PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI HAMA DAN
PENYAKIT KEDELAI
LAURA PUSPITA
DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PERNYATAAN MENGENAI
SKRIPSI
DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengembangan Sistem Informasi Hama dan Penyakit Kedelai adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
ABSTRAK
LAURA PUSPITA. Pengembangan Sistem Informasi Hama dan Penyakit Kedelai. Dibimbing oleh YANI NURHADRYANI.
Kedelai merupakan salah satu komoditas yang berperan penting dalam kebutuhan pangan, namun Indonesia belum mampu memenuhi kebutuhan kedelai dalam negerinya. Beberapa permasalahan yang harus dihadapi oleh petani kedelai diantaranya gangguan hama dan gangguan penyakit. Karena adanya keterbatasan para ahli untuk memberikan informasi mengenai hama dan penyakit kedelai secara langsung, maka perlu dibangun sebuah sistem yang dapat mengelola dan menyimpan informasi agar dapat diakses dengan mudah. Penelitian ini bertujuan untuk menambahkan informasi hama dan penyakit kedelai ke dalam sistem informasi kedelai yang telah dipasang pada server dengan alamat kedelai.ipb.ac.id dengan menggunakan metode system development life cycle. Metode ini terdiri dari lima tahap, diantaranya: perencanaan, analisis, rancangan, implemantasi, dan dukungan. Implementasi sistem informasi dilakukan dengan menggunakan Drupal core. Hasil dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian yaitu informasi hama dan penyakit. Bagian hama terdiri dari ciri hama, gejala, dan pengendalian. Bagian penyakit terdiri dari ciri penyakit, gejala, dan pengendalian.
Kata kunci: sistem informasi, kedelai, hama, penyakit
ABSTRACT
LAURA PUSPITA. The Development of An Information System of Soybean Pests and Diseases. Supervised by YANI NURHADRYANI.
Soybean is one of the commodities that is instrumental in food needs. However, Indonesia has not been able to fulfill its own need of soybean. Some problems faced by soybean farmers include the selection of good varieties, disruption of pest and diseases. Because of the limitations of experts to disseminate information about soybeans, it is necessary to build a system that can manage and store information so that the information can be easily accessed. To this end, we utilize the system development life cycle to develop information of soybean pests and diseases into an information system kedelai.ipb.ac.id. This method consists of five stages, namely: planning, analysis, design, implementation, and support. A Drupal core is used in the implementation of the information system in this research. The research result consists of two parts namely the information of pest and disease. The information of pest consists of the pest characteristics, indications, and controls. The disease information consists of disease characteristics, indications, and controls.
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer
pada
Departemen Ilmu Komputer
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI HAMA DAN
PENYAKIT KEDELAI
LAURA PUSPITA
DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Penguji :
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian ini ialah kedelai, dengan judul Pengembangan Sistem Informasi Hama dan Penyakit Kedelai.
Keberhasilan penulis menyelesaikan skripsi ini berkat peran dan bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih yang tulus kepada:
1 Orangtua tercinta Bapak Heru Nugroho dan Ibu Rina Lestari Dewi, dan adik tercinta Tommy Darmadi atas doa dan dukungannya.
2 Ibu Dr Yani Nurhadryani, SSi, MT selaku pembimbing yang dengan sabar membimbing penulis dan telah memberikan arahan, saran, masukan dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3 Ibu Dr Desta Wirnas, SP, MSi dan Bapak Firman Ardiansyah, SKom, MSi selaku penguji atas masukan dan saran untuk perbaikan skripsi ini.
4 Bapak Dr Ir Didik Harnowo, MS dan Pusat Perpustakaan Biologi dan Pertanian yang telah memberi bantuan dalam mencari informasi dan data yang dibutuhkan.
5 Keluarga Besar Sarjana Ilmu Komputer 47, Sergi, Putri, Ahmad Zulfikar, Marina, dan Kristian yang selalu membantu dan memberikan semangat kepada penulis.
6 Sahabat tersayang Rara, Miranti, Desi Kristiani, Yusuf yang membantu penulis dalam memberikan dukungan, semangat, dan pengumpulan data.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan, kritik, saran dan masukan dalam penelitian ini sangat penulis harapkan. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 2
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 2
Ruang Lingkup Penelitian 2
TINJAUAN PUSTAKA 2
Sistem Informasi 2
Data Informasi dan Pengetahuan 3
Pengembangan System Development Life Cycle (SLDC) 3
Hama Kedelai 4
Penyakit Kedelai 4
METODE 5
Tahap Perencanaan (Project Planning) 5
Tahap Analisis (Analysis) 5
Tahap Rancangan (Design) 6
Tahap Implementasi (Implementation) 6
Tahap Dukungan (Support) 6
HASIL DAN PEMBAHASAN 6
SIMPULAN DAN SARAN 16
Simpulan 16
Saran 17
DAFTAR PUSTAKA 17
LAMPIRAN 19
DAFTAR GAMBAR
1 Pendekatan SLDC 5
2 Jenis penyakit berdasarkan penyebabnya 9
3 Context Diagram Sistem Informasi Hama dan Penyakit Kedelai 10
4 Data Flow Diagram (DFD) level 1 10
5 Rancangan Entitas Relationship Diagram (ERD) 11
6 Tampilan sub menu ciri hama 13
7 Tampilan detail ciri hama 13
8 Tampilan teknologi pengendalian hama kedelai 14
9 Hasil pencarian teknologi pengendali hama 14
10 Tampilan sub-menu ciri penyakit 15
11 Tampilan gejala penyakit kedelai 15
12 Prosedur pemeliharaan sistem 16
DAFTAR LAMPIRAN
1 Hama kedelai yang menyerang pertanaman kedelai di Indonesia 20 2 Penyakit kedelai yang menyerang pertanaman kedelai di Indonesia 21
3 Ciri-ciri hama kedelai 22
4 Ciri-ciri penyakit kedelai 24
5 Hama kedelai dan bagian tanaman yang diserang 25 6 Gejala serangan hama kedelai pada areal pertanaman 26 7 Insektisida yang dapat digunakan untuk menekan perkembangan hama 27 8 Jenis penyakit, saat menyerang, cara pengendalian, dan pestisida yang
dianjurkan 28
9 Struktur menu sistem informasi hama dan penyakit kedelai 30
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kedelai merupakan salah satu tanaman pangan yang telah lama dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia. Kebutuhan kedelai sebagai bahan baku pangan dan bahan baku pakan ternak terus meningkat seiring dengan berkembangnya industri pangan dan pakan. Akan tetapi Indonesia belum mampu memenuhi kebutuhan kedelai dalam negerinya. Produktivitas tanaman kedelai di Indonesia masih rendah yaitu sekitar 1.28 t/ha (BPS 2005).
