FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI WAKTU TERJADINYA
MENOPAUSE PADA WANITA USIA 40 – 55 TAHUN
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LANGSA BARAT
TESIS
OLEH
EVA SULISTIANY
117032215/IKM
PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI WAKTU TERJADINYA
MENOPAUSE PADA WANITA USIA 40 – 55 TAHUN
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LANGSA BARAT
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes)
dalam Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Minat Studi Kesehatan Reproduksi
pada Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara
OLEH
EVA SULISTIANY
117032215/IKM
PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Judul Tesis
: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI
WAKTU TERJADINYA MENOPAUSE PADA
WANITA USIA 40-55 TAHUN DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS LANGSA BARAT
Nama Mahasiswa
: Eva Sulistiany
Nomor Induk Mahasiswa : 117032215
Program Studi
: S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Minat Sudi
: Kesehatan Reproduksi
Menyetujui
Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Ir. Albiner Siagian, M.Si)
(
Ketua
Anggota
Asfriyati S.K.M, M.Kes)
Dekan
(Dr. Drs. Surya Utama, M.S
)
Telah Diuji
pada Tanggal : 28 Agustus 2013
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua
: Prof. Dr. Ir. Albiner Siagian, M.Si
Anggota
: 1. Asfriyati, S.K.M, M.Kes
PERNYATAAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI WAKTU TERJADINYA
MENOPAUSE PADA WANITA USIA 40 - 55 TAHUN
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LANGSA BARAT
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Medan, September 2013
ABSTRAK
Menopause merupakan akhir dari usia reproduksi pada seorang wanita.
Wanita yang memasuki masa menopause akan mengalami penurunan tingkat kadar
hormon estrogen yang menyebabkan wanita tersebut mengalami keluhan-keluhan
yang mengganggu aktivitas sehari-hari, bahkan dapat menurunkan kualitas hidupnya.
Wanita memasuki masa menopause pada rentang waktu yang berbeda-beda, yaitu
berada pada usia 45–50 tahun.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi
waktu terjadinya menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Barat. Jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian survei yang bersifat deskriptif analitik
dengan rancangan cross
sectional. Sampel dalam penelitian ini melibatkan wanita
usia 40–55 tahun yang menopause sebanyak 112 orang dengan penarikan sampel
menggunakan tekhnik accidental sampling serta data dikumpulkan dengan metode
wawancara. Analisis data yang dilakukan dengan analisis bivariat menggunakan uji
chi-square pada tingkat kemaknaan
⍺
=0,05 dan analisis multivariat dengan
menggunakan uji regresi logistik berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa waktu terjadinya menopause pada
wanita usia 40-55 tahun termasuk dalam kategori normal (58%), usia menarche < 14
tahun (67%), tidak menikah (88,4%), paritas < 2 (74,1%), tidak pernah memakai
kontrasepsi (67,9%), tidak mempunyai kebiasaan merokok (89,3%), tidak pernah
mempunyai riwayat penyakit yang berhubungan dengan reproduksi (93,75%) dan
mengkonsumsi fitoestrogen < 30 mg/hari (70,5%). Uji regresi logistik berganda
menunjukkan bahwa konsumsi fitoestrogen memiliki pengaruh yang paling besar
dibandingkan usia menarche dan paritas terhadap waktu terjadinya menopause
(OR=4,004).
Diharapkan kepada pihak Puskesmas Langsa Barat agar melakukan
sosialisasi tentang faktor-faktor yang memengaruhi waktu terjadinya menopause
melalui penyuluhan-penyuluhan.
ABSTRACT
Menopause is the end of a reproductive-aged of woman. A woman who
reaches menopause period will experience the decrease in estrogen hormone level
which causes her to experience complaints that disturb her daily activities or can
even lower her quality of life. Women reach menopause period in different span of
time, from 45 to 50 years old.
The objective of the research was to know some factors which influence the
incident of menopause in the working area of Langsa Barat Health Center. The type
of the research was a survey with descriptive analytic method and cross sectional
design. The samples comprised 112 women of 40 to 55 years old who had reached
menopause period, using accidental sampling technique. The data were gathered by
conducting interviews and analyzed by using bivariate analysis with chi square test at
the significance level α
=0.05 and multivariate analysis using the multiple logistic
regression tests.
The result of the research showed the normal incident of menopause (58%),
the age of menarche <14 years (67%), unmarried ((88.4%), parity <2 (74.1%), never
used contraception (67.9%), not used to smoking (89.3%), never have history of
disease (93.75%), and consuming phytoestrogen <30 mg/day (70.5%). Statistic test
with multiple logistic regression showed that phytoestrogen consumption had more
dominant influence than the age of menarche and parity on the time of the incident of
menopause (OR=4.004)
It is recommended that the management of Langsa Barat Health Center
should socialize the factors which influence the incident of menopause through
counseling.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas segala
karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis
dengan judul “Faktor-faktor yang Memengaruhi Waktu Terjadinya Menopause pada
Wanita Usia 40–55 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Barat”.
Penulisan tesis ini merupakan salah satu persyaratan akademik untuk
menyelesaikan pendidikan Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi
Kesehatan Reproduksi pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera
Utara.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terlaksana dengan baik
tanpa bantuan, dukungan, bimbingan dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena
itu pada kesempatan ini izinkanlah penulis untuk mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), Sp.A(K) selaku Rektor
Universitas Sumatera Utara.
2.
Dr. Drs. Surya Utama, M.S selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.
3.
Dr. Ir. Evawany. Y. Aritonang, M.Si selaku Sekretaris Program Studi S2 Ilmu
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
perhatian dan kesabaran dalam memberikan bimbingan dan arahan mulai dari
penyusunan proposal hingga penulisan tesis selesai.
5.
dr. Ria Masniari Lubis, M.Si selaku Ketua Komisi Penguji dan dr. Yusniwarti
Yusad, M.Si selaku Anggota Komisi Penguji yang telah memberikan masukan
dan saran demi kesempurnaan tesis ini.
6.
Ibu-ibu yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.
7.
Seluruh dosen dan staf di lingkungan Program Studi S2 Ilmu Kesehatan
Masyarakat Minat Studi Kesehatan Reproduksi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu yang sangat berarti
selama penulis mengikuti pendidikan.
8.
dr. Novita Soviati, selaku Kepala Puskesmas Langsa Barat yang telah
memberikan izin untuk melakukan penelitian.
9.
Kedua orang tua penulis, Ayahanda H. M. Amin Nyak Polem dan Ibunda
Hj. Nurhayati beserta seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan,
bantuan dan doanya.
10.
Ibunda Hafsah yang telah memberikan dukungan dan doanya.
11.
Suami tercinta Abangda Lukman Hakim dan ananda tercinta Saskia Ulfa Sari
yang telah memberikan dukungan, bantuan dan doanya.
Hanya Allah SWT yang senantiasa dapat memberikan balasan atas kebaikan
yang telah diperbuat. Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan,
untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan tesis ini.
Medan, September 2013
Penulis
Eva Sulistiany
117032215/IKM
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Eva Sulistiany, lahir di Sigli pada tanggal 21 Februari 1971,
anak kedua dari delapan bersaudara, dari pasangan Ayahanda H. M. Amin Nyak
Polem dan Ibunda Hj. Nurhayati. Penulis menikah pada tahun 2001 dengan
Abangda Lukman Hakim dan pada tahun 2008 dikarunia seorang putri yang bernama
Saskia Ulfa Sari.
Penulis memulai pandidikan Sekolah Dasar di SD YPDP Pangkalan Berandan
pada tahun 1978-1983, selanjutnya Sekolah Menengah Pertama di SMP YPDP
Pangkalan Susu, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri
Pangkalan Berandan, setelah itu melanjutkan ke D III Keperawatan di AKPER
Dep. Kes Banda Aceh dan tamat tahun 1992. Kemudian pada tahun 2000 penulis
melanjutkan pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera
Utara dan selesai pada tahun 2003. Penulis bekerja sebagai staf pengajar di Prodi
Keperawatan Langsa sejak tahun 1996 sampai saat ini.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK...
i
ABSTRACT
... ii
KATA PENGANTAR...
iii
RIWAYAT HIDUP...
vi
DAFTAR ISI...
vii
DAFTAR TABEL...
ix
DAFTAR LAMPIRAN...
xi
BAB 1. PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Permasalahan... 7
1.3 Tujuan Penelitian...
7
1.4 Hipotesis...
8
1.5 Manfaat Penelitian...
8
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA...
