• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS A CHIE VEMENT DIVISION PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PEMATANG BARU KECAMATAN PALAS KABUPATEN PESAWARAN TAHUN AJARAN 2016/2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS A CHIE VEMENT DIVISION PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PEMATANG BARU KECAMATAN PALAS KABUPATEN PESAWARAN TAHUN AJARAN 2016/2017"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE STUDENT TEAMS A CHIE VEMENT DIVISION PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PEMATANG BARU KECAMATAN

PALAS KABUPATEN PESAWARAN TAHUN AJARAN 2016/2017

OIeh SUKIRMAN

ABSTRAK

Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS kelas IV SDN 1 Pematang Baru Kecamatan Palas. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams . Achievement Division di kelas IV SDN 1 Pematang Baru Lampung Selatan.

Subyek penelitian adalah guru, teman sejawat, dan siswa kelas IV sebanyak 18 orang yang terdidari dan 9 orang laki-laki dan 9 orang perempuan. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan observasi. Data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif dengan menggunakan prosentase.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar dan siklus ke siklus. Rata-rata aktivitas siswa sikius I pertemuan 1 sebesar 55,56 dan pada pertemuan 2 menjadi 63,33. Sedangkan pada sikius II pertemuan 1 sebesar 74,44 dan meningkat pada pertemuan 2 menjadi 86,67. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan 1 sebesar 60,00 dan pada pertemuan 2 menjadi 65,33. Sedangkan pada sikius II pertemuan 1 sebesar 73,06 dan meningkat pada pertemuan 2 menjadi 79,44. Ketuntasan belajar siswa pada siklus I pertemuan 1 sebesar 50,00% dan pada pertemuan 2 menjadi 66,67%. Sedangkan pada siklus II pertemuan 1 sebesar 77,78% dan meningkat pada pertemuan 2 menjadi 88,89%.

(2)

i

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE

STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

PADA

SISWA KELAS IV SDN 1 PEMATANG BARU KECAMATAN PALAS KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

TAHUN AJARAN 2016/2017

(Skripsi)

Oleh SUKIRMAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLA DASAR FAKULTASKEGURUAN DAN ILMU PENDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

(3)

ii

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE STUDENT TEAMS A CHIE VEMENT DIVISION PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PEMATANG BARU KECAMATAN

PALAS KABUPATEN PESAWARAN TAHUN AJARAN 2016/2017

OIeh SUKIRMAN

ABSTRAK

Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS kelas IV SDN 1 Pematang Baru Kecamatan Palas. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams . Achievement Division di kelas IV SDN 1 Pematang Baru Lampung Selatan.

Subyek penelitian adalah guru, teman sejawat, dan siswa kelas IV sebanyak 18 orang yang terdidari dan 9 orang laki-laki dan 9 orang perempuan. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan observasi. Data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif dengan menggunakan prosentase.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar dan siklus ke siklus. Rata-rata aktivitas siswa sikius I pertemuan 1 sebesar 55,56 dan pada pertemuan 2 menjadi 63,33. Sedangkan pada sikius II pertemuan 1 sebesar 74,44 dan meningkat pada pertemuan 2 menjadi 86,67. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan 1 sebesar 60,00 dan pada pertemuan 2 menjadi 65,33. Sedangkan pada sikius II pertemuan 1 sebesar 73,06 dan meningkat pada pertemuan 2 menjadi 79,44. Ketuntasan belajar siswa pada siklus I pertemuan 1 sebesar 50,00% dan pada pertemuan 2 menjadi 66,67%. Sedangkan pada siklus II pertemuan 1 sebesar 77,78% dan meningkat pada pertemuan 2 menjadi 88,89%.

(4)

iii

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE

STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

PADA

SISWA KELAS IV SDN 1 PEMATANG BARU KECAMATAN PALAS KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

TAHUN AJARAN 2016/2017

Oleh SUKIRMAN

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi PGSD Strata 1 Dalam Jabatan Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLA DASAR FAKULTASKEGURUAN DAN ILMU PENDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

(5)

iv

Judul Laporan : PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PEMATANG BARU KECAMATAN PALAS KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN AJARAN 2016 / 2017

Nama Mahasiswa :

Sukirman

Nomor pokok Mahasiswa : 1413093046

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Dosen Pembimbing

(6)
(7)

vi

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Sukirman

NPM : 1413093046

Judul Penelitian : PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS

DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT

DI VISION PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PEMATANG

BARU KECAMATAN PALAS KABUPATEN LAMPUNG

SELATAN TAHUN PELAJARAN 20 16 / 2017.

Menyatakan bahwa penelitian ini adalah merupakan hasil kerja saya sendiri dan menurut sepengetahuan saya tidak berisi tentang materi yang pernah

dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini yang saya kutip dan hasil karya orang lain telah ditulis sumbernya secara jelas sesuai norma dan kaidah penulisan karya ilmiah.

Demikian pernyataan ini saya buat berdasarkan kondisi yang sebenar-benarnya.

Lampung Selatan , Desember 2016 Yang membuat pernyataan,

(8)

vii

RIWAYAT HIDUP

Sukirman dilahirkan di Lampung Selatan pada tanggal 20

September 1983, anak dan pasangan Bapak H.Romada dan

ibu Rohani Pendidikan Sekolah Dasar diselesaikan di SDN

Palas Aji 1992, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di

MTS GUPPI 1 Palas pada tahun 1998, Sekolah Lanjuta n

Tingkat Atas (SLTA) MAN 1 Bandar Lampung pada tahun 2001 . dan Diploma

II (DII) IAIN RADEN INTAN Bandar Lampung pada tahun 2003, Sedangkan

pada tahun 2014 Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Pendidikan

Program Si PGSD Dalam Jabatan di Universitas Lampung. Sejak tahun 2010

Penulis menjadi guru di SDN 1 Pematang Baru Kecamatan Palas Kabupaten

(9)

viii

MOTTO

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada

kemudahan

(10)

ix

HALAMAN PERSEMBAHAN

Penelitian sederhana ini kupersembah kan kepada:

Istri dan anak – anak tersayang, kedua orag tua serta keluarga besarku

(11)

x

SANWACANA

Alhamdulillahirobbil’aalamiin atas Rakhmat dan Hidayah-Nya penulis dapat

menyelesaikan Penelitian yang berjudul: ―Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar

IPS Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division Pada Siswa Kelas IV SDN 1 Pematang Baru Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2016/2017‖, sebagai salah

satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan dengan baik.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M. Hum, selaku Dekan FKIP Universitas

Lampung

2. Ibu Dr. Riswanti Rini,M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

FKIP Universitas Lampung.

