• Tidak ada hasil yang ditemukan

“Gravity (grahita do healthy activity)” program peningkatan praktik perilaku hidup bersih dan sehat bagi anak tuna grahita

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "“Gravity (grahita do healthy activity)” program peningkatan praktik perilaku hidup bersih dan sehat bagi anak tuna grahita"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

GRAVITY

(

GRAHITA DO HEALTHY ACTIVITY

)” P

ROGRAM

PENINGKATAN PRAKTIK PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

BAGI ANAK TUNA GRAHITA

BIDANG KEGIATAN

PKM-PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Disusun Oleh :

VERONIKA YULIA I14110085 2011 MUHAMAD IQBAL I14110080 2011 KATON PRADIPTO ABINOWO I14110011 2011 RAFIKA KURNIASIH I14120110 2012

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(2)

PENGESAHAN PKM- PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

1. Judul Kegiatan :“GRAVITY (GRAHITA DO HEALTHY ACTIVITY)”

PROGRAM PENINGKATAN PRAKTIK PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT BAGI ANAK TUNA GRAHITA

2. Bidang Kegiatan : PKM-M ( PENGABDIAN MASYARAKAT) 3. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap : Veronika Yulia

b. NIM : I14110085

c. Jurusan : Gizi Masyarakat

d. Universitas : Institut Pertanian Bogor

e. Alamat rumah dan No.Hp : Putri Bunda , Radar, Dramaga,089682893319 f. Alamat email : veronikayulia21@gmail.com

4. Anggota pelaksana kegiatan : 3 orang 5. Dosen pendamping

a. Nama lengkap dan gelar : Dr. Katrin Roosita, SP, MSi

b. NIDN : 0001027104

c. Alamat rumah dan No.Hp : Jl. Anggrek No.8 Perumahan Dosen IPB 6. Biaya Kegiatan Total :

a. DIKTI :Rp. 11,850,000,00 b. Sumber lain : -

7. Jangka waktu pelaksanaan : 4 bulan

Bogor, 01 Agustus 2014

Menyetujui

Ketua Departemen Ketua Pelaksana Kegiatan

Dr. Rimbawan Veronika Yulia

NIP. NIM. I14110085

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan IPB

Dosen Pendamping

Prof. Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, MS Dr. Katrin Roosita, SP, MSi

(3)

RINGKASAN

Anak tunagrahita merupakan anak-anak yang memiliki kemampuan kognitif dibawah rata-rata, akan tetapi mereka berhak memperoleh kemampuan yang mampu meningkatkan rasa percaya diri dan kreatifitas mereka. Program pelatihan perilaku hidup bersih dan sehat menjadi satu kesetaraan agar semakin banyak kalangan masyarakat yang paham akan pentingnya hidup sehat dari hal-hal sederhana seperti mencuci tangan dengan sabun, menggunakan air bersih, mengonsumsi buah dan sayur, melakukan aktivitas fisik, dan tidak merokok.

Anak tunagrahita yang memiliki tingkat kemampuan berfikir rendah dan relatif sulit mencerna hal-hal yang baru dipelajari akan dimudahkan dengan adanya program pelatihan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang dirancang oleh kelompok kami. Program ini akan membantu anak tunagrahita untuk lebih mengenal PHBS dengan cara yang mudah dan menyenangkan serta melatih kreativitas mereka sehingga mereka dapat menerapkannya dikehidupan sehari-hari. selain itu, softskill mereka juga dilatih dengan adanya outbond dan lomba membuat poster.

Target peserta dalam program ini adalah sebanyak 20 orang yang nantinya akan dibagi menjadi 4-5 kelompok. Setiap minggunya, anak-anak akan mendapatkan pelatihan mengenai teknik memasak untuk setiap waktu makan (makan pagi, selingan, makan siang, dan makan malam). Pelatihan pembuatan selingan akan diberikan juga pembekalan mengenai program perilaku hidup bersih dan sehat secara sederhana dan aplikatif. Selain itu, diakhir program ini akan diadakan kegiatan olahraga bersama untuk meningkatkan kebugaran anak dan lomba kreativitas memasak sebagai bentuk evaluasi pembelajaran yang telah dilakukan.

