• Tidak ada hasil yang ditemukan

Arahan Pengembangan Sarana Wisata Di Kawasan Pantai Matras Kecamatan Sungailiat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Arahan Pengembangan Sarana Wisata Di Kawasan Pantai Matras Kecamatan Sungailiat"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

KECAMATAN SUNGAILIAT

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Pada Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Disusun Oleh :

ENDI KURNIA SETIAWAN 1.06.06.011

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)

Kabupaten Bangka. Obyek wisata ini terletak di Kecamatan Sungailiat dengan jarak ± 7 km dari kota Sungailiat. Sediaan sarana wisata yang ada saat ini kurang mampu melayani kebutu han pengunjung. Hal ini terlihat dari kurangnya sarana atau kegiatan wisata yang dibutuhkan oleh pengunjung.

Tujuan yang hendak dicapai dari studi ini adalah merumuskan arahan pengembangan sarana wisata berdasarkan keinginan pengunjung. Adapun sasaran yang hendak dicapai dalam studi ini adalah mengidentifikasi kondisi objek wisata dan kegiatan wisata, serta mengindentifikasi keinginan pengunjung terhadap sarana wisata. Berdasarkan kedua hal tersebut, kemudian disusun arahan pengembangan sarana dan pelayanan wisata di kawasan Pantai Matras berdasarkan analisis demand.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran studi, digunakan metode analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kuantitatif dilakukan dengan Metode ”Tabulasi Silang (Crosstabulation)” sebagai alat bantu untuk melihat hubungan antara variabel karakteristik sosial ekonomi pengunjung dengan variabel jenis kegiatan serta variabel sarana wisata yang diminati pengunjung Pantai Matras. Analisis hubungan antarvariabel tersebut dilakukan untuk mempertajam araha n pengembangan sarana dan jenis kegiatan yang akan dikembangkan di kawasan pantai. Analisis kualitatif dilakukan untuk mendeskripsikan hasil analisis kuantitatif.

Dari hasil analisis hubungan antara karakteristik sosial ekonomi pengunjung dengan variabel jenis kegiatan serta variabel sarana wisata yang diminati pengunjung Pantai Matras, ditemukan adanya pengaruh perbedaan karaktristik sosial ekonomi pengunjung dalam memilih jenis kegiatan atau sarana wisata yang diminati. Dengan demikian, pengembangan daya tarik dan kegiatan wisata Pantai Matras ditujukan untuk daya tarik dan kegiatan wisata yang menjadi preferensi utama pengunjung sesuai dengan karakteristiknya, serta ditujukan untuk komponen -komponen yang dinilai belum sesuai, sehingga memerlukan penanganan lebih lanjut berupa peningkatan kualitas

(3)

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan ke haridat Allah S.W.T, karena berkat rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir. Shalawat dan salam penulis haturkan kepada junjunan Nabi Besar Muhamma d S.A.W, yang senantiasa menjadi ilham dalam tiap arah pekerjaan.

Tugas Akhir dengan judul ‘Arahan Pengembangan Sarana Wisata Di Kawasan Pantai Matras Kecamatan Sungailiat’, penulis menemukan berbagai kekurangan baik dalam teknik penulisan maupun dalam pen yajiannya, hal ini disebabkan karena keterbatasan ilmu dan pengalaman yang dimiliki penulis. Dengan terselesaikannya skripsi ini, penulis banyak sekali mendapat bimbingan, petunjuk, dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, terutama kepada :

1. Kedua orang tua saya yang tercinta, ayahanda Syaifudin dan ibunda Endang Kusriani, terimakasih banyak atas do’a dan dukungan baik secara moril maupun materil serta perhatian dan curahan kasih sayang yang dapat memberikan semangat kepada penulis ;

2. Dr. Eddy Soeryanto Soegoto, M. Sc., selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia;

3. Dr. Arry Akhmad Arman selaku Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer ; 4. Ibu Romeiza Syafriharti, Ir., MT., selaku Ketua Jurusan Perencanaan Wilayah

dan Kota,

5. Bapak Tatang Suheri, ST., MT selaku dosen pembimbing I yang telah membantu dan membimbing penulis dengan sangat sabar dalam penyelesaian tugas akhir;

6. Ibu Putu Oktavia, ST., MA selaku dosen pembimbing II yang telah membantu dan membimbing penulis dengan sangat sabar dalam penyelesaian tugas akhir;

(4)

dukungan bagi penulis;

9. Kakak-kakakku (Edo Kurnia Setiabudi, dan Endah Dian Sriwulan), tersayang yang selalu memberikan dorongan, dukungan dan do’a selama ini;

10. Sari Narizkah yang tidak bosannya memberikan semangat dan do’a kepada penulis dalam pembuatan skripsi ini,

11. Mahasiswa PWK anggkatan 2006 ( Cici, Eva, Imel, Qoqoy, Chika, Putri, Viesca, Yusran, Nunu, Rio), yang telah memberikan dukungan baik langsung maupun tidak langsung;

12. Rekan seperjuangan dalam Tugas Akhir (Dira, Kani, Murni, Tito, Abang, Aci), yang telah memberikan dukungan baik langsung maupun tidak langsung;

13. Temen-temen kosan (Ocky, Bang yoi, Gea, Iqbal) yang telah memberikan dukungan, bantuan dan kerjasamanya .

14. Semua yang telah mendukung saya dalam penyelesaian tugas akhir ini, yang tidak bisa disebutkan satu -persatu, terimakasih banyak.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis . Semoga do’a, dorongan, perhatian dan semangat yang telah diberikan semua pihak kepada penulis mendapatkan balasan pahala yang berlipat dari Allah SWT ,amin.Terima kasih.

Wassalamua’laikum Wr. Wb.

Bandung, Agustus 2011 Penulis

(5)

1.1 Latar Belakang

Pulau Bangka tidak hanya terkenal seb agai penghasil timah putih dan l ada putih. Pulau Bangka juga merupakan pulau yang dikelilingi oleh lautan sehingga Pulau Bangka sangat terkenal sekali dengan pantainya yang dikenal dengan pasir putihnya selain itu dengan topografi medan yang indah dan tersebar luas bersama keanekaragaman tumbuhan membentuk suatu tataan dan bentang alam yang indah dan menarik. Pulau Bangka memiliki daya tarik wisata alam yang akan mengalami pertumbuhan yang baik apabila potensi wisata tersebut yang dimiliki dapat dikembangkan dan mengingat bahwa di Pulau Bangka itu sendiri terdapat cukup banyak obyek wisata yang dikembangkan. Obyek wisata di Pulau Bangka merupakan wisata pantai yang tersebar hampir di setiap kabupaten diantaranya Ibukota Kabupaten Bangka Sungailiat terdapat beberapa obyek wisata pantai seperti Pantai Parai Tenggiri, Pantai Matras, Pantai Teluk Uber, Pantai Rebo, Pantai Tanjung Pesona.

Pantai Matras yang menjadi wilayah studi merupakan pantai yang berada tidak jauh dari Pantai Parai Tenggiri. Akan tetapi Pantai Parai Tenggiri lebih berkembang dan diminati oleh wisatawan , hal ini dikarenakan sarana serta atraksi wisata yang ditawarkan di Pantai P arai Tinggiri tidak ada di Pantai M atras. Adapun sarana yang di tawarkan antara lain:

1. Parai Tirta Wisata, yaitu pusat permainan olah raga air terlengkap di Propinsi Bangka Belitung, di mana pengunjung dapat melakukan bermacam aktivitas menarik seperti, naik glass bottom boat untuk menyaksikan ika n-ikan tanpa harus menyelam, parasailing untuk menikmati indahnya panorama pantai Parai Tenggiri dari ketinggian 50 meter, atau naik banana boat , jetski, serta snorkeling, di mana pengunjung bisa menyelam dengan fasilitas lengkap sembari menikmati indahny a pemandangan bawah laut,

(6)

3. Swimming Pool, bercengkerama bersama keluarga sambil berenang dan langsung menikmati indahnya pantai parai tenggir i.

4. Souvenir Shop, Anda dapat membeli cinderamata khas Pulau Bangka

5. Karaoke, bila ingin menikmati suasana dengan berkaraoke, terdapat Blue Star Theater, Karaoke & Live Music Cafe dengan hall berkapasitas 50 orang. Bila ingin bersantai dengan hiburan lain ya ng tidak kalah menariknya, Galaxy Music Cafe adalah tempat bersantai sambil menikmati alunan musik setiap malam dengan band ibukota serta dilengkapi dengan billiard 9 feet.

6. The Rock Island Grill & Bar, memberikan daya tarik berupa restoran yang menyajikan barbeque dan seafood. Uniknya para pengunjung dipersilakan mengambil dan memanggang sendiri makanan yang akan disantap.

Hal tersebut di atas yang menjadikan Pantai Parai T inggiri lebih berkembang di bandingkan Pantai Matras. Akan tetapi potensi alam di Pantai Matras tidak kalah menarik dengan Pantai Parai tenggiri hanya saja sarana yang ada di Pantai Matras kurang mampu melayani kebutuhan para wisatawan terutama pada saat-saat peak season. Potensi alam yang terdapat di kawasan pantai matras antara lain :

1. Potensi fisik

Keadaan topografi, hidrologi kawasan Pantai Matras dengan tipikal pantai santai yang berpasir putih dengan panjang sekitar 3 km dan luas keseluruhan kurang lebih 75 Ha dengan formasi bebatuan besar di beberapa sudutnya , serta nuansa gelombang yang cukup tenang serta debur air laut jernih berkilau biru sangat potensial untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata

2. Potensi wisata

(7)

Gambar 1.1

Potensi alam kawasan Pantai Matras

Di balik keindahan yang di miliki kawasan Pantai Matras, ternyata masih banyak terdapat permasalahan yaitu :

1. Aspek pemanfaatan lahan

Bangunan yang terabaikan dan belom tertata atau terpelihara dengan baik, serta lahan kosong yang belom di manfaatkan untuk kegiatan wisat a seperti penyediaan sarana pendukung pariwisata yang bisa menaraik minat wisatawan untuk berkunjung.

