• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keanekaragaman dan Kelimpahan Arthropoda pada Perkebunan Teh 600-900 meter dari Tepi Hutan di Kebun PTPN VIII Gunung Mas, Bogor, Jawa Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Keanekaragaman dan Kelimpahan Arthropoda pada Perkebunan Teh 600-900 meter dari Tepi Hutan di Kebun PTPN VIII Gunung Mas, Bogor, Jawa Barat"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN ARTHROPODA

PADA PERKEBUNAN TEH 600-900 METER DARI TEPI HUTAN

DI KEBUN PTPN VIII GUNUNG MAS,

BOGOR, JAWA BARAT

RIKARDO SEMBIRING

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini, saya mengatakan bahwa skripsi berjudul Keanekaragaman dan Kelimpahan Arthropoda pada Perkebunan Teh 600-900 meter dari Tepi Hutan di Kebun PTPN VIII Gunung Mas, Bogor, Jawa Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)
(5)

ABSTRAK

RIKARDO SEMBIRING. Keanekaragaman dan Kelimpahan Arthropoda pada Perkebunan Teh 600-900 meter dari Tepi Hutan di Kebun PTPN VIII Gunung Mas, Bogor, Jawa Barat. Dibimbing oleh DADAN HINDAYANA.

Teh (Camellia sinensis) merupakan salah satu komoditi perkebunan yang memiliki peran strategis bagi perekonomian Indonesia. Hampir setiap tahun produksi teh mengalami penurunan, hal ini disebabkan oleh serangan hama. Hama merupakan salah satu bagian dari Arthropoda herbivor. Keragaman dan kelimpahan Arthropoda di kebun teh perlu diketahui karena beberapa Arthropoda memiliki peran yang menguntungkan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi keanekaragaman dan kelimpahan Arthropoda pada perkebunan teh PTPN VIII Gunung Mas,Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan tiga metode pengambilan sampel, yaitu: jaring, branches beating dan pitfall trap. Identifikasi Arthropoda dilakukan di Laboratorium Bioekologi Serangga, keanekaragaman Arthropoda tertinggi berada pada kebun teh yang berjarak 600 meter sampai 700 meter dari tepi hutan dengan 49 famili. Proporsi peran Arthropoda yaitu predator 46%, parasitoid 6%, herbivor 41% dan detrivor 7%. Kerusakan tanaman teh umumnya banyak disebabkan oleh hama Hyposidra talaca dan Helopeltis sp. Arthropoda predator, parasitoid dan herbivor paling banyak ditemukan dengan metode jaring sedangkan detrivor paling banyak dengan metode pitfall trap.

(6)
(7)

ABSTRACT

RIKARDO SEMBIRING. Diversity and Abundance of Arthropods at Tea Plantation 600-900 meter from forest Edge in Garden PTPN VIII Gunung Mas, Bogor, West Java.

Tea (Camellia sinensis) is one of the plantation commodities that have a strategic role for the Indonesian economy. Almost of every year tea production has decreased, this is due to pest attack. Pest is one part of Arthropoda herbivore. Diversity and abundance Arthopoda in tea gardens need to know because some Arthropods have a beneficial role. The experiment was conducted to identify the diversity and abundance Arthropoda at tea plantation PTPN VIII Gunung Mas,. The research used three sampling methods, that is: net insect, Branches beating and pitfall trap. Identification of Arthropods in the Laboratory Bioecology Insects, Department of Plant Protection, Faculty of Agriculture, Bogor Agricultural University. Diversity Arthropoda 600 meter to 700 meters from forest edge has highest number is 49 family. The Arthropod proportions as predator is 46%, parasitoid 6%, herbivor 41% and detrivor 7%. Tea plants are generally much damage caused by Helopeltis sp. and Hyposidra talaca. Arthropod predators, parasitoids and herbivors most commonly found with nets and detrivor is most widely with pitfall trap method.

(8)
(9)

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2013

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.

(10)
(11)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada

Departemen Proteksi Tanaman

KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN ARTHROPODA

PADA PERKEBUNAN TEH 600-900 METER DARI TEPI

HUTAN DI KEBUN PTPN VIII GUNUNG MAS,

BOGOR, JAWA BARAT

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(12)
(13)

Judul Skripsi : Keanekaragaman dan Kelimpahan Arthropoda pada Perkebunan Teh 600-900 meter dari Tepi Hutan di Kebun PTPN VIII Gunung Mas, Bogor, Jawa Barat

Nama : Rikardo Sembiring

NIM : A34080026

Disetujui oleh

Diketahui oleh

Dr Ir Abdjad Asih Nawangsih, MSi Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

(14)
(15)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Yesus Kristus Tuhan dan Sang Juru Selamat yang telah melimpahkan anugrah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai Mei 2013, dengan judul Keanekaragaman dan Kelimpahan Arthropoda pada Perkebunan Teh 600-900 meter dari Tepi Hutan di Kebun PTPN VIII Gunung Mas, Bogor, Jawa Barat.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Dadan Hindayana selaku pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan dan saran. Penulis juga menyampaikan terimakasih kepada Dr. Ir. Suryo Wiyono, MSc.Agr sebagai dosen penguji tamu yang telah memberikan masukan dan arahan nya dalam ujian seminar dan sidang tugas akhir. Selain itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Administratur PTPN VIII Gunung Mas, yang telah mengijinkan penulis untuk melaksanakan pengamatan dan pengambilan sampel Arthropoda. Ucapan rasa hormat penulis sampaikan kepada seluruh dosen Departemen Proteksi Tanaman yang telah mengajar dan memberikan ilmu pengetahuan yang sangat luas.