Gangguan hama dan gangguan penyakit menjadi salah satu penyebab rendahnya produktivitas tanaman yang harus dihadapi petani dalam bertanam kedelai. Serangan hama dan penyakit berpotensi menurunkan kualitas hasil kedelai. Serangan hama dan penyakit tertentu pada tanaman seringkali menampilkan gejala serupa. Oleh karena itu, gejala tersebut perlu diidentifikasi agar penyebabnya dapat diketahui dengan tepat untuk menentukan cara pengendalian atau pemulihan tanaman dengan efisien dan efektif. Faktor lain yang dapat mempengaruhi adalah pengetahuan mengenai informasi hama dan penyakit kedelai yang tidak tersebar luas ke petani karena petani tidak memiliki sarana dan prasarana untuk mendapatkan akses informasi (BALITKABI 2011).
Salah satu upaya untuk mengelola pengetahuan adalah menggunakan teknologi komputer dalam mensosialisasikan informasi hama dan penyakit kedelai. Dibutuhkan suatu sistem yang dapat memberikan layanan informasi detail tentang hama penyakit kedelai dan dapat memudahkan pengguna mendapatkan informasi yang sesuai dengan yang diinginkan. Sistem ini diharapkan dapat membantu penyuluh, pengamat hama dan penyakit kedelai, teknisi, dan petani dalam mengidentifikasi dan mengatasi gangguan hama dan penyakit pada tanaman kedelai.
Yuniar (2013) membangun sistem manajemen pengetahuan hama kedelai pada Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) sebagai sarana berbagi pengetahuan bagi petani dan penyuluh lapang sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan. Sistem tersebut dibangun menggunakan metode life cycle menurut Elias dan Hassan (2004). Atmoko et al. (2014) membangun sistem informasi kedelai yang dibangun dengan berbasis Drupal core yang dikombinasikan dengan seleksi modul sesuai fitur yang kompatibel terhadap kebutuhan sistem. Dalam penelitian itu terdapat 15 modul untuk pengolahan informasi dan 7 modul pendidikan.
2
Perumusan Masalah
Belum tersedianya informasi untuk komoditas hama dan penyakit kedelai dikarenakan pengetahuan mengenai informasi hama dan penyakit kedelai yang tidak tersebar luas ke petani karena petani tidak memiliki sarana dan prasarana untuk mendapatkan akses informasi.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengintegrasikan informasi hama dan penyakit kedelai ke dalam sistem informasi kedelai yang telah dipasang pada server dengan alamat kedelai.ipb.ac.id.
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan informasi tentang hama dan penyakit kedelai beserta teknologi pengendaliannya untuk mendukung petani, penyuluh lapang, peneliti, dan masyarakat yang membutuhkan informasi dalam menyebarluaskan informasi mengenai kedelai.
Ruang Lingkup Penelitian
Sistem informasi hama dan penyakit kedelai akan diintegrasikan pada sistem informasi kedelai yang telah dipasang pada server dengan alamat kedelai.ipb.ac.id dan dapat diakses secara bebas dan gratis.
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Informasi
Sistem adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan dan bekerja bersama untuk mencapai suatu tujuan dengan cara menerima masukan (input) dan menghasilkan keluaran (output) di dalam suatu proses yang terorganisasi (Satzinger et al. 2007). Informasi adalah data yang sudah diproses, dikumpulkan dan memiliki makna dalam suatu konteks tertentu (Turban et al. 2005).
3 capturing/ input), (2) mengolah, mentransformasikan dan mengkonversi data menjadi informasi dan (3) mendistribusikan informasi (reporting/ disseminating) kepada pemakai sistem informasi.
Data Informasi dan Pengetahuan
Menurut Bergeron (2003) pada dasarnya data, informasi dan pengetahuan adalah konsep yang saling berhubungan. Data adalah angka atau atribut yang bersifat kuantitas yang berasal dari hasil observasi atau eksperimen. Informasi adalah kumpulan data yang telah diolah yang terkait dengan penjelasan dan interpretasi. Sementara itu, pengetahuan adalah informasi yang telah diorganisasi untuk meningkatkan pengertian dan pemahaman.
Pengembangan System Development Life Cycle (SLDC)
Salah satu konsep pengembangan sistem adalah siklus hidup pengembangan sistem (System Development Life Cycle). SLDC adalah keseluruhan proses membangun, menyebarkan, menggunakan, dan memperbaharui sistem atau sebagai penyediaan kerangka kerja (framework) untuk mengelola keseluruhan proses pengembangan sistem (Satzinger et al. 2007). SLDC sangat baik digunakan dalam membangun sistem yang sudah dapat diprediksi dan dapat didefinisikan dengan baik. Terdapat lima tahapan umum pemecah masalah pada pendekatan SDLC. Berikut ini adalah uraian detail tahapan SLDC:
1 Tahap Perencanaan (Project Planning)
Tujuan utama dari tahap perencanaan ini adalah mengidentifikasi lingkup sistem baru dengan memastikan bahwa pekerjaan ini layak, mengalokasikan waktu kerja, merencanakan sumber daya. Kegiatan yang paling penting dari tahap perencanaan adalah dapat mendefinisikan secara tepat solusi masalah bisnis dan ruang lingkup yang dibutuhkan. Pada tahapan ini, dapat diketahui semua fungsi atau proses yang akan termasuk dalam sistem.
Pada tahap ini juga dilakukan studi literatur dan wawancara dengan pakar untuk menggali informasi yang dibutuhkan yang terkait dengan penelitian. 2 Tahap Analisis (Analysis)
Tahap analisis adalah memahami dan mendokumentasikan kebutuhan bisnis dan menentukan pemrosesan sistem baru. Analisis pada dasarnya merupakan proses penemuan.
3 Tahap Rancangan (Design)
Tahap ini dilakukan untuk merancang sistem solusi berdasarkan ketentuan yang ditetapkan dan pengambilan keputusan yang dibuat selama analisis. Kegiatan utama pada tahap ini adalah merancang antarmuka pengguna, merancang antarmuka sistem, merancang dan mengintegrasikan database, merancang prototipe, merancang dan mengintegrasikan sistem kontrol.