3. Bapak Dr. Maman Surahman, M.Pd, selaku Ketua Program Studi S-1 PGSD

FKIP Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Nazaruddin Wahab, M.Pd., sebagai Pembimbing, terimakasih atas

bimbingan skripsi ini.

5. Kepala Sekolah dan dewan guru SDN 1 Pematang Baru yang telah memberikan

ijin dan dukungan kepada penulis untuk melakukan penelitian

(12)

xi

7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dan kesempurnaan,

akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat

bagikita semua. Amiin

Lampung Selatan, September 2016

Penulis

(13)

xii

(14)

xiii

G. Teknik Analis Data……….. 26

1. Data Kualitatif………. 26

2. Data Kuantitatif……… 26

H. Prosedur Penelitian……….. 26

I. Indikator Penelitian……….. 32

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penetapan kelas dan Waktu Penelitian ………... 34

B. Hasil Penelitian ………... 34

1. Siklus I ……… 35

2. Siklus II ……… 46

C. Pembahasan……… 58

1. AktivitasBelajar Siswa ……… 58

2. Hasil Belajar Siswa……….. 60

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………. 65

B. Saran……… 65

DAFTAR PUSTAKA……….. 66

(15)

xiv

1. Data hasil belajar IPS kelas IV SDN 1 Pematang Baru semester ganjil

Tahun pelajaran2016 / 2017………. 3

2. Jadwal pertemuan (pembelajaran) IPS kelas IV SDN 1 Pematang Baru…. 34

3. Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran pada siklus I pertemuan ……….. 38

4. Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran pada siklusl pertemuan 2……….. 39

5. Hasil belajar siswa siklus I pertemuan 1……….. 41

6. Hasil belajar siswa siklus I pertemuan 2……….. 43

7. Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran pada siklus II pertemuan 1………... 50

8. Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran pada siklus II pertemuan 2 ………. 51

9. Hasil belajar siswa siklus II pertemuan 1 ……….. 53

10. Hasil belajar siswa siklus II pertemuan 2………... 55

13. Rekapitulasi persentase ketuntasan hasil belajar siswa……….. 62 DAFTAR TABEL

(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Grafik peningkatan aktivitas belajar siswa……….. 59 2. Grafik peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswaper siklus …………. 61

(17)

xvi

5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I……….. 72 6. Tes Formatif Siklus I……….….. 80 7. Rencana Pelaksanaa Pembelajaran Siklus II………... 84 8. Tes Formatif Siklus II ………. 91 9. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 1………… 96 10. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 2……….. 97 11. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Pertemuan 1………. 98 12. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Pertemuan 2………. 99 13. Hash Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 1………... 100 14. Hasil Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 2 ………. 101 15. Hasil Belajar Siswa Siklus II………. 102 16. Hasil Belajar Siswa Siklus II Pertemuan 2 ………... 103 17. Hasil Pengamatan Kinerja Guru Siklus I ……….. 104 18. Hasil Pengamatan Kinerja Guru Siklus II……….. 106 19. Foto-foto kegiatan pembelajaran……… 108

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

(18)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan sesuatu proses sosial yang tidak terjadi tanpa adanya

interaksi antar pribadi. Interaksi terjadi sangat erat kaitannya dengan

pembelajaran di Sekolah yang berkaiatan dengan masalah sosial, dan

masalah-masalah tersebut merupakan bahan kajian dari IPS. Melalui mata

pelajaran IPS, peserta didik di arahkan, agar dapat menjadi warga Negara

Indonesia Yang demokratis dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang

cinta damai.

Dimasa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat

karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat.

Oleh karna itu mata pelajaran IPS di rancang untuk mengembangkan

pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan menganalisis terhadap kondisi

sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.

Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Panca Sila dan

UUD 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional

Indonesia yang tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Pendidikan

nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan memberikan watak serta

peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

(19)

2

mulia, sehat berilmu, cakap berkreatif dan menjadi warga Negara yang

berdemokrasi serta bertanggung jawab.

Mata pelajaran IPS yang rata–rata berbentuk naratif, di Sekolah pada

umumnya di anggap sebagai pelajaran yang tidak menarik. Hal ini di

sebabkan karena materi IPS di anggap oleh siswa sulit di mengerti dan tidak

menarik. Pada saat pembelajaran berlangsung siswa cenderung ribut,

mengganggu teman dan mengobrol yang menyebabkan rendahnya aktifitas

siswa dalam pembelajaran.

Secara umum materi IPS di sampaikan oleh guru dengan metode ceramah

dengan melalui cerita, mencatat, dan jarang atau belum pernah menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division. Pola pembelajarannya berpusat pada guru (teacher centered). Guru lebih

sering terpaku pada satu buku teks saja. Penggunaan waktu yang kurang

efisien dalam penyajian materi IPS yang rata-rata berbentuk naratif memakan

waktu yang cukup lama. Hal ini menimbulkan kejenuhan dan kebosanan pada

diri siswa, siswa tidak terlibat aktif dalam pembelajaran.

Setiap pembelajaran siswa sering tidak menjawab pertanyaan dari guru

karena merasa takut dan malu apabila jawabannya salah. Siswa juga tidak

pernah mengungkapkan pendapatnya setiap diminta oleh guru. Setiap kali

guru memberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi yang sudah di

sampaikan guru kebanyakan siswa menjawab sudah jelas dan tidak perlu ada

pertanyaan lain, tetapi pada kenyataannya ketika guru menanyakan tentang

(20)

3

Beberapa permasalahan pembelajaran yang kurang menarik ini berimbas pada

rendahnya hasil pembelajaran siswa pada mata pelajaran IPS di SDN 1

Pematang Baru. Berdasarkan data nilai semester ganjil di ketahui siswa yang

dapat mengerjakan soal formatif dengan nilai ˃65 hanya 6 siswa ( 33,4%) dari 18 siswa, sedangkan sisanya 12 orang ( 66,6%) belum bisa mencapai

criteria ketuntasan minimal (KKM) yang di tetapkan hasil belajar IPS siswa

kelas IV SDN 1 Pematang Baru pada semester ganjil tahun pelajaran

2016/2017 selengkapnya dapat dilihat pada table di bawah ini.

