera itu menurut Fox-Spencer dan Brown (2007) seorang wanita akan

mengalami menopause dini apabila memiliki kelainan kromosom, pernah menjalani

histerektomi, kemoterapi, memiliki riwayat keluarga yang mengalami menopause

dini dan perokok. Kasdu (2002) menyatakan bahwa usia seorang wanita yang akan

mengalami menopause sangat bervariatif. Hal ini sangat tergantung pada berbagai

faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut adalah menarche, faktor psikis,

jumlah anak, usia melahirkan, pemakaian kontrasepsi, kebiasaan merokok, sosial

ekonomi dan pendidikan.

(46)

2.5 Kerangka Konsep

Berdasarkan landasan teori yang ada, maka kerangka konsep dalam penelitian

ini adalah:

[image:46.612.114.523.190.436.2]

Variabel Independen

Variabel Dependen

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian

Gambar 2.1 menunjukkan bahwa variabel independen (menarche, status

perkawinan, paritas, pemakaian kontrasepsi, merokok, riwayat penyakit dan

konsumsi fitoestrogen) dapat memengaruhi variabel dependen (waktu terjadinya

menopause).

Faktor-faktor yang Memengaruhi :

1. Menarche

2. Status Perkawinan

3. Paritas

4. Pemakaian Kontrasepsi

5. Merokok

6. Riwayat Penyakit

7. Konsumsi Fitoestrogen

Waktu Terjadinya Menopause

1. Normal

(47)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian survei yang bersifat

deskriptif analitik dengan rancangan penelitian cross-sectional dimana melakukan

pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan (Machfoedz, 2008).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Langsa Barat.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2013.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah seluruh wanita berusia 40-55 tahun yang menopause dan

terdaftar sebagai penduduk di wilayah Puskesmas Langsa Barat pada tahun 2013.

3.3.2 Sampel

Besarnya sampel dalam penelitian ini didapat dengan rumus Lemeshow :

(48)

dimana,

α

= tingkat kemaknaan = 5% Z

₁₋�̸₂ (nilai baku normal α=0

,

05 ) adalah 1,96

β

= power = 10%, Z

₁₋

( nilai baku normal pada β=0,10 ) adalah

1,282

Po

= proporsi di populasi yaitu proporsi wanita yang mengalami

menopause normal sebesar 0,63 (Masruroh, 2012).

Pa

= perkiraan proporsi di populasi yaitu proporsi perbedaan sebesar 0,78.

Pa-Po = perkiraan selisih proporsi yang diteliti dengan proporsi di populasi

sebesar 0,15.

Sehingga :

=

1,

96

(

0

,

63

)(

0

,

37

) + 1,282

(

0

,

78

)(

0

,22)

²

(

0

,

78

0

,

63

=

(

0

,

9463

) + (

0

,

5311

)

²

0

,

0225

n = 97

Berdasarkan rumus di atas diperoleh sampel minimal sebanyak 97 orang.

Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 112 orang dan penarikan sampel

dilakukan dengan teknik accidental sampling. Adapun kriteria inklusi adalah wanita

yang mengingat usia menarche

3.4 Metode Pengumpulan Data

(49)

3.5 Metode Pengukuran

[image:49.612.109.522.223.694.2]

Definisi operasional variabel, cara ukur dan hasil ukur dirangkum dalam tabel

sebagai berikut :

Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel, Cara Pengukuran dan Hasil Ukur

Variabel

Definisi Operasional

Cara Ukur

Hasil Ukur

Variabel Dependen

Waktu terjadinya

menopause

Variabel Independen

Menarche

Status perkawinan

Paritas

Pemakaian

kontrasepsi

Merokok

Riwayat penyakit

Konsumsi

fitoestrogen

Saat responden

mengalami berhentinya

menstruasi

selama

minimal 12 bulan,

dengan batasan normal

adalah usia 45–50 tahun.

Usia responden pada saat

mengalami menstruasi

pertama kali.

Status responden dalam

ikatan pernikahan.

Jumlah semua anak yang

pernah dilahirkan

responden.

Suatu cara pengendalian

fertilitas secara hormonal

yang pernah digunakan

oleh responden untuk

mencegah kehamilan.

Status responden yang

berhubungan dengan

kebiasaan mengisap

rokok.