4
Tujuan dari tahap ini adalah dapat menghasilkan suatu sistem handal yang berfungsi penuh. Aktivitas yang dilakukan dalam kegiatan ini diantaranya: membangun komponen perangkat lunak, memverifikasi dan menguji, melatih pengguna dan dokumen sistem.
5 Tahap Dukungan (Support)
Tujuan dari tahap ini untuk menjaga sistem berjalan produktif selama masa waktu hidup sistem. Dukungan ini dapat dilakukan dengan pemeliharaan sistem dalam hal memperbaiki kesalahan yang tidak terdeteksi dalam pengujian sistem, menjaga kemutakhiran sistem, dan meningkatkan sistem sebagai saran yang nantinya diteruskan kepada spesialis informasi untuk memodifikasi sistem.
Hama Kedelai
Tanaman kedelai sejak tumbuh ke permukaan tanah sampai panen tidak luput dari serangan hama. Serangan hama kedelai adalah salah satu kendala dalam usaha peningkatan produksi kedelai (Tengkano dan Soehardjan 1985). Lebih dari 20 spesies hama menyerang tanaman kedelai di Indonesia (Okada et al. 1988), tetapi hanya 12-14 spesies yang secara ekonomi perlu diperhatikan dan disiapkan cara-cara pengendaliannya, antara lain: lalat kacang (Ophiomya phaseoli), lalat batang (Melanagromyza sojae), lalat pucuk (Melanagromyza dolichostigma), pemakan daun (Chrysodeixes chalcites dan Spodoptera litura), penggerek polong (Etiella zinckenella), dan penghisap polong (Nezara viridula, Piezodorus hybneri, dan Riptortus linearis). Beberapa tahun terakhir pemakan polong (Helicoverpa armigera), kutu kebul (Bemisia tabaci), dan kutu cabuk (Aphis glycines) meledak populasinya mengakibatkan kerugian yang besar di sentra-sentra tanaman kedelai.
Penyakit Kedelai
Gangguan penyakit tanaman menjadi salah satu penyebab rendahnya produktivitas tanaman kedelai. Tidak kurang dari 20 jenis penyakit yang disebabkan oleh patogen jamur, bakteri, virus, dan mikoplasma menyerang tanaman kedelai di Indonesia telah diidentifikasi.
5
METODE
Metode perancangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode system development life cycle (SLDC) yang dikemukakan oleh Satzinger et al. (2007). Secara keseluruhan metode penelitian yang dilakukan pada Gambar 1.
Metode ini digunakan dalam penelitian untuk dapat mengakomodasi beberapa kebutuhan dari pengguna akhir dan pengadaan perbaikan masalah yang terkait dengan pengembangan perangkat lunak.
Tahap Perencanaan (Project Planning)
Tahap perencanaan yang dilakukan adalah pengelolaan sumber daya, studi literatur, dan wawancara. Pengelolaan sumber daya dilakukan dengan menentukan siapa yang mengelola sistem, perangkat lunak dan perangkat keras apa yang digunakan dalam sistem informasi hama dan penyakit kedelai.
Studi literatur dilakukan dengan menggali informasi dan pengetahuan dari buku, jurnal dan artikel-artikel ilmiah terkait dengan hama dan penyakit tanaman kedelai. Selain itu dilakukan wawacara dengan peneliti kedelai dari Departemen Agronomi dan Holtikultura, Institut Pertanian Bogor dan peneliti kedelai dari Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian, Malang.
Tahap Analisis (Analysis)
Tahap ini meliputi beberapa aspek dalam sistem, seperti analisis kebutuhan sistem, analisis kebutuhan pengguna, dan analisis kebutuhan data dan informasi. Analisis kebutuhan sistem dilakukan dengan menentukan batasan sistem yang akan digunakan atau sistem yang dibutuhkan pengguna. Analisis kebutuhan pengguna dilakukan dengan menentukan target, dan latar belakang pengguna sistem. Sementara itu, analisis kebutuhan data dan informasi dilakukan dengan mengidentifikasi dan menentukan kepentingan parameter serta mengambil inti dari hasil analisis berupa parameter kunci. Proses bisnis dan data yang telah dianalisis dibuat dalam bentuk context diagram (CD), data flow diagram level 1 (DFD level 1) dan entity relationship diagram (ERD).
6
Tahap Rancangan (Design)
Tahap ini dilakukan untuk merancang sistem solusi berdasarkan ketentuan yang ditetapkan dan pengambilan keputusan yang dibuat selama analisis. Pada tahap ini akan dilakukan perancangan prototipe dengan merancang antarmuka sistem.
Tahap Implementasi (Implementation)
Pada tahap ini basis data yang sudah di desain akan diimplementasikan dengan menggunakan MySQL, penulisan kode program dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP, lalu mengintegrasikan informasi hama dan penyakit kedelai ke dalam sistem informasi kedelai yang telah dipasang pada server dengan alamat kedelai.ipb.ac.id yang dibangun dengan berbasis Drupal core.
Pada tahap ini akan dilakukan pula pengujian sistem. Pengujian terhadap sistem dilakukan dengan menggunakan metode blacbox testing sesuai dengan fungsi menu pada sistem.
Tahap Dukungan (Support)
Tujuan dari tahap ini adalah untuk menjaga sistem berjalan produktif selama masa waktu hidup sistem. Dukungan ini dapat dilakukan dengan pemeliharaan sistem dalam hal memperbaiki kesalahan yang tidak terdeteksi dalam pengujian sistem, menjaga kemutakhiran sistem, dan meningkatkan sistem sebagai saran yang nantinya diteruskan kepada spesialis informasi untuk memodifikasi sistem.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tahap Perencanaan
Pada tahap ini akan dilakukan analisis terhadap kebutuhan. Kebutuhan perangkat lunak yang digunakan adalah Web Server Apache, MySQL, Macromedia Dreamweaver, Adobe Photoshop, Microsoft Visio 2007, Microsoft Office 2007, Drupal core, dan Notepad++. Kebutuhan perangkat keras yang digunakan adalah processor Intel Core i5 Toshiba Satellite L640 dengan RAM 1 GB.
7 Wawancara dilakukan dengan peneliti kedelai atau pakar dari Departemen Agronomi dan Holtikultura, Institut Pertanian Bogor dan peneliti dari Balai Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian (BALITKABI), Malang. Peneliti yang dilibatkan ialah Dr Desta Wirnas, SP, MSi adalah dosen dan peneliti kedelai dari Institut Pertanian Bogor dan Dr Ir Didik Harnowo, MS adalah Kepala Balai Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian dan peneliti kedelai dari BALITKABI Malang. Wawancara dilakukan pada bulan Januari 2015 di Institut Pertanian Bogor.
