1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Tempe adalah salah satu makanan tradisional Indonesia yang luar
biasa, kandungan dan manfaat yang ditawarkan makanan ini menjadikan
banyak negara asing yang mulai memproduksi tempe dengan
membangun industri-industri tempe di negara mereka.
Tingkat konsumsi tempe di Propinsi Jawa Barat cukup tinggi. Di
beberapa kota di Jawa Barat telah tumbuh sentra-sentra penghasil
tempe seperti, Bandung, Sumedang, Tasikmalaya, dan beberapa kota
lain di Jawa Barat. Industri tempe di Jawa Barat bersifat industri rumah
tangga dimana pemilik dan tenaga kerjanya masih mempunyai
hubungan keluarga. Cara produksi industri ini masih tradisional dengan
menggunakan alat produksi sederhana, yang sebagian di buat oleh para
pengrajin tempe sendiri, maupun oleh bengkel kayu kecil.
Tempe telah lama menjadi makanan yang disukai masyarakat. Harga
yang murah dan mudah didapat, menjadikan makanan ini menjadi salah
satu makanan kegemaran masyarakat. Tetapi masih banyak masyarakat
belum mengetahui manfaat dan kandungan dari sepotong tempe yang
mengandung berbagai unsur bermanfaat.
Banyak negara berkembang dan maju ingin menjadikan makanan ini
sebagai makanan dari negara mereka. Belakangan ini banyak penelitian
yang dilakukan oleh pihak asing yang menyatakan tempe adalah
makanan sumber protein masa depan.
Masyarakat Indonesia sendiri, kurang mengetahui manfaat dari makanan
ini, dikarenakan kurangnya informasi terhadap kandungan, dan manfaat
yang terdapat pada makanan ini, sehingga banyak produsen tempe yang
2
disebabkan petani kedelai yang sangat minim sehingga produsen tempe
membeli kedelai impor dengan harga yang tinggi.
1.2 Identifikasi Masalah
· Kenyataan bahwa masyarakat menilai makanan ini sebagai makanan
rakyat, yang hanya dilihat dari harganya murah, tanpa menilai dari
sisi manfaat yang di tawarkan.
· Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kandungan dan manfaat
tempe.
· Minimnya informasi tentang manfaat dan kandungan tempe khususnya
bagi masyarakat menengah kebawah.
1.3 Fokus Permasalahan
· Fokus permasalahan yang menjadi faktor utama dari kampanye
manfaat tempe yaitu mengenai, anggapan masyarakat terhadap
tempe dan bagaimana meperkaya presepsi masyarakat sehingga
tidak hanya memandang tempe hanya dari harganya yang murah,
tetapi tempe sebagai makanan yang murah dan bermanfaat.
1.4 Tujuan Perancangan
· Memperkaya persepsi masyarakat terhadap tempe dengan
menganggap tempe sebagai makanan yang murah dan
bermanfaat.
· Mendukung peningkatan Gizi dan kesehatan masyarakat.
· Meningkatkan produksi industri tempe yang pada akhirnya akan
meningkatkan perekonomian masyarakat.
1.6 Kata Kunci
4 BAB II
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP TEMPE DAN UPAYA MEPERKAYA PRESEPSI MASYARAKAT TENTANG MANFAAT DAN
KEUNGGULAN TEMPE 2.1 Tempe Sebagai Makanan Tradisional Indonesia
Tempe makanan yang sering dijumpai di rumah maupun di
warung-warung. Masyarakat banyak menganggap tempe sebagai pelengkap
hidangan faktanya tempe memiliki kandungan dan nilai cerna yang lebih
baik dibandingkan dengan makanan lain. Oleh karena itu, tempe sangat
baik untuk diberikan kepada masyarakat yang cocok untuk segala
kelompok umur (dari bayi hingga lansia), sehingga bisa disebut sebagai
makanan semua umur.
Astawan, M. (2003) menjelaskan tidak diketahui pasti kapan pembuatan
tempe dimulai. Namun demikian, makanan tradisonal ini sudah dikenal
sejak berabad-abad lalu, terutama dalam tatanan budaya makanan pada
masyarakat Jawa, khususnya di Yogyakarta dan Surakarta. Dalam bab 3
dan bab 12 manuskrip Serat Centhini dengan seting Jawa abad ke-16
(Serat Centhini sendiri ditulis pada awal abad ke-19) telah ditemukan kata "tempe", misalnya dengan penyebutan nama hidangan jae santen
tempe (sejenis masakan tempe dengan santan) dan kedele tempe
srundengan.
2.2 Kandungan Gizi Dari Tempe
Menurut Herring dan kawan-kawan 1990, pada tempe juga terjadi
peningkatan nilai gizi, seperti kadar vitamin B2, vitamin B12, niasin, dan
asam pantorenat. Bahkan hasil analisis, gizi tempe menunjukkan
kandungan niasin sebesar 1.13 mg/100 gram berat tempe yang dapat
5
kedelai difermentasi menjadi tempe. Karena kadar niasin pada kedelai
hanya berkisar 0,58 mg.
Menurut LIPI, komposisi gizi tempe baik kadar protein, lemak, dan
karbohidratnya tidak banyak berubah. Namun, karena adanya enzim
pencernaan yang dihasilkan oleh kapang tempe, maka protein, lemak,
dan karbohidrat pada tempe menjadi lebih mudah dicerna di dalam
tubuh dibandingkan yang terdapat dalam kedelai. Oleh karena itu, tempe
sangat baik untuk diberikan kepada segala kelompok umur (dari bayi
hingga lansia), sehingga bisa disebut sebagai makanan semua umur.
Dibandingkan dengan kedelai, terjadi beberapa hal yang
menguntungkan pada tempe. Secara kimiawi hal ini bisa dilihat dari
meningkatnya kadar padatan terlarut, nitrogen terlarut, asam amino
bebas, asam lemak bebas, nilai cerna, nilai efisiensi protein, serta skor
proteinnya.
Mutu gizi tempe yang tinggi memungkinkan penambahan tempe untuk
meningkatkan mutu serealia dan umbi-umbian. Hidangan makanan
sehari-hari yang terdiri dari nasi, jagung, atau tiwul akan meningkat mutu
gizinya bila ditambah tempe.
Sepotong tempe matang (50 gram) sudah cukup untuk meningkatkan
mutu gizi 200 g nasi. Bahan makanan campuran beras-tempe,
jagung-tempe, gaplek-jagung-tempe, dalam perbandingan 7:3, sudah cukup baik untuk
diberikan kepada anak balita.
· Asam Lemak
Menurut penelitian LIPI, selama proses fermentasi tempe, terdapat
tendensi adanya peningkatan derajat ketidak jenuhan terhadap lemak.
Dengan demikian, asam lemak tidak jenuh majemuk (polyunsaturated
6
Dalam proses itu asam palmitat dan asam linoleat sedikit mengalami
penurunan, sedangkan kenaikan terjadi pada asam oleat dan linolenat
(asam linolenat tidak terdapat pada kedelai). Asam lemak tidak jenuh
mempunyai efek penurunan terhadap kandungan kolesterol serum,
sehingga dapat menetralkan efek negatif sterol di dalam tubuh.
· Vitamin
Menurut LIPI, Dua kelompok vitamin terdapat pada tempe, yaitu larut air
(vitamin B kompleks) dan larut lemak (vitamin A, D, E, dan K). Tempe
merupakan sumber vitamin B yang sangat potensial. Jenis vitamin yang
terkandung dalam tempe antara lain vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin),
asam pantotenat, asam nikotinat (niasin), vitamin B6 (piridoksin), dan
B12 (sianokobalamin).