Tabel 1 Data hasil belajar IPS Kelas IV SDN 1 Pematang Baru semester

Sumber: Rekapitulasi Dokumen Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SDN 1 Pematang Baru Tahun Pelajaran 2015 / 2016

Guru harus berusaha menciptakan suasana pembelajaran yang menggairahkan

dan menyenangkan bagi semua siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Hal

ini dapat di lakukan melalui penyampaian pembelajaran yang bervariasi, salah

satunya menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Berdasarkan hambatan yang ditemukan dalam proses pembelajaran tersebut,

maka penulis ingin melakukan perbaikan dalam pembelajaran untuk

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SDN 1 Pematang Baru

pada mata pelajaran IPS, yaitu dengan menggunakan pembelajara koopoeratif

(21)

4

belajar IPS.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, selanjutnya dapat diidentifikasikan

masalah sebagai berikut :

1. Aktifitas belajar siswa kelas IV SDN 1 Pematang Baru masih rendah

2. Hasil belajar siswa kelas IV SDN 1 Pematang Baru masih rendah

3. Pembelajaran IPS dikelas IV SDN 1 Pematang Baru masih terpaku pada

buku teks saja sehingga pemahaman siswa tentang materi IPS kurang.

4. Pembelajaran IPS di kelas IV SDN1 Pematang Baru masih berpusat pada

guru (teacher centered)

5. Cara mengajar guru belum bervariasi dan kurang melibatka siswa melalui

pembelajaran kooperatif, ceramah, Tanya jawab dan mengerjakan latihan.

7. Penggunaan waktu penyajian materi IPS kurang efisien

C. Rumus Permasalahan

Berdasarkaaan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumus

masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah pembelajaran dengan mengunakan model pembelajaran kooperatif

tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas belajar IPS siswa kelas IV SDN 1

Pematang Baru tahun pelajaran 2016/2017?

2. Apakah pelajaran dengan mengunakan model pembelajaran kooperatif

tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN 1

(22)

5

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Meningkatkan aktivitas belajar IPS melalui penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe Student STAD pada siswa kelas IV SDN 1

Pematang Baru tahun pelajaran 2016/2017.

2. Meningkatkan hasil belajar IPS melalui penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD pada siswa kelas IV SDN 1 Pematang Baru tahun

pelajaran 2016/2017.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini di harapkan bermanfaat:

a. Bagi Siswa

Dapat membangkitkan minat siswa dan menciptakan suasana

pembelajaran yang menyenangkan melalui pembelajaran koopertatif tipe

STAD, sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS kelas

IV SDN 1 Pematang Baru tahun pelajaran 2016/20167.

b. Bagi Guru

Diharapkan dapat mengetahui strategi pembelajaran yang tepat demi

peningkatan pembelajaran di kelas, sehingga masalah yang di hadapi guru

yang berhubungan dengan materi pembelajaran IPS dapat ditangulangi

melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD

c. Bagi Sekolah

(23)

6

pembelajaran bagi siswa maupun guru sehingga mutu pendidikan di SDN

(24)

II .KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar dan pembelajaran

Pengertian belajar secara komprehensif menurut Bell-Gredler dalam

Winatapura (2008:15) yang menyatakan bahwa belajar adalah proses yang

dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam kemampuan,

keterampilan, dan sikap. Seorang dikatakan belajar jika dalam diri orang

tersebut terjadi suatu aktivitas yang mengakibatkan perubahan tingkah laku

yang dapat diamati relatif lama. perubahan tingkah laku itu tidak muncul

begitu saja, tetapi sebagai akibat dari usaha orang tertsebut. Oleh karena itu,

proses terjadinya perubahan tingkah laku dengan tanpa adanya usaha tidak

disebut belajar.

Belajar merupakan suatu proses interaksi antara diri manusia dengan

lingkungannya, yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori.

Sehingga proses belajar senantiasa merupakan perubahan tingkah laku dan

terjadi karena hasil pengalaman sehingga dapat dikatakan terjadi proses

belajar apabila seseorang menunjukan tingkah laku yang berbeda meliputi

ranah kognitif, efektif dan psikomotorik.

Sudjana (2001:28) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang

ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai

hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah

(25)

8

penerimaan dan lain-lain aspek yang ada pada individu siswa. Berdasarkan

uraian di atas tentang belajar, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu

bentuk perubahan tingkah laku pada diri seseorang sebagai akibat dari

pengalaman dan latihan dalam berinteraksi dengan lingkungan yang dialami

oleh seseorang

Sedangkan pembelajaran menurut Gagne (dalam Winataputra,2008:1.19),

pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk

memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Sementara dalam

undang-undang Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 butir 20 berbunyi tentang

sistem pendidikan nasional dirumuskan bahwa ―Pembelajaran adalah proses

interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu

lingkungan belajar‖. Dalam konsep pembelajaran tersebut terkandung 5 (lima)

aspek, yakni interaksi, peserta didik, pendidik, sumber belajar, dan

lingkungan belajar. Pembelajaran dalam arti luas merupakan jantungnya dari

pendidikan untuk mengembangkan kemampuan, membangun watak dan

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa.

Pembelajaran mengacu pada segala kegiatan yang dirancang untuk

mendukung proses belajar yang ditandai dengan adanya perubahan prilaku

individu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Pembelajaran dalam

konteks pendidikan formal, yakni pendidikan disekolah, sebagian besar

terjadi dikelas dan lingkungan Sekolah. Sebagian kecil pembelajaran terjadi

(26)

9

kurikuler dan ekstrakulikuler .

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan upaya

sistematis untuk memfasilitasi dan meningkatkan proses belajar.

Pembelajaran harus menghasilkan belajar, tapi tidak semua proses belajar

terjadi karena pembelajaran.