Tahap Analisis
Hasil dari tahap analisis sistem sebagai berikut: A Analisis Kebutuhan Pengguna
Pengguna pada sistem ini adalah penyuluh pertanian, petani, pakar, kelompok tani, pengguna umum. Dalam sistem ini pengguna dapat mengakses langsung informasi mengenai manajemen pengetahuan kedelai dengan bebas tanpa harus melakukan login terlebih dahulu ke sistem. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pengguna.
B Analisis Sistem
Gangguan hama dan penyakit merupakan masalah penting yang dihadapi petani dalam bertanam kedelai karena dapat menurunkan hasil produktivitas dan berpotensi menurunkan kualitas hasil. Oleh karena itu, pada sistem informasi hama dan penyakit kedelai ini terdapat detil hama dan penyakit tanaman kedelai termasuk ciri-ciri, gejala, dan pengendaliannya yang diharapkan dapat membantu penyuluh, pengamat hama penyakit, teknisi, dan petani dalam mengidentifikasi dan mengatasi gangguan hama dan penyakit.
Fungsi yang terdapat pada sistem ini terdiri atas fungsi hama dan fungsi penyakit. Fungsi hama terdiri dari ciri-ciri hama, gejala, dan teknologi pengendalian. Fungsi penyakit terdiri dari ciri-ciri penyakit, gejala, dan teknologi pengendalian.
C Analisis Data dan Informasi
Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap data dan informasi yang didapatkan. Analisis data tersebut meliputi beberapa hal diantaranya: 1) Melengkapi data hama kedelai. Data yang digunakan dalam penelitian
8
2) Melengkapi data penyakit pada kedelai. Data penyakit yang terkumpul berjumlah 20 penyakit. Data penyakit yang digunakan dalam penelitian ini didapatkan dari buku Compendium of Soybean Disease; Buku Hama, Penyakit, dan Masalah Hara pada Tanaman Kedelai yang diterbitkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian tahun 2014; Buku Kedelai yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan tahun 2013; Buku Pegangan Hama-Hama Kedelai di Indonesia yang diterbitkan oleh Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian Badan PPP tahun 2002. Data penyakit kedelai dapat dilihat pada Lampiran 2.
Sementara itu, analisis informasi meliputi beberapa hal antara lain: 1) Ciri-ciri hama kedelai berdasarkan bentuk terbagi menjadi larva dan
imago. Setiap hama memiliki ciri khas seperti yang ditunjukkan pada Lampiran 3.
2) Setiap penyakit mempunyai cirri khas tersendiri seperti yang ditunjukkan pada Lampiran 4.
3) Komponen teknologi pengendali hama kedelai yang dapat diterapkan adalah fisik dan mekanik, kultural, hayati, kimia, dan varietas tahan. 4) Bagian tanaman kedelai yang diserang terbagi menjadi batang, daun,
dan polong seperti yang ditunjukkan pada Lampiran 5.
5) Untuk melakukan pencarian gejala hama dapat dilakukan dengan memilih jenis hama yang menyerang tanaman kedelai. Gejala serangan yang ditimbulkan dapat dilihat pada Lampiran 6.
6) Insektisida kimia digunakan setelah nilai ambang kendali hama tercapai. Insektisida yang diperlukan untuk pengendalian hama dapat dilihat pada Lampiran 7.
7) Saat menyerang penyakit kedelai terbagi menjadi 1 panen, 1 mst-dewasa, 3 mst-panen, 3 mst-mst-dewasa, 4 mst-panen, 4 mst-mst-dewasa, dan muda-dewasa seperti yang ditunjukkan pada Lampiran 8.
8) Untuk melakukan pencarian gejala penyakit dapat dilakukan dengan memilih jenis penyakit yang menyerang tanaman kedelai.
9) Untuk melakukan pencarian pengendalian hama dapat dilakukan dengan memilih jenis hama yang menyerang tanaman kedelai dan sistem akan menampilkan teknologi pengendalian hama berdasarkan komponen yang telah ditentukan.
10) Untuk melakukan pencarian pengendalian penyakit dapat dilakukan dengan memilih jenis penyakit yang menyerang tanaman kedelai dan sistem akan menampilkan teknologi pengendalian penyakit berdasarkan komponen yang telah ditentukan.
9
Tahap analisis kebutuhan menghasilkan context diagram dan data flow diagram level 1 (DFD level 1) yang ditunjukkan pada Gambar 3 dan Gambar 4. Pada analisis kebutuhan juga diperoleh data yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem. Terdapat 6 entitas yang diperlukan yaitu entitas hama, ciri hama, gejala hama, teknologi pengendali hama, penyakit, ciri penyakit, gejala penyakit, dan teknologi pengendali penyakit. Gambar 5 menunjukkan entity relantionship diagram (ERD) dari sistem informasi hama dan penyakit kedelai.
10 Data ciri penyakit, gejala,
dan teknologi pengendali Data ciri hama, gejala, dan teknologi pengendali hama
Data hama dan penyakit
Data hama dan penyakit
Gambar 3 Context diagram sistem informasi hama dan penyakit kedelai
Mengelola
11
Tahap Rancangan
Tahap ini dilakukan untuk merancang sistem solusi berdasarkan ketentuan yang ditetapkan dan pengambilan keputusan yang dibuat selama analisis. Pada tahap ini dilakukan perancangan struktur menu sistem informasi hama dan penyakit kedelai yang ditunjukkan pada Lampiran 9.
Fungsi yang terdapat pada sistem adalah fungsi hama yang terdiri dari ciri hama, gejala, dan teknologi pengendalian. Fungsi penyakit yang terdiri dari ciri penyakit, gejala, dan teknologi pengendalian.
Hama
12
Tahap Implementasi
1) Implementasi sistem
Implementasi sistem manajemen pengetahuan ini menggunakan Drupal core versi 7.26 dan PHP.
2) Sistem informasi hama dan penyakit kedelai
Pada menu sistem informasi hama dan penyakit kedelai akan terbagi menjadi sub-menu yang terdiri dari:
(i) Hama terdiri dari ciri hama, gejala, dan teknologi pengendali. Pada menu ini ditampilkan secara lebih terperinci mengenai hama kedelai. Diharapkan menu ini dapat membantu pengguna melakukan identifikasi/ pengenalan terhadap hama kedelai, gejala yang ditimbulkan, dan cara mengendalikan serangan hama.