(4)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... i

DAFTAR ISI ... ii

RINGKASAN ... iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan ... 3

1.4 Luaran yang diharapkan ...4

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT ... 5

BAB III METODE PELAKSANAAN 3.1 Materi ... 6

3.2 Metode ... 7

BAB IV HASIL YANG DICAPAI ...9

BAB V RENCANA KEGIATAN SELANJUTNYA ... 10

DAFTAR PUSTAKA ...11

LAMPIRAN Penggunaan Dana ... 12

(5)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut World Health Organization (WHO), diperkirakan terdapat sekitar 7-10 % anak berkebutuhan khusus dari total populasi anak. Di Indonesia, belum ada data akurat tentang jumlah dan kondisi anak berkebutuhan khusus, namun berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Nasional tahun 2007, terdapat 82.840.600 jiwa anak dari 231.294.200 jiwa penduduk Indonesia, dimana sekitar 8,3 juta jiwa diantaranya adalah anak berkebutuhan khusus (Kemenkes 2010).

Anak-anak yang memiliki kecerdasan di bawah rata-rata anak pada umumnya disebut anak terbelakang mental (mentally retarded), istilah resmi yang digunakan di Indonesia adalah Anak Tunagrahita (PP No. 72 Tahun 1991) (Astuti 2013). Anak tunagrahita adalah anak yang memiliki kecerdasan di bawah rata-rata disertai hambatan dalam penyesuaian diri dengan lingkungan sekitarnya. Secara harafiah kata tuna adalah merugi, sedangkan grahita adalah pikiran, dengan demikian ciri utama dari anak tunagrahita adalah lemah dalam berpikir atau bernalar. Kurangnya kemampuan belajar dan adaptasi sosial berada di bawah rata-rata.

American Association On Mental Deliciency (AAMD) mengklasifikasikan tunagrahita

menjadi tunagrahita ringan dengan IQ berkisar 50-70, tunagrahita sedang dengan IQ berkisar 30-50 dan tunagrahita berat dan sangat berat dengan IQ berkisar < 30. Anak tunagraita mengalami keterlambatan dalam segala bidang, dan itu sifatnya permanen. Beberapa masalah yang ada pada anak tunagrahita, antara lain: (1) Masalah kesulitan belajar; (2) Masalah Penyesuaian Diri; (3) Masalah gangguan kepribadian dan emosi. Untuk anak-anak tunagrahita tertentu dapat belajar akademik yang sifatnya aplikatif (Astuti 2013).

Anak tunagrahita merupakan individu yang utuh dan unik. Walaupun mereka memiliki hambatan intelektual, akan tetapi anak tunagrahita juga masih memiliki potensi yang dapat dikembangkan sesuai dengan kapasitas yang dimiliki oleh mereka dan sesuai dengan kebutuhan mereka. Oleh karena itu maka layanan pendidikan yang diberikan kepada mereka diupayakan dapat mengembangkan potensi mereka secara optimal sesuai dengan kebutuhan mereka.

(6)

pengalaman negatif atau kegagalan dalam melakukan interaksi yang terjadi selama periode perkembangan menjadi salah satu penyebab.

Salah satu lembaga pendidikan yang disiapkan untuk pendidikan anak tunagrahita adalah Sekolah Luar Biasa (SLB). Salah satu SLB di kota Bogor adalah Sejahtera yang terletak di Jl. Gunung Batu. Untuk membentuk anak-anak tunagrahita yang mampu bersaing dalam dunia akademik, anak-anak harus memiliki status gizi dan kesehatan yang baik. Oleh karena itu anak-anak tunagrahita juga perlu diperkenalkan dan dilatih dengan pola Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Aplikasi PHBS yang dapat memberikan dampak jangka panjang bagi kesehatan tubuh anak-anak tersebut.

Menyikapi hal tersebut maka perlu dan penting diadakan suatu kegiatan pembinaan praktek PHBS dengan metode yang menarik dan inovatif yang sesuai dengan kondisi kemampuan fisik, intelektual dan mental anak-anak tunagrahita.

1.2 Perumusan Masalah

Adapun masalah yang dirumuskan dalam topik penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Anak-anak tunagrahita memiliki hambatan intelektual dan mental untuk dapat menjadi individu yang mandiri. Namun, seperti anak-anak pada umumnya, memiliki juga memiliki hak untuk mendapatkan layanan pendidikan sesuai dengan kebutuhan mereka. Meskipun memiliki hambatan intelektual, mereka juga masih memiliki potensi yang dapat dikembangkan sesuai dengan kapasitas yang dimiliki oleh mereka dan sesuai dengan kebutuhan mereka.