Dengan rasa hormat dan sayang yang setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada Bapak Pandai Sembiring, S.Pd. dan Ibu Mastianna Simatupang, S.Pd. atas segala kasih sayang dan perjuangan, yang selalu senantiasa mengajarkan segala pengalaman hidup yang luar biasa selama ini. Bapak dan Ibu adalah inspirasi hidup dan motivasi terbesar sehingga penulis dapat melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Terima kasih penulis sampaikan untuk kakanda Monalisa Sembiring, Amd.SE.MM, adinda Falentino Sembiring Amd, Fernando Sembiring dan Karolina Sembiring yang selalu memberikan semangat dan mendoakan hingga terselesaikan nya penelitian ini, terima kasih penulis sampaikan kepada tulang Rusman, nantulang, lae Anto, Natan, Riswan dan Andre atas doanya kepada penulis. tidak lupa penulis sampaikan terima kasih untuk Arini dan Nisa Rizki Poerwitasari sebagai teman tim penelitian yang telah banyak membatu penulis. Terima kasih kepada Natalia novika, Bush, bang Jack, Adhika, Fani, Efy, Gusto, Idho, Bima, Ceca, Rado, Yasin, Ridwan atas persahabatannya.

Terima kasih dan salam hangat saya sampaikan kepada kakak-kakak mahasiswa PTN angkatan 43 dan 44, teman-teman terbaik sepanjang masa mahasiswa PTN angkatan 45, juga adik-adik tercinta mahasiswa PTN angkatan 46, 47, dan 48 terima kasih atas dukungan, persahabatan, kasih sayang, pengalaman, dan perjuangan yang menginspirasi penulis. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan namanya satu-persatu.

Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan informasi bagi semua pihak yang membutuhkan, terutama di bidang pertanian. Amin

Bogor, September 2013

(16)
(17)

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

BAHAN DAN METODE 3 Tempat dan Waktu Penelitian 3

Alat dan Bahan 3 Metode 3

HASIL DAN PEMBAHASAN 5 Keadaan umum lokasi penelitian 5

Keragaman dan kelimpahan Arthropoda 6

Arthropoda Predator 7

Arthropoda Parasitoid 8

Arthropoda Herbivor 9

Arthropoda Detrivor 11

Proporsi peran Arthropoda berdasarkan metode pengambilan sampel 11

SIMPULAN DAN SARAN 13 Simpulan 13

Saran 13

DAFTAR PUSTAKA 14

LAMPIRAN 15

(18)

DAFTAR TABEL

Rata-rata Rata-rata mikroklimat di PTPN VIII Gunung Mas di PTPN VIII

Gunung Mas 5

Proporsi peran Arthropoda secara keseluruhan 7

DAFTAR GAMBAR

Kategori lokasi penelitian 3 Plot sampling 3 Proporsi peran individu Arthropoda pada berbagai lokasi 6 Gulma yang banyak tumbuh di sekitar perkebunan teh (Phlox sp.) 7

Proporsi Famili Arthopoda Predator 8

Proporsi Famili Arthropoda Parasitoid 9

Proporsi Famili Arthopoda Herbivor 9

Fluktuasi serangan hama dan keberadaan predator di PTPN VIII

Gunung Mas 10

Proporsi Famili Arthopoda Detrivor 11

Proporsi peran Arthropoda berdasarkan metode pengambilan sampel 15

DAFTAR LAMPIRAN

Famili Arthropoda yang di temukan di PTPN VIII Gunung Mas, Bogor, Jawa Barat 16 Perhitungan persentase serangan hama di PTPN VIII Gunung Mas 17 Peta kejadian hama dan penyakit PT Perkebunan Nusantara VIII

Kebun Gunung Mas, Bogor. afdeling 1 18

(19)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Teh merupakan salah satu komoditi perkebunan yang memiliki peran strategis bagi perekonomian Indonesia. Komoditi ini berperan dalam penyediaan bahan baku industri, penyumbang devisa bagi negara melalui ekspor ke luar negeri dan sekaligus penyerap tenaga kerja yang besar. Teh menjadi bahan baku berbagai industri minuman di dalam dan luar negeri. Teh merupakan salah satu minuman yang paling banyak dikonsumsi di dunia. Daerah penghasil teh terbesar di indonesia adalah provinsi Jawa Barat, dengan produksi teh yang dihasilkan sekitar 70% dari total produksi teh nasional. Selain Jawa Barat yang termasuk dalam kategori 4 besar penghasil teh terbesar di Indonesia yaitu: Provinsi Sumatra Utara, Jawa Tengah dan Sumatra Barat.