Vitamin B12 umumnya terdapat pada produk-produk hewani dan tidak
dijumpai pada makanan nabati (sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian),
namun tempe mengandung vitamin B12 sehingga tempe menjadi
satu-satunya sumber vitamin yang potensial dari bahan pangan nabati.
Kenaikan kadar vitamin B12 paling mencolok pada pembuatan tempe;
vitamin B12 aktivitasnya meningkat sampai 33 kali selama fermentasi
dari kedelai, riboflavin naik sekitar 8-47 kali, piridoksin 4-14 kali, niasin
2-5 kali, biotin 2-3 kali, asam folat 4-2-5 kali, dan asam pantotenat 2 kali
lipat. Vitamin ini tidak diproduksi oleh kapang tempe, tetapi oleh bakteri
kontaminan seperti Klebsiella pneumoniae dan Citrobacter freundii.
Kadar vitamin B12 dalam tempe berkisar antara 1,5 sampai 6,3
mikrogram per 100 gram tempe kering. Jumlah ini telah dapat
mencukupi kebutuhan vitamin B12 seseorang per hari. Dengan adanya
vitamin B12 pada tempe, para vegetarian tidak perlu merasa khawatir
akan kekurangan vitamin B12, sepanjang mereka melibatkan tempe
7
· Mineral
Menurut penelitian LIPI, Tempe mengandung mineral makro dan mikro
dalam jumlah yang cukup. Jumlah mineral besi, tembaga, dan zink
berturut-turut adalah 9,39; 2,87; dan 8,05 mg setiap 100 g tempe.
Kapang tempe dapat menghasilkan enzim fitase yang akan menguraikan
asam fitat (yang mengikat beberapa mineral) menjadi fosfor dan inositol.
Dengan terurainya asam fitat, mineral-mineral tertentu (seperti besi,
kalsium, magnesium, dan zink) menjadi lebih tersedia untuk
dimanfaatkan tubuh.
Pertama, tempe umumnya dikonsumsi dalam bentuk keripik, bacem,
atau dimasak bersama campuran sayur. Kedua berbentuk tepung. Ini
dapat dimanfaatkan sebagai kandungan pangan yang berguna untuk meningkatkan kadar gizi dan serat, sebagai pengawet alami dan untuk
menanggulangi diare pada anak-anak. Ketiga, tempe juga dapat diolah
sebagai konsentrat protein, isolat protein, peptida, serta komponen
bioaktif lainnya.
2.2.1 Manfaat Tempe
· Menanggulangi Gizi Buruk dan Diare Kronis pada Balita
Penelitian LIPI menunjukkan bahwa, zat gizi tempe lebih mudah
dicerna, diserap, dan dimanfaatkan tubuh dibandingkan dengan
yang ada dalam kedelai. Ini telah dibuktikan pada bayi dan anak
balita penderita gizi buruk dan diare kronis.
Dengan pemberian tempe, pertumbuhan berat badan penderita
gizi buruk akan meningkat dan diare menjadi sembuh dalam
waktu singkat. Pengolahan kedelai menjadi tempe akan
8
Mutu gizi tempe yang tinggi memungkinkan penambahan tempe
untuk meningkatkan mutu serealia dan umbi-umbian. Hidangan
makanan sehari-hari yang terdiri dari nasi, jagung, atau tiwul
akan meningkat mutu gizinya bila ditambah tempe.
Sepotong tempe goreng (50 gram) sudah cukup untuk
meningkatkan mutu gizi 200 g nasi. Bahan makanan campuran
beras-tempe, jagung-tempe, gaplek-tempe, dalam perbandingan
7:3, sudah cukup baik untuk diberikan kepada anak balita.
· Mencegah Anemia & Osteoporosis
Menurut LIPI, tempe juga dipercaya dapat mencegah anemia
dan osteoporosis, dua penyakit yang bayak diderita wanita, sebab kodrat wanita yang harus mengalami haid, hamil serta
menyusui bayi. Penyakit anemia ini dapat menyerang wanita
yang malas makan, karena takut gemuk, sehingga persediaan
dan produksi sel-sel darah merah dalam tubuh menurun.
Tempe dapat berperan sebagai pemasok mineral, vitamin B12
(yang terdapat pada pangan hewani), dan zat besi yang sangat
dibutuhkan dalam pembentukan sel darah merah. Selain itu,
tempe juga dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
Senyawa protein, asam lemak PUFA, serat, niasin, dan kalsium
di dalam tempe dapat mengurangi jumlah kolesterol jahat.
· Cegah Penuaan dan Kanker
Menurut Henry Chang dalam bukunya Longevity Through the
Organic Lifestyle (1999), tempe merupakan makanan awet
muda karena mempunyai kriteria:
9
2. Dapat menghambat atau menunda munculnya penyakit
degeneratif.
3. Dapat mengurangi berbagai penyakit terkait gizi
4. Dapat memperpanjang harapan hidup konsumennya
5. Merupakan makanan tanpa efek samping
Menurut Prasetyowati dalam Astawan (2003), di dalam tempe
juga ditemukan suatu zat antioksidan dalam bentuk isofalvon.
Seperti halnya vitamin C, E dan karotenoid, isoflavon
merupakan antioksidan yang sangat dibutuhkan tubuh untuk
menghentikan reaksi pembentukan radikal bebas. Dalam
kedelai terdapat tiga jenis isoflavon, yaitu daidzein, glisitein, dan
genistein. Pada tempe, di samping ketiga jenis isoflavon
tersebut juga terdapat antioksidan faktor II (trihidroksi isoflavon)
yang mempunyai sifat antioksidan paling kuat dibandingkan
dengan isoflavon dalam kedelai.
Antioksidan ini disintesis pada saat terjadinya proses fermentasi
kedelai menjadi tempe oleh bakteri Micrococcus leteus dan
Coreyne bacterium. Penelitian yang dilakukan di Universitas
North Carolina, Amerika Serikat, menemukan bahwa genestein
dan phytoestrogen yang terdapat pada tempe ternyata dapat
mencegah kanker prostat, payudara dan penuaan.
Hal ini diperkuat dengan riset yang dilakukan staf pengajar
Fakultas Kedokteran Undip Semarang ini, Prasetyowati yang
menguji sekitar 30 responden wanita yang diminta
mengkonsumsi kapsul berisi ekstrak isoflavon kedelai tempe
selama tiga bulan.
Dari hasil yang dicatat, ternyata kulit mereka lebih kenyal
dibandingkan dengan responden yang tidak diberi ekstrak
10
Menurut Prasetyowati hormon ekstrogen dalam isoflavon
kedelai bisa menghambat penuaan. Selain itu mengonsumsi
kedelai untuk menjaga kecantikan selain murah juga aman,
dibanding bahan kimiawi yang menjanjikan hasil cepat namun
beresiko.
Disarankan agar kaum hawa menggunakan bahan alami
sebagai resep menjaga badan tetap sehat dan cantik di usia
paruh baya.
Wanita paruh baya setiap hari paling tidak membutuhkan 50-100
miligram isoflavon. Bila setiap 60 gram tempe mengandung 10
mg isoflavon, maka perempuan pada usia senja harus lebih
banyak mengonsumsi tempe.
Khasiat isoflavon bukan hanya berguna bagi wanita, namun
mengkonsumsi makanan mengandung isoflavon bisa mencegah
kanker prostat pada pria.
2.3 Persepsi Masyarakat Terhadap Tempe
Sedemikain besar keterikatan masyarakat Indonesia akan makanan ini,
menyebabkan terjadi pengabaian pada aspek-aspek tertentu. Yang terasa adalah, sikap atau pandangan tertentu masih ada anggapan
bahwa tempe adalah sebagai cemilan saja. Pedagang dan konsumen
tempe tersebut banyak yang tidak mengetahui manfaat dan keuntungan
yang terkandung di makanan ini.