9
2.1 Menopause...
9
2.1.1 Batasan Usia Menopause...
9
2.1.2 Klasifikasi Menopause...
11
2.1.3 Proses Menopause...
13
2.2 Perubahan yang Terjadi pada Masa Menopause...
14
2.2.1 Perubahan Fisik pada Masa Menopause...
14
2.2.2 Perubahan Psikologis pada Masa Menopause...
18
2.3 Faktor-faktor yang Memengaruhi Menopause...
19
2.4 Landasan Teori...
26
2.5 Kerangka Konsep...
28
BAB 3. METODE PENELITIAN...
29
3.1 Jenis Penelitian...
29
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian...
29
3.2.1 Lokasi...
29
3.2.2 Waktu Penelitian...
29
3.3 Populasi dan Sampel...
29
3.3.1 Populasi...
29
3.3.2 Sampel...
29
3.4 Metode Pengumpulan Data...
30
3.5 Metode Pengukuran...
31
BAB 4. HASIL PENELITIAN...
35
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian...
35
4.2 Data Demografi... ...
36
4.3 Karakteristik Responden...
38
4.4 Analisis Univariat...
39
4.5 Analisis Bivariat...
43
4.6 Analisis Multivariat...
48
BAB 5. PEMBAHASAN...
51
5.1 Waktu Terjadinya Menopause...
51
5.2 Pengaruh Menarche terhadap Waktu Terjadinya Menopause...
52
5.3 Pengaruh Status Perkawinan terhadap Waktu Terjadinya
Menopause...
54
5.4 Pengaruh Paritas terhadap Waktu Terjadinya Menopause...
55
5.5 Pengaruh Pemakaian Kontrasepsi terhadap Waktu Terjadinya
Menopause...
56
5.6 Pengaruh Kebiasaan Merokok terhadap Waktu Terjadinya
Menopause...
57
5.7 Pengaruh Riwayat Penyakit terhadap Waktu Terjadinya
Menopause...
59
5.8 Pengaruh Konsumsi Fitoestrogen terhadap Waktu Terjadinya
Menopause...
61
5.9 Perubahan-perubahan pada Masa menopause...
63
5.9.1 Perubahan Fisik pada Masa Menopause...
63
5.9.2 Perubahan Psikologis pada Masa Menopause... 67
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN...
71
6.1 Kesimpulan ...
71
6.2 Saran ...
72
DAFTAR TABEL
No.
Judul Halaman
2.1
Kandungan Fitoestrogen per 100 gram Bahan Makanan... ...
25
3.2
Definisi Operasional Variabel, Cara Pengukuran dan Hasil Ukur...
31
4.1
Distribusi Penduduk Menurut Usia dan Jenis Kelamin di Wilayah Kerja
Puskesmas Langsa Barat Tahun 2012 ...
37
4.2
Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik di Wilayah Kerja
Puskesmas Langsa Barat ...
38
4.3
Distribusi Responden Berdasarkan Waktu Terjadinya Menopause di
Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Barat Tahun 2013 ... 40
4.4
Distribusi Responden Berdasarkan Pemakaian Kontrasepsi di Wilayah
Kerja Puskesmas Langsa Barat Tahun 2013...
40
4.5
Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Merokok di Wilayah
Kerja Puskesmas Langsa Barat Tahun 2013... ...
41
4.6
Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Penyakit di Wilayah Kerja
Puskesmas Langsa Barat Tahun 2013 ...
41
4.7
Distribusi Responden Berdasarkan Konsumsi Fitoestrogen di Wilayah
Kerja Puskesmas Langsa Barat Tahun 2013... ...
41
4.8
Distribusi Responden Berdasarkan Perubahan Fisik pada Masa
Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Barat Tahun 2013 ...
42
4.9
Distribusi Responden Berdasarkan Perubahan Psikologis pada Masa
Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Barat Tahun 2013 ...
43
4.10
Pengaruh Usia Menarche terhadap Waktu Terjadinya Menopause di
Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Barat Tahun 2013 ...
44
4.11 Pengaruh Status Perkawinan terhadap Waktu Terjadinya Menopause di
4.12
Pengaruh Paritas terhadap Waktu Terjadinya Menopause di Wilayah
Kerja Puskesmas Langsa Barat Tahun 2013 ...
45
4.13
Pengaruh Pemakaian Kontrasepsi terhadap Waktu Terjadinya
Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Barat Tahun 2013 ...
45
4.14
Pengaruh Kebiasaan Merokok terhadap Waktu Terjadinya Menopause
di Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Barat Tahun 2013 ...
46
4.15 Pengaruh Riwayat Penyakit terhadap Waktu Terjadinya Menopause di
Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Barat Tahun 2013 ...
47
4.16 Pengaruh Konsumsi Fitoestrogen terhadap Waktu terjadinya
Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Barat Tahun 2013 ...
47
4.17
Pemilihan Kandidat Model untuk Multivariat ...
49
4.18
Hasil Analisis Regresi Logistik Ganda ...
49
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Judul Halaman
1.
Kuesioner Penelitian ...
80
2.
Master Tabel ...
85
3.
Hasil Uji Statistik ...
100
4.
Surat Izin Survei Pendahuluan. ...
120
5.
Surat Permohonan Izin Penelitian ...
121
ABSTRAK
Menopause merupakan akhir dari usia reproduksi pada seorang wanita.
Wanita yang memasuki masa menopause akan mengalami penurunan tingkat kadar
hormon estrogen yang menyebabkan wanita tersebut mengalami keluhan-keluhan
yang mengganggu aktivitas sehari-hari, bahkan dapat menurunkan kualitas hidupnya.
Wanita memasuki masa menopause pada rentang waktu yang berbeda-beda, yaitu
berada pada usia 45–50 tahun.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi
waktu terjadinya menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Barat. Jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian survei yang bersifat deskriptif analitik
dengan rancangan cross
sectional. Sampel dalam penelitian ini melibatkan wanita
usia 40–55 tahun yang menopause sebanyak 112 orang dengan penarikan sampel
menggunakan tekhnik accidental sampling serta data dikumpulkan dengan metode
wawancara. Analisis data yang dilakukan dengan analisis bivariat menggunakan uji
chi-square pada tingkat kemaknaan
⍺
=0,05 dan analisis multivariat dengan
menggunakan uji regresi logistik berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa waktu terjadinya menopause pada
wanita usia 40-55 tahun termasuk dalam kategori normal (58%), usia menarche < 14
tahun (67%), tidak menikah (88,4%), paritas < 2 (74,1%), tidak pernah memakai
kontrasepsi (67,9%), tidak mempunyai kebiasaan merokok (89,3%), tidak pernah
mempunyai riwayat penyakit yang berhubungan dengan reproduksi (93,75%) dan
mengkonsumsi fitoestrogen < 30 mg/hari (70,5%). Uji regresi logistik berganda
menunjukkan bahwa konsumsi fitoestrogen memiliki pengaruh yang paling besar
dibandingkan usia menarche dan paritas terhadap waktu terjadinya menopause
(OR=4,004).
Diharapkan kepada pihak Puskesmas Langsa Barat agar melakukan
sosialisasi tentang faktor-faktor yang memengaruhi waktu terjadinya menopause
melalui penyuluhan-penyuluhan.
ABSTRACT
Menopause is the end of a reproductive-aged of woman. A woman who
reaches menopause period will experience the decrease in estrogen hormone level
which causes her to experience complaints that disturb her daily activities or can
even lower her quality of life. Women reach menopause period in different span of
time, from 45 to 50 years old.
The objective of the research was to know some factors which influence the
incident of menopause in the working area of Langsa Barat Health Center. The type
of the research was a survey with descriptive analytic method and cross sectional
design. The samples comprised 112 women of 40 to 55 years old who had reached
menopause period, using accidental sampling technique. The data were gathered by
conducting interviews and analyzed by using bivariate analysis with chi square test at
the significance level α
=0.05 and multivariate analysis using the multiple logistic
regression tests.