Menurut data Direktorat Jendral Perkebunan (2012) luas areal dan produksi tanaman teh di Indonesia dari tahun ke tahun cenderung menurun. Luas areal produktif pada tahun 2008 sebesar 127.712 ha dengan produksi 153.971 ton dan produktivitas teh sebesar 1.447 kg/ha/tahun. Untuk tahun 2009 menurun menjadi 123.506 ha dengan total produksi 156.901 ton dan produktivitasnya sebesar 1.571 kg/ha/tahun. Pada tahun 2010 hanya 122.898 ha dengan total produksi 156.604 ton dan produktivitasnya sebesar 1.553 kg/ha/tahun. Pada tahun 2011 naik menjadi 123.938 ha dengan total produksi 153,175 ton dan produktivitasnya sebesar 1.477 kg/ha/tahun dan pada tahun 2012 naik menjadi 124.294 ha dengan total produksi 150.949 ton dan produktivitasnya sebesar 1.472 kg/ha/tahun.

Budidaya teh selalu dipengaruhi dengan berbagai faktor terutama faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik meliputi kekurangan unsur hara, anomali iklim dan lain–lain. sedangkan faktor biotik diantaranya serangan organisme pengganggu tanaman (OPT). Salah satu organisme penganggu yang menyerang tanaman teh adalah hama.

Hama pada tanaman teh merupakan salah satu faktor penghambat dalam peningkatan produktivitas tanaman teh. Beberapa jenis hama penting yang menjadi masalah yaitu ulat jengkal (Lepidoptera: Geometridae) kepik penghisap daun teh (Helopeltis sp.), ulat penggulung daun (Lepidoptera: Tortricidae), dan ulat api (Pusat Penelitian Teh dan Kina 2006). Jenis hama lainnya yaitu Empoasca flavescens, kutu daun Toxoptera aurantii, trips, dan hama penggerek batang seperti Xyleborus fornicates. (Kartasapoetra 1993; Direktorat Perlindungan Perkebunan 2004).

Berbagai cara pengendalian dilakukan untuk mengurangi kerugian pada tanaman teh yang diakibatkan oleh hama. Umumnya pengendalian yang sering digunakan adalah aplikasi pestisida. Namun demikian aplikasi pestisida yang berlebihan dapat menimbulkan dampak yang kurang baik bagi lingkungan. Dampak tersebut diantaranya pencemaran lingkungan, timbulnya resistensi hama, dan resurjensi hama. Kematian organisme bukan sasaran. Untuk itu diperlukan upaya pengendalian yang mengedepan kan pemanfaatan komponen alamiah.

(20)

2

alternatif terakhir. PHT telah menjadi kebijakan utama pengendalian hama di Indonesia yang tercantum dalam UU No. 12 tahun 1992.

Untuk dapat mengaplikasikan sistem PHT dengan optimal, maka keragaman dan peran Arthropoda dalam suatu ekosistem perlu diketahui dengan seksama. Hal ini sangat penting karena suatu gangguan yang terjadi pada jumlah suatu komponen alam menyebabkan ketidakseimbangan. Informasi terkait keragaman dan kelimpahan Arthropoda menjadi data dasar dalam mengidentifikasi timbulnya gangguan. Atas dasar hal tersebut di atas, maka penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi keanekaragaman dan kelimpahan Arthropoda pada tanaman teh.

Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keanekaragaman dan kelimpahan Arthropoda pada perkebunan teh 600-900 meter dari tepi hutan di kebun PTPN VIII Gunung Mas, Bogor, Jawa Barat

Manfaat penelitian

(21)

3

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di perkebunan teh PTPN VIII Gunung Mas, Bogor, Jawa Barat. Sampel penelitian diambil dari kebun teh 600 - 900 meter dari tepi hutan. Identifikasi serangga di lakukan di Laboratorium Bioekologi Serangga, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Pengamatan dilakukan pada bulan Februari sampai Mei 2013

Metode Penentuan Lokasi Penelitian

Penelitian keanekaragaman dan kelimpahan Arthropoda dilakukan pada pertanaman teh yang berjarak 600-900 meter dari tepi hutan berbatasan dengan hutan (keanekaragaman tumbuhan tinggi). Kebun teh yang akan diamati seluas 9000 m2 dengan panjang kebun 300 m dan lebar (garis hutan) 30 m. lokasi penelitian dibagi menjadi tiga kategori, yakni : G : 700 m, H : 800 m dan I : 900 m. Setiap kategori dibuat 12 kali pengamatan dengan jarak masing-masing pengamatan 5 m sejajar dengan garis hutan. Titik sampel dipasang tanda berupa bendera bertuliskan “Untuk Penelitian” yang dipasang di tengah sampel dengan tiang tinggi. Tiap satu sample seluas 2m2 Denah lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 1a dan 1b.

Pengamatan Lapangan

Pengambilan sampel Arthropoda dilakukan dengan 3 jenis metode, yaitu

pitfall trap, branches beating, dan penjaringan. Masing-masing metode ini memiliki kekhususan Arthropoda yang diperoleh sehingga Arthropoda yang ada di lapang diketahui secara menyeluruh. Selama pengamatan dicatat suhu dan kelembaban lapangan. Untuk itu diperlukan termohigrometer.