(ii) Penyakit terdiri dari ciri penyakit, gejala, dan teknologi pengendali. Pada menu ini ditampilkan secara lebih terperinci mengenai penyakit kedelai. Diharapkan menu ini dapat membantu pengguna melakukan identifikasi/ pengenalan terhadap penyakit kedelai, gejala yang ditimbulkan, dan cara mengendalikan serangan penyakit.
Pada halaman menu ciri hama menampilkan ciri hama kedelai dari 31 hama kedelai yang berhasil dikumpulkan seperti yang ditampilkan pada Gambar 6. Aksi detil yang terdapat pada Gambar 6 akan menampilkan detil dari hama yang dipilih seperti yang ditunjukkan pada Gambar 7.
13
Tampilan dari menu teknologi pengendali hama kedelai ditunjukkan pada Gambar 8. Contoh hasil dari pencarian teknologi pengendali hama ditunjukkan pada Gambar 9.
Gambar 7 Tampilan detail ciri hama
14
Pada menu penyakit memberikan informasi penyakit yang menyerang kedelai beserta ciri penyakit, gejala yang ditimbulkan, dan pengendaliannya. Halaman ini terdiri dari menu ciri penyakit, menu gejala, dan menu teknologi pengendalian.
Menu ciri penyakit menampilkan ciri-ciri penyakit kedelai seperti yang ditunjukkan pada Gambar 10.
Gambar 10 Tampilan sub-menu ciri penyakit
Menu gejala penyakit menampilkan deksripsi gejala yang ditimbulkan oleh penyakit. Informasi gejala penyakit didapatkan dengan memilih nama penyakit seperti pada Gambar 11.
15
Gambar 11 Tampilan gejala penyakit kedelai 3) Pengujian sistem
Setelah sistem diimplementasikan lalu dilakukan pengujian untuk mengetahui kecocokan sistem dan kebutuhan pengguna. Pengujian sistem manajemen pengetahuan hama kedelai dilakukan dengan metode blackbox dengan memberikan input dan melihat output yang muncul dari sistem. Pengujian dilakukan untuk beberapa kasus uji berdasarkan kebutuhan pengguna. Kasus pengujian yang dilakukan berdasarkan fungsi-fungsi yang telah dibangun. Hasil pengujian menunjukkan bahwa menu hama dan penyakit telah berfungsi dengan baik. Sistem informasi hama dan penyakit kedelai berhasil dikembangkan dengan baik. Cara pengujian dapat dilihat pada Lampiran 10.
Tahap Dukungan
Sistem yang telah berhasil dibangun dan disetujui untuk digunakan, selanjutnya akan dilakukan pemeliharaan. Pemeliharaan sistem berupa update informasi atau desain halaman web dapat dilakukan secara periodik. Informasi pada sistem sebaiknya diperbaharui minimal sebulan sekali untuk mengikuti perkembangan terbaru informasi hama dan penyakit tanaman kedelai yang teridentifikasi oleh peneliti hama penyakit. Pembaharuan ini dilakukan untuk menarik perhatian pengguna lain sehingga pengguna tidak cepat bosan dan akan kembali mengunjungi situs. Skema aliran prosedur pemeliharaan sistem dapat dilihat pada Gambar 12.
16
atau penyesuaian data atau modifikasi sistem pada sistem yang lama. Setelah perubahan sistem dilakukan akan dipublikasikan bahwa sistem telah diperbaharui.
Gambar 12 Prosedur pemeliharaan sistem
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Simpulan dari hasil penelitian ini, yaitu penambahkan informasi hama dan penyakit kedelai ke dalam sistem informasi kedelai dan pendidikan kedelai yang telah terpasang sebelumnya menyediakan dua menu, yaitu menu hama dan menu penyakit. Pada menu hama terbagi menjadi ciri hama, gejala, dan teknologi pengendali. Sementara itu, pada menu penyakit terbagi menjadi ciri penyakit, gejala, dan teknologi pengendali. Implementasi sistem pengetahuan dilakukan dengan menggunakan Drupal core dan PHP. Perbaikan dilakukan pada data hama yang didapatkan pada penelitian sebelumnya.
Pembuatan permintaan
Meninjau ulang permintaan untuk menentukan kebutuhan
Persetujuan
Meninjau kebutuhan permintaan dan mengumpulkan informasi
Melakukan perubahan dan pengujian
Penyatuan data atau modifikasi
Pemberitahuan perubahan selesai
Selesai
Selesai, pembuatan alasan penolakan
Disetujui
17
Saran
Melihat kurangnya ketersediaan data hama dan penyakit kedelai, termasuk ketersediaan foto atau gambar asli hama dan penyakit kedelai, maka perlu adanya perbaikan ketersediaan data yang lebih lengkap dan detail oleh pemulia atau lembaga terkait.
DAFTAR PUSTAKA
Atmoko W, Ardiansyah F, Wirnas D. 2014. Distribusi drupal sistem informasi dan pendidikan kedelai. Di dalam: Raffiudin R, Supena EDJ, Widyastuti U, Purwatiningsih, Sumaryada TI, Sitanggang IS, Kusuma WA, Sulistyani, Indahwati, Effendi S, Kusnanto A, editor. Semirata 2014 Bidang MIPA BKS-PTN-Barat; 2014 Mei 9-11; Bogor, Indonesia. Bogor(ID): FMIPA IPB. hlm 313-321.
[BALITKABI] Balai Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian. 2011. Deskripsi Varietas Unggul Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian. Malang (ID): Deptan.
Baliadi Y, Tengkano W, Bedjo, Suharsono, Subandi. 2008. Pedoman Penerapan Rekomendasi Pengendalian Hama Terpadu Tanaman Kedelai di Indonesia. Malang (ID): Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian.
Bergeron B. 2003. Essentials of Knowledge Management. New Jersey (US): John Wiley.
[BPS] Biro Pusat Statistik. 2005. Land Utilization by Proviences in Indonesia [Internet]. [diunduh 2014 September 20]. Tersedia pada: http//:bps.go.id/ Elias MA, Hassan MG. 2004. Knowledge Management. Prentice Hall (US):
Pearson Education.
Imam M, Tengkano W. 2002. Buku Pegangan Hama-Hama Kedelai di Indonesia. Bogor (ID): Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian.
Marwoto, Hardaningsih S, Taufiq A. 2014. Hama, Penyakit, dan Masalah Hara pada Tanaman Kedelai. Bogor (ID): Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan.
O’Brien JA. 2011. Introduction to Informations System. Ed ke-12. New York (US): McGraw-Hill.