The result of the research showed the normal incident of menopause (58%),
the age of menarche <14 years (67%), unmarried ((88.4%), parity <2 (74.1%), never
used contraception (67.9%), not used to smoking (89.3%), never have history of
disease (93.75%), and consuming phytoestrogen <30 mg/day (70.5%). Statistic test
with multiple logistic regression showed that phytoestrogen consumption had more
dominant influence than the age of menarche and parity on the time of the incident of
menopause (OR=4.004)
It is recommended that the management of Langsa Barat Health Center
should socialize the factors which influence the incident of menopause through
counseling.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menopause merupakan masa yang pasti dihadapi dalam perjalanan hidup
seorang perempuan dan suatu proses alamiah sejalan dengan bertambahnya usia.
Menopause bukanlah suatu penyakit ataupun kelainan dan terjadi pada akhir siklus
menstruasi yang terakhir tetapi kepastiannya baru diperoleh jika seorang wanita
sudah tidak mengalami siklus haidnya selama minimal 12 bulan. Hal ini disebabkan
karena pembentukan hormon estrogen dan progesteron dari ovarium wanita
berkurang, ovarium berhenti “melepaskan” sel telur sehingga aktivitas menstruasi
berkurang dan akhirnya berhenti sama sekali. Pada masa ini terjadi penurunan jumlah
hormon estrogen yang sangat penting untuk mempertahankan faal tubuh (Proverawati
dan Sulistyawati, 2010)
Wanita yang mengalami menopause merasakan pergeseran dan
perubahan-perubahan fisik dan psikis yang mengakibatkan timbulnya satu krisis dan
dimanifestasikan dalam simptom-simptom psikologis antara lain adalah depresi,
murung, mudah tersinggung, mudah jadi marah, mudah curiga dan diliputi banyak
kecemasan, insomnia atau tidak bisa tidur karena sangat bingung dan gelisah.
Gejala-gejala ini akan muncul atau kadang tidak ada sama sekali. Kondisi ini tergantung
individual masing-masing (Kartono, 1992).
Hasil penelitian yang dilakukan Delavar dan Hajjahmadi (2011) di Iran Utara
terdapat lima gejala yang paling umum pada wanita menopause adalah gampang
tersinggung (72,1%), nyeri sendi (70,6%), nyeri punggung (61,2%), hot flushes
(49,3%) dan sakit kepala (49,2%). Menurut Kusmiran (2011) menopause juga
mempengaruhi sepertiga dari kehidupan wanita. Permasalahan yang menyebabkan
kematian pada wanita menopause adalah penyakit jantung. Satu dari dua wanita
meninggal setelah postmenopause karena penyakit jantung atau stroke, satu dari dua
puluh wanita meninggal karena kanker payudara. Shimp dan Smith (2000)
menyatakan bahwa penyakit jantung koroner merupakan penyebab utama kematian
bagi wanita di Amerika Serikat dimana lebih dari 53% wanita postmenopause akan
meninggal akibat penyakit jantung dan lebih dari 90% pasien yang terkena
osteoporosis adalah wanita postmenopause.
diperkirakan akan meningkat menjadi 1,2 miliar pada tahun 2030, dengan jumlah
wanita yang memasuki menopause sebanyak 47 juta setiap tahunnya (Hill, 1996).
Menurut WHO (2003) terdapat sekitar 600 juta orang di dunia berusia 60
tahun ke atas. Jumlah ini akan berlipat ganda pada tahun 2025 dan pada tahun 2050
akan mencapai dua miliar, sebagian besar dari mereka akan berada di negara
berkembang. Pada tahun 2025, di negara-negara seperti Brazil, China dan Thailand,
proporsi orang tua akan di atas 15% dari populasi, sementara di Kolombia, Indonesia
dan Kenya akan meningkat hingga 400% selama 25
Pada tahun 2000 jumlah penduduk Indonesia mencapai 203,46 juta orang
yang terdiri dari 101,64 juta pria dan 101,8 juta wanita dan jumlah wanita yang
berusia di atas 50 tahun dan diperkirakan telah memasuki usia menopause sebanyak
15,5 juta orang serta pada tahun 2020 diperkirakan jumlah wanita yang hidup dalam
usia menopause adalah 30,3 juta orang (Baziad, 2003) selain itu diperkirakan
penduduk Indonesia akan meningkat pada tahun 2025 menjadi 270,54 juta orang dan
jumlah wanita yang berusia di atas 50 tahun diperkirakan sebanyak 34,4 juta orang
(Bappenas, 2008).
tahun ke depan.
Sampai akhir abad ke-21 di Indonesia akan dijumpai sekitar 8-10% lansia dan
wanita lebih banyak dibandingkan dengan kaum pria. Dalam perjalanan hidupnya
seorang wanita yang mencapai umur sekitar 45 tahun, mengalami penuaan indung
telur, sehingga tidak sanggup memenuhi estrogen (Manuaba, 2009).
berusia 50 tahun ke atas sebanyak 388.609 jiwa dan menurut Bappenas (2008)
diperkirakan pada tahun 2020 wanita Aceh yang berusia 50 tahun ke atas berjumlah
463.700 jiwa.
Tidak ada perhitungan yang tepat mengenai mengenai usia pastinya seorang
wanita akan mengalami menopause, hal ini tergantung dari setiap individu. Menurut
Yatim (2001) rata-rata seorang wanita memasuki masa menopause berbeda pada
setiap ras. Meskipun dalam satu ras, tetap tidak sama pada setiap orang. Wanita
Eropa (ras Kaukasus) mengalami menopause usia 47,49-50,2 tahun, wanita ras Negro
pada usia 49,31 tahun, wanita ras Melanesia adalah usia 47,3 tahun dan wanita ras
Asia mengalami menopause pada usia 44 tahun.
Penelitian yang dilakukan Pokoradi dkk (2011) menggambarkan bahwa
wanita Inggris mengalami menopause alami rata-rata pada usia 49 tahun dan
mengalami menopause karena proses pembedahan rata-rata usia 42,4 tahun. Menurut
Morgan dan Hamilton (2009) terdapat 6% wanita mengalami menopause pada usia
35 tahun, 25% pada usia 44 tahun dan 75% pada usia 50 tahun, serta 94% pada usia
55 tahun.
usia menopause 47,4 tahun dan penelitian Anggraini (2001) di Kecamatan Kartasura
yang menemukan rata-rata usia menopause 49,7 tahun.
Wanita usia menopause akan banyak mengalami risiko kesehatan karena
berkurangnya estrogen, maka sudah sepantasnya perhatian besar diberikan. Hal-hal
yang perlu diperhatikan diantaranya adalah mengatur gaya hidup yang lebih sehat
dengan memperhatikan gizi seimbang, menghindarkan stress, mengawasi tekanan
darah dan olahraga teratur (Fairus dan Prasetyowati, 2011).
Penduduk kota Langsa pada tahun 2011 berjumlah 152.355 jiwa dengan
wanita yang berusia 50 tahun ke atas sebanyak 12.754 jiwa (Dinas Kesehatan Kota
Langsa, 2011). Puskesmas Langsa Barat yang merupakan bagian dari Dinas
Kesehatan Kota Langsa, pada tahun 2012 memiliki jumlah penduduk sebanyak
18.981 jiwa dan jumlah wanita yang berusia 40–55 tahun sebanyak 1.725 jiwa.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Langsa
Barat diperoleh data bahwa dari 20 orang wanita berusia 45-55 tahun yang diambil
dari 10 desa (masing-masing desa sebanyak 2 orang) terdapat sebanyak 2 orang
(10%) belum menopause dan sebanyak 18 orang (90%) telah menopause,
diantaranya usia menopause <45 tahun sebanyak 2 orang (11,11%) dan usia
menopause >50 tahun sebanyak 9 orang (50%).
terdapat usia menarche <14 tahun (50%), jumlah anak <2 orang (100%), tidak
menggunakan kontrasepsi (100%), mempunyai kebiasaan merokok (50%),
mempunyai riwayat penyakit (50%). Sementara bila dilihat dari pola makan,
terdapat sebesar 66,67% yang mengkonsumsi sayuran, buah-buahan dan jenis
kacang-kacangan (termasuk tahu dan tempe) <3 kali seminggu.