2. Belum adanya mata pelajaran yang memuat materi pengetahuan dan praktek gizi dan kesehatan anak tunagrahita.

3. Kurangnya keberpihakan terhadap anak tunagrahita untuk menjadi individu yang mandiri dan produktif. Salah satu caranya adalah dalam membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

1.3 Tujuan

Tujuan dilaksanakannya program ini adalah untuk :

1. Melakukan pelatihan kepada anak tunagrahita mengenai program perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

(7)

3. Membuat program yang menarik untuk anak tunagrahita melalui 5 dari 10 program PHBS yaitu tentang pentingnya air bersih, cuci tangan dengan sabun, makan buah dan sayur, aktivitas fisik, dan tidak merokok.

4. Membuat variasi makanan yang sehat, mudah, dan unik sehingga anak-anak tunagrahita tidak cepat bosan.

5. Melakukan kegiatan fisik guna meningkatkan kebugaran anak tunagrahita.

1.4 Luaran yang Diharapkan

Program ini diharapkan dapat membantu anak-anak tunagrahita dalam mengerti dan melaksanakan program atau perilaku hidup bersih dan sehat melalui kegiatan yang unik dan menarik, sehingga dengan adanya program tersebut dapat tercapainya luaran yang di harapkan, diantaranya:

1. Mengetahui dan mampu mencuci tangan dengan baik dan benar. 2. Mengetahui bahaya merokok dan tidak melakukannya.

3. Mengonsumsi sayur dan buah setiap hari.

4. Kreatifitas dan skill anak tunagrahita bertambah 5. Mampu melakukan aktivitas fisik / olahraga ringan.

(8)

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT

SLB Sejahtera merupakan salah satu dari beberapa sekolah luar biasa yang ada di Bogor. Sekolah luar biasa ini terdiri dari SLB-A, SLB-B, SLB-C, SLB-D. SLB menampung anak-anak yang memiliki kelainan mental, memfasilitasinya, dan menjadikan mereka lebih berkembang dan mandiri. Visi dari sekolah ini adalah dengan iman dan taqwa SLB Sejahtera mengembangkan potensi, bakat, minat peserta didik sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan warga sekolah agar menjadi manusia yang berakhlak mulia, cakap, terampil melalui pendidikan berbasis kecakapan hidup. Sekolah ini tidak memiliki asrama bagi anak-anak yang bersekolah di sana, namun anak-anak-anak-anak yang diasuh oleh orang tuanya sendiri.

SLB Sejahtera ini dapat dikatakan sebagai SLB paling tua setelah SLB Dharma Wanita. SLB Sejahtera berlokasi di Jln. Gunung Batu No. 101 Loji Kota Bogor SLB ini berdiri sejak tahun 1977 dan telah terakreditasi B. Pada saat ini SLB Sejahtera memiliki siswa dengan jenis kekhususan yang berbeda. SLB Sejahtera memiliki satuan pendidikan TKLB, SDLB, SMPLB, dan SMALB. Pendidikan yang diprioritaskan saat ini mengacu pada bidang keterampilan diantaranya : tata busana, tata boga, dan tata rias kerumah tanggaan. Disamping itu juga ada pendidikan kesenian seperti seni tari, musik, suara, dan lukis.

SLB sejahtera telah melakukan banyak kegiatan didalam berbagai macam bidang yaitu mereka melakukan perawatan tanaman disekitar sekolah, bermain alat musik, membuat kue, membuat pakaian atau merajut. Tenaga pengajar yang ada di SLB Sejahtera ini berjumlah 25 orang dari berbagai keahlian pendidikan luar biasa dari spesialisasi tunanetra, tunarungu, tunagrahita,tunadaksa, bahkan tuna laras yang sangat berpengalaman.

BAB III METODE PELAKSANAAN

3.1 Materi

Waktu dan Tempat Pelaksanaan Program

(9)

Peserta Program

Peserta program ini adalah anak-anak tunagrahita di SLB Sejahtera, sebanyak 20 anak tunagrahita tingkat SMP dan SMA yang terbagi menjadi 5 kelompok.