Fakta dilapangan makanan ini kurang mendapat perhatian, sehingga
pengetahuan masyarakat atas tempe menjadi sangat minim. Sesuai
dengan hasil wawancara yang telah dilakukan, dengan 100 (seratus)
responden dari berbagai kalangan.
Menurut beberapa sumber, isu yang tersebar didalam masyarakat,
11
tempe harus menggunakan bahan impor, yang harganya terus
melambung, dengan adanya faktor-faktor tersebut banyak produsen
tempe yang beralih usaha dan gulung tikar. Padahal dengan adanya
pengetahuan tentang manfaat dari makanan ini, produsen pasti merasa
bangga dan tidak ragu untuk memproduksi makanan ini dengan skala
yang besar.
2.3.1 Kurangnya Perhatian Pemerintah dan Masyarakat atas Tempe
KOMPAS Minggu, 13 Desember 2009 - Pemuliaan tempe sebagai
makanan tradisional sekaligus warisan budaya bangsa mendesak
dilakukan. Sampai saat ini, produsen tempe di Indonesia masih
berkembang secara sporadis dan kurang terkelola. Selain itu,
sekitar 70 persen bahan baku tempe, yaitu kedelai, masih harus
diimpor dari luar negeri, pengalaman akhir- akhir ini yang
menunjukkan kekayaan warisan budaya kita diklaim bangsa lain.
Jangan sampai hal ini juga terjadi pada tempe,” kata Ketua Forum
Tempe Indonesia (FTI) Rizal Syarief, Sabtu, di sela lokakarya
memuliakan tempe melalui FTI di Surabaya.
Pengembangan produk tempe terlalu lamban. Pada saat krisis
moneter beberapa tahun lalu dengan maraknya penggunaan
formalin dan boraks pada produk tempe dan tahu menjadikan
sektor bisnis tempe stagnan. Selain itu, para produsen tempe di
Indonesia sangat tergantung pada kedelai impor sebagai bahan
baku. Dari konsumsi kedelai Indonesia tahun 2008 sekitar 2,2 juta
ton, sebesar 70 persen di antaranya masih harus impor dari luar
negeri.
Keuntungan petani jika menanam kedelai sekitar Rp 3,5 juta per
hektar, sedangkan jika mereka menanam jagung bisa mencapai
Rp 7 juta per hektar. Karena itu, banyak petani lebih memilih
jagung daripada kedelai, oleh sebab itu sebaiknya pemerintah
12
Penelitian yang dilakukan Institut Pertanian Bogor telah
menemukan 42 galur atau calon varietas kedelai yang bisa
ditanam di lokasi apa pun. Tapi, pengembangannya masih
terkendala prosedur karena harus mendapatkan sertifikasi dari
Departemen Pertanian sehingga belum bisa dibudidayakan
secara umum sampai saat ini pemerintah pun kurang
memperhatikannya.
Kemajuan produksi kedelai dan tempe tergantung pada
kesungguhan pemerintah dan masyarakat. Jika pemerintah
memiliki kemauan politik dan komitmen kuat, swasembada
kedelai bisa tercapai sehingga produksi tempe berkembang
pesat.
Dosen Biologi Universitas Negeri Semarang sekaligus tokoh FTI
Jateng, Harnina Bintari, mengatakan, tempe sebagai warisan
budaya bangsa perlu ditangani secara khusus oleh pemerintah.
”Saat ini tempe sekadar ditangani sendiri-sendiri oleh industri
rumah tangga”, sungguh ironis jika kita melihat negara – negara
lain yang ingin mematenkan makanan ini mereka mulai membuat
perusahaan besar untuk mengelola tempe, sedangkan kita sendiri
sebagai pencipta makanan ini memproduksinya hanya sebatas
industri rumah tangga.
Masyarakat Indonesia harus benar-benar melestarikan dan
mensosialisasikan makanan ini sebagai makanan Indonesia yang
bermanfaat bagi masa depan masyarakat Indonesia.
2.3.2 Frekuensi Masyarakat Yang Mengetahui Isu Pada Tempe
Metode yang di gunakan untuk meneliti seberapa besar
pengetahuan masyarakat terhadap manfaat tempe, di lakukan
13
golongan usia dan pekerjaan, di dalam wawancara ini penulis
menggunakan wawancara langsung kepada responden.
Table 1. Frekuensi Masyarakat Yang Mengetahui Isu Pada
yang terjadi pada makanan ini, ini membuktikan kurangnya
perhatian masyarakat terhadap makanan ini.
2.3.3 Informasi Pengetahuan Masyarakat Tehadap Manfaat Tempe
Menurut beberapa penelitian, banyak manfaat dan kandungan
yang terdapat pada tempe. diawali dengan nilai gizi dan vitamin
yang sangat bermanfaat untuk kesehatan tubuh, pencegah
Anemia & Osteoporosis, Cegah Penuaan & Kanker Payudara,
Menanggulangi gizi buruk dan diare kronis pada balita.
Table 2. Frekuensi Pengetahuan Responden Terhadap Kegunaan / Manfaat Dari Tempe
No Kategori Jawaban Skor Frekuensi %
1 Ya 2 9 9%
2 Tidak 1 91 91%
Jumlah 100 100%
setelah melakukan penelitian tersebut penulis mendapat hasil hanya 9 % yang mengetahui manfaat dan kegunaan dari tempe,
jadi memang sudah menjadi fakta di lapangan bahwa banyak
masyarakat yang belum mengetahui manfaat dari makanan
tadisional bangsa Indonesia ini, sebenarnya dengan
membudayakan makanan ini bangsa Indonesia akan menjadi
bangsa yang sehat dan dapat dijadikan sebagai salah satu sumber
14 2.3.4 Informasi Pengetahuan Masyarakat Tehadap Kandungan
Tempe
Table 3. Frekuensi Pengetahuan Responden Terhadap Kandungan Dari Tempe
No Kategori Jawaban Skor Frekuensi %
1 Ya 2 5 5%
2 Tidak 1 95 95%
Jumlah 100 100%
Fakta dilapangan terdata hanya 5% yang mengetahui secara detail
kandungan dari tempe, masih banyak masyarakat yang belum
mengetahui kandungan dari tempe. Oleh sebab itu memang benar
dengan ketidak tahuan masyarakat terhadap manfaat dan
kandungan tempe menjadikan tempe kurang di perhatikan oleh
masyarakat.
2.3.5 Pengolahan Data
Tabel 4. Pengolahan Data
No Kategori
Jawaban
Skala Jumlah Tanggapan
Responden
15
kegunaan tempe makanan Indonesia yang baik untuk kesehatan
tubuh.
2.4 Meperkaya Presepsi Masyarakat Tentang Manfaat Tempe Dengan Kampanye Manfaat Tempe
Kampanye menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti suatu
gerakan (tindakan) serentak (untuk melawan, mengadakan aksi).
Sedangkan sosial adalah semua hal yang berkenaan dengan
masyarakat. Dengan kata lain kampanye sosial adalah, suatu gerakan
yang dilakukan untuk mengubah perilaku sesuatu yang berkenaan
dengan kelompok masyarakat agar menuju ke arah tertentu sesuai
dengan gerakan yang di laksanakan.
Dalam hal ini kampanye yang akan dilakukan adalah, memperkaya
presepsi masyarakat sehingga tidak hanya memandang tempe hanya
dari harganya yang murah. Tetapi tempe sebagai makanan yang murah
dan bermanfaat ntuk kesehatan masyarakat.