Banyak hal yang dapat memengaruhi menopause, diantaranya faktor usia
sewaktu mendapat haid pertama (menarche), status pernikahan, jumlah anak,
pemakaian kontrasepsi dan merokok (Kasdu, 2002) sedangkan menurut Baziad
(2003) memasuki usia menopause lebih awal dijumpai pada wanita kembar dizigot
atau wanita yang siklus haid yang pendek, wanita nullipara, wanita dengan diabetes
mellitus (NIDDM), perokok berat, kurang gizi, wanita vegetarian, wanita dengan
sosioekonomi rendah dan wanita yang hidup pada ketinggian >4000 m. Selain itu
Kusmiran (2011) juga menyebutkan bahwa faktor-faktor seperti genetik, merokok,
pengangkatan ovarium dan kemoterapi memengaruhi menopause.
pernah menggunakan terapi hormon pengganti berhubungan terjadinya menopause
dini.
Mengingat banyak faktor yang memengaruhi menopause dan terbatasnya
data yang ada maka penulis hanya meneliti beberapa faktor yaitu usia menarche,
status perkawinan, paritas, pemakaian kontrasepsi, kebiasaan merokok, riwayat
penyakit dan konsumsi fitoestrogen pada wanita usia 40–55 tahun di wilayah kerja
Puskesmas Langsa Barat.
1.2 Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas yang menjadi permasalahan dalam
penelitian ini adalah rata-rata wanita yang mendapatkan menopause terjadi pada
saat usia 45–50 tahun, tetapi pada studi pendahuluan di wilayah kerja Puskesmas
Langsa Barat terdapat wanita dengan usia menopause di luar dari rata-rata, maka
untuk itu perlu diketahui faktor-faktor apakah yang memengaruhi waktu
terjadinya menopause pada wanita di wilayah kerja Puskesmas Langsa Barat.
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Hipotesis
Faktor-faktor (usia menarche, status perkawinan, paritas, pemakaian kontrasepsi,
kebiasaan merokok, riwayat penyakit dan konsumsi fitoestrogen) berpengaruh
terhadap waktu terjadinya menopause.
1.5 Manfaat Penelitian
1.
Sebagai informasi bagi Puskesmas Langsa Barat dalam membuat perencanaan
kesehatan khususnya kesehatan reproduksi pada masa menopause sehingga
diharapkan wanita tepat waktu saat memasuki menopause.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Menopause
Istilah menopause pertama kali digunakan pada tahun 1872. Istilah ini berasal
dari kata Yunani yaitu meno yang berarti bulan dan paussis yang berarti jeda. Pada
saat itu, dunia kedokteran barat melihat menopause sebagai krisis medis yang
berpotensi menyebabkan berbagai penyakit mulai dari diare hingga diabetes
(Clark, 2005).
Menopause didefinisikan secara klinis sebagai waktu dimana seorang wanita
tidak mengalami menstruasi selama satu tahun, yang diawali dengan tidak teraturnya
periode menstruasi dan diikuti dengan berhentinya periode menstruasi. Menopause
merupakan fase dalam kehidupan seorang wanita yang ditandai dengan berhentinya
masa subur (Northrup, 2006).
Menurut Winkjosastro (2008) menopause adalah haid terakhir, atau saat
terjadinya haid terakhir. Diagnosis dibuat setelah terdapat amenorea
sekurang-kurangnya satu tahun. Berhentinya haid dapat didahului oleh siklus haid yang lebih
panjang, dengan perdarahan yang berkurang.
2.1.1 Batasan Usia Menopause
umur yang lebih tua (Sibagariang dkk, 2010) dan Manuaba (1993) juga berpendapat
bahwa rata-rata usia menopause 45–50 tahun.
Menopause terjadi pada akhir suatu siklus yang dimulai pada masa remaja
dengan munculnya menarche. Secara umum, wanita barat pertama kali mendapat
menstruasi pada usia 12 tahun, sedangkan haid berakhir pada usia 45 sampai
53 tahun. Relatif sedikit wanita mulai menopause pada usia 40 tahun dan beberapa
mengalaminya setelah berusia 53 tahun (Reitz, 1993).
Amigomi dkk (2000) dalam penelitiannya memperlihatkan bahwa rata-rata
wanita Itali mulai menopause pada usia 50,2 tahun dan hasil penelitian Reynolds dan
Obermeyer (2003) mengambarkan rata-rata wanita menopause di Maroko pada usia
48,4 tahun, selain itu Oya dan Mellem (2004) melaporkan bahwa wanita di kota
Ankara Turki rata-rata menopause pada usia 47 tahun serta Reynolds dan Obermeyer
(2005) mendapatkan hasil rata-rata wanita menopause di Spanyol saat usia 51,7 tahun
serta di Amerika pada usia 52,6 tahun. Sementara wanita Cina rata-rata mengalami
menopause pada usia 50 tahun (Li, 2012).
Menurut Syaifuddin (2009) menopause terjadi pada usia 45-50 tahun. Pada
masa menopause, siklus haid menjadi tidak teratur, ovulasi tidak terjadi selama
beberapa siklus, selama beberapa bulan atau beberapa tahun dan terhenti sama sekali.
2.1.2 Klasifikasi Menopause
Seorang wanita mengalami menopause dalam waktu yang berbeda-beda,
dapat terjadi cepat ataupun lambat tergantung jenis menopause yang dialaminya.
Menopause dapat dibagi dalam empat jenis yaitu :
1. Menopause Alamiah
Menopause alamiah terjadi secara bertahap, biasanya antara usia empat puluh
lima dan lima puluh, pada diri wanita yang paling tidak mempunyai satu indung telur.
Durasinya, dalam kebanyakan kasus adalah lima sampai sepuluh tahun, meskipun
seluruh proses itu kadang-kadang memerlukan waktu tiga belas tahun. Selama itu,
menstruasi dapat berhenti selama beberapa bulan dan kemudian kembali, dimana
durasi, intensitas, dan alirannya dapat bertambah atau berkurang (Northrup, 2006).
2. Menopause Prematur
3. Menopause Terlambat
Menopause terlambat adalah menopause yang terjadi pada usia 55 tahun
ke atas. Salah satu faktor yang memungkinkan seorang wanita akan mengalami
keterlambatan menopause adalah apabila memiliki kelebihan berat badan. Sebagian
besar estrogen dibuat didalam endometrium, akan tetapi sejumlah kecil estrogen juga
dibuat di bagian tubuh yang lain, termasuk di sel-sel lemak. Apabila seorang wanita
mengalami obesitas maka wanita tersebut akan memiliki kadar estrogen yang lebih
tinggi dalam seluruh masa hidupnya (Fox-Spencer dan Brown, 2007).
4. Menopause Buatan
Menopause buatan dapat terjadi secara mendadak, disebabkan karena operasi
pengangkatan atau gangguan pada fungsi reproduksi (termasuk pengangkatan indung
telur atau gangguan pada aliran darah ke indung telur), oleh radiasi atau kemoterapi,
atau oleh pemberian obat-obatan tertentu yang dapat mempercepat menopause
atau karena alasan-alasan medis. Bahkan pengikatan tuba telah terbukti dapat
menurunkan kadar progesteron selama paling sedikit satu tahun setelah prosedur
dijalankan.
Beberapa penelitian yang memperlihatkan adanya dampak menopause dini
dan terlambat adalah penelitian Hsieh (2006) menghasilkan bahwa usia pada saat
menopause juga merupakan faktor risiko terhadap kanker payudara. Wanita dengan
perbedaan usia menopause setiap 5 tahun memiliki risiko 17% lebih tinggi
terkena kanker payudara dan penelitian Le dkk (2012) di Vietnam menghasilkan
bahwa menopause terlambat secara signifikan terkait dengan peningkatan risiko
terjadinya kanker.
2.1.3 Proses Menopause
Secara endokrinologis, wanita mengalami proses menua sejak di kandungan.
Sejumlah 7.000.000 sel telur (folikel) terdapat pada kedua ovarium janin yang berusia
20 minggu dan berkurang akibat penghancuran sehingga sewaktu dilahirkan folikel
bayi wanita tinggal 500.000 sampai 1.000.000 lagi dan dalam perjalanan waktu akan
terus berkurang jumlahnya. Sebagian wanita yang usia 35 tahun masih memiliki
100.000 folikel, sedangkan wanita yang lain pada usia yang sama hanya memiliki
10.000 folikel. Setiap wanita yang masih mengalami haid, meskipun sudah tidak
teratur, ovariumnya masih memiliki lebih kurang 1000 folikel dan kemungkinan
hamil selalu ada (Baziad, 2003).