Penyakit yang berkaitan

dengan alat reproduksi

sehingga responden

mengalami menopause

diantaranya

endometriosis, kanker

ovarium, kanker rahim.

Banyaknya fitoestrogen

yang dikonsumsi.

Wawancara

Wawancara

Wawancara

Wawancara

Wawancara

Wawancara

Wawancara

Wawancara

-

Normal

-

Tidak normal

-

<14 tahun

-

14 tahun

-

Menikah

-

Tidak menikah

-

≥2 orang

-

<2 orang

-

Pernah

-

Tidak pernah

-

Tidak merokok

-

Merokok

-

Tidak pernah

menderita

penyakit

-

Pernah

(50)

3.6 Metode Analisis Data

Metode Analisa data yang digunakan adalah

1. Analisis univariat

Analisa ini bertujuan untuk memperoleh gambaran distribusi frekuensi

variabel independen yaitu menarche, status perkawinan, paritas, pemakaian

kontrasepsi, merokok, riwayat penyakit dan konsumsi fitoestrogen serta data variabel

dependen yaitu waktu terjadinya menopause pada wanita usia 40-55 tahun di wilayah

kerja Puskesmas Langsa Barat.

2. Analisis bivariat

Analisis ini bertujuan untuk melihat hubungan antara variabel independen dan

variabel dependen dengan menggunakan uji Chi Square dengan tingkat

=0,05.

Pengambilan keputusan adalah jika

<0,05 maka terdapat hubungan yang signifikan

antara variabel independen dan variabel dependen, tetapi apabila

>0,05 maka tidak

terdapat hubungan yang signifikan antara kedua variabel tersebut.

3. Analisis multivariat

(51)

=

1

1 +

�⁻⁽ᵅ⁺ᵇ

¹

ˣ

¹

⁺ᵇ

²

ˣ

²

⁺ᵇ

³

ˣ

³

⁺ᵇ⁴ˣ⁴⁺ᵇ⁵ˣ⁵⁺ᵇ⁶ˣ⁶⁺ᵇ⁷⁺˟⁷⁾

dimana :

p

= nilai probabilitas waktu terjadinya menopause

ɑ

= konstanta

b

₁,₂,

..,

= nilai beta

X

= variabel menarche

X

= variabel status perkawinan

X

3

X

= variabel paritas

4

X

= variabel pemakaian kontrasepsi

5

X

= variabel merokok

6

X

= variabel konsumsi fitoestrogen

= variabel riwayat penyakit

e

= bilangan alamiah yang besarnya 2,718

Penentuan variabel yang layak masuk sebagai kovariat dalam analisis regresi

logitik berganda adalah variabel pada analisis bivariat yang mempunyai nilai

p<0,25. Variabel tidak diturutkan dalam pengolahan data apabila pada analisis

bivariat ditemukan p>0,25 (Dahlan, 2008).

(52)
(53)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Langsa Barat terletak di Jalan Prof. A. Majid Ibrahim di Desa

Birem Puntong Kota Langsa dan merupakan salah satu Puskesmas yang berada di

wilayah pemerintahan Kota Langsa. Apabila ditinjau dari segi geografi, letak wilayah

kerja Puskesmas Langsa Barat sangat strategis, berada di jalan utama sehingga mudah

dijangkau baik dengan kendaraan roda dua maupun roda empat.

Wilayah kerja Puskesmas Langsa Barat terdiri dari sepuluh desa yaitu Desa

Seurigit, Simpang Lhee, Lhok Banie, Paya Bujok Beuramo, Paya Bujok Teungoh,

Birem Puntong, Alue Dua, Timbang Langsa, Bakaran Batee dan Serambi Indah

dengan luas wilayah ± 48,91 km

2
(54)

ibu dan anak (KIA), poli usila, Unit Gawat Darurat (UGD), poli gigi, laboratorium,

apotek, dan ruang kartu.

Visi Puskesmas Langsa Barat adalah tercapainya Kecamatan sehat menuju

terwujudnya Indonesia sehat, lingkungan sehat, prilaku sehat, cakupan kesehatan

yang bermutu dan derajat kesehatan yang optimal.

Misi pembangunan kesehatan yang diselengggarakan Puskesmas Langsa

Barat adalah mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional.