Pengamatan lapang dilaksanakan selama 2 hari setiap minggunya. Hari pertama dilakukan pemasangan pitfall trap, dan penjaringan. Hari kedua dilakukan pengambilan pitfall trap dan dilanjutkan dengan metode branches beating. Setiap minggunya dilakukan pengambilan sampel 1 kali tiap titik sampel. Pengambilan sampel diawali dengan titik yang berbeda tiap minggu agar tiap sampel mendapat waktu dan kekuatan pengambilan yang sama.

(22)

4

Pitfall trap

.

Lubang perangkap (pitfall trap) termasuk salah satu perangkap yang dipergunakan untuk mengamati Arthropoda permukaan tanah (Powel et al.

1996). Pengambilan sampel Arthropoda dengan pitfall trap memerlukan alat dan bahan seperti gelas minuman bekas berbahan plastik yang bervolume 250 ml, sekop, sabun sunlight yang sudah dicairkan dengan air, seng penutup, dan plastik. Sepertiga volume gelas plastik diisi air sabun dan diletakkan di dalam lubang yang sudah dibuat di dalam tanah. Air sabun digunakan agar tegangan permukaan air menurun sehingga setiap individu yang terperangkap tidak keluar lagi dari jebakan.. Seng penutup digunakan agar perangkap tidak terkena hujan saat dipasang di lapangan (Nasution 2012). Tiap sampel akan diletakkan 1 pitfall trap

di antara pohon sampel. Arthropoda kemudian diambil dan dimasukkan dalam plastik, kemudian dibawa untuk diidentifikasi di laboratorium.

Jaring. untuk menangkap Arthropoda yang aktif terbang seperti Hymenoptera dan Odonata diperlukan perangkap jaring serangga. Penjaringan serangga dilakukan 10 kali ayunan tunggal pada setiap titik sampel diatas pertanaman teh. Arthropoda yang terperangkap diambil dan dimasukkan ke plastic. kemudian dipindahkan ke dalam botol berisi alkohol 70% dan dibawa untuk di identifikasi di Laboratorium.

Branches beating

.

Metode ini dilakukan dengan cara penggoyangan dahan pohon untuk mendapatkan Arthropoda yang tinggal di pohon teh seperti Coleoptera, Dermaptera dan laba-laba. Dahan teh digoyang ataupun dipukul sebanyak 10 kali. Di bagian bawah, diberi alas kain yang berwarna putih berukuran 1 x 1 m2 untuk menampung Arthropoda yang jatuh dari pohon teh. Arthropoda yang ditemukan dimasukkan ke plastik, lalu dipindahkan dalam botol koleksi berisi alkohol 70%.. Kemudian dibawa untuk diidentifikasi di laboratorium.

Identifikasi Arthropoda

(23)

5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan umum lokasi penelitian

Perkebunan teh PTPN VIII Gunung Mas, Bogor Jawa Barat terbagi dalam tiga wilayah yaitu: Gunung Mas 1 (462.754 ha), Gunung Mas 2 (419.205 ha) dan Cikopo (233.97 ha) (Pradana 2013). Lokasi penelitian mengenai keanekaragaman dan kelimpahan Arthropoda terletak di wilayah Gunung Mas 1. Berdasarkan letak Geografisnya Perkebunan Gunung Mas terletak pada 06o42 LS dan 106o58 BT, memiliki ketinggian mencapai 800-1.200 m dpl dengan tofografi yang berbukit. Menurut Nazaruddin dan Paimin (1993) tanaman teh pada ketinggian lebih dari 1.200 m dpl produksi baru dapat dicapai setelah tanaman berumur 10 tahun karena pembentukan tunasnya yang lambat. Tanaman teh sangat tidak tahan terhadap daerah panas dan kering, rata-rata curah hujan yang baik untuk tanaman teh adalah 2.500-3.500 mm/tahun (Nazaruddin dan Paimin 1993). Di perkebunan Gunung Mas rata-rata curah hujannya sudah cukup baik, selama sepuluh tahun terakhir (2002-2011) sebesar 3018 mm/tahun dengan jumlah hari hujan rata-rata 165 hari/tahun. Suhu rata-rata harian berkisar antara 23-25 oC dengan kelembaban relatif berkisar antara 80-90% (Pradana 2013).

Iklim merupakan salah satu faktor penting dalam mempengaruhi keanekaragaman dan kelimpahan Arthropoda di perkebunan teh, terutama iklim mikro. Iklim mikro meliputi; temperatur dan kelembaban udara serta curah hujan. Data temperatur, kelembaban udara dan curah hujan di perkebunan PTPN VIII Gunung Mas selama penelitian yaitu dari bulan Maret 2013 hingga bulan Mei 2013 disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1 Rata-rata mikroklimat di PTPN VIII Gunung mas

Maret April Mei

Temperatur (o C) 24, 57 25, 08 25, 69

Kelembapan (%) 87, 5 83, 75 84, 25

Curah hujan (mm/bulan) 12.82 9.97 15.66

Rataan mikroklimat di perkebunan PTPN VIII Gunung Mas terlihat mengalami peningkatan pada setiap bulan selama penelitian. Rataan temperatur pada bulan Maret, April dan Mei masing-masing sebesar 24.57, 25.05 dan 25.69 o

(24)

6

kelembaban serta curah hujan yang rendah di perkebunan teh dapat menyebabkan tingginya hama yang dapat menyebabkan rendahnya produksi teh.