2.2 Perubahan yang Terjadi pada Masa Menopause
2.2.1 Perubahan Fisik pada Masa Menopause
Beberapa keluhan fisik yang merupakan tanda dan gejala dari menopause :
1. Ketidakteraturan Siklus Haid
Setiap wanita akan mulai mengalami siklus haid yang tidak teratur, dapat
menjadi lebih panjang atau lebih pendek sampai akhirnya berhenti.
2. Gejolak Rasa Panas (hot flushes)
Terdapat sekitar
40% wanita mengeluh bahwa siklus haidnya tidak teratur. Keadaan ini meningkat
sampai 60% pada waktu 1-2 tahun menjelang haid berhenti total atau menopause
(Baziad, 2003)
Arus panas biasanya timbul pada saat darah mulai berkurang dan berlangsung
sampai haid benar-benar berhenti. Kira-kira 60% wanita mengalami arus panas. Arus
panas ini disertai oleh rasa menggelitik di sekitar jari-jari, kaki maupun tangan serta
pada kepala, atau bahkan timbul secara menyeluruh. Munculnya hot flushes ini sering
diawali pada daerah dada, leher atau wajah dan menjalar ke beberapa daerah tubuh
yang lain. Hal ini berlangsung selama dua sampai tiga menit disertai pula oleh
keringat yang banyak. Ketika terjadi pada malam hari, keringat ini dapat mengganggu
tidur dan bila hal ini sering terjadi akan menimbulkan rasa letih yang serius bahkan
menjadi depresi (Reitz, 1993).
3.
Jantung berdebar-debar.
terkena serangan jantung sekitar 20 kali lebih sedikit dari pria. Peluang ini dapat
berkurang jika berolahraga secara teratur, tidak merokok, dan mempertahankan berat
badan dalam jangkauan yang diinginkan, serta diet terkendali (Jones, 2005).
4. Perubahan pada Mulut
Perubahan yang terjadi pada indra pengecapan adalah hilangnya kepekaan
pada lidah dalam merasakan sesuatu. Terkadang makanan asin dirasakan tawar atau
sebaliknya. Sementara di pihak lain gigi menjadi lebih mudah patah, dalam hal ini
menjaga kebersihan dan pemeriksaan gigi teratur akan memperbaiki keadaan
(Wahyunita dan Fitrah, 2010)
5. Kekeringan Vagina
Kekeringan vagina terjadi karena leher rahim sedikit sekali mensekresikan
lendir. Penyebabnya adalah kekurangan estrogen yang menyebabkan liang vagina
menjadi lebih tipis, lebih kering dan kurang elastis. Alat kelamin mulai mengerut,
liang senggama kering sehingga menimbulkan nyeri pada saat senggama, menahan
kencing terutama pada saat batuk, bersin, tertawa dan orgasme (Kasdu, 2002).
Menurut Shimp dan Smith (2000) atrofi vagina dapat terjadi dari 3 sampai
6 bulan setelah menopause, dan gejala vagina ini sering dialami dalam waktu 5 tahun
dari menopause. Setelah menopause, cairan vagina hanya ada sedikit dan gairah
seksual mulai berkurang.
6. Perubahan Kulit
tubuh mengakibatkan jaringan lemak bawah kulit akan menipis, kulit akan berkerut,
tidak elastis lagi dan tipis. Daerah yang paling sering terlihat gejala ini adalah sekitar
wajah, leher dan tangan (Wahyunita dan Fitrah, 2010).
7. Keringat Berlebihan
Cara kerjanya belum diketahui secara pasti, tetapi pancaran panas pada tubuh
akibat pengaruh hormon yang mengatur thermostat tubuh pada suhu yang lebih
rendah. Akibatnya suhu udara yang semula dirasakan nyaman, mendadak menjadi
terlalu panas dan tubuh mulai menjadi panas serta mengeluarkan keringat untuk
mendinginkan diri (Kasdu, 2002).
8. Susah Tidur (Insomnia)
Beberapa wanita mengalami kesulitan saat tidur, mungkin perlu ke kamar
mandi di tengah malam, kemudian menemukan dirinya tidak dapat tidur kembali.
Hot flushes juga dapat menyebabkan wanita terbangun dari tidur (Proverawati dan
Sulistyawati, 2010).
9. Penambahan Berat Badan.
Rasa letih yang biasanya dialami pada masa menopause, diperburuk dengan
perilaku makan yang sembarangan dan bekerja lebih sedikit sehingga terjadi
penambahan berat badan (Jones, 2005).
10. Nyeri Otot dan Sendi
aliran darah dan sintesis kalogen sehingga dengan sendirinya tulang rawan ikut rusak.
Kejadian ini meningkat dengan meningkatnya usia (Baziad, 2003).
11. Penyakit
Ada beberapa penyakit yang seringkali dialami oleh wanita menopause.
Apabila dilihat dari sudut pandang medik ada dua perubahan paling penting yang
terjadi pada waktu menopause yaitu meningkatnya kemungkinan terjadi penyakit
jantung, pembuluh darah serta hilangnya mineral dan protein didalam tulang
(osteoporosis). Penyakit jantung merupakan permasalahan yang meliputi jantung dan
sistem pembuluh darah yang mengedarkan darah ke seluruh tubuh. Didalamnya
termasuk
angina, serangan jantung dan stroke. Selain itu dapat mengalami
peningkatan kadar kolesterol setelah menopause dan penumpukan kolesterol LDL
yang dapat mempersempit dan menyumbat pembuluh arteri sehingga meningkatkan
risiko terkena penyakit jantung (Fox-Spencer dan Brown, 2007).
Menurut Shimp dan Smith (2000) Penyakit Jantung Koroner (PJK)
merupakan penyebab utama kematian bagi wanita di Amerika Serikat dimana lebih
dari 53% wanita pascamenopause akan meninggal akibat penyakit jantung dan juga
data menunjukkan bahwa lebih dari 90% pasien yang terkena osteoporosis adalah
wanita pascamenopause.
Selain itu penyakit kanker juga lebih sering terjadi pada orang yang berusia
lanjut. Semakin lama kehidupan maka semakin besar kemungkinan penyakit itu
menyerang. Misalnya kanker payudara, kanker rahim dan kanker ovarium. Kanker
payudara lebih umum terjadi pada wanita yang telah melampaui masa menopause
(Yatim, 2001).
2.2.2 Perubahan Psikologis pada Masa menopause
Beberapa keluhan psiklogis yang merupakan tanda dan gejala dari menopause
yaitu :
1. Kecemasan
Kecemasan yang dialami oleh wanita menopause adalah rasa khawatir tentang
perubahan yang terjadi, kehidupan pribadi dan ketidakmampuan untuk melakukan
kegiatan seorang diri. Cemas karena berpikir bahwa akan menjadi beban
keluarga/keluarga lain (Wahyunita dan Fitrah, 2010).
2. Mudah Tersinggung
3. Depresi
Depresi ditandai dengan adanya kehilangan minat dan kesenangan yang
semula dinikmati, munculnya perasaan bersalah, mengalami kesulitan untuk
konsentrasi, terjadi penurunan nafsu makan sehingga berat badan menurun, muncul
pikiran-pikiran tentang kematian bahkan usaha bunuh diri (Kusumawardhani, 2006).
Depresi dapat menyerang wanita untuk satu kali, kadang-kadang depresi
merupakan respon terhadap perubahan sosial dan fisik yang sering kali dialami dalam
fase kehidupan tertentu. Beberapa wanita mungkin mengembangkan rasa depresi
mendalam yang tidak sesuai atau proporsional dengan lingkungan pribadi mereka dan
mungkin sulit dihindarkan (Manuaba, 1998).
4. Stress
Stress dapat terjadi karena tibanya masa pensiun, berkurangnya peran sebagai
orang tua, kehilangan pasangan hidup, penurunan aktifitas fisik dan sosial akibat dari
dampak penyakit-penyakit degeneratif (Kusumawardhani, 2006).
2.3 Faktor-faktor yang Memengaruhi Menopause
Ada beberapa faktor yang memengaruhi menopause seorang wanita, antara
lain:
1. Usia Saat Haid Pertama (Menarche)
(Kemenkes RI, 2010). Menurut Fox-Spencer (2007) menarche biasanya dimulai pada
usia 12-13 tahun. Perbedaan usia terjadinya menarche dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu hormonal, genetik, bentuk badan, keadaan gizi, lingkungan, aktivitas fisik
dan rangsangan psikis (Anggraini, 2001).