2. Aspek aksesibilitas

(8)

Gambar 1.2

Sarana di kawasan Pantai Matras Yang Tidak Terawat

Mengingat peningkatan obyek wisata merupakan suatu langkah yang strategis untuk mendorong pembangunan pada suatu wilayah, memperluas lapangan kerja, mendorong pelestarian lingkungan dan budaya bangsa, serta menumbuhkan rasa cinta tanah air. Pada umumnya jika terdapat obyek wisata di suatu wilayah, maka seiring dengan perkembangan obyek wisata tersebut akan timbul aktivitas lain sebagai akibat dari semakin meningkatnya interaksi wisatawan dengan lingkungan sehingga secara fisik mempengaruhi peningkatan pelayanan. Semakin banyak wisatawan yan g datang ke suatu obyek wisata maka interaksinya terhadap lingkungan akan meningkat, sehingga akan menimbulkan perubahan fisik maupun non fisik (Soekadijo, 1997).

(9)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas , maka dapat diketahui masalah-masalah yang ada di wilayah studi adalah sebagai berikut: 1. Belum adanya usaha pengembangan obyek wisata Pantai Matras

2. Kurangnya sarana wisata di kawasan Pantai Matras

3. Pemanfaatan yang belum maksimal terhadap potensi sumber da ya pantai.

1.3 Tujuan dan Sasaran

Tujuan yang hendak dicapai dari studi ini adalah merumuskan arahan pengembangan sarana pariwisata berdasarkan keinginan pengunjung agar daerah kawasan Pantai Matras lebih berkembang.Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, maka ditentukan sasaran adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi kondisi objek wisata dan kegiatan wisata yang ada di Pantai Matras

2. Mengidentifikasi keinginan pengunjung terhadap sarana wisata, sehingga dapat diketahui jenis sarana apa yang dibutuhkan.

3. Menyusun arahan penge mbangan sarana serta pelayanan wisata di kawasan Pantai Matras berdasarkan analisisdemand

1.4 Ruang Lingkup Studi 1.4.1 Ruang Lingkup Materi

Untuk mendapatkan pemecahan masalah yang tepat dan menjaga agar fokus penelitian terarah se suai dengan rumusan masalah, maka lingkup substansial penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi komponen produk wisata, produk wisata tersebut meliputi obyek wisata dan sarana pariwisata

(10)

1.4.2 Ruang Lingkup Wilayah

Pantai Matras terletak di Kabupaten Bangka t epatnya di Kecamatan Sungailiat, desa sinar baru yang mempunyai batas administrasi adalah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara : Laut Cina Selatan 2. Sebelah Selatan : Desa Penyamun 3. Sebelah Timur : Desa Kudai 4. Sebelah Barat : Desa Deniang

Peta orientasi studi dapat dilihat pada Gambar 1 .1, kawasan Pantai Matras memiliki kelebihan atau keunikan tersendiri karena kawasannya yang sangat alami. Adapun ruang lingkup dari pantai ini adalah :

a. Pantai merupakan obyek wisata yang utama karena keindahan alamnya b. Daerahnya masih alami dan tenang, serta mempunyai daya tarik tersendiri c. Pantai tersebut digunakan sebagai mata pencaharian penduduk desa sinar baru

sebagai penjual makanan di kawasan pantai

d. Jalan masuk yang berupa aspal menuju lokasi yang relatif baik dapat dilalui kendaraan beroda empat.

1.5 Metodologi Penelitian

Dalam studi arahan pengembangan sarana wisata di kawasan wisata Pantai Matras ini menggunakan analisis demand dalam sistem kepariwisataan. Komponen produk wisata yang dianalisis adalah komponen obyek w isata dan sarana wisata, maka komponen tersebut akan dikaji dari sisi permintaan . Hasil analisis untuk menentukan kebutuhan terhada p sarana wisata berdasarkan keinginan pengunjung. Dan sebagai langkah akhir maka disusunlah suat u arahan pengembangan sarana wisata berdasarkan kebutuhan dan ketersediannya.

1.5.I Metodologi Pengumpulan Data

Dalam studi ini, data dan informasi yang har us dikumpulkan adalah data dan informasi yang diperoleh langsung melalui survei primer dan survei sekunder. 1. Pengumpulan Data Primer

(11)

a. Menyebarkan kuesioner yang diisi oleh responden (pengunjung), yaitu usaha untuk mendapatkan data primer dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan yang bersifat tertutup dan terbuka. Responden menjawab secara tertulis pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat .

b. Observasi, yaitu pengamatan secara visual untuk mengetahui secara rinci mengenai karakteristik fisik wilayah studi.

c. Wawancara terhadap lembaga atau instansi yang mendukung studi ini. 2. Pengumpulan Data Sekunder

Dilakukan melalui studi kepustakaan seperti , peraturan-peraturan, kebijaksanaan pemerintah daerah, studi literatur, peta-peta yang berkaitan dengan objek studi, data dari instansi pemerintah dan dari internet.

1.5.2 Penentuan Ukuran Sampel

Untuk menunjang hasil penelitian, maka peneliti melakukan pengelompokan data yang diperlukan kedalam dua golongan, yaitu:

1. Populasi

Definisi populasi menurut Sugiyono (2008:115) yaitu : “Wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.

Berdasarkan definisi di atas, populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian. Y ang menjadi populasi sasaran dalam penelitian ini adalah pengunjung/wisatawan yang ada di kawasan wi sata Pantai Matras.

2. Sampel

Dengan meneliti secara sampel, diharapkan hasil yang telah diperoleh akan memberikan kesimpulan gambaran sesuai dengan karakteristik populasi. Sugiyono (2008:115) menyatakan bahwa sampel yaitu: “Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

(12)

adalah: ”Teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel”.

Adapun cara pengambilan sampel ini disajikan dengan cara simple random sampling yang menurut Sugiyono (2008:118) adalah: ”Pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak t anpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu”.

Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menghitung populasi wisatawan di kawasan wisata pantai matras yang berjumlah 36.388 per-tahun (profil Pantai Matras, 2010) . Pengambilan sampel dari populasi menggunakan teknik pengambilan s ampel berdasarkan rumus Slovin, yaitu:

Keterangan:

n = Jumlah Sampel

N = Jumlah Populasi/jumlah wisatawan di Pantai Matras 1 = Konstanta

e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel dalam penelitian ini di ambil nilai e = 10%.

Berdasarkan perhitungan di atas, sampel yang diambil penulis dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 responden dengan taraf kesalahan 10 %. Untuk mendapatkan data yang obyektif mengenai kegiatan atau sarana wisata di kawasan Pantai Matras, maka kuesioner akan diberikan kepada wisatawan yang berada di

(13)
(14)

1.5.3 Metodologi Analisis

Dalam studi ini ada 2 metoda analisas yang digunakan yaitu metoda analisis kualitatif dan metoda analisis kuantitatif.

1. Metoda analisis kualitatif

Metoda analisis kualitatif murupakan analisis yang dilakukan tidak berdasarkan hubungan matematika, akan tetapi berdasarkan logika mengenai suatu keadaan yang diungkapkan secara deskriptif. Analisis ini digunakan untuk menjelaskan analisis yang tidak dikuantitatifkan sehingga dihasilkan suatu kesimpulan dan rekomen dasi tentang pengembangan sarana di kawasan objek wisata Pantai Matras berdasarkan hasil kuesioner.

2. Metoda analisis kuantitatif

Analisis kuantitaif merupakan bentuk analisis yang dilakukan dengan menggunakan model-model matematik. Di dalam penelitian ini, metode analisis kuantitatif yang digunakan adalah metode tabulasi silang.

Metode analisis ini digunakan untuk melihat hubungan antara variabel -variabel karakteristik sosial ekonomi dengan -variabel --variabel persepsi dan preferensi pengunjung mengenai jenis kegiatan atau sarana wisata yang diminati.

Metode ”Tabulasi Silang (Crosstabulation)” merupakan alat bantu yang digunakan untuk melihat sisi deskriptifnya karena metoda tabulasi silang bertujuan untuk melihat hubungan antara 2 variabel atau lebih. Hasil d eskriptif dari tabulasi silang dapat dilihat dari frekuensi atau dari presentasenya.

Tabulasi silang atau crosstabs merupakan metode untuk mentabulasikan 2 variable atau lebih ke dalam suatu matriks. Hasil tabulasi silang disajikan kedalam satu tabel dengan variable-variabel yang tersusun sebagai kolom dan baris. Pada tabel tabulasi silang unsur -unsur yang tercakup didalamnya tergambar dalam kerangka seperti berikut.