Keragaman dan kelimpahan Arthropoda.

Komposisi keragaman dan kelimpahan Arthropoda pada teh selama 12 kali pengamatan diperoleh sebanyak 4.411 individu yang terdiri dari 16 ordo, 49 famili yakni sebanyak 1.526 individu di lokasi G, 1.304 di lokasi H dan 1.581 di lokasi I. Dari kelimpahan yang di peroleh dari 3 titik penelitian bahwa di lokasi G dan H lebih tinggi populasi individu nya dibandingkan lokasi I. Hal ini dikarenakan oleh banyaknya pohon pelindung tanaman teh yang sangat rapat disekitar pertaman teh dari pada I.

Dari hasil pengamatan dan identifikasi Athropoda terdapat beberapa peran yaitu Arthropoda yang berperan sebagai herbivor, predator, parasitoid, dan detrivor. Proporsi peranan Arthropoda yang ditemukan dilokasi penelitian ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2. Proporsi peran individu Arthropoda pada berbagai lokasi Hasil pengamatan menunjukkan adanya perbedaan proporsi peran Arthropoda pada perkebunan teh di PTPN VIII Gunung mas, Bogor, Jawa Barat (Gambar 2). Data yang diperoleh menunjukkan bahwa dari 4.411 individu Arthropoda, peran Arthropoda sebagai predator memiliki proporsi kelimpahan yang paling tinggi diantara peran yang lain yaitu sebesar 46%, sedangkan herbivor, detrivor dan parasitoid masing-masing sebesar 41%, 7% dan 6%. Dari Gambar 2 terlihat bahwa Arthropoda yang ditemukan lebih banyak di lokasi G yaitu Atrhropoda yang berperan sebagai detrivor, parasitoid dan predator sedangkan herbivor lebih banyak ditemukan pada lokasi I. Hal ini dikarenakan di sekitar lokasi G terdapat banyak pohon pelindung tanaman teh yang sangat rapat dibandingkan dilokasi lainnya. Untuk parasitoid banyak ditemukan di lokasi G karena dilokasi G selain banyak pohon pelindung juga banyak terdapat gulma yang menjadi sumber makanan bagi serangga. Contoh gulma yang banyak tumbuh di sekitar perkebunan teh disajikan pada Gambar 3.

(25)

7

Gambar 3 Gulma yang banyak tumbuh di sekitar perkebunan teh (Phlox sp.)

Tabel 2 Proporsi peran Arthropoda secara keseluruhan

Peran Jumlah Individu Jumlah Famili

Detrivor 449 7

Herbivor 1639 17

Parasitoid 250 4

Predator 2073 21

Total 4. 411 49

Tabel 2 menunjukkan bahwa dari lokasi penelitian ditemukan 4 jenis Arthropoda beserta jumlah familinya dengan peran yang berbeda-beda. Ada Arthropoda yang berperan sebagai detrivor, herbivor, parasitoid dan predator, dari hasil pengklasifikasian Arthropoda tersebut diperoleh sebanyak 449 individu dengan 7 famili detrivor, 1639 dengan 17 famili herbivor, 250 individu dengan 4 famili parasitoid dan sebanyak 2073 individu dengan 21 famili predator. Dari keempat jenis Arthropoda yang ditemukan memiliki peranan masing-masing. Parasitoid dan predator memiliki peranan yang sama yaitu sebagai musuh alami di perkebunan the, sedangkan dangan detrivor berperan sebagai pengurai yang bermanfaat sebagai salah satu sumber makanan bagi predator dan herbivor berperan sebagai hama yang dapat merugikan bagi perkebunan teh.

Arthropoda Predator

Predator adalah organisme yang pada umumnya berukuran lebih besar dari mangsa, menangkap dan memangsa serangga hama (Sembel 2010). Di perkebunan teh ditemukan Arthropoda predator. Jenis-jenis Arthropoda predator terdiri dari; semut (Hymenoptera: Formicidae), lebah (Hymenoptera: Vespidae), belalang sembah (Mantodea: Mantidae), lalat (Diptera: Dolichopodidae), (Diptera: Syrphidae), (Neuroptera: Crysophidae), capung (Odonata: Libellulidae), kumbang tanah (Coleoptera: Carabidae), (Hemiptera: Reduviidae), kepik perisai Andrallus

(26)

8

Hasil pengamatan (Tabel 2) menunjukkan bahwa proporsi tertinggi adalah Atrhropoda predator yaitu sebesar 46% atau sebanyak 2073 individu dengan 21 famili.