Misi tersebut adalah :

1.

Menyelenggarakan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerja

Puskesmas

2.

Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah

kerja Puskesmas

3.

Memelihara dan meningkatkan mutu pemerataan dan keterjangkauan pelayanan

kesehatan di wilayah kerja Puskesmas

4.

Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat

di wilayah kerja Puskesmas

4.2

Data Demografi

(55)

Tabel 4.1 Distribusi Penduduk Menurut Usia dan Jenis Kelamin di Wilayah

Kerja Puskesmas Langsa Barat Tahun 2012

No.

Usia

Jenis Kelamin

Total

Pria

Wanita

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

0–4 tahun

5–9 tahun

10–14 tahun

15–19 tahun

20–24 tahun

25–29 tahun

30–34 tahun

35–39 tahun

40–44 tahun

45–49 tahun

50–55 tahun

55–59 tahun

60–64 tahun

65–69 tahun

70–74 tahun

75 +

796

970

960

931

870

867

658

678

605

497

426

383

180

133

84

58

861

1.003

1.012

1.052

910

975

752

708

676

622

427

396

178

157

85

71

1.657

1.973

1.972

1.983

1.780

1.842

1.410

1.386

1.281

1.119

853

779

358

290

169

129

Jumlah

9.096

9.885

18.981

[image:55.612.105.525.155.420.2]
(56)

4.3 Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi suku bangsa, pendidikan

terakhir yang telah dilalui, pekerjaan, usia menopause, usia menarche, status

perkawinan dan paritas.

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik di Wilayah Kerja

Puskesmas Langsa Barat Tahun 2013

No.

Karakteristik Responden

n

%

1.

2.

3.

4.

Suku Bangsa

Aceh

Jawa

Padang

Batak

Pendidikan

Tidak Sekolah/Tidak Tamat SD

Tamat SD/sederajat

Tamat SMP/sederajat

Tamat SMA/sederajat

[image:56.612.118.526.262.689.2]
(57)

Tabel 4.2 (Lanjutan)

No.

Karakteristik Responden

n

%

5.

6.

7.

Usia Menarche

<14 tahun

≥14 tahun

Status Perkawinan

Menikah

Tidak Menikah

Paritas

≥2 orang

<2 orang

75

37

99

13

83

29

67,0

33,0

88,4

11,6

74,1

25,9

Jumlah

112

100,0

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa sebagian besar suku bangsa

responden adalah suku Aceh sebanyak 76 orang (67,9%), pendidikan responden

sebagian besar berada pada tingkat tamat SD/sederajat sebanyak 56 orang (50%) dan

terdapat 88 orang (78,6%) yang hanya menjadi ibu rumah tangga saja, mengalami

menopause pada usia 50 tahun (23,2%) dengan rata-rata usia menopause 47,63 tahun,

mengalami menarche pada usia <14 tahun sebanyak 75 orang (67%) dengan rata-rata

usia menarche 12,94 tahun atau 13 tahun, tidak menikah sebanyak 13 orang (11,6%)

dan paritas

2 sebanyak 83 orang (74,1%).

4.4 Analisis Univariat

[image:57.612.107.525.138.284.2]
(58)
[image:58.612.108.527.155.215.2]

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Waktu terjadinya Menopause di

Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Barat Tahun 2013

No.

Waktu terjadinya Menopause

n

%

1.

2.

Normal

Tidak Normal

65

47

58,0

42,0

Jumlah

112

100,0

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa terdapat sebesar 42% responden

yang mengalami waktu terjadinya menopause tidak normal. Adapun responden

yang mengalami menopause lebih cepat (usia menopause <45 tahun) sebanyak 26

orang dan yang mengalami menopause lebih lambat (usia menopause >50 tahun)

sebanyak 21 orang.

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pemakaian Kontrasepsi di

Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Barat Tahun 2013

No.

Pemakaian Kontrasepsi

n

%

1.

2.

Pernah

Tidak Pernah

36

76

32,1

67,9

Jumlah

112

100,0

[image:58.612.108.532.407.468.2]
(59)

Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Merokok di Wilayah

Kerja Puskesmas Langsa Barat Tahun 2013

No.

Kebiasaan Merokok

n

%

1.

2.