Usia mulai terjadinya menarche telah turun dari 15 tahun seabad yang lalu,
menjadi 12,5 tahun pada saat sekarang. Penurunan ini diyakini karena nutrisi anak
yang lebih baik. Hipotesis yang dikemukakan adalah bahwa semakin banyaknya
jumlah lemak tubuh memungkinkan semakin besarnya aromatisasi androgen menjadi
estrogen. Peningkatan cepat kadar estrogen menimbulkan umpan balik positif
terhadap hipotalamus dan kelenjar hipofisis sehingga terjadi sentakan peninggian
Luteininzing Hormone (LH) yang mengawali terjadinya menarche (Jones, 2002).
Menurut Manuaba (2010) menopause ada hubungan dengan menarche.
Wanita yang pubertas prekok akan mengalami menopause lebih cepat. Hal ini
disebabkan karena degenerasi oosit lebih cepat, menjadi atresia dan tidak berfungsi.
Penelitian Setiasih (2003) menghasilkan usia menarche dengan menopause
menunjukkan hubungan yang bermakna secara statistik (p=0,0001). Hasil dari
penelitian Li dkk (2012) menemukan bahwa wanita yang menarche <14 tahun akan
memasuki menopause lebih awal (p<0,05).
2. Status Perkawinan
Hasil penelitian Reynolds dan Obemeyer (2001) memperlihatkan bahwa wanita yang
tidak menikah akan memasuki usia menopause yang lebih awal dibandingkan wanita
yang menikah.
Wanita menikah cenderung lebih aktif melakukan aktivitas seksual
dibandingkan wanita yang tidak menikah. Wanita yang aktif secara seksual
setidaknya sekali seminggu menunjukkan tingkat estrogen yang lebih tinggi
dibandingkan dengan wanita kurang aktif secara seksual (Cutler dkk, 1986).
3. Paritas
Menurut Leveno (2009) kata paritas berasal dari bahasa Latin, pario yang
berarti menghasilkan. Secara umum, paritas didefinisikan sebagai keadaan
melahirkan anak baik hidup ataupun mati, tetapi bukan aborsi, tanpa melihat jumlah
anaknya. Dengan demikian, kelahiran kembar hanya dihitung sebagai satu kali
paritas. Paritas dapat dikelompokkan menjadi nullipara (wanita yang belum pernah
melahirkan sama sekali), primipara (wanita yang telah melahirkan satu kali) dan
multipara (wanita yang telah melahirkan lebih dari satu kali).
Bila dilihat dari hubungan antara paritas dan menopause, menurut Baziad
(2003) wanita yang belum pernah melahirkan sama sekali (nullipara) lebih awal
memasuki menopause dibandingkan wanita yang telah melahirkan lebih dari satu kali
(multipara) yang akan mengalami menopause lebih lambat.
persalinan akan memperlambat sistem kerja organ reproduksi wanita dan juga dapat
memperlambat penuaan tubuh (Yatim, 2001).
Pada penelitian yang dilakukan Paola dkk (2006) menghasilkan bahwa wanita
yang mempunyai anak kurang dari 2 beresiko memasuki menopause lebih awal
(p=0,04). Begitu juga pada penelitian Mufidah (2011) menghasilkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara paritas dengan usia menopause, dimana makin
sering wanita melahirkan maka makin lama mengalami menopause (p=0,024).
4. Pemakaian Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya konsepsi (Mochtar, 1998).
dan pemakaian kontrasepsi, khususnya kontrasepsi hormonal, pada wanita yang
menggunakannya akan lebih lama atau lebih tua memasuki usia menopause. Hal ini
dapat terjadi karena cara kerja kontrasepsi yang menekan fungsi indung telur
sehingga tidak memproduksi sel telur (Kasdu, 2002).
Wahyuni (2010) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa terdapat hubungan
yang bermakna antara jenis pemakaian alat kontrasepsi dengan kecepatan menopause
(p=0,003) dimana menopause lebih lambat terjadi pada wanita yang memakai jenis
kontrasepsi hormonal. Begitu juga penelitian Celentano dkk (2003) menggambarkan
bahwa penggunaan kontrasepsi oral akan mempengaruhi usia menopause.
estrogen dalam pil bertujuan untuk menjamin berlangsungnya siklus haid. Ovulasi
dihambat melalui pengaruh estrogen terhadap hipotalamus dan selanjutnya
menghambat Follicle Stimulating Hormone dan Luteinizing Hormone (Baziad, 2008).
Pada wanita usia perimenopause haid tidak berhenti selama wanita tersebut
memakai kontrasepsi hormonal. Perdarahan terus terjadi selama wanita masih
menggunakan pil kontrasepsi secara siklik dan wanita itu tidak mengalami keluhan
klimakterium. Untuk menentukan diagnosis menopause, pil kontrasepsi harus segera
dihentikan (Baziad, 2003).
5. Merokok
Merokok biasanya dilakukan pria namun beberapa wanita mulai meniru gaya
hidup ini. Wanita mulai mencoba rokok pada saat remaja sekitar usia 10-14 tahun
dan hal itu dipakai untuk mengatasi stress, menghilangkan kecemasan dan
menenangkan jiwa remajanya yang bergejolak dan akhirnya menjadi suatu kebiasaan
(Aditama, 2011).
Menurut Tagliaferri (2007) gaya hidup seorang wanita dapat mempengaruhi
ketika dia mengalami menopause, salah satu diantaranya adalah merokok. Wanita
yang merokok menjalani menopause dua tahun lebih awal daripada bukan perokok.
Caldwell (2001) membagi perokok menjadi dua bagian yaitu perokok ringan
mengisap rokok <11 batang sehari dan perokok berat mengisap rokok
≥
11 sehari.
merokok (p<0,05). Begitu juga penelitian Safitri (2009) menghasilkan bahwa
merokok mempunyai hubungan dengan usia menopause, dimana wanita yang
merokok akan lebih cepat memasuki usia menopause (p=0,011). Hardy dkk (2000)
menyatakan hal ini disebabkan karena rokok memiliki efek toksik pada fungsi
ovarium dan mempercepat tingkat atresia pada
6. Riwayat Penyakit
folikel.
Menurut Fox-Spencer dan Brown (2007) menjalani pengobatan dengan
radioterapi atau kemoterapi dapat menyebabkan menopause lebih awal. Selain itu
menurut Kusmiran (2011) pengangkatan ovarium juga dapat memicu menopause dini
karena wanita tersebut akan kekurangan estrogen. Berbagai alasan dilakukan
pengangkatan ovarium diantaranya adalah adanya kanker ovarium dan endometriosis
(suatu keadaan dimana jaringan endometrium yang masih berfungsi terdapat di luar
rahim misalnya di ovarium, vagina dan kandung kemih) (Fox-Spencer dan Brown,
2007) dan dari penelitian yang dilakukan Pokoradi dkk (2011) menghasilkan bahwa
wanita yang mempunyai riwayat endometriosis lebih awal memasuki menopause
dibandingkan wanita tanpa riwayat endometriosis.
7. Konsumsi Fitoestrogen
Bahan tanaman ini banyak terdapat di lingkungan dan sudah sering dikonsumsi untuk
kebutuhan sehari di masyarakat. Fitoestrogen dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu :
isoflavon, coumestan dan lignan. Isoflavon merupakan fitoestrogen yang sering
digunakan di masyarakat (Rishi, 2002). Sumber tanaman kaya fitoestrogen yang
biasanya digunakan adalah kedelai. Berbagai produk olahan berbahan dasar kedelai
seperti tahu, tempe dan kecap telah lama dihasilkan oleh masyarakat Indonesia
(Martadisoebrata dkk, 2005) dan penelitian Thompson dkk (2006) juga menghasilkan
bahwa makanan yang mengandung lebih tinggi fitoestrogen terdapat pada jenis
kedelai dibandingkan fitoestrogen yang ada pada sayuran dan buah-buahan,
sebagaimana terlihat pada tabel berikut :
Tabel 2.1 Kandungan Fitoestrogen per 100 gram Bahan Makanan
No.