Perlengkapan dan Peralatan yang Digunakan

Perlengkapan dan peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan program ini berupa : Peralatan untuk membuat pelatihan seperti laptop, audio, slide, dapur beserta perlengkapan memasak, bahan-bahan untuk melakukan kegiatan seperti mencuci tangan. Perlengkapan makan dan minum 1 set sebanyak 5 buah, hadiah lomba, kenang-kenangan atau souvenir. Sedangkan bahan yang akan digunakan disesuaikan dengan menu dan tingkat kebutuhan gizi anak.

3.2 Metode

Metode Pelaksanaan Program

Metode yang digunakan dalam PKM-M adalah pelatihan mengenai PHBS untuk anak-anak tunagrahita melalui kegiatan yang dikemas dengan unik dan menarik serta mampu meningkatkan kreativitas. Selain itu diadakan metode kebersamaan seperti olahraga dan lomba poster agar menimbulkan rasa percaya diri anak-anak dan tingkat kerjasama antar anak tunagrahita.

Rincian Program

1. Tahap Persiapan

Kegiatan tahap persiapan meliputi : penyusunan dan revisi proposal, survei tempat dan permohonan izin, survei harga pangan saat ini, mengamati keadaan psikologis anak, kunjungan, dan persiapan materi.

2. Tahap Pelaksanaan a. Pelatihan

Pelatihan yang akan dilakukan dalam program PKM M ini adalah dengan membaginya menjadi 5 termin mengenai PHBS yang dilaksanakan setiap minggu. PHBS 1 merupakan proses pelatihan tentang pentingnya air bersih dalam kehidupan sehari-hari, PHBS 2 merupakan proses pelatihan tentang pentingnya cuci tangan menggunakan sabun, PHBS 3 merupakan proses pelatihan tentang perlunya makan buah dan sayur dalam porsi yang sesuai, PHBS 4 merupakan proses pelatihan tentang aktivitas fisik yang bermanfaat untuk meningkatkan kebugaran, dan PHBS 5 yang merupakan pelatihan atau pemberian materi untuk tidak merokok.

(10)

mengonsumsi buah dan sayur, perlunya aktivitas fisik, dan anjuran untuk tidak merokok.

Metode : PHBS 1 : Pengenalan materi dan praktik dalam

menggunakan air bersih melalui cara pengolahan makanan sederhana.

PHBS 2 : Pengenalan materi, menonton video unik, dan pelatihan praktik tentang pentingnya mencuci tangan, diberikan simulasi tentang kondisi apabila tidak mencuci tangan dengan baik.

PHBS 3 : Pengenalan materi dan penampilan simulasi serta menunjukkan tentang mengonsumsi sayur dan buah dalam porsi yang cukup dalam hidup sehari-hari.

PHBS 4 : Olahraga bersama dalam bentuk jogging, skipping, atau olahraga ringan untuk meningkatkan kebugaran anak-anak tunagrahita.

PHBS 5 : Materi dan video mengenai dampak kesehatan apabila anak-anak merokok dan tidak merokok.

Tempat : SLB Sejahtera dan di Kebun Raya Bogor

Perlengkapan : Laptop, Sound, LCD, speaker, alat masak, dapur,

peralatan makan dan minum lengkap, alat berolahraga sederhana. b. Monitoring

Dilakukan untuk memantau perkembangan anak maupun program yang dijalankan selama kurun waktu 4 bulan.

c. Lomba Kreativitas Anak

Berupa lomba poster anak-anak yang telah diajarkan selama pelatihan bulan pertama dan kedua mengenai pola hidup PHBS. Lomba ini direncanakan akan dilaksanakan pada minggu ke-9 dengan izin terlebih dahulu kepada pihak sekolah dan orang tua dilaksanakan di Kebun raya Bogor

d. Olahraga dan aktivitas fisik

Kegiatan yang bertujuan untuk menjadikan anak-anak lebih bugar, maupun kegiatan yang dilakukan bersama-sama untuk mengukur tingkat konsentrasi anak-anak dan meningkatkan kebugaran anak. Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk outbond di lapangan sekolah. Anak tunagrahita dibuat dalam bentuk kelompok untuk bersama-sama belajar memecahkan masalah dalam permainan outbond tersebut.

(11)

Bertujuan untuk menilai kegiatan yang dilaksanakan selama program berlangsung. Kegiatan selanjutnya adalah membuat laporan pertanggungjawaban terhadap seluruh rangkaian program yang telah dilakukan.