Variabel A Variabel B Total

Kategori Variabel B Kategori Variabel B

Kategori Variabel A Sel Sel

Kategori Variabel A Sel Sel

Total

Baris

(15)

Ket : Margin Baris

Margin Kolom

Margin Total

Gambar 1.4

Unsur-unsur Dalam Tabel Tabulasi Silang

Dari tabel silang terdapat baris, kolom dan margin, yang dibedakan atas margin baris, margin kolom dan margin total. Dalam penelitian ini analisis tabulasi silang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel. Hal yang menentukan dalam melihat hubungan antara dua variabel adalah dengan mengasumsikan hubungan sebab akibat ya ng satu arah, yaitu satu variabel dianggap penyebab atau variabel pengaruh (variabel bebas) yang berperan mempengaruhi atau menyebabkan terjadinya variabel tidak bebas. Penempatan variabel bebas dan tidak bebas dapat disusun letaknya sesuai keinginan penel iti, walaupun tidak ada ketentuan yang mengharuskan, variabel bebas biasanya diletakkan pada bagian kolom (Hutauruk, 2001; D -1).

Untuk mengetahui apakah dua variabel berhubungan atau tidak, dilakukan uji chi-square dengan ketentuan chi-kuadrat hitung lebih besar dari chi-kuadrat yang terdapat dalam tabel statistik, maka terdapat hubungan antara dua variabel yang diteliti dengan taraf signifikansi (α) = 0,05. Untuk mempercepat dan mempermudah penelitian in i uji chi-square dilakukan dengan bantuan komputer dengan menggunakan software SPSS 18.0 for windows atau dapat dilakukan dengan rumus chi-square sebagai berikut :

Keterangan :

X² = Nilai chi-kuadrat

fₑ =Frekuensi yang diharapkan fₒ =Frekuensi yang diperoleh /diamati

X² =

(fₒ-fₑfₑ

(16)

Cara lain untuk mengetahui apakah dua variabel yang diteliti berhubunga n atau tidak berhubungan ditentukan dari besarnya Asymp. Sig (2-sided) antar variabel tersebut yang diperoleh dari perhitungan SPSS . Jika α =0,05 ≤ Asymp. Sig (2-sided), maka H0 diterima dan H1 ditolak yang artinya tidak ada hubungan, dan jikaα=0,05 ≥ Asymp. Sig (2-sided), maka H0 ditolak dan H1 diterima artinya ada hubungan antar variabel.

1.6 Kerangka Pemikiran

Potensi Kawasan Wisata alam Pantai Matras Kecamatan Sungailiat

Data Primer: 1. Survey lokasi 2. Wawancara 3. koesioner

Data skunder: 1. Kajian literatur 2. Data instansi 3. Perda

Kondisi objek wisata dan kegiatan wisata Permasalahan

1. Belum adanya usaha pe ngembangan obyek wisata Pantai Matras

2. Kurangnya sarana wisata di kawasan Pantai Matras

3. Pemanfaatan yang belum maksimal terhadap potensi sumber daya pantai.

Adanya wisatawan

Pengembangan kawasan objek Wisata Pantai

Kebutuhan sarana wisata Kinerja obyek wisata dan kegiatan wisata

Karakteristik, persepsi, dan preferensi

(17)

1.7 Sitematika Pembahasan

Untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang isi laporan ini, maka sub bab ini menjelaskan tentang sistematika pembahasan, seperti pada uraian dibawah ini.

Bab I Pendahuluan

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan dan sasaran, ruang lingkup serta metodologi penelitian

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab ini berisi tentang teori -teori pariwisata yang bisa di jadikan sumber untuk menguatkan pendapat-pendapat yang berhubungan dengan studi ini.

Bab III Gambaran Umum Wilayah Studi

Bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum tentang kawasan Wisata Pantai Matras yang meliputi : kebijakan par iwisata Kabupaten Bangka , gambaran umum sedian fasilitas wisata dan keadaan obyek wisata serta kegiatan wisata pantai Pantai Matras.

Bab IV Analisis Permintaan Sarana Wisata Berdasarkan Keinginan Pengunjung

Bab ini menguraikan hasil penelitian dan akan dilakukan analisis permintaan terhadap produk wisata sehi ngga dari analisis ini dapat dilihat sarana wisata Pantai Matras yang di butuhkan berdasarkan keinginan pengunjung.

Bab V Kesimpulan

(18)

2.1 Tinjauan Umum Pariwisata 2.1.1 Pengertian Pariwisata

Secara etimologis “pariwisata” berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri dari dua suku kata yaitu “pari” yang berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, dan lengkap, dan “wisata” yang berarti perjalanan atau bepergian. Dengan demikian pengertian kata pariwisata dapat disimpulkan sebagai suatu perjalanan yang dilakukan secara berkali -kali atau berputar-putar dari suatu tempat ke tempat lain.

Menurut definisi yang luas , pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ketempat lain, yang bersifat sementara dan dilakukan perorangan atau kelompok sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu (Spillane, 1987: 21).

Dalam kegiatan kepariwisataan ada yang disebut subyek wi sata yaitu orang-orang yang melakukan perjalanan wisata dan objek wisata yang merupak an tujuan wisatawan. Bermacam -macam pendapat para ahli mengenai pengertian pariwisata diantaranya :

1. Menurut Gamal Suwartono, SH

Kepariwisataan adalah suatu p roses kepergian sementara dari seorang, lebih menuju ketempat lain diluar tempat tinggalnya. Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan baik karena kepentingan ekonomi, sos ial, budaya, polotik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain.

2. BPS 1981. 1984, 1991

(19)

3. UU RI No. 9 tahun 1990 pasal 7 tentang kepariwisataan

Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusaha obyek dan daya tarik wisata, usaha sarana pariwisata, dan usaha lain dibidang tersebut.

4. Dr.Hubert Gulden dalam Yoeti,1983: 108

Kepariwisataan adalah suatu seni dari lalu lintas orang, dlam mana manusia-manusia berdiam di suatu tempat asing untuk maks ud tertentu, tetapi dengan kediamannya tersebut tidak boleh dimaksudkan akan tinggal menetap untuk melakukan pekerjaan selama -lamanya atau meskipun sementara waktu, sifatnya masih berhubungan dengan pekerjaan

5. Salah Wahab dalam Yoeti, 1983: 106

Pariwisata ialah suatu aktifitas manusia yang dilakukan secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu negara itu sendiri di luar negeri untuk sementara waktu dalam mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda -beda dengan apa yang dialaminya di mana ia memp eroleh pekerjaan tetap.

6. E. Guyer Freuler (1996)

Pariwisata merupakan fenomena dari jaman sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang sadar dan menumbuhkan cinta terhadap keindahan alam dan pada khususnya dise babkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas masyarakat manusia sebagai hasil dari pada perkembangan perniagaan, industri, perdagangan serta penyempurnaan dari pada alat -alat pengangkutan.

Definisi kepariwisataan ini sangat beragam, maka be ragam pula definisi wisatawan. Beberapa ahli membatasi pengertian wisatawan sebagai seseorang yang melakukan perjalanan sejauh lebih dari 50 atau 100 mil (sekitar 80 atau 160 km) dari lokasi tempat tinggalnya. Sebagian definisi menyatakan bahwa hanya mereka yang menginap di luar rumah terhitung sebagai wisatawan. Definisi yang lebih sederhana menganggap bahwa setiap orang melakukan perjalanan untuk kesenangan dapat dikategorikan wisatawan(The Dictionary of Tourism, 1981)

(20)

1. Domestik Tourism adalah pariwisata yang ditimbulkan oleh orang yang bertempat tinggal disuatu Negara yang mempunyai tempat di dalam Negara yang bersangkutan

2. Inbound Tourism adalah pariwisata sebagai kunjungan orang – orang yang bukan penduduk di suatu Negara

3. Outbound tourismadalah pariwisata sebagai kunjungan penduduk suatu negara ke negara lain

4. Internal tourism adalah merupakan kombinasi antara domesti k dan outbound tourism

5. Internasional tourism adalah merupakan kombinasi inbound dan outbound tourism. Wisatawan dapat dibedakan lagi menjadi wisatawan Internasional (mancanegara)adalah yang melakukan perjalanan wisata diluar negerinya, dan wisatawan didalam negerinya. Wisatawa n Nasional menurut Biro Pusat Statistik adalah sebagai berikut :

Wisatawan Nasional (Domestik) adalah penduduk Indonesia yang melakukan perjalanan di wilayah Indonesia diluar tempatnya berdomisili , dalam jangka waktu sekurang-kurangya 24 jam atau menginap untuk masuk apapun kecuali kegiatan yang mendatangkan nafkah ditempat yang dikunjungi (Direktorat Jendral Pariwisata,1985;17).

World Tourism Organization (WTO) mendefinisikan Wisatawan Nasional adalah sebagai berikut :

“orang orang yang bertempat tinggal dalam satu Negara, terlepas dari kebangsaannya, yang melakukan perjalanan kesatu tempat dalam Negara tersebut diluar tempat tinggalnya sekurang -kurangnya selama 24 jam/ semalam, untuk tujuan apapun. Selain untuk mendapatkan penghasilan ditempat yang dikunjunginya”.

2.1.2 Pengertian Wisata Pantai

(21)

adalah kumpulan air dalam jumlah banyak yang membagi daratan atas benua-benua dan pulau-pulau. Jadi, wisata pantai dapat diartikan sebagai wisata yang memanfaatkan potensi sumber daya alam pantai beserta komponen pendukungnya, baik alami maupun buatan atau gabungan keduanya itu (John 0. Simond, 1978).