Okada, Tengkano, Djuarso. 1988. An outline of soybean pest in Indonesia in faunestic aspects. Di dalam: Karama A, Syarifuddin, editor. Seminar Balai Penelitian Tanaman Pangan; 1988 Februari 13-14; Bogor, Indonesia. Bogor (ID): Balai Penelitian Tanaman Pangan. hlm 37.
18
Syam M, Manurung SO, Yuswadi, editor. Kedelai. Bogor (ID): Pusat
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan
Tjahjadi N. 1989. Hama dan Penyakit Tanaman. Yogyakarta (ID): Kanisius.
Turban, Rainer, Potter. 2005. Introduction to Information Technology. Ed ke-3.
New Jersey (US): John Wiley.
Satzinger J, Jackson R, Burd S. 2007. System Analysis and Design. Ed ke-4.
Boston (CA): Thomson Course Tech.
19
20
Lampiran 1 Hama kedelai yang menyerang pertanaman kedelai di Indonesia
Species Nama Hama
Ophiomyia phaseoli Tr. Lalat kacang
Phaedonia inclusa Stal. Kumbang daun
Bemisia tabaci Genn. Kutu kebul
Spodoptera litura F Ulat grayak
Etiella zinckenella Tr. Penggerek polong
Etiella hobsoni Butl. Penggerek polong
Nezara viridula L. Kepik hijau
Piezodorus hybneri Gmelin Kepik hijau pucat
Riptortus linearis F. Kepik coklat
Agrotis spp. Ulat tanah
Aphis glycines Mats. Kutu cabuk
Plautia sp. Plautia sp.
Liriomyza sp. Lalat penggorok daun
Anoplocnemis phasiana Penghisap pucuk
Melanagromyza dolichostigma De Mey Penggerek pucuk kedelai Melanagromyza sojae Zehnt. Penggerek batang kedelai
Lamprosema indicata F. Penggulung daun
Helicoverpa armigera Hubner Pemakan polong
Adoxophyes privatana Penggulung daun
Tetranychus bimaculatus Harv. Tungau merah
Aleurodicus disperses Russell Kutu putih
Chrysodeixis chalcities Ulat jengkal
Longitarsus suturellinus Csiki. Kumbang kuning Stomopterix subcesivella Zell. Hama daun
21 Lampiran 2 Penyakit kedelai yang menyerang pertanaman kedelai di Indonesia
Species Nama Penyakit
Phakospora pachyrhizi Karat daun
Cercospora sojina Bercak daun
Cercospora kikuchii Bercak mata katak
Colletotrichum lindemuthianum Dematium sp. Anthraknose
Rhizoctonia solani Hawar batang
Sclerotium rolfsii Rebah semai
Peronospora sp. Downy mildew
Pseudomonas syringae pv. Glycinea Hawar bakteri Xanthomonas campestris pv. Glycines Pustul bakteri
Mikoplasma Sapu setan
Soybean mosaic virus (SMV) Mosaik
Soybean yellow mosaic virus (SYMV) Mosaik
Bean yellow mosaic virus (BYMV) Mosaik
Bean common mosaic virus (BCMV) Mosaik
Peanut mottle virus (PMoV) Mosaik
Peanut stripe virus (PStV) Mosaik
Blakeye cowpea mosaic virus (BICMV) Mosaik
Soybean dwarf virus (SDV) Kerdil kedelai
Soybean stunt virus (SDV) Katai kedelai
22
Lampiran 3 Ciri-ciri hama kedelai
Hama Bentuk Ciri khas hama
Ophiomyia phaseoli Tr. Larva Ulat berwarna kekuningan dengan bentuk memanjang dan ramping biasanya larva dan pupa biasanya terdapat di kulit batang
Imago Lalat berukuran kecil berwarna hitam mengkilap
Phaedonia inclusa Stal. Larva Mirip kutu berwarna hitam
Imago Kumbang dengan kepala dan toraks berwarna kemerahan sayap depan mengkilap berwarna hitam kebiru-biruan bagian pinggir berwarna kuning. Apabila tanaman tersentuh imago akan menjatuhkan diri pura-pura mati.
Bemisia tabaci Genn. Larva Bentuk bulat telur dan gepeng berwarna pucat sampai kuning kehijauan.
Imago Imago berukuran kecil mirip kutu tubuh berwarna putih dengan sayap jernih ditutupi lapisan lilin berwarna putih.
Spodoptera litura F Larva Larva muda mirip ulat berwarna kehijuan dengan bintik hitam pada abdomen, larva tua abu-abu gelap atau coklat dengan 5 garis memanjang sepanjang badan dengan warna kuning pucat atau kehijauan
Imago Mirip kecoa berwarna kecoklatan
Etiella zinckenella Tr. Larva Ulat dengan larva instar 2,3,4 berwarna kehijauan dengan garis merah dan ditumbuhi bulu-bulu. Kepala larva instar 2,3 berwarna hitam. Kepala larva instar 4 berwarna kuning. Imago Mirip belalang berwarna keabu-abuan dan
mempunyai perilaku tertarik pada cahaya
Etiella hobsoni Butl. Larva Ulat dengan larva instar 2,3,4 berwarna kehijauan dengan garis merah dan ditumbuhi bulu-bulu. Kepala larva instar 2,3 berwarna hitam. Kepala larva instar 4 berwarna kuning. Imago Mirip belalang berwarna hitam keabu-abuan
Nezara viridula L. Larva Nimfa mirip kumbang kecil terdiri dari 5 instar yang berbeda warna dan ukuran, kemerahan, hitam berbintik putih, hijau berbintik hitam dan putih, hijau berbintik hitam dan putih
Imago Mirip kumbang berwarna hijau berbintik hitam dan putih. Pagi hari biasanya tinggal di permukaan bagian atas daun untuk berjemur, setelah siang hari turun ke polong untuk berteduh dan makan.
Piezodorus hybneri Gmelin
Larva Nimfa mirip kumbang kecil berbentuk jorong berwarna kehitaman, kekuning-kuningan, kecoklat-coklatan
23 Lanjutan
Hama Bentuk Ciri khas hama
Riptortus linearis F. Larva Nimfa mirip semut gramang berwarna kemerahan dan kekuningan.
Imago Imago mirip walang sangit berukuran panjang berwarna kuning coklat.