B. Teori Belajar dan Pembelajaran

Belajar secara umum adalah terjadinya perubahan pada diri orang belajar

karena pengalaman. Sedangkan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang

dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah

kearah yang lebih baik (Darson,dkk, 2000:24)

Proses pembelajaran dipengaruhi oleh pemahaman guru terhadap aliran atau

teori Belajar. Menurut Muchith (2008: 55) ada beberapa jenis aliran atau

paham yang dapat dijadikan inspirasi untuk melakukan proses

pembelajaran,yakni:

Teori Behaviorisme

Teori belajar behaviorisme menyatakan bahwa keberhasilan belajar

ditentukan oleh adanya interaksi antara stimulus dan respon yang diterima

oleh manusia. Mengajar atau mendidik perlu dilakukan dengan cara

memperbanyak stimulus dan respon yang diberikan kepada siswa. Salah satu

indikasi keberhasilan belajar menurut teori ini adalah adanya perubahan

tingkah laku yang nyata dalam kehidupan masyarakat (Muchith, 2008:56).

(27)

10

pengetahuan siswa, sedangkan proses belajar sebagai “mimetic”, yang

menuntut siswa agar memiliki kemampuan mengungkapkan kembali

pengetahuan dan pemahaman yang sudah dipelajari baik dalam jangka waktu

yang pendek maupun dalam jangka waktu yang panjang, yang diperoleh

melalui berbagai cara dalam pembelajaran.

Implikasi dan aplikasi dalam pembelajaran teori ini adalah merancang kondisi

belajar yang efektif dengan merumuskan tujuan belajar dan langkah-langkah

pembelajaran yang jelas, mengunakan ganjaran dan hukuman sebagai penguat

prilaku yang dihasilkan.

C. Aktivitas Belajar

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, aktivitas artinya adalah

―kegiatan/keaktifan‖. Aktivitas belajar menurut Junaidi (2011) adalah segala

kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam

rangka mencapai tujuan pembelajaran. Aktivitas yang dimaksud di sini

penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam

proses pembelajaran akan berdampak terciptanya situasi belajar aktif.

Aktivitas belajar sendiri banyak sekali macamnya, sehingga para ahli

mengadakan klasifikasi. Paul B. Diedrich dalam Sardiman (2004:101)

membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang

digolongkan ke dalam 8 kelompok

1. Visual Aktivities, meliputi kegiatan seperti: membaca, memperhatikan (gambar, demonstrasi, percobaan dan pekerjaan orang lain)

(28)

11

wawancara, diskusi,dan interupsi.

3. Listening Aktivities, meliputi kegiatan seperti: mendengarkan uraian, percaakapan diskusi, musik dan pidato.

4. Writting Aktivities, meliputi kegiatan seperti: menulis cerita, menulis karangan, menulis karangan, angket,menyalin, membuat rangkuman. 5. Drawing Aktivities, meliputi kegiatan seperti: menggambar,membuat

grafik, peta, diagram.

6. Motor Aktivities, melipuiti kegiatan seperti : melakuka percobaan, membuat konstruksi, strategi,mereparasi , bermain dan berternak.

7. Mental activities, meliputi kegiatan seperti: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan dan mengambil keputusan.

8. Emotional Aktivities, meliputi kegiatan seperti: menaruh minat, merasa bosan, bergairah, berani, tenang dan gugup.

Berdasarkan berbagai pendapat ahli di atas, maka yang di maksud dengan

aktivitas belajar adalah kegiatan yang dilakukan siswa untuk memperoleh

pengalaman dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran

yang diharapkan dengan indicator pelibatan fisik, mental dan emosi siswa.

D. Hasil Belajar

Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam

memperoleh prestasi atau hasil belajar. Untuk mengetahui berhasil tidaknya

seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan sesuatu evaluasi, tujuan untuk

mengetahui hasil belajar yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar

berlangsung. Menurut Sudjana (2001:22) prestasi atau hasil belajar adalah

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima

pengalaman belajarnya. Dengan mengetahui hasil belajar siswa, seorang guru

dapat menentukan kedudukannya dalam kelas, apakah siswa tersebut

termasuk ke dalam kategori siswa yang pandai, sedang atau kurang. Biasanya

(29)

12

kalimat dapat dipahami bahwa penilaian dalam arti komplek mencakup aspek

segala psikologis siswa, sedangkan dalam arti sempit sebagai bentuk untuk

mengukur keberhasilan siswa yang terformat dalam bentuk evaluasi.

Menurut Syarifudin (2008:14) menyatakan bahwa evaluasi berarti penilaian

terhadap tingkat keberhasilan yang telah di tetapkan dalam tingkat

pembelajaran. Salah satu tujuan diadakannya evaluasi diantaranya adalah

dapat dijadikan sebagai alat penetapan apabila siswa termasuk kategori cepat,

sedang dan ataupun lambat dalam arti untuk kemampuan belajarnya.

Menurut Sukmadinata (2006: 33) kopetensi adalah perilaku atau performa

yang diperlihatkan oleh seseorang dalam beraktivitas, melaksanakan tugas,

penyelesaian pekerjaan dan pemecahan masalah yang dibagi menjadi 4 yaitu:

1. Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar adalah kecakapan awal yang dikuasai untuk menguasai kompetensi yang lebih tinggi.

2. Kompetensi umum

Kompetensi umum adalah penguasaan kecakapan yang diperlukan dalam kehidupan baik secara sosial kemasyarakatan dan lingkungan.

3. Kompetensi Operasional/Teknis

Kompetensi operasional atau teknis adalah penguasaan kecakapan yang berkenaan dengan penerapan atau aplikasi dari konsep, prinsip dan pengetahuan dalam kenyataan.

4. Kompetensi Professional

Kompetensi professional adalah penguasaan kecakapan tingkat tinggiyang menyangkut proses analisis, sintesis, pemecahan masalah, dan menciptakan hal-hal baru.