BAB IV HASIL YANG DICAPAI

Kunjungan ke sekolah sudah dilaksanakan sebanyak 7 kali terhitung dari berjalannya program pendanaan PKM ini. Hasil yang diperoleh berupa :

Minggu ke-1 (1 Maret 2014)

Perijinan dan persetujuan mengenai jadwal sekolah untuk melaksanakan program Gravity, perkenalan dengan semua siswa di sekolah yang sedang melakukan kegiatan pramuka (pembuatan tandu). Sekolah memberikan izin pelaksanaan setiap hari Sabtu pukul 12.00 setelah kegiatan Pramuka selesai dilaksanakan. Siswa tunagrahita yang ikut dalam kegiatan ini sebanyak 10 orang yang terdiri atas siswa SMP dan SMA. Siswa dan guru-guru di SLB Sejahtera sangat ramah dan menyambut positif dilaksanakannya kegiatan ini. Hal lain yang dicapai dalam kunjungan ini adalah kepribadian siswa yang ada disana, beberapa tampak diam, cuek, namun beberapa sangat aktif dan ramah. Beberapa siswa juga sudah diketahui tempat tinggal dan keadaan keluarganya,mereka sedang bercerita mengenai kegiatan mereka sehari-hari.

Minggu ke-2 (15 Maret 2014)

(12)

menunjukkan sebagian besar siswa sudah mengetahui bahwa mencuci tangan penting dalam menjaga kesehatan, kebiasaan merokok yang tidak baik, dapat membedakan air yang bersih dan keruh, akan tetapi beberapa menunjukkan ketidaksukaannya terhadap konsumsi buah dan sayur. Pelaksanaan mengenai cuci tangan dengan baik dan benar berjalan dengan lancar. Penyampaian materi dengan visual dan slide serta dilanjutkan dengan praktek yang meningkatkan keinginan siswa dalam melakukannya.

Minggu ke-3 (29 Maret 2014)

Program selanjutnya yang dilakukan adalah mengonsumsi konsumsi sayur dan buah dengan penggunaan air bersih dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi dalam pelaksanaannya diperoleh kendala yaitu kondisi lalu lintas yang tidak diprediksi hari itu ternyata sangat macet dan menyebabkan keterlambatan sehingga siswa-siswi sudah pulang terlebih dahulu. Perbaikan komunikasi dengan pihak sekolah menjadi kunci utama pemecahan masalah ini. Bahan-bahan yang akan digunakan dalam praktek akhirnya diberikan kepada guru-guru sekolah dan beberapa untuk siswa tuna rungu yang masih lanjut pembelajaran sampai menjelang sore.

Minggu ke-4 ( 12 April 2014)

Program konsumsi buah sayur serta penggunaan air bersih berhasil dilaksanakan pada minggu ini. Sebagian besar siswa sudah mengetahui kegunaan air bersih dan manfaat sayur dan buah bagi tubuh, akan tetapi masih ada beberapa yang belum menyukai sayur dan buah. Materi yang disampaikan secara visual dengan video dan gambar serta menggunakan bantuan papan tulis karena ternyata anak tuna rungu sempat ikut dalam pelatihan ini. Dilaksanakan praktik penggunaan air bersih dan makan buah bersama.

Progres

(13)

minggu. Solusi yang selanjutnya dilakukan adalah awalnya ingin mengunjungi siswa-siswi secara pribadi (door to door) dengan maksud pelatihan dilakukan secara pribadi bersama dengan keluarga di rumah. Sekolah menyambut baik kegiatan atau solusi yang ditawarkan. Bentuk partisipasi sekolah adalah memberikan daftra nama siswa beserta dengan alamat dan nomor telepon siswa tunagrahita.

Kunjungan ke sekolah

Kunjungan ke sekolah dilaksanakan untuk meminta persetujuan sekolah dan meminta pendapat kepala sekolah terkait dengan keberlanjutan kegiatan. Sekolah setuju dengan pertemuan orang tua dan guru yang akan dilaksanakan pada tanggal 1 Juni 2014 bertempat di Kebun Raya Bogor. Setelah itu, kegiatan yang dilakukan adalah meminta surat undangan untuk ditujukan kepada orang tua siswa agar mau dan mengizinkan anaknya serta ikut dalam acara tersebut. Kunjungan ke sekolah beberapa kali dilakukan untuk mengurus peizinan. Ide untuk mengunjungi 15 siswa door to door tidak jadi dilakukan. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu dan sumberdaya untuk melaksanakannya.