Bahan Makanan
Total Kandungan Fitoestrogen (µg)
Penggunaan fitoestrogen yang bersumber pada makanan diyakini merupakan
cara aman untuk mempertahankan aktivitas hormon estrogen dalam tubuh wanita.
Konsumsi fitoestrogen 30-50 mg/hari diperlukan untuk mendatangkan efek biologis
yang menyehatkan tubuh (Sethcell, 1998). Beberapa studi epidemiologi menunjukkan
konsumsi fitoestrogen dapat meringankan gejala menopause, mengurangi keluhan
panas yang umumnya dialami wanita yang memasuki menopause, mencegah
kehilangan massa tulang/osteoporosis, menurunkan risiko terjadinya kanker payudara
dan penyakit jantung (Hughes, 2003).
Penelitian Muljati dkk (2003) menunjukkan bahwa terdapat hubungan
bermakna antara jumlah tahu yang dikonsumsi dengan usia menopause dimana
p=0,010 dan dinyatakan bahwa wanita yang kurang mengkonsumsi fitoestrogen
memiliki resiko tinggi untuk menopause dini.
2.4 Landasan Teori
Menurut Baziad (2003) saat masuknya wanita dalam fase menopause sangat
berbeda-beda. Wanita di Eropa tidak sama usia menopausenya dengan wanita
di Asia. Faktor genetik kemungkinan berperan terhadap usia menopause.
Wanita kembar dizigot, wanita dengan siklus haid memendek, nullipara, perokok
berat, wanita dengan diabetes mellitus (NIDDM), wanita kurang gizi,
wanita vegetarian, sosioekonomi rendah dan wanita yang hidup pada ketinggian
alkohol. Kusmiran (2011) juga mengungkapkan bahwa selain faktor genetik dan
merokok, pengangkatan ovarium dan kemoterapi juga dapat memengaruhi
menopause.
Sementera itu menurut Fox-Spencer dan Brown (2007) seorang wanita akan
mengalami menopause dini apabila memiliki kelainan kromosom, pernah menjalani
histerektomi, kemoterapi, memiliki riwayat keluarga yang mengalami menopause
dini dan perokok. Kasdu (2002) menyatakan bahwa usia seorang wanita yang akan
mengalami menopause sangat bervariatif. Hal ini sangat tergantung pada berbagai
faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut adalah menarche, faktor psikis,
jumlah anak, usia melahirkan, pemakaian kontrasepsi, kebiasaan merokok, sosial
ekonomi dan pendidikan.
2.5 Kerangka Konsep
Berdasarkan landasan teori yang ada, maka kerangka konsep dalam penelitian
ini adalah:
[image:46.612.114.523.190.436.2]Variabel Independen
Variabel Dependen
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian
Gambar 2.1 menunjukkan bahwa variabel independen (menarche, status
perkawinan, paritas, pemakaian kontrasepsi, merokok, riwayat penyakit dan
konsumsi fitoestrogen) dapat memengaruhi variabel dependen (waktu terjadinya
menopause).
Faktor-faktor yang Memengaruhi :
1. Menarche
2. Status Perkawinan
3. Paritas
4. Pemakaian Kontrasepsi
5. Merokok
6. Riwayat Penyakit
7. Konsumsi Fitoestrogen
Waktu Terjadinya Menopause
1. Normal
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian survei yang bersifat
deskriptif analitik dengan rancangan penelitian cross-sectional dimana melakukan
pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan (Machfoedz, 2008).
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Langsa Barat.
3.2.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2013.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi adalah seluruh wanita berusia 40-55 tahun yang menopause dan
terdaftar sebagai penduduk di wilayah Puskesmas Langsa Barat pada tahun 2013.
3.3.2 Sampel
Besarnya sampel dalam penelitian ini didapat dengan rumus Lemeshow :
dimana,
α
= tingkat kemaknaan = 5% Z
₁₋�̸₂ (nilai baku normal α=0
,
05 ) adalah 1,96
β
= power = 10%, Z
₁₋
ᵦ
( nilai baku normal pada β=0,10 ) adalah
1,282
Po
= proporsi di populasi yaitu proporsi wanita yang mengalami
menopause normal sebesar 0,63 (Masruroh, 2012).
Pa
= perkiraan proporsi di populasi yaitu proporsi perbedaan sebesar 0,78.
Pa-Po = perkiraan selisih proporsi yang diteliti dengan proporsi di populasi
sebesar 0,15.
Sehingga :
�
=
〔
1,
96
�
(
0
,
63
)(
0
,
37
) + 1,282
�
(
0
,
78
)(
0
,22)
〕
²
(
0
,
78
‒
0
,
63
)²
�
=
〔
(
0
,
9463
) + (
0
,
5311
)
〕
²
0
,
0225
n = 97
Berdasarkan rumus di atas diperoleh sampel minimal sebanyak 97 orang.
Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 112 orang dan penarikan sampel
dilakukan dengan teknik accidental sampling. Adapun kriteria inklusi adalah wanita
yang mengingat usia menarche
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.5 Metode Pengukuran
[image:49.612.109.522.223.694.2]Definisi operasional variabel, cara ukur dan hasil ukur dirangkum dalam tabel
sebagai berikut :
Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel, Cara Pengukuran dan Hasil Ukur
Variabel
Definisi Operasional
Cara Ukur
Hasil Ukur
Variabel Dependen
Waktu terjadinya
menopause
Variabel Independen
Menarche
Status perkawinan
Paritas
Pemakaian
kontrasepsi
Merokok
Riwayat penyakit
Konsumsi
fitoestrogen
Saat responden
mengalami berhentinya
menstruasi
selama
minimal 12 bulan,
dengan batasan normal
adalah usia 45–50 tahun.
Usia responden pada saat
mengalami menstruasi
pertama kali.
Status responden dalam
ikatan pernikahan.
Jumlah semua anak yang
pernah dilahirkan
responden.
Suatu cara pengendalian
fertilitas secara hormonal
yang pernah digunakan
oleh responden untuk
mencegah kehamilan.
Status responden yang
berhubungan dengan
kebiasaan mengisap
rokok.
Penyakit yang berkaitan
dengan alat reproduksi
sehingga responden
mengalami menopause
diantaranya
endometriosis, kanker
ovarium, kanker rahim.
Banyaknya fitoestrogen
yang dikonsumsi.
Wawancara
Wawancara
Wawancara
Wawancara
Wawancara
Wawancara
Wawancara
Wawancara
-
Normal
-
Tidak normal
-
<14 tahun
-
≥
14 tahun
-
Menikah
-
Tidak menikah
-
≥2 orang
-
<2 orang
-
Pernah
-
Tidak pernah
-
Tidak merokok
-
Merokok
-
Tidak pernah
menderita
penyakit
-
Pernah
3.6 Metode Analisis Data
Metode Analisa data yang digunakan adalah
1. Analisis univariat
Analisa ini bertujuan untuk memperoleh gambaran distribusi frekuensi
variabel independen yaitu menarche, status perkawinan, paritas, pemakaian
kontrasepsi, merokok, riwayat penyakit dan konsumsi fitoestrogen serta data variabel
dependen yaitu waktu terjadinya menopause pada wanita usia 40-55 tahun di wilayah
kerja Puskesmas Langsa Barat.
2. Analisis bivariat
Analisis ini bertujuan untuk melihat hubungan antara variabel independen dan
variabel dependen dengan menggunakan uji Chi Square dengan tingkat
⍺
=0,05.
Pengambilan keputusan adalah jika
⍺
<0,05 maka terdapat hubungan yang signifikan
antara variabel independen dan variabel dependen, tetapi apabila
⍺
>0,05 maka tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara kedua variabel tersebut.
3. Analisis multivariat
�
=
1
1 +
�⁻⁽ᵅ⁺ᵇ
¹
ˣ
¹
⁺ᵇ
²
ˣ
²
⁺ᵇ
³
ˣ
³
⁺ᵇ⁴ˣ⁴⁺ᵇ⁵ˣ⁵⁺ᵇ⁶ˣ⁶⁺ᵇ⁷⁺˟⁷⁾
dimana :
p
= nilai probabilitas waktu terjadinya menopause
ɑ
= konstanta
b
₁,₂,
..,
₇
= nilai beta
X
₁
= variabel menarche
X
₂
= variabel status perkawinan
X
3X
= variabel paritas
4
X
= variabel pemakaian kontrasepsi
5
X
= variabel merokok
6
X
₇
= variabel konsumsi fitoestrogen
= variabel riwayat penyakit
e
= bilangan alamiah yang besarnya 2,718
Penentuan variabel yang layak masuk sebagai kovariat dalam analisis regresi
logitik berganda adalah variabel pada analisis bivariat yang mempunyai nilai
p<0,25. Variabel tidak diturutkan dalam pengolahan data apabila pada analisis
bivariat ditemukan p>0,25 (Dahlan, 2008).