Dengan demikian yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah hasil

usaha yang diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran yang

dinyatakan dengan angka-angka atau nilai-nilai untuk mengukur kemampuan

(30)

13

E. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division

1. Pengertian Model Cooperative Learning Tipe STAD Model pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD dikembangkan oleh Robert E. Slavin dan temari-temannya di Universitas Thon Hopkin,

dan merupakan tipe pembelajaran Cooperative Learning yang paling sederhana. Guru yang menggunakan STAD mengacu kepada belajar

kelompok siswa yang menyajikan informasi akademik kepada siswa

menggunakan presentasi verbal atau teks. Pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD membagi siswa dalam kelompok— kelonipok kecil yang terdiri dan 4 sampai 5 orang yang bersifat heterogen. Komponen utama tipe STAD adalah presentasi kelas, kegiatan kelompok, kuis/test,

pemberian skor individu dan penghargaan kelompok (Asma, 2006: 51).

Anita Lie (2002: 59) menyatakan bahwa teknik pembelajaran Cooperative

Learning Tipe STAD juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama mereka.

Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa pengertian Cooperative Learning Tipe STAD) adalah suatu model yang dapat merangsang siswa untuk berinteraksi dan bekerja sama dengan siswa yang lain sehingga

siswa akan lebih aktif dan dapat memahami pembelajaran dengan lebih

mudah.

(31)

14

langsung karena sangat mudah diterapkan dan paling sederhana dalam

penerapannya. Siswa akan lebih mudah dalam menemukan dan

menanggani konsep-konsep yang sulit jika mereka saling mendiskusikan

masalah tersebut dengan temannya. Siswa yang berkemampuan rendah

mendapat kesempatan untuk dibimbing oleh temannya yang memiliki

wawasan yang Iebih tinggi, sedangkan siswa yang lebih tinggi

kemampuannya mempunyai kesempatan untuk menjadi tutor sehingga

pemahamannya menjadi lebih baik lagi. Kerja kelompk diharapkan dapat

membuat siswa Iebih mendiskusikankonsep dan prinsip tentang pelajaran

mereka. Kegiatan saling membantu yang menguntungkan semua pihak

tentu akan meningkatkan hasil belajar siswa sehingga aktivitasnya pun

akan meningkat.

2. Kelebihan dan Model Cooperative Learning Tipe STAD

Kelebihan dan model Cooperative Learning Tipe STAD yaitu (1) dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, (2) dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa, (3) dapat meningkatkan kreativitas siswa, (4) dapat

mendengar, menghormati, serta menerima pendapat siswa lain, (5) dapat mengurangi kejenuhan dan kebosanan, (6) dapat mengidentifikasikan

perasaannya juga perasaan siswa lain, (7) dapat menyakinkan dirinya

untuk orang lain dengan membantu orang lain dan menyakinkan dirinya

untuk sating memahami dan saling mengerti.

Peningkatkan hasil belajar siswa dapat dilakukan melalui penggunaan

model pembelajaran yang tepat. Penggunaan yang tidak sesuai dengan

(32)

15

dalam belajar dan akhirnya proses belajar mengajar menjadi

membosankan dan akhirnya akan mempengaruhi basil belajar siswa.

Dalam hal mi penggunaan model pembelajanan Cooperative Learning Tipe STAD ini adalah suatu model pembelajaran dimana siswa

dikelompokkan dalam suatu kelompok kecil yang terdiri dan 4-5 orang secara heterogen, yang mana pengelompokan ini untuk mengajarkan siswa

bekerja dalam kelompok, cara mengajarkan siswa untuk berbagi tugas dan

cara untuk mengajarkan siswa belajar dan temannya serta cara

mengajarkan siswa untuk menghargai pendapat orang lain Untuk

menyelesaikan suatu tugas, untuk mencapai tujuan bersama. Sehingga

setiap anggota kelompok mendapat hasil belajar yang tinggi.

Hasil belajar siswa yang mencerminkan tingkat keberhasilan proses belajar

mengajar banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun

eksternal. Pemilihan model yang tepat dalam menyampaikan materi

pelajaran merupakan strategi guru dalam upaya peningkatan aktivitas dan

hasil belajar siswa.

Kekurangan dan model Cooperative Learning Tipe STAD yaitu (1) setiap

siswa harus berani berpendapat atau menjelaskan kepada teman-temannya,

(2) sarana dan fasilitas yang dibutuhkan dalam pembelajaran kooperatif

tipe STAD ini harus lengkap, (3) memerlukan banyak waktu.

3. Langkah-langkah Model Cooperative Learning Tipe STAD

(33)

16

STAD adalah sebagai berikut: (I) persiapan pembelajaran, (2) penyajian

materi, (3) kegiatan belajar kelompok, (4) pemeriksaan terhadap hasil

kegiatan kelompok, (5) siswa mengerjakan soal-soal tes secara individual,

(6) pemeriksaan hasil tes, penghargaan kelompok.

(1) Persiapan Pembelajaran.

a) Materi

Materi pembelajaran dirancang sedemikian rupa untuk pembelaj

aran secara berkelompok. Sebelum menyaj ikan materi pelajaran,

dibuat lembar kegiatan siswa (LKS) yang akan dipelajari kelompok,

dan lembar jawaban dan kegiatan tersebut.

b) Menempatkan siswa dalam Kelompok

c) Menempatkan siswa ke dalam kelompok yang masing-masing

kelompok terdiri dan 4 atau 5 orang dengan cara mengurutkan siswa

dan atas ke bawah berdasarkan kemampuan akademiknya.

Menentukan skor dasar. Skor dasar diperoleh dan tes kemampuan

prasyarat/tes pengetahuan awal sebelum menggunakan STAD.

Selain itu, nilai siswa pada semester sebelumnya juga dapat

digunakan sebagai skor dasar.

(2) Penyajian Materi;

Penyajian materi mi menggunakan waktu sekitar 20-45 menit. Sebelum

menyajikan materi pelajaran, guru dapat memulai dengan menjelaskan

tujuan pelajaran, memberikan motivasi untuk berkooperatif, menggali

(34)

17

(3) Kegiatan Belajar Kelompok.

Dalam setiap kegiatan belajar kelompok digunakan lembar kegiatan,

lembar tugas, dan lembar kunci jawaban masing-masing dua lembar

untuk setiap kelompok, dengan tujuan agar terjalin kerjasama di antara

anggota kelompoknya. Lembar kegiatan dan lembar tugas diserahkan

pada saat kegiatan helajar kelompok, sedangkari kunci jawaban

diserahkan setelah kegiatan kelompok selesai dilaksanakan.