Agrotis spp. Larva Ulat berwarna kelabu, coklat atau hitam Imago --
Aphis glycines Mats. Larva Berbentuk kutu
Imago Kutu daun berwarna hijau kekuningan
Plautia sp. Larva Mirip kutu berwarna hitam
Imago Mirip kumbang berwarna hijau gelap
Liriomyza sp. Larva --
Imago Lalat berwarna hitam gelap
Anoplocnemis phasiana Larva Mirip semut hitam
Imago Imago mirip walang sangit berukuran besar berwarna coklat. Pada waktu menghisap cairan tanaman biasanya posisi kepalanya menghadap kebawah.
Melanagromyza dolichostigma De Mey
Larva Berupa ulat yang menggerek masuk kedalam jaringan daun dan menuju tangkai daun dan batang. Larva dan pupa dapat dijumpai didalam pucuk yang baru layu.
Imago Lalat berukuran kecil berwarna hitam mengkilap
Melanagromyza sojae Zehnt.
Larva Berupa ulat tinggal dan menggerek batang. Sebelum memasuki stadium pupa larva membuat lubang untuk keluar dekat pangkal batang. Letak larva dan pupa didalam batang (empelur)
Imago Lalat berukuran kecil berwarna hitam mengkilap
Lamprosema indicata F. Larva Berupa ulat berwarna hijau licin transparan dan agak mengkilat dengan bercak hitam di kedua sisi prothorax
Imago Mirip kupu berwarna coklat terang
Helicoverpa armigera Hubner
Larva Berupa ulat berwarna coklat atau hijau muda. Imago Mirip kupu berwarna coklat terang
Adoxophyes privatana Larva Berupa ulat dengan kepala berwarna kuning, torak dan abdomen berwarna hijau
Imago Mirip kecoa berwarna coklat terang
Tetranychus bimaculatus Harv.
Larva --
Imago Tungau berukuran kecil dengan tubuh bulat kemerah-merahan, kaki dan alat mulutnya berwarna putih dan hanya aktif disiang hari.
Aleurodicus disperses Russell
Larva Berbentuk oval, pipih, berwarna kuning pucat dan ditepinya dikelilingi oleh lapisan lilin berwarna putih
24 Lanjutan
Hama Bentuk Ciri khas hama
Chrysodeixis chalcities larva Berupa ulat berwarna hijau dan bergerak seperti orang mengukur panjang dengan jengkalnya
Imago Mirip kupu berwarna coklat terang
Longitarsus suturellinus Csiki.
Larva Mirip kutu berwarna hitam
Imago Kumbang berwarna kuning dengan garis hitam keabu-abuan sepanjang sayap depan
Stomopterix subcesivella Zell.
Larva Larva berbentuk ulat memakan jaringan hijau daun
Imago --
Melanacanthus sp. Larva Mirip semut hitam
Imago Mirip walang sangit berukuran kecil berwarna coklat keabu-abuan.
Chrysodeixis chalcities larva Berupa ulat berwarna hijau dan bergerak seperti orang mengukur panjang dengan jengkalnya
Imago Mirip kupu berwarna coklat terang
Longitarsus suturellinus Csiki.
Larva Mirip kutu berwarna hitam
Imago Kumbang berwarna kuning dengan garis hitam keabu-abuan sepanjang sayap depan
Stomopterix subcesivella Zell.
25 Lampiran 4 Ciri-ciri penyakit kedelai
Species Ciri
Phakospora pachyrhizi Pada daun terdapat bercak-bercak yang berisi uredia (badan buah yang memproduksi spora)
Cercospora sojina Bercak berwarna coklat, , berbentuk bulat
Cercospora kikuchii Pengisian biji dengan warna ungu muda.
Colletotrichum lindemuthianum Dematium sp. Bintik-bintik hitam berupa duri-duri jamur.
Rhizoctonia solani Membentuk sklerotia berwarna
coklat sampai hitam, bentuk tidak beraturan
Sclerotium rolfsii ---
Peronospora sp. Bercak warna putih kekuningan,
bulat dengan batas yang jelas
Pseudomonas syringae pv. Glycinea Bercak kecil, bersegi, tembus cahaya dan tampak kebasahan berwarna kekuningan atau coklat muda.
Xanthomonas campestris pv. Glycines Bercak kecil pada permukaan dua daun, berwarna hijau pucat, menonjol pada bagian tengah
Mikoplasma ---
Soybean mosaic virus (SMV) Warna hijau gelap di sepanjang tulang daun.
Soybean yellow mosaic virus (SYMV) Bercak klorotik
Bean yellow mosaic virus (BYMV) Bercak klorotik dan tulang daun menjadi jernih.
Bean common mosaic virus (BCMV) Bercak klorotik Peanut mottle virus (PMoV) Bercak klorotik
Peanut stripe virus (PStV) Bercak lokal klorotik diikuti oleh belang sistemik
Blakeye cowpea mosaic virus (BICMV) Bercak klorotik
Soybean dwarf virus (SDV) Tanaman menjadi kerdil
Soybean stunt virus (SDV) Bercak klorotik ringan pada daun Cowpea mild mottle virus (CMMV) Tulang daun menjadi jernih dan daun
26
Lampiran 5 Hama kedelai dan bagian tanaman yang diserang (Imam M dan Tengkano 2002)
Species Nama Indo Bagian
tanaman
Ophiomyia phaseoli Tr. Lalat kacang Batang
Phaedonia inclusa Stal. Kumbang daun Daun
Bemisia tabaci Genn. Kutu kebul Batang
Spodoptera litura F Ulat grayak Daun
Etiella zinckenella Tr. Penggerek polong Polong
Etiella hobsoni Butl. Penggerek polong Polong
Nezara viridula L. Kepik hijau Polong
Piezodorus hybneri Gmelin Kepik hijau pucat Polong
Riptortus linearis F. Kepik coklat Polong
Agrotis spp. Ulat tanah Batang
Aphis glycines Mats. Kutu cabuk Daun
Plautia sp. Plautia sp. Polong
Liriomyza sp. Lalat penggorok daun Daun
Anoplocnemis phasiana Penghisap pucuk Batang
Melanagromyza dolichostigma De Mey
Penggerek pucuk kedelai
Batang Melanagromyza sojae Zehnt. Penggerek batang
kedelai
Batang
Lamprosema indicata F. Penggulung daun Daun
Helicoverpa armigera Hubner Pemakan polong Polong
Adoxophyes privatana Penggulung daun Daun
Tetranychus bimaculatus Harv. Tungau merah Daun
Aleurodicus disperses Russell Kutu putih Daun
Chrysodeixis chalcities Ulat jengkal Daun