Obyek wisata pantai adalah elemen fisik dari pantai yang dapat dijadikan lokasi untuk melakukan kegiatan wisata, obyek terse but yaitu (John 0. Simond, 1978):

1. Pantai, merupakan daerah transisi antara daratan dan lautan. Pantai merupakan primadona obyek wisata dengan potensi pemanfaatan, mulai dari kegiatan yang pasif sampai aktif.

2. Permukaan laut, terdapatnya ombak dan angin sehi ngga permukaan tersebut memiliki potensi yang berguna dan bersifat rekreatif.

3. Daratan sekitar pantai, merupakan daerah pendukung terhadap keadaan pantai, yang berfungsi sebagai tempat rekreasi dan olah raga darat yang membuat para pengunjung akan lebih lam a menikmatinya.

John 0. Simond (1978) juga menyebutkan bahwa pantai dapat dibagi menjadi berbagai wilayah, yaitu:

1. Beach, yaitu batas antara daratan dan lautan. Biasanya berupa pantai berpasir dan landai.

2. Dune, yaitu daerah yang lebih tinggi dari beach. Bia sanya berupa hamparan pasir yang permukaannya bergelombang atau berubah secara perlahan karena aliran laut.

3. Coastal, yaitu daerah yang secara periodik digenangi air yang merupakan gabungan antarabeachdandune.

2.2 Komponen-Komponen Pariwisata

(22)

jasa yang dihasilkan berbagai perusahaan (segi ekonomi) yang berupa angkutan, penginapan, pelayanan makan minum, jasa tour dan sebagainya; jas a masyarakat dan pemerintah (segi sosial/psikologis) antara lain prasarana utilitas umum, kemudahan, keramahtamahan, adat istiadat, seni budaya dan sebagainya; dan jasa alam antara lain pemandangan alam, pegunungan, pantai, gua alam, taman laut dan sebagainya.

Menurut Medlik dan Middleton ( Yoeti, 1996), yang dimaksud dengan hasil (product) industri pariwisata ialah semua jasa -jasa (services) yang dibutuhkan wisatawan semenjak ia berangkat meninggalkan tempat kediamannya, sampai ia kembali ke rumah dimana i a tinggal. Produk wisata terdiri dari berbagai unsur dan merupakan suatu packageyang tidak terpisahkan, yaitu :

a. Tourist object atau objek pariwisata yang terdapat pada daerah -daerah tujuan wisata, yang menjadi daya tarik orang -orang untuk datang berkunjun g ke daerah tersebut.

b. Fasilitas yang diperlukan di tempat tujuan tersebut, seperti akomodasi perhotelan, bar dan restoran, entertainment dan rekreasi.

c. Transportasi yang menghubungkan negara/daerah asal wisatawan serta transportasi di tempat tujuan ke objek -objek pariwisata.

2.2.1 Obyek dan Daya Tarik (Atraksi) Wisata

Produk wisata yang dijual dilengkapi dengan unsur manfaat dan kepuasan. Manfaat dan kepuasan itu ditentukan oleh dua faktor, yaitu tourism resources dan tourism services. Tourism resources yang disebut juga dengan istilah atrrativ spontnee atau tourist attraction. Attraksi atau daya tarik merupakan salah satu komponen penting dalam periwisata. Atraksi merupakan salah satu faktor inti tarikan pergerakan wisatawan menuju daerah tujuan wisata, t erdapat dua (2) fungsi dari atraksi yaitu sebagai stimulant dan umpan pariwisata serta sebagai salah satu produk utama pariwisata dan faktor tujuan utama kedatangan pengunjung. Atraksi/daya tarik yang tersedia di daerah tujuan wisata dimaksudkan untuk kepuasan, dan kesenangan pengunjung.

(23)

Tourism Planning, bahwa daya tarik wisata dapat dikelompokan menjadi tiga (3) klasifikasi, yaitu :

1. Berdasarkan kepemilikan

Daya tarik yang tersedia dimiliki dan dikelola oleh tiga (3) sektor, yaitu pamerintah, lembaga swadaya, dan swasta. Pengklasifikasian daya tarik berdasarkan kepemilikan dikelompokan menjadi beberapa macam.

Tabel II.1

Klafikasi Atraksi Berdasarkan Kepemilikan

No Pemilik dan Pengelola

Pemerintah Lembaga Swadaya Swasta

1 Taman Nasional Tempat bersejarah Taman hiburan 2 Taman kota Festival Pusat pembelanjaan 3 Cagar alam Bangunan bersejarah Kapal pesiar 4 Area rekreasi Teater Pusat kulineri 5 Monument nasional Museum Resort

6 Kebun binatang Parade Taman golf

Sumber :Clare A. Gunn, Tourism Planning : 43

2. Berdasarkan sumber daya yang tersedia

Pengklasifikasian daya tarik wisata dapat dikelompokan sesuai dengan sumber daya wisata yang ada, baik itu seumber daya alam maupun budaya setempat, lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel klasifikasi atraksi berdasarkan sumber daya yang tersedia.

Tabel II.2

Klafikasi Atraksi Berdasarkan Kepemilikan

No Sumber Daya

Daya Tarik Alam Daya Tarik Budaya 1 Resort pantai Tempat bersejarah Sumber :Clare A. Gunn, Tourism Planning : 43

3. Berdasarkan lama tinggal

(24)

Tabel II.3

5 Arena olahraga Area perternakan dan perkebunan `Sumber :Clare A. Gunn, Tourism Planning : 43

Daya tarik merupakan salah satu faktor utama dalam pariwsata, bahwa daya tarik dibentuk dan dikelola dengan tujuan untuk menarik wisatawan. Kesalahan yang sering terjadi dalam pengelolaan daya tarik wisata ini biasanya adalaha terlalu premature at au terlalu awal dalam pengeloaan daya tarik yang ada. Untuk dapat menarik wisatawan, atraksi langkah harus dilakukan adalah dengan mengidentifikasi daya tarik yang ada, desain pariwisata yang akan dibangun, pembangunan dan pengelolaan, kebanyakan obyek -obyek wisata yang berada di Indonesia menjadi rusak dikeranakan pengelolaan wisata yang kurang sehingga cagar alam yang seharusnya dilindungi setelah kedatangan wisatawan menjadi rusak.

2.2.2 Sarana Pariwisata

Faktor kedua dalam produk wisata adalah tourism service. Kebanyakan dampak yang berasal dari pariwisata adalah dampak ekonomi, dampak ekonomi ini bukanlah dampak langsung dari kegiatan pariwisata tetapi merupakan multi flier dari kegiatan pariwsata yang berlangsung. Dampak ekonomi yang terjadi berdampak terhadap masyarakat setempat, pamerintah setempat, penyedia pariwisata, travel agent, penyedia transportasi dan pihak -pihak lainnya.

(25)

wisata tertentu harus disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan baik secara kuantitatif dan kualitatif.

Sarana pariwisata sebagai ujung tombak usaha kepariwisataan dapat diartikan sebagai usaha yang secara langsung maupun tidak langsung memberikan pelayanan kepada wisatawan pada suatu daerah tujuan wisata dimana keberadaannya sangat tergantung kepada adanya kegiatan perjalanan wisata. Adapun sarana tersebut adalah sebagi berikut :

 Akomodasi

Wisatawan akan memerlukan tempat tinggal untuk sementara waktu selam a dalam perjalanan untuk dapat beristirahat. Dengan adanya sarana ini, maka akan mendorong wisatawan untuk berkunjung dan menikmati objek dan daya tarik wisata dengan waktu yang relatif lebih lama. Informasi mengenai akomodasi ini mempengaruhi penilaian wi satawan pilihan jenis akomodasi yang dipilih, seperti jenis fasilitas dan pelayanan yang diberikan, tingkat harga, jumlah kamar yang tersedia dan sebagainya.

 Tempat makan dan minum

Wisatawan yang berkunjung ke suatu objek wisata tentunya ingin menikmati perjalanan wisatanya, sehingga pelayanan makanan dan minuman harus mendukung hal tersebut bagi wisatawan yang tidak membawa bekal. Bahkan apabila suatu daerah tujuan wisata mempunyai makanan yang khas, wisatawan yang datang disamping menikmati atraksi wisat a juga menikmati makanan khas tersebut. Pertimbangan yang diperlukan dalam penyediaan fasilitas makanan dan minuman antara lain adalah jenis dan variasi makanan yang ditawarkan, tingkat kualitas makanan dan minuman, pelayanan yang diberikan, tingkat harga, tingkat higienis, dan hal -hal lain yang dapat menambah selera makan seseora ng serta lokasi tempat makannya

 Tempat belanja

(26)

 Fasilitas umum di lokasi objek wisata

Fasilitas umum yang akan dikaji adalah fasilitas yang biasanya tersedia di tempat rekreasi seperti tempat parkir, toilet/WC umum, musholla, dan lain lain.

2.3 Tujuan Pariwisata

Tujuan pariwisata atau daerah tujuan wisata telah dijabarkan oleh para ahli di bidang pariwisata sebagai optimalisasi pemanfaatan dan pengembangan sumber-sumber daya pariwisata. Daerah tujuan wisata menurut Surjanto (dalam A. hari Karyono. 1997 : 26) yaitu daerah -daerah yang berdasarkan kesiapan prasarana dan sarana dinyatakan siap menerima k unjungan wisatawan di Indonesia. Daerah tujuan wisata atau destinasi wisata diharuskan memiliki obyek wisata, dan daya tarik wisata (atraksi wisata) sebagai media untuk menarik minat wisatawan.