Fakta di lapangan hanya 4% saja yang mengetahui tentang isu yang
terjadi pada makanan ini, dan mengetahui tentang bahan apa saja yang
terkandung. membuktikan kurangnya perhatian masyarakat terhadap makanan ini.
Demikian pula dengan pengetahuan responden terhadap kandungan
dari tempe, setelah melakukan penelitian tersebut penulis mendapat
hasil hanya 9 % yang mengetahui manfaat dan kegunaan dari tempe,
terbukti pula hanya 5% yang mengetahui kandungan dari tempe, dan
masih banyak masyarakat yang belum mengetahui kandungan dari
tempe.
Setelah melakukan pengumpulan data, hasil yang di temukan bahwa
masih banyak masyarakat yang belum mengetahui informasi tentang
16
masyarakat atas hal tersebut terbatas pada persepsi bahwa tempe
makanan murah.
Dengan adanya Kampanye mengenai tempe diharapkan masyarakat
bisa tergugah untuk memperkaya persepsinya, dan menjadikan
makanan ini sebagai makanan yang bermanfaat dan bermutu tinggi.
Faktanya, dengan memperkaya persepsi masyarakat tentang manfaat
dan keunggulan tempe. Diharapkan bangsa Indonesia akan menjadi
bangsa yang sehat, dan dapat dijadikan sebagai salah satu sumber
devisa negara.
2.4.1 Khalayak Sasaran Kampanye
· Demografis
Agar kampanye ini lebih fokus dan efektif maka diperlukan
segmentasi yang tepat untuk mencapai tujuan, segmentasi ini pun
terbagi menjadi dua yaitu target premier (utama), dan Umum.
Secara demografis, target sasaran utama ditujukan kepada ibu
rumah tangga yang berdomisili di daerah Jawa Barat. Dimana
dalam hal ini ibu rumah tangga adalah sosok yang mengatur
urusan rumah tangga, terutama tentang makanan pada keluarga.
Ibu rumah tangga pada umumnya ingin memberikan yang terbaik
bagi asupan gizi keluarga setiap harinya. Hal ini menjadi salah
satu alasan mengapa target utama kampanye adalah Ibu rumah
tangga.
Range umur/usia target utama, yaitu ibu rumah tangga antara 25
sampai 45 tahun. Range tersebut dilihat dari aktifitas target yang
17
Tingkat pendidikan target yaitu antara SD sampai dengan SMU.
Dikarenakan pada tingkat pendidikan ini target masih mencari
banyak pengetahuan yang harus didapat agar menjadi ibu rumah
tangga yang baik.
Tingkat sosial ekonomi target, yaitu menengah kebawah. Pada
tingkat sosial ini target akan lebih hemat didalam berbelanja, dan
sesuai dengan tujuan kampanye ini yaitu: memperkaya persepsi
masyarakat terhadap tempe dengan menganggap tempe sebagai
makanan yang murah dan bermanfaat.
· Psikografis
Psikografis ibu rumah tangga Jawa Barat sangatlah beragam pada
umumnya ibu rumah tangga di daerah Jawa Barat masih memiliki
kebersamaan yang kuat, dan berbagi pengetahuan antar ibu
rumah tangga, contoh: Ibu PKK, Arisan RT/RW, Silaturahim antar
tetangga, dll. Semua itu dilandasi dari tradisi Jawa Barat yang berfalsafah pada silih asih, silih asah, silih asuh, yang secara
harfiah berarti saling mengasihi, saling memberi pengetahuan dan
saling mengasuh diantara warga masyarakat.
Pada umumnya ibu rumah tangga di daerah Jawa Barat
mempunyai kebiasaan rutin yaitu berbelanja kebutuhan makanan
setiap harinya, baik di pasar tradisional, maupun tukang sayur
keliling. Dikarenakan memasak adalah kegiatan rutinya.
· Target Umum
Target umum pada kampanye ini adalah masyarakat Jawa Barat.
Penduduk asli Jawa Barat adalah suku Sunda. Selain penduduk
asli, banyak warga pendatang yang berdomisili di daerah Jawa
18
Usia target antara 13 sampai dengan 60 tahun dikarenakan di
range usia tersebut target mudah mencerna apa maksud dan
tujuan dari kampanye ini, sehingga lebih efektif.
Tingkat pendidikan antara SMP (sekolah menengah pertama)
sampai dengan Mahasiswa, dilihat dari kemampuan dan tingkat
pemahaman yang mudah menerima kampanye ini.
Tingkat status sosial target meliputi seluruh tingkatan status sosial,
dari tingkat atas sampai dengan bawah dikarenakan kampanye ini
mudah diterima oleh kalangan manapun.
· Psikografis Masyarakat Jawa Barat
Masyarakat Jawa Barat di kenal sebagai masyarakat yang agamis,
dengan kekayaan warisan budaya dan nilai-nilai luhur tradisional, serta memiliki prilaku sosial yang berfalsafah pada silih asih, silih
asah, silih asuh, yang secara harfiah berarti saling mengasihi,
saling memberi pengetahuan dan saling mengasuh diantara warga
masyarakat.
Tatanan kehidupannya lebih mengedepankan keharmonisan
seperti tergambar pada pepatah; Herang Caina Beunang Laukna
yang berarti menyelesikan masalah tanpa menimbulkan masalah
baru atau prinsip saling menguntungkan.
Masyarakat Jawa Barat memiliki komitmen yang kuat terhadap
nilai-nilai kebajikan. Hal ini terekspresikan pada pepatah ulah
unggut kalinduan, ulah gedag kaanginan; yang berarti konsisten
dan konsekuen terhadap kebenaran serta menyerasian antara hati
nurani dan rasionalitas, seperti terkandung dalam pepatah sing
katepi ku ati sing kahontal ku akal, yang berarti sebelum bertindak
tetapkan dulu dalam hati dan pikiran secara seksama.
19
jumlah penduduk terbesar di Indonesia dan sebagai Propinsi yang
mempunyai proporsi penduduk dengan tingkat pendidikan, jumlah
lulusan strata 1, strata 2 dan strata 3, terbanyak dibandingkan
20 BAB III
STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL KAMPANYE MANFAAT TEMPE
3.1 Strategi Perancangan
Upaya yang dilakukan agar kampanye ini dapat diterima masyarakat
diperlukan adanya strategi perancangan yang tepat, sebagai panduan
proses kampanye manfaat tempe. Dengan demikian kampanye ini dapat
mencapai tujuan, strategi perancangan pada kampanye ini meliputi:
3.1.1 Strategi Komunikasi
Strategi komunikasi adalah paduan antara perencanaan
komunikasi (Communication Planning) dengan manajemen
komunikasi (Communication Management) untuk mencapai tujuan
yang diinginkan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi
komunikasi harus mampu menunjukkan bagaimana
operasionalnya secara praktis harus dilakukan. Dalam arti kata
bahwa pendekatan (aproach) bisa berbeda sewaktu-waktu
tergantung pada situasi dan kondisi. Jadi dengan demikian strategi
komunikasi adalah keseluruhan perencanaaan, taktik, cara yang
akan dipergunakan guna melancarkan komunikasi dengan
memperhatikan keseluruhan aspek yang ada pada proses
komunikasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Pendekatan Persuasif dan Informatif
Kampanye ini akan menggunakan media publikasi dan media
pendukung lainnya. Kampanye yang komunikatif, efektif, dan tepat
sasaran dilakukan agar dapat mempermudah masyarakat dalam
menerima informasi sehingga dapat diperoleh hasil yang
21
· Pendekatan Persuasif
melihat kepada masyarakat Jawa Barat yang sopan dan santun,
penyampaian pesan secara persuasif dalam kampanye dapat
mudah diterima oleh masyarakat Jawa Barat.