Saat kunjungan sekolah yang dilakukan pada tanggal 22 Mei 2014 dilakukan fiksasi surat undangan yang akan disebarkan kepada seluruh siswa target dan orang tua. Selain itu, kunjungan ini bertemu dengan siswa untuk memberikan buku harian yang diisi selama 1 minggu. Buku harian yang diberikan berupa kolom beserta stiker bermuka senang atau sedih. Stiker senang diberikan ketika para siswa melakukan kegiatan lima poin PHBS hasil pelatihan begitu juga sebaliknya. Siswa –siswi tampak sangat antusia dan senang memperoleh buku harian tersebut.

Pertemuan dengan orang tua serta guru

Kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan saran dan diskusi dari hasil monev sebelumnya, dosen pembimbing, dan teman sekelompok. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai salah satu bentuk kegiatan berkelanjutan agar orang tua dan guru mampu memotivasi dan membantu para siswa untuk melaksanakan PHBS. Kegiatan yang sudah dirancang sekitar 2 minggu ini disetujui oleh pihak sekolah dan mendapat sambutan baik dari orang tua. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Minggu, 1 Juni 2014 bertempat di Kebun Raya Bogor. Siswa yang hadir ada 13 orang dari 15 orang siswa targetan.

(14)

dan evaluasi buku harian yang diberikan. Hasil yang diperoleh adalah para siswa masih ingat dengan kegiatan memcuci tangan dengan langkah dan tahapan yang diberikan. Evaluasi buku harian siswa-siswi dalam seminggu sebagian besar sudah mengonsumsi buah dan sayur setiap hari, tidak merokok, mengonsumsi air bersih. Akan tetapi, masih sedikit yang melaksanakan aktivitas fisik setiap harinya. Rata-rata aktivitas fisik dilakukan hanya 1-2 kali dalam seminggu pada beberapa siswa. Alasan tidak dilaksanakan nya aktivitas fisik adalah malas dan lupa serta tidak ada teman untuk melakukannya.

Lomba kreativitas yang dilakukan berupa menggambar serta mewarnai terkait dengan PHBS yang dilakukan. Ternyata untuk anak-anak tunagrahita belum bisa mengimajinasikan gambar, mereka hanya mampu meniru gambar yang ada di sekeliling mereka. Gambar yang mereka buat pun harus diberikan nama atau keterangan agar tidak lupa saat diceritakan kepada orang lain. Aktivitas fisik yang dilakukan berupa outbond per kelompok untuk ikut membangun jiwa sosial mereka.

Kendala yang muncul saat persiapan serta pelaksanaan kegiatan ini adalah masih kurang koordinasi antar anggota serta komunikasi yang belum terbangun dengan baik. Akan tetapi, hal ini sudah dapat diperbaiki dengan cara membuat sistem jarkom dan bertemu lebih sering dengan anggota kelompok. Peran dosen pembimbing juga sangat membantu. Dosen membantu memberikan saran dan kritik serta membantu dalam pendanaan dan memberikan satu kakak kelas untuk ikut membantu pelaksanaan dalam program PKM ini. Selain itu program PKM ini telah menjadi bagian dari sekolah SLB Sejahtera dimana adik adik dan para guru ikut merasakan dampak dan manfaat yang ada . Sebagian besar adik adik sudah mampu mencuci tangan dengan baik dan benar, mampu melakukan aktivitas fisik, menjadi lebih kreatif dan berani untuk tampil atau berbicara di depan umum. Orang tua pun semakin mengerti kebutuhan anak mereka. Program PKM ini telah berjalan 100 %. Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada pemerintah, IPB, SLB Sejahtera, para dosen dan teman teman lainnya yang ikut membantu terlaksananya program ini. Semua luaran yang diharapkan dalam program ini tercapai dengan baik.

(15)

[Kemenkes] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Pedoman Umum Perlindungan Kesehatan Anak Berkebutuhan Khusus

Astuti. 2003. Anak dengan Hambatan Perkembangan. Jurnal.

Payne, James A. & Patton, James R. 1981. Mental Retardation. Ohio: Charles E. Merril Publishing Company Skinner.

Triman Prasadio. 1978. Anak-anak Yang Terlupakan. Surabaya (ID): Airlangga University Press.