Tidak Merokok

Merokok

100

12

89,3

10,7

Jumlah

112

100,0

[image:59.612.109.537.324.384.2]

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa responden yang mempunyai

kebiasaan merokok yaitu sebanyak 12 orang (10,7%).

Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Penyakit di Wilayah

Kerja Puskesmas Langsa Barat Tahun 2013

No.

Riwayat Penyakit

n

%

1.

2.

Tidak pernah

Pernah

105

7

93,75

6,25

Jumlah

112

100,0

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa terdapat responden yang

mempunyai riwayat penyakit yang berhubungan dengan alat reproduksi yaitu sebesar

6,25% meliputi jenis penyakit yang diderita adalah endometriosis dan

rhematoid

arthritis masing-masing sebanyak 2 orang dan responden yang menderita diabetes

mellitus sebanyak 3 orang.

Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Konsumsi Fitoestrogen di

Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Barat Tahun 2013

No.

Konsumsi Fitoestrogen

n

%

1.

2.

30 mg/hari

<30 mg/hari

33

79

29,5

70,5

Jumlah

112

100,0

(60)
[image:60.612.105.526.156.366.2]

Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Perubahan Fisik pada Masa

Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Barat Tahun 2013

No.

Perubahan Fisik

Ya

Tidak

n

%

n

%

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

Haid tidak teratur menjelang menopause

Rasa panas pada wajah

Penurunan keinginan seksual

Rasa sakit pada saat hubungan seksual

Keinginan buang air kecil meningkat

Adanya perubahan pada kulit

Berat badan bertambah

Cepat lelah

Keringat yang banyak pada malam hari

Sulit tidur

Jantung berdebar-debar

Nyeri tulang dan otot

Hilangnya kepekaan pada lidah

(61)
[image:61.612.112.523.155.298.2]

Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Perubahan Psikologis pada Masa

Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Barat Tahun 2013

No.

Perubahan Psikologis

Ya

Tidak

n

%

n

%

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Adanya kecemasan

Mudah tersinggung

Merasa takut menjadi tua

Merasa tidak dibutuhkan lagi

Merasa sudah tidak cantik lagi

Ingatan menurun

Suasana hati tidak menentu

Susah berkosentrasi

97

91

65

68

67

98

104

103

86,6

81,3

58,0

60,7

59,8

87,5

92,9

92,0

15

21

47

44

45

14

8

9

13,4

18,8

42,0

39,3

40,2

12,5

7,1

8,0

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden

merasakan adanya kecemasan sebesar 86,6%, mudah tersinggung sebanyak

81,3%, merasa takut menjadi tua sebesar 58%, merasa tida

Gambar

Tabel 2.1  Kandungan Fitoestrogen per 100 gram Bahan Makanan
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian
Tabel 3.2   Definisi Operasional Variabel, Cara Pengukuran dan Hasil Ukur
Tabel 4.1 Distribusi Penduduk Menurut Usia dan Jenis Kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Barat Tahun 2012
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio, Return On Asset dan Non Performing Loan secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah kredit,

Dengan adanya sistem informasi berbasis web ini, diharapkan tentunya akan lebih mempermudah pengolahan data di Kelurahan Alang-Alang Lebar termasuk di dalamnya pencarian

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Pengawasan, Kompetensi, Dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kinerja Pegawai Pada

Dari hasil analisis terhadap sifat kimia air irigasi diketahui bahwa pH air mengalami penurunan selama empat musim tanam, daya hantar listrik mengalami peningkatan pada

Pengolahan biji nangka menjadi makanan keripik biji nangka memberikan alternatif lain kepada masyarakat untuk mengkonsumsi buah nangka dalam bentuk produk olahan lain

f. DWI KARYA dilanjutkan untuk.. Evaluasi harga dilakukan terhadap penyedia yang memenuhi persyaratan evaluasi Administrasi dan evaluasi teknis;. 2. Sebelum melakukan

melakukannya kecuali dengan sesuatu yang ditakdirkan Allah kepadamu, dan seandainya mereka bersatu untuk mencelakakan kamu dengan sesuatu, niscaya mereka tidak akan dapat

Teknologi VoIP adalah cara berkomunikasi suara ( voice ) melalui jaringan Internet, sehingga komunikasi jarak jauh SLJJ maupun SLI dapat dilakukan dengan biaya