2.3.1 Obyek Wisata

Obyek wisata merupakan semua obyek (tem pat) yang dapat menimbulkan daya tarik bagi wisatan untuk mengunjunginya baik itu alam, bangunan sejarah, kabudayaan dan pusat-pusat rekreasi modern.

2.3.2 Daya Tarik Wisata (Atraksi Wisata)

Daya tarik wisata (atraksi wsiata) yaitu hal -hal yang terdapat di obyekobyek wisata dan dapat menarik pengunjung untuk datang ke tempat tersebut untuk berwisata. Atraksi -atraksi wisata dapat berupa pagelaran seni, budaya, sejarah, tradisi, kegiatan -kegiatan berpetualang, ziarah, dan kejadian yang tidak tetap. Untuk dapat menarik wisatawan bahwa daerah tujuan wisata (DTW) selain harus memiliki obyek dan atraksi wisata harus mempunyai tiga (3) syarat untuk meningkatkan daya tariknya, yaitu :

(27)

Ketiga syarat tersebut merupakan unsur -unsur untuk mempublikasikan pariwisata, karena seorang wisatawan yang datang ke suatu daerah tujuan wisata memiliki tujuan untuk memperoleh ma nfaat/keuntungan (benefit) dan kepuasan (satisfaction).

2.4 Pengunjung dan Karakteristiknya 2.4.1 Definisi Pengunjung

Bila diperhatikan, orang-orang yang datang berkunjung pada suatu tempat atau negara, biasanya mereka disebut sebagai pengunjung (visitor) yang terdiri dari beberapa orang dengan bermacam -macam motivasi kunjungan termasuk di dalamnya adalah wisatawan, sehingga tidak semua pengunjung termasuk wisatawan.

Menurut International Union of Official Travel Organization (IUOTO), pengunjung yaitu setiap orang yang datang ke suatu negara atau tempat tinggal lain dan biasanya dengan maksud apapun kecuali untuk melakukan pekerjaan yang menerima upah.

Pengertian yang sama disampaikan oleh World Tourism Organization (WTO) yang dimaksud dengan pengunjung (visitor) untuk tujuan statistik , yaitu setiap orang yang mengunjungi suatu negara yang bukan merupakan negaranya sendiri dengan alasan apapun juga kecuali untuk mendapatkan pekerjaan yang dibayar oleh negara yang dikunjunginya. Dengan demikian ada dua k ategori pengunjung, yaitu :

1. Wisatawan (tourist) yaitu pengunjung yang tinggal sementara sekurang -kurangnya selama 24 jam di negara yang kunjunginya dan tujuan perjalanannya dapat digolongkan kedalam klasifikasi sebagai berikut :

a. Pesiar (leisure), untuk keperluan rekreasi, liburan, kesehatan, studi, keagamaan dan olahraga.

b. Hubungan dagang (business), keluarga, konferensi, misi, dan lain sebagainya.

(28)

Dari beberapa pengertian tersebut, dalam studi ini yang dimaksud dengan pengunjung adalah seseorang yang melakukan kunjungan pada objek dan daya tarik wisata, yang dalam hal ini adalah objek wisata Pantai Matras sebagai lokasi penelitian baik dalam pengertian wisatawan.

Pendekatan modern dalam pengembangan pariwisata aspek pengunjung sebagai komponen permintaan ini menjadi pertimbangan utama, pengembangan pariwisata dapat dilakukan dengan pendekatan yang berorientasi pada pasar (wisatawan) dan pada dasarnya wisatawan juga merupakan media dalam mempromosikan produk wisata.

Bentuk promosi terhadap suatu produk wisata yang dilakukan oleh pengunjung antara lain dilakukan dengan saling tukar menukar informasi, berbagai pengalaman dari mulut ke mulut kepada orang-orang disekitarnya. Pengalaman ataupun kepuasan seseorang yang telah menikmati suatu produk atau perjalanan merupakan suatu media yang paling ampuh guna dijadikan media promosi dalam bentuk by mouth promotion yang paling dipercaya keben arannya (Yusuf, 2005). Dengan demikian pengunjung memiliki peran penting dalam melakukan promosi terhadap suatu objek dan daya tarik wisata, secara tidak langsung ia sebagai agen dalam berpromosi (agent of promotion)

2.4.2 Karakteristik Pengunjung

Karakteristik pengunjung dapat dibedakan kedalam dua jenis, yaitu karakteristik sosial-ekonomi dan karakteristik perjalanan wisata (Smith, 1989 : 24-25, 27-28).

Dalam hal ini karakteristik pengunjung memberikan pengaruh yang tidak langsung terhadap pengembangan p ariwisata. Tidak dapat diterapkan secara langsung langkah-langkah yang harus dilakukan hanya dengan melihat karakteristik pengunjung, melainkan perlu dilihat pula keterkaitannya terhadap persepsi pengunjung.

(29)

dalam menyediakan produk dapat sesuai dengan minat dan kebutuhan pengunjung. Karakteristik pengunjung meliputi :

a. Jenis kelamin yang dikelompokan men jadi laki-laki dan perempuan b. Usia, yaitu umur responde n pada saat melakukan survey

c. Kota atau daerah tempat tinggal responden d. Tingkat pendidikan

e. Status pekerjaan

f. Pendapatan, dalam hal ini pendapatan per bulan responden. Sedangkan pola kunjungan responden meliputi :

a. Maksud kunjungan yang merupakan tujuan utama melakukan perjalanan wisata.

b. Frekuensi kunjungan yaitu banyaknya kunjungan wisata yang pernah dilakukan responden.

c. Teman perjalanan adalah orang atau sekelompok orang yang bersamasama dengan responden melakukan perjalanan wisata.

d. Alat transportasi yang digunakan yaitu alat transportasi yang dipilih untuk melakukan kunjungan wisata.

e. Lama waktu kunjungan adalah jumlah waktu yang dihabiskan responden selama berada di objek wisata.

f. Waktu berkunjung yaitu hari yang dipilih untuk melakukan kunjungan wisata. g. Besar pengeluaran adalah jumlah pengeluaran atau biaya selama me lakukan

kunjungan perjalanan wisata.

2.4.3 Motivasi Perjalanan Wisata

Motivasi seseorang mengunjungi sebuah daerah tujuan wisata dapat dikelompokan menjadi dua (2) faktor, faktor irasional (dorongan bawah sadar) dan faktor rasional (dorongan yang disadar i).

(30)

 Keagamaan

 Hubungan masyatakat dan promosi pariwisata  Iklan dan penyebaran informasi

 Kondisi ekonomi b. Faktor rasional

 Sumber-sumber wisata (aset wisat a)  Fasilitas wisata

 Kondisi lingkungan wisata

 Keramah-tamahan penduduk sekitar terhadap pendatang  Situasi politik

 Keadaan geografis

2.4.4 Faktor Yang Mempengaruhi Perjalanan Wisata

Faktor-faktor utama yang mempengaruhi perjalanan wisata adalah seba gai berikut (Foster, 1985 : 5) :

a. Profil Wisatawan (Tourist Profile)

Profil wisatawan dapat dikelmpokan menjadi 2 (dua) kategori, yaitu :

 Karakteristik sosial ekonomi wisatawan (Sosio-economic characteristic) yang meliputi umur, pendidikan , pekerjaan dan tingkat pendapatan.

 Karakteristik tingkah laku (behavioural Characteristic) yang meliputi motivasi, sikap dan keinginan wisatawan.

b. Pengetahuan untuk melakukan perjalanan (travel awareness) yang meliputi informasi tentang daerah tujuan wisata serta kete rsediaan fasilitas dan pelayanannya.

c. Karakteristik perjalanan (trip features) yang meliputi jarak, waktu tinggal di daerah tujuan, biaya dan waktu perjalanan.

d. Sumber daya dan karakteristik daerah tujuan (resources and characteristic of destinataon) yang meliputi jenis atraksi, akomodasi, ketersediaan dan kualitas fasilitas pelayanan, kondisi lingkungan dan sebagainya.

(31)

2.5 Perencanaan Pariwisata

Perencanaan merupakan suatu rangkaian kegiatan (proses) untuk mencapai suatu tujuan (keadaan yang lebih baik) di masa menda tang dengan mengelola sumber daya dan potensi yang ada. Suatu perencanaan terdiri dari beberapa rangkaian kegiatan dan juga proses yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan untuk masa depan yang lebih baik dari masa sekarang dengan mengelola dan mengoptimalkan potensi atau sumber daya yang ada sebaik mungkin.

Sedangkan perencanaan pariwisata adalah suatu proses yang dilakukan untuk memajukan sektor/ kegiatan pariwisata di suatu tempat (tujuan/ objek wisata) dengan mengolah sumber da ya dan potensi pariwisata yang tersedia di lokasi tersebut. Dalam suatu konsep perencanaan par iwisata, para pengembang harus memperhatikan semua aspek pendukung pariwisata, karena pariwisata merupakan kegiatan yang berlangsung di atas permukaan tanah dan m enyangkut semua bentuk-bentuk unsur alam, air, udara, kehidupan liar didalamnya, bentang alam, hutan, iklim, sungai, laut, pantai dan lainnya. Selain faktor alam terdapat pula faktor-faktor lainnya yaitu faktor buatan manusia seperti pasar, transportasi, dan karakteristik masyarakat setempat.