Longitarsus suturellinus Csiki. Kumbang kuning Daun Stomopterix subcesivella Zell. Hama daun Daun Melanacanthus sp. Kepik coklat
kacang-kacangan
27 Lampiran 6 Gejala serangan hama kedelai pada areal pertanaman (Imam M dan Tengkano 2002)
Hama Gejala serangan
Ophiomyia phaseoli Tr. Daun tanaman kekuningan, layu dan mati
Phaedonia inclusa Stal. Daun rusak seperti dimakan ulat
Bemisia tabaci Genn. Daun keriting dan pohon tampak kerdil pada serangan tinggi nampak jelaga hitam pada daun akibat serangan
Spodoptera litura F Daun habis dimakan meninggalkan tulang-tulang daun
Etiella zinckenella Tr. Adanya 1 atau 2 lubang kerek pada polong dan butiran kotoran kering berwarna coklat
Etiella hobsoni Butl. Adanya 1 atau 2 lubang kerek pada polong dan butiran kotoran kering berwarna coklat
Nezara viridula L. Biji kempes dan gugur, hitam dan busuk atau keriput
Piezodorus hybneri Gmelin Biji kempes dan gugur, hitam dan busuk atau keriput
Riptortus linearis F. Biji kempes dan gugur, hitam dan busuk atau keriput
Agrotis spp. Batang tanaman yang terpotong pada batas permukaan tanah
Aphis glycines Mats. Tanaman kerdil pucuk daun keriput
Plautia sp. Biji kempes dan gugur, hitam dan busuk atau keriput
Liriomyza sp. Adanya liang korokan beralur berwarna putih pada daun
Anoplocnemis phasiana Pucuk tanaman layu, kering dan mati
Melanagromyza dolichostigma De Mey
Tanaman kerdil, layu dan mati dan bila dikupas ditemui larva/pupa dalam pucuk batang
Melanagromyza sojae Zehnt. Tanaman kerdil, layu dan mati dan bila dikupas ditemui larva/pupa dalam batang
Lamprosema indicata F. Menggulung dan merekatkan daun bagian atas
Helicoverpa armigera Hubner
Adanya lubang bekas makan di polong yang diserang dan tidak dijumpai larva didalam polong yang diserang
Adoxophyes privatana Daun-daun yang digulung menjadi satu
Tetranychus bimaculatus Harv.
Bercak-bercak pada permukaan daun
Aleurodicus disperses Russell
--
Chrysodeixis chalcities Daun habis dimakan
Longitarsus suturellinus Csiki.
Adanya lubang-lubang kecil pada daun bekas gigitan
Stomopterix subcesivella Zell.
Adanya liang korokan berwarna coklat muda dan merekatkan kedua pinggiran daun dan diam dalam ikatan daun
28
Lampiran 7 Insektisida yang dapat digunakan untuk menekan perkembangan hama (Baliadi Y et al. 2008)
No Hama Insektisida
1. Ophiomyia phaseoli Tr. Sipermetrin Deltametrin Klorpifos Carbofuran Asefat Piridafention 2. Phaedonia inclusa Stal. Sipermetrin
Permetrin 3. Bemisia tabaci Genn. Heksitiazok
Amitraz Dikofol Propargit 4. Spodoptera litura F Permetrin
Dekametrin 5. Etiella zinckenella Tr. Sipermetrin
Carbosulfan
7. Nezara viridula L. Deltametrin BPMC Thiodicarb Permetrin Klorfluazuron Sihalotrin 8. Piezodorus hybneri Gmelin Deltametrin
BPMC Thiodicarb Permetrin Sihalotrin 9. Riptortus linearis F. Deltametrin
29
10. Agrotis spp. Carbofuran
11. Aphis glycines Mats. Heksitiazok Amitraz Dikofol Propargit
12. Plautia sp. --
13. Liriomyza sp. --
14. Anoplocnemis phasiana --
15. Melanagromyza dolichostigma Sipermetrin
De Mey Deltametrin
Klorpifos Carbofuran Asefat Piridafention 16. Melanagromyza sojae Zehnt. Sipermetrin
Deltametrin Klorpifos Carbofuran Asefat Piridafention 17. Lamprosema indicata F. Permetrin
Deltametrin Sipermetrin Alfametrin 18. Helicoverpa armigera Hubner Permetrin
Deltametrin Sipermetrin Alfametrin 19. Adoxophyes privatana --
20. Tetranychus bimaculatus Harv. Heksitiazok Amitraz Dikofol Propargit 21. Aleurodicus disperses Russell --
22. Chrysodeixis chalcities Permetrin Dekametrin Sipermetrin Sihalotrin Klorfluazuron Flufenoksuron 23. Longitarsus suturellinus Csiki. --
24. Stomopterix subcesivella Zell. --
30
Lampiran 8 Jenis penyakit, saat menyerang, cara pengendalian, dan pestisida yang dianjurkan (Marwoto et al. 2014)
31 Trichodema klorotalonil
Halaman Utama Sistem Informasi Hama dan
Penyakit Kedelai
Beranda Kedelai Konsultasi Kedelai Tentang Kami Manajemen Situs
Varietas
*= Hama, ciri hama, gejala, teknologi pengendali, penyakit, ciri penyakit, gejala, teknologi pengendali merupakan fungsi yang diimplementasikan ke dalam sistem informasi dan pendidikan kedelai.
32
Lampiran 10 Daftar uji blackbox
No Deskripsi Uji Kondisi Awal Skenario Uji Hasil yang diharapkan Valid/
Invalid
untuk admin Valid
2 Keluar ke
halaman login
Halaman utama
level admin Memilih logout Tampil halaman admin Valid
3 Menampilkan
halaman hama Halaman utama
Memilih menu
hama Tampilan halaman hama Valid
4 Menampilkan
Halaman utama Memilih menu
penyakit
33
RIWAYAT HIDUP
Laura Puspita dilahirkan di kota Jakarta pada 18 Desember 1991 dari ayah Heru Nugroho dan ibu Rina Lestari Dewi. Penulis merupakan putri pertama dari dua bersaudara. Pada tahun 2010, penulis lulus dari SMA Negeri 4 Kota Sukabumi. Penulis sangat aktif dalam organisasi OSIS SMA dan OSIS SMP. Penulis juga ikut aktif dalam kepanitiaan selama SMA hingga masa perkuliahan. Penulis terdaftar sebagai mahasiswi Ilmu Komputer pada tahun 2010 melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB.
Pada tahun 2013, penulis melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Center For International Forestry Research (CIFOR) selama 35 hari kerja. Penulis juga aktif diberbagai kegiatan kepanitian kegiatan kampus.