Gambar 4 Proporsi Famili Arthropoda Predator

Dari hasil identifikasi (Gambar 4) Arthropoda predator di Laboratorium yang paling banyak ditemukan di tiga lokasi (G, H, I) penelitian adalah Arthropoda predator jenis semut (Hymenoptera: Formicidae) sebesar 43%. Selanjutnya yang termasuk dalam 5 besar jumlah Arthopoda predator yang ditemukan adalah (Araneae: Tetragnathidae), (Diptera: Syrpidae), Laba-laba (Araneae: Salticidae), Laba-laba (Opiliones: Phalangiidae). Proporsi hasil perhitungan berturut-turut sebesar 16%, 7%, 6%, dan 6 %. Sisanya adalah predator dari berbagai Famili, yakni Lycosidae, Oxyopidae, Carabidae, Coccinellidae, Staphylionidae, Forficulidae, Asilidae, Tipulidae, Pentatomidae, Reduviidae, Scoliidae, Sphecidae, Vespidae, Mantidae, Libellulidae, Tettigoniidae.

Semut (Formicidae) adalah serangga yang paling banyak ditemukan di permukaan tanah dan lahan-lahan pertanian. Semut dikenal sebagai predator yang memiliki koloni dan sarang yang teratur, terkadang terdiri dari ribuan semut per koloni. Satu koloni dapat menguasai daerah secara luas untuk mendukung kegiatan memangsa mereka. Semut di Indonesia pada umumnya tidak merusak tanaman budidaya. Di kebun teh, semut merupakan musuh alami karena menyerang ulat dan beberapa macam hama lain, contohnya Helopeltis sp. (Direktorat Perlindungan perkebunan 2004).

Arthropoda Parasitoid

Arthropoda parasitoid adalah serangga yang hidup di dalam atau pada tubuh serangga lain, dan membunuhnya secara pelan-pelan. Parasitoid berguna sebagai musuh alami karena membunuh serangga hama dikebun teh. Beberapa contoh parasitoid yang biasa ditemukan diperkebunan teh seperti Ichneumonidae

(27)

9 Braconidae dan lalat Tachinidae (Direktorat Perlindungan perkebunan 2004). Arthropoda parasitoid yang ditemukan di tiga lokasi penelitian berjumlah 250 individu dengan 4 famili. Proporsi famili Arthropoda parasitoid hasil identifikasi yang ditemukan di lokasi penelitian disajikan pada Gambar 5.

Gambar 5 Proporsi Famili Arthropoda Parasitoid

Dari hasil identifikasi pada Gambar 5 terlihat bahwa proporsi Arthropoda parasitoid yang paling banyak ditemukan adalah famili Ichneumonidae yaitu sebesar 54%. Selanjutnya adalah Braconidae sebesar 37%, kemudian Evaniidae sebesar 7% dan Encyrtidae 2%.

Arthropoda Herbivor

Arthropoda herbivor adalah serangga yang memakan tanaman. Arthropoda herbivor ada yang berperan sebagai hama karena merugikan secara ekonomi Hama merupakan salah satu faktor penghambat dalam peningkatan produksi pucuk di kebun teh. Beberapa jenis hama penting yang menjadi masalah yaitu

Helopeltis sp. (Hemiptera: Miridae), ulat jengkal, ulat penggulung daun, ulat penggulung pucuk, dan ulat api (Pusat Penelitian Teh dan Kina 2006).

Pengendalian hama pada tanaman teh di sekitar lokasi penelitian di perkebunan PTPN VIII Gunung Mas umumnya menggunakan pestisida. Hasil pengamatan proporsi famili Arthropoda herbivor di perkebunan PTPN VIII Gunung Mas disajikan pada Gambar 6

Gambar 6 Proporsi Famili Arthopoda Herbivor

(28)

10

Arthropoda herbivor berada di urutan kedua terbanyak setelah Arthopoda predator yaitu sebesar 41% atau sebanyak 1639 individu dengan 17 famili. Arthropoda herbivor ditemukan di lokasi penelitian antara lain ulat jengkal (Lepidoptera Geometridae), jangkrik (Orthoptera: Gryllidae), kepik flatidae (Hemiptera: Flatidae), Helopeltis sp. (Hemiptera: Miridae) yang termasuk dalam jumlah yang banyak dibandingkan famili lainnya. Masing-masing proporsinya sebesar 28%, 19%, 9%, 7%. Sisanya adalah dari famili Chrysomelidae, Curculionidae, Agromyzidae, Culicidae, Cicadellidae, Membracidae, Arctiidae, Hesperiidae, Nymphalidae, Acrididae, Phasmatidae. Dari famili Arthropoda herbivor di atas yang tergolong sebagai hama utama tanaman teh adalah ulat jengkal (Lepidoptera Geometridae) dan Helopeltis sp. (Hemiptera: Miridae).

Gambar 7 Fluktuasi serangan hama dan keberadaan predator di PTPN VIII Gunung Mas Persentase jumlah serangan terlihat mengalami peningkatan dari bulan Maret hingga Mei 2013, sedangkan persentase jumlah predator mengalami penurunan dari bulan Maret hingga Mei 2013. Masing-masing persentase jumlah hama

Helopeltis sp. pada bulan Maret hingga Mei 2013 yaitu 55.92, 63.40 dan 72.22 %, dan untuk hama Hyposidra talaca yaitu 27.96, 33.28 dan 32%, sedangkan untuk predator masing-masing yaitu sebesar 46, 45 dan 47 %. Meningkatnya jumlah hama dikarenakan resistensi terhadap pemberian pestisida, turunnya jumlah presentase predator dapat di sebabkan oleh bebarapa faktor yakni suhu, kelembaban dan curah hujan. Selain hama utama ditemukan juga famili Alydidae dan Coreidae di sekitar tanaman teh. Serangga ini ditemukan di gulma

(29)

11 dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah dilakukan pengendalian dengan cara menjaga kebersihan kebun, dengan menggunakan musuh alami serangga.