2.6 Komponen Pengembang Pariwisata

Untuk melihat perjalanan kepariwisataan secara menyel uruh terdapat komponen-komponen pariwisata yang mempengaruhinya. Komponen pengembangan pariwisata terbagi atas dua faktor, yaitu komponen penawaran (supply) dari pariwisata dan komponen permintaan (demand) dari pariwisata.

2.6.1 Komponen Sediaan (supply) Pariwisata

Penawaran atau supply pariwisata mencakup segala sesuatu yang

(32)

Sediaan pariwisata merupakan sesuatu yang harus ada mencakup segala sesuatu untuk ditawarkan kepada pengunjung, sediaan ini bisa berupa buatan manusia maupun alami yang memang ada tanpa harus ada campur tangan manusia untuk pengadaannya.

Komponen sediaan pariwisa ta menurut Gunn, terdiri atas atraksi, servis atau pelayanan, transportasi, informasi dan promosi (Gunn,2002:41 -57).

a. Atraksi; merupakan daya tarik utama orang melakukan perjalanan, atraksi memiliki dua fungsi yaitu sebagai daya pikat, perangsang orang untu k melakukan perjalanan dan sebagai pemberi kepuasan kepada pengunjung. b. Servis; merupakan pelayanan atau fasilitas -fasilitas yang disediakan termasuk

didalamnya fasilitas restoran atau rumah makan, agen perjalanan, serta toko -toko yang menyajikan barang kh as daerah.

c. Promosi; merupakan kegiatan yang penting dalam pengembangan pariwisata yang dapat dilakukan oleh pemerintah atau swasta. Kegiatan promosi ini dapat dilakukan dengan memasang iklan melalui kegiatan kehumasan maupun memberikan intentif, misalnya potongan tiket masuk.

d. Transportasi; merupakan komponen penting dalam sistem kepariwisataan yang berarti pula sebagai aksesibilitas atau kemudahan untuk mencapai ke suatu lokasi daya tarik wisata.

e. Informasi; adalah adanya informasi perjalanan, informasi d apat disajikan dalam bentuk peta, buku petunjuk, artikel dalam majalah, brosur maupun melalui internet.

Pendapat lain tentang komponen sedi aan pariwisata disampaikan oleh Peter Mason yang menyatakan bahwa komponen produk wisata terdiri atas tiga komponen yaitu daya tarik, fasilitas dan aksesibilitas (Poerwanto, 2004:79) sehingga dalam pengembangan pariwisata mendasarkan pada tiga komponen tersebut.

(33)

1. Attractions(daya tarik);

Site attractions (tempat-tempat bersejarah, tempat dengan iklim yang baik, pemandangan indah).

Event attractions (kejadian atau peristiwa) misalnya konggres, pameran atau peristiwa lainnya.

2. Amenities(fasilitas)

3. Aksesibilitas adalah tempatnya tidak terlampau jauh, tersedianya transportasi ke lokasi tersebut secara teratur, sering, murah, aman dan nyaman.

4. Tourist organization untuk menyusun suatu kerangka pengembangan pariwisata, mengatur industri pariwisata serta mempromosikan daerah sehingga dikenal orang.

2.6.2 Komponen Permintaan (Demand) Pariwisata

Permintaan atau demand pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubung dengan jumlah wisatawan secara kuantitatif. Permintaan pariwisa ta dapat dibagi menjadi dua (2) komponen, yaitu :

1. Wisatawan/ pengunjung

Menurut Salah Wahab (1975) pengunjung terbagi menjadi dua (2), yaitu pengunjung potensial adalah sejumlah orang yang secara potensial sanggup dan mampu melakukan perjalanan wisata. Sedangkan pengunjung sebenarnya/ aktual adalah sejumlah orang yang sebenarnya berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata, artinya sejumlah wisatawan yang secara nyata sedang berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata.

2. Masyarakat setempat

(34)

Pada bab ini akan dideskripsikan tentang gambaran umum wilayah studi yang meliputi penjelasan umum mengenai Kecamatan Sungailiat , kebijakan pariwisata Pantai Matras dan penjelasan khusus mengenai kawasan pariwisata Pantai Matras yang merupakan orientasi wilayah studi.

3.1 Gambaran Umum Kecamatan Sungailiat

Salah satu obyek wisata pantai yang ada di Kecamatan Sungailiat adalah Obyek wisata Pantai Matras, dengan potensi yang dimiliki yaitu berupa pantai yang indah dan selalu ramai di kunjungi wisatawan.

Adapun gambaran umum wilayah studi kecamatan Sungailiat yang akan dikemukakan berikut ini meliputi kondisi fisik, dan kondisi sosial ekonomi

3.1.1 Kondisi Fisik

Secara administrasi kawasan Pantai Matras berada di Desa Sinar Baru Kecamatan Sungailiat. Kecama tan Sungailiat meliputi 7 Desa/K elurahan yaitu Desa Kenanga, Desa Rebo, Desa Parit Padang, Desa Sri Menanti, Desa Sungailiat, Desa Kudai, dan Desa Sinar Baru . Pantai Matras memiliki batas administrasi yaitu sebagai berikut :

1. Sebelah Utara : Laut Cina Selatan 2. Sebelah Selatan : Desa Penyamun 3. Sebelah Timur : Desa Kudai 4. Sebelah Barat : Desa Deniang

(35)

Tabel III.1

Penggunaan Lahan Kecamata n Sungailiat Desa Sinar Baru

Penggunan Lahan Luas (Ha/m²)

Sumber : Profi Desa dan Kelurahan, 2010

3.1.2 Kondisi Sosial Ekonomi

Jumlah penduduk di Kecamata n Sungailiat adalah 71.986 jiwa dengan kepadatan penduduk 492 Km². Mayoritas penduduk masih di dominasi di sektor pertanian. Jumlah penduduk dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel III.2

Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Kelurahan/Desa di Kecamatan Sungailiat Tahun 2009

Dilihat dari PDRB kecamatan Sungailiat dapat di simpulkan bahwa, Kecamatan Sungailiat ini mempunyai potensi di sektor perdaganagn dan pertanian yang dapat menunjang perekonomian daerah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini ;

Tabel III.3

PDRB Kecamatan Sungailiat Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2004 -2008 (Juta Rupiah)

No Lapangan Usaha 2004 2005 2006 2007 2008*) 1 Pertanian 112.859 112.859 143.664 163.627 186.171

1.1 Tanaman Bahan Makanan 6.869 8.278 10.112 11.769 14.578

1.2 Tanaman Perkebunan 24.829 26.260 27.460 31.834 38.592

1.3 Peternakan dan Hasilnya 7.826 8.739 8.768 9.036 9.629

(36)

No Lapangan Usaha 2004 2005 2006 2007 2008*)

1.5 Perikanan 72.335 86.789 96.253 109.867 122.145

2 Pertambangan dan Penggalian 21.101 23.124 26.929 31.120 36.454 3 Industri Pengolahan 28.222 33.259 39.100 45.035 53.080 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 4.534 6.146 6.755 7.327 8.088 5 Bangunan 35.820 44.823 54.306 72.297 92.183 6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 111.239 132.136 149.918 169.975 213.700 7 Angkutan dan Komunikasai 20.105 23.008 26.825 31.102 38.031 8 Lembaga Keuangan, Persewaan

Bangunan dan Jasa Perusahaan

16.210 17.770 19.298 20.659 21.904

9 Jasa-jasa 43.734 50.929 63.820 77.928 96.397

Jumlah 393.824 462.303 530.615 619.070 746.008

Sumber: Sungailiat Dalam Angka, 2009

Berdasarkan tabel di atas sektor yang memberikan kontribusi paling besar terhadap PDRB Kecamatan Sungailiat adalah sektor perda gangan (213.700 juta) dan pertanian (186.171 juta). Kondisi perekonomian wilayah studi dapat dicirikan dengan struktur mata pencaharian penduduknya dan kondisi pola penggunaan lahan yang ada. Pada dasarnya untuk kondisi perekonomian didominasi oleh produksi hasil perdagangan serta di tunjang dengan hasil nelayan, mengingat Kecamatan Sungailiat mempunyai laut yang cukup berpotensi untuk menghasilkan ikan.

3.2 Tinjauan Kebijakan Pariwisata Pantai Matras

Adapun kebijakan-kebijakan obyek wisata Pantai Matras , yaitu sebagai berikut:

1. Memberi informasi atau data tentang kepariwisataan sebagai rencana pengembangan Pantai Matras

2. Melakukan indentifikasi dan inventarisasi potensi obyek wisata Pantai Matras 3. Menyusun visi, misi, dan strategi pengembangan pariwisata

4. Mengkaji pengembangan strategis obyek-obyek wisata, baik dari aspek penataan ruang, sosial ekonomi, dan budaya.

5. Memberikan rekomendasi terhadap usaha -usaha pengembangan obyek wisata Pantai Matras

(37)

3.3 Tinjauan Kawasan Pariwisata Pantai Matras 3.3.1 Kondisi Sedian Obyek Wisata Pantai Matras

Daya tarik wisata yang ada di Pantai Matras ini terdiri dari 3 jenis yaitu daya tarik fisik alam, aktivitas wis ata, dan acara-acara khusus.

A. Fisik Alam

Pantai Matras terletak di Desa/Kelurahan Sinar Baru, Kecamatan sungailiat. Potensi alam yang ditawarkan sangat indah, pantai yang ber pasir putih dan halus dengan nuansa gelombang yang tenang memungkinkan pengunju ng untuk berenang. Panjang pantai ini mencapai 3 Km dan lebar 20 -30 meter yang di lantar belakangi pepohonan kelapa serta aliran sungai yang jernih.