BAB 4
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Puskesmas Langsa Barat terletak di Jalan Prof. A. Majid Ibrahim di Desa
Birem Puntong Kota Langsa dan merupakan salah satu Puskesmas yang berada di
wilayah pemerintahan Kota Langsa. Apabila ditinjau dari segi geografi, letak wilayah
kerja Puskesmas Langsa Barat sangat strategis, berada di jalan utama sehingga mudah
dijangkau baik dengan kendaraan roda dua maupun roda empat.
Wilayah kerja Puskesmas Langsa Barat terdiri dari sepuluh desa yaitu Desa
Seurigit, Simpang Lhee, Lhok Banie, Paya Bujok Beuramo, Paya Bujok Teungoh,
Birem Puntong, Alue Dua, Timbang Langsa, Bakaran Batee dan Serambi Indah
dengan luas wilayah ± 48,91 km
2ibu dan anak (KIA), poli usila, Unit Gawat Darurat (UGD), poli gigi, laboratorium,
apotek, dan ruang kartu.
Visi Puskesmas Langsa Barat adalah tercapainya Kecamatan sehat menuju
terwujudnya Indonesia sehat, lingkungan sehat, prilaku sehat, cakupan kesehatan
yang bermutu dan derajat kesehatan yang optimal.
Misi pembangunan kesehatan yang diselengggarakan Puskesmas Langsa
Barat adalah mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional.
Misi tersebut adalah :
1.
Menyelenggarakan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas
2.
Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas
3.
Memelihara dan meningkatkan mutu pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
4.
Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat
di wilayah kerja Puskesmas
4.2
Data Demografi
Tabel 4.1 Distribusi Penduduk Menurut Usia dan Jenis Kelamin di Wilayah
Kerja Puskesmas Langsa Barat Tahun 2012
No.
Usia
Jenis Kelamin
Total
Pria
Wanita
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
0–4 tahun
5–9 tahun
10–14 tahun
15–19 tahun
20–24 tahun
25–29 tahun
30–34 tahun
35–39 tahun
40–44 tahun
45–49 tahun
50–55 tahun
55–59 tahun
60–64 tahun
65–69 tahun
70–74 tahun
75 +
796
970
960
931
870
867
658
678
605
497
426
383
180
133
84
58
861
1.003
1.012
1.052
910
975
752
708
676
622
427
396
178
157
85
71
1.657
1.973
1.972
1.983
1.780
1.842
1.410
1.386
1.281
1.119
853
779
358
290
169
129
Jumlah
9.096
9.885
18.981
[image:55.612.105.525.155.420.2]4.3 Karakteristik Responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi suku bangsa, pendidikan
terakhir yang telah dilalui, pekerjaan, usia menopause, usia menarche, status
perkawinan dan paritas.
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik di Wilayah Kerja
Puskesmas Langsa Barat Tahun 2013
No.
Karakteristik Responden
n
%
1.
2.
3.
4.
Suku Bangsa
Aceh
Jawa
Padang
Batak
Pendidikan
Tidak Sekolah/Tidak Tamat SD
Tamat SD/sederajat
Tamat SMP/sederajat
Tamat SMA/sederajat
[image:56.612.118.526.262.689.2]Tabel 4.2 (Lanjutan)
No.
Karakteristik Responden
n
%
5.
6.
7.
Usia Menarche
<14 tahun
≥14 tahun
Status Perkawinan
Menikah
Tidak Menikah
Paritas
≥2 orang
<2 orang
75
37
99
13
83
29
67,0
33,0
88,4
11,6
74,1
25,9
Jumlah
112
100,0
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa sebagian besar suku bangsa
responden adalah suku Aceh sebanyak 76 orang (67,9%), pendidikan responden
sebagian besar berada pada tingkat tamat SD/sederajat sebanyak 56 orang (50%) dan
terdapat 88 orang (78,6%) yang hanya menjadi ibu rumah tangga saja, mengalami
menopause pada usia 50 tahun (23,2%) dengan rata-rata usia menopause 47,63 tahun,
mengalami menarche pada usia <14 tahun sebanyak 75 orang (67%) dengan rata-rata
usia menarche 12,94 tahun atau 13 tahun, tidak menikah sebanyak 13 orang (11,6%)
dan paritas
≥
2 sebanyak 83 orang (74,1%).
4.4 Analisis Univariat
[image:57.612.107.525.138.284.2]Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Waktu terjadinya Menopause di
Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Barat Tahun 2013
No.
Waktu terjadinya Menopause
n
%
1.
2.
Normal
Tidak Normal
65
47
58,0
42,0
Jumlah
112
100,0
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa terdapat sebesar 42% responden
yang mengalami waktu terjadinya menopause tidak normal. Adapun responden
yang mengalami menopause lebih cepat (usia menopause <45 tahun) sebanyak 26
orang dan yang mengalami menopause lebih lambat (usia menopause >50 tahun)
sebanyak 21 orang.
Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pemakaian Kontrasepsi di
Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Barat Tahun 2013
No.
Pemakaian Kontrasepsi
n
%
1.
2.
Pernah
Tidak Pernah
36
76
32,1
67,9
Jumlah
112
100,0
[image:58.612.108.532.407.468.2]Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Merokok di Wilayah
Kerja Puskesmas Langsa Barat Tahun 2013
No.
Kebiasaan Merokok
n
%
1.
2.
Tidak Merokok
Merokok
100
12
89,3
10,7
Jumlah
112
100,0
[image:59.612.109.537.324.384.2]Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa responden yang mempunyai
kebiasaan merokok yaitu sebanyak 12 orang (10,7%).
Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Penyakit di Wilayah
Kerja Puskesmas Langsa Barat Tahun 2013
No.
Riwayat Penyakit
n
%
1.
2.
Tidak pernah
Pernah
105
7
93,75
6,25
Jumlah
112
100,0
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa terdapat responden yang
mempunyai riwayat penyakit yang berhubungan dengan alat reproduksi yaitu sebesar
6,25% meliputi jenis penyakit yang diderita adalah endometriosis dan
rhematoid
arthritis masing-masing sebanyak 2 orang dan responden yang menderita diabetes
mellitus sebanyak 3 orang.
Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Konsumsi Fitoestrogen di
Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Barat Tahun 2013
No.
Konsumsi Fitoestrogen
n
%
1.
2.
≥
30 mg/hari
<30 mg/hari
33
79
29,5
70,5
Jumlah
112
100,0
Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Perubahan Fisik pada Masa
Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Barat Tahun 2013
No.
Perubahan Fisik
Ya
Tidak
n
%
n
%
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Haid tidak teratur menjelang menopause
Rasa panas pada wajah
Penurunan keinginan seksual
Rasa sakit pada saat hubungan seksual
Keinginan buang air kecil meningkat
Adanya perubahan pada kulit
Berat badan bertambah
Cepat lelah
Keringat yang banyak pada malam hari
Sulit tidur
Jantung berdebar-debar
Nyeri tulang dan otot
Hilangnya kepekaan pada lidah
Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Perubahan Psikologis pada Masa
Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Barat Tahun 2013
No.
Perubahan Psikologis
Ya
Tidak
n
%
n
%
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Adanya kecemasan
Mudah tersinggung
Merasa takut menjadi tua
Merasa tidak dibutuhkan lagi
Merasa sudah tidak cantik lagi
Ingatan menurun
Suasana hati tidak menentu
Susah berkosentrasi
97
91
65
68
67
98
104
103
86,6
81,3
58,0
60,7
59,8
87,5
92,9
92,0
15
21
47
44
45
14
8
9
13,4
18,8
42,0
39,3
40,2
12,5
7,1
8,0
Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden
merasakan adanya kecemasan sebesar 86,6%, mudah tersinggung sebanyak
81,3%, merasa takut menjadi tua sebesar 58%, merasa tida