· Pendekatan Informatif
pendekatan ini membuat masyarakat cepat mengerti, dan
mengetahui tentang manfaat dan kandungan didalam tempe, agar
masyarakat dapat tertarik dan mengetahui keuntungan apa saja
yang terdapat dari makanan ini. Secara tidak langsung
masyarakatpun merasa bangga atas makanan tradisional ini.
3.1.2 Tujuan Komunikasi
Tujuan komunikasi yang tepat untuk mengefektifkan kampanye ini
adalah:
· Mengkomunikasikan manfaat, dan kandungan tempe kepada
masyarakat sehingga dapat memperkaya persepsi masyarakat
terhadap tempe. Dengan demikian masyarakat akan
menganggap bahwa tempe adalah makanan yang sangat baik
untuk kesehatan dan menjadi salah satu sumber protein nabati
yang bergizi tinggi.
3.1.3 Pesan Utama/Tema Dasar Komunikasi
· Tempe Sebagai Protein Masa Depan Dunia
Anggapan tempe sebagai protein masa depan menjadi salah
satu pesan utama didalam kampanye ini. Diharapkan dengan
anggapan ini dapat mengajak masyarakat untuk memperkaya
persepsi mereka tentang tempe.
22
Sudah banyak penelitian yang membuktikan bahwa tempe
adalah makanan sehat. Dengan adanya penelitian-penelitian
tersebut dapat mengajak masyarakat untuk lebih tertarik dan
yakin bahwa tempe adalah salah satu makanan yang bermutu
tinggi.
3.1.4 Materi Pesan
· Tempe sebagai makanan murah dan bermanfaat.
· Informasi manfaat tempe untuk kesehatan dan kualitas gizi
masyarakat.
· Tempe Sebagai Protein Masa Depan
Di dalam perancangan kampanye manfaat tempe, terbagi atas dua
unsur pesan yang akan disampaikan kepada masyarakat yaitu:
1. Unsur teks, yaitu pesan tertulis, unsur ini dapat mendukung dan
memperjelas pesan visual yang disajikan.
2. Unsur visual, yaitu berupa gambar seperti Logogram yang
sesuai dengan materi kampanye yang akan dilakukan.
Didalam penyampaian pesan kepada masyarakat. Tagline pada
identitas kampanye akan sangat berpengaruh untuk menjelaskan
pesan utama dan materi pesan kampanye, beberapa alternatif
pesan yang dibuat yaitu:
· Tempe Protein Masa Depan Indonesia.
· Hayu Urang Sasarengan Tuang Sareng Tempe.
· Sepotong Tempe Untuk Kesehatan Anda.
· Bade, Sehat , Kuat, Kasep, Geulis, Pinter, Geus Weh Atuh
Makan Tempe Pasti Jeknong.
· Tempe Protein Masa Depan Indonesia.
· Tong Foya-Foya Atuh Mun Bade Geulis Mah Cukup Makan
Tempe, Dijamin Awét Ngora.
23
· Tempe, Murah dan Menyehatkan
· Ciptakan generasi masa depan yang sehat dan pintar.
Dari berbagai pilihan tersebut terpilihlah tagline yang tepat untuk
kampanye manfaat tempe yaitu “Tempe, Murah dan Menyehatkan”
dengan demikian tagline tersebut mudah di Ingat oleh audience,
untuk menambah kuat tagline tersebut maka ditambahkan
penegasan dengan kata “Ciptakan Generasi Masa Depan yang
Sehat dan Pintar” yang bersifat mengajak kepada audience untuk
lebih mengetahui manfaat tempe untuk generasi masa depan.
3.2 Strategi Kreatif
Dengan membuat masyarakat yakin dan bangga atas khasiat yang
diberikan oleh tempe. Maka diperlukannya bahasa visual informatif.
Dengan demikian diharapkan dapat membuat masyarakat yakin bahwa
tempe makanan yang bermanfaat, sekaligus makanan yang sangat
menyehatkan di mata masyarakat.
Berdasarkan psikografis masyarakat jawa barat, masyarakat Jawa Barat
di kenal sebagai masyarakat yang agamis, dengan kekayaan warisan
budaya dan nilai-nilai luhur tradisional, serta memiliki prilaku sosial yang
berfalsafah, saling memberi pengetahuan dan saling mengasuh diantara
warga masyarakat, dengan demikian diperluakan bahasa visual
persuasif, yang menggugah masyarakat untuk mengetahui manfaat dari
tempe tersebut.
masyarakat sundapun tersohor mempunyai 'sense of humour' yang
tinggi. Bagi orang Sunda, humor sudah merupakan satu kebutuhan
hidup. Segala macam bentuk tingkah laku manusia, kebiasaan, bahkan
sampai kepada hal-hal yang bersifat tabu, tak urung dijadikan bahan
untuk bergurau, atau yang lebih dikenal masyarakat sunda guguyon.
Oleh sebab itu kampanye ini akan berkesan humoris yang dapat menjadi
24 3.2.1 Pendekatan Visual
Pendekatan visual didalam kampanye ini lebih ditekankan pada
makna pesan yang mudah dimengerti oleh masyarakat. Bentuk
visual yang akan diaplikasikan didalam kampanye meliputi:
· Ilustrasi
Ilustrasi logogram: logo kampanye ini lebih berkesan humoris
dan dapat dijadikan daya tarik didalam kampanye ini.
Ilustrasi fotografi: ilustrasi di dalam kampanye ini menggunakan
penyelesaian secara DI (digital imagine) yang akan
diaplikasikan didalam kampanye, yang meliliki bahasa visual
Informatif dan persuasif.
· Keyvisual :
Ø
Gambar 1. Key Visual 1 Ø
Gambar 2. Key Visual 2
Informatif: di dalam bahasa visual informatif, akan disajikan
25
tentang manfaat tempe secara kreatif akan disajikan
sesederhana mungkin agar dapat langsung dimengerti oleh
masyarakat.
Persuasif: didalam bahasa visual persuasive, kampanye ini akan
lebih menyajikan fotografi yang bertemakan mengajak dan
menggugah masyarakat. di dalam bahasa visual ini akan
ditampilkan kebersamaan keluarga, dan anak-anak.
· Tipografi
Tipografi yang digunakan beracuan pada gaya visual yang di
tampilkan, yaitu bersahabat dan informatif.
· Layout
Menggunakan susunan sederhana, dengan melihat susunan arah baca yang mudah dimengerti, dan dipahami oleh
masyarakat.
· Warna
Untuk menarik perhatian, maka warna yang digunakan adalah
warna-warna yang cerah, sehingga dengan warna tersebut
media kampanye akan dapat lebih efektif dan eye catching.
3.2.2 Pendekatan Bahasa
Bahasa dalam perancangan kampanye ini menggunakan bahasa
Indonesia, dan bahasa rakyat. Dalam hal ini bahasa daerah Jawa
Barat yaitu bahasa sunda.
· Keyword :
Tempe, Protein, Masyarakat, Kesehatan, Gizi, 3.3 Strategi Media
26
Kampanye akan dilakukan dengan beberapa Media ATL dikarenakan
dengan media ini untuk upaya membangun citra dari kampanye
manfaat dan keunggulan tempe tersebut, dengan menyebarkan iklan
ini secara meluas, dan dilihat oleh banyak orang.
· Media ATLOutdorr
Poster
yang akan ditempatkan di, Rumah Sakit, halte bus, dan pasar.
Billboard
Di tempatkan pada tempat – tempat strategis di pusat kota dan
pasar.
· Media ATL Press/Print
Ditempatkan pada halaman koran nasional dan majalah umum, yang
beredar di masyarakat.