LAMPIRAN

1. Peralatan Penunjang Material Justifikasi

Pemakaian

Kuantitas Harga satuan (Rp)

Jumlah (Rp)

Lap tangan Pelatihan PHBS 2 mencuci

Tiket Masuk KRB Penutupan Acara 23 orang 14.000,00 322.000,00 Buku Diary +

Stiker

PHBS 17 buku 17.000,00 289.000,00

Peralatan Games Outbond

Acara KRB 1 Paket 150.000,00 150.000,00

Poster PKM expo 1 paket 90.000,00 90.000,00 Plakat untuk

sekolah

Plakat 1 paket 300.000,00 300.000,00

Poster di sekolah Poster di sekolah 10 paket 25.000,00 250.000,00 Sertifikat Kenang

kenangan

20 paket 10.000,00 200.000,00

Peralatan bulutangkis

Aktivitas fisik di sekolah

3 set 325.000,00 975.000,00

Peralatan tenis meja Aktivitas fisik di sekolah

1 set 2.750.000,00 2.750.000,00

Skipping Aktivitas fisik di sekolah

3 set 30.000,00 90.000,00

Bola Basket Aktivitas fisik di sekolah

2 set 230.000,00 460.000,00

Bola Kaki Aktivitas fisik di sekolah

2 set 180.000,00 360.000,00

Subtotal 6.439.900,00

(16)

Boneka horta Souvenir anak 15 buah 20,000.00 300.000.00 Topi Pertemuan dengan

orang tua

Buah melon Pengolahan makanan dalam

Kertas Gambar Lomba membuat poster tentang

1 buku 10.000.00 10,000.00

Crayon Lomba membuat poster tentang PHBS

5 kotak 20,000.00 40,000.00

Doubletip Lomba membuat poster tentang

Kotak Makan Hadiah lomba Siswa

3 buah 15.000,00 45.000,00

Tempat Minum Hadiah Lomba Siswa

3 buah 15.000,00 45.000,00

(17)

Tulis+Pulpen Jawab

Air Minum Kemasan

Konsumsi 2 dus 20.000,00 40.000,00

Konsumsi guru dan orang tua

Konsumsi 25 paket 20.000,00 500.000,00

Ucapan terimakasih kepada guru dan kepala sekolah

Plakat 1 buah 150.000,00 150.000,00

Subtotal 2.552.000,00

3. Perjalanan

Transportasi dan konsumsi (4 orang pelaksana) untuk survey, kerjasama, 9 kali pertemuan, dan penutupan

Selama program 12 paket 200.000,00 2.400.000,00

4. Lain-lain

Administrasi Pembuatan Laporan

2 paket 50,000.00 100,000.00

Laporan/fotokopi Pembuatan Laporan

3 paket 30.000,00 90.000,00

Persiapan materi sebelum pelatihan

Selama Pelatihan

1 paket 50.000.00 50,000.00

Subtotal 240.000,00

Total Akhir 11.631.900,00

(18)

Referensi

Dokumen terkait

Anggota Pengurus dapat dipilih ulang (maximal hingga 5 kali masa tugas). Pengurus memutuskan secara kollegial atau bersama. Keputusan diambil melalui jumlah terbanyak dari yang

Membangun aplikasi analisa Sistem Kependudukan Desa Berbasis Web Pada Desa Cihuni Kecamatan Pagedangan Kabupaten Tangerang yang mudah dioperasikan, cepat dan

Dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah- Nya laporan Skripsi dengan judul “ Sistem Pemesanan dan Pengendalian

23 Saya membutuhkan telaah dari rekan sekerja (sesama auditor) dalam tim untuk menilai prosedur audit yang telah saya lakukan 24 Saya membutuhkan dari pihak lain. (sesame

Anda mendapati murid di sekolah tersebut terdiri daripada pelbagai kaum yang datang dari pelbagai tempat di Malaysia (2).. Ada antara mereka merupakan anak kepada ibu

1) Prinsip sentralistis (centrality) menegaskan bahwa kerja proyek merupakan esensi dari kurikulum. Model ini merupakan pusat strategi pembelajaran, dimana siswa

Penelitian bertujuan untuk menganalisis dan mengkaji pengaruh limbah kulit buah kakao sebagai campuran media tanam terhadap produktivitas dan kandungan gizi jamur

4 Water Entities: Results of the 2013–14 Audits Victorian Auditor-General’s Report Our reports to Parliament raise systemic or common weaknesses identified during our