(4) Pemeriksaan terhadap Hasil Kegiatan Kelompok.

Pemeriksaan terhadap hasil kegiatan kelompok dilakukan dengan

mempresentasikan hasil kegiatan kelompok di depan kelas oleh wakil

dan setiap kelompok. Pada tahap mi diharapkan teijadi interaksi antar

anggota kelompok penyaji dengan anggota kelompok lain untuk

melengkapi jawaban kelompok tersebut. Pada tahap mi juga dilakukan

pemeriksaan hasil kegiaan kelompok dengan memberikan kunci

jawaban dan setiap kelompok memeriksa sendiri hasil pekerjaannya

serta memperbaiki jika masih terdapat kesalahan-kesalahan

(5) Siswa Mengerjakan oal-soal Tes Secara Individual.

Pada tahap ini siswa harus memperhatikan kemampuannya dan

menunjukkan apa yang diperoleh pada kegiatan kelompok dengan cara

menjawab soal tes sesuai dengan kemampuannya. Siswa tidak

diperkenankan untuk bekerja sama.

(6) Pemeriksaan Hasil Tes

Pemeriksan hasil tes dilakukan oleh guru dengan membuat daftar skor

(35)

18

kelompok. Peningkatan rata-rata skor setiap individual merupakan

sumbangan bagi kinerja pencapaian kelompok.

(7) Penghargaan Kelompok.

Setelah diperoleh hasil kuis, kemudian dihitung skor peningkatan

individual berdasarkan selisih perolehan skor dasar dengan skor kuis

terakhir. Berdasarkan skor peningkatan individual dihitung poin

perkembangan dengan menggunakan pedoman yang disusun sebagai

berikut:

- Lebih dan 10 poin di bawah skor dasar 5 poin

- 10 poin di bawah sampal 1 poin di bawah skor dasar 10 poin

- Skor dasar sampai 10 poin di atas skor dasar 20 poin

- Lebih dan 10 poin skor dasar 30 poin

- Pekerjaan sempurna (tanpa memperhatikan skor dasar) 30 poin

Pemberian penghargaan kelompok yang memperoleh poin

perkembangan kelompok tertinggi ditentukan dengan rumus sebagai

benikut:

Berdasarkan poin perkambangan yang diperoleh terdapat tiga tingkatan

penghargaan yang diberikan yaitu:

1. Kelompok yang memperoleh poin rata-rata 15, sebagai kelompok

baik

(36)

19

hebat

3. Kelompok yang memperoleh poin rata-rata 25, sebagai kelompok

super. (Slavin , 2009: 51).

F. Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran yang di

berikan mulai dari SD sampai SMP. IPS mengkaji seperangkat peristiwa,

fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan sosial. Pada jejang

SD mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan

Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS peserta didik di arahkan untuk dapat

menjadi warga Negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab,

serta warga dunia yang di cinta damai.

Dimasa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat

karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami setiap saat. Oleh

karnaitu mata pelajaran IPS di rancang untuk mengembangkan pengetahuan,

pemahaman, dan kemampuan aalisis tehadap kondisi sosial masyarakat dalam

memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Mata pelajaran IPS

disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses

pembelajaran menuju kedewasaan dn keberhasilan dalam kehidupan di

masyarakat. Dengan pendekatan tersebut di harapkan peserta didik akan

memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang

(37)

20

G. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan tinjauan pustaka di atas dapat dirumuskan hipotesis penelitian

tindakan kelas yaitu ‖Apabila dalam pembelajarn IPS menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan memperhatikan langkah-langkah

secara tepat maka akan dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa kelas IV

SDN 1 Pematang Baru Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan Tahun

Pelajaran 2016/2017‖.

‖Apabila dalam pembelajarn IPS menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD dengan memperhatikan langkah-langkah secara tepat

maka akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 1 Pematang

Baru Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran

(38)

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitia ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research),

karena penelitian di lakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di

kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab

menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan

bagaimana hasil yang di inginkan dapat di capai.

Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian tindakan kalaboratif, dimana

peneliti bekerja sama dengan rekan sejawat. Tujuan utama penelitia tindakan

kelas ialah untuk meningktkan aktivitas pembelajaran di kelas. Semua yang

tergabung dalam penelitian ini terlibat langsung secara penuh dalam proses

perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Kehadiran pihak lain dalam

penelitian ini perannya tidak dominan dan sangat kecil. Penelitian ini

mengacu pada perbaikan pembelajaran yang berkesinambungan. Tahapan

penelitian tindakan pada suatu siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan,

observasi, dan pengamatan.

B. Setting Penelitian 1. Waktu Penelitia

Penelitian di laksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017.

2. Tempat Penelitian

(39)

22

penelitian untuk memperoleh data yang di inginkan. Penelitian ini

bertempat di SDN 1 Pematang Baru Kecamatan Palas KabupatenLampung

Selatan.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa-siswa kelas IV SDN 1 Pematang Baru yang

berjumlah 18 orang terdiri atas 9 laki-laki dan 9 perempuan.

D. Tehnik Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan kelas yang merupakan suatu

bentuk penyelidikan yang di lakukan melalui refleksi diri yang di lakukan

oleh peserta yang terlibat dalam sesuatu yang di teliti , seperti guru, siswa

atau kepala Sekolah dalam situasi sosial termasuk situasi pendidikan.

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan kelas,

maka penelitian ini menggunakan model yang dikemukakan oleh Kemmis

danTaggart, dalam sunyono (2011:46) yaitu setiap langkah atau siklus terdiri

dari empat tahap yaitu: Perencanaan (planning), tindakan (action), observasi

(observation), refleksi ( reflection). Siklus ini akan di hentikan jika hasil penelitian ini sudah memenuhi indikator kinerja yang telah ditetapkan.

E. Alat Pengumpulan Data

Alat yang di gunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah:

a. Lembar observasi, instrumen di rancang sebagai alat kalaborasi penulis

sebagai guru dan observer/pengamat. Lembar ini di gunakan untuk

(40)

23

tindakan kelas dalam pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif.

b. Soal , adalah instrument yang digunakan untuk mendapatkan data

mengenai hasil belajar siswa khususnya terhadap materi yang di ajarkan

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif.