Berdasarkan peraturan daerah Kabupaten Bangka nomor 1 tahun 1985 Pantai Matras memiliki luas keseluruhan kurang lebih 75 Ha dan berjarak kurang lebih 50 Km dari ibu kota Propinsi Bangka Belitung.

GAMBAR 3.1

KONDISI FISIK ALAM KAWASAN WISATA PANTAI MATRAS

B. Aktivitas Wisata

(38)

melakukan aktivitas wisata seperti berenang yang dilengkapi fasilitas penyewaan ban/pelampung, serta pengunjung juga dapat mengelilingi dan menikmati keindahan pantai di sekitar kawasan Pantai Matras dengan menggunakan jasa angkutan berupa andong atau berkuda.

C. Acara-acara Khusus

Pantai Matras mempunyai beberapa acara khusus yang di selenggarakan untuk menarik minat wisatawan. Salah satunya yaitu di bidang kebudayaan, Pantai Matras merupakan pantai yang menampilkan berbagai unsur seni tari dan budaya berbasis melayu dan daerah.

Pada tahun anggaran 2007 Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka telah m embangun 1 buah panggung, yang di pergunakan sebagai pertunjukan seni tari untuk pembinaan bakat dan kemampuan pengembangan budaya.

3.3.2 Kondisi Sediaan Sarana Obyek Wisata Pantai Matras

Berdasarkan hasil observasi awal, diketahui bahwa di kawasan Pantai Matras hanya terdapat beberapa sarana dan prasarana yang kurang memadai, dengan kondisi eksisting sebagai berikut :

1. Gerbang Utama dan Loket Retribusi

Kondisi gerbang utama Pantai Matras saat ini masih dalam keadaan baik, dan untuk pengelola pemungutan retribusi masuk Pantai Matras dikelola oleh Persatuan Pemuda Matras Peduli (PPMP)

2. Prasarana Jalan

Akses jalan ke arah obyek wisata Pantai Matras pada umumnya dalam kondisi baik dengan fasilitas jalan aspal yang mulus.

3. Areal Parkir

Areal parkir di kawasan Pantai Matras sangat kurang memadai dari sisi kenyamanan maupun keamanan karena tidak tertata dengan baik .

4. Panggung Terbuka

(39)

Bangka telah membangun 1 buah panggung lengkap dengan ruang ganti baju/pakaian. Namun untuk kondisi eksisting yang ada Panggung terbuka yang di pergunakan sebagai pertunjukan seni, selain jarang digunakan kondisinya juga tidak terawat, banyak sek ali dijumpai rerumputan dan sampah yang berserakan.

5. Taman Bermain

Untuk Taman bermain anak-anak yang ada di kawasan Pantai Matras kondisinya juga kurang tertata dan tidak terawat dengan baik.

6. Warung dan Toko

Terdapat 20 buah warung dan toko yang ada di kaw asan Pantai Matras yang menawarkan makanan dan minuman ringan, ikan bakar, maenan anak -anak, sewa ban, sewa kuda/andong dan lain -lain.

7. Pos Penjaga Pantai

Pos penjaga pantai yang ada di kawasan Pantai Matras kondisinya sangat sederhana dan terkesan kurang terawat, bahkan sepi (tidak ada petugas yang menjaga). Hal ini perlu dibenahi karena pos penjaga pantai selain berfungsi sebagai keamanan di kawasan Pantai Matras, juga berfungsi sebagai sarana informasi bagi wisatawan.

8. Fasilitas Umum

Di kawasan Pantai Mat ras terdapat fasilitas umum seperti WC umum dan mushola. Untuk WC umum dilihat dari segi jumlah hanya terdapat 3 buah dengan kondisi yang kurang memadai, minimnya WC umum yang ada di Kawasan Pantai Matas menyebabkan kurang nyamannya wisatawan karena terjadi antrian pada saat mau berbilas atau mengganti pakaian.

(40)

GAMBAR 3.2

KONDISI EKSISTING G ERBANG UTAMA

GAMBAR 3.3

KONDISI EKSISTING PRAS ARAN JALAN

GAMBAR 3.4

(41)

GAMBAR 3.5

KONDISI EKSISTING PANGGUNG HIBURAN TERBUKA

GAMBAR 3.6

KONDISI EKSISTING TAMAN BERMAIN

GAMBAR 3.7

(42)

GAMBAR 3.8

KONDISI EKSISTING POS PENJAGA PANTAI

GAMBAR 3.9

(43)

Pengembangan suatu wilayah perencanaan harus dilihat dari potensi yang ada. Demikian pula dalam hal pengembangan wisata Pantai Matras perlu memperhatikan potensi yang akan mendorong pengembangan tersebut.

Suatu kawasan wisata dapat dikatakan suatu obyek yang baik apabila dapat menaikan arus kunjungan wisata dalam jumlah yang relatif be sar. Dengan kata lain suatu kawasan wisata ditentukan oleh ada dan tidaknya kunjungan wisata, untuk itu perlu diciptakan suatu kawasan wisata yang menarik dalam arti suatu kawasan yang memenuhi kebutuhan dan minat wisatawan sesuai konsep pemasaran (Bahar, 1986 : 14)

Untuk mengetahui kebutuhan dan minat wisatawan terhadap suatu kawasan wisata, perlu dilakukan analisis terhadap karakteristik pengunjung. Hasil analisis ini akan digunakan sebagai salah satu dasar arahan pengembangan sarana wisata di kawasan Pantai Matras.

4.1 Karakteristik Pengunjung Objek Wisata Pantai Matras Kecamatan Sungailaiat

Karakteristik pengunjung dikat egorikan berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, pengeluaran , serta kategori yang berhubungan dengan siapa responden datang ke obyek wisata Pantai Matras, frekuensi kunjungan, tujuan kunjungan, alat transportasi, waktu yan g dihabiskan di obyek wisata Pantai Matras, pengeluaran terbesar di lokasi wisata, serta lama responden meghabiskan waktu di obyek wisata Pantai Matras.

(44)

4.1.1 Karakteristik Umum Responden A. Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan terhadap 100 responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini, dapat dilihat karakteristik pengunjung berdasarkan jenis kelaminnya. Perbandingan jumlah pengunjung laki-laki dan pengunjung perempuan di obyek wisata Pantai Matras relatif hampir sama. Perbandingan antara dua jenis kelompok ini sebesar 54% didomonasi oleh laki-laki dan 46% untuk jenis kelamin perempuan. Selengkapnya mengenai persentase karakteristik pengunjung ke obyek wisata Pantai Matras berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 4.1

Karakteristik Responden Obyek Wisata Pantai Matras Berdasarkan Jenis K elamin

Dengan jumlah persentase yang relatif hamper sama antara kedua katagori karakteristik pengunjung berdasarkan jenis kelaminnya, maka dapat disimpulkan bahwa obyek wisata Pantai Matras diminati oleh semua jenis kelamin.

B. Usia

(45)

Gambar 4.2

Karakteristik Responden Obyek Wisata Pantai Matras Berdasarkan Usia

Pengunjung yang datang ke obyek wisata Pantai Matras ini pada umum nya dewasa, hal ini di sebabkan adanya berbagai kegiatan seperti dapat menikmati keindahan pantai, selain itu dipandang sebagai kebutuhan baik laki -laki maupun perempuan dalam kelompok usia ini akan tempat wisata yang mudah dijangkau dan cocok dimanfaatkan oleh keluarga dan rombongan dalam jumlah yang banyak.

C. Daerah Asal

(46)

Gambar 4.3

Karakteristik Responden Obyek Wisata Pantai Matras Berdasarkan Tempat Tinggal

Dari gambar 4.3 di atas, dapat dilihat jumlah responden berdasarkan tempat tinggal, dengan persentase tempat tinggal terbesar adalah di luar Kabupaten Bangka dengan jumlah persentase sebesar 68%, dan sisanya 32% dari dalam Kabupaten Bangka. Dari hasil persentase tersebut dapat diketahui bahwa obyek wisata Pantai Matras lebih diminati oleh pengunjung yang berasal dari luar Kabupaten Bangka. Disimpulkan bahwa o byek wisata Pantai Matras sudah cukup dikenal oleh wisatawan dari luar Kabupaten Bangka.

D. Pendidikan Terakhir

Tingkat pendidikan terakhir responden yang berkunjung ke obyek wisata Pantai Matras ternyata beraneka ragam, mulai dari tingkat sekolah hingga sarjana dan pasca sarjana. Hal ini menunjukan bahwa berwisata di obyek wisata Pantai Matras tidak hanya diminati oleh tingkat SLTP karena biaya tiket yang murah, melainkan sampai pada tingkat sarjana da n pasca sarjana. Selengkapnya mengenai tingkat pendidikan terakhir responden disajikan pada tabel di bawah ini.

Tabel IV.1

Karakteristik Responden Obyek Wisata Pantai Matras Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Katagori Pendidikan Jumlah Persentase

SLTP 3 3%

SLTA 13 13%

(47)

Katagori Pendidikan Jumlah Persentase wisata Pantai Matras berdasarkan tingkat pendidikan terakh ir. Dari persentase tersebut diketahui pengunjung obyek wisata Pantai Matras lebih didominasi oleh pengunjung dengan tingkat pendidikan terakhir Sarjana dengan persentase sebesar 49%.