· BTL (below the line)
Media BTL di lakukan untuk lebih membina hubungan kampanye
tempe dengan konsumen tentang manfaat dan keunggulan tempe.
Media BTL
· Kantong Belanja (paper bag)
· Catatan Belanja Ibu
· Mug
27
· TTL (througt the line)
Media ini diharapkan menjadi media yang paling berpengaruh di
dalam kampanye ini. Dikarenakan media ini sangat dekat oleh target
spesifik atau target utama, dan sering dijumpai sehari - hari.
Media TTL (ambient)
· BUS
Media ini sebagai media yang cukup berpengaruh didalam kampanye
manfaat tempe dikarenakan, bus adalah salah satu alat transportasi
yang banyak digunakan ibu rumah tangga.
· Lift
Media ambient lift ini diharapkan dapat membuat audience lebih
mudah mengingat keunggulan dan manfaat tempe. Dikarenakan lift
ini menjadi daya tarik yang membuat audience ikut ber interaktif
didalam media ini.
· Escalator
Media embient escalator yaitu media yang cukup menghibur
audience dikarenakan media ini membuat audience memperhatikan
kampanye ini.
Saluran Kampanye
· Pemerintah Daerah
· Instansi-instansi Kesehatan Masyarakat
· Pasar tradisional, pusat perbelanjaan.
Mandatori
· Departemen Perdagangan dan Industri
Jaringan Mitra
· Departement Kesehatan
· Ikatan Dokter Indonesia ( IDI )
28 3.4 Jadwal Penyebaran Kampanye
Jadwal penyebaran media dilakukan selama satu tahun yang meliputi:
Tabel 5. Jadwal Penyebaran Media
Media Visual 1 & 2 (informatif) Visual 3 & 4 (persuasif) Bulan 1, 2, 3, 4, 5, 6 Bulan 7, 8, 9, 10, 11, 12
Penyebaran media gimmick dibagikan kepada pedagang tempe baik
dipasar, maupun pedagang tempe keliling.
3.5 Konsep Visual
Konsep visual yang akan ditampilkan bertemakan “Fakta Tempe”, di
dalam konsep ini akan dilakukannya pendekatan persuasif, komunikatif,
dan humoris dikarenakan kebiasaan masyarakat Jawa Barat yang
berfalsafah pada silih asih, silih asah, silih asuh, yang secara harfiah
berarti saling mengasihi, saling memberi pengetahuan dan saling
mengasuh diantara warga masyarakat. Di dalam kampanye ini akan
dilakukan beberapa adegan yang mencerminkan kebiasaan masyarakat
pada saat ini. Sesuai dengan tema fakta tempe, maka kampanye ini
29
cara yang lebih santun, informatif, dan humoris agar bisa diterima oleh
masyarakat Jawa Barat.
Daun pisang diletakan sebagai foreground (latar depan), agar setiap
media mempunyai korelasi antara media kampanye lainnya selain logo.
3.5.1 Gaya dan Kesan
Gaya dan kesan yang ditampilkan dalam kampanye, agar
mencapai tujuan “memperkaya persepsi masyarakat terhadap
tempe” yaitu dengan menampilkan penggayaan teknik fotografi,
dengan digital imaging, layout di desain semenarik mungkin agar
pesan dapat diterima oleh masyarakat. Kesan yang ditampilkan
pada kampanye ini yaitu penjabaran manfaat tempe secara
informatif, dan persuasif dengan kesan yang tidak kaku, dan
penambahan kesan positif serta kekeluargaan.
3.5.2 Format Desain
Format desain yang akan diaplikasikan pada kampanye ini dengan
bentuk dasar kertas, berformat portrait. Dengan demikian
masyarakat cenderung mudah membacanya secara keseluruhan
dengan waktu yang singkat, dan dapat pula memberi kesan yang
dekat dan hangat.
3.5.3 Lay Out
Format portrait
Memberi kesan dekat dan fokus
30
Pengaturan tata letak yang akan diaplikasikan, sesuai dengan arah
baca. Sehingga masyarakat dapat cepat menerima pesan yang
akan
di sampaikan pada kampanye ini, dikarenakan masyarakat
memperoleh kenyamanan saat melihat informasi yang terdapat
pada kampanye ini.
Logo dan tagline
headline
Mandatori ilustrasi
sponsor
Logo dan tagline
headline
Mandatori ilustrasi
sponsor
Logo dan tagline
headline
Mandatori ilustrasi
sponsor
Gambar 4. Layout Visual 1
Gambar 5. Layout Visual 2
31 3.5.4 Warna
Warna yang digunakan pada huruf, cenderung warna-warna dasar
seperti Hitam dan Putih. dikarenakan warna tersebut mudah di baca
oleh masyarakat. Didalam ilustrasi warna yang digunakan adalah
warna-warna yang cerah, warna ini dapat menjadi daya tarik
masyarakat, untuk melihat dan memahami tujuan dari kampanye
ini.
Hijau dan menjadi warna dasar pada kampanye. dikarenakan hijau
berkesan lebih alami dan sehat menurut feng shui Hijau adalah
warna menenangkan dan menyegarkan. Sifat positifnya, optimisme,
kebebasan, dan keseimbangan.
warna hijau daun di ambil dari, daun pisang yang dipakai sebagai
pembungkus tempe.
Logo dan tagline headline
Mandatori ilustrasi
sponsor
Gambar 7. Layout Visual 4
32 3.5.5 Tipografi
Jenis font yang akan digunakan adalah Kozuka Gothic Pro,
Consolas, Tahoma, Arial, Trazan Pro. Font tersebut sesuai dengan
pendekatan visual yang persuasif, dan informatif, disamping
hurufnya yang terlihat jelas font dan lebih bermakna informatif.
Ukuran font disesuaikan dengan jenis media yang akan digunakan.
· Kozuka Gothic Pro R
Jenis huruf ini adalah huruf yang mempunyai karakteristik jelas
dan bersahabat. Font ini cocok untuk mengungkapkan kata-kata
yang mengajak.
· Consolas
Jenis huruf ini memiliki karakteristik yang tegas, dan jelas huruf ini
digunakan untuk informasi kandungan tempe.
· Tahoma
Huruf ini di gunakan didalam tagline kampanye manfaat tempe
huruf ini memiliki karakteristik jelas, tegas dan sederhana oleh
33
· Arial
Font standart yang memiliki karakteristik yang tegas, dan ilmiah.
Font ini digunakan pada pemberitahuan sponsor dan
penyelenggara kampanye.
3.5.6 Ilustrasi
Visual yang akan ditampilkan diantaranya melalui pendekatan
persuasive, informative, dan bersahabat dengan masyarakat.
Dengan melibatkan produk tempe, keluarga, dan anak-anak yang
sehat ditambahkan pula foreground daun pisang sebagai kolerasi antara media kampanye lainnya, dan pesan-pesan yang
menggugah masyarakat tentang manfaat tempe tanpa
melebih-lebihkan.
Ilustrasi Satu
Ilustrasi satu berkonsep pada informasi kandungan yang terdapat
pada tempe dimana agar ilustrasi ini dapat menjadi pusat
perhatian masyarakat, maka ilustrasi menggunakan teknik fotografi
dan, digital imaging. Berupa tempe, dan daun pisang yang
34
ditambahkan informasi kandungan dari tempe. Ilustrasi ini
menggunakan background putih dan foreground daun pisang
berwarna hijau.
Pesan yang terkandung pada ilustrasi ini adalah Tempe yang
bermutu tinggi, bermanfaat, dan murah.