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang di gunakan dilakukan kegiatan:

a. Observasi

Observasi dilakukan untuk mendapatkan data tentang kinerja guru ketika

melaksanakan pembelajaran dan aktivitas belajar siswa dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran

(41)

24

Table 2. Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran

No Nama Siswa Aktivitas yang diamati Jumlah Ket

A B C D E

B. Aktivitas menjawab / menanggapi pertanyaan

C. Aktivitas mengerjakan tugas kelompok

D. Aktivitas dalam diskusi kelompok

E. Aktivitas menyelesaikan tes individu

b. Tes Hasil Belajar

Tes digunakan untuk mengetahui tingkat ketercapaian hasil belajar siswa

(42)

Table 3. Hasil Belajar Siswa Jumlah siswa yang tidak tuntas

(43)

26

G. Teknik Analis Data 1. Data Kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari pengamatan terhadap aktivitas siswa selama

proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan dengan cara

menghitung jumlah siswa yang melakukan aktivitas belajar pada lembar

observasi yang telah di sediakan sesuai dengan indicator yang telah di

tentukan.

2. Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif akan di gunakan untuk mendeskripsikan

kemampuan belajar siswa dalam hubungannya dengan penguasaan materi

yang di ajarkan guru.

H. Prosedur Penelitian

Tahap-tahap dari siklus tersebut diuraikan sebagai berikut:

Siklus I

1. Tahap Perencanaan

Kegiatan dalam perencanaan meliputi:

1) Menentukan kompetensi dasar yang akan dicapai dan mengembangkan

KD menjadi indikator.

2) Menyusun RPP dengan menggunakan skenario pembelajaran model

kooperatif tipe STAD.

3) Menyusun instrument observasi, baik guru maupun siswa

(44)

27

catatan lapangan.

5) Mempersiapkan perangkat tes

6) Membuat Lembar Kerja Siswa

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan guru menerapkan tindakan sebagaimana yang

disusun pada tahap perencanaaan. Alokasi waktu setiap kali pertemuan

adalah 2 X 35 menit menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

A. Tahap Persiapan

1. Mempersiapkan materi berikut perangkat pengajaran termauk lembar

kerja siswa dan soal kuis serta menentukan metode pembelajaran dan

penyajian materi pada awal pembelajaran.

2. Guru membagi siswa dengan 3 kelompok yang setiap kelompok

terdiri dari 6 orang.

3. Guru memotivasi siswa dengan menginformasikan cara belajar yang

di tempuh dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

B. Tahap Penyajian Materi

1. Guru menyampaikan apersepsi dan tujuan pembelajaran yang ingin

dicapai melalui kegiatan yang akan dilaksanakan.

2. Guru menjelaskan materi secara singkat tentang tokoh-tokoh pejuang

pada masa penjajahan Belanda dan Jepang dan memberi kesempatan

(45)

28

3. Guru mengembangkan materi pelajaran sesuai dengan apa yang akan

di pelajari siswa dalam klompok, dan Menekankan kepada siswa

bahwa belajar adalah memahami makna bukan hapalan,

C.Tahap Kegiatan Kelompok

1. Guru membagikan LKS untuk dikerjakan secara berkelompok.

2. Siswa dalam kelompok mendiskusikan LKS, saling membantu antar

anggota kelompok sedangkan guru meotivasi dan memfasiltasi kerja

siswa dalam dalam menghadapi kesulitan-kesulitan.

D. Tahap Pelaksanaan Tes Individu

1. Guru meminta siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya

melalui perwakilan dari setiap kelompok untuk maju kedepan kelas.

2. Meminta kelompok lain menanggapi materi yang di sampaikan.

3. Membahas dan menyimpulkan hasil diskusi danmembimbing siswa

untuk memahami konsep tentang tokoh-tokoh pejuang pada masa

penjajahan Belanda dan Jepang.

9. Siswa diuji kemampuan untuk mengerjakan tes formatif yang

dikerjakan secara individu.

E. Tahap Penghitungaan Skor

Guru memberikan penilaian untuk menentukan skor perkembangan

individu, dan penghargaan kepada kelompok yang memperoleh poin

(46)

29

3. Tahap Pengamatan

Pengamatan adalah kegiatan mendokumentasikan segala sesuatu yang

berkaitan dengan pelaksanaan poembelajaran menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pengamatan di lakukan oleh oleh

guru mitra menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan oleh

peneliti.

4. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan menganalisis, memahami dan membuat

kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan. Pada tahap ini peneliti melihat,

mengamati kekurangan dan kelebihannya. Jika ada kekurangannya, maka

kekurangan tersebut digunakan sebagai masukan perbaikan pada siklus II,

b e g i t u s e t e r u s n ya s a m p a i i n d i k a t o r k e b e r h a s i l a n t e r c a p a i .

Siklus II

Hasil penelitian pada siklus I belum memenuhi indikator yang ditetapkan,

maka penelitian akan dilanjutkan pada siklus II. Pelaksana siklus II

didasarkan pada kekurangan pada siklus I dengan perbaikan-perbaikan pada

tehnik pembelajaran berdasarkan pada refleksi siklus I. Adapun pelaksanaan

penelitian tindakan kelas pada siklus II adalah sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan

Kegiatan dalam perencanaan meliputi:

1) Menentukan Kompetensi Dasar yang akan mencapai dan

(47)

30

2) Menyusun RPP dengan menggunakan Skenario pembelajaran model

kooperatif tipe STAD.

3) Menyusun intstrumen observasi, baik untuk guru maupun siswa.

4) Mempersiapkan lembar observasi aktivitas siswa,

kinerja guru dan catatan lapangn.

5) Mempersiapkan perangkat tes.

6) Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS).

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan guru menerapkan tindakan sebagaimana yang

pada tahap perencanaan. Alokasi waktu setiap kali pertemuan adalah 4 x

53 menit menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

A. Tahap Persiapan

1. Mempersiapkan materi berikut perangkat pengajaran termauk lembar

kerja siswa dan soal kuis serta menentukan metode pembelajaran dan

penyajian materi pada awal pembelajaran.

2. Guru membagi siswa dengan 3 kelompok yang setiap kelompok

terdiri dari 6 orang.

3. Guru memotivasi siswa dengan menginformasikan cara belajar yang

di tempuh dengan model pembelajaran kooperatif STAD.