E. Pekerjaan

Tingkat pekerjaan akan mempengaruhi seseorang dalam m elakukan kunjungan wisata. Selain itu pekerjaan juga merupakan salah satu faktor pendorong seseorang dalam memilih dan menikmati suatu obyek wisata karena pekerjaan akan sangat berhubungan erat dengan pendapatan, dan pendapatan juga sangat mempengaruhi pengunjung dalam berwisata.

Tabel IV.2

Karakteristik Responden Obyek Wisata Pantai Matras Berdasarkan Jenis Pekerjaan

(48)

menunjukan bahwa obyek wisata Pantai matras sangat diminati oleh semua kalangan yang ingin menikmati keindahan obyek wisata Pantai Matras bersama keluarga.

F. Pengeluaran Rata-Rata Per Bulan

Dari hasil kuesioner yang disebarkan diketahui bahwa tingkat pengeluaran responden di obyek wisata Pantai Matras beragam, mulai dari dengan tingkat pengeluaran yang kecil, sedang hingga tingk at pengeluaran besar. Untuk lebih jelasnya bsa di lihat pada tabel berikut :

Tabel IV.3

Karakteristik Responden Obyek Wisata Pantai Matras Berdasarkan Tingkat Pengeluaran per Bulan

Pengeluaran Rata-rata per Bulan Jumlah Persentase

< Rp. 1.000.000 17 17%

Berdasarkan tabel III.3 diatas diketahui persentase pengunjung berdasarkan tingkat pengeluaran terbesar yakni pada tingkat pengeluaran Rp.2.000.000-Rp 4.000.000 yaitu 29%, dan sisanya sebesar 28% yaitu pengunjung dengan pengeluaran rata -rata Rp. 4.000.000-Rp 6.000.000, pengeluaran kurang dari Rp.1.000.000 sebesar 17%, pengeluara n Rp 1.000.000-Rp 2.000.000 sebesar 15%, dan pengeluaran lebih dari 1.000.000-Rp 6.000.000 sebesar 11%. jumlah ini menunjukan bahwa pengunjung obyek wisata Pantai Matras relatif yang mempunyai tingkat pendapatan besar.

4.1.2 Karakteristik Perjalanan Wisata A. Tujuan Kunjungan

(49)

Matras sebesar 13%, sedangkan responden mencari keramaian 11%, sisanya 4% untuk bisnis dan lainya 2%.

Tabel IV.4

Karakteristik Responden Obyek Wisata Pantai Matras Berdasarkan Tujuan Ber wisata

Tujuan Berwisata Jumlah Persentase Menikmati keindahan pantai 70 70%

Mencari keramaian 11 11%

Mencari ketenangan 13 13%

Bisnis 4 4%

Lainnya 2 2%

Jumlah 100 100%

Sumber : Hasil Analisis, 2011

Apabila dilihat dari tujuan wisatawan m engunjungi obyek wisata Pantai Matras yang didominasi dengan tujuan utama untuk menikmati keindahan pantai, maka ini sesuai dengan salah satu fungsi obyek wisata Pantai Matras sebagai sarana rekreasi untuk men ikmati pemandangan alam dengan nuansa pantai yang indah dan pasir putih yang halus, sehingga dapat menghilangkan kejenuhan dan menjaga kestabilan aktivitas kerja serta memulihkan kembali kebugaran jasmani dan rohani.

B. Pengalaman Mengunjungi Obyek Wisata

(50)

Gambar 4.4

Karakteristik Responden Obyek Wisata Pantai Matras Berdasarkan Pengalaman Mengunjungi Obyek Wisata

Dari gambar diatas dapat dilihat besarny a proporsi responden yang melakukan kunjungan dengan frekuensi kunjungan 2-5 kali sebesar 55%, jumlah ini menunjukan minat responden untuk merasakan kembali berwisata di obyek wisata Pantai Matras, pengalaman lainnya adalah kurang dari 2 kali mengunjungi obyek wisata Pantai Matras dengan persentase sebesar 28%, 17% menjawab lebih dari 5 kali kunjungan. Jumlah ini menunjukkan bahwa obyek wisata Pantai Matras sangat berpotensi, karena wisatawan tidak bosan berkunjung kembali untuk melihat keindahan pantai yang ada di obyek wisata Pantai matras.

C. Alat Transportasi Yang Digunakan

(51)

Gambar 4.5

Karakteristik Responden Obyek Wisata Pantai Matras Berdasarkan Jenis Transportasi Yang Digunakan

Besarnya persentase yang menggunakan mobil pribadi sebagai alat transportasi menuju ke obyek wisata juga dapat dikatakan bahwa kecenderungan pengunjung ke obyek wisata Pantai Matras akan lebih didominasi oleh kelompok keluarga yang kebanyakan berasal dari luar Kabupaten Bangka dengan jarak yang cukup jauh sehingga pengunjung lebih menggunakan mobil pribadi dibandingkan moda transportasi lainnya .

D. Teman Berwisata

Dalam memanfaatkan obyek Pantai Matras Kabupaten Bangka ini, wisatawan cenderung bersama keluarga. Secara dominan responden mengunjungi obyek wisata Pantai Matras bersama keluarganya adalah ( 45%), adanya jumlah persentase terbesar ini juga menunjukan bahwa fungsi obyek wisata Pantai Matras sebagai obyek wisata keluarga.

Gambar 4.6

(52)

Perjalanan berwisata ini selain didominasi oleh keluarga sebanyak 45%, juga ternyata teman perjalanan dalam berwisata ke obyek wisata Pantai Matras terdapat sebesar 28% menjawab mengunjungi obyek wisata Pantai Matras ini dengan pacar, 24% dengan teman dan sisanya sendiri sebesar 3%. Jumlah ini menunjukan bahwa untuk mengunjungi obyek wisata Pantai Matras Kabupaten Bangka lebih menyenangkan bersama keluarga dan pacar.

E. Lama Waktu Kunjungan

Lama waktu kunjungan yang digunakan oleh w isatawan di obyek wisata Pantai Matras untuk setiap wisatawan bervariasi, lama tidaknya wisatawan dalam menghabiskan waktunya berwisata di obyek wisata Pantai Matras tergantung dari kebutuhan pengunjung .

Gambar 4.7

Karakteristik Responden Obyek Wisata Pantai Matras Berdasarkan Lama Waktu Kunjungan

(53)

Obyek Wisata Pantai Matras belum ada sarana untuk penginapan, maka dari itu untuk pengembangannya di butuhkan saran a penginapan agar wisatawan lebih lama berwisata di Obyek wisata Pantai Matras.

F. Pengeluaran di Lokasi Wisata

Pengeluaran pengunjung di lokasi obyek wisata Pantai Matras (tiket, makan, minum dan sebagainya) bervariasi antara pengunjung yang satu dengan yang lannya, sama halnya dengan lama waktu yang dihabiskan di obyek wisata. Adanya perbedaan pengeluaran ini juga dikaren akan kebutuhan pengunjung di lokasi wisata yang berbeda ,

Gambar 4.8

Karakteristik Responden Obyek Wisata Pantai Matras Berdasarkan Besar Pengeluaran di Lokasi Wisata

(tiket,makan,minum, dan sebagainya)

Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat besar nya pengeluaran pengunjung di obyek wista Pantai Matras (tiket, makan, minum, dan sebagainya) adalah kurang dari Rp 200.000 sebesar 67%, dan sisanya 33% dengan pengeluaran sebesar Rp 200.000 -Rp 500.000.

4.1.3 Karakteristik Persepsi Tentang Obyek Wisata Pantai Matras A. Pengetahuan Awal Obyek Wisata Pantai Matras

Gambar

GAMBAR 3.1KONDISI FISIK ALAM KAWASAN WISATA PANTAI MATRAS
GAMBAR 3.2KONDISI EKSISTING GERBANG UTAMA
GAMBAR 3.5KONDISI EKSISTING PANGGUNG HIBURAN TERBUKA
GAMBAR 3.8KONDISI EKSISTING POS PENJAGA PANTAI
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan khusus penelitian adalah dapat diketahui partisipasi ibu menyusui pada Kelompok Pendukung ASI di wilayah kerja Puskesmas Kasihan II Bantul; dapat diketahui keber-

Menurut Usman (2015), salinitas yang tinggi menyebabkan kation alkali dan alkalin bersaing untuk mendapatkan tempat pada partikel padat dengan cara mengganti

Hasil analisis menunjukkan bahwa penilaian kompetensi pengetahuan yang telah dilaksanakan oleh guru masih belum sesuai dengan indikator penilaian Kurikulum 2013,

Analisis Value Chain dilakukan untuk memetakan seluruh proses kerja yang terjadi dalam organisasi PT.Berlian Maju Motor menjadi dua kategori aktivitas, yaitu

Ada pengaruh antara konsumsi sari kurma secara teratur pada akhir kehamilan dengan kemajuan persalinan kala I dengan t hitung -3,234 dan jumlah perdarahan selama

penggunaan kata al-rajul/al-rijal. Dan al-imra`ah dan al-nisa pada ayat-ayat berikut: QS. Selanjutnya kata al-zakar dan al-unsa digunakan untuk menunjukkan jenis

It is important that the teacher paid attention to the amount of his talking time during the motivating strategies and presentation stage in the next application of the lesson

Untuk keperluan analisis lebih lanjut secara spasial pada lapisan permukaan, data dari hasil model biogeokimia INDESO dan citra satelit SeaWiFS juga digunakan