Ilustrasi Dua
Ilustrasi dua masih berkonsep pada informasi kandungan yang
terdapat pada tempe dimana maka ilustrasi ini masih
menggunakan teknik fotografi ,dan digital imaging, berupa tempe
yang dibentuk menjadi kata tempe, dan disetiap huruf dari kata
tersebut dipaparkan manfaat dan keunggulan tempe. Ilustrasi ini
menggunakan background daun pisang berwarna hijau.
Pesan pada ilustrasi ini adalah menginformasikan fakta dari
manfaat tempe, dan keunggulannya.
Diedit menjadi kata “TEMPE”
35 Ilustrasi Tiga
Ilustrasi tiga menggambarkan keluarga yang harmonis, dan sehat.
Ilustrasi ini adalah pendekatan persuasif. Yang diaplikasikan dalam
teknik fotografi dengan sedikit melakukan retuch, atau pengeditan
pada foto agar telihat lebih hangat ,dan menggugah.
Pesan yang terdapat pada ilustrasi ini adalah tempe,
“menyehatkan keluarga anda” disini target diharapkan dapat
memperkaya persepsinya tentang tempe yang dapat menyehatkan
keluarga.
36 Ilustrasi Empat
Ilustrasi tiga menggambarkan dua anak sehat. Ilustrasi ini adalah
pendekatan persuasif kepada target. Yang diaplikasikan dalam
teknik fotografi dengan digital imaging, agar kesan kampanye
tempe akan sangat terasa pada ilustrasi ini.
Pesan yang terdapat pada ilustrasi ini adalah tempe, “ciptakan
generasi masa depan sehat dan pintar” disini target diharapkan
dapat memperkaya persepsinya tentang tempe yang dapat
menyehatkan, dan membuat anak pintar dengan tempe, makanan
murah dan menyehatkan.
3.5.7 Logo
37
Perancangan logo pada kampanye manfaat tempe, diambil dari
kebudayaan masyarakat sunda dan tempe murni. Agar logo
kampanye mudah diingat oleh masyarakat, pembuatan karakter
logo mencerminkan masyarakat Jawa Barat yang agamis, humoris,
dan ramah. Dan semua itu tercermin pada satu sosok karakter yang
sangat dikenal di lingkungan masyarakat Jawa Barat yaitu kang
Kabayan.
39 BAB IV
MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI 4.1 Teknis Media
Teknis pembuatan media pada kampanye ini, menggunakan teknik
fotografi. Untuk pengeditan foto, termasuk teks, digital imaging, dan
layout menggunakan program Adobe Photoshop CS3.
Media ATLOutdorr ATL Out Door Billboard
Billboard harus diletakkan di mana banyak dilihat oleh
konsumen,biasanya ada di jalan besar atau jalan raya. Billboard harus
menggunakan kata-kata yang simple yang mengandung point utama
yang dapat ditangkap dengan cepat oleh konsumen karena konsumen
melihat iklan tersebut dengan cepat sambil mengendarai mobil atau
kendaraan yang lain.
Agar lebih efektif maka desain billboard dibuat dengan desain yang
simple dan clean agar lebih banyak menarik perhatian dan dengan
menggunakan warna semenarik mungkin.
Ukuran : 3 x 7 meter
40
Bahan : Galvanis,Alumunium,Besi & Fleksy
Kerangka : Besi, kaki Satu
Lampu : 3 buah lampu yang diletakkan dibagian atas
tengah, bagian bawah kiri bagian bawah kanan.
Warna : Full Colour
Teknik penggarapan : Digital printing
Tempat : Di Gerbang Pasar
Poster
Poster adalah iklan warna berukuran besar yang dicetak pada selembar
kertas dan ditempatkan pada panel, dinding atau ke jendela.
· Poster Luar, yaitu poster yang ditempelkan atau diletakkan biasanya
di luar ruangan (outdoor).
Poster Sosial : untuk mendukung program-program yang
direncanakan maka poster sangat dibutuhkan untuk disebar luaskan
kepada berbagai pihak.
Ukuran : 59.4 x 42 cm
Bahan : Glossy Paper
41
Warna : Full Colour
Teknik penggarapan : Offset
Tempat : Dinding
Ambient Media / TTL (througt the line)
Media ini diharapkan menjadi media yang paling berpengaruh di dalam
kampanye ini. Dikarenakan media ini sangat dekat oleh target spesifik
atau target utama dan lokasi media ini yang sangat menjadi perhatian
masyarakat.
Media TTL (ambience)
· Drum motor tukang tahu.
Di tempelkan Stiker, di seluruh bagian dinding drum tahu.
Tempat : Out Door
Bahan : Glossy Sticker
Warna : Full colour
Teknik penggarapan : Digital ptinting
· BUS
Pengarapan akan dilakukan penempelan stiker pada body BUS.
42
Tempat : Out Door
Bahan : Glossy Sticker
Warna : Full colour
Teknik penggarapan : Digital ptinting
· Lift
Pengarapan akan dilakukan penempelan stiker pada pintu luar dan
dalam lift serta penempelan stiker pada dinding pintu lift.
43
Tempat : In Door
Bahan : Glossy Sticker
Warna : Full colour
Teknik penggarapan : Digital ptinting
· Escalator (tangga berjalan)
Pengarapan akan dilakukan penempelan stiker pada anak tangga
escalator dan floor.
Tempat : In Door
Bahan : Glossy Sticker
Warna : Full colour
Teknik penggarapan : Digital ptinting
BTL (below the line)
Gambar 18. Lift
44
Media BTL di lakukan untuk lebih membina hubungan kampanye tempe
dengan konsumen tentang manfaat dan keunggulan tempe. Dan media
inipun sangat dekat dengan lingkungan keluarga dan masyarakat.
Media BTL
Literatur
· Brochures
Ukuran : 21 x 29.7 cm
Bahan : Glossy Paper
Warna : Full Colour
Teknik penggarapan : Cetak Offset
Gifts (Gimmick)
· Ballpoin dan Catatan Belanja Ibu
45
Ukuran : 7.4 X 10.4 cm
Bahan : Glossy Paper (cover) HVS (isi catatan)
Warna : Full Colour
Teknik penggarapan : Cetak Offset
· Celemek
Ukuran : all size
Bahan : Cotoon
Warna : Full Colour
Teknik penggarapan : Bordel
46
Ukuran :4.5 x 4.5 cm
Bahan : Injek paper + laminasi
Warna : Full Colour
Teknik penggarapan : Digital Printing
· Sticker
· Pin
· Kaos
Ukuran :(basic) 8 x 7.5 cm
dan ukuran yang (disesuaikan)
Bahan : Graftack
Warna : Full Colour
Teknik penggarapan : Sablon
Gambar 22. Celemek
Gambar 23. Stiker
47
Ukuran : all size
Bahan : Cotoon
Warna : Full Colour
Teknik penggarapan : Bordel
· Jam Dinding
· Kalender
Ukuran : 29.5 x 29.5 cm
Bahan : Fiber
Warna : Full Colour
Teknik penggarapan : Digital Printing
Gambar 25. Kaos
48
· Kantong Belanja (paper bag)
· Mug
Ukuran : 59.4 x 49.0
Bahan : Glossy 250 gr
Warna : Full Colour
Teknik penggarapan : Cetak Offset
Ukuran : 21 x 29.7
Bahan : Glossy 250 gr
Warna : Full Colour
Teknik penggarapan : Cetak Offset
Jilid ring
Bahan : Kramik
Warna : Full Colour
Teknik penggarapan : Sablon
Gambar 27. Kalender
Gambar 28. Kantong Belanja
DAFTAR GAMBAR
Stiker Drum Tukang Tahu……….
Bus……..……….
Iift……….……….
Escalator.……….
Brosur…..……….
Ballpoin dan Catatan Belanja Ibu…..………..