B. Tahap Penyajian Materi

1. Guru menyampaikan apersepsi dan tujuan pembelajaran yang ingin

(48)

31

2. Guru menjelaskan materi secara singkat tentang tokoh-tokoh pejuang

pada masa penjajahan Belanda dan Jepang dan memberi kesempatan

kepada siswa menyampaikan pengetahuannya tentang materi.

3. Guru mengembangkan materi pelajaran sesuai dengan apa yang akan

di pelajari siswa dalam klompok, dan Menekankan kepada siswa

bahwa belajar adalah memahami makna bukan hapalan,

C.Tahap Kegiatan Kelompok

1. Guru membagikan LKS untuk dikerjakan secara berkelompok.

2. Siswa dalam kelompok mendiskusikan LKS, saling membantu antar

anggota kelompok sedangkan guru meotivasi dan memfasiltasi kerja

siswa dalam dalam menghadapi kesulitan-kesulitan.

D. Tahap Pelaksanaan Tes Individu

1. Guru meminta siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya

melalui perwakilan dari setiap kelompok untuk maju kedepan kelas.

2. Meminta kelompok lain menanggapi materi yang di sampaikan.

3. Membahas dan menyimpulkan hasil diskusi danmembimbing siswa

untuk memahami konsep tentang tokoh-tokoh pejuang pada masa

penjajahan Belanda dan Jepang.

9. Siswa diuji kemampuan untuk mengerjakan tes formatif yang

dikerjakan secara individu.

E. Tahap Penghitungaan Skor

(49)

32

individu, dan penghargaan kepada kelompok yang memperoleh poin

atau nilai tertinggi.

3. Tahap Pengamatan

Pengamatan adalah kegiatan mendokumentasikan segala sesuatu yang

berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pengamatan di lakukan oleh oleh

guru mitra menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan oleh

peneliti.

4. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan menganalisis, memahami dan membuat

kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan. Pada tahap ini peneliti melihat,

mengamati kekurangan dan kelebihannya. Jika ada kekurangannya, maka

kekurangan tersebutdigunakan sebagai masukan perbaikan pada siklus II,

begitu seterusnya sampai indikator keberhasilan tercapai. Pada siklus II

hasil penelitian tindakan telah memenuhi indikator keberhasilan yang di

tetapkan, sehingga penelitian ini hanya sampai siklus II

I. Indikator Keberhasilan

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pembelajaran

IPS dalam Penelitian tindakankelas ini dikatakan berhasil apabila:

a. Jumlah siswa aktif meningkatkan setiap siklusnya

b. Adanya peningkatan rata-rata nilai setiap siklusnya

(50)

33

(51)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:

1. Pembelajaran IPS kelas IV SDN 1 Pematang Baru melalui pembelajaran

kooperatif tipe Student Teams Achievement Division dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan aktivitas

siswa dan siklus ke siklus. Rata-rata aktivitas siswa siklus I pertemuan 1

sebesar 55,56 dan pada pertemuan 2 menjadi 63,33. Sedangkan pada siklus

II pertemuan 1 sebesar 74,44 dan meningkat pada pertemuan 2 menjadi

86,67.

2. Pembelajaran IPS kelas IV SDN 1 Pematang Baru melalui pembelajaran

kooperatif tipe Student Teams Achievement Division dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan rata-rata hasil

belajar siswa dan siklus ke siklus. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I

pertemuan 1 sebesar 60,00 dan pada pertemuan 2 menjadi 65,33. Sedangkan

pada siklus II pertemuan 1 sebesar 73,06 dan rneningkat pada pertemuan 2

menjadi 79,44.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang diajukan adalah hendaknya

guru lebih mengoptimalkan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

(52)

DAFTAR PUSTAKA

Darsono, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. IKPI Seamarang, Press.

Semarang.

Indrawati, dkk. 2009. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. P4TK IPA. Bandung.

Junaidi, Wawan. 2011 Aktivitas Belajar.

http://www.bukuhalus.com/2011/74/definisi-aktifitas-belajar.html Diakses 1 Maret 2016.

Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning. Jakarta: PT Rasail Media

Muchith, M. Saekhan. 2008. Pembelajaran Konstektual. RaSAIL Media GROUP. Semarang.

Sardiman, 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta

Slavin, Robert E. 2010 Cooperatif Learning, Theory Research, and Practice.

Nedham heights, massachussests : Allyn and Bacon

Sudjana, 2001. Media Pengajaran . Sinar Baru Aglesindo. Jakarta.

Sukmadinata. 2006. Jenis – Jenis Penelitian. PT. Bina Ilmu. Surabaya. Syarifuddin, Muhammad. 200. Manajemen Berbasis Sekolah. Departemen

Pendidikan Nasional. Jakarta.

Undang – undang Repoblik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.

Gambar

Tabel  Halaman
Tabel 1 Data hasil belajar IPS Kelas IV SDN 1 Pematang Baru semester
Table  2.  Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran

Referensi

Dokumen terkait

Dokumen ini adalah f ormulir Resmi VerVal NUPTK periode 2013, untuk inf o lebih lanjut kunjungi http://padamu.kemdikbud.go.id.. FORMULIR

Nilai daya dukung dan penurunan berdasarkan program Metode Elemen Hingga sebesar 285,46 ton dan 11,42 mm nilai ini tidak jauh berbeda dengan secara analitis.. Kata Kunci :

[r]

TugasMahasiswa: menjawab soal Dan menggambarkan Grafik fungsi linier dan fungsi non linier Metode/ cara pengerjaan tugas: sesuai arahan dan bentuk soal yang diberikan dosen

Penelitian ini merupakan penelitian langsung untuk memperoleh informasi tentang peranan pameran nasional Java Expo dalam dunia kepariwisataan di Kota Surakarta, yang disusun

c) SPPB yang terbit satu hari sebelum hari libur nasional, setelah hari ke-3 (ke- tiga) sejak tanggal penerbitan SPPB, dikenakan tambahan sebesar 200% (dua ratus persen) dari

Evaluasi merupakan tolok ukur keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar di kelas. Kegiatan evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami materi yang

Sebuah Tugas Akhir yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. © Ubaidilla