Arthropoda Detrivor

Arthropoda detrivor merupakan Arthropoda yang sangat berguna dalam proses jaring makanan yang ada. Arthropoda ini membantu menguraikan bahan organik yang ada dipermukaan tanah, hasil uraiannya dimanfatkan oleh tanaman. Arthropoda detrivor dapat juga ditemukan di perkebunan teh, yang berfungsi sebagai pengurai dan sumber makanan bagi Arthropoda predator. Hasil pengamatan Arthropoda detrivor di lokasi penelitian atau di perkebunan PTPN VIII Gunung mas, ditemukan sebesar 7% atau sebanyak 449 individu dengan 7 famili. Hasil identifikasi proporsi masing-masing famili Arthropoda detrivor disajikan pada Gambar 8.

Gambar 8 Proporsi Famili Arthopoda Detrivor

Dari proporsi famili (Gambar 8) di atas terlihat bahwa kelimpahan famili detrivor yang paling tinggi adalah Muscidae (32%), sedangkan yang lain adalah Blattellidae (31%), Entomobryidae (12), Isotomidae (11%), Poridae (8%), Glomeridae (4%) dan Polidesmidae (2%). Arthopoda detrivor banyak ditemukan di permukaan tanah, karena sumber makanan utamanya adalah serasah yang ada di permukaan tanah.

Proporsi peran Arthropoda berdasarkan metode pengambilan sampel

Metode pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini ada 3 yaitu pengambilan sampel menggunakan pitfall trap, jaring, dan branches beating. Data proporsi peran Arthropoda hasil penelitian disajikan pada Gambar 9.

Gambar 9 Proporsi peran Arthropoda berdasarkan metode pengambilan sampel

31%

0 200 400 600 800 1000 1200 1400

(30)

12

(31)

13

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Keaneragaman Arthropoda tertinggi berada pada kebun teh yang berjarak 600 sampai 700 meter dari tepi hutan dengan 49 famili. Proporsi peran Arthropoda yaitu predator 46 %, parasitoid 6%, herbivor 41% dan detrivor 7 %. Arthropoda predator yang paling dominan ditemukan di perkebunan Gunung Mas adalah famili Formicidae dan Tetragnathidae. Arthropoda parasitoid yang dominan adalah famili Ichneumonidae. Arthropoda herbivor yang dominan adalah dari famili Geometridae. Arthopoda detrivor yang paling dominan ditemukan adalah famili Blattellidae.

.

Saran

(32)

14

DAFTAR PUSTAKA

Adisewojo RS. 1982. Bercocok Tanam Teh (Camellia theifera). Ed ke-3. Bandung (ID): Sumur Bandung.

Borror DJ, Johnson NF, Triplehorn CA. 1992. Pengenalan Pelajaran Serangga. Ed ke-6. Partosoedjono S, penerjemah. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada Univ Pr. Terjemahan dari : An Introduktion to the Study of Insects.

Direktorat Jendral perkebunan Kementrian Pertanian. 2012. Peningkatan Produksi. Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar. Jakarta (ID): Kementrian Pertanian.

Direktorat Perlindungan Perkebunan. 2004. Musuh Alami, Hama dan Penyakit Tanaman Teh. Jakarta (ID): Departemen Pertanian.

Eden T. 1976. Tea. 3rd ed. London (GB): Longmans.

Ghani MA. 2002. Dasar-Dasar Budi Daya Teh. Jakarta (ID): Penebar Swadaya. Hadi HM, Tarwotjo U, Rahadian R. 2009. Biologi Insekta Entomologi.

Yogyakarta (ID): Graha Ilmu.

Kalshoven LGE. 1981. The Pest of Crops in Indonesia. Laan PA van der, penerjemah. Jakarta (ID): Icthiar Baru – van Hoeve. Terjemahan dari: De Plagen van de Cultuurgewassen in Indonesie

Kartasapoetra AG. 1993. Hama Tanaman Pangan dan Perkebunan. Jakarta (ID): Bumi Aksara.

Nasution AP. 2012. Kelimpahan Arthropoda predator permukaan tanah pada tiga ekosistem pertanaman [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Nazarruddin, Paimin FB. 1993. Pembudidayaan dan Pengolahan Teh. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

Powel W, Walton MP, Jervis MA. 1996. Population and communities. Di dalam: Jervis M, Kidd N, editor. Insect Natural Enemies: Practical Approach to Their Study and Evaluation. London (GB): Chapman & Hall.

Pradana R. 2013. Pengelolaan kebun dan upaya pengendalian hama ulat jengkal (Hyposidra talaca) dengan aplikasi Hyposidra talaca nucleopoliihedrovirus pada tanaman teh di PT perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas Bogor, Jawa Barat. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Pusat Penelitian Teh dan Kina. 2006. Petunjuk Kultur Teknis Tanaman Teh. Ed ke-3. Bandung (ID): Pusat Penelitian Teh dan Kina Gambung.

Sembel DT. 2010. Pengendaliaan Hayati Hama-hama Serangga Tropis dan Gulma. Yogyakarta (ID): Andi Offset.

Setyamidjaja, D. 2000. Teh Budidaya dan Pengolahan Pascapanen. Yogyakarta (ID): Kanisius.

(33)

15

(34)
(35)

16 Lampiran 1 Famili Arthropoda yang di temukan di PTPN VIII Gunung mas,

(36)
(37)

17

Lampiran 2 Perhitungan persentase serangan hama di PTPN VIII Gunung Mas

Contoh:

Berikut adalah perhitungan persentase serangan hama tiap bulan penelitian. a. Maret

X 100 % = 55, 92 % X 100 % = 27, 96 b. April 2013

X 100 % = 62, 40 % x 100 % = 33, 28 c. Mei 2013

(38)
(39)

18 Lampiran 3 Peta kejadian hama dan penyakit PT Perkebunan Nusantara VIII

(40)
(41)

19 Lampiran 4 Beberapa gulma yang tumbuh di lokasi penelitian

Babadotan (Ageratum conyzoides) Eleuisine indica

Kirinyuh (Euphatorium pallescens) Kutumpang (Borreria laevis)

(42)
(43)

20

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Rikardo Sembiring dilahirkan pada 12 November 1989 di Sibuhuan, Kabupaten Padang Lawas, Sumatra Utara. Penulis adalah anak ke dua dari lima bersaudara pasangan Bapak Pandai Sembiring dan Mastianna Simatupang. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 1 Barumun, Padang Lawas pada tahun 2002. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan studi ke SMP Negeri 1 Barumun, Padang Lawas dan menyelesaikan studi pada tahun 2005. Kemudian melanjutkan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1 Barumun, Padang Lawas pada tahun 2005 dan menyelesaikan studi pada tahun 2008.

Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor pada tahun 2008 melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan diterima di Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Selama kuliah penulis aktif dalam berbagai kegiatan kampus, kepanitiaan, dan organisasi. Kegiatan organisasi yang pernah di ikuti antara lain: IMKA (Ikatan Mahasiswa Karo) (2009-2010), Himasita (Himpunan Mahasiswa Proteksi Tanaman (2009-2010), sebagai anggota divisi kewirausahaan, Kemaki (Keluarga Mahasiswa Katolik IPB) (2009-2010), sebagai anggota divisi Pedang. Penulis juga menjadi anggota

Entomologi Club Departemen Proteksi tanaman pada tahun (2010-2012)

Selama menjalani perkuliahan di IPB, pada tahun 2008- 2012, penulis aktif sebagai anggota di Unit Kegiatan Mahasiswa CUA (Chess Unity of Agriculture). Penulis juga aktif dalam berbagai kegiatan dilapangan seperti Go Field di desa Delanggu, Klaten, Go field di desa Mekar Asih Cisarua, Magang di Laboratorium Taksonomi serangga (Museum Serangga) Departemen Proteksi Tanaman, Institut Pertanian Bogor.

Gambar

Gambar 1  Kategori lokasi penelitian (a) dan plot sampling (b)
Gambar 3 Gulma yang banyak tumbuh di sekitar perkebunan teh (Phlox sp.)
Gambar 4  Proporsi Famili Arthropoda Predator
Gambar 6  Proporsi Famili Arthopoda Herbivor

Referensi

Dokumen terkait

Dalam satu bulan pendampingan dengan keluarga Bapak Nengah Sumarma, telah diidentifikasi beberapa permasalahan yang di hadapi oleh keluarga Bapak Nengah Sumarma seperti perekonomian

Sehingga dalam SWBI tidak boleh ada imbalan yang diisyaratkan kecuali dalam bentuk pemberian (‘ athaya ) yang bersifat sukarela dari pihak Bank Indonesia.Dalam perbankan

Enam sasaran strategis tersebut merupakan arahan bagi Pengadilan Negeri Surakarta untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan dan membuat rincian Program

Dari hasil penelitian yang dilakukan di Dusun Karang, Sumberagung, Moyudan, Sleman, Yogyakarta pada 40 lanjut usia, maka penulis dapat mengambil beberapa simpulan

Pantai bertebing banyak terdapat di daerah berbukit atau pegunungan di mana ombak selalu menghantam pantai sehingga terjadi perusakan pada batu-batuan dan akhirnya terbentuklah

Guna memfokuskan penelitian pada tujuan yang akan dicapai maka permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada “Pengelolaan Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Taman

Keluarga Bapak I Nyoman Suardi tergolong kedalam keluarga yang hanya memfokuskan pemenuhan kebutuhannya hanya pada pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari, seperti

diri dan juga kemampuan-kemampuan yang diperoleh dari hasil belajar. Berdasarkan UU RI No. 14 tahun 2005 Tentang guru dan Dosen ada empat kompetensi yang harus