Tabel Halaman
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Frekuensi Masyarakat Yang Mengetahui Isu Pada Tempe………
Frekuensi Pengetahuan Responden Terhadap Kegunaan / Manfaat
Dari Tempe……….
Frekuensi Pengetahuan Responden Terhadap Kandungan Dari Tempe.
Pengolahan Data………..
Jadwal Penyebaran Media………
Hasil Wawancara Mengenai Bahan Dan Pembuatan Tempe………. 13
14
14
15
28
53
DAFTAR ISI
1.1 Latar Belakang Masalah………...
1.2 Idenfikasi Masalah……….
1.3 Fokus Masalah………
1.4 Tujuan Perancangan……….
1.5 Manfaat ………..
1.6 Kata Kunci ………..
BAB II PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP TEMPE DAN UPAYA
MEPERKAYA PRESEPSI MASYARAKAT TENTANG MANFAAT DAN
KEUNGGULAN TEMPE………. …….
2.1 Tempe Sebagai Makanan Tradisional Indonesia……….
2.2 Kandungan Gizi dariTempe………….……….
2.2.1 Manfaat Tempe………...
2.3 Persepsi Masyarakat Terhadap Tempe……….
2.3.1Kurangnya Perhatian Pemerintah dan Masyarakat atas Tempe…
2.3.2 Frekuensi Masyarakat Yang mengetahui Isu Pada Tempe……….
2.3.3 Informasi Pengetahuan Masyarakat Terhadap Tempe………
2.3.4 Informasi Pengetahuan Masyarakat Terhadap Kandungan Tempe 2.3.5 Pengolahan Data……….
2.4 Memperkaya Presepsi Masyarakat Tentang Manfaat Tempe
Dengan Kampanye Manfaat Tempe………...
2.4.1 Khalayak Sasaran Kampanye………
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
3.1.3 Pesan Utama/Tema Dasar Komunikasi………
3.4 Jadwal Penyebaran Kampanye……….
3.5 Konsep Visual………..
3.5.1 Gaya dan Kesan………...
3.5.2 Format Desain………..
BAB IV MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI……….
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, B. (2009, November), Khasiat Tempe, Majalah Healty Life,
hlm. 51.
Ali, B. (2008, 28 Juli), Sumber Protein Masa Depan, Harian Kompas
hlm. 9.
Astawan, M. (2003). Sejarah dan perkembangan tempe di Indonesia dan Dunia
http://www.kompas.co.id/kesehatan/news/0307/03/092312.htm
Astuti, M. (1999) History of the Development of Tempe. Di dalam Agranoff, J (editor
dan penerjemah), The Complete Handbook of Tempe: The Unique Fermented
Soyfood of Indonesia.
Karyadi, D. (1999) The Development of Tempe Across Five Continents. Di dalam
Agranoff, J (editor dan penerjemah), The Complete Handbook of Tempe: The Unique
Fermented Soyfood of Indonesia.
Rizal, S. (2009, 13 Desember). Pemuliaan Tempe Mendesak Dilakukan, Harian
Kompas, hlm. 12.
Syarief, R.; dkk. (1999). Wacana Tempe Indonesia. Surabaya: Universitas Katolik
Widya Mandala.
Triwik, K. (2008, 8 Oktober) Tempe, Penyelamat Wanita Saat Menopause
Harian Kompas hlm. 24.
Warita (1999). Mempelajari Pengaruh Suhu Dan lama Fermentasi Pada Pembuatan
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahhirabbilalamin, dengan rahmat dan hidayah Allah. Swt penulis
dapat menyelesaikan Laporan Pengantar Proyek Tugas Akhir ini dengan
berbagai pengalaman, dan ilmu yang telah bertambah selama penelitian
terhadap salah satu makanan tradisional di Indonesia ini. Penulis menyadari
banyak kekurangan, baik dari segi ilmu, dan kesadaran pembudayaan penulis
terhadap makanan ini. Semua itu terlihat pada saat penelitian dan
pengumpulan data, penulis mendapatkan ilmu yang sangat berguna, selain
mengetahui anggapan masyarakat terhadap makanan ini. Penulispun dapat
mengetahui manfaat dan kegunaan makanan ini secara detail, dengan
melakukan pencarian data pada media-media yang bersangkutan, ataupun
pada buku dan skripsi mahasiswa yang meneliti tentang tempe, sungguh
pengalaman yang bisa mengubah gaya hidup penulis. Rasa bangga atas
kekayaan manfaat makanan tradisional Indonesia sungguh membuat penulis
menyadari bahwa seluruh masyarakat harus mengetahui manfaat pada salah
satu makanan rakyat ini, yaitu tempe.
Penulis sangat menyadari kekurangan dan kelemahan, yang mungkin
ditemukan pada Laporan Pengantar Proyek Tugas Akhir ini, kerenanya
penulis sangat terbuka untuk menerima kritik, saran, dan komentar, akhir
kata, penulis berharap semoga Laporan Pengantar Proyek Tugas Akhir ini
dapat bermanfaat untuk kita semua.
Bandung, 26 Agustus 2010
Lembar Pengesahan
PERANCANGAN MEDIA KAMPANYE MANFAAT TEMPE
DK 38315 Tugas Akhir
Semester II 2009/2010
Oleh:
Arfinaldo
51906110
Program Studi Desain Komunikasi Visual
Disahkan oleh:
Dosen Pembimbing
Taufan Hidayatullah, M.Ds.
Koordinator Tugas Akhir
Arfinaldo
Komp. Cibolerang I ndah Blok F No 21
003/ 007 Kota Bandung
Hp : 0813 218 601 39
E Mail : arfi_naldo@yahoo.com
Data Pribadi :
Tempat/ Tgl Lahir : Bandung, 10 September, 1985 Jenis Kelamin : Laki - Laki
Kewarganegaraan : I ndonesia Status : Belim Menikah
Latar Belakang Pendidikan Formal:
2006 - 2009 : Strata 1 ilmu Desain Komunikasi Visual Universitas Komputer I ndonesia Bandung
2000 - 2003 : SMUN 17 Bandung 1997 - 2003 : SMPN 38 Bandung
1991 - 1997 : SDN Moch Toha 3 Bandung
Pengalaman Aktifitas / Organisasi:
2000 - 2003 : Anggota Kabaret BAKATUWLA (Barudak Kabaret Tujuh Belas) 2006 - Sekarang : Anggota I PPSA Bandung ( I katan Pemuda Pelajar Sulit Air) 2006 - 2007 : Anggota Rolltime UNI KOM
2007 : Artist Manager “ Opening Ceremony FI P event organizer n Mr Buzz Burger “ 2008 : Crew “ Kebaya For The World 2008 “ Raden Sirait, Bali.
2009 : Stage Manager Coup De Neuf at CCF Bandung “ FFWD Record” 2009 : Crew Dislexia The SI GI T concert 2009 the venue Bandung
20 Juni 2010 : Peserta seminar“ copywriting and consumer behavior” diselenggarakan oleh WinDesign dan Dentsu
28 Mei 2010 : Peserta Seminar ” hardware and microsoft office 2010” diselenggarakan Oleh Hima Teknik I nformatika
Pengalaman Kerja
2003 - 2004 : Karyawan Honorer PT. MAYORA I NDAH Cibitung 2004 - 2007 : Designer & Store Manager Rava. I nc. Bandung 2007 - 2008 : Executive Marketing CV. Freedom I n Productions 2009 : Magang Sebagai Designer di PT. FFWD record
Demikianlah seluruh data tentang saya dan data tersebut dibuat berdasarkan fakta yang sebenarnya serta
dapat dipertanggung jawabkan.
Bandung, 26 augstus 2010 